• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SELF-EFFICACY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SELF-EFFICACY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SELF-EFFICACY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: YOYOH SITI RUKOYAH

NIM. 0808403

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013

(2)

PENGARUH SELF-EFFICACY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh:

Yoyoh Siti Rukoyah

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Yoyoh Siti Rukoyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH SELF-EFFICACY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013)

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I,

Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M. NIP. 19611102 198603 1 002

Pembimbing II,

Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M. NIP. 19620111 198903 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

(4)

PENGARUH SELF-EFFICACY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013)

Yoyoh Siti Rukoyah

Pembimbing : Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M. / Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M. ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap motivasi belajar, self-efficacy terhadap prestasi belajar, motivasi belajar terhadap prestasi belajar, pengaruh self-efficacy dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Data self-efficacy dan motivasi belajar diperoleh melalui penyebaran angket dan data prestasi belajar diperoleh melalui studi dokumentasi. Data diolah menggunakan teknik analisis korelasi ganda dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji keberartian koefisien korelasi melalui uji t dan uji F.

Hasil analisis korelasi menunjukkan self-efficacy berpengaruh terhadap motivasi belajar sebesar 22,69%, self-efficacy secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 15,41%, motivasi belajar secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 21,94% serta self-efficacy dan motivasi belajar secara simultan berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 46,43%. Keberartian pengaruh tersebut telah diuji pada tingkat kepercayaan 95% melalui uji t maupun uji F.

Oleh karena itu, peran serta dari siswa, orang tua, guru, pihak sekolah maupun peneliti selanjutnya diperlukan untuk meningkatkan keduanya agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

(5)

THE INFLUENCE OF SELF-EFFICACY AND STUDENT’S MOTIVATION

ON STUDENT’S ACHIEVEMENT IN THE ACCOUNTING SUBJECTS (Case Study on Class XI Students of SMA Negeri 1 Tasikmalaya

Academic Year 2012-2013)

Yoyoh Siti Rukoyah

Counselors : Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M. / Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M.

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of self-efficacy on student’s motivation, self-efficacy on student’s achievement, motivation on student’s achievement, and the influence of self-efficacy and student’s motivation on student’s achievement.

This research is a population research. Data about self-efficacy and student’s motivation were collected by questionnaire and data about student’s achievement was collected by study documentation. The data was analyzed by multiple correlation analysis and hypothesis test is done by testing the significance of the correlation coefficient were t test and F test.

The results of correlation analysis showed that self-efficacy influences of 22,69% on studenst's motivation, partially self-efficacy influences of 15,41% on student's achievement, partially student's motivation influences of 21,94% on student’s achievement as well as simultaneously self-efficacy and student's motivation influence of 46,43% on student's achievement. Significance of these effects has been tested by t test and F test at the confidence level 95%.

Therefore, the participation of students, parents, teachers, the school and next researcher is needed to improve self-efficacy and student’s motivation so that students can achieve optimum achievement.

(6)

DAFTAR ISI

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 12

2.1.4 Fungsi Prestasi Belajar ... 14

2.1.5 Pengukuran dan Indikator Prestasi Belajar ... 15

2.1.6 Batas Minimal Prestasi Belajar ... 17

2.2 Motivasi Belajar ... 18

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 18

2.2.2 Fungsi Motivasi Belajar ... 20

2.2.3 Perspektif tentang Motivasi Belajar ... 21

2.2.4 Jenis Motivasi Belajar ... 22

2.2.5 Teori Motivasi Belajar ... 23

2.2.6 Indikator Motivasi Belajar ... 24

2.2.7 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar... 25

2.2.8 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 27

2.2.9 Prinsip Motivasi Belajar ... 28

2.3 Self-Efficacy ... 29

(7)

2.3.2 Teori yang Mendasari Self-Efficacy ... 30

2.3.3 Sumber Self-Efficacy ... 32

2.3.4 Dimensi Self-Efficacy ... 35

2.3.5 Pengaruh Self-Efficacy terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar ... 37

2.3.6 Cara Meningkatkan Self-Efficacy ... 41

2.4 Mata Pelajaran Akuntansi ... 43

2.4.1 Pengertian Akuntansi ... 43

2.4.2 Proses dan Siklus Akuntansi ... 44

2.4.3 Mata Pelajaran Akuntansi di SMA ... 46

2.4.4 Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Akuntansi di SMA ... 46

2.4.4 Karakteristik Mata Pelajaran Akuntansi ... 47

2.5 Kerangka Pemikiran ... 48

3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 71

4.1.1 Identitas Sekolah ... 71

4.1.2 Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Tasikmalaya ... 71

4.1.3 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Tasikmalaya ... 72

4.1.4 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Tasikmalaya ... 73

4.1.5 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Tasikmalaya ... 76

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 77

4.2.1 Deskripsi Self-Efficacy ... 77

4.2.1.1 Deskripsi Self-Efficacy secara Umum ... 78

4.2.1.2 Deskripsi Self-Efficacy Per Indikator ... 80

4.2.2 Deskripsi Motivasi Belajar ... 88

4.2.2.1 Deskripsi Motivasi Belajar secara Umum ... 88

4.2.2.2 Deskripsi Motivasi Belajar Per Indikator ... 89

4.2.3 Deskripsi Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi .. 96

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 97

(8)

4.3.1.1 Pengaruh Self-Efficacy terhadap Motivasi Belajar ... 101

4.3.1.2 Pengaruh secara Parsial Self-Efficacy dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 101

4.3.1.3 Pengaruh secara Simultan Self-Efficacy dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar... 103

4.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis ... 103

4.3.2.1 Hasil Pengu jian Hipotesis I ... 104

4.3.2.2 Hasil Pengujian Hipotesis II ... 105

4.3.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis III... 106

4.3.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis IV ... 107

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112

5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 117

COPY FREUKENSI BIMBINGAN ... 121

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas

XI IS SMA Negeri di Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran

2012/2013 ... 3

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Self-Efficacy Motivasi dan Prestasi Belajar ... 53

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013 ... 54

Tabel 3.3 Format Daftar Nilai Siswa... 56

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Self-Efficacy dan Motivasi Belajar ... 60

Tabel 3.5 Komponen dan Hasil Uji Reliabilitas Variabel Self-Efficacy ... 62

Tabel 3.6 Format Tabulasi Jawaban Responden ... 63

Tabel 3.7 Format Distribusi Frekuensi Variabel/Indikator ... 64

Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Hasil Analisis Deskriptif ... 64

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Self-Efficacy ... 77

Tabel 4.2 Self-Efficacy Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada Mata Pelajaran Akuntansi... 78

Tabel 4.3 Keyakinan Siswa pada Kemampuannya untuk Melakukan Perencanaan dan Pengaturan Diri dalam Belajar Akuntansi ... 80

Tabel 4.4 Keyakinan Siswa pada Kemampuannya untuk Menyelesaikan Tugas-Tugas Belajar yang Memiliki Derajat Kesulitan yang Bervariasi dalam Belajar Akuntansi ... 81

Tabel 4.5 Keyakinan Siswa pada Kemampuan Usahanya untuk Mewujudkan Tujuan Belajar yang Diharapkan dalam Belajar Akuntansi ... 83

Tabel 4.6 Keyakinan Siswa pada Kemampuannya Bertahan dalam Usaha-Usaha yang Dilakukan untuk Mencapai Tujuan Belajar Akuntansi... 84

Tabel 4.7 Keyakinan Siswa pada Kemampuannya untuk Menjadikan Pengalaman Sebelumnya sebagai Kekuatan untuk Mencapai Prestasi Belajar Akuntansi ... 85

Tabel 4.8 Keyakinan Siswa pada Kemampuannya dalam Pelajaran Akuntansi Merupakan Keahlian yang Dapat Diandalkan untuk Sukses dalam Berbagai Situasi/Tugas ... 87

(10)

Tabel 4.10 Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 1

Tasikmalaya pada Mata Pelajaran Akuntansi... 89

Tabel 4.11 Ketekunan Siswa dalam Belajar Akuntansi. ... 90

Tabel 4.12 Keuletan Siswa dalam Belajar Akuntansi ... 91

Tabel 4.13 Kemandirian Siswa dalam Belajar Akuntansi ... 92

Tabel 4.14 Minat Siswa untuk mempelajari Akuntansi ... 93

Tabel 4.15 Keinginan Siswa untuk Berprestasi dalam Belajar Akuntansi ... 94

Tabel 4.16 Kemampuan mengesampingkan hal-hal yang mengganggu kegiatan belajar Akuntansi ... 95

Tabel 4.17 Prestasi Belajar Siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada Mata Pelajaran Akuntansi 96

Tabel 4.18 Komponen Perhitungan Koefisien Korelasi ... 97

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Motivasi Belajar ... 26

Gambar 2.2 Hubungan Resiprocal Determinism ... 31

Gambar 2.3 Proses Kognisi dan Emosi dalam Pertumbuhan Motivasi ... 38

Gambar 2.4 Siklus Akuntansi ... 44

Gambar 2.5 Hubungan Variabel Penelitian ... 51

Gambar 3.1 Skala Self-Efficacy ... 58

Gambar 3.2 Skala Motivasi Belajar ... 59

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Tasikmalaya ... 76

Gambar 4.2 Skema Hasil Penelitian ... 108

(12)
(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Nilai Akuntansi Siswa kelas XI IS SMA Negeri 1

Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013 ... 125

Lampiran 2 Kisi-kisi Angket Self-Efficacy ... 126

Lampiran 11 Jawaban Responden Angket Uji Coba Variabel Self-Efficacy ... 142

Lampiran 12 Komponen Perhitungan Uji Validitas 1 (XY) Variabel Self-Efficacy ... 143

Lampiran 13 Komponen Perhitungan Uji Validitas 2 (X²) Variabel Self-Efficacy ... 144

Lampiran 14 Komponen Perhitungan dan Hasil Uji Validitas Variabel Self-Efficacy... 145

Lampiran 15 Jawaban Responden Angket Uji Coba Variabel Motivasi Belajar ... 146

Lampiran 16 Komponen Perhitungan Uji Validitas 1 (XY) Variabel Motivasi Belajar... 147

Lampiran 17 Komponen Perhitungan Uji Validitas 2 (X²) Variabel Motivasi Belajar... 148

Lampiran 18 Komponen Perhitungan dan Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 149

Lampiran 19 Komponen Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Self-Efficacy dan Motivasi Belajar ... 150

Lampiran 20 Jawaban Responden Angket Self-Efficacy ... 151

Lampiran 21 Data Perhitungan Analisis Deskriptif Self-Efficacy ... 153

Lampiran 22 Jawaban Responden Angket Motivasi Belajar ... 156

(14)

Lampiran 24 Data Perhitungan Analisis Korelasi ... 161 Lampiran 25 Surat Penelitian dari Fakultas Pendidikan Ekonomi dan

Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi terus meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan

pentingnya pendidikan. Hal ini menjadi faktor pendorong berkembangnya institusi pendidikan setingkat perguruan tinggi di berbagai daerah, seperti yang

terjadi di Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data yang tercatat di website resmi pemerintah Kota Tasikmalaya terdapat 16 institusi dengan 55 program studi yang terdiri dari 14 program studi untuk jenjang D3, 37 program studi untuk jenjang

S1, dan empat program studi untuk jenjang S2. Kondisi ini perlu didukung oleh jenjang pendidikan di bawahnya terutama Sekolah Menengah Atas (SMA) yang

ada di wilayah tersebut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai untuk melanjutkan studi.

Sejumlah mata pelajaranpun diberikan untuk menunjang hal tersebut,

diantaranya adalah mata pelajaran Akuntansi yang diberikan kepada siswa SMA kelas XI dan XII yang mengikuti program Ilmu Sosial. Berdasarkan Standar

Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah yang diterbitkan Depdiknas (2003) disebutkan bahwa mata pelajaran Akuntansi diselenggarakan dalam rangka membekali siswa dengan pengetahuan,

(16)

2

bermanfaat bagi siswa, baik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maupun untuk menyongsong dunia kerja.

Oleh karena itu, setiap siswa diharapkan dapat mengikuti pelajaran Akuntansi dengan baik agar fungsi dan tujuan tersebut dapat direalisasikan.

Adapun tingkat pencapaian tujuan pembelajaran Akuntansi tersebut dapat diketahui dari prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi yang dinyatakan dalam nilai berupa angka 0-100. Nilai siswa pada mata pelajaran

Akuntansi mencerminkan penguasaan atau pemahaman siswa terhadap materi Akuntansi yang dipelajarinya. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah sebagai acuan dari hasil minimal yang diharapkan pada mata pelajaran tersebut.

Nilai Akuntansi yang diperoleh siswa sebagai prestasi belajarnya

diharapkan mencapai atau melebihi KKM yang ditetapkan. Nilai yang mencapai atau melebihi KKM berarti penguasaan siswa tentang materi Akuntansi telah

sesuai dengan harapan. Sebaliknya, nilai yang belum mencapai KKM berarti penguasaan siswa tentang materi Akuntansi belum sesuai dengan harapan atau dapat dikatakan prestasi belajar siswa tersebut masih rendah.

Fenomena rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi salah satunya terjadi pada siswa SMA Negeri 1 Kota Tasikmalaya. Berdasarkan

(17)

3

Tabel 1.1

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IS SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Jumlah

Sumber: data diolah (lampiran 1) *KKM =78

Dengan mencermati Tabel 1.1 diketahui bahwa 88 orang atau 91,67% siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya memperoleh nilai UAS di bawah KKM pada mata pelajaran Akuntansi, terdiri dari kelas XI IS 1 sebanyak 32

orang, kelas XI IS 2 sebanyak 27 orang dan kelas XI IS 3 sebanyak 29 orang. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1

Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi masih rendah.

Menurut Tu’u (2004) prestasi belajar menunjukkan penguasaan siswa pada

suatu pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya. Prestasi belajar yang

rendah dalam mata pelajaran Akuntansi berarti siswa belum menguasai atau memahami materi Akuntansi yang dipelajari. Kurangnya pemahaman siswa pada

materi Akuntansi yang dipelajari saat ini akan menghambat pemahaman materi Akuntansi yang dipelajari selanjutnya. Hal ini dikarenakan materi dalam mata pelajaran Akuntansi saling berhubungan satu sama lain, terutama materi yang

(18)

4

mempelajari materi selanjutnya. Ketika siswa tidak mencapai KKM pada mata pelajaran Akuntansi maka perlu dilaksanakan remedial atau pengulangan

berkaitan dengan materi atau pelajaran yang bersangkutan. Jika setelah pelaksanaan remedial masih belum mencapai KKM berarti siswa tersebut perlu

waktu lebih banyak untuk belajar Akuntansi secara tuntas sehingga ia harus tinggal kelas.

Rendahnya prestasi belajar yang mengakibatkan siswa harus tinggal kelas

tentu saja tidak diharapkan oleh setiap sekolah. Terlebih pada SMA Negeri I Tasikmalaya yang merupakan sekolah unggulan dimana passing grade

penerimaan siswa baru di SMA Negeri I Tasikmalaya selalu paling tinggi daripada sekolah lain di Kota Tasikmalaya, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai diantaranya ruang kelas dengan daya tampung siswa 36-40 orang

dan dilengkapi dengan komputer, projector serta wifi, guru yang berpengalaman dengan kualifikasi pendidikan S1 45 orang, S2 30 orang dan S3 1 orang.

Oleh karena itu, peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi harus diupayakan secara efektif sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Langkah awal untuk mewujudkannya ialah dengan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009, 235-253) prestasi belajar dipengaruhi faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor intern adalah faktor yang dialami dan dihayati secara langsung siswa dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran dalam pencapaian prestasi belajar. Faktor intern ini meliputi:

a. Sikap siswa terhadap belajar b. Motivasi belajar

(19)

5

d. Kemampuan mengolah bahan belajar

e. Kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar

f. Kemampuan menggali hasil belajar yang telah tersimpan g. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar

h. Rasa percaya diri siswa

i. Intelegensi dan keberhasilan belajar j. Kebiasaan belajar

2. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

a. Guru sebagai pembimbing belajar siswa b. Sarana dan prasarana belajar

c. Kondisi pembelajaran d. Kebijakan penilaian

e. Kurikulum yang diterapkan f. Lingkungan sosial siswa.

Dengan demikian, prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor intern)

maupun dari luar diri (faktor ekstern) siswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi

belajar. Motivasi belajar memiliki peranan penting dalam menentukan proses dan keberhasilan belajar siswa. Para ahli berpendapat “kuat lemahnya motivasi belajar

seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya” (Dalyono, 2009: 57). “Hasil yang baik tercapai dengan motivasi yang kuat” (Nasution, 2010: 73). Sebaliknya,

“lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan

belajar. Selanjutnya mutu hasil belajar akan menjadi rendah” (Dimyanti dan Mudjiono, 2009: 239).

Pendapat para ahli di atas menunjukkan adanya kesepakatan bahwa

motivasi belajar memiliki peranan penting dalam menentukan pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan bukti empiris berupa hasil penelitian

(20)

6

belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Islam Malang. Berpengaruhnya motivasi belajar terhadap pencapaian

prestasi belajar siswa dibuktikan juga oleh hasil penelitian Hamdu dan Lisa (2011), bahkan penelitian Yulianto (2012) menunjukkan 76,3% prestasi belajar

yang dicapai siswa ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya.

Adapun dalam memotivasi diri, siswa selalu mengacu pada keyakinan mereka tentang hal-hal yang dapat dilakukannya serta tentang hasil yang dapat

dicapai dari tindakannya. Keyakinan tersebut dikenal dengan istilah self-efficacy yang dipopulerkan oleh Albert Bandura melalui teori kognitif sosial. Menurut

Bandura (2000: 120) “whatever other factors may operate as motivators, they are rooted in the core belief that one has to power to produce desired results” artinya faktor apapun yang bertindak sebagai motivator, berakar dalam keyakinan

seseorang bahwa ia punya kekuasaan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Lunenburg (2011: 1) mengungkapkan hal yang sama “self-efficacy has powerful

effects on learning, motivation and performance, because people try to learn and

perform only those tasks that they believe they will be able to perform

successfully”. Hasil penelitian Mutiara (2008), Damarstuti et.al (2007) dan

Afiantari (2011) membuktikan bahwa self-efficacy merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang.

Secara sederhana Baron dan Byrne (2004: 183) mengartikan self-efficacy sebagai “percaya pada diri sendiri”, dimana rasa percaya diri tersebut merupakan salah satu paktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa (Dimyati dan

(21)

7

motivasi seseorang self-efficacy juga menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Graham dan Wiener (Mukhid, 2009:107):

fokus siswa terhadap self menjadi komponen pokok bagi motivasi akademik yang didasarkan pada pembenaran asumsi bahwa beliefs yang dibuat, dikembangkan, dan dipegang oleh siswa menjadi benar tentang mereka sendiri sebagai kekuatan yang sangat penting dalam keberprestasian atau kegagalan mereka disekolah.

Bandura (Santrock, 2007: 523) mengatakan “self-efficacy merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan apakah siswa berprestasi atau tidak”. “Banyak

pebelajar memiliki kesulitan dalam sekolah bukan karena mereka tidak dapat mengerjakannya dengan berhasil, tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak dapat mengerjakannya dengan sukses” (Mukhid, 2009: 119). Adapun

menurut Zimmerman et.al (Mukhid, 2009: 117) “self-efficacy akademik mempengaruhi prestasi secara langsung dengan meningkatkan nilai siswa”. Hal

ini dibuktikan dengan hasil penelitian Gaskill dan Murphy (2004) terhadap siswa sekolah dasar berkaitan dengan mata pelajaran Matematika dan hasil penelitian

Warsito (2009) terhadap mahasiswa FIP UNESA yang menunjukkan bahwa self-efficacy berpengaruh terhadap prestasi akademik. Namun, penelitian Amalia (2008) terhadap siswa SMA kelas XI jurusan IPS SMA Budhi Warman I

Cililitan-Jakarta Timur justru menunjukkan bahwa self-efficacy tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Adanya fenomena rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Tasikmalaya serta perbedaan hasil dari penelitian satu dengan penelitian lainnya, menjadi daya tarik bagi peneliti untuk melakukan

(22)

8

penelitian ini adalah Pengaruh Self-efficacy dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IS di

SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013).

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan

berikut ini:

1. Bagaimana gambaran self-efficacy siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1

Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

3. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

4. Bagaimana pengaruh self-efficacy terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

5. Bagaimana pengaruh self-efficacy terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS

di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

6. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI

IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

7. Bagaimana pengaruh self-efficacy dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran

(23)

9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini dimaksudkan

untuk membuktikan bahwa self-efficacy dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran self-efficacy siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

2. Mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

3. Mengetahui gambaran prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

4. Mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap motivasi belajar siswa kelas XI

IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

5. Mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS

di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

6. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

7. Mengetahui pengaruh self-efficacy dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran

(24)

10

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menguji kebenaran teori berkaitan dengan self-efficacy dan motivasi belajar dalam mempengaruhi

prestasi belajar. Kesesuaian hasil penelitian dengan teori yang ada menjadi bukti kebenaran teori tersebut. Selanjutnya, hal ini menguatkan eksistensi dari teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terutama

self-efficacy dan motivasi belajar.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini, diantaranya:

1) Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berkaitan

dengan peranan self-efficacy dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan

strategi pembelajaran Akuntansi.

2) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang dapat

membangkitkan self-efficacy dan motivasi belajar siswa.

3) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi pendorong untuk melakukan

penelitian berikutnya, baik dalam topik yang sejenis maupun topik-topik aktual lainnya.

4) Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

“Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2012: 3).

Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2012: 29) “metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian”.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang

self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1

Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

Adapun metode penelitian verifikatif yaitu penelitian untuk mengecek kebenaran penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya (Arikunto, 2010: 15). Proses verifikasi dimaksudkan untuk menguji kebenaran teori yang menyatakan

bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh self-efficacy dan motivasi belajar.

3.2Operasionalisasi Variabel

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(26)

variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (independen) yaitu

self-efficacy ( ) dan motivasi belajar ( ) serta satu variabel terikat (dependen)

yaitu prestasi belajar ( ). Adapun definisi untuk setiap variabel adalah sebagai

berikut:

1. Mengacu pada definisi efficacy yang diungkapkan Bandura (1997),

self-efficacy ( ) adalah keyakinan siswa berkaitan dengan kemampuannya untuk

merencanakan dan melakukan serangkaian aktivitas belajar yang diperlukan agar mencapai prestasi belajar yang ditetapkan.

2. Mengacu pada definisi motivasi yang diungkapkan Uno (2008), motivasi belajar ( ) adalah dorongan dari dalam dan dari luar diri siswa untuk

melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan eksternal.

3. Mengacu pada definisi prestasi belajar Tu’u (2004) dan Sukmadinata (2009),

prestasi belajar ( ) didefinisikan sebagai gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang dinyatakan dalam nilai 0 s.d.100. Adapun penilai yang dimaksud adalah nilai Ujian Akhir Semester (UAS).

Ketiga variabel tersebut dijelaskan secara operasional dalam Tabel 3.1:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Self-efficacy, Motivasi dan Prestasi Belajar

Variabel Dimensi Indikator Skala No. Item

Self-efficacy Level

Keyakinan siswa pada kemampuannya untuk melakukan perencanaan dan pengaturan diri dalam belajar Akuntansi.

Interval 1, 2, 3, 4, 5

Keyakinan siswa pada kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar yang memiliki derajat kesulitan yang bervariasi dalam belajar Akuntansi.

(27)

Variabel Dimensi Indikator Skala No. Item

Strength

Keyakinan siswa pada kemampuan usahanya dalam mewujudkan tujuan belajar yang diharapkan dalam belajar Akuntansi.

Interval 11, 12, 13,14 Keyakinan siswa pada kemampuannya untuk

bertahan dalam usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar Akuntansi.

Interval

15, 16, 17, 18, 19

Generality

Keyakinan siswa pada kemampuannya untuk menjadikan pengalaman sebelumnya sebagai kekuatan dalam mencapai prestasi belajar Akuntansi.

Interval

20, 21, 22, 23, 24 Keyakinan siswa pada kemampuannya dalam

pelajaran Akuntansi merupakan keahlian yang dapat diandalkan untuk sukses dalam berbagai situasi/tugas.

Interval 25, 26

Motivasi

Belajar Internal

Ketekunan siswa dalam belajar Akuntansi. Interval 1, 2, 3, 4, 5

Keuletan siswa dalam belajar Akuntansi. Interval 6, 7, 8, 9 Kemandirian siswa dalam belajar Akuntansi. Interval 10, 11,

12, 13

Minat siswa untuk mempelajari Akuntansi. Interval

14, 15, 16, 17, 18, 19 Keinginan siswa untuk berprestasi dalam

belajar Akuntansi. Interval

20, 21, 22, 23 Kemampuan mengesampingkan hal-hal yang

mengganggu kegiatan belajar Akuntansi. Interval

24, 25, 26 Prestasi

Belajar Nilai

Nilai (UAS) pada mata pelajaran Akuntansi

Tahun Ajaran 2011/2012 Interval -

3.3Populasi Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012: 117). Adapun

Masyhuri dan Zainudin (2008, 151) menyebutkan:

(28)

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 96 siswa dengan rincian

untuk setiap kelas sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas XI IS

SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas Jumlah Siswa

XI IS 1 32 Orang XI IS 2 32 Orang XI IS 3 32 Orang Jumlah 96 Orang

Sumber: data diolah (lampiran 1)

Karena jumlah di atas masih memungkinkan untuk dilakukan penelitian

terhadap semua anggota populasi maka akan dilakukan penelitian populasi atau dikenal dengan istilah sensus sebagaimana dikatakan Arikunto (2010: 173)

“apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau

penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus”.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya yang meliputi angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes dan dokumentasi. Sedangkan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis (checklist) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (Arikunto, 2006: 60).

(29)

1. Studi Dokumentasi

“Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis”

(Suharsimi Arikunto, 2006: 135). Adapun menurut Sugiyono (2012: 329)

“dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya”. Berdasarkan pendapat tersebut studi dokumentasi dapat diartikan sebagai penelaahan terhadap catatan peristiwa yang telah lalu. Dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan

pada daftar nilai UAS mata pelajaran Akuntansi Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun untuk mentabulasi nilai siswa agar informasinya sesuai dengan

kebutuhan digunakan Format Daftar Nilai Siswa dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.3

Format Daftar Nilai Siswa No No. Induk Nilai UAS

Sumber: ...

2. Angket

Angket digunakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan self-efficacy dan motivasi belajar. Menurut Sugiyono (2012: 199) “kuesioner (angket)

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab”. Adapun bentuk angket untuk setiap variabel memiliki karakteristik

(30)

a. Angket Self-efficacy

Angket self-efficacy disusun berdasarkan pada dimensi self-efficacy

(self-efficacy) yang dikembangkan oleh Albert Bandura yang meliputi aspek level, strenght, dan generality. Dalam mengkonstruksi skala self-efficacy

peneliti berpedoman pada hal-hal berikut:

1) Self-efficacy didefinisikan dan diukur bukan sebagai ciri tetapi sebagai keyakinan tentang kemampuan untuk mengatur berbagai keterampilan

dan kemampuan mencapai tujuan yang diharapkan, dalam domain spesifik dan kondisi atau keadaan khusus (Maddux, 2002).

2) Item-item pernyataan dibuat disesuaikan dengan area-area spesifik atau tugas-tugas spesifik dari responden. Dalam penelitian ini area spesifik yang dimaksud adalah tuntutan-tuntutan akademik siswa. Dengan

membuat item-item yang sesuai dan spesifik dengan tugas-tugas responden, diharapkan skala yang dibuat akan memiliki kegunaan yang

lebih baik ketimbang skala yang berusaha mengukur self-efficacy seseorang secara umum. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Choi et al (Bandura, 2006):

... researchers would find the most utility from self-efficacy by focusing on spesific context and activity domain. That is, researcher should lign a given activity with self-efficacy for that activity rather than examining a global assessment of self-efficacy .... Moreover, the more task specific or context spesific one can make measurement of self-efficacy, the better the predictive (and posssibily explanatory) role self-efficacy is likely to play in research on the task spesific outcomes of interest.

3) Skala self-efficacy adalah unipolar, berkisar 0 hingga kekuatan

(31)

karena penilaian ketidaksanggupan (0) tidak memiliki tingkatan di bawahnya.

4) Skala self-efficacy lebih baik menggunakan 11 respon sikap dengan interval 0-10 atau 0-100 daripada menggunakan lima pernyataan sikap

(Bandura, 2006: 312). Hal ini dimaksudkan agar skala yang dibuat lebih sensitif dan lebih reliabel. Pajares, Hartley dan Valiante telah membuktikan bahwa format respon 0-10/0-100 merupakan prediktor

yang lebih baik ketimbang skala self-efficacy dengan format 1-5. Angka 0 berarti tidak mampu, 5/50 berarti cukup yakin mampu, 10/100 berarti

sangat yakin mampu. Berikut adalah format skala self-efficacy yang digunakan:

Cuk Gambar 3.1 Skala Self-Efficacy

5) Untuk penskoran digunakan skor 0 sampai 10 untuk setiap item pernyataan yang diajukan sesuai dengan alternatif jawaban yang dipilih. b. Angket Motivasi Belajar

Angket motivasi belajar disusun berdasarkan skala numerik (numerical scale). Menurut Sekaran (2003: 198) “…the numerical scale is similar to

the semantic differential scale, with the difference that number on a

5-point or 7-5-point scale are provided, with bipolar adjectives at both end

artinya skala numerik mirip dengan skala differential semantic, dengan

(32)

disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada kedua ujungnya. Berikut

adalah skala numerik lima titik beserta keterangannya:

Gambar 3.2 Skala Motivasi Belajar Keterangan setiap alternatif jawaban:

1 menunjukkan positif sangat rendah 2 menunjukkan positif rendah 3 menunjukkan positif sedang 4 menunjukkan positif tinggi

5 menunjukkan positif sangat tinggi

3.5Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian berkaitan dengan tingkat ketepatan dan ketetapannya dalam mengukur sesuatu. Adapun pengujian instrumen ini meliputi:

1. Uji Validitas

“Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat mengukur apa

yang ingin diukur” (Singarimbun, 2006; 122). Uji validitas ini dilakukan

dengan menentukan korelasi ( ) antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment

berikut ini:

∑ ∑ ∑

√{( ∑ ∑ ) ∑ ∑ }

(Arikunto, 2009 : 72)

1 2 3 4 5

Positif Positif

(33)

Keterangan rumus:

dapat digunakan sebagai item pernyataan dalam instrumen penelitian,

sedangkan item yang tidak valid dihilangkan.

Uji instrumen dilakukan dengan menyebar angket ke bagian populasi dengan jumlah responden 30 orang. Berdasarkan data yang diolah dari angket uji

coba instrumen (lampiran 11 s.d. 18), hasil uji validitas untuk variabel self-efficacy dan motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Self-Efficacy dan Motivasi Belajar No.

Item

(34)

No. Item

Angket Self-Efficacy Angket Motivasi Belajar Keterangan Keterangan

Sumber:data diolah (Lampiran 14 dan 18)

Dari tabel tersebut diketahui pernyataan yang valid pada angket self-efficacy

maupun angket motivasi belajar ada 26 item, sedangkan untuk item yang tidak valid terdiri dari dua item pada angket self-efficacy yaitu nomor 13 dan 27 dan empat item pada angket motivasi belajar yaitu nomor 10, 14, 27 dan

28. Item yang valid digunakan dalam angket penelitian sesuai dengan nomor item yang baru sedangkan yang tidak valid dihilangkan.

2. Uji Reliabilitas

“Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam

menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama” (Sudjana, 2009: 16). Untuk pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus Rulon yang

perhitungannya menggunakan belah dua awal-akhir. Adapun rumusnya sebagai berikut:

(35)

Keterangan rumus:

Untuk mencari nilai varians bisa menggunakan rumus berikut :

∑ ∑

(Arikunto, 2009: 97) Keterangan rumus:

= Nilai varians yang dicari

= variabel yang ingin diketahui variansnya = banyaknya subjek pengikut tes

Adapun komponen dan hasil uji reliabilitas untuk variabel self-efficacy dan motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 3.5:

Tabel 3.5

Komponen dan Hasil Uji Reliabilitas Variabel Self-Efficacy Komponen

Keterangan Reliabel Reliabel Sumber:data diolah (Lampiran 19)

Angket dinyatakan reliabel apabila , sebaliknya item

(36)

tabel di atas berarti kedua angket tersebut reliabel sehingga kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

3.6Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah data berhasil dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Dalam hal ini dilakukan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis. Berikut adalah penjelasan

kedua proses tersebut: 1. Analisis Deskriptif

Pengolahan data yang pertama adalah analisis deskriptif yang ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi self-efficacy, motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya. Gambaran ketiga

variabel tersebut dapat dinyatakan secara keseluruhan atau berdasarkan setiap indikatornya. Langkah-langkah proses analisinya dilakukan sebagai berikut:

a. Mentabulasi jawaban responden untuk setiap angket ke dalam format berikut:

Tabel 3.6

Format Tabulasi Jawaban Responden No.

Responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator ... Skor

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ... 1 - ... Sumber: ...

(37)

1) Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.

2) Rentang kelas = skor tertinggi – skor terendah

3) Banyak kelas interval ada tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi.

4) Panjang kelas interval =

5) Menetapkan interval untuk setiap kriteria penilaian.

c. Menentukan distribusi frekuensi, baik untuk gambaran umum maupun indikator-indikator dari setiap variabel dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.7

Format Distribusi Frekuensi Variabel/Indikator Kriteria Penilaian Interval Frekuensi Persentase (%) Rendah

Sedang Tinggi

Jumlah Sumber: ...

d. Menginterpretasikan hasil distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran

dari setiap variabel baik secara keseluruhan maupun untuk setiap indikator. Untuk mendeskripsikan hasil penelitian digunakan salah satu ukuran gejala

pusat yaitu modus. Menurut Sudjana (2000: 128):

“... modus didefinisikan sebagai harga-harga data dalam suatu kelompok terdapat paling sering. Dikatakan secara lain, modus adalah frekuensi terbanyak, modus ini dapat digunakan untuk data kuantitatif

dan kualitatif”.

e. Menarik kesimpulan dengan menggunakan kriteria berikut ini: Tabel 3.8

Pedoman Interpretasi Hasil Analisis Deskriptif Presentase Kriteria

(38)

Presentase Kriteria 25%  49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya 51%  74% Sebagaian besar 75%  99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya Sumber : Santoso (2001: 229)

2. Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan analisis korelasi ganda

untuk menentukan koefisien korelasi antar variabel. Berikut adalah rumus korelasi ganda:

(Sudjana, 2004: 265) Keterangan rumus:

= Koefisien korelasi ganda antara , dan = Koefisien korelasi antara dan

= Koefisien korelasi antara dan = Koefisien korelasi antara dan

Koefisien korelasi ganda ( ) merupakan koefisien korelasi antara

self-efficacy dan motivasi belajar secara simultan dengan prestasi belajar. Nilai ,

dan berturut-turut menunjukkan koefisien korelasi antara self-efficacy dan motivasi belajar, self-efficacy dan prestasi belajar, serta motivasi dan prestasi belajar. Nilai r tersebut ditentukan melalui analisis korelasi Pearson

Product Moment (PPM) dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{  } { }

(39)

Keterangan rumus:

r = koefisien korelasi antara variable dan Variabel , dua variabel yang dikorelasikan.

n = Jumlah responden = Skor variabel

= Skor variabel

Selain kedua koefisien korelasi tersebut perlu ditetapkan juga koefisien

korelasi parsial yang menunjukkan keeratan hubungan antara variabel Y dengan sebagian variabel bebas apabila sebagian lagi dianggap tetap (Sudjana, 2004: 265). Koefisien korelasi parsial ditentukan dengan rumus berikut:

√( )

√( )

merupakan koefisien korelasi dan dengan menganggap tetap dan

merupakan koefisien korelasi dan dengan menganggap tetap. Selanjutnya nilai digunakan dalam perhitungan koefisien penentu untuk

mengetahui besarnya pengaruh self-efficacy terhadap motivasi belajar serta pengaruh self-efficacy dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar baik secara

simultan maupun secara parsial. Adapun rumus untuk menentukan koefisien penentu adalah sebagai berikut:

x 100%

Dimana: KP = koefisien penentu (determinan) = koefisien korelasi

Riduwan (2011: 228)

(40)

a. Menguji Keberartian Koefisien Korelasi Pearson Product Moment 1) Merumuskan Hipotesis Statistik

Self-efficacy tidak berpengaruh terhadap motivasi

belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1

Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

Self-efficacy berpengaruh terhadap motivasi belajar

siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya

pada mata pelajaran Akuntansi.

2) Mencari dengan rumus:

√ √

(Riduwan, 2011: 229) Keterangan:

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

3) Menentukan dengan derajat bebas (db) = n-2 dan tingkat

kesalahan () 5%.

4) Membandingkan dengan untuk menerima atau menolak

hipotesis dengan kaidah:

 Jika , maka ditolak dan diterima.

 Jika , maka diterima dan ditolak.

5) Menarik kesimpulan

diterima berarti tidak ada pengaruh.

(41)

b. Uji Keberartian Koefisien Korelasi secara Parsial

Self-efficacy tidak berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

Self-efficacy berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

Motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1

Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1

Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi

6) Mencari dengan rumus:

√ √

(Murtiyasa, 2008) Keterangan:

= koefisien korelasi n = jumlah responden

7) Menentukan dengan derajat bebas (db) = n-2 dan tingkat

kesalahan () 5%.

8) Membandingkan dengan untuk menerima atau menolak

(42)

 Jika , maka ditolak dan diterima.

 Jika , maka diterima dan ditolak.

9) Menarik kesimpulan

 diterima berarti tidak ada pengaruh.

diterima berarti ada pengaruh.

c. Uji Keberartian Koefisien Korelasi secara Simultan 1) Merumuskan Hipotesis Statistik

: R = 0 Self-efficacy dan motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA

Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

: R 0 Self-efficacy dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

2) Mencari dengan rumus:

(Riduwan, 2012: 238) Keterangan :

= koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel

3) Mencari dengan rumus :

=

(43)

Keterangan:

Taraf signifikan (α) = 5%

disebut nilai pembilang, yaitu 2.

disebut nilai penyebut, yaitu 92.

4) Membandingkan dengan dan menentukan penerimaan

dan penolakan hipotesis dengan kriteria:

 Jika , maka ditolak dan diterima.

 Jika , maka diterima dan ditolak.

5) Menarik kesimpulan

diterima berarti self-efficacy dan motivasi belajar tidak

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

 diterima berarti self-efficacy dan motivasi belajar berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi pada mata pelajaran

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Hampir setengah dari siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya

memiliki self-efficacy yang rendah pada mata pelajaran Akuntansi.

2. Hampir setengah dari siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya

memiliki motivasi belajar yang rendah pada mata pelajaran Akuntansi.

3. Hampir seluruh siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya memiliki prestasi belajar yang rendah pada mata pelajaran Akuntansi.

4. Self-efficacy berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

5. Self-efficacy secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi.

6. Motivasi belajar secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

kelas XI IS di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada mata pelajaran Akuntansi. 7. Self-efficacy dan motivasi belajar secara simultan berpengaruh terhadap

(45)

5.2Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy dan motivasi belajar

berpengaruh terhadap prestasi belajar, baik secara parsial maupun secara simultan. Oleh karena itu, self-efficacy dan motivasi belajar harus senantiasa ditingkatkan

agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Self-efficacy perlu ditingkatkan berkaitan dengan indikator keyakinan siswa pada kemampuannya untuk melakukan perencanaan dan pengaturan diri, keyakinan siswa pada

kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar yang memiliki derajat kesulitan yang bervariasi, dan keyakinan siswa pada kemampuan usahanya dalam

mewujudkan tujuan belajar yang diharapkan dalam belajar. Adapun motivasi belajar perlu ditingkatkan berkaitan dengan indikator ketekunan, keuletan, kemandirian, minat, dan kemampuan untuk mengesampingkan hal-hal yang

mengganggu kegiatan belajar. Untuk meningkatkan hal tersebut perlu partisipasi dari berbagai pihak yang terkait, diantaranya:

1. Siswa

a. Untuk meningkatkan self-efficacy, siswa diharapkan berupaya:

 Selalu berpikir positif dalam menyikapi setiap permasalahan.

 Berani mencoba belajar hal-hal yang baru.

 Memiliki target pencapaian keberhasilan, baik yang bersifat jangka

pendek maupun jangka panjang.

 Menjadikan prestasi yang telah diraih sebagai jalan untuk mencapai

(46)

 Bergaul dengan orang-orang yang optimis dan memiliki impian.

 Belajar dari kesuksesan dan kegagalan orang lain.

b. Untuk meningkatkan motivasi belajar, siswa diharapkan berupaya:

 Menjadikan aktivitas belajar sebagai kebutuhan hidup.

 Mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh ke dalam aktivitas

sehari-hari.

2. Keluarga

a. Untuk meningkatkan self-efficacy siswa, orangtua dan anggota keluarga lainnya diharapkan:

 Memberi contoh yang positif dalam menyikapi permasalahan yang

terjadi.

 Mendorong siswa untuk belajar hal-hal yang baru.

 Memberi kepercayaan kepada anak untuk mandiri.

 Saling berbagi pengalaman antar anggota keluarga.

b. Untuk meningkatkan motivasi belajar, orangtua diharapkan:

 Menyediakan perlengkapan belajar di rumah.

 Membuat kesepakatan dengan anak berkaitan dengan jadwal belajar di

rumah.

 Monitoring pelaksanaan jadwal belajar yang telah disepakati.

 Memberikan apresiasi pada anak yang mendapat keberhasilan.

(47)

3. Guru

a. Guru dapat berperan meningkatkan self-efficacy siswa dengan cara:

 Melakukan penilaian self-efficacy (asessment self-efficacy) pada awal

pembelajaran untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan

strategi pembelajaran.

 Memberi contoh yang positif.

 Membimbing siswa dalam menetapkan tujuan, baik tujuan jangka pendek

maupun tujuan jangka panjang.

 Meyakinkan siswa agar tidak cemas dan tidak merasa takut dalam

belajar.

 Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi.

 Menerapkan metode tutor sebaya dalam pembelajaran.

 Pemberian soal latihan dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan

kemampuan siswa.

 Memberikan umpan balik (feedback) yang jelas dan konstruktif berkaitan

dengan tugas siswa.

b. Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru diharapkan:

 Memberitahukan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan

menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari.

 Penggunaan media dan metode pembelajaran yang bervariasi.

 Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin

(48)

 Mengapresiasi aktivitas belajar siswa misalnya dengan pemberian pujian,

hadiah maupun penghargaan nonverbal serta memberi hukuman secara proporsional.

4. Sekolah

Upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan self-efficacy dan motivasi belajar diantaranya:

 Memfasilitasi guru mata pelajaran, wali kelas dan guru Bimbingan

Konseling (BK) untuk bekerja sama melakukan pengawasan dan evaluasi

berkaitan dengan perkembangan belajar siswa.

 Menjalin komunikasi dengan orangtua/wali siswa.

 Memfasilitasi guru untuk penyediaan hadiah yang berbentuk materil dan

kesepakatan bersama berkaitan dengan batasan hukuman yang dapat

diterapkan.

 Menyelenggarakan kegiatan training motivation.

 Mengadakan kunjungan belajar (study tour) ke tempat-tempat yang

relevan dengan aktivitas belajar siswa. 5. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang self-efficacy, motivasi dan prestasi belajar pada sekolah lain untuk dijadikan pembanding dengan hasil penelitian ini. Selain itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan

melakukan penelitian sejenis dengan lebih menitikberatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy dan motivasi belajar serta upaya untuk

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

---. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ---. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Azwar. (2007). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company.

Baron, R. A. dan Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Jilid 1 (Edisi ke-10). Jakarta: Erlangga.

Dalyono. (2009). Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, S. E. W. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrahman, P. dan Sutikno, M. S. (2009). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Islami. Bandung: Refika Aditama.

Harahap, S. S. (2007). Teori Akuntansi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Makmun, A. S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Masyhuri dan Zainudin. (2008). Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktis dan

Aplikatif). Bandung: Refika Aditama.

Moeslihat, R. (2005). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bandung: Regina.

Muawanah, U dan Fahmi, P. (2008). Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Klaten: Macanan Jaya Cemerlang.

Muchlis, M. (2010). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Nasution, S. (2010). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(50)

Purwanto M, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2011). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Santoso, S. (2001). Mengolah data Statistik secara Profesional. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan (Edisi Ke-2). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Schunk, D and Pintrich, P. (2010). Motivation in Education. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall.

Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat. Singarimbun, M. dan Sofyan Effendi. (2006). Metode Penelitian Survey. Jakarta:

Pustaka LP3ES.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (2000). Statistika untuk Ekonomi dan Niaga I. Bandung: Tarsito. ---. (2004). Statistika untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Wagner III, J.A. & Hollenbeck, J.R. (2010). Organizational Behavior:

Securing Competitive Advantage. New York: Routledge.

Jurnal

Barakatu. (2007). “Membangun Motivasi Berprestasi: pengembangan Self-Efficacy dan Penerapannya dalam Dunia Pendidikan”. Lentera Pendidikan. Edisi X No. 1 p. 34-51.

(51)

Hamdu, G dan Lisa Agustina. (2011). “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya)”, Jurnal Pendidikan. Vol. 12 No. 1 p. 90-96.

Lunenburg, F.C. (2011). “Self-Efficacy in the Workplace: Implications for Motivation and Performance”, International Journal of Management, Business, and Administration. Vol. 14 No. 1 p. 1-6.

Mukhid, A. (2009). “Self-efficacy (Perspektif Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya Terhadap Pendidikan”, Tadris. Vol. 4 No. 1 p. 106-122.

Musfirah, Rahmahana, R.S. & Kumolohadi, R. (2003). “Hubungan antara Computer Self-Efficacy dan Kecemasan Menggunakan Komputer”, Psikologika. Vol. 8 No. 15 p. 37-46.

Schulze, P and Schulze, J. (2003). “Believing is Achieving: The Implications of Self-efficacy”, Research for Family and Consumer Sciences Education. p. 105-113.

Warsito, H. (2009). “Hubungan antara Self-Efficacy dengan Penyesuaian Akademik dan Prestasi Akademik”. Jurnal Psikologi. Vol. 9 No. 1 p. 29-47.

Makalah yang Disajikan dalam Seminar Ilmiah

Collins, J.L. (2003). Self Efficacy and Ability in Acheivement Behavior, Makalah Pada Pertemuan Tahunan The American Research Association. New York.

Dokumen

BNSP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Juknis Penetapan KKM di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.

Skripsi/Tesis/Desertasi

(52)

Amalia, R. I. (2008). Pengaruh Self Efficacy Beliefs Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMA Kelas XI Jurusan IPS. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Damarstuti, L. M. (2007). Analisis Variabel an Tecedents bagi Keyakinan Diri (Self-Efficacy) yang Berpengaruh pada Motivasi Pra Pelatihan (Studi Guru di SMA Negeri Se-Kota Semarang). Semarang.

Mutiara, K. (2008). Peranan Self Efficacy terhadap Motivasi Kerja Pada Wanita Karir Pada Salah Satu Cabang Perusahaan “X”. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Nisa, C. (2009). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Islam Malang. Skripsi. Malang: Jurusan Akuntansi Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Yulianto, I. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus-II Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011-2012. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Buku yang Berisi Beberapa Tulisan dari Beberapa Penulis dengan Satu atau Dua Orang sebagai Editor

Bandura, A (Ed). (2000). Cultivate self-efficacy for personal and organizational effectiveness dalam Handbook of Principles of Organization Behavior. Oxford, UK: Blackwell.

Maddux, J.E (Eds). (2002). Self-Efficacy: The Power of Believing You Can dalam Handbook of Positive Psychology. New York: Oxford University Press.

Tulisan Seseorang dalam Kumpulan Tulisan orang Banyak

Bandura. (2006). “Guide for Constructing Self-Efficacy Scales” dalam Self-Efficacy Belief of Adolescent. New York: Information Age Publishing.

Internet

Murtiyasa. (2008). Korelasi Online Tersedia:

http://budimurtiyasa.files.wordpress.com/2008/09/statistik_korelasi.ppt (14 April 2013).

Pemerintah Kota Tasikmalaya. (2012). Kota Tasikmalaya. Online Tersedia: http://tasikmalayakota.go.id/new/ (26 September 2012).

Gambar

Gambar 2.1  Hubungan Motivasi Belajar  ...........................................................
Tabel 1.1 Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas  XI IS
Tabel 3.3 Format Daftar Nilai Siswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana teknik sipil bidang studi teknik sumberdaya air pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara..

Widjaja Martokusumo yang sedang menjabat Ketua Prodi Magister dan Doktor Arsitektur dan Ketua Prodi Magister Rancang Kota telah diangkat sebagai Waki' Dekan

Penelitian ini dirancang untuk dilaksanakan dalam beberapa siklus. Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang.. dikembangkan oleh Kemmis

Tidak perlu diminta pernyataan batal (nietig verklaring). Risiko kerugian dibagi dua antara pihak yang menyewakan dengan pihak si penyewa. Segera setelah musnahnya seluruh

Menurut Satoto (1993: 32) pendekatan objektif adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya

Penulisan Ilmiah ini berisikan mengenai pembuatan website untuk rumah sakit mom yang bertujuan membantu rumah sakit tersebut dalam menyampaikan informasi mengenai fasilitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa pada Telkomsel Selaku penyelenggara operator seluler kartu Simpati berdasarkan

Modal kerja permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja yang secara