• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini banyak industri yang mengalami perkembangan salah satunya adalah PT DI (Dirgantara Indonesia). Perusahaan ini merupakan satu-satunya badan usaha milik negara di Indonesia yang bergerak bidang pesawat terbang yang dulu kita kenal dengan nama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara). Produksi yang merupakan output dari perusahaan ini adalah produk pesawat yang utuh,

part pesawat, maupun alat bantu pembuatan pesawat yang dipesan melalui

beberapa customer tertentu. Saat ini PT Dirgantara Indonesia memproduksi tiga jenis produk diantaranya adalah pesawat Casa yang merupakan pesawat milik Spanyol, pesawat CN (Casa Nurtanio) yang merupakan pesawat gabungan antara Indonesia dengan Spanyol, dan terakhir adalah sub-contract yang meliputi bagian atau part pesawat Airbuss, Boeing, Bombardir, Super Puma dan alat bantu pembuatan pesawat (Ari, 2010).

PT. Dirgantara Indonesia akan melakukan produksi jika ada pesanan atau menurut tipe produksi sistem manufaktur disebut make to order (Ari, 2010). Tipe produksi tersebut dimulai dari customer terlebih dahulu melakukan pesanan yang kemudian dilanjutkan oleh perusahaan membuat produk pesananya. Pesanan customer dapat berupa part pesawat dan alat bantu pembuat pesawat. Untuk kontrak dengan pihak

customer mempunyai jangka waktu sekitar lima tahun. Akan tetapi proses

pengiriman produknya dalam satu tahun terjadi lima kali pengiriman atau sesuai dengan kesepakatan kontrak. Seperti asumsi banyak orang, hasil produksi dari perusahaan ini mempunyai bentuk yang spesifik antara satu produk dengan yang lain sehingga proses pembuatannya memerlukan aliran proses dan beberapa mesin khusus. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa proses produksi yang ada di PT Dirgantara Indonesia mempunyai aliran job shop.

Banyaknya job dengan spesifikasi khusus yang ada di perusahaan sering membuat penjadwalan mengalami masalah terutama pada produksi alat bantu pesawat atau yang disebut tool manufacturing services. Produk tool manufacturing service terdiri dari dua macam yaitu GSE dan alat bantu pembuatan part. GSE merupakan

(2)

2

salah satu produk detail yang digunakan sebagai alat bantu pesawat. Sedangkan contoh dari alat bantu pembuatan part dari produk tool manufacturing service ini adalah bushing, pin, bolt, jig, dan plate. Aliran proses dari pembuatan produk ini adalah job shop karena bentuknya spesifik sehingga memerlukan proses pembuatan yang khusus. Kedua jenis produk tersebut sangat di butuhkan dalam proses pembuatan pesawat. Terlebih lagi dengan produk alat bantu pembuatan

part, produk ini merupakan produk awal pembuatan pesawat sehingga bila

pembuatan produk ini telat maka pembuatan part pesawat juga akan mengalami keterlambatan.

Penjadwalan produksi tool manufacturing service yang ada sering mengalami masalah hal ini dapat dilihat dari banyaknya antrian dan output yang melebihi target terjadi pada mesin pembuat tool manufacturing service di Tool Machining

Shop. Rescheduling pada produksi tool manufacturing service dilakukan untuk

mengurangi keterlambatan pada produksi part pesawat juga. Perbandingan antara target job dengan kondisi aktualnya di Tool Machining Shop program Casa dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Dipilihnya program Casa karena hasil produksi di tool machining shop pada program Casa paling banyak yang tidak memenuhi target.

Tabel 1.1 Perbandingan target produk Casa dengan produk tercapai (Dokumen PT. Dirgantara Indonesia, 2010)

No Bulan Target Produk Produk Tercapai Produk Belum

Tercapai

1 Oktober 22 18 4

2 November 23 11 12

3 Desember 16 14 2

Pada Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa output produksi tool manufacturing

service tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Akan tetapi masalah

yang dihadapi bukan hanyasebatas output tidak memenuhi target saja. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa masalah yang harus dihadapi selain output yang tidak

(3)

3

memenuhi target juga banyaknya antrian yang harus dikerjakan di Tool

Machining Shop. Masalah yang terjadi di Tool Machining Shop dapat dipengaruhi

oleh pembuatan penjadwalan yang selama ini dibuat berdasarkan urutan prioritas. Penjadwalan produksi di Tool Machining Shop sering mengalami kendala untuk menentukan urutan prioritas terutama saat job datang secara tiba-tiba dengan kapasitas yang banyak. Dalam penelitian kali ini, penjadwalan yang akan dibuat berfungsi untuk menentukan urutan job tool manufacturing service pada Casa. Sehingga dalam hasil akhirnya mampu meminimasi makespan yang lebih kecil dari pada kondisi aktualnya. Minimalnya makespan tentunya juga akan mempengaruhi dalam proses pengiriman produk sehingga perusahaan dapat menghindari pinalti serta mampu meningkatkan daya saing perusahaan.

Jumlah job yang banyak sering membuat planner jenuh dalam menentukan urutan prioritas produksi dalam penjadwalan. Untuk itu diperlukan metode yang efektif untuk membuat penjadwalan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah algoritma genetika. Ada tiga keunggulan dari aplikasi Algoritma Genetika dalam proses optimasi, yaitu: (a) Algoritma Genetika tidak terlalu banyak memerlukan persyaratan matematika dalam penyelesaian proses optimasi. Algoritma Genetika dapat diaplikasikan pada beberapa jenis fungsi obyektif dengan beberapa fungsi pembatas baik berbentuk linier maupun non-linier; (b) Operasi evolusi dari Algoritma Genetika sangat efektif untuk mengobservasi posisi global secara acak; dan (c) Algoritma Genetika mempunyai fleksibilitas untuk diimplementasikan secara efisien pada problematika tertentu (Sanjoyo, 2006). Algoritma genetika mempunyai sifat random dalam pembangkitan populasinya maka perlu digunakan sebuah aplikasi untuk mengaplikasikanya. 1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah :

1. Bagaimana merancang penjadwalan job shop dengan menggunakan algoritma genetika pada pembuatan tool manufacturing service program casa pada PT. Dirgantara Indonesia?

2. Bagaimana hasil dari penjadwalan tool manufacturing service program casa yang telah dibuat dengan menggunakan algoritma genetika mampukah

(4)

4

meminimasi makespan bila dibandingkan dengan penjadwalan eksisting pada PT. Dirgantara Indonesia?

1.3 Tujuan

Tujuan dari adanya penilaian tersebut yang berkaitan dengan permasalahan adalah 1. Merancang penjadwalan job shop dengan menggunakan algoritma genetika pada pembuatan tool manufacturing service program casa pada PT. Dirgantara Indonesia.

2. Membuat penjadwalan tool manufacturing service program casa dengan menggunakan algoritma genetika yang mampu meminimasi makespan bila dibandingkan dengan penjadwalan eksisting pada PT. Dirgantara Indonesia. 1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil adalah :

1. Dapat membuat penjadwalan yang mampu mengurangi antrian tool

manufacturing service khususnya program casa pada PT. Dirgantara

Indonesia.

2. Dapat membuat penjadwalan tool manufacturing service program casa dengan

makespan terpendek sehingga nantinya dapat menghindari keterlambatan

dalam pembuatan tool manufacturing service menguntungkan bagi perusahaan.

3. Dapat membuat penjadwalan tool manufacturing service program casa yang

sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga perusahaan mampu

mengefisiensikan waktu, tenaga dan uang. 1.5 Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang didapat adalah :

1. Penjadwalan yang dibuat hanya terkait dengan penjadwalan tool

manufacturing service mempunyai beraneka variansi.

2. Bahan baku seperti besi, aluminium, plastik dan kayu dianggap tidak bermasalah atau selalu tersedia.

3. Order atau pesanan bersifat deterministik atau sudah pasti setelah diturunkan ke lantai produksi.

(5)

5

4. Proses operasi pada job shop Casa yang mempunyai urutan atau routing tertentu sudah dideskripsikan terlebih dahulu oleh planner sebelum diturunkan ke lantai produksi .

5. Waktu pelaksanaan penjadwalan tidak dipengaruhi oleh semua job shop Casa mempunyai due date yang sama.

6. Penjadwalan yang dilakukan tidak akan sampai tahap implementasi. 1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah dan asumsi pada perusahaan.

BAB II Dasar Teori

Membahas teori tentang penjadwalan dan job shop yang berhubungan dengan topik permasalahan yang ada. Kemudian bagian selanjutnya menghubungkan teori dan hasil penelitian yang ada dengan permasalahan yang sedang diteliti.

BAB III Metodologi Penelitian

Membahas tentang langkah-langkah yang digunakan dalam penyusunan penelitian tersebut. Salah satunya akan dijelaskan secara garis besar dengan menggunakan model konseptual dan kerangka tentang pemecahan masalah yang sedang diteliti di perusahaan. Kerangka tentang pemecahan masalah terdiri dari identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, studi literatur dan studi lapangan, pengumpulan data untuk pembuatan jadwal dan analisis sistem

eksisting, pembuatan penjadwalan baru.

BAB IV Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Dalam bab ini akan membahas tentang data apa yang akan diperlukan untuk membuat penjadwalan. Data yang telah diperoleh akan diinisialisasikan menjadi sebuah kode baru. Kode baru ini nantinya yang akan dijadikan inputan untuk diolah sebagai langkah pembuatan penjadwalan menggunakan algoritma genetika.

(6)

6 BAB V Analisis

Membahas tentang analisis eksisting dan usulan setelah melakukan pengolahan data yang disesuaikan dengan tujuan penjadwalan.

BAB VI Kesimpulan dan Saran

Menarik kesimpulan dari analisis yang didapat sekaligus menjawab dari tujuan yang ada. Menarik saran yang untuk perusahaan serta dapat dijadikan sebagai penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

pembiayaan tetep akan diberikan dengan jumlah pembiayaan di.. kurangi, hal ini tentunya akan berdampak kepada pihak BPRS Haji Miskin tersebut, yang mana nantinya

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Kemudian Anda juga harus menyatakan bahwa karena Anda mengajukan permohonan terhadap Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea

1.1 PERSIAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan sebagai seorang pengajar sebelum mengakses E-learning UPU diantaranya yaitu

Rencana ini menggambarkan arah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang sesuai dengan tugas