• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam desain penelitian observasional deskriptif. Penelitian observasional merupakan jenis penelitian yang tidak membutuhkan suatu perlakuan kepada subjek penelitian. Penelitian observasial hanya akan mengamati kejadian yang diduga memiliki hubungan sebab akibat.

Penelitian observasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu penelitian observasional deskriptif dan observasional analitik (Keman, 2013). Dimana penelitian deskriptif ini memiliki tujuan untuk menggambarkan atau memotret suatu kejadian atau fenomena yang dialami oleh suatu objek yang akan diteliti (Sugiyono, 2018). Dalam sumber lain dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berhubungan dengan analisis kejadian dimana dilakukan dengan lebih rinci atau perbedaan yang menonjol dari penelitian yang lainnya (Siyoto, 2015).

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, metode ini digunakan untuk menelititi populasi dengan pengumpulan data memalui instrument yang memiliki tujuan untuk menjelaskan serta menguji hipotesis yang telah dibuat (Sugiyono, 2018). Penelitian ini berfokus pada gambaran tingkat pengetahuan tenaga kesehatan dan praktik penyimpanan vial injeksi omeprazole di RSU Karsa Husada Batu. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan terkait faktor yang mempengaruhi penyimpanan vial injeksi omeprazole di RSU Karsa Husada Batu.

Berdasarkan lamanya waktu penelitian yang dilakakukan, maka penelitian ini termasuk ke dalam penelitian cross sectional (potong lintang). Penelitian cross sectional merupakan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam satu waktu atau serentak (Indra & Cahyaningrum, 2019).

(2)

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus tahun 2021.

4.3 Variabel Penelitian

Variabel merupakan penggambaran bentuk suatu anggota populasi yang berbeda dengan populasi lain (Soekidjo, 2018). Dalam buku yang ditulis oleh Sugiyono 2018 dijelaskan bahwa variabel adalah komponen,sifat, dan nilai yang dimiliki oleh orang, objek, dan kegiatan dengan perbedaan jenis tertentu sesuai dengan ketentuan peneliti yang akan dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Variabel pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tenaga kesehatan dan praktik penyimpanan kemasan vial injeksi omeprazole di RSU Karsa Husada Batu. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor lingkungan penyimpanan obat (suhu, kelembaban, dan cahaya) dan faktor penyusunan stok obat (FIFO, FEFO, penggolongan berdasarkan jenis sediaan, dan penggolongan berdasarkan abjad).

Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Indikator

Variabel Indikator Nomor

Pertanyaan

Kategori

Pengetahuan tenaga kesehatan terkait faktor- faktor

penyimpanan obat di RSU Karsa Husada Batu

Faktor Lingkungan Hasil

dikategorikan menjadi 3, yaitu:

1) Baik jika nilai 76-100%

2) Cukup jika nilai 56-75%

3) Kurang jika nilai < 56%

1. Suhu 1, 2, 3, 4, 5 2. Kelembaban 6, 7, 8, 9, 10 3. Cahaya 11, 12, 13 Faktor Penyusunan Stok Obat

1. FIFO 14, 15, 16, 17 2. FEFO 18, 19, 20, 21 3. Penggolongan

berdasarkan jenis sediaan

22, 23, 24

4. Penggolongan

berdasarkan abjad 25, 26, 27

(3)

Lanjutan dari halaman 34

Variabel Indikator Nomor

Pertanyaan

Kategori

Praktik penyimpanan kemasan vial injeksi omeprazole di RSU Karsa Husada Batu

1. Suhu

2. Kelembaban

3. Cahaya 28, 29, 30

4.4 Definisi Operasional

Terdapat beberapa definisi dalam penelitian ini yang harus diperhatikan diantaranya adalah:

1. Penyimpanan Obat di RS

Kegiatan dalam Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam menjaga kualitas mutu obat agar tidak rusak. Memastikan obat yang sampai ke pasien memiliki mutu yang bagus secara fisik maupun kimiawi.

2. Rumah Sakit

Sebuah tempat yang disediakan oleh pemerintah untuk melakukan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan untuk masyarakat.

3. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Sebuah bagian rumah sakit yang bertugas untuk mengatur semua kegiatan tenaga kefarmasian guna memenuhi kebutuhan pasien dan Rumah Sakit.

4. Sediaan Steril

Sediaan farmasi yang diharuskan bebas dari pirogen dan mikroorganisme.

5. Injeksi

Sediaan cair berupa suspensi, larutan, emulsi, maupun serbuk yang sebelumnya harus didispensing menjadi larutan. Injeksi merupakan

(4)

bagian dari sediaan steril yang dapat disuntikan kepasien melalui vena, bawah kulit, maupun jaringan lemak.

6. Vial

Kemasan sediaan injeksi dengan dosis ganda maupun tunggal yang terbuat dari kaca dengan penutup karet dan aluminium cap.

7. Ruang Rawat Inap

Sebuat lokasi atau tempat yang digunakan untuk merawat pasien yang ada di rumah sakit.

8. Informasi

Sebuah pernyataan yang berisi tentang pengetahuan atau pengalamaman yang didapatkan dari responden penelitian.

9. Pengalaman

Sebuah ilmu dimana dapat ditangkap dari kejadian-kejadian yang sudah pernah terjadi sehingga dapat gigunakan sebagai pelajaran.

Pengalaman responden dalam menyimpan sediaan di RSU Karsa Husada Batu merupakan pengartian dalam penelitian ini.

10. Kemasan Asli

Tempat penyimpanan sediaan yang sesuai dengan yang didapatkan dari produsen.

11. Suhu ruang

Temperatur penyimpanan sediaan yang berkisar antara 15◦C-30◦C.

12. Expired Date

Batas waktu yang telah ditentukan oleh produsen untuk menjamin obat memberi khasiat maupun kondisi kemurniaan obat dalam keadaan maksimal.

13. Pekerjaan kefarmasian

Suatu kegiatan yang bertugas dalam bidang farmasi dimana berkaitan dengan produksi sediaan, pengawasan mutu obat, pengelolaan sediaan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, pelaporan, hingga pemusnahan sediaan obat, melakukan pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konsultasi, dan memberikan KIE ke pasien.

(5)

14. Tenaga kefarmasian

Seseorang yang memiliki tugas dalam mengelola sediaan farmasi yang ada di RSU Karsa Husada Batu.

15. Apoteker

Seseorang yang telah disumpah profesi Apoteker dan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sediaan farmasi.

16. Tenaga Teknis Kefarmasian

Tenaga Tenaga Kefarmasian adalah seseorang yang bekerja sebagai asisten apoteker di bidang teknis-teknis kefarmasian.

17. Perawat Rawat Inap

Seseorang yang bertugas merawat pasien hingga dinyatakan sembuh dimana tugasnya berkaitan dengan pemberian obat kepada pasien dan yang bertugas menyimpan obat injeksi atas delegasi apoteker di ruang rawat inap yang ada di RSU Karsa Husada Batu.

18. Lama Praktik

Lama waktu yang dihabiskan oleh tenaga kesehatan untuk menjalankan tugasnya di RSU Karsa Husada Batu

19. Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan yang dibedakan berdasarkan sediaan steril maupun nonsteril dan dibedakan berdasarkan bentuk padat, cair, dan setengah padat.

20. Beyond Use Date

Waktu atau tanggal yang telah detentukan untuk sebuah sediaan tetap dalam kondisi yang stabil dan dapat digunakan setelah kemasan sediaan dibuka

21. Depo Farmasi

Sebuat tempat yang ada di rumah sakit dimana di dalamnya terdapat Gudang farmasi dan dapat melayani penebusan resep pasien.

4.5 Populasi, Sampel, Teknik Sampling Penelitian 4.5.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah seluruh subyek yang memiliki kuantitas dan juga karakteristikyang telah ditetapkan oleh peneliti sehingga nantinya akan

(6)

diteliti dan dicari kesimpulannya (Sugiyanto, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat dan tenaga kefarmasian yang ada di unit rawat inap RSU Karsa Husada Batu. Jumlah populasi seluruh perawat dan tenaga kefarmasian di RSU Karsa Husada Batu yang berada di unit rawat inap 96 orang.

4.5.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian kecil dari keseluruhan variasi dalam populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian dapat mewakili kondisi seluruh populasi. Hasil pengukuran pada sampel dapat mencerminkan kondisi dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2018).

Besaran sampel pada penelitian ini sebanyak 78. Hal tersebut, diperoleh dari total seluruh populasi di ruang rawat inap RSU Karsa Husada Batu. Dari total 78 responden tersebut terdiri dari 70 perawat, 5 apoteker, dan 3 tenaga teknis kefarmasian.

4.5.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling total atau sering disebut dengan sensus. Teknik pengambilan sampel ini mengambil seluruh bagian populasi untuk menjadi sampel. Teknik sampling total dalam penelitian ini digunakan karena jumlah seluruh bagian populasi kurang dari 100, sehingga seluruh bagian populasi menjadi sampel penelitian (Sugiyono, 2018). Dari total seluruh populasi yaitu 96 orang maka diambil seluruh tenaga kefarmasian dan perawat di RSU Karsa Husada Batu.

4.5.4 Kriteria Sampel

Kriteria inklusi adalah kriteria sampel penelitian yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh peneliti untuk terlibat ke dalam penelitian (Irfannuddin, 2019). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1. Perawat yang didelegasikan untuk menyimpan vial injeksi omeprazole di ruang rawat inap RSU Karsa Husada Batu.

2. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang bertugas untuk menyimpan vial injeksi omeprazole di ruang rawat inap RSU Karsa Husada Batu.

(7)

3. Perawat, Apoteker, dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang bersedia menjadi responden dan mengisi kuisioner.

4.6 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang mendapatkan data langsung dari responden penelitian.

Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data primer oleh penelititi melalui kuisioner. Sedangkan pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang tidak langsung didapatkan dari responden. Instrumen yang digunakan dalam dalam pengumpulan data sekunder adalah dokumen penyimpanan di RSU Karsa Husada Batu (Sugiono, 2018). Kuisioner adalah instrument pengumpulan data yang diajukan kepada responden penelitian untuk memperoleh informasi dan jawaban yang diajukan secara tertulis (Soekidjo, 2018).

4.7 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan sebuah alat pengumpul data dalam sebuah penelitian yang memiliki sumber dari variabel yang sesuai dengan peninjauan teori yang mendalam (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini instrument yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pengumpulan data primer (kuisioner) dan pengumpulan data sekunder (dokumen penyimpanan).

Kuisioner memiliki skala penilaian tertentu dengan menggunakan checklist.

Checklist adalah sebuah perilaku, karakteristik, atau entitas lainnya yang dicari peneliti. Peneliti atau responden hanya memeriksa apakah setiap item dalam daftar diamati benar atau ada atau sebaliknya (Hardani et al, 2020). Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Lembar kuisioner tentang karakteristik responden penelitian meliputi informasi mengenai karakteristik sosio-demografis.

2. Lembar kuisioner tentang pengetahuan tenaga kesehatan terkait faktor- faktor yang mempengaruhi penyimpanan kemasan vial injeksi omeprazole.

3. Lembar kuisioner tentang praktik penyimpanan kemasan vial injeksi omeprazole di RSU Karsa Husada Batu.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman.

Skala Guttman merupakan skala yang jawabannya tegas yaitu iya-tidak, benar-

(8)

salah, positif-negatif. Skala Guttman pada penelitian ini digunakan untuk menjawab tentang pengetahuan tenaga kesehatan dan praktik penyimpanan. Jawaban yang benar dalam kuisioner akan diberikan skor 1 dan jika jawaban salah dalam kuisioner akan diberikan skor 0. Skor total yang telah ditemukan akan dimasukan ke dalam rumus berikut:

𝑃 = 𝐹

𝑛 × 100 % Keterangan:

P = Nilai Presentase

F = Jawaban terjawab dengan benar n = Jumlah butir soal

Tabel 4.2 Kode Pertanyaan Kuisioner Penelitian

No Kode Pertanyaan

1 P1 Vial injeksi omeprazole disimpan pada suhu 15◦C - 30◦C di unit rawat inap RSU Karsa Husada Batu

2 P2 Injeksi omeprazole yang sudah direkonstitusi disimpan pada suhu

≤ 25◦C Selama ≤ 4 jam di ruang rawat inap RSU Karsa Husada Batu

3 P3 Tidak semua sediaan injeksi dapat disimpan dalam suhu ruang 4 P4 Suhu selalu dikontrol dalam 12 jam sekali selama penyimpanan

sediaan injeksi di unit rawat inap RSU Karsa Husada Batu

5 P5 Perubahan suhu saat penyimpanan sediaan injeksi dapat merusak kualitas mutu obat

6 P6 Penyimpanan vial injeksi omeprazole dipengaruhi oleh kondisi kelembaban ruang di ruang rawat inap RSU Karsa Huasada Batu 7 P7 Kelembaban ruangan lebih dari 40% - 45% akan merusak sediaan

injeksi secara keseluruhan

8 P8 Terdapat ventilasi udara pada ruang penyimpanan di ruang rawat inap RSU Karsa Husada Batu

9 P9 Kelembaban dikontrol dalam 12 jam sekali di unit rawat inap RSU Karsa Husada Batu

(9)

Lanjutan Halaman 40

4.8 Pengujian Validasi dan Reliabilitas Instrumen 4.8.1 Uji Validitas

Uji Validitas dalam penelitiann ini akan dilakukan di RSI Aisyiyah Malang yang akan diberikan kepada 30 responden yaitu perawat dan tenaga kefarmasian di RSI Aisyiyah Malang tersebut. Uji Validitas adalah kondisi antara data yang dikumpulkan dengan data yang terjadi sesungguhnya pada

No Kode Pertanyaan

10 P10 Perubahan kelembaban saat penyimpanan sediaan injeksi dapat merusak kualitas mutu obat

11 P11 Injeksi omeprazole akan keruh saat direkonstitusi jika terkena cahaya secara langsung

12 P12 Sediaan yang tidak stabil terhadap cahaya selalu menggunakan kemasan yang berwarna gelap

13 P13 Metode FIFO diterapkan dalam penyusunan penyimpanan obat di RSU Karsa Husada Batu

14 P14 FIFO merupakan metode penyimpanan obat dimana obat yang pertama kali masuk maka akan menjadi yang pertama kali keluar 15 P15 Pencatatan obat selalu dilakukan pada saat obat masuk maupun

keluar guna memastikan metode FIFO sudah dilakukan dengan tepat

16 P16 Metode FEFO merupakan metode penyimpanan obat dimana obat yang memiliki waktu kadaluarsa lebih cepat menjadi yang pertama kali keluar

17 P17 Metode FEFO diterapkan dalam penyusunan penyimpanan obat di RSU Karsa Husada Batu

18 P18 Dilakukan pencatatan waktu kadaluarsa obat guna memastikan obat mana yang memiliki waktu kadaluarsa lebih cepat

19 P19 Metode penyimpanan obat berdasarkan penggolongan bentuk sediaan sudah diterapkan di RSU Karsa Husada Batu

20 20 Penyimpanan sediaan injeksi memiliki tempat yang berbeda dengan sediaan lainnya

21 P21 Tidak ada kesalahan pengambilan obat di RSU Karsa Husada Batu 22 P22 Metode penyimpanan obat berdasarkan susunan abjad telah

diterapkan di RSU Karsa Husada Batu

23 P23 Terdapat keterangan huruf abjad secara berurutan pada rak penyimpanan obat di RSU Karsa Husada Batu

24 P24 Penyusunan obat (Omeprazole dengan Lansoprazole) berdasarkan urutan abjad dapat meminimalisir kesalahan pengambilan obat di RSU Karsa Husada Batu

(10)

objek memiliki kesamaan maka dapat dikatakan hasil penelitian tersebut valid. Pengukuran data penelitian yang valid harus menggunakan alat ukur (instrument) yang dikatan valid. Mengukur apa yang seharusnya diukur merupakan bentuk instrument yang valid. Pengumpulan data dengan instrument yang valid maka akan menghasilkan hasil penelitian yang valid (Sugiyono, 2018).

Menurut Hendryadi 2017 terdapat 3 jenis uji validitas diantaranya adalah validitas isi (content validity), validitas muka (face validity), dan validitas berdasarkan kriteria (criterion-relation validity) (Hendryadi, 2017).

Sehingga dalam penelitian ini akan menggunakan ketiga validitas tersebut.

Item yang tidak memenuhi persyaratan maka tidak akan dimasukan dalam instrument yang digunakan untuk penelitian. Sebelum dilakukan uji validitas maka harus dicari korelasi setiap item secara menyeluruh. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖−(∑ 𝑋𝑖) (∑ 𝑌𝑖)

√{𝑛.∑ 𝑋𝑖 2− (∑ 𝑋𝑖)2} . {𝑛.∑ 𝑌𝑖 2− (∑ 𝑌𝑖 2)}

Keterangan:

n = Banyaknya pasangan data X dan Y

∑ 𝑋𝑖 = Total jumlah dari variabel X

∑ 𝑌𝑖 = Total jumlah dari variabel Y

∑ 𝑋𝑖 2 = Kuadrat dari total jumlah variabel X

∑ 𝑌𝑖 2 = Kuadrat dari total jumlah variabel Y

∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 = Hasil perkalian dari total variabel X dan variabel Y (Ernawati, 2017)

Validitas kuisioner penelitian memiliki ketentuan yaitu akan dikatakan valid jika hasil r hitung memiliki nilai yang lebih besar dari r tabel. Analisis uji validitas dalam penelelitian ini akan menggunakan SPSS (Sugiyono, 2018).

(11)

4.8.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dalam penelitiann ini akan dilakukan di RSI Aisyiyah Malang yang akan diberikan kepada 30 responden yaitu perawat dan tenaga kefarmasian di RSI Aisyiyah Malang tersebut. Uji Reliabilitas aladah kondisi data yang memiliki kesamaan hasil data dalam waktu yang berbeda merupakan hasil penelitian yang reliabel. Hasil yang sama dalam pengukuran penelitian dengan menggunakan suatu instrument namun diukur pada waktu yang berbeda akan tetap menghasilkan data yang sama disebut sebagai intrumen yang reliabel. Instrument yang reliabel belum tentu valid.

Instrument yang digunakan dalam penelitian harus dipastikan bahwa instrument tersebut valid dan reliabel (Sugiyono, 2018).

Kuisioner akan dikatakan reliabel jika jawaban responden mengenai pertanyaan memiliki kestabilan dari waktu kewaktu. Uji reabilitas pada SPSS biasanya menggunakan rumus Cornbach Alpha atau juga sering disebut dengan nilai Cornbach Alpha. Nilai Cornbach Alpha memiliki rumus sebagai berikut:

𝑟11 = ( 𝑛

𝑛−1) (1 − ∑ 𝜎𝑡2

𝜎𝑡2 ) Keterangan:

𝑟11 = Reliabilitas yang dicari

𝑛 = Jumlah item pertanyaan yang diuji

∑ 𝜎𝑡2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item 𝜎𝑡2 = Varians total

(Marzuki et al, 2020)

Hasil yang diperoleh dalam pengukuran reliabilitas menggunakan SPSS dapat dilihat melalui koefisien korelasi reliabilitas yang dijadikan sebagai penentu apakah setiap item pada instrument penelitian yang akan digunakan bersifat reliabel (Sugiono, 2018). Analisis hasil dalam uji reabilitas dilakukan dengan interpretasi nilai Cornbach Alpha. Data yang diperoleh akan dikatakan reliabel jika memiliki nilai > 0,7 dimana dapat dikatan data yang diperoleh dalam keadaan dapat diterima. Nilai Cornbach Alpha > 0,6 dapat dikatakan keaadaan data cukup reliabel, dan < 0,6 data dalam penelitian belum dapat diterima untuk menjelaskan hasil penelitian. Semakin tinggi nilai

(12)

Cornbach Alpha maka akan semakin dapat dipercaya data penelitian yang didapat (Marzuki et al, 2020).

Tabel 4.3 Nilai Rentang Cornbach Alpha

Nilai Rentang Kategori

< 0,6 Belum dapat diterima

≥ 0,6 Cukup reliabel

> 0,7 Dapat diterima

(Marzuki et al, 2020) 4.9 Teknik Analisa Data

4.9.1 Analisa Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang hanya memiliki satu variabel. Analisis univariat hanya akan mendeskripsikan masing-masing variabel dalam penelitian.

Analisis univariat memiliki tujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian. Ukuran pemusatan data dan tabel distribusi frekuensi merupakan ukuran nilai statistik deskriptif yang digunakan pada analisis univariat pada satu variabel penelitian (Hulu et al, 2019).

4.9.2 Analisa Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk menguji keumuman hasil penelitian satu sampel, dilakukan pengujian dengan cara hipotesis deskriptif. Hasil yang didapat dari analisis deskriptif tersebut adalah hipotesis dari penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak. Variabel yang digunakan dalam analisis ini dapat berupa satu variabel atau lebih namun bersifat mandiri, sehingga analisis ini tidak berupa perbandingan atau hubungan. Statistik deskriptif adalah suatu bagian yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data agar mudah dipahami. Bentuk data statistik deskriptif dapat berupa grafik atau tabel. Analisis deskriptif secara garis besar memiliki hubungan dengan beberapa hal yang menguraikan atau menjelaskan tentang situasi atau suatu data maupun suatu fenomena (Nasution, 2017).

(13)

Analisis secara deskriptif memberikan gambaran secara deskriptif pada setiap variabel penelitian. Ukuran pemusatan data lebih sering digunakan pada penyajian data penelitian berbentuk deskriptif. Penyajian data berbentuk tabel dapat digunakan untuk mempermudah dalam memaknai sebuah data.

Distribusi frekuensi secara deskriptif merupakan bentuk dari analisa deskriptif pada penelitian (Sugiyono, 2018). Secara bertahap analisis deskriptif dapat dilakukan dengan cara:

1. Menghitung nilai hasil penelitian pada tiap responden penelitian pada masing-masing variabel

2. Menentukan besaran kategori pada setiap variabel penelitian.

Tabel 4.4 Nilai Rentang Kategori Variabel Penelitian

Kategori Nilai Kategori

Baik 76-100%

Cukup Baik 56-75%

Kurang Baik < 56%

(Masturoh & T. Anggita, 2018)

3. Mengelompokkan data sesuai dengan kategori yang telah dibuat 4. Menentukan besaran distribusi frekuensi pada setiap variabel hasil

penelitian dalam bentuk tabel dan diagram.

4.10 Prosedur Penelitian

Untuk mencapai hasil dari penelitian maka diperlukan prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Ethical clearence pemeberkasan kode etik guna menjamin keharahasiaan dan pelanggaran standar etik terhadap responden yang terlibat dalam proses penelitian. Terdapat 6 prinsip dasar etik penelitian kesehatan diantaranya adalah menghormati martabat responden, berbuat baik, adil, berintegritas terhadap keilmuan, kepercayaan dan tanggung jawab, serta keterbukaan (Seran dan Hidajat, 2017). Pemberkasan kode etik pada penelitian ini dilakukan di KEPK Universitas Muhammadiyah Malang dengan nomor No.E.5a/060/KEPK-UMM/IV/2021 dan dilakukan di KEPK RSU Karsa Husada Batu dengan nomor No.072/986/102.6/2021.

(14)

2. Dilakukan studi pra-penelitian yang bertujuan untuk menguasai teori-teori terkait penelitian yang akan dilakukan. Studi pra-penelitian dalam penelitian ini adalam mempelajari teori tentang penyimpanan obat steril terutama pada sediaan injeksi omeprazole.

3. Dilakukan studi penelitian pendahuluan ke RSI Aisyiyah Malang untuk melakukan uji validitas dan uji reliabel.

4. Pengambilan data di RSU Karsa Husada Batu yang dilakukan pada perawat yang menerima delegasi penyimpanan injeksi maupun kepada tenaga kefarmasian yang bertugas menyimpan obat di unit rawat inap RSU Karsa Husada Batu.

5. Pengimputan data yaitu proses memasukan data yang diperoleh ke dalam system, kemudian

6. Pengecekan data yaitu memastikan data yang dimasukan telah benar dan tidak ada kesalahan dalam memasukan data.

7. Analisis data dilakukan setelah hasil dari pengolahan data selesai dan dilakukan analisis dari hasil tersebut. Ditarik kesimpulan dari hasil penginputan data diterima atau ditolak.

Gambar

Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Indikator
Tabel 4.2 Kode Pertanyaan Kuisioner Penelitian
Tabel 4.3 Nilai Rentang Cornbach Alpha
Tabel 4.4 Nilai Rentang Kategori Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Jumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan pada kartu stok dan memberi dengan warna merah dibawah jumlah penerimaan dan

Setelah pengefraisan bidang selesai, lepas benda kerja kemudian lukis/tandai bagian-bagian yang akan di bor atau difrais lanjutan dengan peralatan yang sudah

Bimbingan belajar yang dilakukan pada hari ini adalah membantu adik saya untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolahnya.. Kegiatan satgas Covid-19 di Desa

� Tip 3 Evolusi bisnes dari kecil kepada besar Tip 3 Evolusi bisnes dari kecil kepada besar Tip 3 Evolusi bisnes dari kecil kepada besar Tip 3 Evolusi bisnes dari kecil kepada besar

[r]

Hasil yang diperoleh pada pengamatan ini menunjukkan bahwa kualitas spermatozoa induk udang jantan asal perairan Aceh, Takalar, dan Polman lebih baik dibanding dengan

Hasil penelitian klien III (SBN) klien kurang bertanggung jawab dan kurang perhatian dari orangtua yang menyebabkan ia berani dengan orang tua. Penerapan

Hasil pengolahan data gempa bumi dari jaringan Mini Regional Palu dalam kurun waktu Januari 2012 - Maret 2013 dengan (Gambar 4 dan 5) menunjukkan bahwa sebaran gempa bumi