BAB II
PROFIL INSTANSI
A. Sejarah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara
Pada saat berdirinya Kementrian Agama tahun 1946, Sumatera masih
merupakan satu Provinsi dengan Gubernurnya waktu itu Mr.Tengku Moch.Hasan,
berasal dari Aceh. Jawatan Agama Sumatera oleh Pemerintah dipercayakan
kepada H.Muchtar Yahya, kedudukannya masih berada di bawah Gubernur. Pada
tahun 1946 Sumatera dibagi menjdi 3 provinsi, yakni Provinsi Sumatera Utara,
Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan, H.Muchtar Yahya ditunjuk menjadi
koordinator Jawatan-jawatan agama tersebut, bertempat di Bukit Tinggi.
Kepala-Kepala Jawatan Agama di ketiga wilayah Sumatera waktu itu, Tengku
Moch,Daud Beureuh Provinsi Sumatera Utara, Nazaruddin Thoha Sumatera
Tengah dan K.Azhari Sumatera Selatan. Mereka diangkat oleh Gubernur
Sumatera Utara yang mewakili Presiden untuk mengurus Pemerintahan di
wilayahnya.
Sesudah kantor-kantor Jawatan Agama Provinsi Sumatera ada hubungan
dengan Kementrian Agama, yang berkedudukan di Yogyakarta, H.Muchtar Yahya
dipindahkan ke pusat bertindak sebagai Kepala Urusan Keagamaan Wilayah
Sumatera. Sementara itu pada tahun 1953, Provinsi Sumatera Utara merupakan
gabungan dari daerah Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di
Tengku Abdul Wahab Silimeun, sedang koordinator untuk Keresidenan Sumatera
Pada tahun 1956 struktur Pemerintahan berubah lagi, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara, sebagai gabungan dari Keresidenan Sumatera Timur dan
Tapanuli berkedudukan di Medan dan Daerah Aceh dijadikan Daerah Istimewa
Aceh berkedudukan di Kotaraja (Banda Aceh). Untuk memimpin Jawatan Agama
Provinsi Sumatera Utara ditunjuk K.H.Muslich dan Pimpinan Jawatan Agama
daerah istimewa Aceh tetap ditangan Tengku Wahab Silimeun. Sejak saat itulah
Jawatan Agama kedua Provinsi tersebut berdiri sendiri-sendiri dan untuk
perkembangan selanjutnya diatur berdasarkan peraturan-peratuaran yang
ditetapkan Kementerian Pusat. Sejak Provinsi Sumatera Utara berdiri sendiri,
pernah menjabat Kepala (dengan beberapa kali mengalami perubahan struktur)
adalah :
1. K.H. MUSLICH
2. H. MISKUDDIN A. HAMID
3. H.M. ARSYAD THALIB LUBIS
4. PROF.DR. T.H. YAFIZHAM, SH
5. DR.H.A. DJALIL MUHAMMAD
6. DRS.H.A. GANI
7. DRS.H.M. ADNAN HARAHAP
8. DRS.H.A. BIDAWI ZUBIR
9. DRS. NURDIN NASUTION
10. PROF.DR.H. MOHD. HATTA
11. DRS.H.Z. ARIFIN NURDIN,SH, MKn
Kiranya perlu diketahui situasi keagamaan di Keresidenan Sumatera
Timur dan Tapanuli sebelum digabung menjadi satu Jawatan Agama Provinsi
Sumatera Utara :
1. Pimpinan Keagamaan Kepresidenan Sumatera Timur pada waktu dipegang oleh
raja-raja yang jumlahnya tidak sedikit dan mempunyai daerah-daerah yang
ditaklukkannya, dengan peraturan-peraturan masing-masing sesuai dengan
kondisi masyarakat pada waktu itu. Setelah Indonesia merdeka di setiap
Keresidenan dibentuk Komite Nasional daerah Sumatera Timur, yang merupakan
Lembaga Legislatif. Badan-badan agama saat itu sudah ada, seperti Kadhi.
Sebelum terbentuknya `Dewan Agama` Partai Masyumi mempunyai inisiatif
yang membentuk Badan yang mengurus soal-soal keagamaan. Ide tersebut
diusulkan pada Sidang KNI secara aklamasi, usul tersebut diterima oleh anggota
KNI, akhirnya berdirilah Dewan Agama Keresidenan Sumatera Timur.
2. Sebelum adanya Dewan Agama di daerah Tapanuli, maslah-masalah yang
berhubungan dengan agama, ditangani oleh Kuria, didampingi oleh Kadhi,
merekalah pelaksana tugas yang berhubungan dengan masalah-masalah agama
seperti pernikahan, perceraian, pengurusan mesjid-mesjid, ibadah social dan lain
sebagainya.
Lahirnya Dewan Agama di Keresidenan Tapanuli ini, agak berbeda
dengan proses lahirnya Dewan Agama di daerah Sumatera Timur, ide dan gagasan
mula-mula lahir ditingkat Kewedanan Mandailing Tapanuli Selatan. Berita
tentang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, disambut masyarakat
dengan penuh gembira dan rasa syukur kepada Tuhan, bahwa bangsa dan
negaranya sudah lepas dari belenggu penjajahan.Yang dirasakan akibatnya sangat
dengan tidak berperikemanusiaan oleh Belanda maka untuk memenuhi tuntutan
agama yang dipeluknya masyarakat menghendaki dibentuknya Jawatan tersendiri
yang mengurusi masalah agama.
Pada tahun 1946, diadakan Konfrensi Masyumi bertempat di Mandailing
Tapanuli Selatan, yang memutuskan untuk mendesak Pemerintah (Karisidenan)
membentuk Jawatan Agama, yang akan mengelola masalah-masalah agama pada
tingkat Keresidenan, Kewedanaan dan Kecamatan, yang selama ini
masalah-masalah tersebut diurusi oleh Kuria-Kuria dan dibantu oleh Kadhi-kadhi. Dalam
koferensi tersebut telah disepakati secara bulat, untuk membentuk Jawatan Agama
yang bernama `Dewan Agama`. Pada waktu itu mereka belum mengetahui berita
tentang berdirinya Kementrian Agama di Pusat. Usul tersebut oleh Residen
Tapanuli mendapat tanggapan positif, yang kemudian dibahas oleh KNI sebagai
lembaga yang berwenang, pada akhirnya disetujui pembentukannya.
Selanjutnya dewan yang baru dibentuk itu, sangat besar jasanya dalam
membantu pemerintah, melaksanakan tugasnya terutama dalam kegiatan
penerangan, karena pendekatan melalui agama lebih mudah diterima masyarakat.
Pada awal pembentukan kedua Dewan Agama di kedua Keresidenan tersebut,
struktur organisasinya masih berdiri sendiri-sendiri, belum ada hubungan dengan
Kementerian Agama Pusat. Hubungan dengan Pusat baru diadakan, setelah
diberitahu, bahwa di Pusat sudah berdiri Kementerian Agama.
1. Struktur Ketatanegaraan berubah maka kedua Keresidenan yaitu
Sumatera Timur dan Tapanuli, digabung menjadi satu Provinsi Sumatera
pelaksanannya baru bisa disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 10 Tahun 1952 dengan Susunan Organisasi sebagai berikut :
a. Jawatan Urusan Agama, terdiri atas : – Kantor Urusan Agama Provinsi;
– Kantor Urusan Agama Daerah; – Kantor Urusan Agama Kabupaten; –
Kantor Urusan Agama Kecamatan;
b. Jawatan Pendidikan Agama, terdiri atas: – Kantor Pendidikan Agama
Provinsi; – Inspeksi Wilayah; – Kantor Pendidikan Agama Kabupaten;
c. Jawatan penerangan Agama terdiri atas : – Kantor Penerangan Agama
Provinsi; – Pegawai Penerangan Agama;
d. Biro Pengadilan Agama, terdiri atas : – Mahkamah Islam Tinggi; –
Pengadilan Agama.
Biro Pengadilan Agama kemudian berubah menjadi Jawatan Peradilan
Agama (Permenag No. 10 Tahun 1962). Berdasarkan Peraturan Pemerintah
nomor 1 Tahun 1963, Jawatan berubah menjadi Direktorat :
- Jawatan Urusan Agama menjadi Direktorat Urusan Agama – Jawatan
Pendidikan Agama menjadi Direktorat Pendidikan Agama – Jawatan
Penerangan Agama menjadi Direktorat Penerangan Agama – Jawatan
Peradilan Agama menjadi Direktorat Peradilan Agama.
2. Perkembangan Organisasi Departemen Agama pada tahun 1965 sampai
dengan 1974
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 91 Tahun 1967, tentang Struktur
Organisasi, Tugas dan Wewenang Instansi Departemen Agama di Daerah terdiri
a. Perwakilan Departemen Agama Provinsi2) Perwakilan Departemen
Agama Kabupaten/Kota3) Kantor Urusan Agama Kecamatan
Perwakilan Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :
a. Jawatan Urusan Agama, Jawatan Pendidikan Agama, Jawatan
Penerangan Agama, Jawatan Peradilan Agama dan Pengadilan Agama,
Jawatan Perguruan Tinggi Agama dan Pesantren Luhur, Jawatan Urusan
Haji, Jawatan Agama Kristen, Jawatan Agama Katholik, Jawatan Agama
Hindu dan Budha.
Perwakilan Departemen Agama Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Dinas Urusan Agama, Dinas Pendidikan Agama, Dinas Penerangan
Agama, Pengadilan Agama, Dinas Urusan Haji, Dinas Urusan Agama
Kristen, Dinas Urusan Agama Katholik, Dinas Urusan Agama Hindu dan
Budha.
Kantor Urusan Agama kecamatan meliputi :
a. Urusan Ketatausahaan, Keuangan dan Kepegawaian – Urusan
Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk serta Bimbingan Kesejahteraan
Keluarga – Urusan Rumah Peribadatan, Ibadah Sosial dan Urusan Haji –
Urusan Penerangan dan Penyuluhan Agama.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 53 Tahun
1971 tentang pembentukan Kantor Perwakilan Departemen Agama Provinsi serta
Kantor Departemen Agama Kabupaten dan Inspektorat Perwakilan, susunannya
terdiri dari :
2. Perwakilan Departemen Agama Kabupaten
3. Kantor Urusan Agama Kecamatan
4. Urusan Pengawas adalah Inspektorat Perwakilan
Perwakilan Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Perwakilan
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat Perwakilan
3 Unsur Pelaksana ialah :
- Inspeksi Urusan Agama – Inspeksi Pendidikan Agama – Inspeksi
Penerangan Agama – Inspeksi Peradilan Agama.
3. Perkembangan pada tahun 1975 sampai dengan 1981
a.Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara
terdiri atas :
- Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi; – Kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota; – Kantor Urusan Agama Kecamatan.
b. Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975 (Disempurnakan)
tanggal 16 April 1975, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Agama Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Typologi IV, maka Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara tediri dari :
- Bagian Tata Usaha; – Bagian Urusan Agama Islam; – Bidang Pendidikan
Agama Islam; – Bidnag Penerangan Agama Islam; – Bidang Urusan Haji;
– Pembimbing Masyarakat (Kristen) Protestan; – Pembimbing Masyarakat
Departemen Agama Kabupaten/Kota; – Kantor Urusan Agama
Kecamatan.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun1981
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja kantor Wilayah Departemen Agama
Provinsi Sumatera Utara termasuk pada Typologi I terdiri atas :
a. Bagian Sekretariat – Bidang Urusan Agama Islam – Bidang Penerangan
Agama Islam – Bidang Urusan Haji – Bidang Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam – Bidang Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan –
Pembimbing Masyarakat Katholik – Pembimbing Masyarakat Hindu –
Pembimbing Masyarakat Budha.
Selanjutnya terjadi perubahan struktur sesuai Keputusan Menteri Agama
Nomor 373 Tahun 2002. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Departemen
Agama Provinsi Sumatera Utara termasuk pada Typologi I.B. dengan bagan
seperti dibawah ini:
1. Struktur Typologi Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara :
a. Bagian Tata Usaha
b. Bidang Urusan Agama Islam
c. Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf
d. Bidang Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum
e. Bidang Pendidikan keagamaan, pondok pesantren, pendidikan agama
Islam pada masyarakat dan pemberdayaan mesjid
f. bidang bimbingan Masyarakat Kristen
h. Pembimbing Masyarakat Hindu
i. Pembimbing Masyarakat Budha
j. Kelompok jabatan fungsional
Tugas dan Fungsi Kanwil Departemen Agama
1. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis dibidang pelayanan dan bimbingan
kehidupan beragama kepada masyarakat di Provinsi.
2. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan masyarakat islam, pelayanan haji dan
umroh, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan dan keagamaan, pondok
pesantren, pendidikan agama islam pada masyarakat dan pemberdayaan mesjid
serta urusan agama, pendidikan agama, bimbingan masyarakat kristen, katolik,
hindu serta budha sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan administrasi dan informasi.
4. Pembinaan kerukunan beragama.
5. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan pengawasan program daerah,
instansi terkait lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas departemen
di provinsi.
6. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga
masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas departemen di provinsi.
Pokok-pokok kebijakan strategis Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara
1. Menciptakan iklim kondusif bagi proses pemantapan peran, fungsi dan
kedudukan agama sebagai landasan moral spiritual dalam pembangunan di
daerah Sumatera Utara.
2. Mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama sebagai
mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan
pelayanan kehidupan beragama.
3. Mengupayakan peningkatan pelayanan dan mutu pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan dengan menitikberatkan kepada peningkatan partisipasi
masyarakat.
4. Mengupayakan pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga
pendidikan keagamaan untuk semakin memantapkan kehidupan beragama serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dalam
kehidupan beragama.
5. Mengupayakan peningkatan kualitas pemahaman penghayatan dan pengamalan
agama dan kerukunan umat beragama sebagai upaya meningkatkan harmonis
sosial dan integrasi bangsa.
6. Menata organisasi keagamaan dilingkungan Kanwil Departemen Agama Provinsi
Sumatera Utara sebagai respon terhadap adanya perubahan struktural di tingkat
pusat.
7. Meningkatan kualitas sumber daya dilingkungan Kanwil Departemen Agama
Provinsi Sumatera Utara sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk
menghasilkan output dan outcome sesuai dengan yang diharapkan.
8. Efisiensi pemanfaatan sumber daya dilingkungan Kanwil Departemen Agama
Provinsi Sumatera Utara sebagia respon terhadap berbagai keterbatasan sehingga
dapat dilakukan antisipasi kemungkinan terjadinya inefisiensi.
9. Menjalin koordinasi dan kerjasama dengan instansi-instansi baik dilingkungan
pemerintah maupun di swasta serta umat beragama.
10. Meningkatkan kehidupan kerukunan umat beragama baik intern, antar dan antara
11. Memberdayakan forum kerukunan umat beragama dalam rangka memelihara
kerukunan dan kesejahteraan.
Kondisi Ideal
1. Kadar keimanan dan ketaqwaan umat beragama yang makin tinggi mantap serta
ideal dan tata niat umat yang sedemikian kokoh sesuai dengan keyakinan dan
ajaran agama. Dengan demikian umat tidak akan mudah goyah menghadapi
berbagai ujian dan tantangan sebagai konsekuensi dari kemajuan ilmu dan
teknologi serta dampak negatif modernisasi.
2. Pengertian dan pemahaman umat tentang agamanya telah sedemikian matang,
luas, segar dan berkembang sehingga agama dapat lebih berperan sebagai
motivator dan dinamisator kemajuan. Sejalan dengan itu agama berperan pula
sebagai pengarah dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang
memiliki keseimbangan antara perkembangan dan kemajuan lahir serta
kesejahteraan batin.
3. Hubungan intern umat, hubungan antar umat serta hubungan antara umat
beragama sengan pemerintah telah sedemikian serasi, sehingga dalam
mengahadapi masalah nasional semua unsur dapat berpikir dan bertindak sebagai
utuh kesatuan yang utuh serta dengan tekad yang tunggal untuk mensukseskan
pembangunan.
Sementara itu pada tahun 1953, Provinsi Sumatera Utara merupakan
gabungan dari daerah Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di
Kotaraja (Banda Aceh). Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh
Tengku Abdul Wahab Silimeun, sedang koordinator untuk Keresidenan Sumatera
Utara dipimpin oleh H.M. Bustami Ibrahim. Pada tahun 1956 struktur
gabungan dari Keresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di
Medan dan daerah Aceh dijadikan Daerah Istimewa Aceh berkedudukan di
Kotaraja (Banda Aceh).
Untuk memimpin Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara ditunjuk
K.H.Muslich dan Pimpinan Jawatan Agama daerah istimewa Aceh tetap ditangan
Tengku Wahab Silimeun. Sejak saat itulah Jawatan Agama kedua Provinsi
tersebut berdiri sendiri-sendiri dan untuk perkembangan selanjutnya diatur
berdasarkan peraturan-peraturan yang ditetapkan Kementerian Pusat.Berdasarkan
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 1 tahun 2010
(disempurnakan) tanggal 28 Januari 2010, penyebutan departemen agama berubah
menjadi kementerian agama. Sejak Provinsi Sumatera Utara berdiri sendiri, sudah
12 orang yang pernah menjabat kepala (dengan beberapa kali mengalami
perubahan struktur) yang terakhir sekarang Dra.H.Tohar Bayoangin, M.Ag.
Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah
Terwujudnya masyarakat agamais yang berakhlak mulia, rukun dan damai.
Adapun Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera
Utara adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan bimbingan dan pelayanan kehidupan beragama.
2. Meningkatkatkan pemehaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan
nilai-nilai agama.
3. Memperkokoh kerukunan umat beragama.
4. Mengembangkan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan
keagamaan.
6. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang
dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk tercapainya tujuan umum dari suatu lembaga atau instansi
dibutuhkan suatu wadah untuk mengatur semua aktivitas ataupun kegiatan
lembaga/instansi tersebut. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur
organisasi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan lembaga/instansi dapat
dicapai. Struktur organisasi penting dalam mempengaruhi perilaku individu atau
kelompok-kelompok yang terdapat dalam sebuah organisasi. Melalui struktur
organisasi para pegawai akan tahu akan tugas, wewenang, dan tanggung jawab
sehingga para pegawai tersebut dengan sendirinya akan mengerjakan tugas yang
dibebankan kepada mereka dengan baik.
Dengan struktur organisasi yang baik Pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat terwujud melalui
kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Suatu lembaga/instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok yang bersifat melaksanakan kegiatan tertentu
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI nomor 18 tahun 1975
(disempurnakan) tanggal 16 April 1975, susunan organisasi dan tata kerja
Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara termasuk typologi I terdiri atas
Bagian Sekretariat, Bidang Urusan Agama Islam, Bidang Penerangan Agama
Islam, Bidang Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan, Pembimbing
Masyarakat Khatolik, Pembimbing Masyrakat Hindu dan Pembimbing
Masyarakat Budha. Perubahan struktur terjadi kembali sesuai dengan Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia nomor 13 tahun 2012. Struktur Organisasi
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada
Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (2015)
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara
C. Job Description
a. Melakukan penyiapan urusan penyusunan rencana, program dan
anggaran di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
b. Melakukan penyiapan urusan evaluasi dan penyusunan laporan di
lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
c. Melakukan penyiapan pelaksanaan urusan keuangan di lingkungan
Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
2. Subbagian Organisasi, Tata Laksana, dan Kepegawaian mempunyai
tugas yaitu:
a. Melakukan penyiapan urusan penyusunan organisasi di lingkungan
Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
b. Melakukan penyiapan urusan penyusunan tata laksana pada Subbag
Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
c. Melakukan penyiapan urusan pengelolaan kepegawaian di lingkungan
Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
3. Subbagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama mempunyai tugas
yaitu :
a. Melakukan penyiapan urusan penyusunan peraturan
perundang-undangan di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
b. Melakukan penyiapan urusan bantuan hukum di lingkungan Kanwil
Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
c. Melakukan penyiapan urusan pelaksanaan urusan kerukunan umat
beragama Serta Pelayanan Masyarakat khonghucu di lingkungan Kanwil
Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
a. Melakukan penyiapan pelaksanaan urusan pengelolaan informasi di
lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
b. Melakukan penyiapan pelaksanaan urusan hubungan masyarakat di
lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara.
5. Subbagian Umum mempunyai tugas yaitu :
a. Melakukan penyiapan pelaksanaan urusan pengelolaan ketatausahaan
pada Subbag Umum di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera
Utara.
b. Melakukan penyiapan pelaksanaan urusan rumah tangga pada
Subbag Umum di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera
Utara.
c. Melakukan penyiapan pelaksanaan urusan perlengkapan pada
Subbag Umum di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera
Utara.
D. Jaringan Kegiatan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah
instansi pemerintah yang berkedudukan di Provinsi Sumatera Utara, berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama.Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara melaksanakan tugas dan fungsi
Kementerian Agama dalam wilayah provinsi berdasarkan kebijakan Menteri
Agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pembangunan bidang
agama sesuai dengan kebijakan pembangunan nasional adalah untuk menciptakan
Yang Maha Esa, selain itu kehadiran Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi adalah memberikan jaminan hukum dan pelayanan kehidupan beragama
bagi masyarakat sesuai dengan amanah Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor
13Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama, Dalam melaksanakan tugas tersebut, bidang Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi:
1. Melaksanakan identifikasi dan analisis permasalahan
2. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan konsep bahan penyusunan tata laksana
di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara
3. Membahas bersama pelaksana mengenai konsep bahan penyusunan tata laksana
di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara
4. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep bahan penyusunan tata laksana
di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara sesuai hasil
pembahasan beserta konsep surat atau nota dinasnya.
5. Meneliti dan mengoreksi konsep bahan rancangan penyusunan tata laksana di
lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara beserta konsep surat/nota
dinasnya dan menyampaikannya kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan
sesuai dengan tugas dan fungsi instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua,
begitu juga halnya pada bidang Kepegawaian Kantor wilayah Kementerian
terlaksana dan menghasilkan kerja yang maksimal, selektif dan efisien yang
dilandasi dengan bersikap amanah, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan tidak
berpengaruh terhadap perbuatan KKN dan melanggar hukum yang dapat merusak
citra Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, sekaligus mampu menjadi
pengawal moral bangsa.
Untuk mendorong tercapainya hasil kerja yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu berupa peningkatan kompetensi dan tanggung jawab.
Kinerja terkini yang dijalankan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Sumatera Utara adalah pembinaan kerukunan umat beragama, pelayanan dan
bimbingan masyarakat islam, pelayanan haji dan umrah, pelaksananaan hubungan
dengan pemerintah daerah, pengembangan zakat dan wakaf, bimbingan
masyarakat Kristen, katholik, hindu dan budha.
F. Rencana Kegiatan
Program atau rencana kegiatan dari bagian Kepegawaian di Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1. Penataan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Asesmen Kompetensi di Lingkungan
Kementerian Agama Angkatan I.
2. Penataan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Asesmen Kompetensi di Lingkungan
Kementerian Agama Angkatan II.
3. Penataan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Asesmen Kompetensi di Lingkungan
Kementerian Agama Angkatan III.
4. Penataan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Asesmen Kompetensi di Lingkungan
5. Penataan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Asesmen Kompetensi di Lingkungan
Kementerian Agama Angkatan V.
6. Penataan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Asesmen Kompetensi di Lingkungan
Kementerian Agama Angkatan VI.