• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Sumberdaya Nipah Dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata Di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Sumberdaya Nipah Dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata Di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu suatu

perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu

alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang

dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan

kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena

kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi,

keagamaan, dan keperluan usaha lainnya.

Menurut KBBI, Pariwisata; Pelancongan; Tourisme adalah kegiatan yang

berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Menurut undang-undang no 10 tahun

2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat, sesama

wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Menurut WTO atau World

Tourism Organization, Pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan

perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Adapun

defenisi pariwisata menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

(2)

 James J. Spillane (1982)

Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan

kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,

menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.

 Koen Meyers (2009)

Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari

tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau

mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan

waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.

 Kodhyat (1998)

Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara,

dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau

keserasiaan dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam

dan ilmu.

 Burkart dan Medlik (1987)

Pariwisata sebagai suatu tranformasi orang untuk sementara dan dalam jangka waktu

jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka hidup dan bekerja, dan

(3)

 Mathieson dan Wall (1982)

Mendefinisikan pariwisata sebagai serangkaian aktivitas berupa aktivitas perpindahan

orang untuk sementara waktu ke suatu tujuan di luar tempat tinggal maupun tempat

kerjanya yang biasa, aktivitas yang dilakukannya selama tinggal di tempat tujuan

tersebut, dan kemudahan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhannya baik

selama dalam perjalanan maupun di lokasi tujuannya.

 Prof. Salah Wahab (1975)

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat

pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,

standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik

seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

 Prof. Salah Wahab dalam Oka A.Yoeti (1996:116)

Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat

pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri atau

diluar negeri, meliputi orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari

kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia

memperoleh pekerjaan tetap.

(4)

Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari perjalanan

dan orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan orang

asing itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang

bersifat sementara.

 Mr. Herman V. Schulard dalam Oka A.Yoeti (1996:114)

Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan

perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing

melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah.

 Menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti

(1992:8)

Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi

wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses

menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.

 E. Guyer Fleuler

Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada

umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedangkan

pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas

masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri,

perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.

(5)

Menyatakan pariwisata adalah keserluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan

dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak

melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan

yang bersifat permanen maupun sementara.

 Richard Sihite

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu,

yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya

semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau

mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati

kegiatan tamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

 Richardson and fluker (2004)

Pariwisata merupakan kegiatan-kegiatan atau orang-orang yang melakukan

perjalanan dan tinggal di luar lingkungan mereka selama tidak lebih dari satu tahun

berturut-turut untuk bersantai, bisnis dan tujuan lainnya.

 Soekadijo (1996)

Pariwisata adalah gejala yang komplek dalam masyarakat, didalamnya terdapat hotel,

objek wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan wisata, rumah

makan dan banyak lainnya.

(6)

Pariwisata adalah suatu proses kepergiaan sementara dari seseorang atau lebih

menuju tempat lain dari luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk

melakukan kepergian yang menghasilkan uang.

 Kusdianto (1996)

Pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang

terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang

memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian.

 Gamal (2002)

Pariwisata difenisikan sebagai bentuk. Suatu proses kepergian sementara dari

seorang, lebih menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiaanya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik,

agama, kesehatan maupun kepentingan lain.

 Anonymous, ahli yang tidak teridentifikasi (1986)

Pariwisata adalah kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke

tempat lain dengan perbedaan pada waktu kunjungan dan motivasi kunjungan.

2.2 Pengertian Industri Pariwisata

Menurut Hunzieker industri pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari

(7)

wisatawan. Sedangkan menurut Frayer (1993:121) Industri pariwisata artinya semua

usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata. Dalam UU Pariwsata

No.10 Tahun 2009 mengatakan industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata

yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan

kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Ada dua kelompok penyedia industri pariwisata, di antaranya :

1. Pelaku langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara

langsung kepada wisatawan atau jasa langsung dibutuhkan oleh wisatawan.

Termasuk dalam kategori ini adalah hotel, restoran, biro perjalanan, pusat

informasi pariwisata, atraksi hiburan, dan lain-lain. Secara faktual hotel menjadi

pihak paling utama yang bersentuhan langsung dengan wisatawan, kemudian

diikuti oleh biro perjalanan.

2. Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada

produk-produk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata, misalnya usaha

kerajinan tangan, penerbit buku atau lembar panduan wisata, penjual roti, dan

sebagainya.

Sesungguhnya pelaku terdepan dalam kedua kelompok ini adalah tenaga kerja, karena

mereka yang akan menjadi penanggungjawab kualitas layanan di hotel, biro

perjalanan, restoran, maupun usaha kerajinan. Oleh sebab itu optimalisasi fungsi dan

kompetensi mereka merupakan suatu keharusan dan menjadi titik perhatian dalam

(8)

2.3 Pengertian Objek Wisata

Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang

kepariwisataan, ada dua jenis objek dan daya tarik wisata, yaitu :

 Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud

keadaan alam, flora, dan fauna.

 Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,

peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata argo, wisata

tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan tempat hiburan.

Menurut Spilanne (2002), daya tarik pariwisata adalah hal-hal yang menarik

perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata. Ada lima unsur

penting dalam suatu objek wisata, yaitu :

 Attraction atau hal-hal yang menarik perhatian wisatawan.

 Facilities atau fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

 Infrastructure atau infrastruktur dari objek wisata.

 Transportation atau jasa-jasa pengangkutan

 Hospitality atau keramahtamahan.

Menurut Karyono (1997) suatu objek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar

objek tersebut diminati pengunjung, yaitu :

 Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang

(9)

obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot

minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.

 Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa

melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia,

relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan,

terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat

wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.

 Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada

umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan

sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985, p.164).

Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah

dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan

pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga

pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional.

Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang

menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan

prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan

untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya

Pengantar Ilmu Pariwisata (1985, p.181), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan

(10)

dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan

wisatawan yang beraneka ragam”.

Terkait dengan lingkungan kepariwisataan, menurut Dwyer dan Forsyth (1996) dalam

Mudana (2002:24) terdapat tiga jenis sumber daya, yaitu :

 Natural Resources (sumber daya alamiah seperti gunung, pantai, wilayah liar,

gurun, lautan, danau, flora dan fauna, iklim, sinar matahari, dan sebagainya).

 Man Made Resources (sumber daya buatan manusia seperti kota historis dan

modern, desa, hiburan, campuran antara rekreasi dan olahraga, monumen, situs,

bangunan dan relief, museum dan sebagainya).

 Human Resources (sumber daya manusia seperti populasi penduduk suatu

destinasi).

2.4 Pengertian Wisatawan

Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pariwisata. Wisatawan

sangat beragam, tua-muda, miskin-kaya, asing-nusantara, semuanya mempunyai

keinginan dan juga harapan yang berbeda.

Jika ditinjau dari arti kata wisatawan yang berasal dari kata wisata maka sebenarnya

tidaklah tepat sebagai pengganti kata tourist dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal

dari bahasa Sansekerta wisata yang berarti perjalanan yang sama atau dapat

disamakan dengan kata travel dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan

dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata traveler karena

(11)

menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan

kedudukan seseorang (Irawan, 2010:12).

Adapun pengertian wisatawan antara lain :

 Menurut Smith (dalam Kusumaningrum, 2009:16), menjelaskan bahwa

wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan

secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang lain.

 Menurut WTO (dalam Kusumaningrum, 2009:17) membagi wisatawan kedalam

tiga bagian yaitu:

 Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu Negara lain dimana

ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang

diberikan oleh Negara yang dikunjunginya

 Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu Negara tanpa

tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung kesuatu tempat pada Negara

yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya

memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan,

keagamaan dan olahraga serta bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.

 Darmawisata atau excursionist adalah pengunjung sementara yang menetap

kurang dari 24 jam di Negara yang dikunjungi, termasuk orang yang berkeliling

(12)

 Menurut Komisi Liga Bangsa–bangsa 1937 (dalam Irawan, 2010:12), wisatawan

adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan di negara

yang bukan tempat kediamannya yang biasa.

 U.N Confrence on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 (dalam Irawan,

2010:12), menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang

datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan

apa saja, selain melakukan perjalanan yang digaji. Pengunjung yang

dimaksudkan meliputi 2 kategori :

 Wisatawan yaitu : pengunjung yang datang ke suatu negara yang dikunjunginya

tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan untuk bersenang–senang, berlibur,

kesehatan, belajar, keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan dan

pertemuan.

 Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang

dikunjunginya tanpa bermalam.

 Defenisi UN. Convention Concerning Costums Fasilities for Touring (dalam

Irawan, 2010:12), setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang

sah, selain untuk berimigrasi dan yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan

selama– lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama.

 Di dalam Instruksi Presiden RI No. 9, 1969, bab 1 pasal 1 (dalam Irawan,

(13)

tempat tinggal untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan

dan kunjungan.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin

menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin

melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi, bisa juga dikatakan

wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang

yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum,

2009: 17).

Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum, 2009:18):

 Wisatawan modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya

multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

 Wisatawan modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari

keuntungan) secara berkelompok.

 Wisatawan tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan

sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam

yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

 Wisatawan tradisional Materialis, wistawan yang berpandangan konvensional,

(14)

2.5 Pengertian Ekowisata

Indonesia sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia, telah dikenal

memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi. Para explorer dari dunia

barat maupun timur telah mengunjungi Indonesia pada abad ke lima belas yang lalu.

Perjalanan eksplorasi yang ingin mengetahui keadaan di bagian benua lain telah

dilakukan oleh Marcopollo, Washington, Wallacea, Weber, Junghuhn dan Van

Steines dan masih banyak yang lain merupakan awal perjalanan antar pulau dan antar

benua yang penuh dengan tantangan. Para adventurer ini melakukan perjalanan ke

alam yang merupakan awal dari perjalanan ekowisata. Sebagian perjalanan ini tidak

memberikan keuntungan konservasi daerah alami, kebudayaan asli dan atau spesies

langka (Lascurain, 1993). Pada saat ini, ekowisata telah berkembang. Ekowisata ini

merupakan suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan

terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Ekowisata tidak dapat dipisahkan dengan

konservasi. Oleh karenanya, ekowisata disebut sebagai bentuk perjalanan wisata

bertanggung jawab.

Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip

konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangan ekowisata juga menggunakan

strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat dalam mempertahankan

keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih alami. Bahkan dengan

(15)

Definisi ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Socie

(1990) sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area

alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan

kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata dilakukan oleh

wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap utuh dan

lestari, di samping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga. Ekowisata

timbul karena:

 Kekuatiran akan makin rusaknya lingkungan oleh pembangunan yang bersifat

eksploitasi terhadap sumber daya alam.

 Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat.

 Kelestarian lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif masyarakat

setempat.

 Partisipasi masyarakat lokal akan timbul jika mereka dapat memperoleh manfaat

ekonomi (economical benefit) dari lingkungan yang lestari.

 Kehadiran wisatawan (khususnya ekowisatawan) ke tempat-tempat yang masih

alami itu memberikan peluas bagi penduduk setempat untuk mendapatkan

penghasilan alternatif dengan menjadi pemandu wisata, porter, membuka

homestay, pondok ekowisata (ecolodge), warung dan usaha-usaha lain yang

berkaitan dengan ekowisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka

atau meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal, baik secara materil, spiritual,

(16)

Ekowisata memiliki banyak definisi yang seluruhnya berprinsip pada pariwisata yang

kegiatannya mengacu pada lima elemen penting yaitu:

 Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan yang dapat

meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap daerah tujuan wisata yang

dikunjunginya. Pendidikan diberikan melalui pemahaman akan pentingnya

pelestarian lingkungan, sedangkan pengalaman diberikan melalui

kegiatan-kegiatan wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima.

 Memperkecil dampak negative yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan

kebudayaan pada daerah yang dikunjungi.

 Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya.

 Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat lokal, untuk itu,

kegiatan ekowisata harus bersifat profit (menguntungkan).

 Berkelanjutan atau berkesinambungan.

Beberapa aspek kunci dalam ekowisata adalah:

 Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung

lingkungan dan sosial-budaya masyarakat (mass tourism).

 Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi).

 Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata).

 Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai ekonomi).

 Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar (nilai partisipasi

(17)

Ekowisata juga dianggap sejenis usaha yang berkelanjutan secara ekonomi dan

lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan konservasi.

Namun agar ekowisata tetap berkelanjutan, perlu tercipta kondisi yang

memungkinkan di mana masyarakat diberi wewenang untuk mengambil keputusan

dalam pengelolaan usaha ekowisata, mengatur arus dan jumlah wisatawan, dan

mengembangkan ekowisata sesuai visi dan harapan masyarakat untuk masa depan.

Ekowisata dihargai dan dkembangkan sebagai salah satu program usaha yang

sekaligus bisa menjadi strategi konservasi dan dapat membuka alternatif ekonomi

bagi masyarakat. Dengan pola ekowisata, masyarakat dapat memanfaatkan keindahan

alam yang masih utuh, budaya, dan sejarah setempat tanpa merusak atau menjual

isinya.

Agar bisnis ekowisata dapat menguntungkan sebagai mana yang diharapkan,

beberapa kondisi harus diciptakan, yaitu antara lain:

 Meningkatkan dan menambah sarana prasarana pendukung serta mendorong

terbuka dan terhubungnya akses ke/dari dan antar daerah tujuan ekowisata tanpa

merusak aset utama ekowisata yaitu alam yang asli melalui peningkatan dan

optimalisasi jalur transportasi udara.

 Mendorong kebijakan pemerintah Indonesia di bidang keimigrasian di daerah

tujuan ekowisata yang terletak di perbatasan.

(18)

Kondisi lingkungan Indonesia menghasilkan keanekaragaman ekosistem

beserta sumber daya alam, melahirkan manusia Indonesia yang berkaitan erat

dengan kondisi alam dalam melakukan berbagai aktivitas untuk menunjung

kelangsungan hidupnya. Manusia Indonesia menaggapi alam sebagai guru pemberi

petunjuk gaya hidup masyarakat, yang terlahir dalam bentuk kebiasaan alami

yang dituangkan menjadi adat kehidupan yang berorientasi pada sikap alam

terkembang menjadi guru (Salim, 2006).

Dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan kewajiban pemerintah untuk

menerapkan susta inable development sebagai solusi untuk memperbaiki kerusakan

lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan

sosial. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan nasional

memerlukan kesepakatan semua pihak untuk memadukan pilarpembangunan secara

proposional. Konsep pembangunan berkelanjutan timbul dan berkembang karena

timbulnya kesadaran bahwa pembangunan ekonomi dan sosial tidak dapat

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu konsep pariwisata yang sedang marak ialah ekowisata, dengan berbagai teknik pengelolaan seperti pengelolaan sumber daya pesisir yang berbasiskan masyarakat

Hasil penelitian di Kawasan mangrove Desa Kampung Nipah Sei Nagalawan didapatkan kelimpahan makrofauna akuatik tertinggi untuk kelompok fauna ikan jenis Ikan

Menurut saudara/i siapakah yang harus terlibat dalam memperbaiki atau merahabilitasi hutan mangrove dan menjaga kelestarian pesisir tersebut.. Semua

marina (Api-api) merupakan salah satu tanaman mangrove yang memiliki kemampuan menyerap logam berat. marina merupakan salah satu mangrove yang dapat menyimpan banyak air

Masyarakat Kampung Nipah banyak menjadikan hutan mangrove sebagai tempat mata pencaharian, dengan memanfaatkan berbagai potensi yang terdapat di hutan mangrove

Dengan adanya hubungan yang baik dan kerja sama yang giat antara masyarakat lokal, pemerintah lokal dan pemerintah pusat, bukan tidak mungkin potensi hutan mangrove

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara mendalam ( indept interview ). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data secara akurat dan mendalam. Wawancara mendalam

Terima kasih juga saya ucapkan kepada Kelompok Muara Baimbai terutama kepada Bang Tris selaku ketua dan Ibu Jumiati selaku manajer unit wisata yang mengizinkan saya untuk