PERBELANJAAN SEBAGAI LANDMARK KAWASAN
EKONOMI KHUSUS IDEALAND, TELUK
DALAM-NIAS SELATAN
SKRIPSI
OLEH
JIMMY
11 0406 030
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
PERBELANJAAN SEBAGAI LANDMARK KAWASAN
EKONOMI KHUSUS IDEALAND, TELUK
DALAM-NIAS SELATAN
SKRIPSI
OLEH
JIMMY
11 0406 030
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
PERBELANJAAN SEBAGAI LANDMARK KAWASAN
EKONOMI KHUSUS IDEALAND, TELUK
DALAM-NIAS SELATAN
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Oleh
JIMMY
11 0406 030
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
PERANCANGAN MENARA YA’AHOWU DAN PUSAT
PERBELANJAAN SEBAGAI LANDMARK KAWASAN
EKONOMI KHUSUS IDEALAND, TELUK
DALAM-NIAS SELATAN
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 13 Juli 2015
KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA IDEALAND, TELUK DALAM-NIAS SELATAN
Nama Mahasiswa : Jimmy Nomor Pokok : 11 0406 030 Program Studi : Arsitektur
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Firman Eddy, ST, MT
Anggota Komisi Penguji : 1. Imam Faisal Pane, ST, MT
Nama : Jimmy
NIM : 11 0406 030
Judul Proyek Tugas Akhir : PERANCANGAN MENARA YA’AHOWU DAN PUSAT PERBELANJAAN SEBAGAI
LANDMARK KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA IDEALAND, TELUK DALAM-NIAS SELATAN
Tema : Postmodern Vernacular
Rekapitulasi Nilai :
A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:
No. Status
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesabaran serta kekuatan kepada penulis hingga saat ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih juga saya berikan kepada semua orang yang sudah mendukung, mengarahkan, membantu, dan mendoakan saya dalam proses perancangan dan proses desain hingga penyelesaian skripsi. Terima kasih yang sangat besar kepada kedua orang tua dan keluarga saya yang senantiasa memberikan dukungan kepada saya dan terus memberikan motivasi yang begitu besar. Rasa hormat dan terima kasih juga kepada Bapak Dosen Pembimbing, Bapak Firman Eddy, ST, MT, yang dengan penuh motivasi memberikan pengarahan, ilmu, dan pengalaman dalam pembentukan desain dan skripsi ini.
Tak lupa pula saya sampaikan terimakasih yang tak kalah besar kepada: - Bapak Ir. N Vinky Rahman, MT, selaku ketua Departemen Arsitektur, Universitas
Sumatera Utara.
suasana positif dalam studio.
- Lina dan Anton Herman dalam memberikan saran dan pengarahan dalam penyusunan skripsi dan desain, juga kepada teman-teman tim PA 5 dan PA 6 yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Kritik, saran, dan pengarahan sangat saya harapkan dalam penyusunan skripsi ini, karena skripsi ini juga belum sempurna, sehingga untuk ke depannya dapat menjadi sebuah skripsi yang bermanfaat dan memberikan isi yang positif kepada seluruh pembaca.
Medan, 7 Juli 2015 Penulis,
Jimmy
Hal.
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
ABSTRAK ... xviii
PROLOG ... 1
BAB I INTRODUCTION ... 3
BAB II KNOWING MORE ... 12
BAB III DESIGN PARADIGM ... 23
BAB IV PROGRAM ANALYSIS ... 33
BAB V DESIGN APPROACH ... 40
BAB VI THE UTILITIES ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 76
Tabel 1.1 Informasi Umum ... 9
Tabel 1.2 Pulau Terbesar... 9
Tabel 1.3 Batas Wilayah ... 10
Tabel 2.1 Kondisi Iklim Kab. Nias Selatan... 19
Tabel 3.1 Keterangan Space Needle (sumber : Wikipedia) ... 26
Tabel 4.1 Program Ruang Fasilitas Publik ... 37
Gambar 1.1 Tokyo City Plan (sumber : Wikipedia) ... 6
Gambar 1.2 Kapal Tempat Tinggal (sumber : Wikipedia) ... 7
Gambar 1.3 Diagram Kapal (sumber : Wikipedia) ... 7
Gambar 1.4 KEK Tanjung Lesung (sumber : setkab.go.id) ... 8
Gambar 2.1 Analisa Pencapaian ... 12
Gambar 2.2 Site KEK Pariwisata Idealand (sumber : google maps) ... 13
Gambar 2.3 Lokasi Site di Samping Laut ... 14
Gambar 2.4 Daerah Pinggir Laut ... 14
Gambar 2.5 Contoh Lubang Pada Karang yang Dapat Berukuran Sebesar Danau Kecil ... 15
Gambar 2.6 Venesia, Italia (sumber : miriadna.com) ... 15
Gambar 2.7 Analisa Sirkulasi ... 16
Gambar 2.8 Jalan Besar pada Site ... 16
Gambar 2.9 Rumah Rakyat (Omo Hada) ... 20
Gambar 2.10 Rumah Raja (Omo Sebua)... 20
Gambar 2.11 Suasana Saat Fajar Pantai Sorake Nias ... 21
Gambar 3.1 Space Needle Seattle ... 25
Gambar 3.2 Proses Pembangunan Space Needle (sumber : historylink.org) ... 27
Gambar 3.3 Interior Space Needle (sumber : Wikipedia) ... 27
Gambar 3.4 Cihampelas Walk, Bandung (sumber : cihampelaswalk.com) ... 28
Gambar 3.8 Kampung Daun Bandung ... 31
Gambar 5.1 Pusaran Air ... 40
Gambar 5.2 Pusaran pada plaza ... 41
Gambar 5.3 Pola Sirkulasi ... 41
Gambar 5.4 Zoning daerah plaza ... 42
Gambar 5.5 Taman Xiangshan Beijing ... 42
Gambar 5.6 Site Plan... 43
Gambar 5.7 Bentukan Tower ... 44
Gambar 5.8 Ground Plan Tower ... 44
Gambar 5.9 Anak Tangga Menuju Desa Bawomataluo... 45
Gambar 5.10 Contoh Exhibition Gallery ... 46
Gambar 5.11 Struktur Baja & Core... 46
Gambar 5.12 Keindahan Alam dari ketinggian Desa Bawomataluo ... 48
Gambar 5.13 Ukiran Nias Selatan ... 48
Gambar 5.14 Ukiran Nias Selatan lainnya ... 49
Gambar 5.15 Ukiran Nias Selatan lainnya ... 49
Gambar 5.16 Hombo Batu atau Lompat Batu ... 50
Gambar 5.17 Tampak Ya'ahowu Tower sebelum revisi ... 50
Gambar 5.18 Tampak Ya'ahowu Tower setelah revisi ... 51
Gambar 5.19 Mangkok Nias Selatan ... 52
Gambar 5.23 Tampak Ya'ahowu Townhouse ... 55
Gambar 5.24 Suasana Ya'ahowu Townhouse ... 55
Gambar 5.25 Perspektif Ya'ahowu Tower dan Sekitarnya ... 56
Gambar 5.26 Perspektif Taman ... 57
Gambar 5.27 Masterplan Ya'ahowu Tower dan Ofulo Junction ... 57
Gambar 5.28 Zoning Ofulo Junction ... 58
Gambar 5.29 Transportasi Melalui Kanal ... 59
Gambar 5.30 Suasana Gubuk Kuliner ... 60
Gambar 5.31 Bentukan Denah yang Mengikuti Pola Site dan Terfokus pada Bundaran ... 60
Gambar 5.32 Ground Plan Ofulo Junction ... 61
Gambar 5.33 Perbandingan Atap Ofulo Junction dengan Atap Tradisional Nias 62 Gambar 5.34 Water Fountain Park... 63
Gambar 5.35 Suasana Water Fountain Park... 63
Gambar 5.36 Perspektif Eksterior Ofulo Junction ... 63
Gambar 5.37 Bangunan Samping 1 ... 64
Gambar 5.38 Bangunan samping 2 ... 64
Gambar 5.39 Bangunan Utama ... 64
Gambar 6.1Potongan dalam Ya'ahowu Tower ... 65
Gambar 6.2 Sistem Struktur ... 66
Gambar 6.6 Sistem Pelistrikan Tower ... 68
Gambar 6.7 Transportasi Vertikal Ofulo Junction ... 69
Gambar 6.8 Sistem Air Bersih Ofulo Junction ... 70
Gambar 6.9 Sistem Air Limbah Ofulo Junction ... 70
Gambar 6.10 Sistem Pelistrikan Ofulo Junction ... 71
Gambar 8.1 Maket Kawasan Ya'ahowu Tower ... 73
Lampiran 1 Luas Ruangan Ya'ahowu Tower ... 77
Lampiran 2 Luas Ruangan Ofulo Junction ... 78
Lampiran 3 ... 79
Lampiran 4 ... 80
Lampiran 5 ... 81
Lampiran 6 ... 82
Lampiran 7 ... 83
Indonesia memiliki banyak sekali spot pariwisata yang menawarkan keindahan alam, juga menampilkan berbagai ragam budaya. Salah satunya ada di Kabupaten Nias Selatan yang ada di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara, yang masih memiliki budaya dan tradisi yang sangat kental. Untuk menjadikan Nias Selatan, Pulau Nias sebagai daerah pariwisata tingkat internasional, direncanakan sebuah pengembangan kawasan ekonomi khusus daerah pariwisata, dimana meliputi pembangunan daerah komersial seperti shopping mall, daerah landmark seperti contoh tower Nias, dan berbagai daerah penunjang seperti hotel dan lain sebagainya. Penerapan arsitektur Post-Modern Vernakular pada kawasan landmark yaitu sebuah tower dan pusat perbelanjaan bertujuan untuk memodernisasikan daerah ini dalam segi arsitektur, dan mencampurkan unsur-unsur tradisional dalam bentuk vernakular. Tower yang memiliki daerah observasi pada 128 meter dan puncak pada ketinggian 167 meter ini terletak pada sebuah plaza berbentuk lingkaran dengan luas 30.851 m2 dan keliling 650 meter, dengan pembangunan menggunakan struktur baja dan sheer wall. Bangunan pusat perbelanjaan megamall yang terintegrasi dengan tower ini memiliki luas total 83.000 m2 yang mengakomodasi pengunjung sebagai fasilitas pusat kuliner. Pembangunan daerah kawasan ekonomi khusus post-modern vernacular ini diharapkan dapat mengembangkan tingkat ekonomi dan menambah devisa negara dengan menjadikannya pusat pariwisata terpadu tingkat internasional.
Kata Kunci: Nias Selatan, Pariwisata, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Arsitektur Postmodern, Arsitektur Vernakular, pusat perbelanjaan,
Indonesia has many tourism spots that offers natural beauty and wide variety of landmark, and other supporting facilities such as hotels, apartments, etc. Implementation of Post-Modern Vernacular architecture in this region, especially on landmark tower and shopping center aims to modernize this region in terms of architecture, and combining traditional elements in the form of vernacularism. The Tower which has observation areas at 128 meters and the peak at altitude of 167 meters is located on a circular plaza with area of 30.851 m2 and 650 meters circumference, using steel and sheer wall structure. The megamall shopping center which integrates with the tower has a total area of 83,000 m2 accommodate the visitors as a culinary centre. The Post-Modern Vernacular Special Economic Zone Development of Tourism Area is expected to develop the country’s economy and increase the level of international visitors by making it an international level tourism destination.
Pariwisata adalah sebuah faktor yang sangat penting untuk sebuah negara. Baik dalam perannya dalam meningkatkan sumber devisa maupun dalam menampilkan budaya dan citra sebuah negara. Menurut Richard Sihite dalam
Marpaung dan Bahar (2000:46-47) definisi pariwisata adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi pariwisata, yaitu : pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi. Jadi intinya pariwisata juga sangat berperan penting dalam industri lokal, baik dalam peningkatan ekonomi maupun pengangkatan dan pemunculan kembali budaya lokal.
atau “Hombo Batu” dalam Bahasa Nias. Selain itu, Nias juga memiliki banyak
budaya lain yang belum dieksplorasi. Tarian Perang adalah salah satu budaya Nias yang jarang kita ketahui. Dalam hal karya seni dan arsitektur, Nias boleh dikatakan memiliki arsitektur yang paling tua di Indonesia, mulai dari tata desa sampai bentuk rumah, dari ukiran sampai dekorasi yang mungkin akan mendunia jika kita eksplorasi lebih lanjut. Tidak boleh dilupakan keindahan alam yang dimiliki oleh Nias, dari hutan sampai tepi pantai yang termasuk world class jika diolah secara tepat.
Pengangkatan kembali sebuah budaya adalah salah satu kewajiban kita sebagai manusia sebuah negara, baik sebagai warga negara ataupun pemerintah. Dalam rangka menunjukkan citra sebuah daerah, pembangunan harus dilakukan apapun yang terjadi. Maka muncullah sebuah ide pengembangan sebuah kawasan terpadu ekonomi khusus di dekat Kecamatan Teluk Dalam, Nias Selatan, sebuah kawasan yang modern, terpadu, dan terintergrasi dengan teknologi yang high-tech
dalam hal kesejahteraan manusia, seperti akses ke air minum, listrik, dan energi lainnya.
Indonesia memiliki banyak sekali spot pariwisata yang menawarkan keindahan alam, juga menampilkan berbagai ragam budaya. Salah satunya ada di Kabupaten Nias Selatan yang ada di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara, yang masih memiliki budaya dan tradisi yang sangat kental. Untuk menjadikan Nias Selatan, Pulau Nias sebagai daerah pariwisata tingkat internasional, direncanakan sebuah pengembangan kawasan ekonomi khusus daerah pariwisata, dimana meliputi pembangunan daerah komersial seperti shopping mall, daerah landmark seperti contoh tower Nias, dan berbagai daerah penunjang seperti hotel dan lain sebagainya. Penerapan arsitektur Post-Modern Vernakular pada kawasan landmark yaitu sebuah tower dan pusat perbelanjaan bertujuan untuk memodernisasikan daerah ini dalam segi arsitektur, dan mencampurkan unsur-unsur tradisional dalam bentuk vernakular. Tower yang memiliki daerah observasi pada 128 meter dan puncak pada ketinggian 167 meter ini terletak pada sebuah plaza berbentuk lingkaran dengan luas 30.851 m2 dan keliling 650 meter, dengan pembangunan menggunakan struktur baja dan sheer wall. Bangunan pusat perbelanjaan megamall yang terintegrasi dengan tower ini memiliki luas total 83.000 m2 yang mengakomodasi pengunjung sebagai fasilitas pusat kuliner. Pembangunan daerah kawasan ekonomi khusus post-modern vernacular ini diharapkan dapat mengembangkan tingkat ekonomi dan menambah devisa negara dengan menjadikannya pusat pariwisata terpadu tingkat internasional.
Kata Kunci: Nias Selatan, Pariwisata, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Arsitektur Postmodern, Arsitektur Vernakular, pusat perbelanjaan,
Indonesia has many tourism spots that offers natural beauty and wide variety of landmark, and other supporting facilities such as hotels, apartments, etc. Implementation of Post-Modern Vernacular architecture in this region, especially on landmark tower and shopping center aims to modernize this region in terms of architecture, and combining traditional elements in the form of vernacularism. The Tower which has observation areas at 128 meters and the peak at altitude of 167 meters is located on a circular plaza with area of 30.851 m2 and 650 meters circumference, using steel and sheer wall structure. The megamall shopping center which integrates with the tower has a total area of 83,000 m2 accommodate the visitors as a culinary centre. The Post-Modern Vernacular Special Economic Zone Development of Tourism Area is expected to develop the country’s economy and increase the level of international visitors by making it an international level tourism destination.
1.
BAB IINTRODUCTION
Pada skripsi kali ini, perancang mendapatkan kesempatan untuk merancang kawasan terpadu khususnya pada tower yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dengan tema besar “Post-Modern Vernacularism”. Adapun definisi
dari Post-Modernism menurut Charles Jencks adalah kelanjutan dari modernism, yang bahkan melampaui modernism yang ditandai dengan makna ganda yang menandakan pluralisme. Post-Modernism sendiri melambangkan kemunduran dari arsitektur modern yang lahir pada tahun 1890-an. Salah satu faktor yang menandakan berakhirnya arsitektur modern adalah dirubuhkannya sebuah bangunan yang bernama Pruitt-Igoe Housing di kota St.Louis, Missouri, Amerika Serikat yang dibangun berdasarkan ide CIAM (International Congresses of Modern Architecture). Bangunan ini menandakan gambar modernism, namun pada kenyataannya apartemen ini menjadi sarang kejahatan dan para perusuh. Ini membuktikan bahwa dasar filosofis dari arsitektur modern sudah tidak sesuai/relevan dengan tuntutan zaman, dengan didukung lagi dengan banyak faktor lainnya. Pengadopsian arsitektur Post-Modern pada sebuah kawasan terpadu bertaraf internasional juga menunjukkan kemajuan perkembangan suatu daerah sesuai dengan berkembangnya zaman. Di dalam arsitektur Post-Modernis
terdapat beberapa aliran dimana salah satunya disebut Neo-Vernacular.
diterapkan dalam bentuk modern, tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, dan religi. Arsitektur ini muncul sebagai respon dari modernism yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi oleh revolusi industri. Bruce Allsopp mengatakan : “Vernacular architecture is a generalized way of design derived from folk architecture, it uses
the design skills of architects to develop folk architecture.” Dari sana dapat kita
tarik kesimpulan bahwa arsitektur vernakular merupakan perkembangan dari arsitektur rakyat yang memiliki nilai budaya dan ekologi yang alamiah sesuai dengan kaidah yang ada di masyarakat dan lingkungannya.
Tema besar Post-modern Vernacularism secara keseluruhan dapat disimpulkan adalah sebuah arsitektur setelah era modern yang masih mengandung unsur-unsur fisik maupun non-fisik seperti elemen, tata letak, dan budaya dalam pengaplikasiannya di perencanaan kawasan maupun bangunan.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari perancangan proyek ini adalah :
1. Menciptakan sebuah kawasan landmark sebagai pusat pariwisata dan budaya Nias Selatan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam proyek ini adalah :
1. Menciptakan sebuah bangunan monumental berupa menara (tower) sebagai ikon budaya Nias Selatan.
2. Menciptakan sebuah pusat perbelanjaan sebagai kawasan ekonomi dan pusat budaya dengan pendekatan arsitektur yang mengangkat identitas Nias Selatan.
Permasalahan Perancangan
Masalah yang akan dihadapi selama proses perancangan kawasan landmark
adalah bagaimana penyusunan ruang, kebutuhan ruang, dan pendekatan arsitektur yang ada pada bangunan yang dirancang.
Permasalahan umum :
Perancangan bangunan menara yang bersinkronisasi dengan ruang terbuka
hijau dan penyatuan bentuk ruang terhadap bangunan di sekitarnya.
Penyusunan area terbuka untuk umum dalam penyusunan bentuk massa
pusat perbelanjaan.
Permasalahan khusus :
Menentukan kebutuhan ruang dari masing-masing fungsi bangunan dalam
tugas memfasilitasi pengguna bangunan.
Memunculkan arsitektur Nias Selatan dalam tampak maupun bentukan
Penggunaan sistem utilitas dan sistem struktur yang tepat terhadap
bangunan yang dirancang.
Menggunakan tema post-modern tanpa menghilangkan arsitektur asli Nias
Selatan.
Studi Kasus Perancangan Kawasan Ekonomi Khusus
Neo Tokyo Plan & KEK Tanjung Lesung
Salah satu contoh adalah sebuah kota Tokyo baru pada tahun 1960 oleh arsitek Kisho Kurokawa.
Gambar 1.1 Tokyo City Plan (sumber : Wikipedia)
Gambar 1.2 Kapal Tempat Tinggal (sumber : Wikipedia)
Gambar 1.3 Diagram Kapal (sumber : Wikipedia)
elemen atap tradisional Jepang pada kapal tempat tinggal. Akan tetapi, karena beberapa faktor kota ini tidak jadi dibangun.
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung
Gambar 1.4 KEK Tanjung Lesung (sumber : setkab.go.id)
Informasi Umum
KABUPATEN NIAS SELATAN
Letak Bagian Selatan Pulau Nias +/- 120 km dari Gunung Sitoli ke Teluk Dalam
Ibukota Teluk Dalam Luas Lahan Idealand 320 Hektar
Tabel 1.1 Informasi Umum
PULAU TERBESAR Pulau Tanah Bala 39.67 km2 Pulau Tanah Masa 32.16 km2
Pulau Tello 18 km2
Pulau Pini 24.36 km2
BATAS WILAYAH
Utara Kabupaten Nias & Nias Barat
Selatan Kepulauan Mentawai/Sumbar
Barat Samudera Hindia
Timur Kab.Madina & Kep. Mursala TapTeng Tabel 1.3 Batas Wilayah
2. BAB II
KNOWING MORE
Perancang pada awalnya mencari informasi umum tentang lokasi proyek. Dari segala informasi umum yang didapat baik dari internet, maupun pengetahuan awal masih belum cukup untuk mengetahui banyak faktor lain yang digunakan untuk menambah fungsi perencanaan kawasan. Maka selanjutnya perancang melakukan survey lokasi ke site.
Perjalanan dapat dilalui dengan 2 cara, pertama melalui jalur udara, kedua adalah melalui jalur darat kemudian laut. Proses jalur udara adalah melalui Bandara Internasional Kuala Namu menuju ke Bandara Binaka Nias dengan perjalanan menggunakan pesawat penumpang kecil dengan waktu kira-kira 45 menit. Jika dilalui dengan jalur darat & laut maka perjalanan dimulai dari jalan darat Medan menuju Sibolga, kemudian dilanjutkan dengan jalur laut dari Pelabuhan Sibolga menuju Pelabuhan Gunung Sitoli dengan waktu kira-kira mencapai 8 jam.
Selanjutnya diteruskan dengan pencapaian dari dalam Pulau Nias, yakni perjalanan dari Gunung Sitoli menuju ke site yang dekat dengan Ibukota Kabupaten Nias Selatan yaitu Kecamatan Teluk Dalam. Jalur darat dari Bandara Binaka Nias menuju site adalah sekitar 3 jam perjalanan. Jalur darat dari Gunung Sitoli menuju lokasi site sekitar 3 jam 10 menit. Jalur darat dari Nias Barat menuju lokasi site kira-kira selama 2 jam 20 menit.
Gambar 2.2 Site KEK Pariwisata Idealand (sumber : google maps)
Gambar 2.3 Lokasi Site di Samping Laut
Direncanakan pada daerah pinggir pantai ini didirikan golf course 8 hole, dikarenakan nilai ekonomi yang tinggi pada daerah dekat laut. Untuk di pinggir pantai ini bukanlah merupakan pantai pasir, namun adalah pantai karang. Proses terjadinya pengangkatan karang adalah ketika terjadinya tsunami tahun 2004 silam yang mengakibatkan pergeseran kerak bumi. Pantai karang ini sebenarnya sangat potensial untuk dijadikan berbagai fasilitas, seperti kolam renang sendiri karena lubang-lubang yang ada pada karang berukuran cukup besar (gambar 2.5).
Gambar 2.5 Contoh Lubang Pada Karang yang Dapat Berukuran Sebesar Danau Kecil
Selanjutnya adalah analisa sirkulasi yang terletak pada site. Ada beberapa jalan raya yang sedang ditimbun, dan daerah ini direncanakan beberapa pembentukan kanal sehingga menyerupai kota Venesia di Italia seperti gambar 2.6.
Gambar 2.6 Venesia, Italia (sumber : miriadna.com)
selain Italia tersebut jika diterapkan pada kawasan terpadu ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan turis. Namun site ini tentu masih memiliki beberapa permasalahan antara lain belum tertatanya sirkulasi yang baik bagi akses kendaraan yang tepat, kemudian adanya kanal yang belum dikelola oleh pemerintah, yang terakhir adalah belum terbentuknya pedestrian bagi pejalan kaki.
Gambar 2.7 Analisa Sirkulasi
Rekomendasi dari perancang untuk permasalahan sirkulasi antara lain :
Menyediakan jalur pedestrian yang nyaman
Menyediakan fasilitas transportasi air sebagai jalur sekunder setelah transportasi
darat
Menata lansekap yang teratur dengan memanfaatkan tanaman bakau
Memperluas dan menambah jalan sebagai akses transportasi darat
Selanjutnya perancang mendata perkembangan site pada saat itu. Kondisi site yang sedang pending dalam proses pembangunannya sebenarnya telah
mengalami beberapa pembangunan minor. Maka perancang mengkalkulasikan persentase lahan terbangun (diagram 2.1).
Diagram 2.1 Persentase Lahan Terbangun
75% dikelilingi laut ini menjadi sebuah potensi untuk dirombak menjadi kawasan terpadu. Pada gambar 2.9 dapat ditunjukkan foto kondisi eksisting sekarang.
Gambar 2.9 Foto Eksisting
KONDISI IKLIM
Tabel 2.1 Kondisi Iklim Kab. Nias Selatan
Untuk situasi seperti ini, perancang mengusulkan pembentukan bangunan lebih baik berorientasi pada arah Utara atau Selatan untuk mengurangi panas matahari berlebih yang menerpa bangunan.
Potensi Lahan
saat ini tata desa dan rumah tradisional masih belum berubah sedikitpun dikarenakan minimnya pengaruh dari luar sehingga unsur tradisional masihlah sangat kental di Nias Selatan.
Gambar 2.9 Rumah Rakyat (Omo Hada)
Kekayaan alam yang lain adalah kekayaan pantai dan hasil lautnya. Salah satu hasil laut yang sangat terkenal di sini adalah ikan, udang, dan lobster. Selanjutnya adalah keindahan pantainya. Nias Selatan memiliki ombak dengan ketinggian kedua di dunia setelah Hawaii dikarenakan pantai Nias Selatan langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Ini masih menjadi faktor utama datangnya turis mancanegara untuk berselancar di sini.
Gambar 2.11 Suasana Saat Fajar Pantai Sorake Nias
Diagram 2.2 Proyeksi Turis
3. BAB III DESIGN PARADIGM
Setelah dilakukan survey pada site, maka telah dikumpulkan dan ditetapkan data yang digunakan dalam tahap preliminary design. Maka perancang memasuki tahap selanjutnya yaitu tahap studi proyek sejenis. Studi proyek sejenis / studi banding adalah sebuah bagian yang cukup menentukan dalam sebuah proses perancangan, dimana bagian-bagian positif dari perancangan bangunan yang telah ada dapat diaplikasikan ke dalam perancangan bangunan ini, seperti tata penyusunan ruang, respons bentuk dan fasad terhadap lingkungan, dan lain sebagainya.
Perancangan yang perancang desain seperti yang ada pada bab sebelumnya adalah terfokus pada kawasan landmark yang disebut dengan Ya’ahowu Tower
beserta ruang terbukanya dan sebuah pusat perbelanjaan berbasis pusat kuliner yang terdapat tidak jauh dari letak Ya’ahowu Tower. Selanjutnya perancang
mencari studi proyek yang berhubungan dengan perancangan bangunan tersebut.
Menurut buku Perancangan Kota Secara Terpadu (Markus Zahnd, 2006) : “Landmark adalah titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk
ke dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota.” Seiring
perkembangan zaman, banyaknya perkembangan kota-kota besar membuka jalan untuk terbentuknya landmark sebagai bagian dari identitas kota itu sendiri.
Pengertian landmark menurut Kevin Lynch adalah : “Landmark merupakan
elemen terpenting dari bentuk kota, karena berfungsi untuk membantu orang dalam mengarahkan diri dari titik orientasi untuk mengenal kota itu sendiri secara keseluruhan.”
Menurut Kevin Lynch, jenis landmark dibedakan menjadi 2 bagian yakni:
Landmark besar yang dapat diobservasi dari kejauhan
Landmark kecil yang dapat dilihat dari jarak dekat seperti ukiran, kolam,
patung, taman, dll.
Fungsi landmark dibagi 4 yakni :
Sebagai orientasi (referensi) dari sebuah kota
Sebagai struktur aktivitas kota
Sebagai pengarahan rute dalam pergerakan
Sebagai identitas sebuah kota
kawasan. Perancangan sebuah menara (tower) dan pusat perbelanjaan di lahan seluas 8,5 Ha ditargetkan akan menjadi landmark Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idealand Nias Selatan. Dalam tahap desainnya, perancang mengimplementasikan arsitektur Post-modern Vernacular sebagai penekanan dalam pembentukan landmark. Post-modern akan menampilkan desain dan morfologi bangunan yang unik, dan Vernacular akan memunculkan elemen budaya ke dalam muka bangunan.
SPACE NEEDLE
Contoh tower yang digunakan perancang dalam menentukan studi banding adalah Space Needle Tower (Jarum Angkasa) yang terletak di Seattle (gambar 3.1), Washington, Amerika Serikat. Menara ini dibangun dalam rangka memperingati festival Pameran Dunia pada tahun 1962.
Space Needle Tower Seattle
Status Selesai
Tipe Menara observasi
Lokasi Seattle, Washington, Amerika Serikat
Konstruksi 17 April 1961
Selesai 8 Desember 1961
Opening 21 April 1962
Tinggi antenna (ujung) 184.41 m Tinggi lantai paling atas 158.12 m
Gambar 3.2 Proses Pembangunan Space Needle (sumber : historylink.org)
Gambar 3.3 Interior Space Needle (sumber : Wikipedia)
berat 5.850 ton (termasuk 250 ton tulangan besi). Struktur yang menggunakan sistem baja di atas permukaan tanah yang menjulang tinggi juga memiliki berat yang sama. Dalam aspek ekonomi, menara ini selain menjadi ikon dari Seattle, juga bertindak sebagai beberapa fasilitas dan hiburan seperti pameran dan restoran. Di lantai paling atas juga terdapat wahana base jumping.
CIHAMPELAS WALK, BANDUNG
Setelah menelaah studi proyek Space Needle di Seattle, selanjutnya perancang mencari studi banding yang tepat untuk pusat perbelanjaan yang bertema pusat kuliner. Studi banding yang digunakan adalah Cihampelas Walk yang terletak di Bandung, Jawa Barat, Indonesia (gambar 3.4).
Gambar 3.4 Cihampelas Walk, Bandung (sumber : cihampelaswalk.com)
membuat mall CiWalk berbeda dengan mall lainnya. Mall ini terdiri dari 2 area yakni indoor dan outdoor. Permainan ruang indoor outdoor ini semakin mempererat ruang dalm dan ruang luar dalam perancangan mall sehingga mall ini tampak menyatu dengan alam. Mall ini termasuk salah satu konsep Universal Design, dimana setiap kalangan baik orang tua dan muda, orang normal maupun disabled dapat mengunjungi mall ini tanpa merasa kesulitan karena adanya fasilitas yang mendukung, seperti ruang duduk yang luas, kanopi yang sejuk, dan ramp ramp untuk orang berkursi roda.
Gambar 3.5 Suasana CiWalk pada Malam Hari
Gambar 3.6 Skywalk-CiWalk (sumber : cihampelaswalk.com)
Beberapa fasilitas yang terdapat di CiWalk :
Shop : banyaknya kios yang menjual keperluan sehari-hari sampai fashion
terbaru ada di sini.
Dine : restoran mulai dari toko roti, toko minum, fast food restoran, sampai
restoran mewah ada di sini.
Entertaint : beberapa fasilitas seperti karoke, bioskop, dan gym juga terdapat di
sini.
Stay : di sebelah CiWalk terdapat sebuah hotel butik bintang 4 (gambar 3.7)
Gambar 3.7 Sensa Hotel – CiWalk
KAMPUNG DAUN, BANDUNG
Untuk daerah kuliner yang ada di kawasan perancangan yang dibuat perancang, perancang menggunakan studi banding Kampung Daun yang juga terdapat di Bandung, Jawa Barat (gambar 3.8).
Kampung Daun terletak di daerah Cihideung, Jl. Sersan Bajuri. Pada kompleks kampong daun ini terdapat jalanan yang menanjak dan berukuran kecil. Kampung Daun sendiri terletak pada kompleks perumahan yang tergolong mewah. Kampung Daun menggunakan konsep “Makan di Hutan”, sehingga
tempat makannya adalah berupa gubuk-gubuk kecil. Hidangan makanan adalah masakan Indonesia tempo dulu. Di Kampung Daun akan terlihat lampu kuning yang menyala di sepanjang jalan-jalan di antara pepohonan yang menimbulkan kesan santai dan romantis. Untuk memanggil pelayan biasa digunakan kentongan yang ada di samping setiap gubuk seperti di desa.
4. BAB IV
PROGRAM ANALYSIS
Setelah pembahasan sebelumnya tentang studi proyek sejenis, selanjutnya dilakukan proses programming yang akan diterapkan proyek yang akan dilaksanakan. Programming merupakan sebuah langkah yang penting dalam proses perancangan karena merupakan standard dari yang seharusnya diterapkan. Programming dapat berupa jumlah stand, batasan fasilitas, tata ruang, luas kebutuhan ruang, serta ruang-ruang sebagai kebutuhan dari pengguna baik berupa turis lokal dan mancanegara, maupun untuk penghuni kawasan.
Mengacu pada bab-bab sebelumnya, dijelaskan bahwa plaza yang mempunyai luas 30.851 m2 dan keliling 625 meter ini memiliki sebuah tower yang terdapat di pusatnya dan dinamakan Ya’ahowu Tower. Ya’ahowu Tower dan plaza ini adalah sebuah vista atau orientasi dari jalan utama dari gerbang masuknya kawasan. Karena tidak adanya landmark pada Kabupaten Nias Selatan, maka ini menara dengan ketinggian puncak mencapai 167 m ini akan menjadi satu-satunya landmark yang menjulang tinggi di kawasan ini. Terdapat 3 bagian besar dari kawasan ini yakni : plaza, menara, dan townhouse sekitar yang berbentuk sirkular dan mengelilingi menara.
Fungsi utama yaitu berupa fungsi ekologis
o Fungsi ekologis dalam arti berfungsi pada suatu kawasan sebagai bentuk dari arsitektur yang sustainable atau berkelanjutan. Fungsi lain adalah untuk memperluas daerah resapan air, menambah jumlah oksigen, mengurangi pencemaran kota, menyerap gas rumah kaca, dan konservasi air tanah. Tumbuhan yang tumbuh di plaza akan secara langsung menyerap gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan menghasilkan gas oksigen. Dalam pelestarian tanah adalah akibat perakaran tanaman yang akan mengurangi tingkat pengikisan tanah. Sesuai dengan Urban Forest Research, 2002), ruang terbuka hijau dengan luas minimal setengah hektar mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.000 m3 setiap tahunnya.
o Ruang terbuka hijau yang dibangun pada kawasan perkotaan akan menurunkan suhu pada siang hari yang terik dan menjaga suhu tetap hangat pada malam hari.
o Ruang terbuka hijau secara tidak langsung akan memunculkan ekosistem baru karena menjadi habitat bagi berbagai jenis kehidupan liar. Ini merupakan bentuk dari lingkungan alami yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Fungsi tambahan (ekstrinsik) yakni dalam segi arsitektur, sosial, dan
o Ruang terbuka hijau dapat secara tidak langsung menjadi paru-paru untuk suatu kawasan, menjadi vista dan tempat berkumpul dari kawasan tersebut. Ruang terbuka hijau juga akan menambah nilai estetika dari suatu kota. Penanaman akan menambah kesan hijau pada kota yang aktifitasnya padat.
o Ruang terbuka hijau dapat menurunkan tingkat stress dari masyarakat yang hidup di daerah tersebut. Karena faktor ini maka RTH secara tidak langsung meningkatkan produktivitas masyarakat dan menurunkan konflik sosial.
Oleh karena besarnya peran ruang terbuka hijau dalam suatu kawasan perkotaan, maka tower dan plaza ini akan terletak di depan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idealand. Peletakan tower di tengah juga akan bertindak sebagai landmark yang menyatu dengan ruang terbuka hijau di sampingnya. Ya’ahowu
Tower sebagai landmark diharuskan memiliki fasilitas penunjang untuk masyarakat sekitar.
Selanjutnya adalah pusat perbelanjaan dan pusat kuliner. Pusat perbelanjaan adalah sebuah fasilitas yang haruslah dimiliki oleh sebuah kawasan, khususnya kawasan turis. Bangunan yang berarsitektur Post-modern yang didirikan di atas lahan seluas 8.5 hektar ini akan juga menjadi landmark dari kawasan ini yang untuk selanjutnya dikelompokkan menjadi kawasan komersial.
Pusat perbelanjaan lokal
Melayani kebutuhan sehari-hari dengan luas antara 2800 – 9300 m2. Jangkauan pelayanan antara 5.000 – 40.000 penduduk, luas site yang dibutuhkan biasanya 3 – 10 Ha.
Pusat perbelanjaan distrik
Melayani jenis barang yang lebih luas lagi dengan luas antara 9300 – 28000 m2. Jangkauan pelayanan antara 40.000 – 150.000 penduduk. Luas site yang dibutuhkan biasanya 10 – 30 Ha.
Pusat perbelanjaan regional
Bertindak sebagai pusat perbelanjaan berskala kota yang melayani di atas 150.000 penduduk, dengan fasilitas yang sangat lengkap meliputi pasar, toko, bioskop, dan dekat dengan daerah komersial. Luas yang dibutuhkan biasanya 28.000 – 93.000 m2.
Dengan demikian pusat perbelanjaan ini boleh diklasifikasikan sebagai pusat perbelanjaan regional dengan fasilitas seperti yang terdapat pada studi banding Cihampelas Walk yaitu Shop, Dine, dan Entertaint. Tujuan dibentuknya pusat perbelanjaan ini juga dikarenakan bangunan ini melayani seluruh kawasan pariwisata ini dan juga menarik pengunjung dari Teluk Dalam sebagai ibukota dari Nias Selatan.
Karakteristik fasilitas perbelanjaan meliputi :
o Adanya kegiatan perbandingan harga dan kegiatan jual beli
Sedangkan untuk karakteristik fisik pusat perbelanjaan itu sendiri meliputi :
o Koridor tunggal
o Lebar koridor biasa 8 – 10 meter o Jumlah lantai maksimal 3 lantai
o Parkir memadai dan sepanjang/mengelilingi pusat perbelanjaan o Pintu masuk yang dapat dicapai dari segala arah
o Adanya atrium, di sepanjang koridor
Untuk standar kebutuhan ruang, secara umum terdapat beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam proses perancangan pusat perbelanjaan, yaitu pada tabel 4.1 dan 4.2.
Jenis Fungsi Jenis Ruang Standar
Tabel 4.2 Program Ruang Fasilitas Administrasi
5.
BAB VDESIGN APPROACH
Setelah melewati proses perancangan yang panjang, mulai dari pengenalan, studi banding, pengumpulan data, hingga programming, maka dikumpulkan ide yang akan diimplementasikan ke dalam rancangan. Ketepatan pengumpulan data akan menjadi dasar dari pembentukan desain yang baik. Studi banding yang telah ditelaah juga menjadi dasar dari pembentukan rancangan.
Ya’ahowu Tower & Plaza
Pertama kali, perancang akan membahas tentang Ya’ahowu Tower. Bangunan ini
mengadopsi arsitektur Post-modern dalam morfologinya. Analogi dari bangunan ini adalah pusaran air (gambar 5.1) dari bawah hingga naik menjulang tinggi ke atas sehingga di ruang terbuka hijau terbentuk pola pusaran (gambar 5.2).
Pada bagian plaza semakin berputar berporos pada menara. Di sepanjang plaza yang berbentuk lingkaran ini adalah jalan utama yang mengitari plaza tersebut, sehingga plaza ini akan menjadi bundaran dan menimbulkan efek vista.
Gambar 5.2 Pusaran pada plaza
Gambar 5.3 Pola Sirkulasi
Gambar 5.4 Zoning daerah plaza
Di pemikiran perancang adalah menciptakan sebuah taman yang berbentuk alun-alun senyaman mungkin untuk mengakomodasi pengunjung. Selain dapat menjadi paru-paru kota, juga dapat menjadi tempat berkumpul, tempat berolahraga seperti jalan cepat, dan sebagai taman kreatif di mana menjadi tempat perkumpulan kawula muda yang suka berkarya. Taman ini juga diharapkan diakomodasi dengan fasilitas seperti wi-fi yang cepat. Taman ini juga dirancang sebagai tempat berkumpulnya komunitas-komunitas muda. Contoh taman ada pada gambar 5.5.
Untuk pola taman sendiri perancang ingin adanya penanaman semak-semak dan berbagai macam bunga dan pohon. Jalur pedestrian adalah jalur yang paling krusial di daerah ini karena tidak dapat dimasuki oleh kendaraan bermotor.
Gambar 5.6 Site Plan
Selanjutnya memasuki bentukan Ya’ahowu Tower. Ya’ahowu artinya Selamat
Datang atau juga Tuhan Memberkati. Ini berarti pertemuan dengan Ya’ahowu
Gambar 5.7 Bentukan Tower
Ya’ahowu Tower terpecah menjadi 3 bagian :
1. Kaki
Bagian kaki berfungsi sebagai penopang dari sebuah bangunan. Bagian kaki memegang peran yang kuat dalam pembentukan sebuah landmark. Sebuah bangunan tinggi yang ikonik jika tidak ditopang ataupun tidak kelihatan ditopang dengan kuat akan memunculkan sifat tidak stabil. Bagian kaki ini ditinggikan untuk menciptakan sebuah tumpuan piala dengan cara membuat step anak tangga dengan total tinggi ke lantai 1 bangunan sebesar 4 meter. Penggunaan tangga menuju ke Ya’ahowu Tower juga diambil berdasarkan filosofi dari Nias Selatan
itu sendiri, dimana rumah warga dan rumah raja biasa berada di atas dan dapat dicapai dengan menaiki 77 anak tangga (gambar 5.9).
Gambar 5.9 Anak Tangga Menuju Desa Bawomataluo
Gambar 5.10 Contoh Exhibition Gallery
Ruangan terdapat ruangan audiovisual dan theatre. Dua ruangan ini akan menampilkan film baik 2D maupun 3D dalam pengenalan budaya dan keindahan alam Nias Selatan. Ruangan selanjutnya adalah café untuk mengakomodasi pengunjung.
2. Badan
Bagian badan dianalogikan sebagai bentuk pusaran dan bersifat post-modern.
Bentuk pusaran ini ditunjukkan oleh konstruksi baja yang berputar mengelilingi badan dari tower ini. Bagian badan ini yang termasuk bagian sangat menonjol karena tingginya bangunan.
Sistem struktur pada tower ini menggunakan steel structure atau struktur baja I yang diputar sedemikian rupa hingga membentuk pusaran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.11.
Tingginya bangunan akan semakin meningkatkan gaya horizontal terhadap bangunan atau biasa disebut dengan gaya lateral. Gaya lateral ini dapat meliputi gaya gempa dan gaya angin. Untuk daerah Nias yang dekat dengan daerah gempa maka sangat penting dalam memperhatikan kekuatan struktur utama. Gaya angin sendiri juga akan sangat besar pada ketinggian 167 meter. Struktur utama sebagai tulang punggung yang digunakan adalah sistem core / sheer wall yaitu struktur beton bertulang pada bagian tengah. Pada bagian badan ini terdapat 3 lift dan ditempelkan pada bagian core.
3. Kepala
Bagian kepala adalah simbol utama dari Ya’ahowu Tower ini. Pada bagian
kepala ini terdapat beberapa ruangan yaitu gift shop pada lantai 1. Gift shop ini akan menjual segala pernak-pernik sebagai souvenir dari Nias Selatan. Selain menjual miniature dari Ya’ahowu Tower, juga akan menjual berbagai jenis
seluruh keindahan alam yang dimiliki oleh Nias Selatan. View tersebut dapat dicontohkan dari Gambar 5.12.
Gambar 5.12 Keindahan Alam dari ketinggian Desa Bawomataluo
Penggunaan ukiran khas Nias Selatan akan menampilkan arsitektur Vernakular pada bagian kepala Ya’ahowu Tower. Terdapat banyak jenis ukiran di Nias
Selatan, dimana ini dapat digunakan pada banyak elemen pada tower ini.
Gambar 5.14 Ukiran Nias Selatan lainnya
Gambar 5.15 Ukiran Nias Selatan lainnya
Gambar 5.16 Hombo Batu atau Lompat Batu
Bentuk Ya’ahowu Tower yang dirancang oleh perancang telah banyak
mengalami perubahan, dikarenakan terjadi perubahan desain yang dipengaruhi oleh ketidaktepatan penggunaan ruang, penggunaan luas ruang yang tidak pas, dan tinggi rendah bangunan.
Bentuk bangunan yang sebelum revisi terlalu kurus dan terlalu pendek, tidak menunjukkan sebuah landmark. Pada bagian dasar juga belum ditambahkan anak-anak tangga yang mendorong bangunan ini semakin tinggi ke atas. Pada ujung atas Gambar 5.17 dapat dilihat simbol lompat batu.
Kesesuaian ketinggian bangunan akan sangat mempengaruhi konsep landmark ini. Ketinggian yang terlalu besar akan menimbulkan ketidakcocokan terhadap lingkungan sekitar, mengingat kawasan pariwisata ini tidak didesain khusus untuk bangunan yang sangat tinggi. Ketinggian yang terlalu kecil juga akan menimbulkan sifat bantet (gemuk dan pendek).
Setelah revisi, perancang dapat menunjukkan bahwa penambahan anak-anak tangga di bawah mendorong tower ke atas, dan penambahan tinggi dari badan tower akan menimbulkan kesan gagah. Pada bagian peralihan antara podium dan badan terdapat pola tradisional yang menunjukkan khas Indonesia dari menara. Pada bagian badan dapat dilihat arsitektur post-modern yang diaplikasikan dalam lekukan struktur baja yang menjulang tinggi sampai ke kepala menara. Di tengah dari struktur baja dapat dilihat struktur core yang ditempel oleh lift-lift yang digunakan pengunjung ke atas.
Pada bagian kepala terdapat 2 lantai yang berbentuk mangkok Nias seperti ditunjukkan pada Gambar 5.19 di bawah. Di bagian topi dari kepala menara terdapat 4 buah tanduk yang berupa ukiran tradisional Nias Selatan.
Gambar 5.19 Mangkok Nias Selatan
Gambar 5.20 Potongan Ya'ahowu Tower
Dilihat dari potongan bangunan seperti Gambar 5.20 dapat dilihat proses sirkulasi ketika berada di bawah anak tangga. Visualisasi suasana dapat dilihat dari Gambar 5.21.
Ya’ahowu Townhouse
Setelah perancang menentukan desain yang tepat dalam penentuan ruang terbuka hijau dan Ya’ahowu Tower, selanjutnya perancang menentukan desain dan lokasi yang tepat untuk meletakkan townhouse. Bentuk townhouse yang mengitari daerah plaza seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5.4 mengadopsi arsitektur klasik tradisional dan modern. Bentuk tradsional terdapat pada kolom dan atap bangunan sedangkan bentuk modern terdapat pada bukaan bangunan.
Gambar 5.22 Denah Ya'ahowu Townhouse
Gambar 5.23 Tampak Ya'ahowu Townhouse
Gambar 5.24 Suasana Ya'ahowu Townhouse
Seperti yang dibahas di atas, Ya’ahowu menggunakan arsitektur pencampuran
townhouse sendiri digunakan atap tradisional Nias. Pada bukaan digunakan kusen aluminium yang bersifat lebih modern. Ukiran pada lisplank atap juga tidak berlebihan seperti pada arsitektur klasik. Pada lantai 2 di samping pintu terdapat 2 buah perisai (Baluse dalam Bahasa Nias) sebagai penjaga. Visualisasi suasana Ya’ahowu Townhouse dapat dilihat dari Gambar 5.24.
Perspektif eksterior dari seluruh kawasan plaza dapat dilhat dari gambar 5.25 di bawah dengan seluruh bangunan yang telah dipadu, termasuk Ya’ahowu Tower
yang sudah digabung dengan plaza dan townhousenya. Elemen-elemen lain seperti jalan besar dan lainnya sudah dapat terlihat.
Gambar 5.26 Perspektif Taman
Ofulo Junction
Proyek selanjutnya yang terintegrasi dengan Ya’ahowu Tower adalah pusat
perbelanjaan terpadu di atas tanah berukuran 8.5 Ha yang dinamakan Ofulo Junction. Ofulo berarti “ngumpul” dalam Bahasa Nias, sedangkan Junction berarti persimpangan. Dinamakan demikian karena pusat perbelanjaan ini diharapkan menjadi tempat berkumpul utama masyarakat, serta letak bangunan ini yang berada di persimpangan.
Gambar 5.27 di atas menunjukkan letak Ofulo Junction terhadap Ya’ahowu Tower yang berada di persimpangan jalan utama. Di kawasan besar ini termasuk ke dalam kawasan komersial.
Gambar 5.28 Zoning Ofulo Junction
kendaraan umum) yang lahan parkirnya terdapat pada kawasan berwarna oranye. Untuk moda transportasi selain itu dapat digunakan gondola melalui jalur kanal yang dapat dicontohkan seperti gambar 5.29.
Gambar 5.29 Transportasi Melalui Kanal
Penjelasan lebih lanjut pada gambar 5.28 yaitu kawasan berwarna hijau adalah pusat kuliner yaitu dengan motto “Makan di Hutan”. Semua pesanan yang
Gambar 5.30 Suasana Gubuk Kuliner
Desain yang dikonsepkan pada pembentukan massa Ofulo Junction adalah mengacu pada arsitektur post-modern dan mengikuti bentuk denah, tapi juga tetap memfokuskan pada plaza-plaza kecil di bagian depannya. Besarnya plaza di bagian depan Ofulo Junction ini memberikan kesan sebagai tempat berkumpul (gambar 5.31), dan adanya kanal akan membuat suasana yang sejuk ditambah dengan tambahan vegetasi.
Dapat dilihat dari gambar 5.32 di bawah, bangunan Ofulo Junction terdiri dari 3 massa yaitu 2 bangunan pendamping (atas dan bawah) dan 1 bangunan utama di tengah. Bangunan utama memiliki luas yang paling besar. Karena panjang bangunan utama ini yang mencapai 150 meter dari ujung ke ujung, maka bangunan ini dipecah menjadi 3 bagian kecil dimana bagian-bagian kecil ini dihubungkan dengan jembatan.
Gambar 5.32 Ground Plan Ofulo Junction
bangunan yang berupa koridor dan memanfaatkan angin sebagai pendingin bangunan. Pada lantai 2 setiap bangunan dihubungkan dengan jembatan yang disebut juga dengan skywalk.
Bagian tengah pada bangunan utama pusat perbelanjaan ini dibuat sebuah atap yang lebih tinggi dari yang lainnya menunjukkan bentuk post-modern dari atap tradisional Nias.
Gambar 5.33 Perbandingan Atap Ofulo Junction dengan Atap Tradisional Nias
Pada bagian kanal, terdapat sebuah plaza dimana pada bagian tengahnya terdapat sebuah air mancur besar. Air mancur ini mengadopsi taman air yang langsung bisa dimasuki pengunjung seperti yang ada di World’s Fair Park, Knoxville
Gambar 5.34 Water Fountain Park
Suasana air mancur beserta penampakan Ya’ahowu Tower dari kejauhan serta kanal dan jembatan dapat dilihat dengan jelas pada gambar 5.35.
Gambar 5.35 Suasana Water Fountain Park
Perspektif eksterior dari site secara keseluruhan dapat ditunjukkan pada gambar 5.36 di bawah berikut ini.
Perspektif setiap bangunan dapat ditunjukkan pada Gambar 5.37, 5.38, dan 5.39 di bawah ini.
Gambar 5.37 Bangunan Samping 1
Gambar 5.38 Bangunan samping 2
6.
BAB VI THE UTILITIESSetelah perancang menyelesaikan konflik dan masalah yang ada dalam proses perancangan dengan memberikan solusi dalam bentuk rancangan desain. Pentingnya dalam menentukan struktur dan sistem utilitas yang tepat untuk diimplementasikan pada bangunan sangat menentukan dalam realitas konstruksi bangunan. Setiap desain yang terdapat pada rancangan dalam aspek fisik dan non fisik, baik berupa jalan utama sampai jalan pedestrian, ruang luar dengan ruang dalam, bangunan dengan lansekap, telah diperhitungkan dengan sangat matang melalui analisa-analisa yang telah dijelaskan sebelumnya. Kesimpulan yang dapat ditarik dari proses perancangan ini adalah harus dengan tepat menentukan sistem struktur dan utilitas apa yang tepat untuk diaplikasikan dalam bangunan sehingga menimbulkan kesan yang nyaman dirasakan pengunjung.
Seperti pada gambar 6.1 di atas dan Gambar 6.2 di bawah yaitu gambar potongan Ya’ahowu Tower, dapat dilihat penggunaan sheer wall (dinding beton komposit)
sebagai core (tulang punggung bangunan). Penggunaan sistem struktur ini telah diperhitungkan untuk menahan gaya lateral (gaya gempa dan gaya angina) karena beban angin yang besar pada ketinggian 160 meter dan beban bangunan yang besar pada gaya gempa.
Gambar 6.2 Sistem Struktur
Sistem struktur dari Ya’ahowu Tower adalah sistem sheer wall core yang terletak
Gambar 6.3 Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal yang ada pada Ya’ahowu Tower adalah 3 lift untuk
naik ke lantai paling atas seperti yang dapat ditunjukkan pada gambar 6.3.
Gambar 6.4 Sistem Air Bersih Tower
Sistem air bersih dimulai dari ruang pompa di lantai 1 kemudian diteruskan ke
Gambar 6.5 Sistem Air Limbah Tower
Sistem air limbah diturunkan dari lantai paling atas ke bawah melalui shaft ke
infiltration well dan septic tank.
Gambar 6.6 Sistem Pelistrikan Tower
Sistem utilitas yang sama juga berlaku pada pusat perbelanjaan Ofulo Junction.
Gambar 6.7 Transportasi Vertikal Ofulo Junction
Gambar 6.8 Sistem Air Bersih Ofulo Junction
Sistem air bersih di Ofulo Junction ditunjukkan pada Gambar 6.3. Sistem sanitasi air bersih di mulai dari PDAM kemudian diteruskan ruang pompa ke dalam
water tank kemudian di pompa ke water tank di lantai paling atas. Dengan tenaga gravitasi air diturunkan dari water tank di lantai atas ke setiap lantai. Setiap massa bangunan memiliki water tank tersendiri yang terletak pada bagian atap bangunan.
Sistem air limbah di Ofulo Junction ditunjukkan pada Gambar 6.4. Limbah ringan diteruskan dari shaft menuju ke infiltration well kemudian ke riol kota. Untuk limbah berat diteruskan dari shaft menuju ke septic tank. Untuk setiap massa bangunan difasilitasi oleh satu septic tank yang terletak pada jalan untuk mempermudah control sewaktu dibutuhkan.
Gambar 6.10 Sistem Pelistrikan Ofulo Junction
7. BAB VII IDEA HANDOVER
Setelah proses perancangan sampai kurang lebih satu semester, perancang menyelesaikan dan mempersiapkan gambar-gambar yang akan dipresentasikan pada sidang terakhir. Awal presentasi dimulai dengan panel yang menerangkan tentang masalah, lokasi, dan potensi yang ada pada site yang akan dibangun (Lampiran 1). Penerangan konsep disertakan dengan contoh-contoh baik dalam penyajian arsitektur bentuk bangunan maupun penjelasan latar belakang pemilihan fungsi dan susunan denah serta memberikan contoh studi kasus yang diterapkan. Pada panel berikutnya (Lampiran 2) lebih menjelaskan tentang bentukan massa dan penzoningan dari setiap bangunan, serta bagaimana ruang luar dan ruang dalam saling mempengaruhi dalam desain.
Panel berikutnya (Lampiran 3 dan Lampiran 4) lebih menjelaskan ke sistem utilitas dan sistem struktur yang diterapkan pada bangunan. Bagaimana seharusnya teknologi struktur dan konstruksi yang tepat untuk diimplementasikan ke dalam bangunan, dan bagaimana sistem elektrikal, sanitasi, dan kebakaran dalam bangunan. Terakhir adalah panel yang menjelaskan tentang desain (Lampiran 5 dan Lampiran 6). Panel ini berisi tentang rancangan denah tampak yang merupakan gambar kerja dasar bangunan, dan visualisasi suasana yang di desain.
Gambar 7.1 Maket Kawasan Ya'ahowu Tower
8.
BAB VIIITHE LANDMARK
Tema dari perancangan kali ini adalah Arsitektur Post-Modern Vernacular yaitu sebuah tema arsitektur yang mengangkat keunikan baik melalui elemen tradisional, budaya, maupun identitas daerah ke dalam desain yang Post-Modern,
sebuah desain yang maju, modern, dan unik. Diharapkan kawasan komersial dengan konsep landmark dalam bangunan menara dan pusat perbelanjaan dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kedatangan wisatawan dalam kawasan pariwisata yang baru ini diharapkan dapat mengenalkan identitas Nias ke masyarakat luas, khususnya wisatawan mancanegara.
Situasi Nias Selatan saat ini pada dasarnya masih belum terlalu dikelola. Padahal keanekaragaman hayati dan elemen-elemen budaya sebenarnya dapat menarik perhatian masyarakat luas. Dengan perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Teluk Dalam Nias Selatan maka akan dapat mendorong perkembangan infrastruktur pada kawasan Nias Selatan. Dalam KEK Pariwisata ini terdapat berbagai jenis kawasan, mulai dari kawasan komersial, perhotelan, permainan, hingga lapangan golf. Kawasan komersial inilah yang akan menjadi penyambut dari kawasan tersebut.
Bangunan landmark ini akan menjadi identitas dari keseluruhan kawasan tersebut. Dengan menyusuri jalan utama akan terlihat sebuah jalan besar yaitu Ya’ahowu
9.
DAFTAR PUSTAKA Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta:Kanisius https://en.wikipedia.org/wiki/Kevin_A._Lynchhttps://en.wikipedia.org/wiki/Space_Needle
http://www.historylink.org/index.cfm?DisplayPage=output.cfm&File_Id=1424 https://id.wikipedia.org/wiki/Cihampelas_Walk
http://www.cihampelaswalk.com/
10.LAMPIRAN
Tabel Luas Ruangan Bangunan Tower