• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan ‘IQRA’

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL )

Nawir R

MTs Negeri Model Palopo

Abstrak: Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat Kelompok asal dan Kelompok ahli. Kelompok asal yaitu Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu Kelompok yang terdiri dari anggota Kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas- tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota Kelompok asal. PBL menggambarkan suatu suasana pemebelajaran yang menggunakan masalah untuk memandu, mengemudikan , menggerakkan, atau mengarahkan pembelajaran.

Pemebelajaran dalam PBL dimulai dengan suatu masalah yang harus diselesaikan, dan maslah tersebut diajukan dengan cara sedemikian rupa hingga para siswa memerlukan tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut. Kolaborasi PBL dan Jigsaw merupakan bentuk inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Kolaborasi, Kooperatif, Jigsaw , dan Problem Based Learning

Berdasarkan pengamatan riil dilapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran IPA. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi guru.

Proses pemebelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini cenderung pada pencapaian target kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator didalamnya agar suasana kelas lebih hidup.

Pembelajaran tipe Jigsaw dan PBL ( Problem Based Learning ) merupakan dua model pembelajaran koperatif yang memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing, tipe jigsaw lebih menekankan pada tanggung jawab individu dalam Kelompok sedangkan PBL lebih menekankan pada kerjasama Kelompok dalam penyelesaian masalah. Menurut Arends, RI, 1997 (dalam Wirta:2003) pembelajaran jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang siswa. Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di dalam siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran ini adalah mengembangkan kerja tim,

(2)

Volume 3 No. 2 Desember 2015

keterampilan belajar koopperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi. PBL ( Problem Based Learning ) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Berdasarkan pengertian dan karakteristik kedua model pembelajaran ini maka dapat dilakukan pengkolaborasian model pembelajaran antara model pembelajaran Jigsaw dengan PBL ( Problem Based Learning ) dalam suatu pembelajaran yang digunakan disekolah sebagai wujud pengembangan dan inovasi dalam pembelajaran kooperatif learning.

KARAKTERISTIK DAN SINTAKS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins ( Arends, 2001 ). Metode Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie, A, 1994).

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat Kelompok asal dan Kelompok ahli. Kelompok asal yaitu Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu Kelompok yang terdiri dari anggota Kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota Kelompok asal. Para anggota tim-tim yang berbeda dengan topic yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa- siswi itu kembali kepada tim/Kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota Kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan ahli. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diberi kesempatan berkolaborasi dengan teman lain dalam bentuk diskusi kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Setiap Kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen sehinga akan terdaat siswa yang berkemampuan tinggi, dua atau tiga berkemampuan sedang dan seorang siswa berkemampuan kurang.

Pembelajaran jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mampu mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat Kelompok asal dan Kelompok ahli. Kelompok asal yaitu Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli

(3)

Jurnal Pendidikan ‘IQRA’

yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota Kelompok asal.

Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran tipe teknik jigsaw sebagai berikut :

a. Kelompok Asal (Base Group)

1. Siswa dibagi kedalam Kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang.

2. Bagikan materi atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

3. Masing-masing siswa dalam Kelompok mendapat tugas atau materi yang berbeda-beda dan memahami informasi yang berada di dalamnya.

b. Kelompok Ahli (Expert Group)

1. Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas/materi yang sama dalam satu Kelompok.

2. Dalam Kelompok ahli ini guru menugaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi tanggung jawab siswa.

3. Tugaskan bagi semua anggota Kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke Kelompok asal.

4. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam Kelompok ahli masing- masing siswa kembali ke Kelompok asal.

5. Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas Kelompok ahli.

6. Apabila Kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing Kelompok melaporkan bahwa mereka telah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing Kelompok melaporkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas.

Kelebihan Pembelajaran Tipe Jigsaw Pengelompokan Homogen :

Kelebihannya memungkinkan peserta berbagi persfektif yang berbeda- beda tentang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu bab, potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.

Pengelompokan Heterogen :

Kelebihannya memungkinkan peer instruction dan pengumpulan pengetahuan, memberikan peserta informasi dari bab yang mereka tidak baca.

Kelemahannya bila suatu peserta didik tidak membaca tugas, informasi tersebut tidak dapat dibagi/di diskusikan.

Sintaks Model jigsaw

(4)

Volume 3 No. 2 Desember 2015

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1 :

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pemebelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2 :

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3 :

Mengorganisasikan siswa kedalam Kelompok- kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk Kelompok belajar dan membantu setiap Kelompok agar melakukan transisi secara efesien

Fase 4 :

Membimbing Kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing Kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 : Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah di pelajari atau masing- masing Kelompok mempresentasikan hasil karyanya

Fase 6 :

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik uapaya maupun hasil belajar individu Kelompok

Karakteristik dan sintaks pembelajaran Kooperatif model PBL

David; Patel Burdet; Rangchari, 1999 ( dalam pengantar PBL, Djauhari Widjajakusumah ) menyatakan bahwa inti dari PBL adalah :

1. Diskusi Kelompok kecil berdasarkan suatu problem (tigger material) untuk memutuskan knowledge apa yang harus mereka pelajari;

2. Self Study, proses memperoleh knowledge;

3. Diskusi Kelompok kecil untuk membagi knowledge, membandingkan dan menghubungkan apa yang telah mereka temukan/dapatkan pada masa Self Study, dan mencari tahu apakah mereka telah meng-cover dasar ilmu yang kuat.

Implementasi PBL dapat dimulai dengan mengembangkan type masalah sebagai berikut :

1. Menangkap minat siswa dengan menghubungkan dengan issue di dunia nyata 2. Menggambarkan atau mendatangkan pengalaman dan belajar siswa

sebelumnya

3. Memadukan isi tujuan dengan keterampilan pemecahan masalah.

4. Membutuhkan kerjasama, metode banyak tingkat (mullti-staged method)

(5)

Jurnal Pendidikan ‘IQRA’

5. Mengharuskan siswa melakukan beberapa penelitian yang relevan dengan maslah tersebut.

Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based-Learning) adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa untuk belajar.Tan (2004) menyebutkan bahwa PBL telah diakui sebagai suatu pengembangan diri, pembelajaran aktif dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menggunakan masalah-masalah yang tidak terstruktur (masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah simulasi yang kompleks) sebagai titik awal untuk proses pembelajaran.

PBL menggambarkan suatu suasana pemebelajaran yang menggunakan masalah untuk memandu, mengemudikan , menggerakkan, atau mengarahkan pembelajaran. Pemebelajaran dalam PBL dimulai dengan suatu masalah yang harus diselesaikan, dan maslah tersebut diajukan dengan cara sedemikian rupa hingga para siswa memerlukan tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut. Tidak sekedar mencoba atau mencari jawaban tunggal yang benar, para siswa akan menafsirkan masalah tersebut, mengumpulkan informasi yang diperlukan, mengenali penyelesaian yang mungkin, menilai beberapa ahli pilihan, dan menampilkan kesimpulan (Roh, 2003). Dan beberapa pengertian PBL memiliki karakteristik :

1. Pembelajaran dipandu oleh masalah yang menantang 2. Para siswa bekerja dalam Kelompok kecil

3. Guru mengambil peran sebagai fasilitator dalam pembelajaran Sintaks Model Jigsaw

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 Orientasi siswa pada

masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memecahkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibata dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual

maupun Kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

Tahap 5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi

(6)

Volume 3 No. 2 Desember 2015 Menganalisa dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-prose yang mereka gunakan

(Sumber: Ibrahim & Nur,2000 :13

Karakteristik dan sintaks pemebelajaran kolaborasi Kooperatif model PBL dan jigsaw

Model PBL dan jigsaw merupakan contoh dari beberapa pembelajaran yang kontruktivitis untuk melatih strategi-strategi kogniyif secara aktif dan kritis baik mandiri, Kelompok maupun klasikal. ( Nur, 2008 ) Selanjutnya dalam pembelajaran. Siswa bekerja sama secara kolaboratif dalam Kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 siswa heterogen. Dalam belajar di Kelompok awal satu siswa membaca atau merangkum penggalan materi bagiannya dan menjawab permasalahan yang diajukan dalam LKS. Jawaban tersebut merupakan jawaban sementara atas permasalahan dan dicatat pada lembar problem based learning.

Kegiatan selanjutnya anggota dari Kelompok awal yang memiliki rumusan masalah yang sama bertemu di Kelompok ahli dengan kegiatan menjawab secara bersama permasalahan pada LKS. Setelah itu kembali kepada Kelompok asal untuk menjelaskan hasil jawaban permasalahan kepada Kelompok asalnya.

Selama proses pembelajajaran, dilakukan observasi untuk menilai keaktifan dan keterampilan kooperatif siswa. Dan diakhir proses dilakukan evaluasi hasil belajar.

Adapun rancangan sintaks paduan antara PBL dan jigsaw adalah sebagai berikut :

No PBL Jigsaw Hasil Kolaborasi

1 Orientasi Siswa Pada masalah

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Mengorientasikan siswa pada masalah sebagai tujuan pembelajaran 2 Mengorganisasi

siswa untuk belajar

Menyajikan informasi Mengorganisasikan siswa dalam Kelompok belajar Asal dan Ahli

3 Membimbing penyelidikan individual maupun Kelompok

Mengorganisasikan siswa ke dalam Kelompok belajar

Membimbing dan

mengarahkan penyelesaian masalah dalam kelompok 4 Mengembangkan

dan menyajikan hasil karya

Membimbing

Kelompok bekerja dan belajar

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5 Menganalisa dan

mengevaluasi proses Pemecahan masalah

Evaluasi Menganalisa dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

6 Memberi Penghargaan Memberi penghargaan

(7)

Jurnal Pendidikan ‘IQRA’

PENUTUP Kesimpulan

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat Kelompok asal dan Kelompok ahli. Kelompok asal yaitu Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu Kelompok yang terdiri dari anggota Kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota Kelompok asal.

PBL menggambarkan suatu suasana pemebelajaran yang menggunakan masalah untuk memandu, mengemudikan , menggerakkan, atau mengarahkan pembelajaran. Pemebelajaran dalam PBL dimulai dengan suatu masalah yang harus diselesaikan, dan maslah tersebut diajukan dengan cara sedemikian rupa hingga para siswa memerlukan tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Kolaborasi PBL dan Jigsaw merupakan bentuk inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa.

Saran-saran

Dari kolaborasi kedua model pembelajaran kooperatif ini dapat dilakukan penelitian yang lebih dalam untuk mengetahui efektivitas penerapan model PBL yang dipadu dengan Jigsaw terhadap aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Biologi yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sudibyo. 2008. Materi Road Show Dewan Pendidikan Bersama Tim Wajar Dikdas Kabupaten Kuningan. Kuningan : Dewan Pendidikan Kabupaten Kuningan

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Pembelajaran Ekonomi Secara Kontekstual Untuk Guru SMP, Jawa Barat : Depdiknas.

Ibrahim, M. & Nur, M(2000). Pelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:

UNESA Universitas Press.

Suparno, Paul. (1996) Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Penerbit Kanius.

Referensi

Dokumen terkait

Secara judul besar penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Dan Likuiditas Terhadap

Dari perhitungan diperoleh daya penggerak poros (P) : 74,04 kW, sedangkan di lapangan adalah 393,2 kW. Ada beberapa kemungkinan yang dapat mengakibatkan penurunan tersebut,

Ketua program studi juga mampu membuka jaringan kerjasama dengan berbagai pihak.Interaksi antara pimpinan Program Studi baik dengan unsur-unsur pelaksana akademik maupun

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR MUSEUM DAN PUSAT PELATIHAN MEDITASI BUDDHA DI SEMARANG, JAWA TENGAH .... Pengelompokan

Asas kebiasaan Asas ini mengandung arti bahwa suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk apa yang telah secara tegas diatur dalam perjanjian tetapi juga mengikat

Untuk menambahkan data kelurahan, admin terlebih dahulu membuka halaman suseda lalu mengklik input data kelurahan dan kecamatan setelah itu pilih input data kelurahan

Hasil uji mununjukkan bahwa kolom yang diperkuat wire rope saja dan kombinasi wire rope dan satu lapis wire mesh tidak memberikan banyak peningkatan kekuatan