BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Instansi
Direktorat Pembinaan SMA adalah bagian dari Ditjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Direktorat Pembinaan SMA beralamat di Gedung A, Komplek Kemdikbud Cipete, Jalan R.S Fatmawati Jakarta Selatan.Visi Direktorat Pembinaaan SMA adalah Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan SMA dan Kesetaraan SMA melalui Penguatan Instansi yang Profesional, Akuntabel, dan Berwibawa Sebagai Pendorong Menuju SMA Menengah Atas yang Mandiri Berskala Nasional dan Internasional.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud Direktorat Pembinaaan SMA mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis dibidang Sekolah Menengah Atas dan kesetaraan Sekolah Menengah Atas. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pembinaan SMA menjalankan fungsi: 1. Perumusan kebijakan di bidang pembelajaran, sarana dan prasarana,
kelembagaan, dan peserta didik SMA dan kesetaraan SMA;
2. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembelajaran, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan peserta didik SMA dan kesetaraan SMA;
3. Fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembelajaran, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan peserta didik SMA dan kesetaraan SMA;
4. Pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang pembinaan SMA dan kesetaraan SMA;
5. Evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembelajaran, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan peserta didik SMA dan kesetaraan SMA; dan 6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Pembinaan SMA.
Misi Direktorat Pembinaan SMA Adalah :
a. Ketersediaan layanan pendidikan SMA dan Kesetaraan SMA yang merata di semua provinsi, kabupaten/kota;
b. Keterjangkauan layanan pendidikan SMA dan Kesetaraan SMA oleh semua lapisan masyarakat, tanpa melihat latar belakangnya;
c. Kualitas dan relevansi layanan pendidikan SMA dan Kesetaraan SMA yang mampu mengembangkan potensi dan karakter peserta didik untuk masuk keperguruan tinggi atau terjun kemasyarakat;
d. Kesetaraan bagi semua lapisan masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan bermutu SMA dan Kesetaraan SMA;
e. Terwujudnya system tata kelola yang amanah dan handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan SMA danKesetaraan SMA.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Terdiri Atas : 1). Subdirektorat Program dan Evaluasi
Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerja sama, pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, dan pelaporan Direktorat.
2). Subdirektorat Pembelajaran
Mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelaksanaan kurikulum SMA dan kesetaraan SMA.
3). Subdirektorat sarana dan prasarana terdiri atas seksi sarana yang mempunyai tugas Melakukan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria sarana SMA dan kesetaraan SMA.
4) Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta didik
Mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria kelembagaan dan pemberdayaan SMA dan kesetaraan SMA.
5) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan Direktorat.
Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2013
GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DIREKTUR PEMBINAAN SMA Subbagian Tata Usaha SUB DIREKTOR PROGRAM DAN EVALUASI SUB DIREKTOR SARANA DAN PRASARANA Seksi Program Seksi Evaluasi Seksi Program Seksi Program Seksi Program Seksi Program Seksi Program SUB DIREKTOR KELEMBAGAAN DAN PESERTA DIDIK SUB DIREKTOR PEMBELAJARAN Seksi Program KELOMPOK KABATAN FUNGSIONAL
B. Hasil Penelitian
1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Pada Direktorat Pembinaan SMA
1) Pengawasan oleh manajemen dan kultur pengendalian (Control Environment) a. Direktur Pembinaan SMA berperan secara aktif untuk memastikan adanya
perbaikan terhadap permasalahan pada Direktorat PSMA yang dapat mengurangi efektivitas pengendalian intern
b. Direktur Pembinaan SMA melakukan kajian ulang terhadap evaluasi pelaksanaan pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern dan auditor eksternal
c. Memelihara struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan, tanggung jawab dan hubungan pelaporan yang jelas
d. Memastikan bahwa kegiatan fungsi pengendalian intern telah dilaksanakan oleh pejabat dan pegawai yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang memadai.
2) Identifikasi dan penilaian resiko (Risk Assestment)
Penilaian resiko merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan oleh Direktur dalam rangka identifikasi, analisis dan menilai resiko yang dihadapi Direktorat Pembinaan SMA untuk mencapai sasaran program yang ditetapkan. Resiko dapat timbul dan berubah sesuai dengan kondisi Direktorat Pembinaan SMA, antara lain :
b. Perubahan susunan pejabat c. Perubahan sistem informasi d. Perkembangan teknologi
e. Perubahan dalam sistem akuntansi dan hukum yang berlaku 3) Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi (Control Activities)
Kegiatan pengendalian pada Direktorat Pembinaan SMA mencakup penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk memastikan bahhwa kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi. Kegiatan pengendalian antara lain :
a. Kaji ulang kinerja operasi b. Kaji ulang manajemen
c. Pengendalian sistem informasi d. Pengendalian asset fisik e. Dokumentasi
f. Pemisahan fungsi
4) Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi (Information and Comunication) a. Proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi manajemen
dilaksanakan secara berkala. Setiap penyimpangan segera di investigasi dan diatasi permasalahannya.
b. Sistem informasi menghasilkan laporan kegiatan operasi Direktorat Pembinaan SMA, kondisi keuangan, penerapan manajemen resiko
c. Bagian informasi menyediakan data dan informasi yang relevan, akurat, tepat awaktu, dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan
d. Sistem pengendalian intern Direktorat Pembinaan SMA memastikan adanya saluran komunikasi yang efektif agar seluruh pejabat dan karyawan memahamai dan memenuhi kebijakan dan prosedur yang berlaku.
e. Sistem informasi dijamin mampu memberikan informasi kepada seluruh pihak, baik intern maupun ekstern
5) Pemantauan dan tindakan koreksi atas penyimpangan (Monitoring)
a. Direktorat Pembonaan SMA melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap efektifitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern b. Direktorat Pembinaan SMA memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian intern berkaitan dengan adanya perubahan kondisi intern dan ekstern
SIKLUS AKUNTANSI PERSEDIAAN DIT. PSMA
Unit Periode
UAKPA (Unit Akuntasni Kuasa Pengguna Anggaran)
UAPPA-W s.d. UAPA
Semesteran
Semesteran
Sumber : Data Primer Perusahaan
GAMBAR 4.2 SIKLUS AKUNTANSI PERSEDIAAN ATK DIT. PSMA Membuat
jurnal persediaan sesuai data saldo persediaan,
unit dan nilai Jurnal Persediaan 1 Merekam nilai persediaan Cetak Neraca buat CALK Posting Neraca CaLK Neraca CaLK
2 Prosedur Pengelolaan Persediaan Alat Tulis Kantor di Direktorat Pembinaan SMA.
Berikut ini prosedur pengelolaan persediaan alat tulis kantor Direktorat Pembinaan SMA :
1) Pembelian persediaan alat tulis kantor
Pemesanan barang dilakukan oleh bagian pengadministrasi persediaan persediaan yang diajukan oleh bagian gudang atau karena ada permohonan pengadaan barang persediaan tertentu, list pemesanaan tersebut di ajukan ke bendahara pengeluaran pembantu untuk meminta persetujuan atau koreksi dalam pembelian. Pemesanaan barang harus mencantumkan data-data atau gambaran jelas mengenai barang yang diperlukan, seperti spesifikasi, merk , jumlah, kualitas, tanggal diperlukan dan lain-lain. Pembelian persediaan alat tulis kantor terdiri dari pembelian untuk operasional kantor sehari-hari, dan pembelian untuk menunjang kegiatan seperti buku panduan kegiatan, materi kegiatan, spanduk kegiatan, dan seperangkat alat tulis kantor yang sudah dianggarkan untuk kegiatan tertentu.
Jenis persediaan yang terdapat di Direktorat Pembinaan SMA adalah barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Persediaan barang habis pakai dan tidak habis pakai yang digunakan dalam menunjang pekerjaan kantor Direktorat Pembinaan SMA,
TABEL 4.1
DAFTAR PERSEDIAAN BARANG No Habis Pakai
1 Toner Printer 85 A 2 Kertas HVS A4 80 gr 3 Amplop Gaji & Surat 4 Tissue 100gr 5 Materai 6000 6 Plastik Poket Bantex 7 Post It Mark & Note 8 Map Snelhelter 9 Kertas F4 80 gr 10 Ordner 70 mm 11 Stapler HD 10 12 Biner Clip No. 260 Sumber : Data primer perusahaan
TABEL 4.2
KEBUTUHAN ALAT TULIS KANTOR DIT. PSMA TAHUN 2013
Sumber : Data primer perusahaan Keterangan Bulan Tinta Printer 85A Kertas HVS A4 80 gr Kertas HVS F4 80 gr Amplop gaji dan Surat Ordner 70 mm Tissue 1000 gr Stapler HD 10 Materai 6000 Map Snelhecter Binder Clips No. 260 Plastik Foket Bantex Post It Mark & Note Januari 50 80 75 100 75 50 15 100 10 15 15 25 Februari 60 90 80 105 105 100 10 150 10 20 15 30 Maret 68 105 100 120 105 100 10 150 15 25 20 30 April 68 105 105 125 120 100 15 150 20 25 20 35 Mei 69 110 105 125 120 100 10 150 10 25 25 35 Juni 71 115 110 130 135 100 10 200 10 30 25 35 Juli 72 115 115 125 135 100 10 150 20 30 26 35 Agustus 72 110 115 125 120 100 10 150 25 25 27 40 September 72 115 110 130 135 100 10 150 10 30 20 40 Oktober 73 115 110 140 120 100 10 150 15 30 23 25 November 74 120 115 140 135 100 10 150 10 35 25 30 Desember 75 125 115 145 135 100 10 150 20 40 30 40 ∑ 824 1305 1255 1510 1440 1150 130 1800 175 330 271 400
Sumber : Data primer perusahaan
Apabila perusahaan mengadakan persediaan alat tulis kantor dalam proses operasional, maka perusahaan juga menanggung biaya-biaya persediaan yang meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan merupakan semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar.
TABEL 4.3
KEBUTUHAN ALAT TULIS KANTOR TAHUN 2013
Nama Barang
Perincian Harga/ Unit Jumlah Kebutuhan
Total
Toner Printer 85 A Rp 1,075,000 Per buah 824 Rp 885,800,000 Kertas HVS A4 80 gr Rp 40,000 per rim 1,305 Rp 52,200,000 Kertas F4 80 gr Rp 45,000 Per Rim 1,255 Rp 56,475,000 Amplop Gaji & Surat Rp 20,000 Per pak 1,510 Rp 30,200,000 Ordner 70 mm Rp 32,000 Per buah 1,440 Rp 46,080,000 Tissue 100gr Rp 30,000 Per Buah 1,150 Rp 34,500,000 Stapler HD 10 Rp 25,000 Per buah 130 Rp 3,250,000 Materai 6000 Rp 6,000 Per buah 1,800 Rp 10,800,000 Map Snelhelter Rp 90,000 Per Dus 175 Rp 15,750,000 Biner Clip No. 260 Rp 20,000 Per Pak 330 Rp 6,600,000 Plastik Poket Bantex Rp 150,000 Per Dus 271 Rp 40,650,000 Post It Mark & Note Rp 16,000 Per Buah 400 Rp 6,400,000
PERHITUNGAN BIAYA PEMESANAN
Nama Barang Perincian Harga/ Unit
Jumlah
Kebutuhan Total DPP
Toner Printer 85 A Rp 1,075,000 Per
buah 824 Rp 885,800,000 Rp 794,439,462 Kertas HVS A4 80 gr Rp 40,000 per
rim 1,305 Rp 52,200,000 Rp 46,816,143 Kertas F4 80 gr Rp 45,000 Per
Rim 1,255 Rp 56,475,000 Rp 50,650,224 Amplop Gaji dan
Surat Rp 20,000 Per pak 1,510 Rp 30,200,000 Rp 27,085,202 Ordner 70 mm Rp 32,000 Per buah 1,440 Rp 46,080,000 Rp 41,327,354 Tissue 100gr Rp 30,000 Per Buah 1,150 Rp 34,500,000 Rp 30,941,704 Stapler HD 10 Rp 25,000 Per buah 130 Rp 3,250,000 Rp 2,914,798 Materai 6000 Rp 6,000 Per buah 1,800 Rp 10,800,000 Rp 9,686,099 Map Snelhelter Rp 90,000 Per
Dus 175 Rp 15,750,000 Rp 14,125,561 Biner Clip No. 260 Rp 20,000 Per
Plastik Poket Bantex Rp 150,000 Per Dus 271 Rp 40,650,000 Rp 36,457,399 Post It Mark & Note Rp
16,000 Per Buah 400 Rp 6,400,000 Rp 5,739,910 ∑ 10,590 Rp 1,188,705,000 1,066,103,139
Sumber : Data primer perusahaan
Biaya penyimpanan yaitu biaya yang meliputi biaya pemeliharaan persediaan. Dalam menentukan biaya ini Direktorat Pembinaan SMA membebankannya pada perolehan persediaan.
TABEL 4.5
PERHITUNGAN BIAYA PENYIMPANAN
Keterangan Biaya
Penyimpanan
Pajak Pph 22
15.991.547
6) Pencatatan Penerimaan Barang
Persediaan alat tulis kantor dicatat pada aplikasi sistem persediaan 10 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pada saat barang yang dibeli tiba digudang, bagian gudang yang menerima dan memeriksa kesesuaian antara barang yang dipesan dengan yang diterima, baik jenis, kualitas maupun kuantitasnya. Jika barang yang diterima sesuai dengan data dalam order pembelian. Sedangkan untuk barang yang ditolak karena cacat, rusak atau tidak sesuai dengan order pembelian, bagian pengelolaan persediaan dan gudang akan mengembalikan barang tersebut kepada pemasok.
7) Pencatatan Pengeluaran Barang
Persediaan alat tulis kantor dicatat pada aplikasi sistem persediaan 10 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, setiap barang yang keluar dari gudang harus berdasarkan work ticket yaitu dokumen permintaan, list permohonan barang atau work ticket yang ditujukan kepada bagian gudang, work ticket tersebut dikeluarkan oleh bagian admin persediaan yang mana jumlah barang yang dikeluarkan dari gudang harus sesuai dengan jumlah yang tercantum didalam dokumen permintaan barang. Bagian gudang mencocokan antara barang yang keluar secara fisik dengan dokumen permintaan, setelah dicocokan dengan jumlah yang
sebenarnya dokumen permintaan barang tersebut disahkan oleh bagian petugas gudang untuk keabsahan dokumen pengeluaran barang.
8) Laporan data persediaan
Laporan data persediaan didokumentasikan setiap semester satu dan semester dua yang memuat laporan nilai barang konsumsi atau barang yang habis dikonsumsi untuk operasional perusahaan, dan nilai bahan untuk pemeliharaan yang disetujui oleh kuasa pengguna barang.
Dari prosedur pengelolaan persedian alat tulis kantor tersebut terdapat unit yang terkait dan dokumen-dokumen yang digunakan, yaitu :
a) Unit – unit yang Terkait
Unit-unit yang terkait dalam pengelolaan persediaan yang disebutkan diatas adalah Operator Persediaan, Bagian Gudang, Bagian Keuangan, Operator SIMAKBMN dan Direktur.
b) Dokumen – dokumen yang terkait
Dokumen yang terkait dalam prosedur yang diatas adalah
(1) SPM (Surat Perintah Membayar) / SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
(2) Kwitansi (3) Faktur
(5) Surat Pendistribusian Barang (6) Berita Acara hasil opname fisik (7) Berita acara hibah
3. Pengedalian Internal Alat Tulis Kantor Terhadap Efisiensi Biaya Pengelolaan Alat Tulis Kantor Di Dit. PSMA
Analisis pendapatan jumlah pemesanan ekonomis dengan menggunakan rumus (formula approach) untuk masing – masing alat tulis kantor :
a. Toner Printer 85A
Toner Printer 85A dengan jumlah titik pemesanan ekonomis setiap kali pemesanan dimana diketahui sebagai berikut:
1) Jumlah kebutuhan Toner Printer 85A (R) tahun 2013 sebesar 824 buah 2) Biaya pemesanan (S) untuk setiap kali mengadakan pemesanan
,-
3) Harga (P) Toner 85A per buah Rp.1.075.000,- 4) Biaya penyimpaan
5) EDY = 360 hari 6) Lead Time = 6 hari
=
= 331.46 buah setiap kali untuk pemesanan EOQ=
7) Re Order point (ROP) untuk penetapan batas waktu pemsanana penggunaan alat tulis kantor selama lead time
= 824 x 6 360
= 13,73 buah/hari
Jadi jumlah kebutuhan akan alat tulis kantor selama lead time untuk toner printer 85A adalah sebanyak 13,73 buah.
8) Penetapan frekuensi pemesanan alat tulis kantor dapat dihitung sebagai berikut : = 824 16,48 = 2 kali pemesanan ROP/hari = RxL EDY R F= EOQ
9) Penetapan Interval Pemesanan
=
= 145 hari setiap kali melakukan pemesanan
10)Jumlah Total Biaya Ekonomi Per Tahun Adalah
Ordering Cost = 824 x 331.46 = Rp.132.514.518 331.46 Carrying Cost = x 799.577 2 = Rp.132.514.518
Total Cost (TC) = Ordering Cost + Carying Cost = Rp.265.029.037 Total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun adalah sebesar Rp.265.029.037 dimana ordering cost sama dengan carrying cost.
EOQ Z = x EDY R R Ordering Cost = x S EOQ EOQ Carrying Cost = x C 2
Berdasarkan data hasil perhitungan diatas, penulis dapat menganalisa perhitungan pembelian ekonomis dalam jumlah, jadwal dan total biaya pembelian yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor. Maka didapat titik pemesanan optimum sebesar 331.46 buah setiap kali melakukan pemesanan.
Sementara penulis menganalisa dengan frekuensi pemesanan sebanyak 2 kali, ini akan menciptakan suatu keseimbangan antara biaya pemesanan sebesar Rp. 132.514.518 dengan biaya penyimpanan sebesar Rp.132.514.518 dan total biaya sebesar Rp. 265.029.037, maka ini akan tercipta titik pesan optimum.
b. Kertas HVS A4 80 gr
Kertas HVS A4 80 gr dengan jumlah titik pemesanan ekonomis setiap kali pemesanan dimana diketahui sebagai berikut:
1) Jumlah kebutuhan Kertas HVS A4 80 gr (R) tahun 2013 sebesar 1.305 rim
2) Biaya pemesanan (S) untuk setiap kali mengadakan pemesanan
3) Harga (P) Kertas HVS A4 80 gr per buah Rp.40.000 4) Biaya penyimpaan
5) EDY = 360 hari 6) Lead Time = hari
=
= 20.73 rim setiap kali untuk pemesanan
a) Re Order Point (ROP) untuk penetapan batas waktu pemesanan Penggunaan alat tulis kantor selama lead time
= 1.305 x 6 20.73
= 21,75 rim per hari
Jadi jumlah kebutuhan akan alat tulis kantor selama lead time untuk kertas HVS A4 80 gr adalah sebanyak 21,75 rim
b) Penetapan frekuensi pemesanan alat tulis kantor dapat dihitung sebagai berikut : = 1.305 20,73 = 63 kali pemesanan ROP/hari = RxL EDY R F= EOQ
c) Penetapan Interval Pemesanan
=
= 6 hari setiap kali melakukan pemesanan
d) Jumlah Total Biaya Ekonomi Per Tahun Adalah :
=
= Rp.105.741.383
=
= 105.741.383 Total Cost = Rp.211.482.765
Total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun adalah sebesar Rp.211.482.765 dimana ordering cost sama dengan carrying cost
Berdasarkan data hasil perhitungan diatas, penulis dapat menganalisa perhitungan pembelian ekonomis dalam jumlah, jadual dan total biaya
EOQ Z = x EDY R R Ordering Cost = x S EOQ EOQ Carrying Cost = xC 2
pembelian yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor. Maka didapat titik pemesanan optimum sebesar 20,73 rim setiap kali melakukan pemesanan.
Sementara penulis menganalisa dengan frekuensi pemesanan sebanyak 63 kali, ini akan menciptakan suatu keseimbangan antara biaya pemesanan sebesar Rp.105.741.383dengan biaya penyimpanan sebesar Rp.105.741.383dan total biaya sebesar Rp.211.482.765 maka ini akan tercipta titik pesan optimum.
c. Kertas Folio 80 gr
Kertas Folio 80 gr dengan jumlah titik pemesanan ekonomis setiap kali pemesanan dimana diketahui sebagai berikut:
1) Jumlah kebutuhan KertasKertas Folio 80 gr (R) tahun 2013 sebesar 1.255 rim
2) Biaya pemesanan (S) untuk setiap kali mengadakan pemesanan
3) Harga (P) Kertas HVS A4 80 gr per buah Rp.45.000 4) Biaya penyimpaan
5) EDY = 360 hari 6) Lead Time = hari
=
= 20,33 rim setiap kali untuk pemesanan
a) Re Order Point (ROP) untuk penetapan batas waktu pemesanan Penggunaan alat tulis kantor selama lead time
= 1.255 x 6 360
= 20,92 rim per hari
Jadi jumlah kebutuhan akan alat tulis kantor selama lead time untuk kertas HVS A4 80 gr adalah sebanyak 20,92 rim
b) Penetapan frekuensi pemesanan alat tulis kantor dapat dihitung sebagai berikut :
= 1.255 20,33
= 62 kali pemesanan
1. Penetapan Interval Pemesanan
=
= 6 hari setiap kali melakukan pemesanan ROP/hari = RxL EDY R F= EOQ EOQ Z = x EDY R
2. Jumlah Total Biaya Ekonomi Per Tahun Adalah : = = Rp.103.695.902 = = Rp.103.695.902 Total Cost = Rp. 207.391.803
Total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun adalah sebesar Rp.207.391.803 dimana ordering cost sama dengan carrying cost
Berdasarkan data hasil perhitungan diatas, penulis dapat menganalisa perhitungan pembelian ekonomis dalam jumlah, jadual dan total biaya pembelian yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor. Maka didapat titik pemesanan optimum sebesar 20,33 rim setiap kali melakukan pemesanan. Sementara penulis menganalisa dengan frekuensi pemesanan sebanyak 62 kali, ini akan menciptakan suatu keseimbangan antara biaya pemesanan sebesar Rp.103.695.902 dengan biaya penyimpanan sebesar Rp.103.695.902 dan total biaya sebesar Rp.207.391.803 maka ini akan tercipta titik pesan optimum.
R Ordering Cost = x S EOQ EOQ Carrying Cost = xC 2
ATK Harga
per unit R (Q) S C EOQ ROP F Z
Ordering Cost
Carrying
cost Total Cost Toner Printer 85 A 1,075,00 0 824 53,305,15 7 799,57 7 331.46 13.73 2 145 132,514,51 9 132,514,51 9 265,029,03 8 Kertas HVS A4 80 gr 40,000 1,305 53,305,15 7 799,57 7 417.13 21.75 3 115 166,765,07 9 166,765,07 9 333,530,15 8 Kertas F4 80 gr 45,000 1,255 53,305,15 7 799,57 7 409.06 20.92 3 117 163,539,14 4 163,539,14 4 327,078,28 9 Amplop Gaji dan Surat 20,000 1,510 53,305,15 7 799,57 7 448.70 25.17 3 107 179,385,91 2 179,385,91 2 358,771,82 3 Ordner 70 mm 32,000 1,440 53,305,15 7 799,57 7 438.18 24.00 3 110 175,178,62 1 175,178,62 1 350,357,24 3 Tissue 100gr 30,000 1,150 53,305,15 7 799,57 7 391.58 19.17 3 123 156,548,45 2 156,548,45 2 313,096,90 5 Stapler HD 10 25,000 130 53,305,15 7 799,57 7 131.66 2.17 1 365 52,634,625 52,634,625 105,269,25 0 Materai 6000 6,000 1,800 53,305,15 7 799,57 7 489.90 30.00 4 98 195,855,65 3 195,855,65 3 391,711,30 6 Map 90,000 TABEL 4.6
Clip No. 260 330 53,305,15 7 799,57 7 209.76 5.50 2 229 83,860,380 83,860,380 167,720,76 1 Plastik Poket Bantex 150,000 271 53,305,15 7 799,57 7 190.09 4.52 1 253 75,994,910 75,994,910 151,989,81 9 Post It Mark & Note 16,000 400 53,305,15 7 799,57 7 230.94 6.67 2 208 92,327,240 92,327,240 184,654,48 0
Ket: R
= Jumlah kebutuhan bahan (unit selama satu periode) Q = pesanan yang ekonomis
S = Biaya pemesanan setiap kali pesan P = Harga pembelian per unit
C = Biaya penyimpanan digudang L = Lead time (6 hari)
EDY = Jumlah hari kerja selama periode tertentu (360 hari) Biaya penyimpanan 15,991,547 Biaya pemesanan 1,066,103,139 Lead time (L) 6 EDY 360