• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB V"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

55 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Simbol memiliki peranan penting dalam membangun interaksi komunikasi simbolik komunitas Kasoos. Dalam tataran konsep komunikasi, maka secara sederhana dapat dilihat bahwa komunikasi dalam komunitas Kasoos hakikatnya adalah suatu proses interaksi simbolik antara anggota komunitas Kasoos. Dalam proses tersebut terjadi pertukaran pesan yang pada dasarnya terdiri dari simbolisasi-simbolisasi tertentu kepada anggota komunitas Kasoos dalam proses berkomunikasi.

2. Pola komunikasi model lingkaran merupakan ciri pola komunikasi dari Komunitas Kasoos. Model tersebut mencirikan kesamaan hak komunikasi semua anggota komunitas Kasoos, walaupun ada sosok ketua, namun ia tidak lebih dari seorang figur pengumpul ide dan gagasan anggotanya. Solidaritas merupakan perangkat penting dalam pola komunikasi komunitas Kasoos.

(2)

56

(tought) merujuk kepada bahasa (language). Bahasa (language)

menentukan bagaimana proses pemaknaan (meaning) dan proses berpikir (tought) dalam interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Jadi, ketiganya saling terkait secara erat dalam membangun interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Komunitas Vespa

Hendaknya skuteris yang memahami vespa ekstrem dan vespa gembel bukanlah sesuatu yang harus dianggap aneh atau berbeda dengan yang lainnya, tetapi adalah suatu kreativitas dalam dunia otomotif vespa dalam kebebasan ekspresi dan berkreasi. Hendaknya komunitas vespa dapat memiliki peran serta dalam kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

(3)

57 sementara bagi kelompok lain justru dipandang sakral, bahkan sering kali dimaknai sebagai representasi harga diri. Hendaknya masyarakat yang tidak setuju dengan pemaknaan simbol-simbol dalam komunitas Kasoos, tidak harus menunjukkan dalam bentuk sikap atau tindakan yang justru melecehkan atau merendahkannya. Jadi eksistensi komunitas Kasoos harus dipahami sebagai bentuk kebebasan dalam berekspresi dan berkreativitas.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

(4)

58 DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Apit. 2006. Media Dan Konstruksi Identitas (Studi Etnografi Terhadap Peran Media Komunitas Subkultur Slanker Dalam

Membentuk Identitas Kelompok. Tesis (tidak diterbitkan). Jakarta:

FISIP Universitas Indonesia.

Barker, Cris. 2005. Cultural Studies Teori dan Praktik. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi

dan. Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:

Gramedia Pustaka.

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Profesional Books.

Djamarah, S. B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam

Keluarga (Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Renika Cipta.

Effendy. O.U. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Giddens, Anthony. 1991. Modernity and Self-Identity: Self and Society in

the Late Modern Age. Stanford, CA: Stanford University Press.

Ihalauw, John J.O.I. 2004. Bangunan Teori. Edisi 3 Milenium. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Iriantara, Yossal. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kertajaya, Hermawan. 2008. Arti Komunitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Malo, Manasse. 1986. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Karunika.

(5)

59 Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nastiti, A.D. 2012. Identitas Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas Online (Studi mengenai Pembentukan Pesan dalam Media

Komunitas Kartunet.com oleh Kelompok Disabilitas Tunanetra).

Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: FISIP Universitas Indonesia. Sairin, S. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pusat

Pendidikan Kependudukan UGM.

Soeprapto, H.R. Riyadi. 2002. Interaksi Simbolik; Perspektif Sosiologi

Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarto. 2000. Pengantar Sosiologi, Edisi Keenam. Jakarta: Lembaga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Wenger, E., McDermott, R., & Snyder, W.M. 2002. Cultivating

Communities of Practice : A Guide To Managing Knowledge.

Boston, Massachusetts: Harvard Business School Publishing.

Veeger, K.J. Redaksi: Bertens, K. dan Nugroho, A.A. 1993. Realitas Sosial; refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam

sejarah sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

(6)

60

LAMPIRAN

LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA

(7)

61 Partisipan : Bayu Budi Prasetyo

Umur : 32 Tahun

Jabatan : Ketua Komunitas Vespa Kasoos Tanggal Wawancara : 22 April 2015

Pertanyaan

Awalnya, Kasoos merupakan pecahan dari Pavesa atau Paguyuban Vespa Salatiga. Tapi saat itu ada konflik di dalam pemikiran kami mengenai modifikasi vespa. Pavesa lebih condong ke gaya klasik, sedangkan kami ke gaya ekstrim atau gembel. Kemudian kami mendirikan komunitas sendiri yaitu Kasoos.

Kasoos adalah kalangan pecinta Vespa Salatiga yang memodifikasi Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel. Vespa gembel dibikin dengan alasan yaitu pada kekuatan mesin dan harga yang terjangkau. Perubahan bentuk dengan menambahkan tempat duduk atau variasi di samping kanan maupun kiri vespa dan berbagai aksesoris yang menempel yang dapat digunakan sebagai ciri khas dari jenis modifikasi vespa Sekretariat Komunitas Kasoos terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu bengkel Heinz & Gepeng. Tujuan didirikannya komunitas Kasoos adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan juga wadah saling bertukar pengalaman dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim dan yang paling penting untuk memberikan informasi seputar modifikasi vespa secara ekstrim.

(8)

62 Bagaimana model

komunikasi di komunitas Vespa Kasoos?

Komunikasi yang terjalin dalam komunitas Kasoos bukan di antara ketua dan anggota namun lebih kepada antar saudara, jadi situasinya lebih santai, karena komunitas vespa ini berciri khas solidaritas kekeluargaan antar anggota. Model top-down sifatnya hanya sebagai formalitas belaka.

Apa saja simbol-diproduksi, ini menjadi simbol dari revolusi gagasan. Kedua, Vespa Gembel, ini merupakan simbol kebebasan mengekspresikan diri. Ketiga ciu, untuk mempererat antar anggota komunitas Vespa Kasoos.

Keempat Vespa Drugs, maknanya sama kayak vespa gembel. Kami memiliki istilah-istilah sendiri dalam berkomunikasi antar anggota, seperti misalnya istilah amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut untuk membedakan kami dengan anggota komunitas vespa lainnya.

Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang

berbeda dari

masyarakat umumnya?

Perilaku yang dianggap berbeda di tengah-tengah masyarakat memang hal yang wajar, karena di negara kita ini memiliki norma dan aturan. Namun ketika norma dan aturan tersebut berbeda dengan pola pikir dan kebiasaan sebagian orang maka akan muncul perbedaan paham tentang kehidupan. Komunitas Kasoos memang memiliki pola fikir dan kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Contoh kecil yakni vespa ekstrem, tradisi minum ciu yang kami menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi.

Key Informan : Sandi Herdian

Usia : 30 Tahun

Jabatan : Wakil Ketua Komunitas Vespa Kasoos Tanggal Wawancara : 25 April 2015

(9)

63 komunikasi di

komunitas Vespa Kasoos?

cenderung ke solidaritas kekeluargaan. Saya masuk jadi anggota terus bertahan selama ini jadi scooterist, karena solidaritasnya yang menurutku tidak ada duanya, di komunitas Kasoos saya banyak belajar arti kesetiakawanan, kalau ada anak vespa mogok motornya di tengah jalan pasti kita

Logo komunitas kasoos sebagai penanda komunitas. Terus, vespa gembel dan vespa drugs ini merupakan simbol kebebasan ekspresi. Lalu ada ciu, peran ciu bagi Komunitas ini sangatlah berarti ketika ingin sharing ataupun sekedar berkumpul di keseharian. Obrolan seputar kehidupan sehari-hari bicara soal Vespa, cinta, sekolah, pekerjaan, sampai masalah keluarga, kami sudah seperti saudara sendiri sehingga bisa saling terbuka satu sama lainnya, alkohol sebagai pelumas sosial dalam kebersamaan kami. Kami juga punya istilah dalam komunikasi seperti “amunisi”, itu tandanya lagi butuh ciu; “Kopdar”, kumpul rutin; “Boged”, miras botol gede; “Bocil”, miras botol kecil; “setengah kopling”, istilah orang yang sudah mabuk berat; “Sespan”, vespa yang punya tempat duduk di samping; slogan “satu vespa sejuta saudara”; “Ngangkat”, biasanya dipakai dalam jual beli vespa; “Rolling”, ini ajakan untuk konvoi; “Ladies Scoot”, istilah yang merujuk pada cewek yang suka vespa dan mengendarai vespa; kemudian “Cuk atau Men”, ini panggilan keakraban.

Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang

berbeda dari

masyarakat umumnya?

Saya rasa berbeda itu wajar, karena tidak semua individu harus dipaksa untu jadi sama.

Key Informan : Adhi Nugraha

Usia : 24 Tahun

Jabatan : Anggota Komunitas Vespa Kasoos

Tanggal Wawancara : 27 April 2015

(10)

64

saat berkomunikasi. Bagi komunitas Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan saat kami berkumpul. Seperti misalnya, jika sedang tour keluar kota kami selalu membawa ciu untuk diberikan kepada komunitas Vespa lain yang kami kunjungi di luar Kota.”. Selain itu kami juga beberapa istilah yang khusus seperti “Ndas Bagong”, vespa yang punya kepala besar; “Minti”, vespa tertentu bentuknya kecil; “Turing”, jalan-jalan wisata bareng naik vespa; “Nyetep”, ini istilah ngewangi teman yang vespanya mogok. Hal-hal tersebut membedakan kami dengan komunitas lain.

Bagaimana peran

simbol dalam

komunikasi di komunitas Vespa Kasoos?

Biasanya kami memakai simbol-simbol sebagai pembeda kelompok vespa kami dengan kelompok vespa lainnya, selain itu fungsinya juga dapat membangun komunikasi dan keeratan hubungan antar anggota Kasoos itu sendiri.Komunikasi kami lebih bersifat antar teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan.

Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang

berbeda dari

masyarakat umumnya?

Referensi

Dokumen terkait

Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti Magic Wave dapat mengkaitkan gaya kepemimpinan dan pola interaksi komunikasi dari Chief Editor magic Wave dengan. efektifitas hasil

Agar PAVESA dapat menjalankan perannya secara profesional maka PAVESA secara organisasi memposisikan dirinya sebagai bagian dari ikatan vespa Indonesia dan secara aktif

Penelitian yang berjudul “Pola Komunikasi Organisasi Dalam Menangani Konflik (Studi Kasus Konflik di Organisasi Paguyuban Vespa Salatiga) ini bertujuan untuk menggambarkan

Ketertarikan peneliti untuk meneliti iklan M-150 versi “ Everybody Can Be A Hero ” sebagai kajian penelitian, karena iklan ini berbeda dengan konsep iklan minuman

menjadi anggota Komunitas Cosplay Jaico dengan motivasi untuk mencari teman. yang sama-sama menyukai film Jepang khususnya

Konsep diri cosplayer adalah konsep diri positif, karena memenuhi kriteria konsep diri positif Dari pemahaman mereka tentang diri mereka yang sudah menjadi cosplayer,

Bagi Peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang strategi komunikasi suatu komunitas, hendaknya dapat mengembangkan permasalahan tidak hanya pada pola komunikasi yang

Dengan adanya penelitian ini di harapkan untuk peneliti selanjutnya bisa meneliti dengan menggunakan metode yang berbeda dan jumlah responden yang lebih banyak, juga dapat