• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MTK 1100466 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MTK 1100466 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Dewi Oktaviani, 2015

DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN LEARNING TRAJECTORY PADA

PEMBAHASAN LUAS DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG, LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Jenis masalah yang teridentifikasi dalam pembelajaran konsep luas daerah

segiempat khususnya trapesium, jajargenjang, layang-layang, dan belah

ketupat adalah terkait kesulitan belajar siswa dalam menentukan alas dan

tinggi segitiga, kemampuan siswa dalam mengidentifikasi konsep luas daerah

trapesium yang merupakan gabungan dari luas daerah dua segitiga, koneksi

antara konsep luas jajargenjang dan konsep perbandingan dalam matematika

dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bentuk bangun datar segiempat

dan menentukan luasnya.

2. Masalah yang muncul juga bukan saja dari kesulitan belajar yang dialami

siswa, tetapi dari buku pegangan siswa serta proses pembelajaran di dalam

kelas. Dilihat dari buku pegangan siswa, ada ketidakkonsistenan dalam

menyajikan konsep luas daerah jajargenjang. Jika pada buku tersebut, luas

daerah trapesium, layang-layang, dan belah ketupat menggunakan pendekatan

luas daerah segitiga, berbeda dengan jajargenjang yang diperoleh dari

pendekatan luas daerah persegi panjang. Dilihat dari proses pembelajaran, dari

hasil video yang diamati penulis dan wawancara yang dilakukan kepada guru

mata pelajaran, ternyata diperoleh bahwa pembelajaran berlangsung dengan

cara siswa diminta mencari sendiri konsep luas daerah segiempat dari internet.

Guru hanya membahas sekilas saja tanpa adanya reflektif dan penguatan

bahwa ada koneksi antara luas daerah segitiga dan luas daerah segiempat.

3. Bentuk desain didaktis awal berdasarkan analisis learning obstacle khususnya

pada didactical obstacle dan epistemological obstacle, serta berdasarkan

analisis learning trajectory berkaitan dengan topik luas daerah trapesium,

(2)

80

Dewi Oktaviani, 2015

DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN LEARNING TRAJECTORY PADA

PEMBAHASAN LUAS DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG, LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pada saat implementasi, sebagian besar siswa masih saja kesulitan dalam

menentukan alas dan tinggi segitiga. Hal ini sesuai prediksi respon yang

dibuat. Pada pembuktian konsep luas daerah trapesium dan jajargenjang, siswa

masih merasa kesulitan untuk membuktikannya bahkan muncul respon yang

di luar prediksi. Respon-respon yang muncul di luar prediksi dapat diatasi

dengan keputusan yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung, sebagai

bimbingan terhadap respon yang muncul saat pembelajaran tersebut. Tetapi

pada pembelajaran berikutnya yaitu pembuktian konsep luas daearah

layang-layang dan belah ketupat semua kesulitan pada pembelajaran sebelumnya

dapat diatasi dengan baik sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan

pembelajaan dengan baik.

5. Secara kesuluruhan desain didaktis awal yang dibuat dapat dipertahankan

tetapi pada saat pembelajaran muncul learning obstacle baru yaitu operasi

penjumlahan dan pemfaktoran aljabar. Desain yang dibuat hanya direvisi pada

redaksi saja yang bertujuan agar siswa tidak kebingungan pada saat membaca

soal. Revisi tersebut terkait perubahan redaksi perintah, pengurangan dan

penambahan bagian desain, prediksi respon yang harus lebih detail dan juga

pengelolaan waktu pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil implementasi dan pembahasan hasil implementasi yang

diperoleh, saran dari implementasi ini adalah sebagai berikut :

1. Desain didaktis revisi konsep luas daerah segiempat khususnya trapesium,

jajargenjang, layang-layang dan belah ketupat yang telah disusun ini bisa

digunakan sebagai salah satu alternatif yang dapat disajikan dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Namun, pada implementasinya dapat disesuaikan

dengan kondisi yang terjadi karena hasil implementasi atau respon siswa yang

muncul saat pembelajaran berlangsung tidak akan sesuai prediksi.

2. Pada saat pembelajaran dimulai seharusnya diberikan apersepsi dahulu

mengenai operasi dan pemfaktoran aljabar, lalusiswa diberi penjelasan bahwa

(3)

81

Dewi Oktaviani, 2015

DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN LEARNING TRAJECTORY PADA

PEMBAHASAN LUAS DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG, LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketupat menggunakan operasi dan pemfaktoran aljabar tersebut. Selain itu

ingatkan kembali tentang alas dan tinggi segitiga yang bersesuaian.

3. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk membuat desain didaktis melalui

Referensi

Dokumen terkait

Bangun datar yang telah kamu kenal yaitu lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, jajargenjang, layang-layang, trapesium, dan belah ketupat.. Semua bangun datar itu

Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar persegi , persegi panjang, trapesium, jajargenjang, lingkaran, belah ketupat, dan layang- layang. Siswa dapat

Bangun datar yang telah kamu kenal yaitu lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, jajargenjang, layang-layang, trapesium, dan belah ketupat.. Semua bangun datar itu

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika pada materi Jajargenjang, Belah Ketupat, Layang- layang dan Trapesium: (1) siswa

Sejauhmana pengaruh penguasaan materi Geometri tentang segi empat (jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, trapesium) terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal

Uraian Tinggi sebuah jajargenjang 2 kali dari panjang alasnya.. 1) Menemukan rumus luas daerah layang- layang dan trapesium. 2) Menghitung luas daerah layang- layang dan

 Melalui alat peraga yang dibawa oleh guru siswa dapat menyebutkan 7 macam bangun datar (Persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium, jajargenjang, belah ketupat,

Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan keliling segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan