• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik"

Copied!
213
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PURWARUPA APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN

BUDI PEKERTI SMP KELAS VII MATERI BERSAMA YESUS MEMPERJUANGKAN NILAI-NILAI DASAR

HIDUP MANUSIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh:

Yuliana Aprila Seran NIM: 161124019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

(2)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tuaku Ibu Serapina Meli, Bapak Robertus Adi Seran, kedua adikku Devi Yuliani Seran dan Alvensius Yakub Seran, serta seluruh Keluarga Besarku yang telah memberikan dukungan,

doa, semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

(3)

v MOTTO MAN MOTTO

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan”.

“Yeremia 29:11”

(4)

viii ABSTRAK

Judul skripsi PENGEMBANGAN PURWARUPA APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS VII MATERI BERSAMA YESUS MEMPERJUANGKAN NILAI-NILAI DASAR HIDUP MANUSIA dipilih berdasarkan hasil potensi dan masalah yang didapat melalui wawancara guru PAK dan Budi Pekerti serta analisis kebutuhan peserta didik terhadap penggunaan media pembelajaran online. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan purwarupa aplikasi dan mengetahui kelayakan purwarupa aplikasi media pembelajaran online Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti SMP Kelas VII materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D), dengan pembatasan tahapan yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain dan revisi desain. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi memperoleh rata-rata sebesar 73.59% dalam interval 80%-100%, sehingga masuk kategori “Layak”. Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh ahli media memperoleh rata-rata 86.61% dalam interval 80%-100%

sehingga masuk kategori “Sangat Layak”. Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh Guru PAK dan Budi Pekerti pada bagian materi memperoleh rata-rata 78.72%

dalam interval 80%-100% sehingga masuk kategori “Layak” dan hasil validasi media oleh Guru PAK dan Budi Pekerti memperoleh rata-rata 77.49% dalam interval 80%-100% sehingga masuk kategori “Layak”. Berdasarkan hasil validasi tersebut dapat dinyatakan bahwa purwarupa aplikasi “Layak” digunakan sebagai media pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti dengan beberapa perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh ahli materi, ahli media dan Guru PAK.

Kata kunci: Purwarupa Aplikasi, Media Pembelajaran Online, Media PAK

(5)

ix ABSTRACT

This thesis' title is the DEVELOPMENT OF PROTOTYPE ONLINE LEARNING MEDIA APPLICATIONS OF CATHOLIC RELIGION AND CHARACTER DEVELOPMENT FOR GRADE VII JUNIOR HIGH SCHOOL THE MATERIAL IS WITH JESUS WE FIGHT FOR BASIC VALUE OF HUMAN LIFE. This thesis was chosen based on the potential resulta and problems obtained througj interviews with PAK and Budi Pekerti teacher and also the analysis of students' needs on the use of online learning media. This research aims to develop application prototypes and determine the appropriateness of Online learning media application prototypes for Catholic Religious Education and Character of Junior High School VIIth grade on Together with Jesus Fighting for the Basic Values of Human Life subject material. The research method used is Research and Development (R&D), with restrictions on the stages adjusted to the research needs: potential and problems, data collection, product design, design validation, and design revision. Based on the validation results which conducted by the material experts obtained an average of 73.59% in the intervals of 80% -100%, so that it is included in the "Feasible" category. Based on the validation which conducted by media experts obtained an average of 86.61% in the intervals of 80%

-100% so that it is included into the category of "Very Feasible". Based on the validation conducted by Catholic Religious Education and Character teachers in the material section obtained an average of 78.72% in the intervals of 80% -100%

so that it is included into the "Feasible" category and the results of media validation by Catholic Religious Education and Character teachers obtained an average 77.49% in the 80% -100% interval so that it is included into the "Feasible"

category. Based on the validation results, this research can be stated that the application prototype is "Feasible" to be used as an Online learning media for Catholic Religious Education and Character with some improvements in accordance with the advice given by material experts, media experts and Catholic Religious Education teachers.

Keywords: Prototype Application, Online Learning Media, Catholic Religious, Education Media

(6)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

DAFTAR DIAGRAM ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR TABEL ... xxi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A.LATAR BELAKANG ... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ... 4

C.BATASAN MASALAH ... 4

D.RUMUSAN MASALAH ... 4

E. TUJUAN PENELITIAN ... 5

F. MANFAAT PENELITIAN ... 5

G.METODE PENELITIAN ... 6

H.SISTEMATIKA PENULISAN ... 6

I. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHARAPKAN ... 7

BAB II ... 9

KAJIAN PUSTAKA ... 9

(7)

xiv

A.KAJIAN PUSTAKA ... 9

1. Purwarupa ... 9

a. Definisi Purwarupa ... 9

b. Fungsi dan Manfaat Purwarupa... 9

2. Media ... 9

3. Media Pembelajaran... 10

a. Definisi Media Pembelajaran ... 10

b. Fungsi ... 10

c. Manfaat Media Pembelajaran... 11

d. Tujuan Media Pembelajaran... 11

4. Media Pembelajaran Online ... 12

a. Mobile Learning ... 12

b. Electronic Learning... 14

5. Konsep Pembelajaran... 16

a. Pendekatan Pembelajaran ... 16

b. Strategi Pembelajaran ... 17

c. Model Pembelajaran ... 17

d. Metode Pembelajaran ... 19

e. Teknik Pembelajaran ... 20

6. Pendidikan Agama Katolik ... 20

a. Hakikat Pendidikan Agama Katolik ... 21

b. Model-model Pendidikan Agama Katolik... 22

c. Konteks Pendidikan Agama Katolik ... 23

d. Tujuan Pendidikan Agama Katolik ... 24

7. Media Pendidikan Agama Katolik ... 24

8. Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia ... 27

a. Kebebasan Anak-anak Allah ... 27

b. Sabda Bahagia ... 28

c. Kasih yang Tidak Membedakan ... 30

d. Membangun Diri Seturut Teladan Yesus ... 31

(8)

xv

B. PENELITIAN YANG RELEVAN ... 32

C.KERANGKA BERPIKIR ... 34

BAB III ... 35

METODE PENELITIAN ... 35

A.JENIS PENELITIAN... 35

B. DESAIN PENELITIAN ... 36

1. Potensi dan Masalah ... 37

2. Pengumpulan Data ... 37

3. Desain Produk ... 37

4. Validasi Desain ... 37

5. Revisi Desain ... 38

C.SUBJEK PENELITIAN ... 38

D.TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ... 38

1. Identifikasi Variabel... 38

2. Definisi Konseptual ... 39

3. Definisi Operasional ... 39

4. Teknik Pengumpulan Data ... 40

a. Wawancara ... 40

b. Kuesioner ... 41

5. Instrumen Penelitian ... 41

1. Instrumen untuk ahli materi ... 42

2. Instrumen untuk ahli media ... 42

3. Instrumen untuk Guru ... 42

6. Pengembangan Instrumen ... 43

1) Instrumen Kuesioner Ahli Materi ... 43

2) Instrumen Kuesioner Ahli Media ... 44

3) Instrumen Kuesioner Guru ... 45

5) Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV ... 48

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

(9)

xvi

A.DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN ... 48

B. HASIL PENELITIAN ... 49

1. Potensi dan Masalah ... 49

2. Pengumpulan Data ... 51

3. Desain Produk ... 53

a. Mengolah materi ... 53

b. Menyusun kuis ... 53

c. Membuat permainan edukatif... 54

d. Membuat rancangan produk ... 54

e. Perencanaan Produk Purwarupa Aplikasi ... 54

4. Validasi Desain ... 64

a. Ahli Materi ... 64

b. Ahli media ... 66

c. Guru PAK ... 67

d. Usul dan Saran ... 71

5. Revisi Desain ... 73

C.PEMBAHASAN PENELITIAN ... 82

BAB V ... 85

PENUTUP ... 85

A.KESIMPULAN ... 85

B. KETERBATASAN PENELITIAN ... 86

C.SARAN ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN ... 91

(10)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dalam Penelitian

R&D : Research and Development Ri : persentase respon aspek ke-i Pj : skor pernyataan ke-j

N : banyaknya pernyataan dalam aspek ke-i B. Singkatan Lainnya

SMP : Sekolah Menengah Pertama PAK : Pendidikan Agama Katolik

KI : Kompetensi Inti

KD : Kompetensi Dasar E-Learning : Electronic Learning

CORE : Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending

(11)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Hlm

Lampiran 1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian (1) Lampiran 2 Transkrip Wawancara Guru Pendidikan Agama Katolik (7) Lampiran 3 Data hasil Penelitian Ahli Materi (9) Lampiran 4 Data hasil Penelitian Ahli Media (10) Lampiran 5 Data hasil Penelitian Guru PAK dan Budi Pekerti (11)

Lampiran 6 Lembar Instrumen Ahli Materi (12)

Lampiran 7 Lembar Instrumen Ahli Media (20)

Lampiran 8 Lembar Instrumen Guru (27)

Lampiran 9 RPP Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai

Dasar Hidup Manusia (49)

Lampiran 10 RPP Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia Setelah Revisi (74)

(12)

xix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Persentase Penilaian Oleh Ahli Materi ... 65

Diagram 2 Persentase Penilaian Oleh Ahli Media ... 67

Diagram 3 Persentase Penilaian Materi Oleh Guru PAK dan Budi Pekerti ... 69

Diagram 4 Persentase Penilaian Media oleh Guru PAK dan Budi Pekerti ... 70

(13)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg dan

Gall ... 36

Gambar 2 Desain Penelitian dan Pengembangan ... 36

Gambar 3 Halaman Awal Purwarupa Aplikasi ... 55

Gambar 4 Halaman Tampilan Awal Purwarupa Aplikasi... 56

Gambar 5 Halaman Menu Riwayat Purwarupa Aplikasi ... 57

Gambar 6 Halaman Menu BAB Purwarupa Aplikasi ... 57

Gambar 7 Halaman Menu Materi Purwarupa Aplikasi... 58

Gambar 8 Halaman Menu Materi PAK Purwarupa Aplikasi ... 59

Gambar 9 Halaman Kuis Purwarupa Aplikasi ... 59

Gambar 10 Halaman Permainan Purwarupa Aplikasi ... 60

Gambar 11 Purwarupa Isi Materi Kebebasan Anak-Anak Allah ... 62

Gambar 12 Purwarupa Isi Materi Kebebasan Anak-Anak Allah ... 63

Gambar 13 Revisi Halaman Awal... 73

Gambar 14 Revisi Tampilan Halaman Awal ... 74

Gambar 15 Revisi Halaman Login ... 74

Gambar 16 Revisi Tampilan Halaman Riwayat... 75

Gambar 17 Revisi Halaman Sub BAB ... 75

Gambar 18 Revisi Halaman Isi Materi... 76

Gambar 19 Revisi Halaman Kuis ... 76

Gambar 20 Revisi Halaman Permainan ... 77

Gambar 21 Revisi Isi Materi Purwarupa dalam RPP ... 80

Gambar 22 Revisi si Materi Purwarupa dalam RPP ... 81

(14)

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pertanyaan Wawancara Guru PAK dan Budi Pekerti SMP ... 41

Tabel 2 Kriteria Skala Likert... 43

Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi ... 43

Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media ... 44

Tabel 5 Kisi-Kisi Instrumen Materi Guru PAK dan Budi Pekerti ... 45

Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Media Guru PAK dan Budi Pekerti ... 46

Tabel 7 Subjek Penelitian... 48

Tabel 8 Valid Penelitian ... 48

Tabel 9 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 52

Tabel 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 62

Tabel 11 Data Hasil Perhitungan Interval ... 64

Tabel 12 Kategori kelayakan dalam bentuk persentase ... 65

Tabel 13 Data Hasil Perhitungan Interval ... 66

Tabel 14 Kategori kelayakan dalam bentuk persentase ... 67

Tabel 15 Data hasil Hasil Perhitungan Interval ... 68

Tabel 16 Kategori kelayakan dalam bentuk persentase ... 68

Tabel 17 Data hasil Hasil Perhitungan Interval ... 69

Tabel 18 Kategori kelayakan dalam bentuk persentase ... 70

Tabel 19 Usul dan Saran Ahli Materi ... 71

Tabel 20 Usul dan Saran Ahli Media ... 72

Tabel 21 Usul dan Saran Materi oleh Guru PAK dan Budi Pekerti... 72

Tabel 22 Usul dan Saran Media oleh Guru PAK dan Budi Pekerti ... 73

Tabel 23 Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 80

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di zaman sekarang tidak dapat dipungkiri bahwa media sudah menjadi bagian dari hidup manusia. Bahkan, tanpa disadari, media masuk dan menjelma serta tumbuh dan berkembang pesat seiring dengan perkembangan dunia dewasa ini. Menurut Daryanto dalam Nengsi (2015: 41) media merupakan salah satu bentuk atau komponen komunikasi yang membawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media dibatasi sebagai sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Susiana & Riyana (2009: 6) mengatakan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.

Menurut Heinich dalam Susiana & Riyana (2009: 6) media merupakan alat saluran komunikasi. Contohnya media seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed material), komputer, dan instruktur. Namun, tidak dapat dipungkiri media juga membawa dampak terhadap perubahan sosial yang ada di masyarakat, seperti kemudahan memperoleh dan menyampaikan informasi, serta adanya inovasi perkembangan dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, media digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti: buku, film, dan video (Arsyad, 2010: 4).

(16)

Berdasarkan pengalaman Pengenalan Lapangan Persekolahan Lingkungan Persekolahan (PLP-LS) pada Januari 2018, Pengenalan Lapangan Persekolahan Perencanan Pembelajaran (PLP-RP) dan Pengenalan Lapangan Persekolahan Pengelolaan Pembelajaran (PLP-KP) pada Januari-Februari 2019, penulis mengamati bahwa sekolah masih menggunakan model pembelajaran seperti teksbook, powerpoint, dan ceramah dalam proses belajar mengajar.

Sejak Maret 2020 sampai Mei 2020 Indonesia dihadapkan dengan penyebaran virus Corona. Penyebaran virus Corona yang begitu cepat membuat siswa-siswi harus melakukan proses pembelajaran di rumah. Hal tersebut membuat Guru-Guru dituntut untuk semakin aktif dan kreatif menyusun bahan ajar yang diberikan kepada siswa, agar siswa dapat mengerti pembelajaran yang diberikan.

Melihat situasi tersebut, interaksi atau proses belajar mengajar antara Guru dan siswa tidak lagi dilakukan melalui tatap muka (di dalam kelas), tetapi dilakukan di luar kelas dengan menggunakan media Online. Media ini digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran di tengah pandemi.

Situasi ini juga berpengaruh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK) dan Budi Pekerti di sekolah. Guru PAK dan Budi Pekerti juga menggunakan media pembelajaran Online seperti Zoom, Whatsapp Group, Google Class Room, Google Form, Powerpoint dan Portable Document Format. Namun, kebanyakan siswa masih kurang paham dalam menggunakan media pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, perlu media pembelajaran yang mudah digunakan oleh

(17)

Guru ataupun siswa seperti aplikasi pembelajaran yang berisi materi dan kuis yang mudah digunakan untuk siswa dan Guru PAK dan Budi Pekerti.

Penulis merasa perlu untuk mengembangkan media pembelajaran Online dalam bentuk aplikasi, sebagai sarana untuk membantu proses pembelajaran.

Aplikasi yang dikembangkan oleh penulis adalah berbentuk purwarupa. Purwarupa aplikasi ini diharapkan dapat menjadi alternatif media pembelajaran khususnya dalam pelajaran PAK dan Budi Pekerti kelas VII, serta dapat membantu Guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dalam memahami materi di kelas maupun di luar kelas.

Isi dari purwarupa aplikasi media pembelajaran ini adalah materi literasi (teks), ilustrasi gambar, soal-soal kuis (tes), dan media interaktif dalam bentuk animasi ataupun permainan. Materi literasi dibuat berdasarkan Silabus Mata Pelajaran PAK dan Budi Pekerti kelas VII SMP yang digunakan dengan memperhatikan kompetensi inti dan kompetensi dasarnya.

Ilustrasi gambar adalah ilustrasi-ilustrasi penunjang dalam wujud gambar dari materi yang disajikan untuk membantu peserta didik dalam memahami materi.

Soal-soal kuis (tes) diberikan untuk mengukur kompetensi peserta didik pada materi. Media berupa animasi atau permainan interaktif adalah alat pembelajaran interaktif yang dapat dipakai oleh peserta didik dalam wujud animasi atau permainan yang memfasilitasi pembelajaran siswa secara individu (Marselina dan Muhtadi 2019: 199).

Bertolak dari uraian diatas, penulis mengambil judul penelitian

“PENGEMBANGAN PURWARUPA APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

(18)

ONLINE PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS VII MATERI BERSAMA YESUS MEMPERJUANGKAN NILAI-NILAI DASAR HIDUP MANUSIA”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Bedasarkan latar belakang diatas, dibutuhkan media pembelajaran berbasis aplikasi sebagai sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas VII SMP untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, sehingga mendorong peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran di luar kelas, seperti tuntutan situasi pembelajaran di tengah pandemi yang terjadi saat ini.

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan masalah yang diidentifikasi tersebut, penulis membatasi masalah pada pengembangan purwarupa aplikasi sebagai media pembelajaran Online, untuk materi pembelajaran “Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia” mata pelajaran PAK dan Budi Pekerti kelas VII SMP.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah yang disusun peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan “Purwarupa Aplikasi Media Pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti SMP Kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia”?

(19)

2. Bagaimana kelayakan “Purwarupa Aplikasi Media Pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti SMP Kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia”?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan “Purwarupa Aplikasi Media Pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti SMP Kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai- Nilai Dasar Hidup Manusia”.

2. Mengetahui kelayakan “Purwarupa Aplikasi Media Pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti SMP Kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia”.

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Penelitian ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pemanfaatan media sebagai alat untuk menunjang proses pembelajaran di luar kelas.

2. Mengembangkan produk purwarupa aplikasi dalam menciptakan pembelajaran yang kolaboratif, menarik dan menyenangkan di luar kelas.

3. Meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran PAK dan Budi Pekerti.

4. Membantu Guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dalam pemahaman materi di luar kelas.

(20)

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah langkah-langkah dalam mengembangkan suatu produk di mana hasil temuan penelitian digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru. Dalam perancangan produk, secara sistematis dilakukan uji lapangan, evaluasi, dan penyempurnaan sampai temuan penelitian tersebut memenuhi kriteria efektivitas, kualitas tertentu, atau standar tertentu yang memungkinkan untuk diterapkan sebagai sumber belajar di luar kelas (Borg and Gall dalam Hanafi, 2017: 133).

H. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 1 PENDAHULUAN: Bab ini terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penulisan, sistematika penulisan, spesifikasi produk.

BAB 2 KAJIAN TEORI: Bab ini berisi landasan teori yang menjadi landasan dari penelitian. Bab ini membahas mengenai purwarupa, media, media pembelajaran, media pembelajaran Online, media PAK dan Budi Pekerti, materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia, penelitian yang relevan, kerangka berpikir.

BAB 3 METODE PENELITIAN: Bab ini berisi tentang jenis penelitian, desain penelitian, subjek dan sampel penelitian, teknik dan alat pengumpulan data,

(21)

identifikasi variabel, definisi konseptual, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan pengembangan instrumen.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian, hasil penelitian, potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi, dan pembahasan penelitian.

BAB 5 PENUTUP: Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran dari pengembangan purwarupa aplikasi media pembelajaran.

I. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHARAPKAN

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian dan pengembangan Purwarupa Aplikasi Media Pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti SMP Kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia adalah sebagai berikut:

1. Purwarupa aplikasi media pembelajaran diberi nama “SCIENZA”. Kata

“Scienza” berasal dari bahasa Italia yang dalam bahasa Indonesia berarti

“Ilmu”. Isi dari aplikasi ini adalah materi literasi, ilustrasi gambar, soal-soal kuis, animasi dan permainan.

2. Purwarupa aplikasi media pembelajaran bersifat edukatif.

3. Purwarupa aplikasi media pembelajaran SCIENZA dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak untuk desain “Adobe XD” dan Microsoft Powerpoint.

4. Konten berupa ilustrasi gambar dikerjakan dengan menggunakan Adobe Illustrator CC 2019 dan Microsoft Powerpoint sebagai perangkat lunak

(22)

pengolahan dan pengeditan gambar. Purwarupa ini merupakan file berjenis gambar dan tulisan yang hanya dapat dijalankan pada perangkat lunak Microsoft Powerpoint.

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN PUSTAKA 1. Purwarupa

a. Definisi Purwarupa

Purwarupa atau prototype adalah bentuk awal dari sebuah model.

Purwarupa dapat disebut sebagai rupa awal yang dibuat untuk mewakili skala sebenarnya sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya (Azis dan Dirgahayu, 2015: 130). Tampilan program dalam purwarupa aplikasi dirancang dengan mempertimbangkan aspek desain sehingga menarik dan mudah untuk digunakan.

b. Fungsi dan Manfaat Purwarupa

Pengembangan purwarupa ini berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Purwarupa adalah program atau tahap awal yang dibuat agar pengguna lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Program prototipe biasanya merupakan program yang belum jadi.

Program ini biasanya merupakan program simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi (Lestiawan & Mahmud, 2015: 4).

2. Media

Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Gerlach dan Ely dalam Arsyad 2011: 23). Dalam pengertian ini, Guru, buku teks,

(24)

dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat ilustrasi atau gambar yang berfungsi untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Media berperan sebagai alat bantu pembelajaran, kuncinya pada penyajian yang mengkomunikasikan pesan yang ada di dalamnya. Media adalah alat atau bahan yang dapat menjelaskan pesan-pesan atau komunikasi atau interaksi dalam proses hubungan dari orang satu dengan orang lain (Maswan dan Muslimin, 2017:

111).

3. Media Pembelajaran a. Definisi Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran sebagai sarana pembelajaran akan sangat tergantung pada ketepatan memilih bentuk media, yang disesuaikan dengan tujuan serta ketepatan sifat dan bentuk penggunaannya.

b. Fungsi

Fungsi media pembelajaran adalah untuk memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media (Maswan dan Muslimin, 2017: 111).

Maswan dan Muslimin (2017: 121) juga mengatakan bahwa media berfungsi

(25)

meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai (1992: 2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh Guru, sehingga siswa tidak bosan dan Guru tidak kehabisan tenaga.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian Guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

d. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran menurut Maswan dan Muslimin (2017: 119):

1) Untuk membantu memperjelas materi yang sudah dipelajari peserta didik dan mempermudah Guru dalam menerangkan kepada peserta didik materi yang diberikannya.

2) Untuk menumbuhkan kegairahan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

(26)

3) Untuk meletakkan dasar-dasar konsep berpikir yang realistis dan konkret, dan berusaha menghilangkan sikap verbalisme.

4) Untuk menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama pada media yang merupakan gambar hidup.

5) Untuk membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

6) Untuk mendorong pada pemanfaatan benda-benda yang dihubungkan dengan sumber materi pembelajaran, sehingga akan menumbuhkan partisipasi aktif dari peserta didik.

4. Media Pembelajaran Online a. Mobile Learning

1). Pengertian Mobile Learning

Mobile learning adalah perpaduan atau kombinasi electronic learning dan mobile computing yang dapat mengakses suatu aplikasi pembelajaran kapan pun (anytime) dan di mana pun (anywhere) (Jalinus dan Ambiyar, 2016: 218). Mobile learning menyodorkan pembelajaran yang mudah dan juga menyenangkan bagi penggunanya sehingga pengguna dapat mengakses pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Definisi mobile learning adalah pembelajaran yang dapat berlangsung kapan saja dan di mana saja dengan bantuan mobile (gadget), sehingga mampu menyajikan konten pembelajaran dan menyediakan komunikasi nirkabel yang

(27)

memungkinkan pembelajaran terjadi dua arah (antara Guru dan siswa) (A Glance at the Future, Mobile Education dalam Husamah, 2014: 177).

2). Manfaat Mobile Learning

Mobile learning memiliki banyak manfaat dalam media pembelajaran yaitu menyajikan pembelajaran yang dapat diakses di mana pun dan kapan pun, sebagai penunjang proses belajar-mengajar menjadi lebih fleksibel dalam belajar-mengajar (Husamah, 2014: 181).

3). Fungsi Mobile Learning

Menurut Husamah (2014: 181), mobile learning memiliki fungsi sebagai suplemen (tambahan) yakni peserta didik memiliki kebebasan memilih untuk memanfaatkan materi m-learning. Fungsi berikutnya sebagai komplemen (pelengkap) yakni materi diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Fungsi yang terakhir adalah substitusi (pengganti) yakni m-learning sebagai alternatif model pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengelola pembelajarannya sesuai waktu dan aktivitas sehari-hari sehingga mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi pembelajaran.

4). Implementasi Mobile Learning Sebagai Upaya Peningkatan Keefektifan Belajar

Dalam proses pembelajaran perlu ditampilkan alternatif pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak melulu di dalam kelas. M-learning adalah upaya peningkatan keefektifan belajar.

M-learning merupakan inovasi baru sebagai metode pembelajaran berbasis ponsel. M-learning sangat bermanfaat, dengan adanya m-

(28)

learning peserta didik maupun pendidik tidak harus bergantung dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini dapat dijadikan sebagai alternatif peningkatan keefektifan belajar, karena pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kelas dengan cara bertatap muka, namun belajar bisa juga dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa terikat ruang dan waktu (Husamah, 2014: 203).

b. Electronic Learning

1). Pengertian Electronic Learning

Electronic Learning (E-Learning) merupakan aplikasi internet yang dapat menghubungkan pendidik dan peserta didik dalam sebuah ruang belajar Online (Dermawan, 2014: 10). E-learning adalah pengiriman materi pembelajaran melalui media elektronik yang lebih fleksibel demi mendukung dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran dan penilaian (Husamah, 2014: 109). E-learning merupakan cara baru dalam belajar mengajar (Dermawan, 2014: 15).

Dalam dunia pendidikan, e-learning merupakan sebuah alternatif pembelajaran yang digunakan oleh pendidik untuk pendidikan jarak jauh.

Pelaksanaan pembelajaran didukung oleh jasa elektronis seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer. Hal tersebut membuat e- learning tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara pendidik dan peserta didik, sehingga proses pendidikan dapat berjalan kapan saja dan di mana saja tanpa terikat ruang dan waktu.

2). Fungsi E-Learning

Siahaan dalam Dermawan (2014: 29) mengatakan terdapat tiga fungsi e- learning yaitu:

(29)

a). Suplemen (tambahan)

E-learning berfungsi sebagai suplemen artinya peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi e-learning atau tidak.

b). Komplemen (pelengkap)

E-learning berfungsi sebagai komplemen, yaitu materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima oleh peserta didik di dalam kelas, sehingga materi yang diberikan dapat menjadi materi penguatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

c). Substitusi (pengganti)

E-learning berfungsi sebagai substitusi artinya E-learning dapat menjadi sebuah alternatif dalam model pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik agar proses pembelajaran dapat dilakukan secara fleksibel.

Fungsi E-learning lainnya menurut Kenji dalam Triwindiyanti (2014: 21) adalah berfungsi sebagai alat komunikasi, akses informasi, pendidikan dan pembelajaran yang dikembangkan untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan atau pembelajaran dan membuka peluang kepada peserta didik tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

3). Manfaat E-Learning

Menurut Husamah (2014: 141) manfaat e-learning adalah dapat meningkatkan kemampuan interaksi pembelajaran baik antara peserta didik dengan pendidik, antar sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar yang memungkinkan terjadinya interaksi

(30)

pembelajaran di mana pun dan kapan pun. Melalui E-learning kegiatan pembelajaran dapat menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas, sehingga membantu memudahkan penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajaran untuk memegang kendali, artinya pembelajaran yang diberikan bebas kapan akan dimulai dan kapan akan diakhiri.

5. Konsep Pembelajaran

Konsep pembelajaran dirancang untuk menciptakan kondisi belajar yang memudahkan siswa dalam memahami, memaknai, dan menghubungkan materi pelajaran yang mereka pelajari (Kadir 2013: 18). Konsep pembelajaran yang dipaparkan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima yaitu:

a. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan merupakan seperangkat wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam menentukan strategi, metode, dan teknik (prosedur) dalam mencapai target atau hasil tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan juga dapat diartikan sebagai suatu perspektif atau cara pandang seseorang dalam menyikapi sesuatu (Anitah, 2007: 1.2).

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran saintifik. Pendekatan Saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, peserta didik dituntut untuk menemukan sendiri materi yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi melalui pengamatan, bertanya,

(31)

percobaan, mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, serta dilanjutkan dengan menganalisis menalar, menyimpulkan dan mencipta (Chotimah dan Fathurrohman 2018: 143).

b. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran menurut Frelberg & Driscoll dalam Anitah (2007:

1.2) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely dalam Anitah (2007: 1.2) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan, model, metode, teknik, materi, media, sarana dan evaluasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang sedang dipelajari agar tercapainya tujuan pembelajaran.

c. Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh Guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending (CORE). Menurut Chotimah dan Fathurrohman (2018: 233) model pembelajaran CORE adalah model

(32)

pembelajaran yang mencangkup empat aspek. Keempat aspek tersebut sebagai berikut:

1) Connecting merupakan kegiatan mengkoneksikan informasi lama dengan informasi baru dan antar konsep.

2) Organizing merupakan kegiatan mengorganisasikan ide-ide untuk memahami materi.

3) Reflecting merupakan kegiatan memikirkan kembali, mendalami, dan menggali informasi yang sudah didapat.

4) Extending merupakan kegiatan untuk mengembangkan, memperluas, menggunakan dan menemukan.

Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending menurut Chotimah dan Fathurrohman (2018: 234), sebagai berikut:

1) Kelebihan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending, sebagai berikut: a) Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran;

b) Melatih daya ingat peserta didik tentang sesuatu konsep informasi; c) Melatih daya berpikir kritis peserta didik terhadap pemecahan suatu masalah; dan d) Memberi pengalaman belajar kepada peserta didik karena mereka banyak berperan aktif dalam pembelajaran

2) Kelemahan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending, sebagai berikut: a) Membutuhkan persiapan matang dari guru untuk menggunakan model ini; b) Menuntut peserta didik untuk berfikir

(33)

kritis; c) Memerlukan banyak waktu; dan d) Tidak semua materi dapat menggunakan model Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending.

d. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran campuran (blended learning). Metode pembelajaran blended learning merupakan pergeseran dari pembelajaran di dalam kelas, menjadi gaya pengajaran yang lebih berpusat pada siswa. Sistem pendidikan saat ini menuntut pendidikan berpusat pada peserta didik dan blended learning adalah cara yang paling tepat (Suprabha dan Subramonian dalam Simarmata, 2017: 1). Berikut ini kelebihan dan kekurangan blended learning menurut, Husamah (2014: 35) :

1). Kelebihan Blended Learning

a) Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.

b) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta didik lain di luar jam tatap muka.

c) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar.

d) Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.

e) Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi sebelum pembelajaran.

(34)

f) Pengajar dapat melaksanakan kuis, memberikan balikan dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif.

g) Peserta didik dapat berbagi file dengan peserta didik lain.

2). Kekurangan Blended Learning

a) Media yang dibutuhkan beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.

b) Tidak meratanya fasilitas yang dimilki peserta didik, seperti halnya computer dan akses internet.

c) Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.

e. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pembelajaran dengan mencari informasi, mencatat, membaca, menanya, dan penugasan.

6. Pendidikan Agama Katolik

Salah satu bentuk dan pelaksanaan pendidikan iman adalah pendidikan iman yang dilaksanakan secara formal dalam konteks sekolah yang disebut pelajaran agama. Dalam konteks Agama Katolik, pelajaran agama di sekolah dinamakan Pendidikan Agama Katolik (PAK), yang salah satu realisasi tugas dan perutusannya adalah untuk menjadi pewarta dan saksi Kabar Gembira Yesus Kristus.

(35)

Melalui PAK, peserta didik dibantu dan dibimbing agar semakin mampu meneguhkan iman terhadap Tuhan sesuai ajaran Agama Katolik, dengan tetap memperhatikan dan mengusahakan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 1). Dengan kata lain, PAK bertujuan membangun hidup beriman Kristiani peserta didik, yang berarti juga membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal terwujudnya Kerajaan Allah dalam hidup manusia. Hal ini juga ditegaskan oleh Wono Wulung (2008: 14) bahwa PAK dipahami sebagai salah satu bentuk perwujudan iman.

a. Hakikat Pendidikan Agama Katolik

Mangunwijaya dalam Wono Wulung (2008: 15) mengatakan bahwa hakikat dasar PAK adalah sebagai komunikasi iman. PAK adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Agama Katolik. Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa PAK di sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik berinteraksi (berkomunikasi), memahami, menggumuli dan menghayati iman.

Gereja Katolik berpandangan bahwa PAK merupakan salah satu bentuk dari katekese. Katekese adalah “pembinaan iman yang diberikan kepada anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis, dengan maksud menghantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen

(36)

(Catechesi Tredendae, 28: 1979). Sebagai komunikasi iman, PAK perlu sampai pada hal yang mendasar yakni penghayatan iman melalui refleksi-refleksi akan penghayatan hidup sehari-hari. PAK bersifat praktis artinya tidak sebatas pada teori atau pun konsep tetapi lebih kepada tindakan dalam kehidupan sehari-hari (Dapiyanta, 2011: 1).

Komunikasi iman berarti tidak individu itu sendiri tetapi ada peserta didik lain di dalam sebuah komunikasi. Komunikasi antar dua individu atau lebih akan memperkaya dan meneguhkan iman. PAK bukanlah pengajaran agama tetapi sebuah proses perkembangan iman untuk menjadi lebih dewasa dalam iman, yang kemudian sampai pada peneguhan dan akhirnya diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan berinteraksi antara pemahaman iman, pergumulan iman dan penghayatan iman itu diharapkan iman peserta didik semakin diperteguh.

b. Model-model Pendidikan Agama Katolik

Model-model PAK bersifat Plural dan terus menerus mengalami perkembangan mengikuti perkembangan zaman. Menurut Wono Wulung (2017:

45) ada tiga model pendidikan yang dipandang memberi wawasan konseptual dan dapat digunakan baik di sekolah maupun di tengah-tengah jemaat di paroki yaitu:

1). Model Transmisi (Transfer)

Model ini mengikuti cara katekismus, yaitu suatu pendekatan pengajaran iman dalam bentuk tanya jawab yang menitikberatkan pada penyampaian kebenaran ajaran Gereja yang dirumuskan secara singkat dan padat dengan maksud mudah diulangi dan dihafal.

(37)

2). Model Berpusat Pada Pengalaman Hidup Peserta

Model ini mendukung peserta untuk menemukan manfaatnya sendiri, memilih materi dan kecepatannya, termasuk memilih bentuk evaluasinya.

3). Model Praksis

Model praksis adalah sintesis antara teori yang ditekankan pada model pertama dengan pengalaman hidup yang digarisbawahi pada model kedua.

Tujuan model praksis adalah memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah dalam Yesus Kristus di tengah hidup manusia.

c. Konteks Pendidikan Agama Katolik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2016: 1) mengatakan bahwa pendidikan iman anak pertama-tama dimulai dari lingkungan keluarga, tempat dan lingkungan mulai anak mengenal dan mengembangkan imannya. Dalam dokumen Konsili Vatikan II (2013) Gravissimum Educationis artikel 3 tentang pendidikan Kristen menekankan bahwa pendidikan yang pertama dan utama bagi anak merupakan tanggung jawab orang tua.

Menurut Wono Wulung (2008: 38) lingkungan hidup naradidik di tengah keluarga, masyarakat, Gereja dan sekolah menjadi elemen-elemen konteks PAK.

Dalam konteks PAK, terdapat empat lembaga terlibat yang dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu keluarga, Gereja, masyarakat dan sekolah. Dari keempat lembaga tersebut negara ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan pendidikan formal anak di sekolah pada mata pelajaran PAK dan Budi Pekerti. Di sekolah, anak dibimbing untuk menghormati agama lain sehingga menciptakan hubungan yang harmonis.

Dalam masyarakat naradidik dibimbing dan diikutsertakan untuk ambil bagian

(38)

dalam kehidupan konkret di masyarakat saat ini. Oleh karena itu, dalam Evangelii Gaudium nomor 113 (2013) ditegaskan bahwa, keselamatan yang telah dilaksanakan oleh Allah, dan diwartakan oleh Gereja dengan sukacita, adalah untuk setiap orang.

d. Tujuan Pendidikan Agama Katolik

PAK dan Budi Pekerti bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap membangun hidup yang semakin beriman (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 1). Gereja dalam dokumen Konsili Vatikan II (2013) Gravissimum Educationis artikel 2 menegaskan bahwa pendidikan itu tidak hanya bertujuan mendewasakan pribadi manusia, tetapi juga untuk mendalami misteri keselamatan, dan menyadari iman mereka akan Bapa yang dinyatakan dalam kepenuhan Kristus. Jadi, melalui PAK peserta didik diharapkan tidak hanya berkembang secara iman tetapi mampu untuk mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah dalam kehidupan konkretnya di sekolah maupun di masyarakat.

7. Media Pendidikan Agama Katolik

Dalam katekese juga, kita telah menemukan ada peran pokok pewartaan pertama atau kerygma, yang hendaknya menjadi pusat dari semua kegiatan evangelisasi dan seluruh upaya pembaharuan Gereja (Evangelii Gaudium, 164), yang dalam dokumen gereja nomor 111, tentang Communio et Progressio dalam gereja dan Internet nomor 1 (2019) menegaskan bahwa “Gereja memandang media sebagai ‘anugerah-anugerah Allah’ yang dimaksudkan untuk menyatukan manusia

(39)

dalam ikatan persaudaraan, agar menjadi teman sekerja dalam rencana-rencana penyelamatan Allah”.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran PAK dan Budi Pekerti memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar, dengan tetap memperhatikan nilai- nilai kristiani, toleransi, demokratis, multikultural, dan berwawasan kebangsaan.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi adalah untuk mendorong siswa dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan PAK dan Budi Pekerti.

Hal tersebut didukung dalam dokumen Konsili Vatikan II Inter Mirifica (1963):

a. Artikel 1, bahwa penemuan-penemuan teknologi merupakan hal yang mengagumkan di zaman sekarang.

b. Artikel 2, Maka Konsili mendukung sepenuhnya perhatian dan kewaspadaan para Paus dan Uskup dalam perkara sepenting itu, dan memandang sebagai kewajibannya membahas masalah-masalah utama berkenaan dengan upaya- upaya komunikasi sosial.”

c. Artikel 3, “Gereja berhak menggunakan dan memiliki semua jenis media itu, sejauh diperlukannya atau berguna bagi pendidikan kristen dan bagi seluruh karyanya demi keselamatan manusia”, sebagai upaya Gereja dalam mewartakan Kerajaan Allah.

(40)

Gereja memandang sebagai kewajibannya, untuk juga dengan memanfaatkan media komunikasi sosial menyiarkan Warta Keselamatan, dan mengajarkan agar manusia dapat memakai media itu dengan tepat.

Media PAK adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan menghadirkan Allah serta pesan-pesan-Nya kepada umat beriman dalam kehidupan sehari-hari (Mahuze, 2017: 39). Dalam penelitian Mahuze (2017:

51) tentang media PAK dikatakan bahwa proses penyaluran pesan pembelajaran kepada peserta didik harus dibantu dengan bahan tertulis yang dapat mendukung pemahaman akan rancangan gambar yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Gambar yang digunakan harus berisikan pesan dari Allah yang mudah dipahami oleh peserta didik dalam proses pembelajaran Agama Katolik sehingga menanamkan iman dan ketaqwaan kepada Tuhan serta merangsang perkembangan iman peserta didik kepada Yesus Kristus yang diyakini sebagai Tuhan dan penyelamat.

Dengan demikian, melalui teori-teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa media Pendidikan Agama Katolik dimanfaatkan sebagai sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam mewartakan Kerajaan Allah. Dalam mendukung proses pembelajaran PAK, digunakan media gambar sebagai sarana untuk mendukung proses pembelajaran sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.

Gambar digunakan sebagai media PAK untuk mendukung isi materi agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang diberikan, serta sebagai sarana dalam mewartakan Kerajaan Allah.

(41)

8. Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia

Materi yang dipaparkan dalam purwarupa aplikasi media pembelajaran Online Pendidikan Agama Katolik SMP Kelas VII materi “Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia” mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum. Materi ini diberikan untuk mengajak peserta didik mendalami nilai-nilai dasar hidup seperti kasih, kebahagiaan, dan kebebasan sebagai anak-anak Allah yang perlu diperjuangkan.

Materi ini terbagi dalam empat sub materi:

a. Kebebasan Anak-anak Allah

Pengertian kebebasan secara umum berarti terlepas dari ikatan aturan, tugas, kewajiban, dan tanggung jawab. Pengertian yang keliru tentang kebebasan ini mengakibatkan munculnya tindakan sesuka hati orang yang melakukan, bahkan tidak jarang menimbulkan penderitaan orang lain. Kebebasan juga berarti kemungkinan untuk memilih yang baik dan yang jahat. Kebebasan merupakan hak setiap orang karena kebebasan itu tidak terpisahkan dari martabatnya sebagai pribadi manusia. Oleh sebab itu, hak itu harus dihormati dan diakui.

Dalam Galatia 5:1 Santo Paulus mengatakan bahwa Kristus telah memerdekakan kita, yaitu ketika Yesus menderita sengsara, wafat dan bangkit dari alam maut. Kebebasan yang diberikan oleh Allah membuat orang menjadi lemah karena dosa asal. Kebebasan sejati merupakan tanda yang mulia, perwujudan Allah dalam diri manusia. Allah bermaksud menyerahkan manusia kepada keputusannya sendiri, supaya ia dengan sukarela mencari pencipta-Nya, dan dengan mengabdi

(42)

kepada-Nya secara bebas mencari kesempurnaan sepenuhnya yang membahagiakan.

Dalam Dokumen Konsili Vatikan II (2013) Gaudium et Spes artikel 17 menegaskan bahwa Allah memberikan kebebasan kepada manusia, bukan untuk bertindak sewenang-wenang yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Katekismus Gereja Katolik (1995) artikel 3 $1731 mengatakan bahwa “kebebasan adalah kemampuan yang berakar dalam akal budi dan kehendak, untuk bertindak atau tidak bertindak, untuk melakukan ini atau itu, supaya dari dirinya sendiri melakukan perbuatan dengan sadar”. Kompendium Katekismus Gereja Katolik (2009) artikel 363 $1730-1733 juga mengatakan bahwa kebebasan merupakan ciri tindakan manusia. Allah memberikan kebebasan kepada ciptaan-Nya sebagai tanda keagungan Allah karena Allah ikut ambil bagian dalam kebebasan.

Manusia akan mencapai kesempurnaan sepenuhnya bila ia membebaskan diri dari segala penawanan nafsu-nafsu, mengejar tujuannya dengan secara bebas, memilih apa yang baik, serta dengan tepat-guna dan jerih-payah yang tekun mengusahakan sarana yang memadai. Fungsi kebebasan adalah bahwa berkat kebebasan yang dimilikinya, manusia tampil sebagai ciptaan Allah yang bermartabat luhur. Berkat kebebasannya pula manusia dapat mengembangkan dirinya menuju kesempurnaan berkat pilihan-pilihan yang dimilikinya (Gaudium et Spes artikel 17).

b. Sabda Bahagia

Secara umum kebahagiaan diartikan sebagai pemenuhan dari semua keinginan hati kita. Semua orang, ingin bahagia dan hidup bahagia merupakan

(43)

tujuan semua orang. Namun, kebahagiaan mempunyai arti yang berbeda-beda di setiap orang. Setiap orang punya caranya masing-masing untuk mencapai kebahagian tersebut.

Kompendium Katekismus Gereja Katolik (2009) artikel 359 $ 1716 menyebutkan kebahagiaan diperoleh dari jasa rahmat Kristus yang membuat kita ambil bagian dalam karya hidup Ilahi. Melalui jalan yang ditunjukkan Yesus kepada para pengikut-nya, yaitu jalan menuju kebahagian abadi yaitu sabda bahagia. Sabda bahagia merupakan inti pewartaan Yesus. Sabda itu melaksanakan dan memenuhi janji yang dibuat Allah sejak Abraham. Sabda itu, melukiskan wajah Yesus dan menjadi ciri hidup Kristen yang khas, serta menunjukkan tujuan akhir hidup manusia yaitu kebahagiaan abadi. Sabda bahagia berasal dari Yesus sendiri.

Menurut Katekismus Gereja Katolik (1995) artikel 2 $1717 sabda bahagia mencerminkan wajah Yesus Kristus dan cinta kasih-Nya. Sabda bahagia mengungkapkan arti keberadaan manusia yang merupakan tujuan akhir perbuatan manusia menuju kebahagiaan di dalam Allah. Dalam khotbah-Nya di atas bukit (Matius 5:1-12), Yesus mengatakan bahwa kebahagiaan dapat kita capai ketika kita sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah. Dalam Matius 5:3, Yesus bersabda

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga”. Menurut Yesus, orang miskin berbahagia karena merekalah empunya Kerajaan Surga. Orang miskin menjadi bahagia karena mereka percaya secara penuh dan utuh, dan menyandarkan hidupnya kepada Allah, dan tidak mengandalkan harta duniawi.

(44)

Sabda bahagia yang diajarkan Yesus dalam khotbah di bukit, bagi para murid dan pengikut-Nya merupakan tatanan hidup baru dalam masyarakat yang harus direalisasikan. Melalui sabda bahagia ini Yesus mau mengatakan kepada para murid-Nya bahwa kekayaan dan kekuatan manusia hanya terletak pada Allah.

c. Kasih yang Tidak Membedakan

Pada dasarnya, apapun ras, suku, agama dan jenis kelaminnya, manusia memiliki martabat yang sama. Sebagai makhluk yang memiliki martabat yang sama, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa membedakan antara satu dengan yang lain. Saat ini masih banyak dijumpai kehidupan masyarakat yang tersekat-sekat atau terkotak-kotak. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin membantu orang lain, dia akan melihat dahulu siapa yang akan dibantu. Orang seperti ini lebih senang membantu kepada yang satu suku, atau seagama, ataupun yang masih dikenal. Belum lagi tindakan diskriminatif berdasarkan perbedaan suku, ras, agama dan jenis kelamin.

Katekismus Gereja Katolik (1995) artikel 7 $ 1822 juga menyebutkan kasih adalah kebijakan ilahi, dengan itu kita mengasihi Allah di atas segala-galanya demi diri-Nya sendiri dan karena kasih kepada Allah kita mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Yesus membuat kasih menjadi suatu perintah baru. Menurut Katekismus Gereja Katolik (1995) artikel 1 $ 2093 dalam kasih Allah termasuk ajakan dan kewajiban, supaya kita menjawab kasih ilahi dengan jujur.

Dalam Lukas 10:25-37, tentang perumpamaan orang samaria yang murah hati, dikatakan bahwa Yesus memiliki prinsip untuk mengasihi semua orang tanpa membedakan satu dengan yang lain. Dalam perumpamaan ini Yesus

(45)

menyampaikan dengan jelas pandangan dan ajaranNya tentang kasih yang sejati, yaitu kasih yang tidak membeda-bedakan. Ciri orang beriman adalah mengasihi kepada sesama yang juga merupakan bukti kita mengasihi Allah, yang dinyatakan dalam perbuatan kita.

d. Membangun Diri Seturut Teladan Yesus

Setiap orang mempunyai tokoh idolanya masing-masing. Tokoh idola biasanya adalah orang-orang yang terkenal, rupawan, dan berprestasi. Tokoh idola dapat menjadi semacam inspirasi, motivasi dan pendorong semangat dalam setiap segi kehidupan terutama para remaja. Tokoh yang diidolakan oleh para remaja biasanya adalah orang-orang populer di zaman sekarang, misalnya artis-artis mancanegara seperti aktor dan aktris Korea, Hollywood, penyanyi K-pop dan masih banyak lagi.

Kristus adalah segala-galanya bagi orang Kristen (Widharsana dan Hartono, 2017: 97). Orang Kristen menjadikan Yesus sebagai tokoh idolanya.

Sebagai idola berarti menjadikan Yesus sebagai pedoman hidupnya. Melalui KeAllahannya, Yesus sering kali membuat orang berdecak kagum. Dalam karya- Nya dan karakter-Nya, Yesus ditampilkan sebagai orang yang paling dan luar biasa, yang diperlihatkan melalui mukjizat-mukjizat-Nya. Karakter Yesus yaitu tidak mementingkan diri sendiri, rendah hati, penyayang dan tidak lemah (Widharsana dan Hartono, 2017: 115). Oleh sebab itu, Yesus sendiri mengundang kita untuk mengikuti teladannya, yakni dengan menaati perintah Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus sendiri.

(46)

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Ayu Nivita dan Anik Andriani (2019) yang berjudul Prototipe E- Learning untuk Pendalaman dan Evaluasi Materi Pembelajaran pada SMPN 1 Samigaluh. Hasil penelitiannya adalah untuk mengetahui prototipe sistem E- Learning dan fungsionalitas dari prototype E-Learning terhadap pendalaman dan evaluasi materi pembelajaran pada SMPN 1 Samigaluh yang digunakan untuk melengkapi sistem pembelajaran konvensional. Hasilnya diperoleh prototype E-Learning yang meliputi fasilitas share materi pelajaran, forum diskusi, quiz untuk evaluasi, dan nilai hasil evaluasi.

2. Penelitian Chaterine Thio Maneti Sirait (2019) yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Bentuk Aplikasi Logos pada Mata Pelajaran PAK Kelas V di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Hasil penelitianya adalah untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran dalam bentuk aplikasi Logos dan mengetahui kelayakan media pembelajaran aplikasi Logos pada mata pelajaran PAK Kelas V di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta.

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan kepada siswa kelas V sejumlah 73 responden SD Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta, media pembelajaran aplikasi Logos mendapatkan mean sebesar 184,04 sehingga masuk dalam kategori

“Layak”, penilaian oleh ahli materi memperoleh persentase 74%, masuk dalam kategori “Layak”, penilaian oleh ahli media memperoleh persentase 87%, masuk dalam kategori “Sangat Layak”. Sehingga berdasarkan hasil tersebut,

(47)

dapat dinyatakan bahwa aplikasi Logos digunakan sebagai media pembelajaran.

3. Penelitian Delmi Olivia (2020) yang berjudul Analisis Kebutuhan Peserta Didik SMP Negeri di Kota Yogyakarta untuk Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Android PAK dan Budi Pekerti. Berdasarkan penelitian dan kajian yang telah dilakukan kepada siswa SMP Negeri di Kota Yogyakarta sejumlah 198 responden, penulis menyimpulkan bahwa peserta didik membutuhkan media pembelajaran yang berbasis aplikasi Android pada mata pelajaran PAK dan Budi Pekerti dengan nilai rata-rata sebesar 57,03 dan termasuk kategori “Sangat Butuh”.

4. Penelitian Florentina Windi Widiastuti (2020) yang berjudul Analisis Kebutuhan Peserta Didik SMP Swasta Katolik di Kota Yogyakarta untuk Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Android PAK dan Budi Pekerti. Kebutuhan peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis aplikasi Android untuk PAK dan Budi Pekerti yaitu berada pada kategori

“Sangat Membutuhkan” dengan persentase 63% atau 244 peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai mean sebesar 37,14 yang menunjukkan bahwa rata-rata peserta didik sangat membutuhkan adanya media pembelajaran berbasis aplikasi Android untuk PAK dan Budi Pekerti.

(48)

C. KERANGKA BERPIKIR

Analisis kebutuhan:

Kebutuhan Peserta didik terhadap media pembelajaran online untuk materi “Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia”

Pengembangan :

1. Menyusun materi dan mengolah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

“Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia”

2. Merancang produk purwarupa aplikasi media pembelajaran online

3. Mengembangkan purwarupa aplikasi media pembelajaran online pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti materi “Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia”

Validasi:

Penilaian purwarupa aplikasi media pembelajaran online materi “Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia” oleh ahli materi, ahli media dan guru.

Revisi:

Revisi Desain Purwarupa

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada sehingga dapat dipertanggungjawabkan (Winarni, 2018: 248). Produk tersebut tidak selalu hardware software tetapi dapat juga berupa program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen (Winarni, 2018: 248).

Menurut Borg and Gall dalam Winarni (2018: 248), education Research and Development is a process used to develop and validate educational production.

Artinya penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan melakukan validasi hasil pendidikan. Jadi penelitian R&D adalah suatu proses penelitian dan pengembangan yang tidak hanya mengembangkan hasil yang telah diperoleh di lapangan tetapi juga menemukan pengetahuan baru, sehingga dapat menjadi suatu produk baru yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall dapat digambarkan sebagai berikut:

(50)

Gambar 1. Tahap Penelitian dan Pengembangan menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2016:298)

B. DESAIN PENELITIAN

Berdasarkan teori langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall, penulis membatasi sampai lima langkah dalam pengembangan purwarupa aplikasi media pembelajaran Online mata pelajaran PAK dan Budi Pekerti SMP kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia dengan proses sebagai berikut:

Gambar 2: Tahap Penelitian dan Pengembangan Potensi

dan Masalah

Pengumpul an Data

Desain Produk

Validasi Desain

Uji coba Pemakaian

Revisi Produk

Uji coba Produk

Revisi Desain

Revisi Produk

Produksi Massal

Potensi dan masalah

Pengumpul an Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain

(51)

1. Potensi dan Masalah

Research and Development (R&D) berawal dari adanya potensi dan masalah. Data tentang potensi dan masalah didapat melalui hasil wawancara dengan Guru PAK dan Budi Pekerti kelas VII dan berdasarkan hasil analisi kebutuhan peserta didik.

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah ditemukan, selanjutnya adalah tahap pengumpulan data yang kemudian digunakan sebagai bahan untuk perencanaan atau desain produk.

3. Desain Produk

Setelah merencanakan aplikasi yang akan dibuat, peneliti membuat desain purwarupa aplikasi, seperti materi, quiz, dan game yang menjadi bahan untuk penelitian.

4. Validasi Desain

Validasi aplikasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan Guru PAK dan Budi Pekerti yang memberikan penilaian kelayakan terhadap purwarupa aplikasi media pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti SMP kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia.

(52)

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah produk divalidasi oleh ahli materi, ahli media dan Guru. Revisi produk dilakukan apabila dalam format maupun isi terdapat banyak kelemahan dan kekurangan, sehingga revisi desain ini bersumber dari hasil penilaian validasi dari ahli materi, ahli media dan Guru PAK dan Budi Pekerti.

Berbagai usul dan saran dari ahli materi, ahli media dan Guru PAK dan Budi Pekerti, kemudian menjadi bahan revisi untuk memperbaiki produk modul yang dikembangkan.

C. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian adalah Guru PAK dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII PAK dan Budi Pekerti.

D. TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA 1. Identifikasi Variabel

Penelitian ini berjudul “PENGEMBANGAN PURWARUPA APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS VII MATERI BERSAMA YESUS MEMPERJUANGKAN NILAI-NILAI DASAR HIDUP MANUSIA”.

Berdasarkan judul penelitian, maka penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yakni “Pengembangan Purwarupa Aplikasi Media Online Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia.”

(53)

2. Definisi Konseptual

Purwarupa dikembangkan sebagai tahap awal pembuatan aplikasi media pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PAK dan Budi Pekerti SMP Kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan pesan yang ada di dalamnya (Robert Gagne dalam Maswan dan Muslimin, 2017: 111).

Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah purwarupa aplikasi media pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti SMP Kelas VII Materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup Manusia dengan metode pembelajaran Mobile Learning dan E-Learning. Metode pembelajaran ini menyodorkan pembelajaran yang mudah dan juga menyenangkan bagi penggunanya, sehingga pengguna dapat mengakses pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Mobile Learning menyajikan konten pembelajaran dan menyediakan komunikasi nirkabel yang memungkinkan pembelajaran terjadi dua arah (antara Guru dan siswa). Media pembelajaran Online ini menyajikan pembelajaran yang dapat diakses di mana pun dan kapan pun, sebagai penunjang proses belajar-mengajar yang fleksibel.

3. Definisi Operasional

Purwarupa aplikasi media pembelajaran Online PAK dan Budi Pekerti SMP Kelas VII materi Bersama Yesus Memperjuangkan Nilai-Nilai Dasar Hidup

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Surat Penawaran Saudara pada Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Sei Menggaris pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang akan.. dicapai meliputi sikap, pengetahuan, dan

Pada penelitian diketahui bahwa banyak pekerja merokok yang masih dalam kategori perokok ringan dengan masa kerja kurang dari sepuluh tahun ditambah lagi mereka

Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian atas aktiva-aktiva Telkom adalah baik, yang dapat dilihat dari tingkat return on assets Telkom yang

Tower utama yang berfungsi menerima gaya dari cable bound dan gelagar serta meneruskan gaya ke pondasi berupa gaya tekan. Menara pada sistem jembatan gantung

Sekitar 79 persen masyarakat menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap perilaku pegawai negeri yang bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas

Single linkage: fusi klaster dengan nilai similaritas tertinggi. Average linkage: fusi klaster