• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS WEB SEARCHING SKILLS DALAM PENCARIAN INFORMASI : STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS WEB SEARCHING SKILLS DALAM PENCARIAN INFORMASI : STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS WEB SEARCHING SKILLS DALAM PENCARIAN INFORMASI : STUDI KASUS MAHASISWA

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

HILDA SYAF’AINI HAREFA 150723004

DEPARTEMEN STUDI IMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Harefa, Hilda Syaf’aini.2017.Analisis Web Searching Skills Dalam Pencarian Informasi : Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia.

Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana Web Searching Skills Mahasiswa Universitas Sari Mutiara dalam pencarian informasi yang mereka butuhkan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia, peneliti, dan peneliti selanjutnya.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 3.347 orang.

Penentuan sampel dengan menggunakan rumus slovin, dengan penempatan tingkat kesalahan 10% maka diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan studi kepustakaan.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan bahwa web searching skills dalam pencarian informasi mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia adalah sebagai berikut : 57% lebih dari setengahnya cukup terampil dalam mengidentifikasi kata kunci,sinonim, dan istilah-istilah yang berhubungan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan; 93% sebagian besar belum mampu dalam membangun strategi pencarian menggunakan perintah-perintah yang sesuai untuk sistem temu kembali informasi yang dipilih (seperti operator Boolean, pemenggalan kata, dan berbagi fasilitas yang terdapat dalam search engine;

organisasi internal seperti indeks buku); 62% lebih dari setengah belum mampu dalam mengimplementasi strategi pencarian dalam sistem temu kembali informasi yang bervariasi menggunakan beberapa user interface mesin pencari yang berbeda, dengan bahasa perintah yang berbeda, protokol, dan parameter pencarian; 58% lebih dari setengahnya belum mampu dalam menggunakan system pencarian yang bervariasi untuk menemukan informasi dalam format yang bervariasi.

Kata Kunci : web searching skills, strategi pencarian informasi

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Web Searching Skills Dalam Pencarian Informasi : Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini pertama sekali penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada (Alm).

Ayahanda Syaharwan Harefa dan Ibunda Yuslinar Maru’ao yang selalu memberikan do’a dan kasih sayang yang tak terhingga kepada Penulis. Pa’ Ma’

kalian adalah sumber kekuatan dalam hidupku selama ini. Allah memberikan Ayah dan Ibu terbaik yang pernah ada dalam hidupku. Kuletakkan rasa bangga didalam dadaku. Adik-adikku tercinta Fandy Ahmad Harefa, Farida Ainun Harefa dan Herlina Sari Harefa yang telah memberikan dukungan, motivasi dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan penulis.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, dorongan dari berbagai pihak sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua

(4)

pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis tuturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, Mpd. Selaku Ketua Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Himma Dewiyana,ST,M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ishak,SS,M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dorongan dan motivasi selama Penulis menuntut ilmu di S1 Ekstensi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, MPd. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Jonner Hasugian, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan pertanyaan-pertanyaan serta masukan untuk penulisan skripsi ini agar lebih baik.

7. Ibu Himma Dewiyana,ST,M.Hum. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan pertanyaan-pertanyaan serta masukan untuk penulisan skripsi ini agar lebih baik.

(5)

8. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara yang telah tulus memberikan pengajaran kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan.

9. Seluruh Staff Pegawai Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia, khususnya Ibu Iriani Ginting, Ibu Lisken dan Nurul Huda , terima kasih waktunya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Rekan kerja keluarga besar Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, USM- Indonesia, Ibu Elizabeth Sihaloho,Ibu Setiamenda Ginting,Bu Dini, Pak Hery Enjang, Bg Jerikho, Bg Sandy, Amy, Eva, Yani, yang memberikan support kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

11. Best Friend Forever penulis d’Lamang : Tika, Novia, Uli Elona, dan Rina, Makasih ya para kesayanganku atas supportnya selama ini.

12. Teman-teman seperjuangan S1 Ekstensi Perpustakaan Stambuk 2015 Bg Doyok, Bg Bara,Fahmi,Purnama Butar-butar,de-el-el yang tak bisa disebutkan satu-satu yang telah sama-sama berjuang dengan penulis dalam menyelesaikan studi .

13. Sahabat penulis d’Minang Squad : Didit (Jeddit), Shinta (Si Bunda), Ariska (Upik Banun), Aldo (Si Ayah), Elvin Parker terima kasih atas senyum, tawa, sedih, amarah, tangis, benci dan senang yang telah kalian berikan selama ini. I Love u all guys.

(6)

14. Buat sang Mentor yang cetar membahana Kakak Eka Evriza Tarigan,S.Sos.,M.I.Kom. makasih banyak udah mau jadi mentor dalam pengerjaan skripsi ini.

15. Buat “Indomie Gorengku” Sutan Muhammad Nur Saleh Hadi, Terima kasih atas cintanya, sayangnya, ilfilnya, tawanya, sedihnya, amarahnya, bencinya, dan senangnya selama ini. Aishiteru 

16. Serta semua pihak yang telah membuat warna-warni dalam hidup penulis dan dalam pengerjaan skripsi ini. Menjadi seseorang yang perfect itu sangat tidak mudah dan tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Mungkin lebih baik kalau berusaha menjadi realis dengan tetap berusaha berbuat baik lebih banyak lagi.

Akhir kata penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kesalahn dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.

Medan, Januari 2017

Penulis

Hilda Syaf’aini Harefa NIM :150723004

(7)

DAFTAR ISI

Abstrak ...i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi ...vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ...ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kebutuhan Informasi ... 7

2.2 Pemahaman Terhadap Literasi Informasi ... 8

2.2.1 Pengertian Literasi Informasi ... 9

2.2.2 Tujuan Literasi Informasi ... 10

2.2.3 Manfaat Literasi Informasi ... 12

2.2.4Standar Kompetensi Literasi Informasi untuk Pendidikan Tinggi13 2.3 Sumber Informasi ...17

2.3.1 Sumber Informasi Elektronik ... 18

2.3.1.1 OPAC (Online Public Access Catalogue)... 19

2.3.1.2 E-Journal (Electronic Journal) ... 20

2.3.1.3 E-Book (Electronic Book) ... 22

2.3.1.4 Database Online... 22

2.4 Web Searching Skills ...24

2.4.1 Dasar Kemampuan Menelusur Web ... 25

2.4.2 Strategi Penelusuran Web ... 27

2.4.2.1 Mengidentifikasi Alat Penelusuran Yang Relevan ... 28

2.4.2.1.1 Mesin Pencari (Search Engine) ... 28

2.4.2.1.2 Direktori (Directory) ... 30

2.4.2.1.3 Semantic Search ... 30

2.4.3 Menyusun Strategi Penelusuran ... 30

2.4.3.1 Membangun Query... 31

2.4.3.2 Menggunakan Boolean Logic ... 32

2.4.3.3 Model Strategi Penelusuran Web ... 34

(8)

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ...36

3.2 Lokasi Penelitian ...36

3.3 Populasi ... 36

3.4 Sampel ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6 Instrumen Penelitian ... 38

3.7 Kuesioner ... 39

3.8 Kisi-Kisi Variabel Penelitian ... 39

3.9 Analisis Data... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 42

4.1 Karakteritik Responden ...42

4.2 Analisis Deskriftif ...43

4.2.1 Web Searching Skills dalam Pencarian Informasi Mahasiswa USM-Indonesia ... 43

4.2.1.1 Mengidentifikasi Kata Kunci,Sinonim dan Istilah- Istilah yang Berhubungan untuk Menemukan Informasi Yang Dibutuhkan ...44

4.2.1.2 Membangun Strategi Pencarian Menggunakan Perintah- Perintah yang Sesuai untuk Sistem Temu Kembali Informasi yang Dipilih ...46

4.2.1.3 Mengimplementasi Strategi Pencarian dalam Sistem Temu Kembali Informasi yang Bervariasi ...49

4.2.1.4 Menggunakan Sistem Pencarian yang Bervariasi untuk Menemukan Informasi Dalam Format yang Bervariasi .56 4.3 Rangkuman Analisis Data ...57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ...59

5.2 Saran ...59

Daftar Pustaka ... 61

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 63

Lampiran 3 Surat Izin Observasi ... 66

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Literasi untuk Perguruan Tinggi Menurut ACRL 15

Tabel 2.2 Perbandingan Jurnal Elektronik (online) dengan Jurnal Tercetak ... 21

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Variable Penelitian ... 39

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Semester ... 42

Tabel 4.2 Memformulasikan Kata Kunci ... 44

Tabel 4.3 Memformulasikan Alat Bantu Pencarian Informasi ... 45

Tabel 4.4 Menggunakan Operator Boolean ... 46

Tabel 4.5 Menggunakan Fasilitas “…” ... 47

Tabel 4.6 Menggunakan Fasilitas Site ... 48

Tabel 4.7 Menggunakan Fasilitas Advanced Search Google ... 48

Tabel 4.8 Menggunakan Beberapa Mesin Pencari (seach engine) ... 50

Tabel 4.9 Menggunakan Beberapa Meta Mesin Pencari (meta search engine) ... 50

Tabel 4.10 Menggunakan Beberapa Direktori Online (Online Directory) ... 51

Tabel 4.11 Mengakses Situs Perpustakaan Nasional ... 52

Tabel 4.12 Menggunakan Online Database... 53

(10)

Tabel 4.14 Mengakses OPAC USM-Indonesia ... 54

Tabel 4.15 Mengakses IOS (Indonesia One Search) ... 55

Tabel 4.16 Menggunakan Operator Filetype ... 56

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Web Searching Skills Dalam Pencarian Informasi Mahasiswa USM-

Indonesia ... 57

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 63

Lampiran 2 Rekapitulasi Data Primer ... 66

Lampiran 3 Surat Izin Observasi... 69

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang, karena informasi sudah menjadi kebutuhan utama setiap individu terutama dalam dunia pendidikan. Salah satunya dalam dunia perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk memperoleh informasi berupa bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan untuk mendukung dan menunjang kegiatan perkuliahan mereka atau dengan kata lain mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri. Ketika mencari informasi yang cepat, tepat dan relevan maka seorang mahasiswa harus memiliki kemampuan dalam memperoleh informasi tersebut.

Kemajuan teknologi dan komunikasi yang telah berkembang dengan pesatnya,mau tidak mau akan mengubah pola pencarian informasi yang telah berkembang selama ini. Kemajuan teknologi informasi seolah-olah membuat orang mengetahui apa saja yang ingin diketahui dengan segera. Informasi mengalami perubahan format ke dalam bentuk digital. Ide yang dimuat dalam kertas mulai tergantikan menjadi versi elektronik. Perubahan format ini memberikan kemudahan akses informasi melalui berbagai media terutama media internet. Melalui internet, sesorang bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkannya dimanapun dan kapanpun. Persentase penggunanya akan terus meningkat yang didorong oleh perkembangan komputer dan sarana komunikasi

(14)

yang semakin canggih dengan hadirnya produk laptop,notebook, dan telepon seluler yang dilengkapi dengan modem untuk akses internet.

Perkembangan internet juga berpengaruh pada jumlah situs web yang semakin bertambah dan nyaris tidak terkendali. Berdasarkan sumber NetCraft and Internet Live Stats (2016), jumlah situs web yang menembus angka satu miliar yang ditawarkan kepada pencari informasi, membuat si pencari informasi memiliki pilihan n lebih banyak untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.

Informasi yang terekam yang tersimpan dalam beragam media, sebagian dari informasi tersebut tersedia di web internet dengan beragam alamat dan tampilannya. Mencari informasi di web sering tidak sesuai dengan kebutuhan kita, umumnya tulisan di web-web diubah menjadi tampilan yang serba ringkas karena tempatnya yang terbatas padahal informasinya tak terbatas karena banyaknya situs yang bermunculan setelahnya. Informasi ini terkadang diubah tanpa ada pemberiahuan terlebih dahulu. Setelah dibuka, bukan itu yang kita cari. Sehingga membuat kita tersesat dan terjebak dalam tumpukan informasi yang kita cari.

Bagian utama dalam memilih informasi adalah menyesuaikan dengan apa yang sedang kita butuhkan untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Masalah ledakan informasi berpotensi menjebak dan menyesatkan para pencari informasi dalam tumpukan informasi. Untuk mencegah hal tersebut seseorang harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan menggunakan infromasi yang merupakan batu loncatan dalam proses pembelajaran seumur hidup (life long learning). Kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan

(15)

untuk mencari,membaca dan mengevaluasi informasi. Kemampuan atau skill seperti ini disebut dengan literasi informasi (Information Literacy).

Kemampuan untuk memperoleh, menganalisis, mengolah dan menyajikan informasi merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang tetapi belum tentu semua orang tersebut dikatakan literat terhadap informasi. Seseorang dikatakan literat terhadap informasi apabila dia tahu memenuhi kebutuhan informasinya, mendapatkan informasi yang tepat sesuai kebutuhannya dan mampu menyajikan kepada orang lain. Aktifitas-aktifitas ini didukung oleh kemampuan mencari informasi dengan menggunakan teknologi informasi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan pusat sumber informasi yang sering disebut sebagai jantung perguruan tinggi. Perumpamaan sebagai sebuah jantung bagi instansi pendidikan tinggi (perguruan tinggi) bahwa keberadaan perpustakaan diperlukan dan memiliki peranan penting untuk menunjang tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, pusat penelitian dan informasi, serta pengabdian pada masyarakat.

Sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan berbagai koleksi yang sesuai dengan kebutuhan informasi sivitas akademika yaitu mahasiswa, dosen, karyawan, dan peneliti. Tetapi terkadang pengguna dalam hal ini mahasiswa tidak mampu menemukan sumber informasi yang dibutuhkannya, baik koleksi tercetak maupun digital. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kemampuan dalam melakukan pencarian informasi. Oleh sebab itu, pengguna perpustakaan diharapkan mempunyai keterampilan tersebut agar

(16)

dapat menggunakan dan memanfaatkan berbagai fasilitas perpustakaan dengan efektif.

Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia (USM-Indonesia) adalah salah satu perpustakaan yang menunjang tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan USM-Indonesia sudah menggunakan layanan OPAC (Online Public Access Catalogue) yang dimanfaatkan secara maksimal. Jumlah koleksi yang tersedia di Perpustakaan USM-Indonesia sebanyak 9.690 judul dan 18.033 eksemplar. Perpustakaan USM-Indonesia juga menyediakan fasilitas Hot Spot/Wifi dengan kecepatan 54.0 Mbps. Serta adanya kegiatan pendidikan pemakai (library instruction) yang merupakan salah satu langkah perpustakaan untuk memberikan pelayanan terbaik (kepuasan) bagi para pengguna.

Perpustakaan USM-Indonesia merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang jumlah pengguna potensialnya cukup tinggi. Penggunanya terdiri dari Dosen/Pegawai,Mahasiswa Diploma, Mahasiswa Program Sarjana,Mahasiswa Profesi, serta Mahasiswa Pascasarjana. Mahasiswa merupakan salah satu pengguna potensial, ini terlihat dari data pengunjung perpustakaan yang setiap harinya ± 150 orang pengunjung. Dari data yang diperoleh, USM-Indonesia untuk tahun akademik 2016/2017 sebanyak 3.347 anggota.

Berdasarkan observasi awal, mahasiswa USM-Indonesia rata-rata sudah memakai laptop atau gadget dalam mengakses informasi yang dibutuhkannya. Ini terlihat dari data pengunjung 70% dari penggunanya menggunakan laptop atau gadget dalam mengakses informasi. Fasilitas wifi/Hot Spot yang disediakan

(17)

perpustakaan memudahkan sivitas akademika USM-Indonesia dalam mengakses informasi. Kenyataan yang terlihat dilapangan beberapa pengguna yang terlihat lebih senang untuk langsung meminta bantuan kepada pustakawan. Kondisi tersebut diperburuk lagi dengan pengetahuan pengguna yang minim terhadap sumber-sumber informasi elektronik, misalnya ProQuest dan Cengange. Bahkan beberapa mahasiswa tidak mengerti bagaimana cara menelusur informasi dengan menggunakan fasilitas tersebut. Bahkan beberapa mahasiswa tidak mengerti bagaimana cara menelusur informasi pada database jurnal tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah, Peneliti ingin meneliti lebih jauh kemampuan pencarian informasi. Melalui penelitian yang berjudul “Analisis Web Searching Skills dalam Pencarian Informasi : Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Web Searching Skills Mahasiswa Universitas Sari Mutiara dalam pencarian informasi yang mereka butuhkan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Web Searching Skills Mahasiswa Universitas Sari Mutiara dalam pencarian informasi yang mereka butuhkan.

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia, sebagai salah satu acuan untuk mengetahui Web Searching Skills Mahasiswa Universitas Sari Mutiara dalam mengakses informasi yang mereka butuhkan.

2. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

3. Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai Web Searching Skills dalam mengakses informasi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mengenai Web Searching Skills yang meliputi (1) mengidentifikasi kata kunci,sinonim,dan istilah-istilah yang berhubungan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, (2) membangun strategi pencarian menggunakan perintah-perintah yang sesuai untuk sistem temu kembali informasi, (3) mengimplementasi strategi pencarian dalam sistem temu kembali informasi, dan (4) menggunakan sistem pencarian yang bervariasi.

(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Informasi

Tidak ada seseorang pun yang tidak membutuhkan informasi. Masyarakat pelajar dan mahasiswa, misalnya sangat jelas akan kebutuhannya terhadap informasi, terutama informasi yang berkaitan dengan akademik dan pendidikan.

Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1962,99) menjelaskan karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, maka seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut.

Kebutuhan informasi seseorang terjadi karena adanya kesenjangan antara pengetahuan yang ia miliki masih kurang atau tidak memadai untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Belkin dalam Ishak (2014,85) menyatakan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut.

Menurut Wilson sebagaimana dikutip oleh Yulianah (2009,10), munculnya kebutuhan informasi dipengaruhi kebutuhan pribadi yang berkaitan kebutuhan fisiologi, afektif maupun kognitif terkait dengan peran seseorang dalam pekerjaan atau kegiatan dan tingkat kompetensi seseorang sebagaimana diharapkan oleh lingkungannya.

(20)

Guha dalam Syaffril (2004,18-19), menyebutkan ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi yaitu :

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan system informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan system informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan tinggi pada informasi yang dibtuthkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menganggap pengetahuan yang ia miliki saat itu sangat kurang dari yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu masalah.

Informasi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi pengetahuan mengenai lingkungan masyarakat, tugas-tugas pribasi sesuai dengan pekerjaan, pendidikan, hiburan dan untuk pengambilan keputusan.

2.2 Pemahaman Terhadap Literasi Informasi

Agar proses pemenuhan kebutuhan informasi berjalan dengan baik, maka seseorang perlu memahami konsep literasi informasi (information literacy).

(21)

2.2.1 Pengertian Literasi Informasi

Banyak defenisi tentang literasi informasi digunakan oleh para pakar, dalam pengertian yang sederhana, literasi informasi sebagai kemampuan untuk mengakses,menilai dan menggunakan informasi dari berbagai sumber.

Shapiro (1996,31) menyatakan bahwa information literacy is refer to a new liberal art that extends from knowing how to use computers and access information to critical reflection on the nature of information itself, it’s technical infrastructure, and it’s social, cultural and even philosophical context and impact.

Menurut Bruce (2003:3) mengemukakan bahwa information literacy defines as the ability to access, evaluate, organize and use information in order to learn, problem-solve, make decisions in formal and informal learning contexts, at work, at home and educational settings.

UNESCO dalam Information for All Programme (2008) mengemukakan bahwa literasi informasi merupakan kemampuan seseorang untuk :

1. Menyadari kebutuhan informasi;

2. Menemukan dan mengevaluasi kualitas dari informasi yang diperoleh;

3. Menyimpan dan menemukan kembali informasi;

4. Membuat dan menggunakan informasi secara etis dan efektif;

5. Mengomunikasikan pengetahuan.

Doyle dalam Eisenberg (2004) mengatakan bahwa literasi informasi adalah kemampuan mengakses, mengevakuasi, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber. Doyle juga menetapkan 10 sifat literasi informasi seseorang, yaitu kemampuan untuk :

(22)

1. Mengetahui ketepatan dan kelengkapan informasi yang merupakan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat;

2. Mengetahui kebutuhan informasi;

3. Memformulasikan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kebutuhan informasi;

4. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial;

5. Mengembangkan strategi pencarian yang tepat;

6. Mengakses sumber-sumber informasi termasuk yang berbasis komputer dan teknologi lainnya;

7. Mengevaluasi informasi;

8. Mengorganisasi informasi untuk keperluan praktis;

9. Mengintegrasikan informasi yang baru dengan yang sudah ada sebelumnya (pengetahuan lama);

10. Menggunakan informasi dengan pemikiran kritis untuk menyelesaikan masalah.

Selanjutnya menurut Chan Yuen Chin (2001,1) menyatakan :

1. Literasi informasi sangat penting untuk kesuksesan belajar seumur hidup;

2. Literasi informasi merupakan kompetensi utama dalam era informasi;

3. Literasi informasi memberi kontribusi pada perkembangan pengajaran dan pembelajaran.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.

2.2.2 Tujuan Literasi Informasi

Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki seseorang, terutama dalam dunia pendidikan, karena pada saat ini semua orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang sangat pesat. Namun, belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan informasi para pencari informasi.

(23)

Literasi informasi akan memudahkan seseorang untuk mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakannya untuk belajar secara mandiri tanpa dibatasi ruang dan waktu serta berinteraksi dengan berbagai informasi.

Literasi informasi juga memberikan kemampuan berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh dan mengevaluasi informasi yang diperoleh terlebih dahulu sebelum digunakan.

UNESCO (2005,1) menyatakan bahwa literasi informasi memberikan kemampuan seseorang untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga menyatakan bahwa tujuan literasi informasi sebagai berikut :

1.Memberikan keterampilan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka, dan lain-lain.

2. Memandu mereka dalam membuat keputusan yang tepat mengenai kehidupan mereka.

3. Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka.

Pentingnya literasi informasi dinyatakan dalam Deklarasi Praha (2004) yang memaklumatkan bahwa information literacy merupakan bagian dari masyarakat informasi serta merupakan bagian dari masyarakat informasi serta merupakan bagian dari United Nations Millenium Development Goals.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tujuan literasi informasi yaitu memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka dan lain-lain,

(24)

memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan mereka, serta lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan.

2.2.3 Manfaat Literasi Informasi

Dengan memiliki literasi informasi, kita memiliki kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan informasi.

Menurut Gunawan (2008,3), literasi informasi bermanfaatdalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup, tetapi yng utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.

Menurut Adam (2009,1), terdapat beberapa manfaat literasi informasi yaitu :

1. Membantu mengambil keputusan. Literasi informasi sangat berperan dalam membantu menyelesaikan suatu persoalan. Untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah, seseorang harus memiliki informasi tentang keputusan yang akan diambil.

2. Menjadi manusia pembelajar di era informasi. Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia pembelajar. Semakin terampil seseorang mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi, semakin terbukalah kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran secara mandiri.

3. Menciptakan pengetahuan baru. Seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila mampu menciptakan pengetahuan baru. Seseorang dengan kemampuan literasi informasi akan memiliki keterampilan memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh.

Dan ada juga menurut Hancock (2004,1), manfaat literasi informasi yaitu :

1. Untuk pelajar, peserta didik dan pengajaran dapat menguasai pelajaran dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasiyang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Peserta didik yang literat juga akan berusaha

(25)

belajar mengenal berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi.

2. Untuk masyarakat, literasi informasi bagi masyarakat sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan pekerjaan. Mereka mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat keputusan, misalnya saat mencari bisnis atau mengelola bisnis dan berbagai informasi dengan orang lain.

3. Untuk pekerja, kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup dalam dunia pekerjaan karena dunia saat ini dipenuhi dengan informasi sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh. Bagi pekerja, literasi informasi akan mendukung pelaksanaan pekerjaan serta memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat kebijakan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa literasi informasi bermanfaat di era informasi bagi semua orang, baik peserta didik, pekerja, maupun dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang yang menguasai literasi informasi dapat menciptakan pengetahuan baru, lalu menggabungkannya dengan pengetahuan yang sebelumnya sehingga memudahkan mengambil keputusan ketika menghadapi berbagai masalah ataupun ketika membuat sutau kebijakan.

2.2.4 Standar Kompetensi Literasi Informasi untuk Pendidikan Tinggi

Literasi informasi diperlukan untuk meningkatkan kualitas diri dalam rangka belajar seumur hidup. Ketika seseorang bermaksud meningkatkan taraf hidupnya, maka dia memerlukan sesuatu yang lebih dari dirinya yaitu perkembangan diri, baik keterampilan, pendidikan, atau kinerja yang lebih baik.

Proses untuk menjadi lebih adalah sesuatu yang dapat dicapai melalui proses belajar. Kemampuan untuk dapat belajar secara mandiri akan membuat proses yang dilalui lebih mudah dengan berbekal kemampuan literasi informasi.

(26)

Keterampilan baru hanya dapat diperoleh dengan menjalani proses belajar.

Dalam proses belajar itupun memerlukan informasi yang tepat dan benar. Bagi mahasiswa,kemampuan ini akan menentukan banyaknya informasi yang dapat diserap, dan lebih dari itu mahasiswa makin mampu menyelesaikan masalah secara kritis, logis, dan tidak mudah diperdaya oleh informasi yang diterimanya tanpa dievaluasi. Untuk itu diperlukan standart kompetensi literasi yang perlu dipelajari.

Lembaga profesi perpustakaan dan informasi Amerika yaitu Association of Colloge and Research Libraries (ACRL) yang merupakan salah satu divisi dari American Library Association (ALA) telah menghasilkan standart untuk literasi informasi dengan nama Information Literacy Competency Standarts for Higher Education. Standar ini telah mendapat pengesahan dari para professional dan assosiasi akreditas perguruan tinggi. Standar kompetendi literasi informasi untuk perguruan tinggi menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi individu yang memiliki kompetensi informasi. Dalam kompetensi ini, ada lima standar dengan dua puluh dua indicator kinerja (performance). Standar berfokus pada kebutuhan mahasiswa di perguruan tinggi. Standar ini juga menampilkan daftar hasil untuk menilai perkembangan kompetensi informasi mahasiswa. Dalam standar kompetensi literasi informasi dari ACRL (2000,8), seseorang disebut information literate jika mampu :

1. Mahasiswa yang melek informasi mampu menentukan sifat dan tingkat informasi yang dbutuhkan.

(27)

2. Mahasiswa yang melek informasi mampu mengakses informasi yang dibutuhkan dengan efektif dan efisien.

3. Mahasiswa yang melek informasi mampu mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara kritis dan menggabungkan informasi yang terpilih ke dalam pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya dan system nilai.

4. Mahasiswa yang melek informasi, baik secar individu ataupun anggota kelompok, mampu menggunakan informasi secara efektif untuk menyelesaikan suatu masalah.

5. Mahasiswa yang melek informasi memahami isu-isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar penggunaan informasi yang dperolehnya serta mengakses dan menggunakannya secara etis dan legal.

Tabel 2.1

Standar Kompetensi Literasi Informasi untuk Perguruan Tinggi Menurut ACRL (2000)

Standar Pertama Indikator Kinerja (performance)

Menentukan sifat dan tingkat informasi

yag dibutuhkan

1. Mendefinisikan dan menjelaskan informasi yang dibutuhkan

2. Mengenali berbagai macam jenis dan format sumber- sumber informasi yang potensial

3. Mempertimbangkan biaya dan keuntungan untuk mendapatkan informasi yag dibutuhkan

4. Mengevaluasi kembali sifat dan tingkat informasi yang dibutuhkan

Standar Kedua Indikator Kinerja (performance) Mengakses

informasi yang butuhkan secara

1. Memilih metode pencarian yang sangat tepat atau system temu kembali informasi untuk mengakses informasi yang dibutuhkan

2. Menyusun dan menggunakan desain strategi pencarian

(28)

melalui orang dengan menggunkan berbagai macam metode

4. Memilih kembali strategi pencarian jika diperlukan 5. Mengumpulkan, merekam, dan mengelola informasi

dan sumber-sumbernya

Standar Ketiga Indikator Kinerja (performance)

Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya

secara kritis dan menggabungkan informasi terpilih ke

dalam pengetahuan yang telah ada

sebelumnya

1. Meringkas ide-ide utama untuk menarik kesimpulan dari informasi yang telah dikumpulkan

2. Mampu menetapkan kriteria awal untuk menilai suatu informasi dan sumbernya

3. Menggabungkan ide utama untuk menyusun konsep baru

4. Membandingkan pengetahuan baru dan pengetahuan sebelumnya untuk menentukan nilai tambah, pembantahan, atau karakteristik unik lain dari informasi

5. Menentukan apakah pengetahuan baru memilki pengaruh pada system nilai yang dmiliki individu dan mengambil langah untuk menyatukan

6. Membuktikan kebenaran dari pemahaman dan interprestasi informasi melalui percakapan dengan individu lain, ahli subjek, dan atau praktisi

7. Menentukan apakah pertanyaan awal harus ditinjau ulang

Standar Empat Indikator Kinerja (performance) Secara individu atau

kelompok, menggunakan informasi secara

efektif untuk menyelesaikan tugas

1. Mengunakan informasi baru dan yang sebelumnya untuk merencanakan dan menciptakan hasil atau kinerja

2. Memperbaiki pengembangan proses suatu hasil atau kinerja

3. Mengkomunikasikan hasil atau kinerja secara efektif kepada orang lain

Standar Lima Indikator Kinerja (performance) Memahami isu-isu

ekonomi, hukum dan sosial yang ada di sekitar penggunaan dan akses informasi,

dan menggunakan informasi secara etis

dan legal

1. Memahami isu-isu etika, hukum, dan sosio-ekonomi di seputar informasi dan teknologi informasi

2. Mengikuti hukum, peraturan, kebijakan institusi dan etika yang berhubungan dengan mengakses dan menggunakan sumber-sumber informasi

3. Menyatakan sumber-sumber informasi yang digunakan dalam mengkomunikasikan hasil atau kinerjanya.

Sumber : ACRL (2008:8)

(29)

2.3 Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala hal yang dapat digunakan seseorang sehingga mengetahui tentang hal baru, dan mempunyai ciri-ciri yaitu : (1) dapat dilihat, dibaca dan dipelajari, (2) diteliti, dikaji dan dianalisis, (3) dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian, laboratorium, (4) ditransformasi kepada orang lain.

Menurut Yusuf (2009,31) sumber-sumber informasi banyak jenisnya.

Buku,majalah,surat kabar,radio,tape recorder,CD-ROM,disket komputer,brosur,pamplet, dan media rekaman informasi lainnya merupakan tempat disimpannya informasi atau katakanlah sumber-sumber informasi, khususnya informasi terekam.

Menurut Notoadmodjo (2003), sumber informasi adalah asal dari suatu informasi atau data yang diperoleh. Sumber informasi ini dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :

1. Sumber informasi dokumenter merupakan sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen resmi maupun dokumen tidak resmi.

Dokumen resmi adalah bentuk dokumen yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan di bawah tanggung jawab instansi resmi. Dokumen tidak resmi adalah segala bentuk dokumen yang berada atau menjadi tanggung jawab dan wewenang badan instansi tidak resmi atau perorangan. Sumber primer atau sering disebut sumber data dengan pertama dan hukum mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi tersebut.

2. Sumber kepustakaan, kita telah mengetahui bahwa di dalam perpustakaan tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dan berbagai disiplin ilmu dari buku, laporan –laporan penelitian, majalah, ilmiah, jurnal, dan sebagainya.

3. Sumber informasi lapangan, sumber informasi akan mempengaruhi bertambahnya pengetahuan seseorang tentang suatu hal sehingga informasi

(30)

2.3.1 Sumber Informasi Elektronik

Pada dasarnya, sekarang ini semua jenis koleksi telah dibuat dalam versi vitualnya yaitu versi internet yang lebih dikenal sebagai sumber informasi elektronik. Menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik bahwa yang dimaksud dengan informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data intercharge (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, symbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu menjalaninya.

Selanjutnya Sharon Jhonson (2012) juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Electronic resources adalah sebagai berikut: those materials that require computer access, whether through a personal computer, mainframe, or handheld mobile device. They may either be accessed remotelyvia the Internet or locally.

Some of the most frequently encountered types are: e-journals,e-books full-text (aggregated) databases,indexing and abstracting databases, reference databases (biographies, dictionaries, directories, encyclopaedias, etc.),numeric and statistical databases, e-images, e-audio/visual resources.

Beberapa defenisi diatas menjelaskan bahwa sumber-sumber elektronik adalah materi-materi atau publikasi yang dikemas secara elektronik baik melalui proses alih bentuk media atau digitalisasi yang dapat diakses dengan bantuan perangkat teknologi komputer.

(31)

Keberadaan internet sebagai sumber informasi elektronik yang banyak digunakan oleh pengguna, praktis membuka hampir semua jenis informasi yang pernah direkam, baik informasi yang berbasis teks, gambar, grafis, table, ataupun jenis informasi digital lainnya. Sumber-sumber informasi elektronik sebetulnya sangat beragam, akan tetapi setidaknya ada beberapa yang mungkin sering digunakan oleh praktisi dan akademisi yaitu (1) Online Public Access Catalogue (OPAC), (2) E-Journal (Electronic Journal), (3) E-Book (Electronic Book), (4) Database Online.

2.3.1.1 OPAC (Online Public Access Catalogue)

Menurut Wahyu Supriyanto (2008,134) menjelaskan bahwa, Online Public Access Catalog (OPAC) merupakan sebuah fitur yang digunakan untuk memfasilitasi pengunjung untuk mencari katalog koleksi perpustakaan yang dapat diakses oleh umum. OPAC didesain untuk dipakai pengguna dalam menelusur koleksi sebuah perpustakaan. Sekarang ini, OPAC sendiri berkembang menjadi antar muka berbasis web. Yang memberikan kebebasan pengguna mengakses informasi koleksi yang ada pada perpustakaan.

Menurut Tedd yang dikutip Hasugian (2001,3) :

OPAC adalah system catalog terpasang yang dapat diakses umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data catalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan informasi tentanglokasinya, dan jika system catalog dihubungkan dengan system sirkulasi maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia diperpustakaan.

Menurut Hafiah (2011,168) OPAC adalah katalog terpasang, yaitu suatu database dari record-record katalog yang dapat diakses oleh umum atau pencari informasi. OPAC dapat mengetahui koleksi tertentu di perpustakaan, sehingga pemustaka dengan cepat, tepat dan akurat dalam

(32)

dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui bahan pustaka yang dicari tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa OPAC merupakan suatu system temu balik informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna maupun petugas perpurtakaan untuk menelusur koleksi bahan pustaka suatu perpustakaan atau unit informasi lainnya yang dapat diakses secara online.

2.3.1.2 E-Journal (Electronic Journal)

Menurut Tresnawan (2004,1) e-journal merupakan terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi dalam bentuk elektronik yang biasanya terdiri dari tiga format yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk PDF). Dalam mengembangkan layanan yang baik, perpustakaan perlu menyediakan e-journal dalam bentuk online dengan menghubungkan ke jaringan internet yang merupakan sumber informasi dari seluruh dunia. E-journal sangat bermanfaat bagi pencari informasi karena memudahkan pencarian artikel dari satu jurnal atau lebih secara cepat dan tepat.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa e-journal adalah jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui dokumen elektronik dalam wujud komputerisasi. E-journal pada umumnya berbentuk (format) HTML (Hyper Text Markup Language) ataupun dalam bentuk PDF (Portable Document Format) serta bentuk multimedia sebagai pendukung dalam penyajian e-journal seperti:

animation, video dan interactivity. E-journal memiliki kandungan informasi yang terbaru, current dan mutakhir artinya isi e-journal selalu terbaru serta informasinya dapat dipercaya karena memiliki identitas dokumen atau data

(33)

bibliografis yang lengkap seperti: nama pengarang, jenis jurnal, jurnal fulltext dan abstrak serta alamat e-mail pengarang tercantum di dalam database sehingga memudahkan komunikasi antar pembaca jurnal dengan pengarang jurnal tersebut.

Jurnal elektronik memIliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jurnal cetak, diantaranya dari segi kemutakhiran, kecepatan, penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan. Jurnal elektronik lebih cepat diketahui sebelum jurnal cetak diterbitkan. Kelebihan lain yang dimiliki oleh jurnal elektronik dibandingkan jurnal cetak, diantaranya:

Tabel 2.2

Perbandingan jurnal elektronik (online) dengan jurnal tercetak

No. Kriteria Elektronik Tercetak

1. Kemuktahiran Mutakhir Mutakhir

2. Kecepatan diterima Cepat Lambat

3. Penyimpanan Sangat mengirit tempat Memakan tempat

4. Pemamfaatan 24 Jam Terbatas jam buka

5. Kesempatan akses Dapat bersamaan Antri

6. Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat

7. Waktu penelusuran Cepat Lama

8. Keamanan Lebih aman Kurang aman

9. Manipulasi dokumen Sangat mudah Tidak bisa

10.

Bila langganan dengan dana yang

Judul dapat lebih banyak Judul lebih sedikit

(34)

11. Harga total langganan Lebih murah Lebih mahal Sumber : Tresnawan (2005)

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan jurnal elektronik jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan jurnal tercetak.

2.3.1.3 E-Book (Electronic Book)

Menurut Danang (2009) menyatakan bahwa E-Book merupakan versi elektronik dari sebuah buku tercetak yang dapat dibaca sebuah personal komputer atau alat lainnya yang didesain khusus untuk membaca e-book. Sedangkan menurut Pendit (2008) mengatakan E-Book merupakan buku cetak yang diubah bentuk menjadi elektronik untuk dibaca di layar monitor.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan E-book merupakan buku dalam versi elektronik yang berisikan informasi elektronik yang dapat dibuka secara elektronik melalui komputer.

2.3.1.4 Database Online

Database online adalah basis data atau pangkalan data yang dapat diakses melalui jaringan komputer, termasuk internet. Basis data tersebut merupakan koleksi data dalam format elektronik yang dapat diakses secara online.

Convey (1989) mendefinisikan database sebagai koleksi yang terkait dengan informasi yang dimiliki dalam bentuk yang dapat dimengerti komputer, mungkin referensi untuk jurnal,teks lengkap dari jurnal. Sedangkan menurut Arlene Taylor (1999) mengemukakan database tidak selalu berbasis komputer, tetapi dalam konteks ini satu catatan semuanya dibangun dengan cara yang sama dan dihubungkan oleh hubungan link.

(35)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan (relasi) yang digunakan pada sistem-sistem komputerisasi.

Berdasarkan pemakiannya dan pemiliknya, database terbagi menjadi dua yaitu :

1. Database Online Berbayar (Profit Online Database)

Merupakan fasilitas online yang dapat ditelusur melalui bantuan internet, biasanya database online ini dilanggan oleh lembaga informasi maupun perpustakaan dalam pengembangan koleksi tercetak dalam upaya peningkatan sumber daya informasi elektronik. Dalam penelusuran database online berbayar pengguna dibatasi pada hak akses, biasanya database online berbayar, hanya dapat di akses di daerah kampus, pengguna wajib untuk menggunakan password atau id darabase online yang tertera dalam layanan digital dalam perpustakaan untuk mengakses database online tersebut. Ada beberapa database online yang biasa dilanggan oleh sebuah institusi, misalnya. Proquest, Ebsco,Emerald,Westwlaw,Springerlimk, dan lain sebagainya.

2. Database Online Tidak Berbayar (Free)

Merupakan fasilitas online yang dapat diakses melalui jaringan internet, database ini bersifat nonprofit oriented atau garis dan hak akses terbuka untuk umum. Database online ini berfungsi sebagai pendukung sekaligus memperkaya sumber daya informasi elektronik dalam sebuah institusi. Ada beberapa database online yang tidak berbayar, misalnya Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) dapat diakses pada laman http://library.usu.ac.id. Pangkalan data dari

(36)

beberapa perguruan tinggu yang membuka koleksi digitalnya, dan masih banyak lagi situs-situs sejenis yang menyediakan informasi yang dapat diakses secara gratis tanpa mengenal batas waktu dan lokasi penelusuran.

2.4 Web Searching Skills

Ukuran web dan aktualisasi memerlukan Web Searching Skills yang baik untuk menemukan informasi yang sedang dicari. Misalnya, pengetahuan tentang bagaimana untuk mencari informasi Web dan kemampuan untuk merumuskan kata kunci yang relevan. Dalam mencari Web,harus diketahui apa yang diinginkan. Misalnya, menggunakan mesin pencari berarti harus dapat mendefinisikan istilah pencarian yang tepat. Terkadang waktu kita cendrung habis begitu saja dalam mencari web karena tidak memilih strategi pencarian.

Menyusun istilah pencarian yang relevan untuk sebagian besar menentukan hasil pencarian web.

Menurut Purwono Proyodiwiryo (2008,1), koleksi elektronik dari fasilitas online baik berbayar ataupun tidak berbayar (free) berbasis internet jumlahnya semakin hari semakin banyak, bisa diakses dimana saja dan kapan saja, tanpa mengenal tempat dan waktu, sedangkan koleksi tercetak sangat tergantung pada tempat dan waktu dimana koleksi tersebut ditempatkan. Namun fasilitas online ini tidak akan maksimal penggunaannya kalau tidak menggunakan strategi atau kemampuan yang baik, yaitu dengan memanfaatkan fasilitas penelusuran yang tersedia di internet.

(37)

2.4.1 Dasar Kemampuan Menelusur Web

Chowdurry (2001) mengatakan bahwa ada enam kemampuan penelusuran yang harus dimiliki oleh pengguna dalam mengatasi masalah dalam penelusuran infomasi, antara lain :

a. Penentuan perintah

Mengatasi permasalahan informasi dimulai dengan memahami dengan jelas masalah yang ada dari sudut pandang informasi yang dibutuhkan. (Einsberg and Berkowitz dalam Chowdhury, 2004). Jadi ketika kita akan mencari informasi kita harus terlebih dahulu menentukan topik yang tepat.

b. Strategi pencarian informasi

Strategi pencarian adalah suatu proses untuk bisa mendapatkan dokumen yang benar-benar relevan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam proses pencarian dilakukan dengan menggunakan strategi tertentu yang disesuaikan dengan fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut. Menurut Rowley (1995, 328) menyatakan bahwa strategi pencarian merupakan himpunan keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam proses pencarian, dengan tujuan untuk menemukan sejumlah cantuman yang relevan, menghindari ditemukannya dokumen yang tidak relevan, menghindari cantuman yang terlalu banyak dan juga menghindari tidak ditemukannya cantuman sama sekali.

c. Lokasi dan Aksesnya

Pada tahapan ini penerapan strategi penelusuran informasi digunakan.

Setelah sumber informasi yang akan dicari telah diketahui, pengguna harus menggunakan strategi pencarían untuk menemukan kembali informasi yang

(38)

dibutuhkan. Pada saat mencari informasi yang dibutuhkan pengguna harus mengerti bagian dari strategi penelusuran yaitu penggunaan sarana pencarían seperti mesin pencari pada website, CD-ROMs, basis data online atau jurnal online, indeks, abstrak, dan berbagai macam sumber informasi online. Dari berbagai sarana tersebut pengguna harus bisa memutuskan sarana apa yang kira- kira dapat digunakan unuk mencari informasi yang dibutuhkan, akses dan lokasi untuk mendapatkannya bagaimana apakah sesuai.(Einsberg & Berkowitz dalam Septiyantono, 2014,4.6)

d. Penggunaan informasi

Setelah lokasi informasi telah ditentukan, pengguna membutuhkan informasi tersebut untuk digunakan. Informasi mungkin berbagai macam bentuk dan formatnya. Akan tetapi, setiap bentuk atau format membutuhkan kemampuan dalam penggunaanya, sedangkan pengguna ada yang belum pernah atau belum biasa menggunakan atau mengerti sehingga bisa menjadi hambatan dalam penggunaannya. Jadi pengguna harus pintar-pintar menentukan kira-kira bentuk atau format informasi yang seperti apa yang dibutuhkan agar dalam penggunaan informasi tersebut tidak mengalami kesulitan. .(Einsberg & Berkowitz dalam Septiyantono, 2014,4.6)

e. Perpaduan informasi

Dalam konteks ini yang dimaksud perpaduannya adalah semua aplikasi sistem temu kembali informasi disesuaikan dengan perintah yang dicari. Misalkan informasi yang dicari melalui mesin pencari, maka disesuaikan juga kebutuhan informasinya contoh menurut formatnya. Pada mesin pencari ada sarana dan

(39)

teknik yang digunakan untuk memadukan informasi yang diinginkan agar keluaran yang didapat sesuai. .(Einsberg & Berkowitz dalam Septiyantono, 2014,4.6)

f. Evaluasi

Pada tahap evaluasi melibatkan pemeriksaan terhadap hasil dari informasi yang telah dicari. Evaluasi adalah suatu proses penentuan nilai atau harga dengan mempertimbangkan hasil observasi atau koleksi data yang diperoleh. Hal ini berarti untuk melakukan evaluasi harus diawali dengan kegiatan observasi maupun kegiatan lainnya yang akan menghasilkan data sebagai pertimbangan evaluasi tersebut..(Einsberg & Berkowitz dalam Septiyantono, 2014,4.6)

2.4.2 Strategi Penelusuran Web

Internet sebagai sumber informasi dan sumber belajar memiliki banyak dampak positif khususnya dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi para penggunanya. Sebagai sumber informasi, internet berisi informasi yang melimpah ruah hampir tanpa batas. Banyaknya informasi yang tersedia mengharuskan penggunanya menggunakan strategi.

Menurut Purwono Proyodiwiryo (2008,1), koleksi elektronik dari fasilitas online baik berbayar maupun tidak berbayar (free) berbasis internet jumlahnya semakin hari semakin bertambah banyak, bisa diakses di mana saja dan kapan saja, tanpa mengenal tempat dan waktu, sedangkan koleksi tercetak sangat tergantung pada tempat dan waktu dimana koleksi tersebut ditempatkan. Namun,

(40)

strategi atau kemampuan menelusuri yang baik, yaitu dengan memanfaatkan fasilitas penelusuran yang juga tersedia di internet.

Purwono (2008,10) menambahkan ada lima hal sebab diperlukannya strategi pencarian informasi melalui internet, yaitu :

1. Karena informasi yang tersedia sangat banyak dan luas 2. Untuk memperoleh informasi yang relevan

3. Untuk menghemat waktu pencarian 4. Untuk mempermudah pencarian informasi

5. Untuk mendapatkan informasi lain yang berkaitan.

Berikut ini beberapa strategi yang perlu diketahui dan dipraktekkan dalam menelusuri informasi melalui internet :

2.4.2.1 Mengidentifikasi Alat Penelusuran yang Relevan

Untuk mendapatkan sumber informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, diperlukan alat atau sarana penelusuran. Alat penelusuran ini juga tersedia di internet. Alat tersebut di antaranya adalah : mesin pencari (search engine), meta mesin pencari (meta search engine), direktori (directory), dan pangkalan data (online database). Milis juga dapat menjadi alat penelusuran, karena melalui milis suatu bidang, seseorang dapat menemukan orang atau informasi yang diperlukan (Ai Lien et al., 2010,40).

2.4.2.1.1 Mesin Pencari (search engine)

Menurut Odlis (2010), Mesin pencari (search engine) merupakan software komputer yang dirancang untuk membantu pengguna menemukan informasi yang

(41)

tersedia di situs-situs internet dengan memilih kategori subjek yang disusun secara hirarki atau dengan mengetikkan kata kunci atau frasa yang sesuai.

Tersedia beragam mesin pencari di internet, misalnya Google (www.google.com), Google Cendekia (www.scholar.google.co.id), AOL Anywhere (www.aol.com), Yahoo! (www.yahoo.com), Ask (www.ask.com), Bing (www.bing.com), Duckduckgo (www.duckduckgo.com), Hakia (www.hakia.com), Excite (www.excite.com), Altavista (www.altavista.com), Lycos (www.lycos.com), Alltheweb (www.alltheweb.com), dan sebagainya (Proyodiwiryo, 2008:8).

Salah satu mesin pencari yang sering dan umumnya digunakan adalah Google. Google merupakan sebuah mesin pencari terandal dalam ranah mesin pencari di dunia maya. Sebagai mesin pencari, Google mampu menemukan beragam informasi yang ada dalam ratusan ribu bahkan jutaan website hanya dengan kata kunci saja (Enterprise, 2009,1). Meskipun Google paling sering digunakan, bukan berarti search engine yang lain tidak kalah bagusnya karena masing-masing search engine memiliki kelebihan masing-masing. Untuk dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing mesin pencari tersebut dengan mengunjungi alamat berikut :

http://www.lib.berkeley.edu/TeachingLib/Guides/Internet/FindInfo.html

(42)

2.4.2.1.2 Direktori (directory)

Menurut Proboyekti (2010,3), direktori (directory) merupakan mesin pencari yang mengelompokkan website dalam hirarki dan direktori berdasarkan subjek atau topik tertentu. Beberapa subjek yang tersedia misalnya : education, art and humanities, health, government, dan sebagainya. Beberapa contoh direktori adalah Google Directory (www.google.com/dirhp), Yahoo!Directory (www.dir.yahoo.com), About (www.about.com), Infomine (www.infomine.ucr.edu).

2.4.2.1.3 Semantic Search

Pandia (2009) Semantic Search merupakan Mesin pencari informasi yang berada dalam konteks kata-kata kunci yang diterimanya. Misalnya jika kata kunci yang diterimanya adalah ―election‖ maka informasi-informasi yang disajikan tidak hanya ―election‖ tetapi kata-kata yang terkait seperti ―polling‖, ―vote‖, dan ―campaigning‖. Contoh Semantic Search adalah : Hakia (www.hakia.com), Evri (www.evri.com), Sensebot (www.sensebot.net), Deepdyve (www.deepdyve.com).

2.4.3 Menyusun Strategi Penelusuran

Yang dimaksud dengan strategi penelusuran disini adalah penelusuran yang dilakukan secara sistematis, yang meliputi cara-cara bagaimana menggunakan kata kunci, frasa, subjek dokumen, menggunakan logika Boolean, serta fasilitas-fasilitas penelusuran lain yang tersedia pada masing-masing search engine. Dengan strategi penelusuran ini diharapkan penelusur (user) bisa

(43)

menemukan dokumen atau informasi yang diperlukan secara cepat, tepat, dan relevan (Proyodiwiryo, 2008,2).

Ada beberapa strategi dalam menelusuri informasi di internet dengan menggunakan mesin pencari. Strategi ini bisa digunakan di beberapa mesin pencari dengan mempertimbangkan struktur database sumber informasi yang bersangkutan (Ai Lien et.al, 2010,41).

2.4.3.1 Membangun Query

Query adalah pertanyaan atau permintaan informasi tertentu dari sebuah basisdata yang ditulis dalam format tertentu. Pengguna mencari informasi dari dan dalam basisdata dan/atau ke situs Web di internet adalah dengan merumuskan query. Relevan tidaknya dokumen yang diperoleh dari penelusuran ditentukan oleh rumusan query yang dibuat.

Query dapat berupa istilah tunggal misalnya Management, Law, Library, dan lain-lain. Dan juga berupa frasa misalnya Management Bussiness, Criminal Law, Social Antropology, dan lain sebagainya. Istilah yang digunakan untuk penelusuran informasi dapat diformulasikan dengan menggunakan sejumlah operator misalnya Boolean Logic.

Untuk membangun query, sarana pengindeksan subjek dapat dimanfaatkan, misalnya menggunakan Library of Conggress Subject Heading (LCSH), Medical Subject Headings (MeSH) atau Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional Indonesia. Sarana ini sangat membantu dalam membangun query terutama untuk :

(44)

a. Memperluas istilah yang akan dipilih sebagai query apabila istilah yang dipilih sebelumnya terlalu sempit dan tidak menemukan hasil.

Istilah dalam daftar subjek disebut Broader Term (BT).

b. Mempersempit istilah yang akan dipillih sebagai query apabila istilah sebelumnya terlalu luas dan tidak menemukan hasil. Istilah dalam daftar subjek disebut Narrow Term (NT).

c. Mencari istilah yang sama atau sinonim, gunanya untuk mempertajam hasil penelusuran. Istilah dalam daftar subjek disebut Synonim (SN).

2.4.3.2 Menggunakan Boolean Logic

Boolean adalah tipe data atau variable dalam bahasa pemrograman yang menghasilkan nilai benar atau salah (True/False). Boolean query formulation atau lebih dikenal dengan operator Boolean Logic merupakan hubungan dari istilah- istilah yang ditelusur. Boolean logic terdiri dari tiga operator logis, yaitu AND, OR, dan NOT. Menurut Hasugian (2006,4) operator Boolean berperan sebagai pembentuk konsep dari apa yang hendak ditanyakan oleh pemakai terhadap system temu kembali informasi.

Penjelasan mengenai operator Boolean Logic :

(45)

a. Boolean Logic : AND (*), mencari informasi yang mengandung kata yang dicari, bisa menggunakan salah satu dari kedua kata. Contoh : Politics and Fiscal (Politics*Fiscal).

b. Boolean Logic : OR (+), mencari informasi yang mengandung salah satu dari kedua kata. Contoh : Politics or Fiscal (Politics+Fiscal).

c. Boolean Logic : NOT(^), hasil pencarian mengandung kata yang dicari tapi tidak menggunakan salah satu dari keduanya. Contoh : Politics not Fiscal (Politics^Fiscal).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan operator Boolean digunakan untuk

(46)

menggunakan operator Boolean akan sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan hasil penelusuran yang kita lakukan.

2.4.3.3 Model Strategi Penelusuran Web

Dalam melakukan penelusuran bisanya kita mengikuti empat model atau gaya penelusuran yaitu: briefsearch, Building Block, Successive fraction dan Citation Pearl Growing.

a. Briefsearch

Model penelusuran ini adalah model yang paling sederhana yaitu hanya dengan sekali penelusuran saja kita sudah mendapatkan hasil temuan yang memuaskan. Misalnya saja dengan satu kata kunci atau dua kata kunci dengan boolean operator maka penelusuran sudah dapat diakhiri dengan hasil yang memuaskan. Formula model ini adalah sebagai berikut:

Kata kunci A AND katakunci B = hasil temuan b. Building Block

Model penelusuran ini dimulai dengan mencari kata kunci demi kata kunci.

Kemudian kita menggabung hasil-hasil penelusuran yang sudah kita dapatkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan kita. Formula model ini adalah seperti berikut:

Katakunci A set # 1 (hasil besar) Katakunci B set # 2 (hasil besar)

Set # 1 OR set # 2 atau Katakunci A OR katakunci B set # 3 (hasil besar) Katakunci D OR katakunci E set # 4 (hasil besar)

Katakunci F OR katakunci G set # 5 (hasil besar)

(47)

Set # 3 AND set # 4 AND set # 5 = hasil temuan c. Successive fraction

Model ini dimulai dengan satu atau dua kata kunci dengan hasil temuan yang sangat besar. Kemudian dengan menggunakan operator AND secara terus menerus kita memperkecil hasil temuan kita sampai pada batas yang memuaskan kita. Formula model ini adalah:

Katakunci A AND katakunci B set # 1 (hasil besar) Set # 1 AND katakunci C set # 2 (hasil lebih kecil) set # 2 AND katakunci D set # 3 (hasil lebih kecil lagi) Set # 3 NOT katakunci E = hasil temuan

d. Citation Pearl Growing

Model ini dimulai dengan satu kata kunci dengan satu temuan yang sangat kecil. Kemudian secara berturut-turut temuan ini diperbesar dengan menambah kata kunci dan menggunakan operator Boolean OR. Formula model ini adalah:

Katakunci A sebagai titik awal penelusuran

Kata kunci B OR katakunci C AND katakunci D = temuan

(kata kunci B, C dan D adalah kata kunci yang berasal dari display temuan kata kunci A).(Ishak, 2014,73)

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Sugiyono (2010,29) menjelaskan metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya yang berlaku untuk umum.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang beralamat di Jalan Kapten Muslim No. 79 Medan.

3.3 Populasi

Populasi adalah jumlah yang ada pada objek/subyek yang akan dipelajari.

Menurut Sugiyono (2010,6) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Rully (2014,93) “populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang akan ditarik kesimpulannya”.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Jumlah Mahasiswa

Gambar

Table 3.1 : Kisi-Kisi Variabel Penelitian
Tabel 4.2 : Memformulasikan Kata Kunci
Tabel 4.3 : Memformulasikan Kata Kunci dengan Alat Bantu Pencarian
Tabel 4.4 : Menggunakan Operator Boolean
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila mukosa hidung orang atopi yang sudah tersensitisasi terpapar oleh suatu alergen maka alergen tersebut akan terikat pada IgE spesifik yang terdapat

Di hari kedua Nu Skin Indonesia Convention, Nu Skin Indonesia memberikan penghargaan kepada 1 Million Dollar Circle, 6 Team Elite Platinum, 5 Team Elite serta 15 Blue Diamond

Tujuan pengendalian penjualan menurut Willson and Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (2003;259) adalah sebagai berikut: “Untuk mencapai volume

Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada

Berdasarkan praktikum analisis pedigri mengenai rambut kriting dan lurus tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat rambut kriting lebih dominan daripada sifat rambut

Sejak ditetapkannya Agenda for Action oleh NCTM (1980), pemecahan masalah menjadi fokus dari matematika sekolah. Terkait dengan tujuan tersebut, pemecahan masalah dan

Hasil yang signifikan juga terlihat ketika dilakukan perbandingan antara sampel pabrik dengan simulasi menunjukkan adanya pengaruh laju gas pelindung terlihat dengan

Kelompok II mutu produksi gula aren meliputi: peubah pembuatan gula aren diwilayah bantuan dapat menyisikan hasil akhir yang diperoleh ditempat lain (5) pembuatan gula