57 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan merupakan suatu penelitian untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian pengembangan ini dilakukan menggunakan rancangan penelitian pengembangan dari model penelitian pengembangan Borg & Gall (1983) yang dimodifikasi menjadi sembilan langkah meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan informasi; 2) perencanaan; 3) desain produk awal; 4) uji coba lapangan awal; 5) revisi produk hasil uji lapangan awal; 6) uji coba lapangan terbatas; 7) revisi produk hasil uji coba lapangan; 8) uji lapangan operasional; 9) revisi produk akhir. Prosedur pengembangan tidak melakukan tahap diseminasi karena pertimbangan waktu dan biaya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Surakarta yang beralamat di Jalan Letjen Sutoyo No. 18 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Waktu penelitian dibagi menjadi 4 tahap yaitu: tahap pendahuluan, tahap perencanaan, tahap pengembangan, dan tahap pengujian. Penelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan meliputi studi lapangan yang terdiri dari kegiatan analisis kebutuhan, observasi dan wawancara untuk mengatahui masalah yang terdapat di sekolah; studi literatur yang terdiri dari kegiatan analisis materi, analisis kurikulum, analisis bahan ajar, dan analisis model pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan penetapan produk yang akan dikembangkan, yaitu bahan ajar yang berupa modul; penetapan kurikulum yang menjadi landasan pengembangan produk, yaitu Kurikulum 2013;
pemilihan materi yang akan dimuat di dalam produk yang dikembangkan, yaitu materi Sistem Ekskresi; penetapan indikator pencapaian kompetensi yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar; perumusan tujuan pembelajaran yang dikembangkan, untuk membantu memberdayakan keterampilan argumentasi; pemilihan variasi sebagai pembaharuan dalam pengembangan produk untuk membedakan dengan produk modul yang telh banyak dikembangkan, dalam hal ini adalah dengan mengintegrasikan model pembelajaran ADI. Pemilihan model ADI sebagai basis modul merupakan pembaharuan yang membedakan modul yang dikembangkan dengan modul yang sudah ada karena selama ini belum ada produk modul yang memilih ADI sebagai basisnya.
c. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan meliputi kegiatan penyusunan draft awal modul dengan mengacu pada data yang telah diperoleh pada tahap pendahuluan dan tahap perencanaan. Tahap pengembangan draft awal modul dilakukan kegiatan penyusunan bagian awal modul yang terdiri atas halaman sampul modul, halaman judul modul, halaman francis, kata pengantar, daftar isi, gambaran umum modul, petunjuk penggunaan modul, dan Kompetensi Inti; bagian inti modul yang terdiri atas kegiatan inti pembelajaran yang dilengkapi dengan judul kegiatan pembelajaran dan gambar ilustrasi; tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, LKS, materi, rangkuman, info sains, serta tes evaluasi yang dilengkapi dengan petunjuk penilaian dan refleksi diri; dan bagian penutup yang modul terdiri atas daftar pustaka, glosarium, dan kunci jawaban; serta pemilihan desain modul yang dikembangkan.
d. Tahap Pengujian
Tahap pengujian meliputi kegiatan uji coba lapangan awal yang merupakan tahap penilaian modul atau validasi modul yang dilakukan oleh
validator ahli dan praktisi pendidikan; uji coba lapangan utama yang merupakan tahap penilaian modul oleh siswa dengan menggunakan angket yang berisi tanggapan siswa terhadap kualitas dan keterbacaan modul yang dikembangkan; serta uji coba lapangan operasional yang merupakan uji efektifitas modul untuk meningkatkan keterampilan argumentasi dan hasil belajar siswa. Ringkasan waktu penelitian disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tahap dan Waktu Penelitian
Tahap Kegiatan Bulan (tahun 2016) Bulan (tahun 2017)
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Pendahuluan Observasi, wawncara Analisis kebutuhan Studi literatur Perncanaan Penetapan
produk yang akan dikembang kan Pembuatan instrumen Pengembang
an
Pengemba ngan draft awal modul
Pengujian Uji coba
lapangan awal Uji coba lapangan utama Uji coba lapangan operasional Penyempur naan produk akhir
C. Prosedur Penelitian 1. Tahap Pendahuluan
a. Penelitian dan pengumpulan data (Research and information collecting) Tahap pendahuluan dan pengumpulan informasi dilakukan untuk mengatahui permasalahan yang ada di sekolah sebagai dasar untuk merumuskan kebutuhan terkait pengembangan produk. Tahap pendahuluan dan pengumpulan informasi dilakukan melalui dua tahap yaitu studi lapangan dan studi literatur.
Studi lapangan dilakukan melalui kegiatan berikut:
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi atau keadaan sekolah dan menganalisis permasalah yang terdapat di SMA Negeri 5 Surakarta. Observasi dilakukan di dalam kelas untuk mengetahui proses pmbelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Observasi proses pembelajaran dilakukan dengan mengamati semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dan mencatat hasilnya ke dalam lembat observasi.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah, wakasek kurikulum, serta guru mata pelajaran bilogi SMA Negeri 5 Surakarta. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengetahui kondisi atau keadaan sekolah dan menganalisis permasalah yang terdapat di SMA Negeri 5 Surakarta.
Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan konsep-konsep dan landasan teori yang mendasari produk modul yang akan dikembangkan. Studi literatur dilakukan dengan cara mengkaji kurikulum, mengkaji materi, dan mengkaji model pembelajaran ADI. Studi literatur juga dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data terkait pengembangan modul berbasis ADI melalui kajian pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keleluasaan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk modul dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya.
2. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah merancang modul yang disesuaikan dengan sintaks ADI. Perencanaan pembuatan modul tersebut berdasarkan pada permasalahan yang telah dianalisis pada tahap pendahuluan dan pengumpulan data, sehingga modul yang dikembangkan adalah modul yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Tahap perencanaan yang dilakukan meliputi kegiatan penetapan produk yang akan dikembangkan, yaitu bahan ajar yang berupa modul; penetapan kurikulum yang menjadi landasan pengembangan produk, yaitu Kurikulum 2013; pemilihan materi yang akan dimuat di dalam produk yang dikembangkan, yaitu materi Sistem Ekskresi;
penetapan indikator pencapaian kompetensi yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar; perumusan tujuan pembelajaran yang dikembangkan, untuk membantu memberdayakan keterampilan argumentasi;
pemilihan variasi sebagai pembaharuan dalam pengembangan produk untuk membedakan dengan produk modul yang telah banyak dikembangkan, dalam hal ini adalah dengan mengintegrasikan model pembelajaran ADI. Pemilihan model ADI sebagai basis modul merupakan pembaharuan yang membedakan modul yang dikembangkan dengan modul yang sudah ada karena selama ini belum ada produk modul yang memilih ADI sebagai basisnya; serta pemilihan format dan visualisasi isi modul. Tahap perencanaan juga terdiri dari kegiatan menentukan kualifikasi pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam penelitian pengembangan dan uji coba lapangan awal atau validasi modul, yang meliputi ahli pengembangan modul, ahl materi, ahli perangkat pembelajaran, dan ahli bahasa.
3. Tahap Pengembangan
a. Pengembangan produk awal (Develop preliminary form of product) Pengembangan produk awal dilakukan dengan menyusun draft awal modul yang disesuaikan dengan data yang diperoleh pada tahap pengumpulan data dan tahap perencanaan. Pengembangan modul dilakukan dengan memperhatikan sintaks ADI yang dikaitkan dengan aspek keterampilan argumentasi. Pengembangan draft awal modul mengacu pada karakteristik
modul yang mencakup petunjuk mandiri (self instruction), kesatuan isi (self contained), berdiri sendiri (stand alone), adaptif (adaptive) dan bersahabat dengan pemakai (user friendly).
Tahap pengembangan modul dilakukan dengan menyusun draft modul yang disesuaikan dengan karakteristik modul menurut Mulyasa (2006) yaitu terdiri dari bagian awal, bagian initi, dan bagian penutup, sehingga pada tahap pengambangan draft awal modul dilakukan penyusunan bagian awal modul yang terdiri atas halaman sampul modul, halaman judul modul, halaman francis, kata pengantar, daftar isi, gambaran umum modul, petunjuk penggunaan modul, dan Kompetensi Inti; bagian inti modul yang terdiri atas kegiatan inti pembelajaran yang dilengkapi dengan judul kegiatan pembelajaran dan gambar ilustrasi;
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, LKS, materi, rangkuman, info sains, serta tes evaluasi yang dilengkapi dengan petunjuk penilaian dan refleksi diri;
dan bagian penutup yang modul terdiri atas daftar pustaka, glosarium, dan kunci jawaban; serta pemilihan desain modul yang dikembangkan. Tahap pengembangan produk awal menghasilkan draft modul yang siap diujicobakan/
divalidasi.
4. Tahap Pengujian
a. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary field testing)
Uji coba lapangan awal merupakan tahap penilaian modul atau validasi modul yang dilakukan oleh validator ahli dan praktisi pendidikan. Proses validasi modul dilakukan untuk memperoleh saran perbaikan produk modul yang telah dikembangkan sesuai dengan baku mutu pengembangan sebuah produk. Validasi dilakukan oleh validator ahli yang meliputi: ahli perangkat pembelajaran, ahli materi, ahli pengembangan modul, dan ahli bahasa, serta praktisi pendidikan. Validator ahli yang berperan dalam validasi perangkat pembelajaran adalah Dr. Baskoro Adi Prayitno, S.Pd., M.Pd. selaku ahli dibidang pendidikan dan perangkat pembelajaran. Validator ahli yang berperan dalam validasi materi adalah Dewi Puspita Sari, S.Pd., M.Sc. selaku ahli materi dan ilmu pengetahuan dibidang sains. Validator ahli yang berperan dalam validasi pengembangan modul adalah Dr. Mohammad Masykuri, M.Si. selaku
ahli media dan teknologi pembelajaran. Validator ahli yang berperan dalam validasi pengembangan modul adalah Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum selaku ahli dibidang bahasa dan kebahasaan.
b. Revisi Produk utama (Main product revision)/ Revisi Produk I
Revisi produk utama atau revisi produk I merupakan kegiatan perbaikan produk modul yang dilakukan untuk memperoleh produk modul yang lebih layak dan siap diuji cobakan pada tahap uji coba lapangan terbatas. Revisi produk utama atau revisi produk I dilakukan berdasarkan hasil penilaian dan saran yang diberikan oleh validator ahli perangkat pembelajaran, ahli materi, ahli pengembangan modul, ahli bahasa, dan praktisi pendidikan. Hasil dari tahap revisi produk utama atau revisi produk I adalah produk modul yang siap untuk diuji cobakan pada uji lapangan utama dalam skala terbatas.
c. Uji Coba Lapangan Utama (Main field testing)
Uji coba lapangan utama dilakukan oleh 15 siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 5 Surakarta dengan menggunakan angket yang berisi tanggapan siswa terhadap kualitas dan keterbacaan modul yang dikembangkan. Data yang diperoleh pada tahap ini adalah data penilaian siswa terhadap aspek isi, penyajian, dan bahasa atau keterbacaan modul yang dikembangkan. Selain itu, siswa juga diminta memberikan saran dan kritik pada modul sebagai perbaikan modul agar dihasilkan produk modul yang lebih baik.
d. Revisi Produk Hasil Uji Lapangan Utama (Operational Product Revision)/ Revisi Produk II
Revisi produk II dilakukan berdasarkan saran dan masukan dari siswa pada uji coba lapangan utama untuk perbaikan modul agar dihasilkan produk modul yang lebih layak digunakan pada uji coba lapangan operasional. Perbaikan terhadap modul berbasis ADI akan menghasilkan produk modul siap untuk diuji coba pada tahap uji coba lapangan operasional.
e. Uji Coba Lapangan Operasional (Operational Field Testing)
Uji coba lapangan operasional di lakukan di SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas XI MIPA 1 dan kelas MIPA 5 yang masing-masing kelas terdiri atas 31 siswa.
Kelas XI MIPA 5 sebagai kelas perlakukan yang melaksanakan pembelajaran menggunakan modul biologi berbasis ADI pada materi Sistem Ekskresi, sedangkan kelas XI MIPA 1 sebagai kelas kontrol atau kelas pembanding yang melaksanakan proses pembelajaran menggunakan modul yang ada di sekolah.
Uji lapangan operasional dilakukan untuk mengetahui keefeketifan dari produk modul berbasis ADI pada materi Sistem Ekskresi untuk meningkatkan keterampilan argumentasi dan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dari tahap uji coba lapangan operasional terdiri atas: data keterampilan argumentasi, data hasil belajar (pengetahuan, sikap, dan keterampilan), dan data penilaian modul oleh siswa pada uji lapangan operasional.
1) Desain Uji Coba Produk
Desain penelitian yang digunakan dalam uji coba lapangan operasional adalah pretest-posttest nonequivalent control group design. Desain uji menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol (menggunakan modul yang ada di sekolah) dan kelas perlakuan (menggunakan modul berbasis ADI). Kedua kelas mendapatkan pretest terlebih dahulu sebelum menerima perlakuan kemudian dilanjutkan dengan pemberian posttest pada kedua kelas tersebut (Sugiyono, 2016). Desain uji disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Keterangan:
X1 = Perlakuan kelompok kontrol (menggunakan modul yang ada di sekolah)
X2 = Perlakuan kelompok perlakuan (menggunakan modul berbasis ADI kepada kelompok kontrol
O1 = Observasi keterampilan argumentasi sebelum diberikan perlakuan O2 = Observasi keterampilan argumentasi setelah diberikan perlakuan 5. Tahap Evaluasi
Penyempurnaan produk akhir (Final product revision)
Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan hasil uji lapangan operasional dengan setting kuasi eksperimen. Informasi kualitatif dan hasil
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kontrol Perlakuan
O1
O1
X1
X3
O2
O2
analisis digunakan untuk dasar pertimbangan untuk memperbaiki produk modul hasil revisi kedua sehingga didapatkan modul yang layak pakai.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pendahuluan
Subjek penelitian pada tahap pendahuuan terdiri atas:
a. Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah yang menjadi sumber data pada tahap analisis kebutuhan adalah wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum (Wakasek Kurikulum) SMA Negeri 5 Surakarta.
b. Guru Biologi
Guru biologi yang mejadi sumber data pada tahap pendahuluan (observasi dan wawancara) adalah dua orang guru biologi SMA Negeri 5 Surakarta, yaitu Indriyati, S.Pd dan Drs. Mahargono.
c. Siswa
Siswa yang menjadi sumber data pada tahap pendahuluan adalah 31 siswa (observasi pembelajaran) dan 15 siswa (wawancara) SMA Negeri 5 Surakarta yang mewakili populasi yang dipilih secara acak.
2. Tahap Pengujian
a. Uji Coba Lapangan Awal
Subjek penelitian pada tahap uji coba lapangan awal tediri dari validator ahli yang meliputi: ahli perangkat pembelajaran, ahli materi, ahli pengembangan modul, dan ahli bahasa, serta praktisi pendidikan. Validator ahli yang berperan dalam validasi perangkat pembelajaran adalah Dr. Baskoro Adi Prayitno, S.Pd., M.Pd. selaku ahli dibidang pendidikan dan perangkat pembelajaran. Validator ahli yang berperan dalam validasi materi adalah Dewi Puspita Sari, S.Pd., M.Sc.
selaku ahli materi dan ilmu pengetahuan dibidang sains. Validator ahli yang berperan dalam validasi pengembangan modul adalah Dr. Mohammad Masykuri, M.Si. selaku ahli media dan teknologi pembelajaran.Validator ahli yang berperan dalam validasi pengembangan modul adalah Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum selaku ahli dibidang bahasa dan kebahasaan.
b. Uji Coba Lapangan Utama
Subjek penelitian pada tahap uji coba lapangan utama adalah 15 orang siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 5 Surakarta yang dipilih secara acak dan berasal dari kelas selain kelas yang digunakan untuk uji coba lapangan operasional.
c. Uji Coba Lapangan Operasional
Subjek penelitian pada tahap uji coba lapangan operasional adalah siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 5 SMA Negeri 5 Surakarta dengan jumlah sampel sebanyak 31 siswa pada masing-masing kelas. Kelas XI MIPA 1 terdiri atas siswa laki-laki dan siswa perempuan, sedangkan kelas XI MIPA 5 terdiri atas siswa laki-laki dan siswa perempuan.
E. Jenis Data
Data yang diperoleh pada penelitian pengembangan ini terbagi pada dua tahap yaitu:
1. Tahap Pendahuluan
Data yang diperoleh pada tahap pendahuluan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang diperoleh pada tahap pendahuluan diantaranya adalah data hasil observasi proses pembelajaran, data hasil wawancara, angket, data hasil analisis kurikulum, data hasil analisis profil awal keterampilan argumentasi, data hasil analisis bahan ajar.
2. Tahap Pengujian
Data yang diperoleh dari tahap pengujian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data utama berupa data keterampilan argumentasi siswa yang diukur berdasarkan kuantitas dan kualitas argumentasi yang diajukan siswa selama proses pembelajaran. Data pendukung berupa data hasil belajar aspek kognitif, hasil belajar aspek afektif, dan hasil belajar aspek psikomotorik.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes.
Teknik tes digunakan untuk memperoleh data berupa data hasil belajar siswa aspek
kognitif. Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data berupa data analisis proses pembelajaran, data analisis bahan ajar, dan data keterampilan argumentasi siswa. Teknik non tes dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung terhadap narasumber yaitu guru mata pelajaran biologi, dan siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 5 Surakarta. Wawancara kepada kepala sekolah dan wakasek kurikulum dilakukan untuk mengetahui pemenuhan standar sarana prasarana, standar kompetensi lulusan, standar isi, standar pendidik,dan kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 5 Surakarta berkaitan. Wawancara kepada guru dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang pelaksanaan pembelajaran biologi dan hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung. Wawancara kepada siswa bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran, materi yang sulit dipahami oleh siswa, dan bagaimana metode guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi yang memuat indikator-indikator yang diikuti dengan kriteria penetapan skor.
Observasi juga dilakukan untuk memperoleh data keterampilan argumentasi siswa dan data hasil penilaian afektif dan psikomotorik. Semua argumentasi yang telah diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dianalisis menggunakan rubrik penilaian keterampilan argumentasi yang dikembangkan oleh McNeill dan Krajcik (2011). Observasi terhadap keterampilan argumentasi siswa dilakukan dengan mencatat semua pernyataan, argumentasi, maupun jawaban yang dikemukakan oleh siswa. Observasi ini bersifat pasif dengan cara peneliti memposisikan diri di belakang siswa sehingga peneliti dapat mengamati proses pembelajaran di kelas serta dapat mengamati sikap dan keterampilan siswa masing-masing. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip RPP, hasil observasi, lembar kerja siswa, dan daftar pertanyaan yang diajukan siswa serta guru. Dokumen berupa foto dan video digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai kegiatan siswa selama proses pembelajaran.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap uji coba lapangan awal, tahap uji coba lapangan utama, dan tahap uji coba lapangan operasional.
1. Tahap Pendahuluan
Instrumen pengambilan data pada tahap pendahuluan disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Instrumen Pengambilan Data Tahap Pendahuluan
Data yang diperoleh Instrumen Responden
Data hasil analisis proses pembelajaran
Lembar observasi Siswa Kelas XI & guru biologi SMA 5 Surakarta Data analisis kebutuhan guru
dan siswa
Angket Guru Angket Siswa
Guru biologi & siswa
Data analisis bahan ajar Lembar penilaian bahan ajar
Guru biologi & siswa Data analisis hasil UN dan
penentuan materi
Pamer UN Puspendik Waka Kurikulum
Data analisis keterampilan argumentasi awal siswa
Lembar observasi keterampilan argumentasi
Siswa
2. Tahap Uji Coba Lapangan Awal
Modul berbasis ADI yang telah dibuat diuji validitasnya melalui serangkaian proses uji coba, diantaranya adalah validasi ahli. Instrumen pengambilan data pada tahap uji coba lapangan awal disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Instrumen Pengambilan Data Tahap Uji Coba Lapangan Awal Data yang diperoleh Instrumen Responden Data penilaian, pendapat dan
saran terhadap ketepatan dan kesesuaian perangkat pembelajaran
Lembar validasi perangkat pembelajaran
Ahi Perangkat
Pembelajaran
Data penilaian, pendapat dan saran terhadap ketepatan dan kesesuaian materi
Lembar validasi materi dalam modul
Ahli Materi Biologi
Data yang berupa penilaian, pendapat, kritik dan saran terhadap desain dan penyajian modul
Lembar validasi penyajian modul
Ahli Penyajian Modul
Data yang berupa penilaian penulisan dan penggunaan kalimat yang ada di dalam modul
Lembar validasi bahasa
Ahli Bahasa
Data yang berupa penilaian desain dan keterbacaan modul
Lembar validasi desain dan
keterbacaan modul
Praktisi Pendidikan
3. Tahap Uji Coba Lapangan Utama
Uji coba lapangan utama atau uji coba lapangan terbatas bertujuan untuk mendapatkan tanggapan, kritik dan saran dari kelompok kecil pengguna (siswa) terhadap keterbacaan modul berbasis ADI. Instrumen pengambilan data pada tahap uji coba lapangan awal disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Instrumen Pengambilan Data Tahap Uji Coba Lapangan Utama Data yang diperoleh Instrumen Responden
Data penilaian, pendapat dan saran terhadap isi, penyajian, bahasa/ keterbacaan modul
Lembar validasi keterbacaan modul
Siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 5 Surakarta
4. Tahap Uji Coba Lapangan Operasional
Instrumen pengambilan data keterampilan argumentasi siswa betupa lembar observasi keterampilan argumentasi siswa da rubrik penilaian keterampilan argumentasi yang dikembangkan oleh McNeill dan Krajcik (2011).
Instrumen pengambilan data hasil belajar aspek kognitif berupa soal pada materi sistem ekskresi, dan instrumen pengambilan data hasil belajar aspek afektif dan aspek psikomotorik berupa lembar observasi sikap dan lembar observasi
keterampilan. Secara keseluruhan, instrumen pengambilan data pada tahap uji coba lapangan operasional disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Instrumen Pengambilan Data Tahap Uji Coba Lapangan Operasional
Data yang diperoleh Instrumen Responden
Data keterampilan argmentasi siswa Lembar observasi keterampilan argumentasi
Siswa
Data hasil belajar aspek kognitif Lembar Soal Siswa Data hasil belajar aspek afektif
Data hasil belajar aspek psikomotorik
Lembar observasi sikap Lembar observasi keterampilan
Siswa siswa
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari setiap tahap kemudian di analisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data kuesioner/angket, data hasil wawancara, data observasi keterlaksanaan sintaks implementasi modul serta tanggapan guru dan siswa, serta data hasil validasi ahli. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji keefektifan modul biologi berbasis ADI dalam meningkatkan keterampilan argumentasi dan hasil belajar siswa Teknik analisis data dari setiap tahap pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Data pada Tahap Pendahuluan
Analisis data pada tahap pendahuluan merupakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantittif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk analisis data hasil observasi dan wawancara terkait proses pembelajaran, dan analisa kebutuhan guru dan siswa SMAN 5 Surakarta. Data tersebut dideskripsikan secara kualitatif untuk menganalisis kebutuhan pengembangan.
Data hasil observasi bahan ajar dan profil awal keterampilan argumentasi siswa yang di peroleh pada tahap pendahuluan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data bahan ajar dalah sebagai berikut :
a. Analisis Bahan Ajar Kriteri Penilaian Bahan Ajar:
4 = Selalu, apabila selalu ada komponen di setiap bab 3 = Sering, apabila sering ada komponen di setiap bab
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang ada komponen di setiap bab 1 = Tidak ada, apabila tidak ada komonen di setiap bab
Sesuai dengan Ketetapan Permendikbud No. 81A Tahun 2013, bahan ajar memperoleh nilai dengan ketentuan sebagai berikut:
Kategori :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,33 < skor ≤ 4,00 Baik : apabila memperoleh skor 2,33 < skor ≤ 3,33 Cukup : apabila memperoleh skor 1,33 < skor ≤ 2,33 Kurang : apabila memperoleh skor ≤ 1,33
2. Analisis Data pada Tahap Uji Coba Lapangan Awal
Data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada validator ahli, guru dan siswa setelah menggunakan modul berbasis ADI untuk memberdayakan Keterampilan argumentasi pada tahap uji coba lapangan awal dan lapangan terbatas, dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Data yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif.
Data validasi dari ahli dan praktisi kemudian diukur dengan menggunakan rumus:
P(k) = 𝑆
𝑁𝑥 100%
Keterangan:
P(k) = Persentase komponen
S = Jumlah skor komponen hasil penelitian N = Jumlah skor maksimum
Hasil perhitungan persentase keseluruhan komponen kemudian disesuaikan dengan pedoman pengambilan keputusan revisi pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Pengambilan Keputusan Revisi
Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan
81-100 Sangat baik Tidak perlu direvisi
61-80 Baik Tidak perlu direvisi
41-60 Cukup Direvisi
21-40 Kurang baik Baik direvisi
0-20 Sangat kurang Kurang direvisi
(Sumber: Sugiyono, 2016)
3. Analisis Data pada Tahap Uji Coba Lapangan Operasional
Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui efektifitas modul biologi berbasis ADI untuk memberdayakan keterampilan argumentasi dan hasil belajar adalah Uji Independent Sample t-test program analisis SPSS 15 for Windows. Uji Independent Sample t-test didahului dengan uji prasyarat lain, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Analisis data untuk mengetahui efektifitas modul terhadap hasil belajar didahului dengan analisis terhadap hasil uji coba soal.
a. Uji coba soal
Uji coba soal digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas soal maka instrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini perlu diujicobakan terlebih dahulu kepada sekelompok siswa.
1) Uji Validitas
Uji validitas menurut Sudjana (2015) bertujuan untuk mengkaji kesahihan alat ukur atau soal dalam menilai apa yang seharusnya diukur atau mengkaji ketepatan soal tes sebagai alat ukur.
2) Uji Reliabilitas
Sudjana (2015) menyatakan bahwa uji reliabilitas mengkaji keajegan (stability) atau ketetapan hasil tes saat tes tersebut diujikan kepada siswa yang sama lebih dari satu kali, atau dua perangkat tes yang setara kepada objek yang sama. Sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama selama aspek yang dikur dalam diri subjek belum berubah.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov program analisis SPSS 15 dengan taraf signifikansi p = 0,05. Hipotesis untuk uji normalitas adalah:
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengambilan keputusan uji normalitas adalah: apabila signifikansi
< 0,05 maka H0 ditolak, sedangkan jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji Levene-test program analisis SPSS 15 dengan taraf signifikansi p = 0,05. Hipotesis untuk uji normalitas adalah:
H0 : sampel berasal dari variansi yang sama (homogen).
H1: sampel berasal dari variansi yang tidak sama (tidak homogen).
Kriteria pengambilan keputusan uji normalitas adalah: apabila signifikansi
< 0,05 maka H0 ditolak, sedangkan jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
d. Uji Hipotesis
Data yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dengan menguji kesamaan rata-rata untuk mengetahui keefektifan produk. Keefektifan dapat diukur dari hasil tes argumentasi siswa. Uji yang digunakan adalah uji-t.
Uji-t ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua variabel yang berpasangan dan dilakukan apabila data telah berdistribusi normal dan homogeny. Uji-t dilakukan dengan menggunakan program analisis SPSS 15.
Hipotesis untuk uji-t adalah:
H0 = tidak terdapat perbedaan keterampilan argumentasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul biologi berbasis ADI.
H1 = terdapat perbedaan keterampilan argumentasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul biologi berbasis ADI.
e. Gain Ternormalisasi
Analisis gain ternormalisasi digunakan untuk mengetahui tingkat kenaikan keterampilan argumentasi siswa. Efektifitas modul berbasis ADI dihitung dengan menggunakan uji normalitas gain (N-Gain).
N G = 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Kategori Indeks N-Gain disajikan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kategorisasi Indeks N-Gain
Nilai Indeks N-Gain Kategori
< g ≥ 0,7 0,7 > g ≥ 0,3
< g < 0,3
Tinggi Sedang Rendah (Sumber: Hake, 2002)