• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK DAN PENYAJIAN MUSIK GONDANG MANGALIAT DALAM UPACARA ADAT PANANGKOK SARING SARING DI DESA SABULAN KECAMATAN SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK DAN PENYAJIAN MUSIK GONDANG MANGALIAT DALAM UPACARA ADAT PANANGKOK SARING SARING DI DESA SABULAN KECAMATAN SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK DAN PENYAJIAN MUSIK GONDANG

MANGALIAT DALAM UPACARA ADAT

PANANGKOK SARING SARING DI DESA

SABULAN KECAMATAN SITIOTIO

KABUPATEN SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh :

LERIN R SITOHANG

NIM 2103140025

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis persembahkan kepada Yesus

Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul “Bentuk dan Penyajian Musik Gondang Mangaliat Dalam Upacara Adat Panangkok Saring Saring di Desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir”.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari Skripsi ini

masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyampaian ide penulis.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk

perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam proses penulisan Skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai kesulitan. Namun

berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Untuk itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan

6. Seluruh Dosen Sendratasik yang selama ini telah mendidik penulis dalam perkuliahan.

7. Teristimewa buat kedua orang tua penulis, Ayahanda Hotmangadar Sitohang dan Ibunda

Melynar Rajagukguk yang selalu luar biasa memberi dukungan, semangat, doa bahkan

materi yang tidak terhitung jumlahnya kepada penulis, begitu juga dengan adik-adik

penulis yang tercinta Echa Risti Sitohang Am.Keb, Fanjosafat Sitohang dan Miranda

Sitohang yang juga selalu memberikan motivasi dan mendoakan penulis dalam

mendukung penyelesaian Skripsi ini.

8. Narasumber - narasumber yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian

(6)

9. Teman-teman seperjuangan di kost 5A, Risna, Christin, Jojor, Jeje, Bitara, Wahyu,

Melva, kak Lisa, kak Norlin, kak Chika, kak Juli, kak Desi, bg Wirsan, bg Hendrik dan

Ibu Marpaung terima kasih buat doa dan motivasinya.

10.Teman-teman PPLT SMA N 2 Kabanjahe, teman GEMAS dan seluruh

teman-teman Paduan Suara El-senyor yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

11.Teman-teman seperjuangan dalam penyusunan Skripsi dan seluruh teman-teman Seni

Musik stambuk 2010 Abdon, Risna, Dina, Putri, Devi, Deasy, Yose, Octa, Narita, Gusti,

Desi, Anton, Well, Frans, Patar, dan yang lainnya khususnya teman-teman Paduan Suara

Vivace, terima kasih buat suka duka dan kebersamaan yang kita lewati bersama.

12.Johan Wijaya Simangunsong, terima kasih buat doa, kasih dan motivasi dalam

penyelesaian Skripsi ini, tetap semangat.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut serta

mendukung dan membantu penyelesaian Skripsi ini. Semoga Tuhan memberikan berkat yang

melimpah kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, kepada penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2014

(7)

ABSTRAK

Lerin R Sitohang. NIM 2103140025. Bentuk dan Penyajian Musik Gondang

Mangaliat Dalam Upacara Adat Panangkok Saring Saring Di Desa Sabulan

Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir. Fakultas Bahasa dan Seni.

Universitas Negeri Medan 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan Gondang Mangaliat di desa Sabulan, bentuk penyajian musik Gondang Mangaliat dan bentuk musik Gondang Mangaliat dalam upacara adat panangkok saring-saring di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir.

Penelitian ini berdasarkan landasan teoritis yang menjelaskan pengertian keberadaan, pengertian bentuk penyajian, pengertian bentuk musik, pengertian gondang mangaliat, pengertian upacara adat dan pengertian panangkok saring-saring.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah penatuah adat atau raja bius, perwakilan pihak keluarga yang melaksanakan upacara adat, pargonsi atau pemain musik yang memainkan reportoar Gondang mangaliat yang merupakan warga desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi atau pengamatan, wawancara, audiovisual dan studi kepustakaan. Penelitian ini mengambil lokasi di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2014 sampai dengan Agustus 2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan Gondang Mangaliat di desa sabulan masih berperan penting dalam setiap acara adat di desa Sabulan yang dapat dilihat dari fungsinya terutama dalam acara adat Panangkok saring-saring untuk mengiringi tortor ketika mengantar peti ke lokasi makam yang baru, mengiringi tortor pihak hula-hula ketika menyerahkan rudang-rudang dan mengiringi tortor bona hasuhutan yang akan membawa rudang-rudang-rudang-rudang ke dalam rumah. Bentuk penyajian gondang dimainkan dengan menggunakan ansambel gondang sabangunan , ansambel ini memainkan reportoar gondang sipitu dalam acara panangkok saring-saring salah satunya adalah gondang mangaliat yang memiliki peran paling penting dalam rangkaian acara tersebut. Bentuk musik Gondang Sipitu khususnya gondang mangaliat menonjolkan melodi yang dimainkan dengan alat musik sarune bolon dan alat musik lainnya taganing, ogung, hesek berfungsi sebagai pengiring melodi dengan nilai dan tempo ketukan yang berbeda tiap instrument.

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, budaya ada di dalam masyarakat

dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang di alami oleh setiap masyarakat dalam

kelompok masyarakat tertentu. Dalam budaya kita melihat adanya berbagai macam hal yang

tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia merupakan salah satu negara

yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya, hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi

Indonesia yang telah banyak di kenal oleh negara-negara lain atau manca negara. Setiap suku di

negara Indonesia memiliki budaya yang berbeda, termasuk adat istiadat, musik dan bahasa.

Budaya dalam setiap suku di Indonesia merupakan budaya yang diturunkan secara turun

temurun dan dilestarikan dengan tetap melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah

satunya adalah budaya pada suku Batak yang merupakan suku yang hidup dan berkembang di

provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari Batak Simalungun, Batak Karo, Batak

Mandailing, Batak Pakpak Dairi dan Batak Toba. Suku Batak Toba yang pada umumnya

mendiami wilayah di sekitar danau Toba khususnya Kabupaten Samosir.

Dalam adat suku Batak Toba terdapat upacara-upacara atau pesta adat yang unik,

menarik dan tidak dimiliki oleh suku lain, walaupun dalam suku lain terdapat adat seperti ini

namun bentuk dan pelaksanaannya sudah pasti berbeda. Pesta adat dalam suku Batak Toba

(10)

ada syukuran panen (Gotilon), pesta adat sulang-sulang pahompu, pesta adat sulang hariapan,

dan salah satunya pesta adat panangkok saring-saring.

Acara adat Mangongkal holi merupakan bagian dari adat Panangkok saring-saring.

Acara ini dilatarbelakangi keyakinan suku batak toba terhadap nenek moyangnya, masyarakat

batak toba percaya bahwa roh nenek moyang dapat membantu, menghibur ,mengingatkan dan

memberi petuah. Tetapi sebaliknya roh tersebut juga dapat mendatangkan bahaya, kesusahan,

bencana, penyakit dan kematian jika keturunannya tidak berbuat baik, hal ini merupakan bentuk

penghormatan atau pemujaan terhadap nenek moyang. Kepercayaan ini mendorong suku batak

toba untuk menjalin hubungan yang erat dengan nenek moyangnya.

Bentuk penghormatan atau pemujaan tersebut ditampakkan dalam ritus atau upacara

besar. Mangongkal holi merupakan salah satu upacara adat suku batak toba, mangongkal artinya

menggali, sedangkan holi artinya adalah tulang belulang maka dapat disebut dengan menggali

tulang belulang, kemudian tulang belulang dipindahkan ke dalam peti dan dimasukkan ke dalam

kuburan yang baru. Upacara adat pengangkatan atau memindahkan tulang belulang ke makam

yang baru disebut dengan upacara adat panangkok saring-saring. Pelaksanaan upacara adat ini

jika tidak menggunakan musik berupa gondang maka pesta tersebut disebut dengan pesta hundul

atau partangiangan akan tetapi proses adatnya dengan upacara adat panangkok saring-saring

ketika menggunakan musik berupa gondang tetap sama, hanya saja tidak ada acara manortor

dalam upacara adat tersebut, sehingga proses upacara adat panangkok saring-saring tersebut

terlaksana dengan cepat. Tradisi ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit mengingat

kehidupan ekonomi suku batak secara umum, selain itu butuh kerjasama dan persetujuan yang

(11)

Pemakaman kembali tulang belulang ini merupakan pengumuman secara tidak langsung

kepada orang banyak, bahwa orang yang sudah mati dan keturunannya yang masih hidup telah

berhasil mencapai Hamoraon (Kekayaan), Hasangapon (Kehormatan), dan Hagabeon

(Keturunan yang banyak ) yang merupakan prinsip hidup Batak Toba. Tujuan lain dari upacara

penghormatan ini keinginan untuk membuat “tugu marga” dimana orang-orang akan mengenal

identitas dan nenek moyangnya secara turun temurun. Kelak setelah meninggal dunia maka

mereka akan dikubur bersama dengan keluarga yang lainnya dan disatukan dengan dengan

leluhurnya. Upacara ini juga mencegah berserak atau runtuhnya persekutuan kelompok seompu

(keturunan satu nenek moyang) dan menjamin kesatuan, menambah kemuliaan marga dan

memperlihatkan jumlah besar keturunan marga.

Kebudayaan pada masyarakat batak toba tidak terlepas dari tradisi kehidupan

bermasyarakat toba itu sendiri, demikian juga halnya dengan musik tradisional batak toba yang

juga merupakan salah satu musik yang hidup dan berkembang sampai saat ini. Musik tradisi

batak toba ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yang dapat dilihat dari bentuk dan

fungsinya. Salah satunya adalah Gondang Sabangunan yang berperan penting dalam upacara

adat batak toba. Menurut Hernauli Sipayung (1994 :32) “upacara religi yang sering diiringi

musik tradisional dalam suku batak toba adalah Mangongkal holi atau Panangkok saring-saring

(mengangkat tulang belulang) satu keturunan dan dimasukkan ketempat yang telah disediakan

disebut tambak atau batu napir”.

Ketika dalam proses upacara adat mangongkal holi tersebut memakai musik berupa

gondang, maka pada upacara adat panangkok saring-saring harus wajib ada gondang dan tidak

(12)

tidak menggunakan gondang. Maka menggunakan gondang dapat dilaksanakan hanya pada

waktu upacara panangkok saring-saring.

Musik Tradisional Batak toba memiliki peran dan kedudukan tersendiri dalam upacara

adat atau upacara ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat atau suku batak toba. Setiap kegiatan

adat atau ritual yang dilaksanakan masyarakat batak toba selalu menggunakan musik tradisional

sebagai bagian yang penting dari setiap kegiatan upacara adat tersebut dan salah satunya adalah

bentuk dan penyajiannya. Dalam upacara adat batak toba terdapat jenis-jenis reportoar gondang

yang dimainkan dalam ansambel Gondang Sabangunan.

Gondang Mangaliat merupakan salah satu reportoar Gondang yang terdapat dalam

upacara adat Panangkok saring-saring yang dimainkan dalam dengan menggunakan ansambel

gondang sabangunan. Gondang ini salah satu dari ratusan perbendaharaan gondang yang masih

dilestarikan dan dikenal oleh masyarakat batak toba. Gondang Mangaliat memiliki peran penting

dalam proses upacara adat Panangkok saring-saring. Maka dari penjelasan latar belakang di atas

peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Bentuk dan Penyajian Musik Gondang Mangaliat

Dalam Upacara Adat Panangkok Saring-Saring Di Desa Sabulan Kecamatan Sitiotio

Kabupaten Samosir”.

B. Identifikasi Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian serta masalah yang dihadapi maka umumnya

penelitian menggunakan identifikasi masalah, agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah

serta cakupan tidak terlalu luas. Identifikasi Masalah tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli

(13)

akibat dari interaksi dua atau lebih faktor ( seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan dan

yang lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan.”

Dari uraian di atas yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan

penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana keberadaan Gondang Mangaliat pada masyarakat Batak Toba di desa

Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

2. Bagaimana latar belakang Gondang Mangaliat dalam upacara adat Panangkok

saring-saring di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

3. Apa saja alat musik yang dipakai dalam ansambel Gondang Sabangunan dalam

memainkan Gondang Mangaliat dalam upacara adat Panangkok Saring-saring di desa

Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

4. Berapa jumlah pemain ansambel musik Gondang Sabangunan dalam memainkan

Gondang Mangaliat dalam upacara adat Panangkok Saring-saring di desa Sabulan

Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

5. Bagaimana bentuk penyajian musik Gondang Mangaliat dalam upacara adat Panangkok

saring-saring di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

6. Bagaimana bentuk musik Gondang Mangaliat dalam upacara adat Panangkok

saring-saring di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

7. Apa fungsi Gondang Mangaliat dalam upacara adat Pangkok Saring-saring di desa

Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

(14)

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan

teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan

pecahan masalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiono

(2010:207) bahwa pembatasan masalah fokus dengan yang didasarkan pada tingkat kepentingan

dan fasebilitas masalah yang akan dipecahkan.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi

ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana keberadaan Gondang Mangaliat dalam masyarakat Batak Toba di desa

Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

2. Bagaimana bentuk penyajian musik Gondang Mangaliat dalam upacara adat Panangkok

saring-saring di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

3. Bagaimana bentuk musik Gondang Mangaliat dalam upacara adat Panangkok

saring-saring di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak

dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban

pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat membantu dan

mendukung dalam menemukan jawaban pertanyaan. Bungin (2011:77) mengatakan bahwa

rumusan masalah tidak berarti sama persis dengan tujuan penelitian, tetap keduanya tetap

berbeda secara subtansial, karena rumusan masalah dibuat dalam konteks mengungkapkan

substansi masalah dengan tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti

(15)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka rumusan masalah

yang akan di bahas dan dipecahkan dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana bentuk dan

penyajian musik Gondang Mangaliat pada upacara adat Panangkok Saring-saring di desa

Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir?”

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan selalu berorientasi kepada tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu tujuan

tertentu yang jelas maka kegiatan tersebut tidak dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin

dicapai dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang

dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Azril (2008:18) mengatakan bahwa tujuan penelitian merupakan pernyataan yang

mengungkapkan hal yang diperoleh pada ahli penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa

“Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan peneliti.” Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai

oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana keberadaan Gondang Mangaliat pada masyarakat Batak

Toba di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir.

2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian musik Gondang Mangaliat dalam

upacara adat Panangkok Saring-saring di desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kabupaten

Samosir.

3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk musik Gondang Mangaliat dalam upacara adat

(16)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan informasi dalam

mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai berikut :

1. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan karya tulis ke dalam

bentuk proposal.

2. Sebagai bahan acuan, refrensi atau perbandingan bagi peneliti berikutnya yang berniat

melakukan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian ini.

3. Menambah sumber kajian bagi perpustakaan Jurusan Sendratasik Program Studi Seni

Musik Universitas Negeri Medan

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan menambah wawasan mengenai upacara adat

mangongkal holi dan Panangkok saring-saring

5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan menambah wawasan mengenai bentuk dan

penyajian musik Gondang Mangaliat dalam upacara Panangkok Saring-saring di desa

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang. Jan.2006. ”Beberapa Pemikiran Menuju Teologi Dalihan Na Tolu”.

Jakarta : Dian Utama

Azril (2008:18) ”metode penelitian”. Jakarta : Bumi Pustaka

Bungin, Burhan. 2011.”Penelitian Kualitatif”. Jakarta : Kencana

Esdawara,Suwardi.2006,Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta :Pustaka Widyatama

Gustina.2005.Pendidikan Musik Kreatif : Alternatif Model Pembelajaran Musik Di Sekolah”. Dalam Jurnal Seni Musik UPH

Hadeli. 2006. “Metode Penelitian Pendidikan”. Padang : Quantum Teaching

Maryeni.2005.”Metode Penelitian Kebudayaan”. Jakarta : Bumi Pustaka

Pusat Pembinaan bahasa. 2005. Kamus Bahasa Indonesia”. Jakarta: Balai Pustaka

Pasaribu, Ben M. 2004 “Musikalitas + Etnisitas = Pluralitas”. Dalam Musik Etnik. Medan : Pusat Dokumentasi Kebudayaan Batak HKBP Nomensen

Rithaony dan Hutajulu 2005. Gondang Batak Pusat Pendidikan dan Seni Tradisional

Sugiono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.Bandung: Alfabetha

Silalahi, Henry. 2000. “Pandangan Injil Terhadap Upacara Adat Batak”. Medan: Kawasan Kristus Medan KMK

Situmorang, Jaulahan.1992. “Penuntun Adat Praktis”. Pematang Siantar

Balai Pustaka (2002 : 5) “Kamus Umum Bahasa Indonesia” Edisi ke III Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

upacara adat tradisional yang berisikan unsur-unsur dasar dari suatu pertunjukan musik gondang sabangunan sebagai pengiring Tortor pada pesta adat Tugu

Puji syukur yang setinggi-tingginya kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan rahmat dan karunianya yang melimpah kepada penulis sehingga Skripsi yang

Tujuan penelitian ini adalah membahas bentuk penyajian gondang, tata aturan dalam penyajian gondang pada upacara adat perkawinan masyarakat Mandailing di Desa

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan kasih-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus Sang Juruselamat karena atas berkat dan kasih karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Efisiensi Petani Padi Di Desa Campur Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk”.. Tujuan dari penulisan skripsi