• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik pada Kelas IV MI/SD Kecamatan Ciputat Kota tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik pada Kelas IV MI/SD Kecamatan Ciputat Kota tangerang Selatan"

Copied!
246
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh Nurhayati NIM. 1113018300040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurhayati

NIM : 1113018300040

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Judul Skripsi : Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik pada Kelas IV MI/SD Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan

Dosen Pembimbing : 1. Asep Ediana Latip, M.Pd. 2. Anis Fuadah. Z., M.Pd.I.

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar karya saya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian munaqasah.

Jakarta, 30 Mei 2017 Mahasiswa Ybs.

Nurhayati

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul “Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik pada Kelas IV MI/SD DI Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatul Juni lah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah, pada tanggal 19 Juni 2017 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtiadiyah (PGMI).

Jakarta, 21 Juni 2017

Panitia Ujian Munaqosah Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. Khalimi, M.A.

NIP. 19650515 199403 1 006 ___________ ___________ Sekretaris Jurusan/Program Studi

Asep Ediana Latip, M.Pd.

NIP. 19810623 200912 1 003 ___________ ___________

Penguji I

Dr. Khalimi, M.A.

NIP. 19650515 199403 1 006 ___________ ___________

Penguji II

Dr. Fidrayani, M.Pd.

NIP. 19760207 201503 2 001 ___________ ___________

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(5)

MOTTO

“Everything what you give, you’ll get it back. Either it is in a good way or vice versa. Allah is fair”

(6)

Nurhayati (1113018300040) Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 pada Kelas IV MI/SD di Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan

ABSTRAK

Kurangnya pemanfaatan buku teks tematik guru dan siswa sebagai sarana pembelajaran dan kesulitan siswa dalam menggunakan buku tematik sebagai pedoman membuat peneliti terinspirasi melakukan penelitian tentang Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik pada Kelas IV MI/SD Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan buku teks tematik guru dan siswa dalam pembelajaran tematik pada kelas IV MI/SD kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini diambil menggunakan instrumen analisis dokumen, observasi, dan angket. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan metode triangulasi.

Hasil penelitian diketahui bahwa, penggunaan buku teks tematik guru dan siswa di SD/MI kecamatan Ciputat kota Tangerang Selatan sudah efektif dalam kriteria cukup. Dikatakan cukup karena penggunaan buku teks tematik guru dilihat pada penyusunan RPP menunjukan keefektifan 68,5%, pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) menunjukan keefektifan 65,9%, dan respon guru menunjukan keefektifan 84,5%. Buku teks tematik guru digunakan sesuai dengan kegunaan yaitu membantu guru dalam menyusun RPP dan sebagai pedoman dalam menggunakan buku siswa. Di samping itu, penggunaan buku teks tematik siswa dikatakan cukup, dilihat pada pelaksanaan KBM menunjukan keefektifan 70,2% dan respon siswa menunjukan keefektifan 77%. Buku teks tematik siswa digunakan sesuai dengan kegunaan yaitu membantu siswa belajar secara mandiri, membuat kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan, dan mudahkan siswa dalam belajar.

Untuk perbaikan dan penelitian selanjutnya, saran yang dapat diberikan adalah diperlukan adanya pelatihan terhadap pendidik bagaimana cara mengembangkan serta memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar terutama buku tematik guru dan siswa. Serta guru mampu memaksimalkan lagi pemanfaatan buku tematik dengan baik serta lebih mengefektifkan pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik pada Kelas IV MI/SD di Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan” dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun akademik 2016/207.

Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dukungan fasilitas.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dukungan fasilitas.

3. Dr. Khalimi, M.A., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi dan arahan.

4. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi 1 dan Anis Fuadah Z., M.Pd.I., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi 2 yang telah menjadi sahabat, memberikan waktu, pengarahan, bimbingan, kritik, dan masukan kepada penulis yang mendukung untuk terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 5. Bapak dan ibu Dosen PGMI FITK UIN Jakarta yang telah membekali ilmu

(8)

6. Kepala sekolah yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian, Bapak dan Ibu guru, serta siswa-siswi di MIN I Ciputat, MIS Pembangunan UIN Jakarta, SDN Ciputat VI, dan SDS Dua Mei yang telah membantu penelitian. 7. Kakak dan adikku tercinta (Mas Robby, Teteh Dewi, dan Dede Nita) yang

telah memberikan doa dan dukungannya.

8. Sahabat terbaik, Bang “L” yang telah memberikan semangat dalam suka dan duka.

9. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebut satu persatu yang selalu membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah swt memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.

Semoga Allah swt memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Almarhum Bapak yang selalu ku rindukan.

2. Ibu tercinta yang selalu sabar membimbingku menghadapi kehidupan. 3. Almamater yang ku banggakan.

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

SURAT PERNYATAAN... ii

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Kajian Teoritis ... 8

1. Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa ... 8

2. Pembelajaran Tematik ... 18

B. Kerangka Berpikir ... 29

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 34

A. Tempat dan waktu ... 34

B. Metode Penelitian ... 34

C. Teknik Pengumpulan Data ... 35

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 37

E. Teknik Analisis Data ... 39

F. Instrumen ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Deskripsi Data ... 42

1. Lokasi Penelitian ... 42

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan ... 64

1. Pemanfaatan Buku Tematik Guru Dilihat dari RPP ... 66

(10)

3. Pemanfaatan Buku Tematik Siswa Dilihat dari KBM ... 69

4. Pemanfaatan Buku Tematik Guru Dilihat dari Respon Guru ... 70

5. Pemanfaatan Buku Tematik Siswa Dilihat dari Respon Siswa 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Hasil Penelitian 1 ... 31

Tabel 2.2. Hasil Penelitian 2 ... 32

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian... 34

Tabel 3.2. Presentase Hasil Observasi dalam KBM ... 37

Tabel 3.3. Rentang Penilaian Analisis Buku Teks Tematik Guru dan Siswa ... 38

Tabel 3.4. Rentang Efektivitas pemanfaatan Buku Guru Dilihat dari RPP ... 38

Tabel 3.5. Rentang Efektivitas pemanfaatan Buku dan Siswa Dilihat dari Pendapat Guru dan Siswa ... 38

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Pedoman Observasi ... 41

Tabel 3.7. Kisi-Kisi Pedoman Analisis Dokumen ... 42

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP

1. MIN I Ciputat ... 79

2. MIS Pembangunan ... 85

3. SDN Ciputat VI ... 89

4. SDS Dua Mei ... 92

Lampiran 2 Instrumen Penelitian 1. Instrumen Analisis Dokumen ... 98

2. Instrumen Observasi... 99

3. Instrumen Angket ... 104

Lampiran 3 Hasil Analisis Dokumen 1. Analisis Buku Tematik Guru ... 106

2. Analisis Buku Teks Tematik Siswa ... 110

3. Analisis RPP... 116

Lampiran 4 Hasil Observasi 1. MIN 1 Ciputat ... 122

2. MIS Pembangunan ... 127

3. SDN Ciputat VI ... 131

4. SDS Dua Mei ... 136

Lampiran 5 Hasil Angket ... 141

Lampiran 6 Reduksi, Penyajian Data dan Kesimpulan ... 152

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.1 Berdasarkan asumsi tersebut, maka seorang pembelajar yang ingin mendapatkan pengetahuan tentu melibatkan unsur kejiwaan, terutama sekali terkait proses dalam memahami sesuatu. Belajar bukan hanya sekadar menerima ilmu tetapi juga memahami konsep. Allah berfirman:

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka

dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah) dan Sesungguhnya

mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (Qs. Al-Jumu’ah:

2).2 Ayat di atas memaparkan bahwa seorang pengajar harus benar-benar mengajarkan ilmu yang mereka miliki kepada anak didiknya sehingga mereka dapat merasakan manfaat belajar itu sendiri. Pengajar harus memahami bagaimana cara mengimplementasikan pembelajaran dan berbagai faktor pendukungnya agar ilmu yang disampaikan benar-benar bermanfaat bagi siswa. Salah satu model pembelajaran yang saat ini diterapkan oleh pemerintah Indonesia guna mewujudkan pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran tematik (terpadu).

Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 menuliskan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Adapun tujuan pendidikan nasional adalah “berkembangnya potensi peserta didik

1

Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 1.

2

Sihab, M Quraish, Tafsir al-Lubab, (Ciputat: Lentera Hati, 2012), h. 263.

(15)

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”3

Salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan saat ini di sekolah adalah pembelajaran tematik, yaitu pembelajaran yang didasarkan pada sebuah tema sentral sebagai pengait beberapa mata pelajaran yang diajarkan atau dengan kata lain pembelajaran tematik mengaitkan beberapa pembelajaran dalam satu tema.4 Pengaitan beberapa pelajaran kedalam sebuah tema bukan merupakan hal yang bisa diterapkan sembarangan, mata pelajaran yang akan dikaitkan harus benar-benar berhubungan antara satu sama lain sehingga tercipta tema yang masuk akal dan dapat mudah diterima oleh siswa.

Udin S. Sa’ud memaparkan pada harian Pikiran Rakyat 23 Mei 1997 ada tiga alasan mendasar pentingnya pembelajaran terpadu yang merupakan pengembangan dari pengajaran tematik (thematic teaching). Salah satu alasan tersebut adalah dari sisi psikologis anak. Kondisi perkembangan intelegensi, fisik, dan sosio-emosional anak tumbuh berkembang secara terpadu pada usia 0-12 tahun. Oleh karena itu, pembelajaran secara integral (terpadu) merupakan strategi yang efektif dalam membantu mengembangkan potensi anak usia MI/SD.5

Ibnu Hajar menjelaskan ada beberapa konsekuensi penerapan pembelajaran tematik pada kurikulum 2013, konsekuensi tersebut meliputi empat poin penting salah satunya adalah kegiatan belajar mengacu pada kurikulum integratif harus menggunakan berbagai sumber belajar, baik yang didesain secara khusus untuk kebutuhan pembelajaran (by design) seperti buku dan LKS (Lembar Kerja Siswa), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization) seperti makhluk hidup dan keadaan lingkungan serta buku ajar yang selama ini telah ditetapkan dan dijalankan. Namun, guru dapat menggunakan buku lain bahkan mengembangkan bahan ajar yang disebutkan di

3

Tim penyusun, Undang-Undang Standar Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. 4

Yanti Herlanti, Pembedlajaran Tematik (Mennggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013), (Jakarta: UIN Press, 2015), h.6.

5

(16)

atas sesuai dengan materi yang dibutuhkan, tentu hal ini menuntut keterampilan dan ilmu dari pengajar itu sendiri.6 Orodho, Waweru, Ndichu, dan Nthinguri berpendapat bahwa tantangan ketersediaan dan kecukupan sumber belajar ditemukan memengaruhi efektivitas guru dalam penggunaan metode pengajaran serta fokus pada pembelajar individu, maka pembinaan disiplin dan pencapaian yang baik perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil akademik siswa yang baik.7

Beberapa pendapat tersebut memaparkan bahwa kegiatan pembelajaran harus menggunakan berbagai sumber belajar salah satunya adalah sumber belajar yang didesain secara khusus untuk pembelajaran tematik. Sumber belajar tersebut adalah buku teks tematik guru dan siswa untuk MI/SD yang dikeluarkan oleh kementrian pendidikan yang menjadi sumber belajar resmi pada kurikulum 2013 maupun dari penerbit lain. Buku tersebut berisi pedoman kegiatan yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran tematik dan dikemas dalam sebuah tema utama yang diangkat dari kehidupan alam dan sosial siswa, di dalamnya sudah terdapat beberapa mata pelajaran yang diintregasikan serta dipetakan ke dalam sebuah sub-bab yang nantinya akan dipelajari siswa.

Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian menjadi hal penting untuk mengetahui hasil yang diberikan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam mengembangkan potensi anak melalui pembelajaran di sekolah. Proses tersebut bisa terjadi dengan baik jika ada sarana dan prasarana belajar yang bisa diandalkan oleh guru dan menampung potensi integral yang ada dalam diri siswa agar proses pembelajaran bermakna. Pada kegiatan perencanaan, guru harus memetakan kompetensi dasar kedalam beberapa indikator dan menurunkannya menjadi tujuan pembelajaran, perencanaan tentu harus dilakukan dengan baik agar guru dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

SK (Standar Kompetensi), KI (Kompetensi Inti), dan KD (Kompetensi Dasar), telah jelas dicantumkan dalam buku tematik guru, hal ini memudahkan

6

Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), h. 122.

7

(17)

guru dalam membuat RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Selain itu, dalam buku juga tercantum rubrik penilaian yang dapat digunakan sesuai dengan kriteria penilaian pembelajaran tematik yang dibutuhkan pada sebuah pembelajaran begitu pula dalam kegiatan pelaksanaan, dalam kurikulum 2013 kebanyakan pembelajaran menggunakan media atau alat peraga yang menarik karena sesuai dengan karakteristiknya yaitu kreatif dan menyenangkan. Buku guru memfasilitasi perencanaan minimal untuk digunakan oleh guru, yang seharusnya dikembangkan kembali guna mencapai hasil yang terbaik. Dari fasilitas-fasilitas tersebut, amatlah penting bagi guru untuk memaksimalkannya guna mencapai pembelajaran yang efektif.

Sama seperti buku guru, kegiatan pembelajaran dan materi yang tercantum dalam buku siswa tidak seharusnya digunakan begitu saja oleh guru, guru harus menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan kondisi atau tempat dimana pembelajaran tersebut dilaksanakan dan mencari referensi materi lain guna mendukung kegiatan pembelajaran. Penyesuaian kondisi tersebut juga harus diimbangi dengan karakteristik pembelajaran tematik yang menuntut siswa aktif dan kreatif. Bukan hanya menjadikan pembelajaran lebih menarik, materi dan latihan soal, serta kegiatan lainnya dibuat untuk membantu dan memudahkan siswa dalam belajar, memberikan fasilitas siswa agar dapat belajar mandiri. Konten yang terkandung dalam buku siswa tersebut sesuai dengan karakteristik penilaian tematik.8 Penilaian ini mengukur semua kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).

Buku tematik guru dan siswa tidak begitu saja menjadikan pembelajaran menarik, pengajar berperan penting dalam menciptakan pembelajaran menarik namun pada praktiknya, pengajar jarang sekali menggunakan buku tematik guru dan siswa dan tidak memaksimalkan pemakaian buku guru dan buku siswa dengan fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya serta pembelajaran tematik yang dilakukan di MI/SD masih terkesan teacher centre dengan guru sebagai pusat pembelajarannya, siswa pun masih merasa kesulitan dalam memahami dan

8

(18)

menggunakan buku siswa sebagai pedoman belajarnya. Padahal, ada banyak sekali yang dapat dilakukan guru guna menciptakan PAKEM. PAKEM (Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.9 Melihat fasilitas yang ada di dalam buku teks tematik guru dan siswa, sangat mungkin guru mengembangkannya agar dapat menciptakan pembelajaran yang bermanfaat.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas latar belakang di atas dengan judul Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik pada Kelas IV MI/SD Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan. Penelitian ini menganalisis bagaimana pemanfaatan buku tematik guru dan siswa dalam pembelajaran tematik. Karena, buku tematik siswa dan guru merupakan pedoman utama pada pelaksanaan pembelajaran tematik siswa SD/MI dalam kurikulum 2013.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang diambil dari latar belakang di atas di antaranya adalah:

a. Pembelajaran yang dilakukan masih belum menggunakan buku teks tematik guru dan siswa secara maksimal.

b. Susunan perencanaan pembelajaran yang tercantum dalam buku guru belum digunakan secara maksimal.

c. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang memperhatikan keterpakaian buku guru dan buku siswa.

d. Kegiatan pembelajaran belum mencerminkan pembelajaran PAKEM. e. Buku siswa belum dimanfaatkan secara optimal.

f. Siswa kesulitan dalam menggunakan buku siswa.

9

(19)

2. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penelitian agar lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud dari latar belakang di atas. Penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai berikut: a. Buku teks tematik guru yaitu pedoman guru yang berisi pedoman

pembelajaran layak dalam kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013.

b. Buku teks tematik siswa, yaitu buku yang berisi materi pelajaran dan latihan soal yang dapat digunakan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada kuri kulum 2013.

c. Pembelajaran tematik, yaitu proses interaksi antara siswa, guru, dan sumber belajar dengan mengorganisasi beberapa mata pelajaran yang dituangkan ke dalam tema sentral.

d. Kelas IV MI/SD di kecamatan Ciputat kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2016/2017.

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari pembatasan masalah di atas adalah “Bagaimana pemanfaatan buku teks tematik guru dan siswa dalam pembelajaran tematik pada kelas IV MI/SD di kecamatan Ciputat kota Tangerang Selatan?”

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik pemanfaatan buku teks tematik guru dan siswa dalam pembelajaran tematik pada kelas IV MI/SD di Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.

2. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah a. Teoretis:

(20)

b. Praktis:

1) Bagi guru, memberikan gambaran keefektifan pembelajaran tematik dengan penggunaan sumber belajar buku guru dan buku siswa.

(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritis

1. Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa a. Buku Teks Tematik Guru

Guru dapat menggunakan berbagai sumber untuk membuat pembelajaran lebih bermakna dan membuat siswa bertanya mengenai pembelajaran, berpikir kritis sesuai dengan situasi dunia nyata yang berkaitan dengan pendidikan.10 Wina Sanjaya mangatakan, “Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar”11

Buku merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang pengarang yang dapat digunakan sebagai sumber belajar, buku memberikan informasi faktual tentang suatu disiplin ilmu dan menjelaskan atau memperkenalkan isinya kepada setiap pembaca dalam gambaran yang umum.12

Buku adalah salah satu bentuk karya tulis ilmiah, Avip menjelaskan bahwa bahasa dalam tulisan ilmiah harus memperhatikan beberapa cara penulisan yaitu 1) Pungtuasi atau penggunaan tanda baca, 2) Diksi atau pemilihan kata diantaranya makna kata, dialek, idiom, istilah, dankosa kata, 3) Kalimat efektif.13 seperti yang disebutkan oleh Permendiknas RI No. 2 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 3.

10

Yvonne J. John, A “New” Thematic, Integrated Curriculum for Primary Schools of Trinidad and Tobago: A Paradigm Shift, International Journal of Higher Education, Vol. 4, 2015, p. 277.

11

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Pembelajaran, cet. ke-4, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), h. 228.

12

Madyo Ekosusilo dan Bambang Triyanto, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, cet. Ke-2 (Semarang: Dahara Prize, 1995), h.18.

13

Avip Syaefullah, Prinsip Dasar Penyusunan & Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 13.

(22)

”Buku teks pelajaran dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.”14

Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas, buku teks tematik guru adalah karya tulis yang disusun secara khusus yang dapat dijadikan pedoman untuk guru dalam membuat perencanaan, dan melaksanakan pembelajaran serta di dalamnya terdapat materi yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan konsep materi dalam pelaksanaan pembelajaran. Buku ini digunakan sebagai pedoman guru yang berisi rangkaian SKL, KI, dan KD serta kegiatan, tujuan pembelajaran, dan rubrik penilaian siswa yang digunakan dengan kegiatan pembelajaran di kelas guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.

b. Kegunaan Buku Teks Tematik Guru

Buku teks tematik guru digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanaakan proses pembelajaran, seperti di tuliskan dalam permendikbud no. 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran layak “Menetapkan Buku Panduan Guru sebagai buku guru yang layak digunakan dalam pembelajaran”15

. Pernyataan di atas menegaskan bahwa, buku teks tematik guru merupakan buku panduan yang dapat digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran di kelas.

Buku teks tematik guru yang diterbitkan oleh kemendikbud menjelaskan bahwa buku panduan guru ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai petunjuk penggunaan buku teks tematik siswa dan sebagai

14

Tim penyusun, Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008, Tentang Buku, Pasal 1, ayat (3).

15

(23)

acuan kegiatan pembelajaran di kelas seperti menyediakan materi pelajaran yang memiliki keterkaitan dengan beberapa mata pelajaran, dan kegiatan-kegiatan pilihan yang baik dilakukan selama kegiatan pembelajaran.16 Jadi, buku guru didesain khusus untuk digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam menggunakan buku teks tematik siswa serta membuat perencanaan dan membantu pelaksanaan pembelajaran.

c. Langkah-Langkah Penggunaan Buku Teks Tematik Guru

Langkah-langkah penggunaan buku teks tematik guru antara lain:17

1) Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.

2) Pahamilah setiap Kompetensi Dasar dan Indikator yang dikaitkan dengan tema.

3) Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) I dan (KI) II dalam semua kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan melakukan penguatan untuk mendukung pembentukan sikap, pengetahuan, dan perilaku positif.

4) Dukunglah ketercapaian Kompetensi Inti (KI) I dan (KI) II dengan kegiatan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah. 5) Cocokkanlah setiap langkah kegiatan yang berhubungan dengan

buku siswa sesuai dengan halaman yang dimaksud.

6) Mulailah setiap kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengantar sesuai tema pembelajaran. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kegiatan pembukaan yang menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya bercerita, mengajukan pertanyaan yang menantang, menyanyikan lagu, menunjukkan gambar dan sebagainya. Demikian juga pada saat menutup pembelajaran. Pemberian pengantar pada setiap perpindahan subtema dan tema, menjadi faktor yang sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan keberhasilan pendekatan tematik terpadu yang diuraikan dalam buku ini.

7) Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Termasuk di dalamnya menemukan kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan (misalnya siswa tidak bisa mengamati tanaman di luar kelas pada saat hujan).

8) Pilihlah beragam metode pembelajaran yang akan dikembangkan (misalnya bermain peran, mengamati, bertanya, bercerita,

16

Tim penyusun, Buku Tematik Guru Kelas IV SD, Pahlawanku : Buku Guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi, (Jakarta: Permendikbud, 2014), h. v.

(24)

bernyanyi, menggambar, dan sebagainya). Penggunaan beragam metode tersebut, selain melibatkan siswa secara langsung, diharapkan juga dapat melibatkan warga sekolah dan lingkungan sekolah.

9) Kembangkanlah keterampilan berikut ini:

a) pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM),

b) keterampilan bertanya yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi,

c) keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, dan d) keterampilan mengelola kelas dan pajangan kelas.

10)Gunakanlah media atau sumber belajar alternatif yang tersedia di lingkungan sekolah.

11)Empat subtema yang ada direncanakan selesai dalam jangka waktu 4 minggu.

12)Aktivitas minggu IV berupa berbagai kegiatan yang dirancang sebagai aplikasi dari keterpaduan gagasan pada subtema 1–3. Berbeda dengan subtema 1–3, kegiatan minggu IV diarahkan untuk mengasah daya nalar dan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan dirancang untuk membuka kesempatan bertanya dan menggali informasi yang dekat dengan keseharian siswa.

13)Perkiraan alokasi waktu dapat merujuk pada struktur kurikulum. Meskipun demikian, alokasi waktu menurut mata pelajaran hanyalah petunjuk umum. Guru diharapkan menentukan sendiri alokasi waktu berdasarkan situasi dan kondisi di sekolah dan pendekatan tematik-terpadu.

14)Buku siswa dilengkapi dengan bahan-bahan latihan yang sejalan dengan pencapaian kompetensi.

15)Hasil karya siswa dan bukti penilaiannya dapat dimasukkan ke dalam portofolio siswa.

16)Sebagai upaya perbaikan diri, buatlah catatan refleksi setelah satu subtema selesai. Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan pembelajaran berlangsung dengan baik, kendala-kendala yang dihadapi, dan ide-ide kreatif untuk pengembangan lebih lanjut. 17)Libatkan semua siswa tanpa kecuali dan yakini bahwa setiap

siswa cerdas dalam keunikan masing-masing. Dengan demikian, pemahaman tentang kecerdasan majemuk, gaya belajar siswa dan beragam faktor penyebab efektivitas dankesulitan belajar siswa, sangat dibutuhkan.

(25)

d. Kriteria Buku Teks Tematik Guru

Buku teks tematik guru memiliki kriteria khusus diantaranya adalah, buku teks tematik guru memuat langkah-langkah penggunaan buku teks tematik guru dan buku teks tematik siswa, buku ini memuat SKL (Standar Kompetensi Lulusan), KI (Kompetensi Inti), dan pemetaan KD (Kompetensi Dasar) dari setiap KI yang menjadi acuan guru dalam membuat perencanaan, selanjutnya dalam buku teks tematik guru terdapat juga kegiatan dan tujuan pembelajaran, alat/media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, kunci jawaban yang diharapkan dari soal-soal yang dikerjakan siswa, serta rubrik penilaian masing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dalam masing-masing pembelajaran.

Ditinjau dari perangkat pembelajaran, buku teks tematik guru memuat beberapa komponen perencanaan pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam menyusun RPP, susunan kegiatan yang dapat dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran, dan rubrik serta kolom penilaian yang sesuai pada setiap pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru.

e. Buku Teks Tematik Guru Sebagai Sumber Belajar

Sumber belajar utama dalam pembelajaran tematik dapat menggunakan bentuk teks tertulis seperti: buku, majalah, brosur, surat kabar, poster, dan informasi lepas. Selain itu, guru perlu menggunakan tambahan referensi lain guna meningkatkan kualitas perencanaan dan juga pembelajarannya.18 Rusman menyatakan bahwa kriteria dalam memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain 1) Sumber belajar guna memotivasi. 2) Sumber belajar untuk pembelajaran, yaitu mendukung kegiatan belajar mengajar. 3) Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti dan sebagainya. 4)Sumber

18

(26)

belajar untuk memecahkan masalah. 5) Sumber belajar untuk presentasi, misalnya penggunaan alat, pendekatan dan metode, serta strategi pembelajaraan.19

Buku merupakan salah satu sumber belajar, dalam buku guru terdapat SKL, KI, dan KD yang dapat dijadikan guru sebagai pedoman dalam penyusunan RPP. Langkah-langkah dan tujuan kegiatan pembelajaran pun tercantum di dalamnya namun, langkah dan tujuan pembelajaran tersebut hanyalah contoh minimal, guru bisa mengembangkannya dan menuangkan ide-ide kreatifnya guna menjadikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan maksimal.

Buku teks tematik guru dapat digunakan sebagai sebagai sumber belajar mengacu pada kriteria dalam pemilihan sumber belajar menurut Rusman yaitu mendukung kegiatan belajar mengajar karena buku teks tematik guru di dalamnya tecantum komponen penunjang kegiatan pembelajaran. Sumber belajar untuk presentasi (misalnya penggunaan alat, pendekatan dan metode, serta strategi pembelajaraan) karena di dalam buku teks tematik guru terdapat langkah-langkah beberapa metode dan strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. 20

f. Buku Teks Tematik Siswa

Warsita menyatakan bahwa, sumber belajar adalah semua komponen sistem intruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.21 Oxford Advanced Learner’s Dictionary menuliskan pengertian buku adalah satu set lembaran yang dicetak terikat di dalamnya (isinya) dengan sampulnya yang

19

Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), h. 136-137.

20 Ibid.

21

(27)

bisa diulas atau dibaca.22 Sedangkan buku teks adalah buku yang di dalamnya terdapat subjek pelajaran atau materi-materi yang khususnya digunakan di sekolah dan kampus.23

Permendikbud no.71 tahun 2013 juga “Menetapkan Buku Teks Pelajaran sebagai buku siswa yang layak digunakan dalam pembelajaran”24

ini berarti bahwa buku teks tematik siswa adalah pedoman yang berisi materi pelajaran dan soal-soal latihan yang dapat mengasah kemampuan pengetahuan siswa serta dapat digunakan siswa dalam proses pembelajaran. Buku teks adalah suatu buku yang membantu pembaca menemukan prinsip-prinsip suatu bidang studi dan sebagai pegangan pokok atau pelengkap dalam belajar buku teks digunakan sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar.25

Kesimpulan pengertian buku teks tematik siswa adalah karya tulis yang disusun secara khusus untuk digunakan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, di dalamnya terdapat materi, kegiatan-kegiatan pembelajaran, dan soal-soal latihan yang dapat memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. Buku teks tematik siswa adalah buku yang layak digunakan oleh siswa dalam pembelajaran namun, pemilihan buku pelajaran hendaknya mengutamakan buku wajib, yang langsung berkaitan dengan pencapaian kompetensi tertentu suatu pembelajaran.26

22

A S Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dicitonary, Sixth edition, (Oxford: Oxford University, 2000) , p. 137.

23

Ibid, p. 1379.

24

Tim penyusun, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 71 Tahun 2013.

25

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, cet ke-3 (Bandung: Refika Aditama, 2013), hlm. 41-42.

26

(28)

g. Kegunaan Buku Teks Tematik Siswa

Buku pelajaran yang digunakan oleh siswa harus memiliki variasi dan menarik dalam pembelajaran tematik Sekolah Dasar paling tidak, ada tiga kegunaan buku bagi peserta didik, yaitu:

1) Menjadikan kegiatan belajar lebih menarik.27

2) Memberi kesempatan siswa untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru.28

3) Peserta didik dapat menemukan kemudahan dalam mempelajari setiap komponen yang harus dikuasainya.29

Buku teks tematik siswa memiliki fungsi atau kegunaan yang tidak jauh berbeda dari buku teks tematik guru, dari kegunaan buku pelajaran di atas, ketiganya sudah termasuk dalam kegunaan buku teks tematik siswa. Kegunaan tersebut ialah buku teks tematik siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

Buku teks tematik siswa di dalamnya terdapat gambar yang beragam untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang ada di dalamnya dan kolom kerja yang berwarna-warni untuk menarik perhatian siswa. Buku teks tematik siswa terdapat kegiatan pembelajaran mandiri, karena buku ini bersifat serba-mencakup (self contained) yang memungkinkannua untuk digunakan oleh orang tua secara mandiri dalam mendukung aktivitas belajar siswa di rumah.30 h. Langkah-Langkah Penggunaan Buku Teks Tematik Siswa

Langkah-langkah buku teks tematik siswa adalah:

1. Guru mengoreksi materi dan soal-soal latihan, serta kegiatan yang tercantum dalam buku siswa dan menyesuaikannya dengan kompetensi yang akan dicapai.

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 211.

30

(29)

2. Siswa membaca dengan seksama perintah-perintah kegiatan yang terdapat dalam buku.

3. “Di setiap awal subtema, terdapat lembar untuk orang tua yang berjudul Belajar di Rumah. Halaman ini berisi materi yang akan dipelajari, aktivitas belajar yang dilakukan anak bersama orang tua di rumah, serta saran agar anak dan orang tua dapat belajar dari lingkungan. Orang tua diharapkan berdiskusi dan terlibat dalam aktivitas belajar siswa. Saran-saran untuk kegiatan bersama antara siswa dan orang tua dicantumkan juga pada setiap akhir pembelajaran.”31

i. Kriteria Buku Teks Tematik Siswa

Buku teks tematik siswa memiliki beberapa kriteria seperti buku teks pada umumnya, buku ini berisi materi pelajaran, kegiatan, dan soal-soal yang dapat dikerjakan oleh siswa guna membantu proses pembelajaran bagi siswa namun, yang membedakannya dengan buku teks tematik guru adalah struktur penulisan buku.

“struktur penulisan buku semaksimal mungkin diusahakan memfasilitasi pengalaman belajar yang bermakna yang diterjemahkan melalui subjudul Ayo Cari Tahu, Tahukah Kamu, Ayo Belajar, Ayo Ceritakan, Ayo Bekerja Sama, Ayo Berlatih, Ayo Amati, Ayo Lakukan, Ayo Simpulkan, Ayo Renungkan, Ayo Kerjakan, Ayo Mencoba, Ayo Diskusikan, Ayo Bandingkan, Ayo Menulis, Ayo Temukan Jawabannya, Ayo Menaksir, Ayo Berkreasi, dan Belajar di Rumah.”32

Buku teks tematik siswa juga dilengkapi dengan gambar animasi kegiatan, potret animasi atau real sebuah fenomena yang terjadi disekitar lingkungan siswa, serta kegiatan yang menarik bagi siswa Sekolah Dasar. Ditinjau dari kriteri-kriteria tersebut, buku teks tematik siswa dikatakan pantas digunakan oleh siswa tingkat Sekolah Dasar yang senang dengan buku-buku bergambar dan memiliki cara berfikir konkret.

31

Ibid 32

(30)

j. Buku Teks Tematik Siswa Sebagai Sumber Belajar

Optimalisasi hasil belajar tidak hanya dilihat dari hasil output namun juga dapat dilihat dari prosesnya berupa interaksi siswa dengan sumber belajar yang digunakan. Seperti telah disampaikan di atas bahwa buku adalah salah satu sumber belajar yang harus bisa memotivasi dan dapat digunakan untuk mempermudah aktivitas pembelajaran bagi siswa.

Beberapa kriteria dalam memilih sumber belajar tersebut sudah terlihat dalam nuku teks tematik siswa, pada kegunaan dan karakteristiknya. Buku siswa dapat dikatakan sebagai sumber belajar karena buku tersebut dapat memotivasi siswa dari gambar-gambar konkret serta animasi yang terdapat di dalamnya guna membantu siswa dalam memahami suatu konsep serta soal-soal latihan, kegiataan mandiri, kegiatan kelompok, dan kolom kerjanya yang dapat mempermudah aktivitas siswa dalam beberapa kegiatan pembelajaran.

Bukan hanya buku teks tematik siswa, guru perlu menggunakan berbagai sumber belajar lain dengan alasan 1) Tidak semua siswa cara belajarnya sama, 2) Membaca kemampuan siswa yang berbeda, memerlukan sumber belajar yang berbeda, 3) Setiap media mempunyai kelebihan dan keterbatasan dalam menyampaikan pesan, 4) Bahan untuk dipelajari bervariasi, 5) Penggunaan beragam media akan memotivasi siswa 6) Sumber belajar berbeda dapat memberikan pengertian mendalam yang berbeda. Penggunaan sumber belajar yang tidak beragam akan menimbulkan kesulitan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.33

33

(31)

2. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pengertian pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” dan pembelajaran /pem·bel·a·jar·an/ (nomina) yaitu proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.34 Menurut permendikbud no 103 tahun 2014 “Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”35

Pembelajaran adalah proses berpikir, belajar berpikir yaitu menekankan pada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antar individu dengan lingkungannya.36 Pembelajaran dapat didefinisikan suatu sistem yang mengatur segala sesuatu mengenai peserta didik dalam rangka membelajarkannya. Pembelajaran merupakan proses membelajarkan peserta didik. pembelajaran dibuat dengan terencana, dan dilaksanakan serta dievaluasi secara sistematis sesuai dengan kebutuhan peserta didik agar mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.37

UUSPN No. 20 Tahun 2003 menjelaskan, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.38 Lebih jelasnya Umar menuliskan, “Pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun meliputi unsur -unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

34

Tim penulis, Pengertian Pembelajaran, 2016, (http://kbbi.web.id/).

35

Tim penulis, Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.103 Tahun 2014.

36

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.. (Jakarta: Prenanda, 2009), h.107.

37

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan Aplikasi), (Bandung: Refika Aditama, 2013), h. 3.

38

(32)

saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.”39

Adapun tiga rumusan yang dianggap penting tentang pembelajaran, yaitu antara lain:40

1) Pembelajaran merupakan upaya mengorganisasikan lingkungan pendidikan untuk dapat menciptakan situasi serta kondisi belajar bagi siswa.

2) Pembelajaran merupakan upaya penting untuk mempersiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang baik.

3) Pembelajaran merupakan proses membantu siswa untuk menghadapi kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa “Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”41

Gangne mengungkapkan makna pembelajaran yaitu kegiatan untuk menghasilkan suasana belajar seperti mengamati dan memahami, situasi harus dirancang terlebih dahulu sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses yang dilakukan dalam setiap peristiwa belajar.42

Ciri khas yang terkandung dalam pembelajaran sendiri menurut Umar Hamalik ada tiga, diantaranya adalah: 43

1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang termasuk unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2) Kesalingtergantungan (interdependence), anatara unsur-unsur system pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap

39

Umar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 57.

40

Asep Ediana Latip, Pembelajaran Tematik Kajian Teoritik dan Praktik, (Jakarta: UIN Press, 2013), h. 8.

43

(33)

unsur bersifat esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia seperti: sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sedangkan sistem alami (natural) seperti; sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem.

Model pembelajaran sangat beragam, salah satunya adalah model tematik. Pengertian tematik sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tematik diartikan sebagai “berkenaan dengan tema” dan tema sendiri berarti “pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan. Dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dsb).”44

Tidak jauh berbeda, Hendro Dermawan, dkk berpendapat bahwa tematik diartikan sebagai suatu hal berkenaan dengan tema atau unsur pokok yang mendominasi suatu karangan seperti lagu.45

Frazee dan Rudnitski mengemukakan, kurikulum terpadu (integrated curriculum) pada dasarnya mengintegrasikan sejumlah mata pelajaran melalui keterkaitan di antara tujuan, isi, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran tematik dalam kurikulum terintegrasi berbeda dari kurikulum yang berpusat pada disiplin ilmu (subject-centred curriculum), tujuan utama kurikulum terpadu adalah memadukan sejumlah elemen kurikulum pembelajaran di antara berbagai mata

44

Tim penulis, Pengertian Tematik, 2016, (http://kbbi.web.id/).

45

(34)

pelajaran.46 Berbagai penelitian menegaskan bahawa kurikulum terpadu (tematik) menunjukan berbagai keunggulan. Jacobs melaporkan bahwa tingkat kehadiran peserta didik yang tinggi, kepuasan, dan rasa memiliki peserta didik dalam pembelajaran serta kepuasan guru terjadi dalam pembelajaran dengan kurikulum terpadu.47

Penelitian yang dilakukan oleh The University of Trinidad and Tobago menjelaskan, unit tematik adalah organisasi dari kurikulum di sekitar tema sentral dengan kata lain, tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran di kurikulum biasa, seperti matematika, membaca, seni bahasa, ilmu sosial, ilmu pengetahuan, dll, yang semuanya berasal dari tema utama dari tiap unit. Setiap kegiatan harus memiliki fokus utama yaitu menuju gagasan tematik. Sebuah unit tematik jauh lebih luas dari sekedar memilih topik.48

Mamat SB, dkk. memaknai bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintregasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembelajaran yang disebut tema.49 Lebih singkat Asep Ediana Latip mengungkapkan bahwa “pembelajaran tematik merupakan deviasi daripada kurikulum tematik yang muaranya pada tema.”50

Kesimpulan pembelajaran tematik adalah, proses interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar yang terencana serta terpadu dengan melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema sentral

46

Wachyu Sundaya, Pembelajaran Berbasis Tema, (Jakarta: Erlangga, 2014), h.8.

47

Ibid, h.10.

48

Yvonne J. John, A “New” Thematic, Integrated Curriculum for Primary Schools of Trinidad and Tobago: A Paradigm Shift, International Journal of Higher Education, Vol. 4, 2015, p. 172.

49

Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), h. 54.

50

(35)

untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Disebut bermakna menurut Rusman, dikarenakan dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dengan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.51

b. Tujuan Pembelajaran Tematik

Desain pembelajaran tentunya berkaitan dengan proses pencapaian tujuan pembelajaran. tujuan pembelajaran yang dibuat hendaklah sesuai dengan kebutuhan siswa. Merger, Gangne, dan Briggs memberikan teknik perumusan dan tujuan pembelajaran melalui 5 komponen, yakni; a) situasi, b) kapabilitas, c) objek, d) tindakan, e) alat dan tantangan.52

Tujuan pembelajaran tematik terpadu dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam pembelajaran tematik diharapkan siswa dapat:53

1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna

2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi

3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan

4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain 5) Meningkatkan minat dalam belajar

6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya

51

Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 254.

52

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Pembelajaran, cet. ke-4, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), h. 232.

(36)

Karena tujuan pembelajaran menjadi acuan dalam pembuatan bahan evaluasi bagi siswa maka, hendaknya evaluasi haruslah senada dengan tujuan yang telah dibuat agar dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan

c. Pendekatan dalam Pembelajaran Tematik

Setidaknya ada tiga pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tematik, yaitu:

1) Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning adalah metode pendekatan pembelajaran dengan menyuguhkan masalah kontekstual pada siswa dengan tujuan merangsang rasa ingin tahu siswa dengan mempelajari hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diarahkan untuk bekerja secara kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan di dunia nyata.54

2) Project Based Learning (PjBL)

Metode pendekatan ini tidak jauh berbeda dengan pendekatan PBL, guru menyajikan pelajaran secara kontekstual namun, dengan didukung oleh kreatifitas siswa karena, pendekatan ini menggunakan masalah sebagai langkah awal pengumpulan dan mengitegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang dilalui selama melakukan projek. PjBL digunakan apabila tujuan pembelajaran hendak membuat suatu projek yang hasil akhirnya dapat berupa produk atau hasil karya.55

3) Scientific

Scientific adalah pendekatan pembelajaran berdasarkan pada rasionalitas yang diukur secara empiris berdasarkan fakta. Pendekatan ini mencakup seluruh ranah pembelajaran yang ada dalam pembelajaran tematik yaitu sikap, pengetahuan, dan

54

Asep Ediana Latip, Pembelajaran Tematik Kajian Teoritik dan Praktik, (Jakarta: UIN Press, 2013),h. 58.

55

(37)

keterampilan.56 Ada lima langkah pembelajaran tematik yang dicantumkan dalam permendikbud no. 103 tahun 2014 yaitu sebagai berikut:57

a) Mengamati (observing)

Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat. Hasil belajarnya berupa perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati.

b) Menanya (questioning)

Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. Hasil belajarnya berupa jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik).

c) Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)

Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan. Hasil belajarnya berupa jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. d) Menalar/Mengasosiasi (associating)

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau

56

Ibid, h.50

57

(38)

menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan. Hasil belajarnya adalah mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.

e) Mengomunikasikan (communicating)

Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis, dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. Bentuk hasil belajarnya adalah menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.

d. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) mulai diperkenalkan pada tahun 2004. Bahkan melalui PP. 19/2005 SNP Pasal 19 yang berbunyi “proses pembelajaran: interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi untuk aktif, kreatif, mandiri sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik”58

, PAKEM merupakan karakteristik yang ada pada pembelajaran tematik.

Karakteristik dari pembelajaran tematik menurut Tim Pengembang PGSD adalah sebagai berikut:59

58

Yanti Herlanti, Pembedlajaran Tematik (Mennggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013), (Jakarta: UIN Press, 2015), h.86.

59

(39)

1) Holistik

Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di hadapan mereka.

2) Bermakna

Pembelajaran tematik memberikan dampak bermakna dari materi yang dipelajari. Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih fungsional dan siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupannya.

3) Otentik

Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dari prinsip yang ingin dipelajari. Hal ini dikarenakan mereka dalam belajarnya melakukan kegiatan secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, hasil dari interaksinya dengan fakta dan peristiwa secara langsung, bukan sekedar dasil pemberitahuan guru. 4) Aktif

Pembelajaran tematik pada dasarnya dikembangkan dengan berdasar kepada pendekatan diskoveri inkuiri. Siswa perlu terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi. Pembelajaran tematik pada dasarnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa. Hal ini memungkinkan siswa termotivasi untuk secara terus menerus belajar.

e. Kelebihan Pembelajaran Tematik

(40)

sangat sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pada umur 0-12 tahun, kondisi perkembangan intelegensi, fisik, dan sosio-emosional anak tumbuh berkembang secara terpadu. Hal inilah yang menjadikan pembelajaran tematik cocok untuk dijadikan model pembelajaran di Sekolah Dasar.60

Keuntungan pembelajaran tematik sendiri menurut Kucer, menggunakan pendekatan tematik untuk desain kurikulum akan mendorong para guru untuk memulai pembelajaran yang kreatif dengan menjadikan siswa aktif dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran dan memanfaatkan latar belakang pengetahuan mereka yang relevan. Tema yang dipilih terlibat dan memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi konsep-konsep dari berbagai perspektif dan sudut pandang.61

Tema memungkinkan penggunaan sumber daya yang berbeda pada berbagai tingkat kesulitan sehingga semua siswa dapat berpartisipasi. Selain itu, tema memberikan konteks kegiatan kehidupan nyata membaca dan menulis, penyelidikan ilmiah, dan bertanya dalam berbagai bidang studi. Selain itu, kurikulum tematik memberikan siswa dengan kesempatan untuk belajar mandiri, pemecahan masalah, berpikir divergen, berani mengambil risiko, dan membuat pilihan.”62

f. Kekurangan Pembelajaran Tematik

Sama seperti pembelajaran yang lain, tematik juga memiliki kekurangan, dalam praktiknya pembelajaran tematik menuntut guru memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi, serta keterampilan untuk membuat pembelajaran

60

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Pembelajaran, cet. ke-4, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), h. 232.

61

Kon Chon Min, et.all, Teachers' Understanding and Practice towards Thematic Approach in Teaching Integrated Living Skills (ILS) in Malaysia, International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 2, December 2012, p. 273.

(41)

bermakna. Pembelajaran tematik juga membutuhkan sarana dan sumber belajar yang cukup banyak dan beragam serta berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan. Selain itu, pembelajaran tematik menuntut guru untuk menguasai secara mendalam materi dan penjabaran tema, tanpa kemampuan tersebut pembelajaran tematik akan sulit dilaksanakan bahkan mencapai tujuan.63

63

(42)

B. Kerangka Berpikir

(43)

C. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian 1

Pemanfaatan Sumber - Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran di

SMP Negeri 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal.

Penelitian tersebut menghasilkan data sebagai berikut:

No Sumber yang berupa pesan termasuk dalam kategori cukup baik, untuk pemanfaatan sumber belajar manusia termasuk dalam kategori cukup baik, sumber belajar bahan dalam kategori kurang baik, sumber belajar alat dalam kategori cukup baik, sumber belajar metode dalam kategori cukup baik, dan sumber belajar lingkungan dalam kategori kurang baik.

(44)

Penelitian 2

Pemanfaatan Fasilitas dan Sumber Belajar dalam Implementasi

Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Sawit Boyolali.

Hasil penelitian di atas dituangkan ke dalam tabel sebagai berikut:

No Target Komponen Guru Ʃ Rata-rata

Pemanfaatan fasilitas yang digunakan oleh guru IPA termasuk dalam kategori sangat baik (78,84 %) pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pemanfaatan sumber belajar termasuk dalam kategori baik (74,47 %) pada pelaksanaan pembelajaran.

(45)

Penelitian 3

Penelaahan Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Ditinjau dari Aspek

Kelayakan Isi, Penyajian, Bahasa, dan Kegrafikaan.

Secara keseluruhan, aspek kelayakan buku teks pelajaran kurikulum 2013 ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu “cukup layak” dan “layak”. Adapun buku yang termasuk kategori “cukup layak” ada sepuluh buku dan delapan buku sisanya telah memenuhi unsur kelayakan suatu buku teks pelajaran. Artinya buku-buku yang telah diteliti kelayakannya buku ajar yang digunakan dalam penerapan kurikulum 2013 ini telah memenuhi kriteria minimal.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah penelitian di atas menelaah konten buku teks pelajaran pada kurikulum 2013 sedangkan penelitian ini menelaah pemanfaatan buku teks pembelajaran (buku teks tematik guru dan siswa).

Penelitian 4

Pengaruh Pemakaian Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Terhadap

Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kelas X SMA Negeri 1 Yogyakarta. Penelitian oleh Khanifah Inabah.

Pemakaian buku teks pelajaran Kurikulum 2013 yang terdiri dari bukusebagai bahan ajar dalam pembelajaran dan implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan baik. Hal ini berdasarkan perhitungan mean sebesar 74,18 yang menunjukan pemakaian buku teks pelajaran Kurikulum 2013 di SMA N 1 Yogyakarta berada pada kategori baik dalam interval 68-74.

(46)

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah, penelitian di atas meneliti tentang pengaruh pemanfaatan buku teks pelajaran agama islam kurikulum 2013 sedangkan dalam penelitian ini mencari tahu tentang seberapa efektif pemanfaatan buku teks tematik (guru dan siswa) pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu

Penelitian ini dilakukan pada dua MI dan dua SD yang ada di kecamatan Ciputat, kota Tangerang Selatan yaitu, MIN 1 kota Tangerang Selatan, MI Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah, SDN Ciputat VI, dan SD Dua Mei. Berikut adalah jadwal penelitian yang dilakukan:

No Kegiatan

Januari-Maret

April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan proposal

penelitian √

2 Izin penelitian MI √

3 Pelaksanaan penelitian MI √ √

4 Izin penelititan SD √

5 Penelitian SD √ √

6 Analisis dokumen √

7 Pengolahan data √ √

8 Penarikan kesimpulan √

9 Penyajian data √

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif sering juga disebut dengan metode artistik karena prosesnya bersifat seni (kurang terpola) dan disebut juga dengan metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.64

Data pemanfaatan buku tematik guru diperoleh dengan menggunakan instrumen observasi kegiatan mengajar dan RPP, serta instrumen angket untuk mengetahui respon guru terhadap buku tematik guru, sedangkan untuk mengetahui pemanfaatan buku teks tematik siswa digunakan instrumen observasi kegiatan belajar dan instrumen angket untuk mengetahui respon siswa terhadap buku teks tematik siswa. Data yang diperoleh dihitung untuk mengetahui presentasenya.

64

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 8

(48)

Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis data. Setelah presentase data diperoleh, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut Bugin, metode ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis suatu fenomena yang ada dalam sebuah lingkungan penelitian. Penelitian kualitatif menarik realitas data sebagai gambaran tentang kondisi atau keaadaan tentang sebuah fenomena yang diteliti.65

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sanah Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi observasi partisipasi, observasi secara terang-terangan, dan observasi yang tak berstruktur.66 Penelitian ini menggunakan teknik observasi terang-terangan di mana selama kegiatan observasi, sumber data mengetahui aktivitas peneliti di daerah penelitian. Kegiatan yang akan diobservasi dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran, untuk melihat keefektifan penggunaan buku teks tematik guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV MI/SD. Rentang nilai observasi pemanfaatan buku tematik dalam pembelajaran tematik direalisasikan dalam bentuk presentase seperti berikut:

Nilai Deskripsi

76%-100% Baik

51%-75% Cukup

26%-50% Kurang

0%-25% Tidak Baik

Tabel 3.2. Presentase Hasil Observasi dalam KBM

65

Ibid, h. 61-62

66

(49)

2. Analisis Dokumen

Dokumen berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu. Analisis dokumen dilakukan untuk mendukung informasi yang didapatkan dari kegiatan observasi.67 Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah buku tematik guru dan siswa kelas IV MI/SD dan RPP tematik yang dibuat oleh guru kelas IV MI/SD. Dokumen-dokumen tersebut dianalisis untuk mendapatkan data berupa isi dari dokumen tersebut yang kemudian akan menjadi bukti seberapa efektif penggunaan buku teks tematik guru dan siswa dalam pembelajaran. Rentang hasil analisis buku tematik siswa dan guru dideskripsikan sebagai berikut:

Nilai Deskripsi

0-25 Tidak Baik

25-50 Kurang

51-75 Cukup

76-100 Baik

Tabel 3.3. Rentang Penilaian Buku Siswa dan Buku Guru

Rentang nilai analisis penggunaan buku tematik untuk pedoman pembuatan RPP yang diperoleh, direalisasikan dalam bentuk presentase seperti berikut:

Nilai Deskripsi

76%-100% Baik

51%-75% Cukup

26%-50% Kurang

0%-25% Tidak Baik

Tabel 3.4. Rentang Pemanfaatan Buku Guru Dilihat dari RPP

3. Angket

Sugiyono menyatakan angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tau apa yang bisa diharapkan dari responden.68 Kuesioner digunakan

67

Ibid, h. 270.

68

(50)

untuk mengumpulkan data berupa respon atau sikap dari guru dan siswa kelas IV MI/SD. Perolehan skor angket yang telah diperoleh dideskripsikan kedalam presentase seperti berikut:

Nilai Deskripsi

76%-100% Baik

51%-75% Cukup

26%-50% Kurang

0%-25% Tidak Baik

Tabel 3.5. Rentang pemanfaatan Buku Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Dilihat dari

Pendapat Guru dan Siswa

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data a) Tahap Persiapan

Menyusun instrumen penelitian, melakukan izin penelitian, dan melakukan survei lapangan.

b) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan meliputi wawancara awal dengan guru kelas IV MI dan kepala sekolah saat melakukan survei lapangan, dilanjutkan dengan observasi kegiatan pembelajaran dan pengisian angket bagi siswa dan guru, tahap pelaksanaan akhir adalah analisis dokumen.

c) Tahap Akhir

Setelah melaksanakan tahap awal dan pelaksanaan, selanjutnya dilakukan analisis data dan mengambil kesimpulan.

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Setelah melakukan analisis data seperti di atas, dilakukan pengujian keabsahan data yang telah diperoleh dengan triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Pengecekan keabsahan data ini digunakan untuk membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat yang berbeda.69 Sejalan dengan Sugiyono, pengujian keabsahan data ini juga bertujuan untuk mengecek kembali data dari berbagai cara analisis data,

69

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Tabel 2.1. Penelitian 1
Tabel 2.2. Penelitian 2
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan motivasi dan hasil belajar dapat dilihat dari indikator:(1)Motivasi belajar siswa dilihat dari (a)Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas rumah 6 siswa atau 43%

Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalam

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar

Dari situ dapat dilihat bahwa penyediaan lingkungan yang dilakukan oleh MTs Al-khoiriyah telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu lingkungan belajar yang tidak

Sesuai dengan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sudah ada peningkatan, namun bimbingan atau pemahaman dari guru masih

Hanya ada 1 sumber belajar berupa buku tematik pegangan guru. Hal itu juga menjadi kendala dalam menerapkan model pembelajaran tematik tema cita- citaku, karena guru dan

Pada siklus II guru telah menggunakan media audio visual berupa video animasi dalam pembelajaran dengan baik, dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripskan hasil belajar pada pembelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya dengan