• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. BANK SULSELBAR SYARIAH CABANG MAKASSAR MASDAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. BANK SULSELBAR SYARIAH CABANG MAKASSAR MASDAWATI"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. BANK SULSELBAR SYARIAH

CABANG MAKASSAR

MASDAWATI 10573 03980 12

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(2)

i

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. BANK SULSELBAR SYARIAH

CABANG MAKASSAR

Sebagai salah satu persyaratan utuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun dan diajukan oleh

MASDAWATI 10573 03980 12

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(3)
(4)
(5)

iv Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar"

Dibawah bimbingan Nurniah dan Abd. Salam HB

Semakin kompetitifnya persaingan dalam dunia usaha, mengharuskan setiap pengelola usaha untuk dapat bekerja dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan dapat mengembangkan produk atau jasa, sesuai dengan kebutuhan yang tepat terhadap prosedur pengendalian yang ada dan jika memungkinkan dilakukan pengurangan atau pembenahan biaya. Serta perhitungan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi tahunan atau periode yang lebih singkat untuk memilih alternatif terbaik yang dapat menaikkan pendapatan (laba) atau penurunan biaya.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk 1) mendiskripsikan bagaimana sistem pengendalian biaya operasional di PT Bank SulselBar syariah Makassar, dan 2) mendeskripsikan apakah pegendalian biaya operasional dapat meningkatkan laba perusahaan.

Analisis data secara diskriptif terhadap laporan keuangan yang berupa proyeksi dan realisasi biaya operasional dan pendapatan operasional untuk kemudian dilakukan pembandingan antara proyeksi dan realisasi. Tehnik pengumpulan data- data penelitian ini adalah dengan dokumentasi, observasi, dan wawancara.

Kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tidak semua biaya operasional dapat dikendalikan, dan pembandingan antara realisasi serta proyeki biaya operasional dan pendapatan operasional, dapat diketahui bahwa dari masing-masing periode analisis, realisasi biaya operasional tahun 2013 dan 2014 lebih besar jumlahnya dari pada biaya operasional yang diproyeksikan.

Namun, pada tahun 2014 realisasi biaya operasional lebih kecil dari yang diproyeksikan. Sedangkan mengenai pendapatan, tahun 2013 realisasi lebih besar jumlahnya dari pada pendapatan operasional yang diproyeksikan. Dan pada tahun 2014-2015 realisasi pendapatan lebih kecil jumlahnya dari proyeksi yang ditetapkan.

Kata Kunci : Pengendalian, Biaya Operasional

(6)

v

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga penulis tetap dalam keadaan sehat walafiat dan dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Biaya Operasional Pada PT. Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana stara 1 (S1) di jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan upaya memanfaatkan segala potensi yang dimiliki penulis seoptimal mungkin. Namun karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, maka skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan tak lepas dari bimbingan, arahan, serta bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak DR. H. Irwan Akib, M.pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H.Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak. CA selaku ketua prodi Jurusan Akuntansi.

(7)

vi

5. Bapak Abd. Salam HB. SE.,M.Si. Ak. CA, Pembimbing II yang disela- sela kesibukan beliau menyempatkan diri dan tak bosan-bosannya untuk memberikan arahan dan bimbingan didalam penyelesaian studi ini.

6. Segenap Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu, membimbing dan membekali ilmu kepada penulis selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Dan yang teristimewah untuk Ayahanda Mansyur Sulo dan Ibunda tercinta Nurhaeda Halim yang telah membesarkan penulis dengan segala cinta dan kasih sayangnya serta doa yang tiadahenti-hentinya beliau panjatkan kepada Allah SWT. Dan yang menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam menghantarkan anaknya menuju gerbang masadepan dengan segala tantangan, semangat yang takpernah surut, demi kesuksesan dan keberhasilan penulis dalam mencapai cita-citanya.

8. Teman-teman seangkatan terkhususs AK.10-12 yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat, canda dan tawa.

9. Sahabat-sahabatku Irma kusuma wardani, Wina wardani, Nurlaela Hazkar, dan Erwin yang juga sangat berperan dalam penyusunan skripsi ini, yang selalu memberi semangat dan motivasi serta bantuan.

10. Teman-teman seasrama “Asrama Putri Nunukan” dan juga HPMN (Himpunan Pelajar Mahasiswa Nunukan) yang juga selalu memberi dukungan.

(8)

vii

penyelesaian penulisan skripsi dan study ini.

Penulis berusaha menyusun skripsi ini sebaik mungkin. Namun penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Sehingga diharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi. Dan semoga dapat dijadikan acuan dan bermanfaat bagi kita semua terutama bagi ilmu Akuntansi.

Makassar , Oktober 2016

Masdawati

(9)

viii

“kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa, karena sesunguhnya nasib seseorang manusia

tidak berubah dengan sendirinya tanpa berusaha”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya.

Ia, mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat Siksa dari kejahatan yang dikerjakannya” (QS. Albaqarah 286)”

“Hidup ini bagai skripsi, banyak bab dan revisi yang harus dilewati.

Tetapi akan selalu berakhir indah, bagi mereka yang pantang menyerah”

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Mansyur dan Ibunda Nurhaeda, saudaraku, serta keluarga tercinta yang senantiasa menyayangiku, dan selalu mendoakan dengan tulus ikhlas kepada Allah SWT dan selalu memberikan yang terbaik serta selalu mengharapkan kesuksesan. Doa, pengorbanan, nasehat, serta kasih sayang yang tulus menunjang kesuksesan penulis dalam menggapai cita-cita.

(10)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 5

D. ManfaatHasilPenelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 7

A. Pengertiandan Jeni-Jenis Bank... 7

B. FungsidanSumber-Sumber Dana Bank ... 11

C. Pengertiandan Jenis-jenis Sistem ... 15

(11)

x

F. Pengertiandan Jenis Biaya Operasional ... 26

G. BiayaOperasional pada Lembaga Perbankan... 27

H. KerangkaPikir ... 29

I. Hipotesis... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan WaktuPenelitian ... 32

B. MetodePengumpulan Data ... 32

C. JenisData dan sumber Data ... 33

D. DefenisiOperasional ... 33

E. MetodeAnalisis ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. SejarahSingkat PT. Bank SulselBar ... 36

B. VisidanMisiPT. Bank SulselBar ... 41

C. Nilai-NilaiPT. Bank SulselBar... 40

D. StrukurOrganisasiPT. Bank SulselBar ... 41

E. UraianTugas ... 43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Pembahasan Data HasilPenelitian... 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

(12)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 66

(13)

xii

Halaman

Proyeksi dan realisasi biaya operasional... 55

Proyeksi dan pendapatan operaional...55

Realisasi biaya biaya operasional…...59

Perbandingan realisasi dan proyeksi biaya operasional ...62

(14)

xiii

Bagan kerangka pikir... 31

Bagan struktur organisasi... 43

(15)

xiv

Lampiran 1 : Laporan financial highlight Bank Sulselbar tahun 2013 Lampiran 2 : Laporan financial highlight Bank Sulselbar tahun 2014 Lampiran 3 : Laporan financial highlight Bank Sulselbar tahun 2015 Lampiran 4 : Surat pelaksanaan penelitian

Lampiran 5 : Surat telah melakukan penelitian Lampiran 6 : Bukti konsultasi (kartu kotrol)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modernisasi di era globalisasi dewasa ini memberikan pengaruh yang sangat besar bagi dunia perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara, hal ini terlihat dari hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan dimasa akan datang kita tidak akan lepas dari dunia perbankan jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.

Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya, begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini ternyata tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usahanya, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya.

Segala kegiatan perbankan agar lebih terarah dan terencana dengan baik, maka perlu di topang dengan sistem perencanaan operasional. Sistem perencanaan operasional inilah yang dilaksanakan oleh perbankan dalam operasionalnya sehari-hari dengan mempergunakan alur tertentu dan telah

(17)

ditetapkan alur kegiatan, agar segala kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh karyawan betul-betul terarah. Sistem merupakan suatu kerangka dari prosedur- prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

Penerapan sistem dalam operasional perbankan dilakukan salah satunya pada kegiatan pengendalian biaya. Biaya merupakan kesulitan utama bagi bank dalam menggunakannya secara tepat dan efisien, semakin besar omzet suatu bank maka semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Biaya secara garis besar terbagi atas biaya variabel dan biaya tetap. Besarnya biaya variabel tergantung pada kegiatan proses produksi barang atau jasa perusahaan. Sedangkan biaya tetap tidak tergantung pada proses kegiatan produksi yang dilakukannya.

Persoalan biaya ini sangat besar pengaruhnya di dalam pengambilan kebijaksanaan dalam bank atau perusahaan, oleh karena setiap kebijaksanaan yang ditempuh oleh seorang pimpinan mengandung unsur pengorbanan atau biaya. Untuk mengendalikan atau mengontrol setiap pengeluaran biaya sehingga bank atau perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif, maka perlu adanya pengendalian terhadap biaya khususnya biaya operasional.

Pengendalian biaya operasional bagi suatu bank merupakan bagian dari suatu perencanaan yang terintegrasi dengan baik, hal ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya inefisiensi serta penyimpangan yang dapat

(18)

menimbulkan kerugian baik nasabah maupun bank itu sendiri, khususnya penyimpangan dalam bidang administrasi maupun finansial.

Hal inilah yang dilakukan oleh semua bank tidak terkecuali PT Bank SulselBar Cabang Makassar sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa perbankan berupa penghimpunan dana (funding) yaitu dalam bentuk tabungan, giro serta deposito, kredit dan service serta layanan jasa lainnya, dituntut untuk seefektif dan seefisien mungkin untuk mengelola dana masyarakat yang ada.

Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan menghilangkan system riba. Peranan perbankan syariah dalam aktivitasnya tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Perbedaan antara keduanya terletak pada prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan. Salah satu prinsip dalam perbankan syariah adalah penerapan bagi hasil yang sesuai dengan kaidah ajaran islam. Prinsip ini tidak berlaku di perbankan konvensional yang menerapkan system bunga.

Pekembangan Bank Syariah di Indonesia semakin pesat setelah disahkannya Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah sebagai undang-undang yang khusus mengatur perbankan syariah, dalam Undang-undang ini diatur mengenai masalah kepatuhan syariah (syariah Compliance) yang kewenangannya berada pada Majelis Ulama indonesia

(MUI) yang dipresentasikan melalui Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus dibentuk pada masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Untuk menindak lanjuti implementasi fatwa yang dikeluarkan MUI

(19)

ke dalam peraturan Bank Indonesia, di dalam internal bank Indonesia dibentuk komite perbankan syariah, yang keanggotaannya terdiri atas perwakilan dari Bank Indonesia, Departemen Agama, dan Unsur Masyarakat yang komposisinya berimbang.

Kegiatannya sehari-hari PT. Bank Sulselbar Syariah tidak terlepas dari biaya operasional, seperti biaya gaji karyawan, biaya rumah tangga kantor, biaya pemeliharaan alat kantor, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya telpon,fax& tellek, biaya air dan listrik, biaya alat tulis kantor, biaya bahan bakar, biaya pengiriman barang, biaya cetak dan foto copy, biaya koran dan majalah, biaya iklan, biaya lembur,biaya pakaian dinas, biaya perjalanan dinas, dll.

Sebagai perusahaan perbankan yang ingin berkembang tentunya PT Bank SulselBar Cabang Makassar perlu mengefisienkan dan mengefektifkan penggunaan biaya dari unit kerja masing-masing yang ada, agar dapat mencapai target volume laba usaha yang diinginkan, dan dengan mudah dapat membuat perencanaan-perencanaan dan keputusan-keputusan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang guna perkembangan operasional PT.

Bank SulselBar Cabang Makassar.

Mengacu pada latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan judul, “Analisis Sistem Pengendalian Biaya Operasional pada PT. Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar”.

(20)

B. Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sistem pengendalian biaya operasional pada PT. Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar?

2. Apakah pengendalian biaya operasional yang dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan laba ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem pengendalian biaya operasional yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui hubungan pengendalian biaya operasional dengan tingkat laba perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

a. Membantu memberikan masukan dalam upaya untuk meningkatkan keuntungan serta menetapkan kebijakan-kebijakan lebih lanjut dalam pengendalian biaya operasional.

b. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa menyerap teori-teori yang telah diberikan serta sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan teori dengan realita yangterjadi.

(21)

c. Sebagai bahan pustaka dan referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lanjutan sehubungan dengan lanjutan masalah yang sama.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Jenis-Jenis Bank

Dalam kehidupan sehari-hari bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, deposito.

Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk menyimpan uang (kredit) bagi masyarakat yang membuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, tetepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.

Untuk mengetahui tentang bank, di bawah ini penulis mengungkapkan beberapa pengertian bank menurut beberapa pakar bidang perbankan.

Menurut G. M. Verryn Stuart yang diterjemahkan oleh Malayu S.P.

Hasibuan (2004 : 2), Menjelaskan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam.

Drs. H. S.P. Hasibuan (2004 : 2) mengemukakan bahwa Bank adalah pencipta uang dimaksudkan bahwa bank menciptakan uang giral dan mengedarkan uang kartal. Pencipta dan pengedar uang kartal (uang kertas dan logam) merupakan otoritas tunggal bank central (bank Indonesia), sedangkan uang giral dapat diciptaka bank umum.

(23)

Faisal Afif (2001 : 63), Mengemukakan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang bergerak dalam berbagai jasa seperti memberi pinjaman, mengedarkan uang dan membiayai usaha perusahaan.

Sementara menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, Menjelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkan kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sementara jenis-jenis bank menurut Faisal Afif (2001 : 67), sebagai berikut :

1. Dari segi fungsinya bank terdiri dari :

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998/

Bank Umum adalah bank yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

a. Bank umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu dan memberikan perhatian lebih besar kepada kegiatan tertentu.

Pendirian bank umum berdasarkan izin Menteri Keuangan RI setelah memenuhi persyaratan yang mengatur tentang : susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian dibidang perbankan, kelayakan rencana kerja dan hal-hal lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan RI setelah mendengar pertimbangan dari Bank Indonesia. Untuk pendirian bank umum berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,modal minimal yang harus disediakan adalah sebesar 50 Milyar namun dalam perkembangan memasuki era reformasi saat ini oleh pemerintah

(24)

ditentukan bahwa modal minimun adalah Rp. 250 Milyar. Daerah operasional bank umum dapat dibuka diseluruh pelosok Indonesia, bahkan perwakilannya dapat dibuka di luar negeri, sepanjang mendapat izin dari Menteri Keuangan RI setelah mendengar pertimbangan dari Bank Indonesia.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Sesuai dengan Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Modal minimun pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 sebesar Rp. 50 juta dan bilamana Kantor Cabang dibuka di Ibukota Kabupaten maka modal harus ditingkatkan menjadi Rp. 1 Milyar dan apabila Kantor Cabang di Ibukota Propinsi, modal harus dinaikkan menjadi Rp. 3 Milyar.

c. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Walaupun Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 2 Tahun 1992 menetapkan bahwa jenis dari fungsinya hanya terdiri dari dua, yakni : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) namun dalam kenyataan di Indonesia dikenal juga bank yang disebut Bank Muamalat Indonesia (BMI).

Bank Muamalat Indonesia (BMI) menerapkan sistem dan operasi bank berdasarkan syariat islam (sistem bagi hasil), yaitu mengikuti tata

(25)

cara berusaha dan perjanjian berusaha yang dituntun oleh dan atau tidak bertentangan (dilarang) oleh Al-Qur’an dan Hadits.

2. Jenis Bank menurut kepemilikannya

a. Bank Umum Milik Pemerintah yaitu bank yang hanya dapat didirikan berdasarkan Undang-Undang.

b. Bank Umum Swasta yaitu bank yang hanya dapat didirikan dengan Izin Menteri KeuanganRI setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.

c. Bank Campuran adalah Bank Umum yang didirikan bersama-sama oleh satu atau lebih yang berkedudukan di Indonesia dan diberikan oleh Warga Indonesia atau Badan Hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Republik Indonesia dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Syarat pendirian Bank Campuran untuk saat ini diatur dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1068/KMK/00/1998. daerah operasi dalam wilayah Republik Indonesia dibatasi pada tujuh kota besar, yakni : Jakarta, Surabaya, Medan, Denpasar, Bandung dan Semarang.

d. Bank Umum Swasta Asing, adalah bank umum yang beroperasi di Indonesia dan mendapat izin dari Menteri KeuanganRI dan kepemilikan sahamnya adalah orang atau badan hukum asing (diluar negeri). Wilayah operasi bank swasta asing dalam wilayah Republik Indonesia dibatasi hanya pada tujuh kota besar di Indonesia.

(26)

3. Jenis Bank Menurut Statusnya adalah :

a. Bank Non Devisa adalah bank umum yang dalam usahanya tidak dibolehkan melakukan transaksi valuta asing.

b. Bank Devisa adalah bank umum yang kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi keuangan termasuk dalam transaksi mata uang asing (forex exchange).

B. Fungsi dan Sumber-Sumber Dana Bank

Secara umum telah diketahui bahwa kunci dari keberhasilan suatu bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati masyarakat sehingga peranannya sebagai “financial intermediary” berjalan dengan baik. Bank adalah perantara keuangan masyarakat yaitu dari mereka yang kelebihan uang dengan mereka yang kekurangan uang. Kalau peranan ini berjalan baik, barulah bank dikatakan sukses. Jadi, bagaimana melayani sebaik-baiknya mereka yang kelebihan menyimpan uangnya dalam bentuk giro, deposito dan tabungan serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian kredit.

Dari defenisi bank yang telah dikemukakan sebelumnya, menurut Thomas Suyatno (2000 : 29), Fungsi bank sebagai berikut :

1. Sebagai tempat untuk menghimpun dana dalam bentuk giro, deposito dan tabungan.

2. Sebagai tempat penyaluran dana dalam bentuk kredit pada masyarakat.

3. Sebagai tempat penyimpanan surat-surat berharga.

(27)

Dalam aktivitas kesehariannya Bank Umum dapat menjalankan kegiatan-kegiatan menurut Thomas Suyatno (2000 : 27), sebagai berikut : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito,

tabungan, sertifikat deposito atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.

4. Membeli, menjual dan menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya :

a. Surat-surat Wesel, terrnasuk wesel yang ajakseptasi oleh bank, yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud diatas.

b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan yang dimaksud.

c. Kertas perpendaharaan negara dan jaminan pemerintah.

d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) e. Obligasi

f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.

5. Menerima pembayaran dan tagihan atau surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak lain.

6. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

(28)

Pertumbuhan suatu bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun simpanan masyarakat baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan yang paling utama. Tanpa dana yang cukup bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak berfungsi sama sekali.

Dana-dana bank yang digunakan sebagai modal operasional menurut Thomas Suyatno (2000 : 27), Adalah sebagai berikut :

1. Dana yang bersumber dari bank sendiri (dana pihak I)

a. Modal yang disetor yaitu jumlah yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada saat bank berdiri.

a. Cadangan-Cadangan yaitu sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutupi timbulnya resiko dikemudian hari.

b. Laba yang ditahan (retained earnings) yaitu laba yang semestinya milik para pemegang saham, tetapi oleh mereka sendiri dimasukkan kembali dalam modal kerja.

2. Dana yang berasal dari lembaga keuangan, baik dalam bentuk bank maupun non bank (dana pihak II)

a. Pinjaman dari bank-bank lain yang dikenal dengan call money atau pinjaman antar bank.

(29)

b. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank (LKBB), biasanya dalam bentuk pinjaman atau kredit, atau dalam bentuk sertifikat deposito (deposito on call).

c. Pinjaman dari Bank Indonesia (BI) untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas.

3. Dana yang bersumber dari masyarakat (dana pihak III)

a. Tabungan (saving) yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.

b. Simpanan Deposito (time deposit) yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.

c. Simpanan Giro (demand deposit) yaitu simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.

Selain tiga macam bentuk dana dari pihak ketiga di atas, masih ada beberapa macam dana pihak ketiga yang diterima bank. Tetapi dana-dana ini sebagian besar berbentuk dana sementara seperti setoran jaminan yang dikenal dengan L/C, sertifikat bank yang dapat diperdagangkan dalam pasar uang dan lain-lain.

(30)

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Sistem

Informasi dari suatu perusahaan atau instansi, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan atau instansi seperti kreditur, calon investor, kantor pajak dan lain-lainnya memerlukan informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Disamping itu, pihak intern seperti manajemen juga memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil keputusan-keputusan untuk menjalankan perusahaan.

Untuk mengetahui kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan, disusun suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar dan dalam perusahaan.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem di bawah ini, dikemukakan beberapa pengertian dari para ahli sebagai berikut :

Menurut W. Gerald Cole yang dikutip oleh Sri Reski ( 2007 : 12), Mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kerangka dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

Mulyadi (2000 : 6), Mengemukakan bahwa sistem merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sementara prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau

(31)

ebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan dan prosedur. Sementara prosedur merupakan urutan-urutan dari kegiatan klerikal, dimana kegiatan klerikal terdiri dari :

1. Menulis

2. Menggandakan 3. Menghitung 4. Memberi kode 5. Mendaftar 6. Memilih 7. Memindahkan 8. Membandingkan

Dari kegiatan klerikal ini dibuat untuk mencatat informasi dalam formulir atau dokumen.

Sistem terdiri dari beberapa subsistem yang saling berkaitan atau dapat juga dikatakan terdiri dari prosedur-prosedur yang berhubungan, dimana jenis sistem menurut Mulyadi (2000 : 45), Terdiri atas :

1. Sistem utama, yang mencakup klasifikasi rekening, buku besar, jurnal dan lain-lain.

(32)

2. Sistem penjualan dan penerimaan, yang mencakup order penjualan, perintah pengiriman dan pembuatan faktur, distribusi penjualan, penerimaan dan pengawasan.

3. Sistem pembelian dan pengeluaran yang mencakup order pembelian dan laporan penerimaan barang, distribusi pembelian dan biaya, utang serta prosedur pengeluaran.

4. Sistem pencatatan waktu dan penggajian yang mencakup personalia, pencatatan waktu, penggajian.

5. Sistem produksi dan biaya produksi yang mencakup order produksi, pengawasan persediaan.

D. Pengertian dan Jenis-Jenis Pengendalian 1. Pengertian Pengendalian

Dalam dunia usaha diperlukan suatu alat untuk mengatur jalannya perusahaan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun alat tersebut yaitu dengan adanya suatu kendali yang dapat mengatur dan mengawasi aktivitas perusahaan.

Pengendalian merupakan proses yang sangat penting melalui manajer yang menjamin bahwa aktivitas sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan. Untuk lebih memperjelas uraian di atas dalam kaitannya dengan pengendalian dikemukakan pendapat beberapa ahli sebagai berikut :

(33)

Menurut Nasution yang dikutip oleh Sri Reski (2007 : 12) mengatakan bahwa “ pengendalian adalah proses yang dibuat untuk menjaga supaya realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan”.

Sedangkan menurut Earl. P. Strong dikutip oleh Risna Darwis (2006 :12) mengatakan bahwa “ pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan- ketetapan dalam rencana”.

Walaupun demikian para teoritis dan juga para eksekutif praktisi sepakat bahwa manajemen yang baik adalah memutuskan pengendalian yang baik dan efektif. Sebuah kombinasi yang terdiri dari sasaran terencana dengan baik, organisasi yang kuat, pengarahan yang cukup dan motivasi yang tinggi pun kecil kemungkinan akan berhasil kecuali didukung sistem pengendalian yang memadai.

Menurut Madenan Sosronidjoyo (1999 : 19), Menyatakan bahwa jenis- jenis pengendalian dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengendalian intern (internal control), yaitu pengendalian yang dilakukan oleh organisasi sendiri terhadap semua kegiatannya dengan mempergunakan suatu unit dalam organisasi itu sebagai alat pembantu pimpinan.

1. Pengendalian ekstern (eksternal control), yaitu pengendalian yang dilakukan oleh instansi yang tidak termasuk dalam yuris diksi administrasi organisasi secara ekonomis dapat dilakukan, maka prosedur-prosedur dalam pengawasan itu dapat terlaksana dengan

(34)

baik jika setiap pelaksanaan pengendalian itu dapat terlaksana dengan baik jika setiap pelaksanaan pengendalian selalu didahului dengan penetapan suatu keadaan atau kondisi yang diinginkan.

2. Proses Pengendalian

Ada tiga tahap proses pengendalian, yaitu tindakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi atas tindakan. Ketiga tahap ini dilaksanakan di seluruh tingkat dalam organisasi dari puncak manajemen sampai unit operasi tingkat bawah. Menurut Anthony, dkk. (1992:9), aktivitas perencanaan dan pengendalian yang ada dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Perencanaan dan pengendalian strategi

Proses memutuskan dan mengevaluasi tujuan organisasi, formulasi strategi-strategi umum yang digunakan dalam mencapai tujuan.

b. Pengendalian manajemen

Proses yang digunakan manajemen untuk memastikan bahwa organisasi melaksanakan strategi-strateginya.

c. Pengendalian tugas

Proses untuk memastikan bahwa tugas-tugas tertentu dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Ketiga proses di atas, tidak dapat dipisahkan secara jelas, satu sama lain merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan fungsi

(35)

manajemen. Perencanaan strategis merupakan pedoman bagi pengendalian manajemen, sedangkan pengendalian manajemen merupakan penjabaran dan pedoman bagi pengendalian tugas.

3. Pentingnya pengendalian dalam suatu organisasi

Selain menentukan sumber-sumber yang akan digunakan, manajemen juga berkewajiban menentukan prosedur kebijaksanaan guna mencapai tujuan atau sasaran organisasi serta menetapkan peraturan- peraturan dan ketentuan lain sebagai langkah pengamanan dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran yang diinginkan. Karenanya, aktivitas perusahaan sehari-hari tidak terlepas dari diterapkannya fungsi dasar manajemen, yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian.

Dalam suatu organisasi, masing-masing bidang menuntut spesialisasi dan perencanaan tersendiri, sehingga masing-masing bidang tersebut berusaha membuat dan menentukan program tersendiri serta terlepas dari bidang lainnya. Hal ini dirasakan akan membuat ketidakserasian dalam masing-masing program, sehingga proses perencanaan tujuan menjadi terhambat. Untuk mencegah hal tersebut, diperlukan suatu mekanisme sistem perencanaan dan pengendalian secara terpadu.

Dengan adanya sistem perencanaan dan pengendalian secara terpadu diharapkan masing-masing bagian akan membuat dan menentukan program secara terkoordinasi sehingga program tersebut akan saling menunjang guna pencapaian tujuan. Pada dasarnya, suatu

(36)

organisasi dapat saja menjalankan aktivitas organisasi tanpa adanya sistem perencanaan dan pengendalian, tetapi hasil yang diharapkan tidak sebaik dan sesuai dengan yang diharapkan, terutama untuk perusahaan yang struktur organisasinya komplek, di mana membutuhkan pengelolaan khusus. Artinya sistem perencanaan dan pengendaliannya harus memadai sehingga dapat menciptakan mekanisme kerja yang baik, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai.

E. Pengertian dan Penggolongan Biaya

Perusahaan dalam kaitannya untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia, tidak terlepas dari adanya pengorbanan-pengorbanan yang berupa pengorbanan faktor-faktor produksi. Pengorbanan faktor-faktor produksi di dalam setiap proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa harus diketahui berapa jumlahnya, untuk itu sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu faktor-faktor produksi itu di analisis, untuk mengetahui berapa besar jumlahnya. Hal ini dimaksudkan agar pengorbanan-pengorbanan itu tidak melebihi yang seharusnya, sehingga kontinuitas perusahaan dapat terjamin.

Dengan kata lain perusahaan itu akan berproduksi bila hasil yang diperoleh dari penjualan produksinya lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dilakukan didalam menghasilkan barang dan jasa.

Sebagaimana halnya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari selalu disertai pengorbanan-pengorbanan, baik berupa pengorbanan

(37)

pikiran dan tenaga maupun pengorbanan material untuk mendapatkan barang- barang atau jasa-jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Demikian pula halnya dengan rumah tangga perusahaan yang melakukan kegiatan produksi memerlukan pengorbanan-pengorbanan berupa pengorbanan faktor-faktor produksi. Dan nilai dari suatu pengorbanan faktor- faktor produksi itulah yang disebut sebagai biaya atau cost.

1. Pengertian Biaya

Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan biaya maka berikut dikemukakan beberapa pengertian biaya atau cost oleh para ahli.

Menurut V. Wiratna Sujarweni biaya mempunyai dua pengertian secara luas dan scaa sempit. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/ baru direncanakan. Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva.

Abbas Kartadinata yang dikutip oleh Oktaviana (2008 : 5), Mengemukakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang, yang dikeluarkan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pengertian Biaya juga dikemukakan oleh American Accounting Assosiation yang diterjemahkan oleh R. Soemita Adikoesoemo (2000 : 1), Memberikan defenisi untuk istilah biaya sebagai berikut : cost adalah

(38)

pengorbanan yang diukur secara terus menerus dalam uang atau yang potensil harus dikeluarkan untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Mardiasmo (2004 : 9), Mengemukakan bahwa biaya dalam arti luas adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk obyek atau tujuan tertentu.

Mulyadi (2000 : 5), Mengemukakan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Dengan pengertian biaya di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa untuk menjamin kuntinuitas perusahaan dimasa yang akan datang perlu ditetapkan suatu anggaran biaya.

2. Penggolongan Biaya

Setiap perusahaan menghasilkan barang dan jasa selalu melibatkan unsur-unsur biaya yang berbeda-beda dimana penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.untuk menunjang perincian biaya secara efisien, perlu diuraikan penggolongan biaya secara jelas demi menghitung dari kekeliruan yang terjadi.

Menurut Mulyadi (2000 : 7), mengemukakan penggolongan biaya sebagai berikut:a

1) Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran.

Penggolongan biaya ini merupakan penggolongan biaya yang paling sederhana, yakni berupa penjelasan singkat dari obyek suatu

(39)

pengeluaran. Pengeluaran biaya ini cocok digunakan dalam organisasi yang masih kecil dan bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh serta kepentingan penyajian laporan kepada pihak luar.

2) Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan.

Penggolongan biaya ini terjadi atau berhubungan, seperti fungsi- fungsi pokok yang terdapat dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi-fungsi produksi, administrasi umum dan pemasaran misalnya, oleh karena itu biaya-biaya dalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi biaya-biaya produksi, administrasi umum dan pemasaran.

3) Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan suatu yang terbiayai.

Yaitu jika suatu penggolongan bahan baku menjadi produk maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa produk atau jika perusahaan menghasilkan jasa, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya ini dibagi menjadi dua golongan yakni :

1. Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai itu tidak ada maka biaya langsung ini sama sekali tidak akan terjadi.

2. Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

(40)

4) Penggolongan biaya sesuai dengan tingkah lakunya terhadap perubahan volume kegiatannya.

Penggolongan biaya ini digunakan untuk keperluan pengendalian biaya dan pengambilan keputusan. Termasuk dalam golongan biaya ini adalah biaya tetap, biaya variabel dan semi variabel.

5) Penggolongan biaya atas dasar waktu.

Penggolongan biaya ini dilakukan sehubungan dengan pembebanan biaya itu dalam periode akuntansi tertentu. Hal ini dilakukan supaya perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk atau penjualan dapat dilakukan secara teliti.

Atas dasar waktu ini, biaya digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari suatu periode akuntansi. Namun tidak seluruh pengeluaran modal dibebankan di dalam periode akuntansi dimana pengeluaran tersebut terjadi tetapi di bagikan kepada periode-periode yang menikmati manfaat pengeluaran tersebut.

2. Pengeluaran penghasilan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan yang hanya bermanfaat di dalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi.

Dari penggolongan biaya tersebut di atas, yang erat hubungannya dengan pembahasan ini adalah penggolongan biaya sesuai dengan tingkah lakunya terhadap perubahan volume kegiatan, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

(41)

Mulyadi (2000 : 64), Mengemukakan bahwa biaya semi variabel yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, biaya tetap yaitu biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu, biaya variabel yaitu biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung sebanding dengan perubahan volume penjualan atau produksi atau ukuran kegiatan lain.

Berdasarkan pengertian biaya tetap, biaya variabel dan semi variabel yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dari waktu ke waktu meskipun terjadi perubahan volume kegiatan perusahaan. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional atau sebanding atau sesuai dengan perubahan volume kegiatan.

Sedangkan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tetapi tidak secara proporsional atau tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

F. Pengertian dan Jenis Biaya Operasional

Mulyadi (2000 : 84), Mengemukakan pengertian biaya operasional sebagai biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin, equipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian baik yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.

Menurut obyek pengeluarannya secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

(42)

overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

Selanjutnya, pengertian biaya operasional menurut Matz (1999 : 44), Adalah semua biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian bahan baku kemudian diolah menjadi bahan jadi, selanjutnya biaya operasional dapat dibagi atas tiga bagian :

a. Direct labour cost atau biaya tenaga kerja

Jenis biaya ini juga dikatakan sebagai biaya tenaga kerja secara langsung dapat diidentifikasikan terhadap produk tertentu.

b. Direct material cost atau biaya bahan langsung

Yaitu semua bahan baku yang dapat secara langsung dimasukkan dalam perhitungan harga pokok.

c. Manufacturing overhead cost

Biaya ini adalah merupakan biaya dari bahan tidak langsung dimasukkan dalam perhitungan harga pokok.

G. Biaya Operasional Pada Lembaga Perbankan

Secara Umum “Beban atau biaya adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan.”Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh

(43)

pendapatan. Maksud dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.

Dalam Bank Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan kedalam perhitungan laba-rugi pada saat jatuh waktu tanpa terlebih dahulu menunggu pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya secara proporsional.

Jenis- jenis biaya operasional bank terdiri dari : 1. Biaya Bunga

Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan adalah biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang dimiliki oleh bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan.

2. Biaya Valuta Asing

Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang merugi. Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dalam transaksi spot, tonvard, maupun swap akan dibebankan kedalam laporan laba-rugi.

3. Biaya Tenaga Kerja

Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pegawai atau karyawan, seperti gaji dan upah, uang lembur, perawatan kesehatan, honorarium komisaris atau

(44)

dewan pengawas, bantuan untuk pegawai dan pengeluaran lainnya untuk pegawai, misalnya uang cuti.

4. Biaya Rupa-Rupa

Dalam operasi bank sehari-harinya diperlukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya atau beban ini berhubungan langsung dengan periode terjadinya, oleh sebab itu harus dicatat dan diakui-sebagai beban periode berjalan.

Ada berbagai jenis biaya rupa-rupa yang harus terjadi dan diakui dalam laporan laba –rugi bank. Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya- biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasional kantor seperti gaji, tunjangan-tunjangan,biaya rumah tangga kantor, biaya pemeliharaan alat kantor, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya telpon,fax &

tellek, biaya air dan listrik, biaya alat tulis kantor, biaya bahan bakar, biaya pengiriman barang, biaya cetak dan foto copy, biaya koran dan majalah, biaya iklan, biaya lembur, biaya pakaian dinas, biaya perjalanan dinas, dan jenis biaya-biaya lain yang dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.

H. Kerangka Pikir

Untuk menunjang kegiatan perbankan agar lebih terarah dan terencana dengan baik, maka perlu di topang dengan sistem perencanaan operasional.

Sistem perencanaan operasional inilah yang dilaksanakan oleh perbankan dalam operasionalnya sehari-hari dengan mempergunakan alur tertentu dan

(45)

telah ditetapkan alur kegiatan, agar segala kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh karyawan betul-betul terarah. Sistem merupakan suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

Penerapan sistem dalam operasional perbankan dilakukan salah satunya pada kegiatan pengendalian biaya. Persoalan biaya ini sangat besar pengaruhnya di dalam pengambilan kebijaksanaan dalam bank atau perusahaan, oleh karena setiap kebijaksanaan yang ditempuh oleh seorang pimpinan mengandung unsur pengorbanan atau biaya. Untuk mengendalikan atau mengontrol setiap pengeluaran biaya sehingga bank atau perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif, maka perlu adanya pengendalian terhadap biaya khususnya biaya operasional.

Pengendalian biaya operasional bagi suatu bank merupakan bagian dari suatu perencanaan yang terintegrasi dengan baik, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya efisiensi dan penyimpangan yang dapat menimbulkan kerugian baik nasabah maupun bank itu sendiri, khususnya penyimpangan dalam bidang administrasi maupun financial.

(46)

Bagan Kerangka Pikir

I. Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok yang dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Sistem pengendalian biaya operasional yang diterapkan oleh perusahaan meliputi: perencanaan biaya, program pengurangan biaya/ melakukan penekanan biaya untuk meminimalisir pengeluaran.

2. Diduga bahwa sistem pengendalian biaya operasional pada PT Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar dapat meningkatkan laba perusahaan.

PT Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar

Sistem Pengendalian Biaya Operasional

Analisis Data

Laba

(47)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT. Bank SulselBar Syariah

PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan (Perseroan) didirikan pada tanggal 13 januari 1961 dengan nama PT. Bank Pembangunan Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No.95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT. Bank Pembangunan Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.

002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara dilebur ke dalam Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000,-.

Dengan pemisahan antara Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Provinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan sesuai dengan peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 1976 tentang perubahan pertama kainya Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara Nomor 2 Tahun 1964 tentang pendirian Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara.

(48)

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No.01 tahun 1993 dan penetapan dasar modal dasar menjadi Rp25 miliar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam rangka Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No.13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp650.000.000.000,-.

Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.

HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan ditingkat Bank Sulsel, dan Rapat No.24 tanggal 15 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Rakhmawati Laica Marzuki, S.H., Notaris di Makassar,jo Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa No. 02 tanggal 1 Mei 2009 yang dibuat oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, S.H. akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat Keputusannya Nomor: AHU- 46963.AH.01.02.Tahun.2009 tanggal 30 September 2009, dan telah didaftkarkam dalam Daftar Perseroan No. AHU- 0063272.AH.01.09.Tahun.2009, Tambahan No. 26944 telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Sulsel yaitu dengan meningkatkan

(49)

besarnya Modal DAsar menjadi sebesar Rp1.600.000.000.000,-, dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No: AHU-46963.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 30 September 2009.

Berdasarkan Akta Pernyataan tentang Keputusan Para Pemegang Saham sebagai Pengganti RApat Umum Pemegang Saham Perseron Terbatas PT. Bank Sulsel, No.16 Tanggal 10 Februari 2011 yang dibuat dihadapan Rakhmawati Laica Marzuki, S.H., Notaris di Makassar, para pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank Sulselbar.

Perubahan nama Bank telah memperoleh persetujuan dari kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02 tahun 2011 tentang persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu, perubahan nama juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor:13/32/KEP.GBI/2011 tentang Perubahan Penggunanaan Izin Usaha atas nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT.

Bank Sulsel menjadi Izin Usaha atas nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank Sulselbar.

Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Sulselbar beroperasi sejak tahun 2007 berdasarkan izin prinsip dari Bank Indonesia No. 9/20/DPBS/Mks

(50)

tanggal 20 April 2007perihal Pesretujuan Prinsip Pembukaan Kantor Cabang Syariah. Dilanjutkan dengan pembukaan kantor cabang Bank Sulselbar Syariah yang pertama yakni Bank Sulselbar Cabang Syariah Sengkang pada tanggal 28 April 2007 (11 Rabiul Akhir 1428 H) disusul pembukaan Cabang Syariah Maros pada tanggal 28 November 2007 ( 18 Dzulqaidah 1428 H). Modal usaha Unit Usaha Syariah Bank Sulselbar pada saat pendirian ditetapkan sebesar Rp16 miliar. Pada tahun 2007, berkaitan dengan hal tersebut telah dibentuk Dewan Pengawas Syariah sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sulsel No. SK/029/DIR tanggal 26 Apri 2007 tentang pengangkatan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulsel dan SK Direksi No. SK/034/DIR tanggal 11 Mei 2007tentang Personalia Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulsel, telah ditunjuk personalia sebagai berikut:

1. Prof. DR. H. Halide = Ketua 2. AG. H. Sanusi Baco, Lc = Anggota 3. DR. Mukhlis Sufri, S.E., M.Si = Anggota

Bank Suleslbar Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT.

Bank Sulselbar. Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Sulselbar didirikan untuk memberikan alternatif layanan perbankan yang berbasis syariah kepada masyarakat, khususnya di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Dalam menjalakan kegiatan operasionalnya, UUS Bank Sulselbar focus pada pembiayaan, terutama pembiayaan produktif, dan transaksi ritel lainnya.

Dengan diberlakunya UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbnkan Syariah

(51)

telah memberikan dukungan bagi perkembangan perbankan syariah. UUS Bank Sulselbar akan terus bertumbuh secara optimal di masa-masa mendatang dengan adanya landasan hokum yang kuat. Perkembanga UUS Bank Sulselbar yang mengesankan daru tahun ke tahun tercermin dari perolehan laba tahun 2012 yang meninkat 16% sebesar Rp17.441 juta dibandingkan laba ditahun 2011 sebesar Rp11.223 juta. Peningkatan tersebut didukung pula dengan semakin beragamnya produk UUS Bank Sulselbar, baik pendanaan maupun pembiayaan, dan inovasi produk terus dilakukan untuk menyediakan produk berbasis syariah yang memiliki nilai lebih dan kompetitif untuk memenuhu kebutuhan nasabah UUS Bank Sulselbar akan produk perbankan syariah yag berkualitas. Perluasan jaringan kantor juga merupakan factor pendukung perkembangan UUS Bank Sulselbar. Jaringan operasional yang luas akan mempermudah nasabah untuk mengakses layanan UUS Bank Sulselbar. UUS Bank Sulselbar pada tahun 2012 terdiri dari 3 (tiga) kantor cabang syariah (KCS) dan 25 (dua puluh lima) Kantor Layanan Syariah (KLS) yang ditempatkan pada 25 kantor cabang konvensioanal.

Adapun strategi yang diempuh guna pengembangan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT. Bank Sulselbar antara lain :

1. Menyalurkan pembiayaan syariah secara intensif baik melalui pola executing, channeling, maupun aliansi dengan perbankan syariah yang ada kepada sector konsumtif maupun produktif terutama dengan pola mudharabah.

(52)

2. Mengeintensifkan penghimpun dana masyarakat berjangka panjang secara berimbang dengan penyaluran pembiayaan syariah yang diberikan.

3. Mengambangkan produk simpanan berjangka dengan pola Mudharabah yang mendukung penyediaan dana berjangka panjang.

4. Membuka akses layanan masyarakat yang lebih luas dengan office channeling, pembukaan kantor cabang syariah baru serta kerja sama

ATM.

5. Melakukan sosialisasi dan promosi kepada masyarakat melalui kerjasama dengan para ulama maupun media promosi dan sosialisasi lainnya.

6. Meningkatkan kepada sumber daya manusia dalam service excellent serta pemahaman konsep dan produk perbankan syariah.

7. Menerapkan Good Coorporate Governance untuk menjaga citra perusahaan di masyarakat dan menciptakan perbankan yang sehat dan terpercaya.

8. Meningkatkan permodalan Unit Usaha Yariah melalui mekanisme internal maupun tambahan alokasi modal.

B. Visi dan Misi

Visi Bank Sulselbar adalah menjadi bank yang terbaik di kawasan Indonesia Timur dengan mendukung manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat.

(53)

Misi Bank Sulselbar adalah :

1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah.

2. Pemegang kas daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah.

3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.

C. Nilai-Nilai

Nilai-nilai Budaya merupakan pedoman yang telah disepakati dan tertanam pada seluruh karyawan Bank Sulselbar yang menjadi acuan atau panduan perilaku untuk mencapai visi dan misi Bank Sulselbar. Bank Sulselbar menguraikan nilai-nilai budaya perusahaan ke dalam 5 (lima) paduan perilaku yang disingkat dengan Prioritas Prima (Profesional, Inovasi, Kerjasama, intergritas, Layanan Prima).

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan pekerjaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan. Selain itu struktur organisasi sering juga disebut bagan atau skema organisis yang merupakan gambaran skematis tentang hubungan pekerjaan antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian sasaran suatu bank dalam menjalankan kagiatan operasionalnya sangat bergantung pada struktur organisasi yang harus dibuat secara sederhana, efektif dan efesien.

(54)

Sumber : PT. Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar

E. Uraian Tugas

Adapun perincian tugas (fungsi) dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan dapat dijelaskan satu persatu berikut ini:

1. Pemimpin Cabang

a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian seluruh target cabang yan telah ditetapkan oleh perusahaan.

b. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas operasional cabang.

c. Melakukan supervise terhadap setiap unit/seksi di cabang pelaksanaan pencapaian target pemasaran dan operasional sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

PEMIMPIN CABANG

PEMIMPIN SEKSI UMUM &

PERSONALIA

PEMIMPIN SEKSI PEMASARAN &

TERASURY

PEMIMPIN SEKSI AKUNTANSI &

PELAPORAN

SERVICE ASSISTANCE

FUNDING

HEAD TELLER

TELLER

DRIVER SECURITY

(55)

d. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang disalurkan melalui cabang dan melakukan monitoring dan pengawasan agar tetap comply-with dengan ketentuan yang teah ditetapkan.

e. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM cabang.

f. Bertanggung jawab atas kondisi cabang agar tetap kondusif.

g. Bertanggung jawab atas monitoring dan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan.

h. Penanggung jawab User Pimpinan Cabang.

i. Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan cabang.

j. Membangun dan meningkatkan relationsip dengan semua share-holder dan stake-holder di wilayah kerja cabang.

2. Pemimpin Seksi Umum & Personalia a. Memonitoring pegawai

b. Membuat daftar gaji

c. Membuat daftar uang makan d. Membuat surat-surat keluar e. Mengagenda surat masuk

f. Menjaga barang inventaris kantor

g. Membuar daftar ATI dan penyusutannya h. Melaksanakan transaksi jaminan

i. Memonitoring kebutuhan ATC/ATK/ATI j. Penanggungjawab User Kasie Umum

(56)

3. Pemimpin Seksi Pemasaran & Treasury

a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan dan target- target operasional lainnya.

b. Menerima berkas permohonan pembiayaan.

c. Melakukan sosialisasi terhadap permohonan yang masuk.

d. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan.

e. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan pembiayaan yang telah disalurkan.

f. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupun ke BI g. Membantu kasir pemasaran dalam pencapaian target funding.

h. Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sulselbar.

4. Pemimpin Seksi Akuntansi dan Pelaporan a. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi b. Melakukan review transaksi teller

c. Berkoordinasi dengan Teller, SA dan penanggung jawab VBS secara langsung.

d. Melakukan konsolidasi RAK ataupun giro antar Bank dengan Divisi UUS.

e. Melakukan koordinasi dengan kasie umum pemasaran perihal putusan pembiayaan.

(57)

f. Menjaga stabilitas cabang.

g. Menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.

h. Menyampaikan laporan bulanan Cabang ke kantor pusat ataupun ke Bank Indonesia.

i. Anggota komite kantor cabang

j. Penanggung jawab User Kasie Akuntansi dan Pelaporan k. Penanggung jawab Kunci Ruang Khasanah

l. Penanggung jawab kunci brangkas 5. Head Teller

a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai b. Membuat laporan kas

c. Memonitoring posisi saldo kas d. Pemegang kunci brangkas e. Penanggung jawab User Teller 6. Teller

Memberikan pelayanan dalam menghitung, mengontrol dana yang masuk dan keluar kas dan bertanggung jawab kepada Head Teller.

7. Service Assistance

a. Bertanggungjawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara prima.

b. Menjelaskan berbagai produk simpanan/pembiayaan kepada nasabah secara efesien dan efektif da tetap menjaga kerahasiaan bank.

c. Memonitoring pembukaan rek. Simpanan secara regular.

(58)

d. Melakukan koordinasi dengan Kasie Keuangan dan Teller perihal Aktivasi Rek. Simpanan.

e. Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian.

f. Mengupdate pengetahuan menganai produk perbankan syariah, menguasai materi KYC (Know Your Custome) pada saat melakukan aktivasi pembukaan rekening simpanan.

g. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaandan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

h. Penanggungajwab user SA.

i. Memonitoring penggunaan materai.

8. Fungsi dan Tugas Security

a. Menjaga keamanan kantor dan sekitarnya b. Mengontrol pegawai dan absensinya c. Mengontrol lalulintas tamu

d. Menjaga barang inventaris kantor e. Menjaga barang/kendaraan pegawai f. Membersihkan kantor dan halaman kantor g. Membantu pegawai

h. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung.

i. Pengamanan terhadap cover dana 9. Driver

a. Mengantar pimpinan cabang b. Mengantar pegawai

(59)

c. Memelihara kendaraan dinas

d. Membersihkan kantor dan halaman kantor.

(60)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan Data Hasil Penelitian

Untuk menjawab atau menyelesaikan permasalahan yang disebutkan di bab I, yaitu bagaimana system pengendalian biaya operasional yang dilakukan pihak manajemen PT. Bank SulselBar Syariah Makassar? Dan apakah pengendalian biaya operasional dapat meningkatkan laba?. Untuk menyelesaikan permasalahan ini perlu adanya suatu analisis, dari analisis ini kemudian akan digunakan sebagai dasar dalam upaya pemecahannya.

1. Sistem Pengendalian Biaya Operasional

Analisis dilakukan terhadap biaya operasional unit usaha PT. Bank SulselBar Syariah untuk membuktikan atau mengetahui biaya apa saja yang menyebabkan ketidakefisienan sebagai akibat kekurangannya laba operasi. Analisis biaya operasional dilakukan atas seluruh komponen biaya yang termasuk pada biaya operasional yang didapat pada laporan Laba Rugi.

Biaya-biaya operasional yang terdapat pada PT. Bank Sulselbar Syariah Makassar meliputi : biaya bagi hasil, biaya tenaga kerja, persediaan materai, biaya bahan bakar (transfortasi), persediaan alat tulis kantor, biaya promosi, biaya rapat, biaya perabot dan perlengkapan kantor, sewa perabot dan perlengkapan kantor, iuran asosiasi dan media massa, beban listrik dan

(61)

air, biaya telpon,fax & tellek, biaya pengiriman barang, biaya outsourching, beban perjalanan dinas, biaya cetak dan foto copy, uang lembur, alat komunikasi, biaya tamu, biaya pemeliharaan dan perbaikan perabot kantor, biaya pemeliharaan dan perbaikan gedung kantor.

Biaya-biaya operasional diatas, perlu ditekan untuk melakukan pengendalian sebagai tindakan antisipasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan laba. Namun tidak semua biaya operasional diatas dapat ditekan atau dikendalikan. Berikut akan disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 1.1

Biaya Operasional yang Dapat Dikendalikan Dan yang Tidak Dapat Dikendalikan No Biaya operasional yang

Dapat Dikendalikan

Biaya Operasional yang Tidak Dapat Dikendalikan

1 Biaya perabot dan

perlengkapan kantor

Biaya bagi hasil 2 Beban cetak dan Foto copy Biaya tenaga kerja 3 Beban telpon dan Fax Persediaan materai

4 Beban lembur Persediaan alat tulis kantor 5 Beban pengiriman barang Biaya promosi

6 Biaya perjalanan dinas Beban rapat 7 Beban transportasi (bahan

bakar)

Iuran asosiasi dan media massa

8 Beban listrik dan air

9 Biaya outsourching

10 Biaya pemeliharaan dan

perbaikan perabot kantor

12 Biaya pemeliharaan dan

perbaikan gedung kantor

(62)

Berikut beberapa hal yang dapat dijelaskan dari biaya operasional yang dapat ditekan (dikendalikan) yang terdapat pada tabel 1.1 :

1. Biaya perabot dan perlengkapan kantor

Perusahaan bekerja sama dengan vendor untuk pengadaan perlengkapan kantor, seperti : kertas HVS, sapu, pel, super pel, tisu, air, dan lain-lain yang tiap bulannya ada budget sehingga cabang harus memaintanance perlengkapan tersebut agar dapat memenuhi penggunaan dalam satu bulan. Untuk perabot kantor, seperti : komputer, meja, kursi, mesin foto kopi, dan lain-lain, disediakan oleh perusahaan itu sendiri. Jumlah komputer sebanyak 24 unit, meja sebanyak 33 buah, dan kursi sebanyak 62, terdiri dari 5 kursi panjang dan 57 kursi pendek.

Penulis melihat ada beberapa kursi dan meja yang tidak terpakai, setelah penulis tanyakan ternyata kursi dan meja tersebut disiapkan untuk digunakan oleh karyawan baru, berhubung bulan 1 mendatang akan di adakan rekrutmen karyawan. Namun, sebaiknya perusahaan mengurangi pengadaan kursi dan meja yang tidak terlalu dibutuhkan.

2. Beban lembur

Waktu jam kerja dituntut pada jam 08.00-17.00 semua pekerjaan sudah selesai. Dan karyawan yang pekerjaannya sudah selesai juga bisa membantu karyawan lain yang bidangnya sama, jadi mengurangi biaya

Referensi

Dokumen terkait

communities Ceramah, diskusi  Mampu mendengark an secara aktif  Mampu bertanya tentang materi yang disampaikan  Melakukan komunikasi 2 arah  Mampu menerima

di ketahui bahwa bank konvesional menggunakan sistem bunga yang besarnya telah ditentukan di awal perjanjian, sedangkan Bank SulSelBar Syariah dalam produk

Persepsi nasabah atas laporan keuangan dalam berpriodik tercipta karena pt bank sulselbar syariah cabang Makassar memberikan kebebasan bagi nasabah untuk memperoleh informasi

Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar agar diharapkan terus meningkatkan kualitas mengenai produk pembiayaan syariah khususnya sistem profit and loss sharing (bagi

Kalibrasi model harga opsi Heston terdiri dari beberapa tahapan yakni : Menentukan data harga opsi pasar yang digunakan, kalibrasi model harga opsi Heston dengan

Data sekunder diperoleh peneliti dari evaluasi, dokumen, buku pencatatan, maupun arsip yang berkaitan dengan pengelolaan surat menyurat di Sub Bagian UMPEG Dinas

Dari beberapa pemaknaan mengenai mudharabah di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa mudharabah adalah kerjasama atau kontrak usaha antara dua pihak, salah satu pihak

Model analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang diperoleh dari pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan nasabah memilih produk