EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BLOK ALJABAR TERHADAP
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI
FAKTORISASI SUKU ALJABAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
NUR LAILY INDAHWATI 073511077
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur Laily Indahwati
NIM : 073511077
Jurusan / Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 3 Desember 2011
Saya yang menyatakan,
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax (024) 7601295, 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan
Judul : Efektivitas Penggunaan Blok Aljabar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar
Nama : Nur Laily Indahwati
NIM : 073511077
Jurusan : Tadris Matematika
Program studi : Tadris Matematika
Telah diajukan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.
Semarang, 20 Desember 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Saminanto, S.Pd., M.Sc. Hj. Minhayati Saleh, M.Sc.
NIP. 19720604 200312 1 002 NIP.19760426 200604 2 001
Penguji I, Penguji II
Nur Asiyah, S.Ag., M.SI Lulu Choirun Nisa’, S.Si., M.Pd.
NIP. 19710926 199803 2 002 NIP. 19810720 200312 2 002
Pembimbing I, Pembimbing II,
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. Fahrurrozi, M.Ag.
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 23 November 2011
Kepada
Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Efektivitas Penggunaan Blok Aljabar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar
Nama : Nur Laily Indahwati
NIM : 073511077
Jurusan : Tadris Matematika
Program Studi : Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah.
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc
NOTA PEMBIMBING
Semarang, Desember 2011
Kepada
Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Efektivitas Penggunaan Blok Aljabar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar
Nama : Nur Laily Indahwati
NIM : 073511077
Jurusan : Tadris Matematika
Program Studi : Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah.
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Fakrurrozi, M.Ag
ABSTRAK
Judul : Efektivitas Penggunaan Blok Aljabar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar
Penulis : Nur Laily Indahwati
NIM : 073511077
Skripsi ini membahas efektivitas penggunaan Blok Aljabar terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Faktorisasi Suku Aljabar. Kajiannya dilatar belakangi oleh kurangnya keaktifan peserta didik, pemahaman konsep, dan kemampuan dalam penyampaikan materi yang masih kurang dikarenakan proses pembelajaran yang masih konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan Blok Aljabar efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Faktorisasi Suku Aljabar. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs Negeri Parakan Temanggung. Pada penggunaan sempel menggunakan cluster random sampling, di peroleh kelas VIII-E sebagai kelas eksperimen, VIII-D sebagai kelas kontrol, sedangkan IX-A sebagai kelas uji coba. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, pada desain eksperimen peneliti dapat membandingkan kelompok subyek yang mendapatkan perlakuan (eksperimen) dan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan (kelas kontrol).
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berupa metode dokumentasi dan metode tes. Sebelum diberi perlakuan kedua kelas diuji keseimbangannya dengan uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan nilai pretest. Kemudian kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, peserta didik kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan Blok Aljabar dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah mendapat perlakuan kedua kelas diberikan tes yang sebelumnya telah diujikan di kelas uji coba. Sebelum tes tersebut diberikan, terlebih dahulu tes di uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda pada kelas uji coba.
Sebelum hasil penelitian dianalisis dengan uji-t, lebih dahulu tes tersebut diuji prasyarat dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Pada pengujian hipotesis dengan mengguanakan uji-t. di peroleh t hitung = 3,839 dan dari tabel
distribusi t diperoleh t tabel = 1,67 dengan α = 0,05 dan dk = 36+40-2 = 74. Hal ini
menunjukan bahwa t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya,
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Asma Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang. Penulis panjatkan puji syukur kehadirah-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi
guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang. Dan tidak lupa shalawat dan salam penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
dengan harapan semoga kita memperoleh syafaatnya di dunia ini maupun di hari
kiamat nanti.
Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis telah berusaha dengan
segala daya dan upaya guna menyelesaikan skripsi ini. Namun tanpa mendapat
bantuan dari berbagai pihak penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
memberikan pengarahan, bimbingan, saran dalam rangka penyusunan skripsi ini.
Antuk itu, penulis sampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada:
1. Suja’i, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik.
2. Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc, selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran ditengah-tengah kesibukannya, beliau
selalu memberikan bimbingan sampai penulisan skripsi ini selesai.
3. Fahrurrozi, M.Ag, selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran ditengah-tengah kesibukannya, beliau selalu
memberikan bimbingan sampai penulisan skripsi ini selesai
4. Drs. H. Khairul Anam, M. Si selaku kepala MTs Negeri Parakan
Temanggung yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan M.Z.
Mohtadin selaku guru pamong Matematika kelas VIII-D dan VIII-E yang
5. Saminanto, S.Pd, .M.Sc., selaku dosen wali yang memotivasi dan memberi
arahan selama kuliah.
6. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
7. Ayahanda H. Miftah Sugeng Riyadi dan Ibunda Hj. Sayem Susanti tercinta
yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materiil dengan
ketulusan dan keikhlasan doanya sehingga skripsi ini dapat selesai, semoga
Allah senantiasa memberikan panjang umur disertai kesehatan untuk selalu
beribadah kepada Robb dan dapat menyertai putra-putrinya menjadi seperti
apa yang beliau harapkan.
8. Kakak-kakakku tercinta (Mbak Yani, Mas Izun, Fudin) beserta adik-adikku
(Bagus, Salis) mereka selalu memberikan do’a serta motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai.
9. Sahabat-sahabatku tercinta (Ana, Ayu, dan Tika) terima kasih untuk
pengertiannya, khususnya Ana yang telah banyak membantu dengan do’a, support, maupun materi sehingga skripsi ini dapat selesai.
10.Teman-teman dan sahabat Tadris Matematika Angkatan 2007, khususnya
kelas Paket B, yang telah menjadi motivasi dan tempat bertukar pikiran
dalam penulisan skripsi ini.
11.Keluarga besar BPI E-4 dan E-5 (bapak dan ibu Raharjo, mbak Iza, Arin,
Ain, Ifah, Muamanah, Amel, Nikmah, Iza, Helin, Ririn, Ana, Lida, Fatimah )
atas motivasi dalam penulisan ini.
Kepada mereka semua hanya bisa memberikan untaian terima kasih,
semoga atas bantuan yang diberikan kepada penulis dalam wujud apapun demi
kelancaran penulisan skripsi ini akan menjadi amal baik serta mendapatkan
balasan dari Allah SWT. Dan semoga skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Blok Aljabar terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, karena itu saran dan pendapat yang konstruktif demi perbaikan dan
penyempurnaan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya penulis.
Semarang, 3 Desember 2011
Penulis,
Nur Laily Indahwati
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
NOTA PEMBIMBING ... iv
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II : PENGGUNAAN BLOK ALJABAR DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 4
B. Kerangka Teoritis ... 5
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran... 5
2. Blok Aljabar... ... 12
3. Faktorisasi Suku Aljabar... ... 15
4. Kerangka Berpikir... .... 19
C. Rumusan Hipotesis ... 20
BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 21
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21
C. Metode Penelitian... 21
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan sampel ... 22
E. Variabel Penelitian ... 23
G. Teknik Analisis Data ... 25
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 39
1. Instrumen Tes dan Analisis Butir Soal Instrumen... 39
2. Analisis Data Nilai Awal... 44
B. Analisis Data Nilai Akhir... ... 55
1. Uji Normalitas Nilai Posttest... ... 55
2. Uji Homogenitas Nilai Posttest... ... 64
3. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Posttest... .. 65
C. Pengujian Hipotesis ... 67
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
E. Keterbatasan Penelitian ... 70
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 72
B. Saran ... 72
C. Penutup ... 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan selalu berhubungan erat dengan proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan peristiwa yang bertujuan. Ada berbagai macam
kesulitan yang dihadapi guru dalam pembelajaran, salah satunya adalah
ketika menjelaskan suatu materi di kelas. Tidak semua guru memiliki
kemampuan yang sangat baik dalam menyampaikan materi sehingga sulit
memberikan pemahaman yang memuaskan kepada peserta didik. Selain itu
kemampuan peserta didik yang berbeda menjadi alasan lain mengapa guru
masih tetap mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi meskipun
menguasai materi dan mampu menyampaikannya dengan baik.
Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.
Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi
tersendiri dimana pendidik dan anak didik bertukar pikiran untuk
mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi, sering terjadi
permasalahan-permasalahan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan
tidak efisien. Hal tersebut terjadi di MTs Negeri Parakan Temanggung yang
proses pembelajarannya masih bersifat konvensional. Dalam proses
pembelajaran di dalam kelas guru masih mengandalkan buku paket dan
metode yang digunakan adalah metode ceramah sehingga membuat peserta
didik merasa jenuh dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran. Serta
terdapat kendala dalam pembelajaran matematika yaitu masih kurang fasilitas
fisik pendukung pembelajaran matematika seperti persediaan alat peraga yang
sangat terbatas. Fasilitas fisik memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan
proses belajar mengajar. Hal ini terbukti dengan kurang memadainya hasil
pembelajaran para peserta didik yang bersekolah di daerah-daerah tertinggal
karena secara praktis mereka menghadapi masalah dalam penyediaan fasilitas
2
Untuk mengatasi masalah tersebut kiranya penggunaan media
pembelajaran atau alat peraga akan sangat membantu. Yaitu membantu guru
memudahkan proses mentransfer ilmu, dan membantu peserta didik
memahami sesuatu yang rumit menjadi lebih mudah. Dengan kata lain
pencapaian tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat diwujudkan
dengan mempergunakan alat-alat yang sesuai dengan sifat tujuan.
Materi Faktorisasi Suku Aljabar merupakan materi yang abstrak bagi
peserta didik kelas VIII SMP / MTs. Selain itu peserta didik pada dasarnya
kurang memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan. Meskipun pada usia
tersebut peserta didik memasuki fase operasi konkrit dan berkembang ke fase
operasi formal yang berarti peserta didik mulai mampu memecahkan
persoalan dalam pikirannya, namun pada dasarnya mereka masih belum
mampu memecahkan permasalahan yang belum pernah dihadapi.
Blok Aljabar merupakan suatu media pembelajaran yang sebenarnya
sudah diterapkan pada beberapa buku pelajaran matematika kelas VIII baik
untuk SMP maupun MTs. Tetapi dalam buku tersebut pemakaian Blok
Aljabar tidak dijelaskan secara detail sehingga guru dan peserta didik kurang
mengenalnya dan kurang tertarik menggunakannya. Pada kesempatan kali ini
peneliti akan mencoba menggunakan Blok Aljabar dengan lebih terarah dan
terproses untuk diterapkan pada pembelajaran pokok bahasan Faktorisasi
Suku Aljabar.
Dari uraian di atas akan diadakan penelitian dengan judul
“EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BLOK ALJABAR TERHADAP HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI FAKTORISASI SUKU
ALJABAR”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan pokok-pokok pemikiran tersebut di atas, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan Blok
Aljabar efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
3 C. Penegasan Istilah
1. Efektivitas
Efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang
dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang
dinyatakan dengan hasil yang dicapai. 1
2. Blok Aljabar
Blok Aljabar merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk
membantu dalam pemahaman materi Faktorisasi Suku Aljabar.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar.2 Terdapat tiga ranah belajar yang berkaitan
dengan hasil belajar yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
hasil belajar pada aspek kognitif yakni nilai yang diperoleh peserta didik
setelah dilaksanakannya tes pada akhir penelitian (posttest).
4. Materi Faktorisasi Suku Aljabar
Faktorisasi Suku Aljabar merupakan salah satu materi pokok yang
diajarkan di MTs Negeri Parakan Temanggung kelas VIII pada semester
ganjil. Pada penelitian ini standar kompetesi yang digunakan adalah
memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
Sedangkan kompetensi dasarnya adalah melakukan operasi aljabar dan
menguraikan bentuk aljabar ke dalam bentuk faktor-faktornya. Dan
indikator yang digunakan adalah sebagai berikut
a. Mendefinisikan pengertian koefisien, variabel, konstanta, dan suku.
b. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan suku-suku sejenis.
c. Melakukan operasi perkalian, pembagian, dan pemangkatan bentuk
aljabar.
d. Melakukan pemfaktoran dalam bentuk aljabar.
1
W.J.S. Poerdarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Cet. 3, hlm. 311.
2
4 D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
1. Bagi Peserta Didik
a. Dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran
Matematika.
b. Dapat mengubah persepsi peserta didik bahwa belajar itu
membosankan tetapi menyenangkan.
c. Dapat mengubah persepsi peserta didik bahwa Matematika itu
pelajaran yang sulit.
2. Bagi Guru
a. Dapat memberikan kontribusi kepada guru tentang perlunya
pengoptimalan penggunaan Blok Aljabar dalam pembelajaran
Matematika.
b. Memperoleh metode pembelajaran alternatif dalam pembelajaran baru
dan yang dapat diminati para peserta didik.
3. Bagi Lembaga / Sekolah
a. Dapat memberi masukan yang baik bagi sekolah bisa memperbaiki
pembelajaran.
b. Dapat memajukan program sekolah dengan lebih melengkapi fasilitas
BAB II
PENGGUNAAN BLOK ALJABAR DAN RUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Dalam penelitian kali ini, peneliti mendapati beberapa karya ilmiah
yang berupa penelitian tentang alat peraga dan Blok Aljabar di sekolah yang
peneliti anggap mempunyai relevansi dengan penelitian yang peneliti
lakukan.
1. Skripsi yang disusun oleh Ulya Nafi’ati dengan judul “Penggunaan Blok
Aljabar dengan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan
Minat dan Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII MTs
Lengkong Batangan Pati”, ternyata menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata aktivitas peserta
didik pada siklus 1 sampai dengan siklus 3 masing-masing sebesar 53,1%,
67,1%, 72,7%. Peningkatan aktivitas dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar
14,0% dan peningkatan dari siklus 1 menuju siklus 3 sebesar 29,6%. Hasil
rata-rata pretes-postes pada penguasaan konsep faktorisasi suku aljabar
dari siklus 1 yaitu 5,64 dan 6,43 dengan kenikan sebesar 0,79, postes
siklus 2 yaitu 7,32 dengan kenaikan sebesar 0,89 dari postes siklus 1,
siklus 3 yaitu 7,7 dengan kenaikan sebesar 0,38.
2. Skripsi yang disusun oleh Anisatun Nurroh dengan judul “Penggunaan
Alat Peraga dengan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Keaktifan
dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Luas Permukaan dan
Volum Bangun Ruang di Kelas VIII B SMP Takhasus Al-Qur’an
Wonosobo”, ternyata menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pra siklus diperoleh rata-rata hasil
belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 57,14% dan 53,57%,
sedangkan persentase keaktifan peserta didik adalah 41,96%. Setelah
dilakukan siklus I nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 70,18% dan
ketuntasan 60,71%, sedangkan persentase keaktifan peserta didik adalah
diperbaiki agar terjadi peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan
yang diharapkan yakni nilai rata-rata kelas ≥ 6,0% ketuntasan klasikal
75%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 85,36% dan
ketuntasan 82,14%. Sedangkan persentase keaktifan peserta didik adalah
79,55%. Hasil pada siklus II menunjukkan peningkatan dari pada siklus
sebelumnya dengan indikator keberhasilan sudah tercapai.
Berangkat dari hasil penelitian tersebut, peneliti akan mencoba
menggunakan Blok Aljabar dalam pembelajaran Matematika di MTs Negeri
Parakan Temanggung pada materi Faktorisasi Suku Aljabar. Dengan
penggunaan Blok Aljabar, diharapkan akan meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi Faktorisasi Suku Aljabar.
B. Kerangka Teoritis
1. Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada setiap individu sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi
karena adanya interaksi antara seseorang dengan orang lain atau
dengan lingkungannya. Karena pada hakikatnya proses pembelajaran
merupakan suatu proses komunikasi, sehingga belajar bias terjadi
kapanpun dan dimanapun. Menurut Cliford T. Morgan yang dikutip
oleh Muhibin Syah didefinisikan ”learning may be defined as any
relatively permanen change in behaviour wich occurs as a result of
experience or practice”, ”Belajar adalah perubahan tingkah laku
yang relatif tetap sebagai akibat dari latihan atau pengalaman”.1
Belajar merupakan salah satu proses mencari ilmu
pengetahuan. Islam mewajibkan semua umatnya untuk mencari ilmu
pengetahuan, dan dengan ilmu pengetahuan tersebut manusia akan
diangkat derajatnya. Allah berjanji dalam Al-Qur’an akan
1
menaikkan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan. Seperti
tercantum dalam surat Al-Mujaadalah ayat 11:
……..
“……..niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.2
Namun dalam mencari ilmu pengetahuan, sebagai umat Islam
tidak boleh terlepas dari Al-Qur’an, karena dalam Al-Qur’an telah
tersirat adanya berbagai macam disiplin ilmu.
Banyak definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan
atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak
lahir.3 Oleh karena itu dengan mengakui konsep dasar tentang
belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu
memegang peran penting dalam proses psikologis.
Menurut Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendididik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.4
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan
peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer)
yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah
2
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Surya Cipta Aksara, 1995), hlm. 910
3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp), (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.16
4
ditetapkan sebelumnya.5 Dari pengertian-pengertian tersebut, maka
pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dengan sengaja
dilakukan dengan menciptakan berbagai kondisi yang diarahkan
untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan kurikulum.
Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku pendidik
yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran
sebagai berikut:
1) Usaha pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan
stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku peserta didik.
2) Cara pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berpikir agar memahami apa yang dipahami.
Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih
bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
b. Teori-teori Belajar
1) Teori belajar Bruner
Model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh
ialah belajar penemuan (Discovery Learning). Bruner
menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya
memberi hasil yang paling baik.6 Berusaha sendiri untuk
mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang
menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar
bermakna.
Menurut Bruner, belajar akan lebih bermakna bagi peserta
didik jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami
5
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009) cet.II, hlm. 17.
6
struktur materi yang dipelajari.7 Untuk memperoleh struktur
informasi, peserta didik harus aktif dimana mereka harus
mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci dari pada hanya
sekedar menerima penjelasan guru. Oleh karena itu, guru harus
munculkan masalah yang mendorong peserta didik untuk
melakukan kegiatan penemuan.
Jerome Bruner secara ekstensif telah menulis tentang
proses pemikiran manusia dan bagaimana cara pemikiran
tersebut muncul dan bagaimana cara yang seharusnya dialami
oleh kemunculan tersebut selama proses instruksi berjalan.8
Dari uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa dalam usaha
meningkatkan pendidikan dan pendidikan sains (matematika)
perlu memperhatikan empat hal yang penting yaitu struktur,
kesiapan, intuisi dan motivasi. Pembelajaran dengan
menggunakan media yang berbeda sesuai dengan karakteristik
peserta didik akan membantu peserta didik menemukan
informasi yang penting, mempertahankan dan
mentransformasikan secara aktif terkait materi yang dibahas.
2) Teori belajar Piaget
Menurut Piaget, pengalaman-pengalaman fisik dan
manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan
perkembangan, sementara itu, interaksi sosial dengan teman
sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran
itu lebih logis.9 Berikut ini adalah implikasi penting dalam
model pembelajaran dari teori piaget yaitu
7
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam KTSP, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 2, hlm.79-80
8
Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2009), Cet. 4, Hlm. 112.
9
a) Memusatkan perhatian pada berpikir proses mental anak,
tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran jawaban
peserta didik, guru harus memahami proses yang digunakan
anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
b) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif peerta didik
sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di
dalam kelas Piaget, penyajikan pengetahuan jadi
(ready-made) tidak mendapat penekanan, melainkan peserta didik
didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui
interaksi spontan dengan lingkungannya. Sebab itu guru
dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan yang
memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan secara
langsung dengan dunia fisik.
c) Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal
kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan
bahwa seluruh peserta didik tumbuh melewati urutan
pekembangan yang sama, namun pertumbuhan itu
berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Sebab itu guru
mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas
dalam bentuk kelompok kecil daripada bentuk kelas yang
utuh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori pembelajaran
menurut Piaget adalah pembelajaran memusatkan perhatian
pada berpikir atau proses mental peserta didik, yang tidak
sekedar hasilnya tetapi mengutamakan peran peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
3) Teori Belajar Ausubel
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar
bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses
terdapat dalam struktur kognitif seseorang”.10 Belajar tidak
hanya sebagai proses menghafal semata, tetapi lebih pada
kebermaknaan atau memberi manfaat pada peserta didik.
Berlangsung tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur
kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk
belajar bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara
potensial. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar
bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada,
stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi
tertentu dan pada waktu tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
bermakna sangat penting dan diperlukan dalam pembelajaran
matematika. Matematika memiliki banyak konsep-konsep yang
abstrak dan sulit dipahami sehingga dengan belajar bermakna
melalui pelibatan emosi, kesenangan dan kebutuhan aktualisasi
diri peserta didik melalui kegiatan mata untuk melihat, telinga
untuk mendengar dan otak untuk berpikir dapat membantu
peserta didik untuk memahami matematika dengan lebih mudah.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar.11. Upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran atau hasil pembelajaran yang telah
ditetapkan tercapai atau tidak dilakukan melalui penilaian.
Hasil-hasil belajar yang diinginkan harus dijabarkan dalam
indikator-indikator tentang seberapa jauh peserta didik memiliki karakteristik
yang akan diukur, sehingga jelas apa yang akan diukur.
10
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hlm. 37.
11
Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi:12
1) Faktor jasmani, meliputi kesehatan dan cacat tubuh
2) Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan
3) Faktor kelelahan
Faktor eksternal, meliputi:13
1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan
2) Faktor sekolah, meliputi metode pengajaran, kurikulum, relasi
guru dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas rumah.
3) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, media masa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan
masyarakat.
Di antara faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
adalah faktor sekolah, yang salah satunya berupa alat pelajaran atau
alat peraga. Mengusahakan alat peraga yang baik, agar guru dapat
mengajar dengan baik dan peserta didik dapat menerima pelajaran
dengan baik, sehingga dapat dicapai hasil belajar yang maksimal.
Dengan menggunakan Blok Aljabar peserta didik akan merasakan
visualisasi variabel-variabel yang abstrak pada bentuk fisik Blok
Aljabar tersebut. Dengan demikian peserta didik akan lebih mudah
dalam berpikir dan merasa senang seperti bermain.
Hasil belajar seseorang diperoleh dari pengalaman langsung,
kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian
12
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) cet 5, hlm. 54-59.
13
melalui benda tiruan, sampai kepada lambang abstrak. Hasil belajar
pada hakekatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh karena itu
hasil belajar peserta didik dan kualitas pengajaran, kedua faktor ini
mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta
didik, artinya semakin tinggi kemampuan peserta didik dan kualitas
pengajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar peserta didik.
2. Faktorisasi Suku Aljabar
a. Pengertian Aljabar
Aljabar merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang
mempelajari tentang struktur sesuatu yang belum diketahui nilainya.
Umumnya aljabar berisi kalimat matematika yang memuat
variabel-variabel, koefisien atau konstanta. Meskipun merupakan materi yang
abstrak, aljabar kini tidak asing lagi bagi peserta didik di sekolah
menengah. Aljabar juga merupakan hasil pengembangan buah
pikiran para ahli matematika sejak zaman dahulu.
Cara berpikir dan mempelajari aljabar pada masyarakat masih
mengaitkan dengan bagian-bagian geometri. Proses terbentuknya
suatu kalimat matematika yang sekarang ini disebut sebagai
persamaan aljabar, yaitu cara mendapatkan penyelesaian secara
geometri. Hal tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut14
ଶ
ଶ
14
Ilustrasi gometri persamaan blok aljabar sebuah gambar di atas
dapat dinyatakan sebagai ଶ ଶ
2 ଶ
.
b. Suku aljabar
Bentuk aljabar terdiri atas variabel, konstanta dan koefisien.
Variabel adalah sesuatu yang nilainya tidak tetap atau dapat
berubah-ubah. Konstanta adalah bilangan yang tetap nilainya. Koefisien
adalah konstanta yang menyertai variabel.
c. Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar
1) Penjumlahan dan pengurangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengerjakan
operasi hitung aljabar adalah15
a) Suku-suku yang sejenis
b) Menggunakan sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan dan pengurangan
c) Hasil perkalian dua bilangan bulat positif dan negatif.
Dari ketiga hal tersebut, hasil operasi hitung aljabar dapat
dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan
memperhatikan suku-suku sejenis.
2) Perkalian
a) Perkalian suatu bilangan dengan bentuk aljabar
Untuk menyederhanakan perkalian suku bentuk
aljabar dengan menggunakan sifat distributif, yaitu sebagai
berikut16
ଶ
ݔ ଶ
15
Dewi Nuharini, Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya (Untuk Kelas VIII SMP dan MTs), (Jakarta: CV Usaha Makmur, 2008), hlm. 7
16
b) Perkalian antara bentuk aljabar dan bentuk aljabar
Untuk menyelesaikan perkalian suku dua dengan suku
dua dapat digunakan blok aljabar, penerapan hukum
distributif, atau dengan skema. Menyelesaikan dengan sifat
distributif, yaitu sebagai berikut17
ଶ
3) Pembagian
Jika bentuk aljabar memiliki faktor-faktor yang sama,
maka hasil pembagian kedua bentuk aljabar tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan
memperhatikan faktor-faktor yang sama.
Betuk aljabar 7 dan memiliki faktor yang sama yaitu ,
sehingga hasil pembagian 7 dengan dapat disederhanakan,
yaitu 7 ∶ 7. Demikian pula dengan 6 dan 2 yang
memiliki faktor yang sama yaitu 2, sehingga 6 ∶ 2 3.
Namun perlu disadari, penyederhanaan itu berlaku hanya bila
pembagianya tidak nol dan dalam pembagian belum dapat
dengan menggunakan Blok Aljabar. Dalam contoh diatas
berturut-turut 0 dan 2 0.
Selain itu diperlukan juga materi tentang pembagian dan
perkalian bilangan berpangkat, yaitu untuk bilangan bulat
dengan pangkat dan selalu berlaku:
ା
dan
∶ ି
4) Pemfaktoran bentuk aljabar
Faktorisasi bentuk aljabar adalah cara untuk
memfaktorkan bentuk aljabar, memfaktorkan bentuk aljabar
berarti menyatakan bentuk penjumlahan menjadi bentuk
17
perkalian, bentuk penjumlahan suku-suku yang memiliki faktor
yang sama dapat difaktorkan dengan menggunakan hukum
distributif dan dapat juga diselesaikan dengan menggunakan
Blok aljabar. Terdapat beberapa macam faktorisasi bentuk
aljabar yaitu18
a) Faktorisasi bentuk aljabar
b) Faktorisasi bentuk aljabar ଶ ଶ
i. Sifat distributif
ଶ
Blok Aljabar merupakan salah satu model media pembelajaran
yang digunakan untuk membantu dalam pemahaman materi Faktorisasi
Suku Aljabar. Dalam melakukan operasi hitung aljabar seperti
penjumlahan dan perkalian dapat dilakukan dengan bantuan Blok
Aljabar. Begitu pula halnya dengan operasi pemfaktoran. Sedangkan
18
Dewi Nuharini, Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya (Untuk Kelas VIII SMP dan MTs), hlm. 16
untuk operasi pembagian belum dapat diterapkan penggunaan Blok
Aljabar ini.
Blok Aljabar merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung
operasi suku-suku aljabar. Blok Aljabar terdiri dari tiga bagian yaitu19
a. Blok untuk lambang ଶ
-an
b. Blok untuk lambang
c. Blok untuk lambang satuan20
ଶ
satuan
Sebagaimana bilangan bulat yang terdiri dari bilangan positif dan
negatif, Blok Aljabar ini pun demikian. Ada yang bermakna positif, ada
pula yang bermakna negatif. Pasangan positif dan negatif blok ini disebut
sebagai pasangan Nol Blok.
dan
dan
dan
Blok yang tidak diarsir bermakna positif, sedangkan blok yang
diarsir bermakna negatif. Sebagaimana halnya dengan bilangan bulat
19
Wahyudin, Sudrajat, Ensiklopedi Matematika untuk SLTP (Topik-Topik Pengayaan), (Jakarta: C.V Tarity Samudra Berlian, 2004), hlm. 118
20
positif dan negatif yang saling meniadakan ketika bertemu dalam suatu
kalimat matematika untuk pasangan Nol Blok pun akan saling meniadakan ketika bertemu dalam satu kalimat terbuka.
Contoh :
2 1 2 1 1 1
1) Penjumlahan
3 7 2 5 7
2) Pengurangan
3 2 3 2 3
3 3
3) Perkalian
Dalam perkalian digunakan prinsip luas persegi panjang atau persegi
dimana luas persegi panjang adalah dan luas persegi adalah
2 5 ଶ
5 2 10 ଶ 7 10
2 ଶ
2 ଶ
7 10
5 5 10
4) Pemfaktoran
Bentuk-bentuk aljabar yang dapat difaktorkan dengan blok adalah
a. ଶ ଶ
b. ଶ
2 ଶ
c. ଶ
baik 1 atau 1
Contoh:
ଶ
4 3 ଶ
4 3 3 1
3
1 3
ଶ
2 ଶ
2 ଶ
2
xଶ
x 2 x 2x 1
2
1 2
4. Penerapan Penggunaan Blok Aljabar pada Materi Faktorisasi Suku
Aljabar
Langkah-langkah pengunaan Blok Aljabar di atas apabila di
implementasikan dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru memeriksa presensi kehadiran peserta didik.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru menyampaikan materi.
e. Guru menyampaikan cara dalam penggunaan Blok Aljabar
f. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri atas 4-6 orang dan setiap kelompok terdiri atas
peserta didik yang bervariasi, yaitu peserta didik berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah.
g. Guru menugasi peserta didik untuk mengerjakan latihan soal yang
dikerjakan menggunakan Blok Aljabar.
h. Guru memberi penguatan terhadap hasil kelompok.
i. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran
yang telah dipelajari
5. Kerangka Berpikir
Beberapa kendala yang terdapat dalam proses belajar mengajar
adalah kurangnya keterampilan guru menyampaikan materi kepada
peserta didik dan kemampuan peserta didik yang beragam dalam
memahami materi. Dua permasalahan tersebut akhirnya menimbulkan
masalah yang baru bagi peserta didik yaitu membuat minat dan
kepedulian peserta didik terdapat pelajaran matematika semakin
menurun. Daya serap peserta didik dalam memahami materi turut
menjadi rendah, mengakibatkan prestasi belajar peserta didik menjadi
rendah pula.
Guru kurang peka dengan apa yang dibutuhkan peserta didik
sering dilakukan. Dengan pembelajaran yang sama dalam setiap
pertemuan, tentunya peserta didik akan merasa bosan dan minat
belajarnya akan menurun. Selain itu kemampuan dan cara belajar peserta
didik yang berbeda-beda mengakibatkan perlunya strategi pembelajaran
yang aktif untuk meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran matematika.
Materi Faktorisasi suku aljabar adalah materi yang cukup abstrak
bagi peserta didik. Guru perlu mencari solusi dari masalah ini seperti
menyimbolkan sesuatu yang abstrak dengan benda yang konkrit agar
peserta didik dapat cepat menyerap materi yang disampaikan untuk
membuat materi faktorisasi suku aljabar tampak lebih konkrit bagi
peserta didik dibutuhkan alat peraga atau media yang tepat.
Blok Aljabar merupakan media atau model yang sesuai untuk
membantu peserta didik memfaktorkan bentuk aljabar. Dengan Blok
Aljabar peserta didik akan merasakan visualisasi variabel-variabel yang
abstrak pada bentuk fisik Blok Aljabar tersebut. Dengan demikian
peserta didik akan lebih mudah dalam berpikir dan merasa senang seperti
bermain.
C. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas penulis mengajukan hipotesis
bahwa penggunaan Blok Aljabar efektif untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi Faktorisasi Suku Aljabar di MTs Negeri Parakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan
Blok Aljabar terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Faktorisasi Suku
Aljabar.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan peneliti untuk mulai
mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama 30 hari
mulai tanggal 18 Juli sampai 13 Agustus 2011.
2. Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Parakan yang terletak di
Desa Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.
C. Metode Penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata metode (Yunani: metodos) yang
berarti suatu cara atau jalan, sedangkan logos berarti ilmu.1 Metode ialah
suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai
langkah-langkah sistematis.2 Metode penelitian merupakan pengetahuan yang
mempelajari tentang cara kerja untuk memecahkan masalah sehingga dapat
menemukan kebenaran suatu hal dalam rangka mencapai tujuan tertentu.3
Metode penelitian yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen
yang berdesain “Posttest-Only Control Design”.4 Dalam desain ini terdapat
1
Suranto, Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Dengan Program SPSS, (Semarang: Ghyyas Putra, 2009), hlm. 9.
2
Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), hlm. 41
3
Suranto, Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Dengan Program SPSS, hlm. 4. 4
dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi
perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan Blok Aljabar dan kelompok yang
lain menggunakan model pembelajaran konvesional.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VIII
semester ganjil MTs Negeri Parakan Temanggung tahun pelajaran
2011/2012. Menurut data yang penulis peroleh dari MTs Negeri Parakan
Temanggung menunjukkan jumlah peserta didik kelas VIII adalah 379
Jumlah tersebut terbagi dalam 10 kelas.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.5 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.6
Sampel pada penelitian ini adalah kelas eksperimen yaitu keas VII-E,
kelas kontrol yaitu kelas VII-D dan kelas uji coba yaitu kelas IX-A. Hal
tersebut mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto, yatu apabila subjek
kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi apabila subjeknya besar, dapat
diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.7 Dalam penelitian ini
diambil sampel sebanyak 76 peserta didik yang terdiri dari 40 peserta
didik kelas eksperimen, 37 peserta didik kelas kontrol dan 34 peserta
didik kelas uji coba.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling. Pada cluster random sampling ini, digunakan teknik sampling
5
Sugiyono, Statistika, (Bandung: CV ALFABETA, 2007), hlm. 62. 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.3, hlm.131.
7
daerah untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas. Tetapi perlu diingat bahwa setiap objek atau
sumber data yang akan diteliti itu berstrata (tidak sama) maka
pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random
sampling.8
Teknik sampling daerah ini sering digunkan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.9
Pengambilan sampel tidak dilakukan pada masing-masing individu
melainkan kelompok. Jadi pengambilan sampel didasarkan pada
kelompok atau kelas. Pemilihan teknik cluster random sampling,
disebabkan karena kompetensi tiap-tiap kelas hampir sama. Dalam
penelitian ini yang terpilih menjadi sampel adalah tiga kelas VII MTs
Negeri Parakan Temanggung, dimana kelas VII E sebagai kelas
eksperimen, kelas VII D sebagai kelas control dan kelas VIII A sebagai
kelas uji coba.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.10
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah hasil belajar peserta
didik kelas VIII MTs Negeri Parakan Temanggung materi Faktorisasi Suku
Aljabar. Ada dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan
variabel terikat (dependen).
1) Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.11 Dalam
8
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 65. 9
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 65. 10
penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah metode
pembelajaran yang terdiri dari Blok Aljabar dan konvensional.
Indikator dari penggunaan Blok Aljabar dalam penelitian ini adalah
a. Peserta didik dapat mengetahui lebih dalam cara menggunakan Blok
Aljabar
b. Peserta didik dapat melakukan cara yang lebih mudah dalam
menyelesaikan operasi hitung aljabar
2) Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.12 Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah hasil belajar peserta didik pada materi
Faktorisasi Suku Aljabar. Adapun indikator yang dipakai dalam
pencapaian hasil belajar peserta didik pada materi Faktorisasi Suku
Aljabar adalah dapat melakukan operasi hitung aljabar seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pemfaktoran dengan
menggunakan Blok Aljabar.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan
mencatat data yang sudah ada. Metode dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama dan nilai awal
peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dijadikan
sebagai data awal adalah hasil belajar semester ganjil pada materi
Faktorisasi Suku Aljabar. Data yang diperoleh dianalisis untuk
menentukan normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
11
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 4 12
2. Metode Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan
dasar penetapan skor. Tes yang diberikan pada peserta didik dalam
penelitian ini berbentuk tes obyektif atau pilihan ganda sehingga dapat
diketahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
Faktorisasi Suku Aljabar. Dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Tes obyektif mempunyai jawaban mutlak, sehingga dalam
pemberian skor sangat obyektif
2) Pemeriksaan hasil tes dapat dilakukan dengan cepat.
Skor masing-masing peserta didik tidak dipengaruhi oleh
kemampuan peserta didik dalam menyusun kalimat dan subyektifitas
pemeriksa. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran. Hasil tes inilah
yang kemudian akan digunakan sebagai acuan untuk menarik kesimpulan
pada akhir penelitian.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Tahap Awal
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang
akan digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah
untuk menentukan penggunaan statistik parametrik atau non
parametrik. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh
yaitu nilai ulangan matematika dari materi sebelumnya dapat
digunakan uji Chi-Kuadrat. Hipotesis yang digunakan untuk uji
nomalitas:
0
H = data berdistribusi normal
1
Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut.
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.
5) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:
S
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva
(
)
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
8) Membandingkan harga Chi–kuadrat dengan tabel Chi–kuadrat
dengan taraf signifikan 5%.
9) Menarik kesimpulan, jika , maka data
berdistribusi normal.13
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen,
yang selanjutnya untuk menentukan statistik yang akan digunakan
dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan
13
menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama
atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah
sebagai berikut.
= banyaknya peserta sample ke-i
K = banyaknya kelompok sampel
Dengan taraf nyata 5%, tolak hipotesis
didapat dari daftar distribusi
chi-kuadrat dengan peluang (1 ) dan dk = ( 1).16 Untuk menguji
kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut.
Untuk menguji kedua varians tersebut sama atau tidak maka
Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan = 5 % dengan dk
pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut
= banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika
maka Ho diterima.17 Berarti kedua kelompok tersebut mempunyai
varians yang sama atau dikatakan homogen.
c. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata pada tahap awal digunakan untuk
menguji apakah ada kesamaan rata-rata antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Langkah-langkah uji kesamaan dua rata-rata adalah sebagai
berikut.
1) Menentukan rumusan hipotesisnya yaitu:
2
H (ada perbedan rata-rata awal kedua kelas sampel)
2) Menentukan statistik yang digunakan yaitu uji t dua pihak.
3) Menentukan taraf signifikan yaitu α = 5%.
4) Kriteria pengujiannya adalah terima H0 apabila
tabel hitung tabel t t t < <
− , di mana ௧diperoleh dari daftar
distribusi Student dengan peluang 1 ଵ
ଶ
dan dk = 2.
2 1+n −
n
5) Menentukan statistik hitung menggunakan rumus:
2
x = rata-rata data kelas eksperimen
2
x = rata-rata data kelas kontrol
17
n1 = banyaknya data kelas eksperimen
n2 = banyaknya data kelas kontrol
s2 = simpangan baku gabungan
6) Menarik kesimpulan yaitu jika −ttabel <thitung <ttabel, maka kedua
kelas mempunyai rata-rata sama.18
2. Analisis Instrumen Tes
Instrumen yang telah disusun diujicobakan untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Uji coba
dilakukan pada peserta didik yang pernah mendapatkan materi tersebut
(peserta didik yang masih termasuk dalam populasi tapi bukan peserta
didik yang menjadi sampel). Tujuannya untuk mengetahui apakah
item-item tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.
1) Validitas Soal
Validitas atau kesahihan adalah ketepatan mengukur yang
dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur lewat butir item tersebut.19 Jadi suatu instrumen
(soal) dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur
apa yang hendak diukur. Uji validitas untuk pilihan ganda digunakan
korelasi point biserial karena skor 1 dan 0 saja. Adapun Uji validitas butir pilihan ganda menggunakan korelasi point biserial sebagai berikut.
rpbis = Koefisien korelasi point biseral
Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
18
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 239. 19
Mt = Rata-rata skor total
Setelah dihitung rhitung dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%, jika rhitung > rtabel maka dikatakan soal valid.20
2) Reliabilitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut
dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada waktu lain, maka
hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Untuk menentukan
reliabilitas soal pilihan ganda digunakan rumus KR-20, yaitu:21
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet.7, hlm 79.
21
(
)
2∑
x = kuadrat dari jumlah skorN = jumlah peserta
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir pertanyaan
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
( q = 1 – p)
s = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r
product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5% . Jika r11>
tabel
r
maka item tes yang diujicobakan reliabel.3) Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta
didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus
asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat
digunakan rumus:
JS B P=
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.
Adapun indeks kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai
berikut: 22
22
Besarnya P Interpretasi
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Cukup (sedang)
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
Indek kesukaran di atas dapat diartikan bahwa soal dengan P =
0,70 lebih mudah jika di bandingkan dengan P = 0,20, sebaliknya
soal dengan P = 0,30 lebih sukar dari pada soal dengan P = 0,80.
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan
peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal yang baik adalah
soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang
berkemampuan tinggi saja. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seluruh peserta
didik yang ikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok pandai atau atas (upper group) dan kelompok bodoh atau
bawah (lower group).23
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi untuk butir soal
pilihan ganda adalah: 24
B B
A A
J
B
J
B
D
=
−
ൌ ܲെ ܲ
Keterangan:
D = daya pembeda soal
JA = jumlah peserta didik kelompok atas
JB = jumlah peserta didik kelompok bawah
23
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 211. 24
BA = jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.
BB = jumlah peserta didik kelompok bawah menjawab soal itu
dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah
PA =
benar (P = indeks kesukaran).
PB =
B B
J B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
benar (P = indeks kesukaran)
Cara menafsirkan daya beda menurut adalah:25
Besarnya DB Klasifikasi
Kurang dari 0,20 Poor (jelek)
0 − Satisfactory (cukup)
70
0 − Exellent (baik sekali)
Bertanda negatif Butir soal dibuang
3. Analisis Data Tahap Akhir
Analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan
dalam suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk mengetahui
hasil belajar matematika peserta didik yang lebih baik antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan
distribusi data nilai tes kelompok eksperimen dan kelompok
25
kontrol. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat
dengan hipotesis statistik sebagai berikut.
Hipotesis:
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal dengan rumus:
Kriteria pengujian tolak Ho jika ߯
߯
dengan taraf signifikan 5% dan dk = k – 1.26
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi
bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau
homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik t yang
akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas
dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai
varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji
homogenitas adalah sebagai berikut.
dengan rumus:
dengan
= banyaknya peserta sample ke-i
K = banyaknya kelompok sampel
Dengan taraf nyata 5%, tolak hipotesis jika
dimana didapat dari daftar distribusi
chi-kuadrat dengan peluang (1 ) dan dk = ( 1).29 Untuk
menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut.
Untuk menguji kedua varians tersebut sama atau tidak maka
Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan = 5 % dengan
dk pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk
penyebut = banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika
maka Ho diterima.30 Berarti kedua kelompok
tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka
dilaksanakan tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data
yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian,
yaitu hipotesis diterima atau ditolak. Uji hipotesis ini menggunakan
rumust− test dengan ketentuan sebagai berikut:
28
Sudjana, Metode Statistika, hlm. 263 29
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, hlm. 191-194. 30
1) Jika varians kedua kelas sama (σ12=σ22), rumus yang
dengan menggunakan Blok Aljabar.
µ2 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIII yang diajar
tanpa menggunakan Blok Aljabar
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
x : skor rata-rata dari kelompok eksperimen
2
x : skor rata-rata dari kelompok kontrol.
n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol
2 1
s
: varians kelompok eksperimenKriteria pengujian: H0 diterima jika ௧௨ ௧
x : skor rata-rata dari kelompok eksperimen
2
x : skor rata-rata dari kelompok kontrol.
n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol
2 1
s
: varians kelompok eksperimen2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Sebagaimana dijabarkan pada bab-bab sebelumnya bahwa dalam
proses pengumpulan data, penulis menggunakan metode dokumentasi dan
metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar peserta didik. Sedangkan
metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kelas kontrol
dan kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang berbeda.
Secara rinci data hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut.
1. Instrumen Tes dan Analisis Butir Soal Instrumen
Sebelum instrumen tes digunakan untuk memperoleh data
kemampuan matematis peserta didik, perlu dilakukan beberapa langkah
supaya mendapatkan instrument yang baik. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut.
a. Mengadakan Pembatasan Materi yang Diujikan
Dalam penelitian ini materi yang diujikan adalah materi pokok
Faktorisasi Suku Aljabar yang meliputi: (1) Pengertian Koefisien,
Variabel, Konstanta, dan Suku; (2) Operasi Hitung pada Bentuk
Aljabar; dan (3) Pemfaktoran Bentuk Aljabar.
b. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi instrumen atau tes uji coba dapat dilihat pada tabel di
lampiran 6.
c. Menentukan Waktu yang Disediakan
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal-soal uji coba
tersebut selama 80 menit dengan jumlah soal 25 yang berbentuk
pilihan ganda dapat dilihat pada lampiran 7.
d. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen diberikan pada kelompok eksperimen