• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KOTA RUTENG KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KOTA RUTENG KABUPATEN"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KOTA RUTENG KABUPATEN MANGGARAI,

NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

ANDREAS SUTARNO NIM : 991334014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

MOTTO

Jangan pernah dalam menjalani hidup,

Kita harus punya keberanian dalam menghadapi tantangan,

Berjuang dengan semangat yang tingi dan tekun

Maka kita bisa berhasil meraih yang terbaik dalam hidup kita.

Percayalah!!!

Kunci sukses adalah kegigihan memperbaiki diri

Dan kesungguhan untuk mempersembahkan yang terbaik

Dari hidup ini.

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hamba adalah makhluk yang lemah

Di hadapan – Mu.

Tidak ada daya dan upaya

Yang hamba lakukan kecuali

Atas kuasa dan kehendak – Mu

Hamba hadapkan wajah hamba

Kehadirat – Mu yang Agung

Berupa pengabdian dan syukur atas

Segala nikmat yang telah Engkau berikan

Sungkem pada Ibu yang telah melahirkan Hamba dan

Telah mengasihi dari dalam kandungan hingga dewasa

Dan Bapak dengan cintanya memberikan

Setetes air kesucian di haribaan Ibu

Dengannya Tuhan menciptakan hamba

Skripsi ini kupersembahkan pada :

Universitas Sanata Dharma

Jesus dan Bunda Maria

Bapak dan Ibu yang terkasih

Kakak dan adikku

Sahabat-sahabatku

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 April 2007 Penulis

(7)

ABSTRAK

Analisis Sikap Konsumen

Terhadap Penjualan Sepeda Motor Di Kota Ruteng Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur

Andreas Sutarno Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakteristik konsumen sepeda motor di kota Ruteng, (2) sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor di kota Ruteng.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan 150 orang responden yang diambil secara accidental sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah dokumentasi dan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian validitasnya menggunakan metode product moment dan pengujian reliabilitasnya menggunakan metode alpha-cronbach. Sedangkan teknik analisis datanya berupa analisis deskripsi.

(8)

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF CONSUMERS’ ATTITUES TOWARDS MOTORCYCLE SALES IN RUTENG, MANGGARAI REGENCY,

EAST NUSA TENGGARA PROVINCE Andreas Sutarno

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

This research aims to know: (1) the characteristics of the consumers of motorcycles in Ruteng and (2) the consumers’ attitudes towards the sales of motorcycles in Ruteng.

This research was conducted in Ruteng, the Capital of Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province, with 150 respondents who were chosen whith accidental sampling method. The instruments used to gather the data for this research are documentation and questionnaires the validity and reliability of which have been tested. The validity was tested by using product moment method, while the reliability was tested by applying alpha-cronbach method. The technique of analyzing the data is description analysis technique.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Sikap Konsumen Terhadap Penjualan Sepeda Motor di Kota Ruteng Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S.Widanarto P., S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(10)

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu selama menuntut ilmu di Sanata Dharma hingga selesai.

6. Mas Silvester, Romo Fredy, yang telah meluangkan waktu untuk pencarian data dari tempat penelitian selama proses penelitian ini.

7. Jefri, mas Ndoko, mas Yudi, dan temen-temen dekat di kampong yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta memberikan masukan-masukan yang berguna bagiku.

8. Keluargaku, teman-teman dari alumni SMP 7, dan teman-teman dari BISON TEAM yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk materiil maupun imateriil selama kuliah hingga terselesainya skripsi ini.

9. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran serta usulan demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, April 2007

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoritik ... 10

1. Identifikasi Sikap... 10

2. Teori Sikap yang Relevan... 15

3. Sikap Konsumen... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

(12)

F. Uji Instrumen Penelitian... 31

G. Pemabatasan Istilah ... 33

H. Data Yang Dicari... 34

I. Teknik Pengumpulan Data ... 34

J. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Kota Ruteng... 38

B. Letak dan Keadaan Kota Ruteng... 38

C. Penduduk dan Sosial Kota Ruteng ... 40

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 41

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penilaian Terhadap Fungsi Sepeda Motor... 42

2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kesenangan Terhadap Sepeda Motor ... 43

3. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor ... 44

C. Analisis Data ... 45

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan... 64

B. Keterbatasan Penelitian ... 65

C. Saran... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner ... 35

Tabel 2 Koefisien Validitas kuesioner Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor ... 43

Tabel 3 Koefisien Validitas kuesioner Kesenangan terhadap Sepeda Motor... 44

Tabel 4 Koefisien Validitas kuesioner Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor ... 44

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 46

Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal ... 46

Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Pekerjaan... 47

Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan... 48

Tabel 10 Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Kognitif : Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor... 50

Tabel 11 Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Afektif : Kesenangan terhadap Sepeda Motor ... 51

Tabel 12 Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Konatif : Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor... 53

Tabel 13 Prosentase Sikap Kognitif ... 55

Tabel 14 Prosentase Sikap Afektif ... 56

Tabel 15 Prosentase Sikap Konatif ... 57

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan pengalaman seorang responden (identitasnya terlampir)1 bahwa kota Ruteng yang menjadi ibu kota Kabupaten Manggarai di Propinsi Nusa Tenggara Timur tentu berbeda dengan kota Yogyakarta. Jika pada masa lampau Yogyakarta pernah dijuluki sebagai kota sepeda (kota yang sebagian besar penduduknya bersepeda untuk memperlancar aktivitas sehari-hari) maka kota Ruteng hingga akhir dekade 1980-an masih dikenal sebagai kota pejalan kaki.

Lebih lanjut dijelaskan oleh responden pertama tersebut dan diperkuat oleh responden kedua (identitasnya terlampir)2 bahwa pada tahun 1989 sarana transportasi seperti sepeda genjot dan sepeda motor maupun bemo hampir tidak ada di Ruteng. Karena itu, pada masa itu sebagian besar penduduk kota kecil tersebut masih berjalan kaki. Sepeda motor masih dianggap sebagai barang mewah oleh masyarakat pada umumnya, artinya orang yang bersepeda motor pada masa itu dipandang sebagai orang berduit.

(16)

Masih menurut responden yang ketiga itu bahwa perubahan yang menarik sehubungan dengan sepeda motor adalah pemilik roda dua itu “tampaknya” bertambah dari tahun ke tahun. Dikatakan “tampaknya” karena belum dilakukan kegiatan survei secara cermat. Sekadar indikasi soal tambahan itu dijelaskan lebih lanjut oleh responden ketiga selaku orang dari luar Manggarai seperti dalam kutipan di bawah ini.

“Pertama kali saya tinggal di kota Ruteng tahun 1999, menurut pengamatan saya, kendaraan roda dua belum terlalu memadati jalan raya di kota Ruteng. Kurang lebih dua tahun kemudian, seiring dengan dibukanya beberapa dealer resmi sepeda motor di Ruteng, pengendara sepeda motor tampak hiruk-pikuk memadati jalan raya. Tukang ojek pun muncul satu demi satu hingga jumlahnya tak terhitung lagi belakangan ini.”

Sejalan dengan itu, peminat masalah sosial-budaya Manggarai (Barung dan Tote, 2002) berpandangan bahwa pola pikir atau cara pandang orang Manggarai terhadap barang yang disebut sepeda motor itu sudah mengalami perubahan, artinya sepeda motor tidak lagi dianggap sebagai barang mewah yang menebalkan harga diri (prestige) dalam rangka tampil gaya (performance) di depan orang lain (khususnya di depan orang khusus). Akan tetapi, menurut Barung dan Tote (2002), pemilikan sepeda motor sudah dianggap sebagai pemenuhan kebutuhan pokok, sepeda motor merupakan barang kebutuhan pokok. Hal ini terbukti bahwa sepeda motor tidak hanya dipakai sebagai alat transportasi, tetapi juga digunakan sebagai sarana dagang. Tradisi jual ikan dengan cara lémba (menggandar) yang mengandalkan tenaga manusia, misalnya, mulai bergeser dengan cara muat yang mengandalkan sepeda motor sebagai sarana pengangkut (Barung dan Tote, 2003).

(17)

3

Selain itu, menurut responden keempat (identitasnya terlampir)4 yang diperkuat responden lainnya5 bahwa tiga tahun belakangan ini sepeda motor diojekkan oleh sebagian penduduk kota maupun desa. Dalam hal ini ojek menjadi salah satu pilihan sarana transportasi di Kabupaten Manggarai dan tukang ojek menjadi pilihan profesi oleh kaum muda yang kesulitan mencari lapangan kerja.

Bagi penulis skripsi ini, salah satu hal menarik dari informasi tersebut ialah soal kecenderungan sikap masyarakat Manggarai di Nusa Tenggara Timur untuk meninggalkan kebiasaan lama seperti berjalan kaki pergi-pulang ke/dari suatu tempat atau kebiasaan berjualan dengan cara memikul/menggandar. Dari beberapa responden lain pun diketahui bahwa sekarang masyarakat Manggarai umumnya cenderung memilih menggunakan kendaraan entah naik kendaraan umum, naik sepeda motor pribadi, atau naik ojek. Jika kecenderungan terakhir ini menjadi pilihan sikap hidup modern, sudah tentu warga masyarakat Manggarai sebagaimana masyarakat lainnya di Indonesia cenderung membeli sepeda motor pada masa mendatang.

(18)

4

dapat dijawab bahwa tampaknya penjualan dengan sistem kredit memberikan peluang kepada konsumen untuk membeli sepeda motor karena uang muka yang relatif murah atau cicilan kredit yang ringan setiap bulan.

Dengan demikian, persoalan yang perlu dicari jawabannya dalam penelitian ini terkait pada soal sikap konsumen dalam lingkup Kabupaten Manggarai terhadap penjualan sepeda motor di kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Nusa Tenggara Timur. Secara sempit dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2002) sikap diartikan sebagai

perbuatan atau tindakan yang berdasarkan pendirian (pendapat atau keyakinan). Tindakan dalam hal ini merupakan tindakan konsumen atau pembeli untuk membeli sepeda motor yang dijual secara kredit oleh perusahaan. Pembeli yang dimaksud ialah orang Manggarai (penduduk asli) atau orang di Manggarai (pendatang) yang tinggal di Ruteng. Sementara itu, dalam kamus yang sama (ibid) kredit diartikan sebagai cara menjual barang dengan pembayaran tidak secara tunai (pembayaran ditangguhkan atau diangsur).

(19)

5

konsumen melakukan kredit sepeda motor. Berdasarkan informasi ini penulis beranggapan bahwa mungkin kegiatan iklan pihak dealer cukup gencar disertai dengan pelayanan karyawan dan/atau teknisi-mekanik di bengkel. Benarkah anggapan tersebut? Inilah salah satu pertanyaan yang mendorong penelitian ini.

Kedua, sejauh yang diketahui dari responden dan sumber kepustakaan bahwa penelitian mengenai sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor secara kredit di Ruteng belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, terutama peneliti pemula (mahasiswa) dari Jawa (Yogyakarta). Selama ini mahasiswa cenderung melakukan penelitian pada perusahaan yang ada di Jawa atau di kota besar. Yang paling penting bagi penulis bahwa dengan penelitian sederhana ini semakin terbuka wawasan tentang masyarakat luar Jawa (di kota kecil) dan adanya perluasan wawasan mengenai dunia bisnis yang bisa dikembangkan pada masa mendatang. Di pihak lain jelas bahwa melalui konstribusi penelitian ini terungkap minat konsumen di kota kecil seperti Ruteng dalam hal membeli sepeda motor. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar kebijakan untuk mengembangkan usaha penjualan sepeda motor di kota-kota kecil di Indonesia Timur.

B. Rumusan/Pembatasan Masalah

Sejalan dengan uraian yang melatarbelakangi penelitian ini, masalah yang menarik perhatian penulis untuk dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(20)

6

2. Bagaimana sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor di Ruteng?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan karakteristik konsumen sepeda motor di Ruteng.

2. Menguraikan sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor di Ruteng.

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diharapkan ialah teruraikannya sikap konsumen di kota Ruteng terhadap penjualan sepeda motor secara kredit. Uraian yang tampil berupa skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi pihak terkait: perusahaan, pemerintah daerah, universitas, masyarakat, rekan sebidang, dan penulis. 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan atau sumber informasi bagi dealer Honda di kota Ruteng. Dengan informasi ini pihak perusahaan diharapkan untuk menyusun kebijakan penjualan secara kredit atau tunai. Untuk pihak pemasaran, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk merencanakan dan menetapkan strategi pemasaran yang efisien dan efektif.

2. Bagi Pemerintah Daerah

(21)

7

dari tahun ke tahun. Minat tersebut perlu didukung dengan prasarana (jalan raya) yang memadai. Jalan raya yang buruk5 bisa saja melemahkan motivasi rakyat Manggarai untuk membeli sepeda motor. Jika hal benar terjadi, pihak perusahaan enggan mengembangkan usahanya pada masa mendatang. Mudah-mudahan informasi penelitian ini turut merangsang pemerintah daerah untuk memprioritaskan pembangunan jalan raya.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan bahan koleksi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma. Dengan demikian, mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS umumnya dan Program Studi Pendidikan Akuntansi khususnya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan bacaan/referensi.

4. Bagi Kajian Ilmu

Bagi kajian ilmu yang terkait dengan penelitian ini, misalnya manajemen pemasaran dapat mengembangkan penelitian lanjutan dari penelitian ini atau merancang penelitian yang lainnya (penelitian baru) yang lebih komprehensif.

5. Bagi Masyarakat

(22)

8

sepeda motor dipandang sebagai barang kebutuhan (barang modal), keputusan membelinya harus cermat. Jangan sampai jual sebidang tanah untuk membayarkan uang muka kredit.

6. Bagi Penulis

Penulis tidak hanya mengetahui pandangan masyarakat Manggarai di NTT terhadap sepeda motor, tetapi juga mengetahui kecenderungan peluang kredit sepeda motor pada masa mendatang. Dengan penelitian ini pula penulis tidak hanya “tahu teori” mengenai sikap konsumen, tetapi tahu juga kenyataan sikap konsumen terhadap kegiatan kredit di lapangan (dalam masyarakat Ruteng di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur).

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini digunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

(23)

9

BAB III Metode Penelitian

Bab ini membahas dan menjelaskan jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel pengukuran, pembatasan istilah, data yang dicari dan teknik pengumpulan data.

BAB IV Gambaran Umum kota Ruteng

Bab ini membahas mengenai sejarah, letak dan keadaan, penduduk dan sosial di kota Ruteng, kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

BAB V Meliputi uraian deskripsi data, uji validitas dan reliabilitas kuesioner, analisis data, pembahasan dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian

(24)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. TINJAUAN TEORITIK 1. Identifikasi Sikap

Sebelum mengkaji sikap konsumen, penulis mengidentifikasikan sikap dalam rangka mengetahui/mengenali beberapa hal: arti/pengertian sikap, karakteristik atau sifat sikap, komponen sikap, fungsi sikap, dan pembentukan sikap. Setiap hal tersebut dijelaskan secara singkat berikut ini.

a. Pengertian Sikap

Menurut Engel dkk. (1994: 53), sikap didefinisikan sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh untuk memungkinkan seseorang merespons dengan cara yang menguntungkan atau merugikan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Dalam batasan ini terkandung arti bahwa seseorang menilai suatu objek. Jika objek yang dimaksudkan ialah sepeda motor maka orang menilai sepeda motor tersebut sebelum membelinya. Dalam hal ini tindakan menilai merupakan tindakan mempertimbangkan yang tidak hanya menyangkut aspek mutu sepeda motor, tetapi juga pertimbangan konsumen mengenai aspek kebutuhan akan sepeda motor.

Sementara itu, Loudon dan Bitta (dalam Sunaryo dan Soeprihanto, 1995 : 433) mengartikan sikap sebagai cara bagaimana

(25)

11

merasakan suatu objek sebagai sesuatu yang positif atau negatif, sesuatu yang menguntungkan atau merugikan, atau sesuatu yang menimbulkan pro atau kontra. Dalam definisi ini ditekankan soal cara atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Cara memenuhi kebutuhan untuk membeli sepeda motor, misalnya, hampir selalu berdasarkan pertimbangan tertentu. Dengan perkataan lain, seorang konsumen yang memberikan sikap terhadap (penjualan) sepeda motor tentu ada dasarnya yaitu pandangan konsumen tersebut mengenai sepeda motor. Pandangan atau pendapat seseorang mengenai suatu objek (sepeda motor) biasanya diperoleh dari proses belajar melalui pengamatan langsung maupun pengalaman tidak langsung.

b. Karakteristik atau Sifat Sikap

Karakteristik sikap tidak hanya berkaitan dengan adanya pendapat atau asumsi dasar, tetapi juga ada arah dan intensitasnya (cf. Loundon dan Bitta, 1988: 14). Arah yang dimaksudkan ialah penilaian seseorang itu positif atau negatif (sesuatu itu menguntungkan atau tidak, suka atau tidak, butuh atau tidak butuh). Intensitas yang dimaksudkan ialah soal adanya keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap objek seperti sepeda motor. Dalam hal ini intensitas bisa berkaitan dengan percaya, sangat percaya, tidak percaya.

(26)

12

yang minim. Memahami tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap adalah penting karena:

1) Dapat mempengaruhi kekuatan yang dihubungkan di antara sikap dan perilaku. Sikap yang dipegang dengan penuh kepercayaan biasanya akan jauh lebih baik untuk membimbing perilaku. Bila kepercayaan konsumen rendah mungkin tidak merasa nyaman dengan bertindak berdasarkan sikap yang sudah ada. Sebagai gantinya, mereka mungkin mencari informasi tambahan sebelum meningkatkan diri mereka.

2) Kepercayaan dapat mempengaruhi sikap terhadap perubahan. Sikap menjadi lebih resisten terhadap perubahan bila dipegang dengan kepercayaan yang lebih besar.

c. Komponen Sikap

Menurut Assael (1995 : 267-269), ada tiga komponen sikap yang saling berhubungan: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan konatif (conative). Komponen kognitif berisi tentang pengetahuan seseorang terhadap objek atau fenomena. Komponen ini merupakan sumber informasi tentang pangsa pasar, ciri-ciri produk, penetapan harga, dan ketersediaan produk.

(27)

13

Komponen conative menunjukkan bagaimana perilaku seseorang dalam menanggapi keseluruhan terhadap objek. Asumsi dasar bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku. Respon conative

mengacu pada perilaku pembeli yang berupa “niat untuk membeli” dan “membeli”.

Ketiga komponen tersebut bersifat saling mempengaruhi. Jika salah satu komponen ini berubah maka yang lain akan terpengaruh. Sifatnya konsisten dan masing-masing komponen mempunyai perwujudan tersendiri dan membentuk suatu sikap keseluruhan sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diterima.

d. Fungsi Sikap

Menurut Assael (1995: 275-278) sikap mempunyai fungsi yang satu satu dengan lainnya saling berkaitan. Beberapa fungsi sikap dapat dijelaskan secara singkat berikut ini.

1) Fungsi Penyesuaian

a) Fungsi ini mengarahkan orang untuk menyukai atau menghargai objek terlepas dari rasa menyukai atau tidak menyukai produk tersebut.

b) Fungsi ini membantu konsumen untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

c) Sikap konsumen bergantung pada besarnya tingkat persepsi konsumen terhadap suatu pemasaran.

2) Fungsi Ego-defensif (Pertahanan Ego)

a) Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri dari ancaman.

b) Kenyataan bahwa banyak ekspresi sikap yang keluar merefleksikan kebalikan-kebalikan dari apa yang dipersepsikan orang terhadap dirinya.

(28)

14

a) Konsumen mengambil sikap tertentu dalam usaha untuk menterjemahkan nilai-nilai mereka ke suatu yang lebih nyata dan lebih mudah.

b) Pemasar seharusnya memahami nilai-nilai dari konsumen yang ingin diekspresikan dan mendesain produk sesuai dengan nilai-nilai itu.

4) Fungsi Pengetahuan

a) Manusia mempunyai kebutuhan dan lingkungan yang teratur sehingga mereka mencari konsistensi, definisi, stabilisasi dan pemahaman.

b) Kebutuhan akan pengetahuan pada apa yang kita butuhkan diketahui.

e. Pembentukan Sikap

Menurut Angel (1994: 340), sikap terbentuk berdasarkan dua peranan pengalaman sebagai berikut.

1) Peranan pengalaman langsung

Sikap seringkali terbentuk sebagai hasil kontak langsung dengan objek. Karakteristik penting dari sikap yang didasarkan pada pengalaman langsung adalah sikap yang biasanya dianut dengan kepercayaan yang lebih besar. Konsisten dengan hal tersebut, hasil penelitian

memperlihatkan bahwa konsumen memiliki keyakinan yang jauh lebih kuat mengenai sikap terhadap produk bila didasarkan pada pemakaian produk aktual dibandingkan bila didasarkan pada iklan saja.

2) Peranan pengalaman tidak langsung

(29)

15

2. Teori Sikap yang Relevan

Sehubungan dengan itu, banyak teori sikap yang dikemukakan para ahli. Beberapa di antaranya ialah teori keseimbangan, teori disonansi kognitif, teori kosistensi afektif-kognitif Rosenberg, teori fungsional Katz.

a. Teori Keseimbangan Heider

Teori keseimbangan (balance theory) yang dikemukakan oleh Fritz Heider (Mann, 1969 ; Second & Backman, 1964 ; Fishbein & Ajzein, 1975 ; Feldman, 1985) merupakan formulasi yang paling awal dan sederhana dari prinsip konsistensi yang dianut dalam teori organisasi sikap. Teori ini timbul dari Heider pada faktor-faktor yang mempengaruhi atribusi kausal suatu peristiwa terhadap diri seseorang.

Keadaan keseimbangan atau ketidakseimbangan selalu melibatkan tiga unsur yaitu individu, orang lain, dan obyek sikap. Pengertian keadaan seimbang atau keadaan menunjuk kepada suatu situasi dimana hubungan di antara unsur-unsur yang ada berjalan harmonis sehingga tidak terdapat tekanan untuk mengubah keadaan.

(30)

16

pada fungsi hubungan diantara unsur-unsur yang bersangkutan. Dengan demikian, prinsip keseimbangan Heider dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Di antara dua unsur, suatu keadaan seimbang akan terjadi apabila

hubungan di antara keduanya adalah positif (atau negatif) dari semua segi yaitu sesuai dengan arti suka dan sebab akibat.

2) Diantara tiga unsur, suatu keadaan seimbang akan terjadi apabila dua diantaranya negatif dan satu positif (Heider,1958 dalam Fishbein & Ajzein,1975 ; Saifuddin,1988)

b. Teori Keseimbangan Osgood dan Tannenbaum

Pokok prinsip kesesuaian (congruity principle) yang dirumuskan oleh Osgod dan Tannenbuan (1995) berintikan bahwa unsur-unsur kognitif mempunyai valensi positif atau valensi negatif dalam berbagai intensitas, atau mempunyai valensi nol, atau bila dua diantaranya bervalensi negatif dengan intensitas yang sama (Secord & Backmann, 1964; Fishbein &Ajzein, 1975 dalam Azwar 1988).

Secara lebih teknis terkandung dalam prinsip tersebut bahwa apabila dua stimulus dipertemukan maka karakteristik reaksi dari stimulus yang satu akan bergeser ke arah penyesuaian dengan karakteristik stimulus yang lain, sedangkan besarnya pergeseran itu berbanding terbalik secara proporsional terhadap intensitas reaksi interaksi yang terjadi (Osgtood,suci,&Tannenbaun 1975 dalam Azwar 1988).

(31)

17

Di antara banyak teori mengenai organisasi sikap yang didasarkan pada prinsip konsistensi, teori disonansi kognitif (Cognitive Dissonance) yang dikemukakan oleh Leon Festinger (1975) banyak mendapat perhatian dari para ahli psikologi sosial.

Disonansi kognitif hanya dapat terjadi pada unsur-unsur kognitif yang relevan tapi tidak konsisten satu sama lain akan menimbulkan disonansi. Lawan dari disonansi adalah konsonansi. Sebagaimana disonansi, konsonansi kognitif juga hanya terjadi pada unsur-unsur kognitif yang relevan.

d. Teori Kosistensi Afektif-Kognitif Rosenberg

Rosenberg memadang pengertian komponen sikap tidak saja sebagai apa yang diketahui mengenai objek sikap akan tetapi mencakup pula apa yang dipercayai mengenai hubungan antara objek sikap itu dengan nilai –nilai penting lainnya dalanm diri individu. Pandangan ini sendiri merupakan perluasan dari konsepsinya mengenai sikap terdahulu (Rosenberg, 1960,1965, dalam Fishbein dan Azjein,1975 dalam Azwar 1988).

(32)

18

itu akan membawa kepada tercapainya sejumlah nilai yang penting sedangkan afek negatif tentu berkaitan dengan keyakinan bahwa negatif itu akan menjadi hambatan dalam mencapai sejumlah nilai-nilai yang penting pula.

e. Teori Fungsional Katz ( Azwar, 1988 : 40 )

Menurut teori yang dikemukakan Katz bahwa untuk memahami bagaimana sikap menerima dan menolak perubahan haruslah berangkat dari dasar motivasional sikap itu sendiri. Apa yang dimaksudkan oleh Katz sebagai dasar motivasional merupakan fungsi sikap bagi individu yang bersangkutan. Ada empat macam fungsi sikap bagi manusia sebagaimana dijelaskan berikut.

1) Fungsi Instrumental, Fungsi Penyesuaian, atau Fungsi Manfaat

Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha memaksimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap terhadap hal-hal yang dirasakannya akan merugikan dirinya.

2) Fungsi Pertahanan Ego

(33)

19

berfungsi mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaikan.

3) Fungsi Pernyataan Nilai

Nilai adalah dasar mengenai apa yamg dipandang sebagai baik dan diinginkan. Nilai-nilai merupakan preferensi mengenai keadaanakhir tertentu seperti persamaan, kemerdekaan dan hak asasi, dan lain-lain. 4) Fungsi Pengetahuan

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, mencari penalaran, dan untuk mengkoordinasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu kosistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai suatu skema yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk malakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan mengorganisasikannya.

3. Sikap Konsumen

a. Siapa Bersikap

(34)

20

(Nusa Tenggara Timur) yang membeli/memiliki sekaligus memakai sepeda motor. Konsumen sebagai pemakai adalah orang Manggarai di Ruteng yang tidak membeli sepeda motor tetapi memakai sepeda motor yang disewa atau dipinjam dari orang lain.

Konsumen baik sebagai pembeli maupun pemakai sepeda motor dapat diidentifikasi sebagai berikut : (a) bisa laki-laki dan bisa juga perempuan yang berumur tertentu (laki-laki maupun perempuan yang umurnya masih anak-anak tidak diperkenankan untuk memakai/mengendarai sepeda motor), (b) berpendidikan, (c) memiliki profesi/pekerjaan, dan (d) memiliki penghasilan.

b. Isi Sikap yang Mendasar

Ada dua sikap yang mendasar yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif ialah sikap konsumen untuk membeli sepeda motor. Sikap negatif ialah sikap konsumen untuk tidak membeli sepeda motor. Masing-masing sikap tentu ada alasannya. Dengan kata lain, seorang konsumen bersikap (membeli atau tidak membeli) berdasarkan pertimbangan atau penilaian tertentu.

(35)

21

pembelian terhadap suatu produk perusahaan. Menurut Kotler (A.B Susanto, 1999:246-251), dalam suatu keputusan pembelian peran pemasaran dibedakan menjadi lima peran sebagai berikut.

1) Pencetus Ide

Pencetus ide merupakan seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu.

2) Pemberi Pengaruh

Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

3) Pengambil Keputusan

Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian: apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membeli.

4) Pembeli

Seseorang yang melakukan pembelian sebenarnya. 5) Pemakai

Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

(36)

22

penawaran kepada pasar. Termasuk di dalamnya ialah pemahaman pihak perusahaan tentang perilaku pembelian.

Ada beberapa jenis perilaku pembelian. Jenis perilaku pembelian menurut Kotler (A.B. Susanto, 1999:247-249) dibedakan menjadi beberapa macam perilaku.

1) Perilaku Pembelian Kompleks

Perilaku pembelian kompleks mempunyai karakteristik, yaitu pembeli sangat terlibat dalam pembelian dan menyadari perbedaan nyata antara berbagai merek. Dalam perilaku pembelian ini konsumen sangat terlibat dalam pemilihan terhadap suatu produk yang mahal, jarang dibeli, berisiko, dan mempunyai ekspresi pribadi dan harus banyak belajar.

Proses belajar dalam perilaku pembelian kompleks meliputi tiga tahapan, yaitu :

(a) Pengembangan kepercayaan mengenai produk. (b) Pendirian

(c) Membuat pembelian dengan bijaksana.

2) Perilaku Pembelian yang mengurangi Ketidaksesuaian.

Karakteristik yang melekat pada perilaku pembelian ini adalah konsumen kadang sangat terlibat dalam pembelian, tidak melihat pada banyaknya perbedaan dalam merek. Perilaku pembelian ini lebih memperhatikan pada harga karena mereka memiliki anggapan bahwa pengorbanannya akan sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari produk atau jasa.

3) Perilaku Pembelian menurut Kebiasaan

Karakteristik dari perilaku pembelian ini adalah adanya keterlibatan konsumen yang sangat rendah dan tidak melihat adanya perbedaan merek yang signifikan. Perilaku pembelian ini hanya bersifat sebagai penerima informasi yang pasif, dan biasanya tidak melalui urutan kepercayaan atau pendirian perilaku yang normal, tidak melakukan evaluasi karakteristik dan melakukan keputusan penuh pertimbangan mengenai merek apa yang dibeli.

(37)

23

Karakteristik dari perilaku pembelian ini adalah konsumen memiliki keterlibatan yang rendah tetapi memandang merek sebagai sesuatu yang nyata. Setelah melakukan pembelian konsumen sering melakukan peralihan pada merek yang lain karena rasa bosan atau ingin tahu rasa lainnya dari suatu produk atau jasa.

Setiap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk belum tentu melalui semua tahapan dari suatu proses keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan atau karakteristik dari masing-masing jenis perilaku pembelian konsumen. Adapun tahapan-tahapan dari proses keputusan pembelian menurut Kotler (A. B. Susanto, 1999:251-258) sebagai berikut.

1) Pengenalan Kebutuhan

Proses ini dimulai ketika pembeli memiliki suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaaan antara keadaan yang nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini biasanya dipicu oleh stimuli intern atau ekstern.

2) Pencarian Informasi

(38)

24

(a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

(b) Sumber komersial: iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan.

(c) Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan pengguna produk.

(d) Sumber publik: media massa.

3) Evaluasi Alternatif

Dalam tahap ini pembeli dihadapkan pada berbagai alternatif sebelum melakukan keputuasan pembelian terhadap suatu produk ataupun jasa. Alternatif ini dapat berupa apa yang menjadi kebutuhannya, manfaat apa yang akan diperoleh bila membeli produk ini.

4) Keputusan Pembelian

Setelah melalui tahap evaluasi, maka pembeli selanjutnya memutuskan produk atau jasa apa yang akan dibeli. Dalam tahap ini disebut dengan keputusan pembelian dimana pembeli dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor yang berasal dari sikap atau pendirian orang lain dan situasi yang tidak diantisipasi.

(39)

25

Setelah pembelian produk selanjutnya konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidak-puasan terhadap suatu produk ataupun jasa tertentu. Selanjutnya konsumen akan berusaha untuk mengevaluasi apakah produk yang dibeli sesuai dari harapan dan manfaat yang ada. Apabila sesuai maka konsumen akan merasa puas dan sebaliknya.

c. Pembelian Secara Kredit

Pengetian kredit adalah pemberian uang atau jasa kepada pihak lain tanpa menerima imbalan (pembayaran) yang langsung atau bersamaan tetapi dengan “percaya”, bahwa pihak yang menerima uang atau barang tersebut akan mengembalikan atau melunasi hutangnya sesudah jangka waktu tertentu ( Gilarso, 1995: 246-249). Beberapa ciri penting dari kredit adalah sebagai berikut.

1) Ada tenggang waktu antara prestasi dan kontra prestasi

2) Ada unsur pemberi kepercayaan bahwa uang akan dibayar/dikembalikan sesuai dengan perjanjian.

3) Ada unsur perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak

4) Ada unsur resiko, yaitu apabila pihak yang diberi kepercayaan itu mengingkari janji.

5) Ada unsur jaminan terhadap resiko.

6) Ada unsur balas jasa, berupa bunga atas pinjaman

(40)

26

1) Menurut tujuan untuk apa kredit dipakai

(a) Kredit konsumtif adalah kredit untuk memenuhi kebutuhan (b) Kredit produktif adalah kredit untuk melancarkan produksi 2) Menurut pihak yang memberikan kredit

(a) Kredit penjual adalah kredit yang diberikan penjual kepada pembeli

(b) Kredit pembeli adalah kredit yang duberikan oleh pembeli kepada penjual yaitu pembeli membayar lebih dahulu, penyerahan barang atau jasa baru sesudah beberapa waktu.

(c) Kredit bank adalah kredit yang disediakan oleh bank

(d) Kredit pemerintah adalah kredit yang diberikan oleh pemerintah. (e) Kredit luar negeri adalah kredit yang kita terima dari pihak luar

negeri, baik pemerintah atau Bank Pembangunan Asia maupun dalam rangka perdagangan internasional.

3). Menurut jangka waktunya

(a) Kredit jangka pendek adalah kredit yang berjangka waktu kurang dari satu tahun

(b) Kredit jangka menengah adalah kredit yang berjangka waktu antara satu sampai tiga tahun

(41)

27

4) Menurut ada tidaknya jaminan

(a) Kredit blangko adalah yang tidak menuntut jaminan cukup dengan percaya saja.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan; penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyelidikan dilakukan; tujuannya untuk melukiskan variabel atau “kondisi apa yang ada” dalam suatu situasi (Furchan : 415). Penjelasan yang hampir sama dikemukakan oleh Hermawan (2004 : 12-13) bahwa penelitian deskriptif tidak hanya memaparkan suatu karakteristik tertentu dari suatu fenomena, tetapi juga menganalisis dan menjelaskan mengapa atau bagaimana hal itu terjadi.

Salah satu jenis penelitian deskriptif ialah survei. Survei yang dilakukan ialah survei sampel tentang sikap konsumen sepeda motor. Survei sampel berarti bahwa sikap konsumen sepeda motor tidak diamati secara langsung, melainkan diduga berdasarkan jawaban yang diberikan oleh subjek terhadap kuesioner/angket.

B. Subjek dan Objek Penelitian

(43)

29

Nusa Tenggara Timur. Objek yang diteliti adalah sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian : Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Propinsi Nusa Tengggara Timur.

Waktu penelitian : November 2005

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Populasi penelitian ini adalah semua orang yang membeli dan memakai sepeda motor di kota Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Sampel adalah bagian terkecil dari populasi yang memiliki tingkat homogenitas yang hampir sama. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah sebagian dari semua orang yang membeli dan memakai sepeda motor di kota Ruteng sebanyak 150 orang.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel mengacu pada non

probability sampling dengan menggunakan teknik accidental sampling, yaitu

(44)

30

kuesioner asalkan responden itu adalah responden yang membeli dan memakai sepeda motor di kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitiannya adalah: sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor yang terdiri atribut-atribut seperti: penilaian terhadap fungsi sepeda motor, kesenangan terhadap sepeda motor dan keputusan melakukan pembelian sepeda motor.

F. Uji Instrumen Penelitian

Untuk menguji instrumen penelitian, penulis menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas sebagai syarat alat ukur tersebut layak digunakan.

a. Validitas

Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Pengujian validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengetahui analisis sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor digunakan teknik analisis data

Product moment.

(45)

31

X = nilai masing-masing butir item Y = nilai seluruh butir item

N = jumlah sample

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui keandalan suatu instrument atau kuesioner. Keandalan diartikan sebagai keajegan hasil pengukuran instrument tersebut, jika digunakan dalam kondisi yang berlainan. Uji reliabilitas dikenakan terhadap kumpulan item pertanyaan yang valid. Koefisien reliabilitas dihitung dengan metode Alpha dengan rumus sebagai berikut (Azwar, 1998: 87) :

α = 2

α = Koefisien reliabilitas Alpha,

= Varian skor belahan pertama, 2

1

S

= Varian skor belahan kedua, 2

2

S

= Varian skor skala 2

(46)

32

Untuk menentukan reliabel tidaknya suatu kuesioner, digunakan kriteria yang dikemukakan oleh Hair et al (1998: 118) yaitu : koefisien Alpha-Cronbach > 0.7 maka kuesioner yang diuji dinyatakan reliabel.

G. Pembatasan Istilah

a. Bonus hadiah adalah bonus berupa barang (helm dan jaket) yang diberikan kepada konsumen yang melakukan pembeluan sepada motor pada dealer. b. Bunga adalah nilai uang yang dibebankan kepada konsumen yang

melakulan pembelian secara kredit.

c. Jangka waktu pembayaran adalah waktu yang diberikan oleh pihak penjual kepada konsumen untuk melakukan pembayaran secara berangsur.

d. Besar cicilan adalah besarnya uang yang harus dibayarkan oleh konsumen pada setiap tahap pembayaran secara kredit.

e. Pelayanan merupakan tata cara layanan yang diberikan penjual kepada konsumen.

f. Sikap konsumen adalah anggapan atau penilaian responden, masyarakat Ruteng secara positif atau negatif terhadap sepeda motor.

(47)

33

H. Data yang Dicari 1. Data Primer

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999:147), data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini diperoleh dari responden melalui instrumen kuesioner tentang sikap konsumen terhadap sistem pembelian secara kredit sepeda motor di Ruteng.

2. Data Sekunder

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999:147), data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder ini diperoleh dari dealer sepeda motor maupun dari informan untuk menunjang data primer.

I. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum secara teoritis tentang sikap konsumen sepeda motor.

2. Kuesioner

(48)

34

kepada responden berupa pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula. Dalam kuesioner ini pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bersifat tertutup artinya responden hanya memberikan jawaban sesuai dengan pilihan yang diberikan. Daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden terdiri dari dua bagian yaitu :

a. Bagian I : berisi pertanyaan tentang identitas responden

b. Bagian II : berisi pertanyaan tentang sikap responden terhadap penjualan sepeda motor. Pada bagian ini mempunyai 2 macam sikap (item negatif dan item positif) dan mempunyai 3 alternatif bobot masing-masing.

Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner

Atribut Item positif Item negatif

Sikap terhadap pembelian sepeda motor

a. Aspek Kognitif : Penilaian terhadap fungsi Sepeda Motor b. Aspek Afektif : Kesenangan

terhadap Sepeda Motor

(49)

35

Skala yang digunakan untuk pemberian skor kuesioner adalah skala likert 1 – 3 dengan ketentuan :

Item Positif : Setuju mempunyai skor 3 Netral mempunyai skor 2 Tidak Setuju mempunyai skor 1 Item Negatif : Setuju mempunyai skor 1

Netral mempunyai skor 2 Tidak Setuju mempunyai skor 3

Berdasarkan skoring kuesioner, data tentang sikap responden akan dikategorikan menjadi 3 sikap yaitu :

• Sikap positif artinya sikap yang mendukung pembelian sepeda motor

diberi skor 3

• Sikap netral artinya sikap netral terhadap pembelian sepeda motor

diberi skor 2.

• Sikap negatif artinya sikap yang tidak mendukung pembelian sepeda

motor diberi skor 1.

J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Persentase

(50)

36

2. Analisis Deskriptif

(51)

BAB IV

GAMBARAN UMUM KOTA RUTENG, KABUPATEN MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR

A. Sejarah Kota Ruteng

Ruteng dalam bahasa setempat atau di Nusa Tenggara Timur adalah nama pohon beringin. Dalam masyarakat adat Manggarai, beringin bisa juga ditanam menjadi penanda kampung baru dan biasanya ditanam di tengah-tengah kampung. Dalam konteks ini, Kota Ruteng juga berperan seperti "penanda" karena menjadi ibu kota atau pusat pendidikan, bisnis, dan kegiatan ekonomi Manggarai yang berpenduduk 621.989 jiwa (tahun 2001).

B. Letak dan Keadaan Kota Ruteng

(52)

38

berbagai desa di wilayah perbukitan di daerah ini untuk berjual-beli. Ruteng adalah kota yang dikelilingi persawahan yang membentang di lereng landai kawasan gunung vulkanis yang terdapat di wilayah ini. Sebagian besar penduduk Ruteng umumnya adalah orang Manggarai yang dikenal pemalu namun ramah dengan ciri khas antara lain kain sarung hitam yang sering mereka kenakan. Bahasa Manggarai tidak dimengerti oleh suku lainnya di Flores kecuali oleh orang Manggarai sendiri.

Oleh karena letaknya di kaki gunung, sekaligus di dataran tinggi Manggarai, kota ini berhawa sejuk dan cenderung dingin. Satu dua bangunan perumahan penduduk kota tampak sudah dibangun dengan gaya arsitektur modern, beberapa lainnya sedang dibangun dan menunjukkan perubahan.

Meskipun demikian, hampir 95 persen bangunan dalam kota masih berupa bangunan rumah-rumah tua, termasuk kantor bupati dan bangunan di kompleks pertokoan yang berhadapan dengan kantor bupati dan markas polres. Jalan-jalan dalam kota rusak parah dan sampah-sampah berserakan. Ruteng lebih mirip sebuah kampung besar. Ruteng dapat dicapai dengan pesawat terbang dari Kupang, tetapi jadwal penerbangan selalu tidak pasti karena kabut tebal sering kali menyelimuti kota, entah pada musim kemarau, apalagi pada musim hujan. Sekalipun calon penumpang pesawat sudah mengantongi tiket, sering kali pesawat gagal mendarat karena masalah kabut.

(53)

39

jalan yang dilalui selain sempit juga berkelok-kelok dan rusak di beberapa titik. Meski nyaris terisolasi, kota ini lebih cepat mendapat pengaruh dari wilayah barat karena jasa transportasi darat dari Surabaya, Denpasar, dan Mataram melalui penyeberangan Sape-Labuanbajo. Terbukti banyak sekali kendaraan dengan sumbu muatan terberat 12-16 ton dari Surabaya tiba untuk mengangkut hasil pertanian primer dari Ruteng.

C. Penduduk dan Sosial.

Kota Ruteng mempunyai jumlah penduduk sebanyak 65.429 jiwa (tahun 2005), jumlah penduduk laki-laki sebanyak 32.181 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebanyak 33.248 jiwa. Dengan luas wilayah sebesar 177,07 km persegi, Kota Ruteng mempunyai tingkat kepadatan penduduk sebesar 370 per kilometer persegi.

Kota Ruteng mempunyai Sekolah Dasar Negeri/Inpres sebanyak 32 sekolah dengan guru sebanyak 223 orang dan murid sebanyak 7.276 orang. Sedangkan Sekolah Dasar swasta sebanyak 19 buah, dengan guru sebanyak 137 orang dan murid sebanyak 4.171 orang. Untuk SMP di kota Ruteng mempunyai 2 SMP negeri dan 2 SMP swasta, dengan guru sebanyak 42 orang di SMP negeri dan 36 orang di SMP swasta. Sedangkan murid sebanyak 908 siswa SMP negeri dan 640 siswa SMP Swasta.

(54)

BAB V ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Penelitian sikap konsumen terhadap pejualan sepeda motor di kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur bertujuan untuk menganalisis sikap konsumen minat pembelian sepeda motor. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan/kuesioner kepada responden sebanyak 150 orang sebagai sampel. Kuesioner ini terdiri dari berbagai pertanyaan, antara lain :

1. Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan formal, profesi/pekerjaan, tingkat penghasilan rata-rata per bulan.

2. Sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor yang terdiri dari penilaian terhadap fungsi sepeda motor, kesenangan terhadap sepeda motor, keputusan melakukan pembelian sepeda motor.

Penyebaran kuesioner ini pembagiannya dilakukan secara langsung kepada responden yang merupakan penduduk asli Manggarai oleh petugas lapangan.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

(55)

41

pengambil data. Pengujian validitas dan reliabilitas ini perlu dilakukan, mengingat data yang diperoleh dari kuesioner yang tidak valid dan tidak reliabel memberikan hasil pengukuran yang tidak benar, sehingga hasil analisis datanya pun juga menjadi tidak benar.

Pengujian terhadap validitas item pertanyaan dilakukan dengan menggunakan metode product moment untuk mencari koefisien korelasinya. Jika korelasi item-total > r tabel, maka item yang yang bersangkutan dinyatakan valid. Pengujian terhadap reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach. Untuk menentukan reliabel tidaknya statu kuesioner, digunakan kriteria yang dikemukakan oleh Hair et al (1998: 118) yaitu : koefisien Alpha-Cronbach > 0.7 maka kuesioner yang diuji dinyatakan reliabel.

1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor

Atribut Penilaian terhadap fungsi Sepeda Motor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 8 buah pertanyaan. Koefisien validitas masing-masing pertanyaan yang terdapat dalam dimensi Penilaian terhadap Fungsi sepeda Motor disajikan dalam Tabel 2.

(56)

42

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor layak digunakan sebagai alat pengumpul data.

Tabel 2

Koefisien Validitas Kuesioner Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor Nomor Item r hitung r tabel Keterangan

1 0.8783 0.369 Valid

2 0.6971 0.369 Valid

3 0.6971 0.369 Valid

4 0.6971 0.369 Valid

5 0.7366 0.369 Valid

6 0.4202 0.369 Valid

7 0.7037 0.369 Valid

8 0.8083 0.369 Valid

Sumber : Data Yang Diolah

Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach sebesar Alpha = 0.8970 (Lampiran 2). Karena kuesioner dimensi tersebut memiliki koefisien reliabilitas Alpha (0,8970) > 0.7, maka kusioner pengukur Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor layak digunakan.

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kesenangan Terhadap Sepeda Motor

(57)

Tabel 3

Koefisien Validitas Kuesioner Kesenangan terhadap Sepeda Motor Nomor Item r hitung r tabel Keterangan

9 0.9486 0.369 Valid

10 0.8920 0.369 Valid 11 0.8963 0.369 Valid

Sumber : Data Yang Diolah

Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach sebesar Alpha = 0.9584 (Lampiran 2). Karena kuesioner dimensi tersebut memiliki koefisien reliabilitas Alpha (0.9584) > 0.7, maka kuesioner pengukur Kesenangan terhadap Sepeda Motor layak digunakan.

3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor

Atribut Keputusan melakukan Pembelian Sepeda Motor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 14 buah pertanyaan. Koefisien Validitas masing-masing pertanyaan yang terdapat dalam dimensi Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4

Koefisien Validitas Kuesioner Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor

Nomor Item r hitung r tabel Keterangan

12 0.9612 0.369 Valid 13 0.9612 0.369 Valid

14 0.9612 0.369 Valid

(58)

44

22 0.7059 0.369 Valid 23 0.7734 0.369 Valid 24 0.7734 0.369 Valid 25 0.8481 0.369 Valid

Sumber : Data Yang Diolah

Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach sebesar Alpha = 0.9734 (Lampiran 2). Karena kuesioner dimensi tersebut memiliki koefisien reliabilitas Alpha (0.9734) > 0.7, maka kuesioner pengukur Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor layak digunakan.

C. Analisis Data

1. Karakteristik Konsumen

Dari hasil analisis data diketahui bahwa konsumen sepeda motor di Ruteng yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, profesi/pekerjaan, dan tingkat penghasilan seperti tampak pada tabel berikut.

a. Karakteristik responden berdasar jenis kelamin Tabel 5

Karakteristik responden Berdasar Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki laki 143 95,33 %

Perempuan 7 34,67%

Total 150 100 %

(59)

45

Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa sebagian besar konsumen mempunyai jenis kelamin laki – laki yaitu berjumlah 143 responden dengan persentase 95,33%. Sedangkan wanita berjumlah 7 responden dengan persentase 34,67 %

b. Karakteristik responden berdasar usia Tabel 6

Karakteristik Responden Berdasar Usia

Usia Jumlah Persentase

17 – 25 tahun 18 12,00%

26 – 35 tahun 43 28,66%

36 – 45 tahun 49 32,67 %

Diatas 45 tahun 40 26,67%

Total 150 100 %

Sumber : Data Yang Diolah

(60)

46

c. Karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tabel 7

Karakteristik responden Berdasar Tingkat Pendidikan Formal

Kedudukan Jumlah Persentase

SD/Sederajat - -

SMP/Sederajat 6 4,00 %

SMA/SMK 35 23,33%

Perguruan Tinggi 109 72,67

Total 150 100 %

Sumber : Data Yang Diolah

Tabel 7 di atas menunjukan bahwa mayoritas tingkat pendidikan formal responden adalah Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 109 orang dengan persentase 72,67%. Tingkat pendidikan formal SMA/SMK sebanyak 35 orang dengan persentase 23,33 %. Sedangkan tingkat pendidikan formal SMP/Sederajat sebanyak 6 orang dengan persentase 4,00 %.

d. Karakteristik konsumen berdasarkan Profesi/Pekerjaan.

(61)

47

Tabel 8

Karakteristik Responden Berdasar Profesi/Pekerjaan

Lama bisnis Jumlah Persentase

Pegawai 55 36,67 %

Sumber : Data Yang Diolah

e. Karakteristik Responden berdasar penghasilan dalam satu bulan Tabel 9

Karakteristik Responden Berdasar Penghasilan

Kedudukan Jumlah Persentase

< Rp 1.000.000 31 20,67 %

Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 72 48,00 %

> Rp 2.000.000 47 31,33%

Total 150 100 %

Sumber : Data Yang Diolah

(62)

48

2. Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor.

Pengukuran Sikap ini dilakukan dengan menghitung nilai sikap dan menggelompokkan sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor tersebut ke dalam rentang skala yang terdiri dari sikap positif dan sikap negatif.

Dalam menghitung sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor dibutuhkan data yang meliputi atribut -atribut yang diteliti dalam penjualan sepeda motor yaitu atribut penilaian terhadap fungsi sepeda motor, atribut kesenangan terhadap sepeda motor dan atribut keputusan melakukan pembelian sepeda motor. Atribut yang diteliti tersebut tercantum dalam kuesioner bagian kedua.

Dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan kuesioner yang telah dibagikan pada responden, telah ditentukan skor untuk jawaban yang telah tersedia. Adapun skor yang ditentukan menggunakan skala 1 sampai 3. Skor 1 untuk item negatif yaitu sikap yang tidak mendukung pembelian sepeda motor, Skor 2 untuk item netral yaitu sikap netral terhadap pembelian sepeda motor, dan skor 3 untuk item positif yaitu sikap yang mendukung pembelian sepeda motor. Berikut proses yang dilalui dalam mencari nilai sikap :

a. Mengelompokan data atau hasil kuesioner ke dalam tabel.

(63)

49

1. Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor Tabel 10

Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Kognitif Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor

No Atribut Sangat

Setuju Netral

Tidak Setuju

Jumlah 1 Bagi saya, sepeda totor merupakan

barang kebutuhan sehari-hari. 133 15 2 150 2 Bagi saya, kepemilikan sepeda motor

merupakan cermin status social ekonomi seseorang.

147 2 1 150 3 Sepeda motor tidak mendukung

aktifitas harian saya. 1 4 145 150

4 Berbagai kegiatan keseharian saya akan menjadi lebih mudah dan cepat jika menggunakan sepeda motor.

145 4 1 150 5 Sepeda motor sangat diperlukan di

daerah saya karena adanya keterbatasan sarana angkutan umum.

106 38 6 150

6 Menurut saya, meningkatnya pengguna sepeda motor saat ini menunjukkan fungsi sepeda motor sangat vital dalam mendukung kegiatan.

146 3 1 150

7 Sepeda motor yang saya miliki tidak hanya berfungsi sebagai alat

transportasi pribadi tetapi juga sebagai modal usaha.

113 9 28 150

8 Sepeda motor merupakan sarana

transportasi pribadi saja 11 9 130 150

Sumber : Data Yang Diolah

(64)

50

menjawab tidak setuju ada 2 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir dua ada 147 orang, yang menjawab netral ada 2 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 1 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir tiga ada 1 orang, yang menjawab netral ada 4 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 145 orang.

Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir empat ada 145 orang, yang menjawab netral ada 4 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 1 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir lima ada 106 orang, yang menjawab netral ada 38 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 6 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir enam ada 146 orang, yang menjawab netral ada 3 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 1 orang.

(65)

51

b. Kesenangan terhadap Sepeda Motor Tabel 11

Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Afektif Kesenangan terhadap Sepeda Motor

No Atribut Sangat

Setuju Netral

Tidak Setuju

Jumlah

9 Saya senang memiliki sepeda motor. 117 5 28 150 10 Saya merasa diuntungkan secara financial

karena memiliki sepeda motor. 120 2 28 150 11 Saya merasa puas dengan sepeda motor

yang saya beli. 110 12 28 150

Angka-angka dalam tabel 11 tersebut menunjukkan frekuensi responden tentang kesenangan terhadap sepeda motor. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir sembilan ada 117 orang, yang menjawab netral ada 5 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 28 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir sepuluh ada 120 orang, yang menjawab netral ada 2 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 28 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir sebelas ada 110 orang, yang menjawab netral ada 12 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 28 orang.

c. Keputusan Melakukan pembelian sepeda Motor

(66)

sangat setuju pada pertanyaan butir tiga belas ada 119 orang, yang menjawab netral ada 3 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 28 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir empat belas ada 28 orang, yang menjawab netral ada 3 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 119 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir lima belas ada 113 orang, yang menjawab netral ada 9 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 28 orang.

Tabel 12

Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Konatif Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor

No Atribut SS N TS Jml

12 Saya melakukan pembelian sepeda motor selama kurun waktu 5 tahun terakhir.

122 8 20 150

13 Saya melakukan pembelian karena inisiatif pribadi. 119 3 28 150 14 Saya tidak melakukan pembelian sepeda motor

walaupun ada dorongan pihak lain.

28 3 119 150 15 Saya tertarik melakukan pembelian sepeda motor

tidak tergantung pada merek tertentu.

113 9 28 150 16 Saya tertarik melakukan pembelian sepeda motor

sepeda motor karena kualitas yang bagus.

120 2 28 150 17 Saya tidak tertarik melakukan pembelian sepeda

motor walaupun harga terjangkau.

28 2 120 150

18 Saya melakukan pembelian sepeda motor karena membutuhkan.

117 5 28 150 19 Saya melakukan pembelian sepeda motor karena

tertarik dengan bonus atau hadiah yang ditawarkan oleh dealer.

71 4 75 150

20 Saya membeli sepeda motor secara tunai agar tidak terbebani dengan bunga kredit.

47 75 28 150 21 Saya membeli sepeda motor secara kredit karena

keterbatasan dana yang saya miliki.

75 47 28 150 22 Saya membeli sepeda motor secara kredit karena

persyaratan kredit yang lunak.

75 47 28 150 23 Saya melakukan pembelian sepeda motor karena

prosedur yang mudah dan cepat.

122 8 20 150 24 Saya melakukan pembelian sepeda motor karena 119 3 28 150

(67)

53

adanya pelayanan purna jual yang memuaskan. 25 Saya tidak tertarik melakukan pembelian sepeda

motor walaupun pelayanan yang diberikan oleh dealer cukup baik.

28 3 119 150

Sumber : Data Yang Diolah

Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir enam belas ada 120 orang, yang menjawab netral ada 2 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 28 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir tujuh belas ada 28 orang, yang menjawab netral ada 2 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 120 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir delapan belas ada 117 orang, yang menjawab netral ada 5 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 28 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir sembilan belas ada 71 orang, yang menjawab netral ada 4 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 75 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir dua puluh ada 47 orang, yang menjawab netral ada 75 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 28 orang.

(68)

54

pada pertanyaan butir dua puluh tiga ada 71 orang, yang menjawab netral ada 4 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 75 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir dua puluh empat ada 71 orang, yang menjawab netral ada 4 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 75 orang. Responden yang menjawab sangat setuju pada pertanyaan butir dua puluh lima ada 28 orang, yang menjawab netral ada 20 orang dan yang menjawab tidak setuju ada 102 orang.

b. Menghitung Sikap

Tahap selanjutnya adalah untuk menghitung nilai sikap, yaitu dengan menjumlahkan skor atribut kemudian mengelompokkan sikap konsumen tersebut ke skala sikap.

1. Penilaian terhadap fungsi Sepeda Motor

Untuk sub komponen sikap kognitif, skor minimum yang mungkin dicapai adalah 1 x 8 = 8; skor maksimum adalah 3 x 8 = 24. Rentang skala untuk sub komponen sikap kognitif tersebut adalah 24 – 8 = 16. Kategori sikap untuk komponen ini dengan interval 8 (16 : 2) adalah sebagai berikut :

(69)

55

Tabel 13

Prosentase sikap kognitif : Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor Jumlah Responden

Berdasarkan distribusi jawaban sikap kognitif yaitu Penilaian terhadap fungsi Sepeda Motor diatas tampak bahwa, dari 150 responden 146 orang (97,33%) memberikan sikap positif. Responden yang memberikan sikap negatif untuk Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor yaitu sebanyak 4 orang (2,67%). 2. Kesenangan Terhadap Sepeda Motor

Untuk sub komponen sikap Afektif, skor minimum yang mungkin dicapai adalah 1 x 3 = 3; skor maksimum adalah 3 x 3 = 9. Rentang skala untuk sub komponen sikap Afektif tersebut adalah 9 – 3 = 6. Kategori sikap untuk komponen ini dengan interval 3 (6 : 2) adalah sebagai berikut :

a) Sikap negatif (kognitif) = skor 3 – 6

b) Sikap negatif (kognitif) = skor 7 – 9 Tabel 14

(70)

56

Berdasarkan distribusi jawaban sikap afektif yaitu Kesenangan terhadap Sepeda Motor diatas tampak bahwa, dari 150 responden 122 orang (81,33%) memberikan sikap positif. Responden yang memberikan sikap negatif untuk Kesenangan terhadap Sepeda Motor yaitu sebanyak 28 orang (18,67%).

3. Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor

Untuk sub komponen sikap konatif, skor minimum yang mungkin dicapai adalah 1 x 14 = 14; skor maksimum adalah 3 x 14 = 42. Rentang skala untuk sub komponen sikap konatif tersebut adalah 42 – 14 = 28. Kategori sikap untuk komponen ini dengan interval 14 (28 : 2) adalah sebagai berikut :

a) Sikap negatif (kognitif) = skor 14 – 28

b) Sikap negatif (kognitif) = skor 29 – 42 Tabel 15

Prosentase sikap konatif : Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor Jumlah Responden

(71)

57

4. Perhitungan skor sikap keseluruhan aspek (kognitif, afektif, konatif)

Keseluruhan aspek mempunyai jumlah pertanyaan sebanyak 25 buah, artinya skor minimum yang mungkin dicapai adalah 1 x 25 = 25 dan skor maksimum yang mungkin dicapai adalah 3 x 25 = 75. Rentang skala untuk keseluruhan aspek tersebut adalah 75 – 25 = 50 dengan interval 25 (50 : 2 ), kemudian di dapat kategori sikap sebagai berikut:

a) Sikap Negatif = skor 25 – 50 b) Sikap Positif = skor 51 – 75 Tabel 16

Prosentase keseluruhan aspek meliputi sikap kognitif, afektif dan konatif Jumlah Responden

Skor Sikap

Jumlah Prosentase 25 – 50 Negatif 28 18.67

51 – 75 Positif 122 81.33

Jumlah 150 100

Sumber : Data Yang Diolah

Berdasarkan distribusi jawaban yang meliputi sikap kognitf, sikap afektif dan sikap konatif diatas tampak bahwa, dari 150 responden 122 orang (81,33%) memberikan sikap positif. Responden yang memberikan sikap negatif untuk keseluruhan aspek sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor yaitu sebanyak 28 orang (18,67%).

(72)

58

1. Karakteristik konsumen dengan presentase sebagai berikut :

a. Dari jenis kelamin dapat diketahui bahwa laki-laki yaitu sebesar 95,33% dan wanita sebesar 4,67%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa laki-laki lebih dominan dalam mengendarai sepeda motor, menurut penulis hal ini disebabkan aktivitas kaum laki-laki lebih dominan dalam bekerja sehingga membutuhkan sepeda motor untuk kelancaran transportasi. Hal ini juga diperkuat dengan pengamatan seorang informan (Maria Sukristiningsih) bahwa sampai pada tahun 2006 kaum laki-laki yang mengendarai sepeda motor di kota Ruteng tampak lebih banyak daripada pengendara perempuan, bahkan bisa dikatakan bahwa perempuan yang mengendarai sepeda motor di kota Ruteng masih jarang tampak.

b. Berdasarkan umur, konsumen yang berumur antara 17 sampai 25 tahun lebih sedikit (12 %) daripada konsumen yang berumur di atasnya. Hal ini cukup wajar karena rata-rata konsumen yang berumur di bawah 25 tahun tergolong konsumen yang hanya memakai sepeda motor pinjaman/sewaan. Konsumen yang di atas 25 tahun rata-rata sudah membeli/memiliki kendaraan sendiri dan sudah berpekerjaan relatif mapan.

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapainya dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi diri ideal.. Harga diri diperoleh dari diri sendiri

[6] Hidayat Rahmat, 2010, Cara Praktis Membangun Website Gratis,

Bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberi pengajaran kepada penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Andalas.. Karyawan dan Karyawati Fakultas

[r]

Sekretariat: Ruang KIFS komplek PKM FIS, Sekaran Gunungpafi Kota Semarang

(205).The Development of Innovative Chemistry Learning Material for Bilingual Senior High School Students in Indonesia. International Education Studies ; volume 8, no. An

Hasil yang diperoleh dari pengamatan yang penulis lakukan adalah: Proses pengadaan dan penyimpanan barang khususnya spare part merupakan suatu kegiatan pemenuhan kegiatan

dasar (SD), sangat disayangkan pelajaran matematika belum mendapat perhatian yang sepenuhnya dari guru. Ini terbukti, menurut pengamatan penulis, guru jarang