• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2016."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB)

DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET

DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING

KABUPATEN GIANYAR

TAHUN 2016

NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

i

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB)

DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET

DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING

KABUPATEN GIANYAR

TAHUN 2016

NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

NIM. 1420015044

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)

ii

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB)

DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET

DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING

KABUPATEN GIANYAR

TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

NIM. 1420015044

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(4)
(5)
(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Faktor Yang Behubungan Dengan Tingkat Kehadiran Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) Dalam Kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan sebagai persyaratan kelulusan dalam rangka menyelesaikan kuliah di Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. I Md. Ady Wirawan, MPH, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi.

2. Ketut Hari Mulyawan, S.Kom., MPH., selaku Kepala Bagian Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

3. Desak Nym. Widyanthini, S.ST, M.Kes., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan serta masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ida Ayu Putu Sri Ambari, S.H., M.Si. selaku Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Gianyar yang telah memberikan izin untuk pengambilan data awal.

(7)

vi

6. Bapak I Wayan Warman, S.H. selaku Kepala UPT. Keluarga Berencana Kecamatan Tampaksiring yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi.

7. Pande Putu Sri Warma Putri, A.Md.Keb selaku petugas PLKB yang membawahi Desa Manukaya sebagai daerah binaan yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.

8. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat atas dukungan dan kerjasamanya.

9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi penelitian ini.

10.Semua teman-teman angkatan 2014 yang selalu memberikan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan dan semoga penelitian ini bermanfaat.

Denpasar, Juni 2016

(8)

vii

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM KEGIATAN BKB

DI BANJAR MANUKAYA LET DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR

TAHUN 2016

ABSTRAK

Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang memiliki berbagai jenis kegiatan yaitu penyuluhan dan bermain dengan Alat Permainan Edukatif (APE). Anggota yang aktif mengikuti kegiatan BKB akan mendapat manfaat yaitu mampu meningkatkan pengetahuan tentang tumbuh kembang anak dan mampu mendeteksi dini adanya gangguan tumbuh kembang. Berdasarkan wawancara pendahuluan dan laporan rutin kegiatan BKB, diperoleh informasi bahwa kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let belum berjalan secara optimal karena keaktifan dari anggota BKB masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di banjar Manukaya Let.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel adalah seluruh keluarga yang memiliki anak usia 0-6 tahun di Banjar Manukaya Let. Pengumpulan data meliputi data primer melaui wawancara dan data sekunder laporan bulanan. Data dianalisis secara bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan regresi logistik.

Hasil uji bivariat dan multivariat menunjukkan hasil yang sama yaitu adanya hubungan yang signifikan antara dorongan kader BKB (OR=41,533, 95%CI=3,191-540,621, p=0,004) dengan tingkat kehadiran anggota BKB.

(9)

viii

SCHOOL OF PUBLIC HEALTH

FACULTY OF MEDICINE UDAYANA UNIVERSITY

MOTHERS AND CHILDS HEALTH-HEALTH REPRODUCTION Essay, on June 2016

FACTORS WHICH ASSOCIATED WITH THE LEVEL OF ATTENDANCE OF BINA KELUARGA BALITA (BKB) MEMBERS IN THE BKB ACTIVITIES AT BANJAR MANUKAYA LET, MANUKAYA VILLAGE,

TAMPAKSIRING DISTRICT, GIANYAR REGENCY YEARS 2016

ABSTRACT

Bina Keluarga Balita (BKB) is one of health service in which have variety of activities are counseling and playing with Educative Game Tools (EGT). The members who active participates BKB activities will get some benefits are increase knowledge about the child growth development and able to early detection of child development disorders. Based on interviews and monthly reports, BKB activities at Banjar Manukaya Let is not optimal because of less-active members of BKB. the purposes of this research is to determine the factors associated with the level of attendance of BKB members.

This research was an analytical study using cross sectional design. Populations and samples of this research are all of families who have children age 0 to 6 years old at Banjar Manukaya Let. Data collection included primary data through interviews and secondary data by monthly reports. Data were analyzed with chi-square and logistic regression.

Bivariate and multivariate test results showed a significant relationship between support from BKB cadres (OR=41,533, 95%CI=3,191-540,621, p=0,004) with the level of attendance of BKB members.

(10)

ix

DAFTAR ISI`

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iii

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan umum ... 5

1.4.2 Tujuan khusus ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.5.2 Manfaat Praktis ... 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balita ... 8

2.2 Tumbuh Kembang ... 8

2.3 Bina Keluarga Balita (BKB) ... 10

2.3.1 Tujuan BKB ... 10

(11)

x

2.3.3 Waktu dan Tempat Kegiatan BKB ... 11

2.3.4 Pelaksanaan Kegiatan BKB ... 11

2.4 Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran ... 12

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1Kerangka Konsep ... 16

3.2Hipotesis Penelitian ... 17

3.3Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 20

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

4.3 Populasi Penelitian ... 20

4.3.1 Populasi Terjangkau ... 20

4.4 Alat dan Teknik Pengumpulan Data ... 20

4.4.1 Alat pengumpulan data ... 20

4.4.2 Teknik pengumpulan data ... 21

4.5 Teknik Analisa Data ... 21

4.5.1 Pengolahan Data ... 21

4.5.2 Analisa data ... 22

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 24

5.2 Karakteristik Responden ... 24

5.3 Analisis Bivariat dan Multivariat Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Anggota BKB... 25

5.3.1 Analisis bivariat variabel terhadapat tingkat kehadiran ... 26

5.3.2 Analisis multivariat variabel terhadap tingkat kehadiran ... 28

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Anggota BKB dalam Kegiatan BKB ... 29

(12)

xi BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan ... 34 7.2 Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2. Jadwal Penelitian

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Lampiran 4. Surat-surat

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Software

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembentukan kepribadian anak harus dilaksanakan secara berkesinambungan yang dimulai dari dalam kandungan hingga lanjut usia. Dalam siklus hidup manusia, periode anak di bawah lima tahun (balita) merupakan periode kritis dalam menentukan kualitas hidup anak di masa depan. Hal ini dikarenakan pada lima tahun pertama kehidupan, proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada usia 0-2 tahun perkembangan otak anak mencapai 80%, maka dari itu masa balita sering disebut golden age period (masa emas). Masa balita merupakan kesempatan terbaik untuk mengembangakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri anak seperti fisik, emosional, sosial dan pengetahuannya (BKKBN, 2014).

Menurut Fida dan Maya (2012) pertumbuhan dapat dilihat dengan adanya pertambahan ukuran fisik dan struktur tubuh, baik sebagian atau secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi dapat diukur dengan satuan berat dan panjang. Sedangkan, perkembangan merupakan adanya pertambahan fungsi secara sempurna dari struktur tubuh baik melalui proses kematangan ataupun belajar. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda tergantung dari kematangan dan proses belajar.

(17)

2

Salah satu rangkaian kegiatan berkelanjutan guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan secara optimal yang digulirkan pemerintah adalah Program Bina Keluarga Balita (BKB). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Keluarga Berencana yang berada di bawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pemantauan yang hanya dilakukan oleh orang tua tanpa adanya bantuan dari kegiatan BKB ini, akan berhasil namun belum optimal. Sehingga, orang tua maupun anggota keluarga lainnya diharapkan dengan mengikuti kegiatan BKB ini dengan baik, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan terhadap anak akan menjadi efektif dan efisien (BKKBN, 2014).

Menurut BKKBN (2014) BKB merupakan wadah kegiatan keluarga yang memiliki balita-anak guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membina tumbuh kembang anak. Sasarannya adalah orang tua dan anggota keluarga lainnya yang ikut juga mengasuh anak tersebut. Di kelompok kegiatan BKB ini akan terjadi proses bertukar pikiran antara kader dengan petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), kader dengan anggota BKB atau antar sesama anggota BKB. Satu kelompok BKB terdapat di satu dusun di masing-masing desa.

(18)

3

Di Kecamatan Tampaksiring terdapat 8 desa dan 72 banjar/dusun. Di desa Manukaya terdiri dari 14 banjar. Pada tahun 2012, dari 14 banjar tersebut baru terbentuk 2 kelompok BKB yaitu di Banjar Manukaya Bantas dan Manukaya Let. Dari data yang diperoleh di UPT. KB Kecamatan Tampaksiring, jumlah keluarga yang menjadi sasaran kelompok kegiatan di Desa Manukaya sebanyak 72 orang. Sedangkan, jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan hadir/aktif dalam pertemuan/penyuluhan adalah sebanyak 56 orang (77,7%).

Kelompok BKB yang di Banjar Manukaya Bantas sudah terintegrasi dengan pelayanan posyandu, sehingga disebut dengan kelompok Bina Keluarga Balita – Holistik Integratif (BKB-HI). Sedangkan, kelompok BKB yang di Banjar Manukaya Let belum terintegrasi dengan pelayanan Posyandu ataupun PAUD. Berdasarkan data 3 bulan berturut-turut dari Bulan Oktober, November dan Desember tahun 2015, jumlah keluarga yang menjadi sasaran kelompok kegiatan BKB adalah 42 orang, 43 orang dan 44 orang. Sedangkan, yang aktif/hadir dalam pertemuan/penyuluhan adalah 29 orang, 28 orang, 28 orang. Data terbaru bulan Januari, sasaran sebanyak 44 orang namun yang hadir dalam kegiatan sebanyak 11 orang (25%). Berdasarkan uraian data di atas, capaian anggota keluarga yang hadir/aktif mengikuti kelompok kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let belum mencapai target.

(19)

4

disana, kader harus memanggil dari balai banjar jika ada salah satu anggota keluarga yang melintas di depannya yang memiliki anak balita.

Melihat dari permasalahan yang ada di Banjar Manukaya Let tersebut, belum tercapainya target kehadiran/keaktifan anggota kelompok mengikuti kegiatan BKB oleh karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut teori Health Belief Model dalam Notoatmodjo (2012) terdapat empat variabel kunci yang mempengaruhi tingkat kehadiran yaitu persepsi ancaman yang mungkin dialami, persepsi keseriusan suatu tindakan, manfaat dan hambatan yang mungkin dirasakan oleh anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan BKB.

Berdasarkan penelitian tentang BKB yang dilakukan oleh Arsyad (2008) yang berjudul Studi Identifikasi Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita Era Otonomi Daerah, disebutkan bahwa sebagian besar informan tidak aktif hadir mengikuti kegiatan penyuluhan BKB karena kesibukan mengurus rumah tangga dan nampaknya kurang motivasi atau dorongan dari petugas lapangan KB dan kader sebagai pelaksana kegiatan Poktan BKB.

Melihat dari pemasalah yang terjadi dan belum banyak studi tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB, peneliti tertarik untuk meneliti faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar.

1.2 Rumusan Masalah

(20)

5

faktor berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam mengikuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian adalah

“Faktor apakah yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar

Tahun 2016?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam mengikuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden yang mengkuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let.

b. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang kerentanan tumbuh kembang anak dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. c. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang ancaman

gangguan tumbuh kembang dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB.

(21)

6

f. Untuk mengetahui hubungan dorongan kader BKB terhadap tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB.

g. Menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber bahan bacaan di perpustakaan dan memberikan informasi tentang kegiatan Bina Keluarga Balita.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan BKB.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi petugas kesehatan

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai data dasar atau informasi tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan kehadiran/keaktifan dari keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan BKB.

2. Bagi masyarakat

(22)

7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

(23)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Balita

Anak balita adalah anak yang sudah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih. Anak balita sering disebut anak di bawah usia lima tahun. Terdapat pulka istilah umum untuk anak balita yaitu anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak pra sekolah (3-5 tahun) (Fida & Maya, 2012).

Masa balita merupakan periode penting dalam siklus kehidupan manusia. Hal tersebut dikarenakan, keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita sebagai penentu di periode selanjutnya. Oleh karena itu, masa periode anak balita sering disebut golden age periode dimana tahapan tumbuh kembang terjadi sangat cepat dan tidak dapat terulang kembali (Fida & Maya, 2012).

1.2 Tumbuh Kembang

Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap anak akan berbeda-beda dan keduanya saling berkorelasi. Namun, setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa yang sangat penting. Sehingga, diperlukan ketelitian dari orang tua untuk mendorong anaknya supaya mencapai puncak perkembangan yang optimal (gain moment). Setiap anak memang membutuhkan pengalaman dan melakukan penemuan sendiri untuk mengoptimalkan setiap momen pembelajarannya. Namun, pada periode emas anak perlu ditemani oleh orang tua agar mampu menciptakan gain moment bersama anak (Fida dan Maya, 2012).

(24)

9

rambut dan lainnya. Sedangkan menurut Soetjiningsih (1995) dalam (Fida dan Maya, 2012), perkembangan (development) merupakan pertambahan yang terjadi secara kompleks dalam struktur dan fungsi tubuh dengan pola teratur dan dapat diprediksi sebagai hasil proses pematangan.

Proses awal tumbuh kembang anak lebih peka terhadap lingkungan utamanya antara lain asupan gizi yang adekuat, kurang stimulasi dan tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Pada masa balita terjadi kemajuan perkembangan yang sangat pesat terhadap motorik kasar, motorik halus dan fungsi sekresi, sehingga stimulasi sangat diperlukan pada tahap awal masa balita (Rahayu, 2014).

Setiap tahap tumbuh kembang anak terkadang tidak sesuai dengan harapan orang tua/keluarga. Menurut Sacker (2011) dalam (Kusuma, 2012) tumbuh kembang seorang anak dikatakan terhambat jika tumbuh kembangnya tidak tercapai sesuai dengan tahapan umur semestinya, dengan ketertinggalan dalam populasi yang normal. Salah satu penyebab tumbuh kembang anak terhambat yaitu orang tua/keluarga lebih terfokus pada perkembangan motorik kasar saja, dimana motorik kasar tidak sensitif terhadap kemampuan mental secara keseluruhan. Oleh sebab itu, sekecil apapun penyimpangan tumbuh kembang harus cepat dideteksi dan ditangani secara cepat dan tepat agar kualitas sumber daya balita meningkat dan menjadi anak yang sehat.

(25)

10

sebagai pendidik pertama dan utama merupakan pihak yang berandil besar dalam perilaku anak yang baik.

1.3 Bina Keluarga Balita (BKB)

Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan suatu wadah kegiatan untuk keluarga yang miliki anak usia 0-6 tahun. Dalam kegiatan BKB ini, bisa dijadikan sebagai tempat untuk bertukar pikiran antara anggota kelompok BKB dengan kader atau petugas PLKB (BKKBN, 2013).

Menurut Ambar Ayu program Bina Keluarga Balita lebih mengutamakan upaya pemberdayaan keluarga dalam mengasuh dan membina pertumbuhan dan perkembangan anak dengan lebih menekankan kepada interaksi dengan orang tua sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak akan tercapai secara optimal (Ariesta, 2011).

1.3.1 Tujuan BKB

Pelayanan BKB ditujukan kepada keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dalam mengasuh dan membina pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Soetjiningsih (1995) pelaksanaan BKB ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, dengan stimulus mental menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia (Vidyaningrum, 2013).

1.3.2 Manfaat BKB

(26)

11

Manfaat lain dari kegiatan BKB ini yaitu meningkatkan pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang dan membantu keluarga dalam melatih keterampilan memantau tumbuh kembang anaknya sejak dini, sehingga dapat dilakukan secara mandiri pada saat mengasuh anak (BKKBN, 2013).

1.3.3 Waktu dan tempat kegiatan BKB

Waktu penyelenggaraan kegiatan BKB dilaksanakan sebulan satu kali. Hari dan waktunya dipilih sesuai dengan kesepakatan antara keluarga dan kader serta fokus kegiatannya yaitu pembinaan kepada keluarga tentang pengasuhan pertumbuhan dan perkembangan anak. Lokasi kegiatan BKB sebaiknya mudah dijangkau oleh masyarakat (BKKBN, 2013).

1.3.4 Pelaksanaan Program BKB

Penanggung jawab umum gerakan BKB adalah Kepala Desa. Perencanaan dan pengembangan BKB dilakukan oleh kader, petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), serta Tim Pembina dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP&KB) tingkat Kabupaten. Kemudian, penyelenggaraannya dilakukan oleh petugas PLKB dan kader terlatih yang berasal dari anggota masyarakat yang bersedia secara sukarela memberikan penyuluhan kepada anggota kelompok BKB (BKKBN, 2013).

(27)

12

kader BKB yang berkaitan dengan masalah pengasuhan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pembinaan pertumbuhan dan perkembangan tersebut melalui stimulasi aspek-aspek perkembangan anak dengan menggunakan media interaksi yang ada seperti dongeng, musik/nyanyi dan alat permainan. Setiap anggota BKB diberikan Kartu Kembang Anak (KKA) yang akan diisi setiap kegiatan sebagai alat pantau perkembangan anak. Petugas PLKB dan kader juga melaksanakan kunjungan rumah dan melalukan rujukan apabila ditemukan permasalahan yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

1.4 Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran

Menurut teori Health Belief Model (HBM) dalam Notoatdmojo (2012) perilaku dipengaruhi oleh 4 variabel kunci yaitu:

1. Kerentanan yang dirasakan (Perceived susceptibility)

Tindakan pencegahan akan terjadi apabila individu merasakan rentan (susceptible) terhadap suatu penyakit. Menurut Sunarwati (2007) dalam (Alfiani & Yuni) beberapa tahun belakangan ini kesadaran masyarakat mulai muncul untuk lebih memperhatikan proses tumbuh kembang anaknya, baik secara fisik, mental/psikologis maupun sosial. Hal tersebut karena masyarakat menyadari bahwa salah satu penentu kemajuan suatu bangsa adalah kualitas dari sumber daya manusianya yang sudah harus dibentuk dari tahun pertama kehidupan anak.

(28)

13

faktor yang mempengaruhi, terkadang tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan yang normal sehingga akan mampu mendeteksi adanya penyimpangan dari keadaan normal.

Pertumbuhan dan perkembangan pada anak memang akan terjadi secara alami, namun akan lebih optimal jika adanya pemantauan oleh orang tua/keluarga. Menyadari akan pentingnya pemantauan sejak dini terhadap tumbuh kembang anak, terlaksananya kegiatan BKB membantu orang tua/keluarga untuk mendapatkan informasi tentang tumbuh kembang atau sebagai tempat melatih keterampilan dalam mengasuh anak.

2. Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousnes)

(29)

14

3. Manfaat dan rintangan yang dirasakan (Perceived benefits and barriers)

Tindakan pencegahan atau pengobatan yang dilakukan oleh individu juga dipengaruhi oleh manfaat yang dirasakan dan rintangan-rintangan yang ditemukan pada saat mengambil tindakan tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, dkk (2014) dengan judul Dampak Program Bina Keluarga Balita (BKB) Terhadap Tumbuh Kembang Anak Balita 6-24 Bulan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang sebagian besar keluarga anak balita 6-24 bulan peserta BKB memiliki tingkat pengetahuan tinggi, sedangkan pada keluarga anak balita 6-24 bulan bukan peserta BKB memiliki tingkat pengetahuan rendah. Jadi kegiatan BKB ini memiliki dampak terhadap pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang balita sehingga mereka mampu memantau tumbuh kembang balita dengan baik.

4. Isyarat atau tanda-tanda (Cues)

Terdapat beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi penerimaan yang benar tentang kerentanan, keseriusan dan manfaat dari tindakan yang diambil untuk mengikuti kegiatan BKB yaitu tenaga kesehatan (PLKB), kader BKB, kelian banjar dan anjuran dari orang-orang sekitar atau keluarga dan sebagainya.

(30)

15

juga peningkatan peran serta tokoh masyarakat (kelian banjar), masyarakat dan keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam praktik pelaksanaan anestesia spinal di RSUP Dr Sardjito antiseptik yang digunakan adalah Povidon iodine 10%.Belum banyaknya penelitian yang dilakukan dalam

DESKRIPSI : Materi ini membahas tentang tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan dan tenaga yang tersedia; penerapan metode

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis

Festival musik yang berlangsung lebih dari satu hari mau tidak mau membuat penonton yang berasal dari luar negeri dan luar Jakarta untuk [ – 9 – ].. Pengeluaran mereka untuk

Sekolah yang ada di Indonesia belum membentuk lulusan yang mempunyai dua keterampilan yaitu hard skillsdan soft skillsdan pada akhirnya lulusannya akan sulit bersaing di

Pada hari ini Selasa tanggal Lima Belas bulan September tahun Dua Ribu Dua Puluh , bertempat di Kantor Desa Pejambon, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa

Pelayanan Auto2000 yang sudah baik (ditunjukkan dengan pendapat semua re- sponden, baik yang komplain mau pun yang tidak komplain, yang menyatakan bahwa mereka puas dengan

operasional Kegiatan identifikasi oleh petugas yang akan melakukan tindakan dengan cara menanyakan nama dan tanggal lahir pasien Frekuensi pulta Harian. Periode analisis