BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan LPP TVRI
Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan proyek media massa televisi kedalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asean Games IV. 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).
Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menpen Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut :
1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).
2. Membangun dua pemancar : 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter. 3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).
4. 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt.
5. 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
6. 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.
Status TVRI di Era Orde Baru
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia. Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikan policy pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak men-diskreditkan usaha-usaha Pemerintah. Pada garis besarnya tujuan policy pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, dimana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual.
Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.
Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di Daerah harus meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media Pemerintah.
Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.
TVRI di Era Reformasi
Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.
Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan.
Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia.
Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta. TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain. TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris dengan nama ”Six Thirty Report” selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.
Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi ”English News Service (ENS)”. Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.
Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF.
Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi ”(can product)” dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
TVRI Dewasa Ini
Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.
Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.
Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.
Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.
Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan.
Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.
Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia.
4.1.2 Visi dan Misi LPP TVRI 4.1.2.1 Visi LPP TVRI
Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia berdasarkan pelayanan informasi dalam kebhinnekaan program untuk mendukung pembelajaran dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.
4.1.2.2 Misi LPP TVRI
1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat social untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol social yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan Negara Indonesia di dunia internasional.
Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan LPP TVRI
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber: LPP TVRI
Uraian tugas dari struktur organisasi LPP TVRI • Dewan Pengawas mempunyai tugas:
- Menetapkan kebijakan umum, rencana induk, kebijakan penyiaran, rencana kerja, dan anggaran tahunan, kebijakan pengembangan kelembagaan dan sumber daya, serta mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut dengan arah dan tujuan penyiaran.
- Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran serta independensi dan netralitas siaran.
- Melakukan uji kelayakan dan kepatutan secara terbuka terhadap calon anggota dewan direksi.
- Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi.
- Menetapkan salah satu seorang anggota dewan direksi sebagai direktur utama. • Dewan Direksi mempunyai tugas:
- Memimpin dan mengelola TVRI sesuai dengan tujuan dan senatiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna.
Dewan Pengawas
Dewan Direksi
Stasiun Penyiaran Satuan Pengawasan
- Menetapkan ketentuan teknis pelaksanaan operasional lembaga dan operasional penyiaran.
- Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala. - Mewakili lembaga didalam dan diluar pengadilan. • Stasiun Penyiaran mempunyai tugas:
Stasiun penyiaran mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraanpenyiaran televisi publik sesuai dengan dengan kebijaksanaan umum ataupun khusus yang ditetapkan oleh dewan direksi.
• Satuan Pengawasan Intern mempunyai tugas:
Satuan Pengawas Intern mempunyai tugas melakukan pengawasan intern keuangan dan operasional lainnya serta melaporkan temuannya kepada dewan direksi.
• Pusat dan Perwakilan mempunyai tugas:
- Mendukung pelaksanaan tugas operasional TVRI dengan membentuk: a. Pusat penelitian dan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. b. Sejumlah perwakilan TVRI diluar negeri sesuai dengan kebutuhan.
- Sebagai unsur penunjang kegiatan operasional yang dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat oleh dan bertanggung jawab kepada dewan direksi. 4.1.3 Analisis Persaingan Model 5 Kekuatan Porter pada LPP TVRI
Analisis persaingan ini merupakan pendekatan yang banyak dipakai oleh perusahaan untuk mengembangkan strateginya. Karena itu LPP TVRI harus memperhatikan kelima elemen kekuatan persaingan dalam industri ini agar dapat mengantisipasi keadaan dan dalam rangka pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas LPP TVRI
Gambar 4.2: Analisis Persaingan Model 5 Kekuatan Porter pada LPP TVRI • Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Persaingan antar perusahaan sejenis pada usaha penyiaran TV adalah tinggi, karena jumlah pesaing semakin bertambah dan menawarkan berbagai acara yang lebih menarik dari LPP TVRI. Pesaing yang ada berupa TV swasta, yaitu : RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, ANTV
• Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Kemungkinan masuknya pesaing baru adalah tinggi, karena dukungan pemerintah yang memberikan kebebasan bagi pihak swasta untuk melakukan usaha penyiaran. Pesaing baru diantaranya : Metro TV, TV one, TRANS TV, TV7, JAK TV, O CHANNEL, ELSINTA, Banten TV dll.
Potensi pengembangan produk pengganti:
• Surat kabar • Majalah
Persaingan antar perusahaan sejenis: • RCTI • Indosiar • TPI • SCTV Kekuatan tawar-menawar konsumen: • Masyarakat/ Individu Kekuatan tawar-menawar pemasok: • Pemerintah Kemungkinan masuknya pesaing baru: • Internet • TV Elshinta • TV Banten
• Potensi Pengembangan Produk Pengganti
Potensi pengembangan produk pada LPP TVRI adalah tinggi, karena selain dari TV masyarakat juga dapat mendapatkan informasi dari internet, surat kabar, majalah, dll. Sehingga masayarakat tidak terpaku pada TV untuk mendapatkan informasi.
• Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Kekuatan tawar-menawar pemasok pada LPP TVRI adalah tinggi, karena TVRI tergantung pada dana yang diberikan oleh pemerintah. Pemerintah merupakan penyumbang dana terbesar bagi TVRI.
• Kekuatan Tawar-Menawar Konsumen
Kekuatan tawar-menawar konsumen pada LPP TVRI adalah tinggi. Karena konsumen dapat memilih untuk mendapatkan informasi dari TV swasta lain ,media cetak dan media elektronik.
4.2 Tahap Pengumpulan Data 4.2.1 Evaluasi Faktor Internal
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada pihak manajemen LPP TVRI, maka diperoleh faktor internal sebagai berikut:
Tabel 4.1: Faktor Kekuatan Internal
Faktor kekuatan LPP TVRI
S1 SDM yang berpengalaman di bidang broadcasting S2 Pemasaran siaran sangat luas
S3 Memiliki 2 sistem pemancar, yaitu UHF dan VHF S4 Dukungan yang penuh dari Top-Level Management S5 Fokus pada penyiaran publik (tidak komersil, independen)
Tabel 4.2: Faktor Kelemahan LPP TVRI
4.2.2 Evaluasi Faktor Eksternal
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada pihak manajemen LPP TVRI, maka diperoleh faktor eksternal sebagai berikut:
Tabel 4.3: Faktor Ancaman LPP TVRI Faktor kelemahan LPP TVRI
W1 Sistem manajemen penyiaran kurang profesional W2 Jumlah SDM sedikit
W3 Banyak peralatan yang sudah berumur W4 Bahan baku peralatan masih impor
W5 Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
Faktor ancaman LPP TVRI T1 Banyak TV swasta yang bermunculan
T2 Kurangnya minat masayarakat pada acara TVRI
T3 Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
T4 Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing T5 Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
Tabel 4.4: Faktor Peluang LPP TVRI
4.2.3 Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal
Setelah mendapatkan faktor internal dan eksternal, maka langkah selanjutnya adalah pembobotan. Perusahaan memilih alternatif dari faktor yang ada dan diberi bobot. Kuesioner pembobotan ini menggunakan metode perbandingan berpasangan. Bobot yang diberikan akan digunakan untuk mengukur alternatif mana yang lebih berpengaruh terhadap strategi bisnis yang sedang dijalankan.
Faktor peluang LPP TVRI O1 Adanya RUU penyiaran yang baru
O2 Mendapat dukungan dari pemerintah O3 Adanya sudsidi dana dari pemerintah
O4 Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik O5 Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
Tabel 4.5: Hasil wawancara dan kuesioner faktor internal
No Faktor pembanding Mana yang
lebih Berpengaruh (a/b) Bobot 1 A B
SDM yang berpengalaman dibidang broadcasting
Pemasaran siaran sangat luas
a 3
2 A
B
SDM yang berpengalaman dibidang broadcasting
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
a 2
3 A
B
SDM yang berpengalaman dibidang broadcasting
Dukungan penuh dari Top-Level Management
b 3
4 A
B
SDM yang berpengalaman dibidang broadcasting
Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil, independen)
b 3
5 A
B
SDM yang berpengalaman di bidang broadcasting
Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
b 2
6 A
B
SDM yang berpengalaman di bidang broadcasting
Jumlah SDM sedikit
a 2
B
broadcasting
Banyak peralatan yang sudah berumur 8 A
B
SDM yang berpengalaman di bidang broadcasting
Bahan baku peralatan masih impor
b 2
9 A
B
SDM yang berpengalaman di bidang broadcasting
Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
a 2
10 A B
Pemasaran siaran sangat luas
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
a 2
11 A B
Pemasaran siaran sangat luas
Dukungan penuh dari Top-Level Management
b 3
12 A B
Pemasaran siaran sangat luas
Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil, independen)
b 3
13 A B
Pemasaran siaran sangat luas Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
b 2
14 A B
Pemasaran siaran sangat luas Jumlah SDM sedikit
b 2
15 A B
Pemasaran siaran sangat luas
Banyak peralatan yang sudah berumur
a 2
16 A B
Pemasaran siaran sangat luas Bahan baku peralatan masih impor
17 A B
Pemasaran siaran sangat luas
Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
a 3
18 A B
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
Dukungan penuh dari Top-Level Management
a 2
19 A
B
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil, independen)
a 1
20 A B
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
b 2
21 A B
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
Jumlah SDM sedikit
a 3
22 A B
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
Banyak peralatan yang sudah berumur
b 2
23 A B
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
Bahan baku peralatan masih impor
b 2
24 A
B
Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan VHF
Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
a 2
25 A B
Dukungan penuh dari Top-Level Management Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil,
independen) 26 A
B
Dukungan penuh dari Top-Level Management Sistem manajemen penyiaran kurang
profesional
a 2
27 A B
Dukungan penuh dari Top-Level Management Jumlah SDM sedikit
b 2
28 A B
Dukungan penuh dari Top-Level Management Banyak peralatan yang sudah berumur
b 1
29 A B
Dukungan penuh dari Top-Level Management Bahan baku peralatan masih impor
a 2
30 A B
Dukungan penuh dari Top-Level Management Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
a 1
31 A
B
Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil, independen)
Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
b 3
32 A
B
Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil, independen)
Jumlah SDM sedikit
a 2
33 A
B
Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil, independen)
Banyak peralatan yang sudah berumur
a 2
34 A
B
Fokus pada penyiaran public ( tidak komersil, independen)
Bahan baku peralatan masih impor
b 2
B
independen)
Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat 36 A
B
Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
Jumlah SDM sedikit
b 2
37 A
B
Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
Banyak peralatan yang sudah berumur
a 2
38 A
B
Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
Bahan baku peralatan masih impor
b 2
39 A
B
Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
a 2
40 A B
Jumlah SDM sedikit
Banyak peralatan yang sudah berumur
b 2
41 A B
Jumlah SDM sedikit
Bahan baku peralatan masih impor
a 3
42 A B
Jumlah SDM sedikit
Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
a 2
43 A B
Banyak peralatan yang sudah berumur Bahan baku peralatan masih impor
b 2
44 A B
Banyak peralatan yang sudah berumur Gambar dari sistem pemancar UHF masih
kurang bagus diterima masyarakat
45 A B
Bahan baku peralatan masih impor Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
b 2
Tabel 4.6: Pembobotan Kuesioner Faktor Internal
S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5
S1 SDM yang berpengalaman dibidang broadcasting
1 3 2 0.33 0.33 2 2 3 0.5 2
S2 Pemasaran siaran sangat luas
0.33 1 2 0.33 0.33 0.5 0.5 2 2 3
S3 Memiliki 2 sistem pemancar, yaitu UHF dan VHF
0.5 0.5 1 0.5 1 0.5 3 0.5 0.5 2
S4 Dukungan penuh dari Top-Level Management
3 3 2 1 3 2 0.5 1 2 1
S5 Fokus pada penyiaran public (tidak komersil, independent)
3 3 1 0.33 1 0.33 2 2 0.5 3
W1 Sistem manajemen penyiaran kurang profesional
0.5 2 2 0.5 3 1 0.5 2 0.5 2
W2 Jumlah SDM sedikit
0.5 2 0.33 2 0.5 2 1 0.5 3 2
W3 Banyak peralatan yang sudah berumur
0.33 0.5 2 1 0.5 0.5 2 1 0.5 2
W4 Bahan baku peralatan masih impor
2 0.5 2 0.5 2 2 0.33 2 1 0.5
W5 Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
0.5 0.33 0.5 1 0.33 0.5 0.5 0.5 2 1 Total
Tabel 4.7: Normalisasi Pembobotan Kuesioner Faktor Internal S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 Total Bobot S1 SDM yang dimiliki berpengalaman 0.0857 0.1896 0.1349 0.044 0.0275 0.1765 0.1623 0.2068 0.04 0.1081 1.1754 0.11754 S2 Pemasaran siaran sangat luas 0.0283 0.0631 0.1349 0.044 0.0275 0.0441 0.0405 0.138 0.16 0.1622 0.8426 0.08426 S3 Memiliki 2 sistem pemancar, yaitu UHF dan VHF 0.0429 0.0315 0.0674 0.0668 0.0834 0.0441 0.2433 0.0344 0.04 0.1081 0.79619 0.07619 S4 Dukungan penuh dari Top-Level Management 0.2573 0.1896 0.1349 0.1335 0.2502 0.1765 0.0405 0.069 0.16 0.054 1.4655 0.14655 S5 Fokus pada
penyiaran public (tidak komersil, independen)
W1 Sistem manajemen penyiaran kurang profesional 0.0429 0.1264 0.1348 0.0668 0.2502 0.0883 0.0405 0.138 0.04 0.1081 1,036 0.1036 W2 Jumlah SDM sedikit 0.0429 0.1264 0.0222 0.267 0.0417 0.1765 0.0811 0.0344 0.24 0.1081 1.1403 0.11403 W3 Banyak peralatan
yang sudah berumur
0.0283 0.0315 0.1349 0.1335 0.0417 0.0441 0.1623 0.069 0.04 0.1081 0.7934 0.07934
W4 Bahan baku peralatan masih impor
0.1715 0.0315 0.1349 0.0668 0.1668 0.1765 0.0267 0.138 0.08 0.0271 1.0198 0.10198
W5 Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
0.0429 0.0208 0.0337 0.1336 0.0276 0.0441 0.0405 0.0344 0.16 0.054 0.5916 0.05916
Tabel 4.8: Hasil wawancara dan kuesioner faktor eksternal
No Faktor pembanding Mana yang lebih
berpengaruh (a/b)
Bobot
1 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru Mendapat dukungan dari pemerintah
a 3
2 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru Adanya subsidi dana dari pemerintah
b 3
3 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
b 2
4 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
a 2
5 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru Banyak TV swasta yang bermunculan
b 3
6 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru
Kurang minat masyarakat terhadap acara
a 2
7 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru
Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
b 2
8 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
b 2
9 A B
Adanya RUU penyiaran yang baru
Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
10 A B
Mendapat dukungan dari pemerintah Adanya subsidi dana dari pemerintah
b 3
11 A B
Mendapat dukungan dari pemerintah
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
b 2
12 A B
Mendapat dukungan dari pemerintah
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
a 3
13 A B
Mendapat dukungan dari pemerintah Banyak TV swasta yang bermunculan
b 3
14 A B
Mendapat dukungan dari pemerintah Kurang minat masyarakat terhadap acara
b 2
15 A B
Mendapat dukungan dari pemerintah
Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
b 3
16 A B
Mendapat dukungan dari pemerintah
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
b 3
17 A B
Mendapat dukungan dari pemerintah
Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
b 2
18 A B
Adanya subsidi dana dari pemerintah
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
b 3
19 A B
Adanya subsidi dana dari pemerintah
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
20 A B
Adanya subsidi dana dari pemerintah Banyak TV swasta yang bermunculan
b 3
21 A B
Adanya subsidi dana dari pemerintah Kurang minat masyarakat terhadap acara
a 2
22 A B
Adanya subsidi dana dari pemerintah
Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
b 2
23 A B
Adanya subsidi dana dari pemerintah
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
a 2
24 A B
Adanya subsidi dana dari pemerintah
Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
b 3
25 A
B
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
a 2
26 A
B
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
Banyak TV swasta yang bermunculan
b 3
27 A
B
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
Kurang minat masyarakat terhadap acara
a 3
28 A
B
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
29 A
B
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
a 3
30 A
B
Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
b 2
31 A B
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI Banyak TV swasta yang bermunculan
a 2
32 A B
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI Kurang minat masyarakat terhadap acara
b 2
33 A B
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
b 3
34 A B
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
b 2
35 A B
Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
a 2
36 A B
Banyak TV swasta yang bermunculan Kurang minat masyarakat terhadap acara
a 3
37 A B
Banyak TV swasta yang bermunculan
Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
b 2
B Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
39 A B
Banyak TV swasta yang bermunculan
Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
a 3
40 A B
Kurang minat masyarakat terhadap acara
Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
b 2
41 A B
Kurang minat masyarakat terhadap acara
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
a 1
42 A B
Kurang minat masyarakat terhadap acara
Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
b 3
43 A
B
Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
a 2
44 A
B
Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
a 2
45 A
B
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi untuk perusahaan pesaing
Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
b 2
Tabel 4.9: Pembobotan Kuesioner Faktor Eksternal
O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5
O1 Adanya RUU penyiaran yang baru
1 3 0.33 0.5 2 0.33 2 0.5 0.5 2
O2 Mendapat dukungan dari pemerintah
0.33 1 0.33 0.5 3 0.33 0.5 0.33 0.33 0.5
O3 Adanya subsidi dari pemerintah
3 3 1 0.33 2 0.33 2 0.5 2 0.33
O4 Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media elektronik
2 2 3 1 2 0.33 3 3 3 0.5
O5 Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
0.5 0.33 0.5 0.5 1 2 0.5 0.33 0.5 2
T1 Banyak TV swasta yang bermunculan
3 3 3 3 0.5 1 3 0.5 2 3
T2 Kurangnya minat masyarakat pada acara TVRI
0.5 2 0.5 0.33 2 0.33 1 0.5 1 0.33
T3 Dampak krisis ekonomi, pemerintah tidak memberikan dana secara penuh
2 3 2 0.33 3 2 2 1 2 2
T4 Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perushaan pesaing
2 3 0.5 0.33 2 0.5 1 0.5 1 0.5
T5 Adannya produk pengganti (media cetak, internet)
0.5 2 3 2 0.5 0.33 3 0.5 2 1
Total
Tabel 4.10: Normalisasi Pembobotan Kuesioner Faktor Eksternal
O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 Total Bobot
O1 Adanya RUU penyiaran yang baru
0.0675 0.1344 0.0234 0.0566 0.1111 0.0441 0.1111 0.0653 0.0349 0.1645 0.8129 0.08129 O2 Mendapat dukungan
dari pemerintah
0.0223 0.0448 0.0234 0.0566 0.1667 0.0441 0.0278 0.043 0.023 0.0411 0.4928 0.04928 O3 Adanya subsidi dari
pemerintah
0.2022 0.1344 0.0707 0.0375 0.1111 0.0441 0.1111 0.0653 0.1396 0.0271 0.9431 0.09431 O4 Minat masyarakat
yang besar tentang informasi pada media elektronik
0.1348 0.0895 0.2118 0.1133 0.1111 0.0441 0.1667 0.3916 0.2093 0.0411 1.5133 0.15133 O5 Minat masyarakat
yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
0.0338 0.0147 0.0353 0.0566 0.0556 0.2674 0.0278 0.043 0.0349 0.1645 0.7336 0.07336 T1 Banyak TV swasta
yang bermunculan
T2 Kurangnya minat masyarakat pada acara TVRI
0.0338 0.0895 0.0353 0.0375 0.1111 0.0441 0.0555 0.0653 0.0697 0.0271 0.5689 0.05689 T3 Dampak krisis
ekonomi, pemerintah tidak memberikan dana secara penuh 0.1348 0.1344 0.1412 0.0375 0.1667 0.2674 0.1111 0.1306 0.1396 0.1645 1.4278 0.14278 T4 Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perushaan pesaing 0.1348 0.1344 0.0353 0.0375 0.1111 0.0669 0.0555 0.0653 0.0698 0.0411 0.7517 0.07517 T5 Adannya produk pengganti (media cetak, internet) 0.0338 0.0895 0.2118 0.2267 0.0278 0.0441 0.1667 0.0653 0.1396 0.0823 1.0876 0.10876 Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.2.4 Tahap Masukan
4.2.4.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal
Tabel 4.11 Matriks Evaluasi Faktor Internal
No Faktor Internal LPP TVRI Bobot Peringkat Nilai yang dibobot Kekuatan:
1 SDM yang berpengalaman di bidang broadcasting 0.11754 4 0.47016
2 Pemasaran siaran sangat luas 0.08426 4 0.33704
3 Memiliki 2 sistem pemancar siaran,yaitu UHF dan
VHF 0.07619 3 0.22857
4 Dukungan penuh dari Top-Level Management 0.14655 3 0.43965 5 Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil,
independen) 0.11735 4 0.4694
Kelemahan:
6 Sistem manajemen penyiaran kurang profesional 0.1036 2 0.2072
7 Jumlah SDM sedikit 0.11403 1 0.11403
8 Banyak peralatan yang sudah berumur 0.07934 2 0.15868 9 Bahan baku peralatan masih impor 0.10198 1 0.10198 10 Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang
bagus diterima masyarakat 0.05916 2 0.11832
Total 1 2.64503
Dari tabel Matriks EFI diatas, diketahui bahwa jumlah nilai yang dibobot untuk LPP TVRI adalah sebesar 2,64503. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang cukup kuat, karena nilai yang diperolehnya diatas nilai rata-rata, yakni
2,50 . Dan nilai ini juga menunjukkan bahwa perusahaan diatas rata-rata pada kekuatan internal keseluruhan.
4.2.4.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Tabel 4.12 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
No Faktor Eksternal LPP TVRI Bobot Peringkat Nilai yang dibobot Peluang:
1 Adanya RUU penyiaran yang baru 0.08129 3 0.24387 2 Mendapat dukungan dari pemerintah 0.04928 4 0.19712 3 Adanya subsidi dana dari pemerintah 0.09431 4 0.37724 4 Minat masyarakat yang besar tentang
informasi pada media elektronik 0.15133 3 0.45399 5 Minat masyarakat yang masih tinggi untuk
tampil di TVRI 0.07336 3 0.22008
Ancaman:
1 Banyak TV swasta yang bermunculan 0.16683 3 0.50049 2 Kurang minat masyarakat terhadap acara 0.05689 2 0.11378 3 Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah
tidak memberi dana secara penuh 0.14278 2
0.28556 4 Adanya usaha merekrut karyawan
berprestasi untuk perusahaan pesaing 0.07517 1
0.07517 5 Adanya produk pengganti (media cetak,
internet) 0.10876 2 0.21752
Dari tabel EFE diatas, diketahui bahwa nilai yang dibobot untuk LPP TVRI adalah sebesar 2,68482. Nilai ini menunjukkan LPP TVRI memberikan respon yang sangat baik. Dengan kata lain, LPP TVRI secara efektif sudah memanfaatkan peluang yang ada dengan baik, dan sudah meminimalkan potensi pengaruh negatif dari ancaman eksternal yang ada.
4.2.4.3 Matriks Profil Persaingan
Untuk menentukkan matriks profil persaingan, diperlukan analisis suatu membandingan faktor sukses kritis dari perushaan LPP TVRI dengan para pesaingnya. Penentuan faktor sukses dan bobot didapatkan dari hasil wawancara dengan manajer LPP TVRI ,sedangkan untuk peringkat dianalisis oleh peneliti dengan melakukan survei ke perusahaaan pesaing. Hasil dari matriks profil persaingan akan digunakan dalam pembuatan matiks Grand Strategi pada tahap 2 (pencocokan).
Tabel 4.13 Matriks Profil Persaingan Faktor Penentu LPP TVRI SCTV RCTI
keberhasilan Bobot Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai
Pangsa Pasar 0.20 3 0.60 4 0.80 3 0.60 Kesetiaan pelanggan 0.10 2 0.20 3 0.30 4 0.40 Manajemen 0.10 2 0.20 4 0.40 4 0.40 Sruktur Organisasi 0.15 3 0.45 3 0.45 3 0.45 Sistem pemancar 0.10 4 0.40 2 0.20 2 0.20 Iklan 0.10 2 0.20 3 0.30 4 0.40 sistem penyiaran 0.20 3 0.60 3 0.60 3 0.60 SDM 0.05 2 0.10 3 0.15 3 0.15 Total 1,0 2.75 3.20 2.80
Dari tabel matriks profil perbandingan diatas, diketahui nilai yang dibobot untuk LPP TVRI adalah sebesar 2,75. Nilai ini menunjukkan bahwa LPP TVRI mempunyai posisi strategis yang lemah dalam persaingan perusahaan sejenis. Dengan kata lain, LPP TVRI masih memiliki berbagi kelemahan dalam penyiarannya.
4.2.5 Tahap Pencocokan 4.2.5.1 Matriks TOWS
Tabel 4.14 Matriks TOWS
Kekuatan (Strengths)
- SDM yang berpengalaman di bidang broadcasting
- Pemasaran siaran sangat luas - Dukungan penuh dari Top- Level
Management
- Memiliki 2 sistem pemancar, yaitu UHF dan VHF
- Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil, independen)
Kelemahan (Weakness) - Sistem manajemen
penyiaran kurang profesional
- Jumlah SDM sedikit - Banyak peralatan yang
sudah berumur
- Bahan baku peralatan masih impor
- Gambar dari sistem pemancar UHF masih kurang bagus diterima masyarakat
Peluang (Opportunities) - Adanya RUU penyiaran yang baru
- Mendapat dukungan dari pemerintah
- Adanya sudsidi dana dari pemerintah
- Minat masyarakat yang besar tentang informasi pada media
Strategi SO
- Strategi pengembangan pasar (S5,O2)
- Strategi pengembangan acara (S2,O3)
Strategi WO
- Strategi perbaikan pemancaran penyiaran (W5,O4)
elektronik
- Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
Ancaman (Threats) - Banyak TV swasta yang
bermunculan
- Kurangnya minat masayarakat pada acara TVRI
- Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberi dana secara penuh
- Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
- Adanya produk pengganti (media cetak, internet)
Strategi ST
- Strategi stabilitas pekerja (S1,W4).
Strategi WT - Strategi divestasi
(W3,T3)
Keterangan tabel :
Strategi SO : Strategi pengembangan pasar, artinya lebih fokus pada penyiaran untuk pendidikan bagi masyarakat secara lebih luas dan detail.
Strategi pengembangan acara, artinya TVRI akan menambah variasi acara (program acara baru ) yang menarik.
Strategi WO : Strategi perbaikan pemancar siaran, artinya adanya perbaikan pemancar siaran pada daerah-daerah terpencil, karena masih tingginya minat masyarakat akan informasi.
Strategi ST : Strategi stabilitas pekerja, artinya merekrut atau mempertahankan karyawan yang professional dibidabg bradcasting.
Strategi WT : Strategi divestasi, artinya adanya penghematan untuk pengeluaran yang tidak penting.
4.2.5.2 Matriks Internal-Eksternal
Berdasarkan dari hasil dari tabel matriks IFE (tabel 4.11) dan tabel matriks EFE (tabel 4.12), diketahui nilai IFE-nya adalah sebesar 2,64503 dan nilai EFE-nya adalah sebesar 2,68482.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa LPP TVRI berada dalam sel V , yaitu pada divisi jaga dan pertahankan. Dimana dalam divisi ini, ada beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan, diantaranya:
• Strategi penetrasi pasar: meningkatkan pangsa pasar untuk penyiaran saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar lagi( pemirsa agar lebih loyal terhadap program2 yg telah ada)
• Strategi pengembangan produk: meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi acara yang ada di LPP TVRI saat ini.
3,0 2,0 1,0
Gambar 4.3: Matriks IE 4.2.5.3 Matriks Grand Strategy
Berdasarkan dari hasil gambar matriks IE (gambar 3.1), diketahui bahwa LPP TVRI berada pada sel V, yaitu jaga dan pertahankan dengan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk.
Dan berdasarkan dari hasil matriks profil perbandingan (tabel 4.13) LPP TVRI, memiliki posisi pasar yang lemah dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya.
Dengan demikian, LPP TVRI berada pada kuadran II dalam matriks grand strategy. Dimana dalam kuadran II, perusahaan pada posisi yang sangat bagus. Untuk perusahan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (pasar dan pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi yang sesuai.
I II III IV V 2,64503 dan 2,68482 VI VII VIII IX
4,0
3,0
2,0
1,0
3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99
Kuat Rata-rata Lemah Tumbuh dan kembangkan Tinggi 3,0-4,0 Menengah 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99 Tuai/divestasi Jaga dan pertahankanGambar 4.4: Matriks Grand Strategy 4.2.6 Tahap Keputusan
4.2.6.1 Matriks QSPM
Untuk menentukkan matiks QSPM, diperlukan bobot dan peringkat. Maka untuk memperoleh bobot dan peringkat dilakukan wawancara dan survei kepada manajer di LPP TVRI. Kuadran II 7. Pengembangan pasar 8. Penetrasi pasar 9. Pengembangan produk 10. Integrasi horizontal 11. Divestasi 12. Likuidasi Kuadran I 8. Pengembangan pasar 9. Penetrasi pasar 10. Pengembangan produk 11. Integrasi kedepan 12. Integrasi ke belakang 13. Integrasi horizontal 14. Diversifikasi konsentrik Kuadran III 1. Retrenchment 2. Diversifikasi konsentrik 3. Diversifikasi horizontal 4. Diversifikasi konglomerat 5. Divestasi 6. Likuidasi Kuadran IV 1. Diversifikasi konsentrik 2. Diversifikasi horizontal 3. Diversifikasi konglomerat 4. Joint Venture
PERTUMBUHAN PASAR YANG TINGGI POSISI KOMPETITIF YANG LEMAH POSISI KOMPETITIF YANG KUAT
PERTUMBUHAN PASAR YANG RENDAH
Tabel 4.15 Matriks QSPM Alternatif Strategi Strategi pengembangan pasar Strategi penetrasi pasar Strategi pengembangan produk Divestasi
Faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
- Adanya RUU penyiaran yang baru - Mendapat dukungan dari pemerintah - Adanya sudsidi dari pemerintah - Minat masyarakat yang besar tentang
informasi pada media elektronik
- Minat masyarakat yang masih tinggi untuk tampil di TVRI
Ancaman
- Banyak TV swasta yang bermunculan - Kurangnya minat masayarakat pada
acara TVRI 0.08129 0.04928 0.09431 0.15133 0.07336 0.16833 0.05689 2 4 4 2 3 2 3 0.1628 0.19712 0.37724 0.30266 0.22008 0.33666 0.17067 1 3 2 1 4 2 2 0.08129 0.14784 0.18862 0.15133 0.19344 0.33666 0.11378 2 3 3 4 3 3 3 0.1628 0.14784 0.28293 0.60532 0.22008 0.50499 0.17067 2 4 3 3 2 1 1 0.1628 0.19712 0.28293 0.45399 0.14672 0.16833 0.05689
- Dampak dari krisis ekonomi, pemerintah tidak memberikan dana secara penuh
- Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing - Adanya produk pengganti (media
cetak, internet) Kekuatan
- SDM yang dimiliki berpengalaman - Pemasaran siaran sangat luas
- Memiliki 2 sistem pemancar, yaitu UHF dan VHF
- Dukungan penuh dari Top- LeveL
Management
- Fokus pada penyiaran publik Kelemahan
- Sistem manajemen penyiaran kurang profesional 0.14278 0.07517 0.10876 0.11754 0.08426 0.07619 0.14655 0.11735 0.1036 1 1 2 4 4 3 3 4 2 0.14278 0.07517 0.21752 0.047016 0.33704 0.22857 0.43965 0.4694 0.2072 2 2 1 3 3 4 3 3 2 0.28556 0.15034 0.10876 0.35262 0.25278 0.30476 0.43965 0.35205 0.2072 2 1 2 2 3 3 2 3 3 0.28556 0.07517 0.21752 0.23508 0.25278 0.22857 0.2931 0.35205 0.3108 2 3 3 2 3 2 2 2 3 0.28556 0.22551 0.32628 0.23508 0.25278 0.15238 0.2931 0.2347 0.3108
- Jumlah SDM sedikit
- Banyak peralatan yang sudah berumur
- Bahan baku peralatan masih impor - Gambar dari sistem pemancar UHF
masih kurang bagus diterima Masyarakat
Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik
0.11403 0.07934 0.10198 0.05916 1.0 1 2 1 2 0.11403 0.15868 0.10198 0.11832 4.84751 2 1 2 1 0.22806 0.07934 0.20396 0.05916 4.3372 1 2 1 3 0.11403 0.15868 0.10198 0.17748 4.89721 2 2 2 2 0.22806 0.15868 0.20396 0.11832 4.49377
Dari tabel matriks QSPM LPP TVRI, terlihat bahwa strategi pengembangan produk memiliki total nilai daya tarik sebesar 4.89721 lebih menarik jika dibandingkan dengan total nilai daya tarik untuk strategi pengembangan pasar yang bernilai 4.84751, strategi penetrasi pasar yang bernilai 4.3372, dan divestasi yang bernilai 4.49377 Angka ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan produk sangat menarik untuk diterapkan jika dibandingkan dengan strategi pengembangan usaha, strategi penetrasi pasar dan divestasi.
4.3 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data melalui matriks QSPM, merupakan tahapan terakhir dalam kerangka penyusunan strategi yang komperhensif, yakni tahap keputusan, terlihat bahwa pengembangan produk lebih menarik untuk diterapkan LPP TVRI jika dibanding dengan strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar dan divestasi.
Jadi, rekomendasi / usulan strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan oleh LPP TVRI agar dapat bersaing adalah strategi pengembangan produk. Oleh karena itu, LPP TVRI sebaiknya mulai mencoba menjalankan strategi pengembangan produk.
Adapun strategi-strategi lain diantaranya: Strategi pemasaran yang dilakukan adalah:
• Menambah program atau acara baru, contoh: parodi komedi, program olahraga, acara musik.
• Menambah pemancar siaran, seperti di pelosok-pelosok daerah. • Mengidentifikasi acara apa yang sesuai dengan keinginan masyarakat.
• Jangkauan penyiaran: Lebih diperluas lagi, agar gambar dari pemancar di daerah-daerah terpencil diterima dengan baik.
• Promosi : Meningkatkan kerjasama dengan media iklan seperti Citra Lintas, agar dapat melakukan promosi acara-acara yang telah maupun akan ada di TVRI.
• People : Melatih orang-orang yang kurang terlatih dibidangnya masing-masing, terutama dibidang penyiaran dan pengembangan usaha.
Strategi SDM terdiri dari:
• Rekrut karyawan yang muda.
• Seleksi karyawan yang masuk ke TVRI.
• Memilih karyawan yang profesional di bidangnya masing-masing. Sistem manajemen terdiri dari:
• Memperbaiki sistem Manajemen yang kurang profesional dibagian penyiaran. • Menyusun rencana strategis yang tepat bagi TVRI.
• Melakukan pengontrolan yang baik bagi karyawan TVRI oleh para Manejer masing-masing bidang.