• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 

3.3 Pemodelan pada Caesar 5.1

Pembuatan model dengan variasi tersebut langsung dibuat pada Caesar 5.1 mengingat bentuk yang ada adalah pipeline.

1. Pemodelan

Hal-hal yang diperlukan dalam pemodelan pipeline dengan menggunakan software Caesar 5.1 adalah sebagai beriku

a. Data masukan

• Dimensi dan jenis material

• Parameter operasi ( tempratur, tekanan fluida )

• Parameter beban

• Code yang digunakan

b. Pemodelan node, elemen, tumpuan Aturan penentuan node :

• Geometi ( titik awal, interaksi, perubahan arah, dan titik akhir )

• Perubahan parameter operasi

• Parameter kekakuan elemen ( perubahan ukuran pipa, expansion joint, valve )

• Posisi kekakuan batas ( restrain ) 2. Pembebanan

Memasukkan beban-beban yang ada diantaranya adalah beban akibat internal pressure, baik tekanan desain, tekanan operasi, tempratur desain, tempratur operasi.

3. Running model

Memulai dengan merunning desain struktur pipa yang telah dibuat dengan mengangalisa material pada pipa dan beban yang telah dibuat gagal atau tidak, jika gagal maka cek lagi data-data yang ada.

4. Variasi temperature operasi, tekanan operasi dan kedalaman

Setelah melakukan running dengan menggunakan software Caesar 5.1 maka dilakukan variasi terhadap pembebanan temperatur operasi, tekanan operasi dan kedalaman.

3.4 Network Planning

Dalam perencanaan detail desain instalasi pipa membuat perencanaan yang meliputi aktivitas yang diperlukn dalam penyelenggaraan proyek tersebut. Perencanaan strategis perlu ditetapkan dan diinformasikan kepada seluruh bagian organisasi sehingga dapat menciptakan kerjasama di antara pekerja.

Strategi yang dilakukan dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan pelaksanaan proyek. Perencanaan pelaksanaan harus disusun agar sasaran yang ingin dicapai dapat direalisasikan secara teoritis.

2. Membuat jadwal kerja pelaksanaan proyek. Penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam kegiatan, keterkaitan suatu aktivitas dengan aktivitas lain.

3. Melakukan pengendalian dalam pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan rencana.

Dalam pelaksanaan proyek ini dibagi menjadi dua perencanaan yaitu perencanaan waktu dan biaya proyek.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Validasi Penggunaan Software

Dalam uji coba ini dilakukan perhitungan tegangan ijin pada pipa carbon steel secara manual dan dengan menggunakan software. Hasil dari kedua cara ini dibandingkan dan harus didapat hasil yang tidak jauh berbeda.

Tabel 5 Validasi Software

Tegangan  Manual Software Error Allowable Stress Pipa Carbon steel  31502.2 Psi 31500 Psi 0.01 %

(2)

 

4.2 Hasil Perhitungan Beban dan Spring Tanah

Tanah merupakan salah satu sumber beban (external pressure) pada buried pipe. Selain sebagai beban (external pressure) tanah juga sebagai tumpuan (daya dukung / spring) pada bagian bawah pipa. Dalam perhitungan daya dukung tanah ini akan dilakukan sepanjang desain pipa yang ada pada Bengawan Solo river crissing ini yaitu sepanjang 460 meter.

• Beban tanah ( external pressure / dead load ) diatas pipa adalah sebesar = 22.173 psi

• Daya dukung / spring tanah disamping pipa ( Lateral Soil Spring ) adalah sebesar = 3.58 x 108 lb

• Daya dukung / spring tanah diatas pipa ( Vertical Uplift Soil Spring) adalah sebesar = 1.43 x 108 lb

• Daya dukung / spring tanah dibawah pipa ( Vertical Bearing Soil Spring ) adalah sebesar = 1.52 x 109 lb

4.3 Analisis Pressure Loss Diameter pipa (d) : 8 inch Panjang pipa (L) : 13451.4 feet Kapasitas (Q1) : 527.683 GPM

• Perbandingan Nilai Pressure Loss

Dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams dapat dihitung nilai pressure loss pada masing- masing jenis material pipa.

a. Pipa GRP

85 , 1

1 87 , 4

53 ,

4 ⎟

⎜ ⎞

= ⎛

Δ C

Q d

P xL ΔP = 24.97 psi

b. Pipa Carbon steel

85 , 1 1 87 , 4

53 ,

4 ⎟

⎜ ⎞

= ⎛

Δ C

Q d

P xL

Δ P

= 37.73 psi

• Perbandingan Diameter Pipa

Dengan kapasitas yang sama diperoleh perbandingan diameter pipa carbon steel dan GRP seperti pada Gambar 3 berikut

Gambar 3 Grafik Perbandingan Diameter

(3)

 

4.4 Analisis Tegangan

Berdasarkan pemodelan dengan Caesar 5.1, dapat diketahui nilai tegangan gabungan seperti pada Tabel 6 berikut.

Gambar 4 Pipa Kondisi Restrain Tabel 6 Nilai Tegangan Combined Pipa

Sedangkan untuk mengetahui verifikasi tegangan gabungan terhadap tegangan ijin pada masing- masing jenis material pipa dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Tabel 7 Nilai Allowable Stress Pipa

Jenis Pipa Allowable Stress (Pa)

Check

Pipa GRP 6.635x107 Ok

Pipa Carbon steel 2.172x108 Ok

4.5 Biaya Maintenance

Pipa GRP dan pipa Carbon steel mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan perawatan yang berbeda pula. Seperti misalnya, pipa Carbon steel sangat rentan terhadap korosi sehingga memerlukan perawatan pencegah korosi, sedangkan pipa GRP tidak memerlukan hal itu karena sifatnya yang anti korosi. Hal itu berakibat terhadap biaya yang dikeluarkan pada perawatan terhadap kedua jenis material pipa tersebut

Tabel 8 Biaya Maintenance

Maintenance Carbon steel (US$

GRP (US$)

Selisih (US$) Total Maintenance

per tahun 11784.5 8003.1 3781.4

  Gambar 5 Perbandingan Biaya Maintenance

Jenis Pipa Tegangan Combined (Pa)

Pipa GRP 5.435x107

Pipa Carbon steel 5.684x107

(4)

 

4.6 Perbandingan Analisis Perencanaan Waktu dan Biaya Proyek

¾ Kondisi Normal

• Pipa GRP

Dalam perencanaan waktu dan biaya proyek pada kondisi normal dilakukan dengan kurun waktu selama 39 hari dengan perincian berikut:

Biaya langsung = Rp. 1.414.937.333 Biaya tidak langsung = Rp. 432.666.000 Jumlah = Rp. 1.847.603.333

• Pipa Carbon Steel

Dalam perencanaan waktu dan biaya proyek pada kondisi normal dilakukan dengan kurun waktu selama 44 hari dengan perincian berikut:

Biaya langsung = Rp. 1.457.099.000 Biaya tidak langsung = Rp. 593.736.000

Jumlah = Rp. 2.050.835.000

Gambar 6 Perbandingan Biaya Instalasi Kondisi Normal

Gambar 7 Perbandingan Waktu Instalasi Kondisi Normal

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa penggunaan pipa GRP memiliki keuntungan biaya sebesar 9.91% dan mempercepat pekerjaan instalasi sebesar 11.36% daripada pipa carbon steel.

¾ Kondisi Dipercepat dengan Menambah Waktu Kerja (Jam Lembur)

• Pipa GRP

Analisis Network planning dengan menggunakan metode CPM dengan menambah waktu pekerjaan (jam lembur) pada pekerjaan instalasi pipa GRP, kurun waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 35 hari dengan rincian biaya sebagai berikut:

Biaya langsung = Rp. 1.417.921.333 Biaya tidak langsung = Rp. 449.862.000

Jumlah = Rp. 1.867.783.333

• Pipa Carbon Steel

(5)

 

Analisis Network planning dengan menggunakan metode CPM dengan menambah waktu pekerjaan (jam lembur) pada pekerjaan instalasi pipa Carbon steel, kurun waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 40 hari dengan rincian biaya sebagai berikut:

Biaya langsung = Rp. 1.459.291.500 Biaya tidak langsung = Rp. 622.928.000

Jumlah = Rp. 2.082.219.500

¾ Kondisi Dipercepat dengan Menambah Titik Awal Pekerjaan

• Pipa GRP

Analisis Network planning dengan menggunakan metode CPM dengan menambah titik awal pekerjan pada instalasi pipa Carbon steel, kurun waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 21 hari dengan rincian biaya sebagai berikut:

Biaya langsung = Rp. 2.829.874.667 Biaya tidak langsung = Rp. 465.948.000

Jumlah = Rp. 3.295.822.667

• Pipa Carbon Steel

Analisis Network planning dengan menggunakan metode CPM dengan menambah titik awal pekerjan pada instalasi pipa Carbon steel, kurun waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 24 hari dengan rincian biaya sebagai berikut:

Biaya langsung =Rp. 2.914.198.000 Biaya tidak langsung =Rp. 647.712.000 Jumlah =Rp. 3.561.910.000

Dari analisis diatas perbandingan biaya dan waktu instalasi sebelum dan sesudah menggunakan network planning digambarkan sebagai berikut.

Gambar 8 Perbandingan Biaya Pipa GRP

Dari gambar diatas dapat diketahui perbandingan biaya instalasi pada pipa GRP dengan kondisi normal, menambah jam lembur, dan menambah titik awal pekerjan. Menambah jam lembur meningkatkan biaya instalasi sebesar 1.08%, dan dengan menambah titik awal pekerjaan sebesar 37.77% dari biaya normal.

Gambar 9 Perbandingan Waktu Instalasi Pipa GRP

(6)

 

Sedangkan perbandingan waktu instalasi pipa GRP dengan menambah jam lembur dapat mempercepat waktu sebesar 10.26%. sedangkan dengan menambah titik awal pekerjaan dapat mempercepat pekerjaan sebesar 46.15% dari waktu normal.

Gambar 10 Perbandingan Biaya Pipa Carbon Steel

Pada pipa carbon steel, perbandingan biaya instalasi dengan menambah jam lembur meningkatkan biaya instalasi sebesar 1.51%, sedangkan dengan menambah titik awal pekerjaan meningkatkan biaya instalasi sebesar 42.42%.

Gambar 11 Perbandingan Waktu Instalasi Pipa Carbon Steel

Secara umum berdasarkan analisis diatas, penggunaan pipa GRP dan CS memiliki keuntungan baik dari segi teknis maupun ekonomis seperti pada Tabel berikut

Tabel 4.17 Perbandingan Sifat Material Pipa

Tinjauan dari Segi Teknis

GRP Carbon Steel

Temperature maksimum Memiliki temperature maksimum yang terbatas yaitu sebesar 250 0F

Memiliki temperature maksimum yang lebih besar yaitu sebesar 7000F

Penyambungan Pipa Penyambungan pada pipa GRP lebih cepat karena menggunakan metode Threaded Joint

Seperti pada umumnya pipa baja, penyambungannya dilakukan dengan pengelasan sehingga lebih lama.

Pressure loss Memiliki nilai pressure loss yang lebih kecil yaitu sebesar

Δ P

= 24.97 Psi

Memiliki nilai pressure loss yang lebih besar yaitu sebesar

Δ P

= 37.73 Psi

Diameter dan Tebal Pipa

Dengan Kapasitas yang sama dibutuhkan diameter pipa yang lebih kecil yaiti sebesar 7.74 inch dan tebal 0.183 inch

Dengan kapasitas yang sama dibutuhkan diameter yang lebih besar yakni sebesar 8.18 inch dan tebal 0.221 inch

Tinjauan dari Segi Ekonomis

GRP Carbon Steel

Biaya Maintenance Memiliki biaya maintenance yang lebih kecil sebesar US$ 8003.1 per tahun

Memiliki biaya maintenance yang lebih besar sebesar US$ 11784.5 per tahun

Biaya Instalasi Memerlukan biaya instalasi yang lebih kecil sebesar Rp. 1.847.603.333

Memerlukan biaya instalasi yang lebih kecil sebesar Rp. 2.050.835.000

(7)

 

Dari tabel diatas dapat diketahui keuntungan dan kekurangan penggunaan jenis material pipa GRP dan carbon steel. Penggunaan kedua material memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga perlu dilakukan analisis yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan perbandingan analisis tegangan yang terjadi pada pipa Glass Reinforced Polymer dan Carbon steel berbasis tekno ekonomik, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

1 Tegangan gabungan pipa dengan menggunakan material GRP lebih kecil dibanding dengan pipa carbon steel, sehingga penggunaan pipa carbon steel lebih kuat, meskipun penggunaan pipa dengan material GRP maupun carbon steel masih memenuhi tegangan ijin berdasarkan code masing-masing.

2 Keuntungan pipa GRP dibandingkan dengan pipa carbon steel yaitu pipa GRP memiliki nilai pressure loss yang lebih kecil, diameter yang lebih kecil, biaya maintenance yang lebih rendah, dan biaya instalasi yang lebih rendah. Sedangkan kelemahan pipa GRP yaitu design temperature yang terbatas dibandingkan dengan pipa carbon steel. Oleh karena itu pemilihan jenis material pipa harus di analisis terlebih dulu terhadap kegunaannya.

3 Sedangkan berdasarkan analisis network planning dapat disimpulkan bahwa penggunaan network planning dengan menambah jam lembur dan menambah titik awal pekerjaan dapat meningkatkan efisiensi waktu tetapi menambah biaya pekerjaan dibandingkan dengan sebelum menggunakan network planning.

5.2 Saran

Ada beberapa saran dalam tugas akhir ini, antara lain

1. Perlu dilakukan analisis pembebanan pada pipa offshore

2. Perlu dilakukan perbandingan analisis biaya investasi pipa GRP dan Carbon Steel

Daftar Pustaka

API 15 LR/HR. 2001. Specification for Low/High Pressure Fiberglass Line Pipe, Third Edition.

Amerika: API.

API 5L. 2000. Spesification for Line pipe. Amerika: API.

Ardianto, R.N, Damar A.S, Abdulloh dan Kosasih. 2007. Evaluasi Trunkline 8” SP Beringin-PPP Prabmulih. Yogyakarta: Proceeding Simposium Nasional IATMI.

ASME B31.8. 2000. Gas Tranmission and Distribution Piping System. New York: The American Society of Mechanical Engineer.

Balaji. 2000. Manual For Underground Installation of GRP Pipes In The Trench. India: Balaji Fiber Reinforce. Pvt. Ltd.

Britt, Frank P.E. 1993. Design of FRP Piping Systems. Birmingham: Britt Engineering. Inc.

http://www.brittengineering.com

Elices, M, dan J.Llorca. 2002. Fiber Fracture. Madrid: Elsevier.

Hutagaol, P. 2008. Perancangan Onshore Pipeline Menggunakan Pipa Berbahan Komposit GRP.

Tugas Sarjana. Bandung: ITB.

ISO 14692. 2002. Petroleum and Natural Gas Industries Glass-reinforced Plastic (GRP) Piping. Switzerland: ISO

Martin, Carl. E. 1997. “Fiberglass Piping System”, Jurnal Non Metallic Piping, Chapter D2.

Oklahoma: Fibercast Company.

Pratama, A.D. 2010. Analisa Keandalan Pada Pipa JOB Pertamina-Petrocina Bengawan Solo River Crossing. Tugar Akhir. Surabaya: ITS.

Rochani, I. 2008. Diktat Kuliah Ekonomi Teknik. Surabaya: Jurusan Teknik Kelautan ITS.

Schmit, K. 1998. Fiberglass Reinforced Plastics (FRP) Piping System Designing Process/Facilities Piping System with FRP A Comparison to Traditional Metallic Materials. LA: EDO

Specialty Plastics, Baton Rouge.

Schmit, K. 1999 . Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) Piping Systemsdesigning For Various Loading Conditionsa Comparison Of Currently Available Design Philosophies. LA: EDO Specialty Plastics, Baton Rouge.

Gambar

Tabel 5 Validasi Software
Gambar 3 Grafik Perbandingan Diameter
Gambar 4 Pipa Kondisi Restrain  Tabel 6 Nilai Tegangan Combined Pipa
Gambar 6 Perbandingan Biaya Instalasi Kondisi Normal
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2013 program pembangunan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep lebih berorentasi pada Interen Organisasi dan pengembangan Extren Organisasi serta juga

Dengan demikian para pengguna program dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud dalam hasil analisis pendekatan linear hubungan waktu tempuh dengan volume

Perencanaan dibuat berdasarkan refleksi pada siklus I yaitu kekurangan yang perlu diperbaiki selama siklus I berlangsung.Tahap perencanaan meliputi: Menyiapkan silabus dan

Dengan merujuk pada Friedman, perubahan sistem hukum demikian terjadi pada struktur hukum dan substansi hukum. 8 Struktur kelembagaan negara yang semula tidak mengenal

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas Alanin Aminotransferase (ALT) dan Aspartat Aminotransferase (AST) pada mencit (Mus musculus) yang diberikan jamu

sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R 1, gugus fungsi yang terdapat

REDD+ merupakan mekanisme mitigasi perubahan iklim yang mensyaratkan ketersediaan data yang akurat, lengkap dan dapat diverivikasi. Terkait dengan hal ini, proses penyusunan