Bab IV - 1
BAB IV
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL
Aspek lingkungan dan social berisikan penjelasan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan social untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Aspek lingkungan dan social dalam bab ini akan membahas mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL–UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Aspek Lingkungan dan Sosial di kota Pariaman lebih diarahkan pada program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai Visi dan Misi Kota Pariaman agar terwujud kondisi masyarakat yang sejahtera, hidup sehat dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan permukiman perkotaan yang rawan terhadap pencemaran air limbah. Air Limbah ini terdiri dari air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari sisa air mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan sebagainya.
Seluruh program investasi infrastuktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Kota Pariaman harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut
1) Penilaian lingkungan (environmental assessment) dan rencana mitigasi dalam sub proyek, dirumuskan dalam bentuk :
Bab IV - 2 Upaya Pengelolaan Lingkungan – UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan –
UPL; atau
Standar Operasi Baku - SOP;
Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.
2) AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan keuangan subproyek;
3) Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, subproyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Subproyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi AMDAL;
4) Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi, atau penggunaan :
Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau; Asbes, bahan-bahan yang mengandung asbes;
Bahan/material yang mengandung unsur B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang menggunakan, menghasilkan, menyimpan, atau mengangkut bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia;
Pestisida, herbisida, dan insektisida. RIPJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan yang melakukan pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida; Pembangunan bendungan. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak
membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang sedang dibangun;
Bab IV - 3 Penebangan kayu. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai
kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan penebangan kayu.
4.1 ASPEK LINGKUNGAN
4.1.1KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Berdasarkan usulan rencana/program dalam RPIJM yang telah disusun oleh pemerintah Kota Pariaman maka dilakukan penapisan untuk masing-masing sektor dengan mempertimbangkan isu pokok:
a) Perubahan iklim,
b) Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,
c) Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,
d) Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, e) Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,
f) Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau,
Bab IV - 4
Tabel: 4.1.
Kreteria Penapisan Usulan Program / Kegiatan Bidang Cipta Karya Di Kota Pariaman
No Kreteria Penilaian
Uraian Pertimbangan Kesimpulan (Signifikan/ Tidak Signifikan)
1. Perubahan Iklim - Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi perubahan iklim secara signifikan
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/kepunahan
keanekaragaman hayati
Normalisasi dan Penataan kawasan sungai, pembangunan drainase primer, pembangunan IPAL, dan pembangunan unit air baku akan menyebabkan terjadinya pengerukan serta
penebangan pohon
penghijauan di beberapa bagian daerah kawasan.
Pengaruh yang ditimbulkan Tidak signifikan.
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan
- Tidak terdapat kegiatan Yang dapat mempengaruhi Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
- Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam.
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan.
Pembangunan dan Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) serta infrastrukturnya dan Pembangunan IPAL Komunal dan IPLT akan merubah beberapa bagian kawasan alami.
Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak signifikan.
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat
- Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat.
7. Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
Bab IV - 5
Tabel 4.2
Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya Kota Pariaman
Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan Lembaga
Pembuat keputusan a. Walikota
b. DPRD
Penyusun kebijakan, rencana
dan/atau program Dinas PU-Cipta Karya
Instansi a. Dinas PU-Cipta Karya
b. KLH c. DKK
Masyarakat yang memiliki informasi dan/atau keahlian (perorangan/tokoh/ kelompok)
a. Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya
b. Asosiasi profesi
c. Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup
d. LSM/Pemerhati Lingkungan hidup e. Perorangan/tokoh
f. kelompok yang memiliki data dan informasi berkaitan dengan SDA
Masyarakat terkena Dampak a. Lembaga Adat b. Asosiasi Pengusaha c. Tokoh masyarakat d. Organisasi masyarakat e. Kelompok masyarakat tertentu
Tabel 4.3
Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya di Kota Pariaman
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan Singkat* Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum
menurunnya kualitas air
Sumber air Kota Pariaman dari Lubuk Bonta, yang diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Bersih selanjutnya disalurkan dengan sistem grafitasi
Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal:
pencemaran badan air oleh air limbah permukiman
Masih banyak masyarakat yang aliran limbahnya ke sungai/drainase
Bab IV - 6
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan Singkat* Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan
kerusakan lingkungan
Kesulitan ekonomi menyebabkan sebagian masyarakat tidak mampu membuat septik tank
Baru 85% warga yang memiliki septik tank dan sebagian besar pun masih berupa septik tank yang tidak kedap (kategor cubluk)
Sosial
Isu 5: Pencemaran menyebabkan berkembangnya penyakit
menyebarnya penyakit diare dan kulit di permukiman kumuh
menyebarnya penyakit diare dan kulit di kawasan permukiman padat dan kumuh
Tabel 4.4 Identifikasi KRP
No Komponen Kegiatan Kegiatan Lokasi
Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman RP2KPKP Kota Pariaman Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman Perkotaan
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman
Kumuh Penataan Kawasan
Kumuh
Sesuai SK Kawasan Kumuh dan Dokumen RP2KPKP
Permukiman Kembali Kawasan Permukiman Kumuh
Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya
Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya (sub output)
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Potensial Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Berbasis Komunitas/Masyarakat
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Pasca Bencana
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan/Pulau Terluar/Terpencil Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE)
Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE) (sub output)
Bab IV - 7
No Komponen Kegiatan Kegiatan Lokasi
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) (sub output) Keswadayaan Masyarakat
Keswadayaan Masyarakat (sub output) Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Bangunan Gedung Pusaka/Tradisional Bangunan Gedung Hijau
Bangunan Gedung Mitigasi Bencana Bangunan Gedung Perbatasan
Penyelenggaraan Penataan Bangunan Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Penataan Bangunan Kawasan Pusaka
Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana Penataan Bangunan Kawasan Hijau
Penataan Bangunan Kawasan Destinasi Wisata Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Khusus
Penataan RTH
Penataan Bangunan Kebun Raya Penataan Kota Hijau
Penataan Kota Pusaka
Pembinaan dan Pengembangan Air Minum SPAM Regional
SPAM Regional (sub output) SPAM Perkotaan
SPAM IKK
SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan Perkotaan SPAM Berbasis Masyarakat
Pamsimas
SPAM di Kawasan Khusus SPAM Kawasan Kumuh Perkotaan SPAM Kawasan Nelayan
SPAM Kawasan Rawan Air/Perbatasan/Pulau Terluar
SPAM PDAM Terfasilitasi Bantuan Program PDAM
Pengembangan Jaringan SPAM MBR SPAM Non PDAM Terfasilitasi Bantuan Program Non PDAM Pengembangan Jaringan SPAM MBR
Bab IV - 8
No Komponen Kegiatan Kegiatan Lokasi
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional (sub output)
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat Skala Kota
Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat Skala Kota
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis institusi
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis masyarakat
Sistem Pengolahan Air Limbah Khusus Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Kumuh Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Rawan Sanitasi
Sistem Pengolahan Air Limbah Perdesaan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional
Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan
Sistem Penanganan Pengolahan Sampah Antara Sistem Penanganan Pengolahan Sampah 3R Sistem Penanganan Persampahan Khusus Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Kumuh
Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Rawan Sanitasi
Bab IV - 9
Tabel 4.5
Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Kota Pariaman
No Komponen Kegiatan Pengaruh pada Isu-Isu Strategis
Berdasarkan Aspek-Aspek
Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
Permukiman Kembali Kawasan Permukiman Kumuh
Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya
Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya (sub output)
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Potensial Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Berbasis Komunitas/Masyarakat
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Pasca Bencana
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan/Pulau
Terluar/Terpencil
Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE)
Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE) (sub output)
Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) (sub output) Keswadayaan Masyarakat
Keswadayaan Masyarakat (sub output) Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Bangunan Gedung Pusaka/Tradisional Bangunan Gedung Hijau
Bangunan Gedung Mitigasi Bencana Bangunan Gedung Perbatasan
Bab IV - 10
No Komponen Kegiatan Pengaruh pada Isu-Isu Strategis
Berdasarkan Aspek-Aspek
Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Penataan Bangunan Kawasan Pusaka
Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana Penataan Bangunan Kawasan Hijau
Penataan Bangunan Kawasan Destinasi Wisata Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Khusus
Penataan RTH
Penataan Bangunan Kebun Raya Penataan Kota Hijau
Penataan Kota Pusaka
Pembinaan dan Pengembangan Air Minum SPAM Regional
SPAM Regional (sub output) SPAM Perkotaan
SPAM IKK
SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan Perkotaan
SPAM Berbasis Masyarakat Pamsimas
SPAM di Kawasan Khusus SPAM Kawasan Kumuh Perkotaan SPAM Kawasan Nelayan
SPAM Kawasan Rawan Air/Perbatasan/Pulau Terluar
SPAM PDAM Terfasilitasi Bantuan Program PDAM
Pengembangan Jaringan SPAM MBR SPAM Non PDAM Terfasilitasi Bantuan Program Non PDAM Pengembangan Jaringan SPAM MBR
Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional (sub output)
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat Skala Kota
Bab IV - 11
No Komponen Kegiatan Pengaruh pada Isu-Isu Strategis
Berdasarkan Aspek-Aspek
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis institusi
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis masyarakat
Sistem Pengolahan Air Limbah Khusus Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Kumuh
Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Rawan Sanitasi
Sistem Pengolahan Air Limbah Perdesaan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional
Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan
Sistem Penanganan Pengolahan Sampah Antara Sistem Penanganan Pengolahan Sampah 3R Sistem Penanganan Persampahan Khusus Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Kumuh
Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Rawan Sanitasi
Sistem Penanganan Persampahan Perdesaan
Ket: *) Program sesuai dengan Renstra Cipta Karya
**) ditentukan melalui argumen/logika sederhana melalui diskusi antar pemangku kepentingan, dengan melihat data dan kondisi eksisting seperti peta, data angka, dll.
Bab IV - 12 2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan kebijakan, rencana, dan/atau program dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial
memberikan dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dilakukan pengembangan beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan kebijakan,rencana dan/atau program ini dengan mempertimbangkan antara lain:
1) Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana,
2) dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau
3) bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
4) Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.
5) Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan, rencana,
6) dan/atau program.
Bab IV - 13
Tabel 4.6
Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
No Komponen Kegiatan Lokasi Alternatif
Penyempurnaan KRP
Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
Permukiman Kembali Kawasan Permukiman Kumuh
Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya
Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya (sub output)
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Potensial Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Berbasis Komunitas/Masyarakat
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Pasca Bencana
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan/Pulau Terluar/Terpencil Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE)
Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE) (sub output)
Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) (sub output) Keswadayaan Masyarakat
Keswadayaan Masyarakat (sub output) Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Bangunan Gedung Pusaka/Tradisional Bangunan Gedung Hijau
Bangunan Gedung Mitigasi Bencana Bangunan Gedung Perbatasan
Bab IV - 14
No Komponen Kegiatan Lokasi Alternatif
Penyempurnaan KRP
Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana Penataan Bangunan Kawasan Hijau
Penataan Bangunan Kawasan Destinasi Wisata Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Khusus
Penataan RTH
Penataan Bangunan Kebun Raya Penataan Kota Hijau
Penataan Kota Pusaka
Pembinaan dan Pengembangan Air Minum SPAM Regional
SPAM Regional (sub output) SPAM Perkotaan
SPAM IKK
SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan Perkotaan SPAM Berbasis Masyarakat
Pamsimas
SPAM di Kawasan Khusus SPAM Kawasan Kumuh Perkotaan SPAM Kawasan Nelayan
SPAM Kawasan Rawan Air/Perbatasan/Pulau Terluar
SPAM PDAM Terfasilitasi Bantuan Program PDAM
Pengembangan Jaringan SPAM MBR SPAM Non PDAM Terfasilitasi Bantuan Program Non PDAM Pengembangan Jaringan SPAM MBR
Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional (sub output)
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat Skala Kota
Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat Skala Kota
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis institusi
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis masyarakat
Bab IV - 15
No Komponen Kegiatan Lokasi Alternatif
Penyempurnaan KRP
Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Kumuh Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Rawan Sanitasi
Sistem Pengolahan Air Limbah Perdesaan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional
Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan
Sistem Penanganan Pengolahan Sampah Antara Sistem Penanganan Pengolahan Sampah 3R Sistem Penanganan Persampahan Khusus Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Kumuh
Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Rawan Sanitasi
Sistem Penanganan Persampahan Perdesaan
3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
Bab IV - 16
Tabel 4.7
Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil
4.1.2 AMDAL, UKL-UPL, DAN SPPLH
Penjabaran regulasi dan peraturan pemerintah secara detail tentang segala bentuk rencana kegiatan pembangunan yang diprediksi akan memberikan dampak penting dan besar terhadap lingkungan, mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan selanjutnya diikuti oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Mengacu pada kriteria rencana program dan kegiatan yang tertuang dalam RPIJM Kota Pariaman maka secara mendasar kajian lingkungan yang dibutuhkan berupa penyusunan dokumen dan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:
No. Komponen Kebijakan,
Rencana dan/atau Program Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS 1. Pengembangan Permukiman
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
3. Pengembangan Air minum Diperlukan penyusunan dokumen kelayakan lingkungan: AMDAL/UKL/UPL/SPPL
Bab IV - 17
Tabel 4. 1.
Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
Bab IV - 18 Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib dilengkapi dokumen AMDAL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam tabel 4.10
Tabel 4. 2.
Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
a. Persampahan
i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:
• Luas kawasan, atau < 10 Ha • Kapasitas total < 10.000 ton ii. TPA daerah pasang surut
• Luas landfill, atau < 5 Ha • Kapasitas total < 5.000 ton iii. Pembangunan Transfer Station • Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu • Kapasitas < 500 ton
v. Pembangunan Incenerator • Kapasitas < 500 ton/hari
vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos • Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha termasuk fasilitas penunjang
• Luas < 2 ha
• Atau kapasitas < 11 m3/hari
ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) • Luas < 3 ha
• Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off- site sanitation system) diperkotaan/permukiman
• Luas < 500 ha
i. Pembangunan saluran primer dan sekunder • Panjang < 5 km
Bab IV - 19 d. Air Minum
i. Pembangunan jaringan distribusi: • luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi
• Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
• Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km • Pedesaan, Panjang : -
iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)
• Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps • Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps
iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap • Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps
v. Pengambilan air tanah dalam (debit) untuk kebutuhan: • Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5
lps - < 50 lps
• Kegiatan lain dengan tujuan komersil: 1,0 lps - < 50 lps
e. Pembangunan
Gedung i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung
tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2 2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk
mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung
Bab IV - 20
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
f. Pengembangan kawasan permukiman baru
i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
Bab IV - 21
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
ii. Pengembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (Kota Terpadu Mandiri KTM eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);
• Jumlah hunian: < 500 unit rumah; • Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)
• Jumlah hunian: < 500 unit rumah; • Luas kawasan: < 10 ha
g. Peningkatan Kualitas Permukiman
i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;
• Luas kawasan: < 10 ha
ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
• Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)
• Luas kawasan: < 10 ha
h. Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan
i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun
• Luas kawasan: < 5 ha
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
Bab IV - 22 Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka pengelompokan atau kategori program bidang Cipta Karya di Kota Pariaman yang memerlukan dokumen kajian dan perlindungan lingkungan adalah seperti pada Tabel berikut.
Tabel: 4.2.
Kebutuhan Analisis Perlindungan Sosial pada Program Bidang Cipta Karya Di Kota Pariaman
No Komponen Kegiatan Lokasi Perlindungan Lingkungan
AMDAL
UKL-UPL SPPLH
Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
Permukiman Kembali Kawasan Permukiman Kumuh
Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya
Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya (sub output)
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Potensial Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Berbasis Komunitas/Masyarakat
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Pasca Bencana
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan/Pulau Terluar/Terpencil Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE)
Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE) (sub output)
Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) (sub output) Keswadayaan Masyarakat
Keswadayaan Masyarakat (sub output) Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan
Bab IV - 23 Bangunan Gedung Mitigasi Bencana
Bangunan Gedung Perbatasan
Penyelenggaraan Penataan Bangunan Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Penataan Bangunan Kawasan Pusaka
Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana Penataan Bangunan Kawasan Hijau
Penataan Bangunan Kawasan Destinasi Wisata Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Khusus
Penataan RTH
Penataan Bangunan Kebun Raya Penataan Kota Hijau
Penataan Kota Pusaka
Pembinaan dan Pengembangan Air Minum SPAM Regional
SPAM Regional (sub output) SPAM Perkotaan
SPAM IKK
SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan Perkotaan SPAM Berbasis Masyarakat
Pamsimas
SPAM di Kawasan Khusus SPAM Kawasan Kumuh Perkotaan SPAM Kawasan Nelayan
SPAM Kawasan Rawan Air/Perbatasan/Pulau Terluar
SPAM PDAM Terfasilitasi Bantuan Program PDAM
Pengembangan Jaringan SPAM MBR SPAM Non PDAM Terfasilitasi Bantuan Program Non PDAM Pengembangan Jaringan SPAM MBR
Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional (sub output)
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat Skala Kota
Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat Skala Kota
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan
Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis institusi
Bab IV - 24 berbasis masyarakat
Sistem Pengolahan Air Limbah Khusus Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Kumuh Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Rawan Sanitasi
Sistem Pengolahan Air Limbah Perdesaan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional
Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota (sub output)
Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan
Sistem Penanganan Pengolahan Sampah Antara Sistem Penanganan Pengolahan Sampah 3R Sistem Penanganan Persampahan Khusus Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Kumuh
Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Rawan Sanitasi
Sistem Penanganan Persampahan Perdesaan
4.2 ASPEK SOSIAL
4.2.1ASPEK SOSIAL PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA
KARYA
4.2.1.1 Kemiskinan
Bab IV - 25
Tabel : 4.3.
Jumlah Penduduk Miskin di Kota Pariaman
Nomor Kecamatan Kelurahan Desa Jumlah
Bab IV - 26
8 Jawi-Jawi II 1.296 278 35 35 - 35 222 -
9 Kampung Baru 3.374 786 46 42 1 43 249 3
10 Kampung Jawa I 1.179 263 9 9 37 46 50 164
11 Kampung Jawa II 1.058 243 12 10 29 39 61 138
12 Kampung Perak 782 188 22 22 19 41 109 86
13 Kampung Pondok 1.633 369 24 23 26 49 123 113
14 Karan Aur 2.274 412 63 61 10 71 340 42
15 Lohong 1.112 267 36 36 38 74 185 181
16 Pasir 1.132 255 26 26 - 26 130 -
17 Pauh Barat 1.800 389 97 96 7 103 580 51
18 Pauh Timur 1.437 282 66 37 - 37 352 -
19 Pondok II 1.071 241 25 25 - 25 165 -
20 Rawang 1.321 288 30 27 - 27 170 -
21 Taratak 1.195 232 25 25 21 46 120 100
22 Ujung Batung 693 150 38 38 - 38 197 -
3 Pariaman Timur 15.404 3.243 865 822 570 1.392 4.852 2.900
1 Air Santok 1.151 255 71 71 41 112 384 195
2 Batang Kabung 1.222 239 61 56 41 97 418 212
3 Bato 888 174 52 51 69 120 317 334
4 Bungo Tanjung 1.146 267 42 42 31 73 259 157
5 Cubadak Mentawai 593 135 35 36 36 193 139
6 Kajai 782 148 17 14 30 44 98 189
7 Kaluat 643 134 47 47 37 84 272 174
8 Kp.Baru Padusunan 1.216 258 83 71 37 108 455 191
9 Kp.Gadang 1.299 261 59 59 105 164 344 504
10 Kp.Kandang 1.059 236 35 35 39 74 170 199
11 Kp.Tangah 365 73 24 24 10 34 128 36
12 Koto Marapak 1.392 288 104 90 20 110 556 81
13 Pakasai 1.012 210 68 68 36 104 357 157
14 Sungai Pasak 1.077 225 64 59 21 80 373 113
15 Sungai Sirah 351 82 27 25 26 51 139 100
16 Talago Sariak 1.208 258 76 74 27 101 389 119
4 Pariaman Utara 19.602 4.152 1.145 1.114 812 1.926 6.233 3.604
Bab IV - 27
2 Apar 942 214 30 28 75 103 172 337
3 Balai Naras 1.359 415 54 54 34 88 319 167
4 Cubadak Air 945 192 57 55 31 86 331 122
5 Cubadak Air
Selatan 1.297 177 61 59 42 101 339 168
6 Cubadak Air Utara 672 273 76 73 21 94 416 92
7 Manggung 1.602 337 74 74 25 99 425 135
8 Naras Hilir 783 246 52 49 74 123 315 333
9 Naras I 926 417 109 108 60 168 623 303
10 Padang
Biriak-Biriak 1.129 162 35 33 25 58 191 143
11 Sikapak Barat 2.114 312 61 54 184 238 323 761
12 Sikapak Timur 1.939 197 45 45 38 83 204 147
13 Sintuk 731 143 71 71 57 128 368 262
14 Sungai Rambai 1.247 199 80 78 21 99 442 72
15 Tanjung Sabar 561 111 28 28 40 68 187 193
16 Tungkal Selatan 895 246 145 144 28 172 692 108
17 Tungkal Utara 848 180 81 78 39 117 393 161
Bab IV - 28
Tabel : 4.4
Analisis Penanganan Penduduk Miskin Di Kota Pariaman
Nomor Kecamatan Kelurahan Desa Permasalahan Penanganan Penduduk Miskin
1 Pariaman
Selatan
1 Balai Kuraitaji
2 Batang
Tajongkek
3 Kampung Apar
4 Marabau
5 Marunggi
6 Padang Cakur
7 Palak Aneh
8 Pasir Sunur
9 Pauh Kuraitaji
10 Punggung Lading
11 Rambai
12 Sikabu
13 Simpang
14 Sungai Kasai
15 Taluk
16 Toboh Palabah
2 Pariaman
Tengah
1 Alai Gelombang
2 Cimparuh
3 Jalan Baru
4 Jalan Kereta Api
Bab IV - 29
6 Jati Mudik
7 Jawi-Jawi I
8 Jawi-Jawi II
9 Kampung Baru
10 Kampung Jawa I
11 Kampung Jawa II
12 Kampung Perak
13 Kampung Pondok
14 Karan Aur
15 Lohong
16 Pasir
17 Pauh Barat
18 Pauh Timur
19 Pondok II
20 Rawang
21 Taratak
22 Ujung Batung
3 Pariaman Timur
1 Air Santok
2 Batang Kabung
3 Bato
4 Bungo Tanjung
5 Cubadak
Mentawai
6 Kajai
7 Kaluat
8 Kp.Baru
Padusunan
9 Kp.Gadang
10 Kp.Kandang
11 Kp.Tangah
12 Koto Marapak
13 Pakasai
Bab IV - 30
15 Sungai Sirah
16 Talago Sariak
4 Pariaman Utara
1 Ampalu
2 Apar
3 Balai Naras
4 Cubadak Air
5 Cubadak Air
Selatan
6 Cubadak Air
Utara
7 Manggung
8 Naras Hilir
9 Naras I
10 Padang
Biriak-Biriak
11 Sikapak Barat
12 Sikapak Timur
13 Sintuk
14 Sungai Rambai
15 Tanjung Sabar
16 Tungkal Selatan
Bab IV - 31
4.2.1.2 Pengarusutamaan Gender
Aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Menindaklanjuti hal tersebut maka diperlukan suatu pemetaan awal untuk mengetahui bentuk responsif gender dari masing-masing kegiatan, manfaat, hingga permasalahan yang timbul sebegai pembelajaran di masa datang seperti yang tertuang pada Tabel berikut ini.
Tabel 4.4
Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan Gender Di Kota Pariaman
No Program /
Kegiatan Lokasi Tahun Bentuk Keterlibatan/ Akses
Tingkat Partisipasi Perempuan (Jumlah)
Kontrol Pengambilan Keputusan oleh Perempuan
Manfaat Permasalahan yang Perlu Diantisipasi di Masa Datang
4.2.2 ASPEK SOSIAL PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA
KARYA
Bab IV - 32
Tabel
Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali
No. Program/Kegiatan Tahap I Tahap II Arahan Lokasi
Konsultasi
Kembali Pemindahan Sebelum Pemindahan Setelah
Bab IV - 33
3.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tahun Anggaran 2016
Bab IV - 34
4.2.3 ASPEK SOSIAL PADA PASCA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya harus memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut. Hasil identifikasi aspek sosial pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Pariaman tertuang pada Tabel berikut.
Tabel:4.5
Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Tahun
Pelaksanaan Penduduk Yang Jumlah Memanfaatkan