• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualanamu Plaza and Park

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kualanamu Plaza and Park"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Juwana, Jimmy S. 2005.Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Edisi 1. Erlangga.Jakarta.

Coleman, Peter. 2006. Shopping Environmental. Edisi 1. Elseviker Ltd. Jordan Hill.

Karyono, Tri Harso. 2010. Green Architecture. Edisi 1. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

D.K.Ching, Francis.1999. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya. Cetakan ke-7. Erlangga. Jakarta.

Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi. 1997. Data Arsitek Jilid 1. Edisi 33. Erlangga .Jakarta.

Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril. 1995. Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua. Jakarta . Erlangga.

.

https://deliserdangkab.bps.go.id. Diakses pada 14 April 2016

http://informasipedia.com/kependudukan/jumlah-penduduk-dunia . Diakses pada 14 Maret 2016

(24)

BAB III METODOLOGI

3.1 Metode Penelitian

Metode rancangan penelitian yang digunakan dalam perancangan

Kualanamu Plaza and Park adalah metode deskriptif. Menurut Whintney

(1960:160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah- masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi- situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan- kegiatan, sikap- sikap, pandangan- pandangan, serta proses- proses yang sedang berlangsung dan pengaruh- pengaruh dari suatu fenomena.

Dalam metode deskriptif,, membandingkan fenomena- fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena- fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survey normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).

(25)

3.2Teknik Pengumpulan Data 3.2.1 Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara survey kelapangan secara langsung. Mengamati permasalahan yang ada pada tapak dan mengumpulkan serta mencatat data-data tapak, potensi tapak yang dapat dimanfaatkan dan mengambil gambar/ foto/ sketsa yang dibutuhkan.

3.2.2 Metode Literatur

Metode literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari literatur-literatur proyek yang sejenis dengan perancangan pusat perbelanjaan batangkuis. Data lain yang di butuhkan untuk perancangan ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi / survey langsung kelokasi perancangan.

Data primer tersebut di antaranya adalah : - Kondisi tata guna lahan

- Kondisi orientasi penyinaran matahari dan arah angin - Potensi lahan

- Prasarana bangunan disekitar - Kondisi eksisting

- Kondisi bentuk dan massa bangunan - Kondisi lalu lintas dan sirkulasi - Kondisi ruang terbuka

- Kondisi pedestrian - Kondisi penanda

- Kondisi pendukung kegiatan - Kondisi preservasi

(26)

Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung, tanpa melakukan survey maupun pengamatan langsung yang dapat diperoleh dari sumber-sumber terkait, seperti:

 Data mengenai kondisi lokasi perancangan, pencapaian lokasi yang diperoleh dari google earth, geoogle maps dengan media internet.  Data mengenai tata guna lahan dan peraturan lainnya, data ini dapat

diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang

 Data jumlah penduduk di Deli Serdang dan jumlah wisatawan yang diperoleh dari BPS

4 Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori- teori, pendapat- pendapat serta pokok- pokok pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku- buku yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian (Sarwono, 2010:34-35:), yaitu:

 Memperoleh data melalui buku  Memperoleh data dari jurnal

 Memperoleh data dari teori-teori ahli

3.3Teknik Diagnosa/Analisa

(27)

3.4Kerangka Pendekatan

Diagram 3.1 Kerangka pendekatan (Sumber : Olah data primer)

Metode penelitian

Metode yang dipakai dalam perancangan Kualanamu Plaza and Park adalah metode

kualitatif dengan penelitian deskriptif

Pengumpulan Data

Observasi 1 . Survey lapangan

2 . Mencatat data tapak

3 . Mengambil gambar

Metode literatur Mengumpulkan data literatur- literature yang dapat dipelajari dari proyek sejenis.

Studi Pustaka Mengumpulkan data dan teori melalui buku, jurnal dan teori para ahli.

Data Primer Data Sekunder

Teknik Diagnosa/Analisa

(28)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 4.1.1 Analisa Lokasi

U

Gambar 4.1 Analisa Lokasi (Sumber: Google Earth dengan diolah)

Data lokasi site : Pulau

Provinsi Kabupaten Kecamatan Letak

Luas Ketinggian Iklim

: Sumatera : Sumatera Utara : Deli Serdang : BatangKuis : 335 - 341 LU : 41 - 46 BT : 4.034 Ha

(29)

KecepatanAngin Penguapan Keadaan Tanah Keadaan Topografi Kelurahan/Desa Penduduk

: 1.821 mm/tahun : 1,33 mm/dt : 4,08 mm/hr : Tanah basah

: Relatif datar dan berkontur : 11 Desa (status desa) : 62.348 Jiwa

Batas-Batas Kecamatan Batangkuis Sebelah Utara

Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat

: K :Kecamatan Pantai Labu

(30)

4.1.2 Analisa Kondisi Eksisting

Gambar 4.2 Analisa Kondisi Ekisting (Sumber: Google Earth dengan diolah)

Adapun deskripsi lokasi sebagai tapak rancangan :

 Judul Proyek : Kualanamu Plaza and Park  Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Site :Jalan Utama Bandara Kualanamu, Kecamatan Batangkuis. Kabupaten Deli Serdang. Sumatera Utara

 Luas site :±1,5 Ha  Batasan Tapak

a. Batas Utara : Kebun masyarakat setempat

Jalan gang pepaya

Kebun jagung

Jalan utama bandara KNO Sungai

(31)

b. Batas Selatan : Jl Bandara Kualanamu c. Batas Barat : Sungai

d. Batas Timur : Gang Pepaya, Lahan kosong  Luas Lahan : ± 1.5-2 hectar

 Kontur : Relatif Berkontur  KDB : 60 – 70 %

 KLB : 8 lantai

 GSB

a. Jl. Besar bandara : 13,5 m b. Jl. Gg. Pepaya : 2,5 m

c. Sungai : 15 m

 Bangunan eksisting: Lahan Kosong  Potensi Lahan :

a. Terletak dekat dengan bandara b. Berada pada kawasan pengembangan

c. Transportasi lancar, baik dan bebas kemacetan; d. Luas site sesuai syarat

e. Terintegrasi dengan sungai;

f. Berada di lingkungan yang tenang;

(32)

4.1.3 Analisa Tata Guna Lahan

Gambar 4.3 Analisa tata guna lahan (Sumber: Google Earth dengan diolah)

Kualanamu Plaza and Park terletak di kawasan yang didominasi oleh

(33)

4.1.4 Analisa Pencapaian Kawasan

Gambar 4.4 Analisa pencapaian lahan (Sumber: Google Map dengan diolah)

Pencapaian menuju kawasan site Kualanamu Plaza and

Park dapat di akses dengan kereta api, jalur jalan utama

Batangkuis, dan jalur tol.

Dibawah ini beberapa akses menuju kawasan Kualanamu

Plaza and Park.

 Dari kota Medan, site ini dapat diakses menggunakan jalan tol menuju bandara. Akses menggunakan tol belmera kemudian menuju pintu tol tanjung morawa, lalu melalui jalan Batangkuis menuju arah Bandara Kualanamu melalui jalan

besar bandara Kualanamu.

Gambar 4.5 Jalan Batangkuis (Sumber: dokumen pribadi)

(34)

Gambar 4.6. Jalan utama bandara (Sumber: dokumen pribadi)

4.1.5 Analisa Vegetasi

Gambar 4.7 Analisa Vegetasi (Sumber: Google Map dengan diolah)

Vegetasi Site didominasi oleh kebun jagung dan terdapat semak- semak liar yang terdapat didalam dan pinggiran site. Di ujung simpang jalan terdapat

Pohon pisang dan tanaman liar

Daun keladi

Pohon besar

(35)

kayu, ppohon pisang dan tanaman serta semak belukar. Vegetasi disepanjang sungai membantu menghindari terjadinya erosi namun karna vegetasi yang tidak terurus merusak view ke arah sungai.

(36)

4.1.6 Analisa View View kedalam

Gambar 4.8 Analisa View kedalam (Sumber: Google Map dengan diolah)

Keterangan

+ : Kualitas view kurang baik ++ : Kualitas view cukup baik +++ : Kualitas view baik

1. Potensi : Sisi A sangat berpotensi untuk dilihat karna berbatasan langsung dengan jalan. Sisi B dan C cukup baik karena berbatasan dengan jalan dan sungai yang menjadikan bangunan bagian dari sisi sungai.

2. Masalah : Sisi D tidak berpotensi untuk dilihat karna berbatasan dengan kebun dan jarang dilalui oleh orang.

Sungai

Rumput liar

Jalan gang

(37)

3. Solusi : Pada sisi A dibuat fasad yang menarik perhatian orang untuk datang karna view yang utama dan yang paling terlihat. Pada sisi B dan C dibuat fasad yang menyesuaikan dengan sungai dan

area pinggir jalan kecil. Pada sisi D dirancang menjadi area servis.

View keluar

Gambar 4.9 Analisa View keluar (Sumber: Google Map dengan diolah)

Keterangan

+ : Kualitas view kurang baik ++ : Kualitas view cukup baik +++ : Kualitas view baik

1. Potensi : Sisi C sangat berpotensi untuk dilihat karna berbatasan langsung dengan sungai. Sisi A dan B cukup baik karena berbatasan dengan jalan utama dan jalan kecil

Jalan utama bandara KNO

Kebun warga Kebun warga

(38)

2. Masalah : Sisi D tidak berpotensi untuk dilihat karna berbatasan dengan kebun dan jarang dilalui oleh orang. 3. Solusi : Pada sisi C dibuat area yang menjadi area publik

sebagai taman untuk fungsi view ke sungai (riverside). Hal ini dapat menarik perhatian orang untuk datang karna view pinggir sungai dan failitas yang mendukung. Pada sisi A dab B dibuat area komersil yang mengundang pengunjung. Pada sisi D dirancang menjadi area servis.

4.1.7 Analisa Orientasi Matahari

Gambar 4.10 Analisa Matahari (Sumber: Google Map dengan diolah)

(39)

2. Masalah : Radiasi matahari tinggi di sekitar site, namuntidak ada buffer yang cukup berupa vegetasi, hanyabangunan-bangunan eksisting.

3. Solusi : Orientasi bangunan mengoptimalkan bukaan di arah utara- selatan menambahkan vegetasi dibagian timur- baratsebagai buffer cahaya matahari serta sebagai peneduhkawasan.

4.1.8 Analisa Kebisingan

Gambar 4.11 Analisa Kebisingan (Sumber: Google Map dengan diolah)

Keterangan

: Intensitas suara tinggi : Intensitas suara cukup tinggi : Intensitas suara rendah

Sungai

Kebun warga Kebun warga

(40)

1. Potensi : Sisi B berpotensi sebagai fungsi rekreasi dengan suara sungai, area D dengan intensitas kebisingan rendah karena berbataan dengan kebun

2. Masalah : Area A merupakan jalan utama yang hampir selalu dilalu lalang oleh kendaraan, sehingga menimbulkan kebisingan cukup tinggi. Ditambah lagi area site yang berada dikawasan bandara sehingga menimbulkan kebisingan yang disebabkan oleh pesawat yang akan take off maupun landing 3. Solusi : Area A diberikan vegetasi sebagai buffering dan juga

(41)

4.1.9 Analisa Sirkulasi

Gambar 4.12 Analisa Sirkulasi (Sumber: Google Map dengan diolah)

Keterangan

: jalur kendaraan bermotor untuk umum

: jalur kendaraan bermotor yang masuk kedalam site : jalur pedestrian dan pejalan kaki serta jalur sepeda : jalur servis

1. Potensi : Jalur jalan kecil pada gang pepaya yang sepi kendaraan. Jalur kendaraan di jalan utama yang tidak terlalu ramai sehingga minim kemacetan.

2. Masalah : - 3. Solusi :

Jalur servis dimanfaatkan sebagai loading dock dan berdekatan dengan zona servis gedung parkir dan gudang utama

(42)

Kendaraan bermotor yang masuk menuju drop off langsung menuju ke gedung parkir tanpa menggangu dan bercampur dengan jalur sepeda ataupun pejalan kaki, begitupun juga dengan jalur mobil pengangkut barang

. 4.1.10 8 Analisa Utilitas

Gambar 4.13 Analisa Utilitas (Sumber: Google Map dengan diolah)

1. Potensi : Sudah terdapat arus listrik, jaringan telepon dan pemipaan air bersih

2. Masalah : -

3. Solusi : Arus listrik, jaringan telepon dan pemipaan air bersih dapat dimanfaatkan dan penggunaanya dapat dihemat sedemikian rupa dengan penerapan teknologi bangunan ramah lingkungan

Kebun warga Pipa Air

Menara sutet

(43)

4.1.11 Analisa Bangunan Sekitar dan Prasarana

Gambar 4.14 Analisa Bangunan Sekitar dan Prasarana (Sumber: Google Map dengan diolah)

1. Potensi : Selain dekat dengan bandara Kualanamu, area perkantoran dan hotel juga dekat dengan site. Sehingga mendukung fungsi

2. Masalah : -

3. Solusi : Perlu adanya koneksi yang memudahkan pengunjung dari suatu tempat ke tampat lainnya. Seperti pedestrian yang ditata dengan baik juga jalur sepeda sehingga antar fungsi dapat saling mendukung

(44)

4.2Analisa Fungsional

4.2.1 Analisa Jumlah Pengunjung

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang dalam buku “Deli Serdang Dalam Angka 2015”, jumlah penduduk di ketiga Kecamatan yang berada di sekitar kawasan bangunan yang akan di rancang. Ketiga kecamatan ini meliputi Batang Kuis, Pantai Labu, dan Beringin.

Tabel 4.1 Jumlah banyaknya penduduk di Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang) ata-rata =(2011-2010)+(2010-2009)+(2009-2008))

Dengan jumlah penduduk di tiga Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dapat diperoleh proyeksi jumlah pengunjung yang akan datang ke

Kualanamu Plaza and Park dalam sehari dalam 13 tahun mendatang

dengan persamaan:

Pn = Po (1+r)n

Keterangan:

Pn = jumlah wisatawan mancanegara pada tahun ke-n Po = jumlah wisatawan mancanegara pada tahun awal r = jumlah penduduk awal

(45)

 Kecamatan Pantai Labu

Dari kecamatan ini diasumsikan 50% pertahun jumlah masyarakat Kecamatan Pantai Labu di tahun 2029 yang akan datang ke

Kualanamu Plaza and Park.

Tabel 4.2 Jumlah banyaknya penduduk di Kecamatan Pantai Labu tahun 2012

(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang)

Eksponen : Pn = Po (1+r)n P2014 = P2012 (1+r)n 47.810 = 44.440 (1+r)2 (1+r)2 = 47.810

44.440 =1,075 r2 =1,075-1 r = √0,0751 = 0, 275

P2029 = P2014 (1+r)n = 47.810 (1+0,275)15 47.810 = 47.810 (37,36)

(1+r)2 = 1.786.260 jiwa /tahun 50 % dari 1.786.260 jiwa /tahun

(46)

 Kecamatan Beringin

Dari kecamatan ini diasumsikan 2% pertahun jumlah masyarakat Kecamatan Beringin di tahun 2029 yang akan datang ke

Kualanamu Plaza and Park.

Tabel 4.3 Jumlah banyaknya penduduk di Kecamatan

Beringin tahun 2010

(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Dali Serdang)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dihitung rata-rata jumlah penduduk Kec. Beringin yang datang:

Eksponen : Pn = Po (1+r)n P2014 = P2010 (1+r)n 58.194 = 52.415 (1+r)4 (1+r)4 = 58.194

52.415 r4 =1,11-1

= √0,11

=0,576

P2029 = P2014 (1+r)n = 62.348 (1+0,037)15 = 58.194 (919,05)

(47)

=2 % x 53.483.695 = 1.069.673,9 jiwa/tahun = 2.971 jiwa/hari

 Kecamatan Batang Kuis

Dari kecamatan ini diasumsikan 2% pertahun jumlah masyarakat Kecamatan Beringin di tahun 2029 yang akan datang ke

Kualanamu Plaza and Park.

Tabel 4.4 Jumlah banyaknya penduduk di Kecamatan Batang Kuis tahun 2013

(Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Batangkuis)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dihitung rata-rata jumlah penduduk Kec. Batang Kuis yang datang:

Eksponen : Pn = Po (1+r)n P2014 = P2013 (1+r)n 62.348 = 60.125 (1+r)1 (1+r)1 = 62.348

60.125 r =1,037-1

= 0,037

(48)

= 62.348 (1,724) = 107.523 jiwa /tahun 70 % dari 107.523 jiwa /tahun

=70 % x 107.523 = 75.267 jiwa/tahun = 209 jiwa/hari

Jadi, jumlah pengunjung dari ketiga kecamatan diatas yaitu: = 2.480 + 2.971 + 209

= ± 5.660 jiwa/hari(2011-2010)+(2010-2009)+(2009-

(49)

4.2.2 Analisa Kebutuhan Ruang

Berdasarkan hasil analisa aktivitas serta perhitungan yang mengacu pada sumber tertentu tentang jumlah pengunjung (asumsi), maka diperoleh program ruang dan besaran ruang sebagai berikut

a. Ruang Pengelola

Tabel 4.5 Kebutuhan ruang pengelola

(Sumber: Olah data primer)

No Aktivitas Kebutuhan Ruang Standar (m2/org) Sumber

Ruang tamu 5,4 NAD 2 10,8

Ruang rapat 5,4 NAD 3 16,2

Ruang sekretaris 4,5 NAD 2 9

40,5

Ruang kerja kepala bagian 4,5 NAD 1 4,5

Ruang tamu kepala bagian 5,4 NAD 1 5,4

Ruang sekretaris 4,5 NAD 1 4,5

14,4

Ruang kerja kepala bagian 4,5 NAD 1 4,5

Ruang tamu kepala bagian 5,4 NAD 1 5,4

Ruang sekretaris 4,5 NAD 1 4,5

14,4

Ruang kerja kepala bagian 4,5 NAD 1 4,5

Ruang tamu kepala bagian 5,4 NAD 1 5,4

Ruang sekretaris 4,5 NAD 1 4,5

14,4 Mengelola pemasaran

awasi kinerja teknis sarana dan prasa

(50)

91 b. Area Perbelanjaan

Tabel 4.6 Kebutuhan area perbelanjaan

No Jenis Retail Kebutuhan Ruang Standar

(m2/orang) Sumber

Fashion pria Area display 1,8 NAD 20 36

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Fitting area (shoes area) 0,36 NAD 10 3,6

Kasir 2 NAD 4 8

sirkulasi 20% 74 370

444

Fashion wanita Area display 1,8 NAD 20 36

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Fitting area (shoes area) 0,36 NAD 10 3,6

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 4 8

103,6 518

621,6

Casual Area display 1,8 NAD 10 18

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting area (shoes area) 0,36 NAD 5 1,8

Fitting room 1,2 NAD 3 3,6

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 3 6

40,8 204

244,8

Batik Area display 1,8 NAD 20 36

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting area (shoes area) 0,36 NAD 10 3,6

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 4 8

29,6 148

177,6

Olahraga Area display 1,8 NAD 100 180

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting area (shoes area) 0,36 NAD 10 3,6

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 4 8

43,6 218

261,6

Anak Area display 1,8 NAD 20 36

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting area (shoes area) 0,36 NAD 10 3,6

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 4 8

44,4 222

266,4

Asesoris Area display 1,8 NAD 10 18

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 4 8 • Ale a der Christie •Toko Perhiasa

subtotal 4 retail sirkulasi 20%

6

total

sirkulasi 20% subtotal 3 retail

total

sirkulasi 20% subtotal 5 retail

total total

sirkulasi 20% subtotal 4 retail

• Le i's • Wra gler • Espirit •Polo Ralph Laure

3

sirkulasi 20% subtotal 7 retail

2

sirkulasi 20% subtotal 2 retail

• Da ar Hadi • Johnny Andrean Salon • Sari Ayu Martha Tilaar • Boddy Bath and Works • Meda Heritage Stuff • I lo e Meda

• Carefour

(51)

251,52

Perawatan tubuh Area display 1,8 NAD 20 36

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 4 8

Waiting room 0,36 NAD 5 1,8

43,44 217,2

260,64

Elektronik Area display 1,8 NAD 10 18

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 4 8

48,16 240,8

288,96

Oleh- Oleh Khusus Medan Area display 1,8 NAD 10 18

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Gudang 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 2 4

58,08 290,4

348,48

Supermarket Area display 1,8 NAD 320 576

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Ruang pengelola 2,4 NAD 4 9,6

Gudang 100m2/unit NAD _ 100

Ruang karyawan 2,4 NAD 25 60

Kasir 2 NAD 5 10

154,24 771,2

925,44

Departemen store Area display 1,8 NAD 200 700

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting room 1,2 NAD 4 4,8

Fitting area (shoes area) 0,36 NAD 10 3,6

Gudang 100m2/unit NAD _ 200

Ruang pengelola 2,4 NAD 4 9,6

Ruang karyawan 2,4 NAD 20 48

Kasir 2 NAD 4 8

196,96 984,8

1181,76

Toko Buku Area display 1,8 NAD 100 180

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Fitting area (reading area) 0,36 NAD 10 3,6

Gudang 50m2/unit NAD _ 50

Ruang pengelola 2,4 NAD 4 9,6

Ruang karyawan 2,4 NAD 20 48

Kasir 2 NAD 3 4

61,2 306

367,2

Toko Funiture Area display 1,8 NAD 400 720

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Gudang 100m2/unit NAD _ 300

Ruang pengelola 2,4 NAD 4 9,6

Ruang karyawan 2,4 NAD 30 72

Kasir 2 NAD 4 4

sirkulasi 20% subtotal retail

13 • Ale a der Christie •Toko Perhiasa

sirkulasi 20% subtotal 7 retail

total • Johnny Andrean Salon • Sari Ayu Martha Tilaar • Boddy Bath and Works • Rudi Salon

7

sirkulasi 20%

sirkulasi 20% subtotal retail

total

• Tauko Meda •Meda I Desai •Kaos Meda Bah • Sou e ir Ulos • Meda Heritage Stuff • I lo e Meda

sirkulasi 20% subtotal 6 retail

total 9

10

(52)

(Sumber: Olah data primer)

c. Area Kuliner

Tabel 4.7 Kebutuhan area kuliner

367,2

Toko Funiture Area display 1,8 NAD 400 720

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Gudang 100m2/unit NAD _ 300

Ruang pengelola 2,4 NAD 4 9,6

Ruang karyawan 2,4 NAD 30 72

Kasir 2 NAD 4 4

223,28 1116,4

1339,68

Area display 1,8 NAD 10 18

Etalase 20 display NAD _ 10,8

Kasir 2 NAD 2 4

65,6 328

393,6 7373,28 Rent Tenant (10 buah)

sirkulasi 20% 14

subtotal 10 retail total

Luas Area Perbelanjaan

•Parkso

total

sirkulasi 20% subtotal retail

13 • Ale a der Christie •Toko Perhiasa • Johnny Andrean Salon • Sari Ayu Martha Tilaar • Boddy Bath and Works • Meda Heritage Stuff • I lo e Meda

• Carefour

No Jenis Retail Kebutuhan Ruang Standar (m2/orang) Sumber

Kapasitas (orang)

Luas Ruang (m2)

Western Area makan 1,6 NAD 30 48

Dapur 0,2 area makan NAD _ 9,6

Storage 0,3 dapur NAD _ 2,88

Order area 1,2 NAD 8 9,6

Ruang karyawan 0,1 dapur NAD 1 0,96

Wastafel 0,3 NAD 3 0,9

71,94 359,7

431,64

Fast Food Area makan 1,6 NAD 25 40

Dapur 0,2 area makan NAD _ 8

Storage 0,3 dapur NAD _ 2,4

Order area 1,2 NAD 8 9,6

Ruang karyawan 0,1 dapur NAD 1 0,8

Wastafel 0,3 NAD 3 0,9

37,02 185,1

222,12

Eastern & Indonesian Area makan 1,6 NAD 30 48

Dapur 0,2 area makan NAD _ 9,6

Storage 0,3 dapur NAD _ 2,88

Order area 1,2 NAD 8 9,6

Ruang karyawan 0,1 dapur NAD 1 0,96

Wastafel 0,3 NAD 3 0,9

115,104 575,52

sirkulasi 20% subtotal 8 retail

subtotal 3 retail sirkulasi 20%

sirkulasi 20% subtotal 5 retail

•KFC • Te as

• Hoka-Hoka Be to

(53)

(Sumber: Olah data primer)

d. Area Hiburan

Tabel 4.8 Kebutuhan ruang area hiburan

(Sumber: Olah data primer)

690,624

Cafe & Coffe Shop Area makan 1,6 NAD 20 32

Dapur 0,2 area makan NAD _ 6,4

Storage 0,3 dapur NAD _ 1,92

Order area 1,2 NAD 6 7,2

Ruang karyawan 0,1 dapur NAD 1 0,64

Wastafel 0,3 NAD 3 0,9

88,308 441,54

529,848

Cake & Bread Shop Area makan 1,6 NAD 5 8

Dapur 0,2 area makan NAD _ 1,6

Storage 0,3 dapur NAD _ 0,48

Kasir 1,2 NAD 5 6

Ruang karyawan 0,1 dapur NAD 1 0,16

Ruang Display 1,8 NAD 10 18

41,088 205,44

246,528

Luas Area Kuliner 2120,76

• Be ek Kaleo

• Hoka-Hoka Be to

total

sirkulasi 20% subtotal 6 retail

•J.CO

sirkulasi 20% subtotal 9 retail

No Jenis Retail Kebutuhan Ruang Standar (m2/orang)

Sumber Kapasitas (orang)

Luas Ruang (m2)

Area Olahraga Area Gym 3,34 NAD 35 116,9

Ruang informasi 2 NAD 4 8

Toilet 1,6 NAD 8 12,8

• Rua g Bilas 1,4 NAD 24 33,6

Area Permainan Area Permainan 1,6 NAD 65 104

Kasir 2 NAD 4 8

Ruang karyawan 2,4 NAD 8 19,2

Gudang 0,1 playing area NAD _ 10,4

•Childre pla i g park

28,32 141,6

169,92

3 Cinema & Pertunjukan Ruang Tunggu / Hall 0,5 Asumsi 80 40

•Ci e a Ruang Tiket/ kasir 1,2 Asumsi 10 12

Ruang pengelola 2,4 NAD 10 24

Ruang karyawan 2,4 NAD 10 24

Studio 0,8 Asumsi 500 400

Cafetaria 1,6 Asumsi 30 48

Ruang Proyektor 8 Asumsi 3 24

Ruang peralatan 10 m2/unit NAD _ 10

Toilet 1,2 NAD 10 12

•Aphiteatre Aphiteatre 0,9 Asumsi 100 90

118,8 594

712,8

Luas Area liburan 1228,68

1

•G

sirkulasi 20% subtotal

total

sirkulasi 20% subtotal

total

•Ti e Zo e

2

(54)

e. Area Servis

Tabel 4.9 Kebutuhan ruang area servis

f. Area Parkir

Jumlah pengunjung = 5200 jiwa Asumsi waktu kunjungan ke mall = 3 jam/orang Waktu buka mall = 10 pagi -10 malam

No Jenis Kebutuhan Ruang Standar

(m2/orang) Sumber

Kapasitas (orang)

Luas Ruang (m2)

1 Mencari Informasi Pusat informasi bangunan 0,9 NAD 30 27

Musholla 1,25 NAD 20 25

• Te pat udhu pria 0,9 Asumsi 10 9

• Te pat udhu a ita 0,9 Asumsi 10 9

•Pe itipa Sepatu/ sa dal Asumsi 12

11 55

Ruang kontrol Asumsi 20

Ruang genset & trafo Asumsi 80

Ruang tangki BBM Asumsi 20

Ruang panel Asumsi 20

Ruang Chiller Asumsi 40

Ruang AHU Asumsi 40

Ruang ground water tank Asumsi 40

Ruang pompa Asumsi 40

Ruang PABX Asumsi 20

Ruang septictank Asumsi 20

68 340

total 408

Area jaga keamanan 0,9 NAD 2 1,8

Ruang satpam 1,5 NAD 4 6

Toilet 1,5 NAD 2 3

2,16 10,8

total 12,96

Loker cleaning servis 1,5 NAD 20 30

Toilet cleaning servis 1,5 NAD 5 7,5

Ruang peralatan 6 Asumsi 6

8,7 43,5

total 52,2

7 Mengambil uang di ATM ATM center 2 Asumsi 10 20

Luas Area Servis 627,344

luas total bangunan 11450,5

JUMLAH KAPASITAS ORANG 5200

sirkulasi 20% subtotal

4

sirkulasi 20% subtotal

5

Menjaga kebersihan, dan membersihkan area bangunan

sirkulasi 20% subtotal

6

Menjaga keamanan 3

sirkulasi 20% subtotal

Beribadah 2

Buang Air

Maintenance kebutuhan mekanikan elektrikal

(55)

Jadi, terdapat 4 shift waktudala sehari. Dimana 1 shift waktu = 5200 / 4

= 1300 orang

Asumsi parkir = 20% mobil, 60% sepeda motor 20% Pejalan kaki, Sepeda, dan Kendaraan umum

 Parkir mobil

20% x 1300 = 260 mobil  Parkir motor

60% x 1300 = 780 motor

Jenis Fungsi Jenis Ruang Standar Jumlah (Unit)

Luas lahan parkir (m²) = Parkir mobil 12,5m²/mobil + parkir motor 2m²/motor = (12,5x 260) +(2x780 )

= 3.250 + 1.560 = 4.810 m²

Sub Total Luas 4.810 m²

Sirkulasi =20% x 4810 =962 m²

Total luas kebutuhan lahan parkir = 5.772 m² Maka, total luas bangunannya adalah :

(56)

4.2.3 Analisa Suasana Ruang

Tabel 4.10 Analisa suasana ruang

Fungsi Kebutuhan ruang Persyaratan

Sarana Perbelanjaan dan Rekreasi

Kantor pengelola Privasi, dan cenderung tidak terlihat Retail Di sesuaikan dengan modul struktur,

sebagai penggerak pengunjung dan harus bersifat menjualuntuk menarik pembeli

Atrium Besar, pusat orientasi bangunan

Restoran Memerlukan view yang bagus

Café Memerlukan view yang bagus,

suasana santai dan cenderung disesuaikan dengan tema

Anchor Di sesuaikan dengan modul struktur, besar, berada di lokasi yang dapat menarik pengunjung

Food court Memerlukan view yang bagus,

suasana tenang dan nyaman

Toilet Mudah dijangkau namun tidak

mudah dilihat

Mushollah Nyaman dan tenang

Area parkir Kemudahan dalam pencapaian

(Sumber: Olah data pribadi)

4.2.4 Analisa Bentuk

(57)

Karakter dan sifat dari sebuah pusat perbelanjaan dapat di gambarkan kedalam betuk dasar sebagai berikut :

Persegi Lingkaran Segitiga

Gambar 4.15 Bentuk dasar (Sumber: Internet)

 Bentuk persegi yang menunjukkan sesuatu yang murni, tegas dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis paling mudah untuk memaksimalkan ruang.

 Bentuk lingkaran, merupakan bentuk yang dinamis berorientasi terpusat. Karna tidak bersudut dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros atau pusat.

 Bentuk segitiga, menunjukkan stabilitas struktur yang sempurna, saling mengikat dan keseimbangan antara gaya tekan dan tarik. Karna bersudut yang tajam agak kurang memungkinkan untuk memanfaatkan fungsi ruang secara maksimal.

Dari analisa di atas massa bangunan berbentuk kotak, lingkaran sebagai atrium dan pusat bangunan yang akan diterapkan pada

Kualanamu plaza and park untuk merespon fungsi bangunan yang

bentuk ruangnya berbentuk grid.

4.3Analisa Penerapan Tema

Penerapan tema eco future architecture pada bangunan kualanamu

plaza and park ini mengadopsi konsep taman hijau yang berada

(58)

fungsi public space juga sebagai area perbelanjaan yang memanfaatkan alam sebagai energi yang terus- menerus dan menjawab permasalahan lingkungan kedepannya.

Berikut merupakan poin- poin dari permasalahan yang ada:

 Suhu panas kota medan yang membuat tidak nyaman dan suara kebisingan lalu lalang pesawat terbang

 Pemanfaatan energi yang besar untuk penerangan pada bangunan fungsi perbelanjaan

 Bangunan sebagai pusat aktivitas dan rekreasi bagi masyarakan disekitar

 Penggunaan beton sebagai kontsrruksi utama pada bangunan menjadi salah satu penyumbang faktor pengrusakan alam

Berikut merupakan poin- poin dari pemecahan masalah berdasarkan tema yang diadopsi:

 Penggunaan kaca laminasi untuk meminimalisir panas matahari yang masuk dan menyaring kebisingan

Gambar 4.16 Kaca laminasi (Sumber: Internet)

 Material kaca yang digunakan juga dapat menghemat penggunaan cahaya lampu terutama pada siang hari.

(59)

Gambar 4.17 Pemanfaatan air pada fasad kaca (Sumber: Internet diolah pribadi)

 Memanfaatkan site yang berada di pinggir sungai sebagai taman yang ramah terhadap pejalan kaki dan terdapat jalur sepeda demi meminimalisir penggunaan transportasi bermesin

 Bentukan yang dinamis dengan lengkungan yang menjadi kesan dari kehidupan di masa depan yang lebih luwes dan fleksible

 Pemanfaatan baja ekspose sebagai struktur utama untuk menghemat penggunaan semen dan bata. Sehingga kuat dengan kesan modern.

Penggunaan roof garden pada bangunan

(60)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Kualanamu Plaza and Park merupakan salah satu fasilitas pendukung dari

konsep kota aerotropolis yang akan berkembang, meliputi fasilitas

perbelanjaan, kuliner , rekreasi, hiburan, amphiteatre, bioskop, dan ruang terbuka hijau.

5.1Konsep Dasar

Konsep dasar bangunan Kualanamu plaza and park sendiri mengadopsi tema eco future architecture. Bangunan ini dirancang dengan mengolah bentukan dasar lingkaran dan persegi. Pemanfaatan air hujan, penggunaan material baja dan kaca laminasi, green roof, serta pemanfaatan ruang terbuka.

(61)

5.2Konsep Perancang Tapak

5.3.1 Hirarki ruang luar

Hirarki ruang luar pada bangunan Kualanamu Plaza and

Parkterbagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsi dan zonanya masing-

masing. Drop off berada di akses masuk kendaraan sebelum menuju gedung parkir. Entrance samping langsung menghubungkan dengan pedestrian dan jalur sepeda. Plaza yang berada ditengah bangunan menjadi poin utama pada bangunan. Bangunan komersil yang berada di pinggir jalan utama menjadi daya tarik sekaligus menjadi street market jugaruang hijau sebagai peneduh dan pembuffer kebisingan maupun debu.

Diagra 5.2 Hirarki ruang luar (Sumber : Olah pribadi)

5.3.2 Permintakatan ruang luar

Permintakatan area luar terbagi menjadi beberapa fungsi yanag masing- masing telah di analisa, sehingga secara umum telah dizoning seperti pada (Gambar 5.3)

Bangunan Utama

Street market

Gedung parkir

(62)

Gambar 5.3 Permintakatan ruang luar (Sumber : Olah pribadi)

5.3.3 Gubahan masa

Masa yang terbentuk merupakan transformasi dari beberaa bentuk dasar yang di adopsi dari bentukan abstrak yang membuat pola tak simetris.

Gambar 5.4 Bentukan dasar masa bangunan (Sumber : Olah pribadi)

(63)

Gambar 5.6 Transformasi gubahan masa (Sumber : Olah pribadi)

Area site yang belum terpotong GSB

Bentukan masa perpaduan lingkaran, persegi dan segitiga serta bentukan pinggir site pada sungai Site yang telah terpotong GSB

jalan besar, jalan kecil dan sungai

Pada bagian tengah tebuka sehingga sebagai pusat sirkulasi dan orientasi

bangunan

(64)

5.3.4 Sirkulasi Ruang Luar

Sirkulasi ruang luar dirancang untuk mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas publik yang mana dibutuhkan kesan tertata. Sirkulasi dirancang agar tidak terjadi kekacauan antara akses pejalan kaki, akses servis, maupun akse untuk pengendara baik sepeda maupun kendaraan bermotor.

Gambar 5.7 Sirkulasi ruang luar (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan

: jalur sepeda

: jalur kendaraan bermotor : drop off

: pedestrian untuk pejalan kaki

(65)

5.3.5 Konsep Sirkulasi Parkir

Gambar 5.8 Konsep Sirkulasi Parkir (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan

: jalur sepeda

: jalur kendaraan bermotor : drop off

: pedestrian untuk pejalan kaki

: pedestrian untuk pejalan kaki dan sepeda

(66)

5.3Konsep Perancangan Bangunan

5.3.1 Permintakan

Penzoningan di dalam kawasan bangunan mempengaruhi lokasi dan bentuk massa bangunan. Terlebih beberapa potensi kawasan yang harus dimanfaatkan dengan baik

Gambar 5.9 Konsep permintakatan perancangan bangunan (Sumber : Olah pribadi)

(67)

5.3.2 Tata ruang dalam

Gambar 5.10 Konsep denah basemant (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan:

: area publik

: tangga darurat dan lift barang : utilitas

: lift penumpang dan toilet

(68)

Gambar 5.12 Konsep denah lt.1 (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan:

: area publik

(69)

Gambar 5.13 Konsep denah lt.2 (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan:

: area publik

: tangga darurat dan lift barang : utilitas

: lift penumpang dan toilet

(70)

Gambar 5.14 Konsep denah lt.3 (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan:

: area publik

: tangga darurat dan lift barang : utilitas

(71)

Gambar 5.15 Konsep denah lt.4 (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan:

: area publik

: tangga darurat dan lift barang : utilitas

(72)

Gambar 5.16 Konsep denah lt.5 (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan:

: area publik

: tangga darurat dan lift barang : utilitas

(73)

Gambar 5.17 Konsep denah lt.6 (Sumber : Olah pribadi)

Keterangan:

: area publik

: tangga darurat dan lift barang : utilitas

(74)

5.4Kesimpulan

Konsep dasar bangunan Kualanamu Plaza and Park yakni mengadopsi tema Eco future Architecture serta di rancang dengan mengolah bentukan dasar lingkaran dan persegi. Dan juga pemanfaatan air hujan, penggunaan baja dan kaca laminasi, green roof, serta ruang terbuka sebagai nilai tambah. Plaza yang berada ditengah bangunan menjadi poin utama pada bangunan sebagai fungsi ruang terbuka. Dan bangunan komersil yang berada dipinggir jalan utama menjadi daya tarik sekaligus menjadi street market.

(75)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1 Gambar Arsitektural 6.1.1 Perspektif

Gambar 6.1 Perspektif bangunan (Sumber: olahan sendiri)

Di bawah ini merupakan perspektif Kualanamu Plaza and Park mata burung. Bangunan ini memiliki masa yang asimetris. Warna biru yang digunakan mewakili lokasi site yang bersebelahan dengan sungai dan berlokasi dikawasan penerbangan (air dan langit) yang terlihat biru

6.1.3 Suasana Eksterior

(76)

Karena merupakan bangunan komersil menjadikan fasad Kualanamu Plaza and Park sebagai media promosi untuk menarik pengunjung. Area ini juga pada sisi bangunan ini juga terdapat sirkulasi pengendara mobil dan motor untuk

drop off menjadi entrance bangunan utama.

Gambar 6.3 Susasana roof garden (Sumber: olahan sendiri)

Bangunan ini juga memiliki fasilitas roof garden dimana menjadi pengalaman ruang dalam mengelilingi bangunan karna jalur yang melingkar.

(77)

Gambar 6.5 Area taman bermain (Sumber: olahan sendiri)

Bangunan ini juga memiliki fasilitas roof garden dimana menjadi pengalaman ruang dalam mengelilingi bangunan karna jalur yang melingkar.

Gambar 6.6 Area teras food court (Sumber: olahan sendiri)

(78)

6.1.2 Suasana Interior

Gambar 6.7 Interior salon (Sumber: olahan sendiri)

(79)

Gambar 6.9 Coffe shop (Sumber: olahan sendiri)

6.2 Foto Maket

(80)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Terminologi Judul

Judul proyek ini adalah “Kualanamu Plaza and Park“.Secara terminologi, judul dapat dijabarkan sebagai berikut :

Pengertian Kualanamu : Kata „Kuala‟ berasal dari bahasa Melayu yang berarti muara sungai atau pertemuan sungai dengan laut. Kuala Namu merupakan kombinasi bahasa dua suku asli Sumtim yang sesuai dengan segi bahasa dua etnis asli penduduk daerah setempat. Jadi, Kuala Namu ialah tempat bertemu3. Namun, Kualanamu sendiri merupakan nama desa di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara.

Pengertian Plaza : Plaza adalah ruang publik /terbuka (open air), biasanya minimal ada satu bangunan yang menyertainya, terkadang juga dikelilingi bangunan lain. Plaza sendiri merupakan kata yang berasal dari

bahasa Spanyol, berhubungan dengan "lapangan" yang menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan, seperti misalnya lapangan atau alun-alun. Plaza atau town square juga dapat dikatakan sebagai pusat perbelanjaan yang secara arsitektur memiliki lebih dari tiga lantai. Umumnya dibangun ditengah kota. Di sebuah plaza anchor berjumlah terbatas paling banyak dua. Umumnya memiliki atrium di lantai bawah4.

Pengertian Park : Park memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu Taman, kebun yang ditanami dengan bunga-bunga dan vegetasi lainnya ; (tempat bersenang-senang); tempat (yang menyenangkan dan sebagainya)5

3

(81)

Jadi pengertian Kualanamu Plaza and Park yaitu sebuah pusat perbelanjaan dengan ruang terbuka dan area taman dengan fasilitas rekreasi serta hiburan yang berada di Kawasan Bandara Kualanamu.

2.2Lokasi

Pada sub bab ini akan diuraikan tentang deskripsi / tinjauan lokasi proyek dari kriteria, alternatif, hingga site yang dipilih.Lokasi proyek terdapat di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Gambar dibawah ini merupakan peta lokasi proyek Kualanamu Plaza and

Park. Terdapat di

Gambar 2.1 Peta pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Utara, Kec.Batang Kuis (Sumber: Google Earth dengan diolah)

(82)

Kota Medan dan Bandara Kualanamu, sehingga membuat daerah ini di sorot para investor dan pengusaha untuk mengembangkan daerah ini.

Karna masih banyaknya lahan kosong membuat kawasan ini berpotensi untuk dibangun fasilitas yang mendukung operasi bandara Kualanamu. Selain itu juga dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat Batang Kuis. Bandara ini memang memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kawasan sekitar. Sehingga memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masyarakat. Berdasarkan RTRK kawasan Kualanamu dan sekitarnya. Rencana penggunaan lahan tahun 2025 Kecamatan Batang Kuis difungsikan sebagai residential park kawasan wisata pasif.

(83)

2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi proyek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kriteria pemilihan lokasi

NO KRITERIA INTERNAL LOKASI

1

Posisi Site

Berada di lokasi berdekatan dengan bandara sebagai penunjang fungsi bangunan dan konsep Aerotropolis

2

Lingkungan

Berada di lingkungan dengan kepadatan sedang. Dengan bebrapa bangunan baru, pemukiman warga dan kebun jagung dan medan. Dan juga terintegrasi langsung dengan stasiun kereta api ditambah lagi dengan adanya jalan tol.

4 View

Adanya view yang baik dari dalam keluar maupun dari luar kedalam.

5

Ukuran Lahan

Harus mencukupi untuk program dan fasilitas yang akan direncanakan yaitu ± 1.5 hektar.

6 Kontur Tapak/ Topografi Sebaiknya relatif datar

7

Jaringan Jalan

Terdapat pada jaringan jalan yang mudah untuk diakses dari berbagai wilayah khususnya dari kota Medan.

NO

KRITERIA

EKSTERNAL LOKASI

1 Status Kepemilikan Lahan

Merupakan lahan yang telah bebas atau lahan yang tidak dalam sengketa.

2 Ketersediaan Utilitas

Terdapat di lokasi yang sudah tersedia utilitas listrik, air, telepon, gas, dan kebakaran,dsb.

3 GSB, KLB, KDB, dsb.

Disesuaikan dengan RDTR Kecamatan yang bersangkutan atau melihat keadaan sekitar site.

4 Pola Penggunaan Lahan Site (Tata Guna Lahan)

Berada di lokasi pengembangansesuai RTRW

(84)

1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Batang Kuis merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang mengalami pengembangan sistem Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK). Konsep pelayanan PPK ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro dan potensi pengembangan Kabupaten Deli Serdang, dengan kriteria dan pertimbangan sebagai berikut (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Deli Serdang tahun 2005-2025) :

 Peluang pengembangan Kabupaten Deli Serdang sebagai kawasan metropolitan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo),  Keberadaan Bandara Kualanamu sebagai pusat transportasi

regional,

 Mensejajarkan Wilayah Sibolangit (bagian selatan) dengan bagian wilayah lainnya,

 Menghidupkan kembali bekas Stasiun Kereta Api menjadi pusat pelayanan sekaligus menjadi pusat kegiatan dengan mengintegrasikan antara penggunaan lahan yang ada (konsep pengembangan Transit Oriented Development/TOD),

 Peluang pengembangan potensi pertanian dan parawisata di selatan Kabupaten Deli Serdang,

(85)

Gambar 2.3 Struktur Ruang Mebidangro (Sumber: Mebidangro)

Berdasarkan konsep pengembangan diatas, maka strategi untuk mewujudkannya adalah sebagai berikut :

 Memaduserasikan dan kerjasama pembangunan kawasan industri dengan Kota Medan maupun Binjai,

Pengembangan Kawasan Aerocity untuk mendukung keberadaan Bandara Kualanamu,

 Membuka jalur regional (akses) masuk dan keluar Kabupaten Deli Serdang dengan prioritas memberikan akses untuk simpul kegiatan di Selatan Kabupaten Deli Serdang,

 Rencana jalan Inner Ring Road dan Outer Ring Road Mebidangro,  Pengembangan sentra-sentra industri pertanian di bagian selatan

Kabupaten Deli Serdang,

(86)

 Pembangunan unit-unit pengumpul hasil pertanian di bagian selatan Kabupaten Deli Serdang.

Sistem pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

1 Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Lubuk Pakam

 Pusat pemerintahan kabupaten;  Perdagangan dan jasa;

 Kota transit;

 Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;

 Permukiman perkotaan

Pancur Batu  Perdagangan dan jasa regional (pasar induk dan terminal sayur);

 TOD

 Pendidikan dan olah raga;  Pariwisata;

 Perumahan dan permukiman. 2 Pusat

 Perdagangan dan jasa lokal;  Industri;

 Perumahan dan permukiman.

Batangkuis

 Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;  TOD

 Perumahan dan permukiman;  Kota transit

Percut Sei Tuan

 Perdagangan dan jasa regional;  Pengolahan pertanian dan perikanan;  Perumahan dan permukiman.

 Industri;

 Pusat pendidikan dan olah raga; Hamparan

Perak

 Perdagangan dan jasa;  Industri;

(87)

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

 Pariwisata, dan  Kegiatan Militer

 Perumahan dan permukiman. Sunggal  Perdagangan dan jasa lokal;

 Industri;

 Perumahan dan permukiman.

Deli Tua  Perdagangan dan jasa regional (pasar induk sayuran);

 TOD

 Pelayanan sosial

 Perumahan dan permukiman. Pagar

Merbau

 Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;  Perumahan dan permukiman.

Tembung  Perdagangan dan jasa;  Industri;

 Perumahan dan permukiman. Galang  Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;  TOD

 Militer

 Perumahan dan permukiman. Sibolangit  Perdagangan dan jasa lokal;

 Pariwisata;  Agropolitan

 Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam)

 Perumahan dan permukiman. Gunung

Meriah

 Pengolahan pertanian;  Kehutanan

Namo Rambe

 Pengolahan pertanian;  Perumahan

(88)

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

Bangun Purba

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;  Perumahan dan permukiman;

Patumbak  Pengolahan pertanian dan perkebunan;  Perumahan;

 Industri;

 Perdagangan dan jasa. 3 Pusat

Pelayanan Lingkungan (PPL)

STM Hulu  Pengolahan pertanian;  Kehutanan

 Pariwisata

Kutalimbaru  Pengolahan pertanian dan perkebunan;  Perumahan dan permukiman;

 Kehutanan

Biru-biru  Pengolahan pertanian;  Pariwisata

STM Hilir  Pengolahan pertanian;  Kehutanan

Labuhan Deli

 Pengolahan pertanian dan perikanan;  RTH;

 Perumahan dan permukiman;  Perdagangan dan jasa.

Pantai Labu  Pengolahan pertanian dan perikanan;  Transpotasi;

 Perdagangan dan jasa;  Perumahan dan permukiman Beringin  Pengolahan pertanian;

 Transpotasi;

 Perdagangan dan jasa;  Perumahan dan permukiman

(89)

Dari tabel diatas, fungsi yang dikembangkan di Kecamatan Batangkuis adalah perdagangan dan jasa lokal, pengolahan pertanian dan perkebunan, TOD, perumahan dan permukiman, dan kota transit.

Ditinjau dari tata ruang Kualanamu kawasan Batang Kuis diperuntuhkan untuk sawit, hutan kota, perdagangan dan jasa. Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa perancangan sebuah fasilitas pusat perbelanjaan di kawasan Batang Kuis merupakan tapak yang tepat.

2. Pencapaian

Ada beberapa akses untuk mencapai lokasi tapak perancangan. Seperti dari gerbang utama kualanamu, jalan tol, trans mebidnagro dan kereta api. Masing-masing akses ini memiliki jarak tempuh yang berbeda-beda.

3. Area pelayanan

Lokasi site dekat dengan Bandar Udara Kualanamu yang berjarak 6,8 Km dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Lokasi site juga dekat dengan pemukiman penduduk dan hotel.

4. Status kepemilikan

Status kepemilikan site merupakan pemilik pribadi. Karena lokasi site berada dekat dengan pemukiman penduduk.

5. Nilai lahan

(90)

6. Peraturan

Peraturan pembangunan di kawasan ini masih dalam tahap perencanaan. Sehingga peraturan yang dipakai yaitu peraturan pembangunan fasilitas yang berada di luar Bandara Kualanamu dan juga MEBIDANGRO.

2.2.2 Analisis Pemilihan Lokasi

Lokasi Kualanamu Plaza and Park sebagai sarana perbelanjaan, rekreasi dan hiburan membutuhkan lokasi yang menunjang kegiatan serta aksesbilitas yang mudah.Lokasi diusahakan berdekatan dengan bandara dengan pertimbangan menunjang fasilitas bandara itu sendiri. Adapun beberapa alternatif lokasi, yaitu:

 Alternatif site 1

Site berada dekat dengan bandara bahkan mungkin masih diradius 15 km. Orientasi site menghadap Selatan. Berada di jalan utama bandara, Batang Kuis. Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Terintegrasi dengan sungai dengan ukuran ± 2 Ha

(91)

 Alternatif site 2

Site berada agak jauh dengan bandara. Orientasi site menghadap Selatan. Lokasinya dipersimpangan masih berada di jalan utama bandara, Batang Kuis. Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang dengan ukuran ± 2 Ha

Untuk memilih site yang paling sesuai, dilakukan penilaian terhadap ketiga alternatif site diatas sebagai berikut :

Tabel 2.3 Kriteria eksternal

No. Kriteria Internal Alternatif Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2

1 Luas lahan mencapai 1,5 2 Terletak di jalanyang

cukup lebar

(3)

Site dengan jalan utama dan jalan

lingkungan

(5)

Site dengan dua jalan utama karena posisi bangunan sudut

(92)

Sangat mudah dan dekat

Mudah dan dekat

(Sumber: Pengolahan Data Primer)

Tabel 2.4 Kriteria internal

No. Kriteria Internal Alternatif Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2

1 Fungsi lahan dan sekitarnya

(5)

Beberapa berupa lahan kosong dan sudah terbangun bangunan komersil dan fungsi hunian

(5)

Beberapa berupa lahan kosong dan sudah terbangun bangunan komersil

2 Utilitas Air

(5)

Sudah tersedia, namun didukung dengan adanya sungai pada site

(3) pertemuan tiga jalan besar

Total Poin Peringkat 1

dengan poin 53

Peringkat 2 dengan poin 44

(Sumber: Pengolahan Data Primer)

Keterangan:

1. Kurang Baik 3. Cukup Baik 5 . Sangat Baik

(93)

2.2.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi

Adapun deskripsi lokasi sebagai tapak rancangan : ฀Kasus Proyek : Kualanamu Plaza and Park ฀Status Proyek : Fiktif

฀Pemilik Proyek : Pihak Swasta ฀Lokasi Tapak :

a. Batas Selatan : Jl Bandara Kualanamu b. Batas Barat : Sungai

c. Batas Timur : Gang Pepaya, Lahan kosong ฀ Luas Lahan : ± 2 hektar

฀Kontur : Relatif Berkontur ฀KDB : 60 – 70 %

฀KLB : 8 lantai

฀GSB :

a. Jl. Besar bandara : 13,5 m b. Jl. Gg. Pepaya : 2,5 m

c. Sungai : 15 m

฀Bangunan eksisting: Lahan Kosong ฀Potensi Lahan :

a. Terletak dekat dengan bandara b. Berada pada kawasan pengembangan

c. Transportasi lancar, baik dan bebas kemacetan; d. Luas site sesuai syarat

e. Terintegrasi dengan sungai;

f. Berada di lingkungan yang tenang;

(94)

2.3Tinjauan Fungsi

Sub bab tinjauan fungsi ini membahas bagaimana Kualanamu Plaza and

Park bekerja, apa aktivitas dan kegiatannya, siapa penggunanya, persyaratan

dan kebutuhan ruang serta studi banding dengan proyek sejenis.

2.3.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan 1. Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah: Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577) Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat toko toko eceran yang disatukan dengan fasilitas- fasilitas yang direncanakan untuk memberikan kenyaman berbelanja yang maksimum dan keleluasaan maksimum bagi barang dagangan.

Menurut Beddington, Nadine (1981,1)

Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.

Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council of Shopping Center)

(95)

b. Dapat berfungsi juga sebagai tempat berkumpul dan berekreasi

a. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

Pusat Perbelanjaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Skala Pelayanan

Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

 Pusat perbelanjaan lokal (neighborhood center)

Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan berkisar antara 2.787-9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket.

 Pusat perbelanjaan distrik (community center)

Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko-toko.

 Pusat perbelanjaan regional (main center)

(96)

Tabel 2.5 Tabel Persyaratan perencanaan menurut SNI

(Sumber: SNI 03-1733-1989)

.

2. Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan 1. Pusat Perbelanjaan Murni

Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat pertemuan masyarakat (community center) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencan hiburan. Misalnya Plaza Senayan, Blok M Plaza, Pondok Indah Mall dll.

2. Pusat Perbelanjaan Multi Fungsi

Fungsi sebagai pusat perbelanjaan di campur dengan fungsi lain yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.

3. Berdasarkan Sistem Transaksi

Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan sebagai berikut :

 Toko Grosir

(97)

Barang-sedangkan yang ada di toko grosir hanya contohnya.oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada pada toko grosir hanya memerlukan tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau tempat penyimpan persediaan. Aktifitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan.

 Toko Eceran

Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang tinggi. Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang merupakan area vital pada toko jenis ini.

4. Bedasarkan Lokasi  Pasar (market),

(98)

Gambar 2.6 Pasar Sekip Ujung Gambar 2.7 Market Near Helens

(Sumber: Internet)

(Sumber: Internet)

Shopping Street

Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios trebuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang menarik dkunjungi wisatawan.

Gambar 2.8 New York City dan Carnaby Street (Sumber: Internet)

Shopping Precint

(99)

Gambar 2.9 Nakamise-dori (Sumber: Internet)

Shopping Center

Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan primer manusia. Shopping center secara khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk berjalan mengelilinya, bahkan tidak hanya mencakup kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga berskala manusia.

Gambar 2.10 Villach Atrio Shopping Center

(Sumber: Internet)

Department Store

(100)

barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara 10.000 sampai 20.000 m2.

Supermarket

Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya berkisar antara 1.000 sampai dengan 2.500 m2.

Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen sehingga proses pembelian, pembeyaran dan perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual seperti disampaikan dalam Lang (1987:114).  Superstore

Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m2 sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer. Oleh Karena system pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang diinginkan.

Hypermarket

(101)

pun dibedakan antara pembeli eceran adan pembeli sistem grosir. Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping

park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket

diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau

counter lain yang luasannya lebih kecil.

Shopping mall

Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

b. Karakteritik Pusat Perbelanjaan

Karakteristik pusat perbelanjaan secara umum meliputi: 1. Karakteristik kegiatan fasilitas perbelanjaan:

Adanya variasi kegiatan, dengan pola umum, convenience

shopping, comparismshopping (membandingkan harga barang

dengan pusat perbelanjaan lain sebelum membeli). Kegiatan berlangsung terus menerus, tidak menetap. Beban kegiatan relatif sama pada setiap waktu. Pelaku kegiatan : individu, small group. 2. Karakteristik Fisik Shopping Mall

 Koridor : Tunggal  Lebar koridor : 8-16 meter

 Jumlah lantai : Maksimal 3 lantai

(102)

 Atrium : Di sepanjang koridor

 Magnet : Di setiap ujung koridor (hubungan horizontal)  Jarak antar magnet : 50-100 meter

3. Variasi barang yang dijual

 Speciality shop : toko yang menjual barang jenis seperti sepatu, pakaian, dan sebagainya.

 Variety shop : toko yang menjual bermacam-macam barang dengan skala kecil.

4. Elemen-elemen pusat perbelanjaan a. Anchor (Magnet)

Adalah transformasi dari nodes, dapat juga berfungsi sebagai landmark, perwujudannya berupa plaza dan mall.

b. Secondary Anchor

Adalah transformasi dari district, perwujudannya berupa toko-toko pengecer, retail, supermarket, superstore, bioskop, dan lain-lain.

c. Street Mall

Adalah transformasi bentuk paths, perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet.

d. Landscaping (Pertamanan)

Gambar

Gambar 4.6. Jalan utama bandara (Sumber: dokumen pribadi)
Gambar 4.8 Analisa View kedalam        (Sumber: Google Map dengan diolah)
Gambar 4.9 Analisa View keluar       (Sumber: Google Map dengan diolah)
Gambar 4.10 Analisa Matahari       (Sumber: Google Map dengan diolah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan Kantor sewa di Central Park Kualanamu merupakan suatu kelengkapan sarana perekonomian di Kecamatan Batang Kuis dan sekitarnya, dalam hal ini kantor sewa yang

Bagi kajian literatur ia terbahagi kepada dua bahagian iaitu kajian berkaitan aspek perundangan yang terlibat di dalam pengurusan sumber jaya tanah bencah di kawasan kajian dan

Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan data melalui studi literatur dan wawancara, kemudian melakukan analisis konten dengan cara menentukan aspek yang

Kajian Agro Techno Park di Kecamatan Petang Kabupaten Badung ini merupakan sebuah proses studi dalam upaya memberikan panduan dalam perencanaan dan

Kajian ini merupakan hasil dari analisis terhadap karakter visual arsitektur kawasan permukiman pesisir masyarakat nelayan Desa Kalibuntu , Kecamatan Kraksaan, Kabupaten

- Dari kajian dan studi perancangan tokoh karakter sejarah yang menarik dan heroik didapat bahwa aspek dan elemen dalam merancang karakter animasi berupa gaya gambar,

Berdasarkan kajian sejarah,rupa bentuk,kajian lima elemen reka bentuk Bandar dan analisis yang di lakukan terhadap Lebuh Pantai, ternyata kawasan kajian menrupakan satu bandar yang

Selanjutnya, studi ini bertujuan untuk: mengidentifikasi karakter khas Pulau Penyengat sebagai kawasan bersejarah meliputi aspek sejarah kawasan, karakteristik kondisi