• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT POLYTAMA PROPINDO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT POLYTAMA PROPINDO."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN

KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI

PT POLYTAMA PROPINDO

(Studi Deskriptif Pada Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh :

Desniah

(0700673)

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2013Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN

KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI

PT POLYTAMA PROPINDO

(Studi Deskriptif Pada Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo)

Oleh :

Desniah

(0700673)

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Desniah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

(4)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Desniah (0700673). 2013. Hubungan antara iklim keselamatan kerja dan keterikatan kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo. Dibimbing oleh Drs. Engkos Kosasih, M.Pd., dan Helli Ihsan, M.Si.

Fenomena turnover tidak banyak dikaji dari segi keamanan dan kenyamanan karyawan maupun dari keterikatan kerja. Perusahaan terkadang mengabaikan faktor kenyamanan karyawan dalam bekerja. Hal ini terbukti banyaknya kecelakaan kerja di Indonesia yang terus meningkat dan intensi unjuk rasa dari karyawan yang mengakibatkan putusnya hubungan dengan perusahaan yang berakibat pada keluarnya karyawan dari perusahaan tersebut. Karena saat ini tingginya tingkat intensi turnover telah menjadi masalah serius bagi banyak perusahaan, bahkan beberapa perusahaan mengalami frustasi ketika mengetahui proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring staf yang berkualitas pada akhirnya ternyata menjadi sia-sia karena staf yang direkrut tersebut pada akhirnya mencari pekerjaan diperusahaan lain.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terdapat atau tidak terdapat hubungan antara iklim keselamatan kerja, keterikatan kerja, dan intensi turnover pada karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo. Berdasarkan data yang diambil melalui teknik pengisian kuesioner, hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara dua variabel iklim keselmatan kerja dan keterikatan kerja terhadap intensi turnover. Terdapat pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap intensi turnover sebesar 33,5% dan pengaruh keterikatan kerja terhadap intensi turnover sebesar 46%.

(5)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Desniah (0700673). 2013. The relationship between safety climate and work engagement turnover intention PT Polytama Propindo production division. Mentored by Drs. Engkos Kosasih, M.Pd., and Helli Ihsan, M.Si.

Turnover phenomenon is not widely studied in terms of safety and comfort of employees and work engagement. Company employees sometimes ignore the comfort factor at work. It proved to many accidents in Indonesia continues to increase and the intentions of the protest that resulted in the employee break with the company that resulted in the release of the company's employees. Due to the current high rate of turnover intention has become a serious problem for many companies, even some companies experienced frustration when he learned that the recruitment process have succeeded in getting qualified staff in the end turned out to be in vain because the staff that recruited the company eventually find another job.

This study uses a quantitative approach. The research method used is descriptive research. The purpose of this study to find out there or not there is a relationship between safety climate, work engagement, and turnover intention of employees of PT Polytama Propindo production division. Based on data collected through questionnaires techniques, the results of the study showed an association between the two climate variables and attachment of work safety when working towards turnover intention. There are significant safety climate on turnover intention by 33.5% and the influence of attachment to the labor turnover intentions by 46%.

(6)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 10

1.5Asumsi ... 10

1.6Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1Iklim Keselamatan Kerja ... 14

2.1.1 Pengertian Iklim Keselamatan Kerja ... 14

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ... 19

2.1.3 Karakteristik Iklim Keselamatan Kerja ... 21

2.2Keterikatan Kerja ... 24

2.2.1 Pengertian Keterikatan Kerja ... 24

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ... 29

2.2.3 Karakteristik Keterikatan Kerja ... 35

(7)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.3.1 Pengertian Intensi ... 40

2.3.2 Pengertian Turnover ... 42

2.3.3 Intensi Turnover ... 43

2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ... 46

2.4Kerangka Berpikir ... 50

2.5Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

3.1Metode Penelitian ... 55

3.2Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.3Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 56

3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 56

3.3.2 Teknik Sampling ... 57

3.4Variabel Penelitian ... 59

3.5Defini Operasional ... 59

3.5.1 Definisi Operasional Iklim Keselmatan Kerja ... 59

3.5.2 Definisi Operasional Keterikatan Kerja ... 61

3.5.3 Definisi Operasional Intensi Turnover ... 63

3.6Uji Coba Instrumen ... 64

3.6.1 Hasil Uji Coba Instrumen Iklim Keselamatan Kerja ... 65

3.6.2 Hasil Uji Coba Instrumen Keterikatan Kerja ... 68

3.6.3 Hasil Uji Coba Instrumen Intensi Turnover ... 70

3.7Kategori Skala ... 71

3.8Teknik Analisis Data ... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 77

4.1Hasil Penelitian ... 77

4.1.1 Gambaran Iklim Keselamatan Kerja Karyawan ... 78

4.1.2 Gambaran Keterikatan Kerja Karyawan ... 87

(8)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.4 Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja dengan Intensi Turnover

Karyawan ... 103

4.1.5 Hubungan antara Keterikatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 106

4.1.6 Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 108

4.2Pembahasan ... 110

4.2.1 Gambaran Umum Iklim Keselamatan Kerja Karyawan ... 110

4.2.2 Gambaran Umum Keterikatan Kerja Karyawan ... 114

4.2.3 Gambaran Umum Intensi Turnover Karyawan ... 116

4.2.4 Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 119

4.2.5 Hubungan antara Keterikatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 122

4.2.6 Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 126

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 127

5.1Kesimpulan ... 127

5.2Rekomendasi ... 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

1.1.a Data Intensi Turnover Karaywan Divisi Produksi ... 3

3.3.1 Jumlah Populasi Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo tahun 2013 ... 57

3.5.1 Kisi-Kisi Instrumen Iklim Keselamatan Kerja ... 60

3.5.2 Kisi-Kisi Instrumen Keterikatan Kerja ... 62

3.5.3 Kisi-Kisi Instrumen Intensi Turnover ... 63

3.6.1a Hasil analisis item instrumen iklim keselamatan kerja ... 66

3.6.1b Hasil uji reliabilitas instrumen iklim keselamatan kerja ... 68

3.6.2a Hasil analisis item instrumen keterikatan kerja ... 69

3.6.2b Hasil uji reliabilitas instrumen keterikatan kerja ... 69

3.6.3a Hasil analisis item instrumen intensi turnover ... 70

3.6.3b Hasil uji reliabilitas instrumen intensi turnover ... 71

3.7a Rumusan tiga kategori ... 72

3.7b Kategori skor ... 72

3.8a Uji normalitas data ... 73

3.8b Kriteria Signifikansi Variabel ... 74

4.1.1a Data deskriptif iklim keselamatan kerja ... 78

4.1.1b Gambaran umum iklim keselamatan kerja ... 79

4.1.1c Data deskriptif dimensi keselamatan manajemen ... 83

4.1.1d Data deskriptif dimensi lingkungan kerja ... 84

4.1.1e Data deskriptif dimensi rekan kerja ... 85

4.1.1c Data deskriptif dimensi pelatihan keselamatan ... 86

(10)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.2b Gambaran umum keterikatan kerja ... 89

4.1.2c Data deskriptif dimensi kepuasan ... 92

4.1.2d Data deskriptif dimensi komitmen ... 93

4.1.2e Data deskriptif dimensi advokasi ... 94

4.1.3a Data deskriptif intensi turnover ... 95

4.1.3b Gambaran umum intensi turnover ... 97

4.1.3c Data deskriptif dimensi pikiran untuk keluar ... 100

4.1.3c Data deskriptif dimensi untuk mencari pekerjaan ... 101

4.1.3c Data deskriptif dimensi niat untuk keluar ... 102

4.1.4a Uji korelasi nonparametrik Iklim keselamatan kerja ... 103

4.1.4b Uji korelasi dimensi Iklim keselamatan kerja dengan intensi turnover ... 104

4.1.5a Uji korelasi nonparametrik keterikatan kerja ... 106

4.1.5b Uji korelasi dimensi keterikatan kerja dengan intensi turnover ... 107

(11)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Daftar Diagram

Diagram 1. Iklim Keselamatan Kerja Keseluruhan ... 82

Diagram 2. Iklim Keselamatan Kerja divisi Produksi Jakarta ... 82

Diagram 3. Iklim Keselamatan Kerja divisi Produksi Indramayu ... 83

Diagram 4. Gambaran keselamatan manajemen ... 84

Diagram 5. Gambaran lingkungan kerja ... 85

Diagram 6. Gambaran rekan kerja ... 86

Diagram 7. Gambaran pelatihan keselamatan ... 87

Diagram 8. Keterikatan Kerja Keseluruhan ... 91

Diagram 9. Keterikatan Kerja divisi Produksi Jakarta ... 91

Diagram 10. Keterikatan Kerja divisi Produksi Jakarta ... 91

Diagram 11. Gambaran kepuasan karyawan ... 93

Diagram 12. Gambaran komitmen karyawan ... 94

Diagram 13. Gambaran advokasi karyawan ... 95

Diagram 14. Intensi Turnover Keseluruhan ... 99

Diagram 15. Intensi Turnover divisi produksi Jakarta ... 99

Diagram 16. Intensi Turnover divisi produksi Indramayu ... 99

Diagram 17. Gambaran thinking of quiting ... 101

Diagram 18. Gambaran intention to search ... 102

(12)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

(13)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan baik oleh

perusahaan maupun oleh pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman,

dengan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Maka

dari itu K3 mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa

kecuali. Upaya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya

kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan (Abidin., Dkk. 2008).

Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2010)

kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2010 (triwulan I)

sebanyak 39.454, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 340 dan cacat

sebanyak 534 orang. Sementara, kasus kecelakaan kerja di Bandung yang tercatat

di departemen tenaga kerja selama tahun 2010 sebanyak 23 kasus, dengan jumlah

korban sebanyak 23 orang, jumlah yang bertambah dari tahun 2009 yang

berjumlah 19 orang. Sedangkan yang belum tercatat tidak diketahui.

Kondisi memprihatinkan lainnya adalah, banyaknya tenaga kerja yang

(14)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

namun ternyata tidak dilindungi. Seperti dilansir Indostries.com (2012),

disebutkan bahwa beberapa perusahaan di Indonesia baik perusahaan asing

maupun dalam negeri kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja karyawan.

Pemberian peringatan terhadap karyawan hanya intensif 30%, sedangkan jaminan

sosial tenaga kerja karyawan juga tidak terkontrol akibatnya masih ada karyawan

yang belum terlindungi Jamsostek. Kalaupun dilindungi, jumlahnya tidak sesuai

dengan jumlah tenaga kerja yang sebenarnya karena masih ada perusahaan yang

tidak melaporkan seluruh karyawannya ke Jamsostek.

Menurut Neal dan Griffin (2002) menyatakan salah satu hal yang

mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan tersebut adalah iklim

keselamatan. Iklim keselamatan merupakan persepsi atas kebijakan, prosedur, dan

praktek yang terkait dengan keselamatan.

Molley (2002) menyatakan bahwa anggapan karyawan terhadap keselamatan

kerja merupakan faktor penting dalam menilai keselamatan kerja oleh perusahaan.

Anggapan atau persepsi karyawan tersebut merupakan penilaian secara tidak

langsung yang harus diperhatikan perusahaan. Namun, kurang lebih dari 50%

anggapan karyawan ini masih dipandang rendah oleh perusahaan, oleh karena itu

menyebabkan rasa tidak percaya karyawan pada perusahaan.

Tuntutan keselamatan kerja karyawan yang semakin tinggi terhadap

(15)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

komitmen karyawan terhadap organisasi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi

keputusannya untuk tetap bergabung dan memajukan organisasinya , atau

memilih tempat kerja lain yang lebih bisa memberi harapan.

Sumber Harian Kompas pada tanggal 28 April 2011, mengungkapkan berita

tentang karyawan pabrik PT. Polytama Propindo cabang Indramayu, yang

berunjuk rasa di depan kantor Direksi PT. Polytama di Jakarta terkait beberapa

karyawan yang belum mendapat upah akibat kecelakaan kerja yang terjadi ketika

sedang bekerja di Pabrik pengolahan biji plastik ini. Hal ini di dukung dengan

kabar manajemen Polytama yang makin memburuk terkait dengan pemberian

jaminan-jaminan perlindungan. (Kompas, 2011). Jika hal tersebut tidak

secepatnya diatasi, maka unjuk rasa karyawan akan memungkinkan berakibat

pada pecahnya keterikatan kerja dengan perusahaan PT. Polytama.

Berikut ini data intensi turnover karyawan divisi produksi PT Polytama

Propindo dari tahun 2010 sampai tahun 2012.

Tabel 1.1.a

Data Intensi Turnover Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo

Tahun Triwulan Pria Wanita Populasi Persentase

(16)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

2012 I 24 10 312 10,89 %

II 23 13 11,53 %

III 31 12 13,27 %

IV 28 13 13,14 %

Sumber : Data Administrasi tahun 2012 divisi Produksi PT Polytama Propindo

Berdasarkan data yang di dapatkan dari pihak PT Polytama Propindo Pusat

(Jakarta) pada tahun 2010, 2011, dan 2012, selalu terdapat peningkatan angka

intensi turnover pada setiap tahunnnya.

Berdasarkan data riset Human Resource Departement divisi K3 (2010),

diketahui mengenai data kecelakaan kerja karyawan pada divisi produksi PT

Polytama Propindo terdapat 30 kasus kecelakaan karyawan pada tahun 2010.

Tercatat 18 orang karyawan mengalami luka-luka akibat penggunaan alat berat

dan lebih dari 12 orang karyawan mengalami luka-luka akibat terkena cairan

kimia resin.

Dalam lingkungan operasional perusahaan, turnover (berpindah kerja) kerap

terjadi. Terjadinya turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh

perusahaan. Turnover merupakan masalah klasik yang selalu dihadapi para

pengusaha. Seperti halnya replacement yang terus berjalan, baik replacement

(pergantian) karena faktor produktivitas karyawan yang menurun. Namun jika

penggantian karyawan disebabkan oleh produktivitas (secara umum karena faktor

umur), maka perusahaan dapat mengantisipasi dengan mempersiapkan

kader-kader untuk menggantikan posisi karyawan tersebut. Tetapi jika pergantian

(17)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

karena berkaitan dengan implementasi program kerja yang telah ditetapkan

(Arianto, 2001).

Harnoto (2002:2) menyatakan : ”turnover intentions adalah kadar atau

intensitas dari keinginan untuk keluar perusahaan, banyak alasan menyebabkan

timbulnya turnover intentions ini dan diantaranya adalah keinginan untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari perusahaan yang ditempatinya.”

Saat ini tingginya tingkat intensi turnover telah menjadi masalah serius bagi

banyak perusahaan, bahkan beberapa perusahaan mengalami frustasi ketika

mengetahui proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring staf yang berkualitas

pada akhirnya ternyata menjadi sia-sia karena staf yang direkrut tersebut pada

akhirnya mencari pekerjaan diperusahaan lain.

Dengan tingginya tingkat turnover pada perusahaan akan menimbulkan

berbagai potensi biaya baik biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan untuk

karyawan, tingkat kinerja yang mesti dikorbankan, maupun biaya rekrutmen

kembali. Menurut Wills (2001) ada berbagai cara yang dilakukan perusahaan

untuk menekan tingginya angka intensitas turnover pada karyawan perusahaan.

Mulai dari benefit yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk

memberikan kepuasan karyawan dalam bekerja, memberikan sikap transparasi

dan penghormatan, serta menumbuhkan sebuah keterikatan kepada karyawan

(18)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

Keterikatan (engagement) pada perusahaan menjadi ciri utama keberhasilan

perusahaan dalam menangani masalah sumberdaya manusia karyawan. Semakin

tinggi keterikatan karyawan dengan organisasi semakin baik kinerjanya dan pada

gilirannya semakin baik kinerja perusahaannya. Karyawan bekerja tidak melulu

untuk meraih kompensasi finansial saja namun juga nonfinansial seperti

penghargaan personal dan karir. Karena itu tidak mungkin membangun

keterikatan mereka hanya dengan pendekatan yang sangat bersifat struktural.

Mereka sebagai individu pertama kali harus “diikat” dengan pendekatan sistem

nilai. Sistem budaya organisasi sekaligus budaya kerja korporat (efisien, mutu,

transparan dan akuntabilitas) harus ditanamkan sejak mereka masuk ke sistem

sosial yang baru yakni perusahaan. Secara bertahap mereka dibina sehingga

sistem nilai di perusahaan sudah menjadi kebutuhannya (Sjafri, 2011).

Keterikatan kerja terbentuk dari adanya ketertarikan karyawan terhadap

kondisi karyawan yang ada pada perusahaan. Ketertarikan ini muncul sebagai

hasil interaksi antara faktor yang ada pada diri karyawan dan faktor yang ada pada

perusahaan setelah sekian lama bekerja. Karyawan yang memiliki ikatan yang

kuat pada perusahaan, tentunya akan mengambil keputusan untuk bekerja

diperusahaan dan berusaha untuk memajukan perusahaan (Larasati, 2008). Pihak

perusahaan tentunya mengharapkan karyawan betah bekerja di perusahaannya

(19)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

yang luas, misalnya lebih gigih dalam berupaya, kinerja yang lebih cepat, kualitas

yang lebih tinggi, dan turnover yang menurun (Schiemann , 2009:42).

Karyawan yang memiliki keterikatan melebihi karyawan yang puas atau

sekedar berkomitmen kepada suatu organisasi atau seseorang. Keterikatan

mencakupi advokasi (pembelaan) terhadap oganisasi tempatnya bekerja, yang

mencakup bersedia membeli produknya, memperbaiki tempat kerjanya, bahkan

berinvestasi untuk organisasinya (Schiemann, 2009:41).

Penelitian yang dilakukan Meyer dkk. (1993) mendukung bahwa peningkatan

keterikatan organisasi berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan

turnover yang semakin rendah. Keterikatan organisasional memberikan kontribusi

dalam memprediksi variabel-variabel penting organisasi yang berhubungan

dengan outcome (misalnya: intensi keluar). Meyer dkk. juga menyimpulkan

bahwa keterikatan berhubungan signifikan dengan keinginan individu untuk

keluar jabatan dan aktifitas dalam organisasi. Pekerja-pekerja dengan komitmen

afektif yang kuat dan cenderung terikat akan tetap berada dalam organisasi karena

mereka merasakan bahwa mereka sebaiknya bekerja demikian.

Fenomena turnover tidak banyak dikaji dari segi keamanan dan kenyamanan

karyawan. Perusahaan terkadang mengabaikan faktor kenyamanan karyawan

dalam bekerja. Hal ini terbukti banyaknya kecelakaan kerja di Indonesia yang

(20)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

putusnya hubungan dengan perusahaan yang berakibat pada keluarnya karyawan

dari perusahaan tersebut.

Sedangkan keamanan kerja karyawan tidak banyak diperdalami untuk usaha

meminimasi kecelakaan kerja yang kian meningkat. Pihak perusahaan banyak

berkomentar bahwa kecelakaan kerja yang banyak terjadi karena kurangnya ke

hati-hatian karyawan, sedangkan pihak perusahaan sendiri sudah membuat

program K3 untuk keselamatan karyawan. Namun, perlu di teliti lebih lanjut

apakah program tersebut efektif dalam memberi perlindungan bagi karyawan.

Menurut Schiemann (2009: 221) salah satu hal yang dapat menghambat

terciptanya keterikatan kerja pada karyawan yaitu kekhawatiran terhadap

keamanan, misalnya keamanan kerja atau jaringan keamanan financial berbentuk

benefit atau kompensasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zeffane (1994:hal 28-30)dalam Valukma

(2004) menunjukkan bahwa keterikatan kerja lebih berperan penting sebagai

prediktor terhadap intensi turnover dari karyawan dibanding kepuasan kerja.

Artinya karyawan semakin merasa memiliki, membutuhkan dan terikat dengan

pekerjaannya tidak akan melakukan turnover.

Sedangkan menurut Arianto (2001) mengatakan bahwa turnover dilakukan

(21)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

kenyamanan dalam bekerja yang dihubungkan dengan aspek sosial dan aspek

keamanan kerja.

Berkaitan dengan penjelasan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang “Hubungan Antara Iklim Keselamatan kerja dan Keterikatan

kerja dengan Intensi Turnover Karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan rumusan masalah dalam

penelitian ini dituangkan melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran Iklim Keselamatan Kerja karyawan divisi

Produksi PT Polytama Propindo?

2. Bagaimanakah gambaran Keterikatan Kerja Karyawan divisi Produksi PT

Polytama Propindo?

3. Bagaimanakah gambaran Intensi Turnover Karyawan divisi Produksi PT

Polytama Propindo?

4. Apakah terdapat hubungan antara Iklim keselamatan Kerja dengan Intensi

turnover karyawan divisi Produksi PT Polytama Propindo?

5. Apakah terdapat hubungan antara Keterikatan Kerja dengan Intensi

(22)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10

6. Apakah terdapat hubungan antara Iklim keselamatan dan Keterikatan

Kerja dengan Intensi turnover oleh karyawan divisi Produksi PT Polytama

Propindo?

1.3 Tujuan penelitian

Hal-hal yang akan dicapai dalam penelitian ini tertuang dalam tujuan

penelitian berikut :

1. Mengetahui gambaran Iklim Keselamatan Kerja karyawan divisi Produksi

PT Polytama Propindo

2. Mengetahui gambaran Keterikatan Kerja karyawan divisi Produksi PT

Polytama Propindo

3. Mengetahui gambaran Intensi Turnover karyawan divisi Produksi PT

Polytama Propindo

4. Mengetahui hubungan antara Iklim keselamatan kerja dengan intensi

turnover karyawan divisi Produksi PT Polytama Propindo

5. Mengetahui hubungan antara Keterikatan Kerja dengan intensi turnover

karyawan divisi Produksi PT Polytama Propindo

6. Mengetahui hubungan antara Iklim keselamatan dan Keterikatan Kerja

dengan intensi turnover karyawan divisi Produksi PT Polytama Propindo

(23)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh :

1. Pihak perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak

manajemen dalam menyusun kebijakan perusahaan, khususnya kebijakan

tentang keselamatan kerja oleh perusahaan dan usaha meminimasi intensi

turnover karyawan melalui peningkatan engagement karyawan.

2. Jurusan Psikologi

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan sekaligus sebagai sarana

pengembangan pengetahuan yang bersifat keilmuan psikologi, khususnya

psikologi industri dan organisasi dalam pengelolaan sumber daya manusia

terutama mengenai iklim keselamatan kerja perusahaan, keterikatan kerja

karyawan yang dihubungkan dengan intensi turnover karyawan.

1.5 Asumsi

1. Menurut Lu & Tsai (2007) iklim keselamatan kerja merupakan segala hal

yang berhubungan dengan aspek keselamatan diri dalam melakukan

pekerjaan yang didukung oleh lingkungan, pihak perusahaan, dan diri

sendiri. Dalam tingkat yang lebih luas iklim keselamatan menggambarkan

pekerja terhadap nilai keselamatan dalam sebuah organisasi.

2. Karyawan yang memiliki keterikatan melebihi karyawan yang puas atau

(24)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12

(Schielmann, 2011). Karyawan yang merasa terikat dengan pekerjaannya

akan merasa memiliki dan tetap mengusahakan untuk bekerja tanpa

melihat perihal ekstern perusahaan.

3. Indriantoro (Indriantoro & Suwandi, 2001) menyatakan intensi turnover

mengacu pada hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungannya

dengan organisasi dan belum diwujudkan dalam tindakan pasti

meninggalkan organisasi. Karyawan yang melakukan intense turnover

biasanya tidak puas terhadap pekerjaan dan organisasinya.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

1.5 Asumsi

1.8 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Iklim Keselamatan Kerja

(25)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

13

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Keselamatan

2.1.3 Dimensi-dimensi Iklim Keselamatan Kerja

2.2 Keterikatan Kerja

2.2.1Pengertian Keterikatan kerja

2.2.2 Faktor-faktor keterikatan kerja

2.2.3Dimensi-dimensi keterikatan kerja

2.3 Intensi Turnover

2.3.1 Pengertian Intensi Turnover

2.3.2 Faktor-faktor penyebab Intensi Turnover

2.3.3 Dimensi-dimensi Intensi Turnover

2.4 Kerangka Berpikir

2.5 Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.3 Populasi, Sampel, dan teknik Sampling

3.4 Variabel Penelitian

3.5 Definisi Operasional

3.6 Uji Coba Instrumen

(26)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

14

3.8 Teknik Analisa Data

3.9 Prosedur Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

(27)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 55

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode

penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,

aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan

antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata,

2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang

tengah berlangsung (Riduwan & Sunarto : 2009).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terdapat atau tidak terdapat

hubungan antara iklim keselamatan kerja, keterikatan kerja, dan intensi

turnover pada karyawan PT Polytama Propindo. Dalam penelitian ini, iklim

keselamatan kerja dan keterikatan kerja berperan sebagai variabel bebas

(independent variable) terhadap intensi intensi turnover yang berperan

(28)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 56

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi lapangan, dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari lokasi

penelitian melalui kuesioner atau angket. Kuesioner yaitu teknik

pengumpulan data dengan jalan mengajukan daftar pertanyaan secara tertulis

kepada seluruh responden untuk dijawab yang terkait dengan pembahasan

dalam penelitian (Sugiyono, 2008).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga kuesioner yaitu kuesioner

mengenai iklim keselamatan kerja, kuesioner keterikatan kerja, dan kuesioner

intensi turnover. Kuesioner iklim keselamatan kerja menggunakan kuesioner

yang telah disusun oleh Nordic (2012), kuesioner keterikatan kerja

menggunakan kuesioner yang telah disusun oleh Nadiya Mahmudah (2012),

sementara kuesioner intensi turnover menggunakan kuesioner yang telah

disusun oleh Tang, Kim, dan Tang pada tahun 2000 (Diniati, 2009).

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik sampling

3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas

(29)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 57

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT

Polytama Propindo. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan biji

plastik resin.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Adapun sampel penelitian ditentukan

berdasarkan kerangka sampel sebagai berikut:

a. Karyawan pada divisi produksi PT Polytama Propindo

b. Bekerja di perusahaan minimal 6 bulan

Tabel 3.3.1

Jumlah Populasi Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo tahun 2013

No. Divisi Produksi

Jumlah

Total Pria Wanita

1 PT Polytama Propindo

Jakarta

73 45 115

2 PT Polytama Propindo

(30)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 58

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

non-probabilitas sampling. Teknik non-non-probabilitas sampling yaitu teknik yang

tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010).

Adapun jenis non-probabilitas sampling yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu (Sugiarto

dkk, 2003). Kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dipilihnya teknik

purposive sampling ini adalah;

1. Divisi produksi merupakan divisi yang sangat perlu mementingkan

keselamatan kerja dibandingkan divisi-divisi lainnya di PT Polytama

Propindo

2. Seringnya turnover karyawan terjadi dan terbanyak di bagian divisi

produksi PT Polytama Propindo

3. Lokasi dan lingkungan divisi produksi yang menggunakan alat-alat

produksi yang dapat mengancam keselamatan karyawan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sekurang-kurangnya 225.

Terbagi menjadi 90 untuk karyawan divisi PT Polytama Propindo pabrik

(31)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 59

Indramayu. Jumlah tersebut didasarkan pada rumus pengambilan sampel

menurut Slovin (Riduwan,2009), sebagai berikut:

� = � 1 +�.�2

Keterangan

n = ukuran sampel

N = ukuran sampel populasi

e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (e = 0,05)

n

=

115

1+115.(0,05)2

= 89,85

n

=

203

1+203.(0,05)2

= 134,70

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2001). Variabel dalam penelitian ini

terdapat dua variabel bebas yaitu Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan

(32)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 60

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Definisi Operasional Iklim Keselamatan Kerja

Iklim keselamatan kerja adalah persepsi yang berhubungan dengan aspek

keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan yang akan menggambarkan

aman atau tidaknya iklim keselamatan kerja ditempat ia bekerja, yang

tergambar dari derajat skor kuesioner iklim keselamatan kerja yang telah

disusun oleh Nordic (2012) yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu; keselamatan

manajemen, rekan kerja. dan pelatihan keselamatan.

Secara lebih rinci, operasional variabel iklim keselamatan kerja dirinci

sebagai berikut:

Tabel 3.5.1

Kisi-kisi instrumen Iklim Keselamatan kerja

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

2. Lingkungan Sistem keamanan

kerja

23,29,30,31,32,33,34,35

(33)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 61

Kerja Tempat kerja 24,26

3 Rekan kerja Kepedulian terhadap

antar pekerja

Instrumen iklim keselamatan kerja memiliki empat alternatif jawaban

terhadap pernyataan-pernyataan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

(TS), dan sangat tidak setuju (STS). Item pernyataan dalam kuesioner ini bersifat

favorable dan unfavorable. Berikut ini masing-masing nilai untuk

alternatif-alternatif jawaban untuk instrumen iklim keselmatan kerja:

Item Nilai favorable Nilai unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

(34)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 62

Keterikatan kerja ditentukan oleh besar kecilnya derajat skor yang dipilih

oleh karyawan dalam mengisi angket yang akan menggambarkan ia terikat

atau tidak terikat terhadap pekerjaan yang sedang dijalaninya, yang

dirumuskan berdasarkan teori Schielmann (2011), angket tersebut terdiri dari

enam dimensi yaitu; kepuasan, komitmen, dan advokasi.

Secara rinci, operasional variabel keterikatan kerja dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Tabel 3.5.2

Kisi-kisi Instrumen Keterikatan Kerja

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1. Kepuasan Jaminan pekerjaan 1,2

Perlakuan yang adil 3,4

Kompensasi 5,6

Konflik pekerjaan, beban kerja atau

target kerja

7,8

2. Komitmen Pelatihan yang cukup 9,10 12

Peran sesuai dengan talenta 11,12

Pekerjaan yang menarik 13,14

Mengenal misi atau nilai perusahaan 15,16

Komitmen pada teman sejawat 17,18

Kepemimpinan yang menginspirasi 19,20

3. Advokasi Perkembangan dan pertumbuhan

pribadi

(35)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 63

Pengakuan 23,24

Keterlibatan dan peran identifikasi yang

jelas 25,26

Supervisor memanfaatkan minat pribadi 27,28

Pengalaman sukses 29,30

Jumlah 30

Instrumen Keterikatan kerja memiliki empat alternatif jawaban yaitu

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Item penrnyataan dalam kuesioner ini bersifat favorable dan unfavorable. Berikut

ini masing-masing nilai yang disesuaikan dengan pilihan alternatif-alternatif

jawaban untuk instrumen keterikatan kerja:

Item Nilai favorable Nilai unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

3.5.3 Definisi Operasional Intensi Turnover

Intensi turnover didefinisikan sebagai adanya keinginan karyawan untuk

berhenti dari kerja berdasarkan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan yang

tergambar dengan derajat skor kuesioner yang terdiri dari tiga dimensi yaitu

thinking of quiting, intention to search, intention to quit, yang disusun oleh

(36)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 64

Secara operasional variabel intensi turnover dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Tabel 3.5.3

Kisi-kisi instrumen Intensi Turnover

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Thinking of quiting Subjek mempunyai pikiran

untuk keluar dari pekerjaan

1,2 2

2 Intention to search Subjek mempunyai intensi

untuk mencari pekerjaan lain

3 1

3 Intention to quit Subjek memiliki intensi untuk

meninggalkan pekerjaan

4,5 2

5

Instrumen intensi turnover memiliki empat alternatif jawaban yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

Masing-masing jawaban memiliki nilai yang disesuaikan dengan pilihan alternatif

jawaban yang bergerak dari satu sampai empat. Semua item dalam kuesioner

ini bersifat favorable. Berikut ini masing-masing nilai untuk

alternatif-alternatif jawaban instrumen intesni turnover:

Item Favorable Nilai

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

(37)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 65

3.6 Uji Coba Instrumen Iklim Keselamatan Kerja, Keterikatan Kerja, dan

Intensi Turnover

Di dalam penelitian, data mempunyai peran yang sangat penting karena

merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai

pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat

menentukan mutu hasil penelitian. Data yang benar tergantung dari baik

tidaknya suatu instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data.

Instrumen yang baik harus memenuhi kriteria valid dan reliabel sebagai

persyaratan yang penting.

Sebelum digunakan, instrumen dalam penelitian ini akan diuji dengan uji

validitas dan uji reliabilitas. Pengujian kualitas instrumen penelitian

bertujuan untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan, yang

artinya data yang bersangkutan dapat mewakili atau mencerminkan keadaan

suatu yang diukur pada subjek data itu sendiri. Kualifikasinya meliputi uji

validitas, analisis item, dan uji reliabilitas.

Uji coba instrumen ini dilakukan kepada 86 orang karyawan PT Polytama

Propindo Tbk. Jakarta. Setelah uji coba dilaksanakn langkah selanjutnya

adalah mengolah data tersebut menggunakan bantuan software SPSS Versi

17.0 untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil uji

validitas dan reliabilitas, diketahui bahwa jumlah item instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 61 butir item yang terbagi ke dalam

(38)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 66

butir item pada instrumen keterikatan kerja, dan 5 butir item pada instrumen

instensi turnover.

3.6.1 Hasil Uji Coba Instrumen Iklim Keselamatan Kerja

Uji coba instrumen dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui dua

elemen penting dalam instrumen itu sendiri yaitu validitas dan reliabilitas.

Adapun pengujian validitas dan reliabilitas dapat dijelaskan sebagai beikut.

a. Analisis Item Instrumen Iklim Keselamatan Kerja

Pada tahap analisis item ini hal yang dilakukan adalah memilih

item-item yang layak. Item yang layak adalah item-item yang memiliki daya beda atau

daya diskriminasi item, yaitu item yang mampu membedakan antar individu

atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang

diukur (Azwar, 2010). Menurut Azwar (2010) sebagai kriteria semua item

yang mencapai koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 dianggap sebgai item yang

memuaskan. Namun apabila item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah

yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan

sedikit batas kriteria koefisien korelasi dari 0,30 menjadi 0,25 sehingga

jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Hal yang tidak disarankan adalah

jika menurunkan batas kriteria koefisien korelasi di bawah 0,2.

Analisis item instrumen iklim keselamatan kerja menggunakan uji

(39)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 67

dengan teknik korelasi Pearson Product Moment yang perhitungannya

menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0.

Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 50 item iklim

keselamatan kerja diperoleh hasil yang menunjukan bahwa 35 item yang

layak, sedangkan sisanya 15 item dinyatakan tidak layak. Secara lebih rinci,

hasil analisis instrumen iklim keselamatan kerja dapat dilihat dalam tabel

3.6.1.a di bawah ini.

Tabel 3.6.1.a

Hasil analisis item instrumen iklim keselamatan kerja

Item yang layak Item yang tidak layak

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 23, 24, 27, 30, 32, 35,

36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,

46, 48, 50.

8, 11, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 29,

31, 33, 34, 47, 49

b. Reliabilitas instrumen Iklim Keselamatan Kerja

Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya, artinya apabila dalam beberapa kali dilakukan pengukuran

terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, jika

aspek diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2010).

Semakin tinggi koefisien reliabilitas mengindikasikan bahwa terdapat

(40)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 68

terhadap sekelompok subjek yang sama dari waktu ke waktu (Azwar, 2010).

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha

Cronbach. Rumus yang digunakan adalah

�11= � −1 1−Σ�� 2 �2

�11 : Reliabilitas instrumen

� : Banyaknya item pertanyaan

��2 : Jumlah varian item

��2 : Varian total item

Berdasarkan prinsip umum yang digunakan untuk menafsirkan tinggi

rendahnya koefisien reliabilitas instrumen didasarkan pada koefisien

reliabilitas menurut Guilford (Subino, 1987) dengan kriterianya adalah:

� = 0,00 s.d. 0,20: reliabilitas sangat rendah

� = 0,20 s.d. 0,40: reliabilitas rendah

� = 0,40 s.d. 0,70: reliabilitas sedang

� = 0,70 s.d. 0,90: reliabilitas tinggi

� = 0,90 s.d. 1,00: reliabilitas sangat tinggi

Uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen iklim keselmatan

kerja dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0 diperoleh hasil

(41)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 69

instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Adapun

hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.1.b dibawah ini:

Tabel 3.6.1.b

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Iklim Keselamatan Kerja

Reliability Statistics

3.6.2 Hasil Uji Coba Instrumen Keterikatan Kerja

Pada instrumen keterikatan kerja dilakukan pengujian analisis item

dan reliabilitas dengan menggunakan software SPSS versi 17.0. Adapun

pengujian validitas dan reliabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Analisis item instrumen keterikatan kerja

Analisis item instrumen keterikatan kerja dilakukan dengan pengujian

analisis item dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item

dengan skor total item yang dilakukan dengan menggunakan korelasi

product moment.

Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 30 item

instrumen Keterikatan Kerja menghasilkan 21 pertanyaan layak dan 9

pertanyaan tidak layak. Secara lebih rinci hasil analisis item

(42)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 70

Tabel 3.6.2.a

Hasil analisis item instrumen keterikatan kerja

Item yang layak Item yang tidak layak

3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,

17, 19, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 30

1, 2, 5, 13, 18, 20, 25, 24, 28

b. Reliabilitas Instrumen Keterikatan Kerja

Pengujian koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

formula Alpha Cronbach. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang

telah dilakukan terhadap instrumen keterikatan kerja diperoleh indeks

reliabilitas alpha sebesar 0,894. Indeks tersebut menunjukan bahwa

instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.2.b dibawah ini:

Tabel 3.6.2.b

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keterikatan Kerja

Reliability Statistics

(43)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 71

Pada pengujian instrumen intensi turnover dilakukan pengujian

analisis item dan koefisien reliabilitas menggunakan software SPSS versi

17.0. Adapun pengujian validitas dan reliabilitas tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Analisis item Instrumen Intensi Turnover

Pengujian analisis item intensi turnover dilakukan dengan cara

mengorelasikan skor setiap item denga skor total item yang dilakukan

dengan menggunakan korelasi product moment.

Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 5 item

instrumen intensi turnover diperoleh hasil yang menunjukan bahwa

semua item instrumen intensi turnover dinyatakan layak. Secara lebih

rinci hasil uji reliabilitas item intensi turnover dapa dilihat pada tabel

3.6.3.a di bawah ini:

Tabel 3.6.3.a

Hasil analisis item instrumen Intensi Turnover

Item yang layak Item yang tidak layak

1,2,3,4,5 -

b. Reliabilitas Instrumen Intensi Turnover

Uji reliabilitas instrumen intensi turnover menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas tersebut diperoleh

(44)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 72

instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.3.b dibawah ini:

Tabel 3.6.3.b

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Intensi Turnover

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.817 .811 5

3.7 Kategori Skala

Azwar (2009) mengemukakan bahwa tujuan kategorisasi adalah

menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang

menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini

dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas

ke sangat puas, dan sebagainya. Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang

akan dibuat biasanya tidak lebih dari lima jenjang tapi juga tidak kurang dari

tiga. Dalam penelitian ini peneliti mengelompokan individu-individu (sampel

(45)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 73

δ = Standard Deviation (Deviasi Standar)

Kategorisasi ini kemudian digunakan sebagai acuan atau norma dalam

pengelompokan skor sampel, baik skor iklim keselmatan kerja, keterikatan

kerja, maupun intensi turnover.

Tabel 3.7b Ketegorisasi Skor

Kategori Iklim Keselamatan Kerja

Keterikatan Kerja Intensi turnover

Rendah X < 90,311 X < 52,078 X < 5,762

Sedang 90,311 ≤ X < 109,867 52,078 ≤ X < 62,66 5,762 ≤ X < 11,678

Tinggi X ≥ 109,867 X ≥ 62,66 X ≥ 11,678

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

(46)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 74

analisis data pada penelitian ini menggunakan regresi ganda. Teknik analisis

regresi ganda ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah masing-masing apakah

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi

nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan (Riduwan, 2008). Teknik analisis regresi ganda

menggunakan data interval atau rasio, adapun langkah-langkahnya yaitu

sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi data yang merupakan syarat menentukan perhitungan statistik

yang digunakan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

SPSS versi 17.0 dengan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov,

dimana jika nilai Asym. Sig (2-tailed) > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi norma.

Diberikan hipotesis:

Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Statistik uji yang dipakai adalah nilai signifikansi dengan Ho ditolak jika

nilai Sig. < 0.05. Berikut output beserta interpretasi dari tes normalitas

dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

(47)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 75

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig. Iklim Keselamatan Kerja .240 224 .000 Keteriktan Kerja .262 224 .000 Intensi Turnover .156 224 .000 a. Lilliefors Significance Correction

Dapat dilihat bahwa untuk Iklim Keselamatan Kerja memiliki nilai

Sig.=0,000 < 0.05. Begitu pula untuk Keterikatan Kerja dan Intensi

Turnover yang memiliki nilai sama yaitu 0,000. Jadi, Ho ditolak sehingga

semua instrumen berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Akibatnya, untuk uji korelasi harus menggunakan uji nonparametrik.

b. Uji Korelasi Spearmann Rho

Uji korelasi digunakan untuk melihat seberapa erat hubungan antar

variabel satu (X) dan variabel dua (Y), dalam penelitian ini adalah untuk

melihat seberapa erat hubungan antara iklim keselamatan kerja dengan

intensi turnover dan keterikatan kerja dengan intensi turnover. Karena

data berdistribusi tidak normal, maka uji koefisien korelasi menggunakan

uji Spearmann rho.

c. Uji Signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang

(48)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 76

intensi turnover (Y) dan variabel keterikatan kerja (X2) dengan variabel

intensi turnover (Y) serta variabel X1dan X2 terhadap variabel Y.

Tabel 3.8

Kriteria Signifikansi Variabel

Kriteria

Probabilitas > 0,05 H0 diterima

Probabilitas ≤ 0.05 H0 ditolak

d. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase

kontribusi variabel independen iklim keselamatan kerja (X1) terhadap

variabel dependen intensi turnover (Y) dan variabel independen

keterikatan kerja (X2) terhadap variabel dependen intensi turnover (Y)

dengan rumus sebagai berikut :

d =

2 . 100%

(Reksoatmodjo, 2007:138)

Keterangan :

d = koefisien determinasi

= koefisien korelasi product moment

(49)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 77

Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau tahapan pelaksanaan penelitian

secara garis besar, yaitu :

1. Tahap persiapan

a. Melakukan observasi awal di tempat penelitian

b. Menyelesaikan masalah administrasi mengenai perijinan

c. Menentukan waktu pengambilan data dan sampel penelitian

2. Tahap pelaksanaan

a. Mempersiapkan alat ukur yang akan dipergunakan dalam penelitian

b. Menetapkan jadwal pengambilan data

c. Memperbanyak koesioner dan persiapan lainnya

d. Melaksanakan pengambilan data

3. Tahap pengolahan data

a. Membuat skoring dan tabulasi data yang diperleh

b. Mengolah data dengan pengujian statistik dengan bantuan software

statistik

4. Tahap pembahasan

a. Membuat dan mengevaluasi hasil penelitian berdasarkan teori-teori

yang ungkapkan sebelumnya

b. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan hasil pengujian

statistik yang dilakukan

5. Tahap penyusunan laporan

(50)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 78 b. Mengajukan laporan hasil penelitian

(51)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

130

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian hipotesis

yang dilaksanakan mengenai hubungan antara iklim keselamatan kerja dan

keterikatan kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT

Polytama Propindo, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pada umumnya, tingkat iklim keselamatan kerja pada divisi produksi PT

Polytama Propindo cenderung sedang.

2. Karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo memiliki keterikatan

kerja cenderung sedang.

3. Tingkat intensi turnover karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo

cenderung sedang.

4. Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara iklim keselamatan

kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT Polytama

Propindo. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat iklim keselamatan

kerja, akan semakin rendah intensi turnover karyawan, dan sebaliknya

semakin rendah iklim keselamatan kerja maka semakin tinggi tingkat

intensi turnover karyawan.

5. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara keterikatan kerja dengan

(52)

DESNIAH, 2013

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

131

berarti bahwa semakin tinggi keterikatan kerja maka semakin rendah

tingkat intensi turnover karyawan. Sebaliknya jika tingkat keterikatan

kerja semakin tinggi maka tingkat intensi turnover pun akan semakin

tinggi.

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara iklim keselamatan kerja dan

keterikatan kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT

Polytama Propindo. Terdapat pengaruh antara iklim keselamatan kerja

terhadap intensi turnover karyawan sebesar 33,5% dan keterikatan kerja

terhadap intensi turnover karyawan sebesar 46%. Selain itu, keterikatan

kerja lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan iklim keselamatan

kerja terhadap intensi turnover.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa rekomendasi yang dapat

diberikan kepada beberapa pihak yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Perusahaan

Berdasarkan data yang didapatkan diketahui beberapa karyawan

yang merasa iklim keselamatan kerja yang tinggi sangat sedikit

dibandingkan dengan yang merasakan iklim keselamatan kerja yang

rendah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa divisi produksi PT

Polytama Propindo memiliki iklim keselamatan kerja lebih banyak dalam

Gambar

Tabel 1.1.a Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo
Tabel 3.3.1
Tabel 3.5.1 Kisi-kisi instrumen Iklim Keselamatan kerja
Tabel 3.5.2 Kisi-kisi Instrumen Keterikatan Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mempertahankan status bebas bruselosis di pulau Kalimantan sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 2540/Kpts/Pd.610/6/2009 tentang Pernyataan Pulau Kalimantan

Diperkirakan untuk waktu yang akan datang kebutuhan dimetil eter dunia akan semakin meningkat, mengingat kebutuhan energi di dunia yang semakin besar terutama

PENGANGKATAN PELAKSANA TUGAS (PIt) KEPALA PUSAT PENELITIAN PENDIDIKAN (PPP) LEMBAGA PENELITIAN (LEMLIT) UNIVERSITAS NEGERI MALANGc. REKTOR UNIVERSITAS

Sumber konflik yang berasal dari guru berupa ego sektoral adalah berkaitan dengan penamaan sekolah baru paska- regrouping. Guru-guru dari eks SD Negeri Kentingan No. 79

Relevan dengan hal tersebut Rudy Prasetyo mengemukakan bahwa korporasi merupakan istilah yang lazim dipergunakan oleh kalangan pakar pidana untuk menyebut apa yang

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat banyak masalah yang teridentifikasi maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih focus dalam penelitian ini

1) Analisis data observasi untuk mengetahui aktivitas siswa, guru dan pengelolaan pembelajaran selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran Visual Thinking

Program CSR/PKBL dari PTPN III Terhadap UMKM di kota Medan Bertujuan Untuk Meningkatkan Citra Perusahaan Dan Memberdayakan Masyarakat.. CSR/PKBL Layak Dilaksanakan