• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON DENGAN Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson Dengan Superitem Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON DENGAN Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson Dengan Superitem Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON DENGAN SUPERITEM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MUHAMMADIYAH 1

KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Akuntansi

Oleh :

TATIK SETIANINGSIH A 210 090 194

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

xv ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON DENGAN SUPERITEM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN

BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

Tatik Setianingsih, A 210 090 194, Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 70 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pokok bahasan pasar dalam pembelajaran ekonomi melalui strategi pembelajaran Peer Lesson

dengan Superitem. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 1 Kartasura yang berjumlah 33 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, catatan lapangan, dokumentasi dan review. Untuk menjamin validitas data, digunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa pada pokok bahasan pasar. Hal ini dapat dilihat daribanyaknya siswa yang: aktif bertanya dan mengemukakan pendapat sebelum dilakukan penelitian ada 2 siswa (6,06%), pada putaran I ada 5 siswa (15,15%), dan pada putaran II naik menjadi 7 siswa (21,21%). Siswa yang aktif menjawab pertanyaan sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa (9,09%), pada putaran I ada 4 siswa (12,12%), dan pada putaran II naik menjadi 6 siswa (18,18%). Siswa yang aktif mempresentasikan materi sebelum dilakukan penelitian ada 0 siswa (0%), pada putaran I ada 4 siswa (12,12%), dan pada putaran II naik menjadi 6 siswa (18,18%). Siswa yang aktif mengerjakan latihan soal sebelum dilakukan penelitian ada 4 siswa (12,12%), pada putaran I ada 4 siswa (12,12%), dan pada putaran II naik menjadi 7 siswa (21,21%). Dengan demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Peer Lesson dengan Superitem dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran ekonomi.

(5)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki seseorang melalui kegiatan pembelajaran. Dibutuhkan sikap aktif, kreatif, inovatif, dan berpikir kritis dalam kegiatan pembelajaran agar apa yang ada dan telah dipelajari dapat ditangkap atau diterima dengan baik. Dalam pendidikan formal (sekolah) misalnya siswa diajarkan untuk disiplin, aktif, kreatif, berpikir kritis, dan bertanggung jawab. Hal inilah yang dibutuhkan untuk mengembangkan pemikiran dan kreatifitas yang dimiliki oleh manusia. Pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan, hal ini terbukti bahwa jenjang pendidikan SMP, SMA bahkan perguruan tinggi mempelajari ilmu ekonomi. Pada umumnya guru sangat menyadari bahwa pelajaran ekonomi sering dipandang sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik karena terlalu banyak menghafal materi, bahkan siswa cenderung tidak memperhatikan dan menganggap mudah pembelajaran ini.

Proses pembelajaran ekonomi akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif, dengan cara tidak menunjukkan sikap pasif di dalam kelas maupun di luar kelas. Kurikulum pendidikan Indonesia telah mengembangkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini menuntut kreatifitas seorang guru dalam mengajar ekonomi, agar mata pelajaran ekonomi menjadi pelajaran yang menarik dan tidak membosankan. “Kreatifitas bukanlah suatu bakat, tetapi bisa dipelajari dan dilatih”

(6)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada hari jumat tanggal 19 oktober 2012 pukul 07.00 s/d 08.30 di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura kelas VIIIA, terlihat keragaman masalah dalam proses belajar mengajar ekonomi yang terjadi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura melalui pengamatan saat Program Pengalaman Lapangan terlihat bahwa siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran, hanya ada 2 siswa(6,06%) yang aktif bertanya kepada guru, dan hanya ada 2 siswa (6,06%) yang berani mengungkapkan pendapat saat guru memberikan suatu permasalahan, dan siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru hanya 3 siswa (9,09%).

Pengelolaan pembelajaran yang efektif akan menjadi titik awal keberhasilan dalam pembelajaran, hal ini berarti meningkatnya prestasi belajar

khususnya ekonomi. Rohani (2004: 6) menyatakan “pembelajaran yang

berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktifitas fisik maupun psikis”. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan,

membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Menurut Silberman (dalam Sarjuli , 2007: 173) ”Peer Lesson adalah strategi pembelajaran yang mengajak siswa ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran”. Belajar aktif meliputi berbagai cara

(7)

Adapun langkah-langkah dari strategi pembelajaran Peer Lesson menurut Zaini dkk (2008: 62-63) adalah sebagai berikut:

a. Membagi kelas ke dalam sub-kelompok. Membuat sub-kelompok sebanyak topik yang diajarkan

b. Memberi masing-masing kelompok sejumlah informasi, konsep, atau keahlian untuk mengajar yang lain.

c. Meminta setiap kelompok membuat cara presentasi atau mengajarkan topiknya kepada sisa kelas. Memberi saran agar menghindari ceramah atau membaca laporan. Mendorong mereka agar membuat pengalaman belajar untuk peserta didik seefektif mungkin.

d. Mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Menyediakan alat-alat visual

2) Mengembangkan demontrasi singkat

3) Menggunakan contoh atau analogi untuk membuat poin mengajar 4) Melibatkan peserta didik dalam diskusi, kusi. Menulis tugas,

bermain peran, khayalan, mental, atau studi kasus. 5) Memberi kesempatan untuk bertanya.

e. Memberikan waktu yang cukup untuk merencanakan dan mempersiapkan (bisa di kelas atau di luar kelas). Kemudian meminta setiap kelompok mempresentasikan pelajaran mereka. Hargailah usaha mereka.

(8)

Keaktifan siswa dalam belajar perlu mendapatkan sorotan. Sistem kurikulum sekarang ini menuntut siswa agar selalu lebih aktif dalam belajar. Agar belajar ekonomi menjadi bermakna tidak cukup hanya dengan mendengar, melihat dan mencatat apa yang ada dipapan tulis dan apa yang didengar, tetapi harus melakukan aktifitas (membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan, mengomunikasikan, presentasi diskusi, dll). Dengan keaktifan diharapkan dapat mengubah cara berpikir siswa tentang mata pelajaran ekonomi, yang tadinya dianggap tidak penting menjadi menyenangkan.

Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran ekonomi. Dimana peneliti pembelajaran ekonomi tersebut adalah:

Yuni (2011) dalam penelitiannya “ Upaya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi dengan metode pembelajaran Peer Lessons menyimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa meningkat dengan menerapkan Peer Lessons.

(9)

Ditinjau dari penelitian-penelitian yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif yang diterapkan dalam pembelajaran mempunyai pengaruh khususnya pada keaktifan dan prestasi Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan fokus keaktifan belajar siswa akan meningkat melalui strategi Peer Lesson

dengan Superitem.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura yang beralamatkan di Jl. A Yani No 160 , Kartasura. Alasan pemilihan sekolah ini adalah letaknya yang mudah di jangkau oleh peneliti sehingga efisien waktu dan pengumpulan data.

Penelitian ini merupakan penelitian tidakan kelas. Suatu penelitian bersifat positif, situasional dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan cara-cara untuk meningkatkan keaktifan belajar ekonomi siswa melalui strategi Peer Lesson dengan Superitem

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas yang telah telah dilakukan, peneliti sebagai observer sekaligus Guru ekonomi menerangkan bahwa dalam proses pembelajaran ekonomi dengan menerapkan strategi pembelajaran Peer Lesson

dengan Superitem berupaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur tercapainya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Aktif bertanya dan mengemukakan pendapat. 2. Aktif menjawab pertanyaan.

3. Aktif mempresentasikan materi 4. Aktif mengerjakan latihan soal.

Tingginya tingkat keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran ekonomi dapat memperlancar jalannya pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu:

1. Aktif bertanya dan mengemukakan pendapat sebelum dilakukan penelitian ada 2 siswa (6,06%), pada putaran I ada 5 siswa (15,15%), putaran II ada 7 siswa (21,21%).

2. Aktif menjawab pertanyaan sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa (9,09%), pada putaran I ada 4 siswa (12,12%), putaran II ada 6 siswa (18,18%)

(11)

4. Aktif mengerjakan latihan soal sebelum dilakukan penelitian ada 4 siswa (12,12%), pada putaran I ada 4 siswa (12,12%), putaran II ada 7 siswa (21,21%).

Data hasil tindakan belajar siswa sebelum dilakukan tindakan sampai putaran II secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel 2.1

No. Keaktifan Belajar

(12)

Gambar 2.1

Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Ekonomi

melalui Strategi Pembelajaran Peer Lesson dengan Superitem

Berdasarkan uraian di atas bahwa penggunaan strategi pembelajaran

Peer Lesson dengan Superitem dalam kegiatan pembelajaran dapat

meningkatkan keaktifan belajar ekonomi siswa di kelas. Dengan demikian data penelitian tersebut mendukung diterimanya hipotesis bahwa strategi pembelajaran Peer Lesson dengan Superitem dapat meningkatkan keaktifan belajar ekonomi yang meliputi: aktif bertanya dan mengemukakan pendapat, aktif menjawab pertanyaan di kelas, aktif mempresentasikan materi dan aktif mengerjakan latihan soal pada pokok bahasan pasar.

(13)

KESIMPULAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dan guru ekonomi sebagai konsultan, selama dua putaran memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran ekonomi dengan strategi peer lesson dengan superitem

dapat meningkatkan keaktifan belajar ekonomi siswa. Keaktifan siswa ditunjukkan antara lain siswa aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat, siswa aktif untuk menjawab pertanyaan, siswa aktif mempresentasikan materi dan siswa aktif mengerjakan soal latihan.

Siswa yang aktif bertanya dan mengemukakan pendapat sebelum dilakukan penelitian ada 2 siswa (6,06%), pada putaran I ada 5 siswa (15,15%), dan pada putaran II naik menjadi 7 siswa (21,21%). Siswa yang aktif menjawab pertanyaan sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa (9,09%), pada putaran I ada 4 siswa (12,12%), dan pada putaran II naik menjadi 6 siswa (18,18%). Siswa yang aktif mempresentasikan materi sebelum dilakukan penelitian ada 0 siswa (0%), pada putaran I ada 4 siswa (12,12%), dan pada putaran II naik menjadi 6 siswa (18,18%). Siswa yang aktif mengerjakan latihan soal sebelum dilakukan penelitian ada 4 siswa (12,12%), pada putaran I ada 4 siswa (12,12%), dan pada putaran II naik menjadi 7 siswa (21,21%). IMPLIKASI

Proses belajar dengan penerapan strategi peer leeson dengan superitem

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Chrisnawati, Nunung Ayu. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Card Sort sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Ekonomi”. Skripsi: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putri, Yuni Wahyu. 2011. “Upaya Peningkatan Keaktifan siswa dalam Proses Pembelajaran Ekonomi dengan Menggunakan Metode Peer Lessons”.

Skripsi: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yulianti, Tri. 2010. “Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson dengan Superitem dalam pembelajaran matematika untuk Meningkatkan

keaktifan belajar matematika”. Skripsi: FKIP Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Khoiriyah, Nurlaili. 2012. “Penerapan Metode Matriks ingatan sebagai usaha

untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi”. Skripsi: FKIP

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gambar

Tabel Data Peningkatan Keaktifan Belajar Ekonomi Siswa
Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

Analisis Hubungan Derajat Kejenuhan (V/C) dan Kecepatan Sesaat Terhadap Kejadian Kecelakaan (Studi Kasus Ruas Jalan Ir. Sutami Surakarta).. Jurusan Teknik Sipil

1. Pada umunya tidak ditemui pemasaran yang dilakukan secara berkelompok antar produsen pabrikan. Perlakuan terhadap produk oleh produsen pabrikan umumnya adalah

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas

Dimana asam lemak esensial yang meliputi asam lemak linoleat (omega 6), linolenat (omega 3), ARA dan DHA berperan penting dalam fungsi penglihatan dan perkembangan otak

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Instrumen tes diagnostik model teslet dapat dikembangkan untuk mendeteksi kesulitan siswa SMA kelas XI semester

Kabupaten Pemalang mempunyai peranan penting dalam memainkan fungsinya.. untuk membantu peningkatan sumber daya manusia para pegawai di daerah. Kabupaten Pemalang. Untuk itu

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh dari perlakuan kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina dengan menganalisis deformasi aksial pada batas