• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES BELAJAR DALAM KELOMPOK PERTEMUAN KE 14

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROSES BELAJAR DALAM KELOMPOK PERTEMUAN KE 14"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN KE 14

PROSES BELAJAR

DALAM

KELOMPOK

(2)

PENGERTIAN

PROSES BELAJAR

Proses di mana tingkah laku di timbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman (James O. Whittker).

Suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat pundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang Pendidikan (Slamento).

Menurut Skinner belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce)

Dua macam Rumusan dalam belajar, yaitu rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus (Chaplin)

(3)

PENGERTIAN

PROSES BELAJAR

Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut (Hintzman).

Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman (Wittig).

Membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan, biasanya sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif. Kedua belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperbuat (Reber)

Terdapat empat macam Istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar :

1. Relatively permanent, yang secara umum menetap

2. Response potentiality, kemampuan bereaksi

3. Reinforce, yang diperkuat

4. Practice, Praktek atau Latihan.

(4)

CONTOH PROSES BELAJAR

Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba memainkan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku “memutar”

dan “meletakan” tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul pada mainan itu.

Pada tahap permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur.

Namun, berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang lambat laun ia menguasai dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik dan sempurna.

Dari contoh itu, belajar dapat dipahami sebagai proses yang dengan proses itu sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahantingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotor

(5)

PROSES BELAJAR

Proses dari bahasa latin “processus" yang berarti “berjalan ke depan”

Menurut Chaplin (1972) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan

Dalam psikologi belajar proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu (Reber).

Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,

efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri manusia.

(6)

Peristiwa Proses Belajar pada Manusia

(7)

FASE-FASE DALAM PROSES BELAJAR

❑ Jerome S. Bruner terdapat tiga Fase proses belajar, yaitu : 1) Fase informasi (tahap penerimaan materi)

2) Fase transformasi (tahap pengubahan materi) 3) Fase evaluasi (tahap penilaian materi)

❑ Menurut Wittig terdapat setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu:

1) Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi) 2) Storage (tahap penyimpanan informasi)

3) Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)

(8)

BELAJAR BERSAMA DALAM KELOMPOK

Bekerja atau belajar bersama adalah suatu proses kelompok yang disokong oleh anggota-anggota kelompok, dimana ada ketergantungan satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati.

Bekerja/belajar bersama adalah pergaulan antar anggota kelompok dengan tujuan membangun dan memberikan pendapat untuk suatu tujuan yang sehat, menambah pengertian tentang suatu masalah, pertanyaan-pertanyaan, wawasan dan penyelesaian, menanggapi, dan bekerja untuk mengerti pertanyaan-pertanyaan yang lain, wawasan, dan penyelesaian

Setiap anggota kelompok berwenang berbicara kepada yang lain dan menyumbangkan dan mempertimbangkan sumbangan pikiran mereka, Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab terhadap antar anggota kelompok dan tergantung satu dengan yang lain.

(9)

Tujuan Kelompok Tercapai

Bagaimana membentuk suatu kelompok belajar yang baik agar tujuan kelompok dapat tercapai?

Kegiatan kelompok dimulai dengan latihan, dan proses pengertian kelompok. Seorang pelatih memulai kegiatan dengan fasilitas diskusi dan alternatif (pilihan) usulan, tetapi tidak menentukan penyelesaian terhadap kelompok, khususnya mereka yang sulit bekerja dengan kelompok.

Kelompok yang besar menimbulkan kesulitan untuk mempertahankan keterlibatan masing- masing dan fungsi tugas kelompok lebih baik daripada tugas mandiri.

Selanjutnya keragaman tingkat kemahiran, latar belakang, dan pengalaman setiap individu memperkuat kelompok, setiap anggota kelompok bertanggung jawab bukan saja terhadap sumbangan pikirannya, melainkan juga membantu pengertian yang lain tentang sumber kekuatan mereka, anggota yang tidak beruntung dan tidak suka terhadap kebersamaan akan menyumbangkan dorongan wewenang yang proaktif dan belajar secara positif dipengaruhi oleh keragaman pandangan dan pengalaman, meningkatkan pilihan di dalam pemecahan masalah, memperluas jarak pertimbangan secara rinci.

(10)

Manfaat Belajar Kelompok

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari bekajar kelompok :

1) Belajar kelompok sesungguhnya salah satu cara untuk menumbuhkan rasa semangat untuk belajar karena di dalam belajar komponen yang berperan adalah diri kita masing-masing atau interaksi dengan teman kita sendiri.

2) Ketika kita ikut dalam belajar kelompok kita akan mengetahui cara-cara lain yang dilakukan oleh teman kita untuk dapat memahami suatu materi dengan lebih cepat sehingga dari berbagai contoh yang bisa kita lihat didalam kelompok belajar kita, kita dapat memilih mana yang paling tepat dan sesuai dengan diri kita sehingga bisa diaplikasikan pada diri kita

3) Ketika belajar kelompok kita juga akan mendapatkan suasana yang berbeda jika dibandingkan dengan kita belajar mandiri (private) karena kecenderungan manusia ketika telah menemukan masalah yang cukup sulit dan sudah mencoba berulang kali belum dapat menemukan solusinya akan mendapatkan kejenuhan yang akan semakin menumpuk yang dapat mengakibatkan stress, apabila kita memiliki kesulitan akan segera mendapatkan masukan ataupun bantuan dari teman yang lain untuk mendapatkan solusi yang terbaik.

(11)

Manfaat Belajar Kelompok

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari bekajar kelompok :

4) Setiap individu dalam kelompok pasti memiliki pemikiran yang berbeda- beda mengenai suatu hal atau permasalahan. Jadi, pada saat terjadi hal seperti ini anggota kelompok juga belajar mengenai bagaimana cara menghormati pemikiran teman-teman yang lain dan mencari solusi yang terbaik dari berbagai permasalahan yang muncul tanpa mengedepankan ego masing-masing.

5) Dengan belajar kelompok kita juga dapat menguji sekaligus mengetahui kemampuan kita dibandingkan teman-teman yang lain didalam kelompok tersebut sehingga dapat memacu semangat kita didalam belajar

6) Dengan metode atau cara belajar yang berbeda pada tiap pertemuan, kemudian tempat juga bisa disesuaikan dengan keinginan anggota kelompok, apabila perlu mendatangkan orang yang lebih mengerti tentang suatu materi atau permasalahan juga dapat membantu menimbulkan suasana yang baru juga pengetahuan yang baru yang cakupannya lebih luas karena didapatkan dari sumber yang lebih paham mengenai suatu permasalahan atau mendatangkan.

(12)

Langkah-Langkah Proses Belajar dalam Kelompok

Dalam melakukan belajar bersama dalam kelompok atau organisasi diperlukan langkah- langkah sistematis agar tujuan belajar dapat tercapai dengan baik, meliputi :

1) Mengacu pada Penuntun (Pedoman) Kelompok

2) Susun tujuan, tetapkan bagaimana sering dan apa yang akan kelompok komunikasikan, kemajuan penilaian, membuat keputusan, dan memecahkan konflik (pertikaian)

3) Menetapkan sumber, khususnya seseorang yang dapat menyiapkan petunjuk, pengawasan, nasehat, dan bahkan penengah.

4) Jadwal tinjauan kemajuan Anda dan komunikasi untuk mendiskusikan apa yang dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan.

5) Kelompok-kelompok yang bermasalah seharusnya diundang atau perlu dipertemukan dengan instruktur untuk mendiskusikan kemungkinan penyelesaian.

(13)

a) Dalam belajar kelompok sering sekali terjadi pemusatan pemikiran (yang berfikir dan bekerja hanya satu orang tersebut). Hal ini yang akan menghambat berjalannya belajar kelompok yang efektif. Maka dari itu setiap kelompok harus membuat aturan yang disepakati oleh seluruh anggota yang isi dan tujuannya agar setiap anggota bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak berpusat ke salah satu orang di dalam kelompok tersebut.

b) Belajar kelompok bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama tanpa berfikir (hanya meniru). Ini sebenarnya hampir sama dengan hambatan yang pertama tadi namun yang dipermasalahkan di sini adalah niat dari angggota. Jadi, mereka harus mengubah niat yang demikian itu dengan niat untuk belajar bersama dengan anggota kelompok lainnya namun juga harus belajar mandiri

c) Belajar kelompok hanya untuk sekedar bermain-main dengan teman. Hal ini seharusnya tidak terjadi apabila orang tersebut sadar akan kewajiban-kewajibanya dalam hal belajar. Apabila kita mengetahui tujuan kita mengikuti belajar kelompok dengan benar maka keinginan untuk hanya sekedar bermain-main dengan teman itu akan hilang dengan sendirinya. Walaupun sekarang ini apabila belajar dengan terlalu serius maka akan menimbulkan kejenuhan, jadi kita juga ada waktu untuk bercanda dan serius namun masih dalam batasan yang wajar atau tidak berlebihan di dalam bercanda.

Hambatan dan Solusi Belajar Kelompok

(14)

Hambatan dan Solusi Belajar Kelompok..

d) Tidak mau mengikuti kegiatan belajar kelompok karena ada salah satu anggota kelompok yang dia tidak sukai. Kejadian ini mungkin sering terjadi karena mungkin antara kedua orang tersebut sedang terjadi masalah pribadi yang melibatkan keduanya. Maka dari itu dengan belajar kelompok ini seharusnya dapat dijadikan momentum untuk saling membuka diri sehingga dapat mengakrabkanya kembali dapat dibantu oleh teman yang lain yang sekiranya mengetahui kondisi kawan yang sedang mengalami masalah.

Sehingga dengan belajar kelompok akan memudahkan datangnya jalan damai.

e) Tidak mau mengikuti kegiatan belajar kelompok karena dikucilkan oleh anggota yang lain. Hampir sama dengan yang sebelumnya namun ini konfliknya lebih luas yaitu antara seseorang dengan seluruh anggota yang lain atau lebih dari satu orang. Yang mengakibatkan tidak berjalanya kegiatan belajar kelompok. Hal yang harus diperbaiki adalah sikap dan cara berpikir seluruh anggota kelompok untuk tidak menghakimi seseorang tanpa ada sebab yang pasti. Karena mungkin orang yang kita kira tidak dapat mengatasi suatu permasalahan karena kekurangan yang dia miliki. Namun, mungkin dia memiliki solusi yang lebihh baik daripada yang kita pikirkan.

(15)

Pustaka

Barlow, D. L. 1985. Educational Psychology: The Teaching Learning Process. Chicago: The Moody Bible Institute. Hal.:15.

Biggs, J. 1991. Teaching for learning: The View from cognitive Psychology. Howthom: The Australia Council for Educational Reaserch Ltd.

Chaplin, J. P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press. Hal.: 134.

Chaplin, J. P.1972. Dictionary of Psychology. Fifth Printing. New York: Dell Publishing Co. Inc.

Hal.: 30.

Djamarah dan Bahri, S. 1999. Psikologis Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hariadi, R. 2012. Definisi Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran. http://id.shvoong.com/ social - sciences/education/2264151-definisi-pemahaman-konsep-dalam-

pembelajaran/. Diakses Tanggal 20 Agustus 2017.

Hintzman, D. L. 1978. The Psychology of Learning and Memory. San Franciso: W. H. Freeman &

Company. Hal. : 34.

Reber, A. S. 1988. The Penguin Dictionary of Psychology. Ringwood Victoria: Penguin Books Australia Ltd. Hal.: 110.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wittig, A. F. 1981. Psychology of Learning. Schaum’s Out-line Series. New York: Mc. Grow Hill

Book Company. Hal.: 201.

Syamsul Hadi, 2017. Dinamika Kelompok Sebuah Tinjauan Terhadap Perspektif Pembangunan Masyarakat Petani. LPPM – UM JEMBER PRESS

(16)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Minat menurut Sardiman (2011: 76), “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan

Mempunyai minat yang besar dalam hal mengumpulkan kata- kata. Mulai banyak bertanya dan bisa menunjukkan ciri dan sebagia anggota tubuh apabila ditanya. Senang

Pada pertemuan kedua ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama pada pertemuan dua ini yaitu siswa melaksanakan pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan

Pertemuan Nasional AIDS IV tanggal 3-6 Oktober 2011 di Jogyakarta telah dilaksanakan melalui serangkaian pertemuan, yang diawali dengan sidang pembukaan kemudian diikuti

Kemudian klik kanan pada tiap objek tersebut dan pilih Convert to Editable Poly agar bisa disesuaikan dengan bentuk gendang melalui editing vertex, edge, face, dan

Akan diambil tempat yang paling stategis untuk bisa dijangkau oleh semua anggota sehingga tempat bidan desa berpraktek juga jadi tempat untuk berkumpul dalam membicarakan

Pertama kali saya ikut beliau ke tempat bekerjanya , saya dititipkan kepada seorang suster , suster itu memberi saya coklat ketika saya bisa memakai stetoskop , besoknya lagi

melibatkan siswa secara langsung (aktif) dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Dengan metode ini siswa diharapkan bisa menggunakan kemampuan