M A T E M A T I K A
PROGRAM STUDI IPA
SMA/MA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PANDUAN MATERI
UJIAN NASIONAL
KATA PENGANTAR
Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan penyelenggaraan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah/Madrasah Tahun Pelajaran 2004/2005, Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas menyiapkan panduan materi untuk setiap mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Panduan tersebut mencakup:
1. Gambaran Umum Format dan Bentuk Ujian
2. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Ruang Lingkup Materi 3. Contoh Spesifikasi Soal
4. Pedoman Penskoran
Panduan ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi sekolah/madrasah dalam mempersiapkan penyelenggaraan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, serta sebagai informasi dan acuan bagi peserta didik, guru, dan pihak-pihak terkait dalam menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah/Madrasah.
Semoga panduan ini digunakan sebagai acuan oleh semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2004/2005.
Jakarta, Januari 2005
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan,
Balitbang Depdiknas
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Gambaran Umum... 1
Standar Kompetensi Lulusan ... 2
Ruang Lingkup dan Ringkasan Materi ... 4
• Standar Kompetensi Lulusan 1 ... 4
• Standar Kompetensi Lulusan 2 ... 25
• Standar Kompetensi Lulusan 3 ... 36
• Standar Kompetensi Lulusan 4 ... 42
• Standar Kompetensi Lulusan 5 ... 49
• Standar Kompetensi Lulusan 6 ... 55
• Standar Kompetensi Lulusan 7 ... 62
• Pada ujian nasional tahun pelajaran 2004/2005, bentuk tes Matematika tingkat SMA/MA berupa tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, sebanyak 30 soal dengan alokasi waktu 120 menit.
• Acuan yang digunakan dalam menyusun tes ujian nasional adalah kurikulum 1994 beserta suplemennya, dan standar kompetensi lulusan.
• Materi yang diujikan untuk mengukur kompetensi tersebut meliputi: eksponen, logaritma, persamaan eksponen, persamaan logaritma, persamaan kuadrat, pertidaksamaan kuadrat, sistem persamaan liniear, matriks, program liniear, vektor, notasi sigma, barisan dan deret bilangan, fungsi komposisi, fungsi invers, suku banyak, dan teorema sisa, lingkaran ellips, parabola, hiperbola, transformasi, bangun ruang, ukuran pemusatan, ukuran penyebaran, peluang, fungsi trigonometri, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri, logika matematika, limit, diferensial, dan integral.
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Ruang Lingkup Materi
1. Siswa mampu melakukan operasi hitung aljabar, menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan, serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
• Bentuk pangkat dan akar • Eksponen dan logaritma • Persamaan kuadrat • Pertidaksamaan kuadrat
• Sistem persamaan linear dan kuadrat • Program linear
• Matriks • Vektor • Suku banyak
2. Siswa mampu menyatakan dan mengkaji hubungan antara dua himpunan yang dapat dirumuskan sebagai fungsi atau barisan bilangan, serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
• Fungsi linear dan fungsi kuadrat • Fungsi komposisi dan fungsi invers • Barisan dan deret
3. Siswa mampu memahami sifat dan konsep kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang, dan mampu menghitung unsur-unsur yang terkait dengan sudut, garis dan bidang dalam ruang, serta menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
• Ruang dimensi tiga
4. Siswa mampu mengolah, menyajikan, menafsirkan data, dan menggunakan kaidah pencacahan untuk menentukan nilai peluang kejadian, serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
• Statistika • Peluang
5. Siswa mampu memahami konsep dan mampu menghitung unsur-unsur yang terkait dengan segitiga, khususnya sudut dan identitas trigonometri, serta menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
• Trigonometri
6. Siswa mampu memahami dasar-dasar logika dan mampu menarik kesimpulan dari serangkaian premis yang diberikan.
7. Siswa mampu memahami konsep irisan kerucut dan sifat-sifatnya, efek transformasi serta mampu menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
• Irisan kerucut • Transformasi
8. Siswa mampu memahami konsep dan mampu menghitung limit fungsi di suatu titik, turunan, dan integral.
RUANG LINGKUP DAN RINGKASAN MATERI
Ruang Lingkup
• Bentuk pangkat dan akar
• Eksponen dan logaritma
• Persamaan kuadrat
• Pertidaksamaan kuadrat
• Sistem persamaan linear dan kuadrat
• Program linear
• Matriks
• Vektor
• Suku banyak
Ringkasan Materi
I. 1. Eksponen, Logaritma, persamaan eksponen, persamaan logaritma.
A. Sifat-sifat eksponen
1. ap× aq= ap+q 5. p
b a
= p p b a
2. ap : aq= ap−q 6. a0= 1 3.
q p a
= ap.q 7. a-p= p a
1
4.
( )
a.b p = ap.bp 8. qap = q pa
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1
B. Sifat-sifat logaritma
1. alogb + alogc = alogbc 2. alogb − alogc =
c b log a
3. alogbn= n alogb
4. alogb × blogc = alogc
5. alogb =
a log c
b log c
C. Bentuk persamaan eksponen
1. Jika af
( )
x = 1 maka f( )
x = 0 2. Jika af( )
x = ap maka f( )
x = p 3. Jika af( )
x = ag( )
x maka f( )
x = g( )
x4. Persamaan eksponen yang dapat dikembalikan ke persamaan kuadrat.
D. Pertidaksamaan eksponen
1. Untuk 0<a<1
a. Jika af
( )
x ≥ ag( )
x maka f( )
x ≤ g( )
xb. Jika af
( )
x ≤ ag( )
x maka f( )
x ≥ g( )
x2. Untuk a>1
a. Jika af
( )
x ≥ ag( )
x maka f( )
x ≥ g( )
xb. Jika af
( )
x ≤ ag( )
x maka f( )
x ≤ g( )
xE. Bentuk persamaan logaritma
1. Jika alog f(x) = alog p maka f
( )
x = p 2. Jika alog f(x) = alogg(x) maka f( )
x =g( )
xdengan syarat : f
( )
x >0 dan g( )
x >03. Persamaan logaritma yang dapat dikembalikan ke persamaan kuadrat.
F. Pertidaksamaan logaritma
1. Untuk 0<a<1
a. Jika alog f(x) ≥ alogg(x) maka f
( )
x ≤ g( )
xb. Jika alog f(x) ≤ alogg(x) maka f
( )
x ≥ g( )
x2. Untuk a>1
a. Jika alog f(x) ≥ alogg(x) maka f
( )
x ≥ g( )
xContoh:
1. Nilai x yang memenuhi persamaan 4x+3 = 48x+5 adalah …. a.
5 9
− c.
5 2
e. 5
9
b. 5 2
− d.
5 4
Pembahasan :
4x+3= 48x+5
( )
2 32 x+ =
( )
45 3 2
+ x
2x + 6 =
4 15 3x+
5x = −9 x =
5 9
−
Kunci : A Contoh:
2. Himpunan penyelesaian 2log(x2 −3x+2) < 2log(10−x), x∈Radalah …. a. {x|−2< x<1 atau 2<x<4}
b. {x|x<1 atau x>2} c. {x|−2< x<4}
d. {x|x>10} e. {}
Pembahasan : syarat : )
x x
log( 2 3 2
2 − + < 2log(10−x) ⊗ x2 −3x+2>0 x2 −3x+2<10−x
(
x−2)
(
x−1)
>0x2 −2x−8<0 x<1 atau x>2
(
x−4)
(
x+2)
<0 ⊗10−x>0−2< x<4 x<10
−2< x<4
x<1 atau x>2
10 < x
1 2< <
− x atau 2<x<4
Kunci : A
3. Nilai x yang memenuhi 3x2−3x+4< 9x−1 adalah …. a. 1<x<2 c. −3<x<2 e. −1<x<2
b. 2< x<3 d. −2<x<3
Pembahasan :
4 3 2
3x − x+ < 9x−1 4
3 2
3x − x+ < 32
(
x−1)
2 2 4 32− x+ < x− x
0 6 5 2− x+ < x
(
x−2)(
x−3)
<0 32< x<
Kunci : B
4. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan : 33 2 0 2
3 − + =
logx . logx ,
maka x1
.
x2 = ….a. 2 c. 8 e. 27
b. 3 d. 24
-2 4
1 2
Pembahasan : 33 2 0 2
3 − + =
logx . logx
0 1 3
2
3 =
−
logx− logx
2
3 =
x
log atau 3logx=1 x=9 atau x=3
x1 . x2 = 9 . 3 = 27
Kunci : E
I. 2. Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat.
A. Persamaan Kuadrat
1. Bentuk Umum : ax2 +bx+c=0, ,a,b dan c∈R dan a≠0
2. Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara a. memfaktorkan
b. melengkapi kuadrat sempurna
c. menggunakan rumus ABC :
a ac b
b x .
2 4 2
2 1
− ±
− =
3. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat :
0 2+bx+c=
ax mempunyai : akar real berlainan jika D>0
akar real sama jika D=0
akar tidak real jika D<0
D adalah diskriminan ax2 +bx+c=0, D=b2−4ac
4. Rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat : Akar-akar persamaan ax2 +bx+c=0adalah x1 dan x2.
1
x + x2 = a b
− dan x1
.
x2 = a c5. Menyusun persamaan kuadrat yang diketahui akar-akarnya dengan cara : a. perkalian faktor :
(
x−x1)
(
x−x2)
= 0b. menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar tersebut :
(
)
02
2 1 2
1+ + =
− x x x x .x
x
B. Pertidaksamaan Kuadrat
1. Bentuk Umum : ax2+bx+c<0, bisa juga menggunakan tanda >, ≤ atau ≥ , a,b, dan c∈R, a≠0
2. Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan garis bilangan atau grafik fungsi kuadrat.
3. Pemakaian diskriminan persamaan kuadrat .
Menentukan koefisien persamaan kuadrat yang akarnya memenuhi sifat tertentu.
misal : akar real, akar tidak real, akar berkebalikan, dan sebagainya.
1. Jika x1 dan x2 akar-akar persamaan x2 + px+1=0, maka persamaan kuadrat yang akar-akarnya
2 1
2 2
x
x + dan x1 + x2 adalah …. a. x2−2p2x+3=0 d. x2 −3px+ p2 =0 b. x2+2px+3p2 =0 e. x2 + p2x+ p=0 c. x2+3px+2p2 =0
Pembahasan :
Misal akar-akar persamaan kuadrat baru adalah α dan β.
α =
2 1
2 2
x
x + =
(
)
2 1
2 1
2 x x
x x +
= −2p dan β = x1+x2= − p Jadi persamaan kuadrat baru :
(
x−α)(
x−β)
=0(
)
(
x− −2p)
(
x−( )
−p)
=0(
x+2p)(
x+ p)
=00 2 2 3
2+ px+ p =
x
Kunci : C
2. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat x2 +x− p=0, p konstanta positif, maka + =
1 2 2 1
x x x x
….
a.
p 1 2−
− c.
p 1
2− e.
p 1 2+
b. 1 −2
p d. p
Pembahasan : yang memenuhi adalah ….
a. m≤−4atau m≥8 c. m≤−4atau m≥10 e. −8≤m≤4 b. m≤−8atau m≥4 d. −4≤m≤8
Pembahasan :
Persamaan kuadrat mempunyai akar-akar nyata jika D≥0 0
Pembahasan :
I. 3. Sistem Persamaan Linear.
Bentuk Umum :
A. Sistem Persamaan Linear 2 peubah
B. Sistem Persamaan Linear 3 peubah
C. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Dengan cara :
1. Substitusi 2. Eliminasi 3. Determinan 4. Matriks
1. Himpunan penyelesaian :
Pembahasan :
1
2. Himpunan penyelesaian sistem persamaan :
Pembahasan :
5+ 4 =13
Program linear adalah suatu metode untuk mencari nilai optimum suatu bentuk linear (bentuk atau fungsi obyektif atau fungsi tujuan) pada daerah himpunan penyelesaian suatu sistem pertidaksamaan linear.
Nilai optimum tersebut dapat ditentukan dengan cara :
1. Nilai minimum fungsi objektif
(
5x+10y)
pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan yang grafik himpunan penyelesaiannya disajikan pada daerah terasir gambar di bawah adalah…a. 400
b. 320
c. 240
d. 200
e 160
Pembahasan :
Persamaan garis yang melalui (16, 0) dan (32, 0) 2x+y=32……. ( garis g1)
Persamaan garis yang melalui (36, 0) dan (0, 24) 2x+3y=72……( garis g2)
Persamaan garis yang melalui (48, 0) dan (0, 16) 48x+3y= ……..( garis g3)
0 16 36
16
48 24
32
X Y
0 16 36
16
48 24
32
Y
g1 g2 g3
A
B
Hp
A adalah titik potong garisg1dang2 B adalah titik potong garisg2 dang3 2x + y = 32 2x + 3 y = 72
2x + 3 y = 72 x + 3 y = 48 −2 y = −40 x = 24
y =20
2x+y=32 x+3y=48
2x=12 3y=24
6 =
x y=8
Koordinat titik A (6, 20) Koordinat titik B (24, 8) Koordinat titik sudut pada daerah penyelesaian
(0, 32), (6, 20), (24, 8), dan (48, 0) Nilai optimum :
Bentuk obyektif : 5x + 10y
Pada titik (0, 32) 5.0 + 10.32 = 320 (6, 20) 5.6 + 10.20 = 230
(24, 8) 5.24 + 10.8 = 200 Nilai minimum (48, 0) 5.48 + 10.0 = 240
∴
Nilai minimum = 200Kunci : D
2. Untuk menambah penghasilan, seorang ibu setiap harinya memproduksi dua jenis kue untuk dijual. Setiap kue jenis I modalnya Rp 200,00 dengan keuntungan 40%, sedangkan setiap kue jenis II modalnya Rp 300,00 dengan keuntungan 30%. Jika modal yang tersedia setiap harinya adalah Rp 100.000,00 dan paling banyak hanya dapat memproduksi 400 kue, maka keuntungan terbesar yang dapat dicapai ibu tersebut dari modalnya adalah ….
a. 30% c. 34% e. 40%
b. 32% d. 36%
Pembahasan :
Misal banyaknya kue jenis I = x buah dan kue jenis II = y buah
200x+300y≤100000
Sistem pertidaksamaan linear : x+ y≤400
x≥0
0
≥
y
Laba kue I = 40% = 100
40
× 200 = 80
Laba kue II = 30% = 100
30
Daerah himpunan penyelesaian :
Garis 10002x+3y=
Titik potong dengan sumbu X adalah(500, 0) dan sumbu Y adalah (0, 3 1000
) Garis x + y = 400
Titik potong dengan sumbu X adalah(400, 0) dan sumbu Y adalah (0, 400) Titik potong :
10002x+3y= × 1
x+y =400 × 2
10002x+3y=
800 2
2x+ y=
y=200
x=200 (200, 200) Bentuk obyektif : 80x + 90y
Koordinat titik-titik sudut dan nilai optimum bentuk obyektif (0, 0) 800.0 + 90.0 = 0
(400, 0) 80.400 + 90.0 = 32000
(200, 200) 80. 200 + 90.200 = 34000 maksimum (0,
3 1000
) 80.0 + 90. 3 1000
= 30000
Laba maksimum Rp 34.000,0 = 100% 34% 100000
34000
= ×
Kunci : C
3. Nilai maksimum fungsi sasaran z = 6x + 8y dari sistem pertidaksamaan : 604x+2y≤
48 4 2x+ y≤
0 ≥
x , y≥0 adalah ….
a. 120 c. 116 e. 112
b. 118 d. 114
Pembahasan :
Daerah himpunan penyelesaian :
garis 4x+2y =60
Titik potong dengan sumbu X adalah (15, 0) dan sumbu Yadalah(0, 30) garis 2x+4y=48
Titik potong dengan sumbu X adalah(24, 0) dan sumbu Y adalah(0, 12) 400
1000 3
400 500 0
(200, 200)
X Y
Titik potong garis
Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang diatur dalam baris dan kolom.
Misal : Matriks A =
1. Transpose Matriks
6. Invers Matriks
I , I adalah matriks identitas
8. A . A-1=A-1. A =I
Matriks C yang memenuhi ABC = I dengan I matriks identitas adalah ….
a.
Pembahasan :
ABC = I
2. Diketahui matriks A =
3. Diketahui hasil kali matriks
Pembahasan :
1. Vektor adalah besaran yang mempunyai panjang (besar) dan arah.
2. Jika suatu titik A(a1, a2, a3) dalam ruang (juga pada bidang) dan O titik pangkal,
maka OA=a adalah vektor posisi dari titik A dan dapat ditulis
3. Vektor dapat dijumlahkan dengan aturan jajar genjang atau aturan segitiga.
Jawab:
Pembahasan :
Pembahasan:
4
Bentuk Umum Suku banyak :
2
Suku banyak sering dinyatakan dengan f
( )
xTeorema Sisa
⊗ Jika suku banyak f
( )
x dibagi(
x−a)
maka sisanya adalah f( )
a . Suku banyak f( )
x dapat ditulis dalam bentuk :(x – a) = pembagi H(x) = hasil bagi S = sisa S = f(a)
⊗ Jika f
( )
x dibagi oleh pembagi berderajat n maka sisanya berderajat n –1. Misal : pembagi = fungsi kuadratSisa = fungsi linear Teorema faktor
⊗ Suku banyak f
( )
x mempunyai faktor(
x−a)
jika dan hanya jika f( )
a = 01. Jika suku banyak P(x) = 2x4+ ax3– 3x2+ 5x + b dibagi oleh
x2−1
memberi sisa
(
6x+5)
maka a . b = ….a. –6 c. 1 e. 8
b. –3 d. 6
Pembahasan :
Sisa = S = f(x) = 6x + 5
Pembagi
x2−1 =
(
x+1)
(
x−1)
dibagi
(
x+1)
, maka sisa f(–1) = –1 dibagi(
x−1)
, maka sisa f(1) = 11 P(x) dibagi(
x+1)
sisanya P(–1) = f(–1) = –1 P(x) = 2x4+ ax3– 3x2+ 5+ bP(–1) = 2 – a – 3 – 5+ b = –1
– a + b = 5 ……….(1) P(x) dibagi
(
x−1)
sisanya P(1) = f(1) = 11 P(1) = 2 + a – 3 + 5+ b = 11a + b = 7 ……….(2) Persamaan 1 : – a + b = 5
Persamaan 2 : a + b = 7 2b = 12 f(x) = (x – a) . H(x) + S
b = 6 a = 1
a . b = 1 . 6 = 6
Kunci : D
2. Diketahui
(
x+1)
salah satu faktor dari suku banyak :( )
xf = 2x4– 2x3+ px2 – x – 2. Salah satu faktor yang lain adalah …. a.
(
x−2)
c.(
x−1)
e.(
x+3)
b.
(
x+2)
d.(
x−3)
Pembahasan :
Jika
(
x+1)
faktor dari f( )
x , maka f( )
−1 = 0( )
xf = 2x4– 2x3+ px2 – x – 2
( )
−1f = 2 + 2 + p + 1 – 2 = 0 p = –3
( )
xf = 2x4– 2x3+ 3x2 – x – 2
∴
faktor yang lain adalah(
x−2)
Kunci : A
-1 2 -2 -3 -1 -2
-2 4 -1 2
2 2 -4 1 -2 0
4 0 2
Ruang Lingkup
•
Fungsi linear dan fungsi kuadrat•
Fungsi komposisi dan fungsi invers•
Barisan dan deretRingkasan Materi
II. 1. Notasi Sigma, Barisan Bilangan, dan Deret
A. Notasi Sigma
Notasi sigma atau ∑ digunakan untuk menyatakan operasi penjumlahan
bilangan berurutan. Sifat-sifat Notasi ∑ : 1. ∑
=
n
m i
i = ∑
=
n
m p
p
2. ∑
=
n
m i
i
k
.
= ∑=
n
m i
i
k , k = konstanta
3. ∑−
=
1 a
m i
i + ∑
=
n
a i
i
k
.
= ∑=
n
m i
i k
.
4. ∑+
(
)
+
= −
a n
a m i
a
i = ∑−
(
)
−
= +
a n
a m i
a i
5. ∑
=
n
m i
ai ± ∑
=
n
m i
bi = ∑
(
)
= ±
n
m i
bi ai
Siswa mampu menyatakan dan mengkaji hubungan antara dua himpunan yang dapat dirumuskan sebagai fungsi atau barisan bilangan, serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Barisan dan Deret Aritmetika ⊗ Barisan Aritmetika
U1,U2,U3,… ,U n ,
a a+b, a+2b,…, a+
(
n−1)
b
⊗ Deret Aritmetika
U1 +U2 + U3 +… + U n
a +(a+ b) + (a + 2b) + … + (a + (n –1) b)
keterangan :
U1 = a = suku pertama b = U2 – U1 = beda
U = n a+
(
n−1)
b = suku ke–n S = n n{
2a(
n 1)
b}
2 + − =
(
a Un)
n +
2 = Jumlah n suku pertama U = n Sn −Sn-1
C. Barisan dan Deret Geometri
⊗ Barisan Geometri
,
1
U U2,U3,… ,U n a,ar,ar2 … , arn−1
⊗ Deret Geometri
U1 +U2 + U3 +… + U n
a+ar+ar2 + … +arn−1
keterangan :
U1 = a = suku pertama r =
1 2
U U
= rasio
U = n arn−1 = suku ke–n
S = n ,
n r
n r a
1 1
−
−
1
>
r
S = n ,
n r
n r a
−
−
1 1
0<r<1
D. Deret Geometri tak hingga
Suatu deret geometri mempunyai jumlah sampai tak hingga jika −1<r <1,
0 ≠ r
r a S
− = ∞
1
= ∞
S Jumlah sampai tak hingga a= suku pertama
r = rasio
1. Nilai dari ∑
=
100
1
2 k
k + ∑
(
+)
=
100
1
2 3 k
k = ….
a. 25450 c. 25700 e. 50750 b. 25520 d. 50500
Pembahasan : ∑
=
100
1
2 k
k + ∑
(
+)
=
100
1
2 3 k
k =
(
)
∑ + +
=
100 1
2 3 2 k
k
k = ∑
(
+)
=
100 1
2 5 k
k = 7+12+17+ … + 502
selanjutnya penjumlahan di atas dapat dicari dengan menggunakan rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika.
7+12+17+ … + 502 = …
a = 7 b = 5 Un =502 a+
(
n−1)
b=5027+
(
n−1)
5=5027+5n−5=502
5n=500
n=100 (n dapat ditentukan dari indeks atas 100 ) 1
∑
=
k n n
(
a Un)
2 1
S = +
S100 =50
(
7+502)
= 25450 Kunci : A
2. Suku kedua suatu barisan geometri adalah 2 dan suku kelima adalah 27 16
. Suku ketujuh adalah ….
a.
3. Jumlah n suku pertama deret aritmetika adalah n n n 2 5 2
S = + . Beda dari deret aritmetika tersebut adalah ….
beda = b = 2 2 1 3 2 1 5 U
-U2 1 = − =
Kunci : C
4. Empat bilangan positif membentuk barisan aritmetika. Jika perkalian bilangan pertama dan keempat adalah 46 dan perkalian bilangan kedua dan ketiga adalah 144, maka jumlah keempat bilangan tersebut adalah ….
a. 40 c. 98 e. 190
b. 50 d. 100
Pembahasan :
Misal bilangan tersebut a, a+b, a+2b, a+3b.
(
a+3b)
=46a a2 +3ab=46
(
a+b)
(
a+2b)
=144 a2 +3ab+2b2 =14446 +2b2 =144 98 2
2b = b=7
a2 +3ab=46
a2+21a−46=0
(
a+23)(
a−2)
=0a=2
∴
ke-4 bilangan tersebut 2, 9, 16, 23Jumlah ke-4 bilangan tersebut = 2+9+16+23 = 50 Kunci : B
5. Pertambahan penduduk suatu kota tiap tahun mengikuti aturan barisan geometri. Pada tahun 1996 pertambahannya sebanyak 6 orang, tahun 1998 sebanyak 54 orang. Pertambahan penduduk pada tahun 2001 adalah ….
a. 324 orang c. 648 orang e. 4.374 orang b. 486 orang d. 1.458 orang
Pembahasan :
U1=6
U3 =54
6 54 2
1 U
3 U
= =
a ar
9 2 =
r r =3
U6 =ar5 =6
⋅
35 =1.458 orang6. Jumlah deret geometri tak hingga adalah 7, sedangkan jumlah suku-suku yang bernomor genap adalah 3. Suku pertama deret tersebut adalah ….
a. 4 7
c. 7
4
e. 4
1
b. 4 3
d. 2
1
Pembahasan :
Misal deret tersebut a,ar,ar2,ar3,ar4,ar5 … , ,arn−1
S∞ =7
− =3 1 r2 ar
7
1−r =
a
(
)
− =
− 3 1 2
1
7 r r r
a=7
(
1−r)
7r−7r2 =3−3r2S∞genap =3 4r2 −7r+3=0
3
2 1
= −r
ar
(
)(
)
0 1 3
4r− r− =
, r
4 3
= r =1
4 3
=
r
4 7 4 1 7 4 3 1
7 = =
−
= .
a
II. 2. Fungsi kuadrat, Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers.
A. Fungsi Kuadrat
1. Bentuk Umum : f
( )
x =ax2 +bx+c, a,b dan c∈R dan a≠02. Grafik fungsi kuadrat disebut parabola, dengan persamaan : c
bx ax
y= 2 + +
3. Nilai maksimum atau nilai minimum y =ax2+bx+c adalah
a D y
4
− =
untuk
a b x
2
− =
4. Persamaan fungsi kuadrat yang grafiknya :
a. mempunyai titik balik maksimum/minimum
( )
p,q adalah y = f( )
x =α(
x− p)
2+qb. memotong sumbu X di
(
x1,0)
dan(
x2,0)
adalah y = f
( )
x =α(
x−x1)(
x−x2)
B. Komposisi Fungsi :
1. Komposisi fungsi adalah pemetaan dua fungsi (lebih) secara berturutan. 2. Notasi Komposisi Fungsi :
A ∈
x , y∈B, dan z∈C y
) x (
f = , g(y)= z dan h(x)= z
( )
(
f x) (
g f)( )
x g) x (
h = = o
go f
( )
x = komposisi fungsi f dilanjutkan dengan fungsi g. 3. Sifat Komposisi Fungsi :f g g
f o ≠ o
f f I I
f o = o = , I adalah fungsi identitas
(
f og)
oh= f o(
goh)
C. Fungsi Invers
A ∈
x dan By∈
( )
x yf = , f−1
( )
y =x1
−
f adalah fungsi invers dari f.
Fungsi f mempunyai fungsi invers jika f korespondensi satu-satu. Sifat Fungsi Invers :
1. f o f−1 = f−1o f =I
2.
(
go f)
−1 = f −1 og−1x y z
h
A B C
f g
x y
f -1
A B
1. Suatu fungsi kuadrat mempunyai nilai minimum 2− untuk x=3 dan untuk
0 =
x nilai fungsi itu 16. Fungsi kuadrat itu adalah ....
a. f
( )
x = x2 +6x+8 d. f( )
x =2x2 −12x+16 b. f( )
x = x2 −6x+8 e. f( )
x =2x2 −12x−16 c. f( )
x =2x2+12x+16Pembahasan :
Fungsi kuadrat dengan nilai minimum 2− untuk x=3 adalah f
( )
x =α(
x−3)
2−2( )
0 =16f f
( )
0 =α(
0−3)
2−2=1618 9α=
α=2
∴
Fungsi kuadrat f( ) (
x =2 x−3)
2−2 f( )
x =2x2−12x+16Kunci : D
2. Nilai maksimum dari fungsi f
( )
x =−2x2+(
k+5)
x+1−2k adalah 5. Nilai k yang positif adalah .…a. 1 c. 7 e. 9
b. 5 d. 8
Pembahasan :
Nilai maksimum adalah
a ac b
a D y
4 4 2
4
− − = − =
( )
x x(
k)
x kf =−2 2+ +5 +1−2
Pembahasan :
Pembahasan :
6. Fungsi f :R→R didefinisikan sebagai
( )
Pembahasan :
Ruang Lingkup
•
Ruang dimensi tigaRingkasan Materi
Dimensi Tiga. A. Irisan :
Irisan bidang α dengan bangun ruang adalah bidang datar yang dibatasi oleh garis potong-garis potong bidang α dengan sisi-sisi bangun ruang tersebut. Irisan bidang dapat digambarkan dengan cara :
1. Menggunakan sumbu Afinitas
2. Menggunakan diagonal bidang irisan B. Garis tegak lurus bidang
Garis g tegak lurus pada bidang α, jika garis g tegak lurus pada dua garis yang berpotongan yang terletak pada bidang α.
C. Jarak
1. Jarak antara dua titik
Jarak titik A dan titik B = panjang ruas
A B garis AB
2. Jarak antara titik dan garis
Jarak titik A dan garis g = panjang ruas garis AB (AB tegak lurus g)
Siswa mampu memahami sifat dan konsep kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang, dan mampu menghitung unsur-unsur yang terkait dengan sudut, garis dan bidang dalam ruang, serta menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 3
α
l
g
h
g
h
3. Jarak antara titik dan bidang
Jarak titik A dan bidang α = panjang ruas garis AB (AB tegak lurus bidang α)
4. Jarak antara dua garis sejajar
Garis g sejajar h.
Jarak garis g dan h= panjang ruas garis AB (AB tegak lurus g dan h)
5. Jarak antara dua garis bersilangan
Garis g bersilangan dengan garis h.
Jarak garis g dan h= panjang ruas garis AB. (AB tegak lurus garis g dan garis h)
6. Jarak antara garis dan bidang yang sejajar
Garis g sejajar dengan bidang α.
Jarak antara garis g dan bidang α= panjang ruas garis AB.
(AB tegak lurus garis g dan bidang α)
7. Jarak antara dua bidang yang sejajar
Bidang α sejajar dengan bidang β.
Jarak bidang α dan bidang β= panjang ruas garis AB.
(AB tegak lurus bidang α dan bidang β) α
A
B
B
α
β
A
A
B
g
h
g
h
α
B A
g
h
g
h
α
g
A
B
D. Proyeksi
1. Proyeksi titik pada garis
Titik B adalah proyeksi titik A pada garis g. (AB tegak lurus g)
2. Proyeksi titik pada bidang
Titik B adalah proyeksi titik A pada bidang
α. (AB tegak lurus bidang α)
3. Proyeksi garis pada bidang 1. Garis g menembus bidang α
Garis BA menembus bidang α di titik A. Titik B′ adalah proyeksi titik B pada bidang α. Proyeksi garis BA pada bidang α = ruas garis AB′.
2. Garis g sejajar bidang α
Titik A dan B pada garis g.
Titik A′ dan B′ berturut-turut proyeksi titik A dan B pada bidang α.
Proyeksi garis g pada bidang α = ruas garis A′ B′
E. Sudut
1. Sudut antara dua garis yang bersilangan
Garis g dan h bersilangan.
∠(g, h) = ∠(g', h) = ∠(g, h')
= ∠(g', h') α
A
B
α B
B
A
A
B
gg
g
α A B
B A
g
h g g
h
g' g
2. Sudut antara garis dan bidang
Garis BA menembus bidang α di titik A. Titik B′ adalah proyeksi titik B pada bidang α, garis AB′ proyeksi AB pada bidang α.
∠(BA, bidang α) = ∠(BA, AB′)
3. Sudut antara dua bidang.
(α, β) garis potong bidang α dengan bidang β. AB tegak lurus (α, β)
BC tegak lurus (α, β)
Sudut antara bidang α dan bidang β adalah :
∠(AB, BC) = ∠ABC
1. Panjang rusuk kubus ABCD. EFGH adalah 6 cm. Jika S adalah titik potong EG dan FH, maka jarak DH ke AS adalah ….
a. 2 3cm c. 3 2cm e. 6 cm
b. 4 cm d. 2 6cm
Pembahasan :
HS tegak lurus DH HS tegak lurus AS
Jadi HS = jarak DH ke AS
HF = 62 +62 = 72 =6 2cm
HS =
2 1
HF = 2 1
.6 2 = 3 2cm
Kunci : C
α B
B
A
A B
C D
E F
G H
S
Latihan dan Pembahasan
βα
(α, β)
A
C
2. Pada kubus ABCD. EFGH, jika θ adalah sudut antara bidang ACF dan ACGE, maka sin θ= ….
a. 2 1
c. 2
2 1
e. 6
2 1
b. 3 3 1
d. 3
2 1
Pembahasan :
AC adalah garis potong bidang ACF dan ACGE FM tegak lurus AC
MN tegak lurus AC
Sudut antara bidang ACF dan ACGE adalah ∠ FMN.
∆ FMN siku-siku di N
Misal : AB =a cm FH =a 2 cm
NF = 2
2 1
a cm
Perhatikan : ∆ FBM BF =a cm, MB = 2
2 1
a cm
MF =
2
2 2
2 1
+ a
a = 2
2 3
a = 6 2 1
a
3 3 1 6 2 1
2 2 1
MF NF
θ
FMN= = = =
∠
a a sin
sin
Kunci : B
3. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm, jarak titik B ke diagonal ruang AG adalah ….
a. 63 cm c. 3 3 cm e. 3 cm b. 62 cm d. 2 3 cm
A B
C D
E F
G H
N
θ
Pembahasan :
AE // CG
∠(CG, AFH) = ∠(AE, AFH)
AP = proyeksi AE ke AFH
∠(AE, AFH) = ∠(AE, AP) = ∠EAP atau ∠EAN.
tan ∠EAN = 2
2 1 6
2 3 AN EN
=
=
Kunci : D
A B
C D
E F
G H
N
Ruang Lingkup
•
Statistika•
PeluangRingkasan Materi
III. 1. Statistika.
Rumus ukuran pemusatan (rata-rata, modus, median, dan kuartil) dan ukuran penyebaran (simpangan kuartil, simpangan rata-rata, ragam antar varians, dan simpangan baku)
A. Untuk data tunggal :
Dari data : x1, x2, x3, …, xn
1. Rata-rata = Mean =
∑
=
= +
+
= n
i i x n n
x x
x
x n
1 2
1 .... 1
2. Modus adalah ukuran yang paling banyak muncul.
3. Median adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi 2 bagian sama banyak.
4. Kuartil adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi 4 bagian sama banyak.
Kuartil terdiri atas Q1, Q2, dan Q3. Q2 = median 5. Jangkauan = ukuran terbesar – ukuran terkecil. 6. Jangkauan antar kuartil = Q3 – Q1
7. Jangkauan semi interkuartil = Simpangan kuartil
= Simpangan kuartil = Qd =
(
Q3 -Q1)
21
Siswa mampu mengolah, menyajikan, menafsirkan data, dan menggunakan kaidah pencacahan untuk menentukan nilai peluang kejadian, serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
8. Simpangan rata-rata =
∑
B. Untuk data kelompok :
1. Mean = rata-rata = rataan = x
S = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2
S = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya i = interval
kelas modus = kelas dengan frekuensi terbesar 3. Kuartil
6. Simpangan baku =
(
)
2Kelas Median pada frekuensi kumulatif untuk (
∑
f = 20)2. Modus dari histogram di samping adalah ….
a. 47,5
Latihan dan Pembahasan
Pembahasan :
frekuensi terbesar = 12 Modus =
+ + =
2 1
1
S S
S b
o t
M .i
b
t = 44,5 = 44,5 +
+6 4
4 . 5
1
S = 12 – 8 = 4 = 46,5
2
S = 12 – 6 = 6 i = 5
Kunci : B
3. Histogram pada gambar menunjukkan nilai test matematika di suatu kelas. Nilai rata-rata = ….
a. 69 b. 69,5 c. 70 d. 70,5 e. 71
Pembahasan :
Nilai rata-rata =
50 3500
= ∑
∑
⋅
f x f
= 70
∑ =f 50 ∑ fx=3500
Kunci:C III. 2. Peluang
A. Kaidah Pencacahan
Jika suatu kejadian dapat terjadi dalam p cara berlainan dan kejadian berikutnya dapat terjadi dalam q cara berlainan, maka kedua kejadian tersebut dapat terjadi dalam (p ×q) cara.
4 2 12
0
f
14 18
Nilai
57 62 67 72 77
57 62 67 72 77
( f ) Frekuensi ( x )
Titik tengah
f . x
2 4 18 14 12
Faktorial :
n! = 1 × 2 × 3 × … ×n 0 ! = 1
1 ! = 1 B. Permutasi
Banyak permutasi (susunan berurutan) k unsur dari n unsur adalah
( )
(
)
,! ! P
, P
k n
n n
k
n k
− =
= k ≤n
Permutasi dengan beberapa unsur sama
Banyak susunan dari n unsur dengan p unsur sama, q unsur sama, dst, … adalah …
... q p
n
× × ! !
!
C. Kombinasi
Banyak kombinasi (susunan) k unsur dari n unsur adalah
( )
(
)
,! !
! C
, C
k n k
n n
k
n k
− =
= k ≤n
D. Teorema Binomial Newton
(x+y)n= C(n,0)xn+ C(n,1)xn−1y+ C(n,2)xn−2y2+….. + C(n,n)yn.
E. Peluang suatu kejadian
Peluang suatu kejadian A = P(A) = n k
atau
P(A) = (S) (A) n n
k = hasil kejadian A
n = seluruh hasil yang mungkin terjadi n(A) = banyak anggota himpunan A
n(S) = banyak anggota himpunan ruang sampel F. Kisaran Nilai Peluang
1 P(A)
0≤ ≤
G. Frekuensi Harapan Kejadian A = Fh(A) (A)Fh = P(A) × N
P(A) = peluang kejadian A N = banyak percobaan
H. Peluang Kejadian Majemuk
1. Peluang gabungan dua kejadian B)
P(AU = P(A)+P(B)−P(AIB)
2. Peluang gabungan dua kejadian yang saling lepas B)P(AU = P(A) + P(B)
3. Peluang kejadian yang saling bebas stokastik B)
P(AI = P(A) × P(B)
4. Peluang kejadian bersyarat (peluang kejadian A setelah B terjadi) B)
| P(A =
P(B) B) P(AI
atau P(AIB)=P(A|B)×P(B)
\
1. Dari kota A ke kota B dilayani oleh 4 bus dan dari B ke C oleh 3 bus. Seseorang berangkat dari kota A ke C melalui B kemudian kembali lagi ke A juga melalui B. Jika saat kembali dari C ke A ia tidak mau menggunakan bus yang sama, banyak cara perjalanan orang tersebut adalah …
a. 12 c. 72 e. 144
b. 36 d. 96
Pembahasan :
Banyak cara perjalanan orang tersebut adalah 4×3×2×3 = 72
Kunci : C
2. Suatu kelas terdiri dari 40 orang. Peluang seorang siswa lulus tes matematika adalah 0,4. Peluang seorang siswa lulus tes fisika adalah 0,2. Banyak siswa yang lulus tes matematika atau fisika adalah ….
a. 6 orang c. 14 orang e. 32 orang b. 7 orang d. 24 orang
Pembahasan :
10 4 4 0 =
= ,
) m ( p
10 2 2 0 =
= ,
) f ( p
m dan f kejadian saling lepas,
10 6 10
2 10
4
= + = +
=P(m) P( f ) )
f m (
P U
A B C
Banyak siswa yang lulus = 40 24 10
6 × =
orang
Kunci : D
3. Dua buah dadu dilempar undi bersama-sama. Peluang muncul jumlah mata dadu 9 atau 10 adalah ….
a. 36
5
c. 36
8
e. 36
11
b. 36
7
d. 36
9
Pembahasan :
Misal : A kejadian muncul jumlah mata dadu 9 B kejadian muncul jumlah mata dadu 10 A =
{
(3,6),(4,5),(5,4),(6,3)}
→36 4 P(A)=
B =
{
(4,6),(5,5),(6,4)}
→36 3 P(B)= A dan B kejadian saling lepas, P(AUB)= P(A) + P(B) =
36 7 36
3 36
4
=
+
Kunci : B
4. Sebuah dompet berisi uang logam, 5 keping lima ratusan rupiah dan 2 keping ratusan rupiah. Dompet yang lain berisi uang logam 1 keping lima ratusan rupiah dan 3 keping ratusan rupiah. Jika sebuah uang logam diambil secara acak dari salah satu dompet, peluang untuk mendapatkan uang logam ratusan rupiah adalah ….
a. 56
5
c. 28
8
e. 56
30
b. 28
6
d. 56
29
Pembahasan :
Misal : A kejadian terambilnya uang ratusan rupiah di dompet pertama B kejadian terambilnya uang ratusan rupiah di dompet kedua A dan B kejadian saling bebas,
P(AIB) = P(A) . P(B) =
7 2
. 4 3
Ruang Lingkup
•
TrigonometriRingkasan Materi
V.1.Rumus-rumus segitiga dalam trigonometri A. Hubungan antara sin a, cos a, dan tan a
1. sin2a+cos2a =1 2.
a cos
a sin a
tan =
B. Pada setiap segitiga berlaku :
1. Aturan sinus :
C sin B sin A sin
c b
a
=
=
2. Aturan kosinus : 2 2 2
2 =b +c −
a bc cosA 2
2 2
2 =a +c −
b ac cosB 2
2 2
2 =a +b −
c ab cosC 3. Luas segitiga ABC
= 2 1
sin c
b⋅ ⋅ A
= 2 1
sin c
a⋅ ⋅ B
= 2 1
sin b a⋅ ⋅ C
Siswa mampu memahami konsep dan mampu menghitung unsur-unsur yang terkait dengan segitiga, khususnya sudut dan identitas trigonometri, serta menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
A B
C
a b
c
V.2. Rumus-rumus Trigonometri Rumus trigonometri untuk 1. Jumlah dan selisih dua sudut
cos (a ± b)= cos a cos b m sin a sinb
2. Sudut rangkap
a
3. Perkalian sinus dan kosinus
2 cos a cos b = cos (a + b) + cos (a − b) 2 sin a sin b = cos (a − b)− cos (a + b) 2 sin a cos b = sin (a + b) + sin (a − b) 2 cos a sin b = sin (a + b)− sin (a − b) 4. Penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus
(
a b)
cos(
a b)
V.3. Grafik fungsi trigonometri
1. f(x) = a cos (kx + b) = a cos k
c. geser grafik ke kiri sejauh k b
jika k b
positif,
geser grafik ke kanan sejauh k b
jika k b
negatif
d. periode grafik adalah k
π
2
V.4. Persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
⊗ Persamaan trigonometri
1. Persamaan dasar trigonometri a. sin x= sin a, x = a + k.2 π
x = ( π−a ) + k.2 π b. cos x = cos a, x = ± a + k.2 π c. tan x= tan a, x = a + k.π
2. Persamaan yang dapat diselesaikan dengan cara memfaktorkan Misal : sin 2x + cos x = 0
2 sin x cos x + cos x = 0
cos x (2 sin x + 1) = 0 …. dan seterusnya.
3. Persamaan yang dapat dikembalikan ke persamaan kuadrat Misal : 2 cos2 x − sinx − 1=0
(
1)
1 0 2 − sin2 x − sinx − =0 1
2 sin2x + sinx − = …. dan seterusnya. 4. Persamaan berbentuk a cos x + b sin x =C,
dapat diselesaikan dengan a2 + b2 ≥ C2
⊗ Pertidaksamaan trigonometri
Pertidaksamaan trigonometri dapat diselesaikan dengan 1. Menggambar grafiknya
2. Menggunakan garis bilangan
1. Nilai sinus sudut terkecil dari segitiga yang sisinya 5 cm, 6 cm, dan 21cm adalah .…
a. 21 5 1
c. 5
5 1
e. 5
3 1
b. 21 6 1
d. 5
2. Diketahui A adalah sudut lancip dan
3. Persamaan grafik di samping adalah ….
Grafik pada gambar tersebut dapat diperoleh dengan cara menggeser grafik y = sin x sejauh
2
π
4. Himpunan penyelesaian sin
(
x+200)
+ sin(
x−700)
−1≤0 Untuk 00 ≤x≤3600 adalah ….a.
{
x |00 ≤ x ≤ 700 atau 1600 ≤ x ≤ 3600}
b.{
x |250 ≤ x ≤ 700 atau 1350 ≤ x ≤1600}
c.{
x |x ≤ 700 atau x ≥1600}
d.
{
x |700 ≤ x ≤1600}
e.{
x |200 ≤ x ≤1100}
Pembahasan :
(
x+200)
+ sin(
x−700)
−1≤ 0 sinsin
(
x+200)
+ sin(
x−700)
≤ 1 2sin(
x−250) ( )
cos 450 ≤ 1(
)
22 1 250 ≤
−
x sin
x−250 =450 atau 135 0
x=700 atau 160 0
Yang diminta :
(
)
2 0 21
250 − ≤
−
x sin
Yang memenuhi adalah daerah I dan III
∴
{
0 0 0 0}
360 160
atau 70 0
| ≤ x ≤ ≤ x ≤
x
Kunci : A
I II III
3600 1600
Ruang Lingkup
•
Logika matematikaRingkasan Materi
VI.1. Pernyataan kalimat terbuka serta ingkarannya
Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja,
tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Contoh : 7 adalah bilangan ganjil (benar)
Malang adalah ibu kota Jawa Timur (salah). Pernyataan dinotasikan dengan huruf p, q, r, s, …
Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih memuat peubah/variabel dan belum
dapat ditentukan nilai benar atau salah.
Jika peubah/variabel diganti dengan konstanta maka menjadi suatu pernyataan. Contoh : 3 +x = 8,
Jika x diganti dengan 5 maka kalimat terbuka menjadi pernyataan yang benar.
Ingkaran adalah pernyataan baru dengan nilai kebenaran berlawanan dengan nilai pernyataan semula, dinotasikan dengan ″~″
Contoh : Pernyataan p : 6 > 2 (B) maka ~ p : 6 ≤ 2 (S)
p: 4 + 1 = 5 (B) maka ∼p: 4 + 1 ≠ 5 (S)
Siswa mampu memahami dasar-dasar logika dan mampu menarik kesimpulan dari serangkaian premis yang diberikan.
VI.2. Operasi logika (konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi).
A. Konjungsi
Konjungsi dari pernyataan p dan q ditulis p∧q.
Dua pernyataan p dan q (p ∧ q) bernilai benar, hanya jika komponen p dan q bernilai benar.
Tabel kebenaran dari p∧q
p q p∧q
B B B B S S S B S S S S
B. Disjungsi
Disjungsi dari pernyataan p atau q dinotasikan dengan p∨q
Disjungsi dua pernyataan p atau q bernilai salah, hanya jika komponen-komponennya bernilai salah.
Tabel kebenaran dari p∨q
p q p∨q
B B B B S B S B B S S S
C. Implikasi
Implikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan lambang ″p→q″ Implikasi p→q bernilai salah, hanya jika p benar dan q salah
Tabel kebenaran implikasi p→q
p q p→q
B B B B S S S B B S S B
D. Biimplikasi
Biimplikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan lambang ″p↔q″.
Biimplikasi dua pernyataan benar, hanya jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama
Tabel kebenaran biimplikasi p↔q
p q p↔q
B B B B S S S B S S S B
VI.3. Pernyataan Majemuk
A. Pernyataan Majemuk yang ekuivalen
Dua pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen, jika kedua pernyataan majemuk tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Contoh :
1. Tunjukkan bahwa : p→q≡ ~ p∨q
Jawab :
p q ∼p ∼p∨q p→q
B B S B B
B S S S S
S B B B B
S S B B B
sama terbukti 2. Tunjukkan bahwa : p∧∼q≡∼(q∨∼p)
Jawab :
p q ∼p ∼q p∧∼q q∨∼p ∼(q∨∼p)
B B S S S B S
B S S B B S B
S B B S S B S
S S B B S B S
B. Negasi Pernyataan Majemuk
•Negasi Konjungsi dan Disjungsi
∼(p∧q)≡∼p∨∼q
Hukum De Morgan
∼(p∨q) ≡∼p∧∼q
Dapat ditunjukan pada tabel berikut :
p q ∼p ∼q p ∧ q ∼(p ∧ q) ∼p ∨∼q
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B
sama
p q ∼p ∼q p ∨ q ∼(p ∨ q) ∼p∧∼q
B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B
sama
p q ∼p ∼q p→q ∼(p→q) p∧∼q
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S B S S
S S B B B S S
sama Contoh:
Tentukan Negasi dari :
1. Jika 932 = maka 6 + 2 > 7 Jawab : ~(p→q)≡p∧∼q
2. Jika Mandor tidak datang maka semua kuli senang
Jawab :
Negasinya adalah : Mandor tidak datang dan ada kuli yang tidak
senang.
VI.4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari implikasi p →q dapat dibentuk implikasi lain yaitu : q→p, yang disebut konvers dari p→q
∼p→∼q , disebut invers dari p→q
∼q→∼p , disebut kontraposisi dari p→q
Hubungan tersebut dapat ditunjukan dalam tabel berikut :
P q ∼p ∼q p→q q→p ∼p→∼q ∼q →∼p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
sama sama
Contoh: Tentukan konvers, invers, dan kontroposisi dari implikasi Jika harga BBM naik, maka semua harga barang naik. Jawab: Konversnya ialah
Jika semua harga barang naik, maka harga BBM naik. Inversnya adalah
Jika harga BBM tidak naik, maka ada harga barang yang tidak naik Kontraposisinya adalah
Jika ada harga barang yang tidak naik maka harga BBM tidak naik.
VI.5. Penarikan Kesimpulan
1. Prinsip Modus Ponens
Premis 1 : p q benar
Premis 2 : p benar
Konklusi : ∴ q benar
Contoh: Jika 3x= 12 maka x= 4 benar 3x= 12 benar ∴x = 4 benar
2. Prinsip Modus Tollens
Contoh :
Jika segitiga ABC sama kaki, maka ∠Α=∠ B benar ∠ A ≠∠ B benar
∴Segitiga ABC bukan segitiga sama kaki benar
3. Prinsip Silogisma
Premis 1 : p q benar Premis 2 : q r benar
Konklusi ∴ p r benar
Contoh: Selidikilah sah tidaknya argumentasi berikut :
p ∼q
p
∴ ∼q
Jawab: Untuk menyelidikinya dibuat tabel kebenaran dari {(p→∼q)∧p} →∼q
Cara 1.
p q ∼q p→∼q (p→∼q)∧p [(p→∼q)∧p]→∼q
B B S S S B
B S B B B B
S B S B S B
S S B B S B
→ nilai selalu benar jadi argumentasi sah
Cara 2.
p q ∼q p→∼q
B B S S B S B B S B S B S S B B Pada baris ke-2
Premis 1 → benar Premis 2 → benar Konklusi → benar
→ argumentasi sah Contoh:
1. Invers dari pernyataan (p∧∼q)→p adalah ….
Jawab :
p→q inversnya adalah ∼p →∼q
2. Ingkaran pernyataan “Beberapa peserta UAN membawa kalkulator “ adalah … Jawab :
“Semua peserta UAN tidak membawa kalkulator“
1. Diketahui p dan q adalah suatu pernyataan dari penarikan kesimpulan berikut 1. p→ q 2. p→ q 3. p→ q
∼q p→ r p
∴∼p ∴q→ r ∴q Argumentasi yang sah adalah ….
a. hanya 1 c hanya 2 dan 3 e. 1, 2, dan 3. b. hanya 1 dan 2 d. hanya 1 dan 3
Jawab: 1.
p q ∼p ∼q p→q
B B S S B B S S B S S B B S B S S B B B 2.
p q r p→q p→r q→r
B B B B B B
B B S B S S
B S B S B B
B S S S S B
S B B B B B
S B S B B S
S S B B B B
S S S B B B
3.
p q p→q
B B B B S S S B B S S B
Kunci : D
Tidak sah sah
sah
Ruang Lingkup
•
Irisan kerucut•
TransformasiRingkasan Materi
VII.1. Irisan Kerucut
A. Lingkaran
1. Persamaan lingkaran
a. Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dengan jari-jari r adalah
2 2 2 y r
x + =
b. Persamaan lingkaran yang berpusat di (a, b) dengan jari-jari r adalah
(
x−a) (
2 + y−b)
2 =rc. Bentuk umum persamaan lingkaran adalah x2 +y2 +Ax+By+C=0,
pusatnya
− −
B 2 1 A, 2 1
dan B C
2 1 A
2 1 R
2 2
− − +
− =
2. Jari-jari lingkaran
Lingkaran menyinggung sumbu X maka R = b
Lingkaran menyinggung sumbu Y maka R = a
Lingkaran menyinggung garis Ax + By + C = 0, maka R = Aa+Bb+C
R
M (a, b) R
M (a, b)
x y
X Y
M (a,
b)
R y + C
= 0
Siswa mampu memahami konsep irisan kerucut dan sifat-sifatnya, efek transformasi serta mampu menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.