ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
BIAYA OPERASIONAL PADA PKS TG SEUMANTOH
PTP NUSANTARA I (PERSERO)
G E L A D I K A R Y A
Oleh:
Syahbana Nasution
000000000
Konsentrasi: Manajemen Akuntansi
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCA SARJANA
LEMBARAN GELADIKARYA
Judul : ANALISIS PERENCANAAN DAN
PENGAWA-SAN BIAYA OPERASIONAL PADA PKS TG SEUMANTOH PTP NUSANTARA I (PERSERO)
Nama : Syahbana Filino Nasution
NIM : 037 007 073
Program Studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Akuntansi
Mengetahui : Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Nazaruddin, MT.
Drs. Sri Mulyani, SE, Ak
Ketua Program Studi Direktur
Magister Manajemen Pasca Sarjana
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Geladikarya yang berjudul :
”ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA
OPERASIONAL PADA PKS TG SEUMANTOH PTP NUSANTARA I
(PERSERO)”
adalah benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.
Medan Februari 2012 Yang membuat pernyataan
RINGKASAN EKSEKUTIF
Salah satu keberhasilan manajemen adalah kemampuan dalam membaca kemungkinan dan kesempatan di masa datang. Dalam akuntansi, kegiatan peramalan di masa datang masuk ke dalam bagian perencanaan. Perencanaan yang baik harus disertai kegiatan pengawasan. Pengawasan berarti melakukan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan dengan membandingkan realisasi dengan anggaran.
Biaya operasional berhubungan langsung dengan laba rugi, sehingga pengaturan biaya produksi, disamping menghemat cost, juga mendatangkan laba yang lebih besar kepada perusahaan. Agar perencanaan biaya operasional tersusun dengan baik, terlebih dahulu manajemen menyusun perencanaan atas elemen masing-masing biaya operasional. PKS Tg Seumantoh PTPN I (Persero) NAD merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kelapa sawit.
Pengamatan awal yang penulis lakukan ditemukan bahwa pelaksanaan pengawasan yang berada di satu posisi (Kepala Tata Usaha) dan juga realisasi anggaran ada yang melebihi 4 kali dari perencanaan. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian berkaitan dengan analisis perencanaan dan pengawasan di PKS Tg Seumantoh, NAD, dimana penulis merumuskan permasalahan penelitian 1) faktor apa dari aspek perencanaan dan pengawasan yang mempengaruhi biaya operasional, dan 2) perbaikan apa yang diperlukan dalam rangka perencanaan dan pengawasan biaya operasional.
Penelitian ini dibatasi dengan menggunakan teori perencanaan dan pengawasan, dilaksanakan di PKS Tg Seumantoh dan dengan menggunakan analisa metode exploratory dan conclusive untuk menjawab permasalahan penelitian diatas.
Hasil penelitian menunjukkan dari 5 faktor-faktor perencanaan, ditemukan 2 faktor yang turut menyebabkan terjadinya inefisiensi biaya operasional yaitu: faktor lingkungan dan faktor sumber daya. Sedangkan dari 3 faktor-faktor pengawasan hanya 1 faktor yang turut menyebabkan terjadinya inefisiensi biaya operasional, yakni: faktor evaluasi.
RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI
Syahbana Filino Nasution, lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 04 Juli 1977. Saat ini bertempat tinggal di Jalan Beo No. 42 Medan, Sumatera Utara. Riwayat Pendidikan dimulai pada Sekolah Dasar Negeri 1 Paya Bujok Tunong Langsa tahun 1983 hingga 1989. Kemudian dilanjutkan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Langsa yang lulus pada tahun 1992. Berikutnya melanjutkan SekolahMenengah Atas Negeri 1 Medan dari tahun 1992 hingga tahun 1995. Melanjutkan pendidikan di Institute Teknologi TELKOM, yang lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2003 terdaftar sebagai Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Karir penulis dimulai pada tahun 2001 di PT Sandhy Putra Makmur, Jakarta, yang bekerja hingga tahun 2003. Kemudian pada tahun 2005 hingga sekarang sebagai karyawan di PT. Telkomsel, anak perusahaan dari PT Telkom, Tbk.
Penulis memiliki seorang istri yang bernama Widya Apriyani, SE serta 1 (satu) orang putra yang bernama Muhammad Kevin Farras Aisy Nasution.
Medan Februari 2012
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah saya ucapkan atas berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Geladikarya ini dengan judul: “Analisis Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada PKS Tg Seumantoh PTP Nusantara I (Persero).
Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyarata menyelesaikan pendidikan Strata 2 di Sekolah Pasca Sarjana, Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM). Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof.Dr.Ir. A. Rahim Matondang,MSIE selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M. Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT, sebagai Ketua Komisi Pembimbing. 5. Ibu Dra. Sri Mulyani, Ak, MBA, sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
6. Para Dosen serta Staff Pengajar Sekolah Pasca Sarjana, Program Studi Magister Manajemen USU
7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu staff administrasi Sekolah Pasca Sarjana, Program Studi Magister Manajemen USU
9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Akhir akata penulis semoga Geladikarya ini memberikan manfaat dan sumbangan positif bagi dunia akademis dan praktisi serta kepada masyarakat luas umumnya.
Medan, Februari 2012
DAFTAR ISI
1.5. Batas dan Ruang Lingkup Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1. IPengertian Perencanaan dan Pengawasan ... 8
2.1.1. Pengertian Perencanaan ... 8
2.1.2. Pengertian Pengawasan ... 9
2.2. Tujuan dan Manfaat Perencanaan dan Pengawasan ... 10
2.2.1. Tujuan dan Manfaat Perencanaan ... 10
2.2.2. Tujuan dan Manfaat Pengawasan ... 10
2.3. Biaya Operasi ... 12
2.3.1. Pengertian Biaya Operasi ... 12
2.4. Biaya Operasi ... 17
2.4.1. Pengertian Biaya Operasi ... 17
2.4.2. Elemen-elemen Biaya Operasi ... 18
2.4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasi ... 19
2.5. Pengawasan Biaya Operasi ... 21
2.5.1. Teknik Pengawasan Biaya Operasi ... 25
2.5.2. Prosedur Pengeluaran Biaya Operasi ... 29
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 34
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 37
BAB V GAMBARAN PERUSAHAAN 5.1. Deskripsi perusahaan ... 42
5.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 43
5.3. Struktur Organisasi ... 44
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Hasil Penelitian ... 45
6.1.1. Penganggaran ... 45
6.1.2. Pengawasan ... 51
6.2. Diskusi Hasil Penelitian ... 55
6.2.1. Analisis Penyebab Penyimpangan Biaya Operasional ... 55
6.2.3. Tindakan Manajemen ... 58
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional
PKS Tg Seumantoh Tahun 2010 ... 4
Tabel 2.1. Anggaran Biaya Penjualan pada 31 Desember 1999 ... 31
Tabel 2.2. Anggaran Biaya Administrasi dan Umum untuk pada
31 Desember 1999... 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3-1: Kerangka Konseptual ... 34
Gambar 5-1: Struktur Organisasi PKS Tg Seumantoh, NAD ... 22
RINGKASAN EKSEKUTIF
Salah satu keberhasilan manajemen adalah kemampuan dalam membaca kemungkinan dan kesempatan di masa datang. Dalam akuntansi, kegiatan peramalan di masa datang masuk ke dalam bagian perencanaan. Perencanaan yang baik harus disertai kegiatan pengawasan. Pengawasan berarti melakukan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan dengan membandingkan realisasi dengan anggaran.
Biaya operasional berhubungan langsung dengan laba rugi, sehingga pengaturan biaya produksi, disamping menghemat cost, juga mendatangkan laba yang lebih besar kepada perusahaan. Agar perencanaan biaya operasional tersusun dengan baik, terlebih dahulu manajemen menyusun perencanaan atas elemen masing-masing biaya operasional. PKS Tg Seumantoh PTPN I (Persero) NAD merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kelapa sawit.
Pengamatan awal yang penulis lakukan ditemukan bahwa pelaksanaan pengawasan yang berada di satu posisi (Kepala Tata Usaha) dan juga realisasi anggaran ada yang melebihi 4 kali dari perencanaan. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian berkaitan dengan analisis perencanaan dan pengawasan di PKS Tg Seumantoh, NAD, dimana penulis merumuskan permasalahan penelitian 1) faktor apa dari aspek perencanaan dan pengawasan yang mempengaruhi biaya operasional, dan 2) perbaikan apa yang diperlukan dalam rangka perencanaan dan pengawasan biaya operasional.
Penelitian ini dibatasi dengan menggunakan teori perencanaan dan pengawasan, dilaksanakan di PKS Tg Seumantoh dan dengan menggunakan analisa metode exploratory dan conclusive untuk menjawab permasalahan penelitian diatas.
Hasil penelitian menunjukkan dari 5 faktor-faktor perencanaan, ditemukan 2 faktor yang turut menyebabkan terjadinya inefisiensi biaya operasional yaitu: faktor lingkungan dan faktor sumber daya. Sedangkan dari 3 faktor-faktor pengawasan hanya 1 faktor yang turut menyebabkan terjadinya inefisiensi biaya operasional, yakni: faktor evaluasi.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan, umumnya
ditandai dengan kemajuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan
kesempatan dimasa mendatang, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Hal
ini merupakan tugas manajemen untuk merencanakan setiap kegiatan perusahaan,
guna mengantisipasi kejadian-kejadian yang mungkin dihadapi masa mendatang.
Kegiatan perencanaan dan pengawasan yang dilaksanakan harus memadai
sesuai dengan besarnya perusahaan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam
perusahaan merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lain. Kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan akan berakibat terhadap kegiatan
yang lain terhadap suatu kegiatan dalam perusahaan. Dengan demikian
perencanaan dan pengawasan kegiatan tersebut harus dilakukan dengan benar.
Dalam meningkatkan kemampuan dan kinerja perusahaan maka
perusahaan harus membuat suatu perencanaan kerja. Perencanaan yang baik harus
disertai dengan pengawasan. Pengawasan berarti melakukan penilaian atas
pelaksanaan pekerjaan dengan membandingkan realisasi rencana (anggaran) dan
yang paling utama dalam membuat perencanaan adalah anggaran biaya. Anggaran
yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain, dinyatakan dalam
satuan uang dan berlaku untuk masa yang akan datang. Dengan berpedoman pada
anggaran, maka tujuan perusahaan diharapkan dapat terwujud.
Anggaran bertujuan untuk melaksanakan seluruh fungsi-fungsi manajemen
kesistematisan operasi dan sebagai alat untuk mengawasi pelaksanaan aktivitas
perusahaan yang direncanakan, agar operasi perusahaan dapat berjalan efisien.
Anggaran dibuat dan disusun secara berkelanjutan (kontinyu), sesuai jangka
waktu yang ditentukan. Anggaran tersebut disiapkan, ditinjau dan diperbaiki
sampai para manajemen perusahaan merasa puas akan hasil anggaran yang
merupakan rencana terbaik yang dapat dilakukan pada situasi dan kondisi saat ini.
Dengan demikian anggaran dapat membuat para manajemen menjadi administratif
yang baik.
Pengeluaran biaya untuk biaya operasional merupakan biaya yang cukup
besar yang dikeluarkan perusahaan, disamping itu biaya operasional sulit untuk
diatur dengan pasti, karena didalamnya meliputi biaya administrasi dan
biaya-biaya lainnya diluar dari biaya-biaya produksi. Biaya produksi sudah memiliki
komponen yang fiks, mudah diatur dan diprediksi sesuai dengan jumlah dan
kualitas produksi, dilain pihak biaya operasional sulit diperlakukan hal yang sama.
Oleh karena itu harus dilakukan pengawasan terhadap biaya operasional.
Pengawasan biaya operasional dilakukan dengan berpedoman pada anggaran
biaya operasio yang telah disusun. Anggaran biaya operasi tersebut dibandingkan
dengan realisasi biaya operasi tahun berjalan. Melalui perbandingan ini dapat
memperbaikinya apabila penyimpangan tersebut merugikan karena dapat
mengurangi pendapatan perusahaan.
Pabrik Kelapa Sawit Tg. Seumantoh PTP. Nusantara I (Persero), Naggroe
Aceh Darussalam, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan
kelapa sawit menjadi produk Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit. Pengelolaan
keuangan PKS Tg. Seumantoh berdasarkan anggaran yang dibuat, namun
realisasi dari anggaran tersebut tidak dipantau secara ketat. Berdasarkan
pengamatan yang penulis lakukan, Kepala Tata Usaha memiliki wewenang yang
luas dalam melakukan realisasi anggaran, sehingga dikhawatirkan pengawasan
anggaran tidak ketat. Begitu juga halnya dalam pembiayaan produksi. Terdapat
beberapa transaksi yang tidak terdapat dalam anggaran yang dibuat sebelumnya.
Hal ini tentu saja mengganggu proses penganggaran dan pelaksanaan pengawasan
anggaran. Sesuai dengan visi dari PKS Tg. Seumantoh, bahwa perusahaan ingin
menjalankan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Good Governance yang
transparan dan efisien, maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana
prosedural penyusunan anggaran dan pengawasan anggaran biaya operasional di
PKS Tg. Seumantoh.
Penyusunan anggaran di PKS Tg Seumantoh pada dasarnya sudah
dilakukan dengan baik, dimana setiap department menyusun anggaran mereka
berdasarkan kebutuhan dan diproyeksikan dari belanja yang mereka lakukan pada
tahun berjalan. Hasil seluruh anggaran ini kemudian dibawa ke PTPN I Nanggroe
Aceh Darussalam untuk diulas dan direview kembali. Jika ada revisi, maka revisi
Namun, realisasi dari anggaran ini yang masih perlu untuk diperhatikan.
Sebagaimana penulis ungkapkan diatas, bahwsanya wewenang Kepala Tata Usaha
dalam mencairkan dan mengawasi anggaran. Fungsi pelaksana dan pengawas
seharusnya tidak boleh berada pada satu divisi atau department, agar ada fungsi
kontrol terhadap pelaksanaan realisasi anggaran.
Disamping, itu – penulis juga menemukan indikasi adanya inefisiensi
terhadap penggunaan biaya yang dianggarkan. Tabel berikut menjelaskan
bagaimana pelaksanaan biaya anggaran pada PKS Tg Seumantoh tahun 2010:
Tabel 1.1. Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PKS Tg Seumantoh Tahun 2010
Uraian Anggaran Realisasi Jumlah Selisih
Biaya Pegawai Rp. 1.481xxx Rp. 2.260xxx Rp. 778xxx
Biaya Pemeliharaan Rp.95.460xxx Rp.322.438xx Rp.226.978xx
Biaya Administrasi & Umum
Rp.1.394.531xx Rp. 1.147.605xx Rp(246.925xx)
Penyusutan dan Amortisasi
Rp. 271.945xx Rp.152.565xx Rp(119.379xx)
Rp.3.243.903xx Rp.3.883.114xx Rp.639.211xx
Sumber: Data Keuangan Neraca Percobaan Tahun 2010 PKS Tg Seumantoh
Pada tabel diatas, jelas terlihat adanya realisasi biaya melebihi dari yang
dianggarkan, bahkan kelebihan realisasi biaya hingga mencapai 4 kali lipat yakni
pada realisasi biaya untuk kenderaan, 2 kali lipat untuk alat-alat berat dan
perlengkapan kerja. Hal ini seharusnya bisa ditekan jika pelaksanaan realisasi
biaya bisa dipantau dan dikontrol dengan lebih baik. Pada keterangan sebelumnya
dijelaskan bahwa fungsi Kepala Tata Usaha merangkap sebagai pelaksana dan
Penyusunan dan pengawasan biaya operasional perlu dilakukan guna
menghindarkan pemborosan dan penyelewengan serta peningkatan efisiensi kerja
sehingga kemungkinan realisasi anggaran tidak jauh membesar daripada anggaran
yang pada akhirnya menciptakan biaya operasional pabrik membengkak.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang penulis ungkapkan, maka penulis
ingin melakukan penelitian di PKS Tg Seumantoh berkaitan dengan penganggaran
dan pengawasan biaya operasional dengan tujuan penelitian ini dapat merumuskan
sistem penganggaran dan pengawasan biaya operasional sesuai dengan hasil
penelitian dan teori-teori yang penulis gunakan nantinya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalah diatas, maka dirumuskan
permasalahan penelitian yaitu:
1. Faktor apa dari aspek perencanaan dan pengawasan yang
mempengaruhi biaya operasional?.
2. Perbaikan apa yang diperlukan dalam rangka perencanaan dan
pengawasan biaya operasional?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi biaya operasional dari
aspek perencanaan dan pengawasan
2. Untuk menganalisis perbaikan terhadap penyimpangan biaya operasional
3. Gambaran umum perusahaan dan saran serta tindak lanjut yang harus
diambil berdasarkan hasil penelitian kepada manajemen PKS Tg.
Seumantoh PTPN1 NAD.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk bahan pertimbangan bagi pihak manajemen yang berkaitan dengan
perencanaan dan pengawasan biaya operasional.
2. Bagi Program Studi Magister Managemen USU, dapat sebagai bahan
informasi dan acuan dalam melakukan penelitian – penelitian berikutnya
yang berkaitan
3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan yang berkaitan dengan perencanaan
dan pengawasan biaya operasional.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan untuk menambah
informasi dan acuan dasar yang membantu dalam penelitian yang lebih
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi batasan dan ruang lingkup dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Batasan waktu
Penelitian ini bersifat time series, hanya membatasi pada Laporan
Keuangan Pabrik Kelapa Sawit Tg. Seumantoh PTP. Nusantara I
(Persero), dalam rentang waktu 2007 – 2011
2. Batasan objek penelitian
Penelitian ini dibatasi pada teori perencanaan dan pengawasan
3. Ruang lingkup penelitian:
Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Tg.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
2. 1. Perencanaan dan Pengawasan
2.1.1. Pengertian Perencanaan
Setiap perusahaan yang ingin bertahan, tumbuh ataupun yang
menginginkan bekerjanya perusahaan secara lancar memerlukan adanya
perencanaan. Perencanaan merupakan suatu proses yang akan membuat
perusahaan peka, dalam pengertian mampu menyesuaikan diri terhadap
ancaman-ancaman dan kesempatan-kesempatan yang ada. Fungsi manajemen yang pokok
adalah perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengawasan.
Perencanaan merupakan fungsi yang menempati urutan pertama dan
sebagai landasan bagi fungsi manajemen lainnya. Supriono (2000) mengatakan
bahwa perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan. Perencanaan
ini dapat disusun untuk jangka pendek, jangka panjang dan akan dipakai sebagai
dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang
mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta
dihadapi. Untuk tujuan tersebut manajemen harus mengetahui data yang relevan
terutama yang menyangkut penghasilan dan beban di masa yang akan datang.
Sedangkan perencanaan menurut Nafarin (2010) adalah tindakan yang
dibuat berdasakan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan
pada waktu yang akan datang dalam tujuan yang diinginkan.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
perencanaan merupakan suatu proses penentuan kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan di masa yang akan datang untuk menghadapi berbagai ketidakpastian
dan pemilihan alternatif-alternatif yang mungkin terjadi. Perencanaan dianggap
sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan keadaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus
mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat
dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.
2.1.2. Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar
rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Pengawasan
mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang
ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan
untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dihindari kejadiannya di
Menurut Safri (2001) pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan untuk
mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas
dan kegiatan apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.
2.2. Tujuan dan Manfaat Perencanaan dan Pengawasan
2.2.1. Tujuan dan Manfaat Perencanaan
Tujuan perencanaan adalah untuk menentukan program-program dan
penemuan-penemuan sekarang yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan datang.
Manfaat penting adanya perencanaan yang baik dalam suatu perusahaan
adalah:
1. Perencanaan menimbulkan aktivitas-aktivitas yang teratur.
2. Perencanaan membantu kita memvisualisasikan
kemungkinan-kemungkinan pada masa yang akan datang.
3. Perencanaan memberikan dasar untuk pengawasan.
4. Perencanaan merangsang prestasi kerja
2.2.2. Tujuan dan Manfaat Pengawasan
Tujuan utama pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang
tersebut maka pengawasan pada tahap pertama bertujuan agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan instruksi-instruksi yang ditekankan. Tahap berikutnya
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dalam pelaksanaan perencanaan (Munandar, 2001).
Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk
memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun pada waktu-waktu yang akan
datang. Oleh karenanya agar pengawasan itu benar-benar efektif artinya dapat
merealisasikan tujuannya, maka suatu sistem pengawasan setidak-tidaknya harus
dapat dengan segera melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari
rencana pengawasan bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan tetapi
berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut.
Manfaat pengawasan bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Mempersatukan pengertian-pengertian tentang kebijaksanaan dan
prosedur-prosedur.
2. Menemukan penilaian apakah perencanaan telah dilaksanakan secara
efektif
3. Menentukan dan mengukur penyimpangan yang terjadi.
4. Mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan dari standar.
5. Menyegerakan tindakan koreksi yang perlu untuk pencapaian tujuan.
Disamping itu, faktor-faktor yang membuat suatu pengawasan diperlukan
1. Perubahan lingkungan organisasi
Melalui pengawasan dapat dideteksi perubahan-perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa perusahaan.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, semakin memerlukan pengawasan yang lebih
formal dan lebih hati-hati
3. Kesalahan-kesalahan
Pengawasan memungkinkan manajemen mendeteksi kesalahan-kesalahan
para bawahan.
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang
Dengan pengawasan manajer dapat menentukan apakah bawahan telah
melaksanakan tugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya.
(Munandar, 2001).
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan dan Pengawasan
2.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan
Setiap perencanaan baik dalam organisasi manajerial maupun organisasi
bisnis menyusun perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam setiap
perencanaan akan terlihat fungsi dari perencanaan itu sendiri dan juga
faktor-faktor yang turut menentukan dalam menentukan perencanaan.
Davis (dalam Rosmawaty, 2011) menyatakan fungsi perencanaan ini
1. Rencana strategis, menggambarkan fokus bisnis utama perusahaan untuk
jangka panjang.
2. Perencanaan taktis, merupakan rencana-rencana perusahaan yang berskala
lebih kecil yang konsisten dengan rencana strategis.
3. Perencanaan operasional, menyusun metode-metode yang akan segera
digunakan.
4. Perencanaan darurat, merupakan rencana-rencana alternatif yang
dikembangkan untuk menghadapi berbagai kondisi bisnis yang mungkin
terjadi.
Selanjutnya Heckert (dalam Rosmawati, 2011) mengemukakan ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan, yaitu:
1. TujuanPerusahaan
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam menetapkan penyusunan
perencanaan adalah mengeetahui dan mengeksplorasi apa yang menjadi
tujuan perusahaan. tujun perusahaan dimanifestasikan dalam visi dan misi
perusahaan.
2. Kondisi lingkungan ekonomi sosialpolitik
Manajemen haarus mempelajari kondisi perekonomian dan politik dalam
menyusun perencanaan, hal ini berguna untuk peramalan berapa biaya
anggaran yang ditetapkan. Kondisi perekonomian yang mempengaruhi
seperti inflasi, suku bunga, sedangkan kondisi politik seperti suhu politik,
3. SumberDaya
Hal ini mengacu kepada suatu keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai
dengan sumber daya yang tersedia pada perusahaan.
4. TindakanPreventif
Keyakinan bahwa perusahaan dapat mengarahkan atau mengkoordinasikan
atau melaksanakan tindakan-tindakan di masa mendatang, yang
direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan (atau menghindari
kondisi-kondisi yang merintangi kemajuan).
5. Kontinuitas
Suatu pengertian atau pengakuan, bahwa perubahan yang tidak ada
putusnya, dan perkembangan kondisi yang diharapkan, akan
mengharuskan adanya penilaian-penilaian yang berkesinambungan
terhadap tujuan, kendala dan rencana tindakan.
Dari kedua pendapat ahli di atas terlihat bahwa adanya kesinambungan
antara fungsi dari perencanaan dengan faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam melakukan suatu perencanaan. Dalam melaksanakan perencanaan juga
harus diperhatikan ke empat fungsi perencanaan, tentunya dengan prioritas pada
fungsi yang sesuai dengan kondisi organisasi.
2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengawasan
Pengawasan, terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi. Dalam
hal ini para manajer hendaknya mengukur kinerja dibandingkan dengan standar
dicapai sesuai dengan rencana. Dalam hal ini bila terdapat
penyimpangan-penyimpangan maka perlu tindakan segera mungkin sehingga pelaksanaan kerja
atau proses manajemen dapat berjalan sesuai dengan rencana semula. Dipihak lain
mungkin saja penyimpangan tersebut tidak dapat dihindarkan karena secara nyata
justru rencana yang tidak sesuai sehingga bukan penyimpangan yang diperbaiki
tetapi rencanalah yang disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Tujuan utama dari pengawasan sebenarnya adalah agar proses pelaksanaan
manajemen dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
melaksanakan tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Untuk dapat benar-benar merealisir tujuan utama tersebut maka
pengawasan pada tahap pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan intruksi yang telah dikeluarkan dan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan serta kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan
penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya baik
waktu itu maupun waktu yang akan datang.
Pengawasan merupakan kegiatan manajerial yang kontinual. Dengan
mengambil tindakan yang kolektif melalui pengawasan maka dapatlah dinilai
pelaksanaan prinsip efisiensi dan efektivitas yang telah dicapai oleh perusahaan.
Pengawasan terhadap anggaran sangatlah diperlukan oleh pimpinan agar anggaran
yang telah dialokasikan untuk berbagai kegiatan dapat lebih efisien dengan hasil
Selanjutnya Harujitu (2001) menyatkan bahwa komponen dari kegiatan
pengawasan adalah:
1. Menetapkan alat pengukur (standar)
Perusahaan memiliki standar yang dijadikan sebagai tolok ukur kegiatan
pengawasan. Tolok ukur bisa berupa anggaran tahun sebelumnya, ataupun
berdasarkan studi yang dilakukan secara mendalam. Tolok ukur berguna
sebagai alat pengendali perusaahan, yang dipakai tidak saja sebagai
pengawas, namun juga dipergunakan manajemen dalam merealisasikan
anggaran.
2. Mengadakan penilaian (evaluasi)
Evaluasi berupa penilaian antara apa yang telah ditetapkan dalam
perencanaan dengan realisasi yang dilakukan. Evaluasi tidak hanya
menilai terjadi penyimpangan (deviasi), namun juga menelaah mengapa
penyimpangan bisa terjadi.
Pada dasarnya penyimpangan ada dua (dalam Bako, 2009), yakni:
- Favorable deviation, yakni penyimpangan yang justru memberi nilai positif bagi perusahaan, hal ini terjadi karena realisasi anggaran lebih
kecil dari yang dianggarkan sehingga diperoleh efisiensi anggaran.
- Unfavorable deviation, yakni penyimpangan yang terjadi realisasi anggaran melebihi jumlah dari standar yang sudah ditentukan.
3. Mengadakan tindakan perbaikan (koreksi)
Pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan,
dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan, apabila dalam
pelaksanaannya ditemukan penyimpangan maka diadakan tindakan
korektif agar rencana semula sejalan dengan pelaksanaannya.
2.4. Biaya Operasi
2.4.1. Pengertian Biaya Operasi
Biaya operasi merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam
aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan dalam pembentukan laba usaha. Dalam
menjalankan aktivitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan berbagai jenis
biaya diantaranya biaya bahan, upah langsung, dan biaya overhead dimana
ketiganya disebut biaya produksi. Biaya lainnya untuk kelancaran penjualan atau
pemasaran administratif disebut dengan biaya operasi.
Pengertian biaya operasi menurut Halim (1996) adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengan operasional perusahaan yang terdiri dari biaya penjualan dan
biaya administratif dan umum, dimana seluruh biaya ini dibebankan kepada
penghasilan (revenue) di periode biaya tersebut terjadi.
Dari pengertian diatas jelaslah bahwa biaya operasi terdiri dari biaya
penjualan dan administrasi umum. Dengan kata lain, biaya operasi meliputi semua
biaya yang dikeluarkan untuk tujuan operasional perusahaan selain kegiatan
Adapun pengertian biaya penjualan dan biaya administratif umum menurut
Munandar (2001): biaya penjualan (selling expense) adalah semua biaya yang
terjadi serta terdapat di dalam lingkungan bagian penjualan, serta bagian-bagian
lain yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bagian
penjualan. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya administratif adalah semua
biaya yang terjadi serta terdapat dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan
serta biaya-biaya secara keseluruhan.
2.3.2. Elemen-elemen Biaya Operasi
Biaya operasi di dalam perusahaan terbagi atas biaya penjualan dan biaya
administrasi umum. Adapun elemen dari masing-masing biaya operasi adalah
sebagai berikut (Halim, 1996):
1. Biaya penjualan, terdiri dari:
a. Gaji karyawan penjualan
b. Biaya pemeliharaan bagian penjualan
c. Biaya perbaikan bagian penjualan
d. Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan
e. Biaya penyusutan gedung bagian penjualan
f. Biaya listrik bagian penjualan
g. Biaya telepon bagian penjualan
h. Biaya asuransi bagian penjualan
j. Biaya iklan
k. Biaya lain-lainnya
2. Biaya administrasi dan umum, terdiri dari:
a. Gaji karyawan kantor
b. Biaya pemeliharaan kantor
c. Biaya perbaikan kantor
d. Biaya penyusutan peralatan kantor
e. Biaya penyusutan gedung kantor
f. Biaya listrik kantor
g. Biaya telepon kantor
h. Biaya asuransi kantor
i. Biaya perlengkapan kantor
j. Biaya lain-lainnya
2.3.3. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasi
Penyusunan anggaran berhubungan erat dengan peran departemen
anggaran dan komite anggaran. Departemen anggaran adalah departemen yang
bertugas mengadministrasikan aliran informasi system pengendalian melalui
anggaran.
Fungsi departemen anggaran menurut Supriono (2000) :
2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan setiap asumsi-asumsi dasar yang
dikeluarkan kantor pusat untuk digunakan dalam menyusun anggaran.
3. Menjamin bahwa informasi dikomunikasikan secara wajar di antara
unit-unit organisasi yang saling berhubungan.
4. Membantu pusat-pusat pertanggungjawaban di dalam menyusun anggaran.
5. Menganalisis usulan anggaran dan membuat rekomendasi, pertama pada
penyusun anggaran dan selanjutnya kepada manajemen puncak.
6. Menganalisis laporan prestasi sesungguhnya dibandingkan anggarannya,
menginterpretasikan hasil-hasilnya, dan menyiapkan laporan ringkas untuk
manajemen puncak.
7. Mengadministrasikan proses pengubahan atau penyesuaian anggaran
selama tahun yang bersangkutan.
8. Mengkoordinasikan dan secara fungsional mengendalikan pekerjaan
departemen anggaran di eselon bawah.
Komisi anggaran adalah komisi yang dibentuk oleh manajemen puncak
untuk mengkoordinasikan proses manajemen dalam penyusunan anggaran.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan anggaran menurut
Gudono (1993) adalah sebagai berikut :
1. Manajemen puncak mengirim prinsip-prinsip penyusunan anggaran
(termasuk tujuan umum perusahaan) ke masing-masing bagian serta
membentuk komite anggaran, jika belum memiliki komite.
2. Masing-masing bagian menyusun anggaran operasional (rencana laba)
Masing-masing manajer terlibat menerima anggaran penjualan untuk
dijadikan dasar penyusunan anggaran operasionalnya sendiri. Konsultasi
dengan komite anggaran atau manajemen yang lebih tinggi sering
dilakukan pada tahap ini.
3. Negosiasi antar bagian dan komunikasi dengan pihak atasan.
4. Koordinasi dan pembahasan kembali terhadap rancangan anggaran yang
diajukan masing-masing departemen oleh komite anggaran. Beberapa
revisi mungkin dilakukan supaya terjadi keharmonisan antara anggaran
dari departemen yang satu dengan anggaran dari departemen lain.
Konsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat dilakukan untuk membahas
revisi itu.
5. Persetujuan akhir dari manajemen puncak. Anggaran induk kemudian
dibagi-bagikan ke setiap departemen.
2.4. Pengawasan Biaya Operasi
Sistem pengawasan yang paling efektif dipergunakan oleh suatu
perusahaan adalah melalui sistem pengawasan intern atau yang lebih dikenal
dengan Struktur Pengendalian Intern.
Di dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (2001) Struktur
Pengendalian Intern didefenisikan sebagai satuan usaha terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan (assurance) memadai
Tujuan dilakukannya struktur pengendalian intern adalah :
1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
2. Mencek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Struktur pengendalian intern ini terdiri dari tiga unsur pokok yaitu :
1. Lingkungan pengendalian.
2. Penaksiran resiko
3. Prosedur pengendalian.
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan pengaruh gabungan dari berbagai
faktor dalam membentuk, memperkuat atau merupakan efektivitas kebijakan dan
prosedur tertentu. Contohnya: di dalam pengeluaran biaya operasi, pelaksaan
pekerjaannya harus sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik
dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian suatu perusahaan.
Efektivitas sistem akuntansi dan prosedur pengendalian sangat ditentukan oleh
Sistem Akuntansi
Dalam hal ini sistem dianggap sebagai suatu jaringan prosedur yang saling
berkaitan yang dapat dilambangkan sesuai dengan kerangka yang saling
berintegrasi untuk melaksanakan kegiatan perusahaan seluruhnya. Sistem
akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan,
menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu kesatuan usaha tersebut.
Sistem akuntansi dapat dipakai sebagai alat untuk menyusun informasi dan data
sehingga dpat mengawasi harta kekayaan perusahaan. Sistem akuntansi yang baik
dapat mengarahkan pencatatan sistematis, terinci dan sekaligus sangat berguna di
dalam penyusunan anggaran.
Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko merupakan identifikasi dan analisa terhadap resiko yang
relevan untuk mencapai tujuanya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana resiko harus dikelola.
Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan
terhadap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah diciptakan
oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu
satuan usaha akan tercapai. Prosedur merupakan rangkaian tindakan operasional
administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau
beberapa departemen yang melembaga guna menjalin pelaksanaan yang seragam
Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
meliputi sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk
mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas.
Komunikasi meliputi luasnya pemahaman personil tentang bagaimana aktivitas
mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan
orang lain.
Pemantauan
Pemantauan merupakan proses penetapan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini
dilaksanakan melalui aktivitas pemantauan terus menerus, evaluasi secara terpisah
atau kombinasi diantara keduanya.
Dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan perlu adanya struktur
organisasi yang menggambarkan dengan jelas tugas, wewenang, dan tanggung
jawab masing-masing bagian sehingga kemungkinan yang dapat merugikan
perusahaan dapat dielakkan ataupun dibatasi seminimal mungkin.
Pengawasan terhadap biaya operasional tidak akan berjalan dengan baik
tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih dahulu. Untuk
mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional perlu
1. Pengeluaran atau biaya harus hanya diperkenankan atas dasar persetujuan
yang diberikan oleh pejabat yang berwenang, dan sebelumnya pengeluaran
tersebut memang benar-benar diperlukan.
2. Pengeluaran atau biaya yang terjadi merupakan tugas pengawasan kepada
mereka yang diberikan wewenang.
2.4.1. Teknik Pengawasan Biaya Operasi
Dalam melaksanakan pengawasan biaya operasi, dapat digunakan teknik
pengawasan sebagai berikut (Munandar, 2001):
2.4.1.1. Pengawasan dengan menggunakan anggaran
Jika anggaran dipakai sebagai alat pengawasan biaya operasi, maka pada
awal periode ditentukan anggaran biaya untuk setiap jenis biaya yang
didistribusikan untuk setiap bagian dari department yang merupakan fungsional.
Pengawasan membutuhkan suatu alat pengukur untuk keseluruhan
organisasi, dalam hal ini anggaran mempunyai peranan sebagai alat pengukur atas
pelaksanaan yang sesungguhnya. Informasi yang diberikan melalui anggaran
ditujukan kepada pimpinan dalam bentuk laporan yang disusun sedemikian rupa
sehingga akan jelas terlihat apabila terdapat hal-hal yang memerlukan perbaikan
segera.
Penyimpangan yang bersifat merugikan serta dapat dikenndalikan harus
segera dilakukan tindakan perbaikan sedangkan yang bersifat menguntungkan jika
dijadikan dasar untuk perencanaan dan pengawasan yang lebih baik di masa yang
akan datang.
Analisa yang dilakukan terhadap penyimpangan perlu dilakukan karena
tidak ada gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baik tanpa
melakukan tindakan perbaikan terhadap keadaan tersebut. Namun demikian, hal
ini tidak berarti bahwa hal-hal yang telah sesuai dengan anggaran dapat diabaikan
oleh pimpinan tetapi harus waspada terhadap adanya kemungkinan yang disengaja
untuk menutupi kesalahan atau kekurangan yang sebenarnya ada. Dengan
demikian jelaslah bahwa anggaran perusahaan merupakan alat yang penting bagi
pimpinan untuk melakukan pengawasan atau pelaksanaan agar sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Anggaran merupakan suatu rencana untuk masa yang akan datang,
sedangkan keadaan di masa yang akan datang diliputi oleh ketidakpastian, selalu
terjadi perubahan baik yang disebabkan oleh faktor intern maupun faktor ekstern
perusahaan. agar anggaran sebagai alat pengawasan dapat berhasil guna maka
sebaliknya dilakukan perbandingan antara realisasi dengan anggaran secara teratur
dan terus menerus dicatat di dalam laporan pelaksanaan atau laporan realisasi
anggaran.
Anggaran mempunyai peranan penting untuk fungsi pengawasan biaya
operasi, yaitu sebagai alat pengukur bagi pelaksanaan dari rencana yang telah
realisasi anggaran dilakukan analisa untuk mengetahui sebab-sebabnya dan
menjadi dasar untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang perlu.
Jelaslah anggaran merupakan salah satu teknik yang penting didalam
melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan agar
tidak terjadi penyimpangan yang merugikan perusahaan.
2.4.1.2. Pengawasan dengan menggunakan standar
Teknik lain untuk mengawasi biaya operasi adalah dengan menggunakan
standar. Tujuan pemakaian standar disini adalah untuk lebih meningkatkan
efisiensi kegiatan dengan cara mengaitkan antara prestasi dari kegiatan dengan
biaya yang terjadi. Melakukan pengawasan berarti tindakan untuk menentapkan
apakah semua rencana yang telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Untuk
mengetahui apakah semua rencana telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan
apakah ada penyimpangan maka kita memerlukan suatu tolok ukur. Yang menjadi
tolok ukur biaya operasi dalam standar ini adalah membandingkan biaya standar
dengan biaya aktual. Biaya standar mencerminkan biaya yang seharusnya terjadi
yang ditentukan untuk setiap elemen biaya dan pada setiap department. Biaya
standar tersebut akan dapat dipakai sebagai alat pengawasan biaya dan menilai
prestasi pelaksanaan dengan baik.
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan terlebih dahulu besarnya
berdasarkan penelitian yang seksama. Biaya standar menunjukkan berapa besar
biaya yang seharusnya terjadi dalam operasi normal dan berdaya guna sehingga
ini merupakan target yang dituju dan juga merupakan patokan yang dapat dipakai
untuk mengukur dan menilai biaya sesungguhnya.
Pada setiap periode akuntansi, biaya sesungguhnya dibandingkan dengan
biaya standar sehingga dapat dilakukan pengendalian biaya dan penilaian prestasi
dengan jalan menentukan efisiensi setiap elemen biaya pada setiap department.
Penentuan besarnya selisih biaya yang timbul akan menunjukkan elemen biaya
apa pada department mana dan tanggung-jawan siapa selisih biaya tersebut.
Saldo debet dalam rekening selisih berarti bahwa biaya aktual lebih besar
dari biaya standar. Hal ini disebut juga dengan selisih yang merugikan. Sebaliknya
bila rekening selisih bersaldo kredit berarti biaya aktual lebih kecil dari biaya
standar. Hal ini disebut dengan selisih yang menguntungkan.
Cara penyusunan anggaran yang paling baik adalah penyusunan anggaran
berdasarkan biaya standar karena seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa
biaya standar ditetapkan melalui pendekatan secara ilmiah yang didahului dengan
analisa dan penelitian yang diteliti sehingga memungkinkan untuk mengadakan
perencanaan dan pengawasan dengan sebaik-baiknya.
Dengan menggunakan anggaran dan biaya standar secara bersamaan maka
biaya standar akan menjadi kerangka pendukung yang akurat bagi tersusunnya
2.4.2. Prosedur Pengeluaran Biaya Operasi
Walaupun anggaran biaya operasi telah disusun dengan baik, namun tanpa
adanya suatu prosedur terhadap penggunaan biaya operasi yang baik maka
anggaran tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Sistem otorisasi dan prosedur pembukuan merupakan alat bai seorang
pemimpin untuk melakukan tindakan pengawasan terhadap jalannya kegiatan
operasi serta transaksi-transaksi yang terjadi. Pengelompokkan data akuntansi
dilakukan melalui cara perkiraan yang bertujuan mempermudah penyusunan
laporan keuangan. Sistem perkiraan harus dapat menggambarkan secara terperinci
mengenai harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya. Hal ini berguna bagi
pemimpin dalam melakukan pengawasan terhadapa kegiatan operasi perusahaan.
Anggaran yang digunakan sebagai pedoman dalam pengeluaran biaya
operasi dalam pelaksanaannya harus menempuh suatu prosedur tertentu yang
sesuai dengan perusahaan. pengawasan operasi dan transaksi dapat dilakukan
melalui jalur-jalur yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk setiap kegiatan
perusahaan. dalam setiap prosedur digunakan dokumen yang merupakan bukti
terjadinya transaksi yang telah diotorisasikan oleh yang berwenang untuk
selanjutnya digunakan sebagai dasar pencatatan.
Setelah membuat rencana berdasarkan anggaran dan biaya standar maka
semua penyimpangan biaya dari rencana yang kiranya penting bagi manajemen
harus dicatat dan dicantumkan dalam laporan realisasinya. Laporan ini harus
persoalannya dan segera membuat keputusan mengenai tindakan koreksi yang
harus diambil.
Oleh karena itu, laporan harus memperlihatkan dengan jelas apa yang
menjadi sebab dari penyimpangan dan siapa yang bertanggung-jawab atas
penyimpangan tersebut dan juga siapa yang harus melakukan tindakan untuk
memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
Laporan realisasi anggaran adalah suatu laporan yang memuat
angka-angka menurut anggaran yang diperbandingkan dengan angka-angka-angka-angka realisasi atau
menurut catatan akuntansi. Tujuan laporan tersebut adalah untuk mengetahui
penyebab terjadinya penyimpangan baik yang bersifat positif maupun yang
bersifat negatif sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil tindakan koreksi
yang perlu.
2.4.2.1. Bentuk Anggaran Biaya Penjualan
Tidak ada bentuk standar yang harus digunakan oleh suatu perusahaan,
jika akan menyusun suatu anggaran. Ini berarti perusahaan mempunyai kebebasan
untuk menentukan bentuk suatu format yang sesuai dengan keadaan perusahaan
masing-masing. Demikian pula halnya dengan anggaran biaya penjualan.
Tabel 2.1. Anggaran Biaya Penjualan pada 31 Desember 1999
Uraian Kuartal Tahun
1 2 3 4
Rencana penjualan dalam unit Biaya pemasaran per unit Total Biaya Variabel Biaya penjualan tetap : Gaji Diikhtisarkan dari Hansen dan Mowen (2002)
Dalam bidang perencanaan, dengan disusunnya anggaran biaya penjualan,
maka perusahaan dihadapkan pada keharusan untuk merencanakan secara
terperinci biaya-biaya yang akan dikeluarkan yang nantinya akan dijadikan
sebagai pedoman dalam pelaksanaannya. Biaya penjualan ini disebut juga dengan
biaya variabel, yakni biaya-biaya yang selalu berubah secara proporsional
(sebanding) sesuai dengan perbandingan volume kegiatan perusahaan atau
cenderung berubah sesuai dengan penjualan. Biaya variable ini dibebankan pada
pendapatan yang dihasilkan selama periode tersebut. Di lain pihak anggaran biaya
penjualan dapat dipakai sebagai alat koordinasi biaya penjualan. Semua petugas,
baik pengawas penjualan maupun tenaga salesman dapat bekerja sama untuk
2.4.2.2. Bentuk Anggaran Biaya Administrasi dan Umum
Penyediaan anggaran tidak mempunyai bentuk standar tertentu, karena
kegunaan anggaran adalah untuk kepentingan intern perusahaan, jadi penyediaan
dan bentuk anggaran setiap perusahaan akan berbeda. Hal ini dipengaruhi besar
kecilnya perusahaan, kondisi ekonomi, aspek teknis terhadap pembiayaan dan
sebagainya. Sebagaimana halnya dengan anggaran-anggaran yang lain, anggaran
biaya administrasi dan umum ini juga tidak mempunyai bentuk standar. Sebagai
ilustrasi pada halaman berikut ini merupakan contoh anggaran biaya administrasi
dan umum.
Tabel 2.2. Anggaran Biaya Administrasi dan Umum untuk pada 31 Desember 1999
Uraian Kuartal Tahun
1 2 3 4 Diikhtisarkan dari Hansen dan Mowen (2002)
Anggaran biaya administrasi dan umum merupakan rencana biaya-biaya
yang relative tetap selama periode yang akan dating. Biaya ini disebut juga
dengan biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya volume kegiatan perusahaan. Biaya administrasi dan umum ini
menunjukkan biaya tetap perusahaan selama suatu periode tertentu. Biaya-biaya
organisasi perusahaan. Oleh karena itu biaya ini akan terus terjadi sejak
perusahaan memulai operasinya sampai perusahaan berdiri.
Untuk menyusun anggaran biaya ini perlu ditabulasi jenis-jenis biaya
administrasi dan umum yang terjadi pada periode sebelumnya, berapa jumlahnya
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual yang dijadikan landasan berpikir dalam geladikarya
ini dijabarkan dalam gambar berikut:
Berdasarkan Gambar 3-1 diatas, maka uraian kerangka konseptual dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang permasalahan bermula dari pengamatan (observasi) dan pre
wawancara dengan manajemen Pabrik Kelapa Sawit Tg Seumantoh, NAD
guna mendapatkan deskripsi latar belakang permasalahan yang terjadi
berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan di perusahaan.
2. Seluruh biaya operasional yang terjadi di PKS Tg Seumantoh sudah
berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan pada tahun sebelumnya.
3. Ditemukan fakta di lapangan (das sein) bahwasanya perencanaan
keuangan disusun oleh manajemen PKS Tg Seumantoh, NAD. Dimana
proses ini dimulai di akhir-akhir tahun fiskal. Penyusunan anggaran
berdasarkan kebutuhan setiap department yang ada di PKS Tg Seumantoh,
NAD yang kemudian diulas dan direview lagi di PTPN I Langsa.
4. Fakta berikutnya adalah fungsi realisasi dan pengawasan berada pada satu
divisi / department, yakni Kepala Tata Usaha. Hal ini membuat fungsi
kontrol terhadap realisasi anggaran biaya operasional tidak terjadi
sebagaimana mestinya.
5. Secara teoritis (das solen) fungsi pelaksana dan pengawasan berada pada
pihak yang berbeda, sehingga fungsi check and control dapat berjalan
dengan baik.
6. Hal ini yang ingin penulis lakukan untuk meneliti dan mendapatkan bukti
fungsi pengawasan terhadap biaya operasional di PKS Tg Seumantoh,
NAD.
7. Hasil dari penelitian ini pada akhirnya adalah perumusan strategi
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan biaya operasional guna
menghindari penyelewengan-penyelewengan ataupu penyalahgunaan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan di Pabrik
Kelapa Sawit Tg Seumantoh, Nangroe Aceh Darussalam ini merupakan penelitian
deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya biaya operasional dan produksi perusahaan. Selanjutnya merumuskan
rekomendasi yang efektif untuk digunakan dalam penanggulangan masalah
tersebut di atas.
4.2. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer berupa hasil-hasil pengamatan maupun pengukuran langsung di workshop perusahaan PKS Tg Seumantoh, NAD, Pengumpulan data primer dilakukan
dengan mengggunakan metode observasi langsung di mana alat bantu yang
digunakan adalah berupa check list, form dan alat – alat ukur. Di samping itu juga dilakukan proses gugah pikir (brainstorming) dan wawancara untuk pengecekan silang (cross check), khususnya dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab tingginya biaya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari semua dokumen yang
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah total dari semua objek atau individu yang akan
diteliti dengan memiliki karakteristik tertentu jelas dan lengkap. Sementara
sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan di PTP N I
Tg Seumantoh, sedangkan sampelnya adalah jumlah tahun (time series) Laporan Keuangan Tahun 2010.
4.4. Sumber Data
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data ini diperoleh dengan menggunakan peninjauan langsung ke objek
penelitian dimana untuk mengumpulkan data penulis melakukan teknik
wawancara dan observasi, yaitu data mengenai anggaran biaya operasional
perusahaan yang ada pada perusahaan dan data-data yang dibutuhkan
penulis dari perusahaan.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh dari berbagai
literature yang ada dan relevansinya dengan objek yang dibahas.
4.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
Yakni dengan mengadakan wawancara langsung dengan manajemen yang
memiliki wewenang dalam hal pemberian informasi akuntansi dan
keuangan di PKS Tg Seumantoh
2. Observasi
Yakni dengan melaksanakan pengamatan langsung terhadap kegiatan
pencatatan yang dilakukan berkaitan dengan fenomen yang diteliti.
Observasi dilakukan untuk menguatkan bukti-bukti yang diperoleh melalui
wawancara, dimana penulis ingin mendapatkan gejala, fenomena dan
perilaku wajar apa adanya melalui observasi, baik secara langsung maupun
partisipan. Adapun objek observasi penelitian ini adalah:
- Suasana di lingkungan PKS Tj Seumantoh
- Fenomena dalam hal pengawasan penganggaran keuangan
- Perilaku-perilaku pihak yang terkait dalam penelitian
3. Studi Literatur
Yakni dengan menggunakan teori penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan serta biaya operasional.
4. Studi Dokumentasi
Yakni mengumpulkan data-data yang tersedia kemudian dibandingkan
4.6. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mencdapatkan jawaban atas permasalahan
yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun analisa data yang penulis pergunakan
adalah:
1. Metode Exploratory.
Bertujuan untuk menelaah dan mendapatkan pandangan terhadap situasi
masalah yang dihadapi penulis. Penulis menggunakan metode ini untuk
merumuskan masalah secara lebih pasti. Guna mendapatkan data, penulis
menggunakan teknik wawancara, dan observasi.
Pada penelitian ini, metode exploratory penulis gunakan untuk mendapatkan data-data awal penelitian yang kemudian dijabarkan guna
mendapatkan apa rumusan permasalahan yang terjadi di perusahaan
(Scapens dalam Suharman, 2009).
2. Metode Conclusive.
Bertujuan membantu penulis dalam membuat keputusan (decision making) untuk menentukan evaluasi dan memilih tindakan terbaik yang diperlukan
pada penelitian ini. Conclusive terbagi dua menjadi deskriptif dan kausal. a. Deskriptif berarti menjabarkan profil masalah secara lengkap. Dalam
hal ini, penulis akan menjabarkan hasil penelitian berupa:
- Data-data laporan keuangan yang menunjukkan adanya varian
dalam pelaksanaan anggaran keuangan.
- Hasil wawancara dan observasi terkait dengan penganggaran,
b. Sedangkan kausal mencari hubungan sebab akibat dalam
permasalahan yang penulis lakukan. Dalam hal ini, penulis akan
membandingkan hasil temuan dengan teori yang ada, jurnal ataupun
hasil penelitian sebelumnya agar diperoleh kesimpulan dan
rekomendasi penelitian (Scapens dalam Suharman, 2009).
4.6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PKS Tg Seumantoh, NAD. Sedangkan waktu
penelitian adalah dimulai dari awal Desember 2011 sampai dengan tanggal 15
BAB V
GAMBARAN PERUSAHAAN
5.1. Deskripsi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara – I (Persero) merupakan satu-satunya BUMN
Perkebunan yang berdomisili di Nanggroe Aceh Darussalam. PT. Perkebunan
Nusantara I (Persero) adalah Perusahaan milik negara yang berbentuk Perseroan
dan terletak di Nanggroe Aceh Darussalam serta memiliki 4 unit fasilitas pabrik
karet dan 3 unit pabrik kelapa sawit dan 1 unit pabrik inti sawit.
PKS Tanjung Seumantoh merupakan salah satu unit pabrik kelapa sawit
yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara I dalam menunjang hasil produksi
dan hasil pengolahan minyak sawit dengan kualitas yang baik sehingga dapat
bersaing di pasar internasional. Ini semua tidak terlepas dari sumber daya manusia
dan sumber daya alam dalam mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi. PKS
Tanjung Seumantoh dibuka dan diresmikan pada tanggal 19 Februari 1980. Pada
saat ini, kapasitas terpasang PKS adalah 60 ton TBS/jam dan dipakai untuk
mengolah TBS sendiri dan TBS Pihak III/pembelian serta titip olah. PKS Tanjung
Seumantoh merupakan suatu daerah strategis yang terletak di wilayah kawasan
Kuala Simpang – Aceh Tamiang.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tg. Seumantoh didirikan pada tahun 1978
yang terletak di Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang yang berjarak
dari Kota Kuala Simpang 12 km dan dari Kantor Pusat PTP Nusantara I (Persero)
mewujudkan program pemerintah di bidang industri hilir, pada tahun 1987
dibangun areal PKS Tg. Seumantoh 1 unitPabrik Inti Sawit dengan Kapasitas
Olah terpasang 50 ton Inti Sawit perhari yang menghasilkan Palm Kernel Oil
(PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM).
5.2. Visi dan Misi Perusahaan
Saat ini perusahaan memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi:
Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dan mampu memberikan
kesejahteraan bagi stakeholder serta kontribusi yang optimal kepada Negara.
Misi:
1. Mengolah dua komoditi yaitu kelapa sawit dan karet secara efisien dan
ekonomis berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
2. Meningkatkan value creation untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara berkesinambungan.
3. Meningkatkan pengolahan budidaya kelapa sawit dan karet dengan
menggunakan teknologi tepat guna
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan kepuasan pelanggan
5.3. Struktur Organisasi
Irwanto Manager
Firdaus Maskep
Mariadi R. Ka. Tata Usaha
Sukarman Ka. Pengolahan
T. Herwin Ka. Pengolahan
Abadi N. Ka. Pengolahan
Amir Syarifuddin Ka. Teknik
Kantor Keamanan Pengolahan
Shift I
Pengolahan Shift II
Pengolahan Shift III
Laboratorium Lapangan Bengkel Sipil Bengkel Umum Bengkel Listrik
Gambar 5-1: Struktur Organisasi PKS Tg Seumantoh, NAD
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBASAHAN
6.1. Analisis Hasil Penelitian 6.1.1. Penganggaran
Bagi perusahaan yang membutuhkan sistem dan prosedur anggaran, maka
semakin besar dan semakin kompleks suatu organisasi perusahaan, maka semakin
terasa kebutuhan sistem dan prosedur anggaran. Dengan adanya sistem dan
prosedur anggaran, berarti akan dapat menciptakan dan memelihara pedoman dan
program anggaran, sehingga mekanisme anggaran terlaksana dengan baik.
Kemudian dengan adanya pedoman anggaran, maka segera dapat dilakukan
sistem pengendalian pada setiap akhir periode atau akhir dari bagian aggaran itu.
6.1.1.1. Penyusunan Anggaran
Untuk mempersiapkan anggaran biaya operasi suatu perusahaan, maka
semua bagian departmen organisasi perusahaan yang berhubungan dengan biaya
operasional perlu dilibatkan untuk menyesuaikan tujuan khusus masingmasing
bagian dengan tujuan utama perusahaan. Pada kebanyakan perusahaan,
penyusunan penganggaran selalu dibentuk dalam tim dan diketuai oleh bagian
pembelanjaan. Adapun mekanisme dan prosedural penggaran yang berlaku di
PTPN I (sebagai induk usaha dari PKS Tg Seumantoh) tertuang dalam rencana
kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) meliputi:
1. Anggaran Perusahaan (PTPN I)
Bagi perusahaan perkebunan BUMN jadwal penyampaian/penyelesaian
anggaran ditetapkan oleh Kementerian BUMN yaitu selambat-lambatnya tanggal
1 (satu) Oktober pada tahun penyusunan. Agar jadwal yang ditetapkan dapat
dipenuhi, perusahaan mengeluarkan Surat Edaran (SE) berkenaan dengan tahapan
dan jadwal penyusunan.
6.1.1.2. Prosedur Penyusunan Anggaran
Anggaran perusahaan disusun dengan berpedoman kepada Buku Pedoman
Penyusunan Anggaran yang dikeluarkan oleh Kementerian BUMN. Dengan
mengacu pada Pedoman Penyusunan Anggaran dari Kementerian BUMN,
perusahaan membuat Pedoman Anggaran Perusahaan yang memuat
petunjuk-petunjuk tehnik lapangan, pabrikasi, tehnik dan biaya. Berdasarkan Pedoman
Anggaran Perusahaan, Kebun/Dinas/Kantor Direksi menyusun anggarannya
masing-masing:
- Anggaran Perusahaan merupakan himpunan anggaran
Pabrik/Dinas/Kantor Direksi, termasuk anggaran lain yang tidak dibuat
oleh Pabrik/Dinas maupun bagian seperti Neraca, Rugi-Laba, Arus
Kas, Sumber dan Penggunaan Dana.
- Anggaran Pabrik merupakan himpunan anggaran pengolahan produk,
operasional pabrik, termasuk di dalamnya Anggaran Kantor Direksi
yang merupakan himpunan anggaran bagian-bagian
(department-department yang ada)
Proses penyusunan RKAP berdasarkan materi-materi RKAP di perusahaan
Gambar 6-1: Prosedur dan Materi RKAP PKS Tg Seumantoh
6.1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Penyusunan Anggaran
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa ada 5 (lima) faktor yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan anggaran. Hasil observasi dan wawancara yang
penulis lakukan dengan manajemen PKS Tg Seuamantoh, NAD adalah sebagai
berikut:
ANGGARAN PERUSAHAAN (PTPN I)
PEMBAHASAN ANGGARAN PERUSAHAAN DENGAN DEWAN KOMISARIS
PEMBAHASAN ANGGARAN PERUSAHAAN+ REKOMENDASI DEKOM DENGAN TIM DEP. BUMN + DEPKEU (Pra RUPS)
RISALAH RUPS
SURAT KEPUTUSAN MENTERI BUMN
Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan yang termaktub dalam visi dan misi perusahaan. salah
satu misi perusahaan mengolah produk komoditi secara efisien dan ekonomis.
Efisien dalam arti bahwa penggunaan biaya, alat dan sumber daya dengan tepat
guna, sesuai rencana namun tidak menimbulkan biaya yang melebihi dari standar
perusahaan. pihak manajemen menyatakan bahwa dalam penyusunan anggaran
selalu berpatok kepada prinsip-prinsip yang menjadi tujuan perusahaan, seperti
efisiensi, ekonomis dan dilaksanakan dengan transparan (good corporate governance).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor tujuan perusahaan bukan
penyebab terjadinya in-accuration anggaran pada PKS Tg Seumantoh. Kondisi lingkungan ekonomi sosial politik
Pengamatan kondisi lingkungan ekonomi sosial dan politik sangat
berpengaruh di NAD. Apalagi kondisi keamanan di NAD yang masih belum
membaik. Konflik-konflik kecil masih sering terjadi di NAD, tidak terlepas di
Aceh Tamiang. Manajemen menyatakan bahwa situasi kondisi perpolitikan di
NAD adalah sesuatu yang sulit untuk diprediksi. Meskipun kontak senjata secara
terbuka sudah tidak ada, namun pergesekan-pergesekan internal organisasi (baik
pemerintah maupun GAM) terkadang berdampak serius kepada masyarakat.
Hasil penelitian juga ditemukan bahwa terjadinya varian realisasi anggaran
karena manajemen yang melesat dalam memperkirakan inflasi. Inflasi secara tidak
langsung berkaitan dengan situasi keamanan di NAD, terlebih saat ini NAD akan
Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan turut mengakibatkan
terjadinya in-accuration anggaran pada PKS Tg Seumantoh. Sumber daya
Masalah sumber daya merupakan hal yang pelik bagi manajemen dalam
menentukan penganggaran. Sumber daya berkaitan dengan energi, SDM dan
mesin. Pada dasarnya PKS Tg Seumantoh memiliki sumber daya yang bisa
dikatakan cukup dan handal, namun kendala yang sering dihadapi adalah
permasalahan realisasi anggaran. Sering terjadi melesetnya pelaksanaan angaran
untuk sumber daya, seperti untuk SDM, dimana kenaikan upah dari pemerintah
lebih atau kurang dari yang dianggarkan sebelumnya. Ataupun pemeliharaan
mesin yang tidak optimal dikarenakan seringnya pencairan dana yang telat,
sehingga alokasi biaya perawatan mesin yang dijadwalkan sebelum masa produksi
puncak sering tidak terealisasi.
Permasalahan sering terjadi ketika anggaran disusun diakhir tahun
seolah-olah dana anggaran dapat dikucurkan sesuai bulan berjalan tahun depan sesuai
rencana anggaran. Ternyata pada realisasinya dana tidak dapat dikucurkan pada
awal-awal bulan Januari s.d pertengahan tahun. Sementara bila melihat grafik
produksi, produksi puncak terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober.
Sedangkan bulan-bulan lainnya produksi relative rendah. Jadi ketika produksi
rendah seharusnya perawatan bisa dilakukan, namun dana tidak ada. Ketika dana
turun, kondisi produksi puncak, sehingga energy pekerja terfokus pada produksi
Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor sumber daya turut mengakibatkan
terjadinya in-accuration anggaran pada PKS Tg Seumantoh. Tindakan preventif
Sebagai pelaksana perusahaan Negara, PKS Tg Seumantoh sering
berhadapan terhadap peliknya birokrasi yang terjadi di PTPN 1, hal ini yang
sering membuat manajemen PKS Tg Seumantoh kaku dalam pelaksanaan
kebijakan dan susah untuk mengambil inisiatif jika terjadi permasalahan yang
mereka hadapi, karena segala sesuatunya harus merunuk kepada kebijakan yang
sudah ditetapkan dari pusat. Seringkali jika terjadi pembengkakan pelaksanaan
anggaran, manajemen tidak dapat mencari solusi lain kecuali berpaku kepada
kebijakan yang sudah ada.
Hal ini bisa disimpulkan bahwa faktor preventif pada PKS Tg Seumantoh
turut berperan terhadap terjadinya in-accuration anggaran. Kontinuitas
Kelangsungan hidup perusahaan ataupun penetapan jangka panjang tujuan
perusahaan merupakan hal yang menjadi faktor penting bagi manajemen dalam
menyusun perencanaan anggaran. Perencanaan dilakukan berdasarkan peramalan
terhadap perkembangan bisnis hingga 5 tahun mendatang, sehingga manajemen
sadar dan tanggap terhadap pentingnya merancang perencanaan berdasarkan
kontinuitas perusahaan.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor kontinuitas bukan penyebab