PANOUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF
01 RUMAH
J
(}DI,
S.
-010 / 1
:J-bl:;"
/tJc/
:2{:;
3 .
';;;j')'
1.1 ' '" .. fJ
D
I • .I ... ..•• • • • • • • • • • .. . . . • • • • • • • .. . . . . . . _ 0 • • • . .
DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjat'kan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan Panduan Asuhan Keperawatan Paliatif di Rumah dapat diselesaikan.
Buku ini disusun dengan tujuan untuk menunjang upaya peningkatan kemampuan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang mempunyai masalah pen yak it terminal di rumah. Buku panduan ini diharapkan dapat menarik minat perawat untuk membacanya sehingga mereka mendapatkan gambaran cara melaksanakan pelayanan keperawatan bagi pasien penderita penyakit terminal di rumah. Setelah mendapatkan gambaran, diharapkan para perawat termotivasi melaksanakan asuhan keperawatan paliatif di rumah guna meningkatkan jangkauan pelayanan keperawatan kepada masyarakat.
Kami menyadari adanya keterbatasan dalam penyusunan buku panduan ini, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan masukan demi penyempurnaan panduanini.
Direktur Bina Pelayanan
Keperawatan dan KeteknisianMedik
OO 「セ@
/
./ . /
( / , /
Suhartati. SKp, M.Kes NIP.196007271985012001
11
TIM PENYUSUN
Ketua I : Dr. Mulya A. Hasjmy, Sp.B, M.Kes. Sekretaris Oitjen Bina Pelayanan lMedik Ketua II : Sri Muljati, SKM, M.Kes
Plh. Oirektur Bina Pelayanan Keperawatan Anggota 1. Noor Kinteki, SKM, MPH
Oil. Bina Pelayanan Keperawatan 2. Riyanto Ns., M.Kes, Sp.Kom.
Oil. Bina Pelayanan Keperawatan 3. Zolaiha, SKM, MPHM
Oit. Bina Pelayanan Keperawatan 4. Ucu Ojuwitasari, SKp, MM, M.Kes Oit. Bina Pelayanan Keperawatan 5. Wawan Hernawan, SKp
Oil. Bina Pelayanan Keperawatan 6. Maria Witjaksono, dr, Cert.Pai/iative Care
RS Kanker Dharmais 7. Suginarti, dr, M.Kes.
Oit. Bina Yanmedik Spesialistik 8. Haslinda, drg, M.Kes.
Oil. Bina Yanmedik Oasar 9. Agung Waluyo, SKp, MN
Fakultas IImu Keperawatan UI 10. Kemala Rita, SKp, MARS
RS Kanker Dharmais 11. Christina Tegol , SKM
RS St. Carotus 12. Zuraidah, SKp, M.Kes.
RS Tarakan
13, Desmawati, SKp , MARS RS Fatmawati
14. Rusmiati , SKp
RS Cipto Mangunkusumo 15. Elvie Tresya AM , SKp
RS Persahabatan 16, Sri Hartati, AMK
Puskesmas Jatinegara 17, Sri Hartati, AMK
Puskesmas Jatinegara 18, Lidiya Sembiring, AMK
Puskesmas Tebet
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN ii
iii DAFTAR lSI
v
DAFTAR ISTILAHI. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Landasan Hukum 2
C. Sasaran 3
II. KONSEP DASAR
A. Pengertian Perawatan Paliatif 4
B. Prinsip Dasar Perawatan Paliatif 4
C. Tujuan Perawatan Paliatif 5
D. Tim Perawatan Paliatif 5
E. Model Perawatan Paliatif 6
III. PERAN, FUNGSI , DAN KOMPETENSI
A. Peran 8
B. Fungsi 9
C. Kriteria dan Kompetensi Perawat Paliatif 13
IV
IV. ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF
A. Pengkajian 16
B. Diagnosa (Masalah ) keperawatan 17
C. Rencana Tindakan 18
D. Pelaksanaan 19
E. Evaluasi 19
F. Diagnosa (Masalah) keperawatan paliatif yang lazim
ditemukan 20
V.
TATALAKSANA KEPERAWATAN PALIATIF DI RUMAHA. Pengorganisasian 31
B. Mekanisme Pelayanan 34
C. Pembiayaan 36
VI. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN 37
VII. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 38
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN 1 40
LAMPIRAN 2 49
DAFTAR 'ISTILAH
1. Paliatif: meringankan penderitaan atau memberikan rasa nyaman
2. Pelayanan Paliatif (WHO) : semua tindakan aktif guna meringankan
penderitaan pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa dan menunjukkan tandatanda perburukkan atau pasien dalam tahap terminal
3. Penyakit Terminal : jika penyakit yang mengancam jiwa yang
menunjukkan tandatanda perburukan menuju kematian, dimana kenyamanan menjadi prioritas perawatan
4. Tahap Terminal : suatu kondisi dimana seseorang dalam proses
kematian
5. Perawatan Paliatif : perawatan yang diberikan pada penderita dengan
penyakit yang tidak mungkin disembuhkan atau dalam tahap terminal yang merupakan respon terhadap masalah biopsikososio dan spiritual sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien.
6. Pasien Paliatif : pasien kanker stadium lanjut, pasien dengan
kegagalan organ, pasien dengan penyakit saraf stadium lanjut, kelainan metabolisme stadium lanjut, dan HIV/AIDS.
7. Tim Perawatan Paliatif : tenaga kesehatan bersama tenaga lain terkait
yang bertugas mengelola dan melayani pasien yang menderita penyakit yang tidak mungkin disembuhkan dan penyakit dalam tahap terminal.
8. Pelayanan Keperawatan Paliatif di rumah : bag ian integral dari
pelayanan keperawatan keluarga yang memfokuskan pelayanan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah penyakit yang tidak mungkin disembuhkan dan penyakit dalam tahap terminal .
9. Asuhan Keperawatan Paliatif di rumah : rangkaian kegiatan yang
diberikan dalam praktik keperawatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang mencakup pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
VI
10. Perawat Paliatif : perawat dengan latar belakang pendidikan
keperawatan minimal 03 dan telah mendapat pelatihan tentang perawatan pal iatif.
11. Terapi komplementer: pengobatan Komplementer termasuk
pengobatan pelengkap yang diberikan kepada pasien dengan kondis i paliatif (contoh : terapi akupunktur, Reiki , Herbal , refleksi, ozon , dll).
12. Relawan : seseorang yang menyumbangkan tenaga dan fikirannya
didalam membantu perawatan pasien paliatif tanpa mengharapkan imbalan apapun , biasanya berasal dari keluarga pasien yang pernah di rawat atau seseorang yang memepunyai kom itmen terhadap perawatan paliatif.
13. Pelaku Rawat (Care Giver) : seseorang yang telah mendapat pelatihan
khusus dan mempunyai kompetensi kompetensi khusus untuk memberikan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari oranng sakit (pasien)
14. Rohaniawan : seseorang ahli agama yang memberikan dukungan
spiritual kepada pasien seperti: ulama , pendeta dan tokoh agama lain dengan nilainilai dan prinsip hidup serta apa yang dicari manusia untuk memberi nilai dalam kehidupannya.
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini di Indonesia jumlah penderita penyakit degeneratif dan penyakit kronis seperti kanker, HIV/AIDS, Stroke, Diabetes melitus semakin meningkat. Tahun 2004, Depkes melaporkan diperkirakan 100 kasus penderita kanker per 100.000 orang pertahun.Data dari RS Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional , menunjukkan jumlah pasien kanker kasus baru pada tahun 2005 berjumlah 1239 orang dan jumlah pasien kanker yang meninggal pada tahun 2005 berjumlah 274 orang. Berdasarkan data Depkes tahun 2011 Penyakit HIV/AIDS berjumlah 24.131 orang. Jumlah penderita penyakit Stroke di RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta ratarata pertahun adalah 1000 orang, dan jumlah penderita penyakit Diabetes melitus tahun 2005 di Indonesia sebanyak 250.000 orang pertahun. Sebagian dari penderita penyakit degeneratif diatas akan masuk pada stadium lanjut, dimana pasien tidak lagi berespon terhadap pengobatan kuratif. Hal ini menimbulkan kecenderungan semakin meningkatnya jumlah penderita yang tidak mung kin disembuhkan dan memerlukan perawatan paliatif.
Masalah keperawatan yang berkaitan dengan keperawatan paliatif sangat kompleks, tidak hanya berhubungan dengan aspek fisik tetapi juga menyangkut aspek kejiwaan, aspek sosial dan aspek spritual yang dialami, bukan hanya oleh pasien tetapi juga menjadi masalah keluarga. Asuhan Keperawatan paliatif di rumah yang dilaksanakan secara profesional, holistik dan berkesinambungan diperlukan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien dan keluarga.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka perlu disusun panduan asuhan keperawatan paliatif di rumah sehingga perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan paliatif secara optimal.
2
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang Nomor 12 Tahun 2008 ten tang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. UndangUndang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Nega ra Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072 );
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 ten tang Tenaga Kesehatan (Lembaran l\Jegara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 5. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
94/Kep/M .Pan/ 11 12001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya
6. Keputusan Mente ri Kesehatan Nomor 128/Menkes/ SK/II /2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
7. Keputusan Menteri Keseha tan Nomor 279/Menkes/SK/IV/2006 tentan g Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/ PerNI1I2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SKN/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional ;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/ 148/1/201 0 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 161/Menkes/Per/l/201 0 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 908/Menkes/Per/V11/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Keluarga; 13. Peratu ran Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/V1I1/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
c.
SASARAN
Perawat dan anggota tim lain yang terlibat dalam perawatan paliatif.
4
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALIATIF
A. PENGERTIAN PERAWATAN PALIATIF
Kata paliatif berasal dari bahasa Latin "pa/lium"yang berarti mantel.
Sedangkan dalam bahasa Inggris
"to
palliate" berarti mengurangipenderitaan atau memberikan kenyamanan
Perawatan Paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita terutama yang tidak dapat disembuhkan . Tindakan aktif yang dimaksud ialah antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta perbaikan dalam bidang psikologis , sos ial dan spiritual. Tidak saja diberikan kepada penderita yang tidak dapat disembuhkan tetapi juga penderita yang mempunyai harapan untuk sembuh bersamasama dengan tindakan kuratif. (Depkes-Pedoman Kanker Terpadu Paripurna, 1997)
B. PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF (WHO)
Prinsip dasar perawatan pal iatif adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kemat ian
adalah proses yang wajar.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri serta keluhan lain yang menganggu. 4. Menjaga keseimbangan aspek psiko sosio dan spiritual":. 5. Mengusahakan agar pasien tetap aktif sampai akhir hayatnya. 6. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa dukacita.
c.
TUJUAN PERAWATAN PALIATIFTujuan perawatan paliatif ialah meringankan atau menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain, perbaikan aspek psikologis, sosial dan spiritual agar tercapai kualitas hidup maksimall bagi pasien kanker stadium lanjut dan keluarganya. Tindakan paliatif ini harus dapat membantu pasien untuk dapat mempertahankan secara maksimal kemampuan fisik, emosi, spiritual, pekerjaan, dan sosial yang diakibatkan baik oleh kanker maupun akibat tindakan.
Indikator tercapainya tujuan perawatan paliatif:
1. Aspek tisik : keluhan tisik berkurang.
2. Aspek psikologi: keamanan pSikologis, kebahagiaan meningkat dan pasien dapat menerima penyakitnya.
3. Aspek sosial : Hubungan interpersonal tetap terjaga dan masalah sosial lain dapat diatasi.
4. Aspek spiritual: Tercapainya arti kehidupan yang bernilai bagi pasien dan keluarga dalam menJalankan kehidupan rohani yang positif serta dapat menjalankan ibadah sampai akhir hayatnya.
D. TIM PERAWATAN PALIATIF
Pelaksanaan perawatan paliatif di lapangan dilakukan dengan pendekatan tim yang terdiri dari berbagai disiplin profesi. Anggota tim perawatan palitit terdiri dari protesi kedokteran dengan berbagai macam spesialiso:, dokter umum, protesi keperawatan, fisioterapis, okupasi terapis, pekerja social medis, ahli gizi, psikolog, ahli agama, relawan dan pelaku rawat (care giver) dari anggota keluarga. Masingmasing protesi mempunyai peran dan tanggungjawab yang berbeda satu sama lain, sesuai dengan dasar keilmuan dari masingmasing anggota tim dan kebutuhan yang bersifat holistik dari setiap pasien.
6
E. MODEL PERAWATAN PALIATIF
Perawatan paliatif dapat dilaksanakan di rumah sakit, di rumah atau di hospis.
1. Perawatan paliatif di rumah sakit (Hospice Hospital Care)
Unit ini berada didalam rumah sa kit dan merupakan suatu unit tersendiri dalam struktur organisasi rumah sakit. Keuntungan model ini adalah dapat dengan mudah mempergunakan fasilitas rumah sakit dalam mengatasi masalahmasalah yang sulit di lapangan , baik untuk tindai<an medis, tindakan keperawatan, maupun tindakan penunjang lainnya. Di rumah sakit pasien bisa di rawat di poliklinik, dirawat singkat (one day care) atau dirawat inap . Lokasi perawatan pasien paliatif di rumah sakit ada yang diruangan tersendiri, khusus ruangan perawatan paliatif atau digabungkan dengan pasien biasa yang masih dalam tahap pengobatan kuratif.
2. Hospis (Hospice)
3. Pelayanan paliatif di rumah (Hospice Home Care)
Perawatan di rumah merupakan kelanjutan perawatan di rumah sakit. Pada perawatan paliatif di rumah. keluarga mempunyai peran yang lebih menonjol. Sebagian besar tindakan perawatan dilaksanakan oleh keluarga. Sebelum pasien dibawa pulang. perlu dipertimbangkan apakah pasien memang sudah layak dirawat di rumah dan apakah keluarga (pelaku rawat ) sudah mampu merawat pasien di rumah. Apabila keluarga belum mampu merawat pasien, pelaku rawat perlu mendapat pelatihan dari perawat untuk melaksanakan perawatan di rumah.
Tim paliatif akan mengunjungi pasien disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan adat istiadat serta kondisi setempat. Konsultasi juga dapat dilakukan melalui telepon atau sarana komunikasi lain setiap sa at.
8
BAS III
PERAN, FUNGSI OAN KOMPETENSI
PERAWAT PAUATIF 01 RUMAH
Peran dan lungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif di rumah
A. PERAN
1. Pendidik kesehatan
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai dan koordinasi, juga sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan paliatif
3. Pelaksana
Perawat didalam memberikan asuhan keperawatan pasien di rumah, juga melaksanakan tindakan keperawatan secara langsung kepada pasien dan keluarga
4. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi pasien dan keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Dalam hal ini perawat harus dapat menjaga hubungan baik dan bersikap terbuka serta dapat dipercaya
5. Kolaborator
Dalam asuhan kerawatan paliatif, perawat harus dapat bekerja sama dengan anggota tim perawatan paliatif lainnya
6. Fasilitator
Perawat harus dapat memfasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar pasien dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien
7. Manajer kasus
Perawat dapat bertindak sebagai manajer kasus dengan melakukan pengkajian kebutuhan pelayanan pasien, merencanakan pelayanan. melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan dengan tim paliatif lain serta melakukan pemantauan pelayanan pada pasien
8. Advokasi
Perawat harus melindungi/membela hakhak pasien dan keluarga didal'am menjalani asuhan keperawatan dan mendapatkan pelayanan dari berbagai disiplin ilmu yang terkait
9. Modiflkasi lingkungan
Perawat paliatif harus dapat memodifikasi lingkungan (menggunakan alat yang tersedia seoptimal mungkin) dalam memberikan asuhan kepertawatan .
10. 'Pene'llt i
Perawat paliatif harus dapat mengidentifikasi masalahmasalah yang dapat diteliti ( mengumpulkan data sebagai bahan penelitian keperawatan).
B.
FUNGSI
Fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif di rumah sebagai berikut:
1. Pengelola
a. Menyusun rencana pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya di rumah.
b. Meng,koordinasikan aktifitas tim kesehatan
interdisiplin dalam memberikan pelayanan di rumah
10
c. Memantau kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan.
d. Mengelola pelayanan keperawatan yang komprehensif untuk individu dan keluarganya.
2. Pelaksanalpemberi pelayanan
a. Melakukan pengkajian fisik, psikososial dan spiritual serta fungsi keluarga.
b. Menetapkan masalah dan diagnosa keperawatan. c. Menyusun rencana keperawatan dengan
mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikososial dan spiritual pasien dan keluarga.
d. Melakukan tindakan keperawatan : perawatan luka, kolostomi, dll.
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan
3. Pendidik
a. Mengidentifikasi kebutuhan individu (pasien) dan keluarga akan pendidikan kesehatan.
b. Memilih metode pembelajaran dan menyiapkan materi . pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah pasien atau keluarga.
c. Menyusun rencana kegiatan pendidikan kesehatan. d. Melaksanakan pendidikan kesehatan terkait dengan
masalah kesehatan pasien.
e. Mengajarkan anggota keluarga tentang ketrampilan dan strategi yang dibutuhkan dalam mengasuh anggota keluarga yang sakit.
a. Menganjurkan keluarga untuk melakukan upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seperti perilaku hidup sehat : Nutrisi, Latihan fisik, Manajemen stress.
b. Melakukan evaluasi pendidikan kesehatan yang telah
dilakukan
c. Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan,
4. Kolaborator
a. Melakukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien. b, Melakukan kerjasama dengan sumbersumber fasilitas
pelayanan yang ada di masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
5. AdvocateIPembela
a. Mendemonstrasikan tehnik komunikasi efektif dengan pasien
b. Menyeleksi tindakan dan prosedur pelayanan pasien. c. Menghormati hak pasien.
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan. e. Melaksanakan fungsi pendampingan (memberikan
support · fisik, mental dan spiritual pada pasien dan keluarga selama pasien dalam perawatan).
f. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan sumbersumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan.
g. Memfasilitasi pasien untuk dapat memanfaatkan sumbersumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatannya.
12
6. Konselor
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien dan keluarga . b. Membantu anggota keluarga mempertimbangkan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Mendukung keluarga untuk melakukan komu ni kas i yang efektif untuk menunjang penyelesaian masalah .
d. Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawab memilih alternatif penyelesaian masalah.
7. Penemu .Kasus dan Melakukan Rujukan
a. Meningkatkan pengetahuan tentang tandatanda dan gejala yang akan memperburuk kondisi pasien.
b. Melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi adanya timbulnya masalah baru.
c. Menetapkan kebutuhan rujukan yang sesuai.
d. Melakukan rujukan terhadap kasus yang perlu penanganan dari tim kesehatan lainnya.
e. Menyediakan pelayanan tindak lanjut terhadap kasus yang teridentifikasi.
8. Memodifikasi Ungkungan
a. Memodifikas i lingkungan rumah yang memungkinkan pasien dilakukan asuhan keperawatan paliatif di rumah. b. Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan pasien
mandiri dalam perawatan dirinya.
9. Peneliti
a. Perawat paliatif harus dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat diteliti (mengumpulkan data sebagai bahan penelitian keperawatan).
b. Mengaplikasikan hasilhasil penelitian keperawatan
c.
KRITERIA DAN KOMPETENSI PERAWAT PALIATIF1. Kriteria Perawat Paliatif
a. Pendidikan minimal D3 Keperawatan. b. Memiliki pengalaman klinik minimal 3 tahun.
c. Telah mengikuti pelatihan perawatan paliatif terakreditasi.
2. Kompetensi Perawat Paliatif
Perawat Paliatif harus mampu :
a. Mengidentifikasi faktor multidimensi yang mempengaruhi nyeri dan gejala lain:
1) Memahami patofisiologi nyeri dan gejala lain. 2) Mengenali keunikan pengalaman nyeri dan gejala
lain.
3) Membantu mengatasi nyeri dan gejala lain dengan tepat.
b. Mengkaji gangguan yang sering ditemukan pada sistem tubuh :
1) Sistem kardiopulmonal: sesak, batuk, hemaptoe, cegukan, palpitasi.
2) Sistem pencernaan: stomatitis, mual, muntah, anoreksia, gangguan menelan, konstipasi, diare, asites, kembung .
3) Sistem Perkemihan: inkontinensia, hematuria, anuria, poliuria .
4) Sistem reproduksi : perdarahan pervaginam, cairan per-vaginam, gangguan fungsi seksual.
5) Sistem neurology: kelemahan, kelumpuhan, kejang . 6) Keluhan umum: kakheksia, lemah, gangguan tidur,
anemia, dehidrasi, demam.
7) Sistem integument: luka dan gangguan kulit lain
c. Mengkaji aspek psiko, sosio, spiritual: cemas, tak'ut, marah, depresi, kehilangan, peran dan fungsi dalam keluarga, masalah keuangan, kemampuan meJakukan ibadah
d. Melakukan pelayanan spesifik pada keperawatan paliatif: 1) Memberikan obat pengurang rasa sakit sesuai dengan
program terapi (mis : paracetamol).
2) Mempunyai pengetahuan tentang efek samping penggunaan obat nyeri
3) Memberikan pendidikan dan latihan teknik relaksasi dan latihan nafas dalam.
4) Memberikan terapi keperawatan: pemijatan pada area sekitar daerah yang nyeri.
5) Memberikan terapi komplementer: (mis: terapi raiki pada titik nyeri).
6) Memberikan kumur cairan ekstrak daun sirih (atau cairan kumur lainnya) untuk meminimalkan nyeri mulut akibat stomatitis dan untuk membersihkan luka.
7) Mengatur kebutuhan peralatan medis dan keperawatan yang dibutuhkan pasien selama dirawat di rumah
e. Mengkaji dan memonitor keinginan keluarga, kemampuan dan ketersediaan waktu dalam memberikan dukungan kepada pasien
f. Mengkaji dan merespon lingkungan pasien yang beresiko
9 Mengkoordinasikan rujukan pasien ke institusi pelayanan kesehatan lain
h Menginisiasi dan berpartisipasi pada diskusi kasus
i. Melindungi pasien dan keluarga dari bahaya yang mung kin terjadi seperti alat suntik dan obatobatan kadaluarsa
j. Melakukan pendidikan kesehatan tentang Pelayanan Keperawatan Paliatif
k. Mengkaji kesiapan keluarga menghadapi pasien yang akan meninggal
I. Meningkatkan profesionalisme dalam praktik Keperawatan Paliatif :
1) Meningkatkan dan menjaga citra Keperawatan Paliatif yang profesional.
2) Berkontribusi untuk pengembangan praktik Keperawatan Paliatif.
3) Bertindak sebagai contoh atau model perawat paliatif yang efektif
m. Mengelola asuhan keperawatan paliatif : 1) Mendokumantasikan asuhan keperawatan 2) mengevaluasi mutu praktik Keperawatan Paliatif. 3) Berpartisipasi dalam peningkatan mutu dan prosedur
jaminan mutu praktik Keperawatan Paliatif
n. Mengembangkan diri di bidang Keperawatan Paliatif sebagai wujud tanggung jawab profesi
16
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF
Asuhan keperawatan paliatif dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan mulai d'ar,i tahap pengkajian sampai dengan melakukan evaluasi keperawatan .
A. PENGKAJIAN (format terlampir)
1. Anamnesa
a. Data Umum : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Alamat, Pekerjaan, Pendidikan, Status perkawinan, Suku bangsa, dst.
b. Riwayat penyakit masa lalu
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Status kesehatan saat ini
e. Pengobatan yang sedang dan pernah dilaksanakan
Kemoterapi paliatif, pembedahan paliatif, radioterapi paliatif, pengobatan Nyeri, Anti RetroViral (ARV) dan keluhan lain. f. Sirkulasi cairan
g. Pernafasan
h. Neurosensori
i. Sistem pencernaan
j. Eliminasi
k. Integumen
I. Reproduksi
m. Mobilisasi
n. Makan dan minum
o. Kebutuhan higiene
p. Kebutuhan istirahat tidur
q. Komunikasi
r. Faktor Keamanan dan lingkungan
s. Faktor psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum dan Kesadaran b. Tandatanda Vital
c. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki
d. Pemeriksaan Khusus pada kasus paliatif : luka, stoma, dekubitus, udema ekstremitas/ anasarka.
3. Menganalisa hasil pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukan.
a. Darah lengkap, gula darah , fungsi lever, fungsi ginjal dll. Foto thorax untuk melihat kondisi jantung / paru.
b. USG: melihat adanya massa dan kelainan organ.
c. Biopsi: untuk mendeteksi adanya keganasan
d. Pemeriksaan penunjang lain
B. DIAGNOSA(MASALAH) KEPERAWATAN PALIATIF
Diagnosa atau masalah keperawatan dapat teridentifikasi sesuai kategori urgensi masalah berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, diagnosa keperawatan yang mungkin pada kasus paliatif sesuai 14 kebutuhan Handerson adalah sbb:
1. Gangguan oksigenisasi dan sirkulasi
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan 3. Gangguan Kebutuhan nutrisi
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas seharihari, 5. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAKIBAB, 6. Gangguan citra diri/konsep diri,
7. Gangguan istirahat 8. Gangguan mobilisasi,
9. Gangguan psikologis putus asa dan merasa tidak berguna, 10. Gangguan rasa aman, nyaman
11. Gangguan reproduksi 12. Gangguan integritas kulit 13. Gangguan neurosensori 14. Gangguan komunikasi
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KASUS
TERMINAL
Perencanaan dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul dan diprioritaskan untuk:
1. Meningkatkan kualitas hidup (contoh : mengurangi nyeri, mgurangi sesak nafas, menangani perawatan luka)
2. Meningkatkan day a tahan tubuh,
3. Mengajarkan pasien dan keluarga untuk menerima kenyataan yang ada.
4. Mengajarkan keluarga untuk menghubungi petugas bila terjadi kondisi darurat
5. Mencegah timbulnya masalah baru.
D. PELAKSANAAN
Prinsipprinsip didalam penanganan masalah keperawatan Paliatif didasarkan pada prioritas masalah keperawatan yang timbul
E. EVALUASI
Evaluasi berdasarkan pad a kategori masalah keperawatan disesuaikan dengan kondisi pasien. Evaluasi mencakup dua elemen yakni evaluasi proses dan evaluasi hasil. Untuk dapat melihat keberhasilan setiap diagnosa keperawatan diukur sesuai dengan kriteria hasil.
tv o セ@ ::, セ@ セ@ A セ@
"'-セ@
セ@ セ@セ@
セ@ £? :::: セ@ セ
"'.
セ@"
セ@ .
セ@
:::: t.: :::,.. NO 1 2 F. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM DITEMUKAN PADA PASIEN PALIATIF DIAGNOSA <iangguan po a n.faS berhubullgan dengan penumpukan sekf8l Kurang perawatan diri b crhubungan dcngan keterbatasan fungsi fisik dan ps ikologls TUJUAN Po'a natas eiekli Kebul uhan akan pe raw a1an d irj terpenuhlKRITERIA HASIL
1. I ・イョセヲ。ウ。ョ@ (eguler, aa am dan
kecep2ltan na f;ts teratu r. 2. Balu k efeklif. 3. Tanda dan gej ala obstruksi
p ern;)fasan tidak ada: stridor
( J. ,esak nafa, (i, weezlng (). 4. Suara nafas : vGsikuler kanan
dan kirL
5. Sputum )em lh , jUlTllah normal, tids.k bl! rbau dan tldak ber ....arna.
6. TanCl3tanda se kf€tsi tenahan
lidak ada : demam (). lakhikardi (), lakipne" ().
1. Paslan tampak oersih dan segar
2. '·.1ulul bers lh dan tidak berbau 3. Kulit tidak keri ng
RENCANA TlNDAKAN
1. Auskull aSI bunYI nafas. pernall kan
bunyi nafas 。「ョッイュセN@
2. Mon itor usaha pernafasan, rasia inspirasi maupun ekspirasi,
penggunaan 0 101 tambahan
pernafasan.
3. Obs.ervasi prod Uk sputum , jumlah, warnn, kekentalan .
Berikan pa sisi semi lowler atau berl kan posisi n1irlng aman.
I Ajarkan pasicn unluk nalas dalam
dan bs \uk efektif.
1 Berikan air pulih hangat 2000 cc
perhan jika tidak ada kontra indrkasi.
3. Lakukan phisioterapi data sesuai
indikasi.
4 . Lakukan suc tion bil a perlu .
1. KaJi kemampyan pasien da/am melaksanakan keglaran sehart-ha ri. 2. Moti ... asl untuk melak.ukan kegiatan 56harihari. 3. Banru pasien unluk mandi balk
dilempat ttdur atau men99unak an shower.
4 . Cuci rambul pas ien sesuai dcngBn kebutuhan.
5. Lakukan peraw atan ka1<i. 6 Bantu umuk perawatan perineal. 7. Pantau kondisi kulit.
R Bertkan pelembabltollon pada
kuliL
9. 8erS lhkan tangan pas!sn selelah makan/toilating.
10.8anlu pasien unluk oral hlgtene.
EVALUASI
1. Pernalasan regulor, dalam dan kecepalan natas
teratur.
2. Baluk efeklif.
3. Tanda dan gejala ob struk.s\ pernafasan tidak ada : strido, (), s. sak nafas (), weezlng () 4. Suara r\3(a s : vesikuler
kanan dan kiri. 5. Sputum jernih, Jumlah
normal. tidak berbau dan tidak berwarna.
6 TandaIanda sekresi
lertahan tidak ada : demam (), lakikardla (). [akipne" ()
1 Paste n 13mpak bers lrl dan segar
2. Mulut bersih dan lidak
berbau 3. Kuli{ tidak kering
セ@
セ@ セ@ ::t:..セ@
セ@ セ@'R
" セ@ セ@セ@
セ@
セ N@ ;:;.. セ@セ@
セ@
N NO 3 4 5 OIAGNOSAKurang per3watan diri
(berdandan dan berpakaian) berhubungan dengan gangguan tungsi fisik dan psikologis Ketidakmampuan dalam memenuhl kebutuhan nulrhii barhubungan dengan perkembangan pen yak it I efek $amping pengobatan (ansletas, iritasi mukosa saluran
cerna I obstruksi usus,
konstipasi dan kompresi lambung) . Gangguan pola ellminasi berhubungan dengan gangguan fungsl lisjk dan psikologis. TUJUAN Pasien mau berpakaian dengan rapih dan berdandan Pasien mampu memakan makanan yang disenangi sesuai dengan j.umlah dan waktu nya.
Pasien akan melakukan
XセbNャbak@ secara teratur.
KRITERIA HASll
1. Pa sie n berpakaian c:!engan rapih
2. Pasien mau berdandan
t . Pasien marnpu memekan
makanan dalam jumlah yang adekual 2. Keluarga dapal me""rlma kemampuan pasien untuk makan . RENCANA TINDAKAN 1. Kaji kemampuan pasien unluk berpakaian dan berdandan sendn
2. Oemonstra Slka n cara berpal<aian pada pasien .
3. Kenal<.an pakalan past en selelah
personal higiene selesal .
4. Motlvasl pasien untuk
berpartisipasi dalam me milih pakalan sendiri.
5. Bantu dan motiva si pasisn untuk
berdandan.
1. Pasien mempunyai jadv1al
BAB/BAK.
2. Pasien BABI.BAK sesua i dengan jadwal. EVAlUASI 1. Pasien berpakaian dengan rapi. 2. Pasien mau berdandan. 1. Buat jad\val tOileting. 2. Anjurkan pasien unluk
BAB/BAK 5esuai dengan jadwal. 3. Bantu pasien unh.Jk melepaskan pakaian dalam. 4. Bantu pasien menggunakan toiletlpispotlurinal pada interval waktu lertentu.
5. Jaga privasi pasien selama
BAB/BAK. 6. Fasilitasl hlgiene toilet
setelah salesal BABI8AK. 7. Ganti pakaian pasien
setelah BABIBAK kalau perlu.
8. Siram loiletlbersihkan alal
1. Pasien mempunyai jam...al BABIBAK.
2. Pasien BA B/BAK sesual dengan jadwal.
N N
セ@
S).. セ@ :J:,. セ@ ::; セ@ セ@ セ@:j セ@ セ@ セ@ セ@ セ@ ....: セ@セ@
::; セ@NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA TINOAKAN EVALUASI
Resllc.o cedera berhubungan dengan keterbacasan fisik d an psikologis .
Paslen tldak rnengalaml cedera
1. ー。セャ・ョ@ Irdak jaluh.
2 paste" mampu mengguna l<an
somber day a yang dlmlml<l
1. Identifikasi kebutuhan rasa aman paSlcn.
2 . Identlfikasi lingkungtll' yang membahayakan.
3. Identlfikasr kelerbatasan Qゥウ セ@ ォ@
klmadap ;aluh .
4. Panlau kemampuan pas ien untuk 「・セ。ャ。ョ N@
5. Hindarkan sumber·sumbcr yang herb.hay•.
6. Atur Imgkungan untuk
meminrmalkan paslsn da n
bahaya.
7. Bcrikan alal bantu blla dipertukan. 8. Dekalkan barangbarang yang
dibuluhkan dcngan ia ngkauan
pasien .
9. GunakM alai pelindung ( penghalang tempat lidur ) 10, Ber'ilahu keluarga (.:!slko
bcrbahaya dan lingkungan . 11 , Alur peMrangan yang cuku p
adekual
12. Anjur'Kan p asien unluk memfnla
bal'llU3n ;ika 、 ャ ー・イャオセ。ョN@
1. Pa.&ien tidak jaluh . 2 Pasien mampu
mf309gunakan sumber daya yang dimilliki .
Gangguan pola (idur bemubungan dengan laku l
Sセ。ョ@ kematian dan p10gnosa yang tidak pasti.
Pasien mam!)u ュ・ ョ」ャーセ ォ。ョ@ kembali pola
tidurlistirahal.
1. Pasien akan tidur malam h"n
dan lerbangun dengan pe rasaan enak.
2. Pas!enikeluarga menyebutkan Undakan yang digu naka n ll ntuk menlngkatkan odur.
I. Kaj i pol.J odur dan akl lfllas p4lSlen
2. Pamau dan CDlal pola
tidurJisllrahal dan jumlah jam lidur pasion.
3. Kaji faklor yang ュセュー・イ「・イ。{@ masaJa h tidurfisl irah<ll. 4. Benk an suppcrt
・ュッウゥoヲQ。 v セッm・ャゥョァ@ unluk mcmbanlu mcoghilannkan keccmasan.
" Atur Ilng kun9;:m yang nyaman
unluk meningkatkan lidur. 6. b・イゥセ。ョ@ massiJgc pada pu ngg un.g
dan alur posisi yang nyaman . 7. 8erikan tempi anfidepressan
sesuai kebuluhan. 6 . Berikan anti ansJelas sesual
ke buluhan.
9. Berikan ak!ivilas yang
meningkalkan wak tu bangun atau mengurangl l11uf slang harl . 10. AnJurkan penggunaan obat tidur.
11. Inlonnasikan pas ienlkeluilrga
160tang faklorfaklCY. yang
ュ」ュー・ イ「」イセエ@ gangguan
ttduri ishrahal .
セ@
セ@セ@
:l.. §.'"
セ@セ@
セ@s
セ@ セ@セ@
セ@
セN@ :::-..: セ@[
セ@.... tv wNO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA T1NDAKAN EVALUASI
8 PoruDanan memDran
mukou mulut berhubungan
deng.. n intak. cairan yang
tidak adekuiit
Membran mUK?sa yang mengalamllesi semb uh dan infeksi oraltertangani denga" balk .
1. Mukosa mulut I€mbab dan beN/3ma merah muda 2. Pasien dan kelua rga mampu
melakukan lindakan untuk men ingk31kan kesehcH:an mu lUl
1. Lakukan pengkaJlan ora! terhadap keberslhan .keker1ngan, ulserasl dan landa-landa infeksi . 2. Bantu untu k melakukan perawatan
mutu! setelah mak;H\. 3. lDkukan l indakan perawalan
mulut Jlke tefJadl stomatitis.
4. Berl kan as balu atau perman yang agak keras dan basahi dengan calran jlka mukosa muM mengalami kekeringan. 5. AnJurkan ur'ltuk mencuci mulut
dengan te ratur .
6. Anjurkan untuk tldak merokok dan minuman alkohol.
7. Hindarl penggunaan pencuei
mulut yang dujual bebas.
8. Kelaborasi pemberian ebat untuk jnfeksi mulut.
1. Mukosa mu ut Bmbab dan benvarna merah muda . 2. Pasien dan kelu3rga
mampu melakukan ti ndakan untuk meningkatkan kesehatan
mulul
I
9 Reslko linggl Infoksl
berhubungan d4ngan efek
kemoterapi terhadap
mekanisme pertahlnan tubUh.
Tidak ada tanda -tanda infeks i.
1. Pasien/keloarga mampu mendemo nslrasikan lidakan-lindakan pencsgahan infeks i. 2. Pas ien/keluarga akan
rnelapork.an blla terj adl poni ngkalan suhu.
1. Kaji landa-Ianda ゥョャ・ォセ l@
2. lakukan teknik ant/septik.
3. Panla u hasillaooratorium lekesi!. "' . Pantau tanda-tanda viral. 5. AnJurkan pasien unluk ClJkup
ber1stirahal .
6. aゥ。イセ。ョ@ pasten dan keluarga mengenal tanda-tanda infeksl dan menurunkan resiKO infeksi . 7. MJurkan keluarga unluk
menggunakan masker apablla sedang in1eksi saluran naras alas.
S. LapOr1<an bila エNセ。、ャ@ penlngkatan suhu lubuh .
9. Panlau Intake output. 10. Anjurkan pasten unluk banyak
mlnum.
11 . Berlkan antibiotika sesuai
ilojuran.
1. Pa!.lenl kellJarga mafT'Lpu mendemonstrasikna lidakan-tmdakan pencegahan infeksi. 2. Paslenlkeluarga akan
N .j:::.
セ@
セ@ セ@ J:. セ@ :::;.. t:; セ@ ">! セ@ t.;; G'"
セ@
セ@
2:-:::-"
セ@ ::tl :::: :::; セ@NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA TlNDAKAN EVALUASI
10 I Nyeri kronis berhubungan Nyeri lerkanlral pade 1. Pa sienlkeluarga rnampu 1. KaJi karaktenSlik nyen. 1. Pasier\lkcluarga mampu
dengan perkembangan tingkal y::m9 dapat mengidenlifikasi tJndakan- 2. Evaluasi llndak an konlrot nye ri rncrlgidonlifikasl
hndakan-penyaklt kanker. (1ltclo r<lns l. tindakan untuk rnengontrol 3. Evaluasi asal nyori dan aia sl jlka tindalr;an untuk mengontrol
oyerl.
p.
p。Zウ ゥ@ セョヲォヲZャオ。イァ。@ marnpumelakul<;ah tmdakan-!iJ\dakar, 4.
mungkin
Lakukan lindak<ln unluk menlngkalkan kenyamanan fi slK
nye ri.
Pasien.'kel uarga mampu melakukan
!Indakan-untuk mengontrol nyert. oengan c.3ra Memper1ahank an tlndakan untuk menoontrol
.1 , Nyeri htlang!terkontrol. poslsi, penggunaan tempal tldur nyen.
khusus. penggunaan kompres. 3. Nyerl hilartglterkonlroL
menguf<.lngi :;tTllutt lmgkunga n. 5. AnJurkJn ddn ajJrkan leknik
relaksasi.
6. Anj urkan untuk. menggunakan
teknik distraksl. 7. Berikan an algetlk.
8. Panlau drm alasi ヲGZヲセォ@ sam ping
pemberian 。ョ。ャセエゥォN@
9. Berita llu pas len.l keluarga tentang pe ngunaan obal yang benar. efek samping obal dan yang dapat dl lak.ukan jika lerj adi.
11 I Kelemahan ri si k P iJ 51 e,"l memp"u nyaJ 1. Pa Slc n mamp u b CTls nr;:l'na! " KaJI ting'-:at ke fel;:hli r. p Cl sicn. 1. Paslen mampu
berhubungan dengan te na gJ Y<:l ng m ak sl mal sesua i ke t:e ulIJhan. 2. AnJurbn pasl02n unluk benslJrahiil\ S€S ll dl
perubahan fi51010g1 tubuh ウ@ ・ウ オセ ャ@ke bLJlUhBn. 2 . セ。 ウ ゥ ・ ョ@ akzlTi [G lap mci c:k ukan m em;::ertahank an polo. is clrahal kcbutuhan
terhadap chemohnapi. aklivit<:ls se suai kemampu ar; dan tidur. 2. Pa si en akan ISlap
3. Anjur kJn pasien unt u\( melakukan aktiyHas
ュ ・ ョァ・ォNウーイ・セゥォ。Nョ@ perasaannya sesuai ke m ampuan.
tentang kelti roata5an yang ada .
.:1 Ban1u pasian オョャオセZ@
merel1C<lna k<Hl 8k1 i'li tas dan
iShrchat.
5. [[jjAセイォ。ョ@ paslsn tekh Tllk re laks3si.
distraksi d iet imagary, re faksasl.
\2 PerUb:'ltHtn inmgritas kullt tャ、\ャセ@ tCTJ<1di ァ\Qョァァ オセ ョ@ 1. g。セァァオN。ョ A@ ォ・イエjセ[Zェォ。ョ@ kulit lidak 1. Hindari penekanan ya.1g tcrus 1. Ganggul3T1fkerusakSll kulit
berhubungan dengan erel< Inlegrltas kuli t (kulH pas ien ada (kulil utuh). m cnerus. bdak ada (kulll utuh).
tlrah baring yang lama. uluh) dan te rbebas dad 2. Kul il bebas da ri ゥイョ ーセ 。ュ。 ウ ゥ@ dan 2. Hindarl penggunaan talk 2. Kulll be bas dan
trauma. Intasi. 3. Lakukan aaT! arark an pada Impiamas l dan iritasl ,
keluarga unlUk massage bag lan punggung.
4. BUa! jBdwJI poroba han pOSi s. 1.
5. ャ。ォオ ォセョ@ dan an;urkan kelu arga
Unluk msrubah posisi pasien
sesuai d e- ngan Jad '.... al.
6. PanlO1u kondisi kuli!.
7. Jaga linen tclap bersih. kerl ng
d oH! bc ba s danlipalan.
B. Berilahu pasien.' kelu 'Hga untu k
セ@
セ@ セ@ J.. セ@:s.
セ@セ@
セ@ セ@ セ@セ@
セ@
t::;.::::-'"
セ@セ@
セ@ NO 13 DIAGNOSAPerubahan pola seksual berhubungan dengan proses pony.klt
TUJUAN
Pasienlorang terdekat kembaJi unluk mendapalkan ke puasan hubungan seks ual.
KRITERIA HASIL
1. Pasle n menunJukan laK\or resiko terh adap kegagalan tu ngs i sek su aJ da n peru b.ahan
ュ・ャッ、セ@ seks ual yang dapal dileMma
2. Pasien mampu m enalskusikan
pillhan untuk men)aga lungs' reproduk si yang s esu ai.
RENCANA TINOAKAN
1. Ciptakan nubungan lerapeutik
alas dasar sa ling parcaya dan saling menghargai da n menjaga privasi.
2. KaJI pengaruh
penyakitlpengobatan lerhadap seksualilas sesuai kebutuhan.
3 . Anjurkan pasien untuk
mengungkapkan ketakuLan dan m ena nyakan masalahny8.
4. Oi skusikan lenlang allernalif
ekspresi seksual yang dapat diterima .
5. lIbatkan keluarg8 dalam diskusl.
6. Rujuk kalau perlu ke ahlt
sekslolog.
EVALUASI
1. Pasien menunjukan faklor
resiko terhadap keg agalan lungsl sBksua/ dan perubahan metoda seks uaJ yang dapat diterima. 2. Pas\en mampu
m endi.skusikan pillhan untuk men/aga lungsi reproduksl yang sesual .
7 . AnJurkan pasien untuk menghindari kehamilan .
8 Beritahu paslerlpasan gan
ten lang kemungkinan ele k )anqka panjanQ pada lungsi seksuaJ sehubungan dengan chemOlerapi, radlasi dan pem bedahan sesua; kebutuhan.
14 Perubahan proses berplklr
berhubungan dengan proses penyakit.
セ M
Pasten menunjukan perbalka"Jlerpeilharanya proses berfikir.
1. Fungsi mental dan psikotogis
pads tingkat optimal
2. Tidak ada landa-land a
peningkatan tekanan intra kranial.
1. Kajl rr.vayat fisik, sos I81 dan
pSlkol09 IS pasien sebelumnya
2. Kaji tlogkal O(lenlasl pasten.
3. Kaji adanya perubahan
kesadar an, pusing dan sinkope.
4 . Panlau status neoroiog:s seeara
kelal.
5. Kurangl shmulus pada pasien.
6. Berikan lempi sesuai program
7. Panlau intake output.
S. Bila kejar.Q takukan.
penalalaksanaan ォ・ G@ 。ョセ⦅@
1. Fungsi mental dan
pSikOlogis pada (tngkat
optimal.
2. T,dak ad. landa-land.
pemngkalan lekanan intra kranial.
I
I
tv
N
0\
セ@
セ@
セ@
i
:toセ@
'.! 'i'"
t2 セ@ ::::; セ@ セ@to· =:::--...; セ@ ::;, セ@セ@
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL
NO RENCANA TlNDAKAN EVALUASI
Identifikasl l1n gkungan yang dapat membahayakan pasien. 10. Batasi keinginan pasien hanya
pad a ha Hlal yang diing in kan. 11. Hindari pr..ngkajian yang tidal<
mungkin dijawab pas len. 12. Pang gil nama pasien keLika mul3J
berinteraks i.
t 3. Berikan pengar.3han pad a ha l-h al
セZイG。ョァ@ .sederhana
j14. Orienlasikan pasien terhadap
I orang.wak!u dan tempal.
15. Informasikan keluarga ten lang pembatasan pengu njung.
16. Jelaskan p€mbatasan kunJungan
keluargafteman.
1. Pasien mampu
15 Berduka berhubungan Pasien mam pu Bantu pasien dalarn 1. PaSien mampu
dengan proses kehllangan. mengungkapkan mendiskusikan perasaannya. mengidentifikasi keh il angan. mcndiskus ikan
perasaan sedil1 atau 2. Pasien mampu 2. Anjurkan pasien untuk perasaannya.
kehilangannya mernpertahankan hubungan mengungkapkan pcrasaannya. 2. Pas len mampu
dengan orang lain/keluarga. 3. Bantu paslen dalam mempertahankan
3. Pasien m ampu rn engun gkapkan Dセセ。 エ・ァ ゥ@koplng hubu nga n d-sngan ora ng
rnempertahankan pe rawatan pribad l. lalnlkeluarga.
diri. 4. Bantu pasienlkeluarga untuk 1. Pasien rnampu
4. PaSien mampu mengidentifikasi harapan hidup. mcmpertahankan
mengidcntil ikasl sumber- 5. BanlU pasien unluk dapat perawatan diri.
sumber j'ang ada. mcnyampaikan halhal yang 2 Pasien ma mpu
sangat diharapkan paslen. mengidenti fik3 si sumber+
6. Hindari menulup kenyataan. sumber yang ada
7. Dorong hubungan terapeutik.
8. Support dengan pendekatan
spiritual.
9. Aprkan pasien tentang aspek-aspek harapan yang positi1.
-
-OIAGNOSA TUJUAN
セ@
NO KRITERIA HASllセ@ 16 Gangguan gambaran diri Bau dan drainage dapat 1. l esi bersih dan lidak betbau.
berhubungan dengan \erkonlrOI. 2. Pasienlkeluarga mampu
セ@
adanya les! konker. mendemonslraSI perawatan:l:..
I
luka yang di rekomendasikan.セ@
"
1(tl i
::::
'"
セ@
セ@
r;;. セ"".
17 Perubahan gambaran dirl Pasien dapal menerima 1. Pasien mampuセ@ berhubungan dengan lerhadap p c rubahan yang mengidcntifikas i
tindakan-dampak pengobat8n. lerjadi.
§
セ@ lidakan untuk
Kehilangan organ tubuh. meminimalkan akibat
kChllangan rambu!.
セ@ 2. Pasien mampu melakukan
tlndakantidakan unluk meminimalkan akibal kehjlangan rambu!. _. - -..J RENCANA TINOAKAN
1. Kaji kondi si lesl.
2. Bersikan luka dengan
menggunakan amiseptik.
3. Oemonstra sika n prosedur
peraw ata n kullL
4 . Berikan antibiotik s esuai dengan
program.
5. Sediakan venli lasi yang Cukup.
6. Benkan kesempalan kl len
mengekspresikan pentlaian lertladap dirinya
7. Benkan penjelasan sumber bau
dan proses ャ・セ。、ャョケ。@ les i.
8. Berikan kesempatan menilai perkembangan luk a.
J Kajl rencana chemolerapi
l erhadap obal yang dapat menyebabkan alopesia. Kaji dampak alopesia lerhada gaya hidup pasien. Bantu pasien untuk
mendiskusikan perasaan tentang perubahan cilra lubuh. Identifikasi lindakan untuk mengurangi dampak ram but rontok.
Anjurk an pasien untuk memo(ong rambul yang panjang . Bantu pasien untuk mendapatkan rambut palsulwig selama rambu1 be lum lumbu" kembaJi. J,nformasikan pasien tentang dampak dari chemoterapi. EVAlUASI 1. Lesi bersih dan lidak berbau .
N 00 セ@ セ@
セ@
セ@ セ@ ::;. セ@ セ@ セ@ ::\t.i セ@セ@
セ@::::-", .
:::;-'-'; セ@ ::.;,
§
!5.
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA TlNDAKAN EVALUASI
I
8. AnJurkan pa si en/ kclua rga
un1uk m elakukan perawatan kulil kepala .
9 . Evaluasl perasaan pasien terhadap kel1 i1 angan organ tubuhnya
10. Ba ntu pasien untuk membedakan penampilan fisik dan arti hidup. 11. Benkan Motivasi pasien
untuk mengungkapkan
eperasaannya .
12. AnJurkan untuk malakukan komunikas i terbuka antara pasien dan keluarga . 13. Dis kuslkan lentang
rekon struksif menggunakan organ ti ruan jika perlu. 14. Benkan kesempatan pasien
untuk bertemu den gan orang yang mempunyai pengalaman yang sama dengan kemampuan ko ping yang bai k.
18 Takut berhubungan dengan
proses penyakit (diagnosis kanker).
KHen mampu mengatasi
perasaan takulny a.
-1.
2.
Pasien dapat mempercayai ora ng yang dlajak bicara. Pa sien mampu
mengungkapkan perasaannya denga bai k.
1 Kaji perasaan takutnya. 2 . Berikan penjelasan terkail sumber
yang dilakuti .
3 , TUTlJukan perhatlan terhadap hal-hal yang disampaikan. 4. Dengarkan pesan-pesan yang
disampaikan. 5. Berikan respon tentang
pemahaman yang disampaikan. 6. Bantu pasien untuk
mengungkapkan perasaannya dengan cara yang tidak destruktif. 7. Bantu pasien dalam
mengidentifikasl kekuatan untuk menQatas i perasaan takulnva
1. Pas ien dapat mempercayai orang yang diajak bicara. 2 . Pasien mampu
セ@ ::!
Sl-セ@
:..
<., §. [:; セ@ セ@ セ@ to; セ@セ@
セ@
1:;. :;:. '.,: セ@セ@
セ@ tv \0NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA TlNDAKAN EVALUASI
19 Gangguan fungsi keluarga
dlrumah berhubungan
dengan ー・ョケ。ォセ@ dan
program pengobatan yang dlalamL
Pasien dan keluarga mampu bertungsi secara optimal.
1. Pasien dapal menjelaskan kebutuhan akan perawalan dirumah.
2. Pasienlkeluarga dapal memanfaati<an sumoor-sumber dimasyarakal .
1 Tenlukan akan kebuluhan perawatan dirumah. 2. Bantu anggota keluarga unluk
mengembangkan harapan yang realistis lemadap din dalam manampilkan peran . 3. T awarkan solusi pada masalah
finansial sesuai kebutuhan . 4 . Rujuk pasien pada pelayanan
sosial sesuai kebutuhan . 5. 8erikan informasi adanya
sumber-sumber yang ada dimasyarakal
1. Pasien dapat menjelaskan kebutuhan akan perawatan dirumah .
2. Pasienlkeluarga dapal memanfaatkan sumber-sumber dimasyarakat.
20 Perubahan interaksi
keluargil berhubungan dengan dampak dari prognosis yang pasti.
Keluarga mampu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien d an anggota keluarga
1. Keluarga memperlihalkan kedckatan dengan pasien. 2. Ke iuarga berpartislpasi dalam
perawalan pasien . 3. Keluarga dan pasien mampu
meng9unakan sumber-sumber )'ang ada dimasyarakal.
1. Kaji reaksi emosional keluarga
terhadap kond isi pasien.
2. Identifikasi perawatan diri yang
tidak mampu dllakukan oleh pasien.
3. Identifikasi pilihan dan
kemampuan keluarga untuk terlibat dalam pe rawatan pasien .
4. Identifikasi permasalahan di
dalam keluarga.
5. Suppor! anggota keluarga
dalam mempertahankan hubungan keluarga .
6 Fasilitasi dalam berkomunikasi
len tang kekhawalirarv'perasaan antara pasien dan anggota keluarga .
7. Support koplng mekanisme
yang 。、。ーエセ N@
8. FasiJitasi interaksi keluarga
dengan rohaniawan.
9 . Kenalkan keluarga pada
keluarga lain yang mempunyai pengalaman yang sama . 10. Berikan informasi pada ke!uarga
tenlang penyakil dan perkembangannya . 11. Jawab pertanyaan keluarga
dalC'lm mendapalkan informasi yang diperlukan.
12. Banlu keluarga dalam bersikap asertif dalam mencari informasi.
1.Keluarga memp erlihatkan kedekatan dengan pasien . 2 . Keluarga berpartlsipasi
dalam perawatan pasien.
3. Keluarga dan pasien mampu menggunakan sumber-sumber yang ada dlmasyarakat.
-30
BABV
TATA LAKSANAASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF
01 RUMAH
A.
PENGORGANISASIAN
Penanganan pasien paliatif dapat terlaksana dengan baik apabila
dilaksanakan secara multidisiplin, terpadu dalam Tim Paliatif. Tenaga yang terlibat dalam tim tersebut terdiri dari dokter, perawat, bidan, terapis kesehatan , psikolog, pekerja sosial, rohaniawan , dll, sesuai dengan kebutuhan pasien. Kedudukan anggota tim adalah setara, namun dalam pelaksnaannya ditetapkan seorang manajer kasus disesuaikan dengan kondisi pasien.
Pelayanan asuhan keperawatan paliatif di rumah dikoordinir dan menjadi tanggung jawab seorang perawat koordinator asuhan keperawatan.
Peran masing-masing anggota Tim Paliatif
1. Manager Kasus,
bertugas dan berfungsi melakukan pengkajian kebutuhan pelayanan pasien , merencanakan pelayanan. melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan dengan anggota tim paliatif lain serta melakukan pemantauan pelayanan pada pasien.
2. Tim Dokter Primer (Dokter Spesialis I Sub)
a. Memberikan konsultasi medis sesuai dengan keahlian
b. Melakukan pemeriksaan fisik pasien dan hasil pemeriksaan penunjang medik
c. Menegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pasien dan hasil pemeriksaan penunjang medik
d. Menetapkan tindakan medik termasuk pengobatan
e. Melakukan evaluasi dan penyesuaian tindakan medik sesuai perkembangan kesehatan pasien
f. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya apabila diminta
3. Dokter Umum I Dokter Keluarga
a. Melakukan pemeriksaan fisik pasien
b. Menegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pasien dan hasil pemeriksaan penunjang medik
c. Menetapkan tindakan medik termasuk pengobatan
d. Melakukan evaluasi dan penyesuaian tindakan medik sesuai perkembangan kesehatan pasien
e. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya apabila diminta
4. Relawan I Kader Kesehatan
a. Memberikan pelayanan non kesehatan
b. Memberikan alternatif solusi terhadap masalah sosial pasien c. Memfasilitasi kegiatan sosial pasien
d. Memberikan informasi (sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya) kepada pasien dan keluarganya apabila diminta
5. Tim Penunjang Medik (antara lain: Ahli Gizl, pelayanan rehabllitasi
medik, psikolog)
a. Memberikan konsultasi sesuai dengan keahlian b. Melakukan pemeriksaan penunjang medik c. Melakukan intervensi penunjang medik
d. Melakukan evaluasi dan penyesuaian tindakan dibidang keahliannya sesuai perkembangan kesehatan pasien
e. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya apabila diminta
32
6. Perawat pallatif
a. Memberikan pelayanan profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
b. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan keadaan pasien, kecua/i informasi yang terkait dengan kesehatan pasien dalam rangka asuhan keperawatan
c. Melaksanakan asuhan keperawatan .
d. Bekerjasama dalam tim dan saling mendukung demi kesejahteraan pasien
e. Menghargai hak-hak pasien
f. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan
7. Rohaniwan
Rohaniwan adalah seseorang ahli agama yang memberikan dukungan spiritual kepada pasien seperti : ulama, pendeta dan tokoh agama lain dengan nilai-nilai dan prinsip hidup serta apa yang dicari manusia untuk memberi nilai dalam kehidupannya.
Tugas Rohaniwan memberikan dukungan spiritual yang berhubungan dengan nilai-nilai dan apa yang dicari manusia untuk memberi nilai dan kegunaan dalam hidupnya .
8. Terapis Komplementer
Pengobatan Komplementer termasuk pengobatan pelengkap yang diberikan kepada pasien dengan kondisi paliatif. Tujuan dari terapi pelengkap adalah untuk meningkatkan kondisi kesehatan pasien dan tidak membahayakan pasien.
Produk berbagai pengobatan pelengkap adalah : jamu, makanan suplemen , olah tubuh / senam pernafasan , pengobatan dengan memakai tenaga dalam / yoga, penyembuhan dengan doa.
Sebagian pasien mengharapkan dengan terapi petengkap dapat
mencegah penyebaran. kemungkinan penyembuhan. menghambat
progresi penyakit dan peningkatan kualitas hidup.
TIM PALIATIF
Keluarga &
ternan
Relawan
Pelayanan Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi 2, Okupasi Tempi
3, Terapi Wicara Terapi Musik
& Seni lainnya
iKMMMセセ@
PERAWAT PALIATIF
Psikolog
Dokter SpesialisiSub
spesialis
34
B. MEKANISME PELAYANAN
1. Alur Pelayanan
Pasien terminal harus dilakukan pengkajian dalam rangka mempersiapkan pasien dan keluarga untuk mendapatkan perawatan paliatif di rumah. Pengkajian yang diperlukan meliputi kondisi pasien, peralatan yang dibutuhkan, kondisi rumah, dan caregiver. Selanjutnya dibuat rencana dengan membuat kesepakatan antara perawat dan pasien beserta keluarganya tentang pelayanan apa saja yang akan diterima pasien. Kesepakatan tersebut mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, pelaksana pelayanan dan sistem pembayaran sesuai dengan kondisi pasien.
Secara teratur perawat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diterima pasien dan melakukan penyesuaian intervensi pelayanan sesuai dengan perkembangan kesehatan pasien. Hasil monitoring selanjutnya didiskusikan dalam tim untuk dilakukan evaluasi dan perubahan intervensi jika diperlukan.
Dalam menunjang pemberian asuhan keperawatan paliatif di rumah peran lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat/swasta sangat diperlukan d'a1lam bentuk dukungan dana, tenaga dan fasilitas atau sumber daya lain yang ada di masyarakat.
SKEMAALUR PELAYANAN
Pasien Kasus
terminal
Tim
Rujuk ke Tim
Pengkajian
• Puskesmas • Rumah Sakit
Kolaborasi Tim
Kesehatan Lain
Tindakan Mandiri
Intes Keperawatan
Identifikasi
Masalah
2. Alur Rujukan
Indikasi pasien dirujuk untuk mendapat perawatan paliatif di rumah apabi la dokter menetapkan pasien paliatif tidak memerlukan atau pasien menolak tindakan medik di sarana pelayanan kesehatan. Dengan indikasi tersebut pasien dirujuk ke tim paliatif untuk mendapatkan perawatan paliatif di rumah. Keputusan untuk merawat pasien dirumah juga berdasarkan musyawarah
dengan keluarga.
Tim paliatif di Puskesmas, di Rumah Sakit, atau Praktek swasta yang menerima rujukan dari rumah sakit memberikan asuhan Keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien. Apabila ada masalah di luar masalah keperawatan dilakukan kolaborasi dengan Tim Paliatif. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala bersama dengan Tim Paliatif tergantung kondisi pasien.
Apabila kondisi Pasien memerlukan penatalaksanaan medik tertentu dalam perbaikan keadaan umum pasien maka dilakukan rujukan ke Rumah Sa kit untuk perbaikan keadaan umum.
Alur rujukan dari rumah sakit ke rumah dapat melalui atau tanpa melalui , puskesmas atau sarana ー・セ。ケ。Zョ。ョ@ kesehatan lain ke rumah dan sebaliknya.
SKEMA ALUR RUJUKAN
セ@
RUMAH SAKIT1
I
Praktek Dokter/ Dokter KeluargaI
rl
Tim Paliatif :
• Rumah Sakit
/
1
Perawatan di RumahI
• Puskesmas • Agen (praktek
swasta)
36
c.
PEMBIAYAANSebagian besar pasien di Indonesia membiayai sendiri pengobatannya, meskipun sudah semakin banyak yang menggunakan asuransi untuk pembiayaan kesehatan . Dewasa ini selain asuransi kesehatan PNS dan ABRI , juga dapat melalui asuransi kesehatan swasta dan asuransi kesehatan masyarakat miskin.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan tarif dalam perawatan kesehatan di rumah yang mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tarif pelayanan perawatan kesehatan di rumah sebaiknya memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
3. Penetapan tarif meskipun dimungkinkan untuk mencari laba, namun harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan asas gotong royong.
4. Tarif pelayanan perawatan kesehatan di rumah untuk golongan yang pembayarannya dijamin oleh pihak asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu.
5. Tarif pelayanan kesehatan di rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional.
Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif meliputi:
a. Jasa pelaya nan kesehatan dan non kesehatan yang meliputi: 1) Pelayanan Medik
2) Pelayanan Keperawatan 3) Pelayanan Penunjang Medik 4) Pelayanan Penunjang Non Medik
b. Jasa Pelayanan Sarana Jasa Peralatan adalah imbalan yang diterima atas pemakaian sarana, fasilitas, alat kesehatan , obat dan bahan habis pakai yang digunakan langsung terhadap pasieri.
BABVI
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
Agar pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan paliatif di rumah dapat mencapai sasaran dan sesuai dengan tujuan maka diperlukan pemantauan dan penilaian untuk mengetahui adanya permasalahan atau penyimpangan serta kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaannya.
A. PEMANTAUAN
Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengetahui gambaran permaselahan yang berkaitan dengan kegiatan perawatan paliatif di rumah.
Indikator pemantauan mencakup: aspek fisik, manajerial., sumber daya, pelayanan dan pembiayaan dalam hall input, proses, maupun output.
B. PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan untuk mengkaji, mengembangkan, ata u mengganti Cara / metode keperawatan paliatif di rumah
Indikator penilaian :
1. Kelengkapan dokumen
2. Kesesuaian Pelayanan diantara anggota tim paliatif 3. Kepuasan pasien terhadap pelayanan
4. Kemandirian pasien dan keluarga
38
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, Pengurus Organisasi Profesi (PPNI) kabupaten/kota, Masyarakat Paliatif dan pimpinan sarana pelayanan perawatan kesehatan di rumah.
Mekanisme Pembinaan dan Pengawasan :
1. Proses Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan melalui Pemantauan atau Supervisi oleh Dinas kesehatan sekurang-kurangnya satu kali Pertemuan dalam satu tahun.
2. Proses Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan melalui Pemantauan atau Supervisi oleh Organisasi profesi sekurang-kurangnya dua kali Pertemuan dalam satu tahun.
3. Proses Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan melalui Pemantauan atau Supervisi oleh Pimpinan Sarana pelayanan perawatan kesehatan di rumah sekurangkurangnya satu kali Pertemuan dalam satu bulan.
4. Menyangkut waktu, biaya, dan tempat pelaksanaan Pertemuan ditetapkan atas kesepakatan bersama antara Pembina dengan sasaran yang di bina.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten I Kota bertugas melakukan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan praktik pelayanan Keperawatan paliatif di rumah yang ada di Wilayahnya.
6. Strategi Pembinaan dan Pengawasan dilakukan antara lain melalui Pertemuan Berkala, inspeksi mendadak, angket, penilaian diri (self
evaluation) atau pembicaraaan kasus .
DAFTAR PUSTAKA
Aranda Sanchia and Margaret O'Connor. (1999) Palliative Care Nursing: A Guide to Practice. Melbo