DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN
KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI
PT POLYTAMA PROPINDO
(Studi Deskriptif Pada Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh :
Desniah
(0700673)
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2013Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==================================================================
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN
KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI
PT POLYTAMA PROPINDO
(Studi Deskriptif Pada Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo)
Oleh :
Desniah
(0700673)
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Desniah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Desniah (0700673). 2013. Hubungan antara iklim keselamatan kerja dan keterikatan kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo. Dibimbing oleh Drs. Engkos Kosasih, M.Pd., dan Helli Ihsan, M.Si.
Fenomena turnover tidak banyak dikaji dari segi keamanan dan kenyamanan karyawan maupun dari keterikatan kerja. Perusahaan terkadang mengabaikan faktor kenyamanan karyawan dalam bekerja. Hal ini terbukti banyaknya kecelakaan kerja di Indonesia yang terus meningkat dan intensi unjuk rasa dari karyawan yang mengakibatkan putusnya hubungan dengan perusahaan yang berakibat pada keluarnya karyawan dari perusahaan tersebut. Karena saat ini tingginya tingkat intensi turnover telah menjadi masalah serius bagi banyak perusahaan, bahkan beberapa perusahaan mengalami frustasi ketika mengetahui proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring staf yang berkualitas pada akhirnya ternyata menjadi sia-sia karena staf yang direkrut tersebut pada akhirnya mencari pekerjaan diperusahaan lain.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terdapat atau tidak terdapat hubungan antara iklim keselamatan kerja, keterikatan kerja, dan intensi turnover pada karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo. Berdasarkan data yang diambil melalui teknik pengisian kuesioner, hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara dua variabel iklim keselmatan kerja dan keterikatan kerja terhadap intensi turnover. Terdapat pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap intensi turnover sebesar 33,5% dan pengaruh keterikatan kerja terhadap intensi turnover sebesar 46%.
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
Desniah (0700673). 2013. The relationship between safety climate and work engagement turnover intention PT Polytama Propindo production division. Mentored by Drs. Engkos Kosasih, M.Pd., and Helli Ihsan, M.Si.
Turnover phenomenon is not widely studied in terms of safety and comfort of employees and work engagement. Company employees sometimes ignore the comfort factor at work. It proved to many accidents in Indonesia continues to increase and the intentions of the protest that resulted in the employee break with the company that resulted in the release of the company's employees. Due to the current high rate of turnover intention has become a serious problem for many companies, even some companies experienced frustration when he learned that the recruitment process have succeeded in getting qualified staff in the end turned out to be in vain because the staff that recruited the company eventually find another job.
This study uses a quantitative approach. The research method used is descriptive research. The purpose of this study to find out there or not there is a relationship between safety climate, work engagement, and turnover intention of employees of PT Polytama Propindo production division. Based on data collected through questionnaires techniques, the results of the study showed an association between the two climate variables and attachment of work safety when working towards turnover intention. There are significant safety climate on turnover intention by 33.5% and the influence of attachment to the labor turnover intentions by 46%.
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR DIAGRAM ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 9
1.4Manfaat Penelitian ... 10
1.5Asumsi ... 10
1.6Sistematika Penulisan ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
2.1Iklim Keselamatan Kerja ... 14
2.1.1 Pengertian Iklim Keselamatan Kerja ... 14
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ... 19
2.1.3 Karakteristik Iklim Keselamatan Kerja ... 21
2.2Keterikatan Kerja ... 24
2.2.1 Pengertian Keterikatan Kerja ... 24
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ... 29
2.2.3 Karakteristik Keterikatan Kerja ... 35
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.3.1 Pengertian Intensi ... 40
2.3.2 Pengertian Turnover ... 42
2.3.3 Intensi Turnover ... 43
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ... 46
2.4Kerangka Berpikir ... 50
2.5Hipotesis Penelitian ... 53
BAB III METODE PENELITIAN ... 55
3.1Metode Penelitian ... 55
3.2Teknik Pengumpulan Data ... 56
3.3Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 56
3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 56
3.3.2 Teknik Sampling ... 57
3.4Variabel Penelitian ... 59
3.5Defini Operasional ... 59
3.5.1 Definisi Operasional Iklim Keselmatan Kerja ... 59
3.5.2 Definisi Operasional Keterikatan Kerja ... 61
3.5.3 Definisi Operasional Intensi Turnover ... 63
3.6Uji Coba Instrumen ... 64
3.6.1 Hasil Uji Coba Instrumen Iklim Keselamatan Kerja ... 65
3.6.2 Hasil Uji Coba Instrumen Keterikatan Kerja ... 68
3.6.3 Hasil Uji Coba Instrumen Intensi Turnover ... 70
3.7Kategori Skala ... 71
3.8Teknik Analisis Data ... 72
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 77
4.1Hasil Penelitian ... 77
4.1.1 Gambaran Iklim Keselamatan Kerja Karyawan ... 78
4.1.2 Gambaran Keterikatan Kerja Karyawan ... 87
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.1.4 Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja dengan Intensi Turnover
Karyawan ... 103
4.1.5 Hubungan antara Keterikatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 106
4.1.6 Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 108
4.2Pembahasan ... 110
4.2.1 Gambaran Umum Iklim Keselamatan Kerja Karyawan ... 110
4.2.2 Gambaran Umum Keterikatan Kerja Karyawan ... 114
4.2.3 Gambaran Umum Intensi Turnover Karyawan ... 116
4.2.4 Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 119
4.2.5 Hubungan antara Keterikatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 122
4.2.6 Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan ... 126
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 127
5.1Kesimpulan ... 127
5.2Rekomendasi ... 131
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
1.1.a Data Intensi Turnover Karaywan Divisi Produksi ... 3
3.3.1 Jumlah Populasi Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo tahun 2013 ... 57
3.5.1 Kisi-Kisi Instrumen Iklim Keselamatan Kerja ... 60
3.5.2 Kisi-Kisi Instrumen Keterikatan Kerja ... 62
3.5.3 Kisi-Kisi Instrumen Intensi Turnover ... 63
3.6.1a Hasil analisis item instrumen iklim keselamatan kerja ... 66
3.6.1b Hasil uji reliabilitas instrumen iklim keselamatan kerja ... 68
3.6.2a Hasil analisis item instrumen keterikatan kerja ... 69
3.6.2b Hasil uji reliabilitas instrumen keterikatan kerja ... 69
3.6.3a Hasil analisis item instrumen intensi turnover ... 70
3.6.3b Hasil uji reliabilitas instrumen intensi turnover ... 71
3.7a Rumusan tiga kategori ... 72
3.7b Kategori skor ... 72
3.8a Uji normalitas data ... 73
3.8b Kriteria Signifikansi Variabel ... 74
4.1.1a Data deskriptif iklim keselamatan kerja ... 78
4.1.1b Gambaran umum iklim keselamatan kerja ... 79
4.1.1c Data deskriptif dimensi keselamatan manajemen ... 83
4.1.1d Data deskriptif dimensi lingkungan kerja ... 84
4.1.1e Data deskriptif dimensi rekan kerja ... 85
4.1.1c Data deskriptif dimensi pelatihan keselamatan ... 86
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.1.2b Gambaran umum keterikatan kerja ... 89
4.1.2c Data deskriptif dimensi kepuasan ... 92
4.1.2d Data deskriptif dimensi komitmen ... 93
4.1.2e Data deskriptif dimensi advokasi ... 94
4.1.3a Data deskriptif intensi turnover ... 95
4.1.3b Gambaran umum intensi turnover ... 97
4.1.3c Data deskriptif dimensi pikiran untuk keluar ... 100
4.1.3c Data deskriptif dimensi untuk mencari pekerjaan ... 101
4.1.3c Data deskriptif dimensi niat untuk keluar ... 102
4.1.4a Uji korelasi nonparametrik Iklim keselamatan kerja ... 103
4.1.4b Uji korelasi dimensi Iklim keselamatan kerja dengan intensi turnover ... 104
4.1.5a Uji korelasi nonparametrik keterikatan kerja ... 106
4.1.5b Uji korelasi dimensi keterikatan kerja dengan intensi turnover ... 107
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Daftar Diagram
Diagram 1. Iklim Keselamatan Kerja Keseluruhan ... 82
Diagram 2. Iklim Keselamatan Kerja divisi Produksi Jakarta ... 82
Diagram 3. Iklim Keselamatan Kerja divisi Produksi Indramayu ... 83
Diagram 4. Gambaran keselamatan manajemen ... 84
Diagram 5. Gambaran lingkungan kerja ... 85
Diagram 6. Gambaran rekan kerja ... 86
Diagram 7. Gambaran pelatihan keselamatan ... 87
Diagram 8. Keterikatan Kerja Keseluruhan ... 91
Diagram 9. Keterikatan Kerja divisi Produksi Jakarta ... 91
Diagram 10. Keterikatan Kerja divisi Produksi Jakarta ... 91
Diagram 11. Gambaran kepuasan karyawan ... 93
Diagram 12. Gambaran komitmen karyawan ... 94
Diagram 13. Gambaran advokasi karyawan ... 95
Diagram 14. Intensi Turnover Keseluruhan ... 99
Diagram 15. Intensi Turnover divisi produksi Jakarta ... 99
Diagram 16. Intensi Turnover divisi produksi Indramayu ... 99
Diagram 17. Gambaran thinking of quiting ... 101
Diagram 18. Gambaran intention to search ... 102
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan baik oleh
perusahaan maupun oleh pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman,
dengan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Maka
dari itu K3 mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa
kecuali. Upaya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya
kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan (Abidin., Dkk. 2008).
Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2010)
kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2010 (triwulan I)
sebanyak 39.454, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 340 dan cacat
sebanyak 534 orang. Sementara, kasus kecelakaan kerja di Bandung yang tercatat
di departemen tenaga kerja selama tahun 2010 sebanyak 23 kasus, dengan jumlah
korban sebanyak 23 orang, jumlah yang bertambah dari tahun 2009 yang
berjumlah 19 orang. Sedangkan yang belum tercatat tidak diketahui.
Kondisi memprihatinkan lainnya adalah, banyaknya tenaga kerja yang
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
namun ternyata tidak dilindungi. Seperti dilansir Indostries.com (2012),
disebutkan bahwa beberapa perusahaan di Indonesia baik perusahaan asing
maupun dalam negeri kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja karyawan.
Pemberian peringatan terhadap karyawan hanya intensif 30%, sedangkan jaminan
sosial tenaga kerja karyawan juga tidak terkontrol akibatnya masih ada karyawan
yang belum terlindungi Jamsostek. Kalaupun dilindungi, jumlahnya tidak sesuai
dengan jumlah tenaga kerja yang sebenarnya karena masih ada perusahaan yang
tidak melaporkan seluruh karyawannya ke Jamsostek.
Menurut Neal dan Griffin (2002) menyatakan salah satu hal yang
mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan tersebut adalah iklim
keselamatan. Iklim keselamatan merupakan persepsi atas kebijakan, prosedur, dan
praktek yang terkait dengan keselamatan.
Molley (2002) menyatakan bahwa anggapan karyawan terhadap keselamatan
kerja merupakan faktor penting dalam menilai keselamatan kerja oleh perusahaan.
Anggapan atau persepsi karyawan tersebut merupakan penilaian secara tidak
langsung yang harus diperhatikan perusahaan. Namun, kurang lebih dari 50%
anggapan karyawan ini masih dipandang rendah oleh perusahaan, oleh karena itu
menyebabkan rasa tidak percaya karyawan pada perusahaan.
Tuntutan keselamatan kerja karyawan yang semakin tinggi terhadap
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
komitmen karyawan terhadap organisasi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
keputusannya untuk tetap bergabung dan memajukan organisasinya , atau
memilih tempat kerja lain yang lebih bisa memberi harapan.
Sumber Harian Kompas pada tanggal 28 April 2011, mengungkapkan berita
tentang karyawan pabrik PT. Polytama Propindo cabang Indramayu, yang
berunjuk rasa di depan kantor Direksi PT. Polytama di Jakarta terkait beberapa
karyawan yang belum mendapat upah akibat kecelakaan kerja yang terjadi ketika
sedang bekerja di Pabrik pengolahan biji plastik ini. Hal ini di dukung dengan
kabar manajemen Polytama yang makin memburuk terkait dengan pemberian
jaminan-jaminan perlindungan. (Kompas, 2011). Jika hal tersebut tidak
secepatnya diatasi, maka unjuk rasa karyawan akan memungkinkan berakibat
pada pecahnya keterikatan kerja dengan perusahaan PT. Polytama.
Berikut ini data intensi turnover karyawan divisi produksi PT Polytama
Propindo dari tahun 2010 sampai tahun 2012.
Tabel 1.1.a
Data Intensi Turnover Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo
Tahun Triwulan Pria Wanita Populasi Persentase
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
2012 I 24 10 312 10,89 %
II 23 13 11,53 %
III 31 12 13,27 %
IV 28 13 13,14 %
Sumber : Data Administrasi tahun 2012 divisi Produksi PT Polytama Propindo
Berdasarkan data yang di dapatkan dari pihak PT Polytama Propindo Pusat
(Jakarta) pada tahun 2010, 2011, dan 2012, selalu terdapat peningkatan angka
intensi turnover pada setiap tahunnnya.
Berdasarkan data riset Human Resource Departement divisi K3 (2010),
diketahui mengenai data kecelakaan kerja karyawan pada divisi produksi PT
Polytama Propindo terdapat 30 kasus kecelakaan karyawan pada tahun 2010.
Tercatat 18 orang karyawan mengalami luka-luka akibat penggunaan alat berat
dan lebih dari 12 orang karyawan mengalami luka-luka akibat terkena cairan
kimia resin.
Dalam lingkungan operasional perusahaan, turnover (berpindah kerja) kerap
terjadi. Terjadinya turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh
perusahaan. Turnover merupakan masalah klasik yang selalu dihadapi para
pengusaha. Seperti halnya replacement yang terus berjalan, baik replacement
(pergantian) karena faktor produktivitas karyawan yang menurun. Namun jika
penggantian karyawan disebabkan oleh produktivitas (secara umum karena faktor
umur), maka perusahaan dapat mengantisipasi dengan mempersiapkan
kader-kader untuk menggantikan posisi karyawan tersebut. Tetapi jika pergantian
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
karena berkaitan dengan implementasi program kerja yang telah ditetapkan
(Arianto, 2001).
Harnoto (2002:2) menyatakan : ”turnover intentions adalah kadar atau
intensitas dari keinginan untuk keluar perusahaan, banyak alasan menyebabkan
timbulnya turnover intentions ini dan diantaranya adalah keinginan untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari perusahaan yang ditempatinya.”
Saat ini tingginya tingkat intensi turnover telah menjadi masalah serius bagi
banyak perusahaan, bahkan beberapa perusahaan mengalami frustasi ketika
mengetahui proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring staf yang berkualitas
pada akhirnya ternyata menjadi sia-sia karena staf yang direkrut tersebut pada
akhirnya mencari pekerjaan diperusahaan lain.
Dengan tingginya tingkat turnover pada perusahaan akan menimbulkan
berbagai potensi biaya baik biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan untuk
karyawan, tingkat kinerja yang mesti dikorbankan, maupun biaya rekrutmen
kembali. Menurut Wills (2001) ada berbagai cara yang dilakukan perusahaan
untuk menekan tingginya angka intensitas turnover pada karyawan perusahaan.
Mulai dari benefit yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk
memberikan kepuasan karyawan dalam bekerja, memberikan sikap transparasi
dan penghormatan, serta menumbuhkan sebuah keterikatan kepada karyawan
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
Keterikatan (engagement) pada perusahaan menjadi ciri utama keberhasilan
perusahaan dalam menangani masalah sumberdaya manusia karyawan. Semakin
tinggi keterikatan karyawan dengan organisasi semakin baik kinerjanya dan pada
gilirannya semakin baik kinerja perusahaannya. Karyawan bekerja tidak melulu
untuk meraih kompensasi finansial saja namun juga nonfinansial seperti
penghargaan personal dan karir. Karena itu tidak mungkin membangun
keterikatan mereka hanya dengan pendekatan yang sangat bersifat struktural.
Mereka sebagai individu pertama kali harus “diikat” dengan pendekatan sistem
nilai. Sistem budaya organisasi sekaligus budaya kerja korporat (efisien, mutu,
transparan dan akuntabilitas) harus ditanamkan sejak mereka masuk ke sistem
sosial yang baru yakni perusahaan. Secara bertahap mereka dibina sehingga
sistem nilai di perusahaan sudah menjadi kebutuhannya (Sjafri, 2011).
Keterikatan kerja terbentuk dari adanya ketertarikan karyawan terhadap
kondisi karyawan yang ada pada perusahaan. Ketertarikan ini muncul sebagai
hasil interaksi antara faktor yang ada pada diri karyawan dan faktor yang ada pada
perusahaan setelah sekian lama bekerja. Karyawan yang memiliki ikatan yang
kuat pada perusahaan, tentunya akan mengambil keputusan untuk bekerja
diperusahaan dan berusaha untuk memajukan perusahaan (Larasati, 2008). Pihak
perusahaan tentunya mengharapkan karyawan betah bekerja di perusahaannya
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
yang luas, misalnya lebih gigih dalam berupaya, kinerja yang lebih cepat, kualitas
yang lebih tinggi, dan turnover yang menurun (Schiemann , 2009:42).
Karyawan yang memiliki keterikatan melebihi karyawan yang puas atau
sekedar berkomitmen kepada suatu organisasi atau seseorang. Keterikatan
mencakupi advokasi (pembelaan) terhadap oganisasi tempatnya bekerja, yang
mencakup bersedia membeli produknya, memperbaiki tempat kerjanya, bahkan
berinvestasi untuk organisasinya (Schiemann, 2009:41).
Penelitian yang dilakukan Meyer dkk. (1993) mendukung bahwa peningkatan
keterikatan organisasi berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan
turnover yang semakin rendah. Keterikatan organisasional memberikan kontribusi
dalam memprediksi variabel-variabel penting organisasi yang berhubungan
dengan outcome (misalnya: intensi keluar). Meyer dkk. juga menyimpulkan
bahwa keterikatan berhubungan signifikan dengan keinginan individu untuk
keluar jabatan dan aktifitas dalam organisasi. Pekerja-pekerja dengan komitmen
afektif yang kuat dan cenderung terikat akan tetap berada dalam organisasi karena
mereka merasakan bahwa mereka sebaiknya bekerja demikian.
Fenomena turnover tidak banyak dikaji dari segi keamanan dan kenyamanan
karyawan. Perusahaan terkadang mengabaikan faktor kenyamanan karyawan
dalam bekerja. Hal ini terbukti banyaknya kecelakaan kerja di Indonesia yang
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
putusnya hubungan dengan perusahaan yang berakibat pada keluarnya karyawan
dari perusahaan tersebut.
Sedangkan keamanan kerja karyawan tidak banyak diperdalami untuk usaha
meminimasi kecelakaan kerja yang kian meningkat. Pihak perusahaan banyak
berkomentar bahwa kecelakaan kerja yang banyak terjadi karena kurangnya ke
hati-hatian karyawan, sedangkan pihak perusahaan sendiri sudah membuat
program K3 untuk keselamatan karyawan. Namun, perlu di teliti lebih lanjut
apakah program tersebut efektif dalam memberi perlindungan bagi karyawan.
Menurut Schiemann (2009: 221) salah satu hal yang dapat menghambat
terciptanya keterikatan kerja pada karyawan yaitu kekhawatiran terhadap
keamanan, misalnya keamanan kerja atau jaringan keamanan financial berbentuk
benefit atau kompensasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zeffane (1994:hal 28-30)dalam Valukma
(2004) menunjukkan bahwa keterikatan kerja lebih berperan penting sebagai
prediktor terhadap intensi turnover dari karyawan dibanding kepuasan kerja.
Artinya karyawan semakin merasa memiliki, membutuhkan dan terikat dengan
pekerjaannya tidak akan melakukan turnover.
Sedangkan menurut Arianto (2001) mengatakan bahwa turnover dilakukan
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
kenyamanan dalam bekerja yang dihubungkan dengan aspek sosial dan aspek
keamanan kerja.
Berkaitan dengan penjelasan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Hubungan Antara Iklim Keselamatan kerja dan Keterikatan
kerja dengan Intensi Turnover Karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan rumusan masalah dalam
penelitian ini dituangkan melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran Iklim Keselamatan Kerja karyawan divisi
Produksi PT Polytama Propindo?
2. Bagaimanakah gambaran Keterikatan Kerja Karyawan divisi Produksi PT
Polytama Propindo?
3. Bagaimanakah gambaran Intensi Turnover Karyawan divisi Produksi PT
Polytama Propindo?
4. Apakah terdapat hubungan antara Iklim keselamatan Kerja dengan Intensi
turnover karyawan divisi Produksi PT Polytama Propindo?
5. Apakah terdapat hubungan antara Keterikatan Kerja dengan Intensi
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
6. Apakah terdapat hubungan antara Iklim keselamatan dan Keterikatan
Kerja dengan Intensi turnover oleh karyawan divisi Produksi PT Polytama
Propindo?
1.3 Tujuan penelitian
Hal-hal yang akan dicapai dalam penelitian ini tertuang dalam tujuan
penelitian berikut :
1. Mengetahui gambaran Iklim Keselamatan Kerja karyawan divisi Produksi
PT Polytama Propindo
2. Mengetahui gambaran Keterikatan Kerja karyawan divisi Produksi PT
Polytama Propindo
3. Mengetahui gambaran Intensi Turnover karyawan divisi Produksi PT
Polytama Propindo
4. Mengetahui hubungan antara Iklim keselamatan kerja dengan intensi
turnover karyawan divisi Produksi PT Polytama Propindo
5. Mengetahui hubungan antara Keterikatan Kerja dengan intensi turnover
karyawan divisi Produksi PT Polytama Propindo
6. Mengetahui hubungan antara Iklim keselamatan dan Keterikatan Kerja
dengan intensi turnover karyawan divisi Produksi PT Polytama Propindo
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh :
1. Pihak perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak
manajemen dalam menyusun kebijakan perusahaan, khususnya kebijakan
tentang keselamatan kerja oleh perusahaan dan usaha meminimasi intensi
turnover karyawan melalui peningkatan engagement karyawan.
2. Jurusan Psikologi
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan sekaligus sebagai sarana
pengembangan pengetahuan yang bersifat keilmuan psikologi, khususnya
psikologi industri dan organisasi dalam pengelolaan sumber daya manusia
terutama mengenai iklim keselamatan kerja perusahaan, keterikatan kerja
karyawan yang dihubungkan dengan intensi turnover karyawan.
1.5 Asumsi
1. Menurut Lu & Tsai (2007) iklim keselamatan kerja merupakan segala hal
yang berhubungan dengan aspek keselamatan diri dalam melakukan
pekerjaan yang didukung oleh lingkungan, pihak perusahaan, dan diri
sendiri. Dalam tingkat yang lebih luas iklim keselamatan menggambarkan
pekerja terhadap nilai keselamatan dalam sebuah organisasi.
2. Karyawan yang memiliki keterikatan melebihi karyawan yang puas atau
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
(Schielmann, 2011). Karyawan yang merasa terikat dengan pekerjaannya
akan merasa memiliki dan tetap mengusahakan untuk bekerja tanpa
melihat perihal ekstern perusahaan.
3. Indriantoro (Indriantoro & Suwandi, 2001) menyatakan intensi turnover
mengacu pada hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungannya
dengan organisasi dan belum diwujudkan dalam tindakan pasti
meninggalkan organisasi. Karyawan yang melakukan intense turnover
biasanya tidak puas terhadap pekerjaan dan organisasinya.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Asumsi
1.8 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Iklim Keselamatan Kerja
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Keselamatan
2.1.3 Dimensi-dimensi Iklim Keselamatan Kerja
2.2 Keterikatan Kerja
2.2.1Pengertian Keterikatan kerja
2.2.2 Faktor-faktor keterikatan kerja
2.2.3Dimensi-dimensi keterikatan kerja
2.3 Intensi Turnover
2.3.1 Pengertian Intensi Turnover
2.3.2 Faktor-faktor penyebab Intensi Turnover
2.3.3 Dimensi-dimensi Intensi Turnover
2.4 Kerangka Berpikir
2.5 Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode penelitian
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.3 Populasi, Sampel, dan teknik Sampling
3.4 Variabel Penelitian
3.5 Definisi Operasional
3.6 Uji Coba Instrumen
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
3.8 Teknik Analisa Data
3.9 Prosedur Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 55
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode
penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan
antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata,
2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau
hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang
tengah berlangsung (Riduwan & Sunarto : 2009).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terdapat atau tidak terdapat
hubungan antara iklim keselamatan kerja, keterikatan kerja, dan intensi
turnover pada karyawan PT Polytama Propindo. Dalam penelitian ini, iklim
keselamatan kerja dan keterikatan kerja berperan sebagai variabel bebas
(independent variable) terhadap intensi intensi turnover yang berperan
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 56
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi lapangan, dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari lokasi
penelitian melalui kuesioner atau angket. Kuesioner yaitu teknik
pengumpulan data dengan jalan mengajukan daftar pertanyaan secara tertulis
kepada seluruh responden untuk dijawab yang terkait dengan pembahasan
dalam penelitian (Sugiyono, 2008).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga kuesioner yaitu kuesioner
mengenai iklim keselamatan kerja, kuesioner keterikatan kerja, dan kuesioner
intensi turnover. Kuesioner iklim keselamatan kerja menggunakan kuesioner
yang telah disusun oleh Nordic (2012), kuesioner keterikatan kerja
menggunakan kuesioner yang telah disusun oleh Nadiya Mahmudah (2012),
sementara kuesioner intensi turnover menggunakan kuesioner yang telah
disusun oleh Tang, Kim, dan Tang pada tahun 2000 (Diniati, 2009).
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik sampling
3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 57
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT
Polytama Propindo. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan biji
plastik resin.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Adapun sampel penelitian ditentukan
berdasarkan kerangka sampel sebagai berikut:
a. Karyawan pada divisi produksi PT Polytama Propindo
b. Bekerja di perusahaan minimal 6 bulan
Tabel 3.3.1
Jumlah Populasi Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo tahun 2013
No. Divisi Produksi
Jumlah
Total Pria Wanita
1 PT Polytama Propindo
Jakarta
73 45 115
2 PT Polytama Propindo
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 58
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
non-probabilitas sampling. Teknik non-non-probabilitas sampling yaitu teknik yang
tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010).
Adapun jenis non-probabilitas sampling yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu (Sugiarto
dkk, 2003). Kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dipilihnya teknik
purposive sampling ini adalah;
1. Divisi produksi merupakan divisi yang sangat perlu mementingkan
keselamatan kerja dibandingkan divisi-divisi lainnya di PT Polytama
Propindo
2. Seringnya turnover karyawan terjadi dan terbanyak di bagian divisi
produksi PT Polytama Propindo
3. Lokasi dan lingkungan divisi produksi yang menggunakan alat-alat
produksi yang dapat mengancam keselamatan karyawan
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sekurang-kurangnya 225.
Terbagi menjadi 90 untuk karyawan divisi PT Polytama Propindo pabrik
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 59
Indramayu. Jumlah tersebut didasarkan pada rumus pengambilan sampel
menurut Slovin (Riduwan,2009), sebagai berikut:
� = � 1 +�.�2
Keterangan
n = ukuran sampel
N = ukuran sampel populasi
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (e = 0,05)
n
=
1151+115.(0,05)2
= 89,85
n
=
2031+203.(0,05)2
= 134,70
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2001). Variabel dalam penelitian ini
terdapat dua variabel bebas yaitu Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 60
3.5 Definisi Operasional
3.5.1 Definisi Operasional Iklim Keselamatan Kerja
Iklim keselamatan kerja adalah persepsi yang berhubungan dengan aspek
keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan yang akan menggambarkan
aman atau tidaknya iklim keselamatan kerja ditempat ia bekerja, yang
tergambar dari derajat skor kuesioner iklim keselamatan kerja yang telah
disusun oleh Nordic (2012) yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu; keselamatan
manajemen, rekan kerja. dan pelatihan keselamatan.
Secara lebih rinci, operasional variabel iklim keselamatan kerja dirinci
sebagai berikut:
Tabel 3.5.1
Kisi-kisi instrumen Iklim Keselamatan kerja
No. Dimensi Indikator Item Jumlah
2. Lingkungan Sistem keamanan
kerja
23,29,30,31,32,33,34,35
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 61
Kerja Tempat kerja 24,26
3 Rekan kerja Kepedulian terhadap
antar pekerja
Instrumen iklim keselamatan kerja memiliki empat alternatif jawaban
terhadap pernyataan-pernyataan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS), dan sangat tidak setuju (STS). Item pernyataan dalam kuesioner ini bersifat
favorable dan unfavorable. Berikut ini masing-masing nilai untuk
alternatif-alternatif jawaban untuk instrumen iklim keselmatan kerja:
Item Nilai favorable Nilai unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 62
Keterikatan kerja ditentukan oleh besar kecilnya derajat skor yang dipilih
oleh karyawan dalam mengisi angket yang akan menggambarkan ia terikat
atau tidak terikat terhadap pekerjaan yang sedang dijalaninya, yang
dirumuskan berdasarkan teori Schielmann (2011), angket tersebut terdiri dari
enam dimensi yaitu; kepuasan, komitmen, dan advokasi.
Secara rinci, operasional variabel keterikatan kerja dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Tabel 3.5.2
Kisi-kisi Instrumen Keterikatan Kerja
No. Dimensi Indikator Item Jumlah
1. Kepuasan Jaminan pekerjaan 1,2
Perlakuan yang adil 3,4
Kompensasi 5,6
Konflik pekerjaan, beban kerja atau
target kerja
7,8
2. Komitmen Pelatihan yang cukup 9,10 12
Peran sesuai dengan talenta 11,12
Pekerjaan yang menarik 13,14
Mengenal misi atau nilai perusahaan 15,16
Komitmen pada teman sejawat 17,18
Kepemimpinan yang menginspirasi 19,20
3. Advokasi Perkembangan dan pertumbuhan
pribadi
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 63
Pengakuan 23,24
Keterlibatan dan peran identifikasi yang
jelas 25,26
Supervisor memanfaatkan minat pribadi 27,28
Pengalaman sukses 29,30
Jumlah 30
Instrumen Keterikatan kerja memiliki empat alternatif jawaban yaitu
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Item penrnyataan dalam kuesioner ini bersifat favorable dan unfavorable. Berikut
ini masing-masing nilai yang disesuaikan dengan pilihan alternatif-alternatif
jawaban untuk instrumen keterikatan kerja:
Item Nilai favorable Nilai unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
3.5.3 Definisi Operasional Intensi Turnover
Intensi turnover didefinisikan sebagai adanya keinginan karyawan untuk
berhenti dari kerja berdasarkan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan yang
tergambar dengan derajat skor kuesioner yang terdiri dari tiga dimensi yaitu
thinking of quiting, intention to search, intention to quit, yang disusun oleh
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 64
Secara operasional variabel intensi turnover dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Tabel 3.5.3
Kisi-kisi instrumen Intensi Turnover
No. Dimensi Indikator Item Jumlah
1 Thinking of quiting Subjek mempunyai pikiran
untuk keluar dari pekerjaan
1,2 2
2 Intention to search Subjek mempunyai intensi
untuk mencari pekerjaan lain
3 1
3 Intention to quit Subjek memiliki intensi untuk
meninggalkan pekerjaan
4,5 2
5
Instrumen intensi turnover memiliki empat alternatif jawaban yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Masing-masing jawaban memiliki nilai yang disesuaikan dengan pilihan alternatif
jawaban yang bergerak dari satu sampai empat. Semua item dalam kuesioner
ini bersifat favorable. Berikut ini masing-masing nilai untuk
alternatif-alternatif jawaban instrumen intesni turnover:
Item Favorable Nilai
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 65
3.6 Uji Coba Instrumen Iklim Keselamatan Kerja, Keterikatan Kerja, dan
Intensi Turnover
Di dalam penelitian, data mempunyai peran yang sangat penting karena
merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai
pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat
menentukan mutu hasil penelitian. Data yang benar tergantung dari baik
tidaknya suatu instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data.
Instrumen yang baik harus memenuhi kriteria valid dan reliabel sebagai
persyaratan yang penting.
Sebelum digunakan, instrumen dalam penelitian ini akan diuji dengan uji
validitas dan uji reliabilitas. Pengujian kualitas instrumen penelitian
bertujuan untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan, yang
artinya data yang bersangkutan dapat mewakili atau mencerminkan keadaan
suatu yang diukur pada subjek data itu sendiri. Kualifikasinya meliputi uji
validitas, analisis item, dan uji reliabilitas.
Uji coba instrumen ini dilakukan kepada 86 orang karyawan PT Polytama
Propindo Tbk. Jakarta. Setelah uji coba dilaksanakn langkah selanjutnya
adalah mengolah data tersebut menggunakan bantuan software SPSS Versi
17.0 untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil uji
validitas dan reliabilitas, diketahui bahwa jumlah item instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 61 butir item yang terbagi ke dalam
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 66
butir item pada instrumen keterikatan kerja, dan 5 butir item pada instrumen
instensi turnover.
3.6.1 Hasil Uji Coba Instrumen Iklim Keselamatan Kerja
Uji coba instrumen dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui dua
elemen penting dalam instrumen itu sendiri yaitu validitas dan reliabilitas.
Adapun pengujian validitas dan reliabilitas dapat dijelaskan sebagai beikut.
a. Analisis Item Instrumen Iklim Keselamatan Kerja
Pada tahap analisis item ini hal yang dilakukan adalah memilih
item-item yang layak. Item yang layak adalah item-item yang memiliki daya beda atau
daya diskriminasi item, yaitu item yang mampu membedakan antar individu
atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang
diukur (Azwar, 2010). Menurut Azwar (2010) sebagai kriteria semua item
yang mencapai koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 dianggap sebgai item yang
memuaskan. Namun apabila item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah
yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan
sedikit batas kriteria koefisien korelasi dari 0,30 menjadi 0,25 sehingga
jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Hal yang tidak disarankan adalah
jika menurunkan batas kriteria koefisien korelasi di bawah 0,2.
Analisis item instrumen iklim keselamatan kerja menggunakan uji
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 67
dengan teknik korelasi Pearson Product Moment yang perhitungannya
menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0.
Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 50 item iklim
keselamatan kerja diperoleh hasil yang menunjukan bahwa 35 item yang
layak, sedangkan sisanya 15 item dinyatakan tidak layak. Secara lebih rinci,
hasil analisis instrumen iklim keselamatan kerja dapat dilihat dalam tabel
3.6.1.a di bawah ini.
Tabel 3.6.1.a
Hasil analisis item instrumen iklim keselamatan kerja
Item yang layak Item yang tidak layak
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 23, 24, 27, 30, 32, 35,
36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
46, 48, 50.
8, 11, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 29,
31, 33, 34, 47, 49
b. Reliabilitas instrumen Iklim Keselamatan Kerja
Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya, artinya apabila dalam beberapa kali dilakukan pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, jika
aspek diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2010).
Semakin tinggi koefisien reliabilitas mengindikasikan bahwa terdapat
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 68
terhadap sekelompok subjek yang sama dari waktu ke waktu (Azwar, 2010).
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha
Cronbach. Rumus yang digunakan adalah
�11= � −� 1 1−Σ�� 2 ��2
�11 : Reliabilitas instrumen
� : Banyaknya item pertanyaan
��2 : Jumlah varian item
��2 : Varian total item
Berdasarkan prinsip umum yang digunakan untuk menafsirkan tinggi
rendahnya koefisien reliabilitas instrumen didasarkan pada koefisien
reliabilitas menurut Guilford (Subino, 1987) dengan kriterianya adalah:
� = 0,00 s.d. 0,20: reliabilitas sangat rendah
� = 0,20 s.d. 0,40: reliabilitas rendah
� = 0,40 s.d. 0,70: reliabilitas sedang
� = 0,70 s.d. 0,90: reliabilitas tinggi
� = 0,90 s.d. 1,00: reliabilitas sangat tinggi
Uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen iklim keselmatan
kerja dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0 diperoleh hasil
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 69
instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Adapun
hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.1.b dibawah ini:
Tabel 3.6.1.b
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Iklim Keselamatan Kerja
Reliability Statistics
3.6.2 Hasil Uji Coba Instrumen Keterikatan Kerja
Pada instrumen keterikatan kerja dilakukan pengujian analisis item
dan reliabilitas dengan menggunakan software SPSS versi 17.0. Adapun
pengujian validitas dan reliabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Analisis item instrumen keterikatan kerja
Analisis item instrumen keterikatan kerja dilakukan dengan pengujian
analisis item dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item
dengan skor total item yang dilakukan dengan menggunakan korelasi
product moment.
Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 30 item
instrumen Keterikatan Kerja menghasilkan 21 pertanyaan layak dan 9
pertanyaan tidak layak. Secara lebih rinci hasil analisis item
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 70
Tabel 3.6.2.a
Hasil analisis item instrumen keterikatan kerja
Item yang layak Item yang tidak layak
3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,
17, 19, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 30
1, 2, 5, 13, 18, 20, 25, 24, 28
b. Reliabilitas Instrumen Keterikatan Kerja
Pengujian koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
formula Alpha Cronbach. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang
telah dilakukan terhadap instrumen keterikatan kerja diperoleh indeks
reliabilitas alpha sebesar 0,894. Indeks tersebut menunjukan bahwa
instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.2.b dibawah ini:
Tabel 3.6.2.b
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keterikatan Kerja
Reliability Statistics
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 71
Pada pengujian instrumen intensi turnover dilakukan pengujian
analisis item dan koefisien reliabilitas menggunakan software SPSS versi
17.0. Adapun pengujian validitas dan reliabilitas tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Analisis item Instrumen Intensi Turnover
Pengujian analisis item intensi turnover dilakukan dengan cara
mengorelasikan skor setiap item denga skor total item yang dilakukan
dengan menggunakan korelasi product moment.
Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 5 item
instrumen intensi turnover diperoleh hasil yang menunjukan bahwa
semua item instrumen intensi turnover dinyatakan layak. Secara lebih
rinci hasil uji reliabilitas item intensi turnover dapa dilihat pada tabel
3.6.3.a di bawah ini:
Tabel 3.6.3.a
Hasil analisis item instrumen Intensi Turnover
Item yang layak Item yang tidak layak
1,2,3,4,5 -
b. Reliabilitas Instrumen Intensi Turnover
Uji reliabilitas instrumen intensi turnover menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas tersebut diperoleh
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 72
instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.3.b dibawah ini:
Tabel 3.6.3.b
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Intensi Turnover
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.817 .811 5
3.7 Kategori Skala
Azwar (2009) mengemukakan bahwa tujuan kategorisasi adalah
menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang
menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini
dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas
ke sangat puas, dan sebagainya. Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang
akan dibuat biasanya tidak lebih dari lima jenjang tapi juga tidak kurang dari
tiga. Dalam penelitian ini peneliti mengelompokan individu-individu (sampel
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 73
δ = Standard Deviation (Deviasi Standar)
Kategorisasi ini kemudian digunakan sebagai acuan atau norma dalam
pengelompokan skor sampel, baik skor iklim keselmatan kerja, keterikatan
kerja, maupun intensi turnover.
Tabel 3.7b Ketegorisasi Skor
Kategori Iklim Keselamatan Kerja
Keterikatan Kerja Intensi turnover
Rendah X < 90,311 X < 52,078 X < 5,762
Sedang 90,311 ≤ X < 109,867 52,078 ≤ X < 62,66 5,762 ≤ X < 11,678
Tinggi X ≥ 109,867 X ≥ 62,66 X ≥ 11,678
3.8 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 74
analisis data pada penelitian ini menggunakan regresi ganda. Teknik analisis
regresi ganda ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing apakah
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan (Riduwan, 2008). Teknik analisis regresi ganda
menggunakan data interval atau rasio, adapun langkah-langkahnya yaitu
sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data yang merupakan syarat menentukan perhitungan statistik
yang digunakan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS versi 17.0 dengan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov,
dimana jika nilai Asym. Sig (2-tailed) > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi norma.
Diberikan hipotesis:
Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Statistik uji yang dipakai adalah nilai signifikansi dengan Ho ditolak jika
nilai Sig. < 0.05. Berikut output beserta interpretasi dari tes normalitas
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 75
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig. Iklim Keselamatan Kerja .240 224 .000 Keteriktan Kerja .262 224 .000 Intensi Turnover .156 224 .000 a. Lilliefors Significance Correction
Dapat dilihat bahwa untuk Iklim Keselamatan Kerja memiliki nilai
Sig.=0,000 < 0.05. Begitu pula untuk Keterikatan Kerja dan Intensi
Turnover yang memiliki nilai sama yaitu 0,000. Jadi, Ho ditolak sehingga
semua instrumen berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Akibatnya, untuk uji korelasi harus menggunakan uji nonparametrik.
b. Uji Korelasi Spearmann Rho
Uji korelasi digunakan untuk melihat seberapa erat hubungan antar
variabel satu (X) dan variabel dua (Y), dalam penelitian ini adalah untuk
melihat seberapa erat hubungan antara iklim keselamatan kerja dengan
intensi turnover dan keterikatan kerja dengan intensi turnover. Karena
data berdistribusi tidak normal, maka uji koefisien korelasi menggunakan
uji Spearmann rho.
c. Uji Signifikansi
Uji signifikansi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 76
intensi turnover (Y) dan variabel keterikatan kerja (X2) dengan variabel
intensi turnover (Y) serta variabel X1dan X2 terhadap variabel Y.
Tabel 3.8
Kriteria Signifikansi Variabel
Kriteria
Probabilitas > 0,05 H0 diterima
Probabilitas ≤ 0.05 H0 ditolak
d. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase
kontribusi variabel independen iklim keselamatan kerja (X1) terhadap
variabel dependen intensi turnover (Y) dan variabel independen
keterikatan kerja (X2) terhadap variabel dependen intensi turnover (Y)
dengan rumus sebagai berikut :
d =
�
2 . 100%(Reksoatmodjo, 2007:138)
Keterangan :
d = koefisien determinasi
� = koefisien korelasi product moment
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 77
Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau tahapan pelaksanaan penelitian
secara garis besar, yaitu :
1. Tahap persiapan
a. Melakukan observasi awal di tempat penelitian
b. Menyelesaikan masalah administrasi mengenai perijinan
c. Menentukan waktu pengambilan data dan sampel penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Mempersiapkan alat ukur yang akan dipergunakan dalam penelitian
b. Menetapkan jadwal pengambilan data
c. Memperbanyak koesioner dan persiapan lainnya
d. Melaksanakan pengambilan data
3. Tahap pengolahan data
a. Membuat skoring dan tabulasi data yang diperleh
b. Mengolah data dengan pengujian statistik dengan bantuan software
statistik
4. Tahap pembahasan
a. Membuat dan mengevaluasi hasil penelitian berdasarkan teori-teori
yang ungkapkan sebelumnya
b. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan hasil pengujian
statistik yang dilakukan
5. Tahap penyusunan laporan
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 78 b. Mengajukan laporan hasil penelitian
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
130
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian hipotesis
yang dilaksanakan mengenai hubungan antara iklim keselamatan kerja dan
keterikatan kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT
Polytama Propindo, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pada umumnya, tingkat iklim keselamatan kerja pada divisi produksi PT
Polytama Propindo cenderung sedang.
2. Karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo memiliki keterikatan
kerja cenderung sedang.
3. Tingkat intensi turnover karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo
cenderung sedang.
4. Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara iklim keselamatan
kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT Polytama
Propindo. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat iklim keselamatan
kerja, akan semakin rendah intensi turnover karyawan, dan sebaliknya
semakin rendah iklim keselamatan kerja maka semakin tinggi tingkat
intensi turnover karyawan.
5. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara keterikatan kerja dengan
DESNIAH, 2013
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
131
berarti bahwa semakin tinggi keterikatan kerja maka semakin rendah
tingkat intensi turnover karyawan. Sebaliknya jika tingkat keterikatan
kerja semakin tinggi maka tingkat intensi turnover pun akan semakin
tinggi.
6. Terdapat hubungan yang signifikan antara iklim keselamatan kerja dan
keterikatan kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT
Polytama Propindo. Terdapat pengaruh antara iklim keselamatan kerja
terhadap intensi turnover karyawan sebesar 33,5% dan keterikatan kerja
terhadap intensi turnover karyawan sebesar 46%. Selain itu, keterikatan
kerja lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan iklim keselamatan
kerja terhadap intensi turnover.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa rekomendasi yang dapat
diberikan kepada beberapa pihak yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan data yang didapatkan diketahui beberapa karyawan
yang merasa iklim keselamatan kerja yang tinggi sangat sedikit
dibandingkan dengan yang merasakan iklim keselamatan kerja yang
rendah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa divisi produksi PT
Polytama Propindo memiliki iklim keselamatan kerja lebih banyak dalam