• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN BIAYA PEMELIHARAAN AKAD IJARAH MUNTAHIYAH BIT TAMLIK DALAM PRODUK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH DI BANK SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN BIAYA PEMELIHARAAN AKAD IJARAH MUNTAHIYAH BIT TAMLIK DALAM PRODUK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH DI BANK SYARIAH"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

Muhammad Farhan Fauzaan 11160490000047

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020 M

(2)

i

PENERAPAN BIAYA PEMELIHARAAN AKAD IJARAH MUNTAHIYAH BIT TAMLIK DALAM PRODUK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN

RUMAH DI BANK SYARIAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

Muhammad Farhan Fauzaan 11160490000047

Pembimbing

Dr. Muhammad Maksum, M.A., M.D.C.

NIP 19780715 200312 1 007

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

Muhammad Farhan Fauzaan NIM 11160490000047. PENERAPAN BIAYA PEMELIHARAAN AKAD IJARAH MUNTAHIYAH BIT TAMLIK DALAM PRODUK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH DI BANK SYARIAH.

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441 H/2020 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan biaya pemeliharaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk pembiayaan kepemlikan rumah di Bank BRI Syariah KCP Bintaro serta kesesuaian praktiknya dengan Fatwa DSN MUI. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan pendekatan Normatif, dan Empiris. Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dan informasi melalui wawancara secara langsung dengan pihak Bank Syariah dan studi dokumentasi langsung ditempat. Teknik wawancara dilakukan dengan informan yang mengetahui dan mengerti secara keseluruhan tentang apa yang peneliti lakukan. Data-data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis untuk menemukan kesimpulan dan jawaban atas permasalahan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam praktiknya Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk pembiayaan kepemilikan rumah di Bank BRI Syariah KCP Bintaro diterapkan dalam bentuk Refinancing Aset (Pembiayaan ulang). Implementasi Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk KPR di Bank BRISyariah KCP Bintaro sudah terpenuhi berdasarkan skema dan mekanisme yang tercantum dalam Fatwa DSN-MUI tentang Refinancing Syariah. Akan tetapi terdapat beberapa ketidaksesuaian terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Ijarah dalam hal biaya pemeliharaan atas objek Ijarah Muntahiyah bit tamlik. Dalam penerapannya seluruh biaya yang keluar selama proses pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik ini menjadi tanggung jawab nasabah sepenuhnya, dan apabila terjadi kerusakan pada objek sewa juga menjadi tanggung jawab nasabah, adanya ketidaksesuaian atas biaya-biaya pemeliharaan terhadap objek Ijarah Muntahiyah bittamlik semuanya merupakan tanggung jawab yang dibebankan kepada nasabah.

Kata Kunci : Ijarah Muntahiyah bit tamlik, Biaya Pemeliharaan, Perbankan Syariah

Pembimbing : Dr. Muhammad Maksum, M.A., M.D.C.

Daftar Pustaka : 2001 s.d. 2019

(6)

v

KATA PENGANTAR

ِمْي ِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam hanya tercurah kepada baginda yang mulia Nabi besar Muhammad SAW., yang telah membimbing manusia ke jalan yang penuh dengan ridho-Nya.

Selanjutnya, sehubungan dengan penyelesaian skripsi ini, secara pribadi penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik secara kelembagaan maupun perorangan. Terselesaikannya skripsi ini juga tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H, M.H, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A selaku Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah.

3. Bapak Dr. Muhammad Maksum, M.A selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

4. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, serta seluruh civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu dan pengalaman kepada penulis sehingga dapat meneyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum.

(7)

vi

5. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Bintaro yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh data dan informasi terkait penelitian, terutama kepada Mas Adit selaku Account Officer.

6. Orang tua tercinta Papah Martaya, dan Mamah Imas Ratna Komala atas do’a dan kasih sayang yang selalu dilimpahkan dan tiada henti memberikan dukungan moril dan materiil serta kesabaran, keikhlasan, perhatian, cinta dan kasih sayang sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kaka dan adik tercinta, Mas Rekza Nur Setiawan, Teh Ema Pratiwi, Nasywa Hasna Nabilla, Gavin Hamidan El-Haq, Keluarga Jogja dan Garut yang telah membantu memberikan motivasi dan semangat, serta kasih sayang yang tiada henti selama proses pengerjaan skripsi ini.

8. Teman-teman Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah 2016 yang telah sama- sama berjuang selama masa perkuliahan. Terkhusus untuk Risky, Risca, Mella, Kevin, Aul, Indra, dan Kemal.

9. Organisasi Paduan Suara Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Angkatan Farabia yang menjadi tempat bagi penulis untuk berkembang selama proses perkuliahan. Terutama untuk Frepin, Clarinet, Fliso, Gojer, Cedi, Tatali, Maze, Bass Farabia (Zayk, Ramades, dan Yazheng).

10. Deden, Madam, Puput dan Ilham yang telah memberikan dukungan, pencerahan serta motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebersamaan kita tetap terjalin sampai akhir nanti.

11. Teman-teman SMANJA SQUAD khususnya Angkatan 2016, terutama untuk Rusni, Aul, Utut, Irma, Viviam, Widi, dan Sandra yang menjadi tempat berkeluh kesah dan juga tempat bercerita penulis dari lulus SMA, awal masuk perkuliahan sampai saat ini.

12. Teman-teman KKN 122 UIN Jakarta, terutama untuk Vicky, Rafif, Maurin dan Ajeng yang selalu mendukung penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

vii

13. Teman-teman KangNong Kab.Serang 2020, terkhusus untuk Luqyana, Mahfudz, Budi, dan Tb yang menjadi tempat bercerita selama proses pengerjaan skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jugalah penulis berdoa semoga mereka mendapat balasan yang mulia. Dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ada semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita, Aamiin Ya Rabbal-‘Alamin.

Serang, 21 September 2020 Penulis

Muhammad Farhan Fauzaan

(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Kerangka Teori... 8

a. Pembiayaan ... 8

b. Ijarah Muntahiyah bit tamlik ... 8

c. Refinancing Syariah ... 8

d. KPR ... 8

e. Bank Syariah ... 9

H. Metode Penelitian... 9

1. Jenis Penelitian ... 9

2. Pendekatan Penelitian ... 9

3. Subjek dan Objek Penelitian ... 10

4. Sumber Data ... 10

A. Data Primer ... 10

(10)

ix

B. Data Sekunder ... 10

a. Bahan Hukum Primer ... 10

b. Bahan Hukum Sekunder ... 11

5. Lokasi Penelitian ... 11

6. Teknik Pengumpulan Data ... 11

a. Wawancara ... 11

b. Studi Pustaka & Dokumen ... 11

7. Teknik Penulisan ... 12

8. Kerangka Konseptual ... 13

I. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 16

1. Tinjauan Ijarah Muntahiyah bittamlik ... 16

a. Ijarah Muntahiyah bittamlik ... 16

b. Dasar Hukum Ijarah Muntahiyah bittamlik ... 18

c. Rukun dan Syarat Ijarah Muntahiyah bittamlik ... 19

d. Hak, Kewajiban Pemberi Sewa & Penyewa ... 20

e. Objek Ijarah Muntahiyah bittamlik ... 21

f. Manfaat Ijarah Muntahiyah bittamlik ... 23

g. Risiko yang harus diantisipasi ... 24

B. Review Studi Terdahulu ... 24

BAB III PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat BRISyariah ... 27

B. Visi dan Misi PT. Bank BRISyariah ... 28

C. Struktur Organisasi PT. Bank BRISyariah, Tbk ... 29

D. Nilai-Nilai Perusahaan PT. Bank BRISyariah ... 30

E. Produk-Produk dan Jasa Bank BRISyariah... 31

(11)

x BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan Akad Ijarah Muntahiyah bittamlik pada produk KPR ... 39

B. Syarat Pengajuan pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bittamlik di Bank BRI Syariah ... 40

C. Proses pemberian / mekanisme Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bittamlik dalam produk KPR di PT. Bank BRISyariah, Tbk ... 42

D. Implementasi Akad Ijarah Muntahiyah bittamlik dalam produk KPR di Bank BRISyariah KCP Bintaro ... 45

E. Analisis Hasil Penelitian ... 49

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dengan adanya aturan tersendiri yaitu Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, memberikan jaminan perlindungan hukum yang tentunya sangat diperlukan bagi usaha perbankan syariah dan nasabahnya. Perbankan syariah dalam kegiatannya untuk membantu perekonomian rakyat memberikan pembiayaan bagi masyarakat sehingga bank syariah termasuk salah satu Lembaga pembiayaan konsumen.

Pembiayaan Bank Syariah dalam penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk barang atau jasa untuk nasabahnya. Selain itu, kegiatan pembiayaan Bank Syariah juga melakukan tranaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah (salam dan istishna), transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang (Qardh), dan transaksi sewa- menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa1. Salah satu produk perbankan syariah dalam pembiayaan adalah Ijarah Muntahiyah bit tamlik, Keberadaan akad Ijarah Muntahiya bit tamlik sebagai pengembangan dari akad ijarah untuk diaplikasikan atau digunakan dalam kegiatan ekonomi umat Islam. IMBT merupakan transaksi sewa dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan alih kepemilikan objek sewa. 2 Objek sewa ini tidak akan berpindah ke pihak penyewa selama masa sewa menyewanya belum berakhir.

Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik ini dalam prakteknya dapat digunakan dalam produk pembiayaan hunian/tempat tinggal dan pembiyaan untuk kebutuhan konsumtif. Produk yang saat ini digunakan dalam

1 Sriono, “Telaah terhadap perjanjian sewa menyewa (Al Ijarah) dalam perbankan syariah”, Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol.01.No.01 (Maret 2013), hlm. 89.

2 Ismail. Perbankan Syariah (Jakarta : Prenadamedia Group, 2011) hlm. 130

(13)

perbankan syariah dibuat dengan berlandaskan pada hukum Islam yang telah ditetapkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Produk ini muncul seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang cukup tinggi, sehingga kebutuhan yang diinginkan juga sangat tinggi. Dilansir dalam media online bahwasanya jumlah penduduk di Indonesia saat ini berada di kisaran 271 juta jiwa, Pulau Jawa dengan penghuni paling banyak 3. Peningkatan jumlah penduduk yang cukup tinggi ini menjadi salah satu keuntungan bagi Lembaga Keuaangan Bank maupun Non Bank yang mempunya fungsi sebagai Financial Intermediary atau penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat untuk berbagai tujuan.

Kebutuhan akan rumah menjadi salah satu aset yang harus dimiliki setiap keluarga, seiring dengan meningkatnya populasi penduduk di Indonesia yang berdampak pula akan meningkatnya harga tanah. Produk Bank Syariah yang menggunakan akad ini yaitu KPR (Kredit Pemilikan Rumah) atau PPR (Pembiayaan Pemilikan Rumah). Pembiayaan sendiri merupakan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain atas penyediaan uang, dan adanya kewajiban bagi pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang tersebut setelah jangka waktu tertentu yang telah disepakati keduanya dengan imbalan atau bagi hasil. KPR adalah salah satu produk perbankan dalam hal pengkreditan penalangan rumah. Produk ini muncul karena adanya kebutuhan yang sangat tinggi dikalangan masyarakat untuk dapat memiliki rumah, seiring dengan pertumbuhan penduduk, dan tuntutan sosial ekonomi yang semakin berkembang. KPR ini dirasa tumbuh secara signifikan yang kebetulan juga bersamaan dengan kenaikan pasar property yang didominasi oleh permintaan rumah di Indonesia. Bank sebagai Lembaga intermediary membantu dalam hal memberikan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan akan hunian atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dengan kebijakan dan syarat-syarat tertentu dalam system pembiayaan KPR tersebut.

3 https://news.detik.com/berita/d-4975893/berapa-jumlah-penduduk-indonesia-2020-naik-atau- turun. Diakses pada tanggal 29 Juni 2020

(14)

Produk KPR sendiri dapat dijumpai di bank konvensional dan juga bank syariah, yang membedakan keduanya adalah produk KPR yang dijalankan oleh bank konvensional tidak akan lepas dari salah satu cirinya yaitu bunga. Sedangkan produk KPR pada bank syariah pada dasarnya berbeda dengan yang ada di bank konvensional. Perbedaan ini terdapat pada prinsip keduanya, perbankan syariah menggunakan konsep bagi hasil atau imbalan. Berdasarkan konsep KPR syariah, maka penentuan harga dan juga keuntungan yang ada di dalam KPR syariah harus memenuhi beberapa hal, diantaranya (a) keuntungan yang diminta oleh bank syariah dan juga harus diketahui secara jelas oleh nasabah ; (b) harga jual bank merupakan harga beli bank ditambah dengan keuntungan yang diambil oleh bank ; (c) harga jual yang tidak boleh berubah selama perjanjian ; (d) system pembayaran yang disepakati bersama antara bank dan pihak yang dibiayai.4

Perbankan syariah memberikan solusi pada produk pembiayaan KPR yang dapat diterapkan pada beberapa akad, salah satunya akad Ijarah Muntahiya bit tamlik.. Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik (sewa-menyewa) ini kemudian diterapkan pada beberapa Bank Syariah, salah satunya Bank BRI Syariah dalam produk KPR Faedah BRISyariah iB. Hal ini selaras dengan strategi bisnis PT BRISyariah yang sudah dicanangkan sejak tahun 2010, kemudian diperkuat dalam laporan tahunannya bahwa jumlah penyaluran pembiayaan PT Bank BRISyariah meningkat. Sepanjang tahun 2019, BRISyariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp.27,38 triliun, tumbuh 25,29% dibandingkan pada tahun 2018 sebesar Rp.21,85 triliun.

Pembiayaan tersebut berasal dari Piutang Murabahah sebessar Rp.13,56 triliun, Piutang Istishna Rp.2,71 miliar, Pinjaman Qardh Rp.406,65 miliar, Pembiayaan Mudharabah Rp.414,10 miliar, Pembiayaan Musyarakah Rp.11,38 triliun, dan Pembiayaan Ijarah Muntahiyah bit Tamlik (IMBT) Rp.1,60 triliun.5

4 Helmi Haris, “Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah)” Jurnal Ekonomi Islam La Riba Vol. 1, No. 1, (Juli 2007), hlm, 113-125.

5 Laporan Tahunan PT. Bank BRI Syariah, Tbk. 2019, hlm.85

(15)

Gambar 1.1

Pada tahun 2019 total pembiayaan konsumer yang disalurkan Perseroan mencapai Rp. 8,34 triliun meningkat 28,70% dibanding di tahun 2018 sebesar Rp.6,48 triliun dalam laporan tahunan BRISyariah. Dari data tersebut diatas, Terjadi peningkatan pembiayaan KPR yang terus menerus setiap tahunnya, tercatat pada 31 Desember 2019 pembiayaan KPR yang disalurkan mencapai Rp.2,93 triliun, atau tumbuh 37,79% dibandingkan posisi di tahun 2018 yang mencapai Rp.2,13 triliun6. Beberapa hal yang dilakukan BRISyariah sehingga pembiayaan KPR tumbuh pesat antara lain proses pengajuan dilakukan secara system melalui APPEL yang sudah terintegrasi dengan pengujian skor nasabah dan secara host to host ke mekanisme penjaminan. Dengan APPLE proses pemberian pembiayaan menjadi lebih cepat. BRISyariah juga memperluas kerjasama dengan pengembang rumah berbiaya rendah sebagai saluran distribusi utama pembiayaan. Semakin tinggi pembiayaan dipengaruhi oleh tingginya minat masyarakat untuk memiliki rumah dengan proses pembiayaan yang cepat dengan biaya rendah, berpotensi tinggi pula terhadap pemasaran produk yang ditawarkan.

6 Laporan Tahunan PT. Bank BRI Syariah, Tbk. 2019, hlm.93-94

(16)

Dalam prakteknya Ijarah Muntahiyah bit tamlik ini masih menimbulkan berbagai macam persoalan diantaranya seperti penerapan akad dan kesesuaiannya dengan peraturan, tingkat pemahaman masyarakat, status kepemilikan dan juga biaya-biaya pemeliharaan terhadap objek Ijarah Muntahiyah bit tamlik. Apakah telah sesuai dengan Fatwa DSN No.

09/DSN-MUI/VI/2000 tentang akad Ijarah dan Fatwa DSN No.27/DSN- MUI/III/2002 tentang akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik.

Berdasarkan paparan diatas bahwa dalam praktiknya Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik ini masih terdapat beberapa permasalahan. Atas dasar tersebut penulis tertarik untuk melakukan analisis yang mendalam terkait penerapan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk pembiayaan kepemilikan rumah dan kesesuaian terkait penentuan biaya- biaya pemeliharaan atas Akad tersebut dengan Fatwa DSN No.09/DSN- MUI/IV/2000 tentang akad Ijarah dan Fatwa DSN MUI No. 27/DSN- MUI/III/2002 tentang akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik. Dan dibahas lebih lanjut dalam bentuk penelitian yang diberi judul “Penerapan Biaya Pemeliharaan Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik dalam Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah di Bank Syariah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang maka permasalahan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Ijarah Muntahiyah bit tamlik?

2. Apa yang dimaksud dengan Refinancing Asset?

3. Bagaimana penerapan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam Produk KPR di Bank BRI Syariah KCP Bintaro?

4. Bagaimana mekanisme/prosedur pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam Produk KPR di Bank BRI Syariah KCP Bintaro?

5. Bagaimana Penentuan Biaya Pemeliharaan atas Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam Produk KPR di Bank BRI Syariah KCP Bintaro?

(17)

6. Apa saja yang menjadi faktor dalam penentuan biaya pemeliharaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam Produk KPR di Bank BRI Syariah KCP Bintaro?

7. Apakah praktik Ijarah Muntahiyah bit tamlik ini sudah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No 89/DSN-MUI/XII/2013 tentang Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah, Fatwa DSN-MUI No.09/DSN- MUI/IV/2000 tentang Ijarah, dan Fatwa DSN MUI No.27/DSN- MUI/III/2002 tentang Ijarah Muntahiyah bit tamlik?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang peneliti kemukakan diatas, untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan penulis. Dibatasi pada pembahasan bagaimana penerapan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dan kesesuaiannya serta penentuan biaya-biaya pemeliharaan terhadap objek Ijarah Muntahiyah bit tamlik di Bank Syariah dengan Fatwa DSN No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Ijarah, dan Fatwa DSN MUI No.27/DSN-MUI/III/2002 tentang Ijarah Muntahiyah bit tamlik.

D. Rumusan Masalah

Penulis dapat merumuskan masalah dari penelitian di atas dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

a. Bagaimana Mekanisme dan penerapan Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik dalam Produk KPR di Bank BRI Syariah KCP Bintaro?

b. Bagaimana Kesesuaian Penentuan Biaya-Biaya atas Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik dalam Produk KPR pada Bank BRI Syariah KCP Bintaro dengan Fatwa DSN MUI ?

(18)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui Mekanisme dan penerapan Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik dalam Produk KPR di Bank BRI Syariah KCP Bintaro.

b. Untuk mengetahui Kesesuaian Penentuan Biaya-Biaya atas Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik dalam Produk KPR pada Bank BRI Syariah KCP Bintaro dengan Fatwa DSN MUI.

F. Manfaat Penelitian

Pada permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat. Secara garis besar, manfaat untuk penelitian ini dibedakan menjai 3 (tiga) yaitu :

a. Dengan adanya penelitian ini penulis berharap agar nantinya dapat memberikan manfaat serta pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan serta menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya pada bidang Hukum Ekonomi Syariah terkait pelaksanaan pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk KPR di Bank Syariah.

b. Sebagai referensi bagi Lembaga Keuangan Syariah terkait dalam melaksanakan prinsip ekonomi syariah yang sesuai dengan syariat islam serta meningkatkan kinerja bank dalam pengelolaan produk pembiayaan syariah.

c. Penelitian ini, diharapkan bisa memberikan manfaat bagi peneliti guna menambah wawasan dan pengetahuan mengenai implementasi atau penerapan pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk KPR di Bank Syariah ditinjau dari Fatwa DSN MUI. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk KPR di Bank Syariah, serta dapat menjadi informasi bagi

(19)

para calon anggota untuk melakukan pembiayaan KPR berdasarkan prinsip syariah.

G. Kerangka Teori a. Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.7

b. Ijarah Muntahiyah bit tamlik

Ijarah Muntahiyah bit tamlik adalah perjanjian sewa menyewa yang disertai opsi pemindahan hak milik atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai masa sewa.8 Dengan ketentuan semua rukun dan syarat yang berlaku dalam Ijarah, berlaku pula dalam akad ini, jadi piha yang melakukan akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik ini harus melaksanakan Akad Ijarah terlebih dahulu.

c. Refinancing Syariah

Pembiayaan Ulang (Refinancing) adalah pemberian fasilitas pembiayaan baru bagi nasabah baru atau nasabah yang belum melunasi pembiayaan sebelumnya; Pembiayaan Ulang Syariah (Sharia Refinancing) adalah pembiayaan ulang berdasarkan prinsip syariah.9 d. KPR

Kredit Kepemilikan Rumah merupakan salah satu jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah atau renovasi rumah. KPR secara umum dibagi

7 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 1 ayat (25)

8 Fatwa Dewan Syariah Nasional – MUI No.27 Tahun 2002 tentang Ijarah Muntahiyah bit Tamlik

9 Fatwa Dewan Syariah Nasional – MUI No.89 Tahun 2013 tentang Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah

(20)

menjadi 2 jenis, yaitu : (1) KPR Subsidi yang diperuntukkan kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi menengah kebawah yang diatur oleh pemerintah (2) KPR Non Subsidi yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat tanpa adanya campur tangan pemerintah.10 e. Bank Syariah

Bank Syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.11

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kulaitatif Deskriptif, yaitu penelitian berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kondisi alamiah (natural setting). Peneliti sebagai alat utama dalam pengumpul data berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dikumpulkan secara deskriptif kemudian ditulis dalam laporan, data ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.12

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Normatif, dan Empiris. Dikatakan demikian karena dalam penelitian ini digunakan cara-cara pendekatan terhadap masalah yang diteliti dengan cara meninjau dari Fatwa DSN No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang

10 Muhammad Rizal Satria, Tia Setiani, Analisis Perbandingan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Konvensional dengan Pembiayaan Murabahah (KPR) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank BJB dengan Bank BJB Syariah), Amwaluna : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.2 No. 1 (Januari 2018)

11 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 1 ayat (2) dan (7)

12 Pupu Saeful Rahmat, Penelitian Kualitatif, EQUILIBRIUM VoI. 5, hlm. 4 (Juni 2009)

(21)

Ijarah dan Fatwa DSN No.27/DSNMUI/III/2002 tentang Ijarah Muntahiyah bit Tamlik.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk pembiayaan KPR, dan objek penelitian ini adalah Bank BRI Syariah KCP Bintaro.

4. Sumber Data A. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti. Pada penelitian ini data primer diperoleh langsung dari Bank BRI Syariah KCP Bintaro melalui Observasi maupun wawancara dengan pengurus di Bank BRISyariah KCP Bintaro yang melakukan kegiatan layanan pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk KPR berdasarkan prinsip syariah.

B. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari dokumen- dokumen tertulis, jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku, tesis, Undang- Undang, Fatwa DSN-MUI, dan berbagai referensi yang relevan dengan masalah penelitian. Data sekunder diperoleh dengan menelusuri beberapa sumber bahan hukum, antara lain :

a. Bahan Hukum Primer

- Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

- Fatwa DSN No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Ijarah - Fatwa DSN No.27/DSNMUI/III/2002 tentang Ijarah

Muntahiyah bit Tamlk

- Fatwa DSN No. 89/DSN-MUI/XII/2013 tentang Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah

- Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)

(22)

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder bersumber pada dokumen-dokumen tertulis tentang pembiayaan kepemilikan rumah dalam akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik. Jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku, hasil penelitian karya ilmiah, Peraturan Perundang-undangan, Fatwa DSN-MUI dan berbagai referensi lain yang relevan dengan masalah penelitian.

5. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi Objek Penelitian penulis ialah Bank BRI Syariah KCP Bintaro yang beralamat Jl. Boulevard Bintaro Jaya Sektor 7, Kebayoran Arcade Blok KA/C-1 No. 19 & 21, Pondok Jaya, Kec.

Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15220.

6. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Pada penelitian ini penulis langsung mewawancarai pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan pembiayaan menggunakan akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik pada produk KPR yaitu Pihak Bank BRI Syariah KCP Bintaro, agar penulis dapat memperoleh data yang secara jelas dan akurat tentang penelitian yang akan penulis lakukan.

b. Studi Pustaka & Dokumen

Studi pustaka pada penelitian ini yaitu pengumpulan data dokumentasi berdasarkan laporan yang didapat dari pihak Bank BRI Syariah KCP Bintaro serta laporan lain yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini melakukan Teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan buku, jurnal, artikel, literatur, studi terdahulu guna mendapatkan landasan teori mengenai permasalahan yang akan diteliti.

(23)

7. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini disesuaikan dengan kaidah- kaidah penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

(24)

8. Kerangka Konseptual

Pembiayaan Kepemilikan Rumah Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik

Bank BRI Syariah

Nasabah Proses Pengajuan Pembiayaan

Regulasi Terkait Pembiayaan Kepemilikan Rumah dengan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik

1. Fatwa DSN-MUI No. 89/DSN- MUI/XII/2013 tentang Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah

2. Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN- MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah 3. Fatwa DSN-MUI No.27/DSN-

MUI/III/2002 tentang Ijarah Muntahiyah bit tamlik Mekanisme Refinanicing Asset

Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik

Kesesuaian Mekanisme Refinancing Aset Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dengan Fatwa DSN-MUI No. 89/DSN-MUI/XII/2013 tentang

Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah

Kesesuaian Penerapan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dalam produk KPR dan biaya pemeliharaan dengan Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah dan Fatwa DSN-MUI No.27/DSN- MUI/III/2002 tentang Ijarah Muntahiyah bit tamlik Penerapan Akad Ijarah Muntahiyah

bit tamlik dalam produk KPR

Penerapan Biaya Pemeliharaan

(25)

I. Sistematika Penulisan

Agar penulisan dalam penelitian ini menjadi lebih terarah dan sistematis, maka penulis menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut.

1. BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab Pendahuluan ini penulis memberikan gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini penulis membahas teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti berdasarkan tinjauan pustaka. Penulis menguraikan teori tentang Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik, selain itu bab ini juga berisi review penelitian terdahulu.

3. BAB III : PROFIL BANK BRI SYARIAH

Pada Bab ini penulis membahas gambaran umum dan profil Bank BRI Syariah yang menjadi objek penelitian diantaranya berisi sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi, nilai-nilai perrusahaan serta produk dan jasa layanan Bank BRI Syariah.

4. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini merupakan inti pembahasan penelitian yang akan membahas mengenai permasalahan yang diteliti yaitu mengenai Mekanisme pembiayaan serta penerapan biaya- biaya pemeliharaan atas Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik pada Bank BRI Syariah dengan merujuk Fatwa DSN MUI.

(26)

5. BAB V : PENUTUP

Pada Bab ini berisi Kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh pada Bab sebelumnya dan disertai dengan pemberian Saran dari hasil penelitian.

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Tinjauan Ijarah Muntahiyah bittamlik a. Ijarah muntahiyah bittamlik

Ijarah muntahiyah bittamlik berasal dari dua kata yaitu al- ijarah yang secara etimologi adalah Masdar dari kata ajara- yajri’u yaitu upah yang diberikan sebagai kompensasi sebuah pekerjaan. Sedangkan At-tamlik memiliki arti menjadikan orang lain memiliki sesuatu. Adapun menurut istilah (terminology) At- tamlik bisa berupa kepemilikan terhadap benda, atau terhadap manfaat.13

Sementara itu undang-undang memberikan definisi Ijarah muntahiyah bit tamlik sebagai berikut. Menurut Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah dalam pasal 19 ayat 1 dan 2 poin f, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik yaitu menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.14

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/26/BPS/2003 tentang Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia halaman 111, juga mendefinisikan yang dimaksud dengan Ijarah Muntahiyah bit tamlik adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang antara lessor/muajjir (pemberi sewa) dengan

13 Mila sartika & Hendri Hermawan Adinugraha, Implementasi Ijarah dan IMBT Pada Bank BRI Syariah Cabang Yogyakarta, Vol.VII, hlm. 102

14 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

(28)

lessee/musta’jir (penyewa) yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa.15

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.27/DSNMUI/III/2002 tentang Al Ijarah Al Muntahiyah Bi Al Tamlik, yang dimaksud dengan sewa beli yaitu perjanjian sewa menyewa yang disertai opsi pemindahan hak milik atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai masa sewa.16

Akad ijarah muntahiyah bittamlik adalah suatu akad sewa- beli dengan adanya pilihan atau opsi kepada nasabah berupa hibah ataupun membeli barang yang disewanya pada akhir masa sewa, artinya terdapat perpindahan kepemilikan atas barang di akhir masa sewa.17

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ijarah Muntahiyah bit tamlik adalah perjanjian sewa-menyewa antara bank sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa dalam waktu tertentu, terdapat kewajiban bagi nasabah untuk melakukan pembayaran sewa, dan terdapat pengalihan kepemilikan objek sewa dari bank kepada nasabah setelah selesai masa sewa; Bank syariah sebagai pemberi sewa wajib melaksanakan pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

15 Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2006, hlm. 21

16 Fatwa Dewan Syariah Nasional – MUI No.27 Tahun 2002 tentang Ijarah Muntahiyah bit Tamlik

17 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Teori ke Praktik, (Gema Insani Press : Jakarta, 2001) hlm. 117

(29)

b. Dasar Hukum Ijarah Muntahiyah bittamlik 1. Al-quran

a. Q.S Al-Zukhruf : 32

ِ ةاَيَحْلا ي ف ِْمُهَتَشْي عَم ِْمُهَنْيَب اَنْمَسَق ُِنْحَن ، َكِّ بَر َِتَمْحَر َِن ْوُم سْقَي ِْمُهَأ

ِْمُهُضْعَب َِذ خَّتَي ل ِ تاَجَرَد ِ ضْعَب َِق ْوَف ِْمُهَضْعَب اَنْعَفَر َو ،اَيْنُّدلا

َِن ْوُعَمْجَي اَّم م ِ رْيَخ َِكِّ بَر ُِتَمْحَر َو ،اًّي رْخُس اًضْعَب

“Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

2. Hadits

a. Hadits Nabi riwayat ‘Abd Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi saw bersabda :

ُهَرْجَأ ُِهْم لْعُيْلَف اًرْي جَأ َِرَجْأَتْسا ِ نَم

“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya”.

b. Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’I dari Sa’d Ibn Abi Waqqash, dengan teks Abu Daud ia berkata :

َِد عَس اَمَِو ِ عْرَّزلا ِْن م ي قاَوَّسلا ىَلَِع اَم ب َِضْرَلأْا ي رْكُن اَّنُك

ِْنَع َِمَّلَس َو ِ هْيَلَع َُِّللَا ىَّلَص ِ َّللَا ُِلوُسَر اَناَهَنَف اَهْن م ِ ءاَمْلا ب

ِ ةَّض ف ِْوَأ ِ بَهَذ ب اَهَي رْكُن ِْنَأ اَنَرَمَأ َو َِك لَذ

“Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air; maka Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami

(30)

menyewakan tanah itu dengan emas atau perak (uang)”.

c. Rukun dan Syarat Ijarah Muntahiyah bittamlik18

Di dalam ketentuan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Pasal 278 dijelaskan bahwa “Rukun dan syarat dalam ijarah dapat diterapkan dalam pelaksanaan Ijarah Muntahiyah bit tamlik”. Mengacu dari pasal tersebut maka rukun dan syarat akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik sama dengan rukun dan syarat akad ijarah pada umumnya.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang Al-ijarah Al-Muntahiyah Bi At-Tamlik, dijelaskan bahwa Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik dapatt dilakukan apabila calon nasabah telah memenuhi syarat dan rukun dalam akad Ijarah yang terdapat dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 09/DSN- MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.

1. Rukun

1) Penyewa (musta’jir) atau dikenal dengan lesse, yaitu pihak yang menyewa objek sewa. Dalam perbankan, penyewa adalah nasabah.

2) Pemilik barang (mua’ajjir), dikenal dengan lessor, yaitu pemilik barang yang digunakan sebagai objek sewa.

3) Barang/objek sewa (ma’jur) adalah barang yang disewakan.

4) Harga sewa/ manfaat sewa (ujrah) adalah manfaat atau imbalan yang diterima oleh mu’ajjir.

5) Ijab Kabul, adalah serah terima barang.19 2. Syarat

1) Kerelaan dari pihak yang melaksanakan akad.

18 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), hlm. 164

19 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2011), hlm.164

(31)

2) Ma’jur memiliki manfaat dan manfaatnya dibenarkan dalam islam, dapat dinilai atau diperhitugkan, dan manfaat atas transaksi ijarah muntahiya bittamlik harus diberikan oleh lesse kepada lessor.

Ketentuan sahnya akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik hampir sama dengan yang dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHES) yaitu pihak yang melakukan akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik harus menyelesaikan akad Ijarahnya terlebih dahulu, artinya akad pemindahakan kepemilikan atas objek sewa hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah (sewa) selesai. Tentunya atas kesepakatan antara kedua belah pihak yakni Bank Syariah dan Nasabahnya.

d. Hak, Kewajiban Pemberi sewa & Penyewa

Dijelaskan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No : 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah dalam ketentuan ketiga, terkait Hak dan Kewajiban.

1. Kewajiban Pemberi sewa yakni Lembaga Keuangan Syariah dalam pembiayaan Ijarah

a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan

b. Menanggung biaya pemeliharaan barang

c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan

2. Kewajiban Penyewa yakni nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa dalam pembiayaan Ijarah

a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak

b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (materiil)

(32)

c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

Secara jelas dalam ketentuan keempat bahwa jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.20

e. Objek Ijarah Muntahiyah bittamlik

Objek ijarah muntahiyah bittamlik harus bisa diserah terimakan. Tidak boleh menyewakan sesuatu yang manfaatnya tidak bisa diserahterimakan, baik ketidakmungkinan itu menurut realitas atau menurut ajaran Syariat.

Dalam Peraturan Bank Indonesia tentang pelaksanaan prinsip syariah, kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah dijelaskan bahwa obyek ijarah Muntahiah Bit Tamlik adalah berupa barang modal yang memenuhi ketentuan sebagai berikut.

1. Obyek Ijarah Muntahiah Bit Tamlik merupakan milik Perusahaan Pembiayaan sebagai pemberi sewa (muajjir);

2. Manfaatnya harus dapat dinilai dengan uang;

3. Manfaatnya dapat diserahkan kepada penyewa (musta’jir);

4. Manfaatnya tidak diharamkan oleh syariah Islam;

5. Manfaatnya harus ditentukan dengan jelas; dan

20 Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah

(33)

6. Spesifikasinya harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui identifikasi fisik, kelayakan, dan jangka waktu pemanfataannya. 21

Sedangkan dalam Fatwa DSN MUI No.09/DSN- MUI/IV/2000 dijelaskan terkait ketentuan objek Ijarah sebagai berikut.

1. Objek Ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/

atau jasa

2. Manfaat barang dan jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak

3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan)

4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah

5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan sengketa

6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik

7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.

8. Pembayaran sewa atau upah boleh berebntuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak

9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu tempat dan jarak.22

21 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/19/PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

22 Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah

(34)

Obyek al-Ijārah al-Muntahiya bi al-Tamlik antara lain: alat- alat berat (Heavy Equipment); alat-alat kantor (Office Equipment); alat-alat foto (Photo Equipment); alat-alat medis (Medical Equipment); alat-alat printer (Printing Equipment);

mesin-mesin (Machineries); alat-alat pengangkutan (Vehicle);

gedung (Building); komputer; dan peralatan telekomunikasi atau satelit. 23

f. Manfaat Ijarah Muntahiyah bittamlik

Banyak manfaat yang diperoleh dari menggunakan akad ini baik bagi Bank maupun nasabah, yaitu:

1. Bagi Bank

a. Sebagai salah satu bentuk penyaluran dana

b. Memperoleh pendapatan dalam bentuk imbalan/fee/ujroh.

2. Bagi Nasabah manfaat yang diperoleh yaitu:

a. Memperoleh hak manfaat atas barang yang dibutuhkan memperoleh peluang untuk mendapatkan hak penguasaan barang dalam hal menggunakan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik.

b. Merupakan sumber pembiayaan dan layanan perbankan syariah untuk memperoleh hak manfaat atas barang dan/atau memperoleh peluang untuk mendapatkan hak penguasaan barang.

Dalam menjalankan produk KPR, bank syariah memadukan dan menggali skim-skim transaksi yang dibolehkan dalam Islam.

Adapun salah satu akad yang digunakan oleh perbankan syariah di indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan KPR adalah akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik (IMBT). Bank Syariah menyewakan rumah sebagai objek akad kepada nasabah.

Meskipun prinsipnya tidak terjadi pemindahan kepemilikan

23 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/19/PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

(35)

(hanya pemanfaatan rumah), tetapi pada akhir masa sewa bank dapat menjual atau menghibahkan rumah yang disewakannya kepada nasabah.24

g. Risiko yang harus diantisipasi

Risiko yang mungkin terjadi dalam akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik adalah sebagai berikut:

1. Default; nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja.

2. Rusak; aset ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya pemeliharaan bertambah, terutama bila disebutkan dalam kontrak bahwa pemeliharaan harus dilakukan oleh si pemberi sewa (mu’ajjir).

3. Berhenti; nasabah berhenti di tengah kontrak dan tidak mau membeli aset tersebut. Akibatnya bank harus menghitung kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian kepada nasabah.25

B. Review Studi Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti akan menyertakan beberapa studi terdahulu dari hasil penelitian sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai acuan peneliti dalam menyusun pemikiran tentang Penerapan Akad Ijarah Muntahiyah it tamlik dalam produk KPR di Bank Syariah berdasarkan Fatwa DSN MUI. Sehingga dapat memudahkan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai problematika yang terjadi pada saat ini. Sebelum meneliti, penulis mengacu pada penelitian terdahulu dengan tema serupa. Antara lain penelitian Mila Sartika & Hendri Hermawan Adinugraha (2016) dalam penelitiannya, penerapan pembiayaan IMBT di Bank BRI Syariah cabang Yogyakarta memiliki kesamaan perlakuan dengan pembiayaan murabahah. Kesamaan ini dilihat dari

24 Helmi Haris, “Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah)” Jurnal Ekonomi Islam La Riba Vol. 1, No. 1, (Juli 2007)

25 Muhammad Syafi’I Antonio, “Bank Syariah dari teori ke praktik”, (Jakarta : Gema Insasi, 2001), hlm 199

(36)

kategori akadnya yaitu jual beli, yang membedakaan hanyalah objeknya murabahah berupa barang sedangkan IMBT ialah barang dan jasa. Dalam UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah diperbolehkan selagi tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 26Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam penelitian ini hanya menjelaskan penerapan pembiayaan IMBT memiliki kesamaan perlakuan dengan pembiayaan murabahah. Sedangkan penelitian yang akan dibahas terfokus pada kesesuaian penentuan biaya pemeliharaan terhadap objek IMBT di Bank Syariah berdasarkan Fatwa DSN MUI dan apa yang menjadi faktor dalam penentuan biaya pemeliharaan tersebut.

Rizkita Effendi (2013), dalam penelitiannya yang membahas mengenai Analisis Penerapan PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah dalam Pembiayaan Perbankan Syariah mengatakan terdapat ketidaksesuaian anatara penerapan pembiayaan dengan akad ijarah muntahiya bittamlik dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional, yakni dalam hal pemilikan aset dan pembebanan biaya perawatan. Aset yang menjadi aset ijarah dalam produk morgate menjadi langsung milik nasabah secara legal serta biaya perawatan terkait aset yang di ijarah kan sepenuhnya ditanggung oleh nasabah. Pada Bank Muamalat pembebanan biaya perawatan terhadap aset diserahkan sepenuhnya kepada nasabah.27 Perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti yaitu pada objeknya dimana penelitian sebelumnya dilakukan di Bank Muamalat, sedangkan penulis akan melakukan penelitian di Bank BRI Syariah KCP Bintaro. Selain itu juga penelitian sebelumnya menjelaskan mengenai perlakuan Akuntansi Ijarah dalam pembiayaan perbankan syariah, sedangkan penulis menjelaskan mengenai Praktik dan Penerapan

26 Mila Sartika dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Implementasi Ijarah dan IMBT pada Bank BRI Syariah Cabang Yogyakarta”, Jurnal Ekonomi Islam UIN Walisongo Volume VII, Edisi 1 (Mei 2016),

http://journal.walisongo.ac.id/index.php/economica/article/view/1034/867.

27 Rizkita Effendi “Analisis Penerapan PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah dalam Pembiayaan Perbankan Syariah (Studi Fenomenologis pada Bank Muamalat dan Permata Bank Syariah”.

(Skripsi S-1 Fakultas Pendiidkan Ekonomi dan Bisnis, Univesritas Pendidikan Indonesia, 2013).

(37)

Akad Ijarah Muntahiyah bit tamlik secara keseluruhan dalam produk pembiayaan KPR di Bank Syariah

(38)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat BRISyariah

Dalam Laporan Tahunan BRISyariah (2019), Sejarah pendirian PT.

Bank BRISyariah, Tbk. (Selanjutnya disebut BRISyariah atau Bank) tidak lepas dari akuisisi yang dilakukan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007. Setelah mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia melalui surat No.

10/67/KEP.GBI/DPG/2008 pada 16 Oktober 2008 BRISyariah resmi beroperasi pada 17 November 2008 dengan nama PT Bank BRI Syariah dan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah Islam.28

PT. Bank BRISyariah hadir mmepersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industry perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan bran PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2018 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009.

Penandatanganan dilakukan oleh Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT.

28 Laporan Tahunan PT. Bank BRI Syariah, Tbk. 2019, hlm.37

(39)

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dan Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dengan memanfaatkkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Sebagai kantor layanan syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan consumer berdasarkan prinsip syariah.

B. Visi dan Misi PT. Bank BRISyariah Logo PT. Bank BRISyariah

a. Visi BRISyariah

Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

b. Misi BRISyariah

1. Memahami keragaman individu dna mengakomdasi beragam kebutuhan finansial nasabah.

2. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

3. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana pun.

(40)

4. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketentraman pikiran.29

C. Struktur Organisasi PT. Bank BRISyariah, Tbk.

Berikut ini adalah gambar struktur organisasi di PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.30

29 Laporan Tahunan PT. Bank BRI Syariah, Tbk. 2019, hlm.50

30 Laporan Tahunan PT. Bank BRISyariah, Tbk.

Rapat Umum Pemegang saham (RUPs)

Direktur Utama Dewan Pengawas Syariah

Direktur Operassional

Direktur Bisnis Komersial Direktur

Kepatuham

Direktur Bisnis Ritel Dewan Komisaris

Komite Reasuransi

& Nominasi Komite Audit Komite Pemantau

Risiko

Divisi Perancangan Strategis

Divisi Sekretaris Perusahaan

Divisi Teknologi Informasi

Divisi Pengelolaan Aset Khusus

Divisi Akuntansi &

Keuangan

Divisi Operasi &

Layanan

Divisi Jaringan &

Logistik

Divisi Analisa Pembiayaan

Divisi Penunjang Pembiayaan

Divisi Manajemen Risiko

Divisi Kepatuhan

Divisi Sumber Daya Insani

Divisi Bisnis Komersial

Divisi Dana &

Perbankan Digital

Divisi Treasuri &

Perbankan Internasional

Divisi Bisnis Ritel

Divisi Bisnis Mikro

Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)

Regional Office

Branch Office

(41)

D. Nilai-Nilai Perusahaan PT. Bank BRISyariah

Nilai-Nilai Perusahaan pada PT. Bank BRISyariah adalah “PASTI OKE” yaitu kepanjangan dari kata Profesional, Antusias, Tawakkal, Penghargaan terhadap Sumber Daya Manusia, Integritas, Berorientasi Bisnis, Kepuasan Pelanggan,

1. Profesional

Kesungguhan dalam melakukan tugas sesuai dengan standar teknis dan etika yang telah ditentukan.

2. Antusias

Semangat atau dorongan untuk berperan aktif dan mendalam pada setiap aktiitas kerja.

3. Tawakkal

Optimisme yang diawali dengan doa yang sungguh-sungguh, dimanifestasikan dengan upaya yang sungguh-sungguh serta diakhiri dengan keikhlasan atas hasil yang dicapai.

4. Penghargaan terhadap Sumber Daya Manusia

Menempatkan dan menghargai karyawan sebagai modal utama Perusahaan dengan menjalankan upaya-upaya yang optimal mulai dari perencanaan, perekrutan, pengembangan dan pemberdayaan SDM yang berkualitas serta memperlakukannya baik sebagai individu maupun kelompok berdasarkan azas saling percaya, terbuka, adil dan menghargai.

5. Integritas

Kesesuaian antara kata dan perbuatan dalam menerapkan etika kerja, nilai-nilai, kebijakan dan peraturan organisasi secara konsisten sehingga dapat dipercaya dan senantiasa memegang teguh etika profesi dan bisnis, meskipun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya.

6. Berorientasi Bisnis

Tanggap terhadap perubahan dan peluang, selalu berpikir dan berbuat untuk menghasilkan nilai tambah dalam pekerjaannya.

(42)

7. Kepuasan Pelanggan

Memiliki kesadaran, sikap serta tindakan yang bertujuan memuaskan pelanggan eksternal dan internal di lingkungan Perusahaan.31

E. Produk-Produk dan Jasa Bank BRISyariah

Adapun produk Bank BRISyariah terdiri dari dana pihak ketiga dan pembiayaan dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Produk Pendanaan (Funding) 1. Tabungan Faedah BRISyariah iB

Merupakan produk tabungan dengan akad wadi’ah, dengan beragam faedah memberikan kemudahan bagi nasabah untuk bertransaksi keuangan. Tabungan Faedah BRISyariah iB memiliki beberapa segmen, yaitu :

a. Tabungan Faedah Segmen Regular BRISyariah iB

Merupakan produk tabungan yang diperuntukkan bagi nasabah individu, dengan dilengkapi buku tabungan dan kartu ATM serta fasilitas iBank, SMS Banking, BRIS Online dari Cash Management System (CMS) sehingga memberikan kemudahan bagi nasabah untuk bertransaksi kapanpun dan dimanapun.

b. Tabungan Faedah Segmen Payroll BRISyariah iB

Merupakan produk tabungan yang diperuntukan bagi nasabah kerjasama sebagai sarana pembiayaan gaji/payroll karyawan dengan fitur khusus payroll.

c. Tabungan Faedah Segmen Siswa BRISyariah iB (Co-Branding) Merupakan produk tabungan yang diperuntukan bagi nasabah kerjasama yang dapat dipergunakan sebagai kartu siswa ataupun identitas dengan fitur co-branding.

31 Laporan Tahunan PT. Bank BRI Syariah, Tbk. 2019, hlm.51

(43)

d. Tabungan Faedah Segmen Binsis Non Individu BRISyariah iB Merupakan produk tabungan yang diperuntukan bagi nasabah badan / non individu baik berupa badan hukum maupun non badan hukum dengan dilengkapi buku tabungan untuk mempermudah transaksi bisnis nasabah.

2. Tabungan Faaedah Haji BRISyariah iB

Merupakana produk simpanan dari BRISyariah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah sesuai prinsip syariah, khusus bagi calon Haji yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pembayaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Selain itu Tabungan Faedah Haji BRISyariah iB dapat digunakan bagi nasabah untuk merencanakan ibadah umrah. BRISyariah juga meluncurkan program Tabungan Haji untuk Anak, yaitu Tabungan Haji BRISyariah iB yang diperuntukan bagi anak-amak agar dapat menabung sejak dini mempersiapkan kebutuhan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) karena masa tunggu berangkatan haji di Indonesia relatif lama, antara 10-25 tahun sehingga Anak usia di atas 12 tahun sudah dapat didaftarkan untuk mendapatkan porsi haji.

3. Tabungan Faedah Impian BRISyariah iB

Merupakan tabungan berjangka dari BRISyariah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah dengan prinsip bagi hasil yang dirancang untuk mewujudkan impian nasabahnya dengan terencana memakai mekanisme autodebet setoran rutin bulanan melalui Tabungan Faedah BRISyariah iB sebagai rekening induk.

Tabungan ini memiliki fitur yang menarik karena dilengkapi asuranasi jiwa.

4. TabunganKu BRISyariah iB

Tabunagn untuk perorangan menggunakan akad wadiah dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh Bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(44)

5. Tabungan Faedah Simpanan Pelajar iB

Tabungan Faedah Simpanan Pelajar iB adalah tabungan yang diperuntukan bagi siswa yang diterbitkan secara nasional, dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.

6. Giro Faedah BRISyariah iB

a. Giro Faedah Segmen Regular BRISyariah iB

Produk simpanan dari BRISyariah yang diperuntukan bagi nasabah perorangan maupun perusahaan untuk kemudahan transaksi bisnis sehari-hari dimana penarikan dana menggunakan cek, bilyet giro, sarna perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan yang tersedia dalam akad Wadiah maupun Mudharabah Mutlaqah.

b. Giro Faedah Segmen Pemerintah BRISyariah iB

Giro Faedah Segmen Pemerintah BRISyariah Ib yaitu produk dana nasabah dengan segmen pemerintah menggunakan akad Wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.

7. Deposito

a. Deposito Faedah BRISyariah iB

Merupakan produk investasi berjangka dari BRISyariah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah sesuai prinsip syariah bagi nasabah perorangan maupun perusahaan dengan jangka waktu penempatan 1, 3, 6, dan 12 bulan.

b. Simpanan Faedah BRISyariah iB

Merupakan produk investasi berjangka dari BRISyariah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah sesuai prinsip syariah bagi nasabah perorangan maupun perusahaan dengan

(45)

jangka waktu penempatan kurang dari 1 bulan (7, 14, 21 dan 28 hari). 32

b. Produk Pembiayaan Retail (Retail Consumer Financing) 1. Griya Faedah BRISyariah iB

Pembiayaan kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan mengunakan prinsip jual beli (Murabahah)/sewa menyewa dengan opsi beli/hibah (Ijarah Muntahiya Bit Tamlik) dan Kemitraan – Sewa (Musyarakah Mutanaqisah) dimana pembayarannya secara angsuran setiap bulan dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar. Khusus untuk sewa menyewa dan sharing, dimungkinkan adanya penyesuaian harga sewa per periode yang telah disepakati sebelumnya.

2. KPR Sejahtera BRISyariah iB

Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR iB) yang diterbitkan Bank BRIsyariah untuk pembiayaan rumah dengan dukungan bantuan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari pengembang (developer).

3. Oto Faedah BRISyariah iB

Pembiayaan kepemilikan monil kepada perorangan untuk memenuhi kebutuhan akan kendaraan dengan menggunakan prinsip jual beli (Murabahah) / sewa menyewa dengan opsi beli/hibah (Ijarah Muntahiya Bit Tamllik) dan Kemitraan – Sewa (Musyarakah Mutanaqisah) dimana pembayarannya secara angsuran setiap bulan dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Khusus untuk sewa menyewa dan sharing kepemilikan,

32 Laporan Tahunan PT. Bank BRI Syariah, Tbk. 2019, hlm.41-42

(46)

dimungkinkan adanya penyesuaian harga sewa per periode yang telah disepakati.

4. Gadai Faedah BRISyariah iB

Pinjaman dengan agunan berupa emas, dimana emas yang diagunkan disimpan dan dipelihara oleh BRISyariah selama jangka waktu tertentu dengan membayar biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas emas.

5. Gadai Faedah BRISyariah iB : Pembiayaan Kepemilikan Emas (PKE)

Pembiayaan kepada perorangan untuk tujuan kepemilikan emas dan emas yang dibeli sebagai agunan pembiayaan, dengan menggunakan Akad Murabahah dimana pengembalian pembiayaan dilakukan dengan mengangsur setiap bulan sampai dengan jangka waktu selesai sesuai kesepakatan.

6. Multi Faedah BRISyariah iB

Pembiayaan yang diberikan khusus kepada karyawan perusahaan yang telah bekerjasama dengan BRISyariah untuk memenuhi segala kebutuhan (barang/jasa) yang bersifat konsumtif menggunakan prinsip jual beli (Murabahah) atau sewa menyewa (Ijarah) dengan pengembalian pembiayaan dilakukan secara mengangsur setiap bulannya sesuai kesepakatan.

7. Multi Faedah BRISyariah iB : Pembiayaan Umroh

Pembiayaan kepada perorangan untuk tujuan beribadah umrah, dimana pembayarannya secara angsuran setiap bulannya dan tetap dapat diangsur walaupun nasabah telah menunaikan ibadah umrah.

8. Purna Faedah BRISyariah iB : Pra Purna

Fasilitas pembiayaan kepada para ASN aktif yang akan memasuki masa pensiunan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan paket barang atau jasa. Pembiayaan ini menggunakan prinsip jual beli (Murabahah) atau sewa menyewa

Referensi

Dokumen terkait

Rahardi (2005:16) mendefinisikan metode analisis kontekstual sebagai “cara-cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan

Eztabaida politikoan gogorra, oso gogorra izan daiteke —hala entzun diet Herri Gaztedin, LAIAn, Herri Batasunan, Eusko Alkartasunan nahiz Bildun ezagutu dutenei—,

Melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektifitas kombinasi RJMA dengan menggunakan dosis yang lebih tinggi (>36 mg) yang mampu menurunkan kadar PGE2 serum

KETERANGAN MODAL SENDIRI KREDIT JUMLAH..

Saat media perambatan gelombang bergerak dengan kecepatan yang tetap, maka yang terjadi adalah frekuensi pada salah satu transduser berkurang sedangkan pada transduser yang lain

Pada saat Keputusan Presiden ini mulai berlaku, Keputusan Presiden Nomor 89 Tahun 2002 tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2003 Yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan

Bagian tanaman yang dimanfaatkan oleh Masyarakat desa Salimuran adalah pati sagu untuk bahan makanan, daun untuk bahan atap rumah dan kulit batang untuk bahan kayu

Hasil penelitian dilapangan didapat bahwa penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis Inklusi di Taman Kanak-Kanak Luar Biasa Cinta Negeri Kampung Kute Lot