LEMBAR PENGESAHAN………..
A. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini………. 1. Landasan Yuridis……….. 2. Landasan Filosofis……… 3. Implikasi Filosofis dalam Pelaksanaan PAUD.……… 4. Landasan Ilmiah PAUD………...……….... 5. Tujuan PAUD secara Umum………
6. Fungsi PAUD………
7. Karakteristik Anak Usia Dini………...
8. Prinsip PAUD………... 3. Kecenderungan Perubahan Dasar………. 4. Dimensi-dimensi Partisipasi………. 5. Unsur-Unsur Partisipasi……….... 6. Langkah-langkah Membangkitkan Partisipasi………. D. Partisipasi Orangtua dalam Pengelolaan PAUD….………..
B. Subjek ………... C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian………...
79 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data………... 1. Pengelolaan Program PAUD Binaan BPKB Provinsi Gorontalo… 2. Partisipasi Orang Tua dalam Pengelolaan PAUD Srikandi dan
PAUD Permata………. 3. Kendala Orang Tua dalam Partisipasi Pada Pengelolaan PAUD…. B. Pembahasan………... 1. Pengelolaan Program PAUD Binaan BPKB Provinsi Gorontalo… 2. Partisipasi Orang Tua dalam Pengelolaan PAUD Srikandi dan
PAUD Permata………. 3. Kendala Orang Tua dalam Partisipasi Pada Pengelolaan PAUD…. C. Temuan-Temuan………
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Anak-anak adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus bangsa.
Betapa bahagianya orang tua yang melihat anak-anaknya berhasil, baik dalam
pendidikan, dalam berkeluarga, dalam masyarakat, maupun dalam karir dengan
keluhuran moral dan pemahamannya akan arti hidup untuk dapat selalu menjadi
pribadi yang bermanfaat dan prestatif. Sebaliknya orang tua mana yang tidak
sedih melihat anak-anaknya gagal dalam pendidikannya, dalam berkeluarga, dan
dalam karirnya bahkan memiliki moral yang tidak disukai oleh lingkungan serta
menjadi pribadi yang selalu menjadi benalu bagi masyarakatnya. Betapa
hancurnya perasaan orang tua mendengar anak-anaknya melakukan kejahatan atau
tindakan kriminal yang kemudian berurusan dengan polisi. Oleh karena itu betapa
pentingnya peran keluarga sebagai institusi sosial yang pertama dan utama bagi
seorang makhluk manusia, dimana dia pertama dilahirkan dan hidup dalam
lingkungan yang pertama yang dinamakan keluarga tersebut.
Salah satu fungsi keluarga yang utama selain fungsi seksual melalui
perkawinan dan fungsi perekonomian adalah fungsi edukasi. Fungsi edukasi
berkaitan erat dengan pola pengasuhan yang ada dalam setiap keluarga. Pola
pengasuhan yang dilakukan keluarga orang tua pun hendaknya sudah dilakukan
sejak anak-anak usia dini, bahkan sejak anak masih ada dalam kandungan. Pola
pengasuhan dan interaksi-interaksi yang sebaiknya sudah dilakukan dalam
tua, agar keberhasilan pendidikan anak dapat dicapai sehingga dapat membawa
keberhasilan dalam perkembangan anak selanjutnya.
Menjadi manusia berkualitas kelak tidaklah instan, tahun-tahun pertama dari
perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan kurun waktu yang relatif
singkat dan kritis, artinya tumbuh kembang fisik, mental dan psikologis akan
berjalan dengan cepatnya. Hal-hal yang dianggap menyimpang dari proses
tumbuh kembang anak perlu diantisipasi secepatnya, karena semuanya bersifat
tidak terdeteksi secara nyata. Apabila lingkungan menunjang maka anak akan
tumbuh dengan sempurna bahkan mendapatkan nilai tambah, namun jika
lingkungan tidak mendukung maka anak akan terhambat pertumbuhan dan
perkembangannya.
Ada tiga faktor yang berpengaruh kuat dalam membantu anak usia dini
tumbuh kembang dengan baik, yaitu sekolah, lingkungan (masyarakat), dan
keluarga. Keluarga merupakan pembentuk pribadi anak yang pertama karena
waktu yang dihabiskan anak paling banyak di rumah. Pada fase inilah orang tua
tidak bisa mengandalkan siapapun kecuali dirinya sendiri untuk membentuk anak
menjadi sumber daya yang baik kelak di kemudian hari. Oleh karena itu perlu
adanya upaya dalam pengembangan kompetensi orang tua untuk mengelola
sebuah kegiatan yang menarik dan mudah dalam kaitannya dengan proses tumbuh
kembang anak.
Secara naluriah setiap orang tua pasti akan melindungi anaknya, terlebih
apabila anak masih dalam usia balita dan dianggap masih belum mandiri dan
menjaga dirinya, dan orang tua yang berperan dalam memenuhi kebutuhan itu dan
melindungi anaknya. Namun untuk memiliki keterampilan yang baik dalam
membentuk anak usia dini tidaklah mudah perlu adanya upaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan dari orang tua dalam
membesarkan anaknya. Parenting atau pendidikan orang tua terhadap anak-anak
adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak-anak
dan kodrat yang diterimanya.
Orang tua adalah pendidik sejati. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua
terhadap anak-anak hendaknya memberikan kasih sayang yang sejati pula. J. J.
Roussseau (1712-1778), sebagai salah satu seorang pelopor ilmu jiwa anak,
mengutarakan pula betapa pentingnya pendidikan keluarga itu. Ia menganjurkan
agar pendidikan anak-anak disesuaikan dengan tiap-tiap masa perkembangannya
sedari kecilnya (Purwanto, 1995:79).
Dalam hal ini hendaknya kita harus ingat pula bahwa pendidikan
berdasarkan kasih sayang saja kadang-kadang mendatangkan bahaya. Kasih
sayang harus dijaga jangan sampai berubah menjadi memanjakannya. kasih
sayang harus dilengkapi dengan pandangan yang sehat tentang sikap kita terhadap
anak. Kegiatan parenting menurut Hellod, (2009: 78) mencakup lima hal, yaitu 1)
Membuat Prioritas, 2) mengalami hidup bersama anak, 3) melakukan dan
menetapkan rutinitas tanpa merobotisasi, 4) menindaklanjuti, dan 5)
berkomunikasi.
Walaupun perhatian terhadap pendidikan anak telah berkembang sejak
agenda penting dan mulai mendapat sorotan berbagai pihak dalam dekade terakhir
ini, hal ini terkait dengan adanya desakan internasional seperti Deklarasi Dakar
(EFA, 2000), World Fit for children (2002), Convention on the Right of the Child,
Millenium Development Goals. Agenda internasional tersebut pada intinya
mendorong negara-negara berkembang termasuk Indonesia untuk secara fokus
memperhatikan dan melakukan gerakan nyata dalam penyelenggaraan pendidikan
untuk semua kelompok masyarakat atau bangsanya, tanpa terkecuali termasuk
anak usia dini.
Komitmen dunia terhadap betapa pentinya pendidikan anak usia dini sepeti
tercermin dalam upaya memperluas dan meningkatkan pendidikan bagi anak dini
usia, terutama mereka yang kurang memiliki peluang.
Secara nasional komitmen terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini
telah ditetapkannya sejumlah kebijakan mulai dari tingkat pusat sampai daerah.
Dalam kaitan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Gorontalo terhadap
pendidikan anak usia dini, maka melalui Balai Pengembangan Kegiatan Belajar
(BPKB) Provinsi Gorontalo terus melakukan sejumlah penelitian, ujicoba model,
pendampingan dan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan
Sesuai dengan tupoksi BPKB, maka sampai kini tengah dikembangkan
sejumlah model pelaksanaan PAUD. Pada tahun 2010 saja terdapat 5 (lima)
PAUD binaan BPKB yaitu PAUD Indah, Tolomate, Kartini, Srikandi dan
Permata.
Kelima PAUD Binaan itu sebagai pilot project mengembangkan model
pengelolaannya memberikan kesempatan yang besar kepada orang tua anak usia
dini untuk ikut berperan serta pengelola pendidikan anak mereka secara terbuka,
agar mengetahui apa tujuan, sasaran dan indikator pencapaian pendidikan anak
usia dini dan memperkuat nilai-nilai normatif tidak hanya di PAUD saja, tetapi
juga ketika di lingkungan keluarga, dengan begitu diharapkan bahwa orang tua
juga akan memberikan sumbangsih nyata bagi lembaga PAUD.
Pentingnya melibatkan orang tua dalam pengelolaan pendidikan Anak Usia
Dini menjadi sebuah objek penelitian yang menarik, karena akan mengungkapkan
sejauh mana pengaruh dan peran serta partisipasi orang tua dalam pengelolaan
pendidikan anak mereka.
B.Identifikiasi Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut:
1. Bahwa pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang berlangsung di masyarakat
belum secara optimal melibatkan para pemangku kepentingan
2. Orang tua sebagi salah satu pemangku kepentingan yang paling utama terhadap
pelaksanaan program PAUD belum secara optimal terlibat dalam pengelolaan
program PAUD.
3. Meskipun pengelolaan PAUD merupakan kegiatan yang memerlukan
kerjasama antara orang tua dengan pihak lembaga penyelenggara, akan tetapi
4. Para orang tua anak usia dini yang anaknya berada pada PAUD binaan BPKB
merasa tidak memiliki keberanian untuk ikut serta dalam pangelolaan PAUD
karena merasa tidak memiliki kapasitas.
C.Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar masalah dan identifikasi masalah, maka penulis hanya
melakukan penelitian pada partisipasi orang tua dalam pengelolaan pendidikan
anak usia dini pada PAUD Binaan BPKB Provinsi Gorontalo di Kabupaten
Gorontalo saja.
Oleh karena itu, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana
partisipasi orang tua dalam pengelolaan pendidikan anak usia dini pada PAUD
Srikandi dan Permata sebagai Binaan BPKB Provinsi Gorontalo di Kabupaten
Gorontalo”. Untuk menjawab masalah pokok ini dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan PAUD Srikandi dan Permata sebagai Binaan BPKB
Provinsi Gorontalo di Kabupaten Gorontalo?
2. Bagaimana partisipasi orang tua dalam pengelolaan PAUD Srikandi dan
Permata sebagai Binaan BPKB Provinsi Gorontalo di Kabupaten Gorontalo?
3. Kendala apa yang dihadapi orang tua untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
PAUD Srikandi dan Permata sebagai Binaan BPKB Provinsi Gorontalo di
D.Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengungkapkan mengenai
Partisipasi Orang Tua dalam Pengelolaan pendidikan Anak Usia Dini pada PAUD
Binaan BPKB Provinsi Gorontalo.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pengelolaan PAUD Srikandi dan Permata sebagai binaan
BPKB Provinsi Gorontalo di Kabupaten Gorontalo
2. Menganalisis partisipasi orang tua dalam pengelolaan PAUD Srikandi dan
Permata sebagai binaan BPKB Provinsi Gorontalo di Kabupaten Gorontalo
3. Menggambarkan kendala yang dihadapi orang tua untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan pada PAUD Srikandi dan Permata sebagai binaan BPKB Provinsi
Gorontalo di Kabupaten Gorontalo.
E.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk menunjang referensi
mengenai pendidikan anak usia dini khususnya partisipasi orang tua dalam
pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Gorontalo. Secara
konsepsi diharapkan akan memberikan pengembangan khazanah pengetahuan
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini akan bermanfaat untuk para pelaksana atau praktisi
pendidikan anak usia dini, tenaga pendidik, dosen, dan pengelola pendidikan
anak usia dini guna memperkuat persepsi dalam pengembangan pengelolaan
program pendidikan anak usia dini.
F. Kerangka Pemikiran
Pengelolaan pendidikan anak usia dini menjadi salah satu prioritas
pendidikan dasar. Komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap PAUD, karena
pendidikan anak usia dini menjadi fondasi dasar untuk tumbuh kembang anak
sebagai sumber daya manusia yang akan datang. Secara faktual empirik layanan
pendidikan bagi anak usia dini yang diinisiasi oleh lembaga-lembaga pemerintah
lembaga swadaya masyarakat tumbuh dengan sifnifikan.
Akan tetapi keterlibatan orang tua dalam proses-proses pendidikan anak usia
dini yang diselenggarakan selama ini belum menggembirakan, terutama yang
diselengarakan oleh lembaga masyarakat dan pemerintah, padahal posisi orang
tuan sangat penting sebagai cermin dari rasa tanggung jawabnya terhadap
anaknya. Karena sejatinya aktifitas pendidikan anak usia berlangsung di dalam
keluarga, masyarakat, dan di lembaga-lembaga penyelenggara PAUD.
Oleh karena itu peran dan tanggung jawab orang tua dalam penegelolaan
PAUD sangat penting agar proses tumbuh kembang anak yang berlangsung di
keluarga, masyarakat dan lembaga PAUD berjalan sinergis, sehinga hubungan
Wujud peran dan tanggung jawab keluarga dalam proses pendidikan anak
usia dini berkaitan dengan penyelenggaraan PAUD seyogyanya menjadi sebuah
hubungan yang saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Secara asumsi
etik dan empirik bahwa sinergitas antara keluarga (orang tua) dengan lembaga
penyelenggara PAUD dapat memberikan penjaminan, bahwa layanan PAUD
akan berjalan sesuai dengan ekspetasi semua pihak. Oleh karena itu keterlibatan
orang tua dalam penyelenggaraan PAUD akan menjadi kekuatan yang mampu
mensukseskan pengelolaan PAUD pada berbagai penyelenggaraan PAUD. Secara
skematik uraian ini dapat dilihat dalam bagan berikut
G.Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini adalah :
1. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang menentukan
pembentukan kepribadian anak, proses pendidikan anak usia dini terjadi sejak
dalam masa kandungan (secara tidak langsung), masa bayi hingga ia berusia 8
tahun (Santoso, 2002: 9).
Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan Anak Usia Dini, maka
penyelenggaraan Pendidikan bagi Anak Usia Dini disesuaikan dengan tahap
tahap perkembangan yang dilalui oleh Anak Usia Dini. Berikut adalah
beberapa pendapat lain mengenai Pendidikan anak Usia dini: “Pendidikan
Anak Usia Dini, menekankan kepada anak usia dua setengah tahun sampai
dengan enam tahun” (Bihler dan Snowman, 1996:67).
2. Pengelolaan merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan, dan mengembangkan
segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Sudjana, 2004: 17).
3. Partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam situasi baik secara mental,
pikiran atau emosi dan perasaan yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan dalam upaya untuk memberikan sumbangan dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditentukan dan ikut bertanggung jawab terhadap
kegiatan pencapaian tujuan tersebut (Syamsuddin Adam dalam Prasetya,
4. Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk
memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya
78 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskiptif
analitik, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif; ucapan atau
tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri, yang
dilakukan dalam situasi wajar (natural setting), data dikumpulkan umumnya
bersifat kualitatif, berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mempergunakan
penghayatan dan berusaha memahami serta menafsirkan dalam situasi tertentu
menurut perspektif subyek (Taylor & Bogdan, 1992:21; Moleong, 1998:17;
Usman dan Akbar, 1998:81; Nasution, 1998:52).
Dasar pertimbangan penggunaan pendekatan ini agar dapat mengungkapkan
peristiwa partisipasi orang tua dalam pengelolaan PAUD, karena dilihat dari
tanggung jawab orang tua terhadap pelaksanan pendidikan anaknya di rumah dan
PAUD tetap sangat penting. Harus diakui bahwa keberhasilan pengelolaan PAUD
tidak hanya ditentukan oleh tutor dan pengelola semata, justru partisipasi orang
tua menjadi salah satu faktor penentu. Akan tetapi kita tahu bahwa partisipasi
secara etik dan emik memiliki dimensi luas, tidak saja menyangkut jenis dan
wujud, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal yang transenden. Oleh karena itu
untuk memahami sejati partisipasi orang tua dalam pengelolaan PAUD dapat
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah sumber yang dapat memberikan
informasi yang relevan, yang berupa individu, kelompok, peristiwa, fenomena
seputar Pengelolaan pada PAUD Binaan BPKB Provinsi Gorontalo. Dengan
populasi PAUD Binaan BPKB Provinsi Gorontalo tersebut, maka diambil sampel
di wilayah Kabupaten Gorontalo saja, yaitu PAUD Srikandi dan PAUD Permata
dengan pertimbangan bahwa Srikandi dan PAUD Permata berada dalan
lingkungan BPKB Provinsi Gorontalo dan merupakan PAUD dengan program
unggulan terbaru, yaitu pengembangan model pengelolaan PAUD Partisipatif.
Diharapkan kedua sampel ini dapat menjadi pilot project yang mengarahkan
PAUD lain untuk turut mengembangkan pengelolaan PAUD yang berada di
bawah binaan BPKB Provinsi Gorontalo. Dan yang menjadi responden dalam
penelitian ini sebanyak 6 (enam orang).
Menyangkut individu dan kelompok ditentukan secara purposive
disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yakni orang tua warga belajar, tutor,
pengelola, tokoh masyarakat yang secara riil terkait dengan seluruh aktivitas
PAUD dengan subjek yang demikian diharapkan dapat mengungkap data yang
terperinci, spesifik, bukan data yang banyak kesamaan dan digeneralisasikan. Hal
ini sejalan dengan pendapat Nasution (1996:165) bahwa “dalam penelitian
naturalistik yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan
informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia atau situasi yang
diobservasi. Sering sampel berupa responden yang dapat diwawancarai yang
C.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Merujuk pada pendapat Merriam, Bogdan & Biklen, (Creswell, 1994:151)
bahwa dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi, wawancara dokumentasi dan pemotretan. Demikian pun Taylor &
Bogdan (1992:163) dan Danim (2002:121), menyatakan bahwa pada penelitian
kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cara: observasi,
wawancara, dokumentasi yang dilengkapi peralatan audio-video yang dapat
memotret situasi.
Berdasarkan rujukan tserebut, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan meliputi :
a. Observasi.
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini ditekankan untuk membuat makna
atas peristiwa atau kejadian dari situasi yang tampak dan memungkinkan
untuk direfleksikan dari peristiwa-peristiwa tersebut. Peristiwa yang diamati
berkaitan dengan bagaimana pertisipasi orang tua dalam pengelolaan
pendidikan anak usia dini pada PAUD Binaan BPKB Provinsi Gorontalo di
Kabupaten Gorontalo.
Secara spesifik fokus observasi diarahkan pada (1) bagaimana partisipasi
orang tua dalam perencanaan PAUD; (2) bagaimana partisipasi orang tua
dalam pelaksanaan PAUD; (3) partisipasi orang tua dalam persiapan bahan
orang tua dalam pengadaan sarana; (6) bagaimana partisipasi orang tua
dalam evaluasi program PAUD
b. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab antara peneliti dengan
responden sumber dua orang atau lebih antara pewawancara dengan
responden untuk mengungkap, menggali opini para pihak yang terkait
dengan tema pokok penelitian ini.
Sebagai pewawancara adalah peneliti sendiri, sedangkan yang diwawancarai
para pihak yang meliputi: pengelola, tutor , orang tua dan tokoh masyarakat
yang terkait dengan pengelolaan pendidikan anak usia dini pada PAUD
Binaan BPKB Provinsi Gorontalo di Kabupaten Gorontalo. Fokus
wawancara diarahkan kepada sejauh mana pastisipasi orang tua terhadap
perencanaan PAUD, pelaksanaa PAUD, persiapan bahan ajar, persiapan
tutor, persiapan sarana dan evaluasi program PAUD. Yang kemudian akan
di triangulasi kan kebenaran datanya dengan pihak orang tua murid yang
menjadi responden.
c. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumen-dokumen.
(Usman dan Akbar, 1998:53-73). Studi dokumentasi merupakan usaha
penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip
dari kegiatan pelatihan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan.
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.
Penggunaan studi dokumentasi dalam penelitian ini guna melengkapi data
yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Cara ini
digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
pengelolaan PAUD, serta sejauh mana pastisipasi orang tua dalam
perencanaan PAUD, pelaksanaan PAUD, persiapan bahan ajar, persiapan
tutor, persiapan sarana dan evaluasi program PAUD.
d. Studi Literatur
Studi literatur adalah dimaksudkan untuk memberikan landasan konseptual
dalam memahami fokus persoalan. Bahan telaah literatur terdiri atas
buku-buku, jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian, perundangan. Yang kemudian
akan menjadi landasan pikir dalam menganalisis, mengkonstruk temuan
penelitian, baik dengan cara membandingkan, mengkonstraskan maupun
mensintesis. Fokus studi literatur diarahkan kepada atau berhubungan
dengan konsepsi pengelolaan, konsepsi PAUD, konsep partisipasi
2. Instrumen Penelitian
Usman dan Akbar (1988:85-86) mengemukakan data-data pada penelitian
yang dikumpulkan meliputi: Tempat yaitu wadah dimana manusia melakukan
kegiatan tertentu, Pelaku yaitu semua orang terdapat dalam wadah tertentu dan
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, ada beberapa acuan atau pedoman
sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan (1972: 41-42) dalam Moleong (2000 :
101) bahwa dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti tidak dapat melakukan
dua kegiatan sekaligus, yaitu melakukan pengamatan dan membuat catatan dalam
waktu bersaman. Oleh karena itu perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Membuat catatan secepatnya, dan tidak menunda-nunda pekerjaan
b. Tidak melakukan pembicaraan dengan orang lain sebelum menuangkan
dalam catatan
c. Diusahakan tidak terjadi gangguan pada waktu melakukan pencatatan ulang
d. Menggambarkan dalam diagram keadaan fisik yangdiamati atau struktur
langkah sesuai dengan apa yang terjadi sewaktu diamati;
e. Membuat garis besar judul-judul tentang sesuatu yang ditemui dalam suatu
pengamatan atau wawancara yang cukup lama dilakukan;
f. Dalam jadwal yang disusun disisakan banyak waktu sesudah pengamatan
atau wawancara yang dipergunakan untuk menulis catatan lapangan
g. Mencatat apa yang dikatakan oleh subjek secara teliti;
h. Bila ada yang lupa dan teringat kembali setelah beberapa hari kemudian,
Oleh karena itu instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Pedoman wawancara yang terdiri dari wawancara mendalam, wawancara
berstruktur dan wawancara yang tidak berstruktur yang ditujukan kepada
responden dan informan.
b. Alat pencatat dan lembar kerja sebagai panduan dalam mencatat dokumen
c. Lembar/pedoman Observasi dengan peralatan yang digunakan adalah
kamera, tape recorder.
Fokus, aspek, data dan sumber data dalam penilitian digambarkan dalam
kisi-kisi berikut ini :
Tabel 3.1
Kisi-kisi tentang Fokus, Aspek, indikator
dan data yang diperlukan, sumber data dan Teknik pengumpulan Data
No Fokus Aspek Indicator Data yg diperlukan Sumber
jadwal kegiatan Pengelola Wawancara
Dokumentasi
Actuating Strategi Data warga belajar
dan administrasi
dilakukan oleh tutor Tutor
Wawancara
keuangan
Fokus analisis dalam penelitian ini adalah partisipasi orang dalam
pengelolaan PAUD yang meliputi: pastisipasi orang tua dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengorganisasian dan pengawasan PAUD.
b. Pemeriksaaan Keabsahan data
Menurut Lincoln dan Guba (1985) dalam Burhan Bungin (2003: 59-61)
paling sedikit ada empat standar atau kriteria utama guna menjamin keabsahan
hasil penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu:
1) Standar Kredibilitas, yakni identik dengan validitas internal dalam
penelitian kualitatif. Agar hasil penelitian kualitatif memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi sesuai dengan fakta dilapangan (informasi yang
digali dari subjek atau partisipan yang diteliti), perlu dilakukan upaya-upaya
sebagai berikut :
a) Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di
b) Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh,
sehingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti
seperti adanya
c) Melakukan triangulasi, baik triangulasi metode (menggunakan lintas
metode pengumpulan data), Triangulasi sumber data dan triangulasi
pengumpul data.
d) Melibatkan teman sejawat yang tidak melakukan penelitian untuk
berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai awal kegiatan
proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian.
e) Melakukan analisis atau kajian kasus negatif, yang dapat dimanfaatkan
sebagai kasus pembanding atau bahkan sanggahan terhadap hasil
penelitian.
f) Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data
g) Mengecek bersama-sama dengan anggota peneliti yang terlibat dalam
proses pengumpulan data, baik tentang data yang telah dikumpulkan,
kategorisasi analisis, penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.
2) Standar Transferabilitas, yakni merupakan modifikasi validitas eksternal
dalam penelitian kualitatif. Pada prinsipnya, standar transferabilitas ini
merupaka pertanyaan empirik yang tidak bisa dijawab oleh peneliti
kualitatif itu sendiri, tetap dijawab dan dinilai oleh para pembaca laporan
penelitian. Hasil penelitian kualitatif memiliki standar transferabilitas yang
tinggi, bilamana para pembaca laporan penelitian ini memperoleh gambaran
3) Standar Dependabilitas, yakni mirip dengan standar realibilitas. Adanya
pengecekan atau penilaian akan ketepatan peneliti dalam
mengkonseptualisasikan apa yang diteliti merupakan cerminan dari
kemantapan dan ketepatan menurut standar reliabiltas penelitian.
4) Standar Konfirmabilitas yakni lebih terfokus pada audit (pemeriksaan)
kualitas dan kepastian hasil penelitian. Audit konfirmabilitas ini dapat
dilakukan bersamaan dengan audit dependabilitas.
Selain keempat standar pokok diatas, menurut Sangar Kanto dalam Bungin
(2003: 62), ada sejumlah standar pelengkap yang patut diperhatikan dalam
penelitian kualitatif, antara lain:
a) Dilaksanakan dalam kondisi sewajar atau sealamiah mungkin.
b) Memperlakukan orang-orang yang diteliti se manusiawi mungkin
c) Menjunjung tinggi perspektif emik pastisipan
d) Pembahasan hasil penelitian selain bersifat deskriptif juga sintesis
e) Kelemahan dan keterbatasan penelitian tidak perlu disembunyikan,
bahkan harus dikemukakan secara transparan.
c. Analisis
Huberman dan Miles (dalam Bungin, 2003:63) mengatakan bahwa analisis
data dan pengumpulan data memperlihatkan sifat interaktif, sebagai suatu sistem
dan merupakan siklus. Pengumpulan data ditempatkan sebagai bagian komponen
yang merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Hal ini seperti terlihat
Analisis data terdiri dari Reduksi Data, Display Data dan
Kesimpulan/Verifikasi Data. Menurut Usman dan Akbar (1988:86) analisis data
dalam penelitian kualitatif garis besarnya adalah a) reduksi data, b) display data
dan c) pengambilan keputusan dan verifikasi.
Analisis data yang digunakan adalah :
1) Reduction data yaitu data yang dikumpulkan dipisahkan sedemikian rupa
(mulai dari editing, koding dan tabulasi data) termasuk didalamnya kegiatan
mengikhtisarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin dan
memilah-milahnya kedalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu atau tema
tertentu. (Faisal, 2003:70). Konsep, kategori, atau tema tersebut diuraikan
sesuai dengan fokus penelitian. Dari hasil studi yang dilakukan berbagai
kepustakaan dapat ditarik kesimpulan bahwa dasar analisis penelitian yaitu
ditetapkannya satuan dan kategori (Moleong, 1999). Satuan terbagi atas dua
bagian yaitu tipe asli dan tipe hasil kontruksi analisis (Moleong, 1999). Tipe Bagan 3.1.
Komponen-komponen Analisis Data Interaktif (Bungin,2003)
DATA COLLECTION
DATA REDUCTION
CONCLUTIONDR AWING & VERIFYING
asli atau emik, yaitu prilaku sosial atau kebudayaan yang dilihat dari sudut
pandangan dari dalam dan definisi perilaku manusia. Konsep ini oleh
Moleong (1989) dinyatakan perlunya terdapat kesepakatan antara peneliti
dengan subjek yang diteliti. Adapun tipe hasil kontruksi atau ethic
penjelasan mengenai kategori yang diberikan oleh pihak observer luar
dalam upaya memberikan analisis terhadap penampilan fenomena yang unik
(Goetz dan LeCompte, 1984 : 6).
Kedua konsepsi ini dikenal pula dengan terminologi subjektifitas dan
objektifitas sebagai konsep yang saling berkaitan karena selain setiap
peneliti memperhatikan pernyataan-pernyataan yang diberikan pihak
sasaran penelitian, juga harus mampu menempatkan diri seandainya ia
menjadi pihak yang diteliti, yang tidak lepas dari sistem nilai, emosi dan
rasional. Reduksi data yaitu dengan menyingkat data-data ke dalam bentuk
laporan yang lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan. Data-data
tersebut dirangkum, dipilih dan difokuskan pada hal yang penting-penting.
Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan dan mempermudah untuk mencari kembali data yang diperoleh
bila diperlukan.
2) Display data yaitu seperangkat hasil reduksi data diorganisasikan ke dalam
suatu bentuk tertentu sehingga terlihat sosoknya secara lebih utuh. Hal ini
dapat berbentuk sketsa, sinopsis, matriks, network, atau chart. (Faisal, 2003:
70-71; Usman dan Akbar, 1998: 87). Display data yaitu agar bisa melihat
dilakukan dengan cara membuat beberapa matrik, grafik atau chart dan
deskripsi secara rinci dengan mengklasifikasikan data berdasarkan kode
yang telah ditentukan sebelumnya. Pengolahan dan analisis data dilakukan
sesuai dengan ketentuan penelitian kualitatif, yaitu diinterpretasikan dan
dianalisis secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian. Analisis
data merupakan proses mentutortkan dan mengamati secara sistematis
transkrip wawancara (interview), catatan lapangan (hasil observasi) dan
bahan-bahan yang ditemukan untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang kasus yang diamati dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang
lain. Pengambilan Keputusan hasil pengolahan data dan Verifikasi yaitu
pemaparan kesimpulan yang diperoleh dari display data.
3) Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu peneliti berusaha untuk mencari
makna data yang dikumpulkan dengan cara mencari pola, tema, hubungan,
persamaan, hal yang sering timbul dan sebagainya. Jadi dari data yang
dikumpulkan dicoba diambil kesimpulan. Kesimpulan di awal pengumpulan
data tentu masih meragukan, tetapi dengan adanya data baru, dengan cara
mengadakan triangulasi maka kesimpulan itu lebih mendasar. Teknik
triangulasi data yaitu pengumpulan dan pemeriksaan kebenaran data yang
d. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PAUD Binaan BPKB Provinsi Gorontalo
Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo sebagai sampel lembaga PAUD yang
ada di wilayah binaan SKB Kabupaten Gorontalo yang sudah melibatkan orang
tua dalam pengelolaan PAUD. Karena PAUD Binaan BPKB Provinsi Gorontalo
adalah PAUD yang berada di bawah binaan BPKB provinsi Gorontalo dan
merupakan pilot Project model Pengelolaan Partisipatif PAUD. Penelitian ini
179 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai partisipasi orangtua terhadap
pengelolaan pendidikan anak usia dini, dapat ditarik simpulan, sebagai berikut:
1. Pengelolaan PAUD Srikandi dan Permata
Pengelolaan lembaga PAUD yang ada di bawah binaan BPKB Provinsi
Gorontalo sebenarnya merupakan pengelolaan mandiri yang diserahkan
sepenuhnya kepada pengurus lembaga, hanya terdapat sedikit perbedaan bentuk
pengelolaan yang terstruktur pada PAUD Srikandi di intervensi langsung sumber
daya manusia yang memang telah disiapkan dan ditunjuk oleh pihak BPKB
Provinsi Gorontalo, sedangkan pada PAUD Permata bentuk intervensinya hanya
berupa pembinaan saja, maka yang menjadi sumberdaya pembina lembaga PAUD
Permata ditunjuk dan ditugaskan langsung oleh BPKB Provinsi Gorontalo.
Secara hirarki, tidak ada perbedaan dengan lembaga PAUD yang lainnya,
tatapi jika dianalisis latarbelaknag sumberdaya manusia yang terlibat didalamnya,
PAUD Srikandi dan Permata menggunakan jenis Pengelolaan Partisipatif yang
memberikan kesempatan kepada setiap sumber daya yang ada untuk ikut berperan
serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh lembaga PAUD Tersebut. meskipun
berbeda jenis partisipasinya tetapi dalam keseluruhan kegiatan dapat disimpulkan
diterbuka dari mulai kegiatan perencanaan, kemudian pengorganisasian,
pelaksanaan kegiatan serta pengawasan kegiatan. Dengan begitu siapapun yang
ada dalam lembaga PAUD ini dapat mengikuti kegiatan lembaga dari mulai
direncanakan sampai akhirnya dilakukan pengawasan dan evaluasi kegiatannya.
2. Partisipasi Orangtua dalam Pengelolaan PAUD
Partisipasi orang tua anak usia dini yang ada pada lembaga PAUD Srikandi
dan PAUD Permata terbagi melalui beberapa cara, jika di PAUD Srikandi melalui
Forum Orang Tua Anak Usia Dini (FOTAUD) yang menjadi wadah resmi bagi
orang tua anak usia dini untuk melakukan komunikasi, bertukar informasi dan
edukasi, secara menyeluruh dan melibatkan setiap orang tua anak usia dini yang
ada di PAUD Srikandi. Partisipasi yang dilakukan oleh orang tua anak usia dini di
PAUD Permata sedikit berbeda, karena tidak membentuk sebuah forum, mereka
memilih koordinator kegiatan orang tua untuk memberikan pengaturan secara
teknis. Misalnya dalam menjadwalkan waktu orang tua untuk menjadi tutor
pendamping yang akan membantu tutor PAUD utama, baik dalam kegiatan
pembelajaran, bermain atau dalam pengawasan kegiatan yang berlangsung di
dalam lingkungan PAUD.
Meskipun berbeda bentuk wadah partisipasinya, tetapi jenis partisipasinya
dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu partisipasi dengan memberikan buah
pikiran atau ide dan gagasan secara langsung kepada lembaga PAUD, partisipasi
PAUD, cara ini banyak digunakan oleh orang tua anka usia dini yang bisa terlibat
langsung karena memiliki banyak waktu. Sedangkan cara terakhir adalah dengan
memberikan materi atau sumbangan berupa uang kepada lembaga PAUD.
Partisipasi orangtua pada kedua PAUD tersebut lebih banyak dilakukan secara
bersama-sama, serta banyak dipengaruhi oleh budaya setempat.
3. Kendala Orangtua dalam Partisipasi pada Pengelolaan PAUD
Faktor yang menjadi kendala dalam partisipasi orang tua pada pengelolaan
lembaga PAUD yang paling tinggi adalah faktor waktu, dimana faktor ini menjadi
penentu bisa atau tidaknya orang tua terlibat dalam kegiatan yang memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi. Kemudian faktor materi atau uang, banyaknya
orang tua yang merasa tidak memiliki materi berlebih menyebabkan keterbatasan
dan menjadi kendala untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan
lembaga PAUD. Sedangkan faktor kendala yang selanjutnya adalag latar belakang
pendidikan yang berbeda, menjadikan orang tua merasa tidak memiliki
kompetensi atau tidak layak untuk turut berpartisipasi secara langsung dalam
pengelolaan lembaga PAUD. Faktor terakhir adalah tidak pahamnya orang tua
anak usia dini mengenai pengertian, tujuan, esensi dan inti dari pendidikan anak
usia dini, hal ini menyebabkan orang tua lebih mempercayakan setiap kegiatan
anaknya pada lembaga PAUD tanpa mau terlibat langsung, tetapi menuntut
Orang tua yang seperti ini seringkali berfikir bahwa lembaga bertanggung jawab
karena orang tua telah membayar lembaga untuk itu, padahal sikap tersebut salah.
B.Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dari hasil analisis
landasan konseptual yang mendasarinya, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Rekomendasi untuk Lembaga PAUD
a. Untuk BPKB supaya lebih ditingkatkan kerjasamanya dengan beberapa
lembaga PAUD binaan BPKB,
b. Lebih ditingkatkan lagi hubungan silaturahmi dan kerjasama antara lembaga
dengan orang tua peserta didik, terutama dalam hal perencanaan program
agar tujuan dari program bisa dicapai secara maksimal dan meningkatkan
peranan orang tua anak usia dini dalam pelaksanaan program-program
lembaga,
2. Rekomendasi Untuk Penelitian Lanjutan
a. Berdasarkan pada temuan penelitian ini, lebih lanjut sebaiknya dilakukan
melalui studi dan diskusi yang lebih luas dengan bahan pustaka maupun
temuan penelitian lainnya yang relevan
b. Penelitian ini masih bersifat studi pendahuluan sehingga masih perlu adanya
penelitian tindak lanjut terutama dengan pendekatan kuantitatif, yang dapat
3. Rekomendasi Untuk Masyarakat
a. Masyarakat memiliki peranan penting dalam melaksanakan program PAUD,
karena PAUD tumbuh dan berkembang di masyarakat, peran serta
masyarakat tersebut bukan hanya sebagai penyokong program PAUD pada
taraf identifikasi kebutuhan saja, namun dalam pelaksanaan program
masyarakat sebaiknya ikut terlibat dan bertanggung jawab.
b. Masyarakat sebaiknya turut memonitoring pelaksanaan program PAUD
184
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I, dkk. (2006). Kompetensi Pendidik PAUD. Jakarta: Direktorat PAUD Dirjen PNFI
Abdulsyani. (1994). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ali, M. et al. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.
Anderson, J. (1993). Quality in Early Childhood Education. New York: The Danish national Federation Of Early Childhood and youth Education
Arikunto, S (2002). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka CiptaBogdan
Asep. (2010). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:
http://asepsaputraku.blogspot.com/2010/03/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini.html. (06 Mei 2011)
Biehler, R., and Snowman, J. (2003). Psychology applied to teaching, 10 th ed. Boston: Houghton Mifflin
Bredechamp, S dan Cople, C. (1997). Decelopmentally Appropriate Practice. USA: National Assosiation for the Young Children
Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pres
Creswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks, CA: SAGE.
Danim, S. (2002). Inovasi pendidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan. Bandung: Pustaka Setia
Depdikbud.(1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Departeman Pendidikan Nasional. (2005). Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-Kanak Dan Raudhatul Athfal. Jakarta:Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kerangka Dasar Kurikulum PAUD. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional
Departeman Pendidikan Nasional. (2007). Naskah Akademik Kajian Kurikulum PAUD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktrorat PAUD. (2004). Pedoman Pusat unggulan Pendidikan Anak Usia Dini Tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi Jakarta: Direktorat PAUD
Elliason, C and Jenkins, L. (1994). Practical Guide to Early Childhood Curriculum. New York: Merril Print of Mcmillan college.
Faisal, A. (2003). Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press
Gani, A. (2002). Prinsip Analisis Biaya dan Teori Biaya . Jakarta Selatan: Yayasan Cipta Masyarakat Madani dengan Pusdiklat Depkes RI.
George, T and Achilles, T. (1979). A Modern Dictionary of Sociology. Canada: HarperCollins Publishers Canada, Limited
Gitosudarmo, I dan Mulyono, A. (1996). Prinsip Dasar Manajemen. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE
Goetz, J.P. and LeCompte, M.D. (1984). Ethnography and Qualitative Design in Educational Research. New York: Academic Press
Goode, C. B. (2005). Optimizing Your Childs Talent. Jakarta: BIP
Gullick, L. E and Steven F. Peed. (1978). Role of the health practitioner in family relationships: sexual and marital issues. USA: Technomic Pub. Co
Handoko, H. T. (1995). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Cetakan Kelima-Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE
Hatimah, I. (2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira.
Hamijoyo, S. S. (1973). Beberapa Pemikiran Tentang Kebijaksanaan Dan Strategi Pendidikan Dalam Menunjang Pembangunan. Jakarta : Badan Pengembangan Pendidikan Dep. P & K. RI.
Hasbullah. (1999). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Herbert, A. G dan Ray, R. H. (1995). A George Herbert Companion. New York: Gaarland
Hellod, S. (2009). Be a Perfect Parenting. Jakarta: Gramedia
Husnaini, U dan Akbar Purnomo Setiady. (1998). Methodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Kamil, M. (2009). Pendidikan nonformal: pengembangan melalui pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM) di Indonesia : sebuah pembelajaran dari kominkan di Jepang. Bandung: Alfabeta
Kartono, K. (1982). Peranan Keluarga Memandu Anak, Sari Psikologi Terapan. Jakarta: Rajawali Press
Kartono. (1985). Psikologi Social Untuk Manajemen, Perusahaan dan Industri. Bandung: Rajawali Press
Kurtz, D. L and Boone, L. E.. (1984). Principles of management. New York: Random House Business Devision
Koontz, H and Donnel, C. (1964). Principles of Management. New York: McGraw-Hill Book
Lestari, A. R. (2008). Penerapan Pendekatan BCCT dalam Mengembangkan Multiple Intelligences Anak Usia Dini Pada Kelompok Bermain Al-Azmi. Skripsi Sarjana pada Jurusan PLS FIP UPI: tidak diterbitkan.
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1984). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills, CA: SAGE.
Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Transito
Nawawi, H. (1992). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Ndraha, T. (1990). Pembangunan masyarakat: mempersiapkan masyarakat tinggal landas. Bandungg: Rineka Cipta
Patmonodewo, S. (1995). Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi
_________. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Pemerintah No. 19 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, Jakarta Depdiknas
Piaget, J. (1951). The child's conception of the world. USA: Rowman&Littlefiled
________. (1970). The Science of Education and the Psychology of the Child. NY: Grossman.
Prasetya, T. I. (2008). Partisipasi dan Legal Draf. [Online]. Tersedia:
http://www.google.com. [akses: 07 Maret 2010].
Purwanto, M. N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis daan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Putranto, G.B. (2010). Tingkat Partisipasi Orang Tua dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di PAUD Nurusysyamsi Desa Tanggung Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Skripsi Sarjana pada Jurusan PLS FIP UM: tidak diterbitkan.
Rahman, H. S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Pres
Redja Mudyahardjo dan Babang Robandi. (1989). Dasar Pengembangan Tutor dan Profesinya dalam Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung : IKIP Bandung.
Santoso, S. (2002). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan.
Santrock John, W. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). diterjemahkan oleh Achmad Sanusi, Jakarta: Erlangga.
Sari, D.V. (2008). Peningkatan Kemandirian Anak Usia Dini Melalui Program Pengembagan Kemandirian di PAUD POSYANDU. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pedagogi Program Studi PGPAUD FIP UPI: tidak diterbitkan.
Sastropoetro, S. (1986). Partisipasi komunikasi, persuasif dan disiplin dalam pembangunan nasional. Bandung: Alumni
___________. (1998). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Penerbit Alumni
Segal, Marilyn, dan Bardige, Betty. (2001). All About Child Care and Early Education. USA: Nova Southeastern University.
Siagian, H. (1977). Management, Suatu Pengantar. Bandung: Alumni
Singer, Dorothy G., and Revenson, Tracey A. (1996). A Piaget Primer; How a Child Thinks (Revised Edition). USA: Plume Book
Sivan, P. (2007). Materi NEST.
Slee, Philip and Shute, Rosalyn. (2003). Child Development; Thinking About Theories. USA: Oxford University Press Inc.
Soekanto, S. (1996). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Sudjana S, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.
Sudjud, A. (1997). Konsep Pendidikan Prasekolah. FIP IKIP Yogyakarta: Yogyakarta.
Suyanto, S. (1998). “Beberapa Prinsip pada Pendidikan Anak Usia Dini” (Makalah). Yogyakarta.
__________. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing
Taylor, S. Bogdan, R. (1992). Introducción a la observación participante (cap 2). Barcelona: Paidós
Terry, G. R. (1986). Asas-Asas Manajemen. Bandung: Alumni
Thoha, M. (1993). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press
Trisnamansyah, S. (1989). Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luar Sekolah). Bandung: Jurusan PLS FIP IKIP
Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Warner, P. (2010). Baby Play and Learn: 160 Games and Learning Activities for the First Three Year. New York: Simon and Schuster
Wilantara. (2007). Pendidikan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:
http://id.wikipedia.org [akses: 23 November 2009].