• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERILAKU ANAK TERHADAP KESEHATAN DAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA MURID SDN 15 KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG - Repositori Universitas Andalas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERILAKU ANAK TERHADAP KESEHATAN DAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA MURID SDN 15 KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG - Repositori Universitas Andalas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang

Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

jaringan pendukungnya yang banyak dijumpai pada anak Sekolah Dasar di

Indonesia.Keadaaninicenderungmeningkatsetiapdasawarsa(DwiatiLaksmi,

2008).Sudahbanyakusahayangtelahdilakukanuntukmenurunkanprevalensi

kariesnamundirasakurangberhasil.Terbuktidenganmasihtingginyaprevalensi

penyakittersebut(SupartinahS,2001).

Penyebab karies gigi adalah adanya interaksi dari berbagai faktor

diantaranyaadalahperilakudalammemeliharakesehatangigidanmulut,dietatau

kebiasaanmakandanfaktorketahanandankekuatangigi(WHO,2004).Target

danindikatoryangditetapkanolehWorldHealthOrganization(WHO)adalah90

% anak umur 5 tahun bebas karies gigi, anak umur 12 tahun dengan angka

DecayedMissingFilling(DMF-T)=1,pendudukumur18tahunbebasgigiyang

dicabutkarenakariesataukelainanperiodontal(WHO,2004)

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat

salahsatunyaadalahfaktorperilakuatausikapmengabaikankebersihangigidan

mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaankesehatangigidanmulut.Anakmasihsangattergantungpadaorang

dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan menjaga kesehatan gigi karena

kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibandingkan dengan

orangdewasa(WHO,2004).

(2)

Karies gigi terdapat di seluruh dunia tanpa memandang umur, bangsa

ataupunkeadaanekonomi.AnakUsiasekolahdiseluruhduniadiperkirakan90%

pernahmenderitakaries.PrevalensikariestertinggiterdapatdiAsiadanAmerika

Latin,sementaraprevalensiterendahterdapatdiAfrika(WHO,2004).

Hasil Survei Kesehatan Rumah tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi

karies di Indonesia mencapai 90,05%, artinya penyakit ini dapat menyerang

seluruhlapisanmasyarakatdariberbagaikelompokras,ekonomidanusia.Angka

initergolonglebihtinggidibandingandengannegaraberkembanglainnya.Anak

Indonesiadibawahusia12tahunmenderitapenyakitgigidanmulutsebanyak

89%(DepkesRI,2008).

Urutangigipermanenyangmudahterserangkariesuntukrahangatasadalah

incisivussatudanmolarsatu,incisivusdua,premolarsatu,premolarduadan

molardua,caninusdanmolartiga.Padarahangbawahadalahmolarsatu,molar

dua,premolarsatudanmolartiga,caninusdanpremolardua,incisivusduadan

incisivussatu(Tarigan.R,2006).

Gigi yang paling sering terkena karies adalah molar pertama permanen

(Soemarsono,SH, 1991).Gigi Molarpertamapermanenmerupakangigiyang

pentingpadasusunangigigeligi.Gigimolarpertamapermanenrahangataserupsi

padaumur6–7tahundanpembentukanakargigilengkappadaumur9–10

tahun,demikianpulapadagigimolarpertamapermanenrahangbawah(Paramitha

P,2000).

Masihbanyakgigimolarpertamapermanenterserangkariessegerasetelah

erupsi.Padausia10tahun62%anak–anakdiInggrismengalamikerusakangigi

tersebut (Andlow, R.J, 1992). Tingginya prevalensi karies gigi molar pertama

(3)

permanenantaralaindikaitkandenganpermukaanoklusalgigitersebutmemiliki

pitdanfisuryangdalamdandisertaioralhygieneanakyangburuk(KiddEAM,

1992).Pitdanfisurpadagigiposteriorsangatrentanterhadapkarieskarenasisa–

sisamakananmudahmenumpukdidaerahtersebut(Sondang.PdanHamada.T,

2008).

Kehilangan gigi molar pertama bawah memiliki prevalensi yang cukup

tinggi.Jikadilihatdarijangkawaktupenggunaan,makagigiiniadalahgigiyang

palingseringrusakkarenakariessehinggaharusdicabut(70%)danpaling

seringdirestorasi.Selainitu,gigiinierupsisebelumgigigeligisusutanggaldan

gigiinimerupakangigiyangtidakmenggantikangigisusu.Olehkarenaitu,tidak

jarangterjadikesalahpahamanyaituanggapanbahwagigimolarpertamaadalah

gigisususehinggaketikagigiiniterkenakariesmakagigiiniakandibiarkanatau

dicabut(AlbadriS,dkk2007)

DipoligigibagianIlmukesehatanGigiAnakUniversitasIndonesia,pasien

anakyangberusia6–10tahun,masing–masingmengalamikariesgigimolar

pertama permanen sebagai berikut : anak berusia 6 tahun 31,57 %, 7 tahun

69,77%, 8 tahun 76,47 %, 9 tahun 87,09 %, dan 10 tahun 95,83 %. Dapat

disimpulkan bahwa frekuensi karies molar satu tetap naik sejalan dengan

bertambahnyausia(Budiardjo1997).

Kehilangangigimolarpertamapermanenyangdiniataukerusakanyang

luas dan dalam dapat menyebabkan gigi sebelah berubah posisi menjadi

cenderungkearahdiastema,sehinggamenyebabkanoklusitraumatikdan gigi

antagonisnyadapatmenjadilebihpanjangdarigigi–gigitetangganya.Gangguan

(4)

fungsimengunyahhampir90%disebabkanolehkelainanoklusigigi(Hartati,A.

R,2002).

Karies pada gigi molar pertama permanen dapat menimbulkan berbagai

masalah sehingga perlu dilakukan pencegahan dan penanggulangannya.

Kerusakangigidanjaringanpendukunggigidapatmenyebabkanproduktivitas

seseorangmenurunkarenaadanyaaspekbiologisyangakandirasakanjikagigi

sakitataugoyangsehinggaakivitasbelajar,makan,dantidurterganggu.Apabila

tidakdilakukanperawatan,maka gigimolarpertamapermanenyangmerupakan

kunci oklusi dapat tanggal pada usia muda sehingga terjadi maloklusi yang

membutuhkanperawataorthodenganbiayayanglebihmahal(DwiatiLaksmi,

2004).

HasilpenelitianyangdilakukanolehEddraYunitatahun2007padaanak

Sekolah Dasar di Kupitan Kecamatan Manjulur Kabupaten Sijunjung,

menunjukkanadahubunganantarapengetahuan,sikapdankebiasaanmenyikat

gigidengankejadiankariesgigi(YunitaE,2007).PenelitianYudilaSonyatahun

2010 pada anak Sekolah Dasar di Marapalam Kecamatan Padang timur,

menunjukkanadahubunganantarapengetahuan,sikapdankebiasaanmenyikat

gigidengankejadiankariesgigi(YudilaSonya,2010).

Provinsi Sumatera Barat memiliki indeks DMF-T 5,25 dan menduduki

posisi ke 6 tertinggi diantara 32 provinsi di Indonesia (Riskesdas 2007).

PrevalensikariesdiKotaPadangadalah58,4%.PuskesmasAndalasKotaPadang

adalahpuskesmasdengancakupanpelayanankariestertinggiyaitusebesar13%

(DinkeskotaPadang,2010).Berdasarkanlaporanscreeningyangdilakukanoleh

PuskesmasAndalas,SekolahDasardengankejadiankariestertinggiadalahSDN

(5)

15KecamatanPadangTimuryaitu24muridterserangkariesdari26muridyang

diperiksa.DarihasilobservasiyangtelahdilakukankeSDtersebut,ditemukan17

anak yang mengalami karies molar pertama permanen dari 30 anak yang

diperiksa.

Berdasarkanalasan–alasantersebutdiataspenulistertarikunukmeneliti

suatu permasalahan yaitu hubungan perilaku anak terhadap kesehatan dan

kebersihan gigi dengan kejadian karies molar pertama permanen pada murid

SekolahDasarNegeri15KecamatanPadangTimurKotaPadangtahun2012.

1.2.RumusanMasalah

Berdasarkanlatarbelakangdiatas,bisadirumuskanpermasalahanpenelitian

inisebagaiberikut:

“Apakahadahubunganperilakuanakterhadapkesehatandankebersihangigi

dengan kejadian karies molar pertama permanen pada murid Sekolah Dasar

Negeri15KecamatanPadangTimurkotaPadangtahun2012“.

1.3.

TujuanPenelitian

TujuanUmum:

Mengetahui hubungan perilaku anak terhadap kesehatan dan kebersihan gigi

dengan kejadian karies molar pertama permanen pada murid Sekolah Dasar

Negeri15KecamatanPadangTimurkotaPadangtahun2012.

(6)

TujuanKhusus:

1. Mengetahui gambaran pengetahuan anak terhadap kesehatan dan

kebersihangigipadamuridSekolahDasarNegeri15KecamatanPadang

TimurkotaPadangtahun2012.

2. Mengetahui gambaran sikap anak dalam menjaga kesehatan dan

kebersihangigipadamuridSekolahDasarNegeri15KecamatanPadang

TimurkotaPadangtahun2012.

3. Mengetahui gambaran kebiasaan anak dalam menjaga kesehatan dan

kebersihangigipadamuridSekolahDasarNegeri15KecamatanPadang

TimurkotaPadangtahun2012.

4. Mengetahuigambarankejadiankariesgigimolarpertamapermanenpada

muridSekolahDasarNegeri15KecamatanPadangTimurkotaPadang

tahun2012.

5. Mengetahui Hubungan antara pengetahuan, sikap dan kebiasaan anak

dalam menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dengan kejadian karies

molarpertamapermanenpadamuridSekolahDasarNegeri15Kecamatan

PadangTimurkotaPadangtahun2012.

1.4.ManfaatPenelitian

1. BagiPelayananKesehatanSetempat(PUSKESMAS)

Memberikanmasukankepadapetugaskesehatandipuskesmaskhususnya

pemegang program kesehatan gigi untuk program penanggulangan

penyakitgigidanmulut.

(7)

2. BagiInstitusiSekolah

Memberikaninformasibagipihaksekolahuntukmeningkatkankesehatan

gigidanmulut.

3. Bagipopulasipenelitian

a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesehatan gigi dan

mulutterutamamengenaikariesgigi.

b. Mengetahuimanfaatmolarpertamapermanen

c. Mengetahui akibat yang ditimbulkan karena hilangnya gigi molar

pertamapermanen.

4. Bagipeneliti

a. Menambahpengetahuan,wawasandanpengalaman.

b. SalahsatusyaratuntukmenyelesaikanpendidikanSarjanaKedokteran

Gigi

5. Bagipenelitianselanjutnya

Menjadibahaninformasidandatadasarbagipenelitianselanjutnya.

1.5RuangLingkup

Ruanglingkuppenelitianiniadalahmengukur hubunganperilaku anak

terhadap kesehatan dan kebersihan gigi dengan kejadian karies molarpertama

permanen pada murid kelas IV, V, VI Sekolah Dasar Negeri 15 Kecamatan

PadangTimurKotaPadangtahun2012.Penelitianinidilaksanakanpadabulan

Januaritahun2012.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Dapat mewaspadai potensi pencemaran pakan dan bahan dasar pakan oleh aflatoksin, serta bahayanya bagi kesehatan ternak dan manusia. dapat mengetahui kadar aflatoksin dalam

Nama Paket Pekerjaan : Pengadaan Bahan/Material Belanja Rutin Pemeliharaan Jalan, untuk Pembangunan Talud Langkap - Sanggang, Pembangunan Talud Jl.. GRIYA SEJAHTERA UTAMA

Pada penelitian ini dilakukan klasifikasi keputusan nasabah dalam pengambilan kredit menggunakan model Regresi Logistik Biner dan Metode Classification and Regression

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Metode Statistik

Menurut teori ini, pada saat bumi terbentuk merupakan batuan yang sangat panas dan karena bersentuhan dengan udara yang suhunya lebih rendah, maka batuan tersebut mendingin dan

Mengelola dana BOS secara transparan dan bertanggung jawab dengan cara mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh madrasah dan rencana penggunaan dana

Dalam metode harga pokok rata-rata tertimbang, untuk menghitung harga pokok per satuan kumulatif produk yang dihasilkan departemen setelah departemen produksi

(1) Analisis faktor-faktor penentu keberhasilan pelaksanaan proyek perumahan berdasarkan biaya, mutu, dan waktu, (a) faktor penentu keberhasilan pelaksanaan proyek