• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paradigma Grosse Akta Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Paradigma Grosse Akta Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

PARADIGMAGROSSEAKTASESUDAHBERLAKUNYA

UNDANG-UNDANGNOMOR30 TAHUN2004

TENTANG

IABATANNOTARlS

TESIS

セ QQ

ュゥ

06004093

Q イ

OLEH:

SABARINA

0470110581 M.Kn.

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2006

(2)

PARADIGMA GROSSEAKTASESUDAHBERLAKUNYA

UNDANG-UNDANGNOMOR 30TAHUN2004 TENTANG

IABATANNOTARIS

TESIS

Diajukan Untuk Mcmperoleh Gclar Magister Kenotariatan

(M.Kn.)

Pada Sckolah Pascasarjana Universitas Sumatcra Utara

OLEH:

SABARINA

0470110581 M.Kn.

SEKOLAHPASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2006

(3)

Judul

Tesis

Nama Mahasiswa

Nomorlnduk

Program

HALAMAN PENGESAHAN

PARADIGMA GROSSE AKTA SESUDAH BERLAKUNYA

UNDANG-UNDANG

NOMOR

30

TAHUN

2004

TENTANG JABATAN NOTARIS

Saharina

047011058

Magister Kenotariatan

Menyetujui

Komisi Pembimbing

l o a n S.H. M.Kn.

Ketua

Prof. Dr. Runtu

Site

Anggota

.H.

Syafruddin Hasibmm, S.H.,M.Hum..DFM

Anggota

Mengetahui :

Ketua Program

Magister Kenotariatan

-

.--Dr.

M.

Yamin Lubis, SJL,M.S.,C.N.

Tanggal Lulus : 1-6-2006

(4)

Telah Diuji Pada

Hari

I

Tanggal: Kamis

QQ セ V M RPPP

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

Anggota

Notaris Syahril Sofyan, S.H.,M.Kn.

1.

Prof. Dr. Run tung Sitepu, S.H.,M.Hum.

2. Syafruddiu Hasibuan, S.H.,M.Hum.,DFM.

3. Dr. Budiman Ginting, S.H.,M.Hum.

4. Notaris Syafllil Gani, S.H.,M.Hum.

(5)

PARADIGMA GROSSE AKTA SESUDAH BERLAKUNYA UNDANG·

UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Sabarina

1)

Syahril Sotyan

2)

Runtung Sitepu

3)

Syafruddin Hasibuan

3)

INTISARI

Dunia usaha dengan bank mempunyai korelasi yangerat dan notaris

berperan dalam menjembatani kepentingan kedua belah piha\< antara lain

menuangkan suatu kejadian di bidang ekonomi dalam suatu bentu\< hukum.

Pengusaha memerlukan akta notaris yang merupa\<an bukti sempurna yang

dapat melindungi hak dan kewajibannya dafam kedudukannya sebagai

debitur demi mendapatkan kepastian hukum sedang pihak pihak bank

membutuhkan jasa notaris dalam hal pengikatan jaminan dan dalam

mengeluarkan suatu grosse dari akta pengakuan hutang yang dapat

berfungsi sebagai alat bukti atau ke\<uatan pembuktian

(bewijskracht)

dan

mempermudah eksekusi. Tidak semua perjanjian kredit dituangkan dalam

bentuk akta notaris. Umumnya bank-bank pemerintah mempergunakan

perjanjian di bawah tangan yang sudah baku/standar

(standaard form)

melalui akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban,

menjamin kepastian hukum dan sekaligus diharapkan pula dapat dihindari

sengketa walau sengketa tersebut tidak dapat dihindari, dalam proses

penyelesaian sengketa tersebut, akta otentik yang merupakan alat bukti

tertulis

terkuat

dan

terpenuh

memberikan

sumbangan

nyata

bagi

penyelesaian perkara secara mudah dan cepat. Jadi debitur dan kreditur

membutuhkan suatu akta yang dapat mengamankan kepentingan

masing-masing. Permasalahannya adaiah: Bagaimanakah paradigma grosse akta

dan kaitannya dengan penegakan hukurn di Indonesia; apakah lembaga

grosse akta dapat rnendukunq upaya penegakan hukum di Indonesia; dan

bagaimana eksistensi grosse akta notaris sesudah berlakunya

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004.

Metode penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif analitis

dengan pendekatan empiris. Lokasi penelitian di Kota Medan yaitu pada

1)

Mahasiswa

Program

Magister

Kenotariatan

(M.Kn)

Sekolah

Pascasarjana,

Universitas Sumatera Utara Medan

2)

NotarisJPPAT di Medan. dan Dosen Luar Biasa pada Program Magister Kenotariatan

(M.Kn) Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Medan

3)

Dosen

Pada

Program

Magister

Kenotariatan

(M.Kn)

Sekolah

Pascasarjana,

Universitas Sumatera Utara Medan

(6)

Kantor Notaris. Alat pengumpulan data primer adalah studi dokumen,

observasi lapangan dan pedoman wawancara. Data sekunder dikumpulkan

melalui studl kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan pendekatan

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pada saat kreditur meminta agar

netarts

menerbitkan grosse

akta

(notarieele

schuldbrieven)

dilandasi

pertimbangan apabila debitur wanprestasi dapat langsung dieksekusi tanpa

melalui proses persidangan yang memakan waktu yang lama. Dalam

kenyataannya peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan di Indonesia

masih perlu direalisasikan. Grosse Akta satu-satunya sarana penegakan

hukurn di Indonesia di luar peradilan umum, khususnya terhadap transaksi

bisnis yang dituangkan dalam akta notariil yang kemudian diterbitkan grosse

aktanya. Perlawanan yang diajukan debitur/pihak ketiga tidak mengurangi

eksistensi grosse akta sebagai sarana penegakan hukum. Sejak berlakunya

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 yang dapat diterbitkan grosse

aktanya adalah "akta pengakuan hutang," dengan demikian di luar akta

tersebut tidak dibenarkan oleh undang-undang diterbitkan grosse aktanya.

Disarankan para notaris, Departemen Hukum dan HAM, Mahkamah

Agung serta pihak bank duduk bersama untuk merumuskan akta perjaniian

kredit yang dapat diterima semua kalangan, sehingga terdapat keseragaman

mengenai grosse akta, serta segera merevisi Pasal 1 ayat (11) tersebut.

Notaris sebagai pejabat umum

(openbaar Ambtenaal')

yang

satu-satunya

berwenang untuk membuat semua akta otentik hendaknya betul-betul

menerbitkan grosse akta sesuai dengan amanat pembuat undang-undang.

Kata Kunci:

- Grosse Akta

- Undang-undang No. 30 Tahun 2004

ii

(7)

THE PARADIGM OF GROSSE DOCUMENT AFTER THE PREVAILED OF

ACT NO. 30 OF 2004 ABOUT THE NOTARY POST

Sabarina

1)

Syahril Sofyan

2)

Runtung Sitepu

3)

Syafruddin Hasibuan

3)

ABSTRACT

Business field and bank has close correlation. Notary has the role as

the mediator for the need of the two parties, such as by the describing one

event in economic field in one law form. The employer requires the notary

documents, as the perfect proof, in order to protect rights and duties, and as

the debtor for getting law certainty, whereas bank party requires the notary

services in case of guarantee binding and in issuing one grosse document

from debt confession document. It may function as the proof or proving power

(bewijskracht)

and to facilitate the execution. In fact, not all credit documents

may be described in the form of notary document. The state-owned bank in

general uses standard agreement form through authentic document in

determining the right and duty cfearly, guaranteeing law certainty and also in

avoiding any dispute. Though the dispute cannot be avoided in the process of

dispute resolution, the authentic document may be as written proof and it has

full power to give real contribution for the resolution of dispute. Here, debtor

and creditor require one document to secure each of their interest. The

problems are such as: how is the paradigm of grosse document and its

relationship with the law enforcement in Indonesia, can the grosse document

institution support the effort of law enforcement in Indonesia and how is the

existence of grosse document after the prevailed of Act No. 30 of 2004?

The method of research in analytical descriptive with empirical practice

approach. The location of research is in Medan, namely notary office. Primary

data collection is documentary study, field observation and interview.

Secondary data is collected trough library study. Data analysis is done

through qualitative approach.

The result of research shows that at the time creditor asks the notary

to issue the grosse document (nofarieele schuldbrieven) based on the

consideration, debtor's negligence can be directly executed and

it

is without

1)

Student. Post Graduate School, Public Notary Program, University of North Sumatra.

2)

Public Notary/PPAT in Medan and Visiting Lecturer at Public Notary Program, Post

Graduate School, University of North

sumatre.

3)

Lecturer,

Post Graduate School,

Public Notary Program,

University of North

Sumatra.

iii

(8)

court process taking long time. In fact, simple, qUick and inexpensive court

should

be

realized

in Indonesia.

Grosse document is the

only

law

enforcement facility in Indonesia outside of public court, particularly toward

business transaction described in one notary document and then the grosse

document will be published. The opposite proposed by debtor/the third party

would not, in this case, reduce the existence of grosse document as the

facility for law enforcement. Since the prevailed of Act No. 30 of 2004, the

grosse document, which can be published, is "debt confession document".

Then, it is not permitted by

the law outside of the document in order to publish

the grosse document.

It is suggested that notaries, law and human rights department,

supreme court and bank parties in order to work together and discuss for

formulating credit agreement

document which is accepted by all parties.

Here, there will be uniformity regarding the grosse document. In addition, the

revision of Article 1 Verse 11 should be done. Notary as public officer

(operbaar Ambtenaar) is the only authorized officer in making all authentic

documents must publish the grosse document in accordance with the

mandate of Act-maker.

Keyword - Grosse document

- Act No. 30 of 2004.

iv

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)
(191)
(192)
(193)
(194)
(195)
(196)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat satu faktor yang kuat dan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan produktivitas kerja anggota kelompok UPPKS di

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah kekuatan yang mengikat karyawan pada organisasi, meliputi keinginan karyawan untuk terlibat

Hal ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosi dan latar belakang sosial memiliki hubungan yang signifikan terhadap kewirausahan dikalangan mahasiswa Universitas

Lem ikan dengan bahan baku sisik ikan Kakap Putih ( Lates calcarifer ), ikan Bandeng ( Chanos chanos Forks), dan ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) berpengaruh

Subyek dalam asuhan ini adalah Ny „‟N‟‟ G2P1A0 26 minggu kehamilan normal dengan nyeri punggung di PBM Dyah Ayu Amd.Keb Mojoagung jombang Hasil : asuhan kebidanan

• Pengaruh asap rokok bisa menyebabkan bayi mengalami penyakit jantung bawaan hingga keguguran Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, termasuk zat yang sering

: Rating yang memberikan kewenangan kepada pemegangnya untuk melaksanakan pemanduan lalu lintas udara terhadap penerbangan dalam tahap keberangkatan dan kedatangan pesawat

Apabila dikaitkan dengan adanya sistem atau konsep ekonomi Islam, dalam bahasa syari’atnya, komitmen itu terjadi ke dalam pembayaran pajak (dengan mekanisme niat dalam hati