• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Permintaan Kredit Kepemilikan Rumah (Kpr) Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Permintaan Kredit Kepemilikan Rumah (Kpr) Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

peningkatan. Khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang, di mana

segala upaya dilakukan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan. Tujuan dari

pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

adil dan makmur di segala aspek kehidupan. Salah satu dari upaya pemerintah dalam

meningkatkan pemerataan pembangunan adalah dengan mengusahakan dalam

memenuhi kebutuhan pokok manusia.

Kebutuhan manusia sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kebutuhan

primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer merupakan

kebutuhan yang harus dipenuhi karena kebutuhan pokok berguna untuk

melangsungkan kehidupan. Kebutuhan primer sendiri meliputi kebutuhan akan

sandang, pangan dan papan. Kedua kebutuhan sekunder, kebutuhan ini timbul setelah

kebutuhan primer terpenuhi dan sebagai penunjang untuk memelihara kelangsungan

kehidupan. Contoh kebutuhan sekunder meliputi pendidikan, kesehatan, pariwisata

dan rekreasi. Dan yang ketiga kebutuhan tersier, kebutuhan tersier merupakan

kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi dengan

baik. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan akan barang-barang mewah atau bersifat

hiburan (kesenangan belaka). Contoh kebutuhan tersier meliputi mobil , perhiasan,

(2)

commit to user

banyaknya penduduk, maka semakin banyak pula kebutuhan yang diperlukan untuk

melangsungkan kehidupan.

Rumah (papan) merupakan salah satu dari tiga kebutuhan primer selain

sandang (pakaian) dan pangan. Dalam perkembangannya, rumah saat ini juga dapat

dijadikan sebagai alternatif investasi yang menarik dengan harapan capital gain yang

dapat dinikmati di masa depan. Rumah juga menjadi identitas sosial bagi seseorang,

jika seseorang itu memiliki rumah mewah menandakan bahwa pemiliknya adalah

seseorang dengan kemampuan ekonomi tinggi, begitu pula sebaliknya apabila

seseorang memiliki rumah sederhana menandakan bahwa orang tersebut dari

kalangan kelas menengah ke bawah. Jenis rumah saat ini juga semakin beragam, ada

jenis rumah modern seperti kondominium dan apartemen adapula jenis rumah

sederhana seperti rumah biasa dan rumah susun. Menurut Arafat (2006), menyatakan

bahwa sektor perumahan dapat diandalkan sebagai motor penggerak putaran roda

perekonomian nasional.

Negara pun mengatur tentang rumah dalam Undang-undang No. 4 tahun 1992

pasal 5 ayat (1) tentang perumahan dan pemukiman yang berbunyi “setiap warga

negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki

rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur”. Seseorang

dapat memiliki atau menempati rumah dengan cara membangun sendiri atau

menyewa, membeli secara tunai atau angsuran, hibah atau dengan cara lain yang telah

diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan undang-undang tersebut, pembelian rumah dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu secara tunai maupun kredit. Pembelian rumah secara tunai

dapat dilakukan apabila pembeli tersebut memiliki uang dengan jumlah yang sama

(3)

commit to user

lebih rendah dibanding dengan harga rumah, pembelian rumah dapat dilakukan secara

angsuran (kredit). Dengan adanya alternatif kredit perumahan pun banyak diminati

oleh kalangan masyarakat dengan penghasilan rendah.

Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, salah satu cara

pemerintah dalam membantu masyarakat dari golongan menengah ke bawah adalah

dengan memberikan kredit melalui bank. Dalam hal ini peran bank dalam mendukung

kegiatan perekonomian sangat besar. Bank berupaya untuk mendorong kegiatan

perekonomian dengan menyediakan fasilitas kredit yang dibutuhkan serta terjangkau

bagi masyarakat. Salah satu kredit yang ditawarkan bank untuk masyarakat adalah

kredit sektor konsumsi.

Penyaluran kredit perbankan pada sektor konsumsi masyarakat mengalami

peningkatan yang drastis setelah krisis ekonomi tahun 1997 yang lalu. Krisis ekonomi

tersebut menyebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan besar bangkrut sehingga

kredit pada bank yang terserap sistem korporasi semakin sedikit. Bank mulai

menyadari bahwa adanya peluang pada pasar konsumsi masyarakat yang semakin

besar dengan risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pemberian kredit pada

perusahaan besar.

Pada kenyataannya di sektor konsumsi terdapat beberapa jenis kredit yang

dibiayai oleh bank, salah satunya sektor perumahan melalui kredit pemilikan rumah

(KPR). Hal ini menjadi peluang bagi bank untuk melakukan pemasaran KPR untuk

masyarakat yang tidak mampu dalam melakukan pembelian rumah secara tunai.

Peningkatan pemberian KPR perbankan dikarenakan banyaknya masyarakat yang

membutuhkan rumah.

Sejak tahun 1976 Bank Tabungan Negara (BTN) ditunjuk oleh pemerintah

(4)

commit to user

awalnya BTN hanya menyalurkan kredit perumahan bersubsidi di mana dananya

dibiayai langsung oleh pemerintah dengan pemberian tingkat suku bunga rendah.

Seiring berjalannya waktu, sekarang BTN dapat menyalurkan berbagai fasilitas kredit

perumahan.

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat dari laporan tahunan tahun 2012 PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) menunjukkan perkembangan penyaluran kredit di mana

dari tahun 2008-2012 jumlah unit maupun dana kredit terus mengalami peningkatan.

Tabel 1.1 Total Penyaluran Kredit Bank BTN

Sumber : Laporan Tahunan Tahun 2012 PT. Bank Tabungan Negara (Persero).

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan bank yang berfokus

pada bisnis perumahan dengan perbandingan 75 : 25 di mana 75% adalah perumahan

dan 25% non perumahan. KPR ini diperuntukkan bagi masyarakat kalangan

menengah ke bawah yang belum memiliki rumah huni dan berpenghasilan kurang

dari Rp 3.500.000, 00.

KPR subsidi merupakan produk kredit perumahan pertama yang dikeluarkan

oleh BTN, layanan ini telah disalurkan sejak tahun 1976 dan mengalami peningkatan

(5)

commit to user

perkembangan KPR subsidi tersalurkan kepada masyarakat dengan stabil. Meskipun

terjadi penurunan pada tahun 2010 dan 2012, penurunan tersebut tidak drastis jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel 1.2 Total Penyaluran KPR Bersubsidi Bank BTN

Sumber : Laporan Tahunan Tahun 2012 PT. Bank Tabungan Negara (Persero).

Pada tanggal 1 Oktober 2010, pemerintah memperkenalkan skema baru bagi

KPR subsidi, yaitu Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui

Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 27 tahun 2012 tentang pengadaan

perumahan melalui kredit/pembiayaan pemilikan rumah sejahtera dengan dukungan

Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Tujuan dari FLPP adalah untuk

mendukung kredit/pembiayaan rumah sejahtera bagi masyarakat berpenghasilan

rendah (MBR).

Menurut Awang Firdaus (1997), permintaan rumah dipengaruhi oleh

faktor-faktor di antaranya adalah lokasi atau pertumbuhan penduduk, pendapatan,

kemudahan pendanaan, fasilitas dan sarana umum, harga pasar rumah, selera

konsumen serta peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Pananggian

(2004), setelah meneliti selama 3 dekade hasil penelitiannya menunjukan terdapat

hubungan yang saling mempengaruhi antara tingkat suku bunga bank, angka

penjualan rumah, dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan penelitian antara tingkat

(6)

commit to user

permintaan rumah periode tahun 1977 sampai dengan 1995 dengan variasi harga,

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, jumlah rumah tahun

sebelumnya, tingkat suku bunga, dan jumlah penduduk usia kawin. Hasilnya adalah

variasi harga, PDRB per kapita, jumlah rumah tahun sebelumnya berpengaruh,

sedangkan variasi suku bunga dan jumlah penduduk usia kawin tidak berpengaruh.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, pengaruh terhadap permintaan akan

kredit perumahan dapat di bagi menjadi dua faktor, yaitu faktor mikro maupun faktor

makro. Dari segi mikro, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan akan kredit

meliputi selera konsumen, harga pasar rumah, pelayanan nasabah, angka penjualan

rumah, jumlah penduduk dan lain-lain. Sedangkan menurut kacamata makro,

permintaan akan kredit perumahan dapat dipengaruhi oleh inflasi, PDRB per kapita,

tingkat suku bunga, nilai tukar (kurs), jumlah ekspor dan lain-lain. Dengan

mengetahui pengaruh dari kedua faktor tersebut dapat membantu dalam perencanaan

strategis perbankan untuk menghadapi perubahan perekonomian. Dalam penelitian ini

fokus pembahasannya mengenani permintaan akan kredit perumahan yang

dipengaruhi oleh faktor makro.

Dengan berfokus pada salah satu jenis kredit pada sektor konsumsi, yaitu KPR

subsidi (FLPP) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Penulis

tertarik untuk menganalisa permintaan akan KPR subsidi karena kredit ini merupakan

produk kredit perumahan pertama yang ditawarkan oleh BTN dan melihat dari

perkembangan kredit ini terus mengalami peningkatan dari tahun 1976 hingga kini.

Dengan mencari pengaruh faktor makro yang terkait dengan penelitian, penulis ingin

mengetahui faktor mana yang dominan dalam meningkatkan permintaan kredit

(7)

commit to user

Kepemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Cabang Solo”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh PDRB per kapita masyarakat terhadap permintaan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Solo.

2. Bagaimana pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap permintaan Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo.

3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga bank terhadap permintaan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Solo.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat dinyatakan seperti berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB per kapita masyarakat terhadap permintaan

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Solo.

2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap permintaan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Solo.

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga bank terhadap permintaan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

(8)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris maupun sebagai

literatur tambahan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan KPR

oleh masyarakat. Selain itu, penelitian ini dapat memacu penelitian yang lebih

baik mengenai permintaan KPR oleh masyarakat di Solo.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah

daerah sebagai pemegang kebijaksanaan untuk ditindaklanjuti lebih mendalam.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

Gambar

Tabel 1.1 Total Penyaluran Kredit Bank BTN

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan MIPS-X banyak diperbaruhi oleh MIPS dan RISC-2 dengan beberapa perbedaan utama : Semua instruksi MIPS-X merupakan operasi tunggal dan dieksekusi dalam satu

Demikian pengumuman ini dibuat untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Kelompok

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan manajemen waktu menurut Hoffer (2007), seperti pengaturan diri, motivasi dan pencapaian tujuan sesuai dengan aktivitas

Hasil penelitian menunjukkan serangga yang tertangkap pada lahan terkena erupsi terdapat dari 11 Ordo dan 34 family, nilai Kerapatan relatif tertinggi sebesar 43.92919%,

Luas zona hambat (cm 2 ) aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun namnam dengan variasi konsentrasi, kontrol negatif dan kontrol positif terhadap

perumahan permukimanyang mempunyai prasyarat kecukupan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan minimal sebagai tempat pelayanan publik dan tempat

Langkah yang pertama dan utama dari proyek ini adalah penggunaan istilah (bahasa) Arab (Islam) dalam berbagai cabang ilmu. Karena menurut penggunaan istilah-istilah Islam akan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA. Provinsi : Papua Barat Tahun