• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY

Membuka program SPSS kemudian memilih tab sheet Variable View.

Melakukan input variabel yang akan diteliti pada sheet Variable View. Input dilakukan dengan memperhatikan jenis data yang akan dimasukkan dan

jumlah decimal yang diperlukan.

Melakukan input data responden dalam penelitian pada sheet Data Views seusuai dengan kategori variabel dalam penelitian

Melakukan analisis data dengan memilih menu Analyze, kemudian memilih sub menu Regression, lalu memilih Linier karena menggunakan analisis

regresi linier berganda

Mengakitfkan beberapa pilihan output, antara lain:

1) dalam menu Statistic yaitu Estimates, Model fit, Descriptives, Collinearity diagnostic, dan Durbin-Watson

2) dalam menu Plot memilih SRESID untuk Y dan ZPRED untuk X, lalu mengaktifkan Histogram dan Normal Probability plot.

3) Men-default-kan menu save, options, dan bootstrap.

Klik OK dan akan muncul output regression pada file output

Mengisi kotak dialog regresi linier dengan memasukkan variabel Y sebagai dependent variable, variabel X1, X2, D1, dan D2, sebagai independent

variable.

Melakukan interpretasi terhadap masing-masing output yang ditampilkan

Menyimpan output yang dihasilkan dan data yang telah diinput

(2)

OUTPUT

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

gaji 2133333,33 899552,890 30

usia 27,67 2,537 30

tabungan 526,67 44,978 30

D1 ,53 ,507 30

D2 ,53 ,507 30

Correlations

gaji usia tabungan D1 D2

Pearson Correlation

gaji 1,000 ,141 ,250 ,594 ,141

usia ,141 1,000 ,564 -,071 -,071

tabungan ,250 ,564 1,000 -,040 -,342

D1 ,594 -,071 -,040 1,000 ,196

D2 ,141 -,071 -,342 ,196 1,000

Sig. (1- tailed)

gaji . ,229 ,091 ,000 ,229

usia ,229 . ,001 ,354 ,354

tabungan ,091 ,001 . ,416 ,032

D1 ,000 ,354 ,416 . ,149

D2 ,229 ,354 ,032 ,149 .

N

gaji 30 30 30 30 30

usia 30 30 30 30 30

tabungan 30 30 30 30 30

D1 30 30 30 30 30

D2 30 30 30 30 30

Variables Entered/Removeda Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1 D2, usia, D1,

tabunganb . Enter

a. Dependent Variable: gaji b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,667a ,444 ,356 722149,569 3,187

a. Predictors: (Constant), D2, usia, D1, tabungan b. Dependent Variable: gaji

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 10429166666666,666 4 2607291666666,667 5,000 ,004b Residual 13037500000000,002 25 521500000000,000

Total 23466666666666,668 29 a. Dependent Variable: gaji

b. Predictors: (Constant), D2, usia, D1, tabungan

(3)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar

dized Coefficie

nts

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -1975000,000 1835808,745 -1,076 ,292

usia 6250,000 65093,682 ,018 ,096 ,924 ,659 1,517

tabungan 6187,500 3893,083 ,309 1,589 ,125 ,587 1,705

D1 1031250,000 270806,088 ,582 3,808 ,001 ,952 1,050

D2 237500,000 291107,798 ,134 ,816 ,422 ,824 1,213

a. Dependent Variable: gaji

(4)
(5)

INTERPRETASI

1) Output Descriptive Statistics

a. Rata-rata gaji pada 30 orang responden adalah sebesar Rp 2.133.333,33 dengan standar deviasi sebesar Rp 899.552,890.

b. Rata-rata usia pada 30 responden sebesar 27,67 tahun dengan standar deviasi 2,537 tahun.

c. Rata-rata tabungan yang dimiliki 30 responden sebesar Rp 526,67 ribu dengan standar deviasi Rp 44,978 ribu.

2) Input Correlation A. Pearson Correlation

Besar hubungan antara variabel gaji dengan usia, tabungan, D1 atau pendidikan, dan D2 atau gender secara berturut-turut adalah sebesar 0,141; 0,250;

0,594; dan 0,141. Nilai positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan pada variabel usia, tabungan, D1 dan D2 akan terjadi kenaikan pula pada gaji yang diperoleh.

Besar hubungan antara variabel usia dengan gaji, tabungan, D1 atau pendidikan, dan D2 atau gender secara berturut-turut adalah sebesar 0,141; 0,564;

-0,071; dan -0,071. Nilai positif pada koefisien korelasi usia dengan variabel gaji dan tabungan menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan pada usia responden maka akan terjadi kenaikan pula pada variabel gaji dan tabungan. Nilai negatif pada koefisien D1 dan D2 menunjukkan bahwa usia akan menurun ketika terjadi peningkatan pada variabel D1 dan D2.

Besar hubungan antara variabel tabungan dengan gaji, usia, D1 atau pendidikan, dan D2 atau gender secara berturut-turut adalah sebesar 0,250; 0,564;

-0,040; -0,342. Nilai positif pada koefisien korelasi tabungan dengan variabel gaji, usia menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan pada variabel gaji dan usia, maka

akan terjadi kenaikan pula pada tabungan responden. Nilai negatif pada koefisien D1 dan D2 menunjukkan bahwa tabungan akan menurun ketika terjadi peningkatan pada variabel D1 dan D2.

(6)

Besar hubungan antara variabel D1 atau pendidikan dengan gaji, usia, tabungan, dan D2 atau gender secara berturut-turut adalah sebesar 0,594; -0,071; - 0,040; dan 0,196. Nilai positif pada koefisien korelasi D1 atau pendidikan dengan variabel gaji dan D2 menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan terjadi kenaikan pada variabel gaji dan D2. Nilai negatif pada koefisien usia dan tabunganmenunjukkan bahwa ketika pendidikan semakin tinggi akan menurunkan usia dan tabungan

Besar hubungan antara variabel D2 atau gender dengan gaji, usia, tabungan, dan D1 atau pendidikan secara berturut-turut adalah sebesar 0,141; -0,071; -0,342;

0,196. Nilai positif pada koefisien korelasi D2 atau gender dengan variabel gaji dan D1 menunjukkan bahwa adanya perbedaan pendidikan seseorang maka akan terjadi kenaikan pada variabel gaji dan D2.

B. Sig. (1-tailed) Uji Hipotesis.

a) H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel b) H1 = Terdapat hubungan yang signifikan antar variabel Pengambilan Keputusan.

a) Jika signifikansi > 0,05  maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b) Jika signifikansi < 0,05  maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Nilai signifikansi variabel gaji dengan usia, tabungan, D1 atau pendidikan, dan D2 atau gender masing-masing sebesar 0,229; 0,091; 0,000; 0,229. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel gaji dengan nilai signifikansi

< 0,05 yaitu D1 atau pendidikan; sementara variabel lainnya tidak mmeiliki hubungan signifikan dengan variabel gaji dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu variabel usia, tabungan, dan D2.

Nilai signifikansi variabel usia dengan gaji, tabungan, D1 atau pendidikan, dan D2 atau gender masing-masing sebesar 0,229; 0,001; 0,354; 0,354. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel usia dengan nilai signifikansi

< 0,05 yaitu tabungan; sementara variabel lainnya tidak mmeiliki hubungan signifikan dengan variabel usia dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu variabel usia, D1, dan D2.

(7)

Nilai signifikansi variabel tabungan dengan gaji, usia, D1 atau pendidikan, dan D2 atau gender masing-masing sebesar 0,091; 0,001; 0,416; 0,032. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel tabungan dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu usia dan D2; sementara variabel lainnya tidak mmeiliki hubungan signifikan dengan variabel tabungan dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu variabel gaji, tabungan, D1.

Nilai signifikansi variabel D1 atau pendidikan dengan gaji, usia, tabungan, dan D2 atau gender masing-masing sebesar 0,000; 0,354; 0,416; 0,149. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel D1 dengan nilai signifikansi <

0,05 yaitu gaji; sementara variabel lainnya tidak mmeiliki hubungan signifikan dengan variabel D1 dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu variabel usia, tabungan, dan D2.

Nilai signifikansi variabel D2 atau gender dengan gaji, usia, tabungan, dan D1

atau pendidikan masing-masing sebesar 0,229; 0,354; 0,032; 0,149. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel D2 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu tabungan; sementara variabel lainnya tidak mmeiliki hubungan signifikan dengan variabel D2 dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu variabel gaji, usia, dan D1.

3) Variables Entered/Removed

Berdasarkan output tersebut dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode ENTER menunjukkan tidak terdapat variabel yang dikeluarkan atau keseluruhan variabel dianalisis dalam perhitungan regresi, hal ini dapat dilihat bahwa pada coloumn Variables Entered terdapat 4 variabel bebas yang dianalisis.

4) Model Summary

- Nilai Adjusted R2 sebesar 0,356 berarti bahwa keragaman variabel gaji dapat dijelaskan oleh keragaman variabel usia, tabungan, pendidikan, dan gender sebesar 35,6%. Sedangkan sisanya sebesar 64,4% keragaman variabel gaji dijelaskan oleh keragaman variabel lain di luar model.

- Standart Error of Estimate adalah sebesar Rp 722.149,569 lebih kecil daripada standar deviasi gaji sebesar Rp 899.552,890 sehingga model regresi mampu memprediksi atau sebagai prediktor variabel gaji.

(8)

5) Output ANOVA Uji Hipotesis.

a) H0 = variabel X1, X2, D1, D2 tidak signifikan mempengaruhi variabel Y b) H1 = variabel X1, X2, D1, D2 signifikan mempengaruhi variabel Y Pengambilan Keputusan.

a) Jika signifikansi > 0,05  maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b) Jika signifikansi < 0,05  maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan output ANOVA diketahui nilai Fhitung adalah sebesar 5,000 dengan signifikansi 0,004 dan nilai tersebut (0,004) < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut berarti bahwa variabel bebas yakni usia, tabungan, pendidikan, dan gender secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (gaji), sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel gaji

6) Coefficients Uji Hipotesis.

a) H0 = variabel Xi tidak signifikan mempengaruhi variabel Y b) H1 = variabel Xi signifikan mempengaruhi variabel Y Pengambilan Keputusan.

a) Jika signifikansi > 0,05  maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b) Jika signifikansi < 0,05  maka H0 ditolak dan H1 diterima.

a. Perhitungan analisis untuk variabel usia menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,096 dengan signifikansi 0,924 > taraf nyata 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa variabel usia secara parsial tidak signifikan mempengaruhi variabel gaji.

b. Perhitungan analisis untuk variabel tabungan menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,589 dengan signifikansi 0,125 > taraf nyata 0,05 sehingga H0

diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa variabel tabungan secara parsial tidak signifikan mempengaruhi variabel gaji.

c. Perhitungan analisis untuk variabel D1 atau pendidikan menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,808 dengan signifikansi 0,001 < taraf nyata 0,05 sehingga H0

(9)

ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut berarti bahwa variabel pendidikan secara parsial signifikan mempengaruhi variabel gaji.

d. Perhitungan analisis untuk variabel D2 atau gender menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,816 dengan signifikansi 0,422 > taraf nyata 0,05 sehingga H0

diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa variabel gender secara parsial tidak signifikan mempengaruhi variabel gaji.

e. Model persamaan regresi dengan variabel dummy:

Y = -1.975.000 + 6.250X1 + 6.187,5X2 + 1.031.250D1 + 237.500D2

dimana:

Y : gaji (Rupiah) X1 : usia (tahun)

X2 : tabungan (Rp ribu)

D1 : pendidikan (1= sarjana, 0 = SMA) D2 : gender (1= laki-laki, 0= perempuan) Interpretasi model:

1) Konstanta

Konstanta sebesar -1.975.000 menunjukkan bahwa ketika tidak terdapat pengaruh variabel bebas, gaji yang diperoleh sebesar Rp -1.975.000 dengan asumsi cateris paribus.

2) Usia

Variabel usia berpengaruh positif namun tidak signifikan pada taraf nyata 5%.

Nilai koefisien regresi variabel usia sebesar 6.250 menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan usia sebesar 1 tahun akan meningkatkan gaji sebesar Rp 6.250 dengan asumsi cateris paribus, namun peningkatannya tidak signifikan.

3) Tabungan

Variabel tabungan berpengaruh positif namun tidak signifikan pada taraf nyata 5%. Nilai koefisien regresi variabel tabungan sebesar 6.187,5 menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan tabungan sebesar Rp 1.000 akan meningkatkan gaji sebesar Rp 6.187,5 dengan asumsi cateris paribus, namun peningkatannya tidak signifikan.

(10)

4) Variabel Dummy D1 (pendidikan)

a. Rata-rata gaji responden laki-laki yang lulusan sarjana adalah sebesar Rp 2.725.458; sedangkan rata-rata gaji responden laki-laki yang lulusan SMA adalah sebesar Rp 1.694.208

b. Rata-rata gaji responden perempuan yang lulusan sarjana adalah sebesar Rp 2.487.958; sedangkan rata-rata gaji responden perempuan yang lulusan SMA adalah sebesar Rp 1.456.708

Hal ini berarti dengan nilai koefisien D1 atau pendidikan sebesar 1.031.250 menunjukkan bahwa rata-rata gaji responden yang tingkat pendidikannya sarjana lebih tinggi sebesar Rp 1.031.250 dibandingkan gaji responden yang hanya tamatan SMA.

D2 (gender)

a. Nilai koefisien D1 atau pendidikan sebesar 1.031.250 menunjukkan bahwa rata- rata gaji responden yang tingkat pendidikannya sarjana lebih tinggi sebesar Rp 1.031.250 dibandingkan gaji responden yang hanya tamatan SMA.

b. Nilai koefisien D2 atau gender sebesar 237.500 menunjukkan bahwa rata-rata gaji responden laki-laki lebih tinggi sebesar Rp 237.500 dibandingkan gaji responden perempuan.

Hal ini berarti dengan nilai koefisien D2 atau gender sebesar 237.500 menunjukkan bahwa rata-rata gaji responden laki-laki lebih tinggi sebesar Rp 237.500 dibandingkan gaji responden perempuan

7) Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil output Grafik Normal P-Plot dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar tidak di sekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual belum terdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan output Scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola yang jelas sehingga di dalam

(11)

model tidak terdapat kesamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (tidak ada indikasi Heteroskedasitisitas)

3. Uji Autokorelasi dL = 1,1426 dU = 1,7386 dW = 3,187

Korelasi positif

tidak dapat diputuskan

Tidak ada autokorelasi

Tidak dapat diputuskan

Korelasi negatif

0 1,1426 1,7386 2 2,2614 2,857

3,187

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai DW sebesar 3,187 sedangkan berdasarkan tabel dW dengan taraf nyata 5% diketahui dL dan dU pada k=4 dan n=30 adalah sebesar 1,1426 dan 1,7386. Nilai dW (3,187) > 4- dL sehinga dapat disimpulkan terdapat korelasi negatif antar variabel dalam model.

4. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan nilai output didapatkan bahwa:

a. Nilai tolerance semua variabel bebas > 0,10 b. Nilai VIF semua variabel bebas < 10

Berdasarkan nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoliniearitas.

Referensi

Dokumen terkait

dapat pula dikerjakan regresi linier berganda untuk 2 variabel bebas atau lebih. Cara mendapatkan matrik (X’X),

Korelasi ganda Regresi linier berganda merupakan korelasi simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini adalah untuk mencari nilai koefisien

Koefisien variabel x1 sebesar 1,00, hal ini berarti jika variabel disiplin kerja pegawai kantor akuntan publik XYZ ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka, maka

korelasi untuk variabel kerusakan mesin (X1_KM) sebesar 0.294, variabel harga bahan baku (X2_HBB) sebesar 0.185, dan variabel jumlah tenaga kerja sebesar -0.080. Oleh karena

Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Leverage satu satuan maka variabel Beta (Y) akan naik sebesar 2,839 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model

Hal tersebut berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (permintaan bayam organik), sehingga model regresi dapat

Cara menyeleksi variabel yang kedua diregresikan adalah memilih parsial korelasi variabel sisa yang terbesar... Seleksi Variabel yang

Setelah di lakukan Uji Koefisien Determinasi ternyata didapatkan nilai R2 yaitu sebesar 100% maka disimpulkan bahwa variabel Luas tanah m2 X1, Luas bangunan m2 X2 Usia bangunan thn X3