• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KUM 502

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA

ERNAWATI , SHI. MH.

(2)

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Mahasiswa mampu menjelaskan

Proses

Berperkara di

(3)

Proses Berperkara di

(4)

UU No. 7 Tahun 1989 dan amandemennya

Pasal 118 HIR

Pasal 142 RBG

Kel. 2 4

(5)

Alasan-asalan Perceraian diatur dalam

Pasal 39 ayat 2 UU No. 1 tahun 1974

tentang Perkawinan

Jo.

Pasal 19

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun

1975

Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Kel. 2 5

(6)

Alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk

perceraian adalah:

1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi

pemabok, pemadat, penjudi

dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2

(dua) tahun

turut tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan

yang sah atau karena

hal lain diluar kemampuannya;

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5

(lima) tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan

berlangsung;

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau

penganiayaan berat yang

membahayakan terhadap pihak yang lain;

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau,

penyakit yang

mengakibatkan tidak dapat menjalankan

kewajibannya sebagai

suami/isteri;

6. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi

perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup

rukun lagi dalam rumah-tangga;

Kel. 2 6

(7)

Khusus yang beragama Islam, ada tambahan dua

alasan perceraian selain alasan-alasan di atas,

sebagaimana diatur dalam Pasal 116 Kompilasi

Hukum Islam yaitu:

Suami melanggar taklik-talak;

(8)
(9)

1. Buku Nikah asli

2. Foto copy Surat Nikah 2 (dua) lembar

,

masing-masing diberi materai, lalu dilegalisir

3.

Foto copy Akte Kelahiran anak-anak

(jika

mempunyai anak), diberi materai, dan dilegalisir

4.

Foto copy Kartu Tanda Penduduk

(KTP) dari

Penggugat

5.

Foto copy Kartu Keluarga

(KK)

Kel. 2 9

(10)

Jika pengajuan perceraian didaftarkan

bersamaan

dengan pembagian harta bersama

, maka wajib

menyiapkan bukti surat kepemilikannya misalnya:

1.

Surat sertifkat tanah

(jika sertifkat tanah

diatasnamakan penggugat atau pemohon)

2.

Surat BPKB

(Bukti Pemilikan Kendaraan

Bermotor)

3.

Surat STNK

(Surat Tanda Nomor Kendaraan) tuk

kendaraan bermotor

4.

Kwitansi

berupa surat jual-beli berharga

5.

Dan lain sebagainya

.

Kel. 2 10

(11)

Isi Surat Pengajuan

Perceraian

Identitas

kedua belah pihak

(

Penggugat

dan

Tergugat

) maupun

persona standi in judicio, yang lengkap

dengan bin-binti, usia, alamat, hal

(12)

Isi Surat Pengajuan

Perceraian

Posita

(alasan mengapa menggugat) Dinamakan pula

dengan

Fundamentum Petendi

, yang berisi deskripsi

berbentuk kronologis (urutan peristiwa) semenjak mulai

pernikahan anda dengan suami anda diselenggarakan,

kejadian hukum yang datang (umpamanya: kelahiran

anak), sampai timbulnya pertikaian suami istri yang

memaksa munculnya perceraian, dengan alasan yang

diperbolehkan. Contoh posita itu adalah:

– Bahwa di tanggal xxx telah diselenggarakan pernikahan antara pihak penggugat dan pihak tergugat di xxx

– Bahwa dari pernikahan itu telah lahir xxx (jumlah) anak yang bernama xxx lahir di xxx pada tanggal xxx

– Bahwa selama perkawinan antara penggugat dan tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran sebagai

berikut…

(13)

Petitum (tuntutan

hukum)

• Yakni tuntutan yang kemukakan oleh pihak Penggugat supaya dikabulkan oleh hakim (pasal 31 PP No 9/1975, Pasal 130 HIR).

Bentuk tuntutan itu misalnya:

Menerima & mengabulkan tuntutan pihak penggugat untuk semuanya • Menyatakan pernikahan antara pihak penggugat dan pihak tergugat resmi

putus sebab perceraian semenjak dijatuhkannya vonis oleh hakim;

• Menyatakan pihak penggugat mempunyai hak atas hak pemeliharaan anak serta mempunyai hak atas nafkah dari pihak tergugat terhitung sejak tanggal xxx dengan jumlah Rp xx perbulan hingga pihak penggugat melangsungkan pernikahan lagi

• Menyatakan bila harta berbentuk xx yang merupakan harta bersama (gono-gini) jadi hak pihak penggugat xxx

(14)

Proses Administrasi Dan Litigasi

Perkara Di Pengadilan Agama

1. Proses Administrasi Perkara

a. Penggugat / kuasa datang ke bagian pendaftaran

perkara di PA untuk mengajukan gugatan/permohonan

dengan surat/ lisan/kuasa ke Ketua PA dengan

membawa surat bukti identitas.

b. Penggugat wajib membayar uang muka

(voorschot

)

biaya/ongkos perkara. (Ps. 121 ayat 4 HIR).

(15)

d. Setelah didaftar, gugatan diteruskan ke Ketua PA,

diberi catatan mengenai nomor, tanggal perkara&

ditentukan hari sidang.

e. Ketua PA menentukan majelis Hakim yang akan

mengadili dan menentukan hari sidang.

f. Hakim ketua/anggota majelis hakim (yang akan

memeriksa perkara) memeriksa kelengkapan surat

gugatan.

g. Panitera memanggil penggugat & tergugat dengan

membawa Surat Panggilan Sidang secara patut.

(16)

2. Proses Litigasi/Acara Berperkara

a. Pengertian

Surat permohonan

ialah suatu permohonan yang

didalamnya berisi tuntutan hak Perdata oleh pihak

orang yang berkepentingan terhadap suatu hal yang

tidak mengandung sengketa, dihadapan badan

peradilan yang berwenang.

(17)

Permohonan atau gugatan pada prinsipnya harus dibuat

tertulis oleh pemohon/penggugat/kuasanya.

Dalam Pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 jo disebutkan Pasal

66 dan Pasal 73 UU No. 1 Tahun 1989 Perkawinan putus

karena:

a.

Kematian;

b.

Perceraian;

c.

Atas putusan pengadilan.

Mengenai pemeriksaan perkara Perceraian dalam Pasal

54 UU No. 7 Tahun 1989 diatur secara khusus, yaitu:

a.

Cerai Talak Pasal 66-Pasal 72;

b.

Cerai Gugat Pasal 73-Pasal 86;

(18)

TATA CARA MENGAJUKAN PERKARA DI

PENGADILAN AGAMA

Pihak berperkara datang ke

Pengadilan Agama dengan

membawa surat gugatan atau

permohonan.

Pihak berperkara menghadap

petugas Meja Pertama

dan

menyerahkan surat gugatan

atau permohonan, dibuat 6

(enam) rangkap.

1

1

(19)

TATA CARA MENGAJUKAN PERKARA DI

PENGADILAN AGAMA

Petugas Meja Pertama akanmemberikan

penjelasan yang dianggap perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).

Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan

berperkara secara prodeo (cuma-cuma).

Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari Lurah atau Kepala Desa setempat yang dilegalisasi oleh Camat.

Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya

perkara ditaksir Rp. 0,00 dan ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM),

didasarkan pasal 273 – 281 RBg.

3

3

Landasan Hukumnya:

(20)

TATA CARA MENGAJUKAN PERKARA DI

PENGADILAN AGAMA

Petugas Meja Pertama

menyerahkan kembali surat

gugatan atau permohonan kepada

pihak berperkara disertai dengan

Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM) dalam rangkap 3 (tiga).

Pihak berperkara menyerahkan

kepada pemegang kas (KASIR)

surat gugatan atau permohonan

tersebut dan Surat Kuasa Untuk

Membayar (SKUM).

4

4

(21)

TATA CARA MENGAJUKAN PERKARA DI

PENGADILAN AGAMA

Pemegang kas menyerahkan asli Surat

Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada

pihak berperkara sebagai dasar

penyetoran panjar biaya perkara ke bank.

Pihak berperkara datang ke loket layanan

bank dan mengisi slip penyetoran panjar

biaya perkara. Pengisian data dalam slip

bank tersebut sesuai dengan SKUM,

seperti nomor urut, dan besarnya biaya

penyetoran. Kemudian pihak berperkara

menyerahkan slip bank yang telah diisi

dan menyetorkan uang sebesar yang

tertera dalam slip bank tersebut.

6

6

(22)

TATA CARA MENGAJUKAN PERKARA DI

PENGADILAN AGAMA

Setelah pihak berperkara menerima slip

bank yang telah divalidasi dari petugas

layanan bank, pihak berperkara

menunjukkan slip bank tersebut dan

menyerahkan SKUM kepada pemegang

kas.

Pemegang kas setelah meneliti slip bank

kemudian menyerahkan kembali kepada

pihak berperkara. Pemegang kas

kemudian memberi tanda lunas dalam

SKUM dan menyerahkan kembali kepada

pihak berperkara asli dan tindasan

pertama SKUM serta surat gugatan atau

permohonan yang bersangkutan.

8

8

(23)

TATA CARA MENGAJUKAN PERKARA DI

PENGADILAN AGAMA

Pihak berperkara menyerahkan

kepada

petugas Meja Kedua

surat

gugatan atau permohonan sebanyak

jumlah tergugat ditambah 2 (dua)

rangkap serta tindasan pertama SKUM.

Petugas Meja Kedua

mendaftar/mencatat surat gugatan

atau permohonan dalam register

bersangkutan serta memberi nomor

register pada surat gugatan atau

permohonan tersebut yang diambil

dari nomor pendaftaran yang

diberikan oleh pemegang kas.

10

10

(24)

TATA CARA MENGAJUKAN PERKARA DI

PENGADILAN AGAMA

Petugas Meja Kedua

menyerahkan

kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan

atau permohonan yang telah diberi

nomor register kepada pihak berperkara

12

12

Nomor Perkara yang terdaftar:

1234

/Pdt.

G

/2016/PA.

JB

atau

(25)

Kel. 2 25

(26)

Referensi

Dokumen terkait

membuat suatu material komposit dengan sifat yang sama untuk suatu struktur.. tertentu dan tujuan

Maka dari itu Pengelalan Ilmu Hukum bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pemuda-pemudi tentang Hukum yang berlaku di Republik Indonseia, hukum tidak tertulis (Hukum

Judul Tesis : PEMBUATAN DAN KARAKTERISTIK KOMPOSIT YANG TERDIRI DARI CAMPURAN POLIETILEN DENSITAS RENDAH (LDPE) DENGAN PENGISI BENTONIT ALAM.. Nama Mahasiswa :

Tree mining adalah turunan dari Frequent Structure Mining (FSM) yaitu yang berhubungan dengan penggalian pola dalam database besar yang mewakili interaksi kompleks antara

Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya ort hogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan

Berdasarkan fenomena- fenomena di atas, Peneliti tertarik meneliti masalah kecelakaan lalulintas pada pasien dengan judul “Gambaran Masalah Keperawatan Pada Pasien Dengan

Preparation and characterization of organoclay nanocomposites based on natural rubber.. Rubber Network in

Saya yang bernama Hilferia Simbolon, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas. mahasiswi Fakultas Kedokteran