Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA MENGENAI KOSMETIK MENGANDUNG MERKURI (Hg)
DI AKADEMI KEBIDANAN HAFSYAH MEDAN TAHUN 2009
S K R I P S I
OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009 NINA DEVIANA
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA MENGENAI KOSMETIK MENGANDUNG MERKURI (Hg)
DI AKADEMI KEBIDANAN HAFSYAH MEDAN TAHUN 2009
S K R I P S I
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH : NINA DEVIANA
NIM. 051000137
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA MENGENAI KOSMETIK MENGANDUNG MERKURI (Hg)
DI AKADEMI KEBIDANAN HAFSYAH MEDAN TAHUN 2009
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
NINA DEVIANA NIM. 051000137
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 16 Juni 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Ir. Indra Chahaya S, MSi dr. Devi Nuraini Santi, MKes
NIP. 132058731 NIP. 132205389
Penguji II Penguji III
Ir. Evi Naria, MKes dr. Taufik Ashar, MKM
NIP. 132049787 NIP. 132303367
Medan, Juni 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Produk-produk kosmetik tersebut dipakai secara berulang setiap hari, sehingga diperlukan persyaratan aman untuk dipakai. Kosmetik yang dijual dipasaran banyak ditemukan mengandung bahan berbahaya diantaranya merkuri (Hg). Kosmetik yang mengandung merkuri (Hg) ini dapat membahayakan kesehatan bagi wanita yang setiap harinya memakai kosmetik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 10 sampel kosmetik ditemukan adanya kandungan merkuri yang bervariasi.
Hal ini mendasari peneliti melakukan penelitian ini untuk menggambarkan pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa mengenai kosmetik mengandung merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan, karena mahasiswa yang semuanya wanita yang setiap harinya memakai kosmetik.
Metode yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap 74 responden yang terpilih secara simple random sampling. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Akademi Kebidanan Hafsyah memiliki pengetahuan dalam kategori baik 2 responden (2,70%), kategori sedang 44 responden (59,46%) dan kategori kurang 28 responden (37,84%). Sikap dalam kategori baik sebanyak 65 responden (87,84%), kategori sedang 8 responden (10,81%) dan kategori kurang 1 responden (1,35%). Tindakan dalam kategori baik sebanyak 40 responden (54,05%), kategori sedang 22 responden (29,73%) dan kategori kurang 12 responden (16,22%).
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa mengenai kosmetik mengandung merkuri (Hg) sebaiknya mahasiswa diberikan informasi yang lebih banyak mengenai kosmetik mengandung merkuri (Hg) oleh pihak Akademi Kebidanan Hafsyah Medan. Mahasiswa Akademi Kebidanan Hafsyah juga diharapkan aktif dalam mencari informasi mengenai kosmetik mengandung merkuri (Hg).
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
Cosmetic products are needed by people, both men and women. Cosmetic product are used repeatedly everyday. So, it’s needed a save condition to use. Many cosmetics which sold in the market was found contain dangerous substance such as mercury (Hg). Cosmetic which contains mercury (Hg) can danger the health of women who use cosmetic everyday. Based on research done with 10 samples of cosmetics, found that there is variety contain of mercury (Hg).
This finding encourage researcher to describe knowledge, attitude, and behavior of university students about cosmetic that contain mercury (Hg) at Akademi Kebidanan Hafsyah Medan, because the student are whole women who use cosmetics everyday.
Method used in this research is interview using questionnaire with 74 respondents, chosen by simple random samping. This research is descriptive research.
The result shows that students of Akademi Kebidanan Hafsyah Medan who have knowledge in good category were 2 respondents (2,70%. Moderate category were 44 respondents (59,46%) and bad category were 28 respondents (37,84%). Attitude in good category were 65 respondents (87,84%), moderate category were 8 respondents (10,81%) and bad category was 1 respondent (1,35%). Behavior in good category were 40 respondents (54,05%), moderate category were 22 respondents (29,73%) and bad category were 12 respondents (16,22%).
So that, to increase knowledge, attitude and behavior of students about cosmetics which contain mercury (Hg), students should be given more information about cosmetics which contain mercury (Hg) by direction of Akademi Kebidanan Hafsyah Medan. Students of Akademi Kebidanan Hafsyah are also expected to be more active in searching information about cosmetics which contain mercury (Hg).
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nina Deviana
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 03 Februari 1988
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Anggota Keluarga : 3 (tiga) orang
Alamat Rumah : Jl. Aluminium no. 99A Tj. Mulia Hilir Medan
Riwayat Pendidikan :
1. Tahun 1993-1999 : SD Bakti I Bersubsidi Medan
2. Tahun 1999-2002 : MTs Muhammadiyah 15 Medan
3. Tahun 2002-2005 : MA Negeri 1 Medan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Segala Puji bagi Allah atas berkat dan rahmatNya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009”.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang membantu saya
dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Ir. Indra Chahaya S, MSi., selaku Ketua Departemen Kesehatan
Lingkungan Facultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
yang sekaligus dosen Pembimbing I, saya ucapkan terimakasih atas saran dan
masukan yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, MKes., selaku dosen Pembimbing II, saya ucapkan
terimakasih atas saran dan masukan yang diberikan demi kesempurnaan
skripsi ini.
4. Ibu Ir. Evi Naria, MKes., selaku dosen Penguji II, saya ucapkan terimakasih
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
5. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM., selaku dosen Penguji III, saya ucapkan
terimakasih atas saran dan masukan yang diberikan demi kesempurnaan
skripsi ini.
6. Ibu Lita Sri Andayani, SKM, MKes., selaku Dosen Penasehat Akademik,
terimakasih atas arahan dan bimbingannya kepada saya selama saya menjalani
studi di FKM USU.
7. Ibu Irma Suryani, SST., selaku Direktris Akademi Kebidanan Hafsyah Medan
dan seluruh dosen dan pegawai Akademi Kebidanan Hafsyah Medan
khususnya Kak Zahra, Kak Fiza dan Bu Roro yang banyak membantu saya
selama penelitian, terimakasih atas kerjasama dan kebaikannya memberikan
data-data dan informasi yang saya perlukan.
8. Komting Tingkat I dan II dan seluruh responden saya, terimakasih atas
kesediaan dan kerjasamanya membantu saya menyelesaikan penelitian.
9. Semua dosen dan pegawai FKM USU yang membantu saya selama menjalani
studi di FKM USU, khususnya buat K’Dian (Pegawai Kesling).
10.Kedua orangtua saya yang sangat saya sayangi, Bapak Sumaidi dan Ibu
Isnaini, terimakasih buat doa, nasihat, kasih sayang, motivasi dan perjuangan
yang diberikan untuk saya, yang menguatkan dan memotivasi saya
menyelesaikan studi hingga ke Perguruan Tinggi. Kepada adik-adikku yang
tersayang, Andi Setiawan dan Putra Ramadhani, terimakasih atas doa dan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
11.Buat B’Putra dan Keluarga yang selalu memberikan dorongan dan semangat,
perhatian dan doanya yang tulus kepada saya selama mengerjakan skripsi.
12.Buat sahabatku Lia yang banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi
ini, buat K’Isra dan Eka yang membantu saya melakukan penelitian.
13.Buat sahabat-sahabat saya (Astri, Vita, Wiwiek, Ika, Elfa, Tini, Ade, Neri,
Noni, Icha, Eva), terima kasih buat doanya, nasihat, bantuan, dukunganya
buat saya.
14.Buat semua teman-teman peminatan Kesling (Inur, Dian, Yanti, B’Jariston,
K’Desma) terimakasih atas dukungan doa, motivasi dan semangatnya.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kelemahan dan kekurangan dalam
skripsi ini. Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
perbaikan skripsi ini.
Harapan saya semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan untuk
perkembangan ilmu pengetahuan.
Medan, Juni 2009
Penulis
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan... i
Abstrak ... ii
2.2.2. Hasil Aktivitas Manusia ... 8
2.3. Manfaat Merkuri terhadap Manusia dan Lingkungan ... 8
2.4. Mekanisme Keracunan Merkuri pada Tubuh Manusia ... 10
2.5. Toksisitas Merkuri... 11
2.6. Kosmetik ... 16
2.7. Perilaku ... 21
2.8. Kerangka Konsep ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1. Jenis Penelitian ... 28
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
3.2.1. Lokasi Penelitian ... 28
3.2.2. Waktu Penelitian ... 28
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
3.3.1. Populasi ... 29
3.3.2. Sampel ... 29
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 30
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 31
3.4.1. Data Primer ... 31
3.4.2. Data Sekunder ... 31
3.5. Defenisi Operasional ... 31
3.6. Aspek Pengukuran ... 32
3.7. Pengolahan dan Analisa Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36
4.1. Gambaran Umum Akademi Kebidanan Hafsyah ... 36
4.2. Karakteristik Responden ... 37
4.3. Pengetahuan Responden Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) ... 38
4.4. Sikap Responden Tentang Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) ... 40
4.5. Tindakan Responden Tentang Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) ... 41
4.6. Tabulasi Silang antara Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden ... 44
4.6.1. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap Responden ... 44
4.6.2. Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan Responden ... 45
4.6.3. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan Responden ... 45
BAB V PEMBAHASAN ... 47
5.1. Karakteristik Responden... 47
5.2. Pengetahuan Responden mengenai Kosmetik mengandung Merkuri (Hg) ... 48
5.3. Sikap Responden mengenai Kosmetik mengandung Merkuri (Hg) ... 49
5.4. Tindakan Responden mengenai Kosmetik mengandung Merkuri (Hg) ... 51
5.5 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) ... 54
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
6.1. Kesimpulan ... 58
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden di Akademi Kebidanan
Hafsyah Medan Tahun 2009 ... 37
Tabel 4.2. Gambaran Pengetahuan Responden Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah
Medan Tahun 2009 ... 38
Tabel4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di
Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009 ... 39
Tabel 4.4. Gambaran Sikap Responden Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah
Medan Tahun 2009 ... 40
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Akademi
Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009 ... 41
Tabel 4.6. Gambaran Tindakan Responden Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah
Medan Tahun 2009 ... 41
Tabel 4.7. Distribusi Tindakan Responden Berdasarkan Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) yang pernah dipakai oleh Responden di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun
2009 ... 42
Tabel 4.8. Distribusi Tindakan Responden Berdasarkan Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) yang Saat ini Masih di pakai oleh Responden di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun
2009 ... 43
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan di Akademi
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.10. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap Responden mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi
Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009 ... 44
Tabel 4.11.Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan Responden mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi
Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009 ... 45
Tabel 4.12. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan Responden mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg)
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Latar Belakang
Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun
perempuan. Produk-produk kosmetik tersebut dipakai secara berulang setiap hari,
sehingga diperlukan persyaratan aman untuk dipakai (Tranggono, 2007).
Kosmetik berasal dari kata kosmetikos (Yunani) yang berarti “keterampilan
menghias, mengatur” (Tranggono, 2007). Bahan yang dipakai dalam usaha
mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat
disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi
juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Dewasa ini terdapat ribuan kosmetik di pasar bebas. Kosmetik tersebut adalah
produk pabrik kosmetik didalam dan luar negeri yang jumlahnya telah mencapai
angka ribuan. Data terakhir menunjukkan lebih dari 300 pabrik kosmetik terdaftar
secara resmi di Indonesia, dan diperkirakan ada sejumlah dua kali lipat pabrik
kosmetik yang tidak terdaftar secara resmi yang berupa usaha rumahan atau salon
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Belakangan ini jenis kosmetik yang banyak digunakan oleh wanita Indonesia
adalah produk bleaching cream yang dikenal sebagai krim pemutih. Produk ini
banyak diminati karena menjanjikan dapat memutihkan atau menghaluskan wajah
dalam waktu singkat. Hasil sampling dan pengujian kosmetik tahun 2005 terhadap
10.896 sampel kosmetik menunjukkan, terdapat 124 sampel (1,24%) tidak memenuhi
syarat, di antaranya produk ilegal atau tidak terdaftar, mengandung bahan-bahan
dilarang, terutama merkuri dan rhodamin. Hasil pengawasan Badan POM RI pada
tahun 2005 dan 2006 di beberapa provinsi, ditemukan 27 (dua puluh tujuh) merek
kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik yaitu :
Merkuri (Hg), Hidroquinon > 2 %, zat warna Rhodamin B dan Merah K.3, 15
diantaranya terbukti mengandung merkuri yaitu Doctor Kayama whitening day
cream, Doctor Kayama night cream, Blossom day cream, Blossom night cream,
Cream malam, Day cream Vit E Herbal, Locos Anti flek Vit E dan herbal , Night
cream vit E Herbal, Kosmetik Ibu Sari Cream, Cream malam, Meei Yung (putih),
Meei Yung (kuning), New Rody special putih, New Rody special kuning dan Shee
Na whitening pearl cream (Media Konsumen, 2006).
Penggunaan bahan tersebut dalam kosmetik dapat membahayakan kesehatan
dan dilarang penggunaannya sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI NO.445/MENKES/PER/V/1998 tentang Bahan, Zat Warna,
Zubstratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya pada kosmetik dan Keputusan Kepala
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Kosmetik bermerkuri sebenarnya bukan hal baru. Beberapa waktu lalu,
kosmetik ini telah ramai digunakan. Khasiatnya memutihkan kulit gelap dalam waktu
singkat. Orang yang berkulit gelap mempunyai zat warna (pigmen) kulit lebih banyak
dibandingkan orang berkulit putih. Zat warna tersebut dikenal sebagai melanin.
Produksi melanin dipengaruhi oleh paparan sinar matahari. Itulah sebabnya, jika kita
sering terkena sinar matahari, kulit menjadi lebih gelap. Melanin membantu menahan
sinar ultraviolet agar tidak merusak kulit. Seperti telah diketahui, sinar ultraviolet
dapat mencetuskan timbulnya kanker kulit. Walaupun melanin diciptakan dengan
manfaat yang sangat besar, banyak orang tidak menyukainya karena dapat membuat
kulit mereka terlihat lebih gelap. Sehingga, menurut mereka tampak kurang cantik.
Untuk itu digunakanlah kosmetik pemutih, yang kebanyakan mengandung merkuri.
Unsur ini memang mampu menghambat produksi melanin. Karena jumlah melanin
kulit berkurang, maka kulit pun tampak lebih putih (Panji, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Fina (2006), yang berjudul “Analisa
Kadar Logam Merkuri (Hg) pada Beberapa Produk Kosmetik Krim Pemutih
Produksi China yang Beredar di Pasar Ramai Kota Medan Tahun 2006”, terhadap 10
sampel kosmetik krim pemutih produk China ditemukan adanya kadar merkuri (Hg)
dengan kadar (dalam ppm) yang bervariasi, yaitu : Tull Jye (11,74), QL (17,60), RDL
(0,11), Quint’s Yen (24,11), Chiumien Special Pearl Cream (68,70), Topsyne (13,30),
Meei Yung (24,60), I Ling (22,68), Dong Lee Special Pearl Cream (22,61) dan New
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Merkuri (Hg)/Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam
konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim
pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, yang
akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit,
kerusakan permanen pada susunan syaraf, otak, ginjal dan gangguan perkembangan
janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan
kanker) pada manusi
Pemakaian kosmetik ini diperlukan oleh semua orang khususnya wanita, ingin
tampil cantik merupakan hal yang alami bagi wanita. Dan agar selalu kelihatan cantik
banyak wanita yang menghabiskan uangnya untuk membeli produk-produk kosmetik.
Apalagi berbagai produk kosmetika tersebut banyak beredar dipasaran. Efek samping
kosmetik menimbulkan kekhawatiran pengguna kosmetik yaitu kaum wanita
terutama remaja yang tetap ingin menjaga penampilan wajah mereka dan
menginginkan wajah yang putih, akan kemungkinan timbulnya efek samping
kosmetik pada diri mereka. Namun sejauh ini informasi tentang efek samping
kosmetika masih sangat sedikit. Di satu sisi, konsumen kosmetik selalu bertambah,
dan pasti akan diikuti dengan peningkatan kejadian efek samping kosmetika. Di sisi
lain, informasi mengenai produk kosmetik tidak bertambah luas dari masa ke masa.
Atau sekalipun ada, keterangan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Akademi Kebidanan Hafysah merupakan salah satu akademi kebidanan yang
mempunyai jumlah mahasiswa cukup banyak. Mahasiswa yang semuanya wanita
membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana
pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa mengenai kosmetik mengandung
merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsah Medan.
1.3. Perumusan Masalah
Kosmetik yang dijual dipasaran sudah banyak mengandung bahan berbahaya
diantaranya merkuri (Hg). Kosmetik yang mengandung merkuri ini dapat
membahayakan kesehatan bagi wanita yang setiap harinya menggunakan kosmetik.
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan
tindakan mahasiswa yang sebagian dari wanita mengenai kosmetik mengandung
merkuri (Hg).
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa mengenai
kosmetik mengandung merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan.
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik mahasiswa Akademi Kebidanan
Hafysah Medan.
2. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa mengenai kosmetik
mengandung merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafysah Medan.
3. Untuk mengetahui sikap mahasiswa mengenai kosmetik mengandung
merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafysah Medan.
4. Untuk mengetahui tindakan mahasiswa mengenai kosmetik mengandung
merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafysah Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk lebih menyadari pentingnya selektif
memilih kosmetik yang akan digunakan.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dan memberikan
pengalaman dalam melakukan penelitian.
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Logam Merkuri (Hg) Defenisi Logam Merkuri
Logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydragyrum yang
berarti perak cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada tabel periodika
unsur-unsur kimia menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA)
200,59 (Palar, 2004).
Merkuri dan komponen-komponen merkuri banyak digunakan oleh manusia
untuk berbagai keperluan. Sifat-sifat kimia dan fisik merkuri membuat logam tersebut
banyak digunakan untuk keperluan ilmiah dan industri. Beberapa sifat-sifat tersebut
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
1) Logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (250C)
2) Mempunyai titik beku terendah dari semua logam, yaitu -390C
3) Merkuri mempunyai volatilitas-kecenderungan berubah menjadi gas atau uap
dari suatu cairan- yang tertinggi dari semua logam
4) Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor yang
terbaik dari semua logam
5) Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang
disebut amalgam (alloy)
6) Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk
hidup (Fardiaz,1992).
7) Bentuk murninya, zat cair putih keperakan yang mudah menguap seperti
banyak digunakan dalam termometer
8) Merkuri dalam bentuk cair mempunyai kisaran sekitar 3960C yang
mengembang secara merata (Sunu, 2001).
2.2. Sumber Merkuri 2.2.1. Di Alam
Merkuri dan senyawa-senyawanya, seperti halnya dengan logam-logam
lainnya, tersebar luas di alam. Mulai dari batuan, air, udara dan bahkan dalam tubuh
organisme hidup. Penyebaran dari logam merkuri ini, dipengaruhi oleh faktor
geologi, fisika, kimia dan biologi (Palar, 2004). Merkuri juga terdapat di lingkungan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
2.2.2. Hasil Aktivitas Manusia
Dalam hal ini dapat dicontohkan dari hasil penambangan emas, dimana
penambangan tersebut mengandung bahan merkuri (Hg) yang masuk ke aliran sungai
sehingga menyebabkan air sungai tersebut menjadi tercemar dan dapat menimbulkan
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat (Ariens, 1993).
2.3. Manfaat Merkuri terhadap Manusia dan Lingkungan
Pemanfaatan logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun,
merkuri telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian, dan industri.
Bidang kedokteran telah menggunakan merkuri sejak abad ke-15 dimana merkuri
(Hg) digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin (sifilis). Kalomel (HgCl)
digunakan sebagai pembersih luka sampai diketahui bahwa bahan tersebut beracun
sehingga tidak digunakan lagi. Komponen merkuri organik digunakan untuk obat
diuretika sampai bertahun-tahun dan juga digunakan sebagai bahan untuk kosmetik
(Darmono, 2001).
Dalam bidang pertanian, merkuri digunakan untuk membasmi jamur.
Dasarnya adalah menggunakan sifat racun dari merkuri untuk merusak jaringan jamur
sehingga baik digunakan untuk pengawet produksi hasil pertanian. Merkuri organik
juga digunakan untuk pembasmi hama pada apel, tomat, dan kentang dan digunakan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Pada dasarnya ada dua bentuk industri yang menggunakan merkuri, yaitu
industri cat dan industri kertas. Untuk industri kertas, merkuri digunakan untuk
mencegah jamur tumbuh pada kayu pulp sebagai bahan baku kertas tersebut. Pada
industri cat, merkuri digunakan untuk obat anti jamur sehingga cat dapat tahan lama
(Darmono, 2001). Merkuri juga digunakan dalam campuran untuk mengecat pada
daerah yang mempunyai kelembaban yang tinggi sehingga dapat mencegah
tumbuhnya jamur (Darmono, 1995).
Dalam bidang industri, pengguna logam merkuri terbanyak ialah pabrik
alat-alat listrik, yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya.
Mungkin ini disebabkan biaya pemasangan dan operasi yang murah dan arus
listriknya dapat dialiri dengan voltase yang tinggi. Merkuri juga digunakan dalam
pembuatan baterai, karena baterai dengan bahan merkuri dapat tahan lama dan tahan
terhadap kelembaban yang tinggi (Darmono, 1995).
Selain itu, merkuri juga digunakan dalam industri pembuatan klor alkali yang
menghasilkan klorin (Cl2), dimana perusahaan air minum memanfaatkan klorin untuk
menjernihkan air dan pembasmi kuman (proses klorinasi) (Alfian, 2006). Juga di
dalam pembuatan kausatik soda yang diproduksi dengan jalan elektrolisis dari larutan
garam NaCl, menggunakan merkuri dalam bentuk amalgam dicampur dengan logam
natrium dan digunakan sebagai katoda. Penggunaan merkuri disini pada dasarnya
berbentuk larutan konduksi dan kemampuannya mengikat logan natrium sebagai
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
2.4. Mekanisme Keracunan Merkuri pada Tubuh Manusia
Merkuri memasuki tubuh dapat lewat udara, air, atau makanan yang terserap
dalam jumlah yang bervariasi. Tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk
merkuri monometil sehingga merkuri tersebut tinggal dalam tubuh relatif lama.
Merkuri mengumpul dalam hati, ginjal, otak dan darah yang dapat menimbulkan
kesehatan akut dan kronis yang tergantung dari bentuk merkurinya.
Mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas,
namun untuk daya racun merkur i antara lain:
a. Kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri pada umumnya bersifat
permanen
b. Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik
yang berbeda seperti dalam daya racunnya, distribusi, akumulasi atau
pengumpulan, dan waktu retensinya-penyimpanan-di dalam tubuh
c. Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup, maka akan beracun
terhadap tubuh
d. Merkuri dapat berpengaruh terhadap tubuh, karena dapat menghambat kerja
enzim dan menyebabkan kerusakan sel. Sifat-sifat membran dari dinding sel
akan rusak karena pengikatan dengan merkuri, sehingga aktivitas sel dapat
terganggu
e. Transformasi biologi dapat terjadi pada lingkungan atau didalam tubuh,
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
2.5. Toksisitas Merkuri
Pengaruh toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi
merkuri, rute masuknya ke dalam tubuh dan lamanya ekspose (Darmono, 2001).
Toksisitas dari merkuri tergantung pada bentuk kimianya yaitu: murni
(elemen), anorganik, dan organik.
1. Bentuk murni
Bentuk merkuri murni mudah menguap dan sangat beracun bila terhisap,
tetapi tidak beracun bila termakan. Bentuk murni ini diabsorpsi seluruhnya dalam
paru-paru dan mudah sekali didistribusikan ke otak melalui darah yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat. Gejala yang timbul pada keracunan
uap Hg ini adalah pneumonia dan oedema paru, tremor, salivasi dan gingivitis.
2. Bentuk Merkuri Anorganik
Bentuk toksik dari Hg anorganik ini hanya dalam jumlah kecil didistribusikan
pada otak. Gejala yang menonjol pada keracunan Hg anorganik adalah adanya rasa
sakit pada saluran pencernaan dan ginjal yang biasanya intoksikasi melalui makanan.
3. Bentuk Merkuri Organik
Yang paling toksik dan berbahaya pada bentuk organik ini adalah bentuk
alkil-merkuri yaitu metil-etil-merkuri. Kedua bentuk senyawa merkuri organik ini
telah banyak digunakan dalam bidang pertanian untuk mencegah tumbuhnya jamur.
Alkil-merkuri ini biasanya diserap secara sempurna pada dinding saluran pencernaan
dan terikat dalam sel darah merah. Kemudian bentuk ini didistribusikan ke dalam
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
terakumulasi dalam hati dan ginjal yang dikeluarkan melalui cairan empedu.
Senyawa ini keluar dari tubuh sedikit demi sedikit melalui urine dan feses dengan
periode waktu paruh (biological half life) dalam waktu 70 hari. Gejala akan timbul
beberapa hari/minggu setelah memakan bahan toksik tersebut. Gejala yang terlihat
berupa gangguan saraf, yaitu ataksia, kelemahan, hiperestese (peka), konvulsi,
kebutaan, koma dan kematian (Darmono, 1995).
Konsentrasi merkuri di udara biasanya rendah dan jarang menjadi sumber
permasalahan. Tetapi, ketika memasuki perairan, proses-proses biologi mengubahnya
ke bentuknya yang sangat racun. Dalam perairan dan sedimennya, aktivitas bakteri
mengubah merkuri menjadi bentuk organiknya, methylmercury, CH3Hg. Kondisi
asam dan kadar ozon yang meningkat diyakini mendorong proses perubahan itu.
Sekali berada dalam tubuh, methylmercury sangat lambat tercuci.
Studi-studi menunjukkan bahwa embrio atau jabang bayi dan anak-anak yang
masih kecil adalah yang paling sensitif terhadap keracunan merkuri dibanding
manusia dewasa. Methylmercury bahkan dapat beredar hingga ke plasenta dan
berakumulasi di otak calon bayi. Kadarnya ditemukan pula di air susu ibu. Pada
wanita hamil gejala-gejala mungkin tidak akan dirasakan, tetapi sebaliknya, dengan
potensi yang akan diderita bayinya. Risikonya anak-anak dilahirkan akan mengalami
cacat tubuh yang sifatnya tanpa kaki, tanpa tangan atau bentuk kepala tidak beraturan.
Pada embrio atau jabang bayi dan anak-anak kecil, methylmercury terbukti mencegah
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
kontaminasi yang rendah mungkin belum akan terlihat sampai ketika kemampuan
motor dan verbal sang anak tiba-tiba saja menjadi tertunda atau abnormal. Metil
merkuri makin berbahaya pada ibu hamil. Meski semua merkuri dapat menembus
plasenta, namun metil merkuri diserap bayi 30 % lebih tinggi daripada di darah
ibunya. Akibatnya bila tidak keguguran, bayi yang dilahirkan akan banyak masalah.
Keseimbangan terganggu, terlambat gerak motoriknya, IQ rendah, cacat, dan
sebagainya (Yana, 2008).
Keracunan akut yang disebabkan oleh logam merkuri umumnya terjadi pada
pekerja-pekerja industri, pertambangan dan pertanian, yang menggunakan merkuri
sebagai bahan baku, katalis dan atau pembentuk amalgam atau pestisida (Palar,
2004).
Keracunan akut timbul dari inhalasi dalam konsentrasi tinggi uap merkuri atau
debu. Jika konsentrasi uap merkuri cukup tinggi, pajanan menimbulkan dada rasa
berat, nyeri dada, kesulitan bernafas, batuk. Pada ingesti menimbulkan gejala rasa
logam, mual, nyeri abdomen, muntah, diare, nyeri kepala dan kadang albuminuria
(Lubis, 2001)
Keracunan akut yang ditimbulkan oleh logam merkuri dapat diketahui dengan
mengamati gejala-gejala berupa:
a. Gejala reaksi yang timbul pada alat pencernaan seperti:
- Dalam rongga mulut timbul kelainan-kelainan seperti pembengkakan
gusi yang terasa sakit, gigi mudah rapuh, keropos dan mudah terlepas
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
- Perasaan mual-mual pada lambung
b. Gejala reaksi yang timbul pada jaringan saraf seperti:
- Tremor
- Sukar konsentrasi dalam berpikir
- Gugup
- Gangguan kejiwaan dan sering lelah
c. Gejala reaksi yang timbul pada kulit seperti:
- Pada kulit yang tidak ditutupi seperti muka, lengan, kaki menjadi peka
terhadap matahari
- Menimbulkan gelembung-gelembung yang mudah pecah
- Mudah terjadi infeksi pada kulit
d. Pengeluaran air seni terus-menerus dapat menimbulkan gangguan terhadap
fungsi faal ginjal (Daulay, 2005).
Sedangkan pada keracunan kronis, jumlah merkuri yang masuk sangat sedikit
sekali sehingga tidak memperlihatkan pengaruh pada tubuh. Namun demikian
masuknya merkuri ini berlangsung secara terus-menerus. Sehingga lama kelamaan,
jumlah merkuri yang masuk dan mengendap dalam tubuh menjadi sangat besar dan
melebihi batas toleransi yang dimiliki tubuh sehingga gejala keracunan mulai terlihat
(Palar, 2004). Konsentrasi Hg darah sekitar 10-20 mg% biasanya belum
menimbulkan gejala toksisitas, tetapi pada konsentrasi 50 sampai 100 mg% akan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Pada peristiwa keracunan kronis oleh merkuri, ada dua organ tubuh yang
paling sering mengalami gangguan, yaitu gangguan pada sistem pencernaan dan
sistem saraf. Gangguan pada sistem saraf dapat terjadi dengan atau tanpa diikuti oleh
gangguan pada lambung dan usus. Ada dua bentuk gejala umum yang dapat dilihat
bila korban mengalami gangguan pada sistem saraf sebagai akibat keracunan kronis
merkur i, yaitu tremor (gemetar) ringan dan parkinsonisme yang juga disertai dengan
tremor pada fungsi otot sadar.
Tanda-tanda seorang penderita keracunan kronis merkuri dapat dilihat pada
organ mata. Biasanya pada lensa mata penderita terdapat warna abu-abu sampai
gelap, atau abu-abu kemerahan, yang semua itu dapat dilihat dengan mikroskop mata.
Disamping itu, gejala keracunan kronis merkuri yang lainnya adalah terjadinya
anemia ringan pada darah (Palar, 2004).
2.6. Kosmetik
Kosmetik adalah bahan untuk digosokkan, ditaburkan, disiramkan, dioleskan
atau disemprotkan, pada kulit orang yang normal (kulit yang normal, yaitu kulit yang
telah mengalami perubahan terdahulu, misalnya ”scarring” atau tanda yang dibawa
lahir), dengan tujuan membersihkan, mempercantik, menyokong penampilan yang
menarik dan bahan kosmetik ini adalah bahan yang tidak mengganggu kemampuan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit diperlukan jenis
kosmetik tertentu. Selama kosmetik tersebut tidak mengandung bahan berbahaya
yang secara farmakologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetik jenis ini
menguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri.
Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa
percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar
UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan (Tranggono, 2007).
Maraknya penggunaaan kosmetik menyebabkan timbulnya berbagai efek
samping terhadap kosmetik (Wasitaatmadja, 1997). Dalam menggunakan kosmetik
yang merupakan bahan kimia yang tentu saja memiliki risiko maka penting diketahui
dasar-dasar kosmetik, bahan-bahan kosmetik, efek samping dan cara penggunaan,
serta penyimpanan bahan dan alat kosmetik (Putro, 1998).
Karena terjadi kontak antara kosmetik dengan kulit, maka ada kemungkinan
kosmetik diserap oleh kulit dan masuk ke bagian yang lebih dalam dari tubuh. Jumlah
kosmetik yang terserap kulit tergantung pada beberapa faktor, yaitu keadaan kulit
pemakai, keadaan kosmetik yang dipakai, dan kondisi kulit pemakai. Kontak
kosmetik dengan kulit menimbulkan akibat positif berupa manfaat kosmetik, dan
akibat negatif atau merugikan berupa efek samping kosmetik (Wasitaatmadja, 1997).
Ada berbagai reaksi negatif yang disebabkan oleh kosmetik yang tidak aman
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
1. Iritasi : reaksi langsung timbul pada pemakaian pertama kosmetik karena
salah satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat iritan. Misalnya :
kosmetik pemutih kulit (misalnya kosmetik import Pearl Cream yang
mengandung merkuri dapat langsung menimbulkan reaksi iritan).
2. Alergi : reaksi negatif pada kulit muncul setelah kosmetik dipakai beberapa
kali, kadang-kadang setelah bertahun-tahun, karena kosmetik itu mengandung
bahan yang bersifat alergenik bagi seseorang meskipun mungkin tidak bagi
yang lain. Cat rambut, lipstick dapat menimbulkan reaksi alergi pada
orang-orang tertentu.
3. Fotosensitisasi : reaksi negatif muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik
terkena sinar matahari karena salah satu atau lebih dari bahan, zat pewarna
atau zat pewangi yang dikandung oleh kosmetik itu bersifat photosensitizer.
Misalnya tabir surya dapat menimbulkan reaksi fotosensitisasi pada kulit.
4. Jerawat (acne) : beberapa kosmetik pelembab (moisturizer) yang sangat
berminyak dan lengket pada kulit, seperti yang diperuntukkan bagi kulit
kering di iklim dingin, dapat menimbulkan jerawat bila digunakan pada kulit
yang berminyak, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia karena
kosmetik demikian cenderung menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran
dan bakteri.
5. Penyumbatan fisik : penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
6. Intoksikasi : keracunan dapat terjadi secara lokal maupun sistemik melalui
penghirupan lewat mulut dan hidung, atau lewat penyerapan via kulit,
terutama jika salah satu atau lebih bahan yang dikandung oleh kosmetik itu
bersifat toksik, misalnya merkuri di dalam kosmetik impor pemutih kulit yang
sudah dilarang peredarannya di Indonesia oleh pemerintah (Tranggono, 2007).
Merkuri (Hg) atau air raksa merupakan sejenis logam cair yang digunakan
untuk industri seperti bahan baku pembuatan baterai, campuran cat, desinfektan,
antiseptik, fungisida dan lain-lain. Karena itu, merkuri tidak boleh digunakan untuk
kosmetik karena membahayakan kesehatan.
Penggunaan kosmetik pemutih kulit isi merkuri di Indonesia meningkat dan
populer di kalangan keturunan China. Kosmetik pemutih ini datang dari China dan
disebut pearl cream (krim mutiara), digunakan sebagai foundation atau night cream.
Daya pemutihnya terhadap kulit sangat kuat. Tetapi pemerintah Indonesia terpaksa
melarang peredaran kosmetik isi merkuri tersebut karena ternyata toksisitasnya
terhadap organ-organ tubuh seperti ginjal, saraf sangat besar (Tranggono, 2007).
Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat mengakibatkan:
- Dapat memperlambat pertumbuhan janin
- Mengakibatkan keguguran (kematian janin dan mandul)
- Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian
dihentikan, flek itu dapat/akan timbul lagi dan bertambah parah (melebar).
- Efek rebound yaitu memberikan respon berlawanan (kulit akan menjadi
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
- Bagi wajah yang tadinya bersih perlahan akan timbul flek yang sangat parah
(lebar)
- Dapat mengakibatkan kanker kulit.
Merkuri yang dicampur dalam kosmetik adalah merkuri organik berupa serbuk
putih. Inilah sebabnya, banyak produsen kosmetik senang menambahkan merkuri ke
dalam produknya untuk memberi kesan kulit lebih putih bersinar bagi penggunanya
(Syawaludin, 2009). Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit,
kemudian akan dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh dan merkuri itu akan
mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya gagal ginjal yang sangat parah
(bisa menyebabkan kematian). Merkuri dalam krim pemutih (yang mungkin tidak
tercantum pada labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu
lama.
Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan (dari makanan ikan yang
tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Walaupun hanya dioleskan ke
permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu memasuki
sistem saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit
muncul sebagai gangguan sistem saraf, seperti tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa
tidur), pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan
emosi, depresi dan lain-lain.
Oleh karena umumnya tidak menduga penyakit tersebut, kasus keracunan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
gangguan otak. Setelah sekian lama, kosmetik tersebut akan diserap melalui kulit dan
dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh, akhirnya merkuri itu akan mengendap di
dalam ginjal, sehingga menyebabkan gagal ginjal yang sangat parah bagi pemakainya
(Media konsumen, 2006).
Produk kosmetik yang dipakai tersebut akan menyebabkan iritasi parah pada
kulit, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan menyebabkan kulit menjadi
mengkilap secara tidak normal. Kondisi tersebut telah banyak dikeluhkan oleh para
konsumen yang sudah terlanjur menggunakan produk-produk kosmetik illegal
tersebut (Bocahiseng, 2008).
2.7. Perilaku
Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku
manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas
(Notoatmodjo, 2003).
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang
dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berperilaku dalam segala aktivitas,
banyak hal yang mengharuskan berperilaku. Karakteristik perilaku ada yang terbuka
dan ada yang tertutup. Perilaku terbuka adalah perilaku yang dapat diketahui oleh
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat-alat atau metode tertentu misalnya
berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut (Purwanto, 1998).
Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku. Misalnya Bloom yang
membedakan antara perilaku kognitif (yang menyangkut kesadaran atau
pengetahuan), afektif (emosi) dan psikomotor (tindakan/gerakan). Ki Hajar
Dewantoro menyebutkannya sebagai cipta (peri akal), rasa (peri rasa) dan karsa (peri
tindak). Ahli-ahli lain umumnya menggunakan istilah pengetahuan, sikap dan
tindakan, yang acapkali disingkat dengan KAP (knowledge, attitude, practice)
(Sarwono, 1997).
Dalam perkembangan, teori Bloom di modifikasi untuk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2005). Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
atas dasar pengetahuannya itu, tidak hanya berguna saja secara kebetulan, melainkan
demikian mutlaknya, hingga tidak ragu-ragu lagi (Poedjawijatna, 1998).
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan,
yakni:
a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang
berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada.
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2005).
2. Sikap
Sikap adalah kecenderungan untuk berespons (secara positif atau negatif)
terhadap objek (Sarwono, 1997). Sikap mencerminkan kesenangan atau
ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau
dari orang yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita kepada sesuatu,
atau menyebabkan kita menolaknya. Sikap dapat juga ditumbuhkan dari pengalaman
yang amat terbatas. Kita dapat mengambil suatu sikap, tanpa mengerti situasinya
yang lengkap (Anomimous, 1992).
Campbell (1950) mendefinisikan sikap yakni: “An individual’s attitude is
syndrome of response consistency with regard to object” bahwa sikap itu suatu
sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap
itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain
(Notoatmodjo, 2005)
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi adalah
merupakan predisposisi tindakan suatau perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap
objek (Notoatmojo, 2003).
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya,
bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana
penilaian orang tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) artinya sikap adalah komponen
yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka (Notoatmodjo,2005).
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan,
yaitu:
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
c. Menghargai (valuing)
d. Bertanggung jawab (responsible)
(Notoatmodjo, 2003)
3. Tindakan atau Praktik
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Disamping
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Notoatmodjo (2003), tingkatan-tingkatan tindakan adalah:
a. Persepsi (perception)
b. Respon terpimpin (guided response)
c. Mekanisme (mecanism)
d. Adopsi (adoption)
2.8 Kerangka Konsep
Kosmetik mengandung Merkuri(Hg)
Baik
Sedang Perilaku mahasiswa :
1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan
Kurang
Karakteristik mahasiswa : 1. Umur
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan
pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa mengenai kosmetik mengandung
merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafysah Medan Tahun 2009. Penelitian ini
dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang berisikan daftar
pertanyaan yang dijawab oleh responden.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Hafysah Medan. Alasan
Pemilihan Lokasi :
1. Akademi Kebidanan Hafysah memiliki mahasiswa yang semuanya wanita.
2. Berhubungan dengan pekerjaan lulusan Akademi Kebidanan di masa depan
yang banyak berinteraksi dengan wanita khusunya ibu hamil.
3. Belum pernah dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan, sikap dan
tindakan mahasiswa mengenai kosmetik mengandung merkuri (Hg) di
Akademi Kebidanan Hafysah Medan.
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Mei tahun 2009.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Akademi Kebidanan
Hafysah Medan tingkat I dan tingkat II. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Direktris Akademi Kebidanan Hafysah Medan jumlah mahasiswa tingkat I dan II di
Akademi Kebidanan Hafsah Medan adalah 285 orang.
3.3.2. Sampel
Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh dari rumus berikut :
(Taro Yamane dikut ip dari Soekidjo, 2002)
( )
2d = Tingkat Kepercayaan yang diinginkan (0,1)
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas didapatkan besar sampel
sebanyak 74 orang. Untuk pengambilan sampel tiap tingkat maka dilakukan dengan
proporsional sampling. Dari perbandingan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan
jumlah populasi, diperoleh sample fraction dengan rumus :
Sample fraction = × N
n
100%
100
285 74
×
= %
=25,93%
=26%
Maka jumlah sampel untuk masing-masing tingkatan dalam penelitian ini
adalah :
Tingkat I kelas A : 80 orang 80 x 26% = 21 orang
Tingkat I kelas B : 78 orang 78 x 26% = 20 orang
Tingkat II kelas A : 64 orang 64 x 26% = 16 orang
Tingkat II kelas B : 67 orang 67 x 26% = 17 orang
Pengambilan sampel dilakukan secara random atau acak. Dimana setiap
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling dengan teknik
pengundian.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden dengan
menggunakan kuesioner yang telah disiapkan.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Direktris Akademi Kebidanan Hafysah Medan.
3.5. Defenisi Operasional
1. Umur adalah pengakuan responden mengenai usianya mulai dari lahir sampai
ulang tahun terakhir.
2. Tingkatan/Kelas adalah strata yang sedang diduduki saat menjadi responden.
3. Pekerjaan orang tua adalah pekerjaan yang dilakukan orang tua responden
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
4. Penghasilan adalah rata-rata pendapatan yang diperoleh orang tua responden
selama satu bulan.
5. Kosmetik mengandung merkuri (Hg) adalah kosmetik wajah yang
mengandung bahan berbahaya yaitu merkuri yang dilarang di tambahkan pada
kosmetik.
6. Pengetahuan adalah hal-hal yang menyangkut pengetahuan responden tentang
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
7. Sikap adalah tanggapan atau pendapat responden sehubungan mengenai
kosmetik mengandung merkuri (Hg).
8. Tindakan adalah perbuatan nyata responden mengenai kosmetik mengandung
merkuri (Hg).
3.6. Aspek Pengukuran
Pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan didasarkan pada jawaban
responden dari semua pertanyaan yang diberikan (Pratomo yang dikutip dari
Sitorus, 2007) :
1. Kategori baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari seluruh skor
yang ada.
2. Kategori sedang, apabila responden mendapat nilai 40-75% dari seluruh skor
yang ada.
3. Kategori kurang, apabila responden mendapat nilai < 40% dari seluruh skor
yang ada.
- Skor 2 : bila menjawab tepat Tingkat Pengetahuan Responden
Tingkat pengetahuan responden mengenai kosmetik mengandung merkuri
(Hg) masing-masing diukur melalui 13 pertanyaan yang diajukan dengan total skor
26.
Adapun kriteria pemberian skor :
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
- Skor 0 : bila menjawab tidak tahu
Dimana :
a. Untuk pertanyaan nomor 1,2,4,6,7,10,12 dan 13 :
- Jawaban a dengan skor 2
- Jawaban b dengan skor 1
- Jawaban c dengan skor 0
b. Untuk pertanyaan nomor 3,5,8,9 dan 11 :
- Jawaban a dengan skor 1
- Jawaban b dengan skor 2
- Jawaban c dengan skor 0
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden, maka pengetahuan
responden dapat dikategorikan atas tiga kategori :
a. Tingkat pengetahuan baik, bila skor yang diperoleh > 19,5 (>75%)
b. Tingkat pengetahuan sedang, bila skor yang diperoleh antara 10,4-19,5
(40-75%)
c. Tingkat pengetahuan kurang, bila skor yang diperoleh responden < 10,4
(<40%)
Tingkat Sikap Responden
Tingkat sikap responden mengenai kosmetik mengandung merkuri (Hg)
masing-masing diukur melalui 8 pertanyaan yang diajukan. Skor total dari sikap
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Setiap pertanyaan sikap terdiri dari 2 pilihan jawaban, dimana :
a. Untuk pertanyaan nomor 1,4 dan 8 :
Kriteria pemberian skor yaitu :
- Jawaban ’setuju’ dengan skor 0
- Jawaban ’tidak setuju’ dengan skor 1
b. Untuk pertanyaan nomor 2,3,5,6 dan 7 :
Kriteria pemberian skor yaitu :
- Jawaban ’setuju’ dengan skor 1
- Jawaban ’tidak setuju’ dengan skor 0
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden, maka sikap responden
dapat dikategorikan atas tiga kategori :
a. Tingkat sikap baik, bila skor yang diperoleh > 6 (>75%)
b. Tingkat sikap sedang, bila skor yang diperoleh antara 3,2-6 (40-75%)
c. Tingkat sikap kurang, bila skor yang diperoleh responden <3,2 (<40%)
a. Untuk pertanyaan nomor 1,2,3,4 dan 8 : Tingkat Tindakan Responden
Tingkat tindakan responden mengenai kosmetik mengandung merkuri (Hg)
masing-masing diukur melalui 8 pertanyaan yang diajukan. Skor total dari tindakan
responden adalah 8 skor.
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Kriteria pemberian skor yaitu :
- Jawaban ’ya’ dengan skor 1
- Jawaban ’tidak ’ dengan skor 0
b. Untuk pertanyaan nomor 5,6 dan 7 :
Kriteria pemberian skor yaitu :
- Jawaban ’ya’ dengan skor 0
- Jawaban ’tidak’ dengan skor 1
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden, maka tindakan responden
dapat dikategorikan atas tiga kategori :
a. Tingkat tindakan baik, bila skor yang diperoleh > 6 (>75%)
b. Tingkat tindakan sedang, bila skor yang diperoleh antara 3,2-6 (40-75%)
c. Tingkat tindakan kurang, bila skor yang diperoleh responden < 3,2(<40%)
3.7. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa secara deskriptif
lalu disajikan dalam tabel distribusi frekuensi untuk menggambarkan hasil
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Akademi Kebidanan Hafsyah
Akademi Kebidanan Hafsyah berbadan hukum Yayasan Sehat yang berdiri 22
Agustus 1996. Akademi Kebidanan Hafsyah Medan baru berdiri pada 9 Juni 2005,
mempunyai satu program studi yaitu kebidanan. Akademi Kebidanan Hafsyah
mempunyai 13 orang dosen tetap dan 357 orang mahasiswa tingkat I, II dan III.
VISI :
Menghasilkan bidan profesional yang berdaya guna dapat mewujudkan
masyarakat berperilaku sehat serta mampu menghadapi era globalisasi.
MISI :
a. Menyelenggarakan pendidikan bidan profesional yang dapat bertanggung
jawab bertanggung gugat
b. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
d. Mengembangkan ide-ide baru untuk pembentukan/pengembangan institusi
pendidikan
e. Melaksanakan penelitian untuk meningkatkan mutu pendidikan
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristtik responden meliputi: umur, pekerjaan orang tua dan pendapatan
orang tua. Secara garis besar karakteristik responden di Akademi Kebidanan Hafsyah
Medan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel di berikut ini:
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009
No Karakteristik Responden Jlh resp. Persen (%)
I Umur
1. 18 Tahun 10 13,51
2. 19 Tahun 39 52,70
3. 20 Tahun 17 22,97
4. 21 Tahun 7 9,46
5. 22 Tahun 1 1,35
Total 74 100
II Pekerjaan Orang Tua
PNS/Guru/Polisi 16 21,62
Pegawai Swasta 6 8,11
Petani 18 24,32
Wiraswasta/Pedagang 28 37,84
Lain-lain 6 8,11
Total 74 100
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
1.< Rp 1.000.000,- 6 8,11
2. Rp 1.000.000,-2.500.000,- 47 63,51
3.> Rp 2.500.000,- 21 28,38
Total 74 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa umur responden paling
banyak adalah 19 tahun yaitu sebanyak 39 responden (52,70%). Pekerjaan orangtua
responden paling banyak adalah wiraswasta/pedagang yaitu sebanyak 28 orang
(37,84%). Pendapatan orang tua responden paling banyak berada dalam interval Rp
1.000.000,-2.500.000,- sebanyak 47 orang (63,51%).
4.3. Pengetahuan Responden Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Tabel 4.2. Gambaran Pengetahuan Responden Mengenai Kosmetik
Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009
Reaksi negatif yang disebabkan
oleh kosmetik yang tidak aman 47 63,51 20 27,03 7 9,46 mengandung merkuri (Hg) untuk kulit wajah
37 50,00 17 22,97 20 27,03
Nina Deviana : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) Di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
mengandung merkuri (Hg) untuk kesehatan
Contoh kosmetik mengandung
merkuri (Hg) 22 29,73 31 41,89 21 28,38
Organ yang berpengaruh terhadap penggunaan kosmetik mengandung merkuri (Hg)
13 17,57 18 24,32 43 58,11
Alasan wanita memakai
kosmetik mengandung merkuri (Hg)
60 81,08 6 8,11 8 10,81
Hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari kosmetik
mengandung merkuri (Hg)
19 25,68 32 43,24 23 31,08
Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa responden paling banyak
menjawab pertanyaan pengetahuan dengan skor 2 adalah mengenai alasan wanita
memakai kosmetik mengandung merkuri (Hg) yaitu menginginkan wajah yang putih
dalam waktu singkat sebanyak 60 responden (81,08%), pada skor 1 paling banyak
responden menjawab mengenai kosmetik secara umum yaitu bahan yang dipakai
dengan tujuan meningkatkan rasa percaya diri sebanyak 34 responden (45,95%)
sedangkan pada skor 0 responden banyak menjawab mengenai manfaat merkuri (Hg)
yaitu jawaban tidak tahu sebanyak 73 responden (98,65%).
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2009
No Tingkat Pengetahuan Jlh resp. % resp.
1 Baik 2 2,70
2 Sedang 44 59,46
3 Kurang 28 37,84