• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif Analitis Pada Sma Negeri Di Kabupaten Purwakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif Analitis Pada Sma Negeri Di Kabupaten Purwakarta."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

(STUDI DESKRIPTIF ANALITIS PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN PURWAKARTA)

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

OLEH:

YULIANA KURMIATI EKASARI 1103390

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

(STUDI DESKRIPTIF ANALITIS PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN PURWAKARTA)

Oleh

YULIANA KURMIATI EKASARI

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi

© Yuliana Kurmiati Ekasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

(STUDI DESKRIPTIF ANALITIS PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN PURWAKARTA)

OLEH :

YULIANA KURMIATI EKASARI 1103390

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Prof.DR H. Nanang Fattah, M.PD

NIP. 130677404

Pembimbing II,

DR. Hj. Meta Arief, M.Si NIP. 196402061988032001

MENGETAHUI,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

THE INFLUENCE OF EDUCATION COSTS AND TEACHERS’

PERFORMANCE ON THE STUDENT ACHIEVEMENT (STUDY DESCRIPTIVE ANALYTIS IN PUBLIC HIGH SCHOOLS IN PURWAKARTA REGENCY)

ABSTRACT

Education is one of the most important elements in building quality human resources. National education we are faced with the problem, among others, improving the quality, equity, budget constraints and unmet resource available from the public in a professional manner in accordance with the principle of education as a shared responsibility between government, communities, and parents. The purpose of this research is: 1. To find out how much the operational costs nonpersonalia in Purwakarta SMA; 2. To find out how much the performance of teachers; 3. To find out how much student achievement; 4. To determine how much influence nonpersonalia operational costs and performance of teachers on student achievement either partially or simultaneously.

This study employed a descriptive-analytis method involving a quantitative approach. The sample was public high schools in Purwakarta Regency. Based on the

analysis of Eviews 6.0 program, the results indicated that education cost and teachers’

performance variables had a simultaneous influence on the student achievement variable.

This study concluded that the influence of education costs and teachers’ performance in public high schools in Purwakarta was evident in the fact that each school had good average points to support the excellent student achievement. The result of this study could give positive contributions to policy makers and high

schools administrators so that the student achievement and teachers’ performance

could be increased, and education cost could be better-managed.

(5)

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

(STUDI DESKRIPTIF ANALITIS PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN PURWAKARTA)

ABSTRAK

Pendidikan merupakan salah satu elemen paling penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional kita dihadapkan kepada masalah antara lain peningkatan kualitas, pemerataan, keterbatasan anggaran yang tersedia dan belum terpenuhi sumberdaya dari masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar biaya operasional nonpersonalia di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta; 2. Untuk mengetahui seberapa besar kinerja guru; 3. Untuk mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa; 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya operasional nonpersonalia dan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa baik parsial maupun simultan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif, sampel penelitian ini adalah pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta. Hasil penelitian dan temuan di lapangan berdasarkan analisis perhitungan program Eviews 6.0 diperoleh bahwa variabel biaya pendidikan dan kinerja guru secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap variabel prestasi belajar siswa.

Kesimpulan bahwa pengaruh biaya pendidikan dan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta masing-masing sekolah mempunyai rata-rata sedang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pembuat kebijakan, pengelola jenjang SMA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kinerja guru serta mengelola biaya pendidikan lebih baik lagi.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………. i

ABSTRAK……… ii

PERNYATAAN KEASLIAN………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

UCAPAN TERIMAKASIH……… v

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR TABEL……… xii

DAFTAR GRAFIK………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN………... xv

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………. 15

C. Tujuan Penelitian……… 16

D. Manfaat Penelitian……….. 16

E. Struktur Penulisan……….. 17

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN……… 19

A. Unsur Sistem Pendidikan……… 19

1. Tujuan (Objective)……….. 20

2. Keluaran (Outputs)………. 20

3. Manfaat (Benefit)……… 20

4. Proses Internal (Internal Process)………. 21

(7)

B. Konsep Pembiayaan Pendidikan... 24

1. Biaya Pendidikan……….. 26

2. Sumber-sumber dan Struktur Biaya Pendidikan……… 29

3. Pendekatan Biaya Pendidikan………. 33

4. Biaya dan Manfaat Pendidikan……… 35

5. Manfaat Biaya Pendidikan (Cost Benefit Analysis)…………. 36

6. Model Pembiayaan Pendidikan……… 36

C. Pembiayaan Pendidikan dan Penganggaran……… 37

1. Anggaran Berbasis Kinerja………. 38

2. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah…... 41

D. Kualitas Pendidikan……….. 45

1. Karakteristik dan Faktor Mutu Pendidikan………..………. 45

2. Hasil Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya..……….. 49

E. Kinerja Guru………... 55

1. Konsep Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)……… 57

a. Pengertian Penilaian Kinerja Guru……… 57

b. Syarat sistem Penilaian Kinerja Guru……… 60

c. Prinsip pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru………. 61

d. Penilai dalam Penilaian Kinerja Guru……… 63

2. Kompetensi Guru………. 64

a. Kompetensi Pedagogik……… 66

b. Kompetensi Kepribadian……… 72

b. Kompetensi Profesional………. 73

c. Kompetensi Sosial……….. 75

F. Penelitian Terdahulu……….. 76

G. Kerangka Pemikiran………... 77

(8)

BAB III. METODE PENELITIAN... 84

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian... 84

1. Lokasi... 84

2. Populasi... 84

3. Sampel Penelitian... 85

B. Metodologi Penelitian... 86

C. Definisi Operasional Variabel... 87

D. Teknik Pengumpulan Data... 90

E. Teknik Analisis Data... 91

1. Data Panel... 91

2. Pengujian Hipotesis... 92

a. Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual (Uji t)... 93

b. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji f)... 94

c. Koefisien Determinasi (R2)... 95

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 96

A. Hasil Penelitian………. 97

4.1 Deskripsi Data……… 97

a. Deskripsi besaran biaya operasional nonpersonalia SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta……… 97

b. Deskripsi kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta……… 106 c. Deskripsi prestasi belajar siswa di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta……….... 109

4.2 Deskripsi Statistika dan Pengujian Hipotesis……….. 117

(9)

4.2.2 Pengujian Hipotesis……… 118 a. Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara

parsial (Uji t)………... 118 b. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Secara

Keseluruhan (Uji f)……… 120 c. Koefisien Determinasi (R2)……….... 121 4.3 Pembahasan………... 123

4.3.1 Besaran biaya operasional nonpersonalia

di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta……….... 123 4.3.2 Besaran kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten

Purwakarta……….. 125

4.3.3 Besaran prestasi belajar siswa di SMA Negeri

Kabupaten Purwakarta………... 127 4.3.4 Pengaruh biaya operasional nonpersonalia dan kinerja

guru terhadap prestasi belajar siswa baik parsial maupun

simultan di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta…………. 129 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 133

A. Kesimpulan………... 133

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja oleh siswa yang akan menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Sebagai sebuah proses maka pendidikan harus di evaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan apakah proses yang dilakukan telah efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pendidikan merupakan sebuah program yang terdiri dari beberapa komponen yang bekerja dalam sebuah sistem. Komponen-komponen bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan

nasional. “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

(11)

nasional, pendidikan merupakan salah satu rencana penting dan strategis yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua pihak. Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia (human capital) yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa.

Menghadapi persaingan global yang semakin kuat, pemerintah dan masyarakat harus menyiapkan sumberdaya manusianya mengerahkan segenap potensinya melalui suatu sistem dan strategi pendidikan yang mampu merespon berbagai tantangan tersebut. Penyiapan sumberdaya manusia yang berkualitas ini tentulah tidak mudah. Oleh karena itu perlu ada kebijakan dan komitmen dari pemerintah juga bagi satuan pendidikan pada semua jenjang dan jenis menggunakan strategi khusus mulai dari rekruitmen peserta didik, proses pembelajaran, kurikulum tenaga pengajar dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana dan fasilitas belajar disiapkan sedemikian rupa agar memenuhi syarat yang ditentukan.

(12)

Menurut Nanang Fattah (2009:78) :

“Sementara itu, pendidikan nasional kita dihadapkan kepada masalah antara lain peningkatan kualitas, pemerataan, keterbatasan anggaran yang tersedia dan belum terpenuhi sumberdaya dari masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Masalah perluasan kesempatan merupakan dampak nyata dalam memberikan tempat pada demokratis pendidikan, sebagai pendidikan nasional kita selalu dihadapkan pada masalah kualitas dan kuantitas, terlebih pada masa krisis ekonomi dimana daya dukung ekonomi keluarga semakin melemah yang mengakibatkan banyak usia sekolah tidak dapat melanjutkan sekolah, meningkatnya angka putus sekolah”. Napitupulu (2011) mengatakan bahwa Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia menurun. Jika pada 2010 lalu Indonesia berada di peringkat 65, tahun 2011 merosot ke peringkat 69. Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu dunia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.

(13)

Kondisi pendidikan di Kab. Purwakarta relatif masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan kualifikasi pendidikan guru belum memenuhi kualifikasi pendidikan minimal (guru masih/ sedang melanjutkan studi sarjana), kondisi fisik bangunan yang rusak, angka partisipasi murni SMA 85%. Kondisi umum pendidikan tingkat SMA di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat dari tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Kondisi Umum Pendidikan SMA Kabupaten Purwakarta

NO ASPEK TAHUN

2012

1 Banyaknya Murid SMA Negeri/Swasta 88,993

2 Jumlah SMA

Negeri 14

Swasta 8

3 Angka Partisipasi Murni SMA 85

4 Angka Partisipasi Kasar SMA 90

5

6 Jumlah Guru PNS Ber Sertifikasi 325

7 Jumlah Guru Non PNS/GTT Ber Sertifikasi 38

8 Jumlah Guru PNS yang belum Ber Sertifikasi 58

9 Jumlah Guru Non PNS/GTT yang belum Bersertifikasi 79

10

(14)

Menurut Sujana (2011:62) “Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa”. Dari pendapat tersebut indikator keberhasilan pendidikan dalam penelitian ini dapat dilihat diantaranya dari hasil NEM ujian nasional (UN). Ujian Nasional biasa disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Kondisi kualitas prestasi belajar siswa SMA Kabupaten Purwakarta dapat di lihat dari rata-rata NEM Ujian Nasional (UN) yang diperoleh pada tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan walaupun pada tahun ajaran 2010/2011 mengalami kenaikan. Kondisi umum kualitas prestasi belajar siswa SMA Kabupaten Purwakarta dapat dilihat dari Tabel rata-rata NEM UN SMA Negeri se-Kab. Purwakarta sebagai berikut :

Tabel 1.2 Rata-rata NEM UN SMA Negeri Se- Kab. Purwakarta

Jurusan Tahun Ajaran

2009/2010 2010/2011 2011/2012

IPA 46,96 47,05 46,63

IPS 45,14 45,18 44,13

(15)

Berhasil tidaknya seorang siswa meraih prestasi belajarnya tergantung dari banyak hal atau tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.Bloom dalam Budiningsih (2005: 74) dengan teori taksonomi mengatakan bahwa “ada dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik siswa yang meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya, motivasi) dan karakter pengajaran yang meliputi (guru dan fasilitas belajar)”.

Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil, yaitu : Pertama, strategi pembangunan pendidikan selama ini bersifat input oriented, strategi yang demikian lebih berstandar pada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah terpenuhi seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga pendidikan dan didukung oleh biaya yang memadai, maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagaimana yang diharapkan. Kedua, pengelolaan

(16)

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah pusat maupun daerah terus meningkatkan anggaran untuk pendidikan. Sejalan dengan ini Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1) menyatakan : Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Untuk memperbaiki mutu proses pencerdasan bangsa yang berkelanjutan, pelaksanaan pendidikan jalur sekolah melalui pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi serta pendidikan jalur luar sekolah, maka perlu disinergikan aktivitasnya. Lembaga pendidikan harus menempatkan dirinya sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia. Karena itu, kualitas pendidikan nasional perlu terus ditingkatkan yang dilaksanakan sebagai bagian integral dari program pembangunan nasional.

(17)
(18)

Selain dengan kebijakan penetapan kriteria minimal standar pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pada tanggal 25 September 2009 melalui Kementrian Pendidikan Nasional pemerintah menerbitkan Permendiknas No. 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Dalam peraturan ini, mutu pendidikan didefinisikan sebagai tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Dalam sistem penjaminan mutu pendidikan terdapat tujuan akhir dan tujuan antara. Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan Standar Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). Sedangkan salah satu tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal dan atau informal.

Kualitas pendidikan bersifat multi dimensi yang meliputi aspek input, proses, dan output. Oleh karena itu indikator kualitas pendidikan dikembangkan dari aspek-aspek tersebut. Pembiayaan pendidikan merupakan faktor yang tidak dapat dihindarkan keberadaannya dalam menyediakan komponen-komponen input pendidikan. Karena pendidikan merupakan suatu proses, maka input yang bermutu akan membuat proses belajar mengajar yang bermutu, dan pada gilirannya akan membuat prestasi belajar menjadi lebih baik. (Nanang Fatah, 2009:136).

(19)

keterkaitan secara langsung. Biaya pendidikan memberikan pengaruh yang positif melalui faktor kepemimpinan dan manajemen pendidikan, dan tenaga pendidik yang kompeten dalam meningkatkan pelayanan pendidikan melalui peningkatan mutu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar mangajar.

Prasojo (2010) mengatakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan (di sekolah) tidak akan berjalan.

Dalam setiap tahun ajaran, sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Rencana Jangka Menengah dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh SKPD Pendidikan Kabupaten / Kota (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta).

(20)

sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Biaya operasi nonpersonalia meliputi: biaya alat tulis sekolah (ATS), biaya bahan dan alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan, biaya daya dan jasa, biaya transportasi/perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler, biaya uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan biaya pelaporan.

(21)

Tabel 1.3 Satuan biaya nonpersonalia per siswa SMA Negeri

Semua permasalahan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut, jika ditelaah mendalam akhirnya akan mengarah pada suatu bagian yang mendasar, yaitu penyediaan dana atau anggaran pendidikan yang umumnya diperlukan dalam jumlah nominal yang cukup besar. Besarnya anggaran pendidikan yang dibutuhkan merupakan implikasi dari semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan sebagai akibat kemajuan pembangunan, atau dengan kata lain hubungan biaya pendidikan akan berbanding lurus dengan mutu pendidikan yang diperlukan masyarakat.

(22)

siswa maupun guru dengan sekolah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara efektif, guru menempati posisi yang cukup strategis. Berdasarkan UU RI No 14 tahun 2005, bahwa:

”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan sesungguhnya terletak dipundak guru. Baik buruknya atau berhasil tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Oleh karena itu, sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam menghasilkan peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas.

(23)

Eksistensi guru menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari satu kesatuan interaksi pedagogis dalam sistem pengelolaan pengajaran pendidikan (sekolah), hal tersebut sejalan dengan cita-cita yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional. Karena itu, sikap profesionalisme dalam dunia pendidikan (sekolah), tidak sekadar dinilai formalitas tetapi harus fungsional dan menjadi prinsip dasar yang melandasai aksi operasionalnya. Tuntutan demikian ini wajar karena dalam dunia modern, khususnya dalam rangka persaingan global, memerlukan sumber daya manusia yang bermutu dan selalu melakukan improvisasi diri secara terus menerus. Dalam penelitian ini kinerja guru terbatas pada penilaian supervisi guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah,rekan guru, dan pengawas sekolah. Indikator yang dinilai meliputi : pra pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penutup (evaluasi).

Akhirnya karena kualitas merupakan cerminan dari kepentingan, harapan kegunaan, citarasa, serta faktor sikap lainnya yang ada pada setiap saat akan berubah dan meningkat, maka evaluasi terhadap kualitas pendidikan dan hasil dari lembaga pendidikan perlu dilakukan secara periodik, termasuk di dalamnya adalah upaya mengkaji ulang indikator kualitas.

(24)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pendidikan merupakan salah satu elemen paling penting dalam membangun SDM yang berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan yang timbul di SMA yang akan diteliti berkaitan dengan prestasi belajar siswa.

Permasalahan tersebut muncul akibat dana yang diberikan dari pemerintah kurang mencukupi untuk penyelenggaraan proses belajar yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat. Sehingga, untuk mengatasinya maka siswa dibebankan membayar biaya pendidikan, salah satu cara pemecahannya adalah membayar uang SPP (iuran bulanan). Tetapi, dampak yang dirasakan belum cukup untuk memenuhi standar pendidikan yang berkualitas.

Disisi lain kinerja guru dapat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Keterkaitan antara faktor pembiayaan pendidikan dan kinerja guru dengan prestasi belajar siswa SMA merupakan fokus dalam penelitian ini. Oleh karena itu yang menjadi perumusan masalah yaitu :

1. Seberapa besar biaya operasional nonpersonalia di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta ?

2. Seberapa besar kinerja guru ? 3. Seberapa besar prestasi belajar ?

(25)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar biaya operasional nonpersonalia di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta ?

2. Untuk mengetahui seberapa besar kinerja guru?

3. Untuk mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa?

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya operasional nonpersonalia dan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa baik parsial maupun simultan?

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat terutama berkaitan dengan biaya pendidikan dan kinerja guru dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMA, adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam ilmu Ekonomi Pembiayaan, khususnya tentang pengaruh faktor biaya langsung (direct cost) nonpersonalia terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

(26)

3. Dijadikan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan mengenai biaya pendidikan secara utuh.

b. Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi dalam cara upaya perbaikan kebijakan anggaran yang lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan biaya pendidikan SMA di Kabupaten Purwakarta.

2. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengambil keputusan terhadap peningkatan kualitas pendidikan SMA di Kabupaten Purwakarta.

3. Sebagai bahan masukan sekolah yaitu bagi kepala sekolah dan guru SMA dalam membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dan upaya peningkatan kinerja guru yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. E. Struktur Penulisan

Struktur penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan : Pada bagian ini dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur penulisan.

(27)

3. BAB III Metodologi penelitian : Pada bagian ini menyajikan mengenai metode penelitian, termasuk komponen : lokasi dan subjek populasi/sampel serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengolahan data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang analisis hasil dan pembahasan hasil penelitian.

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan metode

penelitian, yaitu : lokasi, populasi dan sampel penelitian, metodologi penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012:61).

(29)

Tabel 3.1

Populasi SMA Negeri Kabupaten Purwakarta

No. SEKOLAH Status

1 SMA N 1 Bungursari, Kabupaten Purwakarta N 2 SMAN 1 Cibatu, Kabupaten Purwakarta N 3 SMA N 1 Darangdan, Kabupaten Purwakarta N 4 SMA N 1 Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta N 5 SMA N 1 Maniis, Kabupaten Purwakarta N 6 SMA N 1 Pasawahan, Kabupaten Purwakarta N 7 SMA N 1 Purwakarta, Kabupaten Purwakarta N 8 SMA N 1 Sukasari, Kabupaten Purwakarta N 9 SMA N 1 Sukatani, Kabupaten Purwakarta N 10 SMA N 1 Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta N 11 SMA N 1 Wanayasa, Kabupaten Purwakarta N 12 SMA N 2 Purwakarta, Kabupaten Purwakarta N 13 SMA N 3 Purwakarta, Kabupaten Purwakarta N 14 SMA N 1 Campaka, Kabupaten Purwakarta N Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Purwakarta

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya: a. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara

memadai.

b. Adanya persetujuan dari pihak PEMDA, DISDIKPORA, kepala sekolah dan guru bersangkutan untuk mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian. c. Belum diadakannya studi mengenai permasalahan biaya pendidikan dan kinerja

guru terhadap kualitas pendidikan di SMA Negeri Purwakarta. 3. Sampel Penelitian

(30)

sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis sampel yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relativ kecil, kurang dari 30, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

B. Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu metode sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memecahkan suatu permasalahan. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012:1) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian menggunakan cara ilmiah artinya menggunakan pendekatan rasional dan empiris, dengan demikian akan didapatkan data yang obyektif, valid, dan reliabel. Sehingga penelitian tersebut dapat memahami, memecahkan, dan mengantisipasi permasalahan.

Berdasarkan sifat-sifat dan data-data yang diteliti maka penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskripsi analitis dipakai untuk membuat suatu gambaran atau deskripsi tentang pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Menurut Winarno Surakhmad (1990:140), ada sifat-sifat tertentu yang pada umumnya terdapat pada metode deskriptif yakni bahwa metode ini :

(31)

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).

Metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian yang menggambarkan dan membahas objek yang diteliti berdasarkan faktor yang ada, kegiatannya meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan informasi data serta menarik kesimpulan. Pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menampilkan analisis data statistik dengan angka dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang diterapkan (Sugiyono, 2012:14). Sedangkan menurut Arikunto (2010:25) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan angka, penafsiran terhadap data serta terhadap hasilnya. Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh biaya pendidikan dan kinerja guru terhadap kualitas pendidikan. C. Definisi Operasional Variabel

Untuk memahami lebuh lanjut penelitian ini, perlu mengidentifikasikan variabel secara operasional. Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Biaya pendidikan (X1)

(32)

kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Indikator biaya operasi nonpersonalia dalam penelitian ini yaitu kecukupan biaya yang meliputi : biaya alat tulis sekolah (ATS), biaya bahan dan alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan, biaya daya dan jasa, biaya transport, dan biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler.

2. Kinerja Guru (X2)

Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya peran guru maka proses belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal. Oleh karena itu dalam manajemen pendididikan peranan guru dalam upaya keberhasilan pendidikan selalu ditingkatkan, kinerja atau prestasi kerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global. Kinerja atau prestasi kerja (performance) dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing organisasi dalam hal ini sekolah.

Dalam penelitian ini kinerja guru terbatas pada kemampuan guru mengelola pembelajaran peserta didik yang dituangkan dalam penilaian supervisi yang dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah dan rekan guru yang meliputi :

 Kemampuan merencanakan program belajar mengajar.

 Kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar.

(33)

3. Prestasi Belajar Siswa (Y)

(34)

Tabel 3.2

OPERASIONAL VARIABEL

Variabel Definisi Variabel Aspek/Indikator Skala

Biaya

 Biaya alat tulis sekolah (ATS)  Biaya bahan dan alat habis

 Biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler

 Hasil NEM program IPS Interval

D. Teknik Pengumpulan Data

(35)

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini diperoleh dari Sekolah Menengah Atas. Data yang diambil adalah :

1. Data biaya yang terdapat dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS).

2. Data penilaian kinerja guru yang diperoleh dari penilaian supervisi pelaksanaan pembelajaran.

3. Data Hasil belajar berupa NEM yang diperoleh dari hasil Ujian Nasional . 2. Wawancara

Mengadakan wawancara langsung kepada informan untuk menggali lebih dalam tentang data dan informasi yang diperlukan.

3. Studi literatur

Teknik pengumpulan data melalui berbagai dokumen tertulis yang berkaitan dengan masalah penelitian yang berupa laporan pertanggungjawaban, peraturan-peraturan yang dijadikan pedoman.

E. Teknik Analisis Data

1. Data Panel

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Alat analisis yang digunakan yaitu Econometric Views (Eviews) 6.0 untuk membuktikan pengaruh biaya pendidikan dan kinerja guru terhadap kualitas pendidikan.

(36)

Data panel merupakan suatu set observasi yang terdiri dari beberapa individu pada periode tertentu. Observasi tersebut merupakan pasangan yit dengan

xitj, dimana i merupakan individu, t menunjukkan waktu dan j menunjukkan

variabel bebas. Spesifikasi model regresi data panel adalah sebagai berikut: Yit= α1+ β xit+ εit t = 1,...,T; i=1...,N; j=1,...,K

Agus Widarjono (2007:249) memaparkan beberapa keuntungan dalam menggunakan data panel. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga

menghasilkan degree of freedom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (omitted-variabel).

Sedangkan kelemahannya antara lain adalah perhitungan dengan menggunakan data panel lebih rumit dan diperlukan tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode cross section maupun time series, selain itu, hasil yang diperoleh menggunakan metode panel data tidak dapat dijadikan acuan untuk daerah lain sebagai perbandingan.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta pengaruh antara variabel bebas (independent) dengan varibel terikat (dependent), maka selanjutnya dilakukan pengujian melalui uji hipotesis.

(37)

a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Secara Individual (Uji t)

Pengujian hipotesis dengan uji t adalah untuk melihat pengaruh variable-veriabel bebas (independent) terhadap variable terikat (dependent) secara parsial dilakukan dengan uji t ini. Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus :

ek S t  1 1

(Gujarati, 2001:78)

Setelah diperoleh thitung, selanjutnya bandingkan dengan ttabel dengan disesuaikan, adapun cara mencari ttabel dapat menggunakan rumus :

ttabel =n-k

Dimana :

t = ttabel pada  disesuaikan n = banyak sample

k = variable bebas

Adapun kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Jika t hitung < t tabel ( H0 diterima, Ha ditolak)

Jika t hitung > t tabel ( H0 ditolak, Ha diterima)

Kriteria uji t adalah:

1. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (variabel bebas X

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y),

2. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (variabel bebas X tidak

(38)

tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95%.

b. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji f)

Uji f dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Formulasi uji f :

R2 = koefisien determinasi

k = Parameter (jumlah variable independent) n = Jumlah observasi

f = fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan ftabel Adapun ketentuan uji f adalah sebagai berikut:

Jika fhitung > ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika fhitung < ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Kriteria uji f adalah:

1. Jika fhitung < ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel

bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y)

2. Jika fhitung > ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel

(39)

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk mengetahui

seberapa pengaruhnya.

C. Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 (uji koefisien determinasi) merupakan pengujian model yang ingin mengetahui berapa besar persentase sumbangan variable independen terhadap naik turunnya variable dependen secara bersama-sama. Koefisien determinasi didefinisikan sebagai :

R2

=

Untuk mengetahui besarnya kemampuan variable independent dan menjelaskan variabel dependen maka dilakukan uji determinasi dengan rumus

sebagai berikut : R2 =

Besarnya nilai R2 berkisar diantara nol dan satu (0 < R2 < 1). Jika nilainya semakin mendekati satu maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara variabel bebas dan variabel terikatpun semakin dekat atau erat. Sebaliknya, jika R2 semakin menjauhi angka satu, maka model tersebut dapat dinilai kurang baik karena hubungan antara variabel bebas dan variable terikat jauh atau tidak erat.

Jumlah kuadrat yang di jelaskan / regresi (ESS)

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana disajikan pada Bab IV, peneliti dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Sesuai dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan serta hipotesis yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

(41)

2. Besaran kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta pada tahun ajaran 2009/2010 – 2011/2012 berdasarkan perolehan nilai rata-rata tingkat kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta yang diperoleh dari hasil penilaian supervisi akademik, yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian meningkat tiap tahunnya dan secara keseluruhan masing-masing sekolah menunjukkan rata-rata sedang. 3. Besaran prestasi belajar siswa SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta pada tahun

ajaran 2009/2010 – 2011/2012 berdasarkan perolehan nilai rata-rata NEM hasil Ujian Nasional dalam kategori sedang.

4. Pengaruh biaya operasional nonpersonalia dan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa baik parsial maupun simultan di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta mempunyai pengaruh, artinya prestasi belajar siswa SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta tergantung pada biaya pendidikan dan kinerja guru. Karena pendidikan merupakan suatu proses, maka input yang bermutu akan membuat output menjadi lebih baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yang berkualitas akan dapat dicapai apabila tersedia biaya yang memadai dan tenaga pengajar yang berkompeten.

B. Saran

(42)

2. Diperlukan profesionalisme dalam penyusunan anggaran sekolah, sehingga menghasilkan anggaran yang efektif dan efisien.

3. Kinerja guru sangat mempengaruhi terhadap proses pembelajaran, oleh karena itu guru hendaknya lebih meningkatkan kinerja mengajarnya terlebih dalam aspek penilaian yaitu dengan menganalisis hasil ulangan, dan menjadikan hal tersebut feed back agar tercipta proses pembelajaran yang lebih baik dan kondusif sehingga tercapai prestasi belajar yang baik.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni. (2004). Akselerasi. Jakarta: Grasindo.

Arcaro, Jerome S. (2005) Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Blaug, Mark .(1976). Economics of Education. Universitas Michigan, U.S : The

Penguin Press.

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Ekajaya.

... (2005). UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

... (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.

... (2008). Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri /Sekolah Standar Nasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Mengah Atas. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Keuangan. (2013). Anggaran Berbasis Kinerja. [online] Tersedia :

http://www.anggaran.depkeu.go.id [4 Juli 2013]

Ester Lince Napitupulu. (2011). Indeks Pendidikan Indonesia. [online]. Tersedia : http://edukasi.kompas.com. [2 Maret 2011]

Fattah Nanang. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

……..(2008).”Pembiayaan Pendidikan: Landasan Teori dan Studi Empiris”. Jurnal

Pendidikan Dasar No.9 April 2008

(44)

Jahidin (2009). Kontribusi Manajemen BOS dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMP. Tesis Program Studi Administrasi Pendidikan UPI Bandung.Tidak diterbitkan.

Johns, L. Roe, Morphet L Edgar. (1983). The Economics and Financing of

Education : A System Approach. Prentice Hall, Inc. Engelwood Cliffs, New Jersey

Jones, H Thomas .(1985). Introduction To School Finance : Technique and Social Policy. New York : Macmillan Publishing Company

Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK GURU). Jakarta

Mangkunegara, A (2009). Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muhibin syah. (2008). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung : PT IMTIMA

Mulyadi. (2005). Pemeriksaan Akuntansi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Mulyasa, E. (2003). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 69 tahun 2009. Standar Biaya Operasi

Nonpersonalia. Jakarta

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007. Kompetensi Guru. Jakarta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 tahun 2009. Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan. Jakarta

Prasojo Lantip. (2010). ”Financial Resources Sebagai Faktor Penentu Dalam

Implementasi Kebijakan Pendidikan”. Jurnal International Vol. 4 No.02 2010 Rohmana Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Lab.

Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI Bandung.

(45)

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman A.M. (2008) . Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Smith, A.W. (1982). Manajemen System Analysis and Apliction. Tokyo: Holt Saunder International Education.

Smith, Richard E (2001). Human Resources Administration. A School-Based Perspective. Second Edition. USA. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Subagio. (2010). Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu. Dimuat pada:

http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-mutu.html. [2 Maret 2011]

Suderadjat, Hari. (2005). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi KBK. Bandung : Cipta Lekas Garafika.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sujana Nana. (2011). Penilaian Hasil PBM. Bandung :Remaja Rosda Karya

Sukmadinata (2006). Analisis Pengendalian Mutu Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Supriadi. (2010). Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Surya, Moh. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Umaedi. (2010). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung

(46)

Wexley, K.N Yukl G.A. diterjemahkan oleh Shobaruddin, M. (1997). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Malang: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1.1 Kondisi Umum Pendidikan SMA Kabupaten Purwakarta
Tabel 1.2 Rata-rata NEM UN SMA Negeri  Se- Kab. Purwakarta
Tabel 1.3 Satuan biaya nonpersonalia per siswa SMA Negeri
Tabel 3.1 Populasi SMA Negeri Kabupaten Purwakarta
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sarana Prasarana Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi dan Kinerja Guru Sebagai Variabel Moderating Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri

Dengan demikian menunjukkan bahwa secara simultan pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara parsial kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota

Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini ialah apakah kompetensi guru dan kinerja guru ekonomi berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel kompetensi guru mempunyai pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMP Negeri 14 Kota Banda Aceh dengan

Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah W _ apakah ada pengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan antara sikap belajar, fasilitas dan

Satuan Biaya Operasional Pendidikan di SMA Negeri di Kota Salatiga Biaya Operasional diperoleh dari jumlah pengeluaran untuk biaya.. operasional dibagi jumlah siswa tahun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya Satuan Biaya Pendidikan di SMA Negeri di Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018 terdiri dari Biaya Operasional,