• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pendapatan Nasional 2010 modul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Modul Pendapatan Nasional 2010 modul"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i | p e n d a p a t a n n a s i o n a l

KATA PENGANTAR

Segala puji, syukur, hormat serta kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus atas berkat, anugerah serta penyertaannya sehingga modul pendapatan negara ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Modul pendapatan negara ini merupakan kajian teori dan praktik dalam menghitung pendapatan per kapita suatu negara dengan data statistik pendapatan nasional dengan beberapa metode pendekatan perhitungan. Modul ini dapat menjadi panduan pembelajaran bagi murid untuk lebih memahami pendapatan negara itu sendiri dan relevansinya dengan wawasan Kristen Alkitabiah dimana para murid dapat melihat pekerjaan Allah nyata melalui setiap sistem yang diterapkan oleh manusia untuk keberlangsungan dan kesejahteraan sebagai bentuk ketaatan terhadap mandat budaya.

Ucapan terima kasih terhadap setiap orang yang telah membantu dalam menyelesaikan modul ini, baik itu pemberian kata semangat yang terus mendorong agar tabah dalam menyelesaikannya maupun kepada setiap penulis buku yang menjadi sumber referensi serta data statistik yang dapat diakses, tentu saja penyusun membutuhkan kritikan, saran atau masukan untuk membuat modul ini lebih baik lagi. Hal tersebut sangat membantu dalam memperkaya materi yang ada. Segala kemuliaan hanya dipersembahkan bagi Dia yang empunya kehidupan. Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus melalui Roh-Nya yang Kudus selalu menyertai kita semua.

Karawaci, 26 Februari 2018

(4)

Pendahuluan

(5)

iii| p e n d a p a t a n n a s i o n a l

Daftar Isi

Kata Pengantar ... ii

Pendahuluan ... iii

Daftar Isi ... iii

BAB 1: Pengantar Pendapatan Negara ... 1

Deskripsi dan ruang lingkup ... 1

Enduring Understanding and Essential question……….2

Relevansi Pembelajaran dalam wawasan Kristen Alkitabiah ... 3

Tujuan Pembelajaran ... 4

Pembahasan ... 5

1. Pengertian dan sumber pendapatan negara ... 5

2. Pengaruh kebijakan fiskal dan moneter terhadap pendapatan negara ... 9

Latihan Individu ... 11

BAB 2: Pendapatan Nasional ... 12

A. Definisi Pendapatan Nasional ... 12

B. Tujuan Pendapatan Nasional ... 12

C. Jenis Pendapatan Nasional ... 13

1. Produk Nasional Bruto (PNB) ... 13

2. Produk Nasional Neto (Net National Product) ... 13

3. Pendapatan Nasional ... 14

4. Pendapatan Personal (Personal Income) ... 14

5. Pendapatan Personal Diposabel ... 14

6. Produk Domestik Bruto ... 15

7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)... 24

Latihan Individu ... 27

Bab 3: Pendapatan Per Kapita ... 28

1. Analisis Pendapatan per Kapita ... 28

2. Manfaat pendapatan per kapita ... 28

3. Perhitungan pendapatan per kapita ... 28

Penutup ... 32

Kesimpulan ... 32

Glosarium ... 33

Kunci Jawaban ... 34

(6)
(7)

1 | p e n d a p a t a n n a s i o n a l

BAB 1

Pengantar Pendapatan Negara

Deskripsi dan ruang lingkup

Pendapatan Negara merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan negara baik itu secara ekonomi, politik maupun pendidikan. Sebuah negara dapat dikatakan berhasil apabila angka pendapatan negara terus bertambah setiap tahunnya sehingga negara tersebut mampu memaksimalkan segala potensi sumber daya yang ada untuk kesejahteraan rakyat dan negara mampu bertahan dalam tuntutan ekonomi global serta semakin meningkatkan kualitas sumber daya dari berbagai aspek. Pada praktiknya, seluruh pendapatan negara digunakan untuk menyejahterahkan rakyat dan setiap pengeluaran dari pendapatan negara harus berdasarkan aturan hukum yang telah ditetapkan yaitu UU APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Menurut UU No. tahu B e ge ai APBN bahwa A ggara Pe dapatan dan Belanja Negara yang disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara dalam rangka mendukung terwujudnya perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi

asio al .

Selanjutnya, UU APBN tahun anggaran 2014 pasal 1 ayat 2 menyatakan Pendapatan Negara adalah hak Pemerintah Pusat yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih yang terdiri atas Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak, da Pe eri aa Hibah . Berdasarkan sistem perundang-undangan yang ada, pendapatan negara dan pengeluaran negara sepenuhnya ialah hak pemerintah pusat untuk mengatur setiap regulasi pendapatan negara ke seluruh pelosok negeri. Selain itu, masyarakat juga dapat turut serta berperan dalam peningkatan pendapatan negara seperti ketaatan membayar pajak.

(8)
(9)

3| p e n d a p a t a n n a s i o n a l

Relevansi Pembelajaran dalam wawasan Kristen Alkitabiah

(10)

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan pendapatan negara dan manfaatnya bagi pembangunan ekonomi nasional secara kontekstual dengan jelas melalui ceramah interaktif di dalam kelas

2. Siswa mampu menganalisis sumber pendapatan negara melalui pembelajaran dikelas

3. Siswa mampu membedakan kebijakan fiskal dan moneter dan pengaruhnya terhadap pendapatan negara melalui pengajaran langsung oleh guru selama kegiatan belajar mengajar

4. Siswa mampu menghitung pendapatan nasional berdasarkan PDB, PNN, Pendapatan Disposable dan pendapatan personal (personal income) melalui pembelajaran terbimbing oleh guru

(11)

5 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

Pembahasan

1.

Pengertian dan sumber pendapatan negara

Pendapatan negara menurut pasal 1 Angka 1 UU Nomor 1 Tahun 1994 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 1994/1995 merupakan semua penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan yang digunakan untuk membiayai belanja negara. Berdasarkan definisi tersebut, berdirinya sebuah negara sangat bergantung pada pendapatan yang diperoleh negara tersebut untuk membangun struktur dan infrastruktur yang memadai sesuai untuk kesejahteraan rakyat. Sumber utama pendapatan negara yaitu: Perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri.

1. Perpajakan,

Menurut UU No.16 tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, pajak merupakan konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak adalah salah satu kekuata ha dal ya g dapat e ba gu ke a diria suatu ba gsa. Pajak telah e jadi orga pe ti g keua ga egara ya g ki i e yuplai % APBN (Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2006). Selain itu, pajak memiliki dua fungsi yang berbeda yakni fungsi budgetair ialah fungsi pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya dan fungsi regulerend ialah untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ilmu sosial dan ekonomi (Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2006). Bertolak dari fungsi pajak tersebut, bagi pemerintah, pajak merupakan cara yang cukup efektif untuk memaksa masyarakat turut berpartisipasi dalam pembangungan negara, sementara bagi rakyat, pajak dapat menjadi salah satu sarana konkrit untuk memberikan konstribusi pada negara sehingga kesejahteraan tersebut dapat terwujud dan hasilnya dapat dinikmati secara bersama. Contoh: Pembangunan jalan raya agar kendaraan bermotor dapat melintasi jalan tersebut sehingga dapat mempercepat akses transportasi. Sumber pembangunan jalan tersebut ialah pembayaran pajak dari kendaraan yang digunakan.

2. Penerimaan negara bukan pajak

(12)

berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah, penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri. Dari beberapa jenis PNBP yang terurai di atas, di tetapkan oleh pemerintah. Artinya diluar jenis PNBP tersebut masih sangat mungkin adanya PNBP lain.

3. Penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara mendefinisikan pendapatan hibah sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, berasal dari dalam negeri atau luar negeri (Pasal 1 angka 9), sedangkan belanja hibah didefinisikan sebagai setiap pengeluaran pemerintah berupa pemberian yang tidak diterima kembali, dalam bentuk uang, barang, jasa, dan/atau surat berharga, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya (Pasal 1 angka 10). Selanjutnya dari sisi pendapatan hibah disebutkan lebih lanjut bahwa Menteri Keuangan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penatausahaan pendapatan hibah, serta harus dikelola dalam APBN, dapat disetorkan ke rekening Kas Negara atau langsung diterima oleh K/L (Pasal 56). Sementara dari sisi belanja hibah, disebutkan peruntukannya kepada pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan pemerintah/lembaga asing. Berdasarkan definisi PP No. 45 Tahun 2013, hibah dapat dikatakan sebagai penerimaan negara yang didapatkan secara sukarela baik itu dari dalam maupun luar negeri yang digunakan untuk pembangunan negara.

B . Fungsi Pendapatan negara bagi pembangunan nasional

Pendapatan negara secara singkat dapat dikatakan sebagai kebijakan penganggaran yang dilakukan oleh negara untuk membiayai seluruh belanja negara yang bersumber dari dalam maupun luar negeri. Naiknya pendapatan negara secara signifikan dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena pemerintah dapat membiayai kebutuhan negara mulai dari pembangunan daerah perkotaan hingga pelosok, dengan demikian potensi sumber daya yang ada dapat digunakan sepenuh-penuhnya untuk kesejahteraan rakyat.

(13)

7 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

Berdasarkan data statistik kementrian keuangan republik Indonesia (Gambar 1.1) , Pendapatan negara pada tahun 2017 cukup baik yaitu sejumlah 1.750,3T, dan belanja negara untuk pembangunan juga dapat mencapai hingga ke desa-desa.

Namun jumlah ini mengalami penurunan sebesar 1,2% dari periode 2016 (Gambar 1.2)

Pencapaian

pendapatan negara dari kebijakan Amnesti pajak oleh pemerintah dalam negeri untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan melakukan perbandingan dengan beberapa negara lain seperti Australia, India, Spanyol, Italia, Chili. Indonesia pada tahun 2016 dan menunjukan pencapaian yang cukup signifikan dari negara lain yaitu sebesar 25% keberhasilan dalam menerapkan Amnesti Pajak. Namun, Dari target tebusan pajak amnesty Rp. 165T, baru terealisasi Rp. 110T (66,7%). Inilah peran Dubes untuk membantu Amnesty pajak melalui repatrisasi.

Gambar 1.1

(14)

Gambar 1.4

Pendapatan negara tersebut kemudian di alokasikan untuk pembangunan infrastruktur yang lebih memadai. Target

pembangunan infarstruktur pada tahun 2017 mencapai Rp. 387,3T. Target inilah yang telah

dijalankan oleh pemerintah meskipun belum sepenuhnya tercapai. Dapat terlihat dengan jelas realokasi subsidi pendapatan negara dari tahun 2014 hingga 2017 menurun sangat drastis sementara belanja negara untuk infrastruktur sangatlah tinggi.

Pencapaian pembangunan

infrastruktur dalam negeri

mulai dari Ketenagalistrikan,

Pengembangan jalan tol, Jalur

kereta api, Pelabuhan, Irigasi,

bendungan dan Bandara

merupakan fungsi dari

pendapatan negara yang terus

meningkat. Selain itu, proyek

yang masih dalam rancangan

pencapaian target

pembangunan oleh pemerintah

terus di upayakan sehingga

pembangunan dapat secara

merata hingga ke seluruh

(15)

9 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

Meningkatnya pendapatan negara yang berpengaruh pada pemerataan pembangunan nasional dapat membuat rakyat memiliki hidup yang lebih sejahtera. Pembangunan ini dapat berpengaruh sangat signifikan dalam beberapa bidang, salah satunya ialah pendidikan. Dengan adanya pembangunan seperti akses jalan raya, maka anak-anak dari daerah terpencil dapat dengan mudah menuju sekolah serta pemerintah juga dapat menjalankan program wajib belajar 12 tahun dengan lebih maksimal melalui pembangunan sekolah-sekolah pedalaman sehingga mutu pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi perekonomian secara global. Selain itu, rakyat Indonesia dapat mengelola sumber daya alam secara mandiri dan tidak bergantung pada negara lain.

2.

Pengaruh kebijakan fiskal dan moneter terhadap pendapatan negara

a. Kebijakan Fiskal

Menurut Mankiw dalam (Riphat, 2004) kebijaka fiskal sebagai The

Gover e t’s choice regardi g levels of spe di g a d taxatio . Dalam praktik kenegaraan, kebijakan fiskal merupakan keputusan bersama antara pemerintah dan DPR tentang besar jumlah penerimaan, pengeluaran dan pinjaman negara sebagaimana yang telah ditetapkan dalam APBN dengan maksud untuk mengarahkan ekonomi mencapai tujuan negara. Oleh karena itu, kebijakan fiskal bersifat dinamis sesuai dengan pergantian masa pemerintahan, mengingat pembangunan yang sedang dilaksanakan pasti berbeda maka kebijakan fiskal tersebut dirancang untuk mencapai sasaran perbaikan ekonomi dan dalam perancangannya dilakukan sinkronisasi dengan kebijakan dalam bidang lain. Setiap kebijakan fiskal di desain untuk mampu meningkatkan pendapatan nasional dan mengendalikan inflasi yang akan mendorong bertumbuhnya Produk Domestik Bruto (PDB riil) (Diana et al., 2015). Contoh kebijakan fiskal yaitu ketika perekonomian nasional mengalami inflasi maka negara akan mengurangi kelebihhan permintaan dengan cara menaikan pajak sehingga tetap terjaga kestabilan ekonomi.

b. Kebijakan Moneter

(16)

disebutkan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Menurut Solikin dalam (Setiawan, 2009) Tujuan utama kebijakan moneter lebih ditekankan pada stabilitas harga, dengan dasar beberapa pertimbangan.

Jadi, beberapa perbedaan antara kebijakan fiskal dan moneter yaitu

1. Kebijakan fiskal hasil keputusan antara pemerintah dan DPR terkait dengan APBN terutama dalam sektor perpajakan dan kebijakan moneter dikendalikan sepenuhnya oleh Bank Sentral sebagai otoritas moneter dalam menjaga kestabilan nilai rupiah

(17)

11 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

Latihan Individu

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan menggunakan dasar teori pendapatan negara sebagai acuan menjawab serta uraikanlah secara kritis.

Essay

1. Jelaskan bunyi dari UU Nomor 1 pasal 1 Angka 1 Tahun 1994 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 1994/1995!

2. Jelaskan mengenai pajak sebagai sumber utama pendapatan negara!

3. Bagaimana pendapatan negara tersebut dapat mempengaruhi seluruh sistem pembangunan. Berikan contohnya!

4. Jelaskan perbedaan kebijakan fiskal dan moneter.

(18)

BAB 2

Pendapatan Nasional

Bab ini akan mendeskripsikan pengertian menyeluruh mengenai pendapatan nasional: Definisi, kegunaan, komponen, serta faktor yang mempengaruhinya. Pembahasan tersebut akan dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu membahas mengenai pendapatan nasional itu sendiri dan pendapatan per kapita.

A. Definisi Pendapatan Nasional

Menurut (Soetjipto, 1998) Pe dapata Nasio al erupaka ukuran nilai output berupa bara g da jasa ya g dihasilka oleh suatu egara sela a periode terte tu . Pada dasarnya ada beberapa pendekatan dalam menilai pendapatan nasional suatu negara. Pertama adalah Produk Nasional Bruto dan Produk Domestik Bruto.

B. Tujuan Pendapatan Nasional

Melihat beberapa definisi yang telah dibahas sebelumnya, pendapatan nasional memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Pendapatan nasional dapat mengukur jumlah seluruh produksi yang dihasilkan oleh suatu negara. Karena itu, pendapatan nasional berperan penting dalam melihat kinerja atau tingkat kemakmuran suatu negara. Dengan mengetahui pendapatan nasional Indonesia, masyarakat secara luas dapat mengetahui kinerja perekonomian yang ada di Indonesia dan berapa jumlah yang mampu dihasilkan oleh sektor produksi Indonesia

2. Mengingat pendapatan nasional dihitung setiap tahun, masyarakat dapat membandingkan kinerja tahun sekarang dengan dengan tahun sebelumnya maupun sesudahnya, apakah mengalami peningkatan yang artinya Indonesia cukup produktif dalam menghasilkan sektor produksi atau malah mengalami penurunan ekonomi yang juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti inflasi, dan hal lainnya.

3. Dengan melihat pendapatan nasional dari berbagai negara, masyarakat secara luas dapat membandingkan kinerja Indonesia dengan negara lain. Contohnya, dari beberapa negara di ASEAN, Indonesia adalah negara yang kaya dengan berbagai sumber daya alam (tanah, air, tambangg, minyak bumi, dan sebagainya) serta mempunyai keunggulan penduduk (tenaga kerja yang tersedia sangat banyak, upah yang relatif murah dan tersedianya pasar).

(19)

13 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

C. Jenis Pendapatan Nasional

1.

Produk Nasional Bruto (PNB)

PNB lebih melihat berapa besar barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga suatu negara tertentu dalam satu tahun. Karena PNB lebih melihat kepada kinerja dari warga negaranya, jika dibawa dalam konteks Indonesia maka yang terhitung ialah produksi barang dan jasa yang dihasilkan di Indonesia dalam satu tahun. Nilai tersebut termasuk hasil kerja penduduk yang ada di luar negeri tetapi tidak termasuk hasil produksi orang asing yang bekerja di Indonesia.

Handoko warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan

Rp2.000.000,00 Martin warga negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia,

pendapatan Rp3.000.000,00 Sendi warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp1.000.000,00.

Maka PDB (GDP) = pendapatan Handoko + pendapatan Martin = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 = Rp5.000.000,00.

Pe ghasila Neto = pe dapata “e di − pe dapata Ha doko = Rp1.000.000,00 − Rp3.000.000,00 = - Rp2.000.000,00,

dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:

PNB (GNP) = PDB + Penghasilan Neto

= Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)

= Rp3.000.000,00

2.

Produk Nasional Neto (

Net National Product

)

Ketika suatu perusahaan ingin memproduksi barang dan jasa, maka dibutuhkan modal untuk membiayai seluruh kebutuhan perusahaan. Salah satu hal yang sering digunakan oleh perusahaan yaitu investasi, tujuannya ialah mengganti barang modal yang sudah lama (using) dan menambah stok barang modal yang sudah ada. Dalam perhitungan PDB menggunakan metode pengeluaran, cara yang lebih relevan yaitu investasi neto, hasil dari investasi bruto dikurangi depresiasi. Hal tersebut dapat menggambarkan output yang lebih akurat, maka PNB harus dikurangi depresiasi, angka yang dihasilkan merupakan Produk Nasional Neto (PNN)

(20)

Contoh:

Pada tahun 2006 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah dan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar maka:

NNP = 2.007.191,1 − . ,

= 1.902.853,2 milliar

3.

Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional merupakan balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan. Angka PN dapat diturunkan dari angka PNN dengan cara: Angka PNN dikurangi dengan angka pajak tidak langsung (PTL) dan menambahkan dengan angka subsidi (S). Pajak tidak langsung (PTL) harus dikurangkan karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Sedangkan subsidi harus ditambahkan karena merupakan balas jasa atas faktor produksi, tetapi tidak masuk dalam perhitungan PNN.

PN = PNN – PTL + S

4.

Pendapatan Personal (

Personal Income

)

Pendapatan personal merupakan bagian pendapatan secara individu dalam perekonomian sebagai balas jasa keikutsertaan dalam proses produksi. Untuk memperoleh angka PP dari PN maka laba perusahaan yang tidak dibagikan (LTB) merupakan hak perusahaan. Selain LTB, pembayaran-pembayaran asuransi sosial (PAS) juga harus dikurangkan. Kedua pengurangan ini belum memberikan informasi yang sebenarnya tentang pendapatan personal. Sebab pendapatan personal bukan saja diterima karena balas jasa atas kesediaan bekerja (upah, gaji) ataupun pendapatan non upah yang diperoleh dari sektor perusahaan, tetapi juga pendapatan bunga yang diterima dari pemerintah dan konsumen (PIGK) dan pendapatan nonbalas jasa (PNBJ)

PP = PN – LTB – PAS + PIGK + PNBJ

5.

Pendapatan Personal

Diposabel

Pendapatan disposable merupakan pendapatan personal yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun ditabung. Besarnya adalah pendapatan personal dikurangi pajak atas pendapatan personal (PAP). Mulai dari produk Bruto sampai ke Pendapatan Personal Disposabel dapat diringkas sebagai berikut:

C + G + I + (X – M) = Produk Domestik Bruto

Ditambah : Pendapatan faktor produksi yang ada diluar negeri

Dikurang : � � � �

=� �� � � Dikurang : � �

(21)

15 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l Dikurang : Pajak tidak langsung

Ditambah : � =� � � � �� � Dikurang : Laba Ditahan

Dikurang : Pembayaran Asuransi Sosial

Ditambah : Pendapatan bunga personal dari pemerintah dan konsumen

Pendapatan personal dan pendekatan Personal Disposabel Amerika Serikat, 1994

(Dalam US$ Milliar)

Produk Domestik Bruto (PDB) 6.783,4

Ditambah Pendapatan faktor produksi domestic yang ada di luar negeri

167,1 Dikurang Pembayaran atas faktor produksi luar negeri (178,6)

Sama dengan Produk Nasional Bruto (PNB) 6.726,9

Dikurang Depresiasi (Penyusutan) (715,3)

Sama dengan Produk Nasional Neto (PNN) 6.011,5

Dikurang (Pajak langsung – subsidi) (553.1)

Sama dengan Pendapatan Nasional (PN) 5.458

Dikurang Laba ditahan (384.4)

Dikurang Pembayaran asuransi sosial (626.0)

Ditambah Pendapatan bungan personal dari pemerintah maupun konsumen

254.3

Ditambah Penerimaan bukan balas jasa 963.4

Sama dengan Pendapatan Personal 5.701.7

Dikurang Pajak Pendapatan Personal (742.1)

Sama dengan Pendapatan Personal Disposabel 4.959,6 Sumber : Diolah dari Case & Fair (1996), Tabel 22.3, hal.576 dalam (Manurung, 2017)

6.

Produk Domestik Bruto

(22)

berlokasi dala pereko o ia tersebut . Melalui defi isi tersebut, beberapa hal ya g mencakup PDB yaitu: Produk dan jasa akhir yang terhitung dalam PDB yaitu produk barang dan jasa yang digunakan pemakai terakhir (untuk konsumsi), nilai pengeluaran nasional dihitung berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada periode yang bersangkutan dan PDB tidak mempertimbangkan asal faktor produksi (milik perekonomian atau milik asing) yang digunakan dalam menghasilkan pengeluaran. Mengingat bahwa lingkup ekonomi makro sangat luas dan kompleks dibandingkan teori ekonomi mikro maka untuk memahami PDB terlebih dahulu harus memahami siklus aliran pendapatan dan pengeluaran dalamm konteks ekonomi secara makro dan bagaimana (lewat pasar apa saja) para pelaku ekonomi berinteraksi.

Sumber : Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro hal.576 dalam (Manurung, 2017)

Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

1. Sektor rumah tangga (Households sector), yang terdiri atas sekumpulan individu yang dianggap homogen dan identik

2. Sektor perusahaan (firms sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa

3. Sektor pemerintah (Government sector), yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan

4. Sektor luar negeri (Foreign sector), yaitu sektor perekonomian dunia. Dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor impor.

(23)

17 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

pada sektor penghasilan suatu negara, PDB memperhitungkan seluruh jumlah produksi dalam suatu negara tanpa melihat produsen sementara PNB memperhitungkan seluruh jumlah produksi dalam suatu negara tetapi membatasi hanya pada pendapatan dari dalam negeri, jika ada hasil produksi asing yang berada dalam negeri hal tersebut tidak diperhitungkan. Selisih antara PNB dan PDB disebut sebagai Pendapatan Neto dari Luar Negeri (angkanya bisa + atau -). Dapat dilihat persamaannya:

Dimana:

PNB = Produk Nasional Bruto PDB = Produk Domestik Bruto

PNLN = Pendapatan Neto dari Luar Negeri

Pendapatan neto dari luar negeri adalah selisih pendapatan neto dari faktor produksi antara penduduk dengan bukan penduduk (warga negara asing).

Biasanya untuk negara berkembang, termasuk Indonesia pendapatan neto selalu negative karena pendapatan orang asing dalam negeri lebih besar dibandingkan pendapatan warga negaranya di luar negeri. Mengingat dalam kasus Indonesia, warga negara asing yang bekerja di Indonesia sebagian besar merupakan kaum intelektual atau ahli dalam bidangnya yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau mengelola sumber daya alam yang ada. Karena warga negara Indonesia sebagian besar belum mampu untuk mengelola secara independen sumber daya yang ada dan sangat membutuhkan keahlian dari luar negara. Sementara, warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri kebanyakan menjadi buruh dibandingkan pakar, dapat terlihat dari tingginya TKI yang berada di luar negeri. Hal ini dapat terjadi karena berbagai masalah yang cukup kompleks misal dari segi lemahnya pendidikan di Indonesia, masalah krisis ekonomi dan hal lainnya.

Dalam lingkup yang lebih kecil, seperti provinsi atau kabupaten dikenal dengan istilah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

C. Mengkaji komponen pendapatan nasional

Perhitungan pendapatan nasional atau disebut PDB dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan produksi b. Pendekatan pendapatan c. Pendekatan pengeluaran

1. Perhitungan pendapatan nasional menggunakan metode produksi

(24)

Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor lain atau bisa juga merupakan input dari sektor lain. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi perhitungan ganda atau bahkan multiple counting. Akibatnya, angka PDB dapat menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindarkan hal di atas, maka perhitungan PDB dengan metode produksi yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added). Maksud nilai tambah ialah selisih antara nilai output dengan nilai input.

NT = NO-NI Di mana:

NT = Nilai tambah NO = Nilai output NI = Nilai input antara

Dari persamaan (2) sebenarnya dapat dikatakan bahwa proses produksi merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai tambah. Aktivitas produksi yang baik menghasilkan NT > 0. Dengan demikian PDB adalah:

PDB = ∑ NT = Di mana:

i = sektor produksi ke 1,2,3,4,5,...,n

Berikut table ilustrasi untuk memperjelas uraian yang ada. Tabel 2: Output Sektoral Negara Indonesia 2016

NO Sektor Produksi Nilai Output Nilai Input Nilai Tambah

1 Peternakan (Sapi) 500 200 300

2 Pabrik susu sapi 700 300 400

3 Pabrik yoghurt 400 150 250

4 Industri sosis 900 700 200

5 Perdagangan (susu sapi) 2.000 1500 500

(25)

19 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

Bila tidak berhati-hati, maka dapat dikatakan bahwa nilai produksi total perekonomian Indonesia pada sektor peternakan tahun 2016 adalah sama dengan nilai output total masing-masing sektor atau 4.500 hasil dari 500 + 700 + 400 + 900 + 2000. Padahal nilai output perekonomian Indonesia sebesar 1.550. Mengapa tidak boleh menjumlahkan nilai output karena akan menyebabkan perhitungan ganda. Misalnya nilai output pabrik susu sapi yang besarnya 700, sebesar 300 merupakan hasil sektor peternakan sapi. Begitu juga dengan hasil produksi sektor pabrik yoghurt sebesar 400, menggunakan input yang merupakan output dari pabrik susu sapi sebesar 200. Padahal pabrik susu sapi penting untuk menghasilkan output senilai 700, membeli output sektor peternakan sapi senilai 300 sebagai input yang sama.

2. Perhitungan pendapatan nasional menggunakan metode pendapatan

Metode pendapatan, memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi (Curatman, 2010). Hubungan antara tingkat output dengan faktor-faktor produksi yang digunakan digambakan dalam fungsi produksi sederhana dibawah ini.

Q = f (L, K, U, E)

Persamaan 3 menunjukan bahwa untuk memproduksi output dibutuhkan input berupa tenaga kerja, barang, modal dan uang/finansial. Jumlah input tersebut tidak akan cukup tanpa adanya entrepreneur. Kemampuan entrepreneur ini digunakan untuk mengelola seluruh sumber daya yang ada dengan kemampuan dan keberanian untuk mengkombinasikan tenaga kerja, barang modal dan uang untuk menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, para entrepreneur dikenal sebagai pengusaha. Total balas jasa untuk semua faktor produksi yaitu pendapatan nasional (PN)

(26)

Tabel 3

Pendapatan Indonesia tahun 1996, harga berlaku Berdasarkan sektor (industrial origin)

(Dalam miliar Rupiah)

1 Pendapatan Upah/Gaji (Computation of Employes) 4.004.6 2 Pendapatan non gaji (Properties of Income) 473.7 3 Keuntungan Perusahaan (Corporates Profits) 542.7 4 Pendapatan Bunga Neto (Net Interest) 409.7

5 Pendapatan Sewa (Rential Income) 27.7

6 Pendapatan Nasional (National Income) 5.458,4 Sumber : Diolah dari Case & Fair (1996), Tabel 22.3, hal.576 dalam (Manurung, 2017)

3. Perhitungan pendapatan nasional menggunakan metode pengeluaran

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Pada pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir (final demand) atas output yang dihasilkan di dalam perekonomian yang diukur pada harga pasar berlaku. Menurut metode ini, ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian, yaitu konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor dan impor

Tabungan memiliki nilai yang sama dengan investasi, karena tabungan ruumah tangga, perusahaan dan pemerintah mengalir pada investasi. Perhitungan secara dengan pendekatan pengeluaran, secara matematis dapat dirumuskan:

Y = C + I + G + (X-M) atau Y = C + S + G + (X – M) Dimana:

Y = Pendapatan nasional (GDP/PDB)

C = Nilai pasar pengeluaran konsumsi barang dan jasa oleh rumah tangga I = Nilai pasar pengeluaran investasi barang modal

S = Nilai pasar tabungan rumah tangga, pemerintah, dan perusahaan G = Nilai pasar pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa

(pemerintah pusat, daerah tingkat I dan II)

X = Nilai pasar pengeluaran barang dan jasa yang diekspor M = Nilai pasar pengeluaran untuk barang dan jasa yang diimpor Berikut penjelasan dari masing-masing pengeluaran agregat

a. Konsumsi rumah tangga

(27)

21 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l b. Pengeluaran investasi

Pengeluaran investasi atau pembentukan modal tetap domestik bruto (gross private domestic) adalah total nilai pasar dari pembelian bangunan-bangunan yang baru dalam peralatan-peralatan ditambah dengan nilai perubahan dalam volume persediaan.

c. Tabungan

Tabungan rumah tangga dan perusahaan dapat berupa simpanan di bank (deposito). Tabungan pemerintah dapat berupa cadangan devisa yang dikelola oleh Bank Indonesia. Tabungan luar negeri dapat berupa pemilikan saham perusahaan nasional atau obligasi di luar negeri.

d. Pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa

Pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa (government purchases of goods and services) mencakup berbagai pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah tingkat I dan II. Pengeluaran ini diantaranya dapat berupa pembelian persenjataan untuk pertahanan, membayar gaji pegawai, pengeluaran untuk pembangunan, perbaikan jalan, atau biaya pendidikan

e. Ekspor neto (X-M)

Ekspor neto (net export) adalah nilai pasar ekspor barang dan jasa (X) dikurangi dengan nilai pasar impor barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Ekspor neto yang positif menunjukan bahwa ekspor lebih besar daripada impor, begitu juga sebaliknya. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia)

4. PDB harga berlaku dan harga konstan

PDB dengan harga berlaku adalah nilai PDB dengan menggunakan harga pada tahun yang bersangkutan. Hal ini menjadi maslah karena perbedaan tingkat harga barang atau jasa dari tahun ke tahun. Jika ingin menilai kinerja suatu negara, yang menjadi bahan perbandingan ialah jumlah kegiatan yang ada pada tahun yang bersangkutan. Pada penggunaan PDB dengan harga berlaku, peningkatan PDB terbagi atas dua yaitu: nilai transaksi dan harga. Jika kenaikan harga sangat tinggi, mungkin saja transaksi dapat menghasilkan nilai yang sangat besar. Dalam hal ini, PDB tidak mencerminkan kinerja suatu negara. oleh karena itu, biasanya sering digunakan yaitu harga konstan. Pada PDB harga konstan, harga dibuat konstan menurut harga tahun tertentu, sehingga peningkatan PDB mencerminkan peningkatan kegiatan negara tersebut tanpa memperhatikan kenaikan harga.

(28)

Antara Tahun 1 dan Tahun 2 PDB meningkat 10 persen. Namun, harga-harga meningkat 5 persen selama periode yang sama.

Nilai PDB Tahun ke 2 dengan harga konstan Tahun 1 adalah: = 55.000 X

� = 52.380,95 milyar

Pada contoh perhitungan tersebut tampak bahwa untuk menghitung PDB dengan harga konstan tahun 2, digunakan harga tahun 1. Dengan demikian, kita dapat membandingkan peningkatan produksi dari tahun 1 ke tahun 2 dengan lebih riil (nyata), tanpa dipengaruhi oleh kenaikan harga.

5. Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB a. Perhitungan PDB dan Analisis Kemakmuran

Perhitungan PDB mencakup keseluruhan dari pendapatan masyarakat dalam suatu negara. Dapat dikatakan bahwa PDB memberikan gambaran secara ringkas mengenai tingkat kemakuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan keseluruhan jumlah penduduk. Angka tersebut sering dikenal sebagai angka PDB per kapita. Pada umumnya, makin tinggi PDB per kapita, kemakmuran rakyat juga semakin tinggi. Data PBB dalam (Manurung, 2017) menyatakan bahwa PBB menggunakan angka PDB per kapita untuk menyusun kategori tingkat kemakmuran suatu negara. Berdasarkan standar tahun 1992, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil dari US$ 450, 00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dapat dikatakan makmur (kaya) jika PDB per kapitanya lebih besar dari US$ 8.000,00. Jika menggunakan standar ini, hanya sebagian kecil negara-negara tersebut umumnya terletak di Eropa Barat dan Amerika Utara.

Kelemahan pendekatan ini adalah tidak terlalu memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran secara utuh mengenai kondisi kemakmuran ekonomi suatu negara. Misalnya menggunakan contoh Amerika Serikat di atas sebagai negara yang PDB per kapitanya cukup besar yaitu US$ 29.080,00 (64 kali lebih tinggi dari batas ukuran miskin menurt PBB), namun negara tersebut masih terus bergelut dengan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, terutama dikalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan sangat memungkinkan, dengan perkembangan tuntutan zaman dan kemajuan IPTEK, penduduk miskin Amerika Serikat akan bertambah.

Faktor utama permasalahan tersebut ialah masalah distribusi pendapatan. Walaupun pendapatan Amerika Serikat relatif baik dari segi PDB, tetapi belum sempurna untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.

b. Perhitungan PDB dan masalah Kesejahteraan Sosial

(29)

23 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

kebebasan untuk memilih pekerjaan serta mendapatkan jaminan untuk masa depan yang lebih baik. Hubungan yang positif antara tingkat PDB dan kesejahteraan sosial. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan logika sederhana, jika PDB per kapita makin tinggi, maka daya beli masyarakat dan tingkat perekonomian membaik dan semakin meningkat dari segala sektor. Hanya saja, logika tersebut baru dapat berjalan apabila distribusi pendapatann disertai dengan perbaikan yang terus dilakukan secara maksimal hingga menjangkau daerah paling pedalaman sekalipun.

Masalah yang mendasar dalam perhitungan PDB ialah tidak diperhitungkan aspek nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output negara yang bernilai uang. PDB tidak menghitung output yang tidak terukur dengan uang, misalnya hidup pada norma-norma dan agama yang menjaga ketenangan secara spiritual. Oleh karena itu, kerap kali dijumpai ada orang-orang yang sebenarnya sangat berpotensi untuk menjadi makmur hanya saja mereka memilih untuk hidup dengan sederha a da te a g ta pa harus e ikirka kekayaa du iawi . Hidup sederhana tidak berarti hidup miskin.

Berdasarkan uraian tersebut, tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa kemakmuran masyarakat dan kesejahteraan sosial bergantung pada kondisi ekonomi secara materi atau uang. Jadi, tidak serta merta dapat dikatakan negara-negara maju memiliki tingkat kesejahteraan yang baik. Pada umumnya, negara-negara maju tingkat kejahatan dan bunuh diri sangat tinggi dikarenakan tekanan batin yang cukup dalam atau tidak adanya kesejahteraan sosial dalam kehidupan.

c. PDB Per kapita dan Masalah Produktivitas

Produktivitas dalam masyarakat juga sangat penting yang dapat mempengaruhi kinerja setiap individu untuk mengahasilkan uang dan berpengaruh pada pendapatan nasional. Beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan untuk menentukan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yaitu:

1) Jumlah dan komposisi penduduk: Bila jumlah penduduk makin besar dan komposisinya sebagian besar adalah usia kerja/produktif (15-64) dan berpendidikan tinggi (>SLA), maka tangkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.

2) Jumlah dan struktur kesempatan kerja

3) Faktor nonekonomi seperti: Etika kerja, tata nilai dan kebudayaan.

(30)

7.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam periode tertentu baik berdasarkan harga konstan maupun harga berlaku. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah (Bank Indonesia, n.d). PDRB atas dasar harga berlaku dapat menggambarkan nilai tambah suatu barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan dan PDRB berdasarkan harga konstan menunjukan nilai tambah dari suatu barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB berdasarkan harga berlaku dapat menjadi sumber informasi untuk mengetahui kemampuan sumber daya yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian, prediksi pergeseran ekonomi dan struktur ekonomi di suatu daerah karena PDRB berdasarkan harga berlaku nilai tambah suatu barang atau jasa mampu menghitung prediksi harga dalam jangka panjang, sementara PDRB berdasarkan harga konstan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil di suatu daerah dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh harga.

Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan:

1. Pendekatan Produksi: Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha (sektor), yaitu: (1) pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5) konstruksi, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, real estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa (termasuk jasa pemerintah).

2. Pendekatan Pengeluaran: Produk Domestik Regional Bruto adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan inventori dan (5) ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor).

(31)

25 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

(32)
(33)

27 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

Latihan 2

1. Jelaskan tujuan pendapatan nasional 2. Sebutkan jenis-jenis pendapatan nasional

3. Jelaskan empat sektor model circular flow dalam perekonomian 4. Hitunglah PNB yang dihasilkan oleh tenaga kerja dibawah ini!

5. Hitunglah pendapatan nasional dengan menggunakan harga konstan Tabel 1

CARA MENGUKUR PENDAPATAN NASIONAL

DENGAN HARGA KONSTAN

PDB dengan Harga Berlaku (Milyar Rp)

Indeks Harga Soal :

Tahun 1 Rp. 60.000 200 Tahun 2 Rp. 65.000 205

Tahun 3 Rp. 70.000 210 Antara Tahun 1 dan Tahun 2 PDB meningkat 10 persen. Namun, harga-harga meningkat 5 persen selama 3 periode yang sama.

Nama WNI WNA Lokasi

Kerja

Jumlah Pendapatan

Muklis Luar Negeri Rp. 10.000.000

Jojon Indonesia Rp. 15.000.000

Tejo Indonesia Rp. 20.000.000

(34)

Bab 3: Pendapatan Per Kapita

1. Analisis Pendapatan per Kapita

Tingginya PDB dalam suatu negara, belum tentu dapat mencerminkan kesejahteraan masyarakat. Tingkat PDB di dua negara belum tentu menunjukan adanya kesetaraan tingkat kesejahteraan Karena kembali lagi beberapa hal yang harus menjadi bahan pertimbangan untuk menarik kesimpulan demikian seperti telah dijabarkan sebelumnya dalam permasalahan perhitungan kesejahteraan berdasarkan tingkat PDB. Negara dengan penduduk lebih banyak, secara otomatis membutuhkan PDB yang lebih banyak pula untuk memenuhi setiap kebutuhan masyarakat. Untuk mengetahui seberapa besar produksi negara yang dapat dinikmati oleh masyarakat, digunakan analisis pendapatan per kapita atau pendapatan per penduduk. Pendapatan per kapita adalah pe dapata rata-rata penduduk suatu negara (Sukwiaty, dkk 2009). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan per kapita dapat mengukur besarnya rata-rata pendapatan masyarakat yang dapat dinikmati oleh setiap individu dalam masyarakat itu sendiri.

2. Manfaat pendapatan per kapita

Dengan mengetahui kesejahteraan masyarakat suatu negara atau daerah, ada berbagai manfaat yang dapat ditarik oleh pemerintah maupun pihak swasta, antara lain:

1. Bagi pemerintah, pendapatan per kapita dapat digunakan untuk menganalisis distribusi pendapatan suuatu daerah dengan daerah yang lainnya. Jika pendapatan per kapita antara satu provinsi dengan provinsi lainnya berbeda, maka dikatakan disparitas antar daerah sangat tinggi.

2. Membantu pemerintah dalam melakukan berbagai macam kebijakan, seperti: 1. Membantu daerah-daerah terbelakang melalui program peningkatan

pendapatan. Misalnya program Inpres daerah, Pengembangan kawasan terpadu, dan juga hal lainnya

2. Dapat menyesuaikan kegiatan yang ada dengan kebutuhannya. Misalnya, di daerah dengan pendapatan per kapita relatif rendah, pemerintah membangun jalan dan jembatan (biasanya daerah pedalaman yang sulit akses jalan terutama bagi kendaraan). Di daerah yang pendapatan per kapitanya cukup tinggi, pemerintah fokus kepada perbaikan jalan itu sendiri.

3. Bagi pengusaha, pendapatan per kapita suatu negara maupun daerah dapat digunakan untuk strategi perusahaan seperti: Jenis produk yang akan dibuat dan sekiranya bermanfaat bagi masyarakat dalam daerah tersebut, strategi pemasaran dan harga terhadap suatu barang dan jasa yang ditawarkan. Tentu saja hal tersebut harus mempertimbangkan seberapa besar pendapatan yang mempengaruhindaya beli masyarakat setempat.

3. Perhitungan pendapatan per kapita

(35)

29 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l Pendapatan per Kapita = J a P a a a Na a

J a P

Contoh:

Negara X pada tahun 2015 pendapatan per kapita nominalnya Rp 1.000.000,-. Kemudian pada tahun 2006, pendapatan per kapita nominalnya naik tiga kali lipat menjadi Rp 3.000.000

Misalnya saja daya beli masyarakat yang meningkat setiap tahun tentu ikut menaikkan pendapatan perkapita, dengan begitu pendapatan perkapita riil masyarakat tidak berubah jadi bisa naik atau tidaknya tingkat kesejahteraan masyarakat bisa dilihat dari pendapatan perkapita riil bukan pendapatan per kapita nominal. Perhatikan tabel di bawah ini!

Misalnya, pada tahun 2015 penduduk Indonesia sebanyak 205 juta jiwa, maka besarnya pendapatan per kapita riil dan nominal adalah:

a. Pendapatan riil (berdasarkan harga konstan)

Pendapatan per Kapita = J a P a a a Na a J a P

= 373.073,6 miliar rupiah : 205.000.000 = Rp 0,001819871 miliar

Jadi, pendapatan per kapita riil Indonesia pada tahun 2000 sebesar Rp 1.819.871,-

Pendapatan sebesar itu merupakan pendapatan rata-rata untuk satu tahun yang dimiliki orang Indonesia

(36)

Pendapatan per Kapita = J a P a a a Na a J a P

= 1.201.4278 miliar rupiah : 205.000.000 = Rp 0,005860623 miliar rupiah

= Rp 5.860.623,-

Dari perhitungan di atas, tampak bahwa pendapatan per kapita riil Indonesia pada tahun 2015 hanya sebesar Rp 1.819.871,- sedangkan pendapatan per kapita nominal sebesar Rp 5.860.623,- (jumlah ini tiga kali lipat dari

pendapatan per kapita riil).

Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk dan Pendapatan per Kapita

Indikator untuk mengukur peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah perkembangan PDB per kapita atau PNB per kapita atau sering juga dikatakan sebagai pendapatan per kapita. PDB per kapita atau PNB per kapita dihitung dengan cara sebagai berikut: PNB per kapita = PNB

P

Atau,

PDB per kapita = PDB P

Pada umumnya, untuk melihat kesejahteraan masyarakat suatu negara digunakan PNB per kapita, mengingat yang diukur adalah tingkat kesejahteraan masyarakat/warga negara dari negara yang bersangkutan.

Pertumbuhan pendapatan per kapita merupakan hasil pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dikurangi dengan laju pertumbuhan penduduknya.

Laju pertumbuhan penduduk yang pesat akan mengurangi laju pertumbuhan pendapatan per kapitanya.

Tabel 7: Perbandingan PDB dan PNB per Kapita negara-negara Asia-Pasifik, 1990

(37)

31 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l Malaysia

Thailand Filipina Australia Selandia baru China

42.400 11

80.170 7

43.860 9

296.300 3

42.760 10

364.900 2

2.320 8

1.420 9

730 10

17.000 2

12.680 3

370 12

Sumber: Das, Dilip K (1996), ed, emerging Growth Pole: The Asia Pacific Economy, Prentice-Hall, dalam (Soetjipto, 1998).

(38)

Penutup

Kesimpulan

Pendapatan negara merupakan istilah yang mencakup keseluruhan dari penghasilan negara. Pendapatan tersebut bersumber dari berbagai aspek, seperti: Pajak, pendapatan bukan pajak dan Hibah. Ketiga aspek tersebut memiliki macam cabang tersendiri, salah satu diantaranya bersifat memaksa dan sah secara hukum yaitu pajak. Dengan adanya upaya pemerintah dalam menaikan pendapatan negara, maka hal tersebut sepenuh-penuhnya untuk kepentingan masyarakat dan pemberdayaan sumber daya yang ada. Pendapatan tersebut secara keseluruhan terhitung dalam APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) untuk dikelola secara maksimal. Dalam prakteknya, pendapatan negara dapat mengalami perubahan, naik atau turun umumnya sangat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal dan moneter suatu negara.

(39)

33 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l

Glosarium

Amnesti Pajak = Penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenakan sanksi pidana bidang perpajakan

Devisa Negara = Sejumlah emas atau valuta asing yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diakui dan diterima oleh negara

Repatriasi = Pemulangan seseorang dari luar negeri ke negara asal

Infrastruktur = layanan dan fasilitas yang disediakan oleh lembaga pemerintah atau swasta untuk menunjang berbagai kegiatan sosial, ekonomi dan bidang ilmu lain Realokasi Subsidi = Anggaran yang disalurkan melalui perusahaan atau lembaga terkait Dinamis = Berubah-ubah

Inflasi = Proses meningkatnya harga secara terus menerus yang disebabkan oleh berbagai faktor

Depresiasi = Alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dalam akuntansi Sektor Produksi = Daerah penghasil

Entrepreneur = Entrepreneur atau wirausaha, yaitu orang yang pandai dan berbakat untuk mengembangkan atau menciptakan suatu produk baru secara kreatif dan memiliki nilai dimata masyarakat. Biasanya wirausaha memulai dengan modal yang sedikit dan memiliki etos kerja yang tinggi

Industrial Origin = Sumber daya asal untuk mengelola produk industry (bahan mentah) Pengeluaran Agregat = Perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian dalam waktu tertentu

Nirlaba = Tidak mementingkan keuntungan/profit dari barang dan jasa yang diberikan, biasanya dilakukan oleh organisasi sosial seperti : rumah sakit, sekolah dan panti asuhan

Volume Persediaan = Jumlah persediaan yang ada

(40)

Kunci Jawaban

Latihan 1

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 1994/1995 merupakan semua penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan yang digunakan untuk membiayai belanja negara

2. pajak merupakan konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak adalah salah satu kekuatan handal yang dapat membangun kemandirian suatu bangsa. 3. Pendapatan negara secara singkat dapat dikatakan sebagai kebijakan

penganggaran yang dilakukan oleh negara untuk membiayai seluruh belanja negara yang bersumber dari dalam maupun luar negeri. Naiknya pendapatan negara secara signifikan dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena pemerintah dapat membiayai kebutuhan negara mulai dari

pembangunan daerah perkotaan hingga pelosok, dengan demikian potensi sumber daya yang ada dapat digunakan sepenuh-penuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Contohnya pembangunan jalan raya dan jembatan untuk mempermudah akses transportasi masyarakat.

4. Perbedaan kebijakan fiskal dan moneter

 Kebijakan fiskal hasil keputusan antara pemerintah dan DPR terkait dengan APBN terutama dalam sektor perpajakan dan kebijakan moneter dikendalikan sepenuhnya oleh Bank Sentral sebagai otoritas moneter dalam menjaga kestabilan nilai rupiah

 Kebijakan fiskal mengatur penerimaan, pengeluaran dan pinjaman negara dalam anggaran APBN dan kebijakan moneter mencakup nilai tukar rupiah, suku bunga, APBN dan GDP, kurs dollar, tujuan perekonomian jangka panjang dan mencakup dalam cakupan ekonomi makro yang lebih luas.

(41)

35 | P e n d a p a t a n N a s i o n a l Latihan 2

1. Tujuan Pendapatan Nasional

 Pendapatan nasional dapat mengukur jumlah seluruh produksi yang dihasilkan oleh suatu negara. Karena itu, pendapatan nasional berperan penting dalam melihat kinerja atau tingkat kemakmuran suatu negara. Dengan mengetahui pendapatan nasional Indonesia, masyarakat secara luas dapat mengetahui kinerja perekonomian yang ada di Indonesia dan berapa jumlah yang mampu dihasilkan oleh sektor produksi Indonesia  Mengingat pendapatan nasional dihitung setiap tahun, masyarakat dapat

membandingkan kinerja tahun sekarang dengan dengan tahun sebelumnya maupun sesudahnya, apakah mengalami peningkatan yang artinya Indonesia cukup produktif dalam menghasilkan sektor produksi atau malah mengalami penurunan ekonomi yang juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti inflasi, dan hal lainnya.

 Dengan melihat pendapatan nasional dari berbagai negara, masyarakat secara luas dapat membandingkan kinerja Indonesia dengan negara lain. Contohnya, dari beberapa negara di ASEAN, Indonesia adalah negara yang kaya dengan berbagai sumber daya alam (tanah, air, tambangg, minyak bumi, dan sebagainya) serta mempunyai keunggulan penduduk (tenaga kerja yang tersedia sangat banyak, upah yang relatif murah dan tersedianya pasar).

 Bagi kepentingan perusahaan sebagai pelaku ekonomi dalam sektor produksi, angka PDB atau PDRB dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis produk yang dapat diserap oleh pasar. Misalkan, jika pendapatan suatu negara tinggi, pengusaha dapat menjual barang-barang mewah kepada masyarakat secara umum.

2. Jenis-jenis pendapatan nasional  Produk Nasional Bruto (PNB)

 Produk Nasional Neto (Net National Product)  Pendapatan Nasional

 Pendapatan Personal (Personal Income)  Pendapatan Personal Diposabel

 Produk Domestik Bruto  Produk Regional Bruto

3. Model Circular flow membagi perekonomian menjadi empat sector

 Sektor rumah tangga (Households sector), yang terdiri atas sekumpulan individu yang dianggap homogen dan identik#

 Sektor perusahaan (firms sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa

 Sektor pemerintah (Government sector), yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan

(42)

4. Hasil PNB yaitu:

Maka, PDB (GDP) yaitu:

= Pendapatan Jojon + Pendapatan Tejo + Pendapatan Christian = Rp. 15.000.000 + Rp. 20.000.000 + Rp. 20.000.000

= Rp. 55.000.000 Penghasilan Neto:

= Pendapatan Muklis + Pendapatan Christian – Rpp.20.000.000 = Rp. 10.000.000 + Rp. 20.000.000 – (Rp. 20.000.000)

= Rp. 30.000.000 – Rp. 20.000.000 = Rp. 10.000.000

Dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:

PNB (GNP) = PDB + Penghasilan Neto

= Rp. 55.000.000 + Rp. 10.000.000

= Rp. 60.000.000

Tabel 1

CARA MENGUKUR PENDAPATAN NASIONAL

DENGAN HARGA KONSTAN

PDB dengan Harga Berlaku (Milyar Rp)

Indeks Harga Soal :

Tahun 1 Rp. 60.000 200 Tahun 2 Rp. 65.000 205

Tahun 3 Rp. 70.000 210 Antara Tahun 1 dan Tahun 2 PDB meningkat 10 persen. Namun, harga-harga meningkat 5 persen selama 3 periode yang sama.

Jawaban:

Nilai PDB Tahun ke 3 dengan harga konstan Tahun 2 adalah: = 55.000 X

(43)

37| p e n d a p a t a n n a s i o n a l

Daftar Pustaka

Curatman, A. (2010). Teori Ekonomi Makro. Yogyakarta: Swagati Press. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=LPo5DAAAQBAJ&pg=PA21&dq=PDB+berdasa rkan+metode+pendapatan&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwic5PSut6LZAhUY3o8KHaCe DWcQ6AEINjAC#v=onepage&q=PDB berdasarkan metode pendapatan&f=false Dia a, N., Da pak, A., Fiskal, K., Pe dapata , T., Arofah, N. D., Wila tari, R. N., …

Jember, U. (2015). Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Pendapatan

Nasional di Indonesia ( Analysis of Fiscal Policy Impact toward the National Income in Indonesia ), 1–4.

Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2006). Dengan Pajak Kita Wujudkan Kemandirian Bangsa (1st ed.). Jakarta: Panitia Lomba Karya Tulis Perpajakan 2005 d.a Bagian Organisasi & Tatalaksana Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan RI.

Indonesia, D. S. E. M. B. (n.d.). Pendapatan Domestik Bruto (pp. 85–88).

Manurung, P. R. & M. (2017). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi) (3rd ed.). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Riphat, H. S. dan S. (Ed.). (2004). Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Setiawan, I. (2009). Analisis Dampak Kebijakan Moneter terhadap Perkembangan Inflasi

dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, 1(1), 15–31.

Soetjipto, H. S. dan W. (1998). Pemandu Belajar Ekonomi. (B. Sarwiji, Ed.) (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.

Sukwiaty, S. J. & S. S. (2009). Ekonomi. (E. Gafar, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Yudhisthira. Retrieved from

https://books.google.co.id/books?id=tVpq4O3DydQC&pg=PA145&dq=pendapatan

Gambar

 Gambar 1.1
 Gambar 1.3
Tabel 1 PDB, PNB, Pendapatan Nasional,
Tabel 2: Output Sektoral Negara Indonesia 2016
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kaidah pencacahan adalah suatu kaidah yang digunakan untuk menghitung semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu kejadian.Dalam kehidupan sehari-hari, kita

Hal ini sesuai dengan hasil uji lanjut BNT taraf 5% biomassa serasah setelah panen (akhir), bahwa tanpa olah tanah (T 0 ) merupakan sistem pengolahan tanah yang dapat

Pada mulanya Promenade merupakan sebuah komplek pertokoan, berupa ruko (rumah & toko) yang terletak di sekitar pusat perbelanjaan di Kota Bandung yaitu

Penerimaan dalam masyarakat ialah mereka lebih mudah menerima seseorang berpenampilan agamis (pakaian syar’i) dibandingkan seseorang yang biasa.Selain itu, pada bidang ekomoni dari 5

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Sagala adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam

Analisis data kemampuan pemecahan masalah matematis bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari

Dilihat dari distribusi, (Gambar 3.1.) pada tahun 2015 Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang memberikan kontribusi produksi jagung