50
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Latar Belakang Perusahaan
PT. Bumi Laksamana Jaya (BLJ), merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bengkalis yang didirikan sejak 2001. Selama perjalanannya, BLJ mengalami berbagai pasang surut dalam bisnisnya. Namun kini, dengan visi, misi strategi dan semangat baru, BLJ memiliki tekad untuk menjadi perusahaan besar yang menjunjung tinggi profesionalitas dan nilai-nilai luhur dalam menjalankan bisnisnya.
Dengan strategi baru, BLJ membangun kembali struktur bisnisnya menjadi sebuah Perusahaan Induk (Holding Company) yang tidak hanya mengelola unit-unit bisnis yang sudah ada namun juga menelurkan bisnis-bisnis baru dalam bentuk anak-anak perusahaan maupun kerjasama-kerjasama bisnis untuk mendukung strategi jangka panjang perusahaan, menjadi salah satu perusahaan Nasional yang diperhitungkan dalam peta bisnis Nasional maupun Internasional.
Sebagai BUMD, BLJ memiliki peran yang tidak bisa diabaikan, yaitu terkait hubungannya dengan Pemerintah Daerah sebagai pemegang saham serta masyarakat Kabupaten Bengkalis. Oleh karena itu BLJ memiliki semangat untuk juga menjadi salah satu economic driver bagi perekonomian daerah dengan mengembangkan usaha-usaha integral yang dapat menopang ekonomi kemasyarakatan.
4.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi :
Menjadi Perusahaan Nasional terdepan dan membawa kesejahteraan bagi seluruh stakeholder.
Misi :
1. Misi BLJ untuk Masyarakat: berpartisipasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
2. Misi BLJ untuk Pemegang Saham: menciptakan nilai tambah yang aktraktif bagi pemegang saham melalui pengelolaan operasional dan investasi berdasarkan prinsip Good Corporate Governance.
3. Misi BLJ untuk Karyawan: menjadi tempat untuk tumbuh dan berkembangnya menjadi individu yang profesional yang memiliki integritas dan kompetensi yang handal.
4. Misi BLJ untuk Mitra dan Supplier: sebagai partner terpercaya sesuai dengan prinsip saling menguntungkan, fairness, dan keterbukaan.
5. Misi BLJ untuk Pelanggan: selalu memberikan produk dan jasa yang berkualitas, inovatif, kompetitif, dan aman.
4.3. Unit Usaha
1. APMS (Agen Penyalur Minyak dan Solar)
APMS adalah usaha penjualan dan pendistribusian BBM subsidi pemerintah dan non subsidi di pulau Bengkalis, yang memiliki standar teknologi dan layanan seperti SPBU. APMS didirikan sebagai salah bentuk pelayanan BLJ kepada masyarakat Bengkalis. Untuk memperluas jangkauan dan layanan kepada masyarakat, BLJ akan mengembangkan unit APMS ini dengan membangun SPBU-SPBU pada beberapa wilayah di Kabupaten Bengkalis. 2. Kolam Renang dan Wahana Air
Tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat, berdampak pula pada kebutuhan akan sarana hiburan dan wisata. BLJ sebagai BUMD, memiliki peran untuk melayani kebutuhan tersebut dengan mengelola Kolam Renang dan Wahana Air sebagai wahana hiburan yang sehat dan ditunggu-tunggu masyarakat Bengkalis. Kolam Renang Dara Sembilan dan Putri Mayang Waterpark yang terletak di kawasan Taman Rekreasi Tirta Rabkhan yang diresmikan oleh Bupati Bengkasi, H. Herliyan Saleh pada 2012 lalu dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Bengkalis.
3. BLJ Material
Unit Usaha Material bergerak di bidang penyediaan bahan-bahan bangunan. Unit usaha ini juga didirikan untuk melayani masyarakat dan pengembang Kabupaten Bengkalis, dalam rangka mendukung proses pembangunan Kabupaten Bengkalis.Unit ini memiliki fasilitas antara lain, gudang material
besi, semen, lahan penumpukan batu dan pasir, kantor, serta pelabuhan bongkar.
4. BLJ Mart
BLJ Mart didirikan sebagai langkah awal BLJ dalam membangun jaringan ritail yang memiliki tujuan menjadi salah satu jaringan ritail terbaik di Kabupaten Bengkalis maupun provisi Riau.Kehadiran BLJ Mart ditandai dengan dibukanya outlet pertama pada tanggal 17 Oktober 2012 di kawasan APMS BLJ.BLJ Mart tidak hanya menjadi prospek dan strategi bisnis BLJ yang menguntungkan, tapi juga menjadi usaha yang mampu memberikan pelayanan dan kemudahan masyarakat Bengkalis dalam memenuhi kebutuhan.
5. BLJ Migas
BLJ Migas adalah salah satu anak perusahaan BLJ yang bergerak dibidang usaha MIGAS terutama layanan jasa hulu MIGAS.Dengan didukung SDM profesional dan berpengalaman serta teknologi tinggi, BLJ Migas saat ini memiliki layanan unggulan dibidang jasa pemboran sumur MIGAS. BLJ MIGAS juga tengah melakukan kajian eksplorasi MIGAS, dimana ke depan BLJ MIGAS mentargetkan mengelola blok-blok MIGAS baik di wilayah Bengkalis maupun luar Bengkalis, yang pada saatnya akan menjadikan BLJ MIGAS sebagai salah satu perusahaan berkelas Nasional.
4.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan memiliki arti yang sangat penting sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu mengatur tugas, tanggung jawab, dan wewenang pada setiap bagian dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik. Struktur organisasi dan job description pada PT. Bumi Laksamana Jaya disusun berdasarkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan di dalam perusahaan.
Dilihat dari struktur organisasi perusahaan jenis struktur yang digunakan adalah struktur lini dan staff. Jenis struktur ini informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan spesialiasi departemen. Dalam kelancaran tugas
pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan untuk memberi masukan, bantuan saran, dan memberi data informasi yang dibutuhkan. Struktur organisasi lini dan sraff ini lebih terpusat dan memiliki otoritas terhadap bawahannya. Perusahaan dikatakan menggunakan jenis struktur lini dan staff karena perusahaan memiliki ciri-ciri yaitu memiliki jumlah karyawan yang banyak, organisasinya besar dan bersifat komplek, serta tugas pemimpin yang dibantu oleh staff.
Guna membagi seluruh pekerjaan dengan tepat, maka PT. Bumi Laksamana Jaya memiliki struktur organisasi yang memiliki pekerjaan masing-masing di setiap jabatannya. Berikut ini adalah gambar dan tugas dari setiap jabatan:
Sumber: Data Primer
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Bumi Laksamana Jaya Keterangan:
• Dewan Komisaris
Bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur PT. Bumi Laksamana Jaya.
Tugas dan wewenang:
1. Melakukan pengawasan atas jalannya usaha PT dan memberikan nasihat kepada direktur.
2. Dalam melakukan tugas, dewan direksi berdasarkan kepada kepentingan PT dan sesuai dengan maksud dan tujuan PT.
3. Kewenangan khusus dewan komisaris, bahwa dewan komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan tertentu.
Kewajiban:
1. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinan rapat 2. Melaporkan kepada PT mengenai kepemilikan saham dan/atau keluarga
atas saham PT dan saham di PT lainnya
3. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan 4. Mengawasi direktur
• Direktur
Seorang profesional yang ditunjuk untuk menjalankan dan memimpin PT. Bumi Laksamana Jaya.
Tugas:
1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan
2. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)
3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
4. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan Tanggung Jawab :
Direktur bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan direktur tidak menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan dimintakan pertanggungjawabannya baik secara perdata maupun pidana. Apabila kerugian PT disebabkan oleh kerugian bisnis dan direktur telah menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka direktur tidak dapat dipersalahkan atas kerugian PT.
Merupakan penanggung jawab pelaksana tugas harian organisasi. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Direktur Eksekutif dibantu oleh para Manajer atau staf struktur.
• Staf khusus direktur
Orang yang memberikan saran, konsultasi, bantuan, ataupun jasa kepada direktur PT. Bumi Laksamana Jaya.
• Staf ahli keuangan
Seorang ahli profesional yang mengerjakan keuangan PT. Bumi Laksamana Jaya.
• Kepala SPI
Dalam bidang pengawasan, Direktur Utama dibantu oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI) yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama.SPI dipimpin oleh seorang ketua yang kedudukannya setingkat dengan Kepala Bagian, dan dalam pelaksanaan tugasnya SPI bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
• GM adm & operasional
Memimpin, merencanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas para Manager agar tercapai pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah, terkendali, dan terpadu.
• Manager Operasional
Mengawas proses pelaksanaan kerja, turut aktif dalam pelaksanaan kerja, membuat para pekerja merasa diperhatikan, dan mengawasi sejauh mana target perusahaan yang telah tercapai.
• Manager Humas & CSR
Mengelola stafnya agar setiap langkah selalu berlangsung efektif.Melaksanakan koordinasi perkerjaan agar jangan sampai ada pekerjaan yang tumpang tindih, mengawasi pekerjaan staf agar jangan menyimpang jauh dari perencanaan dengan metode kerja yang benar, alat kerja yang sesuai, dan informasi kerja yang tepat. Sedangkan tugas Manager CSR adalah menyelaraskan program CSR untuk menjamin sustainability perusahaan, analisa stakeholder, melaksanakan program tanggung jawab social perusahaan mulai dari perencanaan, pendampingan, sampai dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan CSR.
• Manager Bisnis & Development
1. Mengobservasi kinerja project yang selama ini telah ada. 2. Menganalisa profit atau tidaknya project yang telah ada. 3. Melihat potensi untuk melakukan efisiensi dari berbagai lini.
4. Melihat peluang untuk meraih profit yang lebih besar dari bisnis yang ada.
5. Melihat peluang pengembangan bisnis yang memungkinkan dengan mengacu pada core business yang sudah ada.
6. Melihat potensi SDM yang ada untuk memungkinkan pengembangan perusahaan dari potensi manusianya. (biasanyamelakukan kerjasama dengan bagian HRD).
• Manager SDM
1. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.
2. Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan dan pengembangan pegawai.
3. Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai dengan mempertimbangkan "internal / external equity".
4. Bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan organisasi Perusahaan.
5. Menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu data base Kepegawaian.
6. Mengkoordinasikan perumusan Kebijakan perencanaan, pengorganisasian dan administrasi program Pendidikan dan Latihan (Diklat).
7. Menyiapkan program-program penelusuran bakat, pembinaan kepribadian dan pelatihan ketrampilan bagi Pegawai dengan tujuan termanfaatkannya potensi Pegawai secara maksimal demi kepentingan kedua belah pihak. 8. Mengevaluasi hasil penilaian kinerja seluruh pegawai yang telah
dilaksanakan bersama para atasan langsung. • GM Keuangan & Unit Usaha
Merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansidi perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif dantepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses
pengambilan keputusanyang mendukung pencapaian target financial perusahaan.
• Manager Keuangan
1. Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat memperoleh tingkat efisiensi atau profitabilitas yang optimal.
2. Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan sistem dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan dan mengambil langkah perbaikan jika terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaan usaha dan memengaruhi struktur keuangan dan alokasi dana.
• Manager Kolam Renang & Wisata
1. Mengawasi proses pekerjaan di Kolam Renang & Wisata 2. Mengobservasi kinerja karyawan di Kolam Renang & Wisata • Manager APMS
1. Mengawasi penjualan dan pendistribuan BBM 2. Mengawasi layanan yang diberikan oleh tenaga kerja • Manager Material
Mengawasi stok-stok penyediaan bahan-bahan bangunan dan mengawasi proses berlangsungnya pekerjaan.
4.5. Tahap Input
Tahap Input terdiri dari Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), Matriks EFE (External Factor Evaluation) dan Matriks CPM (Competitive Profile Matrix). Data Matriks IFE dan Matriks EFE didapatkan dari SWOT PT.Bumi Laksamana Jaya yang didapat dari hasil interview dan kuesioner oleh 3 manajer PT. Bumi Laksamana Jaya, sedangan data rating Matriks CPM didapatkan observasi perusahaan dan bobot didapat dari kuesioner yang diisi oleh 3 manajer PT. Bumi Laksamana Jaya.
4.5.1. Faktor Internal
Hal-hal yang dapat menjadi faktor internal perusahaan meliputi sistem pemasaran perusahaan, faktor keuangan dalam perusahaan, dan sumber daya manusia perusahaan, teknologi dan operasional. Faktor kekuatan (strength) dan faktor kelemahan (weakness) perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut.
4.5.1.1. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor kekuatan internalperusahaan yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi:
Tabel 4.1. Faktor Kekuatan PT. Bumi Laksamana Jaya 1 Penerapan manajemen mutu dalam perusahaan
2 Memiliki proyek pembangunan wisata air satu-satunya di Bengkalis 3 Sudah menjalankan CSR secara periodik
4 Modal/aset yang besar
5 Mempunyai lini bisnis yang banyak
1. Penerapan manajemen mutu dalam perusahaan
Penerapan manajemen mutu dalam perusahaan BLJ menjadi kekuatan karena perusahaan tanggap kepada kebutuhan masyarakat Kabupaten Bengkalis dan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Semua tenaga kerja juga selalu diberikan pemahaman tentang manajemen mutu melalui pelatihan yang berkesinambungan serta penerapan sistem mutu di dalam semua jajaran organisasi. Hal ini menjadi kekuatan dikarenakan dengan adanya mutu yang baik tersebut, perusagaan dapat memaksimalkan faktor manajemen mutu dikarenakan menurut wawancara kepada Bapak Wandi dijelaskan bahwa perusahaan masih terfokus pada penyaringan pegawai yang berkualitas untuk industri migas.
2. Memiliki proyek pembangunan wisata air satu-satunya di Bengkalis Tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat, berdampak pula pada kebutuhan akan sarana hiburan dan wisata, BLJ sebagai BUMD, memiliki peran untuk melayani kebutuhan tersebut dengan mengelola Kolam Renang dan Wahana air sebagai wahana hiburan yang sehat dan sudah lama dinantikan oleh masyarakat Bengkalis. Kolam Renang Dara Sembilan dan Putri Mayang Waterpark terletak di kawasan Taman Rekreasi Tirta Rabkhan yang sudah diresmikan oleh Bupati Bengkalis, H. Herliyan Saleh pada 2012 lalu dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Bengkalis. Waterpark ini menjadi salah satu kekuatan adalah karena Kolam Renang Dara Sembilan dan Putri Maya Waterpark ini merupakan satu-satunya sarana hiburan dan wisata air yang ada di
Kabupaten Bengkalis. Hasil penelitian ini didapatkan dengan melaksanakan observasi.
Sumber: Company Profile PT Laksamana Jaya
Gambar 4.2. Pembangunan Wisata Air PT Laksamana Jaya
3. Sudah menjalankan CSR secara periodik
CSR merupakan investasi jangka panjang yang juga berguna untuk minimalisasi risiko sosial.CSR berfungsi pula sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan bagi publik, termasuk investor dan menjadi bagian dari strategi bisnis dan pengelolaan risiko perusahaan. Penerapan CSR secara konsisten akan membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan mitra bisnis.
Di Indonesia penerapan CSR menggembirakan.Banyak perusahaan melakukan amal baik dengan menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Dan BLJ salah satunya telah menjalankan CSR secara periodik, Dari hasil wawancara diketahui pada tahun 2012 BLJ memberikan bantuan untuk organisasi masyarakat / mahasiswa yang masuk berdasarkan proposal yang diterima sudah
dilaksanakan sesuai kemampuan perusahaan.Bantuan yang diberikan tidak dalam bentuk uang, tetapi berupa barang.Contoh lainnya juga adalah Pelaksanaan Beasiswa Prestasi BLJ Group 2012.Penerima Beasiswa adalah siswa-siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Selain uang tunai, diberikan pula tas, buku-buku dan perlengkapan sekolah.
4. Modal atau aset yang besar
PT. Bumi Laksamana Jaya memiliki keuntungan saham pemerintah Kabupaten Bengkalis 99 %, total aset yang ada berkisar 400 Milyar lebih, dengan penyertaan modal terbaru pada tahun 2012 oleh Pemkab Bengkalis. Dengan adanya modal yang besar, perusahaan dapat lebih mudah untuk membeli peralatan yang di perlukan untuk proyek dan mempermudah pembiayaan pengembangan produk.
5. Mempunya lini bisnis yang banyak
PT. Bumi Laksamana Jaya (BLJ) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memiliki banyak lini bisnis yaitu APMS (Agen Penyalur Minyak dan Solar), Kolam Renang dan Wahana Air, BLJ Material yang bergerak di bidang penyediaan bahan-bahan bangunan, dan BLJ Mart yang didirikan sebagai langkah awal BLJ dalam membangun jaringan ritail. Dari hasil wawancara diketahui dengan banyaknya lini bisnis yang di miliki oleh BLJ maka apabila salah satu bisnisnya kurang berjalan dengan baik tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan.
Selain faktor kekuatan, faktor kelemahan juga merupakan faktor-faktor yang berada dalam internal perusahaan dan berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor kelamahan internal perusahaan:
Tabel 4.2. Faktor Kelemahan PT. Bumi Laksamana Jaya 1 Akumulasi kerugian di masa lalu
3 Belum ada ISO
4 Sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan kualifikasinya 5 Biaya perawatan peralatan yang mahal
Sumber: Data Olahan Penelitian, 2014
1. Akumulasi kerugian di masa lalu
PT. Bumi Laksamana Jaya pernah memiliki kredit macet di perbankan dim asa lalu, kerugian di setiap akhir tahun, serta proyek markup yang menyebabkan pergantian manajer. Akibatnya adalah kerugian di masa lalu ini masih membebani perusahaan hingga saat ini. Dari hasil wawancara diketahui bahwa
2. Status BUMD yang membuat perusahaan kurang fleksibel
Dari hasil interview kepada manajer perusahaan diketahui bahwa PT. Bumi Laksamana Jaya adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bengkalis, hal ini membuat perusahaan menjadi kurang fleksibel untuk mengembangkan usahanya.Karena birokrasi terhadap BUMD memiliki aturan dan prosedur yang ketat.Dengan adanya aturan dan prosuder yang ketat menyebabkan perusahaan sulit untuk berkreativitas dan menjalankan proyek.
3. Belum ada ISO
Seiring perkembangan dunia industri setiap perusahaan berlomba-lomba untuk memberikan kualitas yang terbaik dalam memproduksi produknya.Guna meningkatkan kualitas produk mereka, perusahaan meningkatkan standar yang digunakan untuk membuat produk agar memberikan produk yang terbaik.Salah satu yang dijadikan acuan untuk melihat baik atau tidaknya adalah dengan melihat standar ISO.Akan tetapi diketahui dari hasil wawancara bahwa PT. BLJ belum memiliki ISO sehingga hal itu akan menjadi kelemahan apabila PT. BLJ bersaing dengan perusahaan saingan yang memiliki sertifikat ISO.
4. Sumber Daya Manusia yang masih perlu ditingkatkan kualifikasinya PT. Bumi Laksamana Jaya memiliki tenaga kerja yang bermotivasi tinggi dan bertanggung jawab terhadap tugas dari masing-masing posisi, akan tetapi dari hasil wawancara diketahui bahwa masih ada Sumber Daya Manusia yang perlu ditingkatkan kualifikasinya. Karena dengan adanya kelemahan ini perusahaan masih perlu mengadakan training dan pembelajaran untuk tenaga
kerja agar dapat sekelas dengan sumber daya manusia di perusahaan-perusahaan lainnya baik di wilayah Riau ataupun ibukota Jakarta.
5. Biaya Perawatan yang mahal
Dalam melakukan semua kegiatan perusahaan pasti akan mengorbankan yang dinamakan biaya, jadi dalam melakukan semua kegiatan perusahaan harus merumuskan semua hal yang bersangkutan dengan kegiatan tersebut terutama pada biaya perawatan. Biaya perawatan harus dipenuhi karena apabila tidak maka akan terjadi kerusakan pada mesin dan akan berdampak pada proses produksi.apabila proses produksi tidak tercapai maka perusahaan akan mengalami kerugian. Kerugian inilah yang menyebabkan kenapa biaya perawatan yang mahal menjadi kelemahan perusahaan.
4.5.1.2. Hasil Matriks IFE
Data yang diperlukan untuk menentukan bobot faktor-faktor internal perusahaan diperoleh melalui kuisioner dan wawancara. Data yang diperoleh melalui kuisioner dan wawancara akan diolah lalu dimasukkan ke dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Terdapat bobot, rating dan score pada matriks Internal Factor Evaluation dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk menentukan bobot pada tiap faktor, digunakan program Expert Choice serta metode Analytical Hierarcy Process dengan pendekatan pairwise numerical comparisons.
2. Untuk menentukan rating pada tiap faktor, digunakan kuisioner yang disebarkan pada 3 orang pihak PT. Bumi Laksamana Jaya.
3. Untuk menentukan score pada tiap faktor, dengan mengalikan hasil pada bobot dengan rating pada tiap faktor.
Sumber: Pengolahan Data, 2014 Gambar 4.3. Output Expert Choice IFE 1
Sumber: Pengolahan data, 2014 Gambar 4.4. Output Expert Choice IFE 2
Berikut penjelasan matriks Internal Factor Evaluation pada PT Bumi Laksamana Jaya:
Tabel 4.3. Matriks IFE PT. Bumi Laksamana Jaya
Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Total Kekuatan
1 Penerapan manajemen mutu dalam perusahaan 0.2 3 0.6 2 Memiliki proyek pembangunan wisata air
satu-satunya di Bengkalis
0.187 3 0.561
3 Sudah menjalankan CSR secara periodik 0.15 3 0.45
4 Modal/aset yang besar 0.117 4 0.468
5 Mempunyai lini bisnis yang banyak 0.093 3 0.279
Kelemahan
1 Akumulasi kerugian di masa lalu 0.069 1 0.069
2 Status BUMD yang membuat perusahaan kurang fleksibel
0.049 1 0.049
3 Belum ada ISO 0.039 2 0.078
4 Sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan kualifikasinya
0.031 1 0.031
5 Biaya perawatan peralatan yang mahal 0.025 2 0.05
Total 1.000 2.635
Sumber: Pengolahan data, 2014
Dari tabel Matriks IFE diatas. Diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot PT. Bumi Laksamana Jaya adalah 2.635. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang cukup kuat dan mampu memaksimalkan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan, karena nilai yang diperoleh di atas nilai rata-rata yaitu 2.5.
4.5.2. Faktor Eksternal
Hal-hal yang dapat menjadi faktor eksternal perusahaan dapat dilihat dari faktor pesaing dengan menggunakan M.Porter. Yang pertama adalah dilihat dari persaingan antar perusahaan apakah perusahaan mampu menjadi perusahaan yang lebih unggul dibanding pesaingnya, kedua adalah potensi masuknya pesaing baru apakah perusahaan bisa mewaspadai dan menaklukkan ancaman dari perusahaan saingan baru, ketiga adalah daya tawar pemasok dimana perusahaan harus bisa mengusahakan agar tidak tergantung kepada
hanya satu pemasok, keempat adalah daya tawar konsumen dimana perusahaan menjadi lebih unggul apabila konsumen tidak memiliki pilihan lain, dan kelima dilihat dari potensi pengembangan produk-produk pengganti perusahaan. Selain itu, faktor eksternal dapat dilihat dari politik, ekonomi, budaya, sosial, pasar dan lingkungan.
4.5.2.1. Peta Kekuatan M. Porter
Analisis lima kekuatan Porter digunakan untuk mengembangkan strategi pada PT. Bumi Laksamana Jaya. Lima elemen kekuatan Porter adalah persaingan antar perusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk dan jasa pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. Berikut ini adalah analisis lima kekuatan Porter untuk PT. Bumi Laksamana Jaya:
Sumber: Pengolahan Data, 2014 Gambar 4.5. Peta Kekuatan M. Porter
1. Persaingan antar perusahaan saingan
PT. Bumi Laksamana Jaya mempunyai 3 pesaing utama yaitu PT. Bukitapit Bumi Persada, PT. Haliburton dan CV. Borobudur. Dalam bidang Material, saingan utama perusahaan adalah CV. Borobudur. Namun PT. Bumi Laksamana Jaya lebih unggul dibandingkan dengan CV.Borobudur karena perusahaan mempunyai lini bisnis yang banyak serta modal yang besar dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Sedangkan dalam bidang Migas saingan utama perusahaan adalah PT.Bukitapit Bumi Persada dan PT.Haliburton dan relatif seimbang dengan PT Bumi Laksamana Jaya sehingga secara keseluruhan, PT
Potensi masuknya pesaing baru (+) -Perusahaan-perusahaan BUMN -Industri material Potensi pengembangan produk dan jasa
pengganti: (+)
-Tidak ada produk atau jasa pengganti Persaingan antar perusahaan saingan (+) -PT Bukitapit Bumi Persada, PT Haliburton, CV Borobudur
Daya tawar konsumen
(-) -Konsumen memiliki alternatif lain selain PT Bumi Laksamana Jaya Daya tawar pemasok
(+) -Supplier bahan baku granit, pasir, batu
Bumi Laksamana Jaya berada pada posisi yang cukup kuat dibandingkan dengan pesaing dalam industri sejenis.
2. Potensi masuknya pesaing baru
Potensi masuknya pesaing baru saat ini berasal dari perusahaan-perusahaan BUMN dan indsutri material. Namun pesaing di industri material tidak begitu menjadi ancaman dikarenakan saluran distribusi yang tidak memadai dan juga modal yang terbatas. Sedangkan perusahaan sendiri mempunyai modal yang besar serta saluran distribusi yang memadai. Sedangkan untuk saingan industri lainnya di Bengkalis harus diwaspadai karena mengingat kondisi Kabupaten Bengkalis yang berkembang ditakutkan akan ada banyak ancaman dari perusahaan-perusahaan baru yang akan masuk di industri sejenis. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa PT.Bumi Laksamana Jaya berada pada posisi yang kuat jika dilihat dari potensi masuknya pesaing baru.
3. Potensi pengembangan produk dan jasa pengganti
Di lihat dari jenis industri dimana perusahaan bergerak saat ini, dapat dipastikan tidak terdapat produk atau jasa substitusi (pengganti) untuk jasa konstruksi, Terutama, jasa konstruksi yang memiliki lini bisnis cukup banyak seperti PT. Bumi Laksamana Jaya. Sehingga, jika dilihat dari potensi produk pengganti, PT.Bumi Laksamana Jaya berada pada posisi yang kuat.
4. Daya tawar pemasok
Untuk daya tawar pemasok sendiri, posisi perusahaan dapat dikatakan kuat karena banyaknya pilihan pemasok yang ada. Perusahaan dapat mengambil barang dari beberapa pemasok yang berada di Bengkalis. Dengan adanya pilihan pemasok-pemasok lain inilah perusahaan bisa pindah ke pemasok satu ke pemasuk lainnya apabila pemasok mereka yang sekarang menjual dengan harga yang lebih mahal.
5. Daya tawar konsumen
Dilihat dari minimnya perusahaan pesaing, daya tawar konsumen PT.Bumi Laksamana Jaya sendiri cukup kuat karena walaupun ada perusahaan pesaing di industri sejenis, perusahaan mempunyai fasilitas jasa terlengkap dan lokasi yang gampang dijangkau oleh
masyarakat Kabupaten Bengkalis. Sehingga konsumen tidak memiliki pilihan lain selengkap perusahaan PT. Bumi Laksamana Jaya.
Maka, posisi perusahaan dinilai cukup potensial karena posisi perusahaaan dalam potensi masuknya pesaing baru, daya tawar pemasok, persaingan antar perusahaan saingan, serta dalam produk dan jasa pengganti dinilai kuat.
4.5.2.2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Dari hasil wawancara kepada manajer PT.Bumi Laksamana Jaya dapat diketahui faktor-fakor eksternal perusahaan.Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor peluang perusahaan:
Tabel 4.4. Faktor Peluang PT. Bumi Laksamana Jaya 1 Dukungan Pemegang Saham (Pemerintah Kabupaten Bengkalis)
2 Memiliki relasi yang baik dengan berbagai perusahaan baik swasta dan BUMD/BUMN lainnya
3 Tidak ada bisnis subtitusi di Kabupaten Bengkalis
4 Perekonomian di Pulau Sumatera cenderung lebih stabil dibanding pulau-pulau lain di Indonesia
5 Sumber daya alam Kabupaten Bengkalis yang relatif kaya dari Migas maupun hayati
1. Dukungan Pemegang Saham (Pemerintah Kabupaten Bengkalis) Dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk PT. Bumi Laksamana Jaya tidak secara kuantitatif, dukungan yang diberikan dapat membantu dalam hal memberikan peluang bisnis, dan mempercepat dan mempermudah proses perizinan usaha. Dengan adanya dukungan pemegang saham ini perusahaan dapat memanfaatkannya untuk mengelola proyek-proyek baru sehingga mendapatkan keuntungan lebih baik lagi ke depannya.
2. Memiliki relasi yang baik dengan berbagai perusahaan baik swasta dan BUMD/BUMN lainnya
Dengan memiliki relasi yang baik dengan berbagai perusahaan baik swasta dan BUMD/BUMN lainnya PT. BLJ menjadi selangkah di depan dibandingkan dengan perusahaan saingan lainnya. Karena dengan adanya hubungan baik dengan perusahaan lain berarti perusahaan telah
mempunyai reputasi yang baik dan dapat lebih gampang mengajukan kerjasama dengan perusahaan lain.
3. Tidak ada bisnis subtitusi di Kabupaten Bengkalis
Dari hasil wawancara dan faktor kekuatan perusahaan di atas dapat diketahui bahwa Kolam Renang dan Wahana Air yang dimiliki oleh PT.Bumi Laksamana Jaya merupakan yang pertama satu-satunya ada di Kabupaten Bengkalis sehingga menyebabkan ini menjadi peluang besar karena tidak adanya ancaman bisnis subtitusi lainnya.
4. Perekenomian di Pulau Sumatera cenderung lebih stabil dibanding pulau-pulau lain di Indonesia
Ekonomi Bank Mandiri Andry Asmoro mengtakan bahwa perekonomian di Pulau Sumatera cenderung lebih stabil dibanding pulau-pulau lain di Indonesia pada 2014."Perekonomian di Sumatera tinggi dan meningkat terus, dan stabil," kata Andry dalam seminar Outlook Ekonomi Kepri 2014 di Batam, Senin (9/12).Karena, lanjut Andry potensi PDB di Sumatera terus meningkat, hingga menjadi 24 persen.Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau diperkirakan tinggi, di atas nasional.Mengingat bahwa pasar utama PT.BLJ adalah Bengkalis yang termasuk dalam wilayah Kepulauan Riau menyababkan perekenomian yang terus meningkat ini menjadi peluang yang baik bagi kesuksesan perusahaan.
5. Sumber daya alam Kabupaten Bengkalis yang relatif kaya Migas maupun Hayati
Di samping letaknya yang strategis Kabupaten Bengkalis menyimpan sumberdaya alam yang cukup besar bahkan kekayaan alam bumi Bengkalis, baik sektor migas seperti minyak bumi yang terdapat di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Merbau maupun nonmigas, seperti hasil perkebunan, hasil perikanan dan lain-lainnya. Kenyataan ini dapat dipastikan akan berdampak pada perkembangan bisnis yang cepat di daerah Bengkalis baik dalam sektor industri maupun perdagangan, di antaranya dengan masuknya beberapa investor asing untuk mendirikan usaha maupun ekspansi bisnis yang telah ada.
Selain faktor peluang, faktor ancaman juga merupakan faktor-faktor yang berada di luar perusahaan dan berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor ancaman perusahaan:
Tabel 4.5. Faktor Ancaman PT. Bumi Laksamana Jaya 1 Inflasi
2 Pengaruh isu politik terhadap kepemimpinan perusahaan 3 Jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis yang relatif sedikit 4 Pesaing-pesaing di bisnis yang di masuki dalam industri sejenis
5 Seringnya terjadi sengketa tanah di Indonesia, tidak terkecuali di wilayah Sumatera
Sumber: Pengolahan data, 2014
1. Inflasi
Memasuki tahun politik 2014, perekonomian Indonesia diprediksi mengalami tekanan berat. Adanya kondisi instabilitas ekonomi makro yang terjadi selama 2013 seperti naiknya inflasi, pelemahan nilai tukar rupiah dan defisit transaksi diperkirakan masih berlanjut terus. Apabila harga barang dapat dikatakan naik terus menerus maka perusahaan pun mendapat ancaman karena harus menjual produknya menjadi lebih mahal daripada harga biasanya, hal ini ditakuti akan membuat para konsumen kabur.
2. Pengaruh isu politik terhadap kepemimpinan perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa banyak isu-isu politik di Bengkalis yang mempengaruhi kepemimpinan perusahaan.Sehingga menyebabkan pergantian manajer di PT. Bumi Laksamana Jaya.
3. Jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis yang relatif sedikit Diketahui dari sumber (http://www.bengkaliskab.go.id/statis-27-penduduk.html) bahwa penduduk Kabupaten Bengkalis terbukti relatif sedikit.Jumlah penduduk yang sedikit menyebabkan pangsa pasar yang dapat dicapai oleh BLJ semakin kecil.
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Bengkalis
No Bidang pekerjaan 2009 2010
1 Pertanian 4.512 6.910
2 Industri 752 261
3 Konstruksi 2581 11237
5 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 38 200
6 Keuangan 0 253
7 Jasa Kemasyarakatan 1.237 4.440
Sumber: Data Primer
Dilihat dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa masyarakat Bengkalis yang bermatapencaharian masih relatif lebih sedikit di bandingkan dengan wilayah lainnya. Hal ini menyababkan adanya ancaman mengenai produk atau jasa yang kurang laku di karenakan pasarnya yang memang tidak sebanyak di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.
4. Pesaing-pesaing di bisnis yang di masuki dalam industri sejenis Bengkalis merupakan salah satu kota berkembang yang ada di Sumatera dan karena kondisi kota yang berkembang tersebut menyebabkan banyak perusahaan yang ingin membuka usaha di Bengkalis. Hal ini menjadi ancaman akan semakin banyaknya competitor di perusahaan sejenis.
5. Seringnya terjadi sengketa tanah di Indonesia, tidak terkecuali di wilayah Sumatera
Dari hasil observasi diketahui bahwa seringkali terjadi kasus sengketa tanah di Indonesia, dan hal ini dapat menjatuhkan perusahaan.Oleh karena itu masalah seperti sengketa tanah menjadi salah satu faktor ancaman penting untuk menjaga kesuksesan dan keberlangsungan perusahaan.
4.5.2.3. Hasil Matriks EFE
Data yang diperlukan untuk menentukan bobot faktor-faktor eksternal perusahaan diperoleh melalui kuisioner dan wawancara. Data yang diperoleh melalui kuisioner dan wawancara akan diolah lalu dimasukkan ke dalam matriks External Factor Evaluation (IFE). Terdapat bobot, rating dan score pada matriks External Factor Evaluation dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk menentukan bobot pada tiap faktor, digunakan program Expert Choice serta metode Analytical Hierarcy Process dengan pendekatan pairwise numerical comparisons.
2. Untuk menentukan rating pada tiap faktor, digunakan kuisioner yang disebarkan pada 3 orang pihak PT Bumi Laksamana Jaya.
3. Untuk menentukan Score pada tiap faktor, dengan mengalikan hasil pada bobot dengan rating pada tiap faktor.
Sumber: Pengolahan Data, 2014 Gambar 4.5. Output Expert Choice EFE 1
Sumber: Pengolahan Data, 2014 Gambar 4.6. Output Expert Choice EFE 2
Berikut penjelasan Matriks External Factor Evaluation pada PT. Bumi Laksamana Jaya:
Tabel 4.7. Matriks EFE PT. Bumi Laksamana Jaya
Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Total Peluang
1 Dukungan Pemegang Saham (Pemerintah Kabupaten Bengkalis)
0.278 3 0.834
2 Memiliki relasi yang baik dengan berbagai perusahaan baik swasta dan BUMD/BUMN lainnya
0.198 3 0.594
3 Tidak ada bisnis subtitusi di Kabupaten Bengkalis
0.144 3 0.432
4 Perekonomian di Pulau Sumatera cenderung lebih stabil dibanding pulau-pulau lain di Indonesia
0.103 4 0.412
5 Sumber daya alam Kabupaten Bengkalis yang relatif kaya dari Migas maupun hayati
0.077 3 0.231
Ancaman
1 Inflasi 0.061 2 0.122
2 Pengaruh isu politik terhadap kepemimpinan perusahaan
0.051 1 0.051
3 Jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis yang relatif sedikit
0.036 1 0.036
4 Pesaing-pesaing di bisnis yang di masuki dalam industri sejenis
0.028 1 0.028
5 Seringnya terjadi sengketa tanah di Indonesia, tidak terkecuali di wilayah Sumatera
0.024 2 0.048
Jumlah 1.000 2.788
Sumber: Pengolahan data, 2014
Dari tabel Matriks IFE diatas. Diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot PT. Bumi Laksamana Jaya adalah 2.788. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi eksternal yang cukup kuat dan mampu memaksimalkan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan, karena nilai yang diperoleh di atas nilai rata-rata yaitu 2.5.
4.5.3. Matriks Profil Persaingan (CPM)
Matriks Competitive Profile Matrix (CPM) bertujuan untuk mengidentifikasi posisi PT.Bumi Laksamana Jaya dengan posisi pesaingan utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya dilihat dari beberapa faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan industri kontruksi. Dua pesaing utama yaitu PT.Bukitapit Bumi Persada dan CV. Borobudur.
Pada matriks CPM di bawah ini, pemberian rating tiap faktor ditentukan berdasarkan hasil wawancara pada ketiga tenaga kerja tersebut. Berikut ini adalah tabel pemberian bobot kepada setiap faktor kunci:
Tabel 4.8. Faktor Kunci Kesuksesan
Faktor Bobot
Sistem kerjasama 0.233
Kualitas produk 0.194
Daya saing harga 0.153
Loyalitas konsumen 0.108
Pangsa pasar 0.089
Distribusi penjualan 0.069 Kapasitas produksi 0.052 Brand yang sudah dikenal 0.043
Sistem persediaan 0.031
Promosi produk 0.027
Sumber: Pengolahan data, 2014
4.5.3.1 Hasil Matriks CPM
Setelah diketahui hasil peringkat dan bobot CPM, maka dapat dibuat matriks CPM.Berikut ini adalah hasil matriks CPM PT.Bumi Laksamana Jaya dengan dua pesaingnya PT Bukitapit Bumi Persada, dan CV. Borobudur.
Sumber: Pengolahan Data, 2014 Gambar 4.8. Output Expert Choice CPM 1
Sumber: Pengolahan Data, 2014 Gambar 4.9. Output Expert Choice CPM 2
Berikut ini adalah Matriks Profile Persaingan (CPM) PT. Bumi Laksamana Jaya:
Tabel 4.9. Matriks CPM PT. Bumi Laksamana Jaya Faktor Bobot PT. Bumi
Laksamana Jaya
PT. Bukitapit Bumi Persada
CV. Borobudur Rating Skor Rating Skor Rating Skor Sistem kerjasama 0.233 3 0.699 4 0.932 3 0.699 Kualitas produk 0.194 3 0.582 4 0.776 2 0.388 Daya saing harga 0.153 4 0.612 3 0.459 4 0.612 Loyalitas konsumen 0.108 4 0.432 4 0.432 3 0.324 Pangsa pasar 0.089 3 0.267 4 0.356 3 0.267 Distribusi penjualan 0.069 3 0.207 3 0.207 4 0.276 Kapasitas produksi 0.052 3 0.156 3 0.156 3 0.156 Brand yang sudah dikenal 0.043 3 0.129 3 0.129 3 0.129 Sistem persediaan 0.031 2 0.062 3 0.093 3 0.093 Promosi produk 0.027 1 0.027 3 0.081 1 0.027 Total 1 3.173 3.621 2.971
Sumber: Pengolahan data, 2014
Dari hasil pengolahan Competitive Profile Matrix (CPM) di atas maka menunjukan bahwa pada urutan pertama PT. Bukitapit Bumi Persada dengan angka olahan sebesar 3.621, Bumi Laksamana Jaya pada urutan kedua dengan angka olahan sebesar 3.378 kemudian pada urutan ketiga CV. Borobudur dengan angka olahan sebesar 3.025. Angka di atas juga menunjukan kinerja perusahaan secara tidak langsung dalam menjalankan persaingan bedasarkan pada faktor – yang disebutkan.
4.6 Tahap Pencocokan
Setelah mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalan model-model kuantitif perumusan strategi. Alat analisis yang digunakan pada tahap
ini antara lain yaitu matriks Strrnght-weakaness-opportunities-threats (SWOT), Internal-External (IE) dan Grand Strategy.
4.6.1 Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Matriks SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.Berikut ini adalah hasil Matriks SWOT PT. Bumi Laksamana Jaya:
Tabel 4.10. Matriks SWOT PT. Bumi Laksamana Jaya
Kekuatan Kelemahan
1. Penerapan manajemen mutu dalam perusahaan 2. Memiliki proyek
pembangunan wisata air satu-satunya di
Bengkalis
3. Sudah menjalankan CSR secara periodik 4. Modal/aset yang besar 5. Mempunyai lini bisnis
yang banyak
1. Akumulasi kerugian di masa lalu
2. Status BUMD yang membuat perusahaan kurang fleksibel 3. Belum ada ISO 4. Sumber Daya Manusia
yang masih perlu ditingkatkan kualifikasinya 5. Biaya perawatan
peralatan yang mahal Peluang 1.(S4,O5)
Mengembangkan produk dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam Bengkalis
2.(S2,O4)
1.(W1,O2)
Menjalin kerjasama dengan perusahaan lain untuk mengembangkan wisata air milik PT. BLJ 2.(W3,O2)
1. Dukungan pemegang saham 2. Memiliki relasi yang
baik dengan
berbagai perusahaan baik swasta &
BUMD/BUMN lainnya
3. Tidak ada bisnis subtitusi di Kabupaten Bengkalis 4. Perekonomian di Pulau Sumatera cenderung lebih stabil dibanding pulau-pulau lain di Indonesia
5. Sumber daya alam Kabupaten
Bengkalis yang relatif kaya Migas maupun Hayati
Mempromosikan wahana wisata air milik PT. BLJ dengan intensif dan besar-besaran
Mengekspos CSR yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan image baik bagi perusahaan
Ancaman 1.(S3,T2)
Melaksanakan lebih banyak CSR untuk mengahapus isu terhadap perusahaan 2.(S2,S4,T4)
Melakukan merger atau mengambil alih di antara pesaing
1.(T1,W5)
Mengurangi biaya-biaya yang sekiranya tidak begitu diperlukan 1. Inflasi
2. Pengaruh isu politik terhadap kepemimpinan perusahaan 3. Jumlah warga Kabupaten Bengkalis yang relatif sedikit 4. Pesaing-pesaing
baru di bisnis yang dimasuki dalam industri sejenis 5. Seringnya terjadi sengketa tanah di Indonesia, tidak terkecuali wilayah Sumatera
Sumber: Pengolahan data, 2014
1. Pengembangan Produk (S4,O5)
Dengan adanya modal/aset yang besar didukung oleh Sumber Daya Alam Kabupaten Bengkalis yang relatif kaya migas dan Hayati maka perusahaan dapat melakukan strategi pengembangan produk.
2. Penetrasi Pasar (S2,O4)
Karena perusahaan memiliki proyek pembangunan wisata air satu-satunya di Bengkalis serta dengan kondisi perekonomian di Pulau Sumatera yang cenderung lebih stabil di banding pulau-pulau lainnya sehingga PT. BLJ
melakukan aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif dan besar-besaran untuk wahana air milik mereka.
3. Pengembangan produk (W1,O2)
Pengembangan produk PT.BLJ melakukan pengembangan produk untuk menutup akumulasi kerugian di masa lalu didukung dengan dukungan pemegang saham yang besar.
4. Penetrasi Pasar (W3,O2)
PT. BLJ memanfaatkan memiliki relasi yang baik dengan berbagai perusahaan untuk menutupi kekurangan perusahaan yang belum memiliki ISO.
5. Penetrasi Pasar (S3,T2)
PT. BLJ dapat mempengaruhi pengaruh isi politik terhadap kepemimpinan perusahaan dengan menciptakan image baik dengan memprommosikan bahwa perusahaan telah menjalankan CSR secara periodic dengan menggunakan strategi penetrasi pasar.
6. Integrasi Horizontal (S2,S4,T4)
PT. Bumi Laksamana Jaya merupakan perusahaan pertama dan satunya yang mendirikan pembangunan wisata air di Kota Bengkalis dan perusahaan yang mempunyai modal besar sehingga pesaing-pesaing baru di dalam industri sejenis dapat dihadapi dengan menerapkan stategi integrasi horizontal yang mengarah kepada strategi untuk meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing.
7. Penghematan (T1,W5)
Karena inflasi yang terus meningkat perusahaan diharapkan melakukan penghematan untuk mengurangi biaya perawatan peralatan yang mahal. Dari hasil Matriks SWOT diatas dapat diketahui alternatif strategi untuk PT. Bumi Laksamana Jaya yaitu:
1. Pengembangan Produk 2. Penetrasi Pasar
3. Integrasi Horizontal 4. Penghematan
2.788
2.635 4.6.2 Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks Internal Eksternal (IE) memposisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel. Akan tetapi dalam hal ini matriks IE digunakan untuk untuk memposisikan perusahaan dengan tujuan memperoleh alternatif strategi. Matriks Internal Eksternal didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor bobot dari Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) total pada sumbu X dan skor bobot dari Matriks External Factor Evaluation (EFE) total sumbu Y. Berikut ini adalah tabel IE yang diperoleh berdasarkan total skor bobot pada Matriks dan skor bobot pada Matrik EFE.
4.0 3.0 2.0 1.0 3.0 I II III 2.0 IV V VI 1.0 VII VIII IX
Sumber: Pengolahan data, 2014
Gambar 4.10. Output Matriks IE PT. Bumi Laksamana Jaya
Keterangan:
I. Ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) bisa menjadi pilihan yang paling tepat bagi divisi-divisi ini. II. Divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik
pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini.
III. Ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah panen atau divestasi.
Berdasarkan hasil tabel Matriks IFE dan Matriks EFE, diketahui bahwa nilai IFE adalah 2.635 dan EFE adalah 2.788.Dan darigambar di atas dapat dijelaskan bahwa posisi PT.Bumi Laksamana Jaya berada pada sel V, dimana strategi yang harus dijalankan oleh perusahaan adalah mempertahankan dan memelihara (hold and maintain), yang terdiri dari strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, dan integrasi horizontal.
4.6.3. Matriks Grand Strategy
Matriks Grand Strategy bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada salah satu kuadran sehingga diperoleh strategi alternatif yang tepat yang didasarkan pada dua dimensi penilaian yaitu: posisi persaingan dan pertumbuhan pasar.
Berdasarkan hasil analisis matriks profil kompertitif (CPM), maka diketahui bahwa PT.Bumi Laksamana Jaya memiliki daya saing yang lemah dibanding para pesaingnya. Selanjutnya, dari hasil pencarian internet, ditemukan pertumbuhan industri kontruktor sebesar 7.4% yang berarti pertumbuhan pasar pada industri kontruktor berada pada posisi yang tinggi..
Posisi kompetitif yang kuat Posisi kompetitif yang lemah Pertumbuhan pasar yang cepat
Sumber: Pengolahan data, 2014
Gambar 4.11. Matriks Grand Strategy PT. Bumi Laksamana Jaya
Berdasarkan Matriks Grand Strategy di atas, ditemukan bahwa posisi PT.Bumi Laksamana Jaya berada pada kuadran II. Dimana jika dilihat dari persaingan, posisi PT.Bumi Laksamana Jaya berada di posisi kedua dengan total skor 3.173, sedangkan di posisi pertama ada PT.Bukitapit Bumi Persada dengan total skor 3.621, dan di posisi ketiga ada CV.Borobudur dengan total skor 2.971.Sehingga dapat disimpulkan PT.Bumi Laksamana Jaya lebih mendekati pesaing yang ada di bawahnya dibandingkan dengan pesaing utamanya.
Selanjutnya dilihat dari tingkat pertumbuhan industri, industri kontraktor berada pada tingkat yang cepat dengan tingkat pertumbuhan mencapai 7,4% per tahun.Oleh karena dua hal tersebut maka perusahaann berada pada kuadran II dalam Matriks Grand Strategy.Strategi yang paling tepat untuk perusahaan yang berada pada kuadran II adalah strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi horizontal, divestasi dan likuidasi.
II I
III IV
PT. Bumi Laksamana Jayaya
Pertumbuhan pasar yang lambat
4.7. Tahap Keputusan
Setelah melakukan analisis dengan 3 macam matriks, yaitu Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategi maka diperoleh beberapa alternatif strategi antara lain penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar, integrasi horizontal, divestasi, dan likuidasi. Seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.12. Alternatif Strategi PT. Bumi Laksamana Jaya
Alternatif strategi Metode Pencocokan Frekuensi
Penetrasi Pasar Matrix SWOT, IE, Grand Strategy 5 Pengembangan Produk Matrix SWOT, IE, Grand Strategy 4 Integrasi Horizontal Matrix SWOT, IE, Grand Strategy 3
Penghematan Matrix SWOT 1
Pengembangan Pasar Matrix Grand Strategy 1
Divestasi Matrix Grand Strategy 1
Likuidasi Matrix Grand Strategy 1
Sumber: Pengolahan data, 2014
4.7.1.Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Setelah mengetahui alternatif-alternatif strategi yang yang dihasilkan melalui tahap pencocokan akan di analisis bedasarkan dengan kondisi perusahaan dan industri untuk menilai apakah alternatif strtegi tersebut sesuai untuk diterapkan oleh perusahaan, dalam arti strategi tersebut merupakan strategi yang efektif untuk diterapkan oleh perusahaan. Kemudian alternatif strategi yang terpilih akan di analisis melalui matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) untuk menentukan strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh perusahaan,
Setelah diperoleh alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan melalui tahap pencocokan, maka empat alternatif strategi yang efektif untuk diterapkan oleh perusahaan. Keempat alternatif dtrstegi tersebut antara lain: penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi horizontal dan penghematan. Keempat alternatif strategi tersebut akan di evaluasi melalui Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) untuk menentukan alternatif strategi terbaik yang sebaiknya di terapkan oleh perusahaan.
Dalam menyusun Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif ini terdapat beberapa faktor yang tidak memiliki nilai daya tarik (AS) pada suatu strategi,akan tetapi terdapat nilai daya tarik (AS) pada strategi lain pada faktor yang sama. Hal itu di sebabkan karena faktor tersebut tidak memiliki hubungan atau pengaruh sama sekali dengan strategi yang di pilih,maka faktor tersebut tidak di berikan nilai dayatarik (AS). Sebaliknya,jika faktor tersebut memiliki hubungan atau pengaruh maka faktor tersebut di berikan nilai daya tarik antara 1 samapi 4,yang menyatakan bahwa:
1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = cukup menarik 4 = sangat menarik
Suatu faktor belum tentu memiliki pengaruh/hubungan pada strategi lain. Jika suatu faktor tidak di berikan nilai dayatarik pada suatu strategi dan tidak diberikan nilai daya tarik pada strategi lain,sedangkan pada suatu strategi,faktor tersebut memiliki daya tarik, maka akan mempengaruhi nilai total daya tarik sehingga berpengaruh terhadap ketepatan strategi yang akan di tetapkan/di putuskan. Berikut ini adalah hasil Matriks QSPM PT Bumi Laksamana Jaya:
Tabel 4.13. Matriks QSPM PT. Bumi Laksamana Jaya Faktor Utama Bobot Penetrasi Pasar Pengembangan
Produk
Integrasi Horizontal
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Penerapan manajemen mutu dalam perusahaan
0.2 4 0.8 3 0.6 3 0.6
Memiliki proyek
pembangunan wisata air satu-satunya di Bengkalis
0.187 4 0.748 3 0.561 2 0.374
Sudah menjalankan CSR secara periodik
0.15 4 0.6 2 0.3 2 0.3
Modal atau aset yang besar 0.117 3 0.351 3 0.351 3 0.351
Mempunyai lini bisnis yang banyak
0.093 3 0.279 4 0.372 3 0.279
Kelemahan
Akumulasi kerugian di masa lalu
0.069 1 0.069 1 0.069 1 0.069
Status BUMD yang
membuat perusahaan kurang fleksibel
Belum ada ISO 0.039 1 0.039 3 0.117 1 0.039 Sumber daya manusia yang
masih perlu ditingkatkan kualifikasinya
0.031 1 0.031 2 0.062 1 0.031
Biaya perawatan peralatan yang mahal
0.025 1 0.025 3 0.075 2 0.05
Peluang
Dukungan Pemegang Saham (Pemerintah Kabupaten Bengkalis)
0.278 4 1.112 4 1.112 3 0.834
Memiliki relasi yang baik dengan berbagai perusahaan baik swasta dan
BUMD/BUMN lainnya
0.198 4 0.792 3 0.594 1 0.198
Tidak ada bisnis subtitusi di Kabupaten Bengkalis
0.144 4 0.576 3 0.432 3 0.432
Perekonomian di Pulau Sumatera cenderung lebih stabil dibanding pulau-pulau lain di Indonesia
0.103 3 0.309 1 0.103 1 0.103
Sumber daya alam
Kabupaten Bengkalis yang relatif kaya dari Migas maupun hayati
0.077 4 0.308 3 0.231 1 0.077
Ancaman
Inflasi 0.061 1 0.061 1 0.061 1 0.061
Pengaruh isu politik terhadap kepemimpinan perusahaan
0.051 1 0.051 1 0.051 2 0.102
Jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis yang relatif sedikit
0.036 1 0.036 2 0.072 2 0.072
Pesaing-pesaing di bisnis yang di masuki dalam industri sejenis
0.028 2 0.056 3 0.084 3 0.084
Seringnya terjadi sengketa tanah di Indonesia, tidak terkecuali di wilayah Sumatera
0.024 1 0.024 1 0.024 1 0.024
Total 6.316 5.32 4.129
Sumber: Pengolahan data, 2014
4.7.2. Simpulan QSPM
Dari hasil Matriks Perencanaan Strategi (QSPM) pada PT.Bumi Laksamana Jaya diatas diketahui bahwa Strategi Penetrasi Pasar memiliki total nilai daya tarik 6.316, Strategi Pengembangan Produk memiliki total nilai daya
tarik 5.32 dan Strategi Integrasi Horizontal memiliki total nilai daya tarik 4.129. Maka terlihat bahwa rekomendasi strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT.Bumi Laksamana Jaya untuk dapat meningkatkan daya saing adalah Strategi Penetrasi Pasar.
4.8. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari analisis IFE, EFE, dan Matriks QSPM PT. Bumi Laksamana Jaya maka didapatkan hasil-hasil strategi seperti di bawah ini:
1. Faktor-faktor internal yang berada di dalam perusahaan meliputi kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor kekuatan perusahaan antara lain penerapan manajemen mutu dalam perusahaan, memiliki proyek pembangunan wisata air satu-satunya di Bengkalis, sudah menjalankan CSR secara periodic, modal atau aset yang besar, mempunyai lini bisnis yang banyak dimana dari keseluruhan faktor kekuatan, ditemukan bahwa kekuatan utama perusahaan adalah dimana PT. Bumi Laksamana Jaya memiliki proyek pembangunan wisata air satu-satunya di Bengkalis dengan total score sebesar 0.561. Selanjutnya faktor-faktor kelemahan perusahaan antara lain akumulasi kerugian di masa lalu, status BUMD yang membuat perusahaan kurang fleksibel, belum ada ISO, sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan kualifikasinya dan biaya perawatan peralatan yang mahal dimana dari hasil keseluruhan kelemahan yang ditemukan, kelemahan utama perusahaan adalah 0.078. Dari uraian faktor internal yang telah diteliti, dapat disimpulkan bahwa PT. Bumi Laksamana Jaya telah berhasil memaksimalkan kekuatan dengan meminimalisasi kelemahan
2. Faktor –faktor eksternal yang berada di luar perusahaan meliputi peluang dan ancaman. Faktor-faktor peluang perusahaan antara lain Dukungan pemegang saham, memiliki relasi yang baik dengan berbagai perusahaan baik swasta & BUMD/BUMN lainnya, Tidak ada bisnis subtitusi di Kabupaten Bengkalis, Perekonomian di Pulau Sumatera cenderung lebih stabil disbanding pulau-pulau lain di Indonesia, Sumber daya alam Kabupaten Bengkalis yang relatif kaya Migas maupun Hayati dimana dari keseluruhan faktor peluang, ditemukan bahwa dukungan pemegang saham merupakan peluang terbesar yang dimiliki perusahaan dengan total score sebesar 0.834. Selanjutnya, faktor-faktor ancaman perusahaan antara lain Inflas, pengaruh isu politik
terhadap kepemimpinan perusahaan, Jumlah warga Kabupaten Bengkalis yang relatif sedikit, Pesaing-pesaing baru di bisnis yang dimasuki dalam industri sejenis, dan Seringnya terjadi sengketa tanah di Indonesia, tidak terkecuali wilayah Sumatera. Selanjutnya dari keseluruhan faktor ancaman, ditemukan bahwa inflasi merupakan ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan dengan total score sebesar 0.122.Dari uraian faktor eksternal yang telah diteliti, dapat disimpulkan bahwa PT. Bumi Laksamana Jaya telah berhasil memanfaatkan peluang dengan menghindari ancaman.
3. Dari hasil matriks QSPM, maka rekomendasi strategi yang tepat untuk disarankan kepada perusahaan adalah penetrasi pasar, yaitu dengan melakukan promosi besar-besaran di pasar yang sudah ada. Selain itu, perusahaan juga masih memiliki dua alternatif strategi lain yang bisa menjadi rekomendasi lanjutan yaitu pengembangan produk dengan mengembangkan alat-alat yang di miliki oleh perusahaan dan integrasi horizontal dengan mengakuisisi pesaing baru.