• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

KOMPILEK

[Vol 2, No. 2]

Hal. 84 - 161

Desember 2010

ISSN 2088-6268

Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi

HM. Pudjihardjo DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN TUNTUTAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA

Siti Sunrowiyati ANALISA PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LAPORAN KEUANGAN

Sandi Eka Suprajang PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN

Rony Ika Setiawan PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP

KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI POP MIE

Aris Sunandes PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR

Iwan Setya Putra PERANCANGAN SISTEM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BERBASIS

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENGENDALIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG EFEKTIF

Tedy Asprino LAPORAN DAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

Diterbitkan oleh:

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813779

Email : info@stieken.ac.id

(2)

iii

Vol.2, No. 2, Desember 2010 ISSN 2088-6268

JURNAL KOMPILEK

Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi

Daftar Isi:

HM. Pudjihardjo DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN TUNTUTAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA (Hal. 84 - 93)

Siti Sunrowiyati ANALISA PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LAPORAN KEUANGAN (Hal. 94 - 106)

Sandi Eka Suprajang PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN (Hal. 107 - 115)

Rony Ika Setiawan PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN

KONSUMEN DALAM MEMBELI POP MIE (Hal. 116 - 125)

Aris Sunandes PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP POLA

KONSUMSI MASYARAKAT DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR (HAL. 126 - 132)

Iwan Setya Putra PERANCANGAN SISTEM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENGENDALIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG EFEKTIF (HAL. 133 - 148)

Tedy Asprino LAPORAN DAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Hal. 149 - 161)

(3)

116

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI POP MIE (Studi Pada Konsumen di Kelurahaan Sananwetan Kota Blitar)

Rony Ika Setiawan

ABSTRAK : Pemasaran modern menuntut perusahaan untuk memasarkan produknya dengan baik, salah satunya adalah dengan merancang atribut produk dengan sebaik-baiknya. Atribut produk yang dibuat haruslah diorientasikan pada kebutuhan dan keinginan konsumen. Kemampuan manajemen untuk meletakkan posisi produk melalui atribut produk yang dimiliki secara tepat di pasar merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan suatu produk di pasaran. Penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah atribut produk tersebut mampu mempengaruhi keputusan konsumen, khususnya di Kelurahan Bendogrit Blitar dalam membeli mie sedap.

Variabel yang diangkat dalam penelitian ini adalah variabel bebas dimensi atribut produk (X) yang terdiri dari merek (X1), mutu (X2), kemasan (X3), dan rasa

(X4) serta variabel terikatnya adalah keputusan pembelian (Y). Untuk mengetahui

pengaruh atribut produk terhadap keputusan konsumen dengan cara menggali informasi dari para konsumen atau pengkonsumsi mie instan malalui pengisian angket atau kuisioner dan pertanyaan terbuka. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda (Multiple Regression) dengan uji hipotesis menggunakan uji t dan uji F. Populasi sebanyak 153 orang. Sampel sebanyak 110 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sample (sampel bertujuan). Karena untuk menghemat waktu, tenaga dan dana, maka sampel yang diambil adalah orang yang sudah kita kenal.

Berdasarkan hasil perhitungan yang terjadi, maka: (1) nilai a1 = 0,238; nilai t = 2,050 dan nilai signifikansi t = 0,043 SE = 16% membuktikan bahwa pengaruh variabel bebas X1 (merek) terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian)

signifikan atau dapat dipercaya, (2) nilai a2 = 0,220 ; nilai t = 2,090 dan nilai signifikansi t = 0,039 SE = 19,4% membuktikan bahwa pengaruh variabel bebas X2

(mutu) terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian) signifikan atau dapat dipercaya, (3) nilai a3 = 0,401 ; nilai t = 3,505 dan nilai signifikansi t = 0,001 SE =

23,9% membuktikan bahwa pengaruh variabel bebas X3 (kemasan) terhadap variabel

terikat Y (keputusan pembelian) signifikan atau dapat dipercaya, (4) nilai a4 = 0,498 ; nilai t = 5,117 dan nilai signifikansi t=0,000 SE = 32,3% membuktikan bahwa pengaruh variabel bebas X4 (rasa) terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian)

signifikan atau dapat dipercaya. Hasil perhitungan penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ada pengaruh yang signifikan antara merek (X1), mutu (X2), kemasan (X3), dan rasa (X4) secara parsial

dan simultan terhadap keputusan konsumen telah terbukti.

Kata kunci: atribut produk, keputusan konsumen.

A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang ini, tingkat persaingan dalam dunia pemasaran semakin meningkat. Semua ini didorong oleh kebutuhan dan keinginan konsumen yang semakin tinggi. Sehingga menimbulkan beraneka macam produk, baik barang ataupun jasa. Dengan melihat fenomena tersebut, produsen dituntut untuk melakukan berbagai strategi yang mampu menambah daya saing produknya dipasar.Dalam meluncurkan sebuah produk, produsen pasti mempunyai harapan agar produk tersebut dapat menarik perhatian konsumen. Oleh sebab itu, sebuah produk harus memiliki sesuatu yang membuat konsumen melirik, kemudian merasa tertarik dan akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut. Seorang produsen harus pintar dalam melihat peluang, karena ketatnya persaingan akan membuat produk yang akan dijual atau ditawarkan tidak laku dipasaran. Analisis tingkat pertumbuhan , trend penjualan, waktu perkenalan, banyaknya pesaing, praktek penentuan harga, dan

(4)

117

informasi keluar/masuknya pesaing merupakan hal-hal penting dalam memasarkan sebuah produk.

Untuk memenangkan persaingan, sebuah produk harus memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk lain. Untuk itu perlu diterapkan strategi pemasaran yang tepat guna mempertahankan dan memperluas pasar. Salah satu strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan adalah dengan menghasilkan produk mie instan yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dimana kelebihan produk ini tidak memerlukan waktu yang lama untuk memasak dan tidak perlu membuat bumbu karena telah tersedia dalam kemasannya. Untuk menghasilkan mie instan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, produsen perlu mengetahui perilaku konsumen dalam melakukan pembelian produk tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian adalah penampilan dari produk itu sendiri atau biasa disebut dengan atribut produk. Atribut produk tersebut meliputi: kualitas, merek, kemasan, harga dan label produk.

Karakteristik produk harus digambarkan dengan jelas, yang menekankan apa yang menjadikan produk tersebut lebih diminati daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh para pesaing. Salah satu cara untuk membedakan suatu merek dari para pesaingnya adalah dengan cirinya yang unik. (Cravens, 1996:14). Penentuan harga produk serupa yang dijual oleh para pesaing atau sejenisnya harus disebutkan karena harga akan mempengaruhi permintaan untuk suatu produk (Jeff Madura, 2001:17). Dalam penelitian ini peneliti juga memakai anak kost sebagai objek penelitiannya, karena banyak yang tidak memiliki waktu luang untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka. Misalnya saja terlambat atau tidak bisa keluar dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Peneliti juga memakai Pop Mie sebagai produk yang akan diteliti walaupun presentase pasarnya tidak sebesar produk mie lainnya karena selain rasa yang ditawarkan bervariasi dengan keunggulan yang dimiliki, produk ini juga sangat hemat, praktis dan ekonomis sehingga menarik minat mereka untuk mengkonsumsinya. Lokasi toko yang strategis (dekat dengan lingkungan kost) membuat pembelian produk ini akan dilakukan berulang-ulang. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kondisi atribut produk dan keputusan pembelian konsumen dalam membeli Pop Mie?

2. Bagaimanakah pengaruh atribut produk (merek, kualitas, kemasan, dan rasa) secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie?

3. Bagaimanakah pengaruh atribut produk (merek, kualitas, kemasan, dan rasa) secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie? 4. Variabel apakah yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan konsumen

dalam membeli Pop Mie? Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas dapat ditetapkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Kondisi atribut produk dan keputusan pembelian konsumen dalam membeli Pop Mie.

2. Pengaruh atribut produk (merek, kualitas, kemasan, dan rasa) secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

3. Pengaruh atribut produk (merek, kualitas, kemasan, dan rasa) secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

4. Variabel yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

B. TINJAUAN PUSTAKA Produk

Produk adalah salah satu aspek dalam bauran pemasaran yang merupakan elemen utama dan penting, dimana produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang dipasarkan hendaknya produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga dengan demikian maka konsumen akan merasa puas. Hanya dengan kepuasan konsumen itulah perusahaan

(5)

118

akan mendapatkan kauntungan. Jadi kepuasan konsumen haruslah menjadi dasar utama bagi perancangan strategi produk. Secara luas produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan (Kotler, 1998:5). Sebuah produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa, organisasi, tempat, orang dan ide (Cravens, 1996:3). Produk menurut Gitosudarmo (2002:67) adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (2001:346) produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Atribut Produk

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli (Gitosudarmo, 2002:81). Sedangkan menurut Tjiptono (1997:103) atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa atribut produk adalah segala sesuatu yang mencerminkan sifat atau karakteristik dari produk tersebut yang diperhatikan dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pembuatan keputusan.

Adapun atribut-atribut yang dapat ditampilkan dalam penelitian ini antara lain: a. Merek

Pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting dalam pemasaran. Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk (Sumarwan, 2002:303). Sedang menurut Kotler (2002:460) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Pada hakikatnya, merek mengidentifikasikan penjual atau pembuat. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol lain. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.

b. Mutu

Kualitas berarti kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan pelanggan atau keinginan pelanggan (Mc Carthy-Perreault, 1995:262). Sedangkan The American Society for Quality and the American National Standard Institute dalam Thoby Mutis-Vincent Gaspersz (2004:1-4) mendefinisikan kualitas sebagai ”The totality of features and characteristic of product or service that bear on its ability to satisfy a given need” (Keseluruhan fitur dan karakteristik yang ada pada produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan).

c. Kemasan

Pengemasan (packaging) melibatkan kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. Kemasan mungkin mencakup wadah utama produk, kemasan sekunder yang dibuang ketika produk akan digunakan, dan kemasan pengiriman yang diperlukan untuk menyimpan, mengidentifikasi, dan mengirimkan produk (Kotler & Armstrong, 2001:367). Sedangkan menurut Mc Carthy-Perreault (1995:285) pengepakan (packaging) mencakup mempromosikan dan melindungi produk. Pengepakan dapat membuat produk lebih nyaman untuk digunakan atau disimpan. Pengepakan dapat mencegah pembusukan, atau kerusakan. Pengepakan yang baik membuat produk lebih mudah diidentifikasi dan mempromosikan merek pada saat pembelian dan bahkan pada saat penggunaannya. Pengepakan juga memberikan informasi kepada para pelanggan dan variasi dalam pemgepakan dapat membuat produk lebih menarik bagi pasar target yang berbeda.

Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian 1. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Menurut Louden

(6)

119

dan Albert dalam Angipora (2002:119) perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang dan jasa (evaluasi memperoleh, menggunakan atau menentukan barang atau jasa). Sedangkan menurut Engel (1994:3) menyatakan bahwa perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

2. Tipe-tipe Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2003:292) menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu:

a. Pemecahan Masalah yang Diperluas

Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kriteria dalam menilai merek tertentu dan juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai masing-masing merek yang akan dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang diperluas biasanya dilakukan pada barang-barang mewah dan tahan lama seperti mobil, rumah, pakaian mahal, dan peralatan elektronik. Konsumen akan mengevaluasi setelah membeli dan menggunakan produk tersebut. Perasaan puas ataupun kecewa yang muncul terhadap produk tersebut akan tetap dikomunikasikan pada orang lain.

b. Pemecahan Masalah Terbatas

Konsumen memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Dalam hal ini konsumen belum memiliki referensi tentang merek tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara berbagai merek tersebut. Konsumen menyederhanakan proses pengambilan keputusan. Pembelian sebagian besar produk-produk di pasar swalayan dilakukan dengan tipe pengambilan keputusan.

c. Pemecahan Masalah Rutin

Proses pengambilan keputusan ini merupakan proses yang paling sederhana. Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Ia juga memilki standar untuk mengevaluasi merek. Konsumen sering kali mereview apa yang telah diketahuinya, sehingga hanya membutuhkan sedikit informasi. Tipe pembelian ini tercermin dalam pembelian mie instan, sabun mandi, dan produk sehari-hari yang lainnya.

3. Peran Pembeli

Dalam pelaksanaan pembelian setiap individu mempunyai peran yang berbeda seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2005:220-221), terdapat lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian, yaitu:

a. Pencetus: Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa.

b. Pemberi Pengaruh: Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

c. Pengambil Keputusan: Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian – apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.

d. Pembeli: Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

e. Pemakai: Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.

4. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Engel, et. al. (1995:794) dalam Sumarwan (2002:274) yang mengemukakan bahwa pengaruh situasi (situational influence) adalah pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek (produk atau merek).

a. Waktu

Waktu adalah faktor situasi penting lainnya yang mempengaruhi pembelian di toko. Waktu mempengaruhi produk yang dibeli konsumen. Pemilik toko harus menyadari bahwa permintaan produk sangat sensitif terhadap waktu. Berapa banyak waktu yang dimiliki konsumen untuk berbelanja akan mempengaruhi cara berbelanja. Konsumen yang memiliki waktu sedikit untuk berbelanja, mungkin lebih mengandalkan kepada pembelian ulang produk atau merek yang biasa dibeli atau dikonsumsinya. Waktu juga bisa dianggap sebagai sebuah produk. Banyak produk dikembangkan untuk menghemat waktu

(7)

120

konsumen, sehingga penghematan waktu sering dikomunikasikan sebagai atribut penting dari produk tersebut.

b. Harga

Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang masih berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Konsumen pun sangat sensitif terhadap harga. Kenaikan harga-harga sembilan bahan pokok atau produk-produk konsumen seringkali menimbulkan gejolak sosial dalam pemilihan produk.

c. Lokasi (Tempat)

Di mana seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Para pengelola toko selalu berusaha mencari lokasi toko yang sangat strategis, yang mudah terlihat dan terjangkau oleh konsumen. Lokasi toko sangat mempengaruhi keinginan seorang konsumen untuk datang dan berbelanja. Toko yang jauh dari jangkauan konsumen tidak akan diminati untuk dikunjungi.

d. Manfaat

Manfaat produk bagi konsumen yang menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut. Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi, harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen.

Menurut Angipora (2002:161), manfaat suatu merek lebih dari serangkaian atribut, karena yang dibeli oleh konsumen sesungguhnya adalah manfaat bukannya atribut. Atribut hanya diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

5. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut:

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan (need recognition) pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Secara internal, beberapa kejadian umum menyebabkan pengenalan masalah. Secara eksternal, pembeli mungkin mendapatkan ide baru di pameran dagang, melihat iklan, atau menerima telepon dari wiraniaga yang menawarkan produk yang lebih baik atau harga yang lebih rendah.

b. Pencarian Informasi

Tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Jika dorongan konsumen begitu kuatnya dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhannya dalan ingatan atau melakukan pencarian informasi (information search) yang berkaitan dengan kebutuhan tersebut.

c. Evaluasi Alternatif

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Sumarwan (2002:301) menyatakan bahwa evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

d. Keputusan Membeli

Menurut Nugroho (2003:16-19) menyatakan bahwa pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang telah terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan

(8)

121

membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: (1) intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen. (2) motivasi konsumen untuk memenuhi keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain

e. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.

6. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Dalam membuat keputusan pembelian, seorang konsumen tentunya akan membeli suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah atribut produk. Dari berbagai atribut yang ditampilkan oleh produsen untuk mempengaruhi konsumen tersebut sebenarnya tidak seluruh atribut itu akan dipertimbangkan oleh konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tertentu. Gitosudarmo (1995:193) menegaskan bahwa pada umumnya konsumen hanya akan mempertimbangkan antara 2 sampai 5 atribut saja dalam mengambil keputusan untuk membelinya. Hal ini disebabkan kapasitas atau daya fikir manusia pada umumnya hanya akan mampu untuk mempertimbangkan 2 sampai 5 faktor saja dalam memikirkan sesuatu.

Hipotesis Penelitian

Arikunto (2002:64) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (Ho). Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara atribut produk secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara atribut produk secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

Adapun penjabaran dari Hipotesis tersebut di atas adalah:

H1: Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara atribut produk (merek,

kualitas, kemasan, dan rasa) secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

H2: Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara atribut produk

(merek, kualitas, kemasan, dan rasa) secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

C. METODE PENELITIAN

Ditinjau dari tingkat penjelasannya, penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Sugiyono (2002:11) mendefinisikan ”penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Dalam penelitian pasti ada subjek yang diteliti. Arikunto (2002:108) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak kost yang berjumlah 153. Cara pengambilan sampel penelitian ini dapat dilakukan dengan teknik purposive sample atau sampel bertujuan. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Umar (2001:77) mengemukakan bahwa untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi terdapat bermacam-macam cara yang dikemukakan para ahli. Dengan menggunakan rumus Slovin maka diperoleh sampel sebanyak 110.

(9)

122

D. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pengaruh Merek Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Pop Mie Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai b1 = 0,238; β = 0,163; pengujian

nilai t hitung = 2,050 dan signifikansi t-nya = 0,043. Dengan tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 5%, maka hal ini menunjukkan signifikansi t lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan. Dengan hasil itu Ha yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk yang berupa merek terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie diterima kebenarannya, sedangkan Ho yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk yang berupa merek terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie ditolak kebenarannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara merek terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie. Secara rinci hasil analisis pengaruh merek terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dilihat pada lampiran.

Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Pop Mie Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai b1 = 0,220; β = 0,168;

pengujian nilai t hitung = 2,090 dan signifikansi t-nya = 0,039. Dengan tingkat

signifikansi yang digunakan sebesar 5%, maka hal ini menunjukkan signifikansi t lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan. Dengan hasil itu Ha yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk yang berupa kemasan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie diterima kebenarannya, sedangkan Ho yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk yang berupa kemasan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie ditolak kebenarannya.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemasan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie. Secara rinci hasil analisis pengaruh kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dilihat pada lampiran.

Pengaruh Rasa Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Pop Mie

Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai b1 = 0,401; β = 0,269; pengujian

nilai t hitung = 3,505 dan signifikansi t-nya = 0,001. Dengan tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 5%, maka hal ini menunjukkan signifikansi t lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan. Dengan hasil itu Ha yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk yang berupa rasa terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie diterima kebenarannya, sedangkan Ho yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk yang berupa rasa terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie ditolak kebenarannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara rasa terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie. Secara rinci hasil analisis pengaruh rasa terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dilihat pada lampiran.

Pengaruh Mutu Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Pop Mie Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai b1 = 0,498; β = 0,393; pengujian

nilai t hitung = 5,117 dan signifikansi t-nya = 0,000. Dengan tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 5%, maka hal ini menunjukkan signifikansi t lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan. Dengan hasil itu Ha yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk yang berupa mutu terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie diterima kebenarannya, sedangkan Ho yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk yang berupa mutu terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie ditolak kebenarannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara mutu terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie. Secara rinci hasil analisis pengaruh mutu terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dilihat pada lampiran.

Pengaruh Atribut Produk (Merek, Kualitas, Kemasan, dan Rasa) Secara Simultan Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Pop Mie.

Pengaruh secara simultan atribut produk yang terdiri dari merek, kemasan, rasa dan mutu terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie dapat dilihat sebagaimana pada lampiran yang secara ringkas disajikan pada tabel 6 berikut ini:

(10)

123

Ringkasan Hasil Analisis Data Pengaruh Secara Simultan Atribut Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Pop Mie

Variabel

Bebas Variabel Terikat F hitung Sig Hipotesis Merek Kemasan Rasa Mutu Keputusan Pembelian 25,634 0,000 H0 ditolak Konstanta = 3,277 R2 = 0,494 α = 0,05

Berdasarkan pada hasil analisis data yang dilakukan ternyata memperoleh hasil nilai b1

= 0,238; b2 = 0,220; b3 = 0,401; b4 = 0,498. Pengujian nilai F = 25,634 dan dari nilai

signifikansi yang dipergunakan sebesar 5%, maka nilai signifikansi dari F sebesar 0,000 adalah lebih kecil dari pada tingkat signifikansi yang dipergunakan 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut maka Ha yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara atribut produk (merek, kemasan, rasa dan mutu) terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie diterima, sedangkan Ho yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara atribut produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie ditolak.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa R2 (R Square) = 0,494. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara simultan atribut produk (merek, kemasan, rasa dan mutu) mempunyai pengaruh sebesar 49,4% terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie. Sedangkan 50,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Disamping itu dari hasil analisis tersebut dapat diketahui fungsi regresi ganda yang dituliskan sebagai berikut:

Y = K + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y = 3,277 + 0,238 X1 + 0,220 X2 + 0,401 X3 + 0,498 X4 + 4,018

Dapat diketahui jika koefisien regresi merek (X1) berubah satu satuan, maka

keputusan pembelian (Y) juga akan berubah sebesar 0,238 satuan dengan asumsi X2,

X3, dan X4 konstan. Jika koefisien regresi kemasan (X2) berubah satu satuan, maka

keputusan pembelian (Y) juga akan berubah sebesar 0,220 satuan dengan asumsi X1,

X3, dan X4 konstan. Jika koefisien regresi rasa (X3) berubah satu satuan, maka

keputusan pembelian (Y) juga akan berubah sebesar 0,401 satuan dengan asumsi X1,

X2, dan X4 konstan. Jika koefisien regresi mutu (X4) berubah satu satuan, maka

keputusan pembelian (Y) juga akan berubah sebesar 0,498 satuan dengan asumsi X1,

X2, dan X3 konstan.

Atribut Produk yang Paling Berpengaruh Dominan Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Pop Mie

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan besar nilai β1 =

0,400; β2 = 0,441; β3 = 0,489 dan β4 = 0,568. Dari besar nilai β yang diperoleh

masing-masing variabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai β4 dari variabel mutu

(X4) merupakan salah satu sub variabel dari atribut produk yang mempunyai pengaruh

paling signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y) yaitu sebesar 0,568. Sedangkan sub variabel atribut produk yang memiliki pengaruh paling rendah terhadap variabel keputusan pembelian (Y) adalah variabel merek (X1) dengan nilai β

sebesar 0,400.

Disamping hal tersebut terdapat faktor yang memiliki pengaruh paling tinggi jika dilihat berdasarkan besar signifikansi t yang didapatkan. Semakin kecil nilai signifikansi t yang didapat kurang dari 0,05 maka faktor tersebut yang berpengaruh paling kuat terhadap keputusan pembelian konsumen. Dari besar nilai t tang diperoleh dapat diketahui bahwa besar signifikansi t mutu produk (X4) menunjukkan nilai 0,000

dan lebih kecil diantara faktor atribut produk yang lain yaitu variabel merek (X1)

sebesar 0,043; kemasan (X2) sebesar 0,039 dan rasa (X3) sebesar 0,001.

Selain itu, dari hasil nilai koefisien korelasi parsial akan diperoleh sumbangan masing-masing variabel, baik sumbangan efektif maupun sumbangan relatif. Sumbangan efektif dan sumbangan relatif masing-masing variabel tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

(11)

124

Distribusi Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif Tiap Variabel Bebas Variabel Koefisien

Parsial (r) r

2 Sumbangan

Efektif (SE) Sumbangan Relatif (SR)

Merek (X1) 0,400 0,16 16 % 17,47 %

Kemasan (X2) 0,441 0,194 19,4 % 21,18 %

Rasa (X3) 0,489 0,239 23,9 % 26,09 %

Mutu (X4) 0,568 0,323 32,3 % 35,26 %

Dari tabel di atas tersebut dapat diketahui bahwa variabel bebas dimensi atribut produk yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie adalah mutu (X4). Karena sumbangan efektif (SE) sebesar

32,3% dan sumbangan relatif (SR) sebesar 35,26%.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dari penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai b1 = 0,238; β = 0,163; pengujian

nilai t hitung = 2,050 dan signifikansi t-nya = 0,043. Berdasarkan hasil uji

hipotesis dan penjelasan pada bab V, menunjukkan bahwa secara parsial variabel merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

2. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai b1 = 0,220; β = 0,168; pengujian

nilai t hitung = 2,090 dan signifikansi t-nya = 0,039. Berdasarkan hasil uji

hipotesis dan penjelasan pada bab V, menunjukkan bahwa secara parsial variabel kemasan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai b1 = 0,401; β = 0,269; pengujian

nilai t hitung = 3,505 dan signifikansi t-nya = 0,001. Berdasarkan hasil uji

hipotesis dan penjelasan pada bab V, menunjukkan bahwa secara parsial variabel rasa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

4. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai b1 = 0,498; β = 0,393; pengujian

nilai t hitung = 5,117 dan signifikansi t-nya = 0,000. Berdasarkan hasil uji

hipotesis dan penjelasan pada bab V, menunjukkan bahwa secara parsial variabel mutu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

5. Hasil analisis data yang dilakukan bahwa hasil nilai b1 = 0,238; b2 = 0,220; b3

= 0,401; b4 = 0,498. Pengujian nilai F = 25,634 dan nilai signifikansi dari F

sebesar 0,000. Berdasarkan hasil uji hipotesis dan penjelasan pada bab V, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara atribut produk (merek, kemasan, rasa, mutu) secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie.

6. Dari hasil uji regresi secara parsial dapat diketahui bahwa variabel mutu memiliki sumbangan efektif paling besar yaitu sebesar 32,3% dan sumbangan relatif sebesar 35,26% . Selain itu dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai beta (β4) sebesar 0,393. Nilai tersebut merupakan

tertinggi diantara faktor atribut produk yang lain, sehingga mutu suatu produk merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli Pop Mie dengan signifikansi t sebesar 0,000.

(12)

125

DAFTAR PUSTAKA

Angipora, Marius P. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Engel, J. K. Blackwell, R. D. Miniard, P. W. 1993. Perilaku Konsumen. Terjemahan oleh Budijanto. 1995. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran I. Terjemahan oleh Hendra Teguh dan Ronny, A. Rusli, Surakarta: PT Pabelan.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran II. Terjemahan oleh Hendra Teguh dan Ronny, A. Rusli, Surakarta: PT Pabelan.

Kotler, P. & Armstrong, G. Tanpa tahun. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi: Kedelapan Jilid 2. Terjemahan oleh Damos Sihombing. 2001. Jakarta: Penerbit Erlangga.

McCarthy, E Jerome dan William D. Perreault. 1995. Intisari Pemasaran. Terjemahan oleh Agus Maulana, Jakarta: Binarupa Aksara.

Pradipta. 2007. Microsoft Excel 2007: Mengolah Beragam Data Bisnis dan Perkantoran. Jakarta: Penerbit Salemba Infotek.

Stanton, William Jr. 1986. Prinsip Pemasaran II. Terjemahan oleh Sadu Sundaru. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Tjiptono, F., 1997, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Ofset.

Umar, H. 2001. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian ini adalah R and D (Research and Development) dengan mengacu pada model Borg dan Gall yang disederhanakan. Hasil Kelayakan e -book

Bila terbukti TB maka pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu. pengobatan yang

Dari hasil regresi diketahui bahwa besarnya nilai thitung variabel reformasi administrasi perpajakan sebesar 2,962 sedangkan besarnya nilai ttabel dengan tingkat keyakinan 99% atau

Dilakukan bila sudah transfusi berulang dan hasil skirining orang tua sesuai dengan pembawa sifat thalassemia atau hasil pemeriksaan esensial tidak esensial tidak khas (umumnya

() : “ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! &amp;oba sebutkan / cara yang telah kita latih untuk

Dengan tambahan dana yang dipohon, kami harap dapat meningkatkan jualan hidup dan daging segar serta meneruskan perancangan untuk jualan masakan, jualan baja dan hasilan

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions.. Start

• Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang men galir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan tinggi pada