Nurwanti, 2014
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK
(Penelitian Tindakan di Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir Plered Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)
Nurwanti 1008723
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan kemampuan berbicara anak di kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir Plered Purwakarta. Sebagian besar anak belum menguasai kemampuan berbicara dengan maksimal, sehingga memerlukan suatu solusi untuk meningkatkan kemampuan berbicara tersebut. Pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran dengan meggunakan media gambar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilur Plered Purwakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas pada anak Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir sebanyak 18 orang anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Kondisi awal kemampuan berbicara anak di Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir masih belum tesimulasi secara maksimal dengan persentase belum berkembang sebesar 89%, mulai berkembang 11% dan berkembang sangat baik 0%, namun setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar, kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan yang cukup baik. Persentase kemampuan berbicara yang berada pada kategori belum berkembang sebesar 0%, mulai berkembang sebesar 17% dan pada kategori berkembang sangat baik sebesar 83%. Rekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu pembelajaran dengan menggunakan media gambar inidapat dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.
Nurwanti, 2014
USE OF MEDIA IMAGES TO INCREASE CHILD’S SPEAKING ABILITY IN KINDERGARTEN
(Action Research in Group B TK Sejahtera Cibogohilir Plered Purwakarta Academic Year 2012-2013)
Nurwanti 1008723
ABSTRACT
This study was conducted based on the findings of the problems associated with speaking skills kindergarten children in group B Sejahtera Cibogohilir Plered Purwakarta. Most children have not mastered the ability to speak with a maximum, so it requires a solution to improve the speaking skills. Developed learning is learning by using media images. The purpose of this study was to obtain an overview of the application of learning by using media images in enhancing a child's ability to speak in Kindergarten Group B Sejahtera Cibogohilir Plered Purwakarta. This study uses action research on kindergarten children Prosperity Group B Cibogohilir many as 18 children. Data collection techniques in this study through observation, interview and documentation. The data analysis technique used is the analysis of qualitative data with multiple stages including data reduction, data display and conclusion. Initial conditions speaking skills kindergarten children in Group B Sejahtera Cibogohilir still not maximally with undeveloped percentage was 89%, 11% began to grow and develop very good 0%, but after the application of learning by using media images, the ability to speak a child has increased pretty good. The percentage of speech that is on undeveloped category of 0%, 17% started growing and growing very well in the category of 83%. Recommendations are given for early childhood educators that learning by using media images can be used as a way to enhance the child's ability to speak.
Nurwanti, 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... ... 4
C. Tujuan Penelitian ... ... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Struktur Organisasi... 7
BAB II KAJIAN TEORI... 8
A. Konsep Perkembangan Kognitif ... 8
1. Pengertian Media Belajar ... 8
2. Manfaat Media untuk Pembelajaran ... 10
3. Jenis Media dan Karakteristiknya ... 15
B. Konsep Kemampuan Berbicara... 21
C. Hasil Penelitian Terdahulu ... ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A. Lokasi dan subjek Penelitian... 34
B. Desain Penelitian... 34
Nurwanti, 2014
D. Penjelas Istilah... 39
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian... 40
F. Analisis Data... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47
A.Hasil Penelitian ... 47
1. Kondisi Objektif Kemampuan berbicara Anak Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir Sebelum diterapkan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar ... 47
2. Penerapan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan berbicara Anak Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir ... 51
a. Proses Penerapan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar pada Siklus I ... 51
b. Proses Penerapan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar pada Siklus II ... 66
c. Proses Penerapan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar pada Siklus III ... 81
3. Peningkatan Kemampuan berbicara Anak Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir Setelah diterapkan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar ... 96
B. PEMBAHASAN ... 98
1. Kondisi Objektif Kemampuan berbicara Anak Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir Sebelum diterapkan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar... 98
Nurwanti, 2014
3. Peningkatan Kemampuan berbicara Anak Kelompok B TK
Sejahtera Cibogohilir Setelah diterapkan Pembelajaran dengan
Menggunakan Media Gambar ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 105
A. Kesimpulan………. 105
B. Rekomendasi……… 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Nurwanti, 2014
DAFTAR TABEL
TABEL
3.1 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berbicara ... ...42
3.2 Pedoman Observasi Kemampuan Berbicara ... 43
3.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Anak ... 45
4.1 Hasil Penilaian Kemampuan berbicara Anak Pra Siklus ... 47
4.2 Klasifikasi Kemampuan berbicara Anak Pra Siklus ... 48
4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Anak Pra Siklus ... 48
4.4 Persentasi Kategori Kemampuan Berbicara Anak Pra Siklus ... 56
4.5 Hasil Penilaian Kemampuan berbicara Anak Siklus I ... 57
4.6 Klasifikasi Kemampuan berbicara Anak Siklus I ... 57
4.7 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Anak Siklus I ... 58
4.8 Persentasi Kategori Kemampuan Berbicara Anak Siklus I ... 66
4.9 Hasil Penilaian Kemampuan berbicara Anak Siklus II ... 67
4.10 Klasifikasi Kemampuan berbicara Anak Siklus II ... 67
4.11 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Anak Siklus II ... 68
4.12 Persentasi Kategori Kemampuan Berbicara Anak Siklus II ... 76
4.13 Hasil Penilaian Kemampuan berbicara Anak Siklus III ... 77
4.14 Klasifikasi Kemampuan berbicara Anak Siklus III ... 77
4.15 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Anak Siklus III ... 78
Nurwanti, 2014
DAFTAR DIAGRAM
DIAGRAM
4.1 Persentase Kemampuan Berbicara Anak Pra Siklus ... 49
4.2 Persentase Kemampuan Berbicara Anak Siklus I ... 58
4.3 Persentase Kemampuan Berbicara Anak Siklus II ... 68
4.4 Persentase Kemampuan Berbicara Anak Siklus III ... 78
Nurwanti, 2014
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Nurwanti, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Menurut Rupert C. Lodge menyatakan bahwa dalam pengertian
yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Sedangkan dalam arti
sempit, ia berpendapat bahwa pendidikan adalah pendidikan yang dilaksanakan di
sekolah (Tafsir, 2008:5).
Pendidikan di sekolah dilakukan dalam suatu proses yang disebut
pembelajaran. Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Terdapat tiga atribut pokok belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman
(Winataputra, 2005: 23). Sedangkan pembelajaran merupakan proses interaksi
anak dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada anak. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu anak agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari: tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media, sumber
belajar, dan evaluasi (Sutikno, 2008:37).
Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan adalah Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD). Berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional PAUD adalah upaya pembinaan yang ditunjukkan
kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
2
Nurwanti, 2014
serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
(Depdiknas, 2007: 39).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijabarkan tujuan
diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu: (1) untuk membentuk anak
Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di
dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa
dewasa, dan (2) untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
(akademik) di sekolah.
Salah satu aspek perkembangan yang sangat penting untuk dikembangkan
adalah kemampuan berbahasa. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui
bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan kemampuan
intelektual. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional anak dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan dapat
membantu anak menenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu,
pembelajaran bahasa membantu anak mampu mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Salah satu keterampilan berbahasa adalah berbicara. Berbicara merupakan
salah satu kajian bahasa, meliputi: (1) anak mampu mengungkapkan gagasan,
pendapat, pengalaman, dan pesan secara lisan dan tertulis, (2) anak mampu
mengungkapkan perasaan secara lisan dan tulisan dengan jelas, dan (3) anak
memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.
Dengan demikian keterampilan berbicara memang bahan/materi
pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK), sehingga anak memiliki keterampilan
dalam berbicara. Kenyataannya, setiap anak memiliki keterampilan berbicara
yang sangat bervariasi dan bahkan ada anak yang sangat sulit berbicara. Ada anak
3
Nurwanti, 2014
ada pula anak yang banyak bicara tapi pembicaraannya hanya berkisar pada hal
main-main saja. Anak yang lain ada yang sulit sekali bila diajak bicara.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara khusus terhadap anak TK
Sejahtera Cibogohilir, penulis mendapat kenyataan bahwa kebanyakan anak masih
sulit untuk mengungkapkan perasaan atau pendapatnya melalui bahasa lisan
(berbicara). Dalam arti, ketika guru mengajukan pertanyaan dan menunjuk salah
seorang untuk menjawab, anak terdiam karena kesulitan untuk berbicara yang
tema ceritanya tentang pengalaman anak (misalnya ketika sakit). Anak diam dan
tidak ada yang berani untuk bercerita.
TK Sejahtera Cibogohilir merupakan salah satu TK yang sederhana yang
berlokasi di Desa Cibogohilir Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta. TK
Sejahtera berada di tengah perkampungan serta berada di antara lingkungan
masyarakat yang agamis. TK Sejahtera terletak di pinggir jalan raya yang
menghubungkan antara Pasar Plered, Sempur, dan Cisomang. Beberapa sarana
belajar dan bermain yang cukup memadai tersedia di TK ini, sehingga
memungkinkan anak didiknya untuk dapat belajar dan bermain dengan baik.
Tenaga pengajar yang ada pun dinilai cukup kompeten dengan didukung oleh
kualifikasi pendidikan yang memadai.
Di TK Sejahtera Cibogohilir Plered Purwakarta, pembelajaran bahasa
biasa dilakukan secara konvensional dan seadanya, sehingga kemapuan yang
diperoleh anak kurang optimal. Hal ini tergambar pada hasil belajar anak didik di
Kelompok B TK Sejahtera yang sebagian besar di antaranya tidak mencapai hasil
yang memuaskan. Hal tersebut disebabkan kurangnya variasi dan inovasi dalam
memilih media yang tepat dalam proses pembelajaran tersebut.
Demi meningkatkan kemampuan anaknya, guru yang ideal senantiasa
berupaya dengan berbagai strategi, termasuk di antaranya ialah dengan
menggunakan media belajar yang efektif dan menyenangkan bagi anak. Media
belajar merupakan sarana bagi guru untuk mempermudah penyampaian ilmu
pengetahuan kepada anaknya. Dalam aktifitas pembelajaran, media dapat
4
Nurwanti, 2014
dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa (Sutikno,
2008:101).
Media belajar juga merupakan sarana bagi anak untuk mempermudah
pencapaian kemampuan yang diinginkan. Media belajar yang tepat akan membuat
anak lebih termotivasi, lebih aktif, dan lebih mudah mencerna ilmu pengetahuan
yang diberikan gurunya selama proses pembelajaran, serta membuat proses
pembelajaran lebih menyenangkan. Terdapat beberapa jenis media belajar,
diantaranya: media visual (grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik),
media audio (radio, tape recorder, laboratorium bahasa).
Salah satu media belajar yang dipilih oleh peneliti untuk menstimulasi
keterampilan berbicara anak adalah media visual (gambar). Alasan peneliti
memilih media ini antara lain: 1) media gambar merupakan salah satu jenis media
yang disukai oleh anak, 2) menurut beberapa literatur media gambar lebih
memudahkan mereka dalam memahami materi pembelajaran, apalagi pada materi
pembelajaran yang perlu pemahaman mendalam. Sehingga berdasarkan pada
pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa media gambar memiliki peranan yang
paling besar dalam memudahkan anak untuk memperoleh informasi. Penggunaan
media gambar tersebut dilakukan melalui kegiatan yang dibagikan oleh guru,
pilihan anak sendiri baik secara individu atau kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian yang mengambil judul: Penggunaan Media Gambar untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak di Taman Kanak-kanak Sejahtera
Cibogohilir (Penelitian Tindakan di Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir Plered
Purwakarta Tahun Pelajaran 2012/2013).
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada apa yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menyusun
suatu rumusan masalah penelitian yaitu, “Apakah penggunaan media gambar
dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak di TK Sejahtera Cibogohilir?”
Dari rumusan masalah tersebut, maka muncul pertanyaan masalah sebagai
5
Nurwanti, 2014
1. Bagaimana kemampuan berbicara anak Kelompok B TK Sejahtera
Cibogohilir sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media
gambar?
2. Bagaimana proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan media
gambar untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak Kelompok B TK
Sejahtera Cibogohilir?
3. Bagaimana kemampuan berbicara anak Kelompok B TK Sejahtera
Cibogohilir setelah diterapkan pembelajarn dengan menggunakan media
gambar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, penulis menentukan
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan berbicara anak Kelompok B TK Sejahtera
Cibogohilir sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media
gambar.
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan
media gambar untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak Kelompok
B TK Sejahtera Cibogohilir.
3. Untuk mengetahui kemampuan berbicara anak Kelompok B TK Sejahtera
Cibogohilir setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media
gambar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Anak
Bagi anak, diharapkan dengan penelitian ini dapat meningkatkan minat
dan motivasi belajarnya, sehingga mampu mendongkrak kemampuan dan
hasil belajarnya di kemudian hari. Proses belajar yang lebih menarik dapat
6
Nurwanti, 2014 2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti sendiri, diharapkan agar dari penelitian ini dapat lebih
meningkatkan kualitas diri peneliti, sehingga di kemudian hari peneliti
dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang lebih baik serta
mampu menghasilkan produk pendidikan yang baik pula.
3. Bagi Guru
Bagi para pendidik, diharapkan agar penelitian ini dapat meningkatkan
motivasi dan kreatifitas guru dalam memilih media pembelajaran yang
tepat dan sesuai untuk proses pembelajaran bersama anak didiknya.
Diharapkan juga agar guru sebagai pendidik lebih keras lagi dalam upaya
meningkatkan kualitas diri demi peningkatan kualitas pendidikan.
4. Bagi Institusi Sekolah
Bagi institusi sekolah, dari penelitian ini diharapkan agar lembaga sekolah
dapat memperoleh data yang nyata dan akurat tentang pelaksanaan
pembelajaran di lingkungan pendidikannya, sehingga dari data tersebut
dapat dilakukan upaya-upaya yang jelas dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di lembaga tersebut.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima Bab,
adapun rangkuman pembahasannya sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Bab ini membahas tentang konsep kemampuan berbicara anak yang
7
Nurwanti, 2014
perkemabangan kemampuan anak dan pengembangan kemampuan berbicara
anak, sedangkan untuk konsep media gambar sendiri terdiri dari definisi
media, definisi media gambar, penggunaan media gambar dalam proses
pembelajaran dan kelebihan media gambar.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk
melakukan penelitian, yakni metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
terdiri dari metode penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian dan analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang
pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang di dapatkan dari penelitian
yang telah dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai
Nurwanti, 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah TK
Sejahtera Cibogohilir. TK Sejahtera beralamat di Desa Cibogohilir Kecamatan
Plered Kabupaten Purwakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik di TK Sejahtera pada kelompok
B yang berjumlah 18 orang yang terdiri dari anak perempuan sebanyak 8
orang, sedangkan jumlah anak laki-laki sebanyak 10 orang.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (classroom
action research) model Kemmis dan MC Taggart. Adapun jenis penelitian ini
menggunakan PTK partisipan karena dalam penelitian ini peneliti terlibat secara
langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir.
Penulis memilih menggunakan desain penelitian ini karena pada dasarnya
penelitian ini bermula dari permasalahan yang ada di kelas, yaitu terkait
kemampuan berbicara anak. Penulis yang merupakan penanggungjawab kelas
tersebut berkeinginan untuk melakukan suatu perbaikan dan memberikan solusi
yang terbaik dan akhirnya penulis menentukan untuk melakukan perbaikan
dengan penggunaan media gambar.
Desain penelitian tindakan kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan
Mc Taggart menyebutkan empat komponen penelitian tindakan kelas dengan
model siklus, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation) dan refleksi (reflecting). Desain tersebut dapat dilihat dalam gambar
35
Nurwanti, 2014
Gambar 3.1
Model Kemmis dan Mc Taggart Identifikasi
Perencanaan I
Refleksi Tindakan 1, 2
Observasi
Refleksi
Observasi Perencanaan II
Tindakan 1, 2
36
Nurwanti, 2014
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
model Kemmis dan Mc Taggart. Adapun jenisnya yaitu PTK kolaborasi karena
dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru dalam proses penelitian
sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir. Sesuai dengan pernyataan
Muslihudin (2009: 73), bahwa sejak perencanaan penelitian, peneliti senantiasa
terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu
menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.
Peneliti memilih metode PTK karena penelitian ini dilakukan atas dasar
permasalahan yang muncul di lapanagn yaitu kurang terstimulasinya kemampuan
berbicara anak di Kelompok B TK Sejahtera Cibogohilir Tahun ajaran 2012/2013.
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara
anak yang dilakukan oeh peneliti dan bekerjasama dengan guru, dengan
merencanakan dan memilih tindakan dalam upaya mengembangkan kemampuan
berbicara anak secara berkesinambungan sehingga diharapkan dapat
mengembangkan pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih baik dan
kemampuan berbicara anak pun dapat tercapai dengan optimal.
Sebuah penelitian tindakan kelas tidak terlepas dari prosedur penelitian
yang digunakan sebagai dasar tindakan. Prosedur penelitian tindakan kelas
menurut Muslihuddin (2009: 50):
“Penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai dengan perencaaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yang diawali dengan revisi rencana, tindakan, observasi, refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap berhasil atau menunjukkan terjadinya perubahan perilaku”.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melibatkan pihak
sekolah dan peneliti yang nantinya secara kolaboratif menyelesaikan
permasalahan yang ada di dalam kelas melalui sebuah pembelajaran dengan
menggunakan media gambar. Melalui kolaborasi ini diharapkan dapat
menemukan solusi serta melakukan bebrapa tindakan secara langsung dengan
memanfaatkan lingkungan dan media yang ada, dengan tujuan meningkatkan
37
Nurwanti, 2014
Prosedur penelitian bertujuan untuk mencapai hasil dan proses yang
terstruktur dengan baik. Tahapan-tahapan yang harus dicapai guna pencapaian
hasil dan kegiatan proses tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
Pada tahap pengidentifikasian masalah ini, peneliti berusaha
mengidentifikasi permasalahan yang ada pada projek penelitian. Adapun
teknik yang digunakan oleh peneliti dalam proses ini adalah observasi
langsung pada lokasi dan subjek penelitian. Hal yang menjadi fokus observasi
adalah kemampuan berbicara anak yang ada di kelompok B TK Sejahtera
Cibogohilir serta proses pembelajarannya. Hasil observasi tersebut kemudian
dicatat ke dalam catatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis,
ditemukan beberapa anak yang belum memenuhi indikator dalam kemampuan
berbicara.
2. Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data ini difokuskan kepada kemampuan
berbicara anak, serta proses pembelajaran yang dilakukan. Adapun data yang
diambil adalah cara guru mengajar, permasalahan kemampuan berbicara anak,
media atau sumber belajar yang digunakan, serta kesulitan yang dihadapi guru
dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak.
3. Penyusunan Rencana Tindakan
Penyusunan rencana tindakan dilakukan sebgaai langkah untuk
memperbaiki proses pembelajara, yaitu pengembangan kemampuan berbicara
anak. Dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan media gambar dalam beberapa siklus dan terdiri dari
dua tindakan untuk masing-masing siklus tersebut.
4. Proses Pelaksanaan Tindakan
Tahap dari proses pelaksanaan tindakan pembelajaran untuk
38
Nurwanti, 2014
dilaksanakan setelah peneliti mengetahui fokus permasalahan. Peneliti dan
guru melaksanakan tindakan melalui sebuah aktivitas pembelajaran dengan
menggunakan media gambar.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti akan melakukan
tindakan dalam beberapa siklus dan masing-masing tindakan terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, kemudian diikuti dengan
adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya
untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus dikatakan berhasil
apabila ada peningkatan kemampuan berbicara anak di TK Sejahtera
Cibogohilir. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai rencana pelaksanaan
tindakan pada setiap siklus antara lain:
a. Perencanaan
1) Membuat skenario pembelajaran dengan membuat perencanaan tertulis
untuk kegiatan pembelajaran yang berupa Satuan Kegiatan Harian
(SKH). Adapun perencanaan untuk masing-masing siklus antara lain:
a) Siklus I: Bercakap-cakap, tanya jawab, dan bercerita tentang
jenis-jenis binatang berdasarkan gambar, b) Siklus II: Bercakap-cakap, tanya
jawab dan bercerita tentang tempat hidup binatang berdasarkan
gambar, c) Siklus III: Bercakap-cakap, tanya jawab dan bercerita
tentang ciri-ciri dan metamorfosis binatang berdasarkan gambar.
2) Mempersiapkan media untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, berupa media gambar untuk meningkatkan kemampuan
berbicara anak di TK Sejahtera Cibogohilir.
3) Mempersiapkan instrumen, merekam, serta menganalisis data dari
hasil proses dan hasil pelaksanaan.
4) Membuat pedoman observasi untuk mengamati proses dan hasil
39
Nurwanti, 2014
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana yang
dirancang sebelumnya dan dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat
yang bersamaan, kegiatan ini disertai dengan observasi. Proses pelaksanaan
penelitian, dilakukan dengan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
media gambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di TK
Sejahtera Cibogohilir Purwakarta.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung
dengan mengacu kepada instrumen penelitian, dan berfungsi untuk
mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan, di
samping itu, proses pengamatan bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan berbicara anak melalui pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus berikutnya yang dapat
menghasilkan perubahan yang diinginkan.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru, untuk
mendiskusikan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan. Pada tahap refleksi
dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang
ditentukan dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan
tindakan yang telah dilaksanakan. Proses refleksi ini memegang peran yang
sangat penting dalam menemukan suatu keberhasilan penelitian tindakan
kelas.
D. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
1. Media Gambar
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam
40
Nurwanti, 2014
dalam penelitian ini adalah media audio visual dari suat objek tertentu seperti
binatang atau lain sebagainya yang akan dikenalkan pada anak. Adapun
langkah penggunaan media gambar dalam penelitian ini meliputi
a. mempersiapkan media gambar seuai dengan tema, b. mengenalkan gambar
pada anak, c. mengajukan pertanyaan dan mengarahkan anak untuk
mengungkapkan pendapat tentang gambar yang diberikan, d. menceritakan
gambar, e. Melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan media
gambar.
2. Kemampuan Berbicara
Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide,
gagasan dari pembicara ke pendengar (Tarigan, 1981). Kemampuan berbicara
yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator antara lain
berkomunikasi atau berbicara secara lisan, menyebutkan pembendaharaan kata
yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari, mengungkapkan kalimat
sederhana, dan menyebutkan hubungan antara lisan dan tulisan.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Istrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penlitian ini
antara lain:
a. Observasi
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
observasi terstruktur berbentuk rating scale. Peneliti memilih teknik
observasi karena ingin mendapatkan data yang lebih mendalam tentang
kemampuan berbicara anak. Observasi ini dilakukan sebelum, dalam
kegiatan serta sesudah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
41
Nurwanti, 2014
b. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
wawancara tidak berstruktur. Peneliti memilih teknik ini karena ingin
mendapatkan data yang lebih mendalam tentang faktor yang dapat
mempengaruhi atau terkait faktor penghambat kemampuan berbicara
anak. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan
penelitian, terutama untuk mendapatkan informasi tentang stimulasi
kemampuan berbicara anak di rumah.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisi dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pedoman penelitian ini adalah
dengan menggunakan format observasi dengan rating scale, yakni memiliki
tingkatan dalam penilaiannya, antara lain terdapat tiga tingkatan yaitu:
(1) belum dapat melakukan sendiri, (2) mampu melakukan dengan bantuan,
(3) mampu melakukan sendiri.
Prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam penelitian
ini antara lain sebagai berikut (Margono, 2002: 157):
a. Menganalisis Variabel Penelitian
Peneliti terlebih dahulu mengkaji variabel menjadi sub
variabel/dimensi, indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas
sehingga dapat diukur dan menhasilkan data yang diinginkan oleh peneliti.
Pembuatan indikator, dalam hal ini indikator kemamppuan berbicara anak,
peneliti mengunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam
42
Nurwanti, 2014
b. Menetapkan Jenis Instrumen
Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian
yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data
di lapangan, atau dengan kata lain instrumen tersebut digunakan untuk
mengukur variable, sub variabel atau indikator yang telah ditentukan
sebelumnya berdasarkan teori. Jenis instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pedoman observasi dalam bentuk rating scale,
pedoman wawancara, dan studi dokumentasi penggunaan media gambar
untuk meningkatkan kemampuan mengenal berbicara anak
c. Menyusun Kisi-kisi Instrumen
Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi lingkup variabel,
sub variabel, indikator, butir item, teknik pengumpulan data dan sumber
data. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
Tabel. 3.1
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berbicara Anak
Variabel Indikator Butir Item Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Kemampuan Berbicara 1. Berkomunikasi atau berbicara secara lisan,
1,2 Observasi,
Studi Dokumentasi Anak 2. Menyebutkan perbendaharaan kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari 3, 4, 5, 6, 7
Observasi, Studi Dokumentasi Anak 3. Mengungkapkan kalimat sederhana 8, 9, 10 Observasi, Studi Dokumentasi Anak 4. Menyebutkan hubungan antara bahasa lisan dan tulisan
11, 12 Observasi,
Studi Dokumentasi
43
Nurwanti, 2014
d. Membuat Instrumen Penelitian
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya,
peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item
atau pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi
dalam bentuk rating scale.
Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Kemampuan Berbicara Anak
No Item Observasi Kategori 1 2 3 1 Anak dapat menyebutkan nama diri, nama orang tua,
jenis kelamin dan alamat rumah dengan lengkap
2 Anak dapat menceritakan pengalaman atau kejadian
sederhana secara urut
3 Anak dapat bercerita dengan kata ganti aku/saya, kamu, dia, mereka
4 Anak dapat menunjukkan dan memberikan keterangan
yang berhubungan dengan posisi atau keterangan tempat, misalnya di luar, di dalam, di atas, di bawah
5 Anak dapat mengelompokkan kata-kata yang sejenis
6 Anak dapat bercerita tentang gambar yang disediakan dengan urut dan menggunakan bahasa yang jelas
7 Anak dapat menunjuk dan menyebutkan
gerakan-gerakan speerti duduk, jongkok, berlari
8 Anak dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa,
dimana dan bagaimana
9 Anak dapat melanjutkan isi cerita
10 Anak mampu berbicara lancar dengan kalimat sederhana 11 Anak dapat mengurutkan dan menceritakan isi dari
gambar seri
12 Anak dapat menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya
44
Nurwanti, 2014
Keterangan:
1: Belum mampu melakukan sendiri 2: Mampu melakukan dengan bantuan 3: Mampu melakukan sendiri.
e. Judgment Instrumen
Langkah selanjutnya peneliti mengkonsultasikan instrumen yang
telah dibuat dengan ahli, dalam hal ini dengan dua dosen yang ahli di
bidang pendidikan anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk
merevisi instrumen apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam
pembuatannya, misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu,
mengganti item/pernyataan dalam masing-masing indikator, perbaikan isi
atau redaksi dan lain sebagainya.
F. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
teknik analisis interkatif dengan pendekatan kualitatif yang dikembangkan oleh
Miles dan Huberman (1984) dan pendekatan kuantitatif dengan perhitungan
distribusi frekuensi, penjelasannya antara lain sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada
dalam catatan lapangan. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari
setiap data yang bertujuan agar mudah dimengerti. Keseluruhan rangkuman
data yang berupa hasil observasi mengenai penerapan pembelajaran dengan
penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemmapuan berbicara anak di
TK Sejahtera Cibogohilir.
2. Pendeskripsian Data
Beberapa macam data penlitian tindakan kelas yang telah direduksi
perlu dideskripsikan dengan tertata rapi berupa narasi dan grafik. Data yang
45
Nurwanti, 2014
aspek peningkatan kemampuan berbicara anak di TK Sejahtera Cibogohilir
yang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada
akhir siklus satu kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya serta
kesimpulan terakhir pada siklus terakhir. Adapun cara perhitungan
kemampuan berbicara adalah dengan menggunakan distribusi frekuensi,
antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Anak
No Kategori Interval Tally F %
1 BB 12-19
2 MB 20-27
3 BSB ≥ 28
Keterangan : 1) Mencari interval
a) Jumlah indikator/item dikali nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi)
12 x 3 = 36
b) Hasil perkalian dikurangi jumlah indikator/item 36- 12 = 24
c) Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)
22 : 3 = 8
Berdasarkan perhitungan data di atas maka jumlah interval yang akan ditetapkan pada masing-masing kategori adalah 8. Interval untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
Kategori BB (Belum Berkembang) = 12-19
MB (Mulai Berkembang) = 20-27 BSB (Berkembang Sangat Baik) = ≥ 28
2) Menggisi Tally dan Frekuensi (F)
46
Nurwanti, 2014
3) Mencari persentase
Persentase kemampuan berbicara anak dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = X F
X 100%
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
Nurwanti, 2014
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduNurwanti, 2014 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan berbicara anak yang dilaksanakan di Kelompok B TK
Sejahtera – Cibogo Kecamatan Plered dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi objektif keterampilan berbicara pada Kelompok B TK Sejahtera –
Cibogo sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan media
gambarmenunjukkan adanya suatu permasalahan terkait dengan
kemampuan berbicara anak tersebut, sebagian besar anak masih memiliki
kemampuan berbicara yang kurang begitu lancar misalnya anak kurang
percaya diri dan berbicara dan terdengar pelan suaranya bahkan tidak
mengeluarkan suara ketika ditanya atau diberikan pertanyaan.
2. Penerapan pembelajaran dengan media gambar untuk meningkatkan
keterampilan berbicara pada anak Kelompok B TK Sejahtera-Cibogo,
dilaksanakan melalui tiga siklus dengan tema binatang dan sub tema
jenis-jenis binatang, tempat hidup binatang dan ciri-ciri dari binatang. Adapun
hasil observasi pada siklus I anak yang berada dalam kategori belum
berkembang sebesar 39%, mulai berkembang 50% dan berkembang sangat
baik sebesar 11%. Pada siklus kedua anak yang berada dalam kategori
belum berkembang sebesar 0%, mulai berkembang 39% dan berkembang
sangat baik senesar 61%. Sedangkan pada siklus kesatu anak yang berada
dalam kategori belum berkembang 0%, mulai berkembang sebesar 17%,
dan berkembang sangat baik 83%.
3. Kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan setelah penerapan
pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Hal ini menandakan
bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan
106
Nurwanti, 2014
lisan, mengungkapkan kalimat sederhana dan pembendaharaan kata yang
ia kenal.
B. Rekomendasi
Mengacu pada hasil temuan penelitian, peneliti akan mengemukakan
beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak
yang terkait dengan pendidikan anak usia dini ini. Adapun rekomendasi tersebut
antara lain ditujukan bagi:
1. Pihak Sekolah
a. Penyediaan media gambar lebih ditingkatkan lagi, agar kegiatan
belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik dan anak semakin antusias
alam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Pihak sekolah mengadakan kerjasama dengan orang tua
2. Bagi Guru
a. Sebagai fasilitator anak saat pembelajaran, hendaknya Guru lebih
kreatif dan selalu berusaha untuk terus membuat kegiatan
pembelajaran yang bervariasi dan menjadikan suatu kegiatan yang
matang dan menyenangkan bagi anak.
b. Dalam kegiatan bercakap-cakap, guru hendaknya menggunakan media
yang lebih bervariatif dan menstimulasi tahapan-tahapan
perkembangan bahasa anak seperti media gambar yang dapat
meningkatkan keterampilan berbicara anak.
Media gambar merupakan media yang dapat membantu meningkatkan
keterampilan mengungkapkan ide atau pendapat keterampilan dalam
menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, dimana dan berapa serta
bagaimana secara sederhana dan keterampilan dalam menyususn
kalimat sederhana dengan struktur yang lengkap.
c. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru hendaknya lebih memahami
potensi dari masing-masing anak karena setiap anak memiliki batas
kemampuan baik (B), cukup (C), dan kurang (K), jika guru memahami
batas kemampuan anak, maka anak tidak akan merasa terbebani dalam
107
Nurwanti, 2014
d. Hendaknya guru selalu berusaha untuk mencari dan menggunakan
strategi, metode, teknik, media dan lain-lain, yang dapat membantu
meningkatkan keterampilan berbicara anak. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang bermakna dan menyenangkan serta dapat menarik perhatian anak.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat membuktikan bahwa dengan
menggunakan media gambar pada metode bercakap-cakap, keterampilan
berbicara anak kelompok B TK Sejahera Cibogo dapat meningkat. Bagi
peneliti diharapkan untuk selalku berusaha mencari alternative dalam
mengatasi permasalahan yang ada dengan penggunaan pendekatan,
metode, teknik, media dan strategi yang lain agar dapat memberikan
Nurwanti, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Aristo, Rahadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Barbara, L. Martin and Leslie J. Briggs. 1986. The Affective and Cognitive Domains: Integration for Instruction and Research. Englewood Cliffs N.J.: Educational Technology Publication Inc.
Budiono, dkk. Strategi Memanfaatkan Media Gambar. http://tpcommunity05. blogspot.com/2008/05/strategi-memanfaatkan-media-gambar.html. tanggal 12 Mei 2008.
Elyawati, Desi. 2009. Peningkatan Keterampilan Berbicara pada Anak Usia Dini melalui Teknik Membaca Nyaring Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar. Bandung: Skripsi FIP UPI, tidak diterbitkan.
Hamdani, Alam Nizar dan Dody Hermana. 2008. Classroom Action Research : Teknik Penulisan dan Contoh PTK. Jakarta: Rahayasa.
Hidayati, Panca Pertiwi. 2009. Karya Tulis Ilmiah dan PTK. Bandung: Unpas.
Mangkunegara. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marliani, Linda. 2009. Penerapan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran IPA di SD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Cahaya. Skripsi S1 UPI-Purwakarta: tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Nurhasnah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahadi. 2003. Karakteristik Media Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.
Ramadhan, Tarmidzi. Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa. tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/
penerapan-teknik-cerita-berantai-untuk-meningkatkan-kemampuan-berbicara-siswa/. Diakses tanggal 9 Mei 2012.
Nurwanti, 2014
Sadiman, A. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali.
Subana, M dan Sunarti. 2001. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setra.
Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana dan Riva’i. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Tarsito.
Sudrajat, Akhmad. Media Pembelajaran. http://akhmadsudrajat/wordpress.com/. Diakses tanggal 12 Januari 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Supartini. 2008. Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa di SMK Al-Hidayah 1 Jakarta Selatan. Skripsi Sarjana Pendidikan STKIP Purnama Jakarta: Tidak diterbitkan.
Sutikno, M. S. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tafsir, Ahmad. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tuminto, Didik. 2007. Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Rajawali Pres.
Wahyudin, Dinn. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
_________. 2008. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://www.iphimkool.co.cc/kemampuanbahasaindonesia.html. Diakses 02
Februari 2010.
http://digilib.petra.ac.id/.../jiunkpe-ns-s1-2008-hanurda-chapter2.pdf. Diakses 05 Oktober 2010.