• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Departemen Kementerian Pekerjaan Umum,

Medan Johor)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Guna memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pasa Fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

DISUSUN OLEH:

SITI KHOTIJAH

070903031

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas

berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul : “Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja

Pegawai (Study pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian Bidang

Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Departemen Kementerian

Pekerjaan Umum)”, guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Sosial (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara. Dan tak lupa pula saya panjatkan shalawat dan salam kepada Nabi besar

Muhammad SAW karena syafaatnya kelaklah yang kita harapkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, yang

disebabkan adanya keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan

penulis baik mengenai materi, teknik penyusunan maupun hasil dan analisnya.

Oleh karenanya, dengan hati terbuka penulis menerima setiap saran dan kritik dari

pembaca untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang.

Adapun skripsi ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sedalam-dalamnya kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan cinta dan

kasih sayangnya serta banyak memberi nasehat dan dukungan selama penulis

menjalankan studi hingga saat ini. Karya kecil ananda persembahkan sebagai

(3)

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas

segala dukungan, pemikiran, tenaga, materi, semangat dan juga doa dari semua

pihak yang telah membantu selama penulis menjalani masa perkuliahan dan

penyusunan skripsi ini, kepada :

1. Bapak Prof.Dr Badaruddin Rangkuti M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan selaku

dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam

mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada selaku dosen penguji yang bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis.

5. Kepada kak Mega dan kak Dian selaku pegawai pendidikan FISIP USU

yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang

berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.

6. Kepada Bapak Ir. Rahmat Kartolo Siregar, MT selaku PPK

Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II( BWSS II) Direktorat

Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Medan Johor

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.

7. Kepada seluruh keluarga, abang, kakak dan adik-adik ku yang telah

(4)

telah memberikan q semangat baru untuk tetap berjuang dan optimis

dalam hal apapun.

8. For my best friend, zubaidah, dilia, ridho, liza, sima, wanda, kiki, vira, ika,

dedi, dhani, dora, mufliha, nandez, tomy, parda dan novi. Makasi yaa.

9. Kepada teman2 AN khususnya stambuk 07 yang tidak mungkin saya

sebutkan satu persatu, makasih semuanya.

10.Terakhir untuk semua pihak yang membantu penulis selama penyelesaian

skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Akhirnya dengan kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT selalu

memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amiiinnn………….

Medan, November 2011

(5)

DAFTAR ISI

1.5.1Pemberian Kompensasi ………... 7

1.5.1.1 Pengertian Kompensasi ………... 7

1.5.1.2 Fungsi Kompensasi ……... 9

1.5.1.3 Jenis-jenis Kompensasi ………... 10

1.5.1.4 Prinsip-prinsip Pemberian Kompensasi …….. 12

1.5.1.5 Faktor-faktor Penentu Kebijaksanaan Kompensasi ………... 13

1.5.1.6 Tujuan-tujuan Administrasi Kompensasi ….. 17

1.5.2Produktivitas kerja ………...…………... 19

1.5.2.1 Pengertian Produktivitas ………. 19

1.5.2.2 Faktor-faktor Produktivitas Kerja …………... 21

1.5.2.3 Unsur-unsur Produktivitas Kerja …………... 25

1.5.2.4 Karakteristik Individu yang Produktif ……... 28

(6)

1.6Hipotesis ………...……… 30

1.7Defenisi Konsep ……… 31

1.8Defenisi Operasional ………. 32

BAB II METODE PENELITIAN ……….……….. 36

2.1 Bentuk Penelitian ……….. 36

2.2 Lokasi Penelitian ………... 36

2.3 Populasi dan Sampel ………... 36

2.3.1 Populasi ……… 36

2.3.2 Sampel ………. 37

2.4 Teknik Pengumpulan Data ……… 37

2.5 Teknik Penentuan Skor ……….. 39

2.6 Teknik Analisa Data ………. 40

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ………... 43

3.1 Sejarah Kementerian Pekerjaan Umum ………. 43

3.2 Lambang Kementerian PU ………. 48

3.3 Sekilas Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ……… 51

3.4 Visi dan Misi Kementerian PU Ditjen SDA ……… 52

3.4.1 Visi Kementerian PU Ditjen SDA ………. 52

3.4.2 Misi Kementerian PU Ditjen SDA ……… 52

3.5 Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai ………… 53

(7)

BAB IV PENYAJIAN DATA ……….. 58

4.1 Data Umum Responden ……….. 58

4.2 Data Variabel X (Pemberian Kompensasi) ……….. 62

4.3 Data Variabel Y (Produktivitas Kerja) ………. 71

4.4 Klasifikasi Jawaban Responden ………... 82

4.4.1 Pemberian Kompensasi ………..…. 84

4.4.2 Produktivitas Kerja ………..………… 84

4.5 Pengaruh Pemberian Kompensasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai ……….. 85

BAB V ANALISA DATA ………... 90

5.1 Analisa Data ……… 90

5.1.1 Kompensasi ………..…….. 90

5.1.1.1 Gaji/Upah ……….……….. 90

5.1.1.2 Insentif ……… 93

5.1.1.3 Tunjangan ………... 94

5.1.2 Produktivitas Kerja Pegawai ……...……… 95

5.1.2.1 Hasil Kerja Nyata ………..………. 96

5.1.2.2 Kemampuan Kerja ……….. 97

5.1.2.3 Perilaku Kerja ………...….. 98

5.1.2.4 Efektivitas ………..……… 100

BAB VI KESIMPULAN ……….. 102

6.1 Kesimpulan ………. 102

6.2 Saran ……… 104

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ……….. 59

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur ………... 59

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pendidikan ……….. 60

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan jenjang jabatan ………... 60

Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan lama bekerja ………... 61

Tabel 6. Jawaban responden terhadap kelayakan besarnya gaji/upah … 62 Tabel 7. Jawaban responden terhadap besarnya gaji/upah dalam Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja ………. 62

Tabel 8. Jawaban responden keadilan besarnya gaji/upah yang diberikan oleh pemerintah ……… 63

tabel 9. Jawaban responden terhadap kesesuaian besarnya gaji/upah dalam penetapan yang ditentukan pemerintah ………... 64

tabel 10. Jawaban responden terhadap ketepatan waktu penerimaan gaji/upah dari pemerintah ………..………….. 65

tabel 11. Jawaban responden terhadap penerimaan penghasilan tambahan yang diberikan pemerintah ………. 65

tabel 12. Jawaban responden terhadap keadilan dalam pembagian penghasilan tambahan cukup adil ……… 66

tabel 13. Jawaban responden terhadap motivasi (gairah) bekerja dengan adanya penghasilan tambahan ………. 66

Tabel 14. Jawaban responden terhadap tunjangan pensiun yang diberikan pemerintah ………..…. 67

Tabel 15. Jawaban responden terhadap pemberian jaminan/ tunjangan kecelakaan pada jam kerja ……… 67

(9)

Tabel 17. Jawaban responden terhadap penyediaan fasilitas

perumahan dan kendaraan bermotor ……….. 69 Tabel 18. Jawaban responden terhadap penerimaan tunjangan-

tunjangan lain dalam meningkatkan kesejahteraan pegawai

oleh pemerintah ……….. 70 Tabel 19. Jawaban responden terhadap pekerjaan yang dapat

diselesaikan sesuai standart ……… 71 Tabel 20. Jawaban responden terhadap kesesuaian penyelesaian

Pekerjaan dengan sasaran yang ditentukan pemerintah ………. 72 Tabel 21. Jawaban responden terhadap pimpinan dalam

penilaian hasil kerja ……… 72 Tabel 22. Jawaban responden terhadap pencarian cara terbaik

dalam melakukan pekerjaan ………... 73 Tabel 23. Jawaban responden terhadap pekerjaan yang dilakukan harus

selalu diorientasikan terhadap hasil guna dan daya guna ……... 74 Tabel 24. Jawaban responden terhadap tugas-tugas yang telah

dikerjakan dapat mencapai hasil yang memuaskan sesuai

dengan standart kerja ………. 74 Tabel 25. Jawaban responden terhadap seringnya berdiskusi dengan

rekan-rekan kerja lain bila kurang memahami tugas …………. 75 Tabel 26. Jawaban responden terhadap disiplin kerja yang

diterapkan oleh pimpinan ……….. 75 Tabel 27. Jawaban responden terhadap pemanfaatan waktu luang

untuk mengerjakan tugas-tugas lain ………. 76 Tabel 28. Jawaban responden terhadap keterlambatan datang

pada jam masuk kerja ……… 77 Tabel 29. Jawaban responden terhadap pemakaian pakaian dinas

(10)

Tabel 30. Jawaban responden dalam mematuhi peraturan-peraturan/

disiplin kerja ……….. 79 Tabel 31. Jawaban responden terhadap sikap dalam mengatasi

atasan/pimpinan pada saat bekerja ………. 79 Tabel 32. Jawaban responden terhadap pemakaian konsultan

dalam menyelesaikan proyek ………. 80 Tabel 33. Jawaban responden terhadap biaya ekstra untuk pekerjaan

yang dikeluarkan pemerintah ……….. 81 Tabel 34. Jawaban responden terhadap pekerjaan yang ditugaskan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner

(12)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Ditjen SDA bagian Bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian Pekejaan Umum Medan Johor) Nama : Siti Khotijah

Nim : 070903031

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Elita Dewi, M.SP

Judul penelitian ini adalah pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai (studi pada Ditjen SDA bagian Bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian Pekerjaan Umum Medan Johor). Pemberian kompensasi adalah hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam usaha untuk memberikan kepuasan kerja bagi karyawan. Dengan adaya kompensasi yang sesuai aspek keadilan dan kelayakan, diharapkan bahwa karyawan akan bergairah dan mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam bekerja sehingga produktivitas kerjapun akan meningkat. Produktivitas kerja sering diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatannya dan mewujudkan sejumlah potensi yang ada padanya. Hal ini agar pegawai baik ditingkat bawah maupun ditingkat atas mampu menjadi pegawai yang efisien, efektif, dan produktif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian Bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian Pekejaan Umum Medan Johor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh maka hasilnya adalah bahwa terdapat pengaruh yang sedang antara pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 0,585. Hal ini berarti ada pengaruh yang sigifikan antara pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai dengan tingkat pengaruh 34,22% yang berarti selebihnya yaitu 65,78% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Sehingga hipotesisnya dapat diterima.

(13)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Ditjen SDA bagian Bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian Pekejaan Umum Medan Johor) Nama : Siti Khotijah

Nim : 070903031

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Elita Dewi, M.SP

Judul penelitian ini adalah pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai (studi pada Ditjen SDA bagian Bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian Pekerjaan Umum Medan Johor). Pemberian kompensasi adalah hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam usaha untuk memberikan kepuasan kerja bagi karyawan. Dengan adaya kompensasi yang sesuai aspek keadilan dan kelayakan, diharapkan bahwa karyawan akan bergairah dan mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam bekerja sehingga produktivitas kerjapun akan meningkat. Produktivitas kerja sering diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatannya dan mewujudkan sejumlah potensi yang ada padanya. Hal ini agar pegawai baik ditingkat bawah maupun ditingkat atas mampu menjadi pegawai yang efisien, efektif, dan produktif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian Bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian Pekejaan Umum Medan Johor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh maka hasilnya adalah bahwa terdapat pengaruh yang sedang antara pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 0,585. Hal ini berarti ada pengaruh yang sigifikan antara pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja pegawai dengan tingkat pengaruh 34,22% yang berarti selebihnya yaitu 65,78% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Sehingga hipotesisnya dapat diterima.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan bagian dari keseluruhan manajemen

sumber daya yang ada dan tersedia dalam suatu organisasi atau pemerintah dan

merupakan faktor yang paling penting serta sangat menentukan dalam suatu

organisasi karena sumber daya manusia memiliki akal, perasaan, keinginan,

kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya. Semua

potensi tersebut mempunyai pengaruh terhadap upaya organisasi dalam

perencanaan tujuan yang hendak dicapai pemerintah.

Perencanaan sumber daya manusia yang menjadi fokus perhatian ialah

langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa

bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai

kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat, kesemuanya

dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan

ditetapkan.

Betapapun majunya teknologi, berkembangnya informasi, tersedianya

modal dan memadai bahan, namun jika tanpa sumber daya manusia, maka akan

sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuan karena sumber daya manusia

merupakan faktor yang sangat menunjang kegiatan operasi organisasi ataupun

pemerintahan. Betapapun bagusnya tujuan dan rencana organisasi, merupakan

langkah yang sia-sia jika unsur sumber daya manusianya tidak diperhatikan atau

(15)

saat ini adalah menyangkut bagaimana caranya agar tujuan-tujuan dari para

pekerja diimbangi dengan dan atau disinkronkan dengan kepentingan-kepentingan

manajemen atau manajer, kepentingan organisasi dan publik.

Tujuan pemerintah dengan menjalankan kegiatannya, tentu ingin mencapai

hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan hasil optimal yang dapat diberikan

oleh pegawai dengan memanfaatkan segala potensi yang ada. Hasil optimal dari

pemerintah berkaitan erat dengan produktivitas kerja pegawai. Hal ini dapat

terjadi mengingat pencapaian hasil optimal menggambarkan pencapaian hasil

yang sebanyak-banyaknya, dengan memperhatikan pula pengorbanan yang telah

dikeluarkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga usaha untuk

menciptakan produktivitas dalam diri pegawai merupakan hal yang sangat

penting.

Sumber daya manusia dipergunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

terdiri dari faktor tenaga kerja, mesin-mesin, bahan baku, metode kerja dan

sebagainya. Namun diantara faktor tersebut manusia memegang peranan utama

dalam peningkatan produktivitas, sebab alat produksi dan teknologi pada

hakekatnya adalah hasil karya manusia. Tidak dapat disangkal bahwa tenaga

manusia atau sumber daya insani merupakan sumber terpenting yang dimiliki oleh

suatu organisasi. Karena peranannya yang amat penting, logis apabila dalam

rangka peningkatan efisiensi kerja, perhatian utama ditujukan kepada sumber daya

manusia ini.

Mengingat begitu besarnya peranan tenaga kerja manusia dalam rangka

peningkatan produktivitas kerja, maka sudah sepantasnya apabila pemerintah

(16)

yang sesuai dengan aspek keadilan dan kelayakan. Dengan memberikan

kompensasi yang sesuai aspek keadilan dan kelayakan, maka dapat diharapkan

bahwa pegawai akan bergairah dan mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam

bekerja sehingga produktivitas kerjapun akan meningkat.

Seorang pegawai memasuki suatu pekerjaan, tentunya mempunyai tujuan

agar dapat memenuhi kebutuhannya. Sedangkan dari pihak pemerintah, juga

mempunyai keinginan agar tujuan pemerintah dapat terwujud melalui kemampuan

yang dimiliki pegawainya. Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan pemerintah

dapat menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan pegawai mempunyai

semangat kerja tinggi, dengan jalan memenuhi kebutuhannya.

Perbedaan cara memotivasi antara pegawai satu dengan yang lain

dilakukan oleh pimpinan dikarenakan kebutuhan masing-masing pegawai yang

berbeda. Sedangkan kepuasan kerja akan dapat diketahui melalui penyelidikan

terhadap pegawai. Kepuasan kerja seorang pegawai sering dihubungkan dengan

gaji, keselamatan kerja, supervisi, peluang-peluang yang akan datang dan

pekerjaan itu sendiri.

Kompensasi yang diberikan oleh pemerintah kepada pegawainya

merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemerintah dalam

usaha untuk memberikan kepuasan kerja bagi pegawai. Kompensasi merupakan

penghargaan yang diberikan kepada seorang pegawai atas pelaksanaan pekerjaan

yang dilakukan untuk kepentingan tujuan organisasi yang mengangkat dan

mempekerjakannya. Bagi pemerintah kompensasi merupakan biaya yang harus

(17)

bagi pegawai kompensasi mempunyai arti penting sebagai tingkatan kualitas

sosial ekonominya.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai (BWS)

Sumatera II Kementerian Pekerjaan Umum, Medan Johor merupakan instansi

pemerintah yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang

menyeluruh dan berkelanjutan diseluruh Sumatera Utara yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan kontruksi, serta operasi dan pemeliharaan dalam rangka

konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian

daya rusak air. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian bidang

Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Kementerian

Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap kegiatan monitoring yang akan

diadakan oleh pemerintah dan juga menangani masalah proyek-proyek yang ada

diluar seperti penyusunan pola pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Wilayah

Sungai (WS) Toba – Asahan, inventarisasi idenditivikasi pola pengelolaan SDA

WS Batang Natal – Batang Batahan, Inventarisasi potensi SDA WS Strategis

Nasional, Sistem Informasi dan pengelolaan Aset Irigasi, dan operasional

pemantauan alokasi air.

Pegawai yang ada dalam Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian

bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Kementerian

Pekerjaan Umum ini sebanyak 32 orang. Setiap pegawai mempunyai kebutuhan

dan keinginan yang berbeda-beda sehingga pimpinan harus mengerti dan

memahami kebutuhan serta keinginan para anggotanya. Apabila kebutuhan serta

keinginan pegawai sudah terpenuhi, maka mereka akan melaksanakan

(18)

sehingga pegawai itu memiliki kesanggupan atas tugas yang dibebankan,

kesanggupan untuk bekerja sama serta sanggup menaati peraturan berorganisasi.

Dari pra survey yang telah penulis lakukan dengan Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air bagian bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai (BWS)

Sumatera II Kementerian Pekerjaan Umum Medan Johor, bahwa produktivitas

kerja pegawai ditempat tersebut masih harus ditingkatkan lagi. Hal ini dapat

dilihat dari kegiatan pegawai sehari-hari dalam melakukan tugas dan

pekerjaannya, masih ada pegawai yang datang terlambat dari jam masuk yang

telah ditentukan dan masih ada sebagian pegawai yang nongkrong dikantin pada

jam kerja, tentu hal tersebut dapat mengganggu pekerjaan para pegawai sehingga

tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh pimpinan belum dapat diselesaikan

dengan baik dan tepat waktu. Karena kebutuhan yang semakin meningkat tidak

sedikit pegawai yang mencari pekerjaan sampingan diluar kantor misalnya saja

menjadi nggota MLM (Multi Level Marketing) atau terpaksa berhutang kepada

pihak lain misalnya pihak BANK, sehingga mempengaruhi konsentrasi kerja

pegawai karena pikiran mereka terbagi antara pekerjaan dan kebutuhan hidup

mereka dan hal tersebut jelas mempengaruhi produktivitas kerja mereka.

Dari kondisi tersebut penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam

mengenai pemberian kompensasi dengan mengadakan penelitian ilmiah yang

(19)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis

membuat perumusan masalah sebagai berikut :

“ Seberapa besar pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas

kerja pegawai di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian bidang

Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Kementerian

Pekerjaan Umum, Medan Johor”

1.3Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui

sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

“Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian kompensasi

terhadap produktivitas kerja pegawai di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

bagian bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II

Kementerian Pekerjaan Umum, Medan Johor”

1.4Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan mampu melatih peneliti dalam menerapkan

teori-teori yang telah didapat dan meningkatkan kemampuan berfikir dalam

penulisan karya ilmiah tentang pemberian kompensasi terrhadap

produktivitas kerja pegawai

2 Secara teoritis/akademis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat

(20)

khasanah kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta memberikan manfaat bagi kalangan

penulis lain yang ingin mengeksplor penelitian ini dengan metode dan

informan penelitian yang lebih baik lagi.

3 Secara praktis, hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran, saran dan sebagai bahan

pertimbangan bagi pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang membutuhkan

kususnya dalam mengambil keputusan.

1.5Kerangka Teori

Untuk memudahkan penulis dalam menyusun penelitian ini, maka

dibutuhkan suatu landasan berfikir yang dijadikan pedoman untuk menjelaskan

masalah yang sedang disorot. Pedoman tersebut disebut sebagai kerangka teori.

Selanjutnya teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi dan

proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antar konsep. (Singarimbun, 2006:37)

Teori ini menjadi landasan agar penelitian memiliki dasar yang kokoh.

Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Pemberian Kompensasi 1.5.1.1Pengertian Kompensasi

Bagi organisasi / perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena

kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan

(21)

disebut juga dengan istilah-istilah lain sepeti gaji (salary), upah (wage), ataupun

imbalan jasa (remuneration).

Kompensai menurut Handoko (2008 : 155) merupakan segala sesuatu

yang diterima oleh para pegawai/karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.

Menurut Nitisemito (1991 : 149) pengertian kompensasi adalah balas jasa

yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya yang dapat dinilai dengan

uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap.

Sedangkan menurut Panggabean (2002 :75) kompensasi disebut juga

dengan penghargaan dan dapat didefenisikan sebagai setiap bentuk penghargaan

yang diberikan kepada bawahan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka

berikan kepada organisasi. Kompensasi sebagai balas jasa didefenisikan sebagai

pemberian penghargaan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun

nonfinansial yang adil dan layak kepada pegawai/karyawan atas sumbangan

mereka dalam pencapaian tujuan organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian kompensasi adalah pemberian

penghargaan baik finansial (bayaran seperti gaji, upah, bonus, tunjangan, dan

lain-lain) maupun nonfinansial (terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang dari

pekerjaan itu sendiri dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang

tersebut bekerja biasanya diperoleh dari keberhasilan melaksanakan tugas yang

sangat bermakna) yang diterima oleh pegawai/karyawan sebagai imbalan atas

jasanya yang diberikan oleh perusahaan. Dan juga digunakan sebagai motivator

(22)

1.5.1.2Fungsi Kompensai

Dari pengertian diatas terlihat bahwa kompensasi merupakan alat pengikat

perusahaan terhadap karyawannya, faktor penarik bagi calon karyawan dan faktor

pendorong seseorang menjadi karyawan. Dengan demikian kompensasi

mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda

organisasi/ perusahaan. Adapun menurut Martoyo (1990 : 116) Fungsi

kompensasi adalah :

a. Penggunaan Sumber Daya Manusia secara lebih efisien dan lebih efektif Kompensasi yang tinggi pada seorang karyawan mempunyai implikasi

bahwa organisasi memperoleh keuntungan dan manfaat maksimal dari karyawan

yang bersangkutan karena besarnya kompensasi sangat ditentukan oleh

tinggi/rendahnya produktivitas kerja karyawan yang bersangkutan. Semakin

banyak pegawai yang diberi kompensasi yang tinggi berarti semakin banyak

karyawannya yang berprestasi tinggi. Banyaknya karyawan yang berprestasi

tinggi akan mengurangi pengeluaran biaya untuk kerja-kerja yang tidak perlu

(yang diakibatkan oleh kurang efisien dan efektifitasnya kerja). Dengan demikian

pemberian kompensasi dapat menjadikan penggunaan SDM secara lebih efisien

dan lebih efektif.

b. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat membantu

stabilitas organisasi dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong

stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pemberian kompensasi yang

(23)

ketidakpuasan. Pada gilirannya gejolak ketidakpuasan ini akan menimbulkan

kerawanan ekonomi.

1.5.1.3 Jenis-jenis Kompensasi

Ada dua jenis kompensasi menurut Mathis dan Jackson (2006 : 420) yang

terdiri atas :

1. Kompensasi Langsung

Kompensasi langsung terdiri atas gaji pokok dan penghasilan tidak tetap

(program insentif) :

a. Gaji Pokok

Kompensasi dasar yang diterima oleh seorang karyawan biasanya berupa

upah atau gaji yang disebut dengan gaji pokok. Banyak organisasi

menggunakan dua kategori gaji pokok, per jam dan gaji tetap yang

diidentifikasikan berdasarkan cara imbalan kerja tersebut didistribusikan

dan sifat dari pekerjaan. Imbalan kerja per jam merupakan cara

pembayaran yang paling umum yang didasarkan pada waktu, dan

karyawan yang dibayar berdasarkan jam kerja menerima upah (wage),

yang merupakan imbalan kerja yang dihitung secara langsung berdasarkan

jumlah waktu kerja. Sebaliknya, orang-orang yang menerima gaji (salary)

mendapatkan imbalan kerja yang besarnya tetap untuk setiap periode tanpa

menghiraukan jumlah jam kerja. Digaji biasanya membawakan status yang

lebih tinggi untuk para karyawan dari pada diberi upah.

b. Penghasilan Tidak Tetap

Jenis lain dari imbalan kerja langsung adalah penghasilan tidak tetap

(24)

langsung dengan kinerja individual, tim, atau organisasional. Jenis

penghasilan tidak tetap yang paling umum untuk sebagian besar karyawan

berupa pembayaran bonus dan program insentif.

2. Kompensasi Tidak Langsung

Banyak organisasi memberikan banyak penghargaan ekstrinsik dalam cara

yang tidak langsung. Dengan kompensasi tidak langsung, karyawan menerima

nilai nyata dari penghargaan tersebut tanpa menerima uang tunai yang

sebenarnya. Tunjangan (benefit) adalah sebuah penghargaan tidak langsung

berupa asuransi kesehatan, cuti berbayar, atau dana pensiun yang diberikan untuk

karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian dari keanggotaan

organisasional, tanpa menghiraukan kinerja.

Sedangkan menurut Panggabean (2002 : 76), ada beberapa jenis

kompensasi yang kategorinya hampir sama dengan yang diungakpkan oleh Mathis

dan Jackson tersebut diatas, hanya saja pengklasifikasiannya yang sedikit berbeda

namun intinya tetap sama. Dia mengklasifikasikannya menjadi empat jenis, yaitu :

1. Gaji

Yakni imbalan finansial yang dibayarkan kepada pegawai/karyawan secara

teratur seperti tahunan, caturwulan, bulanan ataupun mingguan.

2. Upah

Yaitu imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada pekerja berdasarkan

jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang

(25)

3. Insentif

Yaitu imbalan langsung yang dibayarkan kepada pegawai/karyawan karena

kinerjanya melebihi standard yang ditentukan.

4. Kompensasi tidak langsung atau kompensasi pelengkap

Yakni kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan

perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan para pegawai/karyawan. Contohnya : asuransi kesehatan,

asuransi jiwa, dan bantuan perumahan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis dari kompensasi tersebut adalah

gaji/upah, insentif, dan tunjangan yang diberikan kepada pegawai sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau pemerintah.

1.5.1.4Prinsip-prinsip Pemberian Kompensasi

Menurut Husnan (1990 : 141) didalam pemberian kompensasi

prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan adalah :

1. Keadilan

Dalam pemberian kompensasi apakah itu berupa upah, gaji, bonus atau

bentuk-bentuk lainnya, penting sekali diperhatikan masalah keadilan tersebut.

Keadilan bukan berarti sama rasa sama rata tanpa pandang bulu, tetapi harus

terkait adanya hubungan antara pengorbanan (input) dengan output.

Semakin tinggi pengorbanan, semakin tinggi penghasilan yang

diharapkan, sehingga oleh karenanya yang harus dinilai adalah pengorbanan

(input) yang diperlukan suatu jabatan. Input dalam satu jabatan ditujukan dari

(26)

memangku jabatan tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi pula penghasilan

(output) yang diharapkan.

Output ini ditunjukkan dari upah yang diterima para karyawan yang

bersangkutan, dimana didalamnya tercantum rasa keadilan yang sangat

diperhatikan oleh setiap karyawan penerima kompensasi tersebut. Bila tuntutan

keadilan seperti ini telah terpenuhi ini berarti perusahaan telah memiliki internal

consistency (makin tinggi nilai suatu jabatan, makin tinggi pula upah yang

diterima) dalam sistem kompensasinya.

2. Kelayakan

Pengertian layak ini berkaitan dengan standar hidup seperti kebutuhan

pokok minuman atau upah minimum sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Kelayakan juga dilihat dengan cara membandingkan pengupahan di perusahaan

lain.

Apabila upaya di dalam perusahaan yang bersangkutan lebih rendah dari

perusahaan-perusahaan lain, maka hal ini dapat mengakibatkan kesulitan bagi

perusahaan untuk memperoleh tenaga kerja. Oleh karena itu perlu digunakan

suatu evaluasi pekerjaan.

1.5.1.5Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan kebijaksanaan Pemberian Kompensasi

Penentuan besarnya pemberian kompensasi menurut Handoko (2008 :

158) dipengaruhi oleh beberapa faktor, diataranya sebagai berikut :

1. Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja

Beberapa jenis pekerjaan mungkin harus dibayar lebih tinggi dari pada

(27)

Artinya untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi,

sedangkan jumlah tenaga kerja langka, gaji atau upah cenderung tinggi.

Sedangkan untuk jabatan-jabatan yang mempunyai penawaran melimpah,

gaji atau upah cenderung rendah.

2. Serikat Karyawan

Lemah atau kuatnya serikat karyawan mencerminkan kemampuan

organisasi karyawan tersebut untuk menggunakan kekuatan pengaruh

mereka pada penentuan tingkat kompensasi. Semakin kuat kekuatan

serikat berarti semakin kuat posisi perundingan karyawan dalam

menetapkan tingkat upah mereka.

3. Produktivitas

Perusahaan harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup

dan tumbuh. Tanpa hal ini, perusahaan tidak akan bias lagi bersaing. Oleh

karena itu, perusahaan tidak dapat membayar karyawannya melebihi

kontribusi mereka kepada perusahaan melalui produktivitas mereka. Bila

ini terjadi (bias karena kelangkaan atau kekuatan serikat kary\awan),

perusahaan biasanya merancang kembali pekerjaan-pekerjaan, melatih

para karyawan baru untuk menaikkan suplai, atau melakukan otomatisasi.

4. Kesediaan untuk Membayar

Bukan merupakan suatu pernyataan yang berlebihan bahwa perusahaan

sebenarnya ingin membayar kompensasi secara adil dan layak. Oleh

karena itu, perusahaan juga merasa bahwa para karyawan seharusnya

(28)

perlu mendorong para karyawannya untuk meningkatkan produktivitas

mereka agar kompensasi yang lebih tinggi dapat dibayarkan.

5. Kemampuan Perusahaan untuk Membayar

Tanpa memperhatikan faktor lainnya, dalam jangka panjang, realisasi

pemberian kompensasi tergantung pada kemampuan membayar

perusahaan. Seperti telah disebutkan diatas, kemampuan membayar

tergantung pada pendapatan dan laba yang diraih, dimana hal ini

dipengaruhi oleh produktivitas karyawan yang tercermin dalam biaya

tenaga kerja.

6. Berbagai Kebijaksanaan Pengupahan dan Penggajian

Hampir semua perusahaan ataupun organisasi mempunyai

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mempengaruhi pengupahan dan penggajian. Salah

satu kebijaksanaan yang umum adalah memberikan kenaikan upah yang

sama besarnya kepada para karyawan anggota serikat buruh maupun

karyawan yang bukan anggota serikat. Banyak perusahaan mempunyai

kebijaksanaan pembayaran bonus (premium) diatas upah dasar untuk

meminimumkan perputaran karyawan atau untuk menarik para karyawan

terbaik. Perusahaan-perusahaan lain mungkin juga menetapkan kenaikan

kompensasi secara otomatis bila indeks biaya hidup naik.

7. Kendala-kendala Pemerintah

Tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya

mempengaruhi penetapan kompensasi perusahaan. Peraturan upah

(29)

anak-anak merupakan beberapa contoh kendala kebijaksanaan kompensasi

yang berasal dari pemerintah.

Sedangkan menurut Nitisemito (1991 : 150 ) , faktor-faktor yang

mempengaruhi penentuan pemberian kompensasi adalah sebagai berikut :

1. Kompensasi harus dapat memenuhi kebutuhan minimal

Dengan kompensasi yang diterima oleh pegawai/karyawan berkeinginan

untuk dapat memenuhi kebutuhan minimal, misalnya kebutuhan akan

makan, minum, pakaian, dan prumahan.

2. Kompensasi harus dapat mengikat

Besarnya kompensasi harus diusahakan sedemikian rupa (sebanding

dengan perusahaan lain), sehingga akan mampu mengikat para pegawai

atau karyawannya. Hal ini penting dilakukan oleh perusahaan untuk

menghindari kepindahan karyawan keperusahaan lain terutama pegawai

yang berkualitas. Untuk dapat menetapkan besarnya kompensasi yang

mampu mengikat maka perlu diteliti kompensasi yang diberikan oleh

perusahaan lain pada umumnya untuk tugas yang sejenis atau sama.

3. Kompensasi harus dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja

Besarnya tingkat upah atau gaji dimana dapat menunjang hidup secara

layak pada umumnya dapat berpengaruh terhadap moral dan kedisiplinan

kerja, sehingga semangat dan kegairahan kerjanya menjadi tinggi. Artinya

kompensasi yang diberikan dapat mengikat sekaligus menimbulkan

(30)

4. Kompensasi harus adil

Kompensasi yang tepat tidak semata-mata kerena jumlahnya saja, tetapi

harus juga mengandung unsur-unsur keadilan. Adil artinya jumlahnya

tidak harus sama namun sesuai dengan haknya. Untuk dapat menetapkan

upah yang adil maka perusahaan tersebut harus mengkategorikan

tugas-tugas dalam beberapa bagian yang menurut penilainnya perlu diberikan

kompensasi yang sama.

5. Kompensasi tidak boleh bersifat statis

Kompensasi yang diberikan perusahaan harus mempertimbangkan

faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan kompensasi antara lain :

- Perubahan tingkat hidup penduduk

- Perubahan undang-undang / peraturan tentang besarnya upah

- Perubahan tingkat upah dari perusahaan lain

6. Kompensasi yang diberikan harus diperhatikan

Setiap perusahaan harus dapat menentukan apakah kompensasi yang

diberikan seluruhnya diwujudkan dalam bentuk uang atau tidak. Bilamana

tidak, maka perusahaan tersebut harus dapat mampu menetapkan

komposisi dari kompensasi yang diberikan yang sebaik-baiknya, karena

akan mempunyai dampak yang positif bagi karyawan.

1.5.1.6Tujuan-tujuan Administrasi Kompensasi

Secara terinci, tujuan-tujuan yang hendak dicapai melalui administrasi

(31)

1. Memperoleh personalia yang berkualitas

Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar.

Karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat

pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga

kerja.

2. Mempertahankan karyawan yang ada

Bila tingkat kompensai tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang

baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan

harus dijaga agar tetap kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.

3. Menjamin keadilan

Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi

prinsip keadilan. Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat

penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.

4. Menghargai perilaku yang diinginkan

Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan.

Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan

perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang

efektif.

5. Mengendalikan biaya-biaya

Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi utnuk

mandapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya pada tingkat

biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematik

dan organisasi dapat membayar kurang (underplay) atau lebih (overplay)

(32)

6. Memenuhi peraturan-peraturan legal

Seperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya, administrasi

kompensasi menghadapi batasan-batasan legal. Program kompensasi yang

baik memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua

peraturan pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, bagian kompensasi perlu

mengevaluasi setiap pekerjaan, melakukan survey pengupahan dan penggajian,

dan menetapkan harga setiap pekerjaan. Melalui langkah-langkah ini, tingkat

kompensasi yang tepat untuk masing-masing pekerjaan dapat ditentukan.

1.5.2 Produktivitas Kerja 1.5.2.1Pengertian Produktivitas

Untuk mencapai kemajuan yang sebesar-besarnya dalam produktivitas

maka semua golongan masyarakat harus bergerak : badan-badan pemerintahan,

para pengusaha dan pekerja.

Pengusaha dan pekerja juga menjalankan peranan yang menentukan.

Tanggung jawab mengenai peningkatan produktivitas pada

perusahaan-perusahaan terutama terletak pada tangan manajemen. Dalam masing-masing

perusahaan hanya manajemenlah yang dapat menjalankan suatu program

produktivitas. Hanya pihak manajemen yang dapat menciptakan hubungan antar

menusia yang serasi dan dengan demikian memperoleh kerjasama dari para

pekerja, suatu syarat mutlak untuk berhasil dengan sesungguhnya, meskipun

(33)

Produktivitas adalah rasio output dan input suatu proses produksi dalam

periode tertentu. Input terdiri atas manajemen, tenaga kerja, biaya produksi,

peralatan, serta waktu. Output meliputi produksi, produk penjualan, pendapatan,

pangsa pasar, dan kerusakan produk. Dalam perspektif normatif, pengertian

produktivitas adalah kalau hari ini pegawai/karyawan lebih baik daripada kemarin

dan hari esok lebih baik daripada sekarang. (Mangkuprawira, 2006 : 102)

Sedangkan secara lengkap defenisi produktivitas yang dirumuskan oleh

Dewan Produktivitas Nasional RI tahun 1983 menurut Ravianto ( dalam Sri Budi

Cantika Yuli 2005 : 203) adalah sebagai berikut :

1. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik

dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

2. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara

hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.

3. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara

hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.

Menurut Mathis (dalam Sri Budi Cantika Yuli 2005 : 204) menyebutkan

bahwa produktivitas kerja merupakan pengukuran dan kuantitas dari pekerjaan

dengan mempertimbangkan dari seluruh biaya dan hal-hal yang terkait dan yang

diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

Menurut Handari Nawawi dan Kartini Handari, (1990 : 97-98).

Menjelaskan secara konkrit konsep produktivitas kerja sebagai berikut:

a. Produktivitas kerja merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang

(34)

dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar dari pada sumber

tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya.

b. Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi penggunaan personal

sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan

penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia, sehingga

volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang

tersedia. Hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat

dinilai dengan uang, sehingga produktivitas hanya digambarkan melalui

efisiensi personal dalam pelaksanaan tugas-tugas pokoknya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas

merupakan perbandingan antara besarnya input yang dilibatkan dalam kegiatan

produksi terhadap hasil akhir (output) yang dihitung berdasarkan nilai unit atau

rupiah barang dan jasa yang dihasilkan. Produktivitas juga diartikan kemampuan

seseorang untuk menggunakan kekuatannya dan mewujudkan sejumlah potensi

yang ada padanya.

1.5.2.2Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

Menurut Sedarmayanti (1995 : 75), ada berbagai faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya :

1. Sikap mental

Berupa motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja

2. Pendidikan

Pada umumnya orang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan

mempunyai wawasan yang lebih luas yang berpengaruh terhadap

(35)

3. Keterampilan

Apabila pegawai semakin terampil maka akan lebih mampu bekerja serta

menggunakan fasilitas kerja dengan baik.

4. Manajemen

Berkaitan dengan system yang diterapkan oleh pimpinan untuk memimpin

serta mengendalikan staf. Karena manajemen yang tepat menimbulkan

semangat yang lebih tinggi untuk pegawai dalam bekerja.

5. Tingkat penghasilan

Dapat menimbulkan konsentrasi kerja, kemampuan yang dimiliki dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

6. Gizi dan kesehatan

Apabila hal ini telah dipenuhi, maka pegawai akan bekerja lebih kuat dan

berpengaruh pada semangat kerja.

7. Jaminan sosial

Untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja pegawai.

8. Lingkungan dan iklim kerja

Akan mendorong pegawai senang bekerja dan meningkatkan rasa

tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan baik menuju kearah

peningkatan produktivitas.

9. Sarana produksi

Apabila sarana produksi baik, berpengaruh terhadap peningkatan

(36)

10.Teknologi

Apabila teknilogi yang dipakai tepat, dan lebih maju serta canggih

berakibat tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi, jumlah

produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu, serta memperkecil

terjadinya pemborosan bahan sisa.

11.Kesempatan berprestasi

Akan menimbulakan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi

serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan

produktivitas.

Sedangkan menurut Timpe, Dale A (dalam Sri Budi Cantika Yuli 2005 :

205) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang sekaligus sebagai faktor

kunci untuk mencapai produktivitas dan kreativitas yang tinggi, yaitu :

1. Keahlian dan manajemen yang bertanggung jawab

Manajemen adalah faktor utama dalam setiap produktivitas perusahaan

dan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan

dalam mencapai puncak produktivitas. Untuk mencapai produktivitas

tinggi, setiap anggota manajemen harus diberi motivasi tinggi, positif, dan

secara penuh ikut melaksanakan pekerjaan (bertanggung jawab) sesuai

keahlian yang dimiliki.

2. Kepemimpinan yang luar biasa

Dari semua faktor, kepemimpinan manajerial memiliki pengaruh terbesar

dalam produktivitas. Pemimpin sejati menghasilkan orang-orang dan

organisasi-organisasi terbaik karena pemimpin mengeluarkan reaksi-reaksi

(37)

mereka dan tumbuh di bawah kepemimpinan yang efektif. Oleh karena itu,

penting sekali bahwa manajemen bertindak sebagai katalis dalam

meningkatkan potensi kepemimpinan yang sudah ada dalam organisasi.

3. Kesederhanaan organisasi dan operasional

Susunan organisasi harus diusahakan agar sederhana, luwes, dan dapat

disesuaikan dengan perubahan, selalu berusah mengadakan jumlah tingkat

minimum yang konsisten dengan operasi yang efektif. Semua kendala

operasional harus dikurangi hanya pada yang benar-benar diperlukan.

Peraturan, prosedur, dan birokrasi seminimal mungkin, sehingga

memberikan kebebasan bekerja secara maksimal pada karyawan.

4. Kepegawaian yang efektif

Menambah lebih banyak karyawan belum tentu berarti meningkatkan

produktivitas. Dan sebelum memperkerjakan orang baru, seharusnya

dipastikan dahulu bahwa karyawan yang ada sekarang sudah berkinerja

menurut kemampuan.

5. Tugas yang menantang

Tugas merupakan kunci untuk proses yang kreatif dan produktif. Setiap

individu mempunyai suatu suasana khusus kegiatan kreatif dan produktif

yang tinggi. Yang perlu difahami disini adalah jangan sekali-kali

memberikan suatu tugas kepada orang yang mempunyai keterampilan

yang dipersyaratkan; berikan tugas itu kepada orang yang

menginginkannya dan senang melakukannya; dan jangan sekali-kali

memberikan tugas, yang dalam keadaan lain, anda sendiri tidak mau

(38)

6. Perencanaan dan pengendalian tujuan

Perencanaan yang tidak efektif menyebabkan kebocoran besar dalam

produktivitas, misalnya orang yang tidak tahu apa yang diharapkan dari

mereka, tugas yang tidak satu fase (bertalian) dengan tugas lain,

pelaksanaan diatas atau dibawah kinerja, dan operasi yang

sebentar-sebentar berhenti dan mulai lagi. Sebaliknya, perencanaan yang efektif

dapat meningkatkan produktivitas operasioanl, yaitu membantu

memastikan penggunaan sumber daya dengan sebaik-baiknya,

memadukan semua aspek program ke dalam sesuatu yang efisien.

7. Pelatihan manajerial khusus

Karena manajemen jelas menjadi faktor utama bagi produktivitas

organisasi mana pun, menjadi sangat penting bahwa organisasi berusaha

mengembangkan suatu komitmen terhadap produktivitas dalam seluruh

tim manajemennya, dan memberikan kepada anggota tim tersebut sarana

yang berguna untuk menerapkan usaha peningkatan produktivitas yang

efektif dalam seluruh organisasi.

Berbagai faktor yang diuraikan diatas dapat saling berpengaruh, dan dapat

mempengaruhi peningkatan produktivitas baik secara langsung maupun tidak

langsung.

1.5.2.3Unsur-unsur Produktivitas Kerja

Menurut Anoraga dan Sayuti (1995 : 71), unsur-unsur dari produktivitas

(39)

1. Hasil Kerja Nyata

Hasil kerja nyata merupakan keberhasilan yang ingin dicapai dalam

mencapai tujuan. Dalam hal ini sebagai seorang pegawai dapat memberikan

pelayanan terhadap masyarakat karena pegawai yang berwenang dibidang

administrasi mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas yang diembannya

terhadap kepentingan surat menyurat ataupun untuk kepentingan lainnya.

2. Kemampuan Kerja

Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pegawai

diperolah melalui pendidikan dan pelatihan. Pada umumnya seseorang yang

mempunyai pendidikan tinggi akan mempunyai produktivitas lebih baik. Dengan

demikian pendidikan merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan

produktivitas kerja pegawai. Tanpa bekal pendidikan mustahil orang akan mudah

dalam suatu sistem kerja.

Perlu diperhatikan juga bahan materi pendidikan ynag diberikan harus

tepat dan terarah sesuai dengan pekerjaan yang sedang dijalani oleh pegawai.

Lebih dari itu, materi-materi teoritis tersebut harus diiringi dengan latihan-latihan

yang dapat meningkatkan keterampilan pegawai ynag bersangkutan.

Setiap orang dilatarbelakangi dengan motivasi dan tindakan yang

berbeda-beda. Oleh karena itu pimpinan perusahaan perlu mengetahui dan memahami

motivasi setiap pegawai. Dengan mengetahui motivasi tersebut maka pimpinan

(40)

3. Perilaku Kerja

Sikap merupakan faktor yang menentukan perilaku yang berhubungan

dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak menghadapi sesuatu dengan

cara tertentu. Hal ini tergambar dari :

1) Kejujuran

Sikap saling percaya sangat perlu bagi setiap orang yang bekerja dalam

suatu organisasi. Sebab bila hal ini tidak tercapai akan timbul saling

curiga, tuduh menuduh yang pada hakekatnya sangat tidak menyenangkan

bagi pekerja itu sendiri sehingga mengganggu konsentrasi kerja.

Terciptanya sikap saling percaya ini didasari oleh adanya kejujuran para

pegawai maupun manajemen. Wujudnya dapat berterus terang

menyampaikan suatu permasalahan. Kejujuran dan saling percaya tersebut

dapat ditandai misalnya dengan ketidakkhawatiran dituduh sebagai

penyebab kegagalan organisasi dan keyakinan pegawai bahwa usaha ynag

mereka lakukan akan dibalas dengan imbalan ynag setimpal oleh

organisasi.

2) Tanggung jawab

Adanya rasa tanggung jawab bersama para pegawai akan menumbuhkan

semangat kerja mereka dan menghindari tertundanya penyelesaian

pekerjaan dari bagian-bagian tertentu. Pegawai yang berada dalam suatu

lingkungan kerja akan melihat adanya rasa tanggung jawab bersama ini,

bila melihat rekan-rekan kerja lainnya sudi bekerja dengan

sungguh-sungguh, adanya sikap saling membantu diantara rekan sekerja dan bila

(41)

yang menjadi penyebabnya. Kegagalan atau kesuksesan selalu dianggap

sebagai hasil kerja bersama.

4. Efektivitas

Efektivitas kerja merupakan hal utama yang perlu diperbaiki untuk

mencapai efektivitas organisasi secara keseluruhan. Efektivitas perlu dijadikan

dasar pemikiran dalam ketetapan dalam menyelesaikan pekerjaan sebagai

kegiatan tata usaha yang sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan.

Keefektivitasan suatu organisasi diukur berdasarkan tingkat sejauh mana

seseorang berhasil mencapai tujuannya. Suatu pekerjaan dapat disebut efektif jika

dengan usaha tertentu memberikan hasil yang maksimal. Maksimal mengenai

jumalah biaya atau output yang telah ditetapkan.

Jika kondisi diatas dicapai, maka setiap pegawai mempunyai komitmen

untuk tetap bekerja ditempat tersebut. Dan hal ini merupakan suatu petunjuk

bahwa lingkungan kerja ditempat tersebut baik.

1.5.2.4 Karakteristik Individu yang Produktif

Dalam rangka peningkatan produktivitas kerja pegawai, ada satu aspek

penting yang harus diperhatikan yang menyangkut bagaimana wujud pegawai

yang diinginkan tersebut. Pada dasarnya setiap individu yang produktif

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Secara konstan, selalu mencari gagasan yang lebih baik lagi dan variasi

dalam menyelesaikan tugas yang lebih baik lagi

2. Selalu memberi saran yang baik secara sukarela, jika yang produkif tidak

dapat menahan diri membiarkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh

(42)

3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Individu yang produktif

tidak mempunyai kesempatan untuk diam selama jam kerja

4. Bersifat positif terhadap pekerjaan

5. Dapat memotivasi diri sendiri dari dalam

6. Mau berkenan mendengar ide-ide dari orang lain. Lebih mengakui

kebenaran dari pada hakekat harga diri yang rendah. Meskipun kebenaran

tersebut berasal dari orang lain yang telah mengalahkan argumentsinya

7. Sering melampaui standart yang telah ditetapkan. Target produksi yang

telah ditetapkan organisasi tidak menjadikan individu produktif untuk

berhenti bekerja saat target terpenuhi.

1.5.3 Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

Kompensasi merupakan kegiatan yang amat penting dalam membuat

pegawai cukup puas dengan pekerjaannya. Dengan kompensasi

pegawai/karyawan bisa memperoleh atau menciptakan, memelihara dan

mempertahankan produktivitas kerja. Tanpa kompensasi yang memadai, pegawai

yang ada cenderung untuk keluar dari organisasi dan organisasi akan mengalami

kesulitan dalam hal merekrut pegawai baru dan mempertahankan pegawai yang

ada.

Kompensasi lebih dari sekedar upah dan gaji. Kompensasi merupakan

upaya untuk memberikan insentif atau perangsang dan program kesejahteraan

(43)

Sedangkan kaitan antara kompensasi dengan produktivitas kerja karena

kompensasi merupakan salah satu alat pendorong agar karyawan dapat

meningkatkan produktivitas kerja, maka seharusnya pemimpin organisasi dapat

merealisasikan hal tersebut, sehingga dapat diharapkan pegawai/karyawan memiki

gairah kerja yang tinggi. Karyawan/Pegawai yang memiki motivasi daiam bekerja

akan memberikan kinerja yang baik dalm melakukan pekerjaannya sehingga

dengan kinerja itu maka menghasilkan peningkatan output yang sesuai dengan

target yang ditetapkan, baik peningkatan kualitas maupun kuantitas. Karena

peningkatan dalam output inilah yang akan dapat meningkatkan produktivitas.

dalam suatu organisasi yang menerapkan sistem kompensasi yang baik,

maka perusahaan tersebut telah menerapkan kebijaksanaan yang berharga dan

penting bagi manajemen didalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan, sehingga sedapat mungkin mempertahankan

semangat dan gairah kerja serta menciptakan iklim kerja yang harmonis dan

meningkatkan produktivitas karyawan. Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa

pemberian kompensasi dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.

1.6 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2005 : 70) hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh

(44)

1) Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y), maka adanya

pengaruh yang positif antara pemberian kompensasi terhadap

produktivitas kerja pegawai.

2) Hipotesisis Nol (Ho), yaitu tidak adanya hubungan yang mempengaruhi

antara variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y), adanya

pengaruh negatif antara pemberian kompensasi terhadap produktivitas

kerja pegawai.

1.7 Defenisi Konsep

Konsep menurut Singarimbun (2006:33) adalah merupakan defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan atau

kelompok dalam individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui

konsep peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan

menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (event) yang berkaitan satu

dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari variabel yang

akan diteliti,maka penulis mengungkapkan defenisi konsep sebagai berikut :

1. Kompensasi

Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima oleh para pegawai

sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Beberapa jenis kompensasi yang

diterima pegawai adalah gaji/upah, insentif, dan tunjangan.

2. Produktivitas Kerja Pegawai

Produktivitas kerja merupakan pengukuran dan kuantitas dari pekerjaan

(45)

yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Produktivitas juga diartikan

sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatannya dan

mewujudkan sejumlah potensi yang ada padanya. Pengukuran dan

kuantitas pekerjaan tersebut dapat dilihat dari beberapa unsur-unsur

produktivitas kerja yaitu hasil kerja nyata, kemampuan kerja, perilaku

kerja, dan efektivitas.

1.8 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional menurut Singarimbun (2006 : 46) adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel

sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja

untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut.

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas atau Independent Variable (X), yaitu kompensasi dengan

menggunakan indikator sebagai berikut :

a. Gaji/Upah

Yakni imbalan finansial yang dibayarkan kepada pegawai/karyawan

secara teratur seperti tahunan, caturwulan, bulanan ataupun mingguan.

Yang mencakup beberapa pertanyaan mengenai :

- Besarnya gaji/upah dapat memenuhi kebutuhan layak minimum

- Besarnya gaji/upah dapat meningkatkan semangat kerja dan

kegairahan kerja

(46)

- Besarnya gaji/upah tidak boleh bersifat statis, harus dinamis (sesuai

dengan perubahan situasi dan kondisi)

- Ketepatan waktu dalam penerimaan gaji/upah

b. Insentif

Yaitu imbalan langsung yang dibayarkan kepada pegawai/karyawan

karena kinerjanya melebihi standard yang ditentukan. Yang mencakup

beberapa pertanyaan mengenai :

- Insentif yang diberikan secara kontiniu

- Pembagian insentif yang cukup adil

- Termotivasi bekerja lebih baik dengan adanya insentif

c. Tunjangan

Yakni sebuah penghargaan tidak langsung berupa asuransi kesehatan,

cuti berbayar ( yaitu setiap pegawai dalam 1 tahun mendapatkan jatah

untuk cuti selama 1 minggu, dan selama cuti itu pegawai akan

mendapatkan uang cuti yang besarnya telah ditetapkan pemerintah,

dan apabila pegawai tidak mengambil jatah cutinya, maka uang cuti

tersebut tetap akan diterima pegawai diakhir tahun), tunjangan

kesejahteraan karyawan (TKK), tunjangan uang makan, tunjangan

anak, tunjangan suami/istri, uang perjalanan dinas, dan dana pensiun

yang diberikan untuk pegawai atau sekelompok karyawan sebagai

bagian dari keanggotaan organisasional tanpa menghiraukan kinerja.

Yang mencakup beberapa pertanyaan mengenai :

- Pemberian jaminan dihari tua setelah pensiun

(47)

- Penyediaan jaminan kesehatan para pegawai

- Penyediaan fasilitas perumahan (rumah dinas) dan kendaraan bermotor

(motor atau mobil dinas)

- Pemberian tunjangan-tunjangan lain dalam meningkatkan

kesejahteraan pegawai

2. Variabel terikat atau Dependent Variable (Y), yaitu produktivitas kerja

pegawai dengan indikator sebagai berikut :

a. Hasil Kerja Nyata

Yaitu keberhasilan yang dicapai dalam menyelesaikan pekerjaan yang

dibedakan kepada pegawai sesuai sasaran yang telah ditentukan

sebelumnya. Yang mencakup beberapa pertanyaan mengenai :

- Penyelesaian pekerjaan sesuai standart

- Penyelesaian pekerjaan sesuai sasaran yang telah ditentukan

pemerintah

- Tanggapan pimpinan tehadap hasil kerja

b. Kemampuan Kerja

Yaitu menyangkut bagaimana pegawai memandang pekerjaannya dan

caranya dalam bekerja. Yang mencakup beberapa pertanyaan

mengenai :

- Pencarian cara terbaik dalam melakukan pekerjaan

- Pekerjaan harus diorientasikan terhadap hasil guna dan daya guna

(48)

c. Perilaku kerja

Yaitu cara pandang yang mendalam dari pegawai terhadap pekerjaan

yang dilakukan dan tergambar dari disiplin kerja, kegiatan dalam

memanfaatkan waktu luang, dan keinginan membantu rekan kerja lain.

Yang mencakup beberapa pertanyaan mengenai :

- Seringnya berdiskusi dengan rekan kerja lain bila kurang memahami

tugas yang akan diselesaikan

- Disiplin kerja yang diterapkan pimpinan

- Pemanfaatan waktu luang untuk mengerjakan tugas lain

- Datang tepat waktu kekantor (tidak terlambat)

- Memakai pakaian dinas saat bekerja

- Mematuhi peraturan-peraturan/disiplin kerja

- Sikap dalam mengatasi pimpinan saat bekerja

- Pemakaian konsultan dalam penyelesaian proyek

d. Efektivitas

Yaitu ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang

telah ditetapkan. Yang mencakup beberapa pertanyaan mengenai :

- Pengeluaran biaya ekstra untuk pekerjaan

- Penyelesain pekerjaan tepat waktu

(49)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif.

Manfaat penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif menurut Burhan Bungin

(2005 : 36) ialah bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,

berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi

objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.

Dengan metode penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

yang jelas mengenai pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja

pegawai.

2.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian

bidang Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Kementerian

Pekerjaan Umum Jln. AH. Nasution No. 30, Medan Johor.

2.3Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2006 : 90) adalah wilayah generalisasi yang

(50)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pegawai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bagian bidang

Ketatalaksanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Kementerian

Pekerjaan Umum yaitu berjumlah 32 orang.

2.3.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2006 : 96) adalah bagian dari populasi yang

dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel

merupakan bagian dari populasi. Pengambilan sebagian dari populasi itu

dimaksudkan sebagai representasi dari seluruh populasi sehingga kesimpulan juga

berlaku bagi keseluruhan populasi.

Menurut Arikunto (1998 : 104) jika jumlah populasinya kurang dari 100

orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika

populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10 – 15 % dari jumlah

populasinya.

Dengan pernyataan ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari

100 orang, maka penulis mengambil sampel 100% dari jumlah populasi yang ada

yaitu sebanyak 32 orang.

2.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

(51)

1. Pengumpulan Data Primer

Adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh langsung kelokasi

penelitian (field research) untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Data primer tersebut dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut :

a. Metode Quesioner atau angket adalah berbentuk rangkaian atau kumpulan

pertanyaan yang disusun secara sistematis mengenai masalah yang akan

diteliti.

b. Metode Observasi adalah teknik kegiatan mengamati secara langsung

dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan.

c. Metode Wawancara atau interiew adalah teknik memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder

untuk mendukung data primer. Penulis menggunakan cara untuk

memperoleh data sekunder sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui

buku-buku ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.

b. Dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan-catatan yang ada dalam

lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah

(52)

2.5Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara penentuan skor/nilai dengan memakai skala ordinal untuk menilai

jawaban yang diajukan kepada responden. Menurut skala ordinal ada lima

alternatif jawaban dengan memberikan skor yang berbeda setiap alternatif

jawaban, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk pilihan jawaban A diberi skor 5

2. Untuk pilihan jawaban B diberi skor 4

3. Untuk pilihan jawaban C diberi skor 3

4. Untuk pilihan jawaban D diberi skor 2

5. Untuk pilihan jawaban E diberi skor 1

Jawaban responden tersebut akan dikategorikan kedalam beberapa

kategori menurut alternatif jawaban. Kategori variabel tersebut akan ditentukan

dengan rumus mencari intervalnya yaitu sebagai berikut :

Interval = Skor tertinggi – Skor terendah Banyak bilangan

= 5 – 1 = 0,8 5

Dengan interval 0,8 maka kategori jawaban responden masing-masing

variabel dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,24 – 5,00

2. Skor untuk kategori tinggi : 3,34 – 4,23

3. Skor untuk kategori sedang : 2,62 – 3,42

4. Skor untuk kategori rendah : 1,81 – 2,61

Gambar

Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya mengenai pengaruh tarif pajak dan penerapan Tax Amnesty

Penulisan ilmiah ini dimaksudkan untuk memberikan suatu informasi tentang data buku yang ada di toko buku Anugerah. Pembuatan website ini menggunakan PHP (PHP:Hypertext

Berikut ini akan diberikan contoh berbagai bahan kimia yang dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kita tidak tahu atau tidak menyadari

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana

Saat konsep diri akademik mahasiswa menjadi baik akan sangat berguna atau berdampak terhadap pengaturan pendidikan (Green, Nelson, Martin, & Marsh, 2006:535),

kepada Menteri Pertanian/Agraria oleh pemiliknya didalam waktu satu bulan sesudah surat keputusan yang bersangkutan diserahkan kepadanya atau oleh pihak lain yang

dengan cara pembuktian dan hakim dapat menentukan alat bukti mana yang.. ditentukan oleh undang-undang dan mana yang

[r]