• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII DI SMPN 1 MARGAHAYU : Studi Kuasi Eksperimen Implementasi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII DI SMPN 1 MARGAHAYU : Studi Kuasi Eksperimen Implementasi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 9

D.Manfaat Hasil Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian A.Kajian Pustaka ... 13

1. Konsep Kurikulum 2013 ... 13

a. Pengertian Kurikulum Secara Umum ... 13

b. Kurikulum Sebagai Hasil Belajar yang Diharapkan ... 14

c. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ... 15

d. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 18

e. Konsep Kurikulum Terintegrasi Sainstek ... 20

2. Konsep Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific dalam Kurikulum 2013 ... 24

a. Pengertian Pembelajaran ... 24

(2)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Konsep Pendekatan Scientific ... 27

d. Kriteria Pendekatan Scientific ... 29

e. Pengertian Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific ... 32

f. Langkah-Langkah Pembelajaran berbasis Pendekatan Scientific ... 33

g. Jejaring Pembelajaran (Pembelajaran Kolaboratif) dalam Pendekatan Scientific ... 43

h. Pembelajaran Berpusat Pada Anak dalam Pendekatan Scientific ... 45

3. Kajian yang Relevan tentang Pembelajaran Berbasis pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 47

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 47

b. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ... 48

c. Mengukur Prestasi Belajar Siswa ... 50

d. Dampak Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific ... 51

4. Penerapan Pendekatan Scientific Pada Mata Pelajaran Matematika ... 55

B. Kerangka Pemikiran ... 58

C. Hipotesis Penelitian ... 60

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 62

B. Metode Penelitian ... 65

C. Desain Penelitian ... 67

D. Definisi Operasional ... 70

E. Instrumen Penelitian ... 71

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 72

G. Teknik Pengumpulan Data ... 78

(3)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data Hasil Uji Coba Penelitian ... 81 B. Pengolahan Data... 86 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 116 B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

(4)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum ... 18

2.2 Keterkaitan Antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar ... 34

2.3 Bobot Pertanyaan Berdasarkan Tingkatan Kognitif ... 39

3.1 Populasi Penelitian ... 63

3.2 Data Sampel Kelas VII SMPN 1 Margahayu Tahun Pelajaran 2012/2014 ... 64

3.3 Hubungan Antar Variabel Secara Khusus ... 66

3.4 Desain Penelitian dengan Kelompok Kontrol Tak-setara ... 67

3.5 Interpretasi Validitas Butir ... 74

3.6 Kriteria Reliabilitas ... 76

3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 76

3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 77

4.1 Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal (Tes Objektif) ... 82

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Objektif Secara Keseluruhan ... 83

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Tes Bentuk Uraian ... 83

4.4 Hasil Uji Reliabilitas Tiap Butir Soal Tes Bentuk Uraian ... 84

4.5 Hasil Uji Daya Pembeda Soal ... 84

4.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 85

4.7 Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Secara Keseluruhan ... 86

4.8 Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Aspek Memahami ... 88

4.9 Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Aspek Menerapkan ... 89

4.10 Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Aspek Menganalisis ... 90

(5)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.12 Hasil Analisis Data Paired Samples t-test ... 93

4.13 Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 97

4.14 Hasil Uji Hipotesis Kedua... 99

4.15 Hasil Uji Hipotesis Ketiga ... 101

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Komponen Kurikulum Terintegrasi ... 21

2.2 Posisi Hierarkis Istilah Pembelajaran ... 27

2.3 Pendekatan Induktif vs Pendekatan Deduktif ... 28

2.4 Integrasi Proses Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific ... 33

2.5 Wilayah ZPD (Zone of Proximal Development) ... 44

2.6 Metodologi Umum dalam Pembelajaran Efektif ... 53

2.7 Kerangka Berpikir ... 58

3.1 Hubungan Variabel Penelitian Secara Umum ... 66

3.2 Alur Pembuatan Rencana Penelitian ... 69

4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Bentuk Uraian ... 82

4.2 Grafik Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar secara Keseluruhan ... 87

4.3 Grafik Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Aspek Memahami ... 88

4.4 Grafik Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Aspek Menerapkan ... 89

4.5 Grafik Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Aspek Menganalisis ... 90

4.6 Daerah Penolakan H0 Secara Keseluruhan ... 95

4.7 Daerah Penolakan H0 Aspek Memahami ... 98

4.8 Daerah Penolakan H0 Aspek Menerapkan ... 100

(6)

Ermawati, 2014

(7)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Ermawati (0906666). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VII di SMPN 1 Margahayu (Studi Kuasi Eksperimen Implementasi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013).

Skripsi, Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, tahun 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan pembelajaran berbasis pendekatan scientific terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas VII di SMPN 1 Margahayu. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan dengan desain Kelompok Kontrol Tak-setara. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes prestasi belajar dan pedoman observasi. Populasi penelitian ini menggunakan kelas VII SMPN 1 Margahayu tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah populasi 375 siswa. Sampel yang diambil menggunakan kategori probability sampling dengan teknik penyampelan klaster yang berjumlah 75 siswa, dengan rincian 37 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 38 siswa sebagai kelompok kontrol. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t sampel berpasangan untuk pengujian dua arah. Temuan yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis pendekatan scientific memiliki pengaruh yang signifikan ke arah positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas VII di SMPN 1 Margahayu. Disarankan untuk penggunaan pembelajaran berbasis pendekatan scientific agar tepat digunakan pada kelima aspek, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khususnya untuk aspek menanya agar lebih dimunculkan dalam pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

(8)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Ermawati (0906666). Implementation of Scientific Approach Based Learning To Students Achievement Of The Mathematics Lesson In The VII Class At SMPN 1 Margahayu. (Quasi Experiment Learning Implementation of Curriculum 2013).

Skripsi, Department of Curriculum Technology Education, Faculty of Education, University of Indonesia, 2014

This research aimed to describe the effect of the implementation of scientific approach based learning to students achievement of the Mathematics lesson in the VII class at SMPN 1 Margahayu. This research used a quasi experiment with quantitative and non-equivalent control group design. The instrument used learning achievement tests and observation. Population in this research are the students of VII class at SMPN 1 Margahayu in 2013/2014 approximately 375 students. Samples were taken using probability sampling category with cluster sampling technique for about 75 students, 37 students as the experimental group and 38 students as a control group. Hypothesis test used pairing sample t-test formula for two-way test. The results of this research showed that learning based on scientific approach had positively significant influence to student achievement of Mathematics lesson in the VII class at SMPN 1 Margahayu. There are five recommendation aspects to use learning based on scientific approach; observing, asking, gathering information, associating, and communicating. Especially for asking aspect in order to be raised in learning to develop creativity, curiousity, and ability to formulate questions to improve the necessary critical thinking to smart life and longlife learning.

(9)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi, yang ditandai oleh membanjirnya informasi dan pesatnya perkembangan teknologi, maka tantangan generasi yang akan datang lebih berat dibandingkan dengan generasi terdahulu. Karena itu generasi muda harus dibekali sesuai dengan tantangannya ke depan. Dalam hal ini, generasi muda harus dibekali untuk kreatif, kompetitif, dan kooperatif. Untuk membekali ketiga kemampuan tersebut, dunia pendidikan memegang peranan yang sangat penting khususnya peran guru dalam pembelajaran. Masih banyak juga guru yang mengajar dengan cara-cara lama dan kurang melibatkan dan mengaktifkan siswa untuk mampu belajar sendiri. Model pembelajaran yang hanya menekankan ceramah dan kurang demokratis masih banyak terjadi, akibatnya siswa kurang bebas untuk mengembangkan pikiran dan gagasannya. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Mulyoto (2013: 4, 10) bahwa selama ini, mereka telah terkondisi untuk pasif, menerima apapun informasi dari guru tanpa kritik. Selain itu, Mulyoto juga mengacu pada penelitian Asy’ari (2013), asisten Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, yang menemukan fakta otentik bahwa praktik pembelajaran yang berlangsung di sekolah selama ini sama sekali belum memedulikan hak-hak siswa. Inilah yang menjadi salah satu penyebab dari rendahnya mutu pendidikan di negara kita karena proses pembelajaran yang belum tepat di sebagian besar sekolah.

(10)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan proses pengorganisasian atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Pembelajaran memerlukan sudut pandang atau titik tolak terhadap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, yakni pendekatan pembelajaran yang didalamnya mewadahi dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu, namun apakah pendekatan pembelajaran yang dirancang saat ini sudah diimplementasikan untuk memperoleh perubahan tingkah laku siswa? Yaumi (2012: 1) berpendapat bahwa:

Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach) cenderung mendominasi pelaksanaan pembelajaran saat ini. Sedangkan, pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approach) baru merupakan teori dan konsep yang belum terintegrasi secara menyeluruh dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran.

Pendekatan yang berpusat pada guru inilah yang mengakibatkan lemahnya guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Zamroni (2003: 1) dalam bukunya mengatakan bahwa “pendidikan sistem persekolahan hanya mentransfer kepada peserta didik apa yang disebut the dead knowledge, yakni pengetahuan yang terlalu bersifat text-bookish sehingga bagaikan sudah

diceraikan baik dari akar sumbernya maupun aplikasinya”. Padahal

(11)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu.

Beberapa dekade terakhir ini telah banyak perubahan dalam sistem pembelajaran di negara kita untuk mencoba mengatasi masalah tersebut. Saat ini antara guru dan murid dituntut untuk saling interaktif dan lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuan mereka dalam proses pembelajaran. Hal ni senada dengan pendapat Qolawun (2012: 16) bahwa:

Sekarang, semua sistem pengajaran telah berubah. Murid dirangsang dan difasilitasi untuk mengembangkan semua yang dipelajarinya, apalagi saat ini semua fasilitas didukung penuh dengan kemajuan teknologi dan informasi. Hampir semua lembaga pendidikan yang ada, baik yang formal ataupun nonformal, sudah memanfaatkan kemajuan teknologi secara menyeluruh.

Tidak hanya itu, berbagai pendekatan dan metode pembelajaran bahkan sampai perombakan kurikulum juga banyak dilakukan. Semua bentuk pengajaran tersebut bertujuan umum sama, yaitu membuat peserta didik paham terhadap semua yang diajarkan, bisa mempraktikkan, mengimplementasikan, dan tidak sekadar mengetahui teori belaka.

Dewasa ini, kurikulum yang diterapkan dirasa kurang mengakomodir perkembangan teknologi informasi dalam pembelajaran yang semakin menuntut siswa untuk siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Oleh karena itu, dengan tujuan untuk menelurkan generasi yang cerdas komprehensif, tidak hanya unggul secara pengetahuan, namun generasi ini juga memiliki kepedulian pada sesama, jujur serta kreatif dan produktif, maka muncul perombakan kurikulum yang saat ini telah disahkan untuk diimplementasikan pada tiap satuan pendidikan yaitu Kurikulum 2013.

Baru-baru ini diperbincangkan, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran yang mampu mengembangkan kreativitas siswa.

Mulyoto (2013: 103) menyatakan bahwa “selama ini unsur kreativitas

(12)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapat tempat”. Disamping itu, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan bahwa kurikulum 2013 juga mengamanahkan untuk mendorong peserta didik agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran (Kemendikbud, 2013:3-4). Intinya, yang menjadi ciri khas pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran berbasis pendekatan scientific yang saat ini tentunya menarik untuk dipelajari dan diteliti lebih lanjut oleh para pendidik maupun pemerhati pendidikan.

Pendekatan scientific menjadikan pembelajaran lebih aktif dan tidak

membosankan, siswa dapat mengonstruksi pengetahuan dan keterampilannya melalui fakta-fakta yang ditemukan dalam penyelidikan dilapangan guna pembelajaran. Selain itu, dengan pembelajaran berbasis pendekatan scientific ini, siswa didorong lebih mampu dalam mengobservasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan hal-hal yang dipelajari dari fenomena alam ataupun pengalaman langsung (Kemendikbud, 2013: 203,212). Pada pembelajaran Matematika misalnya, siswa dapat diajak melihat langsung peristiwa, mengamati kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan penggunaan bilangan bulat, seperti temperatur atau suhu berbagai benda, ketinggian pohon atau daratan, dan sebagainya. Dengan demikian, siswa selalu mengingatnya dan proses pembelajaran terasa lebih berkesan.

Adanya isyarat untuk menerapkan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran telah termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud (2013: 3) dalam materi diklatnya juga

menjelaskan bahwa “Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam

(13)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran berbasis pendekatan scientific ini mencakup 3 ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk itu, diharapkan hasil belajar dapat melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terintegrasi. Sebagai hasilnya, akibat dari hasil belajar yang diinginkan tersebut harus bisa mengarah kepada prestasi belajar, prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan perilaku siswa kearah yang positif.

Prestasi belajar sudah pasti adalah hasil belajar, karena prestasi belajar adalah akhir dari proses belajar setelah mengalami kegiatan belajar. Itu berarti hasil belajar yang dimaksud harus menunjukan hasil yang positif karena dinamakan prestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (1996:226) dalam artikel Sunarto (2009) berjudul Pengertian Prestasi Belajar yang mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang, maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

(14)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu, pendekatan scientific sebenarnya bukan hal baru dalam proses pembelajaran. Salah satu penelitian membuktikan bahwa dengan menggunakan pendekatan scientific dalam pembelajaran terdapat perbedaan yang signifikan ke arah yang lebih baik dibanding dengan menggunakan pendekatan konvensional. Sebagaimana disebutkan dalam penelitian Ikaningrum (2013 :2) yang menyimpulkan bahwa:

(1) Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific inquiry dan yang menggunakan pendekatan konvensional, jika pengetahuan awal peserta didik SMA N 4 Magelang dikendalikan secara statistik. (2) Ada perbedaan yang signifikan sikap ilmiah peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific inquiry, dimana sikap ilmiah peserta didik lebih baik daripada sebelumnya. (3) Ada perbedaan yang signifikan sikap ilmiah peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific inquiry, dimana pendekatan scientific inquiry lebih baik daripada pendekatan konvensional.

Selain itu, pendekatan scientific, menurut Kemendikbud (2013: 1) dalam materi diklatnya tentang Konsep Pendekatan Scientific, mengemukakan:

Hasil pembelajarannya lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Demikian pula, dalam penelitiannya membuktikan bahwa, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen pada pembelajaran tradisional, sedangkan pada pembelajaran berbasis pendekatan scientific, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.

(15)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengimplementasikan pembelajaran kurikulum 2013. Tambahan pula, jika permasalahan pembelajaran ini tidak diteliti maka pembelajaran akan dirasa seperti biasanya yakni tradisional meskipun sudah diterapkan kurikulum 2013. Sedangkan, jika dibiarkan pembelajaran dengan model seperti itu, maka siswa menjadi tidak termotivasi untuk belajar. Belajar dengan hanya menerima informasi dari guru kurang bermakna bagi siswa. Banyak siswa yang menganggap pelajarannya membosankan. Mereka hanya mengingat-ingat kembali penjelasan guru dan menuliskanya lagi pada saat ujian, sehingga dengan demikian diperlukan suatu inovasi agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Bila guru menyadari bahwa prestasi belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa peningkatan prestasi pada dirinya, ia akan lebih bersungguh-sungguh untuk dapat mengimplementasikan pendekatan scientific ini dalam pembelajaran.

Mengingat masih banyak guru yang belum paham betul akan implementasi pembelajaran dalam kurikulum 2013, Berkaitan dengan perubahan kurikulum ini hendaknya dapat disikapi dengan perubahan kualitas guru sebagai pelaksana utama. karena itu tidak hanya siswa, tapi guru juga harus memunculkan nilai-nilai kreativitas dan inovatif. Untuk itu, perubahan ini harus disikapi juga dengan keinginan melakukan penelitian di kelas.

(16)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah daam pembinaan dan pengawasan; dan (iii) penguatan ma-najemen dan budaya sekolah.

Berkaitan dengan faktor pertama, semakin menguatkan mengapa guru adalah ujung tombak dari penerapan kurikulum 2013, karena kesiapan guru lebih penting daripada pengembangan kurikulum 2013. Apalagi dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Semakin luas ragam pemahaman guru terhadap pendekatan dan strategi serta metode pembelajaran akan memperkuat keberhasilan kurikulum pada tataran proses.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik dan berusaha untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VII di SMPN 1 Margahayu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah umum dalam penelitian ini yaitu, apakah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran berbasis pendekatan scientific terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas VII di SMPN 1 Margahayu?

Kemudian dari pokok permasalahan di atas, ditentukan rumusan masalah yang lebih khusus, yaitu sebagai berikut:

(17)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dilihat dari aspek menerapkan sebelum dan sesudah diberi treatment antara siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis pendekatan scientific dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dilihat dari aspek menganalisis sebelum dan sesudah diberi treatment antara siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis pendekatan scientific dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran berbasis pendekatan scientific terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII di SMPN 1 Margahayu. Tujuan umum tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus, sebagai berikut:

1. Menganalisis perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diberi treatment antara siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis

pendekatan scientific dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dilihat dari aspek memahami.

2. Menganalisis perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diberi treatment antara siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis

pendekatan scientific dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dilihat dari aspek menerapkan.

3. Menganalisis perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diberi treatment antara siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis

pendekatan scientific dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dilihat dari aspek menganalisis.

(18)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika tujuan penelitian yang dipaparkan di atas tercapai, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini dibedakan dari sisi manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific untuk melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif. Hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam pengembangan penelitian lanjutan dan penelitian dalam bidang lainnya atau sebagai pendekatan pembelajaran yang bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dalam implementasi pembelajaran kurikulum 2013.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi agar siswa bisa lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran.

2) Melalui pendekatan scientific, dapat mendorong siswa untuk belajar dari fenomena alam ataupun pengalaman langsung agar siswa selalu mengingatnya dan proses pembelajaran terasa lebih berkesan sehingga diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. 3) Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan

bagi siswa b. Manfaat bagi Guru

1) Guru dapat mengetahui pentingnya menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

(19)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa sehingga termotivasi untuk menerapkannya dalam proses belajar-mengajar.

c. Manfaat bagi Sekolah

Memberikan sumbangsih yang bermanfaat untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan mutu sekolah, proses belajar-mengajar serta minat siswa dalam pembelajaran.

d. Manfaat bagi Peneliti

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis karena memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih luas mengenai implementasi pembelajaran dalam kurikulum 2013 di sekolah. Selain itu, hasil penelitian ini juga menjawab rasa penasaran peneliti mengenai pengaruh pendekatan scientific terhadap prestasi belajar siswa di SMPN 1 Margahayu.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penelitian ini, penulis merinci tentang urutan penulisan setiap bab dan bagian dalam skripsi ini.

1. Bab I Pendahuluan yang berisikan sub bab sebagai berikut. a. Latar belakang masalah

b. Rumusan masalah c. Tujuan penelitian

d. Manfaat penelitian (manfaat teoritis dan manfaat praktis) e. Strultur organisasi penelitian

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian yang berisikan sub bab sebagai berikut.

a. Konsep Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi

(20)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Kajian yang Relevan tentang Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa

d. Penerapan pendekatan scientific pada mata pelajaran matematika e. Kerangka pemikiran

f. Hipotesis penelitian

3. Bab III Metode Penelitian yang berisikan sub bab sebagai berikut. a. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian

b. Metode penelitian c. Desain penelitian d. Definisi operasional e. Instrumen penelitian

f. Proses pengembangan instrumen g. Teknik pengumpulan data h. Analisis data

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisikan sub bab sebagai berikut.

a. Deskriptif data (uji validitas angket, uji reliabilitas angket, dan uji normalitas data)

b. Analisis data (gambaran umum dan uji hipotesis) c. Pembahasan penelitian

5. Bab V Kesimpulan dan Saran yang berisikan sub bab sebagai berikut. a. Kesimpulan

(21)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Fatimah. (2007). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Biologi Melalui Penerapan Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD. [Online]. Tersedia:

http://massholeh.webs.com/PTK_FATIMAH/PTK-FATIMAH-BAB1.htm [21 November 2013]

Ika Ratnaningrum, N.A. (2013). Persepsi Dan Sikap Guru Terhadap Kesiapan Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Di SD Negeri Terakreditasi A se-Kota Tegal. Dalam Portal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat [Online]. Universitas Negeri Semarang. Tersedia: http://103.23.100.200:81/gtriset/portal/index.php. [20 Oktober 2013]

Mentari Novia Nur Ikaningrum, T. G. (2013). “Efektivitas Pendekatan Scientific

Inquiry Terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas X”. Dalam e-Journal Universitas Negeri Yogyakarta [Online]. (2). Tersedia: http://journal.student.uny.ac.id/. [1 Oktober 2013]

(22)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://dewimulyanieblogs.blogspot.com/2011/02/peningkatan-hasil-belajar-dan-aktivitas.html [21 November 2013]

Mulyoto. (2013). Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Keberhasilan Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia: http://www.kemdikbud.go.id/uji-publik-kurikulum-2013-5.html [17 Oktober 2013]

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013, Mata Pelajaran Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Kemendikbud

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud

Putri, Silpia D. dan Neviyarni. (2013). “Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya

Prestasi Belajar Siswa”. Jurnal Ilmiah Konseling. 1, (2), 225-230.

Qolawun, A. (2012). Rasulullah Saw.; Guru Paling Kreatif, Inovatif, & Sukses Mengajar. Jogjakarta: Diva Press.

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ [22 Oktober 2013]

Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences. Jakarta: Dian Rakyat.

(23)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SMPN 1 Margahayu, tepatnya di jalan Terusan Kopo Nomor 397 Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung tahun pelajaran 2013/2014. Terdapat 28 rombel (rombongan belajar) terdiri dari 10 rombel kelas VII, 9 rombel kelas VIII, dan 9 rombel kelas IX. Pada penelitian ini, penulis lebih mengkhususkan penelitian di kelas VII pada mata pelajaran Matematika.

Alasan utama penulis mengambil lokasi SMPN 1 Margahayu yaitu karena dari 133 sekolah sasaran kurikulum 2013 di provinsi Jawa Barat, SMPN 1 Margahayu termasuk salah satu sekolah sasaran pelaksana kurikulum 2013. Selain itu, dari segi letak geografis posisi sekolah yang cukup dekat ditempuh jaraknya oleh peneliti. Tambahan pula, SMPN 1 Margahayu menurut pengamatan secara umum, dalam keseharian proses pembelajarannya sudah menggunakan pendekatan scientific dengan sarana teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia. Untuk itu, sekolah ini cukup representatif untuk dijadikan lokasi penelitian.

2. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMPN 1 Margahayu yang terdiri dari 10 kelas mulai dari kelas VII-A sampai kelas VII-J.

(24)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terjadi”. Berikut ini tabel populasi penelitian siswa kelas VII SMPN 1 Margahayu yang mengikuti mata pelajaran Matematika.

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

Kelas Jumlah

VII-A 37

VII-B 38

VII-C 38

VII-D 36

VII-E 38

VII-F 38

VII-G 38

VII-H 38

VII-I 37

VII-J 37

Jumlah 375

3. Sampel

Menurut Arifin (2012: 215) “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).” Dikatakan pula dalam bukunya bahwa istilah sampel berbeda dengan sampling. Sampling merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil

sampel dengan menggunakan teknik atau jenis sampling yang digunakan (Arifin, 2012: 215).

(25)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan teknik-teknik yang memungkinkan setiap subjek mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel ( Ali, 2010: 270).

Dalam kategori probability sampling, peneliti mengambil teknik penyampelan dengan menggunakan penyampelan klaster yang sering digunakan dalam riset kuasi eksperimen. Alasan peneliti mengambil teknik penyampelan ini karena sampel yang diambil adalah kelompok siswa di kelas yang telah terbentuk, tanpa ada campur tangan peneliti dalam mengubah kelas tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Ali (2010: 275) terkait penyampelan klaster yang menyebutkan bahwa “sampel yang diambil menggunakan teknik ini biasanya adalah kelompok yang telah ada atau telah terbentuk (kelompok intact). Tanpa ada campur tangan pelaku riset untuk mengubah kelompok itu, baik dalam jumlah anggota, susunan, maupun suasana dan derajat kekompakannya”.

Berdasarkan teknik penyampelan tersebut, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas dari 10 kelas yang menjadi populasi penelitian ini, yakni, kelas VII-A dan VII-B dengan sebaran nilai siswa yang merata. Berikut ini data nilai rata-rata ulangan harian yang dihasilkan dari dua kelas tersebut.

Tabel 3.2.

Data Sampel Kelas VII SMP Negeri 1 Margahayu Tahun Pelajaran 2013/ 2014

No. Kelas Nilai Rata- Rata Sampel

1. VII-A 82,8 37

2. VII-B 81 38

(26)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model quasi experimental (eksperimen quasi) menggunakan pendekatan kuantitatif. Quasi eksperimen, menurut Arifin (2012: 74) disebut juga eksperimen semu yang tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Dikuatkan pula oleh Sukmadinata (2011: 59) bahwa “pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan”.

Dalam studi eksperimen quasi tentang penerapan pembelajaran berbasis pendekatan scientific terhadap prestasi belajar siswa, pengontrolan variabel dilakukan dengan menyamakan karakteristik sampel dalam variabel-variabel tersebut. Namun, pengontrolannya juga tidak sepenuhnya disamakan tetapi diambil yang tidak jauh berbeda nilai rata-rata hasil belajarnya. Dalam hal ini diambil dua kelas sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Variabel, menurut Arifin (2012: 185-188) merupakan suatu fenomena yang bervariasi atau suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Dalam penelitian ini, terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah kondisi yang oleh pelaku eksperimen dimanipulasi untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobeservasi. Sedangkan variabel terikat adalah kondisi yang berubah ketika pelaku eksperimen mengganti variabel bebas.

(27)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran Matematika dalam domain kognitif. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat secara umum dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Hubungan Variabel Penelitian Secara Umum

Adapun hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat secara khusus dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 3.3 Hubungan Antar Variabel Secara Khusus Variabel Bebas

X,Y1 : Pengaruh penerapan pembelajaran berbasis pendekatan scientific terhadap prestasi belajar dilihat dari aspek memahami

Variabel X Pembelajaran Berbasis

Pendekatan Scientific

Variabel Y

(28)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X,Y2 : Pengaruh penerapan pembelajaran berbasis pendekatan scientific terhadap prestasi belajar dilihat dari aspek menerapkan

X,Y2 : Pengaruh penerapan pembelajaran berbasis pendekatan scientific terhadap prestasi belajar dilihat dari aspek menganalisis

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam studi kuasi eksperimen ini adalah Desain dengan Kelompok Kontrol Tak-setara. Menurut Ali (2010: 106) desain ini sama dengan desain Pretes-Postes Menggunakan Kelompok Kontrol dalam eksperimen (control group pretest and posttest design). Perbedaannya adalah dalam desain ini pemilihan subjek sampel menggunakan kelompok intak (sampel diambil dari kelompok yang ada) dan untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan penugasan random. Dalam pelaksanaannya, peneliti memilih kelompok-kelompok intak untuk ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok lain sebagai ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Oleh karena masing-masing kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kontrol, adalah kelompok intak maka jumlah subjek pada masing-masing kelompok itu berpeluang tidak setara dalam sejumlah aspeknya. Desain penelitian di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.4. Desain Penelitian dengan Kelompok Kontrol Tak-setara Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Kelas Eksperimen O1 X O2

---

O1 O2 Kelas Kontrol

Keterangan :

(29)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O2 :Nilai Postes

X :Perlakuan dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific

Penelitian dengan menggunakan desain ini diawali dengan menentukan dua kelompok intak yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen akan memperoleh perlakuan dengan menggunakan pembelajaran berbasis pendekatan scientific, sedangkan kelompok yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Kemudian kedua kelompok itu sebelum diberikan perlakuan, dilakukan pengukuran awal atau pretes (O1). Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah diberi perlakuan, terhadap kedua kelompok tersebut dilakukan pengukuran akhir atau postes (O2). Tes yang dilakukan di awal dan di akhir pembelajaran merupakan tes yang sama. Pengukuran awal dan akhir pembelajaran yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

Adapun prosedur dalam desain penelitian ini secara umum dilakukan melalui tiga tahap, yaitu perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir pembuatan laporan penelitian.

1. Tahap Perencanaan Penelitian

a. Memilih masalah penelitian dengan melakukan studi pustaka dari beberapa literatur seperti buku-buku referensi, jurnal, disertasi, tesis, skripsi, dan sebagainya.

b. Studi pendahuluan, dengan berkunjung ke lembaga terkait, analisis kondisi kelas, pelaksanaan kurikulum 2013, sarana dan prasarana pembelajaran.

(30)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan diteliti disertai dengan melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing.

d. Merumuskan hipotesis

e. Memilih metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan menentukan variabel penelitian dalam penelitian ini yaitu pembelajaran berbasis pendekatan scientific dan prestasi belajar siswa.

f. Menentukan dan menyusun instrumen dengan konsultasi kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika kelas VII dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan observasi, wawancara dengan guru mata pelajaran matematika untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan penelitian yang sesuai.

2) Membuat prosedur pelaksanaan eksperimen yang sesuai dengan kurikulum.

3) Menganalisis silabus mata pelajaran matematika kelas VII dalam kurikulum 2013

4) Menyusun Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dan kelas kontrol

5) Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian

6) Menyusun instrumen penelitian, judgement instrumen penelitian, revisi/perbaikan instrumen.

7) Melakukan uji coba instrumen dan menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas.

(31)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2. Alur Pembuatan Rencana Penelitian

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk kemudian diberikan pengukuran awal yaitu melaksanakan pretes di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Menganalisis data hasil pretes di kelas kontrol dan kelas eksperimen c. Melaksanakan treatment pembelajaran. Dua kelas tersebut diberikan

perlakuan dengan menggunakan pembelajaran berbasis pendekatan scientific untuk kelas eksperimen, dan pembelajaran konvesional

untuk kelas kontrol. Pemberian perlakuan ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan tatap muka di kelas.

d. Melakukan pengukuran akhir dengan pemberian postes terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.

e. Menganalisis data hasil postes dikelas eksperimen dan kelas kontrol

3. Tahap Akhir Penelitian

a. Mengolah data hasil pretes, postes, dan pedoman observasi mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika

b. Menganalisis temuan hasil penelitian

c. Menarik kesimpulan dan saran berdasarkan hasil pengolahan data d. Membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi yang sesuai dengan

kaidah karya tulis ilmiah.

Perumusan Hipotesis Pemilihan Metode dan

Penentuan Variabel Penyusunan

(32)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari setiap variabel agar terhindar dari perbedaan persepsi mengenai judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut

1. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific.

Pembelajaran berbasis pendekatan scientific adalah proses interaksi antara guru, siswa, teori dan praktik yang saling memengaruhi, dengan titik tolak yang berpusat pada siswa (student centered approach) dan menggunakan karakteristik metode ilmiah meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan untuk memperoleh perubahan tingkah laku individu dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah akhir dari proses belajar setelah mengalami kegiatan belajar dibuktikan dengan hasil belajar yang positif yang merupakan indikator adanya derajat perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang akan diteliti dalam hubungannya dengan pembelajaran berbasis pendekatan scientific adalah prestasi belajar dilihat dari aspek memahami, menerapkan dan menganalisis dalam pembelajaran matematika.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan panduan observasi dan tes prestasi belajar. Instrumen, menurut Arifin (2012: 225) “merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau kesimpulan penelitian.”

1. Tes Prestasi Belajar

(33)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya pada ranah kognitif aspek memahami (C2), menerapkan (C3) dan menganalisis (C4). Tes prestasi belajar ini diberikan pada awal (pretes) dan akhir (postes) setelah sebelumnya diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran berbasis pendekatan scientific pada kelas eksperimen.

Sebelum tes prestasi belajar tersebut diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, soal tersebut di uji coba terlebih dahulu diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sudah ditentukan yang masih merupakan satu populasi dengan sampel. Uji coba tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran dari instrumen tersebut sehingga tes prestasi belajar tersebut dapat layak diberikan kepada sampel.

2. Panduan Observasi

Pada penelitian ini, observasi dilakukan secara langsung dengan membagi kedalam dua sasaran observasi, yaitu:

1. Instrumen Observasi Guru

Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data apakah langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan menggunakan pembelajaran berbasis pendekatan scientific, dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menguasai kompetensi inti yang harus dikuasai oleh guru mata pelajaran matematika.

2. Instrumen Observasi Siswa

Instrumen ini digunakan untuk memonitorimg kegiatan pembelajaran siswa yang sesuai dengan prosedur pembelajaran berbasis pendekatan scientific.

F. Proses Pengembangan Instrumen

(34)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jika instrumen dibuat atau dikembangkan sendiri, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu: (a) merumuskan masalah penelitian, (b) menemukan variabel penelitian, (c) menentukan instrumen yang akan digunakan, (d) menjabarkan konstruksi setiap variabel, (e) menyusun kisi-kisi instrumen setiap variabel, (f) menyusun butir-butir instrumen, (g) kaji ulang butir-butir instrumen, (h) menyusun perangkat sementara, (i) uji-coba perangkat instrumen, (j) perbaikan instrumen, dan (k) penataan perangkat instrumen akhir.

Dari langkah di atas, menurutnya salah satu langkah penting yaitu melakukan uji-coba perangkat instrumen karena uji-coba ini sangat besar manfaatnya dan mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk mengetahui ketepatan (validitas) instrumen, reliabilitas instrumen, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Berikut ini proses pengembangan instrumennya: 1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui derajat ketepatan instrumen (alat ukur), apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Ali (2010: 306) menjelaskan bahwa “kevalidan instrumen menujukkan kepada derajat kesesuaian antara jenis data yang dikumpulkan dengan maksud dilakukannya pengumpulan data”.

Dalam penelitian ini, kesesuaian diuji dari segi isi (validitas isi) dan konstrak (validitas konstrak). Validitas isi berarti, data yang dikumpulkan dengan menggunakan instrumen itu sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. Adapun validitas konstrak berarti bahwa konsep yang digunakan sebagai dasar pengembangan instrumen itu sesuai dengan konsep yang menjadi dasar analisis variabel penelitian. Uji validitas konstrak ini dilakukan pada proses judgment dengan dua dosen ahli dan satu guru di sekolah penelitian

(35)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran yang bersangkutan agar tes prestasi belajar mencapai validitas isi yang sempurna.

Uji validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas tipe korelasi product momen pearson, yaitu:

(Arikunto, 2010: 213)

Keterangan :

rxy : Validitas butir soal n : Jumlah peserta tes x : Nilai suatu butir soal y : Nilai total

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Interpretasi Validitas Butir

Koefisien Korelasi Kriteria validitas

0,800 - 1,00 Tinggi

0,600 – 0, 800 Cukup

0,400 – 0,600 Agak Rendah 0,200 – 0,400 Rendah 0,000 – 0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2010: 319)

(36)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas, menurut Arifin (2012:249) adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, soal yang diujikan dalam bentuk tes objektif dan uraian terbatas, maka untuk menghitung realibilitas tes objektif menggunakan rumus K-R 20, yaitu : (proporsi butir yang mendapat skor 1)

p =

q =

Sedangkan untuk perhitungan uji reliabilitas tes soal bentuk uraian menggunakan rumus Croncbach’s Alpha atau Koefisien Alpha, karena menurut Arikunto (2010: 239), “rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus yang digunakan dalam menguji realibilitas soal bentuk uraian dengan menggunakan Croncbach’s Alpha adalah sebagai berikut :

(

) (

(37)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sumber: Arikunto 2010: 239)

Keterangan :

: reliabilitas instrumen

: banyaknya butir item : jumlah varians item

: varians total

Dalam menginterpretasikan derajat reabilitas alat ukur dapat menggunakan kriteria yaitu:

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas

(Arikunto, 2010: 319) 3. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir instrumen, baik butir soal tes ataupun butir pernyataan skala, dalam membedakan kemampuan ataupun aspek-aspek non-kognitif dari subjek yang diukur (Ali, 2010:319).

Daya pembeda pada suatu butir soal menunjukkan kepada derajat kemampuan suatu butir soal untuk membedakan antara subjek yang mampu dan yang tidak mampu. Dalam penelitian ini, uji daya pembeda

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

≤ 0,20 sangat rendah

0,20 ≤ < 0,40 Rendah

0,40 ≤ <0,60 Sedang

0,70 ≤ < 0,90 Tinggi

(38)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan menghitung peluang daya pembeda ini dapat dihitung dengan rumus:

D = pt – pr

(Ali, 2010 : 319) Keterangan :

D : Daya Pembeda

pt : Proporsi subjek jawaban benar dari kelompok berkemampuan tinggi pr : Proporsi subjek jawaban benar dari kelompok berkemampuan rendah

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Kategori

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik Sekali (excellent)

Negatif Dibuang

4. Uji Tingkat Kesukaran

Adapun derajat kesukaran setiap butir soal menggambarkan derajat kesukaran setiap butir soal tes bila digunakan untuk mengukur kemampuan subjek tertentu (Ali,2010:320). Pengujian derajat kesukaran dapat dilakukan dengan menghitung indeks proporsi, dengan menggunakan rumus:

p = b/n

(Ali, 2010 : 320) Keterangan :

(39)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n : jumlah seluruh subjek yang mengikuti

Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2011: 210)

5. Uji Pedoman Observasi

Pedoman observasi yaitu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui proses pengamatan. Sebelum melakukan uji coba ke lapangan, dilakukan terlebih dahulu pengujian konstruksi dari ahli untuk pedoman observasi ini. Tujuannya untuk menguji validitas konstruk dengan cara menggunakan pendapat dari ahli (experts judgment). Setelah para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun, maka diputuskan bahwa instrumen dapat digunakan dengan ada perbaikan.

Setelah pengujian konstruksi selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada guru sasaran pelaksana praktik mengajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis pendekatan scientific. Setelah data ditabulasikan, maka dihitung uji reliabilitas untuk menentukan toleransi pengetesan reliabilitas pengamatan dengan rumus sebagai berikut:

(40)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

KK = Koefisien kesepaktan

S = Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama N1 = Jumlah kode yang dibuat oleh Pengamat I

N2 = Jumlah kode yang dibuat oleh Pengamat II

G. Teknik Pengumpulan Data

Jika instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian maka teknik pengumpulan data adalah merupakan cara atau prosedur yang ditempuh untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Berikut teknin pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang menjadi objek penelitian dalam hal ini adalah kegiatan pembelajaran melalui penerapan pembelajaran berbasis pendekatan scientific, adapun instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dengan format daftar cek (cheklist)

2. Tes tertulis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis tes tulis. Dalam tes tulis ini , penulis menggunakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Tes yang digunakan dalam bentuk soal pilihan ganda dan uraian terbatas

H. Analisis Data

Data yang diperoleh dari pelaksanaan instrumen penelitian berupa tes bentuk objektif dan uraian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(41)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Menghitung kor total siswa dengan menjumlhkan skor masing-masing soal

2. Menghitung rata-rata (mean)

Untuk menghitung nilai rata-rata dari skor baik pretes maupun postes, digunakan rumus:

Keterangan :

= Rata-rata atau nila x

∑x = Jumlah Skor atau nilai siswa n = Jumlah siswa

3. Menghitung gain atau selisih dari pretes dan postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gain adalah selisih antara skor awal dan skor akhir. Nilai gain dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

G = Skor Postes - Skor Pretes

4. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal atau untuk memeriksa keabsahan atau normalitas sampel. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program pengolah data SPSS 20 (Statistical Product and Service Solution) dengan uji normalitas kolmogorov smirnov. Kriteria

pengujiannya adalah jika nilai Sig (Signifikansi) atau nilai probabilitas < (0,05) maka distribusi adakah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig (signfikansi) atau nilai probabilitas > (0,05) maka distribusi adalah normal. (Santoso,2010:91).

5. Uji Hipotesis

(42)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t sampel berpasangan untuk pengujian dua arah. Secara teknis pengujiannya dilakukan menggunakan program aplikasi SPSS Statistic version 20 yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) dengan menggunakan analisis data Paired Sample t-test.

Adapun yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini adalah skor postes dan pretes antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, baik secara keseluruhan ataupun setiap aspek (memahami, menerapkan, dan menganalisis). Kriteria pengujian untuk uji hipotesis ini adalah sebagai berikut:

Jika -ttabel ≤ thitung ≤ +ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak, Jika -thitung ≤ ttabel ≤ +thitung , maka H1 diterima dan H0 ditolak

(Riduwan, 2003:181)

DAFTAR PUSTAKA

Aldursanie, Ridwan. (2008). Ketercapaian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:

http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/ [23 Oktober 2013].

Ali, Mohammad. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

(43)

Ermawati, 2014

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Vii Di Smpn 1 Margahayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Furchan, Arief. (2011). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Hamalik, Oemar. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Putra, S.R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press

Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfa Beta.

Santoso. (2010). Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Gambar

Grafik Skor Rata-Rata Tes Prestasi Belajar secara Keseluruhan .......................   87
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Gambar 3.1 Hubungan Variabel Penelitian Secara Umum
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Tuntutan : Upah tidak dibayar selama 5 bulan, Upah dibawah UMK Kota Bekasi dan Uang Service tidak dibayar selama 10 Bulan.. Indonesia

1) Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan struktur teks yang menunjukkan kegiatan yang sedang dilakukan/ terjadi pada saat ini, waktu lampau , dan

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Di wilayah Madura, budaya carok sudah menjadi salah satu kehidupan masyarakat, sehingga carok ini dapat menimbulkan perkelahian bahkan sampai dengan pembunuhan. Budaya yang

Hal tersebut juga berkaitan dengan tugas KPPU maupun CCS yang sama- sama memiliki tugas untuk memberikan nasihat kepada Pemerintah atau otoritas publik lainnya

xwvutrqponmlkjihfedcbaWVUTPOMLKJIHFCBA tttt^A

Mitra 1 dan mitra 2 sanggup mengikuti seluruh proses Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dimulai dari merumuskan permasalahan, mencari solusi, merencanakan dan