• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB MELALUI PENGAJARAN PERMAINAN BEREGU DALAM PENDIDIKAN JASMANI SD : PenelitianTindakanKelas di Kelas VA SDPN Setiabudi Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB MELALUI PENGAJARAN PERMAINAN BEREGU DALAM PENDIDIKAN JASMANI SD : PenelitianTindakanKelas di Kelas VA SDPN Setiabudi Bandung."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program StudiPendidikan Guru SekolahDasarPendidikanPenjas

Oleh

JULIARDA ARIHTA 0902654

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

(PenelitianTindakanKelas di Kelas VA SDPN Setiabudi Bandung)

Oleh Juliarda Arihta

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Juliarda Arihta 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

F. Pembatasan atau Ruang Lingkup Penelitian ... G. Definisi Operasional Variabel ...

BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR dan HIPOTESIS TINDAKAN

(5)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Variabel Penelitian ... E. Alur Penelitian ... F. Instrumen Penelitian ……….……….….

G. Teknik Pengolahan Data ………...………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal ...…………... B. Hasil Penelitian ...

1. Pra-Siklus ………...………...…

2. Penelitian Siklus Satu ... 3. Penelitian Siklus Dua ... C. Analisis Angket ... ... D. Diskusi Penemuan ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..………...

B. Saran…….. ………..……….

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

30 31 37 41

49

49 50 51 53 58 61 64

69

(6)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juliarda Arihta (2014). Implementasi Pendidikan Nilai untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab melalui Pengajaran Permainan Beregu dalam Pendidikan Jasmani SD. Pembimbing I Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. Pembimbing II Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes., AIFO.

ABSTRAK

Sikap tanggung jawab tidak bisa muncul dan dimiliki seseorang dengan begitu saja. Melainkan akan dimiliki bila sudah terbiasa melakukan hal hal yang baik melalui proses pendidikan sejak dini dari lingkungan keluarga, dan diteruskan di sekolah serta masyarakat luas. Proses pendidikan jasmani diharapkan dapat menjadi salah satu solusi pemecah masalah rendahnya sikap tanggung jawab. Sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada 34 siswa kelas VA SDPN Setiabudi Bandung telah diberi tindakan berupa implementasi pendidikan nilai melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani SD. Peneliti menggunakan alat pengumpul data penelitian, antara lain : observasi guru-siswa, angket skala sikap tanggung jawab, catatan lapangan dan studi dokomentasi. Berdasarkan analisis data pada proses pra-siklus, siklus 1 hingga siklus 2 maka dapat dinyatakan bahwa “implementasi pendidikan nilai melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani SD dapat meningkatkan

sikap tanggung jawab” dari rata-rata angket skala tanggung jawab (2,5-3,39 atau kenaikan keseluruhan sekitar 35,6%). Hasil akhir yang didapatkan membuktikan bahwa pendidikan nilai melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani SD dapat diakui berpengaruh terhadap peningkatan sikap tanggung jawab siswa di SDPN Setiabudi Bandung.

(7)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juliarda Arihta (2014). Values Education Implementation to Improve The Attitude of Responsibility through Team Games Teaching in Elementary School Physical Education. Supervisor I Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. Supervisor II Jajat Darajat KN, S.Pd., M.Kes., AIFO

ABSTRACT

The attitude of responsibility could not appear in a person for granted. Someone will have responsibility when they are used to do good things through the early education process in family, and continued in school and society. Physical education process is expected to be a solution in solving the low attitude of responsibility. An action of values education implementation through team games teaching in elementary school education has been given in Classroom Action Research (CAR) on 34 VA students of SDPN Setiabudi Bandung. Author used some data collecting tools, such as: teacher-student observation, attitude of responsibility scale questionnaire, field notes, and documentation study. Based on data analysis in pre-cycle process, fisrt cycle until second cycle, it can be stated

that “values education implementation through team games teaching in

elementary school physical education can improve the attitude of responsibility” from the attitude of responsibility scale questionnaire (2,5-3,39 or overall improvement 35,6%). The result shows that values education through team games

education in elementary school teaching can affect the improvement of student’s

attitude of responsibility in SDPN Setabudi Bandung.

(8)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanggung jawab adalah mengambil keputusan yang patut dan efektif, patut berarti menetapkan pilihan yang terbaik dalam batas-batas norma sosial dan harapan yang umum diberikan untuk meningkatkan hubungan antar manusia secara positif dalam pencapaian keselamatan, keberhasilan dan kesejahteraan. Sementara itu tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menaggung segala sesuatunya. Bisa juga diartikan sebagai kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Sikap tanggung jawab tidak bisa muncul dan dimiliki seseorang dengan begitu saja. Tanggung jawab akan dimiliki didasari oleh karakter yang baik. Karakter yang baik akan tumbuh pada diri manusia bila sudah terbiasa melakukan hal hal yang baik. Pembiasaan tersebut terjadi melalui proses pendidikan yang dibina sejak dini dari lingkungan keluarga, dan diteruskan di sekolah serta masyarakat luas.

Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal berperan sangat penting sebagai pencetak generasi-generasi yang berkualitas baik secara kognitif maupun afektif. Dengan demikian sekolah bisa dikatakan sebagai penentu akan keberhasilan dari sistem pendidikan yang diterapkan oleh suatu negara. Harsono dalam Rochman menjelaskan (2013: 1) bahwa:

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dalam melatih dan memperkembangkan kecerdasan, keterampilan (skill), akal (mild) dan watak (character) individual, sehingga memungkinkan dia untuk mampu menjalani kehidupan secara produktif dan penuh tanggung jawab, mampu menyelesaikan dirinya dengan alam dan masyarakat sekitarnya serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(9)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

intelektual semata, tetapi menyangkut aspek peningkatan pengendalian emosi sehingga tercipta saling menghormati, menghargai, bertanggung jawab dan aspek-aspek positif lainnya yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan fungsi pendidikan nasional pada pasar 3 UU no. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dari pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Beraklaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis seta bertanggung jawab.

Sekolah melalui berbagai mata pelajarannya berupaya untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk melalui pendidikan jasmani yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar dan sekolah menengah (UU No.20 Tahun 2006 tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 37). Kemendikbud (2010: 1) menjelaskan, bahwa:

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Bucher dalam Rochman (2012: 2) bahwa terdapat empat kategori tujuan pendidikan jasmani, yaitu: (1) Perkembangan fisik; (2) Perkembangan gerak; (3) Perkembangan mental; dan (4) Perkembangan sosial.

(10)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian akan tercipta generasi yang sehat, karya ilmu dan berakhlak mulia.

Faktanya, proses pembelajaran pendidikan jasmani yang berlangsung saat ini terjebak dalam tujuan aspek psikomotor saja tanpa membangun karakter peserta didik dan meningkatkan pengetahuan mengenai jasmaninya. Pendidikan jasmani dianggap sebagai pencetak prestasi dalam bidang olahraga. Dalam proses pembelajarannya, guru dituntut dapat meningkatkan keterampilan teknik siswa pada berbagai cabang olahraga yang kemudian dapat diikutsertakan pada perlombaan dan pertandingan yang dilaksanakan sampai tingkat nasional. Kekeliruan ini pun mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah maupun orang tua siswa karena secara tidak langsung dianggap dapat memberikan dampak yang positif bagi peserta didik. Hal ini menjadi penyebab sering tidak tercapainya aspek kognitif maupun afektif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani karena keterampilan gerak dijadikan tujuan pembelajaran bukan menjadi alat pencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan hasil observasi di SD Percobaan negeri Setiabudi Bandung, ketika proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), tidak tercapaianannya aspek afektif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani memberikan dampak buruk pada kepribadian siswa. Hal ini tampak pada semakin lumrahnya para siswa melanggar peraturan sekolah seperti terlambat masuk kelas pelajaran pertama, begitu juga terjadi pada hari senin sehingga tidak semua siswa mengikuti upacara bendera. Pada umumnya mereka beralasan karena kebiasaan bangun kesiangan dan terhambat macet. Kebiasaan membuang sampah sembarangan, merusak tanaman di pekarangan sekolah, mengotori dinding kelas, menggunakan bahasa yang tidak pantas dipergunakan oleh pelajar, berlaku tidak sopan bahkan melawan guru pun sering dilakukan siswa diluar proses pembelajaran maupun ketika pembelajaran berlangsung.

(11)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang selalu mencari alasan untuk tidak terlibat dalam proses pembelajaran dengan beralasan sakit atau tidak membawa pakaian yang akan digunakan. Siswa kurang tanggap dalam mempersiapkan serta mengembalikan sarana dan prasarana pembelajaran yang akan mereka gunakan, siswa melakukan aktivitas sendiri tanpa mengikuti intruksi dari guru, siswa terbiasa memperolok teman yang tidak mampu melakukan tugas gerak, siswa tidak antusias untuk menyelesaikan tugas-tugas rumit, bahkan ada beberapa siswa yang sengaja merusak sarana dan prasana pembelajaran penjas. Ketika tugas kelompok terlihat banyak siswa yang belum menunjukan keterampilan sosial yang baik, antara lain siswa belum mampu membuat kelompok belajar secara mandiri, dan siswa tidak menunjukkan sikap kerjasama, memberi dukungan, perhatian serta membantu teman satu kelompoknya dalam menyelesaikan tugas.

Kurang tegasnya peraturan yang diterapkan di sekolah mengakibatkan siswa tidak merasa jera dan kemudian mengulangi kembali pelanggaran-pelanggaran tersebut sehingga menjadi kebiasaan yang terbawa ke lingkungan keluarga maupun masyarakat. Jika terus dibiarkan siswa akan beranggapan bahwa perilakunya bukan perbuatan yang melanggar peraturan dan dapat berdampak buruk pada dirinya atau lingkungannya kelak. Perilaku yang dilakukan oleh para siswa ini termasuk dalam ciri-ciri siswa yang tidak memiliki sikap tanggung jawab.

Berdasarkan data tersebut penulis beranggapan bahwa penyimpangan perilaku pelajar disebabkan oleh kurangnya rasa tanggung jawab ini merupakan masalah yang harus segera diatasi. Good dan Brophy dalam Rochman (2013: 4) menjelaskan bahwa pemakaian stategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat akan memungkinkan beragam tujuan proses pembelajaran lebih mudah untuk dicapai. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan pengembangan sikap tanggung jawab siswa yaitu pendekatan pendidikan karakter berbasis nilai atau pendidikan nilai.

(12)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membentuk karakter atau akhlak dengam materi yang menyangkut moralitas dan nilai-nilai (values) dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan pendidikan nilai, siswa diharapkan berpartisipasi dan menyenangi aktivitas untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk mendapatkan penghargaan ekstrinsik, kemudian siswa merefleksikan dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian akan dihasilkan dan terlahir sosok siswa yang aktif dan disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran, mandiri serta peduli terhadap lingkungan sekitar dan selalu berusaha memperluas wawasannya dengan berbagai informasi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan implementasi pendidikan nilai untuk meningkatkan sikap tanggung jawab melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani SD.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan berkaitan dengan rendahnya sikap tanggung jawab yang terjadi di lapangan dapat diidentifikasi menjadi beberapa masalah yang harus dihadapi kemudian diatasi oleh pihak sekolah, orang tua (keluarga) maupun masyarakat.

Tanggung jawab merupakan sikap mengambil keputusan yang patut dan efektif, patut berarti menetapkan pilihan yang terbaik dalam batas-batas normal sosial dan harapan yang umum diberikan untuk meningkatkan hubungan antar manusia secara positif dalam pencapaian keselamatan, keberhasilan dan kesejahteraan. Melalui berbagai proses pendidikan yang diselenggarakan sekolah diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya sikap tanggung jawab, salah satunya melalui proses pendidikan jasmani. Siswa yang telah memiliki sikap tanggung jawab, diantaranya yaitu: (1) Melakukan tugas rutin tanpa harus diberi tahu; (2) Tidak selalu menyalahkan orang lain secara berlebihan; (3) Mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif; (4) Dapat berkonsentrasi pada tugas-tugas yang rumit; (5) menghormati dan menghargai peraturan.

(13)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak berorientasi pada gerak dan pengetahuan saja, tetapi juga pada sikap dan nilai-nilai (Sucipto, 2010: 46-47). Agar seluruh tujuan pendidikan jasmani tercapai, guru perlu mengembangkan dan menerapkan berbagai model dan pendekatan dalam proses pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah dengan menerapkan pendekatan pendidikan nilai.

Sastraprateja dalam Elmubarok (2009: 12) pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang. Kemudian Mardimadja beranggapan bahwa pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidupnya (diunduh dari harniatiaras.blogspot.com). Terdapat 5 tingkatan (level) sikap yang dapat menjadi rujukan titik pengembangan pengalaman belajar siswa, membentuk kesadaran dan merumuskan tujuan, yaitu: (1) Menghargai hak dan perasaan orang lain; (2) Keberupayaan; (3) Penghargaan-diri; (4) Membantu orang lain; (5) Merefleksikannya kepada kegiatan diluar penjas.

Pada dasarnya pendidikan nilai memiliki sasaran pengajaran untuk tujuan membentuk karakter atau akhlak dengan materi yang menyangkut moralitas dan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam pelaksanaannya guru harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga kondusif untuk menanamkan karakter-karakter yang baik. Pendidikan nilai tidak akan memiliki dampak besar jika dilaksanakan dalam waktu singkat, karena menumbuhkembangkan karakter individu harus melalui proses pembelajaran yang kontinu dan konsisten. Format rencana pembelajaraanya dapat mengikuti pola “orientasi-refleksi-aktivitas jasmani-refleksi” yang mengaitkan dengan isu direct teaching dan peer teaching (Abduljabar, 2011: 150). Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan mengajaran permainan beregu dalam penjas untuk mendorong siswa berlatih meningkatkan sikap tanggung jawabnya.

(14)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu sendiri. Permainan beregu merupakan klasifikasi permainan berdasarkan jumlah pemain yang menuntut kerjasama dalam tim.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, rendahnya sikap tanggung jawab menjadi masalah pokok yang akan diteliti. Instrumen yang akan dipakai oleh peneliti yaitu angket sikap tanggung jawab yang disusun oleh Berliana tahun 1998. Diharapkan dengan penelitian implementasi pendidikan nilai melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani, masalah rendahnya sikap tanggung jawab siswa akan teratasi sehingga dapat meningkatkan kualitas pengembangan karakter pribadi siswa, khususnya dikelas 5-A SDPN Setiabudi Bandung.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh implementasi pendidikan nilai melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani untuk meningkatkan sikap tanggung jawab siswa kelas VA SDPN Setiabudi Bandung?

2. Bagaimana pengaruh didaktik pengajaran tanggung jawab melalui permainan beregu di kelas VA SDPN Setiabudi Bandung?

3. Bagaimana interaksi guru siswa dalam pengajaran tanggung jawab melalui permainan beregu di kelas VA SDPN Setiabudi Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini dalam rangka meningkatkan sikap tanggung jawab siswa dengan menerapkan pendidikan nilai melalui permainan beregu dalam pendidikan jasmani.

(15)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan mempunya manfaat yang baik, baik bagi pnulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan konsep-konsep baru dalam dunia pendidikan terutama dalam pengembangan penerapan pendidikan nilai dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk meningkatnya sikap tanggung jawab siswa melalui pengajaran permainan beregu. Selain itu, hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi keilmuan terhadap pendidikan dan pengajaran mata pelajaran PJOK, melalui penerapan pendidikan nilai yang dikemukakan dan ditelaah dalam penelitian.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:

a. Bagi guru, memberikan masukan kepada guru agar dapat meningkatkan sikap tanggung jawab siswa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sehingga pembelajaran lebih berkualitas;

b. Bagi siswa, dapat meningkatkan dan menumbuhkembangkan sikap tanggung jawab dalam proses pembelajaran sehingga dapat menjadi bekal hidup dan siswa mendapatkan inovasi lain untuk mengurangi tingkat kejenuhan dalam proses pembelajaran;

c. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat digunakan sebagai input atau masukan bagi pihak sekolah untuk memberdayakan penerapan pendidikan nilai dalam proses belajar-mengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK);

(16)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permainan beregu dalam pendidikan jasmani di kelas 5A SDPN Setiabudi Bandung;

e. Bagi Prodi PGSD Penjas FPOK UPI, hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai bahan acuan dan masukan dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran penjas khususnya di sekolah dasar untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kualitas dan kompetensi tinggi sebagai produk dari prodi PGSD Penjas FPOK UPI.

F. Pembatasan atau Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini permasalahan dibatasi pada hal-hal yang akan dikembangkan dari substansi masalah yang ingin diketahui agar tidak terjadi salah penafsiran dan permasalahan menjadi melebar tidak terarah. Untuk itu perlu adanya batasan masalah. Adapun masalah-masalah penelitian yang ingin diketahui adalah sebagai berikut :

1. Penelitian difokuskan pada implementasi pendidikan nilai untuk meningkatkan sikap tanggung jawab melalui permainan beregu dalam pembelajaran pendidikan jasmani,

2. Pembelajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani sebagai alat dalam penelitian ini. Permaninan beregu yang akan digunakan yaitu playing for live (permainan untuk hidup)

3. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SDPN Setiabudi Bandung kelas V-A. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi siswa laki-laki 17 orang dan perempuan 17 orang dengan jumlah keseluruhan 34 orang siswa,

4. Penelitian sikap tanggung jawab lebih difokuskan kepada peningkatan sikap tanggung jawab berdasarkan level skala tanggung jawab yang dipopulerkan oleh Don Hellison pada level 1 (self control involvement/kontrol diri) sampai level 4 (caring/peduli).

(17)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1998 dengan beberapa alternatif jawaban yang merujuk pada 5 level sikap tanggung jawab yang dikenalkan oleh Don Hellison.

G. Definisi Oprasional Variabel

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah, agar tidak terjadi penafsiran yang salah, maka penulis memberikan penjelasan sebagai berikut :

1. Pendidikan Nilai, merupakan bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidupnya (Mardimadja dalam Elmubarok, 2009: 12). Pendidikan nilai juga diyakini sebagai ruh dari pendidikan itu sendiri (Sukanta dalam Elmubarok, 2009: 12). Tujuan pendidikan model nilai ini yakni menumbuhkembangkan keseluruhan karakter yang perlu dimiliki oleh siswa (Abduljabar, 2011).

2. Tanggung Jawab, menurut kamus bahasa Indonesia tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya. Menurut Rissaurus (2012) tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab sebagai sikap dan perilaku memiliki 3 dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri sebagai makhluk yang mempunyai kata hati, tanggung jawab kepada masyarakat atau kelompok sebagai makhluk sosial dan tanggung jawab terhadap Tuhan YME sebagai pemegang keadilan yang tertinggi (Sunarya, 2008: 34),

3. Permainan Beregu, merupakan klasifikasi permaninan berdasarkan jumlah pemainnya. Permainan beregu adalah aktivitas jasmani yang mengandung unsur kesenangan yang dilakukan dengan cara berkelompok.

(18)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,dan jenis pendidikan tertentu.”.

(19)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penulis menggunakan jenis penelitian ini karena permasalahan yang diangkat dalam penelitian merupakan permasalahan yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar. Ini sejalan dengan pengertian yang diungkapkan Taniredja (2011: 17), bahwa PTK adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih propesional.

PTK yang dilakukan penulis kali ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada salah satu kelas V dengan judul implementasi pendidikan nilai untuk meningkatkan sikap tanggung jawab siswa melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani SD. Melalui pendidikan jasmani yang dipadukan dengan pendidikan nilai, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kebermaknaan terhadap siswa tentang nilai-nilai kehidupan terutama nilai tanggung jawab yang dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Agar mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran, maka rancangan penelitian disusun menjadi 4 komponen yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

(20)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Waktu dan Tempat Penelitian (Setting Penelitian)

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu dibulan Agustus sampai bulan September tahun 2014. Berikut waktu penelitian disajikan dalam tabel dibawah ini.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan bertempat di halaman SDPN Setiabudi beralamat di jl. Sarirasa Blok 4 Sarijadi Bandung yang merupakan tempat siswa melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK). Peneliti melaksanakan penelitian di sekolah ini karena peneliti bertugas sebagai pengajar dalam program pengalaman lapangan (PPL) yang diselenggarakan oleh UPI. Dengan demikian peneliti telah memahami karakteristik dari masing-masing siswa, lingkungan belajar di sekolah, sarana prasarana yang tersedia, serta keadaan staf pengajarnya.

(21)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penjaga sekolah, 5 staf tata usaha dan satu Kepala Sekolah. Sarana dan prasarana di sekolah ini telah sangat mencukupi dengan ruang belajar berjumlah 18 lokal, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, lapangan upacara/olahraga, kantin dan toilet siswa maupun guru. Jumlah masing-masing siswa dalam setiap kelas kurang lebih 40 orang, sedangkan jika ditotalkan seluruh siswa yang bersekolah di SDPN Setiabudi Bandung berjumlah 630 orang.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 1997: 115). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitiannya ialah SDPN Setiabudi yang beradi di jl. Sarirasa Blok 4 Sarijadi Kota Bandung, Jawa Barat.

Setelah menentukan populasi penetian, peneliti kemudian menentukan langkah selanjutnya yaitu menentukan sampel penelitian yang mewakili populasi SDPN Setiabudi Bandung. Penentukan sampel dari populasi penelitian dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik yaitu sampel ramdom/ sampel acak, sampel berstrata/stratified sample, sampel wilayah/area probability sample, sampel proporsi/proportional sample, sampel bertujuan/purposive sample, sampel kuota, sampel kelompok, dan sampel kembal/double sample. Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian tiandakan maka sampel yang digunakan peneliti merupakan bagian dari populasi yang dianggap mempunyai permasalahan dalam proses pembelajaran dalam kegiatan belajar sehari-hari.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi (Suharsimi, 1997: 117). Nawawi dalam Wijaya (2013: 65) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu penelitian.

(22)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki permasalahan pada sikap tanggung jawab pada pembelajaran pendidikan jasmani yang kemudian dapat terbawa pada perilaku dalam menjalankan kehidupannya. Sama dengan pembelajaran yang lainnya, pendidikan penjaspun harus mampu membina moral siswa agar memiliki karakter moral yang baik. Seperti pada aktivitas permainan beregu, siswa dituntut untuk memiliki karakter moralita. Sehingga apabila siswa dapat menunjukkan moral yang baik dalam setiap aktivitas permainan, dapat dipastikan mempunyai sikap tanggung jawab pada setiap aspek kehidupannya.

Lynda dalam Berliana (1998: 38) menegaskan “ . . . karakter seorang anak sudah terbentuk dengan kuat pada usia 10 tahun, maka para orang tua hendaklah terus menerus mengembangkannya dan menguatkan perbuatan-perbuatan moral pada anak sejak mereka masih sangat kecil.”. Teori perkembangan moral versi Piaget dalam Berliana menjelaskan, manusia pada usia lebih dari 11 tahun berada pada perkembangan moral tahap otonomi moral, realisme, resiprositas (formal-oprasional) dengan ciri khasnya, yaitu: (1) Mempertimbangkan tujuan-tujuan perilaku moral (2) Menyadari aturan moral adalah kesepakatan tradisi yang dapat berubah. Sesuai dengan sampel penelitian ini yaitu manusia dengan usia lebih dari 11 tahun (kelas V pada sekolah dasar), sudah memiliki kesadaran tentang aturan dan patokan moral. Mereka sudah terlebih dahulu mempertimbangkan tujuan perilaku moralnya, dalam melaksanakan tugasnya. Pada level itu juga terlihat bahwa kepentingan umum sudah didudukan di atas kepentingan diri sendiri. Artinya perkembangan sosialnya sudah lebih terlihat konkrit dengan terkikisnya sifat egocentris. Dalam penjelasan itu tergambar bahwa perkembangan sosial sangat ditandai dengan perkembangan moral baik. Dengan demikian hasil penelitian dengan sampel yang telah ditetapkan dapat mewakili populasi penelitian yakni SDPN Setibudi Bandung.

D. Variabel Penelitian

(23)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel penelitian dibagi menjadi 2 macam yaitu: variabel bebas (independen) dan variabel terikat dependen).

1. Variabel Bebas (Independen)

Varibabel bebas dalam penelitian ini merupakan pendidikan nilai dan permainan beregu dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang berhubungan dengan cara mengajar, komponen guru, komponen siswa, bahan ajar dan sebagainya. Berbagai macam permainan beregu seperti aktivitas permainan bola kecil, bola besar, dan aquatik dirancang sedemikian hingga dalam pembelajaran pendidikan nilai yang diimplementasikan pada pendidikan penjas mampu mempengaruhi hingga meningkatkan sikap tanggung jawab siswa saat pembelajaran sampai dibawa dalam perilaku kehidupannya di masyarakat.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Dalam penelitian ini, variabel terikat yang dimaksud adalah sikap tanggung jawab siswa yang dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu pendidikan nilai melalui permainan beregu dalam pendidikan jasmani sekolah dasar sehingga terjadi peningkatan sikanya. Ada tiga variabel pokok yang dilibatkan dalam PTK ini, yaitu: (1) varibel input (siswa kelas VA SDPN Setiabudi Bandung); (2) varibael proses (pendidikan nilai); dan (3) variabel output (sikap tanggung jawab).

E. Alur Penelitian

(24)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan dalam PTK dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan.

Rancangan PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model gabungan Sanford dan Kemmis. Model ini dikembangkan oleh Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas yang dapat membatasi penelitian tindakandengan proses investigasi terkendali yang siklis dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi ( Depdiknas dalam Taniredja, 2010: 28). Proses siklus kegiatan dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), melakukan refleksi (reflection), kemudian kembali lagi pada tahap perencanaan tindakan sampai tercapai kualitas pembelajaran yang diinginkan. Berikut proses siklus kegiatan dalam PTK model gabungan Sanford dan Kemmis pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan ulang Pengamatan

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Gabungan Sanford dan Kemmis

(Taniredja, 2010:28)

SIKLUS I

(25)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Refleksi

Berikut penerapan dari gambaran siklus tindakan pada penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan pada penelitian ini.

1. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

Perencanaan adalah salah satu tahap terpenting dalam penelitian tindakan sebagai langkah awal sebelum melaksanakan tindakan penelitian. Tahapan ini peneliti penjelaskankan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan peneliti. Peneliti merupakan guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) di tempat penelitian berlangsung yaitu di SDPN Setiabudi Bandung. Sedangkan observer adalah rekan peneliti yang sedang menempuh studi tingkat 3 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) prodi PGSD Penjas. Maka dari itu penelitian ini disebut penelitian kolaborasi. Perencanaan menjadi sangat penting karena merupakan titik awal dalam melaksanakan penelitian agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Peneliti merencanakan program tindakan terdiri dari dua siklus dan dua tindakan dalam setiap siklusnya. Dua siklus dengan masing-masing dua tindakan tersebut akan dilaksanakan dalam empat pertemuan pembelajaran yang akan difokuskan untuk meningkatkan sikap tanggung jawab siswa dengan mengimplementasikan pendidikan nilai dalam permainan beregu pada pendidikan jasmani sekolah dasar.

(26)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persiapan rencana program pembelajaran untuk tindakan penelitian sebagai pedoman pembelajaran untuk melakukan proses pembelajaran, termasuk didalamnya membuat program tindakan pembelajaran yang akan digunakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemudian untuk memudahkan peneliti dalam pengamatan dibuatlah sebuah instrumen penelitian untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian (Action)

Pada tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah melaksanakan rancangan program tindakan pembelajaran yang sudah dibuat di tahap 1. Yang perlu diingat adalah bahwa tahap pelaksanaan penelitian (action) ini, guru harus berusaha melaksanakan proses belajar-mengajar sesuai dengan program tindakan pembelajaran yang telah dirumuskan atau dibuat.

3. Tahap mengobservasi dan mengevaluasi

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pengamatan serta mencatat apa saja yang terjadi pada saat tindakan kelas berlangsung untuk mengevaluasi hasil belajar sehingga dapat menjadi bukti hasil tindakan yang dapat dijadikan landasan dalam refleksi.

Observer melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan tindakan secara sistematis dan objektif dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan, terdiri atas format penilaian sikap tanggung jawab siswa yang ditampilkan pada saat pembelajaran berlangsung. Yang kemudian data tersebut akan menjadi data penelitian

4. Tahap refleksi (reflection)

(27)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Gabungan Sanford dan Kemmis. Pada intiiatan beruntun, kemudian kembali lagi ke langkah awal.

Penulis merencanakan penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya terdapat 2 tindakan. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi awal (pra siklus), ditemukan bahwa tindakan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan penampilan sikap tanggung jawab siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani melalui pengajaran permainan beregu dengan mengimplementasikan pendidikan nilai. Berikut rencana tindakan dalam setiap siklusnya pada penelitian ini.

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merancang bentuk-bentuk permainan beregu yang dapat meningkatkan sikap tanggung jawab siswa.

2) Menyusun program tindakan penelitian siklus 1 yang terdiri dari pertemuan pertama atau tindakan pertama dan pertemua kedua atau tindakan kedua.

3) Mengecek kesiapan alat/media pembelajaran.

4) Bersama observer menyiapkan instrumen penelitian yaitu: lembar observasi guru, lembar observasi siswa,lembar catatan lapangan, angket skala sikap tanggung jawab, dan kamera sebagai alat dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

1) Menyampaikan permainan-permainan guna meningkatkan sikap tanggung jawab siswa.

2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program pelaksanaan penelitian siklus 1 yang telah disusun sebelumnya.

3) Membimbing siswa untuk mampu menyiapkan dan mengembalikan alat-alat yang dipergunakan dalam pembelajaran dengan penuh rasa tanggung jawab.

(28)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya bersikap tanggung jawab ketika pembelajaran berlangsung maupun diluar waktu pembelajaran.

7) Observer mengambil dokumentasi kegiatan pembelajaran. c. Tahap Pengamatan (Observing)

1) Membimbing siswa untuk menjawab setiap pertanyaan angket skala tanggung jawab dengan sejujur-jujurnya.

2) Mengamati dan mencatat apa saja yang terjadi pada saat tindakan kelas/lapangan berlangsung.

3) Observer melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan tindakan secara sistematis dan objektif dengan menggunakan format observasi yang sebelumnya telah di sepakati. d. Tahap Refleksi (Reflection)

1) Menganalisis dan diinterpretasi (diberi makna) data yang didapatkan dari hasil observasi.

2) Mengemukakan kembali apa yang sudah dilaksanakan dan belum terjadi dan mengapa hal tersebut terjadi.

3) Peneliti bersama observer mendiskusikan rancangan tindakan dan menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya menghasilkan perbaikan.

2. Siklus 2

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merancang bentuk-bentuk permainan yang dapat menguatkan peningkatan sikap tanggung jawab siswa.

2) Menyusun program tindakan penelitian siklus 2 yang terdiri dari program penelitian pertemuan ke-3 atau tindakan ke-3 dan pertemuan ke-4 atau tindakan ke-4.

3) Mengecek kesiapan alat/media pembelajaran.

(29)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angket skala sikap tanggung jawab, dan kamera sebagai alat dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

1) Menyampaikan permainan-permainan guna menguatkan peningkatan sikap tanggung jawab siswa.

2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program pelaksanaan penelitian siklus 2 yang telah disusun sebelumnya.

3) Memberikan tanggung jawab dan pengawasan kepada siswa untuk menyiapkan dan mengembalikan alat-alat yang dipergunakan dalam pembelajaran.

4) Menguatkan kepedulian siswa untuk bersikap tanggung jawab. 5) Menguatkan makna pentingnya bersikap tanggung jawab dalam

pembelajaran maupun diluar pembelajaran.

6) Observer mengambil dokumtasi kegiatan pembelajaran. c. Tahap Mengobservasi dan Mengevaluasi

1) Membimbing siswa untuk menjawab setiap pertanyaan angket skala tanggung jawab dengan sejujur-jujurnya dan penuh rasa tanggung jawab.

2) Mengamati dan mencatat apa saja yang terjadi pada saat tindakan kelas/lapangan berlangsung.

3) Observer melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan tindakan secara sistematis dan objektif dengan menggunakan format observasi yang sebelumnya telah di sepakati. d. Tahap Refleksi (Reflection)

Menganalisis dan diinterpretasi (diberi makna) data yang didapatkan dari hasil observasi.

F. Instrumen Penelitian

(30)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat bantu pengumpulan informasi, melakukan pengukuran atau mengumpulkan data (Yusuf dalam Yulianti, 2013: 31). Sugiyono dalam Sukarno (2013: 56) menjelaskan juga bahwa intrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dengan demikian, keberhasilan peneliti banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan karena data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi, angket, studi dokumentasi dan catatan lapangan.

1. Observasi

Dalam bahasa Indonesia istilah observasi lebih dikenal dengan kata pengamatan. Alat ini digunakan untuk mengamati dengan melihat, mendengar, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat atau merekam segala sesuatu tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu (Danial dalam Agustina, 2011: 58). Kemudian S. Margono dalam Zuriah (2007) menyatakan observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Di sini peneliti melaksanakan penelitian dan rekan mitra secara langsung melakukan pengamatan bagaimana pembelajaran pendidikan jasmani serta mengamati proses pembelajaran yang menerapkan pendidikan nilai melalui permainan beregu dapat meningkatkan sikap tanggung jawab siswa. Observer juga bertugas untuk mengamati sikap tanggung jawab siswa yang ditampilkan pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi

2. Angket

(31)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanggung jawab dalam konteks PBM pendidikan jasmani. Angket untuk mengukur sikap tanggung jawab dalam penelitian ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan 5 pilihan jawaban dalam setiap soalnya yang berupa skala sikap tanggung jawab. Skala sikap tanggung jawab tersebut mengacu pada indikator dari 5 tingkatan sikap tanggung jawab menurut Hellison, yaitu: (1) Level 0 irresponsibility (tidak bertanggung jawab); (2) Level 1 self control (kontrol diri); (3) Level 2 involvement (keterlibatan); (4) Level 3 Self Responsility (tanggung jawab diri); (5) Level 4 caring (peduli).

Tabel 3.2

Definisi Konseptual, Definisi Operasional, dan Indikator Sikap Bertanggung Jawab dalam Konteks PBM Pendidikan Jasmani

(32)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk

Kategori Pemberian Skor Pilihan Jawaban Pada Angket Skala Tanggung Jawab

(Berliana, 1998: 80)

No Soal Pilihan Jawaban

(33)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi asal dari kata dokumen, yang dapat diartikan sebagai barang-barang tertulis. Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen ini yang berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Studi dokumen yang diambil peneliti berupa RPP, tugas siswa, bukti teks yang digunakan oleh siswa dalam pembelajaran serta menganalisis dokumentasi foto dari kamera yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung yang terkait dengan sampel atau siswa.

4. Catatan Lapangan

Di samping ketiga instrumen di atas, untuk menunjang data-data lain yang berkembang selama pelaksanaan tindakan, penelitian juga menggunakan catatan lapangan (field notes) untuk mencatat kemajuan, mencatat persoalan-persoalan yang dihadapi dan solusinya, mencatat hasil-hasil refleksi dan hasil-hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat peneliti yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk interaksi sosial dan lain-lain. Catatan lapangan dilakukan dengan mempelajari pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan gambar tentang segala sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar, dialami selama penelitian berlangsung.

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

(34)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis

Dikarenakan penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, maka peneliti akan menilai setiap tindakan dalam proses pembelajaran yang selanjutkan akan menjadi pedoman dalam merencanakan tindakan-tindakan atau siklus selanjutnya.

Teknis analisis data yang dikemukakan oleh Miles & Huberman yang dikutip oleh Agustina (2011: 62) mencangkup tiga kegiatan yang bersamaan, yaitu:

a. Reduksi data

Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi yaitu sikap tanggung jawab siswa yang ditampilkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Display (penyajian data)

Penyajian data berupa teks naratif, matriks, grafik untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dan kemudian dilakukan klasifikasi. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh

c. Menarik kesimpulan atau verifikasi

(35)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut diverifikasi selama penelitian berlangsung.

d. Validasi Data

Validasi data digunakan untuk membuktikan apa yang telah diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesuangguhnya ada, maka peneliti melakukan validasi data. Berikut tahapan validasi data :

1) Member-check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan yang diperoleh selama mengobservasi kegiatan pembelajaran, apakah keterangan tersebut bersifat tetap sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan kemudian data tersebut terperiksa kebenarannya.

2) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkannya dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Menurut Elliott (Agustina, 2011: 64) triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru/patner peneliti, siswa dan melakukan pengamatan atau observasi (peneliti).

3) Audit trail, yaitu mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahannya kepada sumber data pertama guru dan siswa (Nasution dalam Agustina, 2011: 64).

4) Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional dibidangnya, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaikan, modifikasi atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), setelah itu derajat kepercayaan penelitian akan meningkat.

(36)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya (Wiriatmadja dalam Wijaya, 2013: 107).

e. Interpretasi Data

Data yang telah diperoleh kemudian diinterpretasikan berdasakan teori atau aturan yang diperoleh antara peneliti dan patner. Interpretasi dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses pembelajaran dan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih baik sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu :

1) Mendeskripsikan perencanaan tindakan

2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus 3) Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru 4) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa

2. Analisis Data Kuantitatif

Setelah data hasil penelitian terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data. Pengolahan data kualitatif diolah selama proses penelitian berlangsung, sementara data yang bersifat kuantitatif diolah menggunakan statistik deskriftif dengan persentase (%) pengamatan dan menyimpulkan lebih mendasar pada nilai rata-rata. Pengolahan data format observasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani terhadap guru dan siswa perhitungannya sebagai berikut :

Gambar 3.2

Perhitungan Format Observasi

(I wayan Santyasa dalam Agustina, 2011: 61)

Perolehan skor x 100 % Persentase aktivitas guru = ____________________

Seluruh aktifitas

Perolehan skor x 100 % Persentase aktivitas siswa = ____________________

(37)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah dihitung kemudian hasilnya diklarifikasi. Adapun klarifikasi tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa (I wayan Santyasa dalam Agustina, 2011:61)

Rentang Skor Kategori

85 % - 100 % Sangat baik

70 % - 84,99 % Baik

55 % - 69,99 % Cukup

40 % - 54,99 % Kurang

0 – 39,99 % Sangat Kurang

3. Menganalisis Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai level penampilan sikap tanggung jawab pada pembelajaran penjas SD yang diimplementasikan pendidikan nilai melalui pengajaran permainan beregu. Penilaian angket ini menggunakan skala sikap tanggung jawab yaitu (0) tidak bertanggung jawab, (1) kontrol diri, (2) keterlibatan, (3) tanggung jawab, (4) peduli. Hasil data angket yang diperoleh dihitung rata-ratanya.

a. Mencari nilai rata-rata (X)

̅

Keterangan :

̅ = skor rata-rata

= skor mentah = jumlah

(38)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Menghitung simpangan baku (s)

Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut :

S= √ ̅̅̅̅

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari

n = jumlah sampel

∑(x- ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

c. Uji Normalitas Data

Dalam pengujian normalitas data penelitian yaitu bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut normal atau tidak normal. Dalam pengujiannya peneliti menggunakan uji normalitas Liliefors, yaitu peneliti menggunakan acuan dari langkah langkah pengujian normalitas yang dikemukakan oleh Abduljabar, dkk (2010 : 256-257), bahwa beberapa langkah dalam uji distribusi normal yaitu sebagai berikut :

1) Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

2) Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi. 3) Mencari luas Zi pada tabel Z.

4) Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah negatif maka 0,5 + luas daerah.

(39)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Hasil pengurangan F(Zi) – S (Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi).

7) Mencari data atau nilai yang tertinggi, tanpa melihat ( - ) atau ( + ), sebagai nilai Lo.

8) Membuat kriteria penerimaan dan penolakkan hipotesis:

1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak

berdistribusi normal.

2) Jika L0 ≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal.

9) Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt.

10) Membuat kesimpulan. d. Uji Homogenitas

Dalam pengujian homogen tidaknya data penelitian maka harus dilakukan pengujian kesamaan varians dua kelompok sampel normal dengan varians σ12 dan

σ22. Bentuk rumus uji dua pihaknya yaitu uji untuk pasangan hipotesis nol H0 dan

tandingannya H1:

H0 : σ12 = σ22

H1 : σ12 ≠ σ22

Dalam menghitung homogonitas, peneliti menggunakan rumus dan langkah-langkah sebagai berikut :

F=

1) Menentukan F dari table dengantarafnyata 0,05. 2) Menentukan uji homogenitasnyadengan kriteria:

Apabila maka kedua varian homogen. Apabila maka kedua varian tidak homogen.

e. Uji hipotesis dengan menguji rata-rata

(40)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Menghitung presentase perbedaan rata-rata

̅ ̅

̅

Keterangan :

̅ = rata-rata data siklus 1

̅ = rata-rata data siklus 2

2) Rumus t-tes dengan menguji rata-rata (µ)

Sebelumnya peneliti harus mengetahui simpangan dari gain score (selisih dua data). Kemudian peneliti melakukan uji t dengan tahap sebagai berikut (Abduljabar, 2010: 266)

1) Membuat ho dan h1 dalam bentuk kalimat

2) Membuat ho dan h1 dalam bentuk statistik

3) Mencari thitung, dengan rumus sebagai berikut.

̅ √ ⁄

Keterangan,

t = nilai yang dicari

S = simpangan baku gain score n = jumlah sampel

(41)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan temuan tentang pendidikan nilai yang diimplementasikan melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan jasmani terhadap peningkatan sikap tanggung jawab, diperoleh kesimpulan yang terkait dengan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Bahwa implementasi pendidikan nilai melalui permainan beregu dalam pendidikan jasmani SD dapat diakui mempengaruhi peningkatan sikap tanggung jawab siswa kelas VA SDPN Setiabudi Bandung. Siswa telah mengalami peningkatan dalam penampilan sikap tanggung jawabnya ketika mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang antusias melaksanakan pembelajaran baik dengan pengawasan guru maupun tidak, siswa mampu mengontrol diri untuk tetap terlibat dalam pembelajaran meskipun dalam materi rumit, siswa dengan antusias mencoba permainan-permainan baru dengan peraturan permainan yang kompleks, siswa tidak segan-segan mengkoordinasi peralatan pembelajaran tanpa bimbingan dari guru, siswa memecahkan sendiri masalah dalam kelompoknya (tidak melibatkan guru) dan siswa menunjukkan sikap peduli, saling menguatkan, memberi dukungan serta menghormati rekan yang belum mampu menguasai materi pembelajaran. Sikap-sikap tersebut termasuk dalam level tertinggi pada skala sikap tanggung jawab yang dipopulerkan oleh Don Hellison, yakni level 3 (bertanggung jawab) dan level 4 (peduli).

(42)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelumnya belum pernah mereka tampilkan, siswa mampu mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman belajarnya.

3. Dengan mengimplementasikan pendidikan nilai melalui pengajaran permainan beregu dalam pendidikan nilai, interaksi guru terhadap siswa meningkat begitu pula dengan interaksi siswa terhadap siswa kelas VA SDPN Setiabudi Bandung. Hal ini terjadi karena siswa antusias bertanya, menjawab dan mengemukakan pengalaman belajarnya, siswa tidak segan-segan saling memberikan bantuan dan dukungan ketika proses pembelajaran berlangsung.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), penulis menyarankan untuk dapat mengimplementasikan pendidikan nilai kedalam proses pembelajaran PJOK di sekolah.

2. Kepada peneliti lain yang berminat meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nilai dan sikap tanggung jawab dapat melakukan penelitian kembali demi ilmu pendidikan khususnya bidang pendidikan jasmani.

3. Memadukan pendidikan nilai dengan pendidikan jasmani dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran meningkatkan

pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan, khususnya nilai sikap tanggung

jawab.

(43)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga (Seri : Konsep dan Pendekatan Pengajaran). Bandung: FPOK UPI.

Agustina, Elsa. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Isu-isu Kontroversial melalui Model Debat dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. (Skripsi Program Sarjana FPIPS). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aras, Enhy. (2013). Pengertian Pendidikan Nilai [Online]. Tersedia di harniatiaras.blogspot.com [20 Februari 2014]

Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bambang, A, Kusumah, D.J. (2010). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Berliana. (1998). Pengaruh Model Hellison sebagai Pembinaan Sikap Tanggung Jawab yang Dipadukan Dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. (Tesis Program Sekolah Pascasarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Elmubarok, Zaim. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Tanggung Jawab [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/empati [2 Februari 2014]

Lickona, Thomas. (2012). Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. diterjemahkan oleh Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, Rohmat. (2011). Mengartikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Nugraha, Eka. (2010). Aktivitas Permainan Net. Bandung: FPOK UPI.

(44)

Juliarda Arihta, 2014

Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rochman, Taupik. (2013). Pengaruh Model Hellison dan Kemampuan Kognitif Terhadap Sikap Tanggung Jawab Siswa. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sucipto, dkk. (2010). Permainan Bola Basket. Bandung: FPOK UPI.

Subroto, Toto, dkk. (2010). Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika.

Sunarya, Agus.2008. Program Bimbingan Pengembangan Tanggung Jawab Siswa Melalui Kohesivitas Kelompok. (Skripsi Program Sarjana FIP). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Taniredja, Tukiran, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wijaya, Angga. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif dalam Aktivitas Handball Like Games terhadap Perilaku Sosial. (Skripsi Program Sarjana FPOK). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Yulianti, Astri. 2013. Mengembangkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani melalui pengembangan pembelajaran aktivitas permainan tradisional di SDN Cibeunying 2. (Skripsi Program Sarjana FPOK). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gambar

tabel dibawah ini.
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.2 Definisi Konseptual, Definisi Operasional, dan Indikator Sikap Bertanggung
Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Pilihan Jawaban Pada Angket Skala Tanggung
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2016 kinerja tentang pasar adalah meningkatkan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana perdaganagan yang representatif dari yang 9.. pasar pada tahun 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Aplikasi pemetaan digital ini dapat menampilkan letak client hasil optimasi beserta data hasil pengukuran bit rate dan field strength dari program pengukur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai stabilitas lereng pada ruas jalan Banjarparakan- Menganti menggunakan metode Fellenius (analisis stabilitas dengan metode irisan yang

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriftif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan teknik sadap sebagai

Penerapan metode k-means cluster analysis diusulkan supaya bisa membantu dalam mengelompokan calon siswa sesuai dengan minat jurusan yang diseleksi berdasarkan

Pondasi sumuran yang direncanakan pada pembangunan Gedung 5 (lima) lantai adalah pondasi sumuran dengan bahan beton siklop dengan mutu beton f c 20.. Pembuatan pondasi

Penelitian yang diajukan dalam skema Hibah Penelitian di Fakultas Teknik Universitas Pancasila (FTUP) ini memfokuskan pada pengembangan proses manufaktur komposit