• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penegakan Hukum Pidana Terhadap Advoket Pelaku Perintangan Kasus Korups

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Penegakan Hukum Pidana Terhadap Advoket Pelaku Perintangan Kasus Korups"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

(2) ABSTRAK. Advokat merupakan salah satu penegak hukum yang bertugas memberikan bantuan hukum atau jasa hukum kepada masyarakat atau klien yang menghadapi permasalahan hukum. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 3 menegaskan "Negara Indonesia adalah negara hukum yang demokratis berdasarkan pancasila, seorang advokat memiliki hak dan kewajiban yang menjaalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan Kode Etik Advokat. Undang-Undang Nomr 18 Tahun 2003 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang advokat bertujuan agar peran advokat dalam melakukan pembelaan terhadap kliennya yang diduga melakukan yang berdasarkan pada .kebenaran dan keadilan, pada kasus seorang advokat yang bernama Manatap Ambarita S.H. yang dengan sengaja mencegah, merintangi, secara langsung proses penyidikan terhadap tersangka dalam perkara tindak pidana korupsi dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 684 K/Pid.Sus/2009. Berangkat dari kasus diatas penulis akan membahas kriteria perbuatan yang dikategorikan sebagai perintangan proses hukum tindak pidana korupsi, bentuk-bentuk penegakan hukum dan proses penegakan hukum terhadap advokat yang merintangi proses hukum tindak pidana korupsi. Pembahsan ini menggunakan metode penelitian pustaka (library research) yang bersifat desicriptif-analitis, pembahasan ini menggunakan teori asas legalitas dan asas pertanggungjawaban pidana. Bagaimana seorang advokat yang notabennya salah satu penegak hukum dapat dikenakan pidana dalam tugasnya melakukan pembelaan terhadap kliennya dalam kasus pidana korupsi, bagaimana proses penegakan hukum terhadap advokat dalam kasus perkara perintangan kasus korupsi. Hasil pembahasan bahwa perbuatan yang dikategorikan merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi, yaitu; mencegah secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan tindak pidana korupsi. Bentukbentuk pertanggungjawaban pidana terhadap advokat yang merintangi kasus pidana korupsi dapat dilihat dari penerapan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1990 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Proses penegakan hukum terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi berdasarkan hukum yang berlaku. Kata kunci : Tersangka, Advokat, Tindak Pidana Korupsi..

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12) BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Advokat merupakan salah satu penegak hukum yang bertugas memberikan bantuan hukum atau jasa hukum kepada masyarakat atau klien yang menghadapi masalah hukum yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Advokat mengandung tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang luhur, baik terhadap diri sendiri, klien, pengadilan, dan Tuhan, serta demi tegaknya keadilan dan kebenaran. Dalam sumpahnya, advokat bersumpah tidak akan berbuat palsu atau membuat kepalsuan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Juga tidak akan dengan sengaja atau rela menganjurkan suatu gugatan atau tuntutan yang palsu dan tidak mempunyai dasar hukum, apalagi memberi bantuan untuk itu. Tidak akan menghambat seseorang untuk keuntungan dan itikad jahat, tetapi akan mencurahkan semua pengetahuan dan kebijaksanaan terbaik dalam tugas dengan penuh kesetiaan kepada klien, pengadilan, dan Tuhan.1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pasal 1 ayat 3 menegaskan bahwa“NegaraIndonesiaberdasarkanatashukum”. ini memiliki. 1. Frans Hendra Winarta, 1995, Advokat Indonesia Citra, Idealisme dan Keprihatinan, Pustaka. Sinar Harapan, Jakarta, hlm. 38..

(13) arti bahwa Republik Indonesia adalah Negara hukum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan menjamin semua warga Negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualian. Salah satu tujuan Indonesia sebagai Negara hukum adalah mewujudkan kehidupan berbangsa yang sejahtera, aman, tertib, dan abadi. Oleh karena itu salah satu prinsip Negara hukum menuntut adanya kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum. Pada saat menjalankan tugasnya, seorang advokat memiliki hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban seorang advokat adalah menjalankan tugas dan funsinya sesuai dengan Kode Etik Advokat Indonesia dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. Hubungan antara advokat dan kliennya dipandang dari advokat sebagai officer of the court, yang mempunyai dua konsekuensi yuridis, sebagai berikut: 1. Pengadilan akan memantau bahkan memaksakan agar advokat selalu tunduk pada ketentuan undang-undang atau perilaku yang patut dan pantas terhadap kliennya. 2. Karena advokat harus membela kliennya semaksimal mungkin, maka advokat harus hati-hati dan tunduk sepenuhnya kepada aturan hukum yang berlaku. Dalam membela kliennya advokat tidak boleh melanggar aturan hukum yang berlaku. Tidak boleh melanggar prinsip moral, serta tidak boleh merugikan.

(14) kepentingan orang lain. Advokat termasuk profesi yang mulia karena ia berkewajiban memberikan jasa hukum yang berupa menjadi pendamping, pemberi nasehat hukum, menjadi kuasa hukum untuk dan atas nama kliennya, atau dapat menjadi mediator bagi para pihak yang bersengketa tentang suatu perkara, baik yang berkaitan dengan perkara pidana, perdata, maupun tata usaha negara. “Ia juga dapat menjadi fasilitator dalam mencari kebenaran dan menegakkan keadilan untuk membela hak asasi manusia serta memberikan pembelaan hukum yang bebas dan mandiri”. 2 Perwujudan prinsip-prinsip Negara hukum demi terjamin kepastian hukum dan terciptanya keadilan memerlukan peran dan fungsi penegak hukum seperti advokat yang merupakan salah satu unsur dan penegak hukum yang bebas dan mandiri selain polisi, jaksa, dan hakim. Keberadaan advokat saat ini sangat dibutuhkan dan semakin penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sering dengan meningkatnya kesadaran hukum dalam masyarakat. Profesi advokat termasuk profesi mulia karena advokat mengabdikan dirinya kepada masyarakat dan demi penegakan hukum yang berdasaran kepada keadilan, serta turut menegakkan hak-hak asasi manusia.Di samping itu, advokat bebas dalam membela, tidak terikat pada perintah kliennya dan tidak pandang bulu terhadap kasus yang dibelanya. Advokat memiliki kewajiban moral untuk ikut memastikan bahwa prinsipprinsip peradilan yang baik harus dipenuhi dalam sistem hukum yang ada, misalnya. 2. Rahmat Rosyadi dan Sri Hartini, 2004, Advokat Dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif,. Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 17..

(15) Advokat harus memastikan bahwa sistem administrasi yudisial (administration of justice) memenuhi prinsip peradilan yang cepat, sederhana dan murah.Advokat dalam menjalankan fungsinya berkewajiban pula untuk mengupayakan peradilan yang adil dan benar.3 Pada tataran pelaksanaannya tidak semua Advokat mampu melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, hal ini berkaitan dengan menurunnya kualitas penegakan hukum dewasa ini, karena ukuran menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu perkara dipandang hanya dari kacamata politis dan ekonomis dan hal ini dianggap sah karena mekanisme penentuannya telah memenuhi standar legal formal. Hal ini makin membuat sistem hukum semakin parah dengan adanya mafia peradilan. Mafia peradilan merupakan sebutan bagi aparat penegak hukum yang melakukan praktik-praktik curang dengan secara sistematis dengan tujuan agar pelaku tindak pidana dapat terlepas dari jeratan hukum atas perkara yang dilakukannya. Praktekpraktek koruptif yang sering mereka lakukan dapat dikategorikan sebagai judicial corruption atau obstruction of justice, yang terjadi karena tindakan-tindakan yang menyebabkan ketidakmandirian lembaga peradilan dan institusi hukum (polisi, jaksa penuntut umum, Advokat/pengacara dan hakim).4. 3. Sumaryono E., 2007, Etika Profesi Hukum dan Norma-Norma Bagi Penegak Hukum,. PT.Kanisius. Yogyakarta.hlm. 11. 4. Fabiana Rima, 2000, Mafia Hukum dan Moralitas Penegak Hukum, Pusat Pengembangan. Etika Atma Jaya, Jakarta, hlm. 3..

(16) Advokat pun secara langsung maupun tidak langsung turut menciptakan terjadinya praktik kecurangan tersebut, padahal posisi advokat dalam sistem hukum mempunyai peran yang penting, karena Advokat memiliki akses menuju keadilan dan penghubung antara masyarakat dengan negara melalui institusi hukumnya. Profesi Advokat lebih dikenal sebagai broker perkara yang menjadi perantara perilaku koruptif antara kliennya dan aparat penegak hukum (hakim, jaksa dan polisi) sebagai pembeli dan penjual keadilan. Peran Advokat yang seharusnya memberikan jasa hukum dan mewakili kliennya diganti dengan peran sebagai pemberi saran atau yang melaksanakan suatu perbuatan yang itu sendiri dapat merintangi atau menghalangi proses peradilan baik dalam proses penyidikan maupun proses peradilan itu sendiri. Advokat yang seharusnya berperan secara konsisten menjembatani kepentingan masyarakat dalam sistem peradilan, justru turut terlibat dan menjadi bagian dari mafia peradilan.5 Korupsi merupakan perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan ketidakjujuran atau kecurangan seseorang dalam bidang keuangan.Sedangkan difinisi yang lebih universal adalah “suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak. 5. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt537c63a468269/advokat-advokat-nakal-di-. pusaran-korupsi, diakses 19 maret 2018, pukul 19.23..

(17) sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak lain”.Persepsi terhadap advokat koruptor itu sendiri tentu semakin menyeret advokat di mata masyarakat.6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat serta peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang advokat bertujuan agar peran advokat dalam melakukan pembelaan terhadap kliennya yang diduga melakukan tindak pidana korupsi tetap berdasarkan pada kebenaran dan keadilan. Namun tidak jarang advokat berada pada posisi dimana ia dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan kemampuannya dalam meringankan atau membebaskan kliennya dari tuduhan tindak pidana korupsi dengan cara mengrintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi. Tindak pidana dalam perkara perintangan proses penyidikan tindak pidana korupsi yang dimaksudkan di sini didasarkan pada kesalahan, yang mana pelakunya adalah advokat. Berkaitan dengan asas dalam hukum pidana yaitu tidak dipidana jika tidak ada kesalahan, maka pengertian tindak pidana itu terpisah dengan yang dimaksud dengan pertanggungjawaban pidana.7 Tindak pidana perintangan proses penyidikan yang dilakukan oleh advokat harus diproses secara hukum akan tetapi proses tersebut harus. berdasarkan. prosedur. yang. resmi. agar. advokat. dapat. mempertanggungjawabkan perbuatannya.. 6. Henry Campbell Black, dalam Elwi Daniel dan Aria Zurnetti, 2002, Diktat Hukum Pidana. Korupsi. Bagian Hukum Pidana Universitas Andalas, Padang, hlm. 3-5. 7. Moeljatno, 1993, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 153..

(18) Profesi Advokat ternodai oleh ulah para oknum advokat yang terjadi dalam praktik peradilan. Salah satu contoh kasusnya adalah Advokat Manatap Ambarita, SH yang dengan sengaja mencegah, merintangi secara langsung proses penyidikan terhadap tersangka dalam perkara tindak pidanakorupsi 8 dan Advokat Fredrich Yunadi yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan merintangi penyidikan perkara korupsi yang pada saat ini tengah menjalani sidang di pengadilan. Terjadinya perilaku koruptif yang melibatkan advokat tersebut sangat bertentangan dengan peran utama advokat sebagai profesi hukum yang memperjuangkan hakhak para pencari keadilan dan berpegang teguh dalam penyelenggaraan peradilan yang jujur, adil, dan memiliki kepastian hukum, sehingga keterlibatan advokat dalam tindak pidana harus mendapatkan sanksi pidana yang sesuai dengan kesalahannya. Aspek penting yang menjadi perhatian terkait dengan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para advokat tersebut adalah meningkatkan pengawasan.Tugas pengawasan ini merupakan tanggung jawab organisasi advokat karena eksistensi organisasi advokat erat kaitannya dengan sejauh mana fungsifungsi advokat dijalankan sesuai dengan profesi tersebut.Dengan melihat ketentuan tentang tanggungjawab dan fungsi organisasi advokat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa organisasi advokat juga harus mendukung penegakan hukum.9. 8. Putusan Mahkamah Agung Nomor. 684 K/Pid.Sus/2009. 9. Jimly Asshiddiqie, 2008, Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum, Orasi Hukum DPP. IPHI.Bandung, hlm. 2..

(19) Saat ini masyarakat sudah dapat menilai sendiri mana advokat yang hitam yang mana advokat yang putih karena masyarakatlah yang menjadi pengguna, pengamat dan pengawas tingkah laku Advokat itu sendiri. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan dalam pembelaan terhadap terdakwa Tipikordalam bentuk skripsi. dengan. judul“ANALISIS. PENEGAKAN. HUKUM. PIDANA. TERHADAPADVOKAT PELAKU PERINTANGAN KASUS KORUPSI”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah kriteria perbuatan yang dikategorikan merintangi proses hukum tindak pidana korupsi? 2. Bagaimanakah bentuk-bentuk penegakan hukum terhadap advokat yang merintangi upaya pemberantasan tindak pidana korupsi? 3. Bagaimanakah proses penegakan hukum terhadap advokat yang merintangi proses hukum tindak pidana korupsi?. C. Tujuan dan Kegunaan Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pertanggungjawaban pidana terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi.

(20) 2. Untuk mengetahui proses penegakan hukum terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan pindak pidana korupsi. Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian hasil ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep serta dapat dipakai sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Menjelaskan bahwa hasil penelitian memberikan sumbangan pemikiran bagi pemecahan masalah yang berhubungan dengan topik atau tema sentral dari suatu penelitian ini berguna untuk memperbaiki, meningkatkan suatu keadaan berdasarkan penelitian yang dilakukan dan mencari solusi bagi pemecahan masalah yang ditemukan pada penelitian.. D. Telaah Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan kajian pustaka untuk mencari literatur yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka adalah proses umum yang dilaluiuntuk mendapatkan teori terdahulu dan mencari kepustakaan yang berkaitan dengan tugas yang segara dilakukan, laulu menyusun secara teratur dan rapi untuk dipergunakan dalam keperluan penelitian.10 Beberapa literatur yang berkaitan dengan objek penelitian ini adalah: 10. Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode penelitian, UI Press, Jakarta, 1993, hlm. 31..

(21) Pertama merupakan skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Eksistensi Dewan Kehormatan Advokat Dalam Menyelesaikan Pelanggaran Kode Etik Advokat” ditulis oleh Abdul Rosyid, yang mana pada skripsi ini berfokus pada eksistensi dewan kehormatan advokat itu sendiri dalam menyelesaikan perkara pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh advokat yang ditinjau dari segi Hukum Islam.11 Sedangkan pembahasan yang akan ditulis atau dibahas oleh penullis ialah tentang penegakan hukum terhadap advokat yang melakukan tindak pidana yang sedang menjalani proses perkara hukum kliennya, khususnya yang sedang menangani kasus tindak pidana korupsi. Kedua merupakan skripsi yang berjudul ”Pembelaan Advokat Terhadap Klien Dalam Perkara Hukum Menurut Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Postif” ditulis oleh Miftahul Huda, yang mana pada skripsi ini menjelaskan tentang kode etik advokat ketika berhubungan dengang klien dalam menyelesaikan perkara hukum berdasarkan perspektif hukum islam dan hukum positif.12 Sedangkan yang akan ditulis atau dibahas oleh penulis dalam skripsi ini ialah penegakan hukum yang dilakukan oleh advokat yang melakukanperkara tindak pidana dalam proses menangani pembelaan terhadap kliennya dalam menyelesaikan perkara hukum. 11. Abdul Rosyid, 2011, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Eksistensi Dewan Kehormatan. Advokat Dalam Menyelesaikan Pelanggaran Kode Etik Advokat, Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 12. Miftahul Huda, 2012, Pembelaan Advokat Terhadap Klien Dalam Menangani Perkara. Hukum Menurut Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif, Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta..

(22) tindak pidana korupsi, khususnya tindak pidana yang dilakukan oleh advokat dalam upaya menghambat jalannya proses perkara hukum atas kliennya. Ketiga merupakan skripsi yang berjudul “Eksistensi Hak Imunitas Advokat Bagi Advokat Dalam Rangka Upaya Pembelaan Klien Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat” ditulis oleh Oemar Wiranat, fokus penelitian tersebut adalah mengenai hak imunitas dari profesi advokat dalam melaksanakan tugasnya yaitu dalam pembalaan kliennya, khususnya mengenai ruang lingkup dari hak imunitas itu sendiri, dalam arti apakah meliputi tindakan advokat didalam maupun diluar sidang pengadilan atau hanya didalam siding pengadilan.13 Sedangkan yang akan ditulis atau dibahas oleh penulis ialah perkara hukum yang dialami oleh advokat dalam proses menangani perkara hukum kliennya dalam kasus tindak pidana korupsi.. E. Kerangka Teoretik Tindak pidana dalam perkara perintangan kasus tindak pidana korupsi yang dimaksudkan disini didasarkan pada kesalahan, yang mana pelakunya adalah Advokat. Berkaitan dengan itu, maka penulis mengambil beberapa teori yang dapat digunakan yaitu: 1. Asas Legalitas. 13. Oemar Wiranta, 2008, Eksistensi Hak Imunitas Advokat Bagi Advokat Dalam Rangka Upaya. Pembelaan Klien Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Tarumanagara, Jakarta..

(23) Asas Legalitas diatur dalam Pasal 1 ayat 1 KUHP yang berbunyi; “tiada suatu perbuatan dapat dipidana, melainkan atas kekuatan ketentuan pidana dalam perundang-undang yang ada, sebelum perbuatan dilakukan”.Hal ini sesuai dengan adegium yang berbunyi; “non obligat lex nisi promulgate”, yang berarti suatu hukum tidak mengikat kecuali telah diberlakukan. Menurut beberapa pandangan para ahli hukum tentang makna asas legalitas adalah sebagai berikut: Menurut Enschede, hanya ada dua makna yang terkandung dalam asas legalitas. Pertama, suatu perbuatan dapat dipidana jika diatur dalam perundangundangan pidana.Kedua, kekuatan pidana tidak boleh berlaku surut.14 Makna yang dikemukakan oleh Enschede ini sama dengan makna legalitas yang dikemukakan oleh Wirjono Prodjodikoro, bahwa sanksi pidana hanya dapat ditentukan undang-undang dan ketentuan pidana tidak boleh berlaku surut.15 Hal senada juga disampaikan oleh Sudarto yang juga mengemukakan ada dua hal yang terkandung dalam asas legalitas.Pertama, suatu tindak pidana harus dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan.Kedua, peraturan perundang-undangan ini harus ada sebelum terjadinya tindak pidana.Sudarto kemudian menambahkan bahwa dari makna yang pertama terdapat dua konsekuensi yaitu perbuatan seseorang yang tidak terancam dalam undangundang sebagai suatu tindak pidana tidak dapat dipidana dan adanya larangan. 42.. 14. Ch. J. Enschede, 2002, Berginselen Van Strafrect, Kluwer, Deventer, hlm. 26.. 15. Wirjono Prodjodikoro, 2003, Asas-Asas hukum pidana Di Indonesia, Refika, Bandung, hlm..

(24) penggunaan analogi untuk membuat suatu perbuatan menjadi suatu tindak pidana sebagaimana dirumuskan undang-undang.Sedangkan konsekuensi dari makna kedua adalah bahwa hukkum pidana tiadak berlaku surut.16 Selanjutnya menurut Jan Rammelink ada tiga hal sebagai makna yang terkandung dalam asas legalitas. Ketiga hal tersebut yaitu;17 a. konsep perundang-undangan yang diandalkan dalam pasal 1. Menurutnya, tidak hanya perundang-undangan dalam arti formil yang dapat memberikan pengaturan di bidang pemidanaan, tetapi menunjuk pada semua produk legislative yang mencakup pemahaman bahwa pidana akan ditetapkan secara legitimate. Termasuk didalamnya adalah peraturan yang di buat oleh pemerintah daerah baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota. b. undang-undang yang dirumuskan terperinci dan cermat atau lex certa. Prinsip ini dikenal dengan istilah bestimmtheitgebot. Perumusan ketentuan pidana yang tidak jelas atau terlalu rumit hanya akan memunculkan ketidakpastian hukum dan menghalangi keberhasilan penuntutan pidana karena warga selalu akan membela diri bahwa ketentuan-ketentuan seperti itu tidak berguna sebagai pedoman perilaku.. 16. Sudarto, 1990, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, Fakultas hukum Universitas Diponegoro,. Semarang, hlm. 22-24. 17. Jan Rammelink, 2003, Hukum Pidana: Komentar Atas Pasal-Pasal Terpenting Dalam KUHP. Belanda Dan Padanannya Dalam KUHP Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 390..

(25) c. adalah perihal analogi. Asas legalitas juga mengandung makna larangan untuk menetapkan ketentuan pidana secara analogi atau dikenal dengan adegium “nullum crimen noela poena sine lege strica”. Sementara menurut Groenhuijsen seperti dikutip Komariah Emong Sapardjaja bahwa,ada empat makna yang terkandung dalam asas legalitas tersebut yaitu;18 a. bahwa pembuat undang-undang tidak boleh memberlakukan suatu ketentuan pidana berlaku mundur. b. bahwa semua perbuatan yang dilarang harus dimuat dalam rumusan delik yang sejelas-jelasnya. c. hakim dilarang menyatakan bahwa terdakwa melakuan pidana didasaran pada hukum tidak tertulis atau hukum kebiasaan. d. terdapat peraturan hukum pidana dilarang diterapkan analogi. Menurutnya dua dari pertama ditujukan kepada pembuat undang-undang dan dua yang lain merupakan pedoman bagi hakim. Maka dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat diambil pemahaman atas asas legalitas, antara lain; a. Tidak dapat dipidana kecuali berdasarkan ketentuan pidana menurut undang-undang.. 18. Komariah Emong Sapardjaja, 2002, Ajaran Sifat Melawan Hukum Materil Dalam Hukum. Pidana Indonesia (Studi Kasus Tentang Penerapan Dan Perkembangan Yurisprudensi), P.T. Alumni, Bandung, hlm. 5-6..

(26) b. Tidak dibenarkan penerapan undang-undang pidana berdasarkan analogi. c. Tidak dapat dipidana hanya berdasarkan kebiasaan, pelanggaran atas kaidah kebiasaan dengan sendirinya belum tentu menghasilkan perbuatan pidana. d. Tidak boleh ada perumusan delik yang kurang jelas atau lex certa. e. Tidak ada kekuatan surut dari ketentuan pidana. Hal ini dikenal dengan prinsip non-retroaktif dari ketentuan pidana. f. Tidak ada pidana lain kecuali yang diketntukan undang-undang artinya hakim tidak boleh menjatuhkan pidana selain yang telah ditentukan dalam ketentuan undang-undang. g. Penuntutan pidana hanya menurut cara yang ditentukan oleh undangundang. h. Tidak boleh menerapkan asas analogi terhadap ketentuan pidana. 2. Asas Pertanggungjawaban Pidana Pertanggungjawaban mempertanggungjawabkan. pidana. adalah. perbuatan. kemampuan. yang. telah. seseorang. untuk. dilakukannya. yang. bertentangan dan melanggar hukum pidana sesuai dengan kemampuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertanggungjawaban pidana harus didasari oleh azas-azas pertanggungjawaban pidana, berikut adalah azasazas pertanggungjawaban pidana:19. Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at, 2006, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Sekretariat. 19. Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, hlm. 61.

(27) 1) Culpability dan Absolute Liability Suatu konsep terkait dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tanggungjawab hukum (liability). Seseorang dikatakan secara hukum bertanggungjawab untuk suatu perbuatan tertentu adalah bahwa dia dapat dikenakan suatu sanksi dalam kasus perbuatan yang berlawanan. Normalnya, dalam kasus sanksi dikenakan terhadap deliquent adalah karena perbuatannya sendiri yang membuat orang tersebut harus bertanggungjawab. Dalam kasus ini subyek responsibility dan subyek kewajiban hukum adalah sama. Menurut teori tradisional, terdapat dua macam pertanggungjawaban yang dibedakan, yaitu; a. Pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan (based on fault) Prinsip pemberian sanksi terhadap tindakan individu hanya karena akibat perbuatan tersebut telah direncanakan dan dengan maksud yang salah tidak sepenuhnya diterima dalam hukum modern. Individu secara hukum bertanggungjawab tidak hanya jika secara obyektif harmful effect dilakukan secara terlarang, tetapi juga jika akibat perbuatan tersebut telah dimaksudkan walaupun tanpa niat yang salah, atau jika akibat tersebut terjadi tanpa adanya maksud atau direncanakan oleh individu pelaku. Suatu sikap mental delinquent tersebut, atau disebut mensrea, adalah suatu elemen delik. Elemen ini disebut dengan terma kesalahan (fault) (dalam arti lebih luas disebut dolus atau culpa). Ketika sanksi diberikan hanya terhadap delik dengan kualifikasi.

(28) psikologis inilah disebut dengan pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan (responsibility based on fault atau culpability). b. Pertanggungjawaban mutlak (absolut responsibility). Hukum primitif melihat bahwa hubungan antara perbuatan dan efeknya tidak memiliki kualifikasi psikologis. Apakah tindakan individu telah diantisipasi atau dilakukan dengan maksud menimbulkan akibat atau tidak adalah tidak relevan.Adalah cukup bahwa perbuatannya telah membawa efek yang dinyatakan oleh legislator sebagai harmful, yang berarti menunjukkan hubungan eksternal antara perbuatan dan efeknya. Tidak dibutuhkan adanya sikap. mental. pelaku. Pertanggungjawaban. dan. efek. semacam. dari tersebut. perbuatan. tersebut.. disebut. dengan. pertanggungjawaban absolut. Teknik hukum terkini menghendaki suatu pembedaan antara kasus ketika tindakan individu telah direncanakan dan dimaksudkan untuk efek tertentu dari perbuatan tersebut dan kasus ketika tindakan seorang individu membawa akibat harmful tanpa direncanakan atau dimaksudkan demikian oleh pelaku. Ide keadilan individualis mensyaratkan bahwa suatu sanksi harus diberikan kepada tindakan individu hanya jika harmful effect dari perbuatan tersebut telah direncanakan dan dimaksudkan demikian oleh individu pelaku, dan maksud tersebut merupakan perbuatan terlarang. Akibat yang oleh.

(29) legislator dianggap sebagai harmful mungkin secara sengaja dilakukan oleh individu tanpa maksud menyakiti individu lain. Dalam hukum modern juga dikenal bentuk lain dari kesalahan yang dilakukan tanpa maksud atau perencanaan, yaitu kealpaan (negligance).. Kealpaan. pertanggungjawaban. adalah. terhadap. suatu. delik. kealpaan. omisi. lebih. dan. merupakan. pertanggungjawaban absolut dari pada culpability. 2) Tanggungjawab Individual dan Kolektif Pembedaan. terminologis. antara. kewajiban. hukum. dan. pertanggungjawaban hukum diperlukan ketika sanksi tidak atau tidak hanya dikenakan terhadap delinquent tetapi juga terhadap individu yang secara hukum terkait dengannya.Hubungan tersebut ditentukan oleh aturan hukum.Pertanggungjawaban korporasi terhadap suatu delik yang dilakukan oleh organnya dapat menjadi contoh. Suatu sanksi dapat dikenakan terhadap individu yang tidak melakukan sendiri suatu delik tetapi berposisi dalam suatu hubungan hukum tertentu dengan pelaku delik. Dalam bahasa hukum, korporasi atau negara dipersonifikasikan; mereka adalah juristic person sebagai lawan dari natural person.20 Ketika suatu sanksi dikenakan. terhadap individu-individu yang. memiliki komunitas hukum yang sama dengan individu yang melakukan delik. sebagai. organ. komunitas. tersebut,. maka. disebut. sebagai. pertanggungjawaban kolektif yang merupakan elemen karakteristik hukum 20. Ibid, hlm. 63..

(30) primitif. Pertanggungjawaban individual terjadi pada saat sanksi dikenakan hanya pada deliquent. Baik pertanggungjawaban individual maupun kolektif dapat diberlakukan dengan mengingat fakta bahwa tidak ada individu dalam masyarakat yang sepenuhnya independen. Bahkan dikatakan bahwa mempertentangkan antara individu dan komunitas adalah dalil ideologis dari sistem liberal, yang harus ditempatkan sama dengan dalil-dalil ideologi komunis. Ketika sanksi tidak diterapkan kepada deliquent, tetapi kepada individu yang memiliki hubungan hukum dengan deliquent, maka pertanggungjawaban individu tersebut memiliki karakter pertanggungjawaban. absolut.. Pertanggungjawaban. kolektif. selalu. merupakan pertanggungjawaban absolut.21. F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah metode yang akan diterapkan dalam penelitian yang akan dilakukan, apakah memakai pendekatan normatif (legal research). 22 Agar penelitian ini berjalandengan lancer serta dapat memperoleh data dan hasil yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan, maka penelitian ini perlu menggunakan suatu metode tertentu yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain:. 1. Jenis penelitian. 21. Ibid, hlm. 69.. 22. Bambang Waluyo, 2002, Penelititan Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 17..

(31) Penelitian ini menggunakan penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang menekankan sumber informasinya dari literature hukum, seperti buku-buku yang relevan, dokumen, jurnal, makalah, dan tulisan-tulisan pada website yang sesuai dengan objek penelitian. 2. Sifat penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis, yaitu metode pemecahan masalah-masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, dijelaskan kemudian dianalisa. 3. Pendekatan penelitian Metode yang digunakan adalah metode yuridis normatif, yaitu penelusuran berbagai peraturan yang ada kaitannya dengan pertanggungjawaban pidana, peraturan yang berkaitan dengan perintangan proses tindak pidana korupsi, dan peraturan tentang advokat. 4. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data merupakan langkah riil yang sangat dibutuhkan sehubungan dengan referensi yang sesuai dengan objek, dalam penyusunan ini dilakukan langkah-langkah pengambilan data sebagai berikut: a. Bahan hukum primer Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat yang berkaitan dengan masalah yang dikaji penulis, yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Kode Etik Advokat..

(32) b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, seperti doktrin, hasil pemikiran akademisi, karya-karya ilmiah para sarjana, jurnal, dan putusan pengadilan. c. Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan hukum yang memberikan perunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum, ensiklopedi legal, dankamus.. G. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika penulisan adalah agar dapat memberikan gambaran mengenai isi dari penelitian. Maka penulis mencoba menguraikan secara sistematis dimana skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu: Bab I pendahuluan, didalam bab ini memberikan penjelasan secara umum mengenai penelitian secara garis besar. Selain itu terdapat permasalahan yang akan dibahas, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka teoretik, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II, bab ini berisi pengertian tentangtindak pidana korupsi menurut UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi beserta unsur-unsur perintangan tindak pidana korupsi tersebut..

(33) Bab III, bab ini berisi pengertian tentang advokat menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang advokat beserta hak imunitas yang dimiliki oleh advokat. Bab IV Pembahasan, bab ini merupakan hasil dari penelitian dan pembahasan dari rumusan masalah. Bab V Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan mengenai pokok permasalahan dan saran-saran dari hasil penelitian..

(34) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kriteria perbuatan yang dikategorikan merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi yaitu mencegah secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan tindak pidana korupsi baik terhadap tersangka, terdakwa, maupun terhadap saksi-saksi. Menghalanghalangi penyidikan tindak pidana korupsi yaitu mempersulit suatu tindakan yang akan dilakukan. dalam penyidikan tindak pidana korupsi.. Menggagalkan penyidikan tindak pidana korupsi yaitu membuat suatu tindakan penyidikan tidak mempunyai akibat atau membuat suatu tindakan penyidikan tindak pidana korupsi yang telah dilakukan menjadi suatu kegagalan. Kriteria tersebut berdasarkan pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan pasal 216 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. 2. Bentuk-bentuk pertanggungjawaban pidana terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi yaitu dilihat dari penerapan pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengenai perbuatan merintangi proses pemeriksaan perkara.

(35) korupsi menyatakan setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda paling sedikit Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Namun dirasa tidak memenuhi rasa keadilan karena advokat tidak terlibat langsung dalam tindak pidana korupsi. 3. Proses penegakan hukum terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi berdasarkan hukum acara pidana yang berlaku. Namun perlu lebih dijelaskan mengenai prosedur penyelesaian perkara merintangi proses penyidikan dan pemeriksaan tindak pidana korupsi terlebih untuk advokat terkait dengan tugas advokat yang juga menegakkan hukum dan hak imunitas advokat sebagai penegak hukum. Dalam pelaksanaannya penangkapan dan penindakan terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan dan pemeriksaan tindak pidana korupsi juga harus memperhatikan prosedur yang berlaku dan hak imunitas yang dimiliki oleh advokat agar penerapan undang-undang berjalan dengan optimal..

(36) B. Saran 1. Terhadap pihak legislatif sebaiknya merevisi pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi karena tidak membedakan dengan jelas antara tindak pidana umum dan tindak pidana khusus dan tidak menjelaskan secara seksama tentang kriteria merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi. 2. Bagi Hakim yang memberi penjatuhan pidana terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi sebaiknya lebih mempertimbangkan putusannya terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi karena advokat tidak terlibat langsung dalam kasus korupsi. 3. Untuk pihak Kejaksaan yang akan melakukan penyidikan terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi seharusnya meminta izin kepada Dewan Kehormatan Organisasi Advokat untuk melakukan penangkapan dan penahanan terhadapa advokat..

(37)

(38) DAFTAR PUSTAKA. Putusan dan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Putusan Mahkamah Agung Nomor. 684 K/Pid.Sus/2009 Putusan Menteri Kehakiman RI No. 14-PW.07.03 Tahun 1983. Buku Asosiasi Advokat Indonesia, 2005,Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat dan Kode EtikAdvokat Indonesia, Jakarta Asshidiqie, Jimly, 2008,Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum, Orasi Hukum DPP IPHI, Bandung Black, Henry Campbell, dalam Elwi Daniel dan Aria Zurnetti, 2002,Diktat Hukum Pidana Korupsi, Bagian Hukum Pidana Universitas Andalas, Padang Chazawi, Adami, 2016,Hukum Pidana Korupsi Di Indonesia Edisi Revisi, P. T. Raja Grafindo Persada, Jakarta E., Sumaryono, 2007,Etika Profesi Hukum Dan Norma-Norma Bagi Penegak Hukum, P.T. Kanisius, Yogyakarta Enschede, Ch. J., 2002,Berginselen Van Strafrect, Kluwer, Deventer.

(39) Hamzah, Andi, 2007,Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Hartanti, Evi, 2007,Tindak Pidana Korupsi, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta Ishaq, 2012Pendidikan Keadvokatan, Sinar Grafika, Jakarta Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at, 2006,Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta Lamintang, 1991,Delik-Delik Khusus Kejahatan Jabatan Dan KejahatanKejahatan Jabatan Tertentu Sebagai Tindak Pidana Korupsi, Edisi Kedua, Pioner Jaya, Bandung Mansur, Dikdik M. Arief, 2012,Hak Imunitas Aparat Polri Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme, Pensil-324, Jakarta Moeljatno, 1993,Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta Nurdjana, IGM., 2003,Korupsi Dalam Praktek Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Perhimpunan Advokat Indonesia, 2007, Kitab Advokat Indonesia, P.T. Alumni, Bandung Prasetyo, 1994, Teguh, Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta Prodjodikoro, 2003, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, Refika, Bandung Purnomo, 1994, Bambang, Asas-Asas Hukum Pidana, C.V. Mandar Maju, Bandung.

(40) Rahmat Rosyadi dan Sri Hartini, 2004,Advokat Dalam Perspektif Islam Dan Hukum Positif, Ghalia Indonesia, Jakarta Rammelink, Jan, 2003,Hukum Pidana: Komentar Atas Pasal-Pasal Terpenting Dalam KUHP Belanda Dan Padanannya Dalam KUHP Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Rima, Fabiana, 2000,Mafia Hukum Dan Moralitas Penegak Hukum, Pusat Pengembangan Etika Atmajaya, Jakarta Sapardjaja, Komariah Emong, 2002,Ajaran Sifat Melawan Hukum Materil Dalam Pidana Indonesia (Studi Kasus Tentang Penerapan Dan Perkembangan Yurisprudensi), P.T. Alumni, Bandung Sarmadi, H.A. Sukris, 2009,Advokat Litigasi dan Non Litigasi Pengadilan (Menjadi Advokat Indonesia Kini), Maju Mundur, Bandung Sevilla, Consuelo G., 1993,Pengantar Metode Penelitian, UI Press, Jakarta Soemodiharjo, R. Dyatmiko, 2008,Mencegah Dan Memberantas Korupsi Mencermai Dinamikanya Di Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta Sinaga, V. Harlen, 2011Dasar-dasar Profesi Advokat,Penerbit Erlangga, Jakarta Sudarto, 1990,Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang Supriyadi, 2006Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta Syamsuddin, Amir, 2006,Tanggung Jawab Profesi dan Etika Advokat, Rineka Cipta, Jakarta.

(41) Syamsuddin, Aziz, 2011,Tindak Pidana Khusus, Sinar Grafika, Jakarta Tanjung, H., 2005,Istilah Advokat, Pengacara, Penasihat Hukum dan Konsultan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Tim MCW (Malang Corruption Watch), 2005,Seri Pendidikan Anti Korupsi Mengerti dan Melawan Korupsi, Sentralisme Production, Jakarta Waluyo, Bambang, 2002,Penelitian Hukum Dalam Pratek, Sinar Grafika, Jakarta Winata, Frans Hendra, 1995,Advokat Indonesia Citra, Idealisme Dan Keprihatinan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Wlas, Lasdin, 1989,Cakrawala Advokat Indonesia, Liberty, Yogyakarta. Jurnal dan Skripsi Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementrian Hukum Dan HAM, 2011, Penelitian Tentang Tanggungjawab Negara Dan Advokat Dalam Memberikan Bantuan Hukum Kepada Masyarakat, Penelitian Hukum, Badan Pembina Hukum Nasional, Kementrian Hukum Dan HAM, Jakarta Huda, Miftahul, 2012,Pembelaan Advokat Terhadap Klien Dalam Menangani Perkara Hukum Menurut Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif, Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Pradjonggo, Tjandra Sridjaya, 2007,Fungsi negatif sifat melawan, hukum materiil dalam tindak pidana korupsi (The Negative Function of Substantive Unlawful Within Corruption), Disertasi.

(42) Rosyid, Abdul, 2011,Tinjauan Hukum Islam Terhadap Eksistensi Dewan Kehormatan Advokat Dalam Menyelesaikan Pelanggaran Kode Etik Advokat, Skripsi, Fakultas Syari’ah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Wiranta, Oemar, 2008,Eksistensi Hak Imunitas Advokat Bagi Advokat Dalam Rangka Upaya Pembelaan Klien Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Tarumanagara, Jakarta. Website http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt537c63a468269/advokat-advokatnakal-di-pusaran-korupsi https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi www.scribd.com/kode/etik/advokat/indonesia http://www.suarakarya-online.com/news?id=157622 http://www.m2s-consulting.com/index.php/publikasi/artikel-hukum/22-kajian http://rustamaji1103.wordpress.com/2007/10/01/hukum-byanget-legal-fee-vsmoneylaundering/.

(43) R ep ub. putusan.mahkamahagung.go.id. P U T U S A N. No.. 684 K/Pid .Sus / 2009. ng. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MA H K A MA H. : umur. /. l ah i r j en i s. : ke l am in. tangga l. 42 tahun / 17 November 1965 . Lak i - l a k i .. Indones i a .. ep. : kasas i. berada d i l ua r. Yang d ia j u k an d i. j uga. Termohon. kasas i /. tahanan ;. muka pers i d angan Pengad i l a n. Neger i. karena d idakwa :. pada. Dinas. Penya l ahgunaan Sisa. Kimprasw i l. Kabupa ten. Mentawa i berdasa r kan Sura t Kuasa tangga l. WIB. t i d a kn ya. pada. ber t empa t Raden. sampai. di. Saleh. Nomor. Padang ,. A. gu. Tab ing. dengan. sua tu Kanto r. dan. 03 Apr i l. ep. 10.00. Kamis tangga l. puku l. waktu. Padang ,. Pangeran. si. Kepu lauan. 3 Apr i l. WIB. bu lan. Kejaksaan Tingg i. 4. Anggaran. tahun 2008. Tahun 2008 sek i r a. 23 .50. da lam. R. pada har i. Advoka t /. Apr i l. Sumate ra. Rumah Beach. atau. Makan Hote l. Hal .. 1 dar i. se t i d a k -. Tahun bara t. Surya Jl .. puku l. Ir .. 2008 Ja l an. Angkasa Juanda. 27 ha l . Put . No. 684 K/P id .Sus / 2 009. In. 2005. korups i. Padang. ST, Tersangka da lam perka r a. ub. Tahun. p idana. SH. se l a ku. lik. Hukum Afne r Ambar i t a ,. ng. ka m ah. Bahwa Terdakwa MANATAP AMBARITA,. dugaan t i n d ak. Terdakwa. s. A gu. Pemohon. Advoka t ;. ne. : peke r j a a n. do. ng. R. :. J l . Swadaya IV PD. Rangon RT. 006 RW. 002 Pondok Ranggo, Kecamatan Cipayung , Jaka r t a Timur . Kr i s t e n Katho l i k .. ne. t i n g ga l. do. : tempa t. agama. Tapanu l i .. lik. l ah i r. ub. m. ah. : tempa t. In. MANATAP AMBARITA, SH.. : kebangsaan. Penas i ha t. te l a h. da lam perka ra Terdakwa :. Nama. ka. kasas i. do. p idana khusus da lam t i n g ka t. memutuskan sebaga i ber i k u t. ah. A G U N G. In. A gu. memer i k sa perka r a. ik. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). h. ah. M. ne si a. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Halaman 1.

(44) R ep ub. “dengan. da lam daerah. senga j a. ng. Padang. te rmasuk. menggaga l kan. seca ra. peny i d i k a n ,. A gu saks i. te r hadap. da lam. mer in t a ng i te r hadap. hukum Pengad i l a n. Neger i. Tersangka. atau. atau. atau. Afne r. ya i t u. Kabupa ten Kepu lauan Mentawa i ,. pada. Dinas. Kimprasw i l. d i l a k u kan. Per i n t a h. Peny i d i k a n. 10/N .3 . 2 2 / Fd . 1 / 0 2 / 2 008. tangga l. sura t. ng. Kabupa ten. peny i d i k a nnya Nomor :. 19 Februa r i. pangg i l a n. Sisa. Pr i n t -. 2008 ,. te l a h. Nomor :. tangga l. 28 Mare t. d imaksud. memin ta. Afne r. Ambar i t a ,. ST had i r. SUMBAR. menghadap. Peny id i k. ke te r a ngan. sebaga i. Bahwa. Kamis tangga l. pada. Ambar i t a ,. d im i n t a. har i ST. 3 Apr i l. Kamis. ha laman. pangg i l a n. Tersangka. pangg i l a n ,. te r n ya t a depan. seca ra. se te l a h. Kanto r. di l a r ang. o leh. Sumate ra. Bara t. menunggu. di. te t a p i. Keja t i. Terdakwa. Sumate ra. untuk. Bara t. member i kan. Terdakwa. Sumate ra. Terdakwa dan. da lam. ng. gu. 2008. Afne r. MANATAP. memenuhi ke te r angan. mer i n t a ng i. karena. kenda raan yang membawa mereka sampai d i. menemui Jaksa Peny id i k. A. Keja t i. untuk. Bara t. mobi l , sambi l. Afne r. masuk. d ipe r i n t a h k an. R. sesua i. Kanto r. Apr i l. Hukumnya da tang d i sek i t a r. ep. di. 3. dengan. AMBARITA, SH se l a ku Penas i ha t atau. 2008 puku l 09.00 WIB;. tangga l. bersama- sama. Tersangka. ke. o leh. sedangkan. Ambar i t a , gedung Terdakwa. Terdakwa. memperha t i k a n. sura t. ST. Keja t i un tuk. s. pada har i. untuk. masuk kuasa. do. SH.. KEJATI. su ra t. 2. In. Yarnes ,. ASPIDSUS. lik. ruang. A gu. di. untuk. is i. do. 01/N .3 . 2 2 / Fd . 1 / 0 4 / 2 008 ada l ah. 2008 ,. SP-. ne. mener ima. Penya l ahgunaan. yang. R. Sura t. Tersangka da lam perka ra. ne. 2005. :. ko rups i. Mentawa i. berdasa r kan. ka m ah. perka ra. si. ST sebaga i. p idana. Tahun. Kepu lauan. ah. te l a h. perbua t an Terdakwa. ub. ka. t i ndak. Anggaran. ah. para. peny i d i k a n. da lam. ub. m. Bahwa Afne r Ambar i t a , dugaan. M. Terdakwa. ST,. d i l a k u kan dengan cara sebaga i ber i k u t. -. ataupun. l angsung. Ambar i t a ,. s idang. Penya l ahgunaan Sisa Anggaran Tahun 2005 pada Dinas. Kimprasw i l. -. l angsung di. Terdakwa. t i dak. atau. t idak. pemer i k s aan. korups i ” ,. l angsung. mer i n t a ng i ,. In. ah. Korups i. dan. Tersangka. perka r a. seca ra. tempat. l angsung. penun tu t a n ,. Pengad i l a n. sua tu. mencegah ,. di. do. masih. se t i d a k - t i d a kn ya. lik. yang. Padang atau. In. No.79 Lo long. ne si a. putusan.mahkamahagung.go.id. ep. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. ik. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). Halaman 2.

(45) R ep ub. putusan.mahkamahagung.go.id. 3. Apr i l. 2008. dar i. Afne r. Ambar i t a ,. ST dengan. Ambar i t a ,. ST d i t u nda. permin t a an supaya pemer i k s aan Afne r. ng. se l ama 2 minggu dengan a lasan. un tuk. mempela j a r i. berkas. perka r a ;. mempela j a r i. berkas. berkas. permin t a an. perka r a te r s ebu t. guna. d ipe r i k s a. t i ndak. 2005. p idana. pada. Dinas. tanpa. Jaksa. A gu. d ipe r i k s a. membentak. j am i nan. agar. t idak. k l i e n n ya. apapun. mau t i dak. Terdakwa. ke l ua r. Sumate ra Bara t ; Peny id i k. Nof i a nd r i ,. SH menelpon. ST yang d i j awab bahwa Afne r Ambar i t a ,. memenuhi. pembica r aan. un tuk. maka. pangg i l a n. te l e pon. te r s ebu t. o leh d iamb i l. ST. Terdakwa. kemudian. al i h. Terdakwa. o leh. mengatakan agar pemer i k saan d i t u n da. 2. dengan. ka ta - ka ta. bahwa. d i r i n y a Pengaca ra dar i. Bahwa. un tuk. Ambar i t a , yang. ST. maka. menginap. sebe l umnya te r n ya t a kamar. kepen t i n g an. di l i h a t. te r c a t a t 211. di. Peny i d i k. Pangeran di. buku. Afne r. Ambar i t a ,. Hote l. dengan. gu A. mendatang i. ca ra. Beach. te t a p i. se te l a h. d i ca r i. Hal .. Peny id i k Terdakwa. mengatakan. ke rumahnya. bahwa. dan t i d a k. ke rumahnya. 3 dar i. Hote l. menginap d i. ST te t a p i. Terdakwa. pu l ang. se te l a h. Kemudian. Ambar i t a ,. Afne r. Terdakwa. Hote l ,. Pangeran. te r s ebu t .. ST sudah. ng. kemana- mana,. te r hadap. Beach. tamu. mengatakan. nama Tersangka A. Ambar i t a. menanyakan kebe radaan Afne r menyembuny i kan. Jaka r t a ;. pemer i k saan. Jaksa. di. keras. menuru t. do. dan. 27 ha l . Put . No. 684 K/P id .Sus / 2 009. In. minggu. lik. (dua ). In. dan Terdakwa kembal i. s. ng kemudian. dan. b i ca r a. Keja t i. ST. te r s ebu t ,. si. keras. memin ta. kemudian. di l a r ang. ka m ah. Terdakwa. ne. dan. Afne r Ambar i t a ,. ah. yang. ruang kan to r. Bahwa. Ambar i t a ,. R. ah. dar i. Afne r. ka ta - ka ta. d i t a han ,. M. ST. Tahun. ep. ka. menolak. menghad i r k a n. -. kepada. dugaan. Anggaran. menolak. Kabupa ten Kepu lauan Mentawa i ;. Terdakwa. -. memin ta. Bahwa mendengar permin t a an Jaksa Peny i d i k. dengan. karena be lum. Peny id i k. Ambar i t a ,. ep. m. Kimprasw i l. Jaksa. perka ra. Sisa. ST dan a lasan un tuk. masuk aka l. te t a p. Afne r. Tersangka. Penya l ahgunaan. t i dak. maka dan. menghad i r k a n. se l a ku. -. ada lah. R. ah. untuk. Ambar i t a ,. bukan. do. ada. Afne r. penundaan. do. A gu. merupakan ke i ng i n an. permin t a an. In. a lasan. lik. menginga t. ub. Bahwa. ub. -. ne. tangga l. ne si a. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. ik. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). Halaman 3.

(46) R ep ub. Afne r. se j a k pag i. Ambar i t a ,. ST mengatakan Pak Afne r. sudah berangka t. bersama- sama dengan Penas i ha t. ng. Hukumnya dan be lum kemba l i. sampai seka rang ;. Bahwa dengan adanya perbua t an maka. pe la ksanaan. peny i d i k a n. Nof i a nd r i ,. A gu. Peny i d i k Kepa la. Terdakwa te r s ebu t. SH.. Kejaksaan. yang. dan. Neger i. Yarnes , Tua. 10/N .3 . 2 2 / Fd . 1 / 0 2 / 2 008 tangga l Tersangka Afne r Ambar i t a ,. Dinas. Penya l ahgunaan. Kimprasw i l. da lam pasa l. 2008 te r h adap. Sisa. Anggaran. tahun. Kepu lauan. sebaga imana. Tindak. Mentawa i. d ia t u r Nomor. Pidana. 2005. dan. R. t i dak. d iancam. 31 Tahun. Korups i. 1999. sebaga imana. ber i k u t. p idana. Tua Peja t. Jaksa /Penun tu t. tangga l. 21 Ju l i. Umum. pada. 2008 sebaga i. :. sah. senga j a. dan. meyak in kan. mencegah ,. mer i n t a ng i ,. l angsung atau t i d a k pemer i k saan d i Terdakwa. bersa l a h atau. para. sebaga imana d ia t u r. saks i. “dengan. menggaga l kan. l angsung peny i d i k a n ,. s i dang Pengad i l a n. ataupun. melakukan. te r buk t i. seca ra. In. seca ra. penun tu t a n ,. dan. te r hadap Tersangka atau da lam. perka r a. lik. A gu. 1. Menya takan Terdakwa MANATAP AMBARITA, SH. te l a h. korups i ”. dan d iancam p idana melangga r pasa l. 21. Pemberan ta san. Tindak. dan. d i t ambah. 2001. ten t a ng. Pemberan ta san. Tindak. Dakwaan;. Menja t uh kan. A. gu. -. ng. M. SH. berupa :. p idana. Pidana. te r hadap. R. 2. Menja t uh kan. Nomor. 20. p idana. d iubah. Tahun. Korups i ,. sebaga imana. Terdakwa. MANATAP AMBARITA,. pen ja r a. te r hadap. da lam. Terdakwa. do. Undang- Undang. sebaga imana. ep. dengan. Korups i. 4. In. Pidana. ub. Undang- Undang Nomor 31 tahun 1999 ten t a ng. s. tun t u t a n. ng. Membaca. ;. si. Mahkamah Agung te r s ebu t. ne. 2001 ;. ka m ah. pada. d iubah dan d i t ambah dengan Undang- Undang No.20 Tahun. Kejaksaan Neger i. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). ik. ah. Pr i n t -. ne. te l a h. ah. Nomor :. ST da l am perka ra t i n d a k p idana. 21 Undang- Undang. Pemberan t a san. SP. ep. ten t a ng. SH berdasa r kan. ub. m. ka. p idana. o leh. 19 Februa r i. Kabupa ten. Terdakwa. d i l a k u kan. Peja t. te r l a k s ana ; Perbua t an. atas. lik. ah. Korups i. akan. di. do. -. Ambar i t a. do. is te r i. ne si a. putusan.mahkamahagung.go.id. In. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Halaman 4.

(47) R ep ub. putusan.mahkamahagung.go.id. se l ama 3 ( t i g a ) berada. da l am. d i ku r a ng i. tahanan ,. se l ama Terdakwa. dengan. per i n t a h. agar. ng. Terdakwa te t a p d i t a han d i Rumah Tahanan ; Pidana. -. denda. sebesa r. l ima pu luh j u t a. Rp.150 . 000 . 0 00 , -. rup i a h ). Subs i da i r. (se r a t u s. 6 (enam) bu lan. Kuasa dar i. Manatap. Afne r. Ambar i t a ,. ah. phone. Simpa t i. ST kepada. Kanto r. Law Fi rm. SH & Assoc i a t e s ;. Nokia. Model. 9210. dan. Nomor. 081385782888 dan sarungnya ; Nokia. model. ub. c. Hand phone. m. Ambar i t a ,. SH dar i. Manatap Ambar i t a , b. Hand. do. a. Sura t. berupa :. In. 3. Menya takan barang buk t i. lik. A gu. kurungan ;. 1212. tanpa. sarung. ka. dan kar t u XL nomor 081932461888 d i s i t a. ep. Manatap Ambar i t a , d. 1 (sa t u ). buah Hand phone merk dar i. R. ah. 6101 d i s i t a. dar i. SH. ;. Nok ia. Afne r Ambar i t a ,. ser i. SH. ;. atas. Poppy Yul i a n t i ,. f. 1. (sa t u ). Hote l. l embar. Ambar i t a ,. as l i. Beach. a lama t. Padang atas. nama A.. No.. pemesan,. ub. o leh. HP.. 2008. Rp.505 . 000 , -. lik. kamar. dar i. Card ,. check i n 2 Apr i l. harga. d i t a nda t a ngan i SOEDJOKO;. dis i t a. Regis t r a t i o n. Mentawa i. 081363052849 , tangga l 211. dkk. Pr i n t -. 19 Februa r i. SH. ;. Pangeran. kamar. tangga l. nama Rina l d i ,. dis i t a. dar i. ( l i ma. r i bu. Padang. No.. Di l amp i r k a n da lam berkas perka ra ;. rup i a h ) ; Membaca 211 /P i d . B / 2 008 /. pu tusan PN.Pdg .. sebesa r. Rp.5 . 000 , -. Pengad i l a n. tangga l. l engkapnya sebaga i ber i k u t. Neger i. 25 Agustus. 2008 yang amar. :. 5 dar i. do. Hal .. te r buk t i. 27 ha l . Put . No. 684 K/P id .Sus / 2 009. In. gu. ng. 1. Menya takan Terdakwa MANATAP AMBARITA, SH. te l a h. A. s. perka r a. ne. b iaya. ep. 4. Membayar. R. ka m ah. A gu. 2008. Nomor :. ne. Peny i d i k a n. do. Per i n t a h. In. ng. e. Sura t. si. Di rampas un tuk Negara ;. 10/N .3 . 2 2 / Fd . 1 / 0 2 / 2 008 ,. ik. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). h. ah. M. tahun ,. ne si a. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Halaman 5.

(48) R ep ub. putusan.mahkamahagung.go.id. seca ra. sah. dan. p idana. “DENGAN. meyak in kan. SENGAJA. ng. LANGSUNG PENYIDIKAN. bersa l a h. ne si a. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia melakukan. MENCEGAH,. t i ndak. MERINTANGI. SECARA. TERHADAP TERSANGKA DALAM PERKARA. KORUPSI” ;. 2. Menghukum Terdakwa MANATAP AMBARITA, SH. o leh ka rena i t u. denda sebesa r. rup i a h ) ,. dengan. maka d igan t i. l amanya. ke ten t u an. tahanan. yang. m. ka. Menetapkan barang buk t i phone. Simpa t i. di j a l a n i. p idana pen j a r a. Nokia. Model. 9210. dan. Nomor. R. Nokia. model. 1212. tanpa. sarung. dan kar t u XL nomor 081932461888 d i s i t a. ng. Manatap Ambar i t a , c. 1 (sa t u ). dar i. Nok ia. Afne r Ambar i t a ,. Manatap Ambar i t a , e. Sura t. Per i n t a h. SH dar i. Peny i d i k a n. (sa t u ). l embar. Pangeran. as l i. Beach. Ambar i t a ,. a lama t. ah. 081363052849 , tangga l 211. harga. R. kamar. M. d i t a nda t a ngan i. o leh. Pr i n t -. 19 Februa r i. lik. SH. ;. ep. Hote l. Law Fi rm. Nomor :. tangga l. nama Rina l d i ,. Poppy Yul i a n t i , f. 1. Kanto r. dkk. dis i t a. ub. atas. ST kepada. SH & Assoc i a t e s ;. 10/N .3 . 2 2 / Fd . 1 / 0 2 / 2 008 , 2008. do. Ambar i t a ,. Ambar i t a ,. In. A gu ka m ah. Manatap. Afne r. ser i. SH. ;. Di rampas un tuk Negara ; Kuasa dar i. dar i. SH. ;. buah Hand phone merk. 6101 d i s i t a. d. Sura t. yang. 081385782888 dan sarungnya ;. b. Hand phone. ah. denda. berupa :. ep. a. Hand. apab i l a. pernah. ub. Terdakwa d i ku r angkan segenapnya dar i. -. Regis t r a t i o n. Padang atas. Mentawa i. Card , nama A.. No.. check i n 2 Apr i l kamar pemesan,. dar i. HP. 2008. Rp.505 . 000 , dis i t a. dar i. do. 6. In. gu. ng. ne. SOEDJOKO;. A. 6. dengan p idana kurungan se l ama. masa. d i j a t u h kan ;. dan. Rp.100 . 000 . 0 00 , -. bu lan ;. 3. Menetapkan. tahun. s. d ibaya r. 3 (t iga). ah. ju ta. (sa t u ). si. t i dak. dan p idana. 1. ne. (se r a t u s. se l ama. do. bu lan. pen ja r a. In. (enam). p idana. lik. A gu. dengan. ik. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). Halaman 6.

(49) ne si a. putusan.mahkamahagung.go.id. Di l amp i r k a n da lam berkas perka ra ; Terdakwa. pu tusan. Pengad i l a n. PT.PDG.. tangga l. Tingg i. Mener ima permin t a an band i ng dar i. Terdakwa dan Penun tu t. In. Menguatkan putusan Pengad i l a n Neger i. Padang tangga l. lik. Membebankan b iaya perka ra da lam kedua t i n g ka t kepada Terdakwa yang un tuk t i n g ka t. ( l i ma r i b u rup i a h ) ;. 21 Januar i. Neger i. Padang. Padang. ng. pu la. A gu Jaksa /. tangga l. di. Penun tu t. yang. permohonan kasas i. d ibua t. 2 Pebrua r i. Memperha t i k a n. menga jukan. dar i. kasas i Neger i. Terdakwa. mana. te l a h. j uga. Membaca sura t - su ra t. A. Kasas i. yang. Neger i. Padang. pada. tangga l. kepan i t e r a an. 2009. 22 Janua r i memor i. Pengad i l a n. 2009 ;. yang bersangku t an ;. putusan. d ibe r i t a h u kan. kepada. 9 Janua r i. di. ;. Pemohon. Pemohon Kasas i ,. 23 Janua r i. bahwa. gu. tangga l. permohonan. 30 Januar i. Pengad i l a n. Tingg i. Jaksa /Penun t u t. 2009 dan Jaksa /Penun t u t. Hal .. te r s ebu t Umum. pada. Umum menga jukan. ng. te l a h. kasas i. sebaga i. d i t e r i ma. Padang pada tangga l. Menimbang ,. Pengad i l a n. memor i. Pan i t e r a. te r s ebu t. tangga l. 2009 ; pu la. o leh. yang menerangkan , bahwa pada. Umum sebaga i. kepan i t e r a an. te r hadap. 7 dar i. 27 ha l . Put . No. 684 K/P id .Sus / 2 009. In. d i t e r i ma. 2009. ten t a ng. kasas i. R. ka m ah. dar i. pada. ;. 2009 Terdakwa. memor i. bahwa. kasas i. te r h adap putusan Pengad i l a n Tingg i. Memperha t i k a n. pada. In. kasas i. 22 Januar i. Padang. Pan i t e r a. No.. Umum pada Kejaksaan. permohonan. akan ak ta. pada Pengad i l a n Neger i. kasas i. menerangkan ,. te r s ebu t. 03 /Ak t a . P i d / 2 0 09 /PN .Pdg .. tangga l. o leh. ep. No.. yang. mengajukan. putusan Pengad i l a n Tingg i Menginga t. d ibua t. 2009 Jaksa / Penuntu t. R. ah. tangga l. Neger i. permohonan. s. Pengad i l a n. yang. ep. 02/Ak t a . P i d / 2 0 09 /PN .Pdg .. ten t a ng. si. ak ta. ne. akan. ub. ka. Menginga t. band ing d i t e t a p kan. ub. m. sebanyak Rp.5 . 000 , -. 25. perad i l a n. lik. ah. Agustus 2008 No.211 /P i d . B / 2 0 08 /PN .PDG. ;. -. No.. 3 Nopember 2008 yang amar. Umum;. -. perka ra. Padang. :. A gu. l engkapnya sebaga i ber i k u t -. b iaya. ne. 197 /P ID / 2008 /. membayar. ( l i ma r i b u rup i a h ) ;. ng. Membaca. untuk. do. l ag i. do. Membeban i. do. -. sebesa r Rp.5 . 000 , -. ik. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). h. ah. M. R ep ub. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Halaman 7.

(50) R ep ub. kasas i. pada. te l a h. tangga l. memor i. kasas i n ya. Neger i. Padang pada tangga l. permohonan d ia j u k an. kasas i. da lam. d i t e r i ma. di. Januar i. dengan. tenggang. waktu. karena. Pengad i l a n. a lasan - a lasannya dengan. cara. putusan. Pengad i l a n. Tingg i. 2009 ser t a. kepan i t e r a a n Januar i. memor i. Pengad i l a n. 2009 ,. dengan. kasas i n ya. Neger i. te l a h. d i t e r i ma. di. pada. tangga l. 23. Padang. demik i a n. 9 Januar i. pada tangga l. lik. 22 Janua r i. permohonan. ub. ah. te r s ebu t. d ibe r i t a h u kan kepada te r dakwa pada tangga l. 2009 dan Terdakwa mengajukan permohonan kasas i. m. te r sebu t. In. te l a h. bahwa. te l a h menuru t. permohonan kasas i. fo rma l dapa t d i t e r i ma ; Menimbang ,. ser t a. 2009 , dengan demik i a n. dan. itu. 2009. kepan i t e r a a n. 2 Pebrua r i. bese r t a. o leh. A gu. undang- undang ,. 21. do. permohonan. ne si a. putusan.mahkamahagung.go.id. ng. kasas i. beser t a. menuru t. permohonan kasas i. Pemohon. te r s ebu t bahwa. Kasas i. Jaksa /Penun t u t. ng. pokoknya sebaga i ber i k u t Alasan kasas i. menerapkan. A gu. atau. karena ;. yang. d ia j u k an. o leh. dan. Terdakwa. pada. Umum. Umum :. te l a h ke l i r u. pera t u r a n. ya i t u. hukum. t i d a k menerapkan. t i dak. sebaga imana. mest i n ya :. Pengad i l a n. Tingg i. Neger i. seca ra. sah. dan. p idana. “Dengan. yang. te r s ebu t. meyak in kan senga j a. te l a h. bersa l a h. mencegah ,. korups i ” ,. dan menghukum Terdakwa te r s ebu t. ep. ke l i r u. da lam. te r buk t i t i ndak seca ra perka ra. dengan p idana. tahun dan 6 (enam) bu lan .. Bahwa putusan Pengad i l a n Pengad i l a n. Tersangka. ub. te r hadap. mer i n t a ng i. peny i d i k a n. putusan. menyatakan. melakukan. l angsung. pen ja r a se l ama 1 (sa t u ). menguatkan. SH. d inya t a kan te l a h. Tingg i. Neger i. te r s ebu t. te r s ebu t. yang menguatkan. ada lah. da l am menerapkan ke ten t u an pasa l. R. ah. ka m ah. Terdakwa Manatap Ambar i t a ,. a quo. In. putusan. Pengad i l a n. lik. 1. Bahwa pu tusan. itu. :. Jaksa / Penuntu t. Bahwa Pengad i l a n Tingg i. o leh. fo rma l dapa t d i t e r i ma. a lasan - a lasan. R. ah. Menimbang ,. undang- undang ,. putusan. yang. 21 Undang- Undang. s. cara. ne. dengan. do. dan. ep. ka. dengan a lasan - a lasannya te l a h d ia j u k an da lam tenggang waktu. si. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. do. 8. In. A. gu. ng. tahun 2001 ten t ang Pemberan ta san Tindak Pidana Korups i .. ne. M. No.31 tahun 1999 yang d iubah dengan Undang- Undang No.20. ik. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). Halaman 8.

(51) R ep ub No.31. Undang- Undang. tahun. No.20. Tindak. A gu. Pemberan ta san. Pidana. hukuman p idana min ima l. seca ra 1999. 2001. ten t a ng. Korups i ,. yakn i. mengena i. No.20. Pidana. atau. mengha lang i. di. pers i d angan. pemer i k saan. berdasa r kan perbua t an. perka r a. d ia t u r. 1999 yang d iubah. sua tu. ord i n a r y. dan. pe lakunya. j uga. dampak dar i 2. Bahwa. da lam. (ke j a ha t a n pen ja t u han d ipe r l u k a n. perbua t annya ;. lik. korups i te r s ebu t. dan. maupun ada l ah. te rmasuk. No.31. tahun. tahun. 2001. Korups i. yang. d ipandang. sebaga i. ex t r a. sanks i. b iasa ) ,. p idana. sanks i. yang. pers i d angan. seh i ngga. bag i. sesua i. ya i t u. dar i. dengan. has i l. mengena i. a la t - a la t. ke te r angan saks i - saks i ,. pe tun j u k. dan ke te r a ngan Terdakwa. mer in t a ng i. seca ra. Hal .. 9 dar i. bersesua i a n. l angsung. atau. do. gu A. te l a h. ng. Terdakwa. hukum yang sama dan sa l i n g. berupa. 27 ha l . Put . No. 684 K/P id .Sus / 2 009. In. fak t a. buk t i. se t i a p. s i dang. bahwa. di. mencegah ,. Pidana. l ua r. R. pemer i k saan. fa k t a. saa t. penun tu t a n. Undang- Undang. yang. ada lah. Tersangka ,. p idana. Tindak. ke j aha t a n. berdasa r kan. d ipe r o l e h. M. peny i d i k a n , te r hadap. 21. dengan. ber l a ku. dengan Undang- Undang No.20. cr ime. penanganan. te l a h. in i. hukum yang. t i n da k. Pemberan ta san. merupakan. ah. ka m ah. ten t a ng. yang. Pemberan ta san. ke ten t u an. pandangan bahwa perbua t an yang. bawah. lik. A gu. da lam. di. per t imbangan bahwa t i n da kan. ng. dengan dasa r. ya i t u. ber l a k u. d iubah. ten t a ng. d imana. hukum pos i t i f. mer in t a ng i. saks i. Korups i ,. 2001. je l a s. da lam pasa l. yang. ub. merupakan in i ,. tahun. j auh. p idana. 1999. yang. tahun. ub. Undang- Undang. Tahun. R. ka. No.31. te r s ebu t. pada sanks i. pen j a r a. Terdakwa. Undang- Undang. se l ama 3 ( t i g a ). te r dapa t. Undang- Undang. te r h adap. d i j a t u h kan. hukuman min ima l. Tindak. ah. ke ten t u an. hukuman yang. nya ta - nya ta. Hak im. ep. m. dar i. Maje l i s. menerapkan. karena. tahun dan 6 (enam) bu lan. ep. ah. t i dak. d iubah. (p i d ana min imum) se l ama 3 ( t i g a ). Bahwa se l ama 1 (sa t u ) d i j a t u h kan. yang. pada. tahun. tahun ;. yang. tegas. s. dengan. Undang- Undang. d ia t u r. ke ten t u an. si. 21. nya ta - nya ta. kepada. mengacu. ne. pasa l. per t imbangan. t i dak. ne. yang te l a h. ng. p idana. mendasarkan. te r s ebu t. do. t idak. Neger i. do. atau. Pengad i l a n. In. Bahwa putusan. ne si a. putusan.mahkamahagung.go.id. In. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. ik. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). Halaman 9.

(52) R ep ub. l angsung. te r h adap. ST da lam perka ra. korups i. Tersangka. Penya lahgunaan. ng. Anggaran tahun 2005 pada Dinas Kimprasw i l ya i t u. :. Bahwa pada. tangga l. Penas i ha t. ha laman. memenuh i. Hukumnya da tang. Kanto r. Keja t i. pangg i l a n. sebaga i. Apr i l. Terdakwa. mer in t a ng i. Bara t. Tersangka. untuk. pangg i l a n ,. karena. te r n ya t a. o leh. se te l a h. o leh. Peny i d i k. sambi l. dengan. menginga t. 2. minggu. ST. Afne r. dengan. permin t a an. penundaan. mempela j a r i be lum. kepada. Tersangka. perka ra. gu. maka. Anggaran. dan. untuk. dugaan t i n d a k tahun. p idana. 2005. pada. Kabupa ten Mentawa i ; permin t a an. maka. Terdakwa. ST un tuk. d ipe r i k s a. keras. ng. yang. perka ra. ST guna d ipe r i k s a. ep. Sisa. R. Ambar i t a ,. masuk. Terdakwa. Ambar i t a ,. mendengar. te r s ebu t ,. berkas. t i dak. menolak permin t a an te r s ebu t. Dinas Kimprasw i l Bahwa. ada. memin ta. Penya l ahgunaan. ada lah. dan. Jaksa. Peny i d i k. menolak. Afne r. s. karena. berkas. dengan ka ta - ka ta. membentak. t i dak. mau. do. aka l. se l a ku. A. Ambar i t a ,. berkas perka r a ;. a lasan. menghad i r k a n Afne r. ah. kuasa. 10. In. untuk. te t a p. M. sura t. bukan merupakan ke i ng i n an Tersangka dan a lasan. Jaksa Peny id i k. -. Jaksa. pemer i k saan. se l ama. a lasan untuk mempela j a r i Bahwa. menemui. Afne r. supaya. ST d i t u nda. ke. da lam mobi l ,. lik. A gu ka m ah. -. 2008 dar i. permin t a an. Ambar i t a ,. masuk. memper l i h a t k a n. 3 Apr i l. ng. tangga l. masuk. dan d ipe r i n t a h kan. menunggu d i. Terdakwa. R. ah. sedangkan. depan. Ambar i t a ,. un tuk. Sumate ra Bara t. Terdakwa untuk. di. Afne r. Terdakwa. ep. gedung Keja t i. Bara t. te t a p i. do. d i l a r a ng. Sumate ra. ub. ka. Keja t i. ub. m. kan to r. atau. Sumate ra. kendaraan yang membawa mereka sampai. ST. 2008. sek i t a r. lik. member i kan ke te r angan sesua i. ah. 3. Ambar i t a , ST bersama- sama dengan Terdakwa. se l a ku di. Kamis. si. A gu. Afne r. har i. ne. -. Sisa. Kab. Kepu lauan. In. Mentawa i ,. Afne r. ne. Ambar i t a ,. Peny id i k a n. do. t i dak. ne si a. putusan.mahkamahagung.go.id. In. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. ik. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). Halaman 10.

(53) R ep ub. ne si a. putusan.mahkamahagung.go.id. menghad i r k a n dan memin ta j am inan agar k l i e n n ya. dar i. ruang. tanpa. Kanto r. b i ca r a. Keja t i. apapun Sumate ra. Bara t ;. Terdakwa. kemudian. 2. ST. se te l a h. R. Pangeran. ng. kamar 211 d i. pu lang. mana,. te t a p i. Afne r. se te l a h Afne r. Ambar i t a ,. be lum kembal i. sampa i seka rang ;. Bahwa. SH.. dengan di. akan dan. Penas i ha t. adanya. atas ,. Yarnes ,. Neger i. gu. ng. te r h adap. menginap. di. ST. dengan. ca ra. Ambar i t a , t idak ke. ST. kemana-. rumahnya. ST mengatakan sudah berangka t Hukumnya. perbua t an. o leh. SH.. dan. Terdakwa. Peny i d i k. Nof i and r i ,. berdasa r kan. Tua. 10/N .3 . 2 2 / F t . 1 / 0 2 / 2 0 08 2008. te r c a t a t. maka pe laksanaan peny i d i k a n. d i l a k u kan. R. Kejaksaan. A. pag i. dengan. yang. M. dan. d i ca r i. se j ak. d i buku. Ambar i t a ,. bahwa Afne r. rumahnya. Ambar i t a. Pangeran. Kemudian Peny id i k. bersama- sama. te r s ebu t. ah. ke. is te r i. di. menyembuny i kan. ep. A gu ka m ah. sudah. Peny i d i k. te r n ya t a. te r s ebu t .. mengatakan. Pak Afne r. -. Jaksa. Ambar i t a. keberadaan. Terdakwa. Terdakwa. Hote l. dar i. te r hadap. sebe l umnya d i l i h a t. Afne r. Hote l. menanyakan. menuru t. maka. Beach. Tersangka. te t a p i. pemer i k saan. ub. ah. nama. Pengaca ra. Terdakwa yang menginap. Beach Hote l tamu. dengan. Peja t tangga l. Tersangka. Hal .. Afne r. 11 dar i. SP No.. 19. Kepa la Pr i n t -. Februa r i. Ambar i t a ,. ST. 27 ha l . Put . No. 684 K/P id .Sus / 2 009. In. mendatang i. ka ta - ka ta. dan. kepen t i n g an. Ambar i t a ,. dan. pemer i k saan. bahwa d i r i n y a. ep. Afne r. Terdakwa. In. m. ka. untuk. te l p o n. agar. minggu. mengatakan. Bahwa. -. o leh. mengatakan. (dua ). Jaka r t a ;. pembica r aan. al i h. kembal i. memenuhi pangg i l a n. lik. d i t u nda keras. ST d i l a r a ng. d iamb i l. Terdakwa. ST yang d i j awab bahwa. ne. o leh. SH. do. Ambar i t a ,. Nof i a nd r i ,. do. Afne r. te r s ebu t. ah. Ambar i t a ,. ub. A gu. menelpon Afne r. Peny i d i k. do. Jaksa. In. kemudian. lik. Bahwa. -. s. ke l ua r. kemudian. si. d i t a han ,. ne. t i dak. ng. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. ik. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). Halaman 11.

(54) R ep ub. da lam perka r a. t i n d ak. p idana. ne si a. putusan.mahkamahagung.go.id. Korups i. te r s ebu t. t i d a k te r l a k s ana ;. Pengad i l a n. per t imbangan da lam putusan i n i. te r s ebu t ,. A gu. Terdakwa. yang. Advoka t /. Pengacara. d i t i mbu l k a n. o leh. d imana. Terdakwa. se l a ku. menuru t. In t e g r a t e d. fungs i. dan. hukum sudah. ka. m. t i n da k. korups i. ( t e rmasuk. seo rang. mendukung. prog ram. korups i. sudah. Jus t i c e. kedudukannya i ku t. da lam. da l am. tu r u t. te r s ebu t. merupakan. proses. upaya. ser t a. bersama. dengan. penegakan. pemberan ta san semua p ihak. bahu. membahu. t i ndak. p idana. karena. d imens i. menginga t. musuh. sebaga i. Sys tem. dan sudah se l a yaknya. Advoka t ). seo rang. bahwa Advoka t. Cr im i na l. seharusnya. p idana. Advoka t ,. perbua t an. perundang - undangan. ub. sega l a. ke ten t u an. ep. ah. dar i. j uga kurang memperha t i k a n. dapa t. No.16 tahun 2003 ten t ang bag ian. mengambi l. do. ak i ba t. te l a h. lik. dampak/. Tingg i. In. Hakim. ng. 3. Bahwa Maje l i s. f i k t i m i l o g i s n y a yang sanga t besar ;. da lam. upaya. menya lahgunakan. kewenangannya. dengan. membela. da l i h. A gu atau. mer in t a ng i ,. t i dak. se l a ku. yang. Penya l ahgunaan. s i sa. k l i e n n ya. untuk. seca ra. c l i e n n ya. da lam. tahun. 2005. Kimprasw i l. Kabupa ten Kepu lauan Mentawa i ,. peny i d i k a n. yang d i l a k u kan o leh Peny i d i k. Tua Peja t. menjad i. te r l a k s ana. l angsung. dugaan. pada. Dinas. seh i ngga proses Kejaksaan Neger i. sesua i. dengan waktu. ub. yang te l a h d i t e n t u k an ;. te l a h. te r hadap Tersangka Afne r. anggaran. t idak. hukum,. Hukum. menggaga l kan. menjad i. yang. Penas i ha t. kepen t i n g an. atau. sys t em. penegakan. l angsung peny i d i k a n. Ambar i t a. cr im i na l. si. i ku t. In t e g r a t e d. ne. seharusnya. dar i. ada lah. do. bag ian. Advoka t / Pengaca ra. In. merupakan. mencegah ,. 4. Bahwa sua tu pu tusan Hakim pada hak i ka t n y a harus bers i f a t. maksudnya. masyaraka t. M. yang. dapa t. membuat. pu tusan. pe laku. d i l a k u kan. Terdakwa ,. seh i ngga. sepe r t i. pu tusan. dan apa Hak im. do. un tuk t i d a k. 12. In. gu. ng. benar - benar dapa t mencegah seseo rang. A. Hak im. khususnya. pada umumnya t i d a k berbua t. R. d iha r apkan. sua tu. s. Preven t i f. dan eduka t i f ;. ne. -. korek t i f. ep. dan ber t u j u a n preven t i f ,. ah. ka m ah. seorang. R. se l a ku. ng. ah. Bahwa Terdakwa. lik. hk am. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. ik. h. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318). Halaman 12.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah