• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTA"

Copied!
257
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL

BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

DESI SETIANI

7101410233

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankandi depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri Semarang pada :

Hari : Tanggal :

Penguji 1

Dra. Sri Kustini

NIP. 195003041979032001

Penguji 2 Penguji 3

Lyna Latifah, S.Pd, S.E, M.Si Dra. Margunani, M.P NIP. 197909232008122001 NIP.195073181986012001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)
(5)

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2014

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Sebab sesungguhnya beserta (sehabis) kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya beserta (sehabis) kesulitan ada kemudahan ( Al Insyiroh :5-6)

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang (Nabi

Muhammad SAW)

Jangan bersedih, Allah bersama kita (At Taubah:40)

Persembahan

Alhamdulillah, skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT dan sekaligus ungkapan terima kasihku kepada :

Bapakku Tukiman H.S dan Ibuku Supiyah yang sangat

kucintai, terima kasih untuk setiap tetes keringat, doa, semangat dan kasih sayang yang dicurahkan untukku.

Kakakku tersayang Indry Setiani, terima kasih atas

semangat, doa dan pengorbanan yang tidak sedikit untukku.

(7)

vii

PRAKATA

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang” ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi, penyusun memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang;

2. Dr. S. Martono, M. Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberi kesempatan untuk menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang;

3. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si., Pembantu Dekan bidang Akademik yang telah memberikan ijin penelitian;

4. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah berkenan untuk mengesahkan proposal skripsi dan skripsi;

(8)

viii

6. Dra. Sri Kustini selaku dosen penguji 1 yang telah memberikan saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini;

7. Lyna Latifah, S.Pd, S.E, M.Si selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini;

8. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Semarang, Drs. Waino S, S.Pd, M.Pd., yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan membantu terlaksananya penelitian ini;

9. Dra. Rahayu Widjajati, M.Pd dan Dra. Elizabeth S.M, M.Si selaku Guru Ekonomi dan Akuntansi yang telah membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini beserta seluruh staff SMA Negeri 2 Semarang; 10. Siswa-siswi kelas XI IPS SMA N 2 Semarang TA 2013/2014 yang telah

bersedia menjadi responden dalam pengisian angket dan pengambilan data;

11. Arya Yogatama untuk segala yang telah diberikan,suka duka, dan dorongannya selama ini;

12. Sahabat-sahabat tersayang yang telah membantuku secara langsung maupun tidak langsung, all member of BC Family,teman-teman Pendidikan Ekonomi (Akuntansi) 2010 dan teman-teman di Wisma Mulya; 13. Seluruh pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan

skripsi ini.

(9)

ix

Semarang, Agustus 2014

(10)

x

SARI

Setiani, Desi. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Ekonomi Siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi FE Universitas Negeri Semarang. Dra. Margunani, M.P.

Kata Kunci: Analisis Faktor, Hasil Belajar, Hasil Belajar Ekonomi

Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku yang relatif permanen pada orang yang telah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar ekonomi adalah proses perubahan tingkah laku pada seseorang akibat adanya interaksi dalam lingkungannya dan pengalaman yang telah dilaluinya dalam hal pengukuran atau perumusan akhir oleh guru yang terkait dengan mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan observasi yang dilakukan sebelumnya, penyusun menemukan bahwa siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang masih memiliki nilai rata-rata di bawah standar padahal SMA Negeri 2 Semarang termasuk dalam sekolah unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dan faktor paling dominan yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri Semarang.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Semarang. Seluruh populasi yaitu kelas XI IPS dijadikan responden sejumlah 85 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa sejumlah 32 faktor. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan angket/kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan analisis faktor.

Berdasarkan hasil pengujian analisis faktor terdapat 9 kelompok faktor yang terbentuk yaitu: (1) Kondisi Psikologis; (2) Sumber Belajar; (3) Lingkungan Belajar di Sekolah; (4) Dukungan Orang Tua; (5) Cara Belajar; (6) Gangguan Belajar; (7) Lingkungan Keluarga; (8) Lingkungan Masyarakat dan (9) Kondisi Fisiologis. Dari sembilan kelompok faktor yang terbentuk, faktor kondisi psikologis siswa adalah faktor paling dominan mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

(11)

xi

ABSTRACT

Setiani, Desi. The Analysis of Factors Which Are Influence Student’s Economics Learning Outcomes Class XI Social of SMA Negeri 2 Semarang . Final Project. Economics Education Departement Economic Faculty Semarang State University. Dra. Margunani, M.P.

Key words: Economics Learning Outcome, Factor Analysis, Learning Outcome,

Learning outcome is student’s ability after accepted of studied. Learning outcome is shown by behaviour’s changing which is permanent relative to students who studied. Economics learning outcome is process of behaviour’s changing to student result of interaction in environment and experienced in measuring and evaluating by economics teacher. Based on observation, writer known that student’s learning outcomes aren’t optimal because there are >25% of students have value is less than 76 (minimal standard value). This research is purposed to know factors which influenced student’s economic learning outcomes of grade XI social of SMA Negeri 2 Semarang.

Research is held at SMA Negeri 2 Semarang. All students of population is being respondent which are student grade XI social are 85 students. Variabel of this research are factors who influenced student’s economic learning outcomes is 32 factors. Data accumulation methode are observation and questionnaire. Data analysis which used are presentation descriptive analysis and factor analysis.

Based on result of testing factors analysis, there are 9 groups of factor that are: (1) Psychology; (2) Learning Sources; (3) School Environment; (4) Parent’s Support; (5) Learning Style; (6) Learning Disturbance; (7) Family Environment; (8) Society Environment; and (9) Physiology. From 9 groups of factor, the student’s psychology is the most factor which influenced economics learning Outcomes and the weakest factor which influenced is physiology.

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI .... ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

1.4.1. Manfaat Teoritis ... 10

1.4.2. Manfaat Praktis ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 12

2.2 Hasil Belajar Ekonomi ... 13

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar ... 13

2.2.2 Hasil Belajar Ekonomi ... 15

2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi... 16

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18

2.5 Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 56

(13)

xiii

3.3 Variabel Penelitian ... 57

3.3.1 Faktor Internal ... 57

3.3.2. Faktor Eksternal ... 59

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 61

3.4.1 Observasi ... 61

3.4.2 Angket/Kuesioner ... 61

3.5 Validitas dan Reliabilitas ... 63

3.5.1 Validitas ... 63

3.5.2 Reliabilitas ... 64

3.6 Metode Analisis Data ... 66

3.6.1 Analisis Faktor ... 66

3.6.2 Analisis Deskriptif Persentase ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Hasil Penelitian ... 71

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 71

4.1.2 Hasil Penelitian ... 71

4.1.2.1 Analisis Faktor ... 71

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Persentase ... 80

4.2 Pembahasan ... 89

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 105

5.2 Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Nilai Ulangan Harian Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XII

IPS SMA N 2 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 ... 6

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 57

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba Penelitian 1 ... 63

Tabel 3.3 Hasil Uji Reabilitas Soal Uji Coba Penelitian 1 ... 65

Tabel 3.4 Hasil Uji Reabilitas Uji Coba Penelitian II ... 65

Tabel 3.5 Kriteria Deskriptif Presentase ... 69

Tabel 4.1 Faktor-Faktor yang Direduksi ... 78

Tabel 4.2 Hasil Analisis Faktor ... 78

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Kondisi Psikologis Siswa ... 81

Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Sumber Belajar ... 82

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Lingkungan Sekolah ... 83

Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Dukungan Orang Tua ... 84

Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Cara Belajar ... 85

Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Gangguan Belajar ... 86

Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Lingkungan Keluarga ... 87

Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Lingkungan Masyarakat ... 87

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen ... 112

Lampiran 2 Angket Uji Coba Instrumen ... 114

Lampiran 3 Angket Penelitian ... 126

Lampiran 4 Hasil Uji Penelitian ... 137

Lampiran 5 Data Responden Uji Coba ... 140

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas ... 141

Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas ... 160

Lampiran 8 Nama Responden Penelitian ... 164

Lampiran 9 Tabulasi Data Penelitian ... 167

Lampiran 10 Hasil Analisis Faktor ... 183

Lampiran 11 Hasil Analisis Deskriptif Persentase ... 224

Lampiran 12 Daftar Nilai Siswa ... 238

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan guna menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan dimulai sejak lahir dan berlangsung seumur hidup.Pendidikan merupakan jantungnya kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi sebagai pembentuk karakteristik dan perilaku manusia. Pendidikan akan mempengaruhi peran manusia tersebut dalam suatu bangsa. Seperti yang tercantum dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan potensi dalam diri siswa agar agar mempunyai keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.

(17)

dapat juga dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang yang berusaha memaksimalkan keterampilan seseorang.

Dewasa ini, jalur pendidikan yang paling diketahui secara umum dan terkenal adalah pendidikan formal. Pendidikan formal dilakukan di sekolah dengan pembagian jenjang yaitu sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA). Sekolah adalah tempat siswa dipersiapkan untuk mengembangkan potensi akademiknya untuk mencapai kompetensi yang sudah ditentukan dalam indikator tingkat pencapaian siswa. Sekolah sesungguhnya merupakan sebuah lembaga sosial yang diharapkan berfungsi sebagai pembentuk insan yang berbudaya melalui proses pembudayaan nilai – nilai baik akademik maupun non akademik melalui kegiatan belajar.

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2010:2). Sedangkan menurut konsep kurikulum berbasis kompetensi, belajar merupakan perubahan dari tidak bisa menjadi bisa. Dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013, belajar harus dipandang sebagai aktivitas psikologis yang memerlukan dorongan dari luar (Mulyasa, 2013:107).

Setelah terjadi proses belajar tersebut, terciptalah hasil belajar. Konsep hasil belajar dan prestasi belajar disamakan dalam Kurikulum 2013. Dalam buku “ Implementasi dan Pengembangan Kurikulum 2013” menyatakan

(18)

kegiatan belajar (Mulyasa, 2013:189). Dalam buku ini, Mulyasa menyamakan arti antara prestasi belajar dengan hasil belajar. Sudjana (2010:22) menyebutkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006:125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Makmun dalam Mulyasa (2013), ciri-ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah bersifat intensional, positif dan efektif. Perubahan perilaku hasil belajar bersifat intensional artinya pengalaman atau praktek latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukan bukan secara kebetulan. Selanjutnya, perubahan bersifat positif artinya sesuai dengan yang diharapkan (normatif), atau kriteria keberhasilan (criteria of succes), baik dipandang sebagai dari segi siswa maupun dari segi guru.

(19)

penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar mutlak dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada atau norma-norma yang telah ditetapkan.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor ekstern maupun faktor ekstern. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar menurut Slameto (2010:54) adalah yaitu faktor ekstern terdiri dari : a) lingkungan keluarga, b) lingkungan sekolah dan c) lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor intern yang mempengaruhi adalah meliputi : faktor jasmaniah (a) kesehatan dan(b) cacat tubuh dan faktor psikologisme (a) kecerdasan, (b) bakat, (c) minat, (d) motivasi, (e) kematangan, (f) kesiapan, (g) kelelahan dan (h) perhatian. Dimyati (2002:238) membagi menjadi dua faktor yaitu faktor intern yang terdiri dari sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar, cita-cita siswa, inteligensi serta keberhasilan belajar dan faktor eksternal yaitu guru sebagai pembina siswa belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.

(20)

pelajaran Ekonomi yang merupakan salah satu mata pelajaran ujian nasional di sekolah menengah atas. Akuntansi merupakan perhitungan real yang harus melalui proses terus menerus dan berkesinambungan, sehingga siswa membutuhkan konsentrasi yang tinggi dari awal sampai akhir pembelajaran untuk mendapatkan hasil perhitungan yang sesuai dan seimbang.

(21)

sedangkan untuk semester genap yaitu 7 jam pelajaran dalam seminggu. Walaupun sudah cukup banyak jam mata pelajaran Ekonomi Akuntansi tetapi masih saja ada siswa yang belum menguasainya secara sempurna. Kesalahan biasanya terjadi di tengah perhitungan yang tidak disadari siswa dan baru diketahui di akhir proses perhitungan yang didapatkan hasilnya tidak seimbang.

Berikut adalah daftar nilai dari kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang

Tabel 1.1 Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI IPS

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas

Jumlah Siswa

Tuntas Tidak Tuntas

>76 Prosentase <76 Prosentase

XI IS 1 30 19 61,29% 11 38,71%

XI IS 2 30 24 77,41% 6 22,59%

XI IS 3 25 20 83,33% 5 16,67%

Jumlah 85 63 74,01% 22 25,99%

Sumber : Data Nilai Siswa Kelas XI IPS Tahun 2013/2014

(22)

(83,33%) dan 5 siswa yang tidak tuntas (16,67%).Dari daftar prosentase nilai kelas XI IPS tersebut sudah dapat diketahui bahwa dari 86 siswa hanya ada 74,01% yang tuntas yaitu 63 siswa dan sisanya 25,99% siswa tidak tuntas yaitu 22 siswa. Batas tuntas individu untuk mata pelajaran Ekonomi Akuntansi adalah 76. Dari data tersebut di atas, kita dapat melihat masih ada masalah yang terjadi.

Berdasarkan teori belajar tuntas menurut Mulyasa (2013:130), seorang siswa dipandang telah menyelesaikan, menguasai kompetensi dan karakter atau mencapai tujuan pembelajaran jika sekurang-kurangnya 85% jumlah siswa yang ada di kelas tersebut tuntas . Artinya untuk SMA Negeri 2 Semarang dengan jumlah siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah 85 siswa, sekurang-kurangnya 85% siswa yaitu 73 siswa harus tuntas mendapatkan nilai akhir lebih dari 76.

(23)

di SMA Negeri 2 Semarang ini mempunyai kemungkinan besar berbeda dengan faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar di sekolah lain yang sudah diteliti sebelumnya.

Menurut Maftukhah (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar IPS terpadu kelas VII di SMP Negeri 1 Plantungan Kabupaten Kendal” menyimpulkan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu kemampuan siswa, kemampuan guru, sarana sekolah, dukungan sekolah dan dukungan guru dengan faktor kemampuan siswa adalah faktor penghambat paling dominan.

Joseph Muvawala (2012) menyebutkan bahwa penyediaan buku teks, frekuensi inspeksi, jumlah guru, pelatihan guru, dan proxy untuk lingkungan sekolah memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Rustiyana (2009) mengemukakan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor keluarga (23,04%). Muktiari (2009) pun menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa faktor kepedulian keluarga memegang pengaruh utama dalam membantu mengatasi kesulitan belajar siswa.

Berbeda dengan hasil penelitian oleh Karmiyati (2011) menyatakan bahwa faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS SMA N 1 Purwareja Klampok adalah kondisi intern siswa.

(24)

dikhususkan yaitu faktor perhatian orang tua memiliki peranan kunci terhadap kemandirian belajar Akuntansi siswa.

Herawati (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa adalah motivasi, lingkungan sosial, psikologi, dan faktor IQ.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi yaitu :

“ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL

BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2

SEMARANG“

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian adalah :

1. Faktor – faktor apakah yang mempengaruhihasil belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang?

2. Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu :

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi dunia pendidikan dan para pelakunya.

b. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu acuan peneliti yang nantinya akan menjadi guru untuk lebih memahami karakteristik dan kemampuan siswa untuk memaksimalkan potensi dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui faktor – faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar dan dapat memaksimalkan faktor yang ada dalam diri siswa tersebut agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai masukan untuk memaksimalkan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar Akuntansi yang berasal dari guru agar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

(26)
(27)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dan interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertiannya dengan belajar adalah (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan (6) perubahan mencakup aspek tingkah laku.

Menurut Rifa’i dan Catharina (2012:66) belajar adalah proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Morgan dalam Purwanto (2007:84) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Aspek perubahan tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sedangkan Chronbach dalam Suryabrata (2012:231) menyatakan “learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

(28)

activity originates or is changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from change by factors not attributable to training.”

De Houwer and Moors (2013:632) mengemukakan bahwa belajar didefinisikan secara fungsional sebagai perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman atau secara mekanis sebagai perubahan dalam organisme yang dihasilkan dari pengalaman.

Learning is the process by which a relatively stable modification in stimulus-response relations is developed as a consequence of functional environmental interaction via the senses.Belajar adalah proses perubahan yang relatif stabil dalam hubungan stimulus-respon dikembangkan sebagai konsekuensi dari interaksi lingkungan fungsional melalui indra (Lachman, 1997:478)

Jadi berdasarkan definisi di atas, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku baik apa yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan pengalaman yang telah didapatkannya

2.2 Hasil Belajar Ekonomi

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar

(29)

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Menurut Hill (2012:53) menyebutkan “Assessing learning outcomes is

an integral component to ensure that quality learning is occurring” yang berarti bahwa hasil belajar adalah kesatuan komponen untuk memastikan bahwa kualitas pembelajaran telah terjadi. Dimyati (2006:3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Menurut Bloom dalam Suprijono (2010:6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organizating (organisasi), caracterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized.

(30)

Learning Outcome illustrates the stages ofinterdisciplinary knowledge integration and explains corresponding patterns of learners’ intellectual functioning, from acquisition of single -subject information to transfer ofinterdisciplinary knowledge to other topics, issues, or problems. Hasil belajar mencerminkan tahapan integrasi pengetahuan interdiplin dan menjelaskan tujuan pola dari fungsi intelektual pembelajar, dari perolehan informasi tunggal ditransfer untuk pengetahuan topik, isu atau masalah lain.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diambil simpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang didapatkan dari pengalaman yang mempunyai beberapa tahapan yang kemudian mencerminkan kualitas pembelajaran yang telah terjadi. Adapun uraian tersebut sesuai dengan teori menurut Gagne dalam Suprijono (2010:5) yang menyebutkan hasil belajar yang sesuai adalah berupa: (1) informasi verbal, (2) keterampilan intelektual, (3) strategi kognitif, (4) ketrampilan motorik dan (5) sikap.

2.2.2 Hasil Belajar Ekonomi

(31)

Interaksi Sosial dan (4) Equilibration (proses dari ketiga faktor bersama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).

2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata oikos dan nomos. Oikos artinya rumah tangga dan nomos artinya aturan. Jika kata tersebut digabungkan menjadi oikonomia yang artinya adalah aturan rumah tangga.

Menurut Paul A. Samuelson seorang ahli ekonomi mengemukakan bahwa ilmu ekonomi sebagai suatu study tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditas dan penyalurannya, baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok dalam suatu masyarakat. Ilmu Ekonomi merupakan ilmu yang memusatkan perhatiannya pada ketiga proses kegiatan ekonomi pokok beserta pihak-pihak yang bersangkutan dengan kegiatan-kegiatan tersebut (Boediono, 2012:2).

(32)

Sekolah Menengah Atas, Ekonomi diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran pilihan pada kelompok Peminatan Ilmu Sosial. Karakteristik bidang studi ekonomi sebagaimana dijelaskan dalam pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian mata pelajaran Ekonomi adalah sebagai berikut :

1. Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata.

2. Mata pelajaran ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional.

3. Umumnya analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode pemecahan masalah.

4. Metode pemecahan masalah cocok untuk digunakan dalam analisi ekonomi sebab objek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar ekonomi

5. Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik.

6. Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuasan kebutuhan manusia

(33)

Di tingkat menengah atas tepatnya sejak kelas XI, mata pelajaran ekonomi digolongkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi dan akuntansi. Ilmu ekonomi mempelajari mengenai teori-teori ekonomi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari maupun kaitannya dengan pemerintah sedangkan akuntansi mempelajari mengenai siklus akuntansi yang benar. Tujuan mata pelajaran akuntansi di SMA/MA adalah membekali lulusan dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka (siswa) menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang (Depdiknas, 2003:5).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa mata pelajaran ekonomi adalah ilmu untuk memilih penggunaan barang/jasa dengan berbagai pertimbangan untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari barang/jasa tersebut. Dalam kaitannya dengan akuntansi, akuntansi adalah ilmu menghitung runtut yang saling berkaitan dan mampu memberikan kontribusi pada keadaan ekonomi yang secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan pengaruh kepada sebagian atau seluruh orang.

2.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(34)

a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

b.Inteligensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan (psikis) ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.

c. Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati. Motivasi berbeda dengan minat, ia adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan.

d. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) yang mempengaruhi hasil belajar adalah :

(35)

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendah pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

b.Sekolah

Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan failitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

c. Masyarakat

Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, teruatama anak-anaknya bersekolah tinggi dan moralnya baik akan mendorong anak lebih giat belajar.

d. Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya sangat mempengaruhi hasil belajar anak.

(36)

(3) faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari (1) Faktor keluarga (2)faktor sekolah, dan (3) Faktor masyarakat.

Faktor-faktor belajar menurut Dimyati (2006:238) dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern terdiri dari sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar, cita-cita siswa, inteligensi dan keberhasilan belajar. Faktor ekstern meliputi guru sebagai pembina siswa belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan siswa di sekolah dan kuriku\lum sekolah.

Sedangkan menurut Purwanto (2007:102) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu : 1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual, dan (2) faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial.

Selanjutnya menurut Noehi Nasution dalam Djamarah (2008:176) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :

(37)

2. Faktor dari dalam yaitu: faktor psikologis dan fisiologis. Faktor psikologis meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Faktor fisiologis meliputi kondisi fisiologis dan kondisi panca indera.

Berdasarkan jurnal dari Muvawala (2012:47) menyebutkan bahwa (a) penyediaan buku teks,(b) frekuensi inspeksi,(c) jumlah guru,(d) pelatihan guru, dan (e) proxy untuk lingkungan sekolah sangat berperan dalam peningkatan hasil belajar di sekolah.

Sedangkan meenurut Self and Schraeder (2012:27) mengatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil belajar pada individu adalah (1) jumlah siswa dalam kelas/kumpulan, (2) dinamika kelas, (3) pengaruh musim, dan (4) faktor eksternal.

Berdasarkan keterangan tersebut di atas, kita dapat mengetahui bahwa faktor-faktor dominan yang mempengaruhi hasil belajar yang didapatkan tergantung faktor yang berasal dari dalam diri maupun luar siswa. Adapun faktor-faktor tersebut memberikan kontribusi yang berbeda pada hasil belajar tiap individu.

2.5 Kerangka Berpikir

(38)

proses belajar ini adalah hasil belajar. Hasil belajar menurut Rifa’i (2009:85) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Sedangkan menurut Suprijono (2010:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Menurut H. W Arndt dan Gerardo P Sicat dalam Sumaadmadja (2001), ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan.

Menurut Suryabrata (2012:297) mengartikan bahwa hasil belajar ekonomi sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau hasil belajar ekonomi siswa selama waktu tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi adalah proses perubahan tingkah laku pada seseorang akibat adanya interaksi dalam lingkungannya dan pengalaman yang telah dilaluinya dalam hal pengukuran atau perumusan akhir oleh guru yang terkait dengan mata pelajaran ekonomi dalam periode tertentu.

(39)

lain menurut Slameto (2010:59) adalah faktor kelelahan. Kelelahan terbagi menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan rohani.

Selain faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), terdapat juga faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari luar siswa dibagi menjadi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

(40)

di SMA N 2 Semarang sehingga dapat ditemukan solusi untuk mengoptimalkan hasil belajar akuntansi siswa tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, secara lebih detail kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor internal terbagi menjadi tiga faktor utama yaitu faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

a. Faktor Fisiologis

Fisiologis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik siswa. Indikator faktor fisiologis adalah :

 Kesehatan Jasmani

Kesegaran jasmani ialah keadaan kardiovaskuler baik, memiliki kekuatan otot, daya tahan dan kelentukan yang baik serta perbandingan lemak tubuh seimbang. Hal yang sama dikemukakan oleh Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Kesehatan jasmani adalah aspek-aspek kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupannya.

(41)

siswa yang sering tidak masuk dikarenakan sakit atau mengalami kesehatan jasmani yang buruk.

 Kesehatan Rohani

Kesehatan rohani adalah faktor dari diri siswa yang berkaitan dengan kesehatan batin, kenyamanan dan ketenangan siswa dalam keseharian siswa terutama dalam belajar pada khususnya. Siswa yang memiliki kesehatan rohani yang baik akan lebih tenang dalam menghadapi kesulitan belajar dan berusaha untuk mencari jalan keluar dengan baik dan siswa tersebut berpotensi untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang sering merasa gelisah dan panik dalam proses belajar maupun pengambilan nilai hasil belajar.

 Gangguan Kesehatan

Learning disabilities involve a wide range of problems with oral and written language, reading, and mathematics. This can include problems with speech, reading, writing, spelling, mathematical calculations, and comprehension thinking, and reasoning. Gangguan kesehatan terkait dengan sejumlah masalah dengan kemampuan bicara dan menulis, membaca dan matematik. Termasuk masalah dengan pidato, membaca, menulis, mengeja, perhitungan matematik dan kemampuan berpikir dan menyatakan alasan ( Levin, 2008)

(42)

belajar maupun pengambilan nilai hasil belajar. Selain itu, gangguan kesehatan juga berkaitan dengan catatan kehadiran siswa. Semakin sering siswa tidak mengikuti pelajaran karena sakit atau gangguan kesehatan maka siswa akan semakin tertinggal dalam pelajaran dan akan berakibat buruk bagi hasil belajar yang didapatkan siswa.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari kondisi kejiwaan individu. Faktor psikologis meliputi: inteligensi, minat, motivasi, perhatian, kesiapan, kematangan, cara belajar dan kelengkapan buku catatan.

 Inteligensi

Slameto (2010:56) menyatakan inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. Purwanto (2007:52) menyatakan intelijensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.. Selanjutnya Slameto (2010:56) berpendapat bahwa seseorang yang mempunyai tingkat inteligensi lebih tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi rendah.

 Minat

(43)

Sedangkan menurut Syah (2008:136) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Slameto (2010:57) menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki minat yang tinggi memiliki kecenderungan untuk memperhatikan suatu objek, hal, maupun kegiatan yang diikuti oleh perasaan senang dan terdapat kepuasaan pada saat melakukan.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui minat adalah kecenderungan atau penggerak seseorang untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan kepuasan pada dirinya setelah melakukan. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu akan membuat siswa tersebut senang dan puas jika melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran Ekonomi Akuntansi mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yng tidak memiliki minat pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi tersebut. Dikarenakan siswa yang memiliki minat yang pada pelajaran Ekonomi Akuntansi tersebut, semakin menghadapi soal yang sangat sulit dan membingungkan siswa tersebut justru akan semakin tertantang untuk menyelesaikan soal tersebut dan puas jika sudah selesai dan menemukan jawaban yang tepat sehingga siswa terpacu untuk belajar dan belajar lagi pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi.

 Motivasi

(44)

dengan timbulnya perasaan dan reaksi mencapai tujuan. Sartai dalam Purwanto (2007:61) mendefinisikan motivasi sebagai suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Menurut Suryabrata (2012:70) motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Menurut Yamin (2007:219) motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman.

Motivasi dibagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya baik lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun teman sebaya. Motivasi yang paling baik adalah motivasi yang berasal dari diri sendiri (intrinsik) karena jika sudah memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu maka seseorang tersebut akan mengusahakan dengan segala cara untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu yang diinginkan.

(45)

 Perhatian

Perhatian menurut Suryabrata (2012: 14) perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Menurut Slameto (2010: 105) perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Perhatian berdasarkan intensitasnya dibagi menjadi dua yaitu (1) Perhatian Intensif dan (2) Perhatian Tidak Intensif. Perhatian intensif yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin. Sedangkan perhatian tidak intensif adalah perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang mnyertai aktivitas.

Berdasarkan penjelasan di atas, perhatian mempunyai arti pemusatan konsentrasi dari aktivitas yang dilakukan individu yang berhubungan dengan rangsangan dari lingkungannya.

 Kesiapan

(46)

kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan”. Sedangkan menurut Hamalik (2008:94) kesiapan adalah tingkatan atau keadaaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional.

Jadi, kesiapan adalah kemampuan individu baik secara fisiologis maupun psikologis untuk melakukan aktivitas/kegiatan tertentu. Kesiapan siswa dalam proses belajar cukup penting dalam mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa. Siswa yang memiliki kesiapan dalam proses belajar Ekonomi Akuntansi dibuktikan dengan membawa segala buku dan alat tulis yang digunakan dalam pembelajaran dan tidak ada alasan untuk tidak membawa peralatan tersebut. Kelengkapan peralatan sekolah dalam proses belajar siswa akan memudahkan siswa untuk belajar dan mempraktekkan ilmu Ekonomi Akuntansi yang didapatkan di kelas secara maksimal sehingga berpeluang untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak memiliki kesiapan dalam proses belajar tersebut.

 Kematangan

(47)

dan kesiapan susunan saraf. Menurut Desmita (2009:7) mengartikan kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Sedangkan menurut Slameto (2010:58) kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap melakukan kecakapan baru.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan dari beberapa definisi diatas bahwa kematangan (maturation) adalah kemampuan jasmani atau fisiologis individu yang berkaitan dan perkembangan tingkah laku individu tersebut termasuk siap untuk mendapatkan kecakapan dan keterampilan baru. Siswa yang mempunyai kematangan dalam belajar, contoh sederhananya sudah menyiapkan dan mempelajari materi yang dibahas pada malam hari sebelum materi tersebut diajarkan di sekolah sehingga siswa tersebut sudah memiliki pertanyaan jika ada yang belum jelas, sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa tersebut. Semakin siswa matang dalam proses belajar maka belajarnya bukan hanya menghafal tetapi memahami materi pelajaran maka hasil belajarnya pun berpeluang mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang lainnya.

 Cara Belajar

(48)

mencatat, membuat ringkasan, apa yang seharusnya dicatat, dan lain-lain. Banyak siswa yang gagal dalam mendapatkan hasil belajar yang diharapkan dikarenakan menerapkan cara belajar yang salah dan tidak efisien yaitu hanya menghapal bukan memahami. Menurut Slameto (2010:74) cara belajar yang baik harus memperhatikan beberapa hal berikut ini: (1) Kondisi internal yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, status, self-actualisation, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik; (2) kondisi eksternal dan (3) strategi belajar. Cara belajar yang efisien yang berpeluang untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan adalah yang pertama dengan

mencegah “cramming”. Cramming merupakan kebiasaan yang sering

dilakukan oleh siswa saat ini yaitu menumpuk tugas yang diberikan dan dikerjakan saat waktu sudah mepet. Ini jelas tidak baik karena tugas yang dikerjakan pada waktu yang minimal maka kemungkinan tugas tersebut benar dan sesuai juga kecil karena dikerjakan dengan buru-buru. Kedua, dengan membuat catatan kecil. Catatan kecil berbeda dengan catatan yang ditulis saat proses belajar mengajar. Catatan kecil ini merupakan outline atau ringkasan dari materi-materi yang telah dipelajari dan dibuat dengan tujuan lebih mudah dalam memahami dan dapat diulangi dimana dan kapan saja sehingga siswa lebih memahami materi tersebut.

(49)

 Kelengkapan Buku Catatan

Menurut Yamin (2007:151), kesuksesan bproses pembelajaran akan ditunjang oleh beberapa faktor, diantaranya adalah (1) membuat catatan yang baik, (2) menyusun ringkasan hasil belajar yang lengkap dam (3) membuat laporan. Buku catatan yang dimiliki siswa berisi informasi yang penting mengenai materi yang telah diajarkan oleh guru dalam kelas. Buku catatan pasti dimiliki oleh setiap siswa, tetapi yang membedakan adalah kelengkapan catatan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Siswa yang rajin biasanya memiliki catatan yang lengkap dan berisi hal-hal yang penting, sebaliknya siswa yang sering hanya pura-pura diam dan mendengarkan di kelas biasanya saat buku catatannya diperiksa banyak ditemukan kekurangan dan tidak ada hal-hal penting yang seharusnya dicatat. Siswa yang memiliki catatan yang lengkap akan dapat belajar dengan baik dan aman tanpa harus membuang waktu untuk meminjam catatan teman lain, sehingga belajarnya benar-benar maksimal dan berkualitas.

c. Faktor Kelelahan

(50)

menghasilkan sesuatu hilang, ditandai dengan hilangnya konsentrasi dan lama-kelamaan menjadi sakit kepala.

Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kelelahan mempengaruhi proses belajar siswa yang berakibat pada hasil belajar yang akhirnya didapatkan siswa. Sehingga harus diusahakan dengan segala cara agar siswa jangan sampai mengalam kelelahan baik jasmani dan rohani, karena jika siswa sudah mengalam kelelahan jangankan untuk berkonsentrasi dalam belajar, untuk tetap berada di kelas saja mungkin siswa sudah tidak mau dan justru memberikan siswa alasan untuk bolos dari proses belajar. Oleh karena itu, guru harus mampu menguasai keterampilan mengelola kelas agar tidak membuat siswa merasa mengalami kelelahan baik jasmani maupun rohani dan terus berusaha meningkatkan semangat siswa.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa. Faktor Eksternal terdiri dari: (a) Lingkungan Keluarga, (b) Lingkungan Sekolah dan (c) Lingkungan Masyarakat.

a. Lingkungan Keluarga

M.I. Soelaeman dalam Yusuf (2009:35) mengemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian keluarga, yaitu:

(51)

keturunan yang dapat dibandingkan dengan “clan” atau marga; b)

dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak.

2) Maciver menyebutkan lima ciri khas keluarga yang umum terdapat dimana-mana, yaitu a) hubungan berpasangan kedua jenis, b) perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengokohkan hubungan tersebut, c) pengakuan akan keturunan, d) kehidupan ekonomis yang diselenggarakan dan dinikmati bersama, dan e) kehidupan berumah tangga.

Sedangkan menurut Sigelman & Shaffer dalam Yusuf (2009:36) berpendapat bahwa “keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat

universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sisitem sosial yang lebih besar”.

Lingkungan keluarga dapat dilihat dengan indikator-indikator di bawah ini :

 Cara Orang Tua Mendidik

(52)

Cara orang tua mendidik dapat disebutkan juga pola asuh orang tua. Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu “pola” dan “asuh”. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2007) , “pola” berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan “asuh” adalahmenjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu; melatih dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga.

Menurut Yusuf (2009:39), fungsi keluarga dalam pendidikan adalah menyangkut penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya, dan keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa cara orang tua mendidik sangat mempengaruhi tingkah laku baik dalam kelas maupun keseharian sehingga cara orang tua mendidik tersebut diharapkan tidak menggunakan cara otoriter karena dengan cara tersebut dapat membentuk anak menjadi pribadi yang keras dan suka memberontak. Sebaliknya, cara orang tua mendidik yang baik dan mendorong siswa dalam pendidikannya akan membuat siswa bersemangat dan terdorong untuk membanggakan oarng tuanya dengan cara mendapatkan hasil belajar yang baik.

 Relasi Antar Anggota Keluarga

(53)

Yusuf (2009:38) berpendapat bahwa hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian, pemahaman, respek, dan keinginan untuk menumbuhkembangkan anak yang dicintai. Keluarga yang hubungan antaranggotanya tidak harmonis, penuh konflik, atau gap communication dapat mengembangkan masalah-masalah kesehatan mental (mental illness) bagi anak.

Berkaitan dengan hubungan orang tua dengan anak yang sudah menginjak masa remaja, Desmita (2009:218-219) mengungkapkan bahwa keterikatan orang tua dengan remaja dapat membantu kompetensi sosial dan kesejahteraan sosialnya seperti tercermin dalam ciri-cirinya: harga diri, penyesuaian emosional dan kesehatan fisik.

(54)

 Suasana Rumah

Suasana rumah juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Suasana rumah dapat dilihat dari kondisi fisik rumah maupun kondisi saat berada di dalam rumah tersebut. Slameto (2010:63) menyatakan suasana rumah yang dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.

Suasana rumah yang mempunyai kondisi fisik kurang baik, contohnya atap yang sering bocor atau kurangnya jendela sehingga saat ada di dalam rumah terasa panas akan mengakibatkan anak tidak betah dan tidak konsentrasi untuk belajar di dalam rumah. Suasana rumah yang sering dijadikan tempat untuk acara keluarga besar, hajatan, dagang dll juga sering terjadi kekacauan dan keributan akan membuat anak tidak betah berada di rumah dan memilih untuk pergi keluar. Jika anak tidak bisa belajar tenang dan nyaman di rumahnya maka besar kemungkinan anak tidak bisa belajar maksimal karena jika anak belajar di rumah teman sebagai contohnya tidak mungkin akan setiap hari. Rumah seharusnya menjadi tempat dimana anak bebas berkreasi melakukan apa yang diinginkannya baik belajar maupun bermain. Oleh karena itu, peran bersama bagi keluarga untuk menciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram sehingga nyaman untuk belajar dan pada akhirnya mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.

 Keadaan Ekonomi Keluarga

(55)

terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Maslow juga menegaskan bahwa dalam upaya pemenuhan kebutuhan individu keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Maccoby & Mcloyd dalam Yusuf (2009:53) membandingkan orang tua kelas menengah dan atas dengan kelas bawah atau pekerja. Hasilnya menunjukkan bahwa orang tua kelas bawah cenderung: a) sangat menekankan kepatuhan dan respek terhadap otoritas, (b) lebih restrektif (keras) dan otoriter, (c) kurang bersikap hangat dan memberi kasih sayang kepada anak. Selanjutnya pengaruh keadaan ekonomi terhadap kepribadian remaja, adalah bahwa orang tua dari status ekonomi rendah cenderung lebih menekankan kepatuhan kepada figur-figur yang mempunyai otoritas; kelas menengah dan atas cenderung menekankan kepada pengembangan inisiatif, keingintahuan, dan kreativitas anak.

(56)

belajar yang lebih baik daripada siswa dari keluarga yang keadaan ekonominya kurang baik.

 Pengertian Orang Tua

Pengertian memiliki arti yang sama dengan “paham”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) arti dari paham adalah memiliki pengetahuan banyak, mengerti benar dan tahu benar. Dalam kaitannya dengan pengaruhnya kepada hasil belajar siswa, pengertian orang tua cukup mempengaruhi kenyamanan siswa dalam belajar. Anaka yang sedang belajar membutuhkan dorongan dan pengertian dari orang tua. Pengertian orang tua dalam hal ini dengan cara tidak membebani anak dengan tugas yang berat terutama saat anak sedang belajar. Saat anak mulai malas belajar, orang tua juga harus memberikan pengertian dengan bijaksana agar anak bersemangat kembali dalam belajar.

Siswa yang memiliki orang tua yang pengertian akan dikontrol dan diperhatikan serta merasa terbantu jika ada masalah karena orang tua senantiasa ada untuk berbagi cerita mengenai kehidupannya termasuk kesulitan dalam belajar untuk mendapatkan solusi. Sebaliknya, siswa yang orang tuanya tidak memiliki pengertian akan cenderung tidak peduli terhadap masalah dan kesulitan yang dialami anak sehingga anak merasa tidak perlu untuk belajar dan mendapatkan hasil belajar yang baik.

 Pandangan Orang Tua tentang Pendidikan

(57)

tinggi membuat orang tua memiliki harapan anak dapat memiliki pendidikan minimal setara dengan apa yang didapatkan orang tua bahkan berharap mendapat pendidikan yang lebih tinggi lagi. Slameto (2010:64) menyatakan “tingkat pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi sikap anak

dalam belajar.” Bagi siswa sendiri pun akan terdorong untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi daripada orang tuanya agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik daripada orang tua. Pandangan orang tua tentang pendidikan juga mempengaruhi pemilihan siswa dalam mengambil jurusan/spesialisasi yang dapat menentukan masa depannya.Orang tua yang menginginkan anaknya untuk memiliki pendidikan yang baik juga tidak hanya memberikan dorongan semangat tetapi juga dukungan biaya agar bisa maksimal dalam pendidikannya.

Oleh karena itu, orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan dan pandangan tentang pendidikan yang baik sangat mempengaruhi siswa dalam mendapatkan hasil belajar yang tinggi agar dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi lagi. Sebaliknya, orang tua yang tidak memiliki latar pendidikan yang baik kecil kemungkinannya mendorong anak untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi sehingga anak juga tidak terlalu maksimal untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi.

b. Lingkungan Sekolah

(58)

aspek moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial (Yusuf, 2009:54). Pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari: metode pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat/media pembelajaran, waktu sekolah, tugas rumah, dan frekuensi inspeksi.

 Metode Pembelajaran

Menurut Suprijono (2013:193) metode cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar akan semakin efektif dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya menurut Suyanto & Jihad (2013:114) menyatakan metode pembelajaran merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sedang belajar. Melalui pemilihan metode ini diharapkan guru bisa membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

(59)

 Kurikulum

Menurut Romine dalam Hamalik (2009:4) menyatakan “Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not.”

Menurut Slameto (2010:65) menyatakan kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung. Dilihat dari cakupan dan tujuannya, kurikulum mempunyai empat fungsi yaitu fungsi pendidikan umum, suplementasi, eksplorasi dan keahlian.

Pengaruh kurikulum pada hasil belajar siswa berkaitan dengan beban belajar yang ditetapkan oleh siswa. Pada Kurikulum 2013, beban belajar untuk mata pelajaran Ekonomi SMA lebih banyak daripada KTSP. Jika siswa mengetahui hal tersebut, siswa dapat meningkatkan belajarnya sehingga mendapatkan hasil belajar yang lebih baik tetapi sebaliknya bagi siswa yang tidak bisa menyesuaikan dengan beban kurikulum yang baru akan berpeluang mendapat hasil belajar yang tidak sesuai harapan.

 Relasi Guru dengan Siswa

(60)

pribadi yang positif: bersahabat, ramah, simpatik, hangat, dan penuh pertimbangan, (2) organisasi tugas yang sistematis: efisien, saksama, teliti dan dapat dipahami, dan (3) lentur dalam berpikir: imajinatif, sensitif dan toleran. Selanjutnya Yusuf menambahkan bahwa kualitas hubungan guru-siswa itu dapat dikategorikan kepada Harmonis-Tidak Harmonis, dan Stimulatif-Restriktif. Hubungan yang harmonis dan stimulatif dipandang sebagai faktor yang berpengaruh secara positif terhadap kemajuan belajar siswa.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa relasi guru-siswa memang mempengaruhi hasil belajar siswa di kelas. Relasi guru-siswa yang baik akan membuat siswa tidak benci dan malas mengikuti suatu pelajaran tetapi jika relasi guru-siswa tidak baik, jangankan untuk bersemangat dalam pembelajaran untuk mengikuti pembelajaran tersebut saja siswa sudah merasa malas. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang didapatkan siswa pada akhir pembelajaran.

 Relasi Siswa dengan Siswa

(61)

dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa (Slameto, 2010:67).

Relasi siswa dengan siswa lainnya yang baik akan menciptakan iklim yang kondusif di dalam kelas sehingga siswa yang berada di dalam kelas akan merasa tenang dan nyaman dalam belajar serta akan mendapatkan bantuan jika mengalami kesulitan dalam belajar. Sebaliknya, jika relasi siswa dengan siswa lainnya buruk sebagai contoh sering terjadi keributan dan perselisihan akan membuat siswa yang berada di dalam kelas tersebut merasa tertekan dan tidak nyaman dalam belajar. Selain itu, akibat dari relasi yang tidak baik antara siswa dengan siswa lainnya juga akan membuat siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak dapat meminta bantuan kepada siswa lainnya sehingga kesulitan belajar tidak bisa dipecahkan dengan siswa lainnya. Kondisi ini akan menyebabkan hasil belajar siswa menurun dan tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, kerjasama antarsiswa dalam menciptakan iklim yang kondusif antara siswa dan siswa lainnya harus dipelihara.

 Disiplin Sekolah

(62)

Kaitannya dengan peningkatan hasil belajar, disiplin sekolah yang baik dengan menerapkan disiplin yang ketat mengenai standar pelajaran dan sangsi apabila melanggar sehingga siswa dapat belajar dengan maksimal dan siswa lainnya juga tidak akan merasa terganggu dalam belajar.

 Alat/ Media Pembelajaran

Yamin (2007:197) mengemukakan bahwa media adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari sumber ke penerima informasi. Selanjutnya menambahkan bahwa manfaat media dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah memperlancar proses interaksi antara guru dengan siswa, dalam hal ini membantu siswa belajar secara optimal.

Media pembelajaran dapat meningkatkan daya tarik sehingga dapat memberikan rangsangan untuk belajar hal ini disebabkan karena materi pembelajaran dikemas dalam bentuk yang lain dari biasanya yaitu dengan menggunakan media dengan begitu daya tarik siswa akan meningkat terhadap pelajaran, jika sudah tertarik mereka akan mempunyai motivasi untuk belajar sedangkan motivasi sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar pada seorang siswa. Media pembelajaran yang digunakan juga didukung oleh alat peraga pengajaran. Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru untuk memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada siswa.

(63)

berlangsung sehingga siswa merasa sedang bermain tetapi juga mendapatkan ilmu yang berguna sehingga materi yang didapatkan lebih mudah dipahami dibandingkan pembalajaran tanpa menggunakan media pembelajaran yang seringkali membuat siswa jenuh dan tidak bersemangat dalam proses pembelajaran.

 Waktu Sekolah

Menurut Slameto (2010:68), waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Saat ini, sekolah menengah atas negeri di Indonesia menerapkan jam sekolah rata-rata pada pagi hari pukul 07.00 – 14.30 sesuai beban jam mata pelajaran pada Kurikulum 2013, sedangkan pukul 07.00-13.45 untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hampir sebagian besar waktu siswa dihabiskan di sekolah.

(64)

menyampaikan dengan baik dengan cara yang bisa membangkitkan konsentrasi siswa.

Jadi, pemilihan waktu sekolah yang tepat pun pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar yang didapatkan siswa tersebut.

 Tugas Rumah

Tugas rumah yang diberikan oleh guru sebaiknya jangan sampai terlalu banyak yang justru akan membuat siswa terbebani dan tidak bisa melakukan aktivitas lainnya. Kaitannya dengan mata pelajaran Ekonomi Akuntansi, sebaiknya guru tidak perlu memberikan soal yang terlalu banyak dikarenakan soal latihan pelajaran tersebut khususnya Akuntansi memerlukan ketelitian dan kerapian yang lebih banyak daripada pelajaran lainnya sehingga sudah cukup menguras tenaga dan pikiran walaupun mungkin hanya diberikan satu soal.

Waktu siswa lebih banyak dihabiskan di sekolah maka tidak efektif jika memberikan siswa tugas yang terlalu banyak, justru akan membuat siswa tertekan dan justru belajar tidak jujur jika siswa mengerjakan tugas di sekolah padahal tugas tersebut seharusnya dikerjakan di rumah.

 Frekuensi Inspeksi

(65)

biasanya dilakukan secara mendadak agar dapat diketahui siswa yang benar-benar melakukan pelanggaran di dalam sekolah dan mengambil tindakan lanjut untuk siswa-siswa tersebut. Inspeksi juga dapat berupa tes ujian mendadak oleh guru sehingga guru dapat mengetahui seberapa dalam siswa memahami dan menguasai materi yang telah diajarkan sebelumnya, untuk lebih efektif biasanya guru mengumpulkan lembar kerja siswa dan modul agar tidak terjadi kecurangan selama inspeksi tersebut.

c. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat adalah tempat dimana siswa tinggal dan berkembang selain dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Menurut Mulyasa (2013:213), partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, terutama keikutsertaannya dalam memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan.

Jadi lingkungan masyarakat juga tidak bisa diabaikan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa di sekolah. Lingkup pembahasan lingkungan masyarakat dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa ini dimulai dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman sebaya dan bentuk kehidupan masyarakat di sekitar siswa.

 Kegiatan Siswa dalam Masyarakat

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI IPS
Tabel 3.1. Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Penelitian 1
Tabel 3.4 Tabel Hasil Uji Reabilitas Soal Uji Coba Penelitian Ke-2
+7

Referensi

Dokumen terkait

menangkap pesan yang terdapat pada buku dan video yang telah di tentukan oleh peneliti. 4 Treatment: Merupakan tahap pelaksanaan bantuan yang ditetapkan pada

Model data yang dibangun dengan metode On To Knowledge ini mendukung proses retrieve secara cepat, sedangkan proses update bisa dilakukan dengan tepat

Perlawanan publick transcript dilakukan dengan cara membuat video balasan: parodi, puisi balasan, lagu, tanggapan dan komentar dalam bentuk hyperlink.. Kata kunci:

Etiologi dari campak adalah measles virus (MV) atau virus campak yang merupakan agen penyebab dengan proses replikasi terjadi di organ limfoid dan menyebabkan kematian pada anak

Sistem pemeliharaan sapi terdiri dari manajemen kandang yang bertujuan untuk melindungi dan memberi kenyaman bagi ternak, manajemen pemberian pakan yang meliputi cara

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Lahan Hutan Pinus (Pinus merkusii Jungh at de Vriese) dengan Model Agroforestri Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa semua biaya overhead perusahaan disatukan dalam satu kelompok biaya ( cost pool ), kemudian dialokasikan pada produk dengan

mungkin benar karena struktur luar kerucut gunungapi muda merupakan sebuah struktur kaldera namun bukan merupakan kaldera yang terbentuk akibat pengaruh longsornya