• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN REKAM MEDIS DI PENDAFTARAN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN REKAM MEDIS DI PENDAFTARAN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH : D A R L I S NIM: 10C10104171

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT

(2)

KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH : D A R L I S NIM: 10C10104171

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT

(3)

1 1.1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan tempat pemondokan yang memberikan pelayanan medik jangka pendek dan jangka panjang yang meliputi kegiatan observasi, diagnostik, terapetik dan rehabilitasi bagi semua orang yang menderita sakit atau luka serta bagi mereka yang melahirkan, dan juga diberikan pelayanan berdasarkan rawat jalan bagi yang membutuhkan sesuai dengan sakit yang dideritanya.

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983 Tahun 1992 tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan berdaya guna dan berhasil guna, serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Fungsi rumah sakit itu sendiri adalah tempat menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi, dan pelayanan pencegahan penyakit. Dengan demikian rumah sakit merupakan institusi yang multi produk, padat modal, padat karya, dan padat teknologi, sehingga memerlukan manajemen yang baik dalam pengelolaannya (Hatta, 2009).

Untuk melaksanakan fungsi rumah sakit sebagai tempat menyelenggarakan pelayanan kesehatan, maka sesuai dengan Permenkes RI No. 159b/MenKes/SK/PER/II/1988 menyebutkan kegiatan pelayanan rumah sakit berupa palayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik. Kegiatan di rumah sakit

(4)

mencakup pelaksanaan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan administrasi, pemeliharaan gedung, peralatan dan perlengkapan. Dan UU Nomor 44 tahun 2009 tentang membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 269/MenKes/Per/III/2008 pasal 1 rekam medis yaitu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegitan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan untuk melayani permintaan dari pasien atau untuk keperluan lainnya. Untuk itu pelayanan rekam medis yang diberikan harus berkualitas dan sesuai dengan standar pelayanan yang ada (Depkes RI, 2007).

Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan unit fungsional yang menanganai penerimaan pasien di rumah sakit, baik yang akan berobat jalan maupun yang akan dirawat di rumah sakit. Pemberian pelayanan di IRJ pertama kali dilakukan di loket karcis yang dikelola oleh bagian Rekam Medis Rawat Jalan. Salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu tunggu pasien. Waktu tunggu pasien dalam hal ini terhadap pelayanan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan merupakan salah satu hal penting yang akan menentukan citra awal pelayanan rumah sakit. Waktu tunggu pasien merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan

(5)

ketidakpuasan. Pasien akan menganggap pelayanan kesehatan jelek apabila sakitnya tidak sembuh, antri lama, dan petugas kesehatan tidak ramah meskipun profesional (Pohan, 2007).

Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. Pelayanan rekam medis rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran pasien sampai memperoleh dokumen rekam medis yang akan digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2007).

Dalam pelayanan rawat jalan di rumah sakit, waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu pelayanan rawat jalan di kategorikan cepat jika waktu tunggu kurang dari atau sama dengan 60 menit, dan kategorikan lama jika waktu tunggu lebih dari 60 menit (Depkes RI, 2008).

Tempat loket pendaftaran pasien di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan terletak di depan, samping kanan UGD dengan jarak ± 15 meter samping kiri poliklinik dengan jarak ± 20 meter. Proses pendaftaran pasien yang dilaksanakan di loket 1 dan loket 2 yang terpisah jaraknya ± 3 meter.

Pasien baru yang datang berobat dengan menggunakan Jamkesmas, JKA atau ASKES terlebih dahulu harus melakukan registrasi dan pengambilan nomor rekam medik di loket 1. Kemudian pasien membawa status ke loket 2 untuk pembuatan Surat Jaminan Peserta (SJP) dan Surat Keabsahan Peserta (SKP). Setelah selesai pasien langsung membawa status ke poliklinik yang di tuju.

Bagi pasien lama langsung menuju ke loket 2 dengan menyerahkan kartu peserta dan kartu index berobat kepada petugas. Kemudian pasien menunggu

(6)

untuk dipanggil namanya di ruang tunggu. Petugas kemudian mencari status berobat terdahulu sekaligus membuat SJP dan SKP yang baru. Setelah pembuatan SJP dan SKP selesai lalu diserahkan kepada pasien untuk dibawa langsung ke poliklinik yang dituju.

Peneliti telah mengadakan survey awal tanggal 12 Maret 2012 di loket Rekam Medis Rawat Jalan RSUD Dr. H. Yuliddin Away selama 2 jam mulai jam 09.00 - 11.00 WIB. Menurut pengamatan peneliti, waktu tunggu pasien mulai dari selama kedatangan pasien di tempat penerimaan pasien sampai dikirimnya berkas rekam medis pasien ke poliklinik tujuan memerlukan waktu tunggu rata-rata selama 25 menit. Namun ada juga sebahagian pasien yang sudah pernah berobat jalan harus menunggu lebih dari 60 menit, karena memakan waktu yang lama sewaktu petugas mencari berkas atau dokumen medis pasien yang pernah disimpan sewaktu berobat dahulunya. Kondisi seperti ini menimbulkan keluhan dari pihak pasien atau keluarganya karena mereka harus menunggu sekian lama di ruang tunggu pendaftaran rawat jalan.

Bila waktu tunggu pasien di Rekam Medis Rawat Jalan lama maka hal tersebut berpengaruh terhadap citra pelayanan rumah sakit yang kemungkinan besar berpengaruh pada utilitas pasien di masa mendatang. Oleh karena itu perlu diteliti faktor - faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan dengan harapan dapat dilakukan upaya perbaikan oleh pihak rumah sakit.

(7)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimanakah waktu tunggu pelayanan Rekam Medis di pendaftaran rawat jalan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012?.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui waktu tunggu pelayanan rekam medis di pendaftaran rawat jalan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kegiatan rekam medis yang meliputi penerimaan pasien, pencatatan, penyimpanan dan pengambilan kembali dalam pelayanan rawat jalan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

b. Mengetahui sumber daya manusia yang meliputi jumlah tenaga, pendidikan, umur, dan masa kerja dalam pelayanan rawat jalan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

c. Mengetahui sumber daya material yang meliputi bahan, peralatan dan fasilitas dalam pelayanan rawat jalan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis :

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.

(8)

1.4.2. Manfaat Aplikatif : a. Bagi Rumah Sakit :

Memberikan manfaat untuk pihak yang dijadikan objek penelitian yaitu RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai waktu tunggu pelayanan di Pendaftaran Rawat Jalan.

b. Bagi peneliti sendiri :

Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam hal metode penelitian dibidang kesehatan.

c. Bagi pasien sendiri :

Diharapkan dengan penelitian ini dapat mempercepat waktu tunggu di loket pendaftaran rekam medis di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

(9)

7 2.1. Rekam Medis

Rekam medis diartikan sebagai “keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”. Kalau diartikan secara dangkal rekam medis seakan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas daripada hanya catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seseorang pasien yang akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seseorang pasien yang datang kerumah sakit (Depkes RI, 2007).

Ada beberapa istilah rekam medis yaitu : Rekam Medis, “Medical Record”. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 269/Menkes/Per/III/2008 pasal 1 yaitu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis

(10)

adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan untuk melayani permintaan/ peminjaman aapabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya (Depkes RI, 2007).

Menurut Gemala Hatta, prinsip dasar arsip kesehatan / rekam medis : Arsip kesehatan yang paling utama yaitu rekam kesehatan yang merekam segala informasi seputar kesehatan dan pelayanan medis yang diterima setiap pasien. Praktek rekaman dibidang kesehatan sudah dikenal sejak zaman prasejarah yang terus berkelanjutan hingga masa kini. Berbagai isu tentang rekaman terus bermunculan dan berubah, baik dilihat dari sisi perkembangan teknologi rekaman, pengelolaan berkas dan kualitas rekaman yang terkait dengan dasar hukumnya. Apapun teknologi rekaman baik manual maupun komputerisasi yang digunakan dalam sarana pelayanan kesehatan, tetap saja menjalankan rekaman untuk keperluan administratif maupun medis (Ery Rustiyanto, 2009).

2.1.1. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertip administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak mungkin tertip administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan rekam

(11)

medis secara rinci akan terlihat dan analog sebab kegunaan Rekam Medis itu sendiri (Depkes, 2008).

2.1.2. Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis secara umum adalah :

a. Sebagai alat komunikasi antara tenaga kesehatan serta tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan.

g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien. h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai bahan

pertanggungjawaban dan laporan.

Kegunaan rekam medis menurut Gibony, 1991 yang disingkat ALFRED adalah (Hatta, 2009) :

(12)

Data dan informasi yang dihasilkan rekam medis dapat digunakan manajemen untuk melaksanakan fungsinya guna pengelolaan berbagai sumber daya, karena Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Legal/ Hukum

Sebagai alat bukti hukum yang dapat melindungi hukum terhadap pasien, provider kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya) serta pengelola dan pemilik sarana pelayanan kesehatan. Berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha untuk menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

c. Aspek Medis

Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

d. Financial/ Keuangan

Setiap jasa yang diterima pasien bila dicatat dengan lengkap dan benar maka dapat digunakan untuk menghilangkan biaya yang harus dibayar pasien, selain itu jenis dan jumlah pelayanan kegiatan yang tercatat dalam formulir dapat digunakan untuk memprediksi pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan. e. Research/ Riset

Berbagai macam penyakit yang telah dicatat dalam dokumen rekam medis dapat dilakukan penelusuran guna kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.Suatu berkas rekam medis

(13)

mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data / informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

f. Education/ Pendidikan

Dokumen rekam medis dapat digunakan untuk belajar dan mengembangkan ilmu bagi mahasiswa atau pendidik. Dalam dokumen rekam medis terkandung data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi pemakai. g. Documentation/ Dokumentasi

Rekam medis sebagai dokumen karena memiliki sejarah medis seorang pasien dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

2.1.3. Kegiatan Rekam Medis

Kegiatan rekam medis meliputi penerimaan pasien, pencatatan, penyimpanan dan pengambilan kembali (Depkes, RI, 2007) :

a. Penerimaan pasien/ Pendaftaran

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) merupakan pintu masuk pertama dalam penerimaan dan pendaftaran pasien rawat jalan karena dimana setiap pasien yang akan berobat di rumah sakit harus terlebih dahulu mendaftar di TPPRJ. Kegiatan rekam medis yang berkaitan dengan Penerimaan pasien/ pendaftaran sebagai berikut :

- Melaksanaan proses penyelenggaraan pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan/ rawat inap IGD.

(14)

- Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat jalan.

- Menyiapkan rekam medis rawat jalan serta meminta rekam medis rawat jalan ke petugas rekam medis bagian penyimpanan.

- Mengisi buku register pendaftaran pasien rawat jalan.

- Membuat atau memutakhirkan kartu index utama pasien (KIUP) rawat jalan Sedangkan untuk penerimaan pasien lama sebagai berikut:

- Pasien lama dibedakan antara pasien datang dengan perjanjian dan pasien datang tanpa perjanjian. Baik pasien dengan perjanjian atau tanpa perjanjian mendapat pelayanan di Tmpat Pelayanan Pasien (TPP).

- Pasien dengan perjanjian akan langsung menuju poliklinik tujuan karena berkas rekam medisnya sudah disiapkan oleh petugas.

- Pasien tanpa perjanjian harus menunggu karena berkas rekam medis akan dimintakan oleh petugas TPP ke bagian rekam medis.

- Setelah berkas rekam medis dikirim ke poliklinik, pasien akan mendapat pelayanan (Depkes RI, 2007).

b. Pencatatan

Pencatatan adalah pendukomentasian segala informasi medis pasien ke dalam rekam medis yang akan menjadi bahan informasi. Catatan berdasarkan sumber datanya dibedakan menjadi catatan sosial dan catatan medis. Catatan sosial diperoleh saat penerimaan pasien di TPP yang meliputi nama, alamat, umur, agama, dan pekerjaan. Sedangkan data medis diperoleh pasien setelah mendapatkan pelayanan dari dokter, perawat atau petugas lainnya seperti petugas laboratorium dan radiologi. (Depkes RI, 1997).

(15)

Prinsip utama yang harus di taati oleh petugas pencatatan adalah: nama pasien harus lengkap, minimal terdiri dua suku kata. Dengan demikian, nama pasien yang akan tercantum dalam rekam medis akan menjadi satu di antara kemungkinan ini :

- Nama pasien sendiri, apabila nama sudah terdiri dari satu kata atau lebih; - Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila pasien seorang

pasien bersuami;

- Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya adalah nama ayah);

- Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/ marga, maka nama keluarga atau marga didahulukan dan kemudian diikuti nama sendiri;

c. Penyimpanan

Bentuk penyimpanan berkas rekam medis ada dua, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi adalah penyimpanan rekam medis pasien dalam satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan selama pasien dirawat inap. Sedangkan desentralisasi yaitu penyimpanan dengan melakukan pemisahan antara rekam medis di poliklinik dengan rekam medis dirawat inap. Berkas rekam medis pasien poliklinik disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan berkas rekam medis pasien rawat inap disimpan di bagian rekam medis. Secara teori sentralisasi lebih baik daripada desentralisasi, tetapi pelaksanaanya sangat tergantung pada situasi dan kondisi masing – masing rumah sakit. Penyimpanan berkas rekam medis dapat menggunakan sistem nomor. Sistem penomoran ya ng sering dipakai adalah sistem nomor langsung (straight numerical), sistem angka akhir (terminal digit), dan sistem angka tengah (middle digit). (Depkes RI, 2007).

(16)

d. Pengambilan kembali

Peminjaman dan pengembalian kembali berkas rekam medis dijelaskan sebagai berikut :

- Permintaan rutin dari poliklinik atau dokter yang melakukan riset, harus diajukan kebagian rekam medis, setiap hari pada jam yang telah ditentukan. - Poliklinik yang meminta berkas rekam medis harus mengisi kartu permintaan.

Petugas harus menulis dengan benar dan jelas nama pasien dan nomor kartu rekam medisnya.

- Permintaan atau peminjaman rekam medis yang tidak rutin, seperti untuk pertolongan gawat darurat, harus dipenuhi sesegera mungkin

- Permintaan lewat telpon juga dilayani dan petugas bagian rekam medis harus mengisi kartu permintaan. Petugas dari bagian lain yang meminta harus datang sendiri untuk mengambil berkas rekam medis dan diminta dan harus mengisi kartu permintaan. (Depkes RI, 2007).

2.1.4. Pelayanan rawat Jalan

Rawat jalan adalah pasien yang menerima pelayanan kesehatan di rumah sakit tanpa dirawat di rumah sakit, atau terdaftar sebagai pasien rawat inap (Ray, 2006).

Rawat jalan (RJ) merupakan salah satu unit kerja di rumah sakit yang melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan merupakan bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di rumah sakit (Azrul , 2006).

(17)

Pelayanan rawat jalan (ambulatory services) adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak untuk rawat inap (hospitalization). Ke dalam pengertian pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal seperti rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan (nursing homes). (Azrul, 2006).

Rawat jalan juga merupakan salah satu yang dominan dari pasar rumah sakit serta merupakan sumber keuangan yang bermakna, sehingga selalu dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pelayanan rawat jalan merupakan satu dari area pelayanan kesehatan yang sedang berkembang pesat. (Eti, 2007).

Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan unit fungsional yang menangani penerimaan pasien di rumah sakit, baik yang akan berobat jalan maupun yang akan dirawat di rumah sakit. Pemberian pelayanan di IRJ pertama kali dilakukan di loket karcis yang dikelola oleh bagian Rekam Medis Rawat Jalan. Salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu tunggu pasien (Asmuni, 2009).

2.1.5. Waktu Tunggu Pelayanan

Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatlan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter (Depkes RI, 2007).

(18)

Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan rekam medis, gawat darurat, pelayanan poliklinik dan lain sebagainya. Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan oleh petugas kesehatan di rumah sakit untuk memberikan pelayanan pada pasien. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.

Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. Pelayanan rekam medis rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran pasien sampai memperoleh dokumen rekam medis yang akan digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan rawat jalan di rumah sakit, waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Disebut cepat jika waktu tunggu kurang dari atau sama dengan 60 menit, dan disebut lama jika waktu tunggu lebih dari 60 menit (Depkes RI, 2007).

2.1.6. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset rumah sakit yang penting, dan merupakan sumber daya yang berperan besar dalam pelayanan rumah sakit. Penanganan SDM penting karena mutu pelayanan rumah sakit sangat tergantung dari perilaku SDM dan kemajuan ilmu dan teknologi memerlukan tenaga yang profesional dan spesialistis ( Ray, 2006). Sumber daya manusia meliputi :

(19)

a. Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin meningkat pula kinerjanya. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai – nilai yang baru diperkenalkan. Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kesiapan dalam memberikan pelayanan, orang yang berpendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasi masalah dan berperan lebih baik dan efektif serta konstruktif daripada yang berpendidikan rendah (Nursalam, 2001).

b. Umur

Umur adalah usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai dengan batas terakhir masa hidupnya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Demikian juga dalam umur pegawai dalam melaksanakan kegiatan pelayanan. Makin tua umur seseorang makin konstruktif dalam mengatasi masalah dalam pekerjaan, dan makin terampil dalam memberikan pelayanan kepada klien.

c. Masa Kerja

Pengalaman adalah guru yang baik, oleh sebab itu pengalaman identik denagn lama bekerja (masa kerja). Pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

(20)

memperoleh kebenaran pengetahuan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pasien (klien). Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Sehingga dapat dikatakan, semakin lama seseorang bekerja semakin baik pula dalam memberikan pelayanan (Notoatmodjo, 2005).

2.1.7. Sumber Daya Material

Sumber daya material yang meliputi bahan, peralatan dan fasilitas yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan rekam Medis. Penyelenggaraan kegiatan rekam medis perlu didukung keberadaan sumber daya material yang meliputi bahan, peralatan, dan fasilitas.

Bahan adalah formulir dan kartu atau sejenisnyayang telah dicetak sesuai ketentuan yang menunjang pelaksanaan rekam medis. Fasilitas dan peralatan adalah segala sesuatu yang menunjang kemudahan pelaksanaan tugas dan pengelolaan rekam medis. Alat penyimpanan yang tepat, penerangan dan pengaturan suhu yang baik, pemeliharaan ruangan, serta perhatian terhadap faktor keselamatan sangat membantu pemeliharaan, mendorong kegairahan kerja dan meningkatkan produktivitas petugas.

Alat penyimpanan berkas yang umum digunakan adala rak terbuka (open shelves file unit), lemari lima laci (five drawers file cabinet) atau rak buka tutup (roll o’pack). Jarak antara dua buah rak untuk lalu lalang dianjurkan selebar 90 cm. jika menggunakan lemari lima laci maka sebaiknya dijejer satu baris dan ruang lowong didepannya harus 90 cm.jika diletakan berhadapan harus disediakan ruang lowong 150 cm untu memungkinkan membuka laci tersebut. Lemari lima laci memang tampak lebih rapi dan berkas rekam medisnya terlindung dari debu

(21)

dan kotoran dari luar. Namun pengguna rak terbuka lebih praktis dalam mempermudah pengambilan berkas rekam medis.

Pada deretan map rekam medis yang disimpan harus diberi tanda penunjuk untuk mempercepat pekerjaan penyimpanan dan menemukan rekam medis. Berkas rekam medis hendaknya diberi sampul pelindung untuk memelihara keutuhan susunan lembaran rekam medis dan mencegah terlepas atau tersobeknya lembaran, akibat seringnya diambil atau bolak balik. Sampul atau map pelindung dilengkapi dengan penjepit (fastener) untuk menggabungkan lembaran pada sampul (Depkes RI, 2007).

2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Skema 2.1. Kerangka Konsep Penelitian. PROSES 1. Lamanya waktu dalam melakukan setiap tahapan dalam kegaiatan rekam medis 2. Dukungan dari sumber daya manusia dalam kegiatan rekam medis. 3. Dukungan sumber daya material dalam kegiatan rekam medis. OUTPUT Waktu Tunggu Pelayanan rekam Medis rawat jalan di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan - Cepat - Lama 1. Kegiatan Rekam Medis meliputi : penerimaan pasien, pencatatan, penyimpanan dan pengambilan kembali. 2. Sumber Daya Manusia yang meliputi pendididkan, umur dan masa kerja. 3. Sumber Daya Material yang meliputi bahan, peralatan dan fasilitas lainnya. INPUT

(22)

20 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian deskriptif dengan rancangan Potong Lintang (Cross Sectional), yaitu penelitian hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa setiap subyek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran (Saryono, 2010).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian telah dilaksanakan sejak tanggal 15 November sampai dengan tanggal 08 Desember Tahun 2012.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Menurut Notoadmodjo (2005), populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah pasien yang datang ke tempat pendaftaran Rawat Jalan RSUD Rumah Sakit Umum Dr. H.

(23)

Yuliddin Away Tapaktuan dan seluruh staf atau petugas rekam medis rawat jalan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Notoadmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini terbagi dalam dua jenis yaitu pasien rawat jalan yang terdiri dari pasien baru dan pasien lama, staf atau petugas rekam medis rawat jalan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien baru dan pasien lama yang datang berobat ke poliklinik rawat jalan yang berjumlah rata-rata 390 pasien setiap bulannya (Data Profil RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tahun 2011).

Besarnya jumlah sampel pasien baru dan pasien lama ditentukan secara Random sampling, yaitu penentuan sampel secara acak berdasarkan rumus :

n = 1 . 2 d N N Keterangan : n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

d : Presisi ( penarikan sampel ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95% ) Menurut rumus diatas, maka besarnya sampel :

1 ) 01 , 0 ( 390 390   n 9 , 4 390  n n = 79,5

Dari teknik pengambilan sampel diatas, maka dapat ditentukan jumlah responden yang terdiri dari pasien baru dan pasien lama sebanyak 79,5 atau dibulatkan menjadi 80 orang.

Adapun sampel yang terdiri dari petugas atau staf rekam medis yang bertugas di pendaftaran rawat jalan ditentukan secara Total Sampling, yaitu

(24)

seluruh populasi merupakan sampel yang berjumlah sebanyak 4 orang. Jadi jumlah sampel yang terdiri dari pasien dan petugas rekam medis keseluruhannya adalah 84 orang responden.

3.3.3. Kriteria Inklusi :

Kriteria inklusi subyek dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut : 1. Pasien yang berobat jalan

2. Bersedia menjadi responden.

3.4. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian dengan datang langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang bekaitan dengan masalah yang diteliti melalui observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian, menyebar angket kepada pasien yang berobat di poliklinik rawat jalan dan wawancara secara terstruktur dengan seluruh petugas atau staf rekam medis di pendaftaran rawat jalan.

2. Data Sekunder

Tehnik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, dan literatur lain yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

(25)

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehinggal lebih mudah diolah (Saryono,2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005) Kuesioner akan digunakan pada pengumpulan data. Kuesioner ini untuk petugas rekam medis di pendaftaran rawat jalan.

b. Stopwatch, digunakan untuk menghitung waktu tunggu pasien di pendaftaran rawat jalan.

(26)

3.6. Defenisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

No Variabel Kegiatan Rekam Medis

1. Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur : : : : :

Aktivitas petugas dalam penerimaan pasien, pencatatan, penyimpanan dan pengambilan kembali status pasien. Observasi

Lembar observasi. 1. Baik.

2. Kurang. Ordinal.

No Variabel Sumber Daya Manusia

2. Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur : : : : :

Petugas yang bekerja di rekam medis yang meliputi jumlah petugas, pendidikan, umur dan masa kerja.

Mengedarkan Kuesioner Kuesioner.

1. Baik. 2. Kurang. Ordinal.

No Variabel Sumber Daya Material

3. Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur : : : : :

Fasilitas yang dipakai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan rekam Medis.

Observasi.

Lembar Observasi. 1. Baik.

2. Kurang. Ordinal.

No Variabel Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan 1. Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur : : : :

Lamanya pasien menunggu mulai dari mendaftar sampai diberikan status untuk berobat ke poliklinik tujuan.

Observasi yang berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Tahun 2008.

Penghitung waktu (Stopwatch). 1. Lama (> 60menit).

2. Cepat (≤ 60 menit) (Dep.Kes, RI, 2008) Ordinal.

(27)

Rentang Banyak Kelas 3.7. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dengan menentukan panjang kelas (interval), dengan menggunakan rumus :

P : Panjang kelas

Rentang : Selisih nilai tertinggi dan terendah

Banyak kelas : Jumlah kelas dari hasil ukur masing-masing variabel

Dengan demikian pengukuran untuk masing-masing variabel sebagai berikut :

A. Variabel Sumber Daya Manusia

Penilaian terhadap variabel ini dikategorikan : Baik : Apabila nilai kuesioner 2 dari total skor. Kurang : Apabila nilai kuesioner 0 -1 dari total skor.

B. Variabel Sumber Daya Material

Dari hasil akumulasi skor semua item, variabel ini dikategorikan : Baik : Apabila nilai observasi 14 - 26 dari total skor.

Kurang : Apabila nilai observasi 0 - 13 dari total skor.

C. Variabel Waktu Tunggu

Dari hasil akumulasi skor semua item, variabel ini dikategorikan : Lama : Apabila waktu tunggu > 60 menit.

Cepat : Apabila waktu tunggu ≤ 60 menit. P =

(28)

3.8. Tehnik Analis Data

Analisa data yang dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : - Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian.

- Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya. - Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban.

- Menghitung besarnya persentase data pada masing-masing kategori.

- Tabulasi, disini data dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam suatu tabel tunggal sehingga dapat di baca dengan mudah.

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana pengolahan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara. Analisis data dilakukan secara univariat untuk mendeskripsikan variabel yang diteliti ke bentuk distribusi frekuensi dari setiap variabel.

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis lalu diinterpretasikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode deskriptif yang dihitung secara persentase, dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P : Persentase yang diinginkan

F : Jumlah responden dalam setiap kategori masing-masing variabel n : Jumlah sampel penelitian

F P = x 100 % n

(29)

27 4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Tapaktuan dibangun pada tahun 1957, terletak di Pesisir Laut Selatan, merupakan satu satunya Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Aceh Selatan. Sebelum Rumah Sakit ini dibangun, kota Tapaktuan telah memiliki Rumah Sakit peninggalan Belanda yang sekarang tidak berfungsi lagi dan bangunannya dimanfaatkan sebagai tempat sekolah Akademi Perawat Kesehatan (AKPER) Pemda.

Akibat terus meningkatnya tuntutan masyarakat yang semakin membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermutu, maka Proyek Kesehatan Pedesaan dan Kependudukan (Proyek ADB III Loan No. 1299-INO) merekomendasikan Pembangunan Rumah Sakit Baru di Tapaktuan.

Pada tanggal 26 Januari 1997 oleh Gubernur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud telah melakukan peletakan batu pertama Pembangunan Rumah Sakit Tapaktuan di desa Gunung Kerambil, dan pada tanggal 13 Mei 1999 telah di resmikan oleh Gubernur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud untuk digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan di Kabupaten Aceh Selatan.

Sebelum diresmikan oleh Gubernur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, RSU Tapaktuan terhitung 10 Mei 1999 dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Aceh Selatan Nomor 3 Tahun 1999, dirubah menjadi

(30)

RSUD Dr. H. Yuliddin Away. Pemberian nama ini untuk mengenang nama seorang putra Aceh Selatan yang sangat berjasa dalam memajukan serta mensosialisasikan pengobatan tradisional ke pengobatan medis. Pada tanggal 20 Mei 1997 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 470/MENKES/SK/V/1997 Rumah Sakit Tapaktuan ditingkatkan kelasnya menjadi Kelas/Tipe C.

RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan yang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) dibawah Pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan sesuai dengan Qanun No. 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan rujukan, serta mempunyai fungsi - fungsi :

a. Penyelenggaraan Pelayanan Medis

b. Penyelenggaraan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis c. Penyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan

d. Penyelenggaraan Pelayanan Upaya Rujukan e. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan f. Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan g. Penyelenggaraan Administrasi Umum dan Keuangan

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan tersebut RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan yang memerlukan pembenahan agar menghasilkan kinerja yang optimal. Berbagai faktor dan kendala baik dari segi internal maupun eksternal seringkali menjadi

(31)

penghambat pelaksanaan pelayanan yang prima sehingga masih banyak mendapat keluhan - keluhan dan protes dari masyarakat Kabupaten Aceh Selatan.

Untuk menyelaraskan arah dan tujuan RSUD Tapaktuan dengan kebijakan Pemda Aceh Selatan maka ditetapkan visi sebagai berikut : “Menjadi Rumah Sakit yang Prima dan Mandiri.”. Sedangkan misi RSUD Tapaktuan adalah : (1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan dilandasi

pelayanan kesehatan bernuansa islami

(2) Menyelenggarakan Pelayanan rujukan bagi masyarakat di wilayah pantai Barat selatan

(3) Berperan srta aktif membantu pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dalam bidang kesehatan sesuai visi dan misi RSUD Dr. H.Yuliddin Away

4.1.2. Analisa Univariat

4.1.2.1. Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 yang terdiri dari usia, pendidikan dan pekerjaan. Distribusi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

Tabel 4.1: Distribusi Respondendari segi umur dalam Pelayanan Rekam Medik Pendaftaran Rawat Jalandi RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

Umur Frekuensi Persentase

20 - 30 tahun >30 tahun 2 2 50 50 Total 4 100

Sumber: Data primer (diolah, 2012)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi responden dari segi umur sama banyaknya (50%).

(32)

Tabel 4.2: Distribusi Responden dari segi Jenis Kelamin dalam Pelayanan Rekam Medik Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki - Laki Perempuan 2 2 50 50 Total 4 100

Sumber: Data primer (diolah, 2012)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi responden dari segi jenis kelamin sama banyaknya (50%).

Tabel 4.3: Distribusi Responden dari segi Tingkat Pendidikan dalam Pelayanan Rekam Medik Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase SLTA D-III PT 1 3 0 25 75 0 Total 4 100

Sumber: Data primer (diolah, 2012)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan latar belakang pendidikan DIII (75%).

Tabel 4.4: Distribusi Responden dari segi Masa Kerja dalam Pelayanan Rekam Medik Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 - 5 tahun > 5 tahun 3 1 75 25 Total 100

Sumber: Data primer (diolah, 2012)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan masa kerja 1 - 5 tahun (75%).

(33)

4.1.2.2. Sumber Daya Manusia

Tabel 4.5 : Distribusi Sumber Daya Manusiadalam Pelayanan Rekam Medik Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 3 75

Kurang 1 25

Total 4 100

Sumber: Data primer (diolah, 2012)

Tabel diatas menggambarkan bahwamayoritas Sumber Daya Manusia dalam Pelayanan Rekam Medik Pendaftaran Rawat Jalan pada kategori baik (75%).

4.1.2.3. Sumber Daya Material

Tabel 4.6 : Distribusi Sumber Daya Materialdalam Pelayanan Rekam Medik

Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 20 76

Kurang 6 23

Total 26 100

Sumber: Data primer (diolah, 2012)

Tabel diatas menggambarkan bahwa Sumber Daya Material dalam Pelayanan Rekam Medik mayoritas pada kategori baik (76%).

(34)

4.1.2.4. Waktu Tunggu Pelayanan Pasien Lama

Tabel 4.7 : Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medik Pasien Lama di

Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

Kategori Frekuensi Persentase

Cepat 63 78,25

Lama 17 21,5

Total 96 100

Sumber: Data primer (diolah, 2012)

Tabel diatas menggambarkan bahwawaktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan untuk pasien lama mayoritaspada kategori cepat (78,25%) .

4.1.2.5. Waktu Tunggu Pelayanan Pasien Baru

Tabel 4.8 : Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medik Pasien Baru di

Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012.

Kategori Frekuensi Persentase

Cepat 80 100

Lama 0 0

Total 96 100

Sumber: Data primer (diolah, 2012)

Tabel diatas menggambarkan bahwa waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan untuk pasien baru semuanya pada kategori cepat (100%).

(35)

4.2. Pembahasan

4.2.1. Sumber Daya Manusia.

Sumber Daya Manusiamerupakan aset rumah sakit yang penting, dan merupakan sumber daya yang berperan besar dalam pelayanan rumah sakit. Penanganan SDM penting karena mutu pelayanan rumah sakit sangat tergantung dari perilaku SDM dan kemajuan ilmu dan teknologi memerlukan tenaga yang profesional dan spesialistis Mutu pelayanan rumah sakit yang dimaksud adalah semua jenis pelayanan termasuk pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan(Asmuni, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah petugas di instalasi rekam medis rawat jalan RSUD Dr. H.Yuliddin Away Tapaktuansebanyak 4 orang dan sudah mencukupi kebutuhan tenaga berdasarkan analisis perhitungan tenaga rekam medis RSUDDr. H.Yuliddin Away Tapaktuan.

4.2.2. Sumber Daya Material.

Penyelenggaraan kegiatan rekam medis perlu didukung keberadaan sumber daya material yang meliputi bahan, peralatan, dan fasilitas. Bahan adalah formulir dan kartu atau sejenisnya yang telah dicetak sesuai ketentuan yang menunjang pelaksanaan rekam medis. Fasilitas dan peralatan adalah segala sesuatu yang menunjang kemudahan pelaksanaan tugas dan pengelolaan rekam medis. Alat penyimpanan yang tepat, penerangan dan pengaturan suhu yang baik, pemeliharaan ruangan, serta perhatian terhadapfaktor keselamatan sangat membantu pemeliharaan, mendorong kegairahan kerja dan meningkatkan produktivitas petugas (Depkes RI. 2009).

(36)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari observasi terhadap sumber daya material mayoritas pada kategori baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Soebarto tentang Tinjauan Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis Di Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2011. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa sumber daya material dibagian rekam medik rawat jalan RSUD Datu Sanggul Rantau sudah baik (84 %).

Adapun kekurangan dari segi sumber daya material di RSUDDr. H.Yuliddin Away Tapaktuan yaitu sistim penomoran rekam medik masih dikerjakan secara manual, letak ruang pengelolaan data medis dan poli rawat jalan agak jauh dan ukuran besarnya ruangan penyimpanan berkas medis pasien belum memadai seperti standar Dep. Kes RI (2009). Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain merupakan faktor yang menyebabkan lamamya waktu tunggu bagi pasien yang berobat.

4.2.3. Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medik Pendafatran Rawat Jalan. Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan oleh petugas kesehatan di rumah sakit untuk memberikan pelayanan pada pasien. Dalam pelayanan rawat jalan di rumah sakit, waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Disebut cepat jika waktu tunggu kurang dari atau sama dengan 60 menit, dan disebut lama jika waktu tunggu lebih dari 60 menit (Depkes RI, 2007)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan rekam medik rawat pendaftaran rawat jalan untuk pasien lama mayoritas pada kategori cepat (78,25%), sedangkan bagi pasien baru waktu tunggupelayanan rekam medik

(37)

pendaftaranrawat jalansemuanya pada kategori cepat (100%).Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Soebarto diatas yang menyebutkan bahwa waktu tunggu pelayanan rekam medik pendaftaranrawat jalandi RSUD Datu Sanggul Rantau mayoritas pada kategori cepat atau <60 menit (Dep.Kes RI, 2007).

Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.

(38)

36 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuat beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia dalam Pelayanan Rekam Medik Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan pada kategori baik berdasarkan hasil jawaban 4 responden.

2. Sumber Daya Material dalam Pelayanan Rekam Medik Pendaftaran Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan pada kategori baik berdasarkan hasil observasi dilapangan.

3. Waktu tunggu pelayanan rekam medis pendaftaran rawat jalan untuk pasien lama mayoritas pada kategori cepat berdasarkan standar pelayanan minimal rawat jalan Rumah Sakit.

4. Waktu tunggu pelayanan rekam medis pendaftaran rawat jalan untuk pasien baru semuanya pada kategori cepat berdasarkan standar pelayanan minimal rawat jalan Rumah Sakit.

(39)

5.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara lain :

5.2.1. Bagi Rumah Sakit Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

Disarankan untuk memantapkan kembali sistim pelayanan rawat jalan yang dalam hal ini waktu tunggu bagi pasien yang berobat di berbagai poliklinik rawat jalan yang mengacu kepada Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit.

5.2.2. Bagi Petugas Rekam Medik di Pendafataran Rawat Jalan

Disarankan untuk selalu menerapkan prosedur dalam pelayanan pendaftaran rawat jalan dan selalu berusaha agar setiap pasien tidak menunggu lama di tempat pendaftran pasien (TPP) .

(40)

Asmuni, S (2009)., Pengaruh Karakteristik dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum DR. Pirngadi Medan Tahun 2008. (diakses tanggal 17 April 2011).

Azwar, Azrul, 2006., Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Depkes RI. 2009., UU Nomor 44 tahun 2009 tentang membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

.2008., Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

.2008., Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

.2007., Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi I. Jakarta: Dirjen Yanmed.

Dhamanti, Inge. (2009)., Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan di Rekam Medis Rawat Jalan ( Studi di Rekam Medis Rawat Jalan RSU Haji Surabaya). Penelitian Ilmiah. Universitas Airlangga Surabaya.

Hatta, G. 2009. Pedoman Manajemen Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Khusnul Khatimah Soebarto. 2011., Tinjauan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis Di Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2011. Murdani, Eti. 2007., Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis Rawat

Jalan Untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan Di RSU Bina Kasih Ambarawa. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.

Notoatmodjo, S. 2005., Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Nursalam. 2001., Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

(41)

Profil RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tahun. 2011., Data Kunjungan Pasien di Poli Rawat Jalan Tahun 2011. RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan:Kabupaten Aceh Selatan.

Ray Midge, Noel. 2006., Manjemen Informasi Kesehatan sebagai sebuah Sunber Strategi. Bagian 1(Terjemahan). W.b. Saunders Company. Rustiyanto, Ery. 2009., Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar Standar Pelayanan dan batang tubuh ilmu epidemiologi, maka dalam satu pertemuan yang diadakan oleh PAEI (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia) telah ditetapkan

Data primer adalah data yang langsung di ambil pada lokasi atau lapangan (dari sumbernya) atau data yang masih asli dan masih memerlukan analisis lebih

Peningkatan cakupan persalinan perlu dilakukan melalui upaya pelaksanaan program unggulan kesehatan ibu, di antaranya adalah kemitraan bidan dan dukun, peningkatan

• Jika kita mengajarkan sebuah subyek yang memerlukan materi dari Event yang tengah berlangsung, maka software multimedia dapat membantu kita dengan klik ke CNN, saluran berita 24

Pengerjaan di lokasi terbatas setidaknya harus menugaskan lebih dari 1 petugas pengawas, bertugas untuk mengawasi kondisi kerja, jika menemukan ada kondisi tidak normal harus

Melalui hasil (y, R) EOQ dari setiap skenario dan periode, maka dinyatakan bahwa dalam kasus perusahaan, (y, R) EOQ sangat cocok digunakan pada Skenario ke-2 yang dimana

Sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial keagamaan, pengembangan pesantren harus terus didorong untuk maju.Karena pengembangan pesantren

Penerapan hak terhadap penguasaan dan pengurusan harta kekayaan anak angkat di bawah umur oleh Putusan Mahkamah Agung Nomor 2161 K/PDT/2011 adalah dengan