• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Manajemen Kualitas, Motivasi Kewirausahaan, dan Pengelolaan Merek terhadap Kualitas Hubungan Franchise (Studi Kasus pada Franchise Pisang Ijo Justmine).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Manajemen Kualitas, Motivasi Kewirausahaan, dan Pengelolaan Merek terhadap Kualitas Hubungan Franchise (Studi Kasus pada Franchise Pisang Ijo Justmine)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen kualitas, motivasi kewirausahaan dan pengelolaan merek terhadap kualitas hubungan franchise. Studi kasus dilakukan pada usaha franchise Pisang Ijo Justimine. Jumlah sampel yang digunakan adalah 90 franchisee dengan menggunakan metode stratified random sampling. Tekhnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian model R-Squared menunjukan 48,3% dari kualitas hubungan franchise dijelaskan oleh sebelas dimensi yaitu training, informasi, supply, asistensi manajemen, tanggung jawab operasional, perasaan bangga, mencari keuntungan, menjaga merek tetap baik, konsistensi merek, merek memiliki kekuatan dalam pemasaran, dan merek memberi dukungan yang berkelanjutan. Kualitas hubungan franchise tertinggi dijelaskan oleh dimensi training diikuti dengan informasi dan asistensi manajemen. Hasil penelitian ini kedepannya diharapkan dapat menjadi pertimbangan franchisee dan franchisor dalam mengelola bisnis franchise.

(2)

vii ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of quality management, entrepreneurship motivation and brand management on the quality of the franchise relationship and its impact on sales performance. Case studies conducted in franchise Pisang Ijo Justimine and Pisang Ijo Aladin in Bandung. The samples used were 90 franchisee by using stratified random sampling method. Techniques of data analysis in this study using multiple regression analysis. The results of the model R - Squared study showed 48.3 % of the quality of the franchise relationship is described by eleven dimensional training , information, supply, management assistance, operational responsibility, a sense of pride, for profit, keeping the brand remains good, brand consistency ,brand strength in marketing ,and brand provide ongoing support . The highest quality franchise relationship is described by the dimension of training followed by information and management assistance . The future results of this study are expected to be considered by the franchisee and franchisor in managing franchise business.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Strategi Memasuki Dunia Usaha ... 12

2.2 Franchise ... 13

2.2.1 Pengertian Franchise... 13

2.2.2 Jenis-Jenis Franchise... 14

(4)

2.3 Faktor-faktor Internal dan External yang Mempengaruhi Keberhasilan Franchise

...19

2.3.1 Manajemen Kualitas ... 20

2.3.2 Motivasi Kewirausahaan... 23

2.3.3 Pengelolan Merek ... 25

2.4 Kualitas Hubungan Franchise ... 28

2.5 Penelitian Terdahulu... 31

2.6 Research Position ... 33

2.7 Kerangka Konseptual ... 34

2.8 Hipotesis Penelitian... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.3 Operasional Variabel ... 42

3.4 Sumber dan Cara Penentuan Data / Informasi ... 45

3.4.1 Sumber Data / Informasi... 45

3.4.2 Cara Penentuan Data dan Informasi ... 46

3.4.2.1 Penentuan Ukuran Populasi dan Sampel ... 46

3.4.2.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 47

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 48

3.6.1 Analisis Pengujian Instrumen ... 48

3.6.2 Analisis Pengujian Hipotesis ... 50

(5)

3.6.3.2 Analisis Regresi Berganda ... 53

3.6.3.3 Uji t (Uji Signifikansi Secara Parsial) ... 55

3.6.3.4 Uji f (Uji Signifikansi Secara Simultan) ... 57

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 58

4.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 59

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 63

4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 63

4.3.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 65

4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 69

4.4.1 Hasil Uji Regresi ... 69

4.4.2 Hasil Uji t (Uji Signifikan Secara Parsial)... 71

4.4.3 Hasil Uji f (Uji Signifikan Secara Simultan)... 79

4.5 Implikasi Manajerial ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 88

5.2.1 Saran Untuk Franchisee dan Franchisor... 88

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(7)

2 Franchise sendiri berasal dari bahasa latin yakni francorum rex yang artinya “bebas dari ikatan”, yang mengacu pada kebebasan untuk memiliki hak usaha. Pengertian Franchising adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan menggunakan hak atas kekayaan intelektual berupa penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka penyediaan barang atau jasa. Secara sederhana, benang merah franchise adalah penjualan paket usaha komprehensif dan siap pakai yang mencakup merek dagang, material dan pengolaan manajemen (Suryono Ekotama, 2010).

Suatu sistem bisnis franchise melibatkan dua pihak yaitu franchisor dan franchisee. Franchisor adalah “pihak yang memiliki bisnis, produk, jasa atau sistem operasi yang khas dengan merek tertentu, yang biasanya telah dipatenkan”. Sementara Franchisee adalah “perorangan dan atau pengusaha lain yang dipilih oleh franchisor atau yang disetujui permohonannya untuk menjadi franchisee oleh pihak franchisor untuk menjalankan usaha dengan menggunakan nama dagang, merek atau sistem usaha miliknya, dengan syarat imbalan kepada franchisor berupa uang dalam jumlah tertentu pada awal kerjasama dijalankan dan atau pada jangka waktu tertentu selama jangka waktu kerjasama” (Suryono Ekotama, 2010).

(8)

3 difranchisekan. Namun demikian masyarakat pelaku bisnis hendaknya menyadari bahwa sebuah bisnis dapat difranchisekan jika telah memenuhi syarat yang telah ditentukan sehingga bukan mengikuti kelatahan belaka. Syarat tersebut antara lain bahwa usaha franchise merupakan sebuah sistem atau usaha yang telah terstandard secara baku dan telah teruji kesuksesannya. Istilah “teruji kesuksesannya” sengaja diberi penekanan, sebab bila pemilik bisnis tersebut masih dalam taraf trial and error dalam mencari pola maka dapat membahayakan franchisee yang akan membeli sekaligus dapat menimbukan konflik internal (Anang Sukandar, 2009).

(9)

4 saja, dan inilah titik terlemah sistem bisnis franchise di Indonesia (Pietra Sarosa, 2009).

Menurut para pelaku usaha, jenis usaha yang paling banyak peminatnya adalah makanan dan minuman sebab urusan perut merupakan yang paling dominan. Meski tawaran kian beragam, hingga kini usaha franchise makanan dan minuman masih mendominasi, diperkirakan ada lebih dari sepuluh tawaran franchise makanan dan minuman yang masuk ke pasar. Menurut pakar waralaba, Amir Karamoy, ini wajar karena peluang bisnis makanan dan minuman masih terbuka lebar ''Orang masih butuh makan dan minum''. Usaha franchise yang akan dijadikan objek penelitian dalam studi kasus ini adalah franchise” Pisang Ijo Justmine” milik Cv. Ezka Giga Pratama, salah satu perusahaan yang berhasil mengembangkan unit franchisenya dan saat ini sudah memiliki 221 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan ini tertarik untuk memilih pisang ijo sebagai produk yang dipasarkan karena jenis minuman ini masih belum diketahui oleh masyarakat Indonesia dan sulitnya mendapatkan minuman ini, kalaupun ada hanya dijual di rumah makan Sulawesi. Tantangan terbesar dari setiap usaha yang dijalankan adalah keberanian dan kemauan yang ulet untuk melaksanakannya. Kepuasan franchisee dapat tercapai dikarenakan mampu menghasilkan tingginya pendapatan rata-rata atau tingginya total penjualan. Dalam peningkatan kepuasan kerja, kinerja penjualan sangat dipengaruhi oleh tingkat terjadinya konflik dalam hubungan franchise (Toto Rukinta, 2009).

(10)

5 mengatur unit franchisenya. Kualitas kerjasama yang baik diperlukan dalam mengelola franchise, sehingga dapat dinyatakan dalam hubungan franchisor dan franchiseenya dalam jangka panjang untuk membentuk jaringan yang kuat. Atas pertimbangan tersebut penting untuk menentukan faktor yang menentukan kesuksesan berorganisasi terutama dalam sitem franchise ini. Menurut (Monroy dan Alzola, 2005) manajemen kualitas dapat digambarkan sebagai bisnis yang memfokuskan pada kepuasan konsumen melalui komitmen dengan partner jaringan.

(Grunnhagen dan Mittelstaedt, 2005) menyatakan ”achievement motive” yaitu pernyataan individu untuk menjadi seorang entrepreneur (pengusaha). Motivasi entrepreneur datang dari emotional fulfillment, motivasi untuk memiliki bisnis sendiri, untuk menjadi bos, muncul dari impian jangka panjang seorang entrepreneur. Dalam hal ini seorang entrepreneur berdiri bukan karena dari sisi insentif keuangan tapi dari motivasi intrinsik dan keinginan untuk memiliki tanggungjawab. Kemungkinan, pertanyaan yang paling penting untuk dipertanyakan pada franchise adalah mengapa seseorang akan lebih mencari franchise dari pada menjalankan bisnis sendiri. (Baron dan Schmidt, 2002), menemukan bahwa meskipun franchisee mungkin memiliki keinginan untuk menjalankan bisnis mereka sendiri (motivasi entrepreneur), mereka mendapati bahwa franchise lebih menarik dikarenakan adanya bantuan pendukung, konsep yang telah terbukti, memiliki nama, dan adanya pengurangan resiko kegagalan.

(11)

6 makanan atau barang yang diperdagangkan hendaknya harus mudah diingat konsumen. Nama merek yang gampang diingat, akan memberikan kesan tersendiri bagi setiap pengunjung yang datang. Sebuah penelitian oleh (Knight, 2006), menemukan bahwa diantara alasan yang paling penting untuk menjadi franchisee adalah keuntungan dari nama atau merk dagang yang sudah terkenal atau diketahui orang banyak. Proses pengelolaan merek dalam franchise memiliki beberapa tantangan yaitu tanggungjawab untuk mengembangkan dan mengelola kesuksesan merek kepada kedua pihak baik franchisor maupun franchisee, semua pihak ada saling ketergantungan yang menguntungkan dalam mengendalikan proses pengelolaan merek.

Permasalahan franchise dapat dialami oleh dua pihak baik itu franchisee maupun franchisor. Menurut (Amir Karamoy, 2009), hal-hal yang perlu diperhatikan bagi pebisnis franchise ini banyak, tapi hal penting yang harus mendapat penekanan yaitu hubungan manajemen atau franchise relationship management. Franchise yang menghadapi tekanan baik internal maupun eksternal secara signifikan, tekanan-tekanan tersebut dapat menyebabkan kekacauan sistem yang akan berimbas pada penyedia eksternal, customer, dan supplier juga franchisee dalam sistem franchise. Menurut (Kaufmann, 2002 dalam Tikoo, 2008), ada konflik-konflik yang potensial dalam hubungan antara franchisee dan franchisor dimana kedua pihak saling tergantung, terikat oleh kontrak, dan banyaknya franchisee yang mengajukan komplain kepada franchisor.

(12)

7 bisnis franchise menjadi sektor bisnis yang dominan dan menjanjikan. Namun, adanya kegagalan dalam membina sistem franchise telah banyak terjadi sehingga perlu dilakukan kajian faktor-faktor yang meningkatkan kualitas hubungan franchisor dan franchisee untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hubungan franchise.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh training terhadap kualitas hubungan franchise?

2. Bagaimana pengaruh informasi terhadap kualitas hubungan franchise? 3. Bagaimana pengaruh supply terhadap kualitas hubungan franchise? 4. Bagaimana pengaruh asistensi manajemen terhadap kualitas hubungan

franchise?

5. Bagaimana pengaruh tanggung jawab operasional terhadap kualitas hubungan franchise?

6. Bagaimana pengaruh perasaan bangga terhadap kualitas hubungan

franchise?

(13)

8 8. Bagaimana pengaruh menjaga merek tetap baik terhadap kualitas

hubungan franchise?

9. Bagaimana pengaruh konsistensi merek terhadap kualitas hubungan franchise?

10. Bagaimana pengaruh merek memiliki kekuatan dalam pemasaran terhadap kualitas hubungan franchise?

11. Bagaimana pengaruh merek memberi dukungan yang berkelanjutan terhadap kualitas hubungan franchise?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh training terhadap kualitas hubungan franchise.

2. Untuk menganalisis pengaruh informasi terhadap kualitas hubungan franchise.

3. Untuk menganalisis pengaruh supply terhadap kualitas hubungan franchise.

(14)

9 5. Untuk menganalisis pengaruh tanggung jawab operasional terhadap

kualitas hubungan franchise.

6. Untuk menganalisis pengaruh perasaan bangga terhadap kualitas hubungan franchise.

7. Untuk menganalisis pengaruh mencari keuntungan terhadap kualitas hubungan franchise.

8. Untuk menganalisis pengaruh menjaga merek tetap baik terhadap kualitas hubungan franchise.

9. Untuk menganalisis pengaruh konsistensi merek terhadap kualitas hubungan franchise.

10. Untuk menganalisis pengaruh merek memiliki kekuatan dalam pemasaran terhadap kualitas hubungan franchise.

11. Untuk menganalisis pengaruh merek memberi dukungan yang berkelanjutan terhadap kualitas hubungan franchise.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

(15)

10 Dapat dijadikan bahan perbandingan dan pengembangan yang lebih mendalam, untuk mengkaji bidang ilmu manajemen kewirausahaan khususnya yang terkait dengan franchise. Serta diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang akan meneliti lebih lanjut mengenai topik ini.

2. Implikasi Manajerial

Penilitian ini dapat menambah gagasan pemikiran dan bahan masukan pada para pengusaha khususnya yang memilih franchise dalam menjalankan usahanya.

1.5 Sistematika Penulisan

Di dalam tesis ini penulisan dibagi menjadi lima bab yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut :

Bab 1 berisikan tentang pendahuluan dan latar belakang dari penelitian ini, manfaat dari penelitian ini, dan rumusan dari masalah yang diambil untuk diteliti.

Bab 2 berisikan landasan teori yang membahas tentang teori dan kajian atas penelitian-penelitian serupa, kerangka pemikiran, model dan hipotesis dari penelitian ini.

(16)

11 Bab 4 berisikan pembahasan mengenai hasil dari penelitian ini.

(17)

878 8

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas kesimpulan serta keterbatasan dan saran bagi penelitian mendatang.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Manajemen kualitas yang terdiri dari dimensi training, informasi, supply, dan asistensi manajemen. Motivasi kewirausahaan yang terdiri dari dimensi tanggung jawab operasional, perasaaan bangga, dan mencari keuntungan. Pengelolaan merek yang terdiri dari dimensi menjaga merek tetap baik, konsistensi merek, merek memiliki kekuatan dalam pemasaran dan merek memberi dukungan yang berkelanjutan. Secara bersama-sama sebelas dimensi ini, signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas hubungan franchise. Hasil tersebut menunjukan bahwa dimensi-dimensi ini merupakan satu kesatuan yang dapat berpengaruh pada kualitas hubungan franchise pada usaha franchise “Pisang ijo justmine”.

(18)

888 8

berpengaruh signifikan terhadap kualitas hubungan franchise “Pisang ijo justmine” yaitu dimensi supply, tanggung jawab operasional, perasaan bangga, mencari keuntungan, menjaga merek tetap baik, konsistensi merek, merek memiliki kekuatan dalam pemasaran, dan merek memberi dukungan yang berkelanjutan. Sedangkan, dimensi training, informasi, dan asistensi manajemen berpengaruh signifikan terhadap kualitas hubungan franchise “Pisang ijo justmine”.

3. Dari hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh besar dari variabel-variabel lain terhadap kualitas hubungan franchise “Pisang ijo justmine” yang diteliti pada penelitian ini. Variabel-variabel dapat berupa faktor-faktor internal dan external seperti strategi marketing, konsep franchise, ancaman dari pesaing, masalah pendanaan, keuangan, dan kinerja penjualan.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Untuk Franchisee dan Franchisor

(19)

898 8

dengan memberikan saran, menyumbangkan ide terbaiknya, melakukan co creation atau berkolaborasi untuk membuat pola marketing dan promosi yang jitu dengan pihak franchisor agar usaha franchise ini terus menjadi usaha yang dapat menghasilkan profit yang tinggi dan memiliki life cycle yang panjang.

5.2.2. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Merujuk pada kesimpulan penelitian yang telah dilakukan, maka saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Menambahkan variabel-variabel berupa faktor-faktor internal dan external seperti strategi marketing, konsep franchise, ancaman dari pesaing, masalah pendanaan, keuangan, dan kinerja penjualan.

2. Penelitian kedepan dapat dikembangkan dengan meneliti usaha franchise yang bergerak dalam jenis usaha selain pisang ijo, seperti makanan, laundry, minuman, dan lain lain. Hal ini diperlukan agar dapat melihat perbedaaan kualitas hubungan dari franchise-franchise tersebut.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Amir Karamoy. 2009. Sukses Usaha Lewat Waralaba. Jakarta : Jurnalindo Aksara

Grafika.

Amos, James H. 2005. Franchising. United States of America: Penguin Group,Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi

Revisi Keempat. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Baron, S. and Schmidt, R. 2002. “Operational aspects of retail franchises”.

International Journal of Retail and Distribution Management.

Cooper,Donald R. & Pamela S. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 19 Ed,

Jakarta:PT Media Global Edukasi.

Effendy dan Tukiran. 2012. Marketing Management. Malang : Penerbit IKIP

Malang.

Ekotama, Suryono. 2010. Jurus Jitu Memilih Bisnis Franchise. Yogyakarta: Media

Pressindo.

Firdaniaty. 2011. Bisnis yang Terus Tumbuh. Jakarta: Majalah SWA.

Ghozali, Imam. 2009. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP

Undip

(21)

Grunhagen,Mittelstaedt. 2005. “Entrepreneur or Investor:Do Multi- Unit Franchisees

Have Different Philosophical Orientation?”.Journal Of Small Business

Management.

Gurajati,D.N.&Porter,D.C. 2009. Basic Econometrics Ninth Edition. Mc Grawhill.

Hasan. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Hollander.M, Wolfe DA. 1973. Nonparametric Statistical Methods. New York:

Wiley.

Inong. 2009. Analisis Strategi bersaing Gloria Jean’s Coffee Shop. Tesis Magister

pada Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan Bandung.

Kaufmann, P. J., and Stanworth, J. 2002. “The Decision to Purchase a Franchise: A

Study of Prospective Franchisees”. Journal of Small Business Management.

Keller, K. L. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta: PT

Prenhallindo.

Mohammad suud. 2004. Jurnal ekonomi . Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia.

Monroy dan Alzola. 2005. An analysis of Quality Management in Franchise

Systems. European Journal Of Marketing

Morrison. 1997. How Franchise Job satisfaction and personality affects Performance,

organizational commitment, Franchisor Relations, and Intention To Remain.

(22)

Pitt dan Napoli. 2003. Managing The franchised Brand : The Franchisees’perspective.

Journal Of Brand Management.

Rachmadi. 2007. Investigasi terhadap Franchisor. Jakarta: Majalah Info Franchise.

Roscoe,J.T. 1975. Fundamental Research Statistics for The Behavioural Sciences,

2nd edition. Newyork: Holt Rinehart & Winston.

Rukinta, Toto.(2009). Formula Alternatif Strategi Pengembangan Bisnis PT. Best

Stamp Indonesia dengan Menggunakan Business Format franchising .Tesis

Magister pada Institut Management Telkom.

Santoso, Singgih. 2000. Penelitian SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: Elex Media.

Komputindo.

Santoso, Singgih. 2002. Statistik dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methodes For Business, Edisi Keempat. Jakarta :

Salemba Empat

Sugiyono. 2003. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2004. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sukandar, Anang. 2009. Franchise di Indonesia dan Pengertiannya. Artikel Majalah

Franchise November 2009.

Sumarsono, Sonny. 2010. Manajemen Bisnis Waralaba. Jakarta: Graha Ilmu.

Thode, Henry C. 2002. Testing for Normality, CRC Press.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan

(23)

Winarto. 2005. Analisis Strategi Franchise PT Sumber Alfaria Trijaya. Tesis

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa terlepas dari yang namanya bahasa, karena bahasa merupakan suatu sistem yang terdiri dari lambang- lambang, kata-kata,

Klik tombol + berwarna biru pada samping field / untuk kasus noninventaris klik tombol submit dibawah form setelah memasukkan data sesuai field Masukkan data sesuai

Berdasarkan pengujian terhadap enam hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa berdasarkan

Bagaimana jika dua bagian pada suatu integral tidak ada kaitan turunan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya.. Untuk itu perlu ada cara lain untuk menyelesaikannya yaitu

Peperangan merupakan salah satu bentuk cara berjihad,dan peperangan merupakan jihad binafsi (jihad secara fisik) yang sering di sebut juga dengan alqital yang berarti peperangan

Pada pertemuan pertama metode pembelajaran adalah dalam bentuk ceramah dan diskusi kelas, sedangkan untuk pertemuan lainnya metode pembelajaran adalah dengan

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/ Komisi Independen Pemilihan Aceh

Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Motivasi Belajar ... Pengaruh Model Kooperatif Tipe Hasil Make