• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA S2 PASCA SARJANA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA S2 PASCA SARJANA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA S2 PASCA SARJANA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

SUTAN MUHAMMAD NUR SALEH HADI 150723002

DEPARTEMEN STUDI IMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

ABSTRAK

Hadi,Sutan Muhammad Nur Saleh.2017.Kemampuan Pencarian Informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia.

Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan dalam mencari informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia, peneliti, dan peneliti selanjutnya.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S2 Pasca Sarjana yang menjadi anggota Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 339 orang. Penentuan sampel dengan menggunakan teori Arikunto, diperoleh sampel sebanyak 51 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan studi kepustakaan.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan bahwa kemampuan pencarian informasi mahasiswa S2 Pasca Sarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Lebih dari setengahnya (66,00%) mahasiswa sudah memiliki kemampuan memahami topik dengan baik. 2. Lebih dari setengahnya (62,76%) mahasiswa sudah mampu mengidentifikasi query dengan baik. 3. Sebagian besar (81,40%) mahasiswa mampu mengidentifikasi sinonim dan istilah terkait dengan baik. 4. Lebih dari setengahnya (69,60%) mahasiswa mampu membuat pernyataan penelusuran dengan baik. 5. Lebih dari setengahnya (66,65%) mahasiswa mampu memulai pencarian dengan baik. 6. Lebih dari setengahnya (52,90%) mahasiswa belum mampu mengevaluasi hasil pencarian dengan baik. 7. Lebih dari setengahnya (57,00) mahasiswa mampu menyimpan hasil pencarian dengan baik.

8. Lebih dari setengahnya (58,80%) mahasiswa mampu mengambil referensi dengan baik (58,80%).

Kata Kunci : kemampuan pencarian informasi, strategi pencarian informasi

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Kemampuan Pencarian Informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini pertama sekali penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Heffi Zulfarki dan Ibunda Zamidar yang selalu memberikan do’a dan kasih sayang yang tak terhingga kepada Penulis. Abang-abangku tercinta Uda Sutan Rolland, Bang Sutan Andre yang telah memberikan dukungan, motivasi dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan penulis.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, dorongan dari berbagai pihak sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis tuturkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak,SS,M.Hum. Selaku Ketua Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Ibu Laila Hadri Nasution,S.Sos.,MP.s selaku Sekretaris Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Laila Hadri Nasution,S.Sos.,MP. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dorongan dan motivasi selama Penulis menuntut ilmu di S1 Ekstensi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Ishak,SS,M.Hum. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Zurni Zahara Samosir,M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan pertanyaan-pertanyaan serta masukan untuk penulisan skripsi ini agar lebih baik.

7. Ibu Zaslina Zainuddin,M.Si. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan pertanyaan-pertanyaan serta masukan untuk penulisan skripsi ini agar lebih baik.

8. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara yang telah tulus memberikan pengajaran kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan.

9. Bapak Ishak,SS,M.Hum. selaku Kepala Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia, dan seluruh Staff Pegawai Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia, khususnya Ibu Iriani Ginting, Ibu Lisken dan Nurul Huda , terima

(5)

kasih waktunya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman seperjuangan S1 Ekstensi Perpustakaan Stambuk 2015 Bg Doyok,BgBara,Fahmi,Purnama,Shinta,Rinaldo,Didit,Ariska,Elpin,de-el-el yang tak bisa disebutkan satu-satu yang telah sama-sama berjuang dengan penulis dalam menyelesaikan studi .

11. Buat “Kuding” Hilda Syaf’aini Harefa, Terima kasih atas cintanya, sayangnya, ilfilnya, tawanya, sedihnya, amarahnya, bencinya, dan senangnya selama ini.

12. Serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kesalahn dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.

Medan, April 2017 Penulis

Sutan Muhammad Nur Saleh Hadi NIM : 150723002

(6)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar isi ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Informasi ... 7

2.1.1 Pengertian Informasi ... 7

2.1.2 Manfaat Informasi ... 8

2.2 Pencarian Informasi ... 9

2.2.1 Pengertian Pencarian Informasi ... 9

2.2.2 Karakteristik Pencarian Informasi ... 10

2.2.3 Model Pencarian Informasi ... 13

2.2.4 Proses Pencarian Informai ... 14

2.3 Strategi Pencarian Informasi ... 15

2.3.1 Mengidentifikasi Alat Penelusuran yang Relevan ... 17

2.3.1.1 Mesin Pencari (Search Engine) ... 17

2.3.1.2 Direktori (Directory) ... 18

2.3.2 Menyusun Strategi Penelusuran ... 19

2.3.2.1 Membangun Query... 19

2.3.2.2 Menggunakan Boolean Logic ... 20

2.3.2.3 Model Strategi Penelusuran Web ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 25

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Populasi ... 25

3.4 Sampel ... 25

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.7 Kisi-Kisi Variabel Penelitian ... 28

3.8 Analisis Data... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 30

4.1 Karakteritik Responden ... 30

4.2 Analisis Deskriftif ... 30

(7)

4.2.1 Kemampuan Pencarian Informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana

USM-Indonesia ... 30

4.2.1.1 Kemampuan Memahami Topik Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia ... 31

4.2.1.2 Kemampuan Mengidentifikasi Query Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia ... 34

4.2.1.3 Kemampuan Mengidentifikasi Sinonim dan Istilah Terkait Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia ... 37

4.2.1.4 Kemampuan Membuat Pernyataan Penelusuran Mahasiswa Pasca Sarjana S2 USM-Indonesia ... 39

4.2.1.5 Kemampuan Memulai Pencarian Mahasiswa Pasca Sarjana S2 USM-Indonesia ... 41

4.2.1.6 Kemampuan Mengevaluasi Hasil Pencarian Mahasiswa Pasca Sarjana S2 USM-Indonesia ... 44

4.2.1.7 Kemampuan MenyimpanHasil Pencarian Mahasiswa Pasca Sarjana S2 USM-Indonesia ... 48

4.2.1.8 Kemampuan Mengambil Referensi Mahasiswa Pasca Sarjana S2 USM-Indonesia ... 50

4.3 Rangkuman Analisis Data ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

Daftar Pustaka ... 56

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 58

Lampiran 2 Rekapitulasi Data ... 62

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian... 64

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner... 28 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Semester ... 30 Tabel 4.2 Kemampuan Memahamai Masalah dari Informasi yang Dibutuhkan,

sebelum mencari informasi ... 31 Tabel 4.3 Kegiatan Mengidentifikasi Masalah dari Informasi yang Dibutuhkan,

sebelum mencari informasi ... 32 Tabel 4.4 Kegiatan Menganalisis Informasi yang Dibutuhkan, sebelum mencari

informasi ... 33 Tabel 4.5 Kemampuan Mengidentifikasi Query ... 34 Tabel 4.6 Kemampuan Mengidentifikasi Query dengan Menggunakan Bahasa

Alami dan Bahasa Terkendali... 35 Tabel 4.7 Kemampuan Mengidentifikasi Query dengan Menggunakan

Penyusunan Bahasa Penelusuran ... 36 Tabel 4.8 Kemampuan Menggunakan Sinonim dan Istilah Terkait dalam Mencari

Informasi ... 37 Tabel 4.9 Kemampuan Menggunakan Kedekatan Istilah dalam Penelusuran

Informasi ... 38 Tabel 4.10 Kemampuan Menggunakan Fungsi Operator Boolean ... 39 Tabel 4.11 Kemampuan Menggunakan Stop Word ... 40 Tabel 4.12 Kemampuan Memperhatikan Kualitas Kompetensi Penulis atau

Lembaga ... 41 Tabel 4.13 Kemampuan Memperhatikan Domain Situs di Internet ... 43 Tabel 4.14 Kemampuan Memahami Proses Dalam Mengevaluasi Sebuah

Informasi Yang Telah Ditemukan ... 44 Tabel 4.15 Kemampuan Mengukur Sebuah Dokumen di Web, Baik untuk Disitir

atau Tidak ... 45 Tabel 4.16 Kemampuan Memperhatikan Beberapa Link yang Terhubung dengan

Situs-Situs Lain... 46

(9)

Tabel 4.17 Kemampuan Mengetahui Penilaian Aspek Objektivitas Informasiyang Berbasis Internet ... 47 Tabel 4.18 Kemampuan Mengorganisasikan atau Mengelompokkan Informasi

yang Ditemukan ... 48 Tabel 4.19 Faktor yang Mempengaruhi Menyimpan Hasil Pencarian Informasi .. 49 Tabel 4.20 Kemampuan Mengetahui Sumber Referensi Utama ... 50 Tabel 4.21 Kegiatan yang dilakukan setelah informasi diperoleh ... 51

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kemampuan Pencarian Informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia ... 52

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang, karena informasi sudah menjadi kebutuhan utama setiap individu terutama dalam dunia pendidikan. Salah satunya dalam dunia perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk memperoleh informasi berupa bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan untuk mendukung dan menunjang kegiatan perkuliahan mereka atau dengan kata lain mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri. Ketika mencari informasi yang cepat, tepat dan relevan maka seorang mahasiswa harus memiliki kemampuan dalam memperoleh informasi tersebut.

Semua orang dihadapkan dengan berbagai informasi yang dikemas dalam bentuk yang bisa diakses dengan mudah dan cepat di era globalisasi informasi.

Hal ini menimbulkan ledakan informasi dan disinilah diperlukan kemampuan pencarian informasi oleh mahasiswa agar mampu mengikuti perkembangan informasi, menemukannya dengan efektif dan efisien dan sesuai dengan kebutuhan.

Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi tidak muncul dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk mendapatkan informasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Tingkat kemampuan yang

(12)

berbeda inilah yang menentukan seberapa baik hasil dari analisis informasi yang ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan.

Kemampuan untuk memperoleh, menganalisis, mengolah dan menyajikan informasi merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang tetapi belum tentu semua orang tersebut dikatakan literat terhadap informasi. Seseorang dikatakan literat terhadap informasi apabila dia tahu memenuhi kebutuhan informasinya, mendapatkan informasi yang tepat sesuai kebutuhannya dan mampu menyajikan kepada orang lain. Aktifitas-aktifitas ini didukung oleh kemampuan mencari informasi dengan menggunakan teknologi informasi.

Untuk melakukan penelusuran yang efektif diperlukan bahasa yang digunakan untuk membuat kata kunci penelusuran. Penelusuran informasi tidak akan berjalan tanpa adanya bahasa atau kosakata penelusuran. Bahasa atau kosakata penelusuran berfungsi sebagai alat atau instrument untuk memerintahkan sistem temu kembali informasi, menemukan dokumen sesuai dengan yang dibutuhkan.

Sistem temu kembali informasi dapat dilakukan dengan perhitungan terhadap nilai perolehan (recall) dan nilai ketepatan (precision). Semakin tinggi nilai ketepatan suatu penelusuran maka semakin efektif penelusuran yang dilakukan. Suatu system temu kembali informasi dinyatakan efektif apabila hasil penelusuran mampu menunjukkan ketepatan (precision) yang tinggi sekalipun perolehannya rendah. Disinilah dibutuhkan kemampuan penelusuran.

(13)

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan pusat sumber informasi yang sering disebut sebagai jantung perguruan tinggi. Perumpamaan sebagai sebuah jantung bagi instansi pendidikan tinggi (perguruan tinggi) bahwa keberadaan perpustakaan diperlukan dan memiliki peranan penting untuk menunjang tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, pusat penelitian dan informasi, serta pengabdian pada masyarakat.

Sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan berbagai koleksi yang sesuai dengan kebutuhan informasi sivitas akademika yaitu mahasiswa, dosen, karyawan, dan peneliti. Tetapi terkadang pengguna dalam hal ini mahasiswa tidak mampu menemukan sumber informasi yang dibutuhkannya, baik koleksi tercetak maupun digital. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kemampuan dalam melakukan pencarian informasi. Oleh sebab itu, pengguna perpustakaan diharapkan mempunyai keterampilan tersebut agar dapat menggunakan dan memanfaatkan berbagai fasilitas perpustakaan dengan efektif.

Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia (USM-Indonesia) adalah salah satu perpustakaan yang menunjang tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan USM-Indonesia sudah menggunakan layanan OPAC (Online Public Access Catalogue) yang dimanfaatkan secara maksimal. Jumlah koleksi yang tersedia di Perpustakaan USM-Indonesia sebanyak 9.690 judul dan 18.033 eksemplar. Perpustakaan USM-Indonesia juga menyediakan fasilitas Hot Spot/Wifi dengan kecepatan 54.0 Mbps. Serta adanya kegiatan pendidikan

(14)

pemakai (library instruction) yang merupakan salah satu langkah perpustakaan untuk memberikan pelayanan terbaik (kepuasan) bagi para pengguna.

Perpustakaan USM-Indonesia merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang jumlah pengguna potensialnya cukup tinggi. Penggunanya terdiri dari Dosen/Pegawai,Mahasiswa Diploma, Mahasiswa Program Sarjana,Mahasiswa Profesi, serta Mahasiswa Pascasarjana. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti pada Mahasiswa Pascasarjana. Hal ini dikarenakan Program studi pascasarjana adalah program studi yang memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mahasiswa pascasarjana membutuhkan informasi dalam mendukung kegiatan perkuliahannya. Informasi yang dibutuhkan pun memiliki keakuratan dan kerelevanan yang lebih tinggi. Mahasiswa Pascasarjana merupakan salah satu pengguna potensial, ini terlihat dari data pengunjung perpustakaan yang setiap minggunya ± 30 orang pengunjung. Dari data yang diperoleh, USM-Indonesia untuk tahun akademik 2016/2017 mahasiswa Pascasarjana sebanyak 339 orang, dengan rincian angkatan 2015/2016 sebanyak 155 orang dan angkatan 2016/2017 sebanyak 184 orang.

Berdasarkan observasi awal, kenyataan yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa masih ada pengguna yang ragu menelusur bahan pustaka melalui katalog perpustakaan (OPAC) dan lebih memilih unuk mengakses langsung bahan pustaka pada rak buku, hal ini mengindikasi bahwa pengguna kurang memahami cara menggunakan fasilitas atapun teknologi yang tersedia di perpustakaan.

(15)

Selain itu, terdapat pula beberapa pengguna yang terlihat lebih senang untuk langsung meminta bantuan kepada pustakawan. Kondisi tersebut diperburuk lagi dengan pengetahuan pengguna yang minim terhadap sumber- sumber informasi elektronik, misalnya ProQuest dan Cengange. Bahkan beberapa mahasiswa tidak mengerti bagaimana cara menelusur informasi dengan menggunakan fasilitas tersebut. Bahkan beberapa mahasiswa tidak mengerti bagaimana cara menelusur informasi pada database jurnal tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah, Peneliti ingin meneliti lebih jauh kemampuan pencarian informasi. Melalui penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Pencarian Informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini bagaimana kemampuan pencarian informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dalam mencari informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia.

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Perpustakaan USM- Indonesia, sebagai salah satu acuan untuk membantu pengguna meningkatkan kemampuan pencarian informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi.

2. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

3. Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan pencarian infomasi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada kemampuan pencarian informasi yang meliputi : strategi pencarian informasi yang terdiri atas (1) memahami topic, (2) mengidentifikasi query dan frasa, (3) mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait, (4) membuat pernyataan penelusuran, (5) memulai pencarian, (6) mengevaluasi hasil pencarian, (7) menyimpan hasil pencarian, (8) mengambil referensi.

(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Informasi

Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari perkembangan informasi karena dengan informasi seseorang dapat mengembangkan pengetahuannya dan mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah informasi mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan yang lain terkadang berlainan maknanya karena mempunyai versi yang berbeda.

2.1.1 Pengertian Informasi

Estabrook yang dikutip oleh Yusuf (2010,1) menyatakan bahwa informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan- putusan yang dibuat.

Davis (1998,28) menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Jogianto (2004,8) menyatakan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya. Sedangkan Kaniki (1992) menyatakan informasi merupakan sesuatu yang mengurangi ketidakpastian.

Selanjutnya Zakiyudin (2012,10) menyatakan bahwa informasi merupakan satu sumber yang sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Informasi adalah data

(18)

yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengmabilan suatu keputusan.

2.1.2 Manfaat Informasi

Informasi sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan maupun bentuknya.

Manfaat informasi bagi setiap orang berbeda-beda. Adapun manfaat dari informasi menurut Sutanta (2003,11) adalah :

1. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa yang terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standard, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan.

Manfaat informasi menurut Septiyantono (2014,7.38) adalah :

1. Mendukung berkembangnya sebuah masyarakat. Mendapatkan dan menyampaikan sebuah informasi menjadi sebuah aktivitas biasa, tetapi

(19)

mengolah dan memanfaatkan informasi menjadi lebih bernilai dan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut yang kemudian menjadikan informasi sebagai bagian penting dalam mewujudkan masyarakat informasi.

2. Informasi sebagai pesan yang memiliki makna fleksibel karena tiap- tiap informasi yang ada akan memiliki bahan,isi,serta makna yang berbeda antara satu dan yang lain, sehingga informasi sebagai suatu entitas berpotensi memberikan pengetahuan baru bagi seseorang apabila tepat sasaran.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa informasi akan memberikan standard, aturan dan keputusan yang lebih tearah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh. Informasi juga dapat mengurangi ketidakpastian dan menambah pengetahuan serta wawasan.

2.2 Pencarian Informasi

Adanya kebutuhan informasi yang harus dipenuhi, maka seseorang mencari informasi. Perilaku tersebut ditunjukkan dalam bentuk keterampilan yang dapat diamati atau tidak dan merupakan salah satu bagian dari perwujudan dari sikap. Perilaku pencarian informasi dapat dilihat dari hubungan dengan sumber- sumber informasi baik secara langsung (sendiri) maupun tidak langsung (perantara).

2.2.1 Pengertian Pencarian Informasi

Menurut Krikelas (1983,5) pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukkan perilaku pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai ketika seseorang merasa bahwa ada pengetahuan yang

(20)

dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi.

Sedangkan menurut Pannen (1990), pencarian informasi adalah keadaan ketika orang bergerak melewati ruang dan waktu dan menentukan dirinya pada suatu keadaan dimana dia harus menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk terus bergerak.

Menurut Wilson (2000,49) perilaku pencarian informasi adalah :

Information searching behavior is the micro-level of behavior employed by the searcher in interacting with information system, whether at the level of human computer interaction (for example, use the mouse and clicks on links) or at the intellectual level (for example, adopting a Boolean search strategy or determining the criteria for deciding which of two books selected from adjacent places on a library shelf is most useful), which will also involve mental acts,such as judjing the relevance of data or information retrieved.

Pendapat di atas dinyatakan bahwa pencarian informasi adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi, yang sesuai dengan kebutuhan individu dengan menggunakan informasi manual seperti buku atau dengan menggunakan internet.

2.2.2 Karakteristik Pencarian Informasi

Karakteristik pencarian informasi menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2014,89) menyatakan bahwa penelusuran informasi memiliki sebelas karakateristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut.

Berikut uraian singkat dari kesebelas karakteristik pencarian informasi tersebut : 1. Pokok masalah (Subject), subjek yang terkandung dalam satu informasi

merupakan karakteristik kebutuhan informasi yang paling jelas dan segera terlihat. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan dalam menguraikan pokok masalah, yaitu : (1) berapa banyak pokok masalah yang terkandung

(21)

dalam suatu informasi, (2) seberapa jauh kedalaman pokok masalah itu, dan (3) apakah terdapat masalah dalam menentukan subjek yang lebih rinci.

2. Fungsi (function), setiap pemakai informasi memiliki fungsi yang berbeda- beda dalam memanfaatkan informasi, tergantung pada kegiatan dan hasil kegiatan pemakai informasi. Pada dasarnya pemakai membutuhkan informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok, yaitu (1) fungsi temuan (fact-finding), (2) fungsi aktualisasi informasi (current awareness), (3) fungsi penelitian (research), (4) fungsi penyegaran (briefing), dan (5) fungsi pendorong (stimulus).

3. Sifat (Nature), sifat informasi merujuk pada cirri esensial yang ada pada suatu informasi, yaitu apakah informasi itu memiliki salah satu sifat berikut, seperti berubah pada periode tertentu, atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.

4. Tingkat Intelektual (Intellectual Level), informasi baru dapat dipahami secara efektif oleh pemakai bila memiliki prasyarat keluasan pengetahuan minimum atau tingkat kecerdasan tertentu. Sehingga dalam konsep kebutuhan informasi terkandung karakteristik yang berkaitan dengna tingkat intelektual.

5. Titik Pandang (View Point), informasi dalam ilmu social sering dituangkan dengan titik pandang atau pendekatan tertentu. Untuk memudahkan titik pandang tersebut maka dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran, orientasi politik, pendekatan positif-negatif, dan orientasi disiplin ilmu.

6. Kuantitas (Quantity), pemakai informasi membutuhkan jumlah atau kuantitas yang berbeda-beda dalam memenuhi keperluan tugas pekerjaan atau dalam memecahkan suatu permasalahan. Jumlah informasi yang dibutuhkan dibutuhkan sangat tergantung pada sifat individu pemakai, artinya setiap pemakai dianggap mampu menentukan batasan kebutuhan informasi masing-masing.

7. Kualitas (Quality), kualitas kebutuhan informasi sangat tergantung pada sifat individu pemakai informasi. Sehingga keputusan penggunaan informasi berdasarkan pada kualitas ini bersifat pribadi. Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap pemakai informasi.

8. Batas waktu informasi (Date), untuk memahami kebutuhan informasi pemakai berdasarkan karakteristik batas waktu informasi, ada dua pertanyaan yang harus diajukan. Pertanyaan tersebut adalah (1) seberapa lama informasi masa lampau yang diperlukan?, (2) seberapa baru informasi yang diperoleh?. Pertimbangan utama yang menentukan ialah berapa lama umur informasi dalam simpanan berkas yang ada. Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi yang berbeda-beda.

9. Kecepatan Pengiriman (Speed of Delivery), informasi diupayakan secepatnya sampai pada pemakai, dan diharapkan tidak terhenti dalam masa transit atau penyebarannya, sehingga aktualisasi informasi dapat

(22)

dijaga. Hal ini berarti informasi jangan sampai tidak up-to-date kemanfaatannya.

10. Tempat Asal Publikasi (Place), bagi pemakai informasi, tempat asal publikasi bias menjadi masalah. Masalah tersebut berhubungan dengan tiga hal utama, yaitu (1) pokok masalah dalam informasi, (2) posisi pengguna, dan (3) kelancaran bahasa.

11. Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packinging), pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian informasi dari pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi.

Menurut Leckie, dkk yang dikutip Ishak (2014,89) menyatakan bahwa pencarian informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhaj informasi yaitu :

1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan atau usia.

2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal dan eksternal.

3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu terulang atau baru.

4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga.

5. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya.

6. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan.

Dari uraian di atas dinyatakan bahwa karakteristik pencarian informasi terdiri dari pokok masalah, fungsi, sifat, tingkat intelektual, titik pandang, kuantitas, kualitas, batas waktu informasi, kecepatan pengiriman, tempat asal publikasi, pemrosesan dan pengemasan, demografis seseorang, konteks, frekuensi, kemungkinan, kepentingan, dan kerumitan.

(23)

2.2.3 Model Pencarian Informasi

Dari beberapa model pencarian informasi, satu di antaranya adalah model pencarian menurut Kuhlthau yang dikutip oleh Septiyantono (2014,7.12) dibagi menjadi enam tahap yaitu :

1. Tahap inisiasi, tahap ini muncul ketika seseorang pertama kali menyadari adanya kebutuhan terhadap informasi tertentu. Tahap inisiasi ditandai oleh perasaan tidak yakin dan tidak pasti, yang mengakibatkan dilakukannya upaya-upaya mengaitkan situasi yang dihadapai dengan simpanan pengalaman yang dimilikinya dari masa yang berhubungan dengan pencarian informasi.

2. Tahap seleksi, pada tahap ini, pencari informasi mulai merasa optimis karena informasiyang dikumpulkan dapat memenuhi kebutuhannya.

Pola piker mereka mulai diarahkan pada upaya mempertimbangkan informasi yang telah ditemukan dengan berbagai kriteria, seperti kepentingan informasi yang tersedia, dan waktu yang tersedia. Pada tahap ini, seseorang mulai berdiskusi dengan teman-temannya dan mulai melakukan pemilihan informasi secara lebih sistematis.

3. Tahap eksplorasi, tahap mengatasi masalah keragu-raguan atau kebingungan yang disebabkan oleh perbenturan antarkonsep yang ada dalam struktur kognisinya dengan dengan kenyataan informasi yang didapat. Kebingungan ini terjadi biasanya setelah seseorang menyelesaikan tahap seleksi yang sudah dijelaskan di atas. Untuk mengatasi masalah tersebut, pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya-upaya menemukan titik orientasi yang dapat membantu menemukan sisi pandang yang sesuai dengan kepentingan.

4. Tahap formulasi, tahap ini merupakan penentuan karena perasaan tidak pasti mulai terkikis dan rasa percaya diri mulai tumbuh. Pola pikir mereka sudah terfokus untuk memilih ide-ide dari informasi yang dikumpulkan dan untuk membentuk perspektif tentang topik yang sedang ditekuninya. Apabila tahap ini sudah terlampaui, hal ini akan berlanjut pada tahap interaksi.

5. Tahap interaksi, pada tahap ini terjadi suatu “interaksi antar pemakai dan sistem informasi yang paling insentif serta efisien”. Dalam tahap ini, pola pikir mereka dikonsentrasikan pada upaya memperjelas, memperluas, dan mengumpulkan informasi tentang topik yang digelutinya. Mereka mulai mencatat segala informasi yang dianggap relevan dengan bidangnya.

6. Tahap presentasi, tahap ini merupakan tahap puncak dari pencarian informasi yang akan berakhir dengan dua kemungkinan : merasa puas atau sebaliknya. Apapun yang terjadi, seseorang dalam tahap ini telah berani dan merasa siap untuk menyajikan pendapat sendiri dalam

(24)

bentuk karya tulis. Pola pikir yang dihasilkan merupakan sintesis dari berbagai sumber informasi dan juga mulai melibatkan egonya yang berupa pendapat pribadi berdasarkan pijakan informasinya sebelumnya.

Sedangkan menurut Wilson yang dikutip Septiyantono (2014,7.20) model perilaku pencarian informasi dibagi berdasarkan dua proposisi yaitu :

1. Kebutuhan informasi bukan kebutuhan utama atau primer, tetapi merupakan kebutuhan sekunder yang timbul karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

2. Dalam usahanya menemukan informasi menghadapai kendala (barriers) sebagai variable perantara (intervening variable), kendala tersebut kemungkinan akan memengaruhi perilakunya.

Berdasarkan uraian dapat diketahui model pencarian informasi menurut Khultau yaitu inisiasi, seleksi,eksplorasi,formulasi,interaksi dan presentasi.

Sedangkan menurut Wilson, kebutuhan informasi merupakan kebutuhan sekunder yang timbu karena keinginan serta dalam menemukan informasi ditemukan ada kendala dan perantara.

2.2.4 Proses Pencarian Informasi

Pencarian informasi, membutuhkan beberapa tahapan atau proses dalam melakukannya. Proses pencarian informasi menurut Ellis (1993) melalui beberapa tahap yaitu :

1. Starting : individu mulai mencari informasi misalnya bertanya pada seseorang yang ahli di salah satu bidang keilmuan yang diminati oleh individu tersebut.

2. Chaining : menulis hal-hal yang dianggap penting dalam sebuah catatan kecil. Suatu cetak biru sebuah tulisan tertentu.

3. Browsing : suatu kegiatan mencari informasi yang terstruktur atau semi terstruktur.

4. Differentiating : pembagian atau reduksi data atau pemilihan data, mana yang akan digunakan dan mana yang tidak perlu.

(25)

5. Monitoring : selalu memantau atau mencari berita-berita/informasi- informasi yang terbaru (up-to-date).

6. Extracting : mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu. Misalnya, mengambil salah satu file dari sebuah world wide web (www) dalam dunia internet.

7. Tahap verifying artinya mengecek ukuran dari data yang telah diambil.

8. Tahap ending artinya akhir dari pencarian.

Menurut Foster (2005,6) proses pencarian informasi ke dalam tiga proses yaitu :

1. Opening, diidentifikasi sebagai kesesuaian proses “start” dari orientasi mencari,menelusur, dan menemukan informasi.

2. Orientasi, ialah “bagaimana selanjutnya”. Artinya, aktivitas dan strategi yang di dapat pada tahap opening kemudian menghasilakn proses orientasi.

3. Consolidation, dapat dikatakan sebagai langkah pertama dalam proses pencarian informasi.

Dari uraian di atas dapat diketahui proses pencarian informasi terdiri dari tahap starting, channing, browsing, differenting, monitoring, extracting, verifying, serta ending.

2.3 Strategi Pencarian Informasi

Pemenuhan kebutuhan informasi yang tepat dan akurat memerlukan sebuah strategi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Menurut Nicholson (2000,724) menjelaskan proses pencarian informasi yang efisien terdiri atas :

1. Memahami topik, pastikan topik yang dipilih benar-benar dipahami sebelum menemukan informasi untuk topic yang dibutuhkan.

2. Mengidentifikasi query dan frasa, untuk menentukan kata kunci dan frase dari topic yang telah dipahami. Query adalah istilah pencarian awal untuk mencari informasi. Jika Query yang dibuat benar maka informasi yang diperoleh benar, sebaliknya jika query yang dibuat salah, maka informasi yang diperoleh salah.

(26)

3. Mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait, mengidentifikasi konsep-konsep utama adalah awal yang baik. Tidak ada jaminan bahwa database bisa mengidentifikasi query yang akan ditelesuri.

Untuk memastikannya harus menemukan informasi tentang topik tersebut dengan mengidentifikasi banyaknya kata atau frase yang mungkin digunakan dalam penelusuran.

- Broader Terms (istilah luas) yang akan membantu dalam menemukan informasi yang lebih umum.

- Narrower Terms (istilah sempit) yang akan membantu dalam menemukan informasi yang lebih spesifik.

- Synonym or Related Terms (istilah yang terkait) untuk memastikan agar tidak kehilangan apapun informasi dengan mengabaikan query yang terkait yang sama.

4. Membuat pernyataan penelusuran, yaitu :

- Pemotongan dan wildcards yaitu mencari query yang sama namun artinya berbeda, biasanya menggunakan symbol bintang (*) misalnya : untuk pencarian *comput, termasuk compute,computable,computer,computers,computing,computation.

- Boolean logic yaitu merumuskan query dengan beberapa istilah dapat menggunakan operator Boolean yang terdiri dari And, Or dan Not. And (digunakan untuk mempersempit hasil pencarian dan spesifik), Or (digunakan dalam laporan pencarian untuk memperluas pengambilan termasuk sinonim dan istilahyang terkait), dan Not (digunakan untuk mengecualikan catatan yang tidak diinginkan dari hasil pencarian karena berguna untuk membedakan kata kunci yang sama).

- Prhase searching yaitu mencari frase yang tepat dengan menentukan kalimat sendiri biasanya dilambnagkan dengan tanda kutip (“).

- Stop words adalah kata yang tidak bisa diindeks. Search engine tidak dapat menyimpan kata-kata yang sangat umum, misalnya pada, dengan,di,dan lain-lain.

5. Memulai pencarian, berbagai cara untuk mencari informasi tentang topik tersebut. Harus memperhatikan tempat penerbitnya, siapa pengarangnya, berkaitan dengan topic, dan isinya.

6. Mengevaluasi hasil pencarian, mengevaluasi hasil pencarian terhadap dokumen/artikel, batasi pencarian dengan menentukan : nama penulis,judul, abstrak, volume, isi, nama jurnal, kata kunci, teks penuh, jenis dokumen, dan waktunya.

7. Menyimpan hasil pencarian, penyimpanan hasil pencarian ada dua manfaatnya, yaitu : dapat dilihat kembali jika suatu diperlukan dan hasil artikel tersebut dapat disimpan dalam email dan dapat dipublikasikan.

8. Mengambil referensi, membuat catatan referensi terhadap hasil seluruh dokumen yang didapat. Ada beberapa sumber menawarkan fasilitas download dengan menyediakan file berbagai software yang digunakan.

(27)

Purwono (2008,10) menambahkan ada lima hal sebab diperlukannya strategi pencarian informasi melalui internet, yaitu :

1. Karena informasi yang tersedia sangat banyak dan luas.

2. Untuk memperoleh informasi yang relevan.

3. Untuk menghemat waktu pencarian.

4. Untuk mempermudah pencarian informasi.

5. Untuk mendapatkan informasi lain yang berkaitan.

Berikut ini beberapa strategi yang perlu diketahui dan dipraktekkan dalam menelusuri informasi melalui internet :

2.3.1 Mengidentifikasi Alat Penelusuran yang Relevan

Untuk mendapatkan sumber informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, diperlukan alat atau sarana penelusuran. Alat penelusuran ini juga tersedia di internet. Alat tersebut di antaranya adalah : mesin pencari (search engine), meta mesin pencari (meta search engine), direktori (directory), dan pangkalan data (online database). Milis juga dapat menjadi alat penelusuran, karena melalui milis suatu bidang, seseorang dapat menemukan orang atau informasi yang diperlukan (Ai Lien et al., 2010,40).

2.3.1.1 Mesin Pencari (search engine)

Menurut Odlis (2010), mesin pencari (search engine) merupakan software komputer yang dirancang untuk membantu pengguna menemukan informasi yang tersedia di situs-situs internet dengan memilih kategori subjek yang disusun secara hirarki atau dengan mengetikkan kata kunci atau frasa yang sesuai.

(28)

Tersedia beragam mesin pencari di internet, misalnya Google (www.google.com), Google Cendekia (www.scholar.google.co.id), AOL Anywhere (www.aol.com), Yahoo! (www.yahoo.com), Ask (www.ask.com), Bing (www.bing.com), Duckduckgo (www.duckduckgo.com), Hakia (www.hakia.com), Excite (www.excite.com), Altavista (www.altavista.com), Lycos (www.lycos.com), Alltheweb (www.alltheweb.com), dan sebagainya (Proyodiwiryo, 2008:8).

Salah satu mesin pencari yang sering dan umumnya digunakan adalah Google. Google merupakan sebuah mesin pencari terandal dalam ranah mesin pencari di dunia maya. Sebagai mesin pencari, Google mampu menemukan beragam informasi yang ada dalam ratusan ribu bahkan jutaan website hanya dengan kata kunci saja (Enterprise, 2009,1). Meskipun Google paling sering digunakan, bukan berarti search engine yang lain tidak kalah bagusnya karena masing-masing search engine memiliki kelebihan masing-masing.

2.3.1.2 Direktori (directory)

Menurut Proboyekti (2010,3), direktori (directory) merupakan mesin pencari yang mengelompokkan website dalam hirarki dan direktori berdasarkan subjek atau topik tertentu. Beberapa subjek yang tersedia misalnya : education, art and humanities, health, government, dan sebagainya. Beberapa contoh direktori adalah Google Directory (www.google.com/dirhp), Yahoo!Directory (www.dir.yahoo.com), About (www.about.com), Infomine (www.infomine.ucr.edu).

(29)

2.3.2 Menyusun Strategi Penelusuran

Strategi penelusuran adalah penelusuran yang dilakukan secara sistematis, yang meliputi cara-cara menggunakan kata kunci, frasa, subjek dokumen, menggunakan logika Boolean, serta fasilitas-fasilitas penelusuran lain yang tersedia pada masing-masing search engine. Dengan strategi penelusuran ini diharapkan penelusur (user) bisa menemukan dokumen atau informasi yang diperlukan secara cepat, tepat, dan relevan (Proyodiwiryo, 2008,2).

Ada beberapa strategi dalam menelusuri informasi di internet dengan menggunakan mesin pencari. Strategi ini bisa digunakan di beberapa mesin pencari dengan mempertimbangkan struktur database sumber informasi yang bersangkutan (Ai Lien et.al, 2010,41).

2.3.2.1 Membangun Query

Query adalah pertanyaan atau permintaan informasi tertentu dari sebuah basisdata yang ditulis dalam format tertentu. Pengguna mencari informasi dari dan dalam basisdata dan/atau ke situs Web di internet adalah dengan merumuskan query. Relevan tidaknya dokumen yang diperoleh dari penelusuran ditentukan oleh rumusan query yang dibuat.

Query dapat berupa istilah tunggal misalnya Management, Law, Library, dan lain-lain. Dan juga berupa frasa misalnya Management Bussiness, Criminal Law, Social Antropology, dan lain sebagainya. Istilah yang digunakan untuk penelusuran informasi dapat diformulasikan dengan menggunakan sejumlah operator misalnya Boolean Logic.

(30)

Untuk membangun query, sarana pengindeksan subjek dapat dimanfaatkan, misalnya menggunakan Library of Conggress Subject Heading (LCSH), Medical Subject Headings (MeSH) atau Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional Indonesia. Sarana ini sangat membantu dalam membangun query terutama untuk :

1. Memperluas istilah yang akan dipilih sebagai query apabila istilah yang dipilih sebelumnya terlalu sempit dan tidak menemukan hasil.

Istilah dalam daftar subjek disebut Broader Term (BT).

2. Mempersempit istilah yang akan dipillih sebagai query apabila istilah sebelumnya terlalu luas dan tidak menemukan hasil. Istilah dalam daftar subjek disebut Narrow Term (NT).

3. Mencari istilah yang sama atau sinonim, gunanya untuk mempertajam hasil penelusuran. Istilah dalam daftar subjek disebut Synonim (SN).

2.3.2.2 Menggunakan Boolean Logic

Boolean adalah tipe data atau variable dalam bahasa pemrograman yang menghasilkan nilai benar atau salah (True/False). Boolean query formulation atau lebih dikenal dengan operator Boolean Logic merupakan hubungan dari istilah- istilah yang ditelusur. Boolean logic terdiri dari tiga operator logis, yaitu AND, OR, dan NOT. Menurut Hasugian (2006,4) operator Boolean berperan sebagai pembentuk konsep dari apa yang hendak ditanyakan oleh pemakai terhadap system temu kembali informasi.

(31)

Penjelasan mengenai operator Boolean Logic :

1. Boolean Logic : AND (*), mencari informasi yang mengandung kata yang dicari, bisa menggunakan salah satu dari kedua kata. Contoh : Politics and Fiscal (Politics*Fiscal).

2. Boolean Logic : OR (+), mencari informasi yang mengandung salah satu dari kedua kata. Contoh : Politics or Fiscal (Politics+Fiscal).

(32)

3. Boolean Logic : NOT(^), hasil pencarian mengandung kata yang dicari tapi tidak menggunakan salah satu dari keduanya. Contoh : Politics not Fiscal (Politics^Fiscal).

Dari uraian di atas dapat diketahui operator Boolean digunakan untuk memfokuskan hasil penelusuran. Pengetahuan serta ketrampilan dalam menggunakan operator Boolean akan sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan hasil penelusuran yang kita lakukan.

2.3.2.3 Model Strategi Penelusuran Web

Dalam melakukan penelusuran bisanya kita mengikuti empat model atau gaya penelusuran yaitu: briefsearch, Building Block, Successive fraction dan Citation Pearl Growing.

1. Briefsearch

Model penelusuran ini adalah model yang paling sederhana yaitu hanya dengan sekali penelusuran saja kita sudah mendapatkan hasil temuan yang memuaskan. Misalnya saja dengan satu kata kunci atau dua kata kunci dengan boolean operator maka penelusuran sudah dapat diakhiri dengan hasil yang memuaskan. Formula model ini adalah sebagai berikut:

(33)

Kata kunci A AND katakunci B = hasil temuan 2. Building Block

Model penelusuran ini dimulai dengan mencari kata kunci demi kata kunci. Kemudian kita menggabung hasil-hasil penelusuran yang sudah kita dapatkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan kita. Formula model ini adalah seperti berikut:

Katakunci A set # 1 (hasil besar) Katakunci B set # 2 (hasil besar)

Set # 1 OR set # 2 atau Katakunci A OR katakunci B set # 3 (hasil besar) Katakunci D OR katakunci E set # 4 (hasil besar)

Katakunci F OR katakunci G set # 5 (hasil besar) Set # 3 AND set # 4 AND set # 5 = hasil temuan

3. Successive fraction

Model ini dimulai dengan satu atau dua kata kunci dengan hasil temuan yang sangat besar. Kemudian dengan menggunakan operator AND secara terus menerus kita memperkecil hasil temuan kita sampai pada batas yang memuaskan kita. Formula model ini adalah:

Katakunci A AND katakunci B set # 1 (hasil besar) Set # 1 AND katakunci C set # 2 (hasil lebih kecil) set # 2 AND katakunci D set # 3 (hasil lebih kecil lagi) Set # 3 NOT katakunci E = hasil temuan

(34)

4. Citation Pearl Growing

Model ini dimulai dengan satu kata kunci dengan satu temuan yang sangat kecil. Kemudian secara berturut-turut temuan ini diperbesar dengan menambah kata kunci dan menggunakan operator Boolean OR. Formula model ini adalah:

Katakunci A sebagai titik awal penelusuran

Kata kunci B OR katakunci C AND katakunci D = temuan

(kata kunci B, C dan D adalah kata kunci yang berasal dari display temuan kata kunci A).(Ishak, 2014,73)

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Sugiyono (2010,29) menjelaskan metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya yang berlaku untuk umum.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang beralamat di Jalan Kapten Muslim No. 79 Medan.

3.3 Populasi

Populasi adalah jumlah yang ada pada objek/subyek yang akan dipelajari.

Menurut Sugiyono (2010,6) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia berjumlah 339 orang.

3.4 Sampel

Sampel adalah sebagian data populasi. Menurut Sugiyono (2010,62) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah:

(36)

n = 15% x N keterangan :

n = besar sampel N = besar populasi

Rumus tersebut berdasarkan pernyataan jika subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sedangkan jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% (Arikunto, 2002).

Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus tersebut adalah : n = 15% x 339

n = 0,15 x 339

n = 50, 85 (dibulatkan 51)

Diperoleh sampel sebanyak 51 responden. Teknik pengambilan sampel peneliti menggunakan metode sampling dilakukan melalui accidental sampling, yaitu responden adalah para pengguna perpustakaan yang kebetulan ditemui oleh peneliti di lokasi penelitian dan bersedia untuk mengisi kuesioner. Dengan demikian, siapa saja yang sedang berkunjung di Perpustakaan USM- Indonesia dan secara kebetulan bertemu dengan peneliti, akan dijadikan sebagai responden.

(37)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Kuesioner, adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.(Arikunto,2010,194). Peneliti mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden yakni Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia .

2. Studi Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data melalui berbagai bahan pustka yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data dapat diperoleh dari buku, jurnal, artikel lepas atau dari internet.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah :

1. Data primer : data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primernya adalah kuesioner yang langsung diberikan kepada responden.

2. Data sekunder: data yang diperoleh dan bersumber dari buku, jurnal, majalah dan laporan penelitian dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

(38)

3.7 Kisi-Kisi Variabel Penelitian

Kuesioner adalah pertanyaan penelitian yang diberikan kepada responden.

Menurut Arikunto (2010,194) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan akan dijawab oleh responden dengan jawaban pilihan yang disediakan, untuk memudahkan penyusunan kuesioner terlebih dahulu menetapkan kisi-kisi kuesioner. Kisi-kisi kuesioner dalam penelitian ini menggunakan teori Nicholson tentang proses pencarian informasi yang efisien.

Table 3.1 : Kisi- Kisi Kuesioner

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Item Kemampuan

pencarian informasi

1. Memahami topik 1,2,3 3

2. Mengidentifikasi query 4,5,6 3 3. Mengidentifikasi sinonim dan

istilah terkait 7,8 2

4. Membuat pernyataan

penelusuran 9,10 2

5. Memulai pencarian 11,12 2

6. Mengevaluasi hasil pencarian 13,14,15,16 4 7. Menyimpan hasil pencarian 17,18 2

8. Mengambil referensi 19,20 2

Total 20

3.8 Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penyebaran kuesioner kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data yang diperoleh diambil dengan menyusun ke dalam tabel, kemudian dihitung persentasenya. Persentasenya dihitung dengan menggunakan tafsiran data dengan perhitungan rumus. Setelah data dipersentasekan kemudian dikelompokkan.

(39)

Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, peneliti menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

P = x 100%

Keterangan : P = persentase

F = jumlah jawaban responden

n = jumlah responden (Hadi,2001,421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang dibuat dari tabel tabulasi data, maka penulis menggunakan penafsiran sebagai berikut:

100 % seluruhnya 76 - 99 % sebagian besar

51 – 75 % lebih dari setengahnya 50 % setengahnya

26 – 49 % kurang dari setengahnya 1 % sebagian kecil

0 % tidak seorang pun (Effendi & Tukiran, 2012, 304)

(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden didalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Semester No. Program Studi Semester

Jumlah Persentase (%)

1 S2 Pasca Sarjana Ilmu

Kesehatan Masyarakat

II 35 68,62%

IV 16 31,38%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui dari keseluruhan responden yaitu Mahasiswa S2 Pascasarjan USM-Indonesia yang berjumlah 51 responden adalah terdiri dari semester II (dua) berjumlah 35 orang (68,62%), semester IV (empat) berjumlah 16 orang (31,38%).

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara utuh. Analisis deskriptif yang meliputi beberapa hal yaitu : (1) Distribusi frekuensi, (2) Pengukuran Tendedsi Sentral, dan (3) Pengukuran variabelitas.

(41)

4.2.1 Kemampuan Pencarian Informasi Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pencarian informasi mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia. Untuk mengetahui atau mengukur kemampuan pencarian informasi bagi setiap mahasiswa, maka dibutuhkan indikator. Penelitian ini menggunakan indikator berdasarkan teori Nicholson tentang proses pencarian informasi yang efisien.

4.2.1.1 Kemampuan Memahami Topik Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia

Langkah awal dalam pencarian informasi adalah memahami topik dari informasi yang akan di cari. Tingkat memahami topik mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia dapat dilihat dalam pernyataan kuesioner nomor 1 – 3.

Tabel 4.2 : Kemampuan memahami masalah dari informasi yang dibutuhkan, sebelum mencari informasi

Nomor

Pertanyaan 1 Kategori Jawaban F Persentase

Sebelum mencari informasi, apakah Anda memahami masalah dari informasi yang Anda butuhkan?

A. Sangat memahami 10 19,6%

B. Memahami 37 72,5%

C. Kurang memahami 3 5,9%

D. Tidak memahami 1 2,0%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden (19,6%) sangat memahami masalah dari informasi yang mereka butuhkan,

(42)

sebanyak 37 responden (72,5%) memahami masalah dari informasi yang mereka butuhkan, sebanyak 3 responden (5,9%) kurang memahami masalah dari informasi yang mereka butuhkan, dan sebanyak 1 responden (2,0%) tidak memahami masalah dari informasi yang mereka butuhkan.

Data ini menunjukkan sebagian besar (92,1%) mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia memahami masalah dari informasi yang dibutuhkan, sebelum mencari informasi. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia mendapat informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

Tabel 4.3 : Kegiatan mengidentifikasi masalah dari informasi yang dibutuhkan, sebelum mencari informasi

Nomor

Pertanyaan 2 Kategori Jawaban F Persentase

Sebelum mencari informasi, hal yang pertama Anda lakukan adalah?

A.Mengidentifikasi masalah dari

informasi yang dibutuhkan 31 60,8%

B. Meminta bantuan kepada pihak lain 1 2,0%

C. Langsung melakukan penelusuran 19 37,3%

D. Tidak melakukan apapun hingga ada

yang membantu 0 0,0%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden (60,8%) mengidentifikasi masalah dari informasi yang dibutuhkan, sebanyak 1 responden (2,0%) meminta bantuan kepada pihak lain, sebanyak 19 responden (37,3%) langsung melakukan penelusuran, dan sebanyak 0 responden (0,0%) tidak melakukan apapun hingga ada yang membantu.

(43)

Data ini menunjukkan lebih dari setengahnya (60,8%) mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia melakukan pengidentifikasian masalah dari informasi yang dibutuhkan, sebelum mencari informasi. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia mendapat informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

Tabel 4.4 : Kegiatan menganalisis informasi yang dibutuhkan, sebelum mencari informasi

Nomor

Pertanyaan 3 Kategori Jawaban F Persentase

Selain melakukan pengidentifikasian masalah dan perumusan masalah, hal apalagi yang perlu dilakukan

sebelum mencari informasi?

A. Mengakses informasi yang

dibutuhkan 16 31,4%

B. Melakukan analisis terhadap konsep

pencarian informasi 23 45,1%

C. Melakukan pengorganisasian terhadap

informasi yang dicari 3 5,9%

D. Menyeleksi informasi yang akan

dicari 9 17,6%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 16 responden (31,4%) mengakses informasi yang dibutuhkan, sebanyak 23 responden (45,1%) melakukan analisis terhadap konsep pencarian informasi , sebanyak 3 responden (5,9%) melakukan pengorganisasian terhadap informasi yang dicari, dan sebanyak 9 responden (17,6%) menyeleksi informasi yang akan dicari.

Data ini menunjukkan kurang dari setengahnya (45,1%) mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia melakukan analisis terhadap konsep pencarian

(44)

informasi. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia mendapat informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

4.2.1.2 Kemampuan Mengidentifikasi Query Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia

Sebelum melakukan pencarian informasi langkah selanjutnya yang dilakukan mahasiswa adalah membuat istilah query sesuai dengan kebutuhan informasi. Untuk mengetahui apakah seorang mahasiswa menentukan kata kunci sebelum mencari informasi terlihat pada pernyataan kuesioner nomor 4,5, dan 6.

Tabel 4.5 : Kemampuan mengidentifikasi query Nomor

Pertanyaan 4 Kategori Jawaban F Persentase

Sebelum Anda mencari

informasi, apakah Anda membuat istilah kata kunci sesuai dengan kebutuhan informasi yang Anda butuhkan?

A. Selalu merumuskan kata kunci 19 37,3%

B. Kadang-kadang merumuskan kata

kunci 24 47,1%

C. Jarang merumuskan kata kunci 6 11,8%

D. Tidak pernah merumuskan kata kunci 2 3,9%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden (37,3%) selalu merumuskan kata kunci, sebanyak 24 responden (47,1%) kadang- kadang merumuskan kata kunci, sebanyak 6 responden (11,8%) jarang merumuskan kata kunci, dan sebanyak 2 responden (3,9%) tidak pernah merumuskan kata kunci.

(45)

Data ini menunjukkan sebagian besar (84,4%) mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia merumuskan kata kunci sebelum melakukan pencarian informasi. Mengidentifikasi kata kunci menjadi sangat penting untuk memperoleh hasil yang relevan yang sesuai dengan informasi yang kita butuhkan.

Tabel 4.6 : Kemampuan mengidentifikasi query dengan menggunakan bahasa alami dan bahasa terkendali

Nomor

Pertanyaan 5 Kategori Jawaban F Persentase

Dalam pencarian informasi ada istilah

penggunaan bahasa alami dan bahasa terkendali, diantara keduanya yang manakah Anda gunakan dalam pencarian informasi?

A. Menggunakan bahasa alami 30 58,8%

B. Menggunakan bahasa terkendali 9 17,6%

C. Menggunakan kedua-duanya 12 23,5%

D. Tidak menggunakan kedua-duanya 0 0,0%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden (58,8%) menggunakan bahasa alami, sebanyak 9 responden (17,6%) menggunakan bahasa terkendali, sebanyak 12 responden (23,5%) menggunakan kedua-duanya, dan sebanyak 0 responden (0,0%) tidak menggunakan kedua- duanya.

Data ini menunjukkan lebih dari setengahnya (58,8%) mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia menggunakan bahasa alami. Dalam pencarian informasi, bahasa pencarian informasi yang sering digunakan adalah bahasa alami

(46)

dan kosakata terkendali. Menggunakan bahasa alami memudahkan mahasiswa yang merupakan pencari pemula yang belum mampu menelusur menggunakan bahasa terkendali.

Tabel 4.7 : Kemampuan mengidentifikasi query dengan menggunakan penyusunan bahasa penelusuran

Nomor

Pertanyaan 6 Kategori Jawaban F Persentase

Bahasa atau kosakata

penelusuran pada dasarnya terdapat pada dua bahasa yang sering digunakan dalam penyusunan bahasa penelusuran.

Diantara ini yang manakah bahasa penelusuran tersebut?

A. Bahasa Inggris 10 19,6%

B. Bahasa Indonesia 23 45,1%

C. Bahasa alami dan bahasa terkontrol 14 27,5%

D. Kata kunci dan subjek 4 7,8%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden (19,6%) menggunakan bahasa Inggris, sebanyak 23 responden (45,1%) menggunakan bahasa Indonesia, sebanyak 14 responden (27,5%) menggunakan bahasa alami dan bahasa terkontrol, dan sebanyak 4 responden (7,8%) menggunakan kata kunci dan subjek.

Data ini menunjukkan kurang dari setengahnya (45,1%) mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia menggunakan bahasa Indonesia. Data ini

(47)

menunjukkan mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia belum mampu mengidentifikasi query dengan menggunakan penyusunan bahasa penelusuran.

Dalam suatu system informasi, penyusunan bahasa penelusuran ada dua yaitu bahasa alami dan bahasa terkntrol. Dengan mengetahui komponen dan pemakaian bahasa, pengguna bias mencari informasi yang diperlukan dengan cepat da tepat guna.

4.2.1.3 Kemampuan mengidentifikasi sinonim dan istilah terkait Mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia

Sebelum melakukan pencarian informasi langkah selanjutnya yang dilakukan mahasiswa adalah mengidentifikasi sinonim dan istilah terkait sesuai dengan kebutuhan informasi. Untuk mengetahui apakah seorang mahasiswa mengidentifikasi sinonim dan istilah terkait sebelum mencari informasi terlihat pada pernyataan kuesioner nomor 7 dan 8.

Tabel 4.8 : Kemampuan menggunakan sinonim dan istilah terkait dalam mencari informasi

Nomor

Pertanyaan 7 Kategori Jawaban F Persentase

Apakah Anda menggunakan sinonim dan istilah terkait dalam mencari informasi yang Anda butuhkan?

A. Sering menggunakan sinonim dan

istilah terkait 13 25,5%

B. Pernah menggunakan sinonim dan

istilah terkait 29 56,9%

C. Jarang menggunakan sinonim dan

istilah terkait 8 15,7%

D. Sama sekali tidak menggunakan

sinonim dan istilah terkait 1 2,0%

Jumlah 51 100%

(48)

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebanyak 13 responden (25,5%) sering menggunakan sinonim dan istilah terkait, sebanyak 29 responden (56,9%) pernah menggunakan sinonim dan istilah terkait, sebanyak 8 responden (15,7%) Jarang menggunakan sinonim dan istilah terkait, dan sebanyak 1 responden (2,0%) sama sekali tidak menggunakan sinonim dan istilah terkait.

Data ini menunjukkan sebagian besar (82,4%) mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM-Indonesia menggunakan sinonim dan istilah terkait dalam pencarian informasinya. Dengan demikian diharapkan mahasiswa S2 Pasca Sarjana USM- Indonesia dapat mencari informasi dengan maksimal dan sesuai harapan.

Tabel 4.9 : Kemampuan menggunakan kedekatan istilah dalam penelusuran infomasi

Nomor

Pertanyaan 8 Kategori Jawaban F Persentase

Apakah Anda menggunakan kedekatan istilah dalam

penelusuran informasi?

A. Sering menggunakan kedekatan istilah 13 25,5%

B. Pernah menggunakan kedekatan

istilah 28 54,9%

C. Jarang menggunakan kedekatan istilah 9 17,5%

D. Sama sekali tidak menggunakan

kedekatan istilah 1 2,0%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebanyak 13 responden (25,5%) sering menggunakan kedekatan istilah, sebanyak 28 responden (54,9%) pernah menggunakan kedekatan istilah, sebanyak 9 responden (17,5%) Jarang menggunakan kedekatan istilah, dan sebanyak 1 responden (2,0%) sama sekali tidak menggunakan kedekatan istilah

Referensi

Dokumen terkait

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara”..

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan yaitu Membuat Pembangunan Sistem Informasi Nilai Berbasis SMS Gateway Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan pengalaman kerja dan prestasi akademik pada mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Pertama : Mereka yang namanya tertera pada lampiran Surat Keputusan ini ditetapkan sebagai Mahasiswa Penerima Beasiswa Yayasan Sari Mutiara Medan tahun

Fenomena yang terjadi diketahui bahwa konsumen minuman Coca- Cola semakin lama semakin menurun peminatnya khususnya dikalangan Mahasiswa di Universitas Sari Mutiara

Browsing merupakan tahap kegiatan yang ditandai dengan kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi tersruktur telah mengarah pada bidang yang

Hidayat, Taufik. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi, tesis Jakarta (2012) oleh Sitti Rozinah. Skripsi ini membahas tentang perilaku mahasiswa dalam